sendiri yang memiliki suatu hal yang khusus, tersendiri, tidak bisa sembarangan. Cerminan dari sebuah keindahan dan keunikan pun akan terlihat di dala

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "sendiri yang memiliki suatu hal yang khusus, tersendiri, tidak bisa sembarangan. Cerminan dari sebuah keindahan dan keunikan pun akan terlihat di dala"

Transkripsi

1 BAB V KONSEP PERANCANGAN INTERIOR 5.1 Konsep Citra Konsep citra dalam perancangan interior terbagi ke dalam dua hal, yaitu tema dan style. Hal tersebut akan dijelaskan sebagai berikut : Tema Beauty of Rustic merupakan sebuah konsep pada proyek kali ini. Beauty itu sendiri berarti, seusuatu nilai nilai yang memberi kesenangan atau kenikmatan kepada seluruh indera manusia, sesuatu yang menakjubkan, sesuatu yang menarik. Hal tersebut memiliki keterkaitan dengan karakteristik wine itu sendiri yang khusus dan unik. Rustic merupakan sesuatu hal yang berhubungan dengan keindahan alam, natural, countryside. Hal tersebut merupakan karakter yang dari wine itu sendiri yang berasal dari alam, di mana kesan yang akan ditampilkan adalah kesan alam yang memiliki tekstur yang kasar. Hal tersebut bertujuan untuk menciptakan kesan hangat seperti sensasi yang timbul sewaktu meminum wine. Penulis menggunakan konsep ini dikarenakan pada proyek ini hal yang terpenting di dalamnya adalah unsur unik dari wine tersebut dan keindahan dari berbagai elemen elemen pendukung. Pada wine house ini, keunikan merupakan sesuatu hal yang utama, di mana wine itu 46

2 sendiri yang memiliki suatu hal yang khusus, tersendiri, tidak bisa sembarangan. Cerminan dari sebuah keindahan dan keunikan pun akan terlihat di dalam proyek ini, sehingga manusia dapat merasakan makna yang tersirat jika sedang berada di dalam wine house ini, karena pada dasarnya orang datang ke tempat ini dengan perasaan ingin mencari ketenangan dan relaksasi Style Konsep Style yang digunakan di dalam perancangan interior wine house ini adalah konsep yang dapat membuat manusia merasakan kenyamanan dan ketenangan di dalam setiap ruangnya. Style yang akan digunakan adalah style modern. Style modern ini merujuk pada kesan yang sederhana dan tidak berlebihan, bentuk-bentuk interior modern mengarah pada bentuk dasar seperti lingkaran, bentuk yang tidak tajam. Style ini digunakan karena melihat adanya teknologi-teknologi yang ada pada jaman sekarang ini yang semakin maju dan perkembangan jaman, sehingga menimbulkan bentuk-bentuk yang sederhana yang dihasilkan oleh teknologi yang ada sekarang dan bentuk yang tidak rumit. 47

3 Gambar 5.1 Interior modern Sumber : -style.html Gambar 5.2 Interior modern Sumber : Konsep Bentuk Bentuk-bentuk yang akan digunakan pada proyek ini adalah bentuk yang harus mencerminkan kekuatan konsep Beauty of Rustic. Bentuk informatif harus mempertimbangkan aspek kesadaran manusia pada saat berinteraksi dengan lingkungannya, bentuk geometris merupakan pendekatan yang menarik agar terlihat interior yang stabil, seimbang, dan established (mapan). Wine House ini merupakan sebuah ruang yang dikunjungi manusia secara berkala, sehingga bentuk-bentuk dari furnitur dan plafon menggunakan bentuk yang geometris. 48

4 Gambar 5.3 Bentuk lengkung pada interior Sumber : Gambar 5.4 Bentuk geometris pada interior Sumber : Konsep Pencahayaan Pada prinsipnya, pencahayaan alami direncanakan sebagai sumber cahaya untuk fasilitas gedung. Pencahayaan buatan merupakan fasilitas penunjang. Pencahayaan yang digunakan mencerminkan konsep Beauty of Rustic. Manusia pada dasarnya menginginkan dan mengharapkan sebuah interior pencahayaan yang tidak terlalu membuat mata mereka silau dan memuat mereka bimbang, sehingga mereka betah dan merasa nyaman berlama lama di dalamnya. Sehingga pencahayaan yang baik dan nyaman harus terlihat di dalam wine house ini. Konsep pencahayaan yang akan digunakan pada ruangan-ruangan yang ada 49

5 adalah pencahayaan yang berkesan hangat bagi ruangan yang dan dapat membuat manusia nyaman di dalam ruangan. Pada bagian area tempat makan akan menggunakan pencahayaan yang terang, akan tetapi tidak membuat silau mata para pengguna ini, hal tersebut dikarenakan pencahayaan yang buruk dapat membuat orang yang makan di dalamnya tidak merasa nyaman, pada dasarnya manusia makan dalam kondisi ruangan dengan pencahayaan baik. Intensitas cahaya yang dimaksud adalah intensitas yang membuat orang betah berada di dalam wine house. Sementara pada bagian bar and lounge pencahayaan yang lebih redup dapat digunakan. Pencahayaan tersebut dapat dibagi ke dalam dua kategori : 1. Fungsional Pencahayaan fungsional dapat diterapkan pada area area yang tidak membutuhkan ambience, seperti : area kitchen, area office, dan lain lain. Pada pencahayaan fungsional biasanya konsep tidak begitu terasa, hal ini dikarenakan yang diutamakan adalah aspek fungsional. 2. Ambience Pencahayaan ambience merupakan pencahayaan yang mengutamakan suasana, biasanya diterapkan pada area area yang memerlukan ambience tertentu, seperti : area dinning, bar, lounge, dan lain lain. Hal tersebut diperlukan sebagai pembentuk suasana bagi pengunjung yang ada di dalamnya. 50

6 Gambar 5.5 Warm interior Sumber : Konsep Penghawaan Pada dasarnya sebuah gedung pasti membutuhkan penghawaan di dalamnya. Penghawaan yang membuat manusia nyaman di dalam sebuah ruangan adalah penghawaan yang tidak terlalu dingin pada setiap ruangannya. Oleh karena itu pada wine house kali ini penghawaan yang digunakan adalah penghawaan buatan. Penghawaan buatan yang akan digunakan adalah pendingin ruangan atau AC. Suhu udara yang akan dihasilkan oleh AC ini kurang lebih 18 C. Penghawaan alami dapat di gunakan pada proyek ini secara maksimal, hal ini dikarenakan lokasi site yang berada di dataran tinggi pegunungan. Penghawaan itu sendiri mementingkan dua hal : 1. Kenyamanan manusia sebagai pengguna dalam proyek ini kenyamanan pengguna sangat penting untuk menentukan kondisi fisik maupun mental dari pengguna, sehinga kenyamanan manusia dalam proyek ini sangat mengoptimalkan penghawaan alami dari bangunan, yang merupakan potensi dari bagunan dan site ini sendiri 2. Wine itu sendiri 51

7 Wine itu sendiri harus diperhatikan dalam proyek ini, di mana wine itu merupakan bagian terpenting dalam proyek ini. Tempat penyimpanan wine itu sendiri memerlukan suhu yang stabil, sehingga diperlukan sistem penghawaan buatan yang khusus, dan dapat membantu dalam proses penyimpanaan wine itu sendiri. Gambar 5.6 AC Sumber : Gambar 5.7 Exhaust Sumber : Konsep Warna Warna warna yang digunakan harus mencerminkan konsep dan karakter wine itu sendiri : 52

8 1. Natural Menggunakan warna warna yang memberikan kesan natural dan warna warna yang mewakili buah anggur tersebut, seperti : hijau, merah, creame, abu abu, dan lain lain. 2. Exclusive Menggunakan warna warna yang memberikan kesan exclusive, seperti : abu abu, hitam, coklat, dan lain lain. 3. Hangat Menggunakan warna warna yang dapat memberikan kesan hangat pada interior, seperti : merah, coklat, dan lain lain. Gambar 5.8 Merah dan turunannya Gambar 5.9 Hitam dan turunannya 53

9 Gambar 5.10 Coklat dan turunannya Gambar 5.11 Hijau dan turunannya 5.6 Konsep Material dan Finishing Material yang digunakan adalah material material alami yang merupakan cerminan dari konsep Beauty of Rustic. Hal tersebut dapat terlihat dari penggunaan material alami yang jarang digunakan. Material yang digunakan juga dapat mencerminkan kesan Rustic itu sendiri dan dapat diaplikasikan sebagai implementasi dari konsep itu sendiri, yang tercermin dalam penggunaan material bertekstur dan apa adanya. Material material yang merupakan salah satu contoh material yang memberikan kesan rustic adalah batu kali dan kayu. 54

10 Gambar 5.13 batu kali Sumber : Gambar 5.14 Tembok kayu Sumber : Menggunakan material bertekstur itu sendiri dapat menciptakan ambience untuk suatu ruangan. Hal tersebut dapat tercipta secara alami dengan bantuan pencahayaan yang baik. 55

11 BAB VI IMPLEMENTASI DESAIN 6.1 Ruang Lobby Lobby merupakan area yang pertama dikunjungi ketika pengunjung memasuki suatu bangunan. Maka dari itu lobby harus mampu menampilkan gambaran mengenai citra sebuah perusahaan dan suasana yang ingin ditonjolkan sesuai dengan konsep yang telah terpilih seperti yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya. Citra ruang yang ingin disampaikan pada ruang lobby ini adalah sebuah interior yang menonjolkan kesan rustic dan alami, namun tetap menampilkan kesan yang eksklusif. Lobby merupakan sebuah area yang dilalui pada saat proses pemindahan wine dari wine cellar menuju customer pada area restaurant. Oleh sebab itu maka harus diterapkan beberapa treatment khusus agar wine tersebut dapat terjaga suhunya. Pada area lobby terdapat banyak bukaan, dimana udara banyak masuk kedalam area ini, sehingga suhu udara pada luar dan dalam ruangan sama yaitu berkisar antara 18 C 19 C pada malam hari dan 20 C 21 C pada siang hari. Pada siang hari pemanfaatan terhadap penghawaan buatan seperti ac dan air curtain, penggunaan penyejuk ruangan dapat menjaga dan menstabilkan suhu dalam sebuah ruangan, sehingga suhu dalam sebuah ruangan dapat terjaga. Sementara air curtain digunakan untuk memisahkan udara dalam dua area, 56

12 biasanya digunakan pada area perbatasan antara area luar dan dalam 15. Hal tersebut bertujuan agar udara dingin yang berada di dalam ruangan tidak mengalir keluar ruangan, itu disebabkan oleh angin air-stream yang dikeluarkan oleh aircurtain itu sendiri sehingga membentuk sebuah air-barrier. Setiap benda atau zat yang ada memiliki kemampuan untuk menyerap panas, setiap benda memiliki kemampuan menyerap yang berbeda beda, hal tersebut disebut heat-capacity. Lalu pembuatan kolam berbentuk water-stream. Hal ini bertujuan, agar dapat menurunkan suhu ruangan, dimana penggunaan air dalam suatu ruangan dapat menurunkan kira kira 1 C 2 C suhu ruangan tersebut. Air merupakan sebuah zat yang dapat menyerap panas tanpa menaikan beberapa derajat suhu air itu sendiri, dibandingkan dengan zat zat lain 16. Selain itu, penggunaan material pada dinding adalah batu andesit, hal tersebut untuk menambah kesan natural dari interior tersebut. Batu juga memiliki kemampuan untuk menyerap panas, yaitu 0.84 ( kj/kg K ). 17 Sedangkan pada ceiling menggunakan mahogany wood yang merupakan bahan yang biasa digunakan pada wine racking system. Pada lantai menggunakan acian beton, dimana memiliki ketahanan terhadap panas dan kelembaban yang baik, juga untuk memberi kesan rustic itu sendiri. Implementasi desain dipaparkan melalui: 1. Konsep Citra 15 accessed on 16 june 2012, 13:10 PM 16 accessed on 16 june 2012, 13:12 PM 17 accessed on 16 june, 15:21 PM 57

13 Citra pada ruang lobby yang rustic atau countryside, alami, dan eksklusif di tuangkan dalam pembentukan suasana ruang yang banyak menggunakan unsur-unsur alam seperti penggunaan material alami, keterbukaan ruang, pemaksimalan pencahayaan, wall panel yang menggunakan bentuk alam hingga pengadaan waterstream. Hal ini ditujukkan untuk dapat memberikan kesan seperti berada di alam kepada seseorang ketika pertama kali memasuki ruangan dengan merasakan dan melihat dengan panca inderanya akan suasana alami yang tercipta. 2. Konsep Bentuk Bentuk yang dituangkan ke dalam ruang lobby merupakan penggambaran akan suasana alami, yang terdapat pada sentuhan modern di dalamnya untuk mendapakan kesan alami ketika memasuki ruang lobby. Bentuk-bentuk dinamis juga diterapkan di dalam lobby seperti bentuk melengkung karena bentuk melengkung cenderung mengarahkan sirkulasi pengunjung. Selain terlihat dari bentuk layout, sirkulasi juga ditunjukkan melalui pola lantai. Bentuk - bentuk furniture yang digunakan pada ruang lobby merupakan furniture dengan bentuk geometris tetapi tetap terbalut unsur alami. 58

14 Gambar 6.1 Layout lobby Gambar 6.2 Potongan lobby 3. Konsep Warna dan Material Warna-warna yang tercipta pada ruang lobby muncul dari penggunaan material alami pada hampir semua permukaan lobby. Lantai yang didapat dari penggunaan acian beton dengan warna abu - abu tua untuk memberi kesan rustic yang kuat, penggunaan batu alam seperti batu andesit berwarna abu abu tua dan batu bata pada dinding, serta coklat yang muncul dari penggunaan kayu untuk wall panel. Penggunaan warna dan material alami tentunya diaplikasikan untuk menunjang terciptanya 59

15 suasana alami. Pemilihan itu tetap berdasarkan konsep dan sifat teknis dari wine itu sendiri. 4. Konsep Pencahayaan Pada area lobby, untuk pagi hingga sore hari penggunaan pencahayaan alami lebih dimaksimalkan karena banyaknya bukaanbukaan pada ruang, yang merupakan salah satu potensi dari bangunan. Hal ini juga ditunjukkan untuk memaksimalkan suasana alami serta lebih mengurangi penggunaan energi. Pencahayaan alami yang kondusif, dapat mempengaruhi suasana sebuang ruang menjadi lebih alami. Sedangkan untuk malam hari, pencahayaan yang berkesan elegan ditonjolkan pada ruang lobby seperti warm light seperti lampu halogen, indirect light pada ceiling dan area reception, yang bertujuan untuk mendapatkan suasana eksklusif dan hangat, di mana pada saat malam hari kondisi lingkungan sekitar yang cenderung dingin. 5. Konsep Penghawaan Penghawaan yang digunakan pada area lobby adalah penghawaan alami karena lobby memiliki banyak bukaan-bukaan. Penggunaan penghawaan alami ditunjang oleh penghijauan dan landscape di luar bangunan yang merupakan potensi dari bangunan ini. Dengan keadaan udara alami yang baik pada area lobby diharapkan dapat menambah kesan alami dan rustic pada area ini. Tetapi digunakan pula penghawaan buatan berupa air curtain, untuk menjaga suhu ruangan agar tetap stabil, hal tersebut di karenakan lobby merupakan salah satu wilayah yang dekat 60

16 dengan wine cellar dan area yang dilalui saat wine itu bergerak dari wine cellar menuju kepada konsumen. 6.2 Wine Cellar Sebagai sebuah wine house, hal yang paling utama adalah sebuah wine cellar, di mana wine cellar tersebut merupakan suatu karakter dari sebuah wine house. Pengolahan desain pada ruang wine cellar juga tetap mengedepankan alam sebagai unsur utama suasana ruang. Selain memasukkan unsur alam, desain dengan bentuk-bentuk dinamis juga diimplementasikan pada interior. Wine cellar merupakan tempat penyimpanan wine itu sendiri, yang merupakan area terpenting dan vital dalam sebuah wine house. Penyimpanan wine itu sendiri harus memiliki beberapa standar standar yang ada. Dari segi perawatan wine itu sendiri memiliki beberapa standar yang telah ditetapkan. Standar standar sebuah tempat penyimpanan wine (wine cellar) : 1. Tempat gelap 2. Bersuhu stabil (10 C -15 C) 3. Tidak ada getaran 4. Tidak terkena sinar matahari langsung 5. Jauh dari sumber panas 6. Kelembaban udara stabil (55%-75%) Standarisasi sebuah wine cellar : 18 Wine cooling system 18 accessed on 17 june 2012, 16:42 PM 61

17 Pada ruang ini akan digunakan split cooling system, terdiri dari condensing unit, evaporator coil, dan line sets. Sistem cara kerjanya sama seperti ac split. Hal ini dimungkinkan karena sistem seperti ini dapat mengurangi panas, suara, dan kebutuhan ventilasi sebagai pembuangan. Wine cellar racking Biasanya kayu yang digunakan adalah kayu redwood dan mahogany, hal tersebut dikarenakan kedua kayu tersebut memiliki ketahanan terhadap jamur dan daya serap air lebih tinggi daripada kayu jenis lain. Selain kayu dapat pula digunakan besi sebagai bahannya. Dalam proyek ini bahan yang akan digunakan dalam wine rack adalah gabungan dari kayu redwood dan pipa stainless steel. Jangan pernah menggunakan kayu cedar, karena memiliki aroma yang kuat dan dapat merusak wine. Perancangan sebuah wine racking system, harus memenuhi beberapa syarat dari wine itu sendiri dari segi fisik, di mana wine itu sendiri memiliki ukurang yang berbeda beda. Terdapat dua golongan ukuran wine yang biasa disimpan yaitu, standard racking dan magnum racking 19. Standard racking adalah wine wine yang memiliki ukuran berkisar antara 5,9cm sampai 8,6cm, sementara magnum racking berkisar antara 9,05cm sampai 10,16cm. sementara standar untuk standard wine racking memiliki lebar 7,92cm dan 10,79cm untuk magnum racking. Hal tersebut menjadi standar dari desain wine rack pada area ini accesed on 17 June 2012, 16:52 PM 62

18 Wall and ceiling covering Sebelum melakukan finishing pada tembok dan langit langit, dimulai dengan pemasangan insulation wall system. Dengan memasangkan vapor barrier pada dinding beton, lalu pemasangan insulation, dan kemudian pemasangan dinding dalam, pada umumnya digunakan green board lalu dilapisi dengan cat latex. Penggunaan bahan bahan seperti granit dan batu batuan lain juga banyak digunakan. Gambar 6.3 Wall insulation Sumber : Wine cellar door Pada proyek kali ini akan digunakan pintu kaca, dan pintu tersebut harus setidaknya memiliki dua buah panel kaca temper, hal tersebut dimaksudkan agar tidak ada perpindahan panas dari luar ke dalam, yang dapat merusak wine, dan penting bahwa tidak ada udara yang masuk atau keluar dari sela sela pintu, sehingga penggunaan seal atau lapisan penumbat berupa karet yang baik harus 63

19 diterapkan. Jika terjadi kebocoran udara, maka akan terjadi pembuangan energi pada cooling system. Gambar 6.4 Glass door system Sumber : Wine cellar floor Umumnya digunakan adalah semen, marmer, keramik, dan vinyl. Pada proyek kali ini lantai yang akan digunakan adalah marmer dan vinyl, karena marmer tersebut memiliki heat capacity 0.88 ( kj/kg K ). Jangan menggunakan karpet, hal tersebut dapat bergelombang dan lembab. Wine cellar lighting Pada proyek ini menggunakan dimmer untuk mengatur intensitas terang cahaya, dan menggunakan lampu dengan intensitas cahaya yang tidak terlalu terang. Wine cellar security system Proyek ini menggunakan alarm yang akan berbunyi jika terjadi perubahan suhu dalam wine cellar secara drastis. 64

20 1. Konsep Citra Selain suasana alami, citra ruang yang ingin dibentuk pada ruang wine cellar ini adalah kesan modern, exclusive, hangat dan alami yang dilihat dari bentuk-bentuk dinamis pada ruang, dan material yang digunakan. 2. Konsep Bentuk Bentuk pada ruangan merupakan bentuk-bentuk yang dinamis dan memiliki sirkulasi yang terarah seperti adanya perbedaan ketinggian lantai dan pola lantai, serta bentuk-bentuk melengkung yang bersifat mengarahkan baik pada bentuk ruang maupun pola lantai. Bentuk ceiling pada wine cellar ini yang berupa bentuk kayu potong utuh, yang dapat memberi kesan rustic yang kuat pada interior. Gambar 6.5 layout wine cellar 65

21 Gambar 6.6 Potongan wine cellar 3. Konsep Warna & Material Penggunaan warna pada ruang adalah berasal dari material yang ada seperti, warna coklat kayu, atau warna abu-abu dari batu alam. Penggunaan material seperti kayu merupakan material yang dapat memberikan kesan rustic yang kuat dalam wine cellar. Cermin dan kaca banyak diaplikasikan pada ruang ini, selain karena kebutuhan ruang, kaca dan cermin diaplikasikan bersama material lain dan dituangkan ke dalam bentuk yang variatif seperti kaca untuk menciptakan ruang yang dlebih luas, di mana kondisi ruang yang tidak terlalu besar. 4. Konsep Penghawaan Wine memiliki standar khusus terhadap suhu ruangan, kelembaban, dan lain lain, maka dari itu penghawaan buatan dipilih pada ruangan ini. Penggunaan wine cooling system merupakan pilihan yang paling tepat. Hal tersebut juga disebabkan oleh kondisi ruangan yang tertutup dari sumber penghawaan alami. 66

22 5. Konsep Pencahayaan Pencahayaan pada ruang wine cellar menggunakan pencahayaan buatan. Hal tersebut dikarenakan kebutuhan cahaya yang tidak terlalu banyak pada ruangan ini, dan juga kondisi yang mengharuskan ruang ini tertutup dan jauh dari sumber cahaya. Sedangkan untuk sebagian besar ruang, menggunakan pencahayaan buatan seperti downlight, dan juga indirect light yang mengikuti bentuk ceiling yang ada, spotlight untuk memberikan atau membuat ambience yang tenang dan hangat. 6.3 VIP Dining Room Ruang makan merupakan salah satu fasilitas utama yang terdapat di dalam wine house yang merupakan tempat di mana para pengunjung dapat menikmati wine tersebut. Ruang makan memiliki kegiatan yang membutuhkan ketenangan dan suasana yang nyaman, yang mempengaruhi psikologi sesorang untuk betah berlama lama di tempat tersebut. Pada proyek ini area vip dinning room merupakan salah satu area yang dijadikan tempat untuk menikmati wine itu sendiri. Sehinga proses wine tersebut dari wine cellar menuju area makan tersebut harus memiliki standar - standar khusus pada saat penyajian wine tersebut, white wine 7 C 13 C, red wine 13 C - 18 C, sementara suhu ruangan yang dianjurkan adalah 18 C - 27 C 20. pada area ini digunakan pula ac, dengan tujuan agar dapat menjaga suhu ruangan agar tetap stabil accsessed on 17 june 2012, 20:11 PM 67

23 Seperti yang telah disebutkan sebelumnya mengenai suhu ruangan dalam proses penyajian wine tersebut, sangat penting untuk menjaga suhu ruangan agar tetap stabil. Melihat suhu udara lingkungan daerah tersebut yang telah disebutkan sebelumnya, suhu tersebut sangat cocok dan pas dala menyajikan wine, di mana penggunaan material yang berbeda beda tergantung dari heat capacity masing material yang digunakan dalam ruangan tersebut, material yang digunakan dapat merubah suhu ruangan tersebut. Pada ruangan ini, terdapat beberapa material yang digunakan, seperti batu kali pada dinding yang memiliki heat capacity 0.84 ( kj/kg K ) pada dinding, dan lantai ruangan ini. Sementara ada beberapa bagian lantai yang menggunakan batu andensit. Pengunaan kayu mahogany pada dinding ruangan dipilih dengan pertimbangaan kayu yang sama digunakan pada area wine cellar, hal tersebut diangap sebagai kayu yang paling pas untuk sebuah wine, karena memiliki daya serap air dan panas yang tinggi dan tahan terhadap jamur dibandingkan dengan kayu jenis lain. Sementara pada lantai digunakan pula vinyl dimana vinyl merupakan salah satu material yang banyak digunakan pada sebuah wine cellar. Terdapat pula panel plat tembaga pada bagian dinding, meski tembaga tidak memiliki sifat menyerap panas yang besar, namun tembaga tetap dapat menyerap panas dengan heat capacity 0.39 ( kj/kg K ). Pada area ini digunakan pula double panel doors glass, dengan tujuan sama seperti pada penggunaannya pada wine cellar, untuk dapat menjaga suhu pada dalam ruangan. 68

24 Gambar 6.7 Double panel glass doors system Sumber : Kesan alami dan nyaman ditonjolkan pada interior ruang makan melalui implementasi desain sebagai berikut: 1. Konsep Citra Citra ruang yang ingin dicapai pada ruang ini adalah ruang yang memberikan kesan nyaman ketika pengunjung memasuki ruang dengan nuansa alami. Suasana alami lebih terasa pada ruang makan dengan lebih menonjolkan penggunaan material alami pada sebagian besar permukaan ruang, dan tekstur yang diberikan oleh material yang digunakan, ditambah dengan adanya penghijauan maupun bukaan-bukaan pada ruang. 2. Konsep Bentuk Bentuk geometris yang melambangkan ketenangan dan keteraturan lebih dominan diaplikasikan pada ruang makan. Kesan alami ditonjolkan melalui bentuk ruang yang terbuka yang menonjolkan penghijauan di luar ruang. Bentuk ceiling dan pola lantai yang geometris bertujuan agar terdapat keteraturan di dalamnya. Bentuk furniture juga merupakan bentuk 69

25 geometris agar menjadi satu kesatuan bersama dengan bentuk ruang secara keseluruhan. Gambar 6.8 Layout VIP dinning room Gambar 6.9 Potongan VIP dinning Room 3. Konsep Warna dan Material Pada ruang makan, penggunaan material alami lebih dimaksimalkan pada hampir setiap bagian permukaan ruang sehingga penggunaan warna sebagian besar merupakan warna dasar dari material 70

26 alami itu sendiri. Keseluruhan permukaan ruang ini dibalut oleh material alami mulai dari lantai, dinding, hingga ceiling. Lantai menggunakan material kayu, bertujuan agar pengunjung tidak merasa dingin ketika menginjakkan kaki, hal tersebut dilakukan agar menyeimbangkan antara tembok batu yang memberi kesan keras. Warna hijau didapat dari penghijauan di luar dan di dalam ruang yang melengkapi nuansa alami pada ruangan. 4. Konsep Pencahayaan Untuk pagi hingga sore hari, ruang makan menggunakan pencahayaan alami yang didapat dari bukaan-bukaan seperti jendela dan pintu kaca pada balcon yang ada untuk memaksimalkan potensi bangunan yang sudah ada. Panas matahari diredam oleh penghijauan yang ada di luar ruang. Sementara pada waktu malam hari menggunakan pencahayaan buatan tetapi dengan intensitas cenderung rendah, hal tersebut agar dapat memberi kesan hangat tetapi tetap memperlihatkan material pada dinding, dengan tujuan menciptakan kesan hangat dari tekstur material tersebut, dan tidak menggangu pandangan. 71

5.2 Konsep Citra Konsep citra ruang yang ingin dicapai adalah ruang yang memberikan kesan menyegarkan, nyaman dan menonjolkan suasana alami namun teta

5.2 Konsep Citra Konsep citra ruang yang ingin dicapai adalah ruang yang memberikan kesan menyegarkan, nyaman dan menonjolkan suasana alami namun teta BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1 Penelusuran Konsep Berdasarkan Analisa Konsep perencanaan interior yang digunakan dalam perancangan ini adalah refresh yang berarti to give new freshness or brightness to;

Lebih terperinci

Gambar 5. 1 Citra ruang 1 Gambar 5. 2 Citra ruang 2 2. Lounge Lounge merupakan salah satu area dimana pengunjung dapat bersantai dan bersosialisasi de

Gambar 5. 1 Citra ruang 1 Gambar 5. 2 Citra ruang 2 2. Lounge Lounge merupakan salah satu area dimana pengunjung dapat bersantai dan bersosialisasi de BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 5.1 Konsep Citra Ruang Konsep citra ruang yang ingin dicapai adalah ruangan yang memberikan suasana kondusif kepada pengguna perpustakaan. citra ruang dimana pengguna

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Kerangka Berpikir Konsep Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep 105 106 Dari kerangka berpikir diatas dapat penulis memilih konsep Batik Pekalongan : The Diversity of Culture

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep/Citra Ruang Citra atau image yang digunakan dalam mendukung karakter desain adalah modern natural with batavian etnic, dengan menggunakan bentuk bentuk yang geometris

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 KONSEP PERANCANGAN Mengacu kepada sasaran fasilitas ini adalah remaja pengguna narkoba, maka diperlukan sebuah tempat dan susunan yang bersifat dapat membangkitkan semangat

Lebih terperinci

BAB.IV. KONSEP DESAIN. IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic,

BAB.IV. KONSEP DESAIN. IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic, BAB.IV. KONSEP DESAIN IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic, Refreshing, berarti tidak kaku, mampu memotivasi pengguna Relaxing, mampu

Lebih terperinci

Gambar 5.2 Mind Mapping Perawat dan Pengunjung Gambar 5.3 Mind Mapping Site dan Bangunan 1

Gambar 5.2 Mind Mapping Perawat dan Pengunjung Gambar 5.3 Mind Mapping Site dan Bangunan 1 BAB V KONSEP PERANCANGAN INTERIOR 5. 1. Dasar dan Tujuan Setelah melewati proses analisis, penulis mengambil tema refreshment atau penyegaran sebagai konsep desain yang akan diterapkan pada perancangan

Lebih terperinci

Bab IV. Konsep Perancangan

Bab IV. Konsep Perancangan Bab IV Konsep Perancangan 4.1 Konsep Perancangan Konsep perancangan pada proyek ini didasari oleh tinjauan data mengenai sifat dan karakteristik pasien, dimana beberapa dari pasien dewasa maupun anak-anak

Lebih terperinci

KONSEP MAKRO & KONSEP MIKRO

KONSEP MAKRO & KONSEP MIKRO KONSEP MAKRO & KONSEP MAKRO Pemilihan langgam Post-modern di rasa lebih sesuai pengaplikasian nya pada konsep desain interior clubhouse eastcoast residence ini, ditambah dengan nuansa natural. Konsep ini

Lebih terperinci

KONSEP DESAIN Konsep Organisasi Ruang Organisasi Ruang BAB III

KONSEP DESAIN Konsep Organisasi Ruang Organisasi Ruang BAB III BAB III KONSEP DESAIN Sebagaimana fungsinya sebagai Museum Budaya Propinsi Jawa Barat, museum ini mewakili kebudayaan Jawa Barat, sehingga tema yang diangkat adalah Kesederhanaan Jawa Barat dengan mengadaptasi

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DESAIN. Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan

BAB IV KONSEP DESAIN. Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan 73 BAB IV KONSEP DESAIN IV.1 Konsep Ruang (Citra Ruang) Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan dengan bergaya futurisctic. Konsep fun ini diartikan sebagai sesuatu

Lebih terperinci

Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis)

Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis) 101 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Ide Gagasan Ide gagasan perancangan desain interior Resort ini berupa konsep Zen. Zen merupakan konsep yang terinspirasi dari konsep interior Jepang, yang memadukan antara

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis) commit to user

BAB V PENUTUP. Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis) commit to user digilib.uns.ac.id 101 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Ide Gagasan Ide gagasan perancangan desain interior Resort ini berupa konsep Bali Style. Bali Style merupakan konsep yang sering digunakan pada bangunan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Masjid merupakan tempat peribadatan umat muslim yang dapat kita temukan di mana-mana di seluruh dunia. Masjid selain sebgai tempat peribadatan juga telah menjadi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pusat es krim merupakan fasilitas yang dirancang untuk penikmat es krim. Pusat es krim menyediakan berbagai jenis es krim dan kebutuhan mengenai es krim bagi masyarakat terutama

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 1.1 Konsep Perencanaan Dan Perancangan Proyek perencanaan dan perancangan untuk interior SCOOTER OWNERS GROUP INDONESIA Club di Bandung ini mengangkat tema umum

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Konsep Sebuah konsep desain tempat pendidikan yang ramah lingkungan dengan membawa suasana yang asri membawa kehangatan keluarga dalam sebuah wadah pendidikan. Anak anak

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERANCANGAN BAB III KONSEP PERANCANGAN Dalam perancangan pusat Informasi dan kegiatan Muslim Tionghoa Lau Tze ini, banyak hal hal yang telah di jelaskan pada bab bab sebelumnya yang akan diterapkan pada perancangan.

Lebih terperinci

Penjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai

Penjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai BAB V KONSEP DESAIN 5.1 Konsep Citra Konsep merupakan solusi dari permasalahan desain yang ada. Oleh karena itu, dalam pembuatan konsep harus mempertimbangkan mengenai simbolisasi, kebutuhan pengguna,

Lebih terperinci

KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU

KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU BAB IV KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU 4.1. Tema Desain Penderita TB maupun penderita penyakit paru lainnya akan memiliki perasaan dan pikiran negatif, bahkan setelah sembuh penderita penyakit

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP STYLE DESAIN INTERIOR

BAB IV KONSEP STYLE DESAIN INTERIOR BAB IV KONSEP STYLE DESAIN INTERIOR 4.1 Latar Belakang Pemilihan Tema Tema yang diangkat untuk mendukung bangunan perpustakaan umum ini adalah Dinamis dan Ceria. Adapun yang melatar belakangi pemilihan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Didalam sebuah perancangan interior, fasilitas sangat menunjang dalam aktifitas yang dilakukan di dalamnya. Fasilitas merupakan hal penting dalam mendesain

Lebih terperinci

KONSEP DESAIN. WARNA Warna yang digunakan adalah warna khas budaya Toraja yang terdapat pada elemen arsitektural dan motif ornamen.

KONSEP DESAIN. WARNA Warna yang digunakan adalah warna khas budaya Toraja yang terdapat pada elemen arsitektural dan motif ornamen. BENTUK Bentuk yang digunakan dapat berupa transformasi dari bentuk Tongkonan, ragam hias tradisional Makassar dan Toraja, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan budaya Makassar dan Toraja. Untuk menciptakan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN INTERIOR IV.1. Konsep Perancangan Konsep Perancangan hotel resort merupakan kesimpulan dari analisis Perancangan hotel resort. Konsep Perancangan hotel resort di pantai Jakarta

Lebih terperinci

BAB IV SINTESA PEMBAHASAN. yang diusung dalam sebuah konsep desain Hotel Mulia adalah luxurious

BAB IV SINTESA PEMBAHASAN. yang diusung dalam sebuah konsep desain Hotel Mulia adalah luxurious BAB IV SINTESA PEMBAHASAN 4.1 Gaya Dan Tema Perancangan Menentukan jenis tema merupakan langkah awal dalam membangun suatu ruangan. Untuk dapat memberikan rekomendasi kepada klien akan interior Hotel Mulia

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN RUMAH SAKIT ANAK DI BANDUNG

BAB III PERANCANGAN RUMAH SAKIT ANAK DI BANDUNG BAB III PERANCANGAN RUMAH SAKIT ANAK DI BANDUNG 3.1 Tema Perancangan Tema Dalam Perancangan Interior Rumah Sakit Anak di Bandung ini adalah Wonderland (Tanah Impian). Konsep tema ini didasari oleh tinjauan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN 5.1. Gaya dan Tema dalam Perancangan Perancangan interior Sing a Song Family Karaoke ini mengambil gaya modern dan tema Pop Art, karena ingin menciptakan suasana

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Kerangka Konsep Aktif Fashionable Berjiwa Muda Semangat Produktif Mapan Dewasa Merah Muda Organis Biru & Hijau Karakteristik Warna Bentuk Warna Wanita Urban Refresh TEA SPA

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman V.1. Konsep Gaya dan Tema BAB V KONSEP PERANCANGAN Kebutuhan : Natural Gaya yang dapat membuat nyaman pengunjung Gaya yang dapat menarik masyarakat umum Gaya yang dapat menampilkan kebudayaan Informatif

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Perancangan Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Setia 5.1.1. Gaya Perancangan Gaya arsitektur yang dipakai pada bangunan Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Setia ini direncanakan

Lebih terperinci

BAB 4. Analisis dan Bahasan

BAB 4. Analisis dan Bahasan BAB 4 Analisis dan Bahasan 4.1 Konsep Perancangan Makanan kini tak lagi hanya menjadi sekedar pengisi perut. Masyarakat kini menyadari makanan dengan segi kultural yang varian telah menjadi lifestyle yang

Lebih terperinci

DAFTAR GAMBAR Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar A Gambar Gambar Gambar 2.18.

DAFTAR GAMBAR Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar A Gambar Gambar Gambar 2.18. DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Logo Badan Tenaga Nuklir Nasional... 20 Gambar 2.2. Struktur Organisasi Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan (PSTNT) BATAN... 23 Gambar 2.3. Site Plan Gedung PSTNT-BATAN...

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL & PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL & PEMBAHASAN 1 BAB 4 HASIL & PEMBAHASAN Pengaplikasian wall treatment menggunakan bata exposed, lantai bermaterial concrete tanpa finishing Penerapan modul atau bentuk abstrak dan geometris pada furnitur dan partisi

Lebih terperinci

cross ventilation system, maka konsep desain juga mengikuti fungsi tujuan arsitektur bangunan tersebut supaya terjadi keserasian, dan keselarasan anta

cross ventilation system, maka konsep desain juga mengikuti fungsi tujuan arsitektur bangunan tersebut supaya terjadi keserasian, dan keselarasan anta BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR BASKETBALL COMMUNITY CENTER 5.1 KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 5.1.1 KONSEP DASAR Pengertian olahraga adalah gerak tubuh untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh. Olahraga

Lebih terperinci

Putih Abu Hitam Coklat

Putih Abu Hitam Coklat KONSEP PERANCANGAN RUANG DALAM Tema yang saya terapkan pada tugas Perancangan Ruang Dalam ini adalah konsep Kontemporer. Karakteristik dari konsep kontemporer adalah konsep ruang yang terkesan terbuka

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN Sekolah Negeri Terpadu (SD-SMP) 46 BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN 5.1 Konsep Bentuk dan Massa Bangunan Perletakan massa pada tapak. Bangunan proyek sekolah ini memiliki dua Entrance, yaitu dari depan

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM BANK INDONESIA BANDUNG

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM BANK INDONESIA BANDUNG BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM BANK INDONESIA BANDUNG 3.1 Tema Dan Gaya a. Tema Tema yang akan diterapkan pada Museum Bank Indonesia ini adalah Menemani Perjalanan Panjang Bank Indonesia.

Lebih terperinci

BAB IV Konsep Perancangan Museum Mobil Klasik. ini adalah Vintage Industrial. Tema ini terdiri dari kata Vintage dan

BAB IV Konsep Perancangan Museum Mobil Klasik. ini adalah Vintage Industrial. Tema ini terdiri dari kata Vintage dan BAB IV Konsep Perancangan Museum Mobil Klasik 4.1 Tema Tema yang diambil dalam perancangan Museum Mobil Klasik ini adalah Vintage Industrial. Tema ini terdiri dari kata Vintage dan Industrial. Vintage

Lebih terperinci

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN BAB IV. KONSEP PERANCANGAN IV. 1 Konsep Citra Pada Ayu Balinese Beauty & Spa ini memilih untuk memberikan kesan citra seperti pada tabel dibawah ini. Bagan 4. 1 Konsep Citra IV. 2 Latar Belakang Pemilihan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 4.1 Alternatif Zoning 1 ANALISA : Letak zona publik berada di dekat pintu masuk karena zona tersebut diperunttukan bagi pengunjung yang baru datang. Pada alternative zona

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. kehidupan modern dengan tuntutan kebutuhan yang lebih tinggi. Seiring

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. kehidupan modern dengan tuntutan kebutuhan yang lebih tinggi. Seiring 151 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Perkembangan jaman yang melaju dengan pesat, membuat sebuah kehidupan modern dengan tuntutan kebutuhan yang lebih tinggi. Seiring dengan itu, sebuah

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep perancangan 4.1.1 Konsep Gaya Konsep gaya pada perancangan Showroom Mabua Harley Davidson ini di desain dengan unik dan memberi kesan tempo dulu, berdasarkan analisa

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN MUSEUM SENJATA API RUSIA

BAB III KONSEP PERANCANGAN MUSEUM SENJATA API RUSIA BAB III KONSEP PERANCANGAN MUSEUM SENJATA API RUSIA III.1. Konsep dan Tema Perancangan Konsep perancangan pada proyek ini adalah Solid & Sturdy yang diterapkan untuk mendeskripsikan sesuatu yang solid

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR DAN PENERAPAN DESAIN

BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR DAN PENERAPAN DESAIN BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR DAN PENERAPAN DESAIN V.1 Konsep Perancangan Interior V.1..1 Konsep Desain Perancangan interior untuk Interior Design Department of Binus University ini memiliki tema Dynamic

Lebih terperinci

Konsep BAB V KONSEP. 5.1 Kerangka Konsep. 5.2 Konsep Young Dynamic

Konsep BAB V KONSEP. 5.1 Kerangka Konsep. 5.2 Konsep Young Dynamic BAB V KONSEP 5.1 Kerangka Konsep Konsep Sekolah Fotografi Darwis Triadi adalah sebuah sekolah fotografi yang didirikan oleh seorang fotografer profesional bernama Andreas Darwis Triadi pada tahun 2003.

Lebih terperinci

REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA

REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA ZONIFIKASI Dasar pertimbngan Potensi site Kemungkinan pengelohan Tuntutan kegiatan UTILITAS Konsep utilitas pada kawasan perencanaan meliputi : 1. Terjadinya

Lebih terperinci

ELEMEN ESTETIS. Topeng Cepot pada Dinding. Ukiran pada partisi

ELEMEN ESTETIS. Topeng Cepot pada Dinding. Ukiran pada partisi AUDITORIUM BENTUK WARNA MATERIAL Menggunakan sistem dinding panel berporiyang terdiri dari dua konfigurasi : 1. Konfigurasi penyerap (pori terbuka) 2. Konfigurasi pemantul (pori tertutup) Dan dapat di

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN. 5.1 Konsep Desain

BAB V KONSEP PERENCANAAN. 5.1 Konsep Desain BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1 Konsep Desain Jakarta sebagai ibu kota negara merupakan kota tersibuk di Indonesia, banyak sekali kejadian-kejadian yang dapat membuat orang menjadi stress seperti, kemacetan,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN IV. 1 ZONING DAN GROUPING Gambar 4.1Zoning lantai 1 ANALISIS ZONING Peletakkan area semi private terjaga privasinya dan tidak mengganggu pengunjung yang datang. Area Private

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 4.1 Konsep Perancangan HEPOL BUILDING HANNINE RESTO Suasana khas Korea Budaya Korea Hanok Nyaman Tenang Gedung Perkantoran Bangunan dengan konsep modern Restoran Korea

Lebih terperinci

Bab 4 KONSEP PERENCANAAN DESAIN

Bab 4 KONSEP PERENCANAAN DESAIN Bab 4 KONSEP PERENCANAAN DESAIN 4.1. Konsep Desain 4.1.1 Kerangka Konsep Desain Gambar 4.1 Kerangka Konsep Sumber : Analisa Pribadi 4.1.2 Tema Tema yang di gunakan dalam perancangan ini adalah bee (lebah).

Lebih terperinci

EKSTERIOR SIANG HARI

EKSTERIOR SIANG HARI 1. RUSTIC. Konsep rustic adalah konsep yang berbasis pada kesadaran lingkungan, dan dideskripsikan sebagai gaya yang menekankan pada unsur alam serta elemen yang belum terfabrikasi. Desain interior rustic

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Konsep Dasar Perancangan

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Konsep Dasar Perancangan BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Konsep Dasar Perancangan Dalam mendesain sebuah fasilitas kesehatan hewan peliharaan, faktor teknis adalah yang utama, dimana dalam keputusan penggunaan material yang mudah dirawat,

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tujuan dari perancangan Pusat Gerontologi di Jawa Barat merupakan

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tujuan dari perancangan Pusat Gerontologi di Jawa Barat merupakan BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. TUJUAN PERANCANGAN Tujuan dari perancangan Pusat Gerontologi di Jawa Barat merupakan sebuah fasilitas kesehatan berupa hunian bagi kaum lansia agar dapat terlihat lebih nyaman

Lebih terperinci

BAB V. PENGOLAHAN INTERIOR DENAH KHUSUS

BAB V. PENGOLAHAN INTERIOR DENAH KHUSUS BAB V. PENGOLAHAN INTERIOR DENAH KHUSUS Pengolahan interior medical spa ini berdasarkan inspirasi dari kebudayaan Sunda dan unsur spa itu sendiri yaitu air. Penggabungan unsur natural dari budaya setempat

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN 5.1. Gaya dan Tema dalam Perancangan Konsep pada Fitness Center, interior desain yang ditampilkan oleh Fitness Center ini bergaya Modern Retro. Tema perancangan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Interior Gambar 4.1 Mind Map Sumber: Penulis Konsep perancangan interior pada museum ini ingin mengubah sebuah museum yang memiliki pencitraan yang sedikit

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.I. Fungsi Perancangan Fashion center ini bertujuan untuk menghimpun aktivitas dan kegiatan yang bergerak di bidang fashion. Untuk menciptakan efisiensi,efektivitas dan optimalitas

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Berdasarkan analisa yang telah dibahas pada BAB III, maka citra ruang yang akan diangkat pada Japan Foundation ini adalah citra yang dapat / mampu menopang

Lebih terperinci

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1 0.15 8.60 2.88 Pada area lantai,1 ruang parkir di perluas dari yang sebelumnya karena faktor jumlah kendaraan pada asrama yang cukup banyak. Terdapat selasar yang difungsikan sebagai ruang tangga umum

Lebih terperinci

BAB III STUDI LAPANGAN

BAB III STUDI LAPANGAN BAB III STUDI LAPANGAN A. Perpustakaan Grhatama Pustaka Berlokasi di Jl. Janti, Banguntapan Bantul, D.I. Yogyakarta. Jam layanan untuk hari Senin-Jumat : 08.00 s.d. 22.00 WIB, hari Sabtu : 08.00 s.d. 16.00

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN LAPANGAN

BAB III KAJIAN LAPANGAN BAB III KAJIAN LAPANGAN A. Ieke Coffe and Gelato (survei café es krim) 1. Lokasi: Jl. Yos Sudarso No. 197 Solo. Merupakan jalan utama ke arah Solo Baru. Letaknya di pinggir jalan. 2. Aktivitas a. Pengunjung:

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1 Tema Interior Konsep desain pada perancangan fasilitas Pusat Pengembangan Kreativitas Anak ini menggunakan pendekatan terhadap konsep fungsi dan citra. Fasilitas ini mengambil

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar Perancangan Pusat Pemasaran Mebel di Kota Pasuruan ini adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian konsep perancangan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Penerapan Tema Pada Perancangan Untuk bioskop mini ini prioritas utama adalah ruang menonton dan area menunggu, baik dari segi ukuran maupun bentuk. Ruangan yang selapang

Lebih terperinci

BAB III STUDI LAPANGAN. Syariah Hotel Lor In Solo adalah sebuah Hotel syariah berbintang 4

BAB III STUDI LAPANGAN. Syariah Hotel Lor In Solo adalah sebuah Hotel syariah berbintang 4 BAB III STUDI LAPANGAN III. III. A. OBSERVASI A.1. Syariah Hotel Lor In Solo Syariah Hotel Lor In Solo adalah sebuah Hotel syariah berbintang 4 terbesar di kota Solo. Hotel yang memiliki luasan yang tidak

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY 81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Gaya dan Tema Perancangan Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya modern etnik. Pemilihan gaya modern etnik berdasarkan

Lebih terperinci

KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA

KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA 2011 KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA RUMAH TINGGAL BAPAK Ir. Budiman, M.A. Jl. Merdeka Barat 12 Jakarta Designed by: Karina Larasati NIM. 00987654333 JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FBS UNY

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Beberapa simpulan dari hasil perancangan ini adalah:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Beberapa simpulan dari hasil perancangan ini adalah: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Beberapa simpulan dari hasil perancangan ini adalah: 1. Untuk menerapkan konsep desain Mars pada perancangan ini maka interior perancangan mini teater ini menerapkan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. aktivitas dan kegiatan yang bergerak di bidang fashion muslimah dan. optimalitas dalam mendukung perkembangan dunia

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. aktivitas dan kegiatan yang bergerak di bidang fashion muslimah dan. optimalitas dalam mendukung perkembangan dunia BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.I. Fungsi Perancangan Muslimah Fashion center ini bertujuan untuk menghimpun aktivitas dan kegiatan yang bergerak di bidang fashion muslimah dan kebutuhan wanita. Untuk menciptakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR Prasato Satwiko. Arsitektur Sadar Energi tahun 2005 Dengan memfokuskan permasalahan, strategi penataan energi bangunan dapat dikembangkan dengan lebih terarah.strategi

Lebih terperinci

SAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS. Di susun oleh : ROMI RIZALI ( )

SAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS. Di susun oleh : ROMI RIZALI ( ) SAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS Di susun oleh : ROMI RIZALI (0951010018) Dosen Pembimbing : HERU SUBIYANTORO ST. MT. UPN VETERAN JAWA TIMUR FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 4.1 Konsep Perancangan Konsep yang didesain perancang dengan mengandalkan imajinasi tentang ruangan yang akan digunakan di masa depan, biasanya material menggunakan bahan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PROYEK. Peranan Praktikan dalam mengerjakan proyek ini adalah sebagai junior designer 2

BAB IV ANALISA PROYEK. Peranan Praktikan dalam mengerjakan proyek ini adalah sebagai junior designer 2 BAB IV ANALISA PROYEK 4.1 Peranan Praktikan dalam Proyek Peranan Praktikan dalam mengerjakan proyek ini adalah sebagai junior designer 2 Dimensi dan 3 Dimensi, selain itu juga membantu memberikan masukan

Lebih terperinci

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA LAMPIRAN 1 133 134 KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA Aspek Pertanyaan 1. Latar belakang 1. Bagaimanakah sejarah berdirinya LPIT BIAS? 2. Siapakah pendiri LPIT BIAS? 3. Apa tujuan didirikan LPIT BIAS? 4. Ada

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Konsep Makro Konsep makro merupakan konsep dasar perancangan bangunan secara makro yang bertujuan untuk menentukan garis besar hotel bandara yang akan dirancang. Konsep makro

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 3.1 Konsep Perancangan Rumah sakit khusus mata adalah rumah sakit yang khusus memberikan layanan, pengobatan, dan perawatan bagi penderita penyakit mata. Untuk mencapai keseimbangan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN DESAIN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN DESAIN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN DESAIN 5.1 KONSEP 5.1.1 Ide Dasar Perancangan Konsep Desain merupakan salah satu proses dalam tahapan mendesain. Pada Gaya yang di angkat untuk penerapan desain playgroup ini adalah

Lebih terperinci

Desain Interior Hotel Mutiara Baru dengan Konsep Green Tourism

Desain Interior Hotel Mutiara Baru dengan Konsep Green Tourism JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 Desain Interior Hotel Mutiara Baru dengan Konsep Green Tourism Moch. Zaniar Zulmi dan Anggri Indraprasti Jurusan Desain Interior,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI LUKIS MODERN DI YOGYAKARTA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI LUKIS MODERN DI YOGYAKARTA BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI LUKIS MODERN DI YOGYAKARTA 5.1 Konsep Ruang dan Bangunan Permasalahan dalam perencanaan dan perancangan Galeri Seni Lukis Modern di Yogyakarta adalah

Lebih terperinci

KONSEP TUGAS AKHIR REDESAIN RESTORAN ITALIA PRONTO DENGAN KONSEP ITALIA KONTEMPORER

KONSEP TUGAS AKHIR REDESAIN RESTORAN ITALIA PRONTO DENGAN KONSEP ITALIA KONTEMPORER KONSEP TUGAS AKHIR REDESAIN RESTORAN ITALIA PRONTO DENGAN KONSEP ITALIA KONTEMPORER Deloni Hanis Mareta 3408.100.082 Koor. Tugas Akhir: Anggri Indraprasti, S. Sn, M. Sn Dosen Pembimbing: Ir. Prasetyo Wahyudie,

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN 4.1 Konsep Desain 4.1.1 Kerangka Konsep Desain Gambar 4.1 Kerangka Konsep (Sumber : Qoni ah Azrina,2015) 101 102 4.1.2 Tema Tema yang digunakan dalam perancangan ini adalah

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 189 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Penentuan konsep perancangan interior didasarkan atas analisa dan pertimbangan beberapa faktor yang telah dibahas pada bab 2 yaitu tinjauan museum

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Kebutuhan : Kekinian, penataannya simetris, dapat diartikan bercampur dengan gaya lain sebelumnya

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Kebutuhan : Kekinian, penataannya simetris, dapat diartikan bercampur dengan gaya lain sebelumnya BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep perancangan Dalam perancangan spa and Fitness centre ini mengambil suatu bran lifespa fitness, dan menggunakan konsep bali kontemporer, karena produk yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN LAPANGAN

BAB III KAJIAN LAPANGAN BAB III KAJIAN LAPANGAN A. OBSERVASI 1. Stasiun Gambir Jakarta Pusat Merupakan Stasiun yang terbesar di Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Indonesia dan terletak di Gambir, Jakarta Pusat. Dibangun pada dasawarsa

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN RUSIA

BAB III KONSEP PERANCANGAN PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN RUSIA BAB III KONSEP PERANCANGAN PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN RUSIA 3.1 Tema dan Penggayaan Pusat Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Rusia merupakan sebuah sarana yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebagai denah khusus dengan tujuan pendalaman lebih pada kedua bidang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebagai denah khusus dengan tujuan pendalaman lebih pada kedua bidang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dalam perancangan interior Hotel Mulia ini, penulis membatasi ruang lingkup perancangan dengan mengambil lobby dan kamar tamu pada hotel ini sebagai denah khusus

Lebih terperinci

STUDI PUSTAKA PSIKOLOGI WARNA

STUDI PUSTAKA PSIKOLOGI WARNA STUDI PUSTAKA PSIKOLOGI WARNA 2.6 Psikilogi Warna Pada Ruang Psikologi warna menurut Hideaki Chijawa dalam bukunya "Color Harmony" : a. Warna hangat : merah, kuning, coklat, jingga. Dalam lingkaran warna

Lebih terperinci

REDESAIN KANTOR PT. TELKOMSEL DI GEDUNG GRAHA MERAH PUTIH LANTAI 2 JALAN JAPATI NO. 1 BANDUNG, JAWA BARAT DENGAN PRINSIP ECO-DESIGN

REDESAIN KANTOR PT. TELKOMSEL DI GEDUNG GRAHA MERAH PUTIH LANTAI 2 JALAN JAPATI NO. 1 BANDUNG, JAWA BARAT DENGAN PRINSIP ECO-DESIGN e-proceeding of Art & Design : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 1329 REDESAIN KANTOR PT. TELKOMSEL DI GEDUNG GRAHA MERAH PUTIH LANTAI 2 JALAN JAPATI NO. 1 BANDUNG, JAWA BARAT DENGAN PRINSIP ECO-DESIGN Andi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aria Wirata Utama, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aria Wirata Utama, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perpustakaan adalah sebuah ruang yang di dalamnya terdapat sumber informasi dan pengetahuan. Sumber-sumber informasi dan pengetahuan yang berada di perpustakaan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN EKSEKUSI DESAIN

BAB V KONSEP DAN EKSEKUSI DESAIN BAB V KONSEP DAN EKSEKUSI DESAIN 5.1 Konsep Desain 5.1.1 Konsep secara umum Konsep Bandung Art and Design College secara umum menggunakan pendekatan berdasarkan citra dan misi utama dari BADC ini. Citra

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

BAB V PENUTUP. UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Perancangan desain interior pada suatu perusahaan menjadi hal yang esensial untuk dapat melihat siapakah klien dan apa fungsi sesungguhnya dari suatu ruang atau satu kesatuan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pintu Masuk Kendaraan dan Manusia Dari analisa yang telah dibahas pada bab sebelumnya pintu masuk kendaraan dan manusia akan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Umum Perancangan V.1.1. Dasar Perancangan Rusun dan pasar di Jakarta Barat merupakan bangunan yang bersifat sosial dan komersial dimana bangunan nantinya

Lebih terperinci

GEOMETRIS, KANTILEVER LEBAR.

GEOMETRIS, KANTILEVER LEBAR. ARC HIT EC T U RE Lokasi rumah yang berada di tepi telaga, relatif jarang ditemukan untuk rumah tinggal di Jakarta dan sekitarnya, khususnya di Tangerang. Inilah yang menjadi keunggulan rumah karya Arsitek

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Gaya dan Tema Perancangan Gaya dan tema dari perancangan interior Sekolah Lukis Ohayo ini mengarah pada gaya modern pop art. Pemilihan gaya modern pop art karena gaya

Lebih terperinci

Desain Interior Hotel Alila dengan Langgam Modern Luxury Nuansa Budaya Jawa

Desain Interior Hotel Alila dengan Langgam Modern Luxury Nuansa Budaya Jawa G272 Desain Interior Hotel Alila dengan Langgam Modern Luxury Nuansa Budaya Jawa Timotius Disa dan R. Adi Wardoyo Departemen Desain Interior, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Zoning & Grouping Terpilih BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN A. Zoning Gambar 4.1 Zoning lt. 1 Gambar 4.2 Zoning lt. 2 Gambar 4.3 Zoning lt. 3 Gambar 4.4 Zoning lt. 4 B. Grouping Gambar 4.5 Grouping lt. 1

Lebih terperinci

berfungsi sebagai tempat pertukaran udara dan masuknya cahaya matahari. 2) Cross Ventilation, yang diterapkan pada kedua studi kasus, merupakan sistem

berfungsi sebagai tempat pertukaran udara dan masuknya cahaya matahari. 2) Cross Ventilation, yang diterapkan pada kedua studi kasus, merupakan sistem BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Solusi-solusi desain yang diterapkan oleh biro Kas+Architecture dalam perancangan rumah tinggal Bukit Gading Mediterania dan rumah tinggal Langsat, sejalan dengan kajian teori

Lebih terperinci