BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. professional dan proposional serta memberdayakan potensi masyarakat melalui

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. professional dan proposional serta memberdayakan potensi masyarakat melalui"

Transkripsi

1 34 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Polres Gorontalo Letak Polres Gorontalo berada di Jalan Jendral Soedirman Kecamatan Limboto. Polisi Resort Gorontalo adalah polisi yang bertugas melakukan fungsi penegak hukum, pelindung, pengayom dan pelayanan masyarakat yang professional dan proposional serta memberdayakan potensi masyarakat melalui kegiatan kemitraan untuk memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat di Wilayah Hukum Polres Gorontalo. Hal ini tercermin dari visi yang di emban oleh Polres Gorontalo. Adapun Polres Gorontalo, membawahi beberapa Polsek, yaitu : 1. Polsek Limboto 2. Polsek Telaga Biru 3. Polsek Telaga 4. Polsek KP3 Bandara 5. Polsek Batudaa 6. Polsek Batudaa Pantai 7. Polsek Boliyohuto 8. Polsek Sumalata 9. Polsek Tolinggula 10. Polsek Atinggola 11. Polsek Mootilango 12. Polsek Tolangohula 13. Polsek Kwandang 14. Polsek Anggrek 15. Polsek KP3 Kwandang 16. Polsek Pulubala 17. Polsek Bongomeme 18. Polsek Limboto Barat 19. Polsek Tibawa Adapun Polres Gorontalo mempunyai visi dan misi sebagai berikut : VISI POLRES GORONTALO MewujudkanPolres Limboto sebagai Aparat Penegak hukum, pelindung, pengayom dan pelayananmasyarakat yang professional dan proporsional serta memberdayakan potensimasyarakat melalui kegiatan kemitraan untuk memelihara keamanan dan ketertibanmasyarakat di Wilayah Hukum Polres Limboto.

2 35 MISI POLRES GORONTALO 1. Memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat ( meliputi aspeksecurity, Surety, Sapety dan Peace sehingga masyarakat bebas dari gangguanpisik maupun Psikis. 2. Memberikan bimbingan kepada masyarakat melalui upaya preemtif dan preventif yang dapatdimengerti untuk meningkatkan kesadaran serta kepatuhan hukum masyarakat. 3. Memeliharakeamanan dan ketertiban masyarakat dengan tetap memperhatikan norma norma dannilai nilai adat Gorontalo yang berlaku. 4. Menegakkan hukum secara professional dan proporsional serta independen dengan menjunjungtinggi supremasi hukum dan hak asasi manusia demi tercapainya keadilan dankepastian Hukum. 5. Menjalin kerjasama, kebersamaan dan koordinasi yang lebih erat lagi antara instansiinternal maupun instansi Eksternal dan komponen masyarakat secara sinergis dalam rangka penciptaan kondisi yang aman dan tertib. 6. Mengoptimalkan sumber daya manusia yang dimiliki dalam rangka dukungan kepada Pemerintah Kabupaten Gorontalo untuk mewujudkan keamanan dan ketertiban serta pelayanan kepolisian secara professional. 7. Melaksanakan kebijakan Kapolri dan Kapolda Gorontalo secara konsisten dan konsekuen. B. Faktor Yang Melatar Belakangi Maraknya Perjudian Togel Kupon Putih di Kecamatan Limboto 1. Faktor Ekonomi dan Kurangnya Lapangan Pekerjaan Pertumbuhan ekonomi yang melaju pesat mengharuskan masyarakat untuk dapat menyesuaikan diri dalam menghadapi era ini. Naiknya bahan-bahan pokok serta bahan kebutuhan lainnya menimbulkan masalah tersendiri bagi masyarakat. Dibutuhkan masyarakat yang memiliki pola fikir yang cerdas dalam menyikapi hal semacam ini. Namun ironinya pertumbuhan ekonomi yang melaju kian pesat tidak dibarengi oleh sarana dan infrastruktur yang menunjang masyarakat agar dapat mawas diri dalam menghadapi era ini. Keadaan perekonomian masyarakat yang cenderung semakin sulit sangat

3 36 memprihatinkan dan menyulitkan masyarakat akibat kurangnya lapangan kerja. Di kecamatan limboto, tingkat pertumbuhan penduduk mencapai jiwa, 1 dan meningkat menjadi jiwa 2 pada tahun Namun hal ini sangat disayangkan karena pertumbuhan penduduk yang begitu pesat tidak dibarengi dengan pertumbuhan lapangan kerja yang memadai, akibatnya banyak masyarakat yang menjadi pengangguran di usia produktifnya. Terbukti dengan meningkatnya persentase jumlah pengangguran di tahun 2012 dari tahun-tahun sebelumnya. Bukti data statistik pengangguran di kecamatan limboto meningkat pada periode februari 2012 sebesar orang, bertambah orang dari keadaan Jumlah masyarakat yang memiliki pekerjaan hanya mencapai 12,82% 4 dari total jumlah keseluruhan masyarakat. Rendahnya tingkat penghasilan masyarakat merupakan beban yang dialami sebagian besar masyarakat saat ini. Akibatnya masyarakat memilih cara dan jalan lain untuk menutupi kekurangan ekonomi mereka, baik itu dengan cara yang positif maupun negatif, baik yang melawan hukum maupun yang tidak melawan hukum. Selain itu dorongan pola fikir konsumtif masyarakat yang selalu ingin mendapatkan dan mencukupi segala kebutuhannya secara instan juga mendorong mereka untuk mencari jalan pintas. Perjudian merupakan salah satu pilihan yang dianggap menjanjikan bagi para masyarakat yang memiliki pola fikir konsumtif ini, karena 1 Data BPS (badan pusat statistik) kabupaten gorontalo Tahun Data BPS (badan pusat statistik) kabupaten gorontalo Tahun Data BPS (badan pusat statistik) kabupaten gorontalo Tahun Data BPS (badan pusat statistik) kabupaten gorontalo Tahun 2012

4 37 dianggap sangat menjanjikan keuntungan tanpa susah payah bekerja. Dan salah satu perjudian yang sangat digemari dan marak di kecamatan limboto adalah judi togel kupon putih. Karena togel merupakan penyakit masyarakat dalam penegakan hukum, maka menjadi atensi Polri, sehingga setiap Polres dan Polsek diperintahkan melakukan penanggulangan terhadap tindak pidana judi togel baik dengan cara represif (penindakan) maupun prefentif (pencegahan), represif adalah dengan cara tindakan penangkapan dari hasil laporan masyarakat serta dari hasil tertangkap tangan yang dilakukan oleh Polisi secara mendadak terhadap tempat-tempat yang dicurigai menjadi tempat transaksi judi togel, sedangkan prefentif adalah dengan cara pembinaan melalui tokoh-tokoh masyarakat, agama, yang ada diwilayah kerja Polres Gorontalo. 5 Bila upaya penegakan hukum dapat dilaksanakan sepenuhnya oleh masing-masing Polsek yang ada diwilayah hukum Polres Gorontalo, maka akan memperkecil terjadinya peluang untuk melakukan tindak pidana judi togel oleh kalangan masyarakat. Tak heran jika sampai dengan sekarang ini banyak sekali yang gemar melakukan judi togel, hal ini tidak terlepas dari besarnya hadiah yang ditawarkan bagi para pemenang. Adapun kalkulasi hadiah yang ditawarkan kepada para pembeli kupon adalah sebagai berikut : 5 Hasil wawancara dengan bapak Ibda Irwan Daenunu (KBO SATRESKRIM), Tanggal 20 Maret 2013

5 38 Tabel Kalkulasi Hadiah yang Ditawarkan Kepada Para Pembeli Kupon Judi Togel No Harga Kupon Perolehan Hadiah 2 Angka 3 Angka 4 Angka 1. Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Dst Dst Dst Dst Sumber : Data Sekunder Besarnya prestasi yang dibayarkan kepada para pembeli kupon undian togel sangatlah mempengaruhi para masyarakat untuk melakukan judi togel, dikarenakan pola fikir konsumtif dari masyarakat serta faktor kebutuhan ekonomi yang mengharuskan masyarakat tersebut untuk mendapatkan tambahan uang guna melengkapi kebutuhannya. Selain itu, kurangnya lapangan pekerjaan juga sangat mempengaruhi masyarakat untuk melakukan tindak pidana perjudian togel ini. 2. Faktor Pendidikan Faktor pendidikan juga berpengaruh terhadap maraknya tindak pidana judi jenis judi togel kupon putih ini. Minimnya pendidikan yang dienyam para masyarakat mempengaruhi mereka dalam hal bersaing pada era seperti sekarang ini. Akhirnya mereka tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang tetap, sehingga mempengaruhi penghidupan dari masyarakat itu sendiri. Selain itu, minimnya pendidikan juga mengurangi tingkat kesadaran masyarakat akan hukum. Meskipun tidak sepenuhnya faktor pendidikan ini menjadi pemicu

6 39 utama dari maraknya tindak pidana ini, tetapi setidaknya latar belakang pendidikan dari para pelaku judi togel yang digambarkan dalam diagram berikut dapat mendefinisikan bahwasanya tingkat pendidikan yang rendah dapat memicu masyarakat dalam mengambil jalan pintas untuk masuk kedalam ranah perjudian ini. Terbukti dengan statsitik jumlah pelaku judi togel, bahwa masyarakat yang memiliki jenjang pendidikan yang rendahlah yang paling banyak terjun di ranah perjudian jenis togel kupon putih ini. Berikut adalah tabel mengenai tingkat pendidikan terakhir dan pekerjaan oleh para pelaku judi togel yang dihimpun dari data di Polres Gorontalo selang 3 Tahun Terakhir : Tabel Tingkat Pendidikan, dan Pekerjaan Pelaku Judi Togel Tahun 2010 No Tingkat Pendidikan Terakhir Pekerjaan Jumlah Sumber : Data Sekunder Tabel Tingkat Pendidikan, dan Pekerjaan Pelaku Judi Togel Tahun 2011 No Tingkat Pendidikan Terakhir Pekerjaan Jumlah 1. SD Tiada 2 SMA Wiraswasta 3 Tidak Ada IRT Sumber : Data Sekunder

7 40 Tabel Tingkat Pendidikan, dan Pekerjaan Pelaku Judi Togel Tahun 2012 No Tingkat Pendidikan Terkhir Pekerjaan Jumlah 1. SD - Tukang Bentor 2 Orang - Swasta 2 Orang - Tukang 2 Orang - Tiada - Pedagang 2 Orang 2. SMP - Tiada 2 Orang - IRT (ibu rumah tangga) - Wira Swasta - Dagang - Tukang Bentor 3. SMA - Wiraswasta - Swasta 2 Orang - Tani - Dagang - Sopir 4. D III - Wiraswasta 5. Tidak ada - IRT (ibu rumah tangga) Sumber : Data Sekunder Dari tabel diatas maka sangatlah jelas bahwa faktor pendidikan juga menjadi salah satu faktor pendorong terjadinya tindak pidana judi togel. Karena secara garis besar dapat dilihat dari kisaran rata-rata pelaku judi togel yang berhasil ditangkap oleh jajaran kepolisian Polres Gorontalo sebagian

8 41 besarnya merupakan orang-orang yang tingkat pendidikannya masih minim. Selain itu mereka juga tidak mempunyai pekerjaan tetap dan pendapatan tetap. Maka tidaklah mengherankan jika para masyarakat tersebut cenderung tergiur dengan hadiah yang ditawarkan dalam perjudian togel. Keadaan ekonomi yang mendesak ditambah kebutuhan pokok yang makin hari makin meningkat. Kebanyakan dari mereka malas untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan yang postif dengan penghasilan yang pas-pasan. Tabel diatas juga menggambarkan grafik peningkatan tindak pidana judi khususnya judi jenis togel kupon putih selang periode 3 tahun terakhir, yakni dimana 2010 tidak ada data mengenai tindak pidana judi jenis ini, dan meningkat menjadi 3 kasus pada 2011 dan mengalami grafik peningkatan yang signifikan pada tahun 2012 yakni 23 kasus. 3. Faktor Lingkungan dan Besaran Prestasi yang Ditawarkan Dalam Judi Togel Kupon Putih Faktor lingkungan juga mempengaruhi masyarakat untuk melakukan tindak pidana perjudian ini. Selain itu, besaran prestasi yang ditawarkan dalam judi jenis togel kupon putih ini juga mempengaruhi masyarakat untuk terjun langsung dalam tindak pidana judi togel kupon putih ini, baik sebagai pembeli maupun sebagai pengedar kupon togel. Selain melakukan tindak judi togel, tidak sedikit juga masyarakat yang terjun langsung dalam hal pengedaran kupon judi togel. Besarnya upah yang ditawarkan kepada para pengepul dan pengecer kupon judi togel, menjadi salah satu alasan bagi

9 42 mereka untuk bernaung dalam sistem peredaran kupon undian togel tanpa mengacuhkan aturan hukum yang ada. Berikut adalah jumlah pembagian hasil jaringan perjudian togel mulai dari pengecer, pengepul dan sampai kepada bandar besar. Tabel Pembagian Hasil Jaringan Perjudian Togel No Uraian Presentase Keterangan 1 Pengecer 20% penjualan Dari Pengepul 2 Pengepul 25% penjualan Dari Bandar Besar 3 Bandar Besar 75% penjualan Dari Pengepul Sumber : Data Sekunder Berdasarkan tabel diatas maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa para bandar besar sampai dengan pengecer kupon undian togel meraup keuntungan dari hasil penjualan kupon undian togel itu sendiri. Pengecer akan mendapatkan 20% hasil dari penjualan kupon undian togel yang disetorkan kepada pengepul, sedangkan pengepul akan mendapatkan 25% hasil dari keseluruhan penjualan kupon undian togel yang disetorkan kepada bandar besar, sedangkan bandar besar meraup keuntungan yang lebih besar dibandingkan pengepul dan pengecer yaitu 75% hasil dari keseluruhan penjualan kupon undian togel. Jika kita simak secara saksama perjudian togel merupakan bentuk perjudian yang sangat terorganisir baik dari pembagian hasil penjualan kupon undian togel sampai dengan penyaluran/pemberitahuan nomer kepada para pembeli kupon undian togel itu sendiri.

10 43 C. Kendala yang Dialami Oleh Polres Gorontalo Dalam Menanggulangi Perjudian Togel Kupon Putih Faktor utama pelaku melakukan tindak pidana perjudian togel ini adalah faktor ekonomi. Keadaan ekonomi yang mendesak ditambah barang-barang kebutuhan pokok yang semakin susah didapat adalah salah satu pemicu mengapa para pelaku judi togel menyukai permainan ini. Hanya dibutuhkan modal yang sedikit saja, maka keuntungan yang didapat akan berlimpah. Selain itu, faktor lapangan kerja, pendidikan, lingkungan, serta besaran prestasi yang ditawarkan kepada para pelaku judi togel juga menjadi faktor pendorong maraknya tindak pidana perjudian togel kupon putih ini di kecamatan limboto. Walaupun para pelaku perjudian togel tersebut banyak yang sudah ditangkap, namun tetap saja Polres Gorontalo belum mampu untuk mencegah dan menanggulangi tindak pidana perjudian togel. Sampai dengan saat ini, seperti yang dikatakan oleh bapak KBO Satreskrim Gorontalo, bahwa sampai dengan saat ini Polres Gorontalo belum mendapatkan siapa aktor ataupun bandar dari judi togel kupon putih di Kecamatan Limboto. Sampai dengan saat ini hanya sampai di taraf penangkapan para pelaku, belum sampai ke bandar judi togel tersebut. 6 Dari hasil wawancara penulis dengan bapak Irwan Daenunu, selaku KBO Satreskrim Polres Gorontalo, beliau mengatakan bahwa dalam mencegah dan menanggulangi tindak pidana perjudian togel aparat penegak hukum di Polres 6 Hasil wawancara dengan bapak Ibda Irwan Daenunu (KBO SATRESKRIM), Tanggal 20 Maret 2013

11 44 Gorontalo banyak mengalami kendala-kendala atau hambatan. Hambatanhambatan tersebut antara lain: a. Tempat transaksi perjudian togel berpindah-pindah Setiap pengepul dan pengecernya tidak akan sembarangan melakukan transaksi perjudian togel. Mereka melakukannya secara sembunyisembunyi dan berpindah-pindah. Biasanya sebelum pengecer menyetorkan rekapannya kepada pengepul, mereka melakukan perjanjian dahulu untuk tempat transaksinya melalui telepon atau sms. b. Sulitnya mengungkap barang bukti Aparat kepolisian tidak bisa begitu saja menangkap orang yang dicurigai telah melakukan transaksi atau praktek perjudian togel, karena harus mempunyai bukti-bukti yang cukup untuk menangkapnya. Sehingga dalam hal ini kepolisian harus menangkapnya dalam keadaan tertangkap tangan bersama barang buktinya. c. Sulitnya menangkap Bandar Kebanyakan yang ditangkap oleh kepolisian saat ini adalah pengecer karena mereka selalu membawa barang bukti judi togel misalnya, kupon judi, bolpoint, rekapan judi togel, kalkulator, HP dan uang. Sedangkan untuk menangkap Bandar sulit dilakukan karena mereka tidak pernah membawa barang bukti tersebut. Bandar hanya menampung keseluruhan setoran hasil penjualan kupon togel dari

12 45 masing-masing pengepul dan bertanggung jawab pada hadiah yang dimenangkan para pembeli kupon togel. d. Kurangnya kepedulian dan respon masyarakat terhadap upaya penegakan hukum di bidang tindak pidana judi togel Salah satu pemicu yang dapat menghambat kerja aparat kepolisian dalam mengungkap perjudian togel adalah kurangnya kepedulian dan kesadaran masyarakat untuk membantu mengungkap perjudian togel. Kurangnya transparansi informasi dari masyarakat yang terkesan menutup-nutupi para pelaku yang terlibat. Padahal dalam hal ini sangat dibutuhkan kerjasama yang baik antara petugas dan masyarakat untuk sama-sama mencegah, mengungkap, serta memberantas tindak perjudian togel yang semakin menjamur. Ironisnya, kadang di satu sisi masyarakat resah akan keberadaan judi togel namun disisi lain masyarakat justru melindungi perjudian togel. 7 Selain faktor diatas, pihak kepolisian juga sangat sulit menanggulangi tindak pidana perjudian ini dikarenakan tindak pidana perjudian ini keberadaanya sangat terorganisir, baik dari alur jalannya penjualan kupon undian togel (kupon putih), sampai dengan penyampaian informasi mengenai nomor yang kena undian. Berikut adalah mengenai alur jalannya perjudian togel : 7 Hasil wawancara dengan bapak Ibda Irwan Daenunu (KBO SATRESKRIM), Tanggal 20 Maret 2013

13 46 Diagram Alur Bentuk Perjudian Togel Bandar Besar Togel Pengepul I Pengepul II Pengecer Pengecer Pengecer Pengecer Pembeli Kupon Undian Pembeli Kupon Undian Pembeli Kupon Undian Pembeli Kupon Undian Sumber : Data Sekunder Bandar Besar : Orang yang menampung keseluruhan setoran uang hasil penjualan kupon togel dari masing-masing pengepul dan bertanggung jawab pada hadiah yang dimenangkan para pembeli kupon togel. Pengepul : Yaitu tangan kedua dari Bandar besar yang bertanggung jawab mengumpulkan uang hasil penjualan kupon undian dari para pengecer yang selanjutnya disetorkan kepada bandar besar. Pengecer : Orang yang berrtugas langsung dalam hal penjualan kupon undian kepada pembeli kupon togel yang selanjutnya hasilnya diserahakan kepada pengepul. Dari alur diagram diatas dapat kita lihat bahwa antara bandar besar, pengepul dan pengecer memiliki hubungan kerja sama yang rapi dan terorganisir (tidak terpisahkan). Mereka memiliki peranan saling terkait antara satu sama lain.

14 47 Bandar besar merupakan tokoh utama dalam permainan judi togel karena ia penanggung jawab pemegang hadiah para pemain judi togel dan merupakan tokoh kunci, karena pengepul dan pengecer tidak akan ada jika tidak ada bandar besar judi togel. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, mengapa pihak kepolisian sangat sulit untuk memberantas tindak pidana perjudian ini, karena pihak kepolisian sangat sulit untuk menangkap dan mengetahui letak keberadaan bandar besarnya. Judi togel bukan hanya terorganisir dalam hal penyalurannya, tetapi juga dalam hal pemberitahuan nomor yang jatuh pada hari itu. Berikut adalah sistem penyaluran/penyampaian undian nomor :

15 48 Tabel Penyaluran Nomor Undian Kupon Togel Pengundian Nomor Bandar Besar Bandar/ Pengepul Bandar/ Pengepul Bandar/ Pengepul Pengecer Pengecer Pengecer Pembeli Pembeli Pembeli Pembeli Pembeli Pembeli Sumber : Data Sekunder Dari bagan diatas sangatlah terlihat jelas bagaimana koordinasi dari bandar besar hingga pembeli mulai dari pengundian nomor sampai dengan pemberitahuan nomor yang jatuh pada hari itu kepada pembeli dan penyaluran prestasi berupa uang tunai kepada para pembeli yang nomornya sama/sesuai dengan nomor yang di undi.

16 49 D. Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Perjudian Togel Dalam upaya pencegahan dan penanggulangan tindak pidana perjudian togel, pihak kepolisian mengandalkan upaya pencegahan yang lebih memasyarakat dalam artian pendekatan-pendekatannya dilakukan dengan bantuan dan kerjasama dari masyarakat. Karena dengan adanya bantuan dan kerjasama dari masyarakat maka pihak kepolisian dapat mencegah dan menanggulangi tindak perjudian ini 8. Adapaun upaya tersebut antara lain adalah : 1. Upaya Pencegahan (Preventif) Cara ini diarahkan kepada usaha pencegahan terhadap kejahatan yang pertama kali akan dilakukan oleh seseorang. Upaya ini dilakukan dengan cara menyesuaikan cara pencegahan dengan jenis kejahatan dan penyebab kejahatan yang mendorong terjadinya kejahatan. Misalnya wajib kunjung yang dilakukan oleh aparat penegak hukum untuk memberikan informasi dan memberikan penyuluhan. Usaha pencegahan ini dimaksudkan untuk mencegah timbul dan semakin meluasnya perjudian dikalangan masyarakat. Karena jika seseorang telah terjerumus untuk melakukan suatu tindak pidana perjudian, maka akan sangat sulit untuk orang tersebut keluar dari tindakan tersebut, sebab kecenderungan untuk mengurangi perbuatan yang pernah dilakukan adalah sangat kecil. Sehingga usaha pencegahan ini sangat penting, artinya bagaimanapun juga pencegahan masih jauh lebih baik daripada mengobati. 8 Hasil wawancara dengan bapak Irwan Daenunu (KBO SATRESKRIM), Tanggal 20 Maret 2013

17 50 Jadi upaya pencegahan ini merupakan usaha untuk menghapuskan atau minimal untuk meminimalisir tindak pidana perjudian, meskipun sampai saat ini tindak perjudian belum bisa diberantas sepenuhnya. Adapun kegiatan pencegahan tersebut dilakukan dengan beberapa cara yaitu : a. Melakukan penyuluhan hukum kepada masyarakat Dalam hal ini perlu ditanamkan kepada masyarakat mengenai kesadaran hukum, supaya dalam masyarakat berkembang suatu pola fikir yang baik mengenai perlunya kepatuhan dalam menjalankan hukum. Untuk menanamkan hal ini dalam pola fikir masyarakat maka perlu adanya penyuluhan yang dilakukan oleh pihak kepolisian. Penyuluhan ini dapat berupa informasi dan arahan atau masukan kepada masyarakat mengenai kesadran hukum sehingga dapat mengurangi tindak pidana perjudian. Penyuluhan kesadaran tersebut juga mengenai tanggung jawab bersama dalam terjadinya perjudian mawas diri dan melaporkan kepada yang berwajib apabila terjadi tindak pidana perjudian. b. Melakukan patroli dan penjagaan terhadap tempat-tempat yang dicurigai sebagai tempat terjadinya tindak pidana perjudian. yaitu aparat penegak hukum melakukan patroli setiap ada kegiatan yang berbau kemungkinan ada perjudian dan wajib berkunjung ke masyarakat untuk memberikan penyuluhan dan juga melakukan penjagaan yang kiranya dirasa akan terjadi perjudian Dalam melakukan penyergapan (penggerebekan) ini, harus dilakukan secara

18 51 terus-menerus terutama di daerah-daerah yang disinyalir sebagai tempat untuk melakukan perjudian togel. Namun karena adanya keterbatasan jumlah polisi maka sangat dibutuhkan sekali partisipasi dari masyarakat setempat untuk selalu memberikan informasi atau laporan-laporan bilamana di daerahnya terjadi suatu tindak pidana perjudian. Partisipasi dan kerjasama masyarakat sangat membantu pihak kepolisian dalam menanggulangi hal ini, karena dengan adanya laporan dari masyarakat maka pihak kepolisian sudah dapat mengetahui kira-kira lokasi mana saja yang harus di datangi, dan dipantau guna mencegah semakin meluasnya tindak pidana perjudian ini. Strategi pencegahan kejahatan haruslah lebih bersifat teoritis praktis, maka beberapa para ahli memutuskan untuk membagi pencegahan kejahatan kedalam tiga pendekatan yaitu : a. Pencegahan kejahatan melalui pendekatan sosial biasa disebut sebagai Social Crime Prevention, segala kegiatannya bertujuan untuk menumpas akar penyebab kejahatan dan kesempatan individu untuk melakukan pelanggaran. Yang menjadi sasarannya adalah baik populasi umum (masyarakat) maupun kelompok-kelompok yang secara khusus mempunyai risiko tinggi untuk melakukan pelanggaran. b. Pencegahan kejahatan melalui pendekatan situasional biasanya disebut sebagai Situational Crime Prevention, perhatian utamanya adalah mengurangi kesempatan orang atau kelompok untuk melakukan pelangaran.

19 52 c. Pencegahan kejahatan melalui pendekatan kemasyarakatan atau sering disebut sebagai Community based CrimePrevention, segala langkahnya ditujukan untuk memperbaiki kapasitas masyarakat untuk mengurangi kejahatan dengan jalan meningkatkan kapasitas mereka untuk menggunakan kontrol social informal. 2. Upaya Penanggulangan (Represif) Upaya ini ditujukan kepada orang yang sudah masuk kedalam sistem atau sudah turut serta melakukan suatu tindak pidana perjudian. Hal ini lebih dikerucutkan lagi kepada usaha untuk menolong orang yang telah melakukan suatu tindak pidana perjudian agar orang tersebut kembali kejalan yang benar dan tidak melakukan kembali perbuatan itu. Dalam hal ini sangat diperluka suatu pembinaan kepada pelaku judi togel khususnya oleh bagian bina mitra yang tugasnya adalah membina dan memberikan penyuluhan kepada masyarakat. Pembinaan ini bukan hanya saja terbatas kepada pelaku dalam masa tahanannya (dalam penjara) saja melainkan sampai dengan si pelaku keluar dari penjara. Sekali lagi dalam hal ini perlu adanya peran kerjasama antara pihak kepolisian dengan masyarakat khusunya tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh agama dalam hal melakukan pembinaan kepada pelaku judi togel tersebut jika sudah berada diluar penjara, agar si pelaku tidak mengulangi lagi perbuatannya. Selain itu penjatuhan hukuman yang sesuai dengan aturan yang berlaku juga sangat membantu, karena dapat memberikan efek jera kepada para pelaku, sehingga dapat mengurangi potensi dari si pelaku untuk kembali melakukan tindak pidana tersebut.

BAB IV PEMBAHASAN Letak Geografis Polsek Limboto Barat

BAB IV PEMBAHASAN Letak Geografis Polsek Limboto Barat BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Letak Geografis Polsek Limboto Barat Polsek Limboto Barat merupakan bagian terpadu dari Polres Gorontalo. Polsek Limboto Barat mengemban misi

Lebih terperinci

ANALISIS PERAN POLISI DALAM MEMBERANTAS PERJUDIAN TOGEL DI WILAYAH HUKUM POLRESTA KOTA JAYAPURA

ANALISIS PERAN POLISI DALAM MEMBERANTAS PERJUDIAN TOGEL DI WILAYAH HUKUM POLRESTA KOTA JAYAPURA ANALISIS PERAN POLISI DALAM MEMBERANTAS PERJUDIAN TOGEL DI WILAYAH HUKUM POLRESTA KOTA JAYAPURA, SH.,MH 1 Abstrak : Bahwa kendala yang dialami oleh Polres Kota Jayapura dalam memberantas tindak pidana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakekatnya perjudian merupakan perbuatan yang bertentangan dengan norma agama, moral, kesusilaan maupun hukum, serta membahayakan bagi penghidupan dan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia perjudian masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia perjudian masih menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia perjudian masih menjadi permasalahan, banyaknya kasus yang ditemukan oleh aparat penegak hukum merupakan suatu bukti

Lebih terperinci

V. PENUTUP. pembahasan tentang upaya unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) dan

V. PENUTUP. pembahasan tentang upaya unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) dan V. PENUTUP Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada hasil penelitian dan pembahasan, maka pada bagian penutup ini dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai hasil dari pembahasan tentang upaya unit Perlindungan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Gambaran perjudian togel di desa Botumoito terdiri dari :

BAB V PENUTUP. 1. Gambaran perjudian togel di desa Botumoito terdiri dari : BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari kajian yang telah dikemukan sebelumnya dapat ditarik kesimpulan yakni; 1. Gambaran perjudian togel di desa Botumoito terdiri dari : a. Pembagian kerja pada perjudian togel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hukum dan merugikan masyarakat (Bambang Waluyo, 2008: 1). dengan judi togel, yang saat ini masih marak di Kabupaten Banyumas.

BAB I PENDAHULUAN. hukum dan merugikan masyarakat (Bambang Waluyo, 2008: 1). dengan judi togel, yang saat ini masih marak di Kabupaten Banyumas. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), perilaku manusia di dalam hidup bermasyarakat dan bernegara justru semakin kompleks dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan di masyarakat sering sekali terjadi pelanggaran terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan di masyarakat sering sekali terjadi pelanggaran terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan di masyarakat sering sekali terjadi pelanggaran terhadap norma kesusilaan dan norma hukum. Salah satu dari pelanggaran hukum yang terjadi di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyaknya tawuran antar pelajar yang terjadi di kota kota besar di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyaknya tawuran antar pelajar yang terjadi di kota kota besar di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Banyaknya tawuran antar pelajar yang terjadi di kota kota besar di Indonesia merupakan sebuah fenomena yang menarik untuk di bahas. Perilaku pelajar yang anarkis

Lebih terperinci

JURNAL PENELITIAN HUKUM / SKRIPSI UPAYA POLISI RESORT (POLRES) SLEMAN DALAM MENCEGAH DAN MENANGGULANGI PRAKTEK JUDI SEPAK BOLA ONLINE

JURNAL PENELITIAN HUKUM / SKRIPSI UPAYA POLISI RESORT (POLRES) SLEMAN DALAM MENCEGAH DAN MENANGGULANGI PRAKTEK JUDI SEPAK BOLA ONLINE JURNAL PENELITIAN HUKUM / SKRIPSI UPAYA POLISI RESORT (POLRES) SLEMAN DALAM MENCEGAH DAN MENANGGULANGI PRAKTEK JUDI SEPAK BOLA ONLINE Disusun oleh : WISNU MURTI NPM : 08 05 09883 Program Studi : Ilmu Hukum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran umum lokasi penelitian A. Sejarah berdirinya Polres Gorontalo 1. Tahun 1962 dibentuknya KOMDIS Limboto, dan belum dipisahkan dari KOMRES 1905 Gorontalo

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. pengaruhi oleh beberapa penyebabnya antara lain:

BAB III PENUTUP. pengaruhi oleh beberapa penyebabnya antara lain: 58 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka dapat dirumuskan kesimpulan sebagai berikut: 1. Perjudian togel sulit di tanggulangi secara tuntas karena di pengaruhi oleh beberapa

Lebih terperinci

Jenis Kelamin. Umur : tahun

Jenis Kelamin. Umur : tahun 73 Nama Alamat Jenis Kelamin Agama Pekerjaan Pendidikan : : : : Umur : tahun : :. Berilah tanda silang ( X ) pada salah satu jawaban yang saudara anggap sesuai dengan pendapat saudara, apabila jawaban

Lebih terperinci

KINERJA KEPOLISIAN DALAM UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PERJUDIAN TOGEL DI WILAYAH HUKUM KEPOLISIAN RESORT GIANYAR

KINERJA KEPOLISIAN DALAM UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PERJUDIAN TOGEL DI WILAYAH HUKUM KEPOLISIAN RESORT GIANYAR KINERJA KEPOLISIAN DALAM UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PERJUDIAN TOGEL DI WILAYAH HUKUM KEPOLISIAN RESORT GIANYAR Oleh: Ni Wayan Indah Purwita Sari. I Ketut Artadi Bagian Hukum Pidana,

Lebih terperinci

UPAYA HUKUM PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PERJUDIAN TOGEL OLEH KEPOLISIAN DI POLRESTA DENPASAR

UPAYA HUKUM PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PERJUDIAN TOGEL OLEH KEPOLISIAN DI POLRESTA DENPASAR UPAYA HUKUM PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PERJUDIAN TOGEL OLEH KEPOLISIAN DI POLRESTA DENPASAR Oleh I Ketut Adi Widhiantara I Wayan Suardana Bagian Hukum Acara Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyalahgunaan narkoba di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyalahgunaan narkoba di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyalahgunaan narkoba di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan. Narkoba sendiri barang yang tidak lagi susah untuk didapatkan, melainkan barang yang amat mudah untuk

Lebih terperinci

UPAYA KEPOLISIAN DALAM PENANGANAN TINDAK PIDANA JUDI TOGEL DAN PENANGGULANGANNYA (STUDI DI POLRESTA MEDAN) JURNAL ILMIAH. Oleh : Putra Wisnu

UPAYA KEPOLISIAN DALAM PENANGANAN TINDAK PIDANA JUDI TOGEL DAN PENANGGULANGANNYA (STUDI DI POLRESTA MEDAN) JURNAL ILMIAH. Oleh : Putra Wisnu UPAYA KEPOLISIAN DALAM PENANGANAN TINDAK PIDANA JUDI TOGEL DAN PENANGGULANGANNYA (STUDI DI POLRESTA MEDAN) JURNAL ILMIAH Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi persyaratan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Strafbaarfeit. Pidana adalah suatu reaksi atas delik (punishment) atau lembaga negara terhadap pembuat delik 5.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Strafbaarfeit. Pidana adalah suatu reaksi atas delik (punishment) atau lembaga negara terhadap pembuat delik 5. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tindak Pidana 1. Pengertian Tindak Pidana Tindak pidana merupakan salah satu istilah untuk menggambarkan suatu perbuatan yang dapat dipidana, dalam bahasa belandanya adalah Strafbaarfeit.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbuatan menyimpang yang ada dalam kehidupan masyarakat. maraknya peredaran narkotika di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. perbuatan menyimpang yang ada dalam kehidupan masyarakat. maraknya peredaran narkotika di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dan perkembangan teknologi yang sangat cepat, berpengaruh secara signifikan terhadap kehidupan sosial masyarakat. Dalam hal ini masyarakat dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya Barat yang masuk melalui

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya Barat yang masuk melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah menciptakan perubahan sosial budaya yang sangat cepat sehingga setiap pola pikir, pola tindak dan pola perilaku masyarakat Indonesia sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang dihadapi bangsa Indonesia pada saat ini. Kemiskinan,

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang dihadapi bangsa Indonesia pada saat ini. Kemiskinan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman sekarang ini membawa pengaruh besar pada negara Indonesia, hal ini berdampak pada perkembangan perilaku dalam masyarakat. Persoalan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan Undang- 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945 (selanjutnya disebut UUD NRI tahun 1945), mengatur setiap tingkah laku warga negaranya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasi penelitian dan pembahasan hasil penelitian yang telah dianalisis dan dikaji dengan beberapa teori yang berkaitan, pada tahap berikutnya penulis memaparkan beberapa

Lebih terperinci

LEMBAR WAWANCARA. 1. Kasus-kasus apa saja yang meresahkan dan mengganggu ketertiban

LEMBAR WAWANCARA. 1. Kasus-kasus apa saja yang meresahkan dan mengganggu ketertiban 111 LEMBAR WAWANCARA 1. Kasus-kasus apa saja yang meresahkan dan mengganggu ketertiban masyarakat yang sering terjadi dalam 3 (tiga) tahun terakhir di wilayah hukum Polres Sibolga? 2. Jenis perjudian apa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu hal yang menjadi faktor meningkatnya kejahatan di dalam masyarakat adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu hal yang menjadi faktor meningkatnya kejahatan di dalam masyarakat adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia jumlah kejahatan yang terjadi di masyarakat cenderung meningkat. Salah satu hal yang menjadi faktor meningkatnya kejahatan di dalam masyarakat adalah

Lebih terperinci

7. PENUTUP Kesimpulan

7. PENUTUP Kesimpulan 7. PENUTUP 7.1. Kesimpulan Tulisan ini ingin menunjukan bahwa keberadaan kelompok preman yang dipimpin oleh MT memiliki daerah kekuasaan di PD. Pasar Jaya Pasar Minggu dan sekitarnya, bahkan hampir seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penegakan hukum dan ketertiban merupakan syarat mutlak dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penegakan hukum dan ketertiban merupakan syarat mutlak dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penegakan hukum dan ketertiban merupakan syarat mutlak dalam upaya menciptakan kehidupan bangsa Indonesia yang aman, damai dan sejahtera. Tanpa adanya penegakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi sebagai polisi mempunyai nilai penting dalam menentukan tegaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi sebagai polisi mempunyai nilai penting dalam menentukan tegaknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi sebagai polisi mempunyai nilai penting dalam menentukan tegaknya hukum dalam masyarakat oleh aparat penegak hukum. Sebagai anggota polisi harus mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemasyarakatan yang berperan penting dalam proses penegakan hukum. Untung S. Radjab (2000 : 22) menyatakan:

BAB I PENDAHULUAN. Pemasyarakatan yang berperan penting dalam proses penegakan hukum. Untung S. Radjab (2000 : 22) menyatakan: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam tatanan kehidupan bernegara yang berlandaskan dengan ketentuan hukum, penguasa dalam hal ini pemerintah telah membentuk beberapa lembaga penegak hukum

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PENANGANAN GELANDANGAN DAN PENGEMIS

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PENANGANAN GELANDANGAN DAN PENGEMIS PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PENANGANAN GELANDANGAN DAN PENGEMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

KEBIJAKAN KEPALA POLISI DAERAH LAMPUNG DALAM UPAYA MEMBERIKAN PERLINDUNGAN KEPADA MASYARAKAT LAMPUNG. (Jurnal Ilmiah) Oleh SEPTIAN ALAM

KEBIJAKAN KEPALA POLISI DAERAH LAMPUNG DALAM UPAYA MEMBERIKAN PERLINDUNGAN KEPADA MASYARAKAT LAMPUNG. (Jurnal Ilmiah) Oleh SEPTIAN ALAM KEBIJAKAN KEPALA POLISI DAERAH LAMPUNG DALAM UPAYA MEMBERIKAN PERLINDUNGAN KEPADA MASYARAKAT LAMPUNG (Jurnal Ilmiah) Oleh SEPTIAN ALAM Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA HUKUM Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus termasuk derajat kesehatannya. dengan mengusahakan ketersediaan narkotika dan obat-obatan jenis tertentu

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus termasuk derajat kesehatannya. dengan mengusahakan ketersediaan narkotika dan obat-obatan jenis tertentu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil dan makmur yang merata materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang melingkupinya yaitu masyarakat. Dari berbagai publikasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang melingkupinya yaitu masyarakat. Dari berbagai publikasi yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehadiran Kepolisian tidak dapat dipisahkan dari supra sistem yang melingkupinya yaitu masyarakat. Dari berbagai publikasi yang membahas tantang kepolisian dapat disimpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar peranannya di dalam mewujudkan cita-cita pembangunan. Dengan. mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur.

BAB I PENDAHULUAN. besar peranannya di dalam mewujudkan cita-cita pembangunan. Dengan. mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara perlu adanya kerjasama yang baik antara pemerintah dan rakyat. Peran dan partisipasi rakyat sangat besar peranannya

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 51/Pid.B/2016/PN Bnj

P U T U S A N Nomor 51/Pid.B/2016/PN Bnj 1 P U T U S A N Nomor 51/Pid.B/2016/PN Bnj DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Binjai yang mengadili perkara pidana dengan acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama

Lebih terperinci

V. KESIMPULAN DAN SARAN. terhadap anak yang berhadapan dengan hukum, adalah : dengan prosedur penyidikan dan ketentuan perundang-undangan yang

V. KESIMPULAN DAN SARAN. terhadap anak yang berhadapan dengan hukum, adalah : dengan prosedur penyidikan dan ketentuan perundang-undangan yang V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan pada bab-bab terdahulu, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Peran penyidik di Polresta Bandar Lampung dalam penerapan diversi terhadap anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pada zaman modern sekarang ini, pertumbuhan dan perkembangan manusia seakan tidak mengenal batas ruang dan waktu karena didukung oleh derasnya arus informasi

Lebih terperinci

sendiri diatur dalam pasak 303 ayat (3) KUHP yang berbunyi:

sendiri diatur dalam pasak 303 ayat (3) KUHP yang berbunyi: Saat ini, berbagai macam dan bentuk perjudian sudah meluas dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, baik secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi. Sebagian masyarakat memandang bahwa perjudian sebagai

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM OPERASIONAL KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM OPERASIONAL KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA HSL RPT TGL 5 MART 09 PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM OPERASIONAL KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari Sabang hingga ke Merauke. Masyarakat majemuk adalah masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. dari Sabang hingga ke Merauke. Masyarakat majemuk adalah masyarakat yang digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa besar yang bersifat majemuk dan heterogen, yaitu terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang tersebar mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu negara tanpa memiliki aparat yang melaksanakan fungsi keamanan dan ketertiban masyarakat, maka negara tersebut tidak akan mampu bertahan lama, karena pelanggaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran gelap narkotika di Indonesia menunjukkan adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran gelap narkotika di Indonesia menunjukkan adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peredaran gelap narkotika di Indonesia menunjukkan adanya kecenderungan yang terus meningkat. Hal ini merupakan ancaman yang serius bukan saja terhadap kelangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. positif dari pembangunan tersebut antara lain semakin majunya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. positif dari pembangunan tersebut antara lain semakin majunya tingkat BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Permasalahan Pembangunan mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat, untuk itu pembangunan memerlukan sarana dan prasarana pendukung

Lebih terperinci

A B S T R A K. Bimbingan DR. FENCE M. WANTU, SH.,MH Dan ZAMRONI

A B S T R A K. Bimbingan DR. FENCE M. WANTU, SH.,MH Dan ZAMRONI 1 A B S T R A K Novita Gobel, 2015, Analisis Kriminologi Terhadap Tindak Pidana Judi Togel Yang Dilakukan Oleh Perempuan Di Wilayah Polres Gorontalo Kota, Di Bawah Bimbingan DR. FENCE M. WANTU, SH.,MH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan di masyarakat sering sekali pelanggaran terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan di masyarakat sering sekali pelanggaran terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan di masyarakat sering sekali pelanggaran terhadap norma kesusilaan dan norma hukum. Salah satu dari pelanggaran hukum yang terjadi di masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hak asasi anak merupakan bagian dari hak asasi manusia yang. termuat dalam Pasal 28B Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. Hak asasi anak merupakan bagian dari hak asasi manusia yang. termuat dalam Pasal 28B Undang-Undang Dasar Negara Republik 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hak asasi anak merupakan bagian dari hak asasi manusia yang termuat dalam Pasal 28B Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dari sisi kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ayam, judi mancing, judi balap liar, dan lain-lain. Perjudian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. ayam, judi mancing, judi balap liar, dan lain-lain. Perjudian merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di zaman modern sekarang ini berbagai macam jenis perjudian banyak ditemukan di tingkat lapisan masyarakat. Perjudian yang terjadi di masyarakat dapat dibedakan

Lebih terperinci

Bab 4 GAMBARAN UMUM PERJUDIAN TOGEL DI KECAMATAN TOBELO

Bab 4 GAMBARAN UMUM PERJUDIAN TOGEL DI KECAMATAN TOBELO Bab 4 GAMBARAN UMUM PERJUDIAN TOGEL DI KECAMATAN TOBELO Pengantar Bab ini merupakan bab empiris yang diperoleh selama dilapangan. Tujuan dari bab 4 ini untuk mengantar pembaca mengetahui bagaimana Sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan. rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

BAB I PENDAHULUAN. atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan. rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan

Lebih terperinci

Sikap Dan Tindakan Kepolisian Terhadap Tindak Pidana Kekerasan Premanisme Yang Terjadi Di Masyarakat. Oleh : Suzanalisa

Sikap Dan Tindakan Kepolisian Terhadap Tindak Pidana Kekerasan Premanisme Yang Terjadi Di Masyarakat. Oleh : Suzanalisa Sikap Dan Tindakan Kepolisian Terhadap Tindak Pidana Kekerasan Premanisme Yang Terjadi Di Masyarakat Oleh : Suzanalisa ABSTRAK Tindak pidana kekerasan premanisme yang sangat lekat dengan pelanggaran hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi terhadap aturan yang bersifat positif. Hukum juga menjadi tolak ukur segala

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi terhadap aturan yang bersifat positif. Hukum juga menjadi tolak ukur segala BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah Negara hukum (Recht staat) yang memberikan ruang tertinggi terhadap aturan yang bersifat positif. Hukum juga menjadi tolak ukur segala persoalan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. cepat dari proses pematangan psikologis. Dalam hal ini terkadang menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. cepat dari proses pematangan psikologis. Dalam hal ini terkadang menimbulkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Usia remaja merupakan masa saat terjadinya perubahan-perubahan yang cepat dari proses pematangan psikologis. Dalam hal ini terkadang menimbulkan tingkah laku

Lebih terperinci

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id P U T U S A N Nomor 378 /PID.B/ 2014/PN.Sbg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Sibolga, yang mengadili perkara-perkara pidana pada tingkat pertama dengan acara pemeriksaan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYADAPAN PADA PUSAT PEMANTAUAN

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYADAPAN PADA PUSAT PEMANTAUAN PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYADAPAN PADA PUSAT PEMANTAUAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. tindakan cyber bullying dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. tindakan cyber bullying dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan Kepolisian Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta dalam menanggulangi tindakan cyber bullying dapat dikemukakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (BT), Kabupaten Wonosobo berjarak 120 Km dari Ibu Kota Jawa Tengah

BAB 1 PENDAHULUAN. (BT), Kabupaten Wonosobo berjarak 120 Km dari Ibu Kota Jawa Tengah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kabupaten Wonosobo merupakan salah satu dari 35 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah, terletak antara 7.11'.20 sampai 7.36'.24 garis lintang selatan (LS),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan sejarah khususnya pembangunan dibidang penegakan supremasi

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan sejarah khususnya pembangunan dibidang penegakan supremasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepolisian Republik Indonesia memiliki peran penting dalam tonggak perjalanan sejarah khususnya pembangunan dibidang penegakan supremasi hukum, mulai dari pengamanan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Polresta Bandar Lampung. Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) meru pakan merupakan alat

IV. GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Polresta Bandar Lampung. Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) meru pakan merupakan alat 57 IV. GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Polresta Bandar Lampung Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) meru pakan merupakan alat pertahanan negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap anggota masyarakat selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap anggota masyarakat selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap anggota masyarakat selalu merasakan adanya gejolak dan keresahan di dalam kehidupan sehari-harinya, hal ini diakibatkan

Lebih terperinci

Restorica Vol. 1, Nomor 01, April 2015 ISSN:

Restorica Vol. 1, Nomor 01, April 2015 ISSN: IMPLEMENTASI SISTEM KEAMANAN SWAKARSA (STUDI PATROLI KEAMANAN POLISI) DI KECAMANTAN KATINGAN HILIR, KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Oleh Santi Bahar Ising dan Indra Chusin Program Studi Administrasi

Lebih terperinci

BAB V POLA KOMUNIKASI DALAM TRANSAKSI JUDI TOGEL YANG DIKAJI

BAB V POLA KOMUNIKASI DALAM TRANSAKSI JUDI TOGEL YANG DIKAJI BAB V POLA KOMUNIKASI DALAM TRANSAKSI JUDI TOGEL YANG DIKAJI Setelah menjabarkan temuan lapangan serta analisa yang relevan pada bab sebelumnya, dalam bab ini peneliti mencoba menggambarkan pola komunikasi

Lebih terperinci

melaksanakan kehidupan sehari-hari dan dalam berinterkasi dengan lingkungannya. Wilayah

melaksanakan kehidupan sehari-hari dan dalam berinterkasi dengan lingkungannya. Wilayah A. Latar Belakang Keamanan dan ketertiban di dalam suatu masyarakat merupakan masalah yang penting, dikarenakan keamanan dan ketertiban merupakan cerminan keamanan di dalam masyarakat melaksanakan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pekanbaru adalah kota terbesar yang berada pada posisi ketiga jumlah penduduknya setelah Medan dan Palembang di Pulau Sumatra. Mengingat arus migrasi yang masuk ke Kota

Lebih terperinci

TINJAUAN KRIMINOLOGIS TERHADAP TINDAK PIDANA PERJUDIAN SABUNG AYAM DALAM MASYARAKAT DI WILAYAH HUKUM KABUPATEN MAGETAN

TINJAUAN KRIMINOLOGIS TERHADAP TINDAK PIDANA PERJUDIAN SABUNG AYAM DALAM MASYARAKAT DI WILAYAH HUKUM KABUPATEN MAGETAN TINJAUAN KRIMINOLOGIS TERHADAP TINDAK PIDANA PERJUDIAN SABUNG AYAM DALAM MASYARAKAT DI WILAYAH HUKUM KABUPATEN MAGETAN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. laku manusia agar dapat terkontrol, selain itu hukum juga merupakan aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. laku manusia agar dapat terkontrol, selain itu hukum juga merupakan aspek BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum adalah suatu sistem yang dibuat manusia untuk membatasi tingkah laku manusia agar dapat terkontrol, selain itu hukum juga merupakan aspek terpenting dalam

Lebih terperinci

UPAYA KEPOLISIAN DALAM PENANGANAN TINDAK PIDANA PERJUDIAN BOLA (Studi Kasus Di Wilayah Kota Surakarta dan Sragen) NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

UPAYA KEPOLISIAN DALAM PENANGANAN TINDAK PIDANA PERJUDIAN BOLA (Studi Kasus Di Wilayah Kota Surakarta dan Sragen) NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI UPAYA KEPOLISIAN DALAM PENANGANAN TINDAK PIDANA PERJUDIAN BOLA (Studi Kasus Di Wilayah Kota Surakarta dan Sragen) NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI Oleh : NOVIANDHIKA ANGGRA SETIAWAN NIM: C. 100 080 003 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia menjadi suatu masyarakat global (global society). Selanjutnya, global

BAB I PENDAHULUAN. dunia menjadi suatu masyarakat global (global society). Selanjutnya, global BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi sebagai suatu proses yang membawa seluruh penduduk di dunia menjadi suatu masyarakat global (global society). Selanjutnya, global society dipandang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam memelihara keamanan dan memberantas kejahatan, maka diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam memelihara keamanan dan memberantas kejahatan, maka diperlukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Polri sebagai organisasi yang mempunyai banyak fungsi dan berperan dalam memelihara keamanan dan memberantas kejahatan, maka diperlukan organisasi kepolisian yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1998, dimana banyak terjadi peristiwa penggunaan atau pemakaian barang-barang

I. PENDAHULUAN. 1998, dimana banyak terjadi peristiwa penggunaan atau pemakaian barang-barang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah narkoba tergolong belum lama, istilah narkoba ini muncul sekitar tahun 1998, dimana banyak terjadi peristiwa penggunaan atau pemakaian barang-barang yang termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisa dilakukan secara merata ke daerah-daerah, khususnya di bidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. bisa dilakukan secara merata ke daerah-daerah, khususnya di bidang ekonomi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemakmuran dan kesejahteraan rakyat akan tercipta dari pembangunan yang baik dan merata bagi seluruh rakyat. Di Indonesia pembangunan yang dilakukan pemerintah

Lebih terperinci

UPAYA POLISI DALAM MENANGANI TINDAK PIDANA PERJUDIAN TOTO GELAP (TOGEL) ARTIKEL. Oleh: Kukuh Iman Fahrudin NIM

UPAYA POLISI DALAM MENANGANI TINDAK PIDANA PERJUDIAN TOTO GELAP (TOGEL) ARTIKEL. Oleh: Kukuh Iman Fahrudin NIM UPAYA POLISI DALAM MENANGANI TINDAK PIDANA PERJUDIAN TOTO GELAP (TOGEL) ARTIKEL Oleh: Kukuh Iman Fahrudin NIM 108811415563 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. akan menentukan secara konkrit apa yang disebut sebagai penegakan. ketertiban (Satjipto Rahardjo, 2009:117).

BAB II KAJIAN TEORI. akan menentukan secara konkrit apa yang disebut sebagai penegakan. ketertiban (Satjipto Rahardjo, 2009:117). BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan tentang Polisi 1. Pengertian Polisi Menurut Satjipto Raharjo polisi merupakan alat negara yang bertugas memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, memberikan pengayoman,

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SURAT PEMBERITAHUAN PERKEMBANGAN HASIL PEYIDIKAN SATUAN RESERSE KRIMINAL POLRES LOMBOK TENGAH I. PENDAHULUAN 1. Umum a. UU. No.2 tahun 2002 tentang Pokok-pokok Kepolisian Negara

Lebih terperinci

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 18/Pid.B/2015/PN.Bj DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Binjai yang mengadili perkara pidana dengan acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama telah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Polri Menurut UU No. 2 Tahun 2002 dan KUHAP

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Polri Menurut UU No. 2 Tahun 2002 dan KUHAP BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian, Fungsi dan Tugas Polri 2.1.1 Pengertian Polri Menurut UU No. 2 Tahun 2002 dan KUHAP Dalam ketentuan Umum UU No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian terdapat rumusan mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nanggroe Aceh Darussalam dikenal dengan sebutan Seramoe Mekkah

BAB I PENDAHULUAN. Nanggroe Aceh Darussalam dikenal dengan sebutan Seramoe Mekkah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nanggroe Aceh Darussalam dikenal dengan sebutan Seramoe Mekkah (Serambi Mekkah) memiliki prinsip bahwa Syariat Islam merupakan satu kesatuan adat, budaya dan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa keamanan dalam negeri

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dikonfirmasikan dengan teori-teori yang menjadi acuan peneliti, maka dapat

BAB V PENUTUP. dikonfirmasikan dengan teori-teori yang menjadi acuan peneliti, maka dapat BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari berbagai data dan fakta yang sudah diperoleh dari lapangan dan dikonfirmasikan dengan teori-teori yang menjadi acuan peneliti, maka dapat diambil beberapa kesimpulan mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era modernisasi saat ini, kejahatan sering melanda disekitar lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Era modernisasi saat ini, kejahatan sering melanda disekitar lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Era modernisasi saat ini, kejahatan sering melanda disekitar lingkungan Masyarakat dan sebagaian Masyarakat merasa dirugikan oleh pihak yang berbuat kejahatan tersebut,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk didapat, melainkan barang yang amat mudah didapat karena kebutuhan

I. PENDAHULUAN. untuk didapat, melainkan barang yang amat mudah didapat karena kebutuhan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyalahgunaan narkoba di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan. Narkoba sendiri merupakan barang yang tidak lagi dikatakan barang haram yang susah untuk didapat,

Lebih terperinci

V. PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai upaya penanggulangan

V. PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai upaya penanggulangan 52 V. PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai upaya penanggulangan terhadap tindak kekerasan yang dilakukan oleh geng motor di Bandung Jawa Barat yang telah dilakukan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. 1. Apakah ada penyidik khusus untuk judi online? 5. Sebelum melakukan penangkapan, tindakan apa yang dilakukan oleh penyidik?

LAMPIRAN. 1. Apakah ada penyidik khusus untuk judi online? 5. Sebelum melakukan penangkapan, tindakan apa yang dilakukan oleh penyidik? LAMPIRAN A. Daftar Pertanyaan Wawancara Mengenai Penanggulangan Tindak Pidana Judi Online Yang Dilakukan Penyidik Subdit III Unit I Tipidum Dan Unit Cyber Crime Mabes Polri, Sebagai Berikut: 1. Apakah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Polri merupakan salah satu institusi pemerintah yang bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Polri merupakan salah satu institusi pemerintah yang bertanggung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Polri merupakan salah satu institusi pemerintah yang bertanggung jawab di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban dalam negeri, memiliki kewajiban untuk

Lebih terperinci

: PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

: PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM KEAMANAN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 yang mengatur bahwa Negara

BAB I PENDAHULUAN. penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 yang mengatur bahwa Negara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara hukum. Hal ini tertuang dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 yang mengatur bahwa Negara Indonesia berdasar atas hukum, tidak

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. POLRI dalam memberantas peredaran minuman keras illegal khususnya di

BAB III PENUTUP. POLRI dalam memberantas peredaran minuman keras illegal khususnya di 69 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah saya analisa mengenai peran POLRI dalam memberantas peredaran minuman keras illegal khususnya di wilayah hukum Polres Sleman

Lebih terperinci

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 52/Pid.B/2014/PN.BJ. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Binjai yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara pidana pada peradilan tingkat pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah telah mencatat bahwa Kepolisian Republik Indonesia telah terbukti

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah telah mencatat bahwa Kepolisian Republik Indonesia telah terbukti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah telah mencatat bahwa Kepolisian Republik Indonesia telah terbukti mampu menjadi salah satu pilar dalam penegakkan supremasi hukum dan keamanan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara berkembang seperti Indonesia, sangat dipengaruhi oleh perkembangan dunia pendidikan. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penyalahguna magic mushroom dapat dikualifikasikan sebagai. golongan I sebagaimana dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009

BAB V PENUTUP. Penyalahguna magic mushroom dapat dikualifikasikan sebagai. golongan I sebagaimana dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan kajian-kajian per bab yang telah Penulis uraiakan, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : 1. Mengenai Kualifikasi Tindak Pidana terhadap Penyalahguna Narkotika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara hukum, dengan jumlah penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara hukum, dengan jumlah penduduk Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara hukum, dengan jumlah penduduk Indonesia yang sangat banyak hukum di Indonesia harus ditegakkan dengan sebaik mungkin. Hukum di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sejak bergulirnya era reformasi di Indonesia yang dimulai pada tahun 1998,

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sejak bergulirnya era reformasi di Indonesia yang dimulai pada tahun 1998, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sejak bergulirnya era reformasi di Indonesia yang dimulai pada tahun 1998, Polri sebagai salah satu organ pemerintahan dan alat negara penegak hukum mengalami beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kesejahteraan (welfare state). Itulah konsep

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kesejahteraan (welfare state). Itulah konsep BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kesejahteraan (welfare state). Itulah konsep negara yang dianut oleh bangsa Indonesia sebagaimana pernyataan Jimly Ashiddiqie (dalam

Lebih terperinci

Perda No. 12 / 2002 Tentang Penanggulangan Tuna Susila di Kabupaten Magelang. PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 12 TAHUN 2002 TENTANG

Perda No. 12 / 2002 Tentang Penanggulangan Tuna Susila di Kabupaten Magelang. PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 12 TAHUN 2002 TENTANG Perda No. 12 / 2002 Tentang Penanggulangan Tuna Susila di Kabupaten Magelang. PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 12 TAHUN 2002 TENTANG PENANGGULANGAN TUNA SUSILA DI KABUPATEN MAGELANG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pokok memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, melakukan penegakan

I. PENDAHULUAN. pokok memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, melakukan penegakan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah alat negara yang mempunyai tugas pokok memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, melakukan penegakan hukum dan

Lebih terperinci

PERANAN KEPOLISIAN DALAM MEMBERANTAS PERJUDIAN DI WILAYAH KOTA SEMARANG (Studi Kasus di Polrestabes Semarang) SKRIPSI

PERANAN KEPOLISIAN DALAM MEMBERANTAS PERJUDIAN DI WILAYAH KOTA SEMARANG (Studi Kasus di Polrestabes Semarang) SKRIPSI PERANAN KEPOLISIAN DALAM MEMBERANTAS PERJUDIAN DI WILAYAH KOTA SEMARANG (Studi Kasus di Polrestabes Semarang) SKRIPSI Diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk Memperoleh gelar sarjana Strata I Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, sehingga harus diberantas 1. hidup masyarakat Indonesia sejak dulu hingga saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, sehingga harus diberantas 1. hidup masyarakat Indonesia sejak dulu hingga saat ini. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional bertujuan mewujudkan manusia dan masyarakat Indonesia seutuhmya yang adil, makmur, sejahtera dan tertib berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace mencabut: UU 28-1997 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 2, 2002 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id P U T U S A N Nomor 158/PID.B/2014/PN SBG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Sibolga yang mengadili perkara pidana dengan acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berdasarkan atas hukum ( rechtstaat) tidak berdasarkan atas kekuasaan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berdasarkan atas hukum ( rechtstaat) tidak berdasarkan atas kekuasaan 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Indonesia memiliki Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa Negara Indonesia berdasarkan atas hukum ( rechtstaat) tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka,

Lebih terperinci