KEMAMPUAN MENULIS CERITA FABEL DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMPN 6 SINGARAJA: SEBUAH KAJIAN STRUKTUR GRAMATIKAL.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEMAMPUAN MENULIS CERITA FABEL DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMPN 6 SINGARAJA: SEBUAH KAJIAN STRUKTUR GRAMATIKAL."

Transkripsi

1 KEMAMPUAN MENULIS CERITA FABEL DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMPN 6 SINGARAJA: SEBUAH KAJIAN STRUKTUR GRAMATIKAL. I Wyn Sudiasa 1, I Wyn Rasna 2, Md Sri Indriani 3. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia {w.sidiasa@yahoo.ac.id, wayanrasna@ymail.com, sriindriani6161@yahoo.com}@undiksha.ac.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan kemampuan menulis teks cerita fabel siswa kelas VIII SMPN 6 Singaraja dalam pembelajaran bahasa Indonesia ditinjau dari struktur gramatikal: morfologi dan sintaksis, (2) mendeskripsikan kendala-kendala yang dihadapi oleh siswa kelas VIII SMPN 6 Singaraja dalam menulis teks cerita fabel pada pembelajaran bahasa Indonesia. Dalam mencapai tujuan itu, peneliti menggunakan rancangan deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Singaraja. Pengumpulan data menggunakan metod tes dan wawancara. Data yang diperoleh dianalisis dengan deskriptif kualitatif yang meliputi tiga tahap, yaitu 1) reduksi data, penyajian data, dan penyimpulan. Hasil analisis menunjukkan bahwa penulisan cerita fabel yang ditinjau dari, (a) unsur morfologi tergolong baik sekali dengan pemerolehan rata-rata skor 90. (b) unsur sintaksis dalam kategori sangat baik dengan pemerolehan rata-rata skor 99,48, 1) kendala-kendala yang dihadapi saat penulisan kembali cerita fabel yang diungkapkan beragam. Seperti pemilihan kata dan pembentukan kalimat yang sesuai. Selain kendala di atas kendala lain yang dihadapi oleh siswa antara lain sulit menentukan alur cerita dan memberikan tanda baca. Kata Kunci: cerita fabel, morfologi, sintaksis ABSTRACT This research aims to (1) describe the ability to write text fable of grade viii students learning Bahasa in terms of grammatical structure: morphology and syntax.,(2) describe the obstacles which are faced by the students of grade viii SMPN 6 Singaraja at write text fable toward in learning Bahasa. In attain to that goal, researcher uses quantitative descriptive design. Subject of this research is students in SMPN 6 singaraja. Data were collected by using test method and interview. Data were analyzed with descriptive quantitative includes three stages namely 1) data reduction, data presentation, and process of drawing a conclusion. The results of analysis show that process of writing fable in terms of (a) morphological element is categorized as good morphological elements quite well once the acquisition of the average score 90. (b) syntactic element in the excellent category with the acquisition of an average score ) obstacles which is faced when re-writing fable which were dictated diverse. Such as the choice of word and the establishment of an appropriate sentence. In addition to the above constraints other faced students as between the other determines the storyline and gives punctuation. Keywords: fable,morphology, syntax

2 PENDAHULUAN Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS) pendidikan sangat berperan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) untuk mampu berkompetisi. Pendidikan Bahasa Indonesia merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang digunakan untuk mewujudkan tujuan pembelajaran. Dalam pengajaran bahasa di sekolah, ada empat aspek keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa, yaitu ketrampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keraf (2001) menyatakan keempat keterampilan ini mempunyai hubungan erat karena pada dasarnya keempat keterampilan ini merupakan satu-kesatuan. Seseorang dikatakan terampil berbahasa apabila terampil menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. Oleh karena itu, keempat keterampilan tersebut harus dikuasai dengan baik karena bahasa merupakan alat bagi manusia untuk saling berhubungan (berkomunikasi), saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain, dan untuk meningkatkan kemampuan intelektual. Berdasarkan aktivitas menggunakan, kemampuan berbicara dan kemampuan menulis adalah kemampuan produktif, sedangkan kemampuan membaca dan kemampuan mendengarkan adalah kemampuan reseptif (Keraf, 1996: 26). Keterampilan menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang perlu dikuasai oleh setiap orang. Keterampilan menulis memegang peranan yang penting dalam kehidupan. Di samping itu, keterampilan menulis juga merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang menjadi tujuan setiap pengajaran bahasa di sekolah. Karena keberasilan siswa mengikuti pelajaran di sekolah banyak ditentukan oleh keterampilan menulisnya. Dalam hubungannya dengan kemampuan berbahasa, kegiatan menulis makin mempertajam kepekaan terhadap kesalahan-kesalahan baik menyangkut ejaan, struktur, maupun pemilihan kosakata. Hal tersebut disebabkan oleh gagasan perlu dikomunikasikan dengan jelas, tepat, dan teratur, sehingga tidak menimbulkan keraguan bagi penulis sendiri maupun pembacanya. Setiap mata pelajaran memanfaatkan hasil karya tulis untuk merekam, memengaruhi, memberi informasi, memberikan batasan, dan sebagainya. Oleh karena itu, kemampuan menulis menjadi sangat penting bagi semua mata pelajaran. Keterampilan menulis tidak hanya diperlukan pada saat seseorang masih bersekolah atau mengenyam pendidikan, bahkan setelah lulus pun seseorang perlu memiliki keterampilan menulis. Pengukuran keterampilan dapat dilaksanakan pada saat berlangsungnya proses pembelajaran dan dapat dilakukan pula di luar kegiatan proses pembelajaran yang sengaja dilakukan untuk keperluan itu. Di samping itu, keterampilan menulis mampu mengembangkan potensi diri siswa dalam bergaul dengan orang lain. Bahkan, keterampilan menulis mampu mengembangkan diri siswa, baik untuk melanjutkan studi maupun terjun ke masyarakat. Tarigan (1982:3) mengemukakan menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak bertatap muka dengan orang lain. Keterampilan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain melalui bahasa tulis. Sejalan dengan itu, Parera (1993: 3) menyatakan menulis merupakan suatu proses. Oleh karena itu, menulis harus mengalami tahap prakarsa, tahap pelanjutan, tahap revisi, dan tahap pengakhiran. Akan tetapi, dalam praktiknya keempat tahap penulisan itu tidak dapat dipisahkan secara jelas, melainkan sering bertumpang tindih (Akhadiah dkk. 1988: 3). Tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa kemampuan menulis merupakan kemampuan yang kompleks, yang menuntut sejumlah kemampuan dan keterampilan. Hal ini, karena menulis sangat berperan dalam komunikasi yang tidak langsung, misalnya, dalam hal menulis cerita. Cerita adalah rangkaian peristiwa yang

3 disampaikan, baik berasal dari kejadian nyata (non fiksi) ataupun tidak nyata (fiksi). Kata Dongeng berarti cerita rekaan/tidak nyata/fiksi, seperti: fabel (binatang dan benda mati), sage (cerita petualangan), hikayat (cerita rakyat), legenda (asal usul), mythe (dewa-dewi, peri, roh halus), ephos (cerita besar; Mahabharata, Ramayana, saur sepuh, tutr tinular). Penulisan Teks cerita merupakan salah satu kegiatan dari ketrampilan berbahasa yaitu menulis. Teks cerita moral/fabel merupakan salah satu materi pada Kurikulum Fabel (Dongeng Hewan) Menanamkan Nilai-nilai Pada Anak sehingga pembelajaran cerita fabel yang diterapkan bermanfaat bagi siswa. Banyak pakar yang menyatakan betapa pentingnya mendongeng bagi anak. (kompasiana.com : 2013) di antaranya: Chatt and Shaw (1988) : Ada hubungan antara kegiatan mendongeng dengan kesuksesan anak mengembangkan kemampuan bahasa dan keterampilan berfikir logis anak. Coles (1989) : Cerita/dongeng meningkatkan daya ingat, kemampuan mengingat kembali, aplikasi konsep pada situasi baru, pemahaman, semangat belajar pada topik pelajaran. Eagle (1995) : Anakanak dapat belajar memahami dongeng sebelum mereka mampu berpikir logis, sebelum dapat menulis dan membaca. Mendongeng merupakan kegiatan penting sebagai jembatan sampai anak dapat memahami cerita dan berpikir logis. Hanson (2004) : Mendongeng merupakan kegiatan yang paling efektif bagi pengembangan kemampuan berbahasa. Taylor (2001) : Mendongeng merupakan sumber belajar untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Dari pendapat di atas manfaat dongeng dalam pembelajaran seperti berpikir logis dan berpikir kritis. Selain meningkatkan dalam kemampuan berpikir, dongeng mampu mendorong siswa dalam minat belajar dan mampu melatih ketrampilan-ketrampilan berbahasa. Keempat ketrampilan berbahasa dapat menggunakan metode dongeng. Namun penerapan kurikulum 2013 ini masih baru dan pelaksanaan pembelajaran belum efektif. Pembelajaran belum sepenuhnya terlaksana dengan baik sesuai dengan tujuan yang di inginkan. Guru yang baru melaksanakan pembelajaran masih banyak yang menggunakan paradigma lama. Oleh sebab itu, peneliti melaksnakan penelitian tentang penulisan teks cerita fabel. Penelitian teks cerita fabel dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam ketrampilan menulis. Penelitian kemampuan menulis ini khususnya pada teks cerita fabel. Penulisan teks cerita fabel ini menggunakan topik atau tokoh bebas. Melalui penelitian ini, penulis mencoba meneliti kualitas penulisan berdasarkan struktur gramatikal pada teks cerita fabel. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana kemampuan siswa dalam menulis teks cerita khususnya pada teks cerita fabel. Penelitian penulisan teks cerita fabel yang ditinjau dari struktur gramatikal yang dibatasi pada unsur fonologi, morfologi dan sintaksis. Keterampilan menulis teks cerita fabel ini dikembangkan dalam pembelajaran menulis yang dapat menunjang pembelajaran menulis pada jenjang berikutnya. Pembelajaran menulis teks cerita fabel pada tingkat SMP ini bisa mencerminkan keberhasilan siswa pada tahap-tahap pendidikan selanjutnya, yakni ke tahap yang lebih tinggi (SMA). Salah satu usaha untuk mengetahui pembelajaran menulis teks cerita fabel di tingkat SMP adalah dengan cara melakukan penelitian sehingga diperoleh hasil penelitian yang bermanfaat bagi dunia pendidikan. Penelitian ini akan dilakukan di SMP Negeri 6 Singaraja sekaligus mengambil subjek penelitian di sekolah tersebut. Alasan peneliti meneliti di SMP Negeri 6 Singaraja karena sekolah tersebut terletak di pusat kota Singaraja. Peneliti berasumsi bahwa

4 siswa yang bersekolah di kota mampu mewakili kemampuan-kemampuan dari siswa pada sekolah lainnya. Berdasarkan uraian permasalahan itulah peneliti tertarik meneliti sekaligus untuk mengetahui Kemampuan Menulis Cerita Fabel dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas VIII SMPN 6 Singaraja. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang jelas, objektif, sistematis, dan cermat mengenai fakta-fakta yang diperoleh berupa data terkait. Selanjutnya, penelitian ini bergolong kuantitatif dengan desain deskriptif. Dikatakan deskriptif kuantitatif karena dalam memecahkan salah satu masalah yang diangkat dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik Berdasarkan rancangan penelitian ini ada lima pokok yang akan dilakukan, yaitu (1) Merumuskan masalah, (2) menentukan jenis data yang perlukan, (3) menentukan prosedur pengumpulan data, (4) menentukan prosedur pengulahan data, (5) menarik Simpulan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Singaraja. Kelas VIII yang ada di SMP N 6 Singaraja terbagi menjadi 6 kelas. Dalam penelitian ini, peneliti memilih kelas VIII B sebagai subjek penelitian. Hal itu dikarenakan siswa kelas VIII B memiliki rata-rata nilai yang cukup baik dalam pembelajaran menulis. Di samping itu sesuai dengan pengalaman peneliti ketika PPL di SMP N 6 Singaraja tergolong siswa yang aktif dalam pembelajaran menulis. Objek penelitian ini adalah kemampuan menulis teks cerita fabel dalam pembelajaran bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMPN 6 Singaraja ditinjau dari struktur gramatikal dan kendala siswa kelas VIII SMPN 6 Singaraja dalam menulis teks cerita fabel pada pembelajaran bahasa Indonesia. Metode tes dan wawancara merupakan metode utama dalam penelitian ini. metode tes digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam penulisan cerita fabel. Penelitian kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam penulisan cerita fabel menggunakan metode wawancara. Metode tes merupakan suatu cara untuk mengadakan penilaian berupa tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh siswa sehingga menghasilkan skor atau nilai mengenai prestasi siswa tersebut. Dalam hal ini siswa akan diberikan tugas untuk menulis sebuah teks cerita fabel dengan topik atau cerita yang ditentukan. Artinya, siswa diberikan cerita yang akan diceritakan atau ditulis. Selain metode tes penelitian ini juga menggunakan metode wawancara. Metode wawancara untuk menjawab permasalahan terkait kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam menulis cerita fabel. dalam penelitian ini peneliti memilih metode wawancara tidak berstruktur. dalam wawancara tidak berstruktur ada ruang kebebasan bagi pewawancara untuk menggali informasi yang diperlukan. tetapi dalam hal ini peneliti menggunakan satu pernyataan memencing untuk mengungkapkan hal-hal yang lebih luas. pewawancara boleh mengajukan pertanyaan apa saja yang dianggap perlu dan sesuai dengan permasalahan yang akan dipecahkan dalam situasi wawancara. Tetapi ada baiknya bila pewawancara menjadikan catatan-catatan pokok sebagai bahan pegangan dan penting yang akan dibicarakan sesuai tujuan wawancara. pewawancara bisa mengajukan pertanyaan balikan jika diresponden memberikan jawaban yang memunculkan sesuatu yang baru. Wawancara tidak terstruktur akan membantu peneliti memperoleh jawaban dengan gambaran yang lebih luas tentang kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam menulis cerita fabel pada kelas VIII di SMP Negri 6 Singaraja. Oleh karena itu, untuk menjaring data mengenai kemampuan menulis cerita fabel digunakan instrumen penelitian. Instrumen penelitian adalah alat

5 bantu yang digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi yang diinginkan. Penelitinn penulisan cerita fabel ini mengunakan instrumen dalam pengumpualan data. penelitian ini akan mengumpulkan data dari kemampuan menulis cerita fabel dan kendala-kendala yang dihadapi dalam penulisan cerita fabel. Isntrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah teks cerita fabel. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan instrument. Setiap kartu diisi oleh setiap responden. Siswa menjawab pertanyaan yang terdaat pada kartu setelah menulis cerita fabel. Pertanyaan dalam wawancara yaitu kendala-kendala yang dihadapi oleh siswa dalam menulis cerita fabel. isntrumen diberikan dalam bentuk metode wawancara. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Teknik deskriptif kualitatif adalah suatu teknik menganalisis data dengan cara menginterpretasikan data yang diperoleh dengan kata-kata. Teknik deskriptif kualitatif juga sering diartikan sebagai penelitian yang tidak mengadakan perhitungan atau hanya menggunakan kata-kata. Teknik deskriptif kualitatif dilakukan untuk untuk mengetahui sejauh mana kemampuan menulis cerita fabel siswa ditinjau dari stuktur gramatikal bahasa Indonesia. Data-data yang terkumpul dari hasil dokumentasi akan dianalisis untuk mengetahui hasil penelitian dari kemampuan siswa menulis cerita fabel yang ditinjau dari struktur gramatikal dalam unsur morfologi dan sintaksis melalui langkahlangkah, seperti Pertama Reduksi Data yang berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya, serta membuang data yang tidak perlu. Dalam hal ini, data yang dikurangi adalah data yang tidak dicari dalam penelitian. Data-data yang memang dicari dalam penelitian yaitu datadata mengenai stuktur gramatikal bahasa Indonesia siswa dalam menulis surat dinas. Kedua, Klasifikasi dan Penafsiran Data. Dalam hal ini, data yang sudah diidentifikasi dan direduksi ditata dan diklasifikasikan sesuai dengan masalah yang dikaji, yaitu tentang kemampuan menulis cerita fabel dalam pembelajaran bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMPN 6 Singaraja ditinjau dari struktur gramatikal dan kendala siswa kelas VIII SMPN 6 Singaraja dalam menulis cerita fabel pada pembelajaran bahasa Indonesia. Ketiga, Penyajian Data. Setelah data digolongkan sesuai dengan rumusan masalah, selanjutnya data tersebut diolah dan dianalisis untuk memperoleh jawaban yang tepat dan sesuai dengan rumusan masalah, sehingga data tersebut dapat menjawab permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Data-data yang telah direduksi akan disajikan uraian data yang nantinya akan digambarkan secara rinci dan jelas. Dalam penyajian data ini, data yang didapat akan dihubungkan dengan teoriteori yang relevan yang nantinya akan dapat menjawab permasalahan yang ingin dipecahkan. Pada tahap ini, data mengenai kemampuan menulis cerita fabel siswa yang ditinjau dari stuktur gramtikal yang telah terkumpul akan dipaparkan dengan jenis wacana deskripsi yang sesuai dengan rancangan penelitian. Dalam penelitian ini digunakan dua buah kriteria penilaian, yaitu mengenai unsur morfologi dan sintaksis. Penilaian dalam morpologi dalam unsur kata imbuhan. Penilain dalan sintaksis dalam unsur umum struktur sintaksis pada kalimat. Dalam penelitian ini, gambaran umum mengenai kualitas kalimat dalam unsur sintaksis dan kualitas kata dalam unsur morfologi, yakni dengan cara mengonversi skor tulisan siswa ke dalam pedoman konversi skala sebelas. Keempat, Penyimpulan. Untuk mengetahui keakuratan penelitian, penyimpulan sangat penting dilakukan. Penyimpulan yang dilakukan harus dapat menjawab semua masalah yang diangkat dalam penelitian tersebut sehingga hasil akhirnya nanti akan diperoleh informasi mengenai kemampuan menulis cerita fabel siswa kelas VIII SMPN 6 Singaraja ditinjau dari stuktur gramatikal bahasa indonesia.

6 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Hasil data dalam penelitian ini adalah cerita fabel siswa kelas VIIIA Di SMP 6 Singaraja yang ditinjau berdasarkan sintematika gramatikal yang meliputi unsur morfologi dan sintaksis. Jumlah cerita fabel yang dijadikan subjek peneliti adalah 27 cerita yang diambil dari 1 kelas yang telah ditentukan sebagai sampel penelitian. Hasil analisis menunjukkan bahwa penulisan Cerita Fabel yang ditinjau dari unsur morfologi tergolong baik sekali. Dalam hal ini, sebagian besar siswa mampu menulis kata dengan menggunakan makna gramatikal yaitu unsur morfologi. Namun, ada beberapa siswa yang membuat kata tanpa adanya unsur-unsur inti sebuah kata dan penggunaan kata baku sehingga kata yang dibuat tergolong kata yang tidak baik/buruk. Hasil analisis menyatakan bahwa di antara 27 siswa, 16 orang mendapatkan nilai 100 (48,14%) dengan predikat istimewa; 6 siswa mendapatkan nilai 99 (22,22%) dengan predikat sangat baik; 4 siswa memperoleh nilai 98 (7,40%) dengan predikat baik; 1 siswa memperoleh nilai 94 (11,11%) dengan predikat lebih dari cukup. Sesuai dengan pedoman konversi skala sebelas, rentangan skor dinyatakan dalam kategori baik sekali. Jadi, kualitas surat berdasarkan unsur sintaksis siswa berada dalam kategori baik sekali, yaitu sebesar 99,48. Kemampuan penulisan Cerita Fabel siswa kelas VII SMP N 6 Singaraja dilihat dari Kalimat berdasarkan unsur sintaksis dalam kategori baik. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penilaian yang tergolong memuaskan mengenai beberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam menulis kalimat. Dari hasil penilaian tersebut, hampir semua siswa menguasai kriteria penulisan kalimat. Akan tetapi, ada beberapa siswa yang belum paham akan hal itu sehingga nilainya pun menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Walaupun demikian, persentase menunjukkan keseimbangan jika ditinjau dari jumlah siswa. Berdasarkan hasil analisis, terlihat jelas siswa mampu membuat kalimat sesuai dengan syarat minimal sebuah kalimat, yaitu dengan mencantumkan unsur subjek dan unsur predikat. Selain kedua unsur inti tersebut, siswa juga dapat membuat kalimat dengan adanya unsur objek, keterangan, bahkan banyak yang melengkapi kalimatnya dengan unsur pelengkap sehingga kalimat yang dibuat dapat mewakili gagasan dan kelengkapan unsur kalimat pun terpenuhi. Kelengkapan unsur kalimat itu menunjukkan bahwa siswa dapat membuat kalimat dengan kualitas yang baik. Kalimat dengan kualitas baik dalam arti pemakaian unsur inti kalimat sudah digunakan secara tepat. Di samping itu, kalimat yang dibuat telah tersusun secara teratur. Hasil analisis menyatakan bahwa di antara 27 siswa, 11 orang mendapatkan nilai 100 (40,74%) dengan predikat istimewa; 10 siswa mendapatkan nilai 90 (37,02%) dengan predikat sangat baik;3 siswa memperoleh nilai 80 (11,11%) dengan predikat baik; 1 siswa memperoleh nilai 70 (3,7%) dengan predikat lebih dari cukup; 2 siswa mendapatkan nilai 60 (7,4%) dengan predikat cukup secara keseluruhan, kualitas cerita berdasarkan unsur morfologi siswa yaitu 90. Sesuai dengan pedoman konversi skala sebelas, rentangan skor dinyatakan dalam kategori baik sekali. Jadi, kualitas cerita berdasarkan unsur morfologi siswa berada dalam kategori baik sekali, yaitu sebesar 90. Adapun rincian skor penulisan cerita pada ubsur morfologi dan unsur sintaksis siswa dijabarkan pada tabel di bawah ini. Tabel 1. Hasil Analisis Menulis Cerita Fabel Ditinjau Berdasarkan Sintematika Gramatikal No. Objek Penelitian Skor Kategori 1. Unsur Morfologi 99, 48 Sangat Baik 2. Unsur Sintaksis 90 Sangat Baik

7 Sesuai analisis dari kendala-kendala yang telah di paparkan oleh siswa, kendalakendala yang dihadapi saat penulisan kembali cerita fabel yang diungkapkan beragam. Kendala-kendala yang dihadapi secara umum seperti Pemilihan kata dan menbentuk kalimat yang sesuai. Selain kendala di atas masih banyak kendala yang dihadapi oleh siswa. Berdasarkan hasil wawancara di atas, tercermin bahwa siswa yang mendapatkan skor kurang baik disebabkan karena kurangnya pemahaman siswa dalam kata dan kalimat. Permasalahan tersebut karena tahapan pembelajaran dalam penulisan cerita fabel terlaksana belum efektif. Banyak siswa belum mampu memilih kata yang sesuai dan membentuk kalimat yang lebih baik. hal inilah yang menjadi permasalahan siswa, yaitu dalam penulisan cerita fabel. Pembahasan Sesuai dengan paparan hasil penelitian pada subbab 4.1 di atas, secara rinci temuan yang diperoleh dari penelitian ini adalah (1) Penulisan cerita fabel yang ditinjau dari unsur morfologi pada kelas VIIA di SMPN 6 Singaraja yang tergolong sangat baik yaitu dengan nilai 90 dan (2) Penulisan cerita fabel yang ditinjau dari unsur sintaksis pada kelas VIIA di SMPN 6 Singaraja tergolong dalam kategori sangat baik dengan nilai 88,51. Dari kalimat yang dibuat siswa dalam cerita fabel merupakan bukti bahwa siswa kelas VIIA SMPN 6 Singaraja mampu membuat cerita dengan kualitas yang baik. Baiknya Kata siswa dapat dilihat dari pemakaian unsur-unsur inti dalam penggunaan kata. Pemilihan kata dalam pembentukan suatu kalimat oleh karena itu pengetahuan tentang morfologi sangat penting. Putrayasa (2010:3) mengungkapkan morfologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang menbicarakan atau mempelajari seluk belik struktur kata serta pengaruh perubahan-perubahan struktur kata terhadap kelas kata dan arti kata. Dalam hal ini, baik buruknya karangan kalimat kemampuan siswa mengungkapkan kata baik pembentukan kata dan pemilihan kata yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Kekohesifan antar kalimat selalu didukung oleh pemilihan kata yang tepat atau pemanfaatan potensi kata dalam kalimat. Pada bagian ini proses pembentukan kata harus dikuasai dengan baik agar kata yang digunakan tidak menimbulkan pengertian yang berbeda. Demikian halnya dengan struktur kata dalam kalimat, penggunaan bentuk bahasa harus berdasarkan konstruksi minimal sebuah kalimat. Kalimat yang dibangun dengan struktur kebahasaan akan menjadikan kalimat lebih komunikatif dan makna yang ingin disampaikan dalam kalimat tidak kabur. Kalimat yang komunikatif tentu selalu berlandaskan kepada ejaan bahasa Indonesia. Oleh karena itu, penguasaan mengenai aturan penulisan tata kalimat harus dikuasai dengan sempurna agar kalimat yang dibentuk dapat mewakili gagasan/pikiran yang disampaikan. Jadi, untuk menghasilkan kualitas karangan narasi yang baik, semua unsur yang menjadi penentu tersebut harus terpenuhi. Berkenaan dengan hal itu, kemampuan penulisan certa fabel siswa kelas VIIIA SMP N 6 Singaraja dilihat dari kalimat berdasarkan sintaksis tergolong dalam kategori sangat baik. Hal tersebut dilihat dari skor tulisan siswa yang memuaskan dengan rata-rata 88,51. Skor tertinggi yang diperoleh siswa untuk kemampuan penulisan kalimat dilihat dari kalimat berdasarkan unsur sintaksis yaitu sebesar 100. Tingginya skor yang diperoleh siswa mencerminkan siswa mampu membuat kalimat yang baik dan gagasan yang diungkapkan sangat jelas. Di samping itu, substansi yang dikembangkan sudah relevan dengan permasalahan yang dikemukakan serta menunjukkan hubungan yang kohesif antar kalimat. Penilaian terhadap penulisan certa fabel didasari atas beberapa kriteria yang dijadikan pedoman. Kriteria Penulisan yaitu memenuhi unsur-unsur penulisan kalimat yang baik. Unsur-unsur tersebut ialah unsur subjek dan unsur predikat. Adanya unsur inti

8 dalam sebuah kalimat dapat dinyatakan bahwa kalimat yang dihasilkan tergolong kalimat yang berkualitas. Hal itu dikarenakan oleh syarat dalam sebuah kalimat minimal terdiri atas unsur subjek dan unsur predikat (Putrayasa, 2008: 61). Lebihlebih dalam sebuah kalimat dilengkapi dengan unsur objek, keterangan, dan pelengkap. Hadirnya semua unsur-unsur tersebut dapat membentuk sebuah kalimat yang lengkap. Kelengkapan unsur kalimat menentukan kejelasan kalimat itu sendiri. Kalimat yang lengkap ditulis sesuai dengan ejaan yang berlaku, serta pilihan kata yang digunakan juga harus tepat. Kalimat yang jelas dan baik akan mudah dipahami orang lain secara tepat. Kalimat yang dibuat siswa dalam cerita fabel sebagian besar telah memenuhi syarat minimal sebuah kalimat. Karena itu, skor tertinggi yang diperoleh siswa untuk kemampuan penulisan kalimat berdasarkan unsur sintaksis yaitu sebesar 100. Tingginya skor yang diperoleh siswa tidak terlepas dari pemahaman siswa terhadap unsur-unsur pembentuk kalimat (subjek dan predikat) yang merupakan konstruksi utama untuk membentuk kalimat yang baik. Namun, ada beberapa siswa yang tidak mampu membuat kalimat dengan mencantumkan unsur inti sebuah kalimat sehingga skor yang diperoleh untuk kualitas kalimat berdasarkan fungsinya yaitu sebesar 60. Rendahnya skor yang diperoleh siswa dikarenakan oleh siswa kurang memahami unsur-unsur pembentuk kalimat, baik unsur subjek maupun predikat, serta unsur objek, keterangan, dan pelengkap. Seperti yang dinyatakan Syafi ie (1990: 116), kalimat yang baik harus memenuhi persyaratan gramatikal, yaitu kalimat tersebut harus disusun berdasarkan kaidahkaidah yang berlaku, baik unsur inti kalimat, aturan tentang ejaan, maupun pemilihan kata dalam kalimat. Namun, dalam hal ini siswa tidak memperhatikan ejaan ketika membuat kalimat. Siswa tidak mencantumkan tanda baca sesuai yang diperlukan, serta banyak terjadi kesalahan pamakaian tanda baca dalam kalimat. Di samping itu, pemilihan kata yang kurang tepat, dalam hal ini siswa memasukkan kata-kata secara manasuka sehingga unsurunsur pembentuk kalimat menjadi tidak jelas. Kurangnya pemahaman siswa terhadap unsur-unsur pembentuk kalimat, aturan tentang ejaan, dan pemilihan kata dalam kalimat disebabkan oleh guru kurang intens dalam menyampaikan materi ketika pelajaran berlangsung. Selain itu, siswa kurang serius dalam mengikuti pelajaran sehingga yang dijelaskan guru secara totalitas belum bisa diterima oleh siswa. Baik buruknya skor yang diperoleh siswa untuk penulisan kembali cerita fabel berdasarkan unsur morfologi maupun sintaksis sangat berpengaruh terhadap kualitas cerita. Hal itu sesuai dengan wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti. oleh sebab itu kualitas kalimat memiliki peran penting dalam penulisan cerita. Kemampuan penulisan kalimat yang baik akan menghasilkan penulisan cerita yang baik pula, begitu juga sebaliknya, karena pada dasarnya penulisan cerita lebih mengedepankan suatu pemikiran atau rangkaian yang akan disampaikan yang tersusun secara teratur sehingga menimbulkan pengertian-pengertian yang dapat merefleksi interpretasi penulisnya. Untuk itu, gagasan yang diungkapkan dan pemakaian kalimat dalam penulisan cerita harus lebih terstruktur lagi, baik segi tata bahasa maupun diksinya. Dalam hal ini, solusi yang peneliti berikan yaitu perlu dikaji ulang bahwa pemilihan kata yang tepat dalam kalimat akan membuat kalimat lebih efektif dan mudah dimengerti. Dengan demikian, kemampuan penulisan cerita akan menjadi baik apabila kalimat yang digunakan berkualitas dan tentunya efektif. Penyusunan ide yang tertata dengan baik, padat, dan menunjukkan kekohesifan antar kalimat. Kekohesifan antar kalimat selalu didukung oleh pemilihan kata yang tepat atau pemanfaatan potensi kata dalam kalimat. Pada bagian ini proses pembentukan kata harus dikuasai dengan baik agar kata yang digunakan tidak menimbulkan pengertian yang berbeda.

9 Demikian halnya dengan struktur kata dalam kalimat, penggunaan bentuk bahasa harus berdasarkan konstruksi minimal sebuah kalimat. Kalimat yang dibangun dengan struktur kebahasaan akan menjadikan kalimat lebih komunikatif dan makna yang ingin disampaikan dalam kalimat tidak kabur. Kalimat yang komunikatif tentu selalu berlandaskan kepada ejaan bahasa Indonesia. Oleh karena itu, penguasaan mengenai aturan penulisan tata kalimat harus dikuasai dengan sempurna agar kalimat yang dibentuk dapat mewakili gagasan/pikiran yang disampaikan. Jadi, untuk menghasilkan kualitas penulisan surat yang baik, semua unsur yang menjadi penentu tersebut harus terpenuhi. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulkan dibuat sesuai dengan rumusan masalah sehingga berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang disajikan pada bab IV, penelitian ini dapat disimpulkan hasil analisis menunjukkan bahwa penulisan cerita fabel yang ditinjau dari unsur morfologi tergolong baik sekali. Dalam hal ini, sebagian besar siswa mampu menulis kata dengan menggunakan makna gramatikal yaitu unsur morfologi. Namun, ada beberapa siswa yang membuat kata tanpa adanya unsur-unsur inti sebuah kata dan penggunaan kata baku sehingga kata yang dibuat tergolong kata yang tidak baik/buruk. Hasil analisis menyatakan bahwa di antara 27 siswa, 16 orang mendapatkan nilai 100 (48,14%) dengan predikat istimewa; 6 siswa mendapatkan nilai 99 (22,22%) dengan predikat sangat baik; 4 siswa memperoleh nilai 98 (7,40%) dengan predikat baik; 1 siswa memperoleh nilai 94 (11,11%) dengan predikat lebih dari cukup. Sesuai dengan pedoman konversi skala sebelas, rentangan skor dinyatakan dalam kategori baik sekali. Jadi, kualitas teks cerita berdasarkan unsur sintaksis siswa berada dalam kategori baik sekali, yaitu sebesar 99,48. Kemampuan penulisan cerita fabel siswa kelas VII SMP N 6 Singaraja dilihat dari kalimat berdasarkan unsur sintaksis dalam kategori baik. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penilaian yang tergolong memuaskan mengenai beberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam menulis kalimat. Dari hasil penilaian tersebut, hampir semua siswa menguasai kriteria penulisan kalimat. Akan tetapi, ada beberapa siswa yang belum paham akan hal itu sehingga nilainya pun menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Walaupun demikian, persentase menunjukkan keseimbangan jika ditinjau dari jumlah siswa. Berdasarkan hasil analisis, terlihat jelas siswa mampu membuat kalimat sesuai dengan syarat minimal sebuah kalimat, yaitu dengan mencantumkan unsur subjek dan unsur predikat. Selain kedua unsur inti tersebut, siswa juga dapat membuat kalimat dengan adanya unsur objek, keterangan, bahkan banyak yang melengkapi kalimatnya dengan unsur pelengkap sehingga kalimat yang dibuat dapat mewakili gagasan dan kelengkapan unsur kalimat pun terpenuhi. Kelengkapan unsur kalimat itu menunjukkan bahwa siswa dapat membuat kalimat dengan kualitas yang baik. Kalimat dengan kualitas baik dalam arti pemakaian unsur inti kalimat sudah digunakan secara tepat. Di samping itu, kalimat yang dibuat telah tersusun secara teratur. Hasil analisis menyatakan bahwa di antara 27 siswa, 11 orang mendapatkan nilai 100 (40,74%) dengan predikat istimewa; 10 siswa mendapatkan nilai 90 (37,02%) dengan predikat sangat baik;3 siswa memperoleh nilai 80 (11,11%) dengan predikat baik; 1 siswa memperoleh nilai 70 (3,7%) dengan predikat lebih dari cukup; 2 siswa mendapatkan nilai 60 (7,4%) dengan predikat cukup secara keseluruhan, kualitas cerita berdasarkan unsur morfologi siswa yaitu 90. Sesuai dengan pedoman konversi skala sebelas, rentangan skor dinyatakan dalam kategori baik sekali. Jadi, kualitas cerita berdasarkan unsur morfologi siswa berada dalam kategori baik sekali, yaitu sebesar 90.

10 Saran Saran dibuat sesuai dengan manfaat dari penelitian ini. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terkait kemampuan Penulisan cerita fabel yang ditinjau dari Gramatikal khususnya dalam unsur morfologi dan sintaksis, peneliti dapat menguraikan beberapa saran sebagai berikut. 1) Bagi sekolah, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan untuk memperkaya wawasan dan informasi mengenai kemampuan Penulisan Cerita Fabel siswa ditinjau dari stuktur gramatikal. 2) Bagi guru bahasa Indonesia, penelitian ini dapat menambah wawasan guru dalam mengajar siswa mengenai stuktur gramatikal bahasa Indonesia yang benar dalam menulis cerita fabel.3) Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi yang positif dalam pelaksanaan pembelajaran menulis menulis cerita fabel yang benar dan sesuai dengan stuktur gramtikal bahasa Indonesia. 4) Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi tambahan atau perbandingan selanjutnya yang berhubungan dengan pembelajaran menulis cerita fabel. Di samping itu, penelitian ini juga dapat dimanfaatkan untuk memperoleh inspirasi bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis mengenai seluk beluk ketatabahasaan, khususnya stuktur gramatikal bahasa Indonesia. Sesuai analisis dari kendala-kendala yang telah di paparkan oleh siswa, kendala- beragam. Kendala-kendala yang dihadapi secara umum seperti pemilihan kata dan menbentuk kalimat yang sesui. Selain kendala di atas masih banyak kendala yang dihadapi oleh siswa. kendala yang dihadapi saat penulisan kembali cerita fabel yang diungkapkan UCAPAN TRIMAKASIH Penulis mengcapkan trimakasih kepada: Prof. Dr. I Wayan Rasna, M.Pd selaku pembimbing I dan Dra. Made Sri Indriani, M.Hum selaku pembimbing II yang memberikan motivasi, dukungan dan membimbing dengan sabar, dari awal sampai skripsi ini selesai. Kepala Sekolah yang menjadi tempat penelitian dilakukan, telah memberikan ijin pada penulis untuk melaksanakan penelitian Daftar Rujuakan Akhadiah, Sabarti dkk Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama. Keraf, Gorys Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT SUN. Parera, Daniel Jos Menulis Tertib dan Sistematik. Jakarta: Erlangga. Tarigan, Henry Guntur Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Kompasiana.com Fabel (Dongeng Hewan) Menanamkan Nilai-nilai Pada Anak. Tersedia pada: 6/11/fabel-dongeng-hewan- menanamkan-nilai-nilai-pada-anak html. Diakses pada tanggal 10 oktober Putrayasa, I.B Tata Kalimat Bahasa Indonesia. Bandung: Rafika Aditama. Putrayasa, I.B Kajian Morfologi. Bandung: Rafika Aditama. Syafi ie. I Bahasa Indonesia Profesi. Malang : IKIP Malang.

KEMAMPUAN MENULIS TEKS NARASI TENTANG PENGALAMAN LIBUR SEKOLAH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BERMANI ILIR KABUPATEN KEPAHIANG

KEMAMPUAN MENULIS TEKS NARASI TENTANG PENGALAMAN LIBUR SEKOLAH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BERMANI ILIR KABUPATEN KEPAHIANG 218 KEMAMPUAN MENULIS TEKS NARASI TENTANG PENGALAMAN LIBUR SEKOLAH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BERMANI ILIR KABUPATEN KEPAHIANG Suci Rahmadani 1, Suhartono 2, dan M. Arifin 3 1,2,3 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS TEKS ULASAN/RESENSI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KOTAGAJAH. Oleh

KEMAMPUAN MENULIS TEKS ULASAN/RESENSI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KOTAGAJAH. Oleh KEMAMPUAN MENULIS TEKS ULASAN/RESENSI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KOTAGAJAH Oleh Elisa Novitasari Ali Mustofa Karomani Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: elisanovitasari86@yahoo.co.id Abstract

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS TANGGAPAN DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMPN I WAY JEPARA

KEMAMPUAN MENULIS TANGGAPAN DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMPN I WAY JEPARA KEMAMPUAN MENULIS TANGGAPAN DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMPN I WAY JEPARA Oleh Poppy Ayu Marisca Siti Samhati Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: poppymarisca@ymail.com Abstract The skill of writing

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan lingkungannya. Dari proses belajar mengajar itu akan diperoleh suatu hasil, yang pada

I. PENDAHULUAN. dengan lingkungannya. Dari proses belajar mengajar itu akan diperoleh suatu hasil, yang pada 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru, berkat pengalaman dan latihan.

Lebih terperinci

Kemampuan Menulis Teks Deskripsi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sumber Jaya Lampung Barat

Kemampuan Menulis Teks Deskripsi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sumber Jaya Lampung Barat Jurnal Pesona, Volume 3 No. 2, (2017), 156-162 ISSN Cetak : 2356-2080 ISSN Online : 2356-2072 DOI: https://doi.org/ 10.26638/jp.444.2080 Kemampuan Menulis Teks Deskripsi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan pendapat, gagasan, atau ide yang sedang mereka. muka bumi ini harus diawali dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan pendapat, gagasan, atau ide yang sedang mereka. muka bumi ini harus diawali dengan bahasa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan manusia. Manusia tidak akan melanjutkan hidup ini dengan baik dan teratur tanpa adanya bahasa. Tanpa adanya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran,

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran, 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran, perasaan, gagasan, ide, dan keinginan kepada orang lain. Bahasa juga merupakan alat komunikasi

Lebih terperinci

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X.

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X. PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X Oleh Linda Permasih Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd. Dr. Edi Suyanto, M.Pd. email: linda.permasih99@gmail.com Abstrac

Lebih terperinci

KEMAMPUAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 35 PADANG MENULIS KEMBALI DONGENG YANG DIPERDENGARKAN E- JURNAL ILMIAH NUZUL FITRIA NIM.

KEMAMPUAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 35 PADANG MENULIS KEMBALI DONGENG YANG DIPERDENGARKAN E- JURNAL ILMIAH NUZUL FITRIA NIM. E- JURNAL ILMIAH NUZUL FITRIA NIM. 09080222 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2014 Nuzul Fitria 1, Indriani

Lebih terperinci

PARAGRAPH WRITING SKILLS ARGUMENTS CLASS X SMAN 1 KANDIS DISTRICT SIAK

PARAGRAPH WRITING SKILLS ARGUMENTS CLASS X SMAN 1 KANDIS DISTRICT SIAK 1 PARAGRAPH WRITING SKILLS ARGUMENTS CLASS X SMAN 1 KANDIS DISTRICT SIAK Nofriani 1, Abdul Razak 2, Charlina 3 riaa111194@gmail.com Hp: 082173887766, encikabdulrazak25@gmail.com, charlinahadi@yahoo.com

Lebih terperinci

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SAPURAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SAPURAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SAPURAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Khanisatul Mila Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap individu dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa adalah sarana atau media yang digunakan manusia

Lebih terperinci

KESESUAIAN ISI DAN BAHASA BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KELAS VIII TERBITAN KEMDIKBUD. Oleh

KESESUAIAN ISI DAN BAHASA BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KELAS VIII TERBITAN KEMDIKBUD. Oleh KESESUAIAN ISI DAN BAHASA BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KELAS VIII TERBITAN KEMDIKBUD Oleh Trie Utami Nurlaksana Eko Rusminto Karomani Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: trie.utami333@gmail.com

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bahasa Indonesia merupakan suatu mata pelajaran yang diberikan pada siswa di sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu wahana yang strategis untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia, sebab pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA FILM SISWA KELAS III SD N PENCAR 2, SLEMAN ARTIKEL JURNAL

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA FILM SISWA KELAS III SD N PENCAR 2, SLEMAN ARTIKEL JURNAL PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA FILM SISWA KELAS III SD N PENCAR 2, SLEMAN ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Lebih terperinci

KETIDAKEFEKTIFAN BAHASA INDONESIA DALAM KARYA ILMIAH SISWA DI KELAS XI UPW A SMK NEGERI 1 SINGARAJA

KETIDAKEFEKTIFAN BAHASA INDONESIA DALAM KARYA ILMIAH SISWA DI KELAS XI UPW A SMK NEGERI 1 SINGARAJA KETIDAKEFEKTIFAN BAHASA INDONESIA DALAM KARYA ILMIAH SISWA DI KELAS XI UPW A SMK NEGERI 1 SINGARAJA oleh I Gede Tunas Adiyasa, NIM 0812011039 Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMK TAMAN SISWA TELUK BETUNG. Oleh

KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMK TAMAN SISWA TELUK BETUNG. Oleh KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMK TAMAN SISWA TELUK BETUNG Oleh Fitri Kurnia Mulyanto Widodo Ni Nyoman Wetty S Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung email : fitrikurnia@yahoo.co.id

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 11 KOTA JAMBI. Nia Budianti, Herman Budiyono, Imam Suwardi FKIP Universitas Jambi ABSTRAK

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 11 KOTA JAMBI. Nia Budianti, Herman Budiyono, Imam Suwardi FKIP Universitas Jambi ABSTRAK KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 11 KOTA JAMBI Nia Budianti, Herman Budiyono, Imam Suwardi FKIP Universitas Jambi ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin baik kualitas pendidikan disuatu negara akan menghasilkan bangsa yang cerdas. Keberhasilan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi sehingga bahasa

I. PENDAHULUAN. penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi sehingga bahasa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sarana interaksi sosial karena bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual dan emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang

Lebih terperinci

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V. ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN SISWA KELAS V MI MUHAMMADIYAH KLOPOGODO, KECAMATAN GOMBONG, KABUPATEN KEBUMEN, TAHUN 2014/2015 Oleh: Sri Wardani Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN KALIMAT DITINJAU DARI KESATUAN DAN KEHEMATAN PADA ABSTRAK MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BALI

KEEFEKTIFAN KALIMAT DITINJAU DARI KESATUAN DAN KEHEMATAN PADA ABSTRAK MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BALI Bahasa dan Sastra Indonesia dalam Konteks Global KEEFEKTIFAN KALIMAT DITINJAU DARI KESATUAN DAN KEHEMATAN PADA ABSTRAK MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BALI I Putu

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN TEKNIK PEMBELAJARAN WORD FLOW PADA SISWA KELAS XI SMK MA ARIF 9 KEBUMEN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN TEKNIK PEMBELAJARAN WORD FLOW PADA SISWA KELAS XI SMK MA ARIF 9 KEBUMEN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN TEKNIK PEMBELAJARAN WORD FLOW PADA SISWA KELAS XI SMK MA ARIF 9 KEBUMEN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh: Muslimah Kurniawati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan berbahasa yang mumpuni serta dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia atau peserta didik dengan cara mendorong kegiatan belajar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan dengan baik dan benar pada anak didik kita. Semua pelajaran tentunya

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan dengan baik dan benar pada anak didik kita. Semua pelajaran tentunya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan bagian penting untuk ditanamkan dan diajarkan dengan baik dan benar pada anak didik kita. Semua pelajaran tentunya tidak akan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 AMBARAWA PRINGSEWU. Oleh

KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 AMBARAWA PRINGSEWU. Oleh KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 AMBARAWA PRINGSEWU Oleh Eko Hari Anggoro Siti Samhati Eka Sofia Agustina Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung e-mail

Lebih terperinci

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS CERITA PENDEK DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS XI SMA SEMEN PADANG

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS CERITA PENDEK DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS XI SMA SEMEN PADANG HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS CERITA PENDEK DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS XI SMA SEMEN PADANG Oleh: Mira Handriyani, Harris Effendi Thahar, Andria Catri Tamsin Program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa berisi gagasan, ide, pikiran, keinginan atau

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 5 BINTAN TAHUN AJARAN 2012/2013

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 5 BINTAN TAHUN AJARAN 2012/2013 KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 5 BINTAN TAHUN AJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh FITRIANA AGUSTINA NIM 090388201105 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP secara umum adalah sebagai sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan berbahasa Indonesia,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian diperlukan suatu metode dan teknik penelitian yang sesuai dengan masalah yang diteliti sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan.

Lebih terperinci

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KROYA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KROYA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KROYA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Khozin Amin Sutiknyo Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis adalah kegiatan pembelajaran yang mengedepankan proses dan hasil. Menulis merupakan suatu keterampilan yang kompleks dan unik yang menuntut sejumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi digunakan untuk membangun hubungan, persahabatan, tukar pendapat, mempengaruhi dan bekerja sama dengan orang lain, dalam suatu

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE Septiana Ika Wulandari 1), Retno Winarni 2), Matsuri 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret,

Lebih terperinci

ABSTRACT. Kata kunci: korelasi, keterampilan membaca pemahaman teks laporan hasil observasi, dan keterampilan menulis teks laporan hasil observasi

ABSTRACT. Kata kunci: korelasi, keterampilan membaca pemahaman teks laporan hasil observasi, dan keterampilan menulis teks laporan hasil observasi KORELASI ANTARA KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI DAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PADANG Oleh: Eria Tiffany.B 1, Dra. Emidar,

Lebih terperinci

KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SIPORA KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PETA KONSEP

KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SIPORA KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PETA KONSEP KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SIPORA KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PETA KONSEP ARTIKEL ILMIAH WENTRI GUNAWAN NPM. 09080076 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS BERDASARKAN MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 PADANG ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS BERDASARKAN MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 PADANG ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS BERDASARKAN MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 PADANG ARTIKEL ILMIAH diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (Strata

Lebih terperinci

Oleh: Mukhlisotun Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Oleh: Mukhlisotun Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI DARI TEKS WAWANCARA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN METODE KOOPERATIF MODEL THINK-PAIR SHARE PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 10 PURWOREJO TAHUN AJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 UBUD SEBAGAI RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 UBUD SEBAGAI RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 UBUD SEBAGAI RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL oleh Ni Wayan Ari Widiari, NIM 0912011022 Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena bahasa merupakan alat komunikasi antar manusia. Secara luas dapat diartikan bahwa komunikasi

Lebih terperinci

ARTIKEL KEMAMPUAN SISWA MENERAPKAN EJAAN DALAM PENULISAN KARANGAN ARGUMENTASI DI KELAS X SMA LABORATORIUM UNDIKSHA SINGARAJA

ARTIKEL KEMAMPUAN SISWA MENERAPKAN EJAAN DALAM PENULISAN KARANGAN ARGUMENTASI DI KELAS X SMA LABORATORIUM UNDIKSHA SINGARAJA ARTIKEL KEMAMPUAN SISWA MENERAPKAN EJAAN DALAM PENULISAN KARANGAN ARGUMENTASI DI KELAS X SMA LABORATORIUM UNDIKSHA SINGARAJA Oleh I Putu Suartika NIM 0912011034 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Lebih terperinci

PENGUASAAN KALIMAT EFEKTIF DAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS EKSPOSISI PADA SISWA SMP

PENGUASAAN KALIMAT EFEKTIF DAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS EKSPOSISI PADA SISWA SMP PENGUASAAN KALIMAT EFEKTIF DAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS EKSPOSISI PADA SISWA SMP Dwi Fitriyani Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, STKIP Muhammadiyah Pringsewu email: dwifitriyani2221@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan media yang digunakan manusia dalam berkomunikasi. Melalui bahasa seseorang dapat menyampaikan pikiran dan perasaan kepada orang lain. Sebagai

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE Aliffah Kartikasar, Soegiyant, Usad, Rukaya PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutarmi 36 A, Surakarta 57616 e-mail:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran terpenting di sekolah yang pada dasarnya menekankan siswa untuk mampu berbahasa dan bersastra. Pada kurikulum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. studi yang wajib dipelajari dan diajarkan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. studi yang wajib dipelajari dan diajarkan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran Bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Indonesia mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu bidang studi yang wajib dipelajari dan diajarkan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran Bahasa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), standar kompetensi bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan berbahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

HUBUNGAN MINAT BACA FIKSI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA MORAL/FABEL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 SIJUNJUNG

HUBUNGAN MINAT BACA FIKSI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA MORAL/FABEL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 SIJUNJUNG HUBUNGAN MINAT BACA FIKSI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA MORAL/FABEL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 SIJUNJUNG Nofriyanti Wulandari 1, Lira Hayu Afdetis Mana 2, Rahayu Fitri 2 1 Mahasiswa Program

Lebih terperinci

TEXT WRITING SKILLS CLASS PERSONAL LETTER VII MTs AL-ITTIHAD RUMBAI

TEXT WRITING SKILLS CLASS PERSONAL LETTER VII MTs AL-ITTIHAD RUMBAI 1 TEXT WRITING SKILLS CLASS PERSONAL LETTER VII MTs AL-ITTIHAD RUMBAI M.Ridho.AR¹, Nursal Hakim², Charlina³ ridhoar67@gmail.com, nursalhakim@yahool.com,charlinahadi@yahoo.com No. Hp 082384355409 Study

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI JETIS 4 NUSAWUNGU CILACAP TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Indiarti Purnamasari Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUNTING PARAGRAF ARGUMENTATIF DARI SEGI BAHASA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS X.4 SMA SARASWATI SERIRIT

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUNTING PARAGRAF ARGUMENTATIF DARI SEGI BAHASA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS X.4 SMA SARASWATI SERIRIT 1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUNTING PARAGRAF ARGUMENTATIF DARI SEGI BAHASA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS X.4 SMA SARASWATI SERIRIT oleh Ni Putu Eka Narwianti, NIM 0912011045 Jurusan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 SIJUNJUNG DENGAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA JURNAL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 SIJUNJUNG DENGAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA JURNAL ILMIAH KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 SIJUNJUNG DENGAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA JURNAL ILMIAH diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (Strata

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO PERSUASIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 X KOTO DIATAS KABUPATEN SOLOK DENGAN MEDIA GAMBAR E JURNAL

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO PERSUASIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 X KOTO DIATAS KABUPATEN SOLOK DENGAN MEDIA GAMBAR E JURNAL KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO PERSUASIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 X KOTO DIATAS KABUPATEN SOLOK DENGAN MEDIA GAMBAR E JURNAL SURI HASTIKA SARI NPM 09080308 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membaca yang baik akan menunjang keberhasilan hal-hal yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. membaca yang baik akan menunjang keberhasilan hal-hal yang lainnya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan berkomunikasi mempunyai peranan yang sangat penting.agar dapat berkomunikasi dengan baik, seseorang harus terampil berbahasa.bahasa itu sendiri memiliki

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP N 13 PADANG DENGAN BERBANTUAN MEDIA FILM Oleh

KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP N 13 PADANG DENGAN BERBANTUAN MEDIA FILM Oleh KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP N 13 PADANG DENGAN BERBANTUAN MEDIA FILM Oleh Meri Muziarti 1, Dra. Indriani Nisja 2, Titiek Fujita Yusandra 3 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan gagasan, keyakinan, pesan, pandangan hidup, cita-cita, serta

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan gagasan, keyakinan, pesan, pandangan hidup, cita-cita, serta 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang pokok selain menyimak, berbicara, dan membaca. Melalui menulis akan berjalan hubungan komunikatif

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA SEMEN PADANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN JURNAL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA SEMEN PADANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN JURNAL ILMIAH KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA SEMEN PADANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN JURNAL ILMIAH diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (Strata I) DESI MELIA

Lebih terperinci

Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama dengan Media Pembelajaran Video Stop Motion Untuk Siswa Kelas VIII A SMP N 1 Semanu

Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama dengan Media Pembelajaran Video Stop Motion Untuk Siswa Kelas VIII A SMP N 1 Semanu Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama dengan Media Pembelajaran Video Stop Motion Untuk Siswa Kelas VIII A SMP N 1 Semanu E-Journal Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

JURNAL ILMIAH. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURNAL ILMIAH. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN TEKNIK KONSTRUKTIVISME SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BASA AMPEK BALAI TAPAN JURNAL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge).

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge). Pada fungsi ini bahasa menjadi penarik yang mempercepat berkembangnya penguasaan ilmu

Lebih terperinci

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG Oleh: Mira Elfiza, Andria Catri Tamsin, Zulfikarni Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 16 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POSTER

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 16 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POSTER KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 16 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POSTER JURNAL ILMIAH diajukan sebagai salah satu syarat untuk memeroleh gelar Sarjana Pendidikan (Strata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah mempertinggi kemahiran siswa dalam menggunakan bahasa meliputi kemahiran menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENIRU MODEL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 PADANG ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENIRU MODEL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 PADANG ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENIRU MODEL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 PADANG ARTIKEL ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana menumbuh kembangkan potensi kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Menurut Sahertian (2008: 26) pendidik

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MEMPROSAKAN PUISI KEPADA ADIK-ADIKKU KARYA ARIFIN C. NOOR SISWA SMA. Oleh

KEMAMPUAN MEMPROSAKAN PUISI KEPADA ADIK-ADIKKU KARYA ARIFIN C. NOOR SISWA SMA. Oleh KEMAMPUAN MEMPROSAKAN PUISI KEPADA ADIK-ADIKKU KARYA ARIFIN C. NOOR SISWA SMA Oleh Icha Meyrinda Ni Nyoman Wetty S. Mulyanto Widodo Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail : ichameyrinda@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan sesama manusia dalam kehidupan sehari-hari. Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

Lebih terperinci

TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS DONGENG SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 LEMBAH MELINTANG KABUPATEN PASAMAN BARAT ARTIKEL ILMIAH

TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS DONGENG SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 LEMBAH MELINTANG KABUPATEN PASAMAN BARAT ARTIKEL ILMIAH PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK COPY THE MASTER TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS DONGENG SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 LEMBAH MELINTANG KABUPATEN PASAMAN BARAT ARTIKEL ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

KEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 2 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL

KEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 2 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL KEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 2 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh HARMAYA ERVIANA NIM 090388201121 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia menuntut siswa untuk mampu menuangkan pikiran serta perasaan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sehubungan dengan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 RANAH PESISIR KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 RANAH PESISIR KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 RANAH PESISIR KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia secara formal mencakup pengetahuan kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi pembelajaran mengenai asal-usul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang memiliki peran sangat penting untuk diajarkan dalam kehidupan manusia. Dengan keterampilan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Pembelajaran dan pendidikan merupakan sarana yang penting untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Pembelajaran dan pendidikan merupakan sarana yang penting untuk BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan karena pendidikan dan pembelajaran menyangkut kepentingan segenap masyarakat. Pembelajaran

Lebih terperinci

LENI EXTRISNAWELI NPM

LENI EXTRISNAWELI NPM KEMAMPUAN MENULIS PESAN SINGKAT SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 RANAH PESISIR KABUPATEN PESISIR SELATAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW ARTIKEL ILMIAH LENI EXTRISNAWELI NPM 10080337

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan pembelajaran wajib yang telah ditetapkan di setiap jenjang pendidikan SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi. Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan dalam mencapai

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan dalam mencapai BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan dalam mencapai suatu tujuan. Misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknik

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MODEL CIRCUIT LEARNING DI KELAS V SD KANISIUS JOMEGATAN BANTUL ARTIKEL JURNAL

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MODEL CIRCUIT LEARNING DI KELAS V SD KANISIUS JOMEGATAN BANTUL ARTIKEL JURNAL MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MODEL CIRCUIT LEARNING DI KELAS V SD KANISIUS JOMEGATAN BANTUL ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik memerlukan suatu sistem pendidikan yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik memerlukan suatu sistem pendidikan yang memberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peserta didik memerlukan suatu sistem pendidikan yang memberikan peluang untuk dapat mengekspresikan dirinya secara leluasa, untuk menerima diri secara lebih jujur dan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 SIJUNJUNG

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 SIJUNJUNG KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 SIJUNJUNG Oleh 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) Dosen Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 PADANG BERBANTUAN MEDIA AUDIO DENGAN TEKNIK KERANGKA TULISAN ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 PADANG BERBANTUAN MEDIA AUDIO DENGAN TEKNIK KERANGKA TULISAN ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 PADANG BERBANTUAN MEDIA AUDIO DENGAN TEKNIK KERANGKA TULISAN ARTIKEL ILMIAH ROZA PERDANA WATI NIM 10080260 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN

Lebih terperinci

PERANGKAT PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI BERBASIS MODEL PROBLEM BASED LEARNING (STUDI PENGEMBANGAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 8 MAKASAR)

PERANGKAT PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI BERBASIS MODEL PROBLEM BASED LEARNING (STUDI PENGEMBANGAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 8 MAKASAR) PERANGKAT PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI BERBASIS MODEL PROBLEM BASED LEARNING (STUDI PENGEMBANGAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 8 MAKASAR) Asdar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARATIF DENGAN TEKNIK PENIRUAN MODEL PADA SISWA KELAS X TKJ 1 SMK NEGERI 1 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARATIF DENGAN TEKNIK PENIRUAN MODEL PADA SISWA KELAS X TKJ 1 SMK NEGERI 1 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARATIF DENGAN TEKNIK PENIRUAN MODEL PADA SISWA KELAS X TKJ 1 SMK NEGERI 1 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA PENGUASAAN KOSAKATA AKTIF-PRODUKTIF DENGAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS ARTIKEL PENELITIAN

KORELASI ANTARA PENGUASAAN KOSAKATA AKTIF-PRODUKTIF DENGAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS ARTIKEL PENELITIAN KORELASI ANTARA PENGUASAAN KOSAKATA AKTIF-PRODUKTIF DENGAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS ARTIKEL PENELITIAN OLEH ASNAWATI NIM F37009009 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas delapan hal. Pertama, dibahas latar belakang masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa sekolah dasar. Kemudian, dibahas identifikasi

Lebih terperinci

KORELASI KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI

KORELASI KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI KORELASI KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI Oleh: Eni Fatma Wulandari 1, Irfani Basri 2, Ellya Ratna 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Tanpa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Tanpa adanya bahasa setiap orang akan merasa kesulitan untuk menyampaikan pendapat, gagasan, atau

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA TEKS NASKAH DRAMA UNTUK PENINGKATAN MENULIS NARASI PADA SISWA KELAS X SMK PN 2 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGGUNAAN MEDIA TEKS NASKAH DRAMA UNTUK PENINGKATAN MENULIS NARASI PADA SISWA KELAS X SMK PN 2 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENGGUNAAN MEDIA TEKS NASKAH DRAMA UNTUK PENINGKATAN MENULIS NARASI PADA SISWA KELAS X SMK PN 2 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh: Asih Purwasih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi pada penelitian ini bertempat di SDN 3 Nagarawangi, Jl. KH. Lukmanul Hakim No. 6, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya. Lokasi tersebut

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada tahun 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang menangani pendidikan menengah di Indonesia mengimplementasikan kurikulum baru yang diberi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Makin kaya kosakata yang dimiliki, makin besar pula

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Makin kaya kosakata yang dimiliki, makin besar pula BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada prinsipnya tujuan pengajaran bahasa adalah agar para siswa terampil berbahasa, yaitu terampil menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Kualitas berbahasa

Lebih terperinci

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS RANGKUMAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 11 PADANG

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS RANGKUMAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 11 PADANG HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS RANGKUMAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 11 PADANG Oleh: Wenni Melasari 1, Abdurahman 2, Ermawati Arief 3 Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENYIMAK WAWANCARA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SEKAMPUNG. Oleh

KEMAMPUAN MENYIMAK WAWANCARA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SEKAMPUNG. Oleh KEMAMPUAN MENYIMAK WAWANCARA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SEKAMPUNG Oleh Wulan Sari Ni Nyoman Wetty S. Siti Samhati Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail:wulansari5574@yahoo.com Abstract This research

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENGGUNAKAN KALIMAT EFEKTIF PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 8 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

KEMAMPUAN MENGGUNAKAN KALIMAT EFEKTIF PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 8 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 KEMAMPUAN MENGGUNAKAN KALIMAT EFEKTIF PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 8 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh Nana Suriyana NIM 090388201211

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS TEKS KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMK NEGERI 03 MODEL INVEST KOTA BENGKULU

KEMAMPUAN MENULIS TEKS KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMK NEGERI 03 MODEL INVEST KOTA BENGKULU 166 KEMAMPUAN MENULIS TEKS KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMK NEGERI 03 MODEL INVEST KOTA BENGKULU Prisna Destia 1, Padi Utomo 2, dan M. Arifin 3 1,2,3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci