Premita Sari Octa Elviana Pembimbing: Dr. H. A. Rosyid Al Atok, M.Pd, M.H Dra. Arbaiyah Prantiasih, M.Si

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Premita Sari Octa Elviana Pembimbing: Dr. H. A. Rosyid Al Atok, M.Pd, M.H Dra. Arbaiyah Prantiasih, M.Si"

Transkripsi

1 PERBEDAAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULATION GAMES DAN METODE CERAMAH DALAM MATA PELAJARAN PKn PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 GROGOL KABUPATEN KEDIRI DIFFERENCE OF RESULT STUDY BY USING SIMULSTION GAMES METHOD AND SPEECH METHOD ON CIVIC OF THE EIGHTH YEARS STUDENTS OF JUNIOR HIGH SCHOOL 2 GROGOL KEDIRI Premita Sari Octa Elviana Pembimbing: Dr. H. A. Rosyid Al Atok, M.Pd, M.H Dra. Arbaiyah Prantiasih, M.Si Universitas Negeri Malang Fakultas Ilmu Sosial Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan premitaocta@ymail.com ABSTRAK- Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa antara kelompok siswa yang diajar dengan metode simulation games dan kelompok siswa yang diajar dengan metode ceramah pada kelas VIII SMP Negeri 2 Grogol Kabupaten Kediri. Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimental Semu dengan menggunakan dua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang dipilih tidak secara acak. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Tidak terdapat perbedaan hasil belajar yang berarti pada kelas kontrol (kelas VIII F) antara sebelum dan setelah diterapkannya metode ceramah. Selisih antara prestasi belajar awal siswa dengan prestasi belajar akhir siswa hanya 1,59; (2) Terdapat perbedaan hasil belajar yang berarti pada kelas eksperimen (kelas VIII A) antara sebelum dan setelah diterapkannya metode simulation games. Selisih antara prestasi belajar awal siswa dengan prestasi belajar akhir siswa sebesar 5,24; (3) Ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang diajar dengan metode simulation games dengan siswa yang diajar dengan metode ceramah. Kata Kunci: hasil belajar, simulation games, ceramah, Pendidikan Kewarganegaraan ABSTRACT- The purpose of this research was to prove there is significant difference between result study on the student using simulation games method and speech method on 8 th grade of Junior High School 2 Grogol Kediri. This research was Quasi Experimental with using two groups, that is control group and exsperimental group that wasn t selected at random The outcome of this research showed that (1) There isn t difference meaningful result study of control group 1

2 (VIII F class) between before and after use the speech method. Difference between the pretest and posttest achievement is only 1,59; (2) There is difference meaningful result study of exsperimental group (VIII A class) between before and after use the simulation games method. Difference between the pretest and posttest achievement is 5,24; (3) There is significant difference between result study on the student using simulation games method and speech method on 8 th grade of Junior High School 2 Grogol Kediri. Key Words : result study, simulation games, speech, civics education Dalam jalur pendidikan sekolah terdapat mata pelajaran yang wajib ada pada setiap jenjang pendidikan, baik jenjang pendidikan dasar maupun jenjang pendidikan menengah, yakni Pendidikan Kewarganegaraan. Pendidikan Kewarganegaraan juga harus ada dalam kumpulan mata kuliah di jenjang pendidikan tinggi. Pendidikan Kewarganegaraan sangat diperlukan dalam dunia pendidikan Indonesia karena dengan adanya mata pelajaran ini di sekolah, diharapkan dapat membentuk anak-anak bangsa menjadi anak-anak yang beradab. Sebagaimana yang dikemukakan Zamroni yang dikutip oleh Supandi (2010) pendidikan kewarganegaran adalah pendidikan demokrasi yang memiliki tujuan untuk menyiapkan warga masyarakat Indonesia yang dapat berpikir kritis dan bertindak demokratis. Pendidik atau pengajar sangat berperan dalam proses atau kegiatan pembelajaran. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang dilaksanakan di sekolah-sekolah sering membuat siswa-siswa merasa bosan untuk mengikutinya. Hal ini disebabkan selain karena mata pelajaran Pendidikan Kewarganegraan merupakan pelajaran hafalan, juga karena materi yang dimuat dalam mata pelajaran ini adalah tentang hal-hal yang ada di lingkungan sekitar. Faktor-faktor ini juga membuat siswa tidak merasa tertantang untuk mempelajarinya karena menganggap hal tersebut adalah hal yang mudah atau malah tidak penting. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas pun cenderung menggunakan metode ceramah. Dalam penggunaan metode ini guru yang berperan aktif dalam pembelajaran karena menyampaikan materi kepada peserta didik, sedangkan siswa cenderung pasif karena hanya menerima informasi dari guru. Melihat fenomena di atas perlu adanya metode pembelajaran yang dapat membuat situasi belajar di kelas menjadi lebih menyenangkan sehingga mampu mengajak siswa 2

3 untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Salah satunya adalah metode pembelajaran simulasi. Sudjana (2013: 77) mengatakan bahwa ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Selama ceramah itu berlangsung dalam kegiatan pembelajaran guru bisa menggunakan alat-alat bantu seperti gambar-gambar bagan agar uraiannya lebih jelas. Tetapi metode utama dalam perhubungan guru dengan murid-murid adalah berbicara. (Suryosubroto, 2009: ) mengatakan bahwa prosedur pelaksanaan metode ceramah dapat diikuti langkahlangkah sebagai berikut: (1) Guru mempersiapkan alat-alat peraga dan alat-alat lain, sebelum pelajaran dimulai; (2) Mengajukan pertanyaan sebagai bahan apersepsi, guru mengungkap pelajaran yang lalu; (3) Guru berceramah (mengadakan uraian-uraian, keterangan-keterangan) mengenai bahan pokok. Disini pihak murid hanya mendengarkan baik-baik; (4) Mengontrol pemahaman murid dengan pertanyaan-pertanyaan, dan sebagainya; (5) Mencatat ikhtisar pelajaran, gambar-gambar, supaya dipelajari di rumah. Wahab (2009: 108) mengungkapkan bahwa metode pembelajaran simulasi adalah strategi yang meminta siapa saja ikut terlibat didalamnya untuk menganggap dirinya sebagai orang lain, guna mempelajari bagaimana orang lain tersebut bertindak dan merasakan sesuatu hal. (Romlah, 2006: 121) mengungkapkan bahwa dalam pelaksanaan simulation games, dapat diikuti langkah-langkah sebagai berikut: (1) Menentukan peserta yang terlibat dalam permainan simulasi, dimana terdiri dari fasilitator, penulis, pemain, pemegang peran, penonton; (2) Menyediakan alat permainan beserta kelengkapannya; (3) Fasilitator menjelaskan tujuan permainan. Yang menjadi fasilitator adalah konselor, guru, atau wali kelas; (4) Menentukan pemain, pemegang peran, dan penulis; (5) Menjelaskan aturan permainan; (6) Bermain dan berdiskusi; (7) Menyimpulkan hasil diskusi setelah seluruh permainan selesai dan menyelesaikan masalah-masalah yang belum diselesaikan pada saat itu; (8) Menutup permainan. Proses pembelajaran dilaksanakan bagi peserta didik bertujuan agar peserta didik memperoleh hasil belajar yang baik. Hasil belajar yang maksimal dapat dikatakan sebagai prestasi belajar. Hasil usaha atau hasil belajar ini dapat bersifat sementara atau pun menetap. Sebagaimana yang dikemukakan oleh 3

4 Mulyana (2012) keberhasilan belajar adalah prestasi belajar yang dicapai siswa dalam proses pembelajaran dengan membawa suatu perubahan dan pembentukan tingkah laku seseorang. Guru sangat berperan penting dalam pencapaian keberhasilan belajar ini, dimana penerapan metode pembelajaran yang tepat diharapkan mampu mendorong siswa untuk mencapai keberhasilan belajar. METODE PENELITIAN Rancangan penelitian yang digunakan adalah Eksperimental Semu (Quasi- Experimental). Rancangan penelitian Quasi-Expermental memiliki beberapa desain dan penelitian ini menggunakan desain The Nonequivalent Control Group Design. Berdasarkan desain di atas, Emzir (2012: 102) menjelaskan prosedur penelitiannya sebagai berikut: (1) Memilih dua kelompok yang bertindak sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut dipilih secara purposive sample; (2) Kedua kelompok yang ada diberi pretest; (3) Kelompok eksperimen diberikan perlakuan, sedangkan kelompok kontrol tidak diberi perlakuan; (4) Kedua kelompok yang ada diberi posttest. Sugiyono (2013: 80) mengatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Arikunto (2010: 174) mengatakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Grogol Kabupaten Kediri. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII A dan siswa kelas VIII F SMP Negeri 2 Grogol Kabupaten Kediri. Kelas VIII F berlaku sebagai kelas kontrol dan kelas VIII A berlaku sebagai kelas eksperimen. Instrumen penelitian yang digunakan meliputi instrumen perlakuan dan instrumen pengukuran. Instrumen perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah silabus dan RPP. Sedangkan Instrumen pengukuran yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah tes tulis yang disusun dalam bentuk test objektif, yaitu pilihan ganda dengan jumlah 50 butir soal. Sebelum nantinya digunakan dalam penelitian sesungguhnya, instrumen penelitian ini akan diujicobakan terlebih dahulu kepada 4

5 siswa (selain sampel) yang telah memperoleh materi yang akan diajarkan, yaitu kelas IX C dengan jumlah 32 siswa. Untuk mengetahui kualitas butir soal objektif yang digunakan maka dilakukan uji yang meliputi validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya beda. Terdapat dua pengujian validitas soal objektif, yaitu validitas isi dan validitas butir soal. Dalam uji validitas isi yang bertindak sebagai validator adalah 1 dosen Hukum dan Kewarganegaraan dan 1 guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VIII A dan kelas VIII F SMP Negeri 2 Grogol Kabupaten Kediri. Data yang diperoleh dari pelaksanaan penelitian berupa data kuantitatif, yakni skor dari pengukuran hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Data hasil belajar siswa dikumpulkan melalui pretest dan posttest. Dalam data kuantitatif teknik analisis datanya menggunakan metode statistik yang sudah tersedia. Semua data yang telah diperoleh di awal maupun akhir pertemuan sebelum dianalisis dengan uji hipotesis, maka dilakukan uji prasyarat analisis yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas varian. Data yang akan diuji adalah data pretest, posttest, dan gain score. HASIL ANALISIS Deskripsi Data Kelas Uji Coba Instrumen Berdasarkan hasil penelitian terhadap prestasi belajar siswa dapat diketahui bahwa kelas IX C memiliki nilai tertinggi 100, nilai terendah 40, ratarata hitung 70,19, dan standar deviasi sebesar 24,10. Diketahui bahwa jumlah siswa yang memiliki kriteria nilai sangat kurang sebanyak 16 siswa dengan presentase 50%. Jumlah siswa yang memiliki kriteria nilai baik sebanyak 8 siswa dengan presentase 25%. Sedangkan jumlah siswa yang memiliki kriteria nilai sangat baik sebanyak 8 siswa dengan presentase 25%. Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat dilakukan uji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya beda pada kelas IX C. Hasil Uji Kualitas Butir Soal Objektif Berdasarkan hasil uji validitas isi dari dosen Hukum dan Kewarganegaraan menunjukkan bahwa pada penilaian pertama dan kedua masih banyak butir soal 5

6 yang tidak sesuai dengan KD. Sedangkan pada penilaian yang ketiga menunjukkan bahwa terdapat 17 butir soal yang masuk kualifikasi 2 karena tidak sesuai KD, 18 butir soal masuk kualifikasi 3 karena bahasa kurang bisa dipahami, 15 butir soal masuk kualifikasi 4 karena sesuai materi dan bahasa mudah dipahami. Sedangkan berdasarkan hasil uji validitas isi dari guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VIII A dan kelas VIII F SMP Negeri 2 Grogol Kabupaten Kediri menunjukkan bahwa terdapat 3 butir soal yang masuk Kualifikasi 3 karena susunan kalimat kurang tepat, 47 butir soal masuk kualifikasi 4 karena sesuai materi dan bahasa mudah dipahami. Berdasarkan hasil yang telah diuraikan tersebut, peneliti melakukan perbaikan sehingga seluruh butir soal masuk dalam kualifikasi 4. Berdasarkan hasil uji validitas butir soal menunjukkan bahwa koefisien validitas butir soal pada nomor 10 menunjukkan nilai 0,166. Koefisien validitas butir soal pada nomor 28 menunjukkan nilai 0,139. Sedangkan koefisien validitas butir soal pada nomor 48 menunjukkan nilai 0,114. Nilai koefisien validitas butir soal pada ketiga butir soal di atas menunjukkan bahwa validitas ketiga butir soal tersebut sangat rendah. Berdasarkan hasil penelitian di atas dilakukan uji validitas kedua dan menunjukkan bahwa seluruh butir soal memiliki koefisien validitas sedang. Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan peneliti di kelas IX C SMP Negeri 2 Grogol Kabupaten Kediri dan setelah data tersebut diuji reliabilitasnya diperoleh nilai koefisien reliabilitas soal uji coba adalah 0,954. Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa derajat reliabilitas soal uji coba sangat tinggi. Hal ini juga menunjukkan bahwa soal yang digunakan untuk penelitian adalah instrumen yang baik dan dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data. Setelah dilakukan uji taraf kesukaran, berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa butir soal yang memiliki kategori sukar sebanyak 3 buah dengan presentase 6%. Butir soal yang memiliki kategori sedang sebanyak 21 buah dengan presentase 42%. Butir soal yang memiliki kategori mudah sebanyak 26 buah dengan presentase 52%. Setelah dilakukan uji daya beda, berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa butir soal yang memiliki kategori cukup sebanyak 24 6

7 buah dengan presentase 48%. Butir soal yang memiliki kategori baik sebanyak 25 buah dengan presentase 50%. Butir soal yang memiliki kategori sangat baik sebanyak 1 buah dengan presentase 2%. Deskripsi Data Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Setelah kualitas butir soal objektif diketahui instrumen dapat diterapkan pada kelas kontrol (kelas VIII F) dan kelas eksperimen (kelas VIII A) sehinggga dapat diketahui prestasi belajar awal, prestasi belajar akhir, dan gain score pada kedua kelas. Berdasarkan hasil penelitian terhadap prestasi belajar awal siswa dapat diketahui bahwa kelas kontrol (kelas VIII F) memiliki nilai tertinggi 86, nilai terendah 56, rata-rata hitung 74,71, dan standar deviasi sebesar 6,17. Diketahui bahwa jumlah siswa yang memiliki kriteria nilai sangat kurang sebanyak 2 siswa dengan presentase 5,88%. Jumlah siswa yang memiliki kriteria nilai kurang sebanyak 16 siswa dengan presentase 47,06%. cukup sebanyak 14 siswa dengan presentase 41,18%. Jumlah siswa yang memiliki kriteria nilai baik sebanyak 2 siswa dengan presentase 5,88%. Berdasarkan hasil penelitian terhadap prestasi belajar awal siswa dapat diketahui bahwa kelas eksperimen (kelas VIII A) memiliki nilai tertinggi 86, nilai terendah 54 rata-rata hitung 73,76, dan standar deviasi sebesar 7,06. Diketahui bahwa jumlah siswa yang memiliki kriteria nilai sangat kurang sebanyak 2 siswa dengan presentase 5,88%. Jumlah siswa yang memiliki kriteria nilai kurang sebanyak 18 siswa dengan presentase 52,94%. Jumlah siswa yang memiliki kriteria nilai cukup sebanyak 11 siswa dengan presentase 32,35%. Jumlah siswa yang memiliki kriteria nilai baik sebanyak 3 siswa dengan presentase 8,82%. Berdasarkan hasil penelitian terhadap prestasi belajar akhir siswa dapat diketahui bahwa kelas kontrol (kelas VIII F) memiliki nilai tertinggi 86, nilai terendah 68, rata-rata hitung 76,29, dan standar deviasi sebesar 5,49. Diketahui bahwa jumlah siswa yang memiliki kriteria nilai kurang sebanyak 15 siswa dengan presentase 44,12%. Jumlah siswa yang memiliki kriteria nilai cukup sebanyak 14 siswa dengan presentase 41,18%. Jumlah siswa yang memiliki kriteria nilai baik sebanyak 5 siswa dengan presentase 14,71%. 7

8 Berdasarkan hasil penelitian terhadap prestasi belajar akhir siswa dapat diketahui bahwa kelas eksperimen (kelas VIII A) memiliki nilai tertinggi 88, nilai terendah 72 rata-rata hitung 79, dan standar deviasi sebesar 5,26. diketahui bahwa jumlah siswa yang memiliki kriteria nilai kurang sebanyak 10 siswa dengan presentase 29,41%. Jumlah siswa yang memiliki kriteria nilai cukup sebanyak 15 siswa dengan presentase 44,12%. Jumlah siswa yang memiliki kriteria nilai baik sebanyak 9 siswa dengan presentase 26,47%. Berdasarkan hasil penelitian terhadap gain score dapat diketahui bahwa kelas kontrol (kelas VIII F) memiliki gain score maksimal 12, gain score minimal -4, rata-rata hitung 1,59, dan standar deviasi sebesar 3,47. Sedangkan kelas eksperimen (kelas VIII A) memiliki gain score maksimal 18, gain score minimal -2, rata-rata hitung 5,24, dan standar deviasi sebesar 4,46. Hasil Uji Prasyarat Analisis Berdasarkan hasil penelitian prestasi belajar awal siswa baik kelas kontrol (kelas VIII F) maupun kelas eksperimen (kelas VIII A) dapat diketahui bahwa data pretest berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan pada kelas kontrol nilai Kolmogorof-Smirnov memiliki tingkat signifikansi 0,149 dan pada kelas eksperimen nilai Kolmogorof-Smirnov memiliki tingkat signifikansi 0,172 yang berarti kedua kelas memiliki Asymp.Sig. > 0,05. Begitu pula pada data posttest, berdasarkan hasil penelitian prestasi belajar akhir siswa baik kelas kontrol (kelas VIII F) maupun kelas eksperimen (kelas VIII A) dapat diketahui bahwa data posttest berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan pada kelas kontrol nilai Kolmogorof-Smirnov memiliki tingkat signifikansi 0,113 dan pada kelas eksperimen nilai Kolmogorof-Smirnov memiliki tingkat signifikansi 0,177 yang berarti kedua kelas memiliki Asymp.Sig. > 0,05. Berbeda dengan data gain score, berdasarkan hasil penelitian terhadap gain score diketahui bahwa data gain score dari kelas kontrol (kelas VIII F) berdistribusi tidak normal, sedangkan data gain score dari kelas eksperimen berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan bahwa pada kelas kontrol nilai Kolmogorof-Smirnov memiliki tingkat signifikansi 0,001 yang berarti memiliki Asymp.Sig. < 0,05. Pada kelas eksperimen (kelas VIII A) nilai 8

9 Kolmogorof-Smirnov memiliki tingkat signifikansi 0,051 yang berarti memiliki Asymp.Sig. > 0,05. Berdasarkan hasil penelitian prestasi belajar awal siswa baik kelas kontrol (kelas VIII F) maupun kelas eksperimen (kelas VIII A) dapat diketahui bahwa nilai Levene Statistic sebesar 1,033 dan nilai Sig sebesar 0,329. Berdasarkan hasil penelitian prestasi belajar akhir siswa baik kelas kontrol (kelas VIII F) maupun kelas eksperimen (kelas VIII A) dapat diketahui bahwa nilai Levene Statistic sebesar 0,014 dan nilai Sig sebesar 0,905. Berdasarkan hasil penelitian gain score siswa baik kelas kontrol (kelas VIII F) maupun kelas eksperimen (kelas VIII A) dapat diketahui bahwa nilai Levene Statistic sebesar 1,238 dan nilai Sig sebesar 0,270. Berdasarkan data pretest, posttest, dan gain score memiliki hasil Asymp.Sig. > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data pretest, posttest, dan gain score pada kelas kontrol dan kelas eksperimen tesebut homogen. Hasil Uji Hipotesis Setelah uji prasyarat analisis dilakukan, langkah selanjutnya adalah uji hipotesis. Berdasarkan hasil penelitian prestasi belajar awal siswa baik kelas kontrol (kelas VIII F) maupun kelas eksperimen (kelas VIII A) dapat diketahui bahwa nilai Sig 0,560 yang berarti Sig.> 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa, ratarata prestasi belajar awal siswa, baik yang menggunakan metode ceramah (kelas VIII F) maupun siswa yang menggunakan metode simulation games (kelas VIII A) memiliki rata-rata sampel yang tidak berbeda. Berbeda dengan data posttest, Berdasarkan hasil penelitian prestasi belajar akhir siswa baik kelas kontrol (kelas VIII F) maupun kelas eksperimen (kelas VIII A) dapat diketahui bahwa nilai Sig 0,042 yang berarti Sig.< 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa, rata-rata kemampuan akhir siswa, baik yang menggunakan metode ceramah (kelas VIII F) maupun siswa yang menggunakan metode simulation games (kelas VIII A) memiliki ratarata sampel yang berbeda. Hasil ini sejalan dengan data gain score, Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh nilai Asymp.Sig. 0,001 yang berarti Asymp.Sig. < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa, rata-rata gain score siswa, baik yang menggunakan metode ceramah (kelas VIII F) maupun siswa yang menggunakan 9

10 metode simulation games (kelas VIII A) memiliki rata-rata gain score yang berbeda. Berdasarkan hasil penelitian pada kelas kontrol (kelas VIII F) diperoleh bahwa db = 34-1 = 33 sehingga t (α,db) = t (0,025,33) = 2,042 dan t hitung sebesar -1,165 yang berarti -2,042 < -1,165. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara prestasi belajar siswa sebelum dan setelah diterapkan metode ceramah pada kelas kontrol. Sedangkan berdasarkan hasil penelitian pada kelas ekperimen (kelas VIII A) diperoleh bahwa db = 34-1 = 33 sehingga t(α,db) = t(0,025,33) = 2,042 dan thitung sebesar -6,805 yang berarti -2,042 > -6,805. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara prestasi belajar siswa sebelum dan setelah diterapkan metode simulation games pada kelas eksperimen. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, kelas IX C memiliki nilai rata-rata 70. Nilai rata-rata ini diambil dari hasil belajar siswa kelas IX C yang terakhir setelah sebelumnya mengikuti tes uji coba sebanyak tiga kali. Nilai rata-rata tersebut masih tergolong belum maksimal mengingat nilai KKM mata pelajaran Pendidikan Kewaraganegaraan adalah 75. Belum maksimalnya nilai rata-rata siswa kelas IX C disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu tidak adanya kesiapan siswa kelas IX C untuk mengikuti tes uji coba karena peneliti melakukan tes uji coba tersebut tanpa adanya kesepakatan dengan siswa kelas IX C. Hal ini sesuai dengan Suyono dan Hariyanto (2011: 126) yang menyatakan bahwa salah satu unsur dalam proses belajar adalah kesiapan. Selain itu tidak adanya balikan dan penguatan dari guru mengenai hasil belajar yang diperoleh siswa. Hal ini sesuai dengan Dimyati dan Mudjiono (2009: 48-49) yang menyatakan bahwa siswa akan belajar lebih bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik. Siswa juga terdorong untuk belajar lebih giat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang buruk. Berdasarkan perhitungan dua sampel pretest dan posttest pada kelas kontrol (kelas VIII F) diperoleh bahwa nilai rata-rata pada pretest dan posttest tidak terdapat perbedaan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu hasil belajar yang diperoleh siswa bersifat isidental dan adanya gangguan dalam 10

11 menggali hasil belajar yang telah tersimpan dikarenakan penerimaan, pengolahan, dan penyimpanan pesan yang kurang baik. Hal ini sesuai dengan Dimyati dan Mudjiono (2009: 243) yang menyatakan bahwa bila proses-proses penerimaan, pengaktifan, pra-pengolahan, pengolahan, penyimpanan, serta pemanggilan untuk pembangkitan pesan dan pengalaman tidak baik, maka siswa dapat berprestasi kurang atau gagal. Berdasarkan perhitungan dua sampel pretest dan posttest pada kelas eksperimen (kelas VIII A) diperoleh bahwa nilai rata-rata pada pretest dan posttest terdapat perbedaan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu hasil belajar yang diperoleh siswa tahan lama diingat dan mengendap dalam pikirannya sehingga cukup mempengaruhi perilaku siswa tersebut dan siswa mampu menggali hasil belajar yang telah tersimpan dengan baik. Hal ini sesuai dengan Dimyati dan Mudjiono (2009: 243) yang menyatakan bahwa kemampuan berprestasi terpengaruh oleh proses-proses penerimaan, pengaktifan, prapengolahan, pengolahan, penyimpanan, serta pemanggilan untuk pembangkitan pesan dan pengalaman. Jika proses-proses tersebut baik, maka siswa mampu berprestasi dengan baik. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian Eksperimental Semu yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa: (1) Hasil belajar siswa kelas VIII F yang diajari dengan menggunakan metode ceramah menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar yang berarti antara sebelum dan setelah diterapkannya metode ceramah. Selisih antara prestasi belajar awal siswa dengan prestasi belajar akhir siswa hanya 1,59; (2) Hasil belajar siswa kelas VIII A yang diajari dengan menggunakan metode simulation games menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar yang berarti antara sebelum dan setelah diterapkannya metode simulation games. Selisih antara prestasi belajar awal siswa dengan prestasi belajar akhir siswa sebesar 5,24; (3) Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang diajar dengan metode simulation games dengan siswa yang diajar dengan metode ceramah. 11

12 Saran Berdasarkan hasil penelitian Eksperimental Semu yang dilakukan, peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut: (1) Bagi pengajar yaitu: Pertama, diharapkan mampu menerapkan metode pembelajaran ceramah dan metode pembelajaran simulation games dengan baik dalam proses pembelajaran, khususnya pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sehingga dapat mengantarkan pada kualitas pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan dan siswa dapat memperoleh hasil belajar yang selalu mengalami peningkatan. Kedua, mempersiapkan dengan matang sebelum menerapkan metode pembelajaran ceramah dan metode pembelajaran simulation games, sehingga guru harus bisa menentukan atau memilih topik yang bisa diterapkan dengan metode tersebut dalam proses pembelajaran, khususnya pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal; (2) Bagi peserta didik yaitu: Pertama, diharapkan tidak ramai ketika mengikuti proses pembelajaran, khususnya pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Kedua, bisa lebih berani mengungkapkan pendapatnya, kritis dalam bertanya, serta aktif berdiskusi dalam kelompoknya dengan atau tanpa menerapkan metode pembelajaran ceramah dan metode pembelajaran simulation games; (3) Bagi peneliti selanjutnya yaitu: Pertama, diharapkan dapat menggunakan skripsi ini dengan baik sebagai bahan acuan atau pembanding dalam penelitian yang serumpun dengan penelitian ini. Kedua, dapat melakukan penelitian pada sekolahsekolah yang lebih tinggi tingkatannya. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Dimyati dan Mudjiono Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Emzir Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Mulyana, Aina Pengertian Hasil Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Online), diakses tanggal 3 Mei 2013). Romlah, Tatiek Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok. Malang: Universitas Negeri Malang. 12

13 Sudjana, Nana Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Supandi, Dody Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan, (Online), ( diakses tanggal 3 Mei 2013). Suryosubroto Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta. Suyono dan Hariyanto Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Wahab, Abdul Azis Metode dan Model-model Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung: Alfabeta. 13

Wistyan Okky Saputra dan Dr. Mukhamad Murdiono, M. Pd. Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta

Wistyan Okky Saputra dan Dr. Mukhamad Murdiono, M. Pd. Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta 1 EFEKTIVITAS COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MEDIA PERMAINAN MONOPOLI DALAM UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PPKn DI SMA N 2 WONOSARI Wistyan Okky Saputra dan Dr. Mukhamad

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR STUDY TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh HAMDA WARA

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR STUDY TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh HAMDA WARA PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR STUDY TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI (Jurnal) Oleh HAMDA WARA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PERBEDAAN HASIL BELAJAR CHASIS DAN PEMINDAH TENAGA ANTARA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN TEAM GAMES TOURNAMENT

STUDI TENTANG PERBEDAAN HASIL BELAJAR CHASIS DAN PEMINDAH TENAGA ANTARA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN TEAM GAMES TOURNAMENT JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 22, NO. 2, OKTOBER 2014 1 STUDI TENTANG PERBEDAAN HASIL BELAJAR CHASIS DAN PEMINDAH TENAGA ANTARA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN TEAM GAMES TOURNAMENT DAN CERAMAH SISWA KELAS

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS DESKRIPSI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS DESKRIPSI PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS DESKRIPSI Oleh: Oktavia Andrika 1, Atmazaki 2, Ena Noveria 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGGUNAAN METODE JARIMATIKA DAN METODE EKSPOSITORY TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD

PERBEDAAN PENGGUNAAN METODE JARIMATIKA DAN METODE EKSPOSITORY TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD 762 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. VI Nomor 8 Tahun 2017 PERBEDAAN PENGGUNAAN METODE JARIMATIKA DAN METODE EKSPOSITORY TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD THE DIFFERENT EFFECTS

Lebih terperinci

(The Influence of Cooperative Learning Model Type of Question Student Have toward Students Learning Achievement on Excretion System Subject) ABSTRACT

(The Influence of Cooperative Learning Model Type of Question Student Have toward Students Learning Achievement on Excretion System Subject) ABSTRACT PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERTIF TIPE QUESTION STUDENT HAVE PADA MATERI SISTEM EKSKRESI (STUDI EKSPERIMEN DI KELAS VIII SMP NEGERI 13 KOTA TASIKMALAYA TAHUN AJARAN 2014/2015) (The Influence of Cooperative

Lebih terperinci

(The Influence of Based Inquiry Learning Model Type of Guided Inquiry to The Students Learning Achievement on Ecosystem) ABSTRACT

(The Influence of Based Inquiry Learning Model Type of Guided Inquiry to The Students Learning Achievement on Ecosystem) ABSTRACT PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS INQUIRY TIPE GUIDED INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM (Studi Eksperimen di Kelas VII SMP Negeri 4 Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2014/2015)

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh DEBI GUSMALISA

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh DEBI GUSMALISA 1 PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI (Jurnal) Oleh DEBI GUSMALISA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan metode penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA JURNAL PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA JURNAL Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

Auliya Puspitaningtyas, Parlan, Dedek Sukarianingsih Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang

Auliya Puspitaningtyas, Parlan, Dedek Sukarianingsih Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DALAM MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMAN 10 MALANG PADA POKOK BAHASAN KELARUTAN (s) DAN HASIL KALI KELARUTAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Sugiyono (00:07) mengemukakan bahwa penelitian

Lebih terperinci

Siva Fauziah, Purwati Kuswarini Suprapto, Endang Surahman

Siva Fauziah, Purwati Kuswarini Suprapto, Endang Surahman PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DIBANTU MEDIA MAGIC CARD TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA (Studi Eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen (Experimental Research) merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui/menilai

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS X SMA NEGERI 4 PARIAMAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS X SMA NEGERI 4 PARIAMAN 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS X SMA NEGERI 4 PARIAMAN Tinsi Motri, Siska Nerita, Yosmed Hidayat Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TS-TS) DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA Monif Maulana 1),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Penelitian eksperimen semu dilakukan untuk mengetahui pengaruh suatu perlakuan terhadap

Lebih terperinci

GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN Volume 5, Nomor 1, Juni 2017 E-ISSN X

GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN Volume 5, Nomor 1, Juni 2017 E-ISSN X PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI SISWA SMP Raisya Andhira Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia raisyaandhira@student.upi.edu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi experimen (experimen

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi experimen (experimen BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi experimen (experimen semu) dengan pretest-posttest control group design. Dalam penelitian ini diberikan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen, dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen, dengan menggunaan analisis data kuantitatif. Menurut Yatim Riyanto (1996:28-40), penelitian eksperimen

Lebih terperinci

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI TEKNIK AUDIO VIDEO PADA MATA PELAJARAN PEREKAYASAAN SISTEM AUDIO DI SMK NEGERI

Lebih terperinci

PERBEDAAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DAN MEDIA CHART PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU

PERBEDAAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DAN MEDIA CHART PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU PERBEDAAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DAN MEDIA CHART PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU Oleh : BUNGA FITRIANI 05671/2008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

84 Jurnal Pendidikan Matematika Vol 6 No 7 Tahun 2017

84 Jurnal Pendidikan Matematika Vol 6 No 7 Tahun 2017 84 Jurnal Pendidikan Matematika Vol 6 No 7 Tahun 2017 Abstrak KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA MATERI SEGIEMPAT MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DAN

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA SDN KOTA BENGKULU

PERBEDAAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA SDN KOTA BENGKULU Jurnal PGSD: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 10 (2) 2017. Hal.99-106 Strategi Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah PGSD FKIP Universitas Bengkulu PERBEDAAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SYNERGETIC TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SYNERGETIC TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SYNERGETIC TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen di Kelas VII SMPN 1 Cikoneng Tahun Ajaran 2015/2016) THE EFFECT

Lebih terperinci

1. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum 2016

1. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum 2016 1. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum 2016 EFEKTIVITAS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DALAM UPAYA PENINGKATKAN KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI. Desi Ilva Maryani 1), Pargito 2), Irma Lusi 3)

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI. Desi Ilva Maryani 1), Pargito 2), Irma Lusi 3) EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI Desi Ilva Maryani 1), Pargito 2), Irma Lusi 3) This study aimed to determine: (1) the similarity of pretest between

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Memperoleh

Lebih terperinci

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya,

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya, STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN BANTUAN LKS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI KELAS X AKUNTANSI Sriningsih Program

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA TERHADAP KETERAMPILAN KERJA ILMIAH SISWA DI SD

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA TERHADAP KETERAMPILAN KERJA ILMIAH SISWA DI SD PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA TERHADAP KETERAMPILAN KERJA ILMIAH SISWA DI SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH MERY FRANSISKA NIM F32111035 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR JURUSAN

Lebih terperinci

GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN Volume 5, Nomor 1, Juni 2017 E-ISSN X

GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN Volume 5, Nomor 1, Juni 2017 E-ISSN X PENGARUH MODEL KOOPERATIPE BAMBOO DANCING TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI SISWA SMP Maisuri Hardani Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia maisurihardani@student.upi.edu ABSTRACT

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA Febri Irawan 1, Rini Asnawati 2, Pentatito Gunowibowo 2 febri.irawan22@gmail.com 1 Mahasiswa Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALLING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 MALANG

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALLING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 MALANG 1 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALLING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 MALANG Boby Setyawan 1), Marhadi Slamet Kistiyanto 2), Budijanto 3) bobyseyawan_geografium@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (Quasi Experiment). Menurut Syaodih (2011:59), bahwa :

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (Quasi Experiment). Menurut Syaodih (2011:59), bahwa : 42 A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (Quasi Experiment). Menurut Syaodih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) kuantitatif yang dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen, yaitu prosedur untuk menyelidiki

Lebih terperinci

Ema Susanti Purwati Kuswarini Suprapto

Ema Susanti Purwati Kuswarini Suprapto The Effect of Model Cooperative Learning Type of Take and Give in the Students Learning Result on The Depends Each Other in Ecosystem Concept in 7 th Grade of the 16 th Public Junior High School at Tasikmalaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Menurut Arikunto (2006: 3) penelitian eksperimen adalah

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 2541-0849 e-issn : 2548-1398 Vol. 1, no 3 November 2016 PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Abdul Wakhid

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN FIELD TRIP PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN DI KELAS VII SMP AMANAH MUHAMMADIYAH KOTA TASIKMALAYA JURNAL

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN FIELD TRIP PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN DI KELAS VII SMP AMANAH MUHAMMADIYAH KOTA TASIKMALAYA JURNAL PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN FIELD TRIP PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN DI KELAS VII SMP AMANAH MUHAMMADIYAH KOTA TASIKMALAYA JURNAL Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write Pada Konsep Ekosistem di Kelas VII SMP Negeri 3 Cibalong Kabupaten Tasikmalaya JURNAL

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write Pada Konsep Ekosistem di Kelas VII SMP Negeri 3 Cibalong Kabupaten Tasikmalaya JURNAL Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write Pada Konsep Ekosistem di Kelas VII SMP Negeri 3 Cibalong Kabupaten Tasikmalaya JURNAL Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Memperoleh

Lebih terperinci

Tabel 4.1 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa

Tabel 4.1 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING START WITH A QUESTION PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI KELAS VIII DI SMP NEGERI 12 PADANG Nike Yulia Permatasari, Khairudin, Eril Syahmaidi

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PRAKTIKUM DENGAN PENDEKATAN LINGKUNGAN TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI PEMISAHAN CAMPURAN DI SMP

PENGARUH METODE PRAKTIKUM DENGAN PENDEKATAN LINGKUNGAN TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI PEMISAHAN CAMPURAN DI SMP PENGARUH METODE PRAKTIKUM DENGAN PENDEKATAN LINGKUNGAN TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI PEMISAHAN CAMPURAN DI SMP Dita Hafsari, Rachmat Sahputra, Rody Putra Sartika Program Studi Pendidikan Kimia FKIP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan judul penelitian yaitu Perbedaan Metode Inquiry dan

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan judul penelitian yaitu Perbedaan Metode Inquiry dan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Sesuai dengan judul penelitian yaitu Perbedaan Metode Inquiry dan Metode Ceramah dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Kelas VIII di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. 1. Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Prosedur yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen quasi. Tujuan dari penelitian ini

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS DILIHAT DARI PENGGUNAAN METODE SIMULASI DENGAN METODE CERAMAH PESERTA DIDIK KELAS IV SDN-1 KALAMPANGAN.

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS DILIHAT DARI PENGGUNAAN METODE SIMULASI DENGAN METODE CERAMAH PESERTA DIDIK KELAS IV SDN-1 KALAMPANGAN. PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS DILIHAT DARI PENGGUNAAN METODE SIMULASI DENGAN METODE CERAMAH PESERTA DIDIK KELAS IV SDN-1 KALAMPANGAN. Oleh : Misyanto * Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA REALIA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA JURNAL. Oleh NUR INDAH KURNIAWATI NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M TARUNA

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA REALIA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA JURNAL. Oleh NUR INDAH KURNIAWATI NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M TARUNA 1 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA REALIA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA JURNAL Oleh NUR INDAH KURNIAWATI NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M TARUNA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR

Lebih terperinci

Oleh: Desti Widiyana, Universitas Negeri Yogyakarta,

Oleh: Desti Widiyana, Universitas Negeri Yogyakarta, PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, AND SATISFACTION) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KKPI PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 PEDAN THE EFFECT OF ARIAS (ASSURANCE,

Lebih terperinci

PENGARUH GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA DI SEKOLAH DASAR

PENGARUH GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA DI SEKOLAH DASAR PENGARUH GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN TIARA MUHARANI NIM F37011007 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, dari bulan Februari sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE DISKUSI TIGA LAPIS PADA KONSEP KINGDOM PLANTAE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE DISKUSI TIGA LAPIS PADA KONSEP KINGDOM PLANTAE PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE DISKUSI TIGA LAPIS PADA KONSEP KINGDOM PLANTAE DI KELAS X SMA NEGERI 6 KOTA TASIKMALAYA TAHUN AJARAN 2012/2013 JURNAL Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUNAAN METODE EVERYONE IS TEACHER HERE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SDN 1 MIDANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENGARUH PENGUNAAN METODE EVERYONE IS TEACHER HERE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SDN 1 MIDANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 PENGARUH PENGUNAAN METODE EVERYONE IS TEACHER HERE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SDN 1 MIDANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 JURNAL SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Meraih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SDN Gegerkalong KPAD yang tepatnya terletak

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SDN Gegerkalong KPAD yang tepatnya terletak BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN Gegerkalong KPAD yang tepatnya terletak di jalan Manunggal komplek KPAD, Bandung-Jawa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan studi eksperimental, kelompok yang akan terlibat dalam penelitian ini yaitu kelompok eksperimen. Kelompok ini akan mendapatkan pembelajaran

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DAN HASIL BELAJAR POKOK BAHASAN PEDOSFER SISWA KELAS X SMAN 1 PULE KABUPATEN TRENGGALEK

MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DAN HASIL BELAJAR POKOK BAHASAN PEDOSFER SISWA KELAS X SMAN 1 PULE KABUPATEN TRENGGALEK MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DAN HASIL BELAJAR POKOK BAHASAN PEDOSFER SISWA KELAS X SMAN 1 PULE KABUPATEN TRENGGALEK Adik Tri Wahyuningsih 1 Ach. Amirudin 2 I Nyoman Ruja 2 ABSTRACT: The purpose

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI SOSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS IX SEMESTER I SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH OLEH

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI SOSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS IX SEMESTER I SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH OLEH PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI SOSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS IX SEMESTER I SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH OLEH ASMELIAWATI PUTRI A1A110047 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental design. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi

Lebih terperinci

(The Influence of Cooperative Learning Model Teams Games Tournament Type to The Student Learning Result on Human Excretion System)

(The Influence of Cooperative Learning Model Teams Games Tournament Type to The Student Learning Result on Human Excretion System) PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM EKSKRESI MANUSIA (Studi Eksperimen di Kelas VIII SMP Negeri 1 Salawu Tahun Ajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan metode penelitian kuantitaftif eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan dengan melakukan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN DI SMK N 1 PUNDONG

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN DI SMK N 1 PUNDONG PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA : E-Journal Universitas Negeri Yogyakarta http://journal.student.uny.ac.id/ojs 425 EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MULTIMEDIA

Lebih terperinci

AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PENGGUNAAN MODEL THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR. (Jurnal) Oleh YULIANA RIA ARISKA

AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PENGGUNAAN MODEL THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR. (Jurnal) Oleh YULIANA RIA ARISKA AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PENGGUNAAN MODEL THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR (Jurnal) Oleh YULIANA RIA ARISKA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di SMP Negeri 12 Yogyakarta dan pengambilan data telah dilakukan pada tanggal 19 26 November 2016 di kelas VII

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MIND MAPPING PADA KONSEP SALING KETERGANTUNGAN DALAM EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 16 TASIKMALAYA JURNAL

PENERAPAN METODE MIND MAPPING PADA KONSEP SALING KETERGANTUNGAN DALAM EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 16 TASIKMALAYA JURNAL PENERAPAN METODE MIND MAPPING PADA KONSEP SALING KETERGANTUNGAN DALAM EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 16 TASIKMALAYA JURNAL Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode kuasi eksperimen. Dalam penelitian ini tidak semua variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah quasi experiment atau eksperimen semu. Quasi experiment mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS III SD

PENGARUH MODEL PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS III SD PENGARUH MODEL PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS III SD Ahmad Fauzi, Sugiyono, Suryani Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan Email: Ahmadfauzi_pgsd@yahoo.com

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. data, uji persyaratan instrument, uji persyaratan analisis data, dan pengujian

METODE PENELITIAN. data, uji persyaratan instrument, uji persyaratan analisis data, dan pengujian III. METODE PENELITIAN Bagian ini akan membahas metode penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, definisi konseptual dan operasional, jenis dan teknik pengumpulan data, uji persyaratan instrument,

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR Siti Aisah, Kartono, Endang Uliyanti Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Lebih terperinci

OLEH: SITI FATIMAH NIM. E1M

OLEH: SITI FATIMAH NIM. E1M PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI SISTEM KOLOID PADA SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 GERUNG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 JURNAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENT HAVE (QSH) PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 5 TASIKMALAYA JURNAL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENT HAVE (QSH) PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 5 TASIKMALAYA JURNAL PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENT HAVE (QSH) PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 5 TASIKMALAYA JURNAL Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMAN 1 KOPANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMAN 1 KOPANG PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMAN 1 KOPANG Rahmiatul Akhir 1, Syifa ul Gummah 2, & Habibi 3 1 Pemerhati Pendidikan Fisika 2&3 Dosen Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMAN 1 KOPANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMAN 1 KOPANG PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMAN 1 KOPANG Rahmiatul Akhir 1, Syifa ul Gummah 2, & Habibi 3 1 Pemerhati Pendidikan Fisika 2&3 Dosen Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab III metode penelitian akan dipaparkan mengenai jenis dan pendekatan, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel dan indikator penelitian, teknik

Lebih terperinci

Bravo s Jurnal Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan STKIP PGRI Jombang ISSN:

Bravo s Jurnal Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan STKIP PGRI Jombang ISSN: Bravo s Jurnal ISSN: 2337-7674 PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN TEACHING GAMES FOR UNDERSTANDING (TGFU) TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLAVOLI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 JOMBANG TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Rancangan penelitian ini penulis menggunakan desain praeksperimental dengan pola Randomized Control Group Only Design. Dalam rancangan ini sekelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Dalam setiap kegiatan pelaksanaan penelitian metode penelitian yang digunakan sesuai dengan permasalahan, tujuan penelitian, dan kerangka pemikiran yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan 34 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan dan percobaan secara ilmiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,

Lebih terperinci

Gayus Simarmata FKIP Universitas HKBP Nomensen Pematangsiantar

Gayus Simarmata FKIP Universitas HKBP Nomensen Pematangsiantar PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN PENDEKATAN KONVENSIONAL PADA MATERI OPERASI PECAHAN DI KELAS VII SMP NEGERI 1 SIANTAR T.A. 2012/2013 Gayus Simarmata FKIP Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian eksperimen semu (Quasy Experimental Design). Eksperimen semu merupakan pengembangan dari eksperimen murni

Lebih terperinci

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016 Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kela VII SMP Dalam Pembelajaran IPA Terpadu Pada Materi Asam, Basa dan Garam The Effect of Group Investigation

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Sugiyono (2011, hlm. 3) menyatakan bahwa metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 107) metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 107) metode penelitian A. Jenis dan Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan pendekatan penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 107) metode penelitian eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimental atau eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2013: 77) jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimental atau eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2013: 77) jenis BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi Eksperimental atau eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2013: 77) jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Arikunto (2013: 207) menyatakan penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahu ada tidaknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Sugiyono (2010:114) mengemukakan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Sugiyono (2010:114) mengemukakan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan eksperimen semu (quasi experiment). Sugiyono (2010:114) mengemukakan penelitian eksperimen

Lebih terperinci

Oleh: Maharani Tri Ayu Ratnasari dan M. Nur Rokhman, M.Pd Universitas Negeri Yogyakarta ABSTRAK

Oleh: Maharani Tri Ayu Ratnasari dan M. Nur Rokhman, M.Pd Universitas Negeri Yogyakarta ABSTRAK EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 1 MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2015/2016 Oleh: Maharani

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Bagian ini akan membahas metode penelitian, populasi dan sampel, variabel

METODE PENELITIAN. Bagian ini akan membahas metode penelitian, populasi dan sampel, variabel III. METODE PENELITIAN Bagian ini akan membahas metode penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, definisi konseptual dan operasional, jenis dan teknik pengumpulan data, uji persyaratan instrument,

Lebih terperinci

A1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS,

A1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS, ARTIKEL ILMIAH STUDI PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII YANG MENGIKUTI PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS SISWA DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATERI LINGKARAN DI SMP NEGERI 2 BETARA TANJUNG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. KH. Ahmad Dahlan 130, Kota Yogyakarta. Adapun mengenai pelaksanaan. Sabtu, 28 November 2015 tahun ajaran 2015/2016.

BAB III METODE PENELITIAN. KH. Ahmad Dahlan 130, Kota Yogyakarta. Adapun mengenai pelaksanaan. Sabtu, 28 November 2015 tahun ajaran 2015/2016. BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di MAN Yogyakarta 2 yang berlokasi di Jalan KH. Ahmad Dahlan 130, Kota Yogyakarta. Adapun mengenai pelaksanaan penelitian

Lebih terperinci

ABSTRAK. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar

ABSTRAK. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar ABSTRAK Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar Lega Marisa 1, Sumadi 2, Edy Haryono 3 This research was aimed to find out (1) The difference between

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA SMK Pengaruh Penggunaan Metode... (Adi Rukmana Putra) 73 PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA SMK THE INFLUENCE OF DEMONSTRATION TEACHING METHOD ON THE STUDENT

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FIND SOMEONE WHO TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FIND SOMEONE WHO TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA JURNAL GANTANG Vol. II, No. 2, September 2017 p-issn. 2503-0671, e-issn. 2548-5547 Tersedia Online di: http://ojs.umrah.ac.id/index.php/gantang/index PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FIND SOMEONE

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KANTONG BILANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PENJUMLAHAN BILANGAN SECARA BERSUSUN

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KANTONG BILANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PENJUMLAHAN BILANGAN SECARA BERSUSUN Pengaruh Penggunaan Media (Devi Ratnasari) 2.571 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KANTONG BILANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PENJUMLAHAN BILANGAN SECARA BERSUSUN THE EFFECT OF USE MEDIA POCKETS NUMBERS

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATA PELAJARAN PKN

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATA PELAJARAN PKN 2.732 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 29 Tahun ke-5 2016 PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATA PELAJARAN PKN THE INFLUENCE OF INQUIRY LEARNING

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen menurut

Lebih terperinci

APPLIED BUZZ GROUP METHOD FOR STUDENT ACHIEVMENT LEARNING ON THE SUBJECT COLLOID CLASS XI SMA PGRI PEKANBARU

APPLIED BUZZ GROUP METHOD FOR STUDENT ACHIEVMENT LEARNING ON THE SUBJECT COLLOID CLASS XI SMA PGRI PEKANBARU 1 APPLIED BUZZ GROUP METHOD FOR STUDENT ACHIEVMENT LEARNING ON THE SUBJECT COLLOID CLASS XI SMA PGRI PEKANBARU Kartika Rahayu*, Betty Holiwarni**, Susilawati*** Email: kartikarahayu18@yahoo.com No Hp.

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V ARTIKEL PENELITIAN Oleh FRIENDA WIMADWI PERMASTYA NIM F37011002 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR K3 DI SMK COKROAMINOTO 2 BANJARNEGARA MENGGUNAKAN METODE TS-TS

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR K3 DI SMK COKROAMINOTO 2 BANJARNEGARA MENGGUNAKAN METODE TS-TS Meningkatkan Prestasi Belajar (Ali Akbar Yulianto) 1 MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR K3 DI SMK COKROAMINOTO 2 BANJARNEGARA MENGGUNAKAN METODE TS-TS IMPROVING K3 SUBJECT LEARNING ACHIEVEMENT AT SMK COKROAMINOTO

Lebih terperinci