BAB II KAJIAN PUSTAKA. -media- studies / pengertian -pesan -dalam komunikasi/

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. -media- studies / pengertian -pesan -dalam komunikasi/"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Pesan Pengertian Pesan Shvoong dalam sciences / communication -media- studies / pengertian -pesan -dalam komunikasi/ #ixzz2zgpan0zt) diakses 21 Juli 2013 mengemukakan bahwa pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator. Pesan seharusnya mempunyai inti pesan atau tema sebagai pengaruh didalam usaha mencoba mengubah sikap dan tingkah laku komunikan. Pesan dapat disampaikan panjang lebar, namun yang perlu diperhatikan dan diarahkan adalah tujuan akhir dari pesan itu sendiri. Pesan (message) terdiri dari dua aspek, yaitu isi pesan (The contentof message) dan lambang/simbol untuk mengekspresikannya. Lambang utama pada komunikasi umumnya adalah bahasa, karena hanya bahasalah yang dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan, fakta dan opini hal yang kongkrit dan abstrak, pengalaman yang sudah lalu dan yang akan datang dan sebagainya. Pesan merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator. Pesan dapat berupa gagasan, pendapat dan sebagainya yang sudah dituangkan dalam suatu bentuk dan melalui lambang komunikasi diteruskan kepada orang lain atau komunikan.

2 Pesan adalah setiap pemberitahuan, kata, atau komunikasi baik lisan maupun tertulis, yang dikirimkan dari satu orang ke orang lain. Pesan menjadi inti dari setiap proses komunikasi yang terjalin. Menurut Hanafi dalam Shvoong diakses 21 Juli 2013 ada tiga faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pesan, yaitu : - Kode pesan, adalah sekumpulan simbol yang dapat disusun sedemikian rupa, sehingga bermakna bagi seseorang; - Isi pesan, adalah bahan atau material yang dipilih sumber untuk menyatakan maksudnya; - Wujud pesan, adalah keputusan-keputusan yang dibuat sumber mengenai bagaimana cara sebaiknya menyampaikan maksud-maksud dalam bentuk pesan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pesan adalah serangkaian isyarat yang diciptakan oleh seseorang untuk saluran tertentu dengan harapan bahwa serangkaian isyarat atau simbol itu akan mengutarakan atau menimbulkan suatu makna tertentu dalam diri orang lain yang hendak diajak berkomunikasi Jenis-Jenis Pesan Secara umum, jenis pesan terbagi menjadi dua, yakni pesan verbal dan non-verbal.pesan verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya menggunakan kata-kata, dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan apa yang didengarnya.sedangkan, pesan non-verbal adalah

3 jenis pesan yang penyampaiannya tidak menggunakan kata-kata secara langsung, dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan gerakgerik, tingkah laku, mimik wajah, atau ekspresi muka pengirim pesan. Pada pesan non-verbal mengandalkan indera penglihatan sebagai penangkap stimuli yang timbul. ( menerima-dan-menyampaikan-pesan-telepon.htmjenis-jenis pesan) Tujuan Pesan Adapun tujuan pesan menurut Masgino (dalam com /2012/11/ menerima-dan-menyampaikan-pesantelepon.htmjenis-jenispesan) yaitu untuk berkomunikasi dan menyampaikan pesan kepada teman, saudara, atau keluarga untuk berbagai keperluan. Berkomunikasi melalui telepon termasuk jenis komunikasi tidak langsung, karena pesan adalah perintah, nasihat, permintaan, amanat yang disampaikan melalui orang lain maka jika mendapat pesan, kamu harus menyampaikannya, karena itu adalah amanat. Jadi, menurut saya penerima pesan jangan menunda-nunda untuk menyampaikan pesan kepada orang yang dimaksud, tujuannya supaya orang tersebut bisa melaksanakan pesan atau amanat yang dititipkan kepada si penerima pesan dan penelpon atau orang yang menitipkan pesan merasa puas, begitu juga dengan orang yang menerima maupun menyampaikan pesan.

4 2.1.4 Langkah-Langkah Menyampaikan Pesan Menurut De Vito, pesan adalah pernyataan tentang pikiran dan perasaan kita yang dikirim kepada orang lain agar orang tersebut diharapkan bisa mengerti dan memahami apa yang diinginkan oleh sipengirim pesan. Dan agar pesan yang disampaikan mengena pada sasarannya, maka suatu pesan harus memenuhi syarat-syarat: - Pesan harus direncanakan secara baik-baik, serta sesuai dengan kebutuhan kita; - Pesan tersebut dapat menggunakan bahasa yang dapat dimengerti kedua belah pihak; - Pesan harus menarik minat dan kebutuhan pribadi penerima serta menimbulkan kepuasan. Dalam bentuknya pesan merupakan sebuah gagasan-gagasan yang telah diterjemahkan ke dalam simbol-simbol yang dipergunakan untukmenyatakan suatu maksud tertentu (dalam shvoong. com/social-sciences /communication -media-studies/ pengertian-pesan-dalam-komunikasi/#ixzz2Zgpan0Zt) diakses pada tanggal 20 Juli Menurut Masgino cara menyampaikan pesan kepada orang lain adalah sebagai berikut: - Ingat-ingatlah pokok-pokok pesan yang hendak kita sampaikan; - Sampaikan pesan kepada orang lain dengan runtut, baik, dan benar; - Runtut, artinya informasi yang disampaikan urut dari awal sampai akhir dan antar informasi saling berhubungan;

5 - Informasi diucapkan dengan jelas dan dengan nada yang meyakinkan ( masgino.com/ 2012 /11 /menerima -dan-menyampaikan pesan-telepon.htmjenis-jenis pesan), di akses 24 Juli Hakikat Media Telepon Pengertian Media Kata Media berasal dari bahasa latin medius yang secara harafiah berarti tengah, atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach dan Ely ( dalam Arsyad Azhar, 2011:3) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau ferbal. Batasan lain telah pula dikemukakan oleh para ahli yang sebagian di antaranya akan diuraikan berikut ini. AECT (Association of Education and Communication Technology) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Di samping sebagai sistem penyampai atau pengantar, media sering diganti dengan kata mediator menurut Fleming (dalam Arsyad Azhar 2011:3) adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak

6 dan mendamaikannnya. Dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi atau perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar, siswa, dan isi pelajaran. Di samping itu, mediator dapat pula mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem pembelajaran yang melakukan peran mediasi, mulai dari guru sampai kepada peralatan paling canggih, dapat disebut media. Heinich, dkk (dalam Arsyad Azhar 2011:4) mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi, televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran. Selain dengan batasan ini, Hamidjojo dalam Arsyad Azhar (2011:4) memberi batasan media sebagai semua perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan sampai kepada penerima yang dituju. Gene L. Wilkinson mengartikan media sebagai alat dan bahan selain buku teks yang dapat dipergunakan untuk menyampaikan informasi dalam suatu situasi belajar mengajar. Sedangkan menurut Gagne media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar Pendapat Gene dan Gagne hampir sama dengan pendapat Wong, di mana Wong mengartikan bahwa media adalah sebagai alat atau

7 mekanisme untuk menyalurkan pesan keindraan siswa/ sasaran didik ( http: //id. shvoong. com/ social-sciences/ education / pengertian-mediamenurut-para-ahli/#ixzz2kqr3h9pp) diakses 24 Juli Selanjutnya Gagne (dalam Suryadin Asyraf, 2011:62) mengemukakan media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar. Gagne memaknai media sebagai alat untuk memudahkan proses belajar siswa yang berasal dari lingkungan sekitar siswa. Jika dimaknai secara dangkal akan mengacu pada hal-hal yang dialami, artinya yang telah tersedia di alam sekitar siswa saja, misalnya halaman, pepohonan, batu, bunga, bahkan manusia. Akan tetapi, jika dikaji lebih luas dapat mengacu pada hal yang lebih luas daripada itu, yaitu bisa juga bendabenda yang direkayasa sedemikian rupa, sehingga dapat merangsang dan memudahkan proses belajar siswa. Pendapat lain tentang pengertian media dikemukakan oleh Briggs (dalam Suryadin Asyraf, 2011:63), media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Contohnya, buku, film, dan kaset. Jika dibandingkan pendapat-pendapat sebelumnya, tampak pengertian yang disusun Briggs lebih lengkap mmengenai sasaran media pembelajaran. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hakikat media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesanpesan pembelajaran dan merupakan alat yang dapat digunakan sebagai

8 perantara antara siswa deangan materi pembelajaran agar siswa dapat belajar dengan mudah Fungsi Media Menurut pendapat Sardiman, dkk (dalam Suryadin Asyraf, 2011:64) media pembelajaran berfungsi sebagai berikut: 1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitas; 2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera; 3) Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik; 4) Dapat mengatasi perbedaan latar belakang siswa dan guru. Media pembelajaran menurut Kemp dan Dayton (Arsyad Azhar 2011:19-21) dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu: 1) memotivasi minat atau tindakan; 2) menyajikan informasi, dan; 3) memberi instruksi. Sedangkan menurut Arsyad Azhar (2011:21) media berfungsi untuk tujuan instruksi di mana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi harus dirancang secara lebih sistematis dan psikologis dilihat dari segi prinsip-prinsip belajar agar dapat menyiapkan instruksi yang efektif. Di samping menyenangkan, media pembelajaran harus dapat

9 memberikan pengalaman yang menyenangkan dan memenuhi kebutuhan perorangan siswa. Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli dapat disimpulkan bahwa fungsi media adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan ciptakan oleh guru serta memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan lingkungan dan kenyataan menurut kemampuan maupun minat siswa Pengertian Telepon Kata telepon yang bahasa Inggrisnya adalah telephone berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata tele yang artinya dari jarak jauh dan phone yang berarti suara atau getaran suara. Definisi dari telepon ada bermacammacam, antara lain: Sugono Dendy dkk (2011:167) mengungkapkan bahwa telepon merupakan sarana baru untuk berkomunikasi. Cara menelpon yang menyenangkan dan efisien berpengaruh terhadap orang lain. Oleh karena itu, sikap ramah dan hormat dalam bertelepon perlu diperhatikan. Jika berbicara dalam telepon sebaiknya menggunakan tutur kata dan nada suara yang sopan serta ramah sebagaimana halnya kita bertamu atau menerima tamu. Kita harus tulus dan mau mendengarkan apa saja yang dikatakan lawan bicara kita.

10 Hutagalung Inge (2007:111) berpendapat bahwa telepon mempunyai peran penting sebagai salah satu sarana untuk berkomunikasi. Bersikap wajar dan ramah dalam pembicaraan telepon perlu dilakukan seakan-akan berbicara dengan berhadapan muka. Penggunaan telepon harus efisien, penjelasan yang diberikan harus tepat, singkat, dan mudah dimengerti. Berhati-hatilah agar nada kesal jangan terdengar pada suara dan jangan menganggap bahwa panggilan telepon merupakan gangguan pada pekerjaan maupun kehidupan pribadi. Hisnu Tantya dan Winardi (2008:179) mengemukakan bahwa telepon merupakan alat komunikasi yang sering digunakan. Dengan menekan nomor tujuan dalam waktu singkat dapat berkomunikasi dengan teman atau siapa saja baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Pendapat Hisnu Tantya dan Winardi sama dengan pendapat Ermawati Rus Imtan (2007:150) bahwa telepon adalah alat untuk bercakap-cakap antara dua orang atau lebih yang berjauhan tempatnya. Sebagai kesimpulan dari semua definisi di atas, telepon adalah suatu alat untuk bicara dan mendengar yang dihubungkan secara elektrik, kabel, gelombang radio, maupun satelit untuk berkomunikasi dari jarak yang berjauhan Mengenal Media Telepon Sejak pesawat telepon ditemukan oleh A. Graham Bell dari Amerika Serikat, bentuknya tidak banyak mengalami perubahan. Maksudnya, bila

11 dibanding dengan sepeda atau mobil banyak tahapan inovasi yang dialami. Sedangkan telepon dari dulu bentuknya masih tetap memiliki dua unsur sarana utama, yaitu alat bicara dan alat dengar. Berbicara mengenai, Alexander Graham Bell. Ia lahir di Edinburgh, Skotlandia pada tahun 1847, kemudian pindah ke Toronto dan besar serta menetap di Boston, Amerika Serikat. Dalam profesinya, Bell sangat menyukai bidang pendidikan untuk orang tuli. Karena kecintaannya pada hal tersebut, akhirnya pada tahun 1876 dia membuat alat yang disebut dengan electrical speech machine. Kemudian alat tersebut dikenal secara luas sebagai telepon sampai sekarang ini. Sejak alat itu ditemukan, berita segera tersebar ke seluruh pelosok Amerika Serikat, bahkan sampai Eropa. Pada tahun 1878, untuk pertama kalinya Bell berhasil membuat komunikasi antara dua orang dari tempat yang berbeda. Pada tahun 1888, dimulai percobaan berkomunikasi antar kota dari negara bagian yang berbeda dan percobaan itu berhasil. Seseorang bisa berkomunikasi langsung dari Boston ke Newyork City. Sejarah adanya telepon dimulai dari sifat dasar manusia untuk berkomunikasi. Ketika manusia mulai bisa berkomunikasi secara langsung, kemudian meningkat keinginannya untuk bisa berkomunikasi dari jarak jauh. Ada beberapa upaya dan tanda-tanda yang diupayakan manusia untuk bisa berkomunikasi dari jarak jauh antara lain: 1) Dengan menggunakan asap dan arti tanda dari suatu suku tertentu; 2) Menggunakan isyarat mega dan awan di langit;

12 3) Memakai pantulan sinar matahari ke kaca; 4) Mengguanakan bunyi-bunyian gendering; 5) Terompet; 6) Merpati pengantar berita; 7) Semafor; 8) Morse, dan lain sebagainya Menerima dan Menyampaikan Pesan Lewat Telepon Ketika bercakap-cakap melalui telepon, kita harus menunjukkan sikap santun. Misalnya, ketika akan mengawali dan mengakhiri pembicaraan dengan seseorang dalam telepon, terlebih dahulu kita harus mengucapkan salam, seperti assalamu alaikum, halo, atau selamat pagi. Begitu pula ketika bertelepon, sebaiknya kita menyebutkan identitas terlebih dahulu, baru kemudian menyampaikan maksud dan tujuan menelepon. Hal lain yang perlu diperhatikan ketika menerima telepon menurut Warsidi Edi (2008:87) adalah sebagai berikut: 1) Memberikan perhatian sepenuhnya dalam keadaan apapun dan berbicara dengan sopan serta ramah; 2) Menyediakan alat untuk mencatat seandainya ada yang harus dicatat; 3) Menyebutkan identitas diri, misalnya, selamat pagi, di sini keluarga Yudi? ; 4) Menyebutkan nama penelpon yang telah menyebutkan identitasnya, misalnya, oh, Tante Nurul, apa kabar? ;

13 5) Menanyakan maksud penelpon dengan sopan. Misalnya, maaf, saya belum mengerti maksud kakak. ; 6) Menjawab setiap pertanyaan dengan santun, seperti kalimat, baik tante atau terima kasih, Pak ; 7) Mengusahakan tidak menutup pembicaraan terlebih dahulu sebelum penelpon menyudahi pembicaraan. Kalaupun terpaksa menutup pembicaraan lebih dahulu, gunakan kalimat yang sopan, misalnya, sudah dulu, ya! atau maaf, saya tutup dulu teleponnya, ya! Soenarno Adi (2008:126) mengemukakan bahwa pesan adalah suatu bagian yang sangat penting dalam berkomunikasi melalui telepon. Pesan juga merupakan informasi yang penting, yang harus disampaikan oleh seseorang penelpon dalam hal-hal seperti berikut: 1. Jika orang yang dicari tidak dijumpai; 2. Jika orang yang dituju masih sedang berbicara (on line); 3. Jika penelpon dalam keadaan tergesa-gesa untuk menyelesaikan urusan yang lain, sedangkan berita tersebut dirasakan harus segera sampai pada penerima. Seringkali penelpon merasakan kekecewaan yang berat apabila: 1. Pesan tidak segera disampaikan; 2. Pesan tersebut tidak tahu dari siapa dan darimana; 3. Ada pesan dimeja kerja, tetapi tanpa tanggal; 4. Pesan untuk penelpon kembali, tetapi tidak diberikan nomor telepon; 5. Tidak ada jam sewaktu telepon diterima;

14 6. Tidak disebutkan siapa saja yang menerima pesan tersebut; 7. Pesan sama sekali tidak bisa dipahami atau dibaca. Setelah kita mengetahui arti pentingnya sebuah pesan dalam komunikasi melalui telepon, diharapkan kita bisa menangani setiap jenis pesan kepada orang lain secara tepat dan profesional. Kalau dilihat dari kenyataan bahwa banyak masalah yang timbul dalam menerima dan menyampaikan pesan, hendaknya hal ini dilakukan dengan hati-hati dan penuh konsentrasi secara khusus. Yang terpenting, pesan langsung harus diulang untuk menghindari kesalahan. Hal ini bukan untuk ditakuti, karena jika pesan yang disampaikan tidak tepat atau menimbulkan penafsiran pengertian yang lain akan berakibat fatal. Mari kita bandingkan dua dialog berikut: Dialog 1 Operator : Selamat pagi, CV. Laut Biru. Penelpon : Selamat pagi. Apa betul ini penyalur alat kantor dan stationery? Operator : Betul! Penelpon : Pak Benny ada? Operator : Tidak ada. Penelpon : Ke mana ya? Apa mungkin masih belum pulang menghadiri seminar yang di Balai Kota? Operator : Mungkin! Penelpon : Kira-kira pukul berapa ya Bapak pulang? Operator : Kurang tahu!

15 Dialog 2 Operator : Selamat pagi, CV. Laut Biru? Penelpon : Selamat pagi. Apa betul ini penyalur alat kantor dan stationery? Operator : Betul, Pak. Ada yang bisa saya bantu Pak? Operator : Saya Herman, dari toko Anda yang di jl. Semeru. Pak Benny ada? Operator : Pak Benny kebetulan sedang berada ke luar kantor, barangkali ada pesan untuk Bapak, Pak Herman? Penelpon : Oh tidak, apa mungkin Pak Benny masih sedang menghadiri seminar yang di Balai Kota? Pukul berapa ya kira-kira Bapak pulang? Operator : Betul Pak Herman, Pak Benny masih mengikuti seminar. Biasanya sebelum jam makan siang Bapak sudah tiba di kantor. Nanti kami sampaikan kalau Pak Herman menelpon Pak Benny. Penelpon : Ya, juga sampaikan kalau saya perlu dikirim 20 set lagi perlengkapan kantor seperti dikirim 2 Agustus lalu. Sampaikan pembeli utama kami senang sekali dengan service yang diberikan CV. Laut Biru. Dalam dialog 1, tampak kurang adanya unsur belpful dari pihak penerima telepon. Dalam keadaan seperti ini pasti kita akan membedakan dialog yang pertama dan kedua. Dalam kenyataan sehari-hari, justru yang sering terjadi dalam dialog pertama, tetapi unsur penting yang tidak tampak adalah ekstraordinary service yang perlu diberikan kepada penelpon. Apalagi jika dialog terjadi secara formal, artinya di tempat kerja

16 atau usaha. Menurut Artati Budi (2008:92) dalam menyampaikan pesan melalui telepon ada beberapa langkah yang harus kita perhatikan yaitu: 1. Angkatlah gagang telepon, tekan nomor dengan tangan. Jangan menekan dengan pensil atau benda tajam; 2. Ucapkan salam dan perkenalkan diri saat teleponmu diterima; 3. Setelah selesai, ucapkan salam yang tepat; 4. Letakkan kembali gagang telepon pada tempatnya setelah selesai memakainya; 5. Baik angka pada telepon rumah, telepon umum, maupun handphone digunakan dengan cara ditekan. Maka dari itu, hati-hati menekan nomor; 6. Sebutkan maksud kamu, gunakan bahasa yang sesuai. Kalau kita bertelepon dengan orang yang lebih tua, pakailah kalimat yang sopan dan kalau bertelepon dengan teman sebaya, kita boleh menggunakan percakapan yang tidak baku. Menurut Soenarno Adi (2008:21-29) urutan seseorang di dalam menerima telepon secara kronologis diuraikan sebagai berikut: 1) Ketika telepon berdering, langkah-langkah yang harus diperhatikan: - Kertas dan pena sebaiknya sudah tersedia di dekat pesawat telepon; - Konsentrasi; - Jangan membiarkan telepon bordering lebih dari tiga kali; - Mengangkat gagang telepon dengan hati-hati;

17 - Menjaga jarak mulut; - Memegang bandset dengan tangan kiri; - Posisi tubuh bebas. 2) Menjawab telepon Ketika telepon berdering, jawaban apa yang sebaiknya pertama kali diberikan kepada penelpon? - Jangan menjawab dengan kata halo, hai, atau ya. - Ucapkanlah salam: selamat pagi, selamat siang, selamat sore, atau selamat malam. - Menyebutkan nama perusahaan (jika berada di perusahaan). - Menjawab semua pertanyaan penelpon dengan sopan dan sabar. 3) Percakapan di telepon Dalam percakapan diperlukan tindakan positif bagi penerima telepon. Tindakan positif bisa juga diartikan sebagai suatu upaya untuk membuat kondisi menjadi bagus, bahkan lebih bagus. Tentu saja untuk membuat sikap positif tergantung dari suasana dan keadaan percakapan antara penelpon dan penerima telepon. Sebut saja dalam suasana kerja di kantor, sikap positif yang bisa ditunjukkan antara lain sebagai berikut: - Berbicara dengan sopan; - Memerhatikan keadaan si penelpon dengan seksama. 4) Menerima dan menyampaikan pesan Menerima pesan hendaknya memerhatikan kejelasan dalam setiap

18 pesan dan tulisan untuk orang yang diberi pesan. Jika diringkas, dalam menerima pesan perlu diperhatikan hal-hal berikut: - Mengulang setiap pesan; - Menulis dengan huruf yang jelas dan mudah dibaca; - Menulis tanggal; - Menulis jam; - Menulis pencatat pesan; - Menyampaikan pesan dengan segera. 5) Menutup pembicaraan Kesan yang positif bisa ditunjukkan dalam hal-hal seperti yang tercantum di bawah ini: - Menanyakan apakah ada pesan lagi; - Mengucapkan terima kasih; - Memberi salam; - Memberi kesempatan penelpon menutup sambungan terlebih dahulu; - Meletakkan gagang telepon kembali dengan hati-hati; - Memprioritaskan hal-hal yang perlu ditindaklanjuti Etika Menyampaikan Pesan Melalui Telepon Pesan adalah amanat yang disampaikan melalui orang lain atau media lain. Pesan singkat merupakan sebuah amanat yang disampaikan secara singkat. Isi pesan singkat dapat bermacam-macam, seperti rencana kegiatan, penjelasan tentang sesuatu yang akan terjadi, permintaan maaf,

19 dan lain-lain. Pesan singkat dapat ditulis di secarik kertas. Tulisan pesan singkat cukup diletakkan di tempat yang akan dibaca oleh orang yang dituju. Selain itu, tulisan pesan singkat dapat diberikan secara langsung. Di lingkungan dinas atau perkantoran, pesan singkat ini biasa disebut memo (memorandum). Memo berguna untuk mengingatkan atau memberikan penugasan tentang suatu urusan, biasanya dari atasan kepada bawahannya. Isinya singkat. Selain itu, biasanya ditulis tangan. Bahasa memo harus singkat, komunikatif, dan santun. Pesan-pesan yang disampaikan dalam memo biasanya tidak ada kalimat pembuka atau kalimat penutup, penulis langsung kepada pesan yang dimaksudkannya. Dalam kehidupan sehari-hari, kamu sering menggunakan pesawat telepon untuk berkomunikasi dan menyampaikan pesan kepada teman, saudara, atau keluarga untuk berbagai keperluan. Berkomunikasi melalui telepon termasuk jenis komunikasi tidak langsung. Pembicara dan lawan bicara tidak berhadapan langsung. Walaupun demikian, kalimat yang diucapkan melalui pesawat telepon harus mencerminkan etiket kesantunan dan keefektifan. Perhatikanlah hal-hal berikut: 1. Mengawali pembicaraan Saat menelepon, awalilah dengan ucapan salam yang santun. Halo, selamat pagi. Bisa bicara dengan Pak Tanu? Halo, selamat malam. Ini Muti. Bisa bicara dengan Erna, Pak? Assalaamu'alaikum. Bisa bicara dengan Alif, bu? Saya Kiko teman sekelasnya. Selamat siang, PT Pupuk Kaltim? Saya Tono dari LBH Bandung, bisa bicara dengan Pak

20 Kosim, bagian pemasaran? 2. Menerima telepon Jika menerima telepon, kamu tidak boleh langsung menutup telepon setelah mengetahui orang yang dimaksud penelepon tidak ada. Sampaikanlah kata-kata seperti berikut. Mau ke Kak Lia? Sebentar ya, saya lihat dulu! Maaf, ayah belum pulang. Ada pesan? Selamat siang, Pak Kosim sedang memimpin rapat. Ada pesan? 3. Menyampaikan identitas Sikap santun dalam bertelepon adalah menyampaikan identitas. Ungkapkan jati dirimu dengan jelas, misalnya Saya Tia, bu, temannya di bimbel. Daninya ada, bu? Menebak identitas si penerima telepon bukanlah sikap yang santun, misalnya Ini Dani, ya! Kalau yang menerima telepon adalah benar yang bernama Dani tidak masalah, tetapi jika yang menerima telepon ternyata ayahnya, tentu hal ini menjadi lain masalah. 4. Menutup pembicaraan Jika pembicaraan dalam telepon selesai, sampaikanlah kata penutup, seperti Selamat pagi/siang/sore/malam atau salam bagi orang muslim Assalaamu'alaikum/Wa'alaikum salam. Soenarijati Endang, dkk (2008:15) mengemukakan bahwa ada beberapa etika yang harus kita perhatikan dalam menyampaikan pesan melalui telepon, yaitu: 1) Gunakan bahasa yang efektif dan santun;

21 2) Perhatikan siapa yang diajak berbicara dan gunakan sapaan yang sesuai; 3) Ucapkan salam pembuka, misalnya assalamu alaikum, selamat pagi, halo; 4) Isi percakapan sebaiknya singkat dan padat; 5) Akhiri percakapan dengan salam penutup, misalnya wa alaikumussalam, sampai jumpa, selamat pagi; 6) Hindari pemakaian kata yang tidak perlu. Dalam menyampaikan pesan melalui telepon ada beberapa langkah yang harus kita perhatikan yaitu: 1. Angkatlah gagang telepon, tekan nomor dengan tangan. Jangan menekan dengan pensil atau benda tajam; 2. Ucapkan salam dan perkenalkan dir isaat telponmu diterima; 3. Setelah selesai, ucapkan salam yang tepat; 4. Letakkan kembali gagang telepon pada tempatnya setelah selesai memakainya; 5. Baik angka pada telepon rumah, telepon umum, maupun handphone digunakan dengan cara ditekan. Maka dari itu, hati-hati menekan nomor; 6. Gunakan bahasa yang sesuai. Kalau kita bertelepon dengan orang yang lebih tua, pakailah kalimat yang sopan dan kalau bertelepon dengan teman sebaya, kita boleh menggunakan percakapan yang tidak baku.

22 Berikut contoh menyampaikan pesan melalui telepon. Kakak : Hallo, ini kak Andri. Apa Kabar? Adik : Baik, ini adik Santi. Ada apa kak Andri? Kakak : Dik Santi, tolong sampaikan pesan buat ayah dan ibu minggu depan aku sama teman-teman mau pulang ke rumahku. Adik : Maksudnya ke rumah kita? Kakak : Ia ke rumah kita, katanya mau melihat tanaman sayuran milik bapak yang bagus dan subur. Adik : Kenapa mereka tahu, kak? Kakak : Kan, kakak bercerita, kebetulan ada tugas dari guru cara menanam sayuran di tanah darat. Adik : Begitu ceritanya. Ia saya sampaikan pada ayah dan ibu. Kakak : Terima kasih Manfaat Media Telepon Menurut Soenarno Adi (2008:2) berkomunikasi melalui telepon mempunyai beberapa keuntungan, antara lain: 1) Lebih praktis, dibanding kita bepergian langsung untuk mengadakan hubungan atau kontak dengan seseorang;

23 2) Lebih murah, maksudnya jika dibandingkan dengan datang ke lokasi tertentu, apalagi jaraknya yang jauh maka dapat melakukan hubungan atau komunikasi; 3) Lebih cepat, maksudnya jika dibandingkan dengan mengangkat telepon dan memutar nomor yang dituju seorang akan langsung berkomunikasi; 4) Lebih efisien, baik dari segi waktu, biaya, tenaga maupun energi yang dikeluarkan untuk berkomunikasi Kelemahan dan Kebaikan Berbicara Melalui Telepon Disisi lain ada juga kekurangan yang kita temukan dalam komunikasi melalui pesawat telepon, antara lain untuk keperluan tertentu orang lebih merasa puas, sopan, atau leluasa jika bisa bertemu langsung dengan seseorang yang diajak bekomunikasi. Hal ini bisa terjadi dalam acara-acara seperti yang dikemukakan oleh Soenarno Adi (2008:3) berikut ini: 1) Pertemuan resmi empat mata; 2) Pertemuan seseorang yang sudah lama tidak berjumpa; 3) Ingin memberikan, meminta barang tertentu dalam berkomunikasi, atau transaksi langsung sehingga tidak ada pilihan lain harus bertemu. Pendapat Soenarno Adi berbeda dengan pendapat Suherli. Menurut Suherli (2006:42) kelemahan berkomunikasi melalui telepon terdiri dari dua, yaitu: 1) kurang praktis tidak bisa dibawa karena besar, berat,

24 dan membutuhkan jalur; 2) jika aliran listrik padam otomatis telepon pun tidak dapat berfungsi. Sedangkan kebaikan telepon terdiri dari: 1) biaya menggunakan akan lebih ringan jika berhubungannya dengan telepon yang sama; 2) juga dapat menyimpan pesan jika kita sedang tidak ada. Dalam kenyataan sehari-hari, keberadaan telepon ditengahtengah kehidupan dirasakan sangat penting kegunaannya sehingga sampai sekarang orang tetap menggunakannya sebagai alat komunikasi canggih yang tidak pernah akan pudar nilainya. 2.3 Kajian Penelitian Yang Relevan Skripsi Trisnawati tahun 2012 yang berjudul meningkatkan keterampilan berbicara dalam menyampaikan pesan melalui media telepon pada siswa kelas IV SDN No. 10 Kota Barat Kota Gorontalo. Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas, di mana yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN 10 Kota Barat Kota Gorontalo yang terdiri dari 25 orang siswa. Data yang diperoleh melalui tes, obsevasi, catatan lapangan, dan angket. Teknik analisis data yang digunakan adalah mereduksi data, sajian data, penarik kesimpulan, dan verifikasi data. Dari dua siklus dalam penelitian ini diperoleh hasil tes pada setiap akhir siklus, pembelajaran kegiatan menyampaikan pesan dengan menggunakan media telepon dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Hal tersebut ditunjukkan dengan presentasi pada siklus 1 sebesar 73%, dan presentasi pada siklus 2 meningkat

25 menjadi 82%. Berdasarkan hasil analisis angket siswa diketahui bahwa siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan media telepon dan keterampilan berbicara siswapun meningkat. Adapun perbedaan dengan penelitian peneliti adalah dilaksanakan di sekolah yang berbeda. Dalam penelitian ini peneliti tidak mengamati siswa tetapi hanya mengamati guru kelas IV mengajar materi menyampaikan pesan. Peneliti melihat guru mengajar menggunakan media telepon dan memperagakan cara menyampaikan pesan menggunakan telepon dan terbukti dengan menggunakan media telepon maka kemampuan siswa menyampaikan pesan dapat meningkat.

KOMPETENSI 11 MENYAMPAIKAN PESAN

KOMPETENSI 11 MENYAMPAIKAN PESAN KOMPETENSI 11 MENYAMPAIKAN PESAN A. BERTELEPON Standar Kompetensi Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan pengalaman melalui kegiatan menanggapi cerita dan bertelepon. Kompetensi Dasar Bertelepon

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian SD Muhammadiyah 4 Limboto didirikan pada tahun 1961. Pada awalnya sekolah ini bernama SD Swasta Bongohulawa, namun pada tahun 1988

Lebih terperinci

KEMAMPUAN SISWA MENYAMPAIKAN PESAN MENGGUNAKAN MEDIA TELEPON DI KELAS IV SD MUHAMMADIYAH 4 LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO

KEMAMPUAN SISWA MENYAMPAIKAN PESAN MENGGUNAKAN MEDIA TELEPON DI KELAS IV SD MUHAMMADIYAH 4 LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO KEMAMPUAN SISWA MENYAMPAIKAN PESAN MENGGUNAKAN MEDIA TELEPON DI KELAS IV SD MUHAMMADIYAH 4 LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO Nova Roboth¹, Dajani Suleman ², Pertiwi Laboro ² 1. Mahasiswa Jurusan PGSD FIP, Universitas

Lebih terperinci

Hemat Energi. Belajar Apa di Pelajaran 8? Menjelaskan isi drama dan memerankan drama melalui kegiatan mendengarkan

Hemat Energi. Belajar Apa di Pelajaran 8? Menjelaskan isi drama dan memerankan drama melalui kegiatan mendengarkan 8 Hemat Energi Bertelepon dan bermain drama hampir sama. Dalam dua kegiatan tersebut terdapat percakapan. Tahukah kamu bagaimana berbicara di telepon? Apa pula yang dinamakan drama itu? Belajar Apa di

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Relevan Sebelum melakukan penelitian ini, peneliti terlebih dahulu meninjau penelitian sebelumnya. Peninjauan pada penelitian lain sangat penting dilakukan. Hal ini

Lebih terperinci

Bertelepon dengan Kalimat Efektif Membaca Intensif Teks

Bertelepon dengan Kalimat Efektif Membaca Intensif Teks Unit 7 Komunikasi Bertelepon dengan Kalimat Efektif Membaca Intensif Teks 74 75 A. Bertelepon dengan Kalimat Efektif Siapa yang sering berbicara melalui telepon? Berbicara melalui telepon tentu bukan hal

Lebih terperinci

MODUL TEORI BELAJAR, PRINSIP-PRINSIP BELAJAR, DAN MEDIA PEMBELAJARAN

MODUL TEORI BELAJAR, PRINSIP-PRINSIP BELAJAR, DAN MEDIA PEMBELAJARAN MODUL TEORI BELAJAR, PRINSIP-PRINSIP BELAJAR, DAN MEDIA PEMBELAJARAN Oleh : Annisa Ratna Sari, M.S.Ed FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA YOGYAKARTA TAHUN 2012 DAFTAR ISI Kata Pengantar...2

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. 10. kreatifitasnya dalam mengerjakan atau menyelesaikan sesuatu. 11

BAB II KAJIAN TEORI. menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. 10. kreatifitasnya dalam mengerjakan atau menyelesaikan sesuatu. 11 BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Berbicara 1. Pengertian Keterampilan Berbicara Keterampilan berasal dari kata terampil yang berarti cakap dalam menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. 10 Menurut pendapat

Lebih terperinci

PERSIAPAN UNTUK PUBLIC SPEAKING

PERSIAPAN UNTUK PUBLIC SPEAKING PERSIAPAN UNTUK PUBLIC SPEAKING 1. Topic. Persiapan pertama untuk berbicara di depan umum adalah ter fokus kepada pemilihan topik yang tepat dan menarik. Topik adalah pokok atau subjek pembicaraan. Menurut

Lebih terperinci

Kecakapan Antar Personal

Kecakapan Antar Personal Kecakapan Antar Personal Essay Sopan santun dalam Komunikasi Oleh : Andrian Ramadhan Febriana 10512318 Sistem Informasi 8 Berkomunikasi merupakan salah satu faktor penting dalam melaksanakan kehidupan

Lebih terperinci

ETIKA DALAM BERKOMONIKASI

ETIKA DALAM BERKOMONIKASI ETIKA DALAM BERKOMONIKASI PENGERTIAN ETIKA Etika berasal dari bahasa yunani yaitu ethos yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat kebiasaan di mana etika berhubungan erat dengan konsep individu

Lebih terperinci

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH PENGERTIAN MEDIA Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar Media

Lebih terperinci

PERANAN RESEPSIONIS PADA PT MOGEMS PUTRI INTERNATIONAL JAKARTA

PERANAN RESEPSIONIS PADA PT MOGEMS PUTRI INTERNATIONAL JAKARTA PERANAN RESEPSIONIS PADA PT MOGEMS PUTRI INTERNATIONAL JAKARTA Oleh : Edi Junaedi, SE., MM. dan Sifailah Fauziah Dosen Prodi Sekretari Universitas Pamulang Junaedi_salat1@yahoo.com Abstrak Seorang resepsionis

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti

TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau, pengantar. Dalam bahasa Arab media adalah sebuah perantara atau

Lebih terperinci

# Kemampuan Komunikasi # Etika Komunikasi Bertelepon

# Kemampuan Komunikasi # Etika Komunikasi Bertelepon # Kemampuan Komunikasi # Etika Komunikasi Bertelepon Arif Basofi Topik Definisi Etika Etika dalam berkomunikasi Contoh teknik komunikasi yang baik Etika komunikasi dalam ber-email Etika komunikasi dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Pengertian komunikasi secara umum (Uchjana, 1992:3) dapat dilihat dari dua sebagai: 1. Pengertian komunikasi secara etimologis Komunikasi berasal dari

Lebih terperinci

09/09/2011. Who says (Komunikator) Says what (Pesan) To Whom (komunikan) With Channels (Saluran/Media) What Effect (umpan balik)

09/09/2011. Who says (Komunikator) Says what (Pesan) To Whom (komunikan) With Channels (Saluran/Media) What Effect (umpan balik) Dasar hubungan Anda dengan Pendengar Anda Seberapa Penting Memahami Pengetahuan Komunikasi? mengharapkan hubungan timbal balik yang positip supaya gagasan bisa diterima pihak lain berusaha mencapai target

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. tentang pemahaman siswa. Biasanya siswa memahami sesuatu hanya melalui

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. tentang pemahaman siswa. Biasanya siswa memahami sesuatu hanya melalui 1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Pemahaman Konsep Sudut a. Pengertian Pemahaman Dalam uraian ini penulis akan mengulas pengertian pemahaman dalam kaitannya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Picture and Picture Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

Lebih terperinci

KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Oleh BUDI WALUYO (Dosen STAI An-Nur Lampung)

KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Oleh BUDI WALUYO (Dosen STAI An-Nur Lampung) 17 KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Oleh BUDI WALUYO (Dosen STAI An-Nur Lampung) Abstrak Media dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesamanya. Hal ini karena fungsi bahasa yang

Lebih terperinci

SILABUS BAHASA JAWA KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR JAWA TENGAH

SILABUS BAHASA JAWA KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR JAWA TENGAH SILABUS BAHASA JAWA KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR JAWA TENGAH Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok Keterangan Kelas 1 1. Mendengarkan Mampu mendengarkan dan memahami

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Secara umum, semua aktivitas

Lebih terperinci

ETIKA DALAM BERTELEPON PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

ETIKA DALAM BERTELEPON PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN ETIKA DALAM BERTELEPON PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN I Dewa Gede Pranata Wiguna P07120013012 PENDAHULUAN DALAM ZAMAN MODERN INI, PERHUBUNGAN MELALUI TELEPON TIDAK ASING LAGI. DI KOTA KECIL PERHUBUNGAN TELEPON

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. pada orang tua dengan anak dan berdasarkan data-data yang telah. disajikan dalam Bab III didapatkan, sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS DATA. pada orang tua dengan anak dan berdasarkan data-data yang telah. disajikan dalam Bab III didapatkan, sebagai berikut: 74 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Dari hasil penelitian yang dilakukan di keluarga Bapak Mardianto, pada orang tua dengan anak dan berdasarkan data-data yang telah disajikan dalam Bab III didapatkan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Pemahaman Pemahaman terhadap suatu pelajaran diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang

Lebih terperinci

MEDIA GAMBAR SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI PADA SISWA SEKOLAH DASAR Oleh: Arif Mustofa*

MEDIA GAMBAR SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI PADA SISWA SEKOLAH DASAR Oleh: Arif Mustofa* MEDIA GAMBAR SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI PADA SISWA SEKOLAH DASAR Oleh: Arif Mustofa* Abstrak Selama ini, pembelajaran apresiasi puisi sering menjadi momok yang menakutkan bagi siswa.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) 2.1.1.1 Pengertian IPA Sains berasal dari kata "science" yang berarti ilmu. sains adalah ilmu yang mempelajari lingkungan alam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya, sebagai alat. bersosialisasi, bahasa juga merupakan suatu cara merespon orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya, sebagai alat. bersosialisasi, bahasa juga merupakan suatu cara merespon orang lain. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan bahasa dipelajari dan diperoleh anak usia dini secara alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya, sebagai alat bersosialisasi, bahasa juga merupakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PROSES KOMUNIKASI ANTAR AGAMA ETNIS TIONGHOA DAN ETNIS JAWA DI PECINAN DESA WELAHAN KEC. WELAHAN

BAB IV ANALISIS PROSES KOMUNIKASI ANTAR AGAMA ETNIS TIONGHOA DAN ETNIS JAWA DI PECINAN DESA WELAHAN KEC. WELAHAN BAB IV ANALISIS PROSES KOMUNIKASI ANTAR AGAMA ETNIS TIONGHOA DAN ETNIS JAWA DI PECINAN DESA WELAHAN KEC. WELAHAN KAB. JEPARA (KAJIAN KOMUNIKASI ANTARBUDAYA) 4.1 Pola Komunikasi Etnis Tionghoa dengan Etnis

Lebih terperinci

MEMAHAMI KOMUNIKASI DALAM PELAYANAN JASA MEMILIH CARA BERKOMUNIKASI DENGAN KOLEGA DAN PELANGGAN

MEMAHAMI KOMUNIKASI DALAM PELAYANAN JASA MEMILIH CARA BERKOMUNIKASI DENGAN KOLEGA DAN PELANGGAN MEMAHAMI KOMUNIKASI DALAM PELAYANAN JASA MEMILIH CARA BERKOMUNIKASI DENGAN KOLEGA DAN PELANGGAN MEMILIH CARA BERKOMUNIKASI DENGAN KOLEGA DAN PELANGGAN Definisi komunikasi dengan kolega A. Rasa percaya

Lebih terperinci

MAPEL: MESIN BISNIS KELAS : 10 PM NASKAH UTS 2012 (ULANGAN SEMESTER GASAL)

MAPEL: MESIN BISNIS KELAS : 10 PM NASKAH UTS 2012 (ULANGAN SEMESTER GASAL) MAPEL: MESIN BISNIS KELAS : 10 PM NASKAH UTS 2012 (ULANGAN SEMESTER GASAL) 1. Undang-Undang yang berlaku untuk pengukuran, penakaran atau melakukan timbang adalah, a. UU no 2 tahun 1981 tentang Metrologi

Lebih terperinci

UNIT 8. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR Unik Ambar Wati PENDAHULUAN

UNIT 8. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR Unik Ambar Wati PENDAHULUAN 1 UNIT 8 MEDIA DAN SUMBER BELAJAR Unik Ambar Wati PENDAHULUAN Saudara-saudara mahasiswa saat ini terjadi pergeseran paradigma pengajaran menjadi paradigma pembelajaran yang mempunyai implikasi terhadap

Lebih terperinci

Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24

Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24 Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/2014 11:41:24 2 Buku BI 3 (12 des).indd 2 16/12/2014 11:41:25 Bintang berkunjung ke rumah Tante Menik, adik ibunya. Tante Menik seorang wartawati. Rumah Tante Menik kecil,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. prakteknya penggunaan bahasa dalam menulis tidaklah sama dengan komunikasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. prakteknya penggunaan bahasa dalam menulis tidaklah sama dengan komunikasi 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Menulis 2.1.1. Pengertian Menulis Menulis mempunyai peranan yang sangat penting bagi manusia. Menulis merupakan salah satu sarana komunikasi seperti halnya berbicara.

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS RINGKASAN TEKS YANG DIDENGAR MELALUI MEDIA AUDIO PADA KELAS VI SDN 02 WANARATA SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS RINGKASAN TEKS YANG DIDENGAR MELALUI MEDIA AUDIO PADA KELAS VI SDN 02 WANARATA SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2016/2017 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS RINGKASAN TEKS YANG DIDENGAR MELALUI MEDIA AUDIO PADA KELAS VI SDN 02 WANARATA SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2016/2017 1 Mualif Siswanto *) mualifsiswanto@gmail.com Abstrak:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Keterampilan berhitung pada operasi penjumlahan dan pengurangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Keterampilan berhitung pada operasi penjumlahan dan pengurangan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keterampilan berhitung pada operasi penjumlahan dan pengurangan 1. Pengertian Keterampilan Berhitung Siswa Menurut kamus besar bahasa Indonesia, keterampilan berasal dari kata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Hamalik, 2009: 57). Selain itu, menurut Chalil dalam buku Desain Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. (Hamalik, 2009: 57). Selain itu, menurut Chalil dalam buku Desain Belajar Mengajar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Ini berarti bahwa keberhasilan tujuan pendidikan bergantung pada

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Graaves dalam Masnur Muslich (2010:121). Fungsi dasar pengajaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Graaves dalam Masnur Muslich (2010:121). Fungsi dasar pengajaran BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Hakikat Menulis Menulis sangat penting di sekolah dasar khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. adapun fungsi menulis menurut pendapat Graaves dalam Masnur

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Bercerita Melalui Media Gambar Siswa Kelas II SD Negeri Bariri

Peningkatan Kemampuan Bercerita Melalui Media Gambar Siswa Kelas II SD Negeri Bariri Peningkatan Kemampuan Bercerita Melalui Media Gambar Siswa Kelas II SD Negeri Bariri Dewi Sartika Barangka, Ali Karim, dan Budi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

1. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SD/MI

1. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SD/MI SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG KOMPETENSI INTI DAN PELAJARAN PADA KURIKULUM 2013 PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH 1. KOMPETENSI INTI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kepenerima pesan (2006:6). Dalam Accociation for education and communication

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kepenerima pesan (2006:6). Dalam Accociation for education and communication BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Media Secara harfiah media berarti perantara atau pengantar. Oleh Sadiman dikemukakan bahwa media adalah perantara atau pengantar

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan Ke- : 1, 2, 3, 4 Alokasi Waktu : 4 40 menit Standar Kompetensi : Memahami pembacaan puisi Kompetensi Dasar : Menanggapi cara pembacaan puisi 1. mengungkapkan isi puisi 2. menangkap isi puisi

Lebih terperinci

KONSEP DASAR KOMUNIKASI

KONSEP DASAR KOMUNIKASI KONSEP DASAR KOMUNIKASI Komunikasi adalah kebutuhan dasar manusia untuk saling berinteraksi. Melalui komunikasi kita dapat memperoleh kepuasan psikologis seperti terpenuhinya perasaan cinta, perhatian

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. Pelaksanaan Proyek Akhir berlangsung selama 3 (tiga) bulan pada

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. Pelaksanaan Proyek Akhir berlangsung selama 3 (tiga) bulan pada BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN 4.1 Metode Pelaksanaan Pelaksanaan Proyek Akhir berlangsung selama 3 (tiga) bulan pada Bagian Tata Usaha Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya yang pelaksanaannya pada:

Lebih terperinci

02. Konsep Dasar Media

02. Konsep Dasar Media 02. Konsep Dasar Media Standar Kompetensi Memahami dan membuat salah satu media pembelajaran biologi untuk sekolah menengah Kompentesi dasar menjelaskan tentang konsep dasar media, pembelajaran, sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jenis interaksi antarmanusia sangat beragam. Salah satu contoh interaksi terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. Jenis interaksi antarmanusia sangat beragam. Salah satu contoh interaksi terjadi pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Pokok Bahasan Jenis interaksi antarmanusia sangat beragam. Salah satu contoh interaksi terjadi pada acara temu wicara di televisi dalam bentuk komunikasi. Komunikasi dalam acara

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية)

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) SKS : 2 SKS Dosen : Rovi in, M.Ag Semester : Ganjil Prodi : PBA 1 Guru profesional memiliki empat kompetensi, yaitu: pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial.

Lebih terperinci

Kami sering melakukan kegiatan bersama, yaitu

Kami sering melakukan kegiatan bersama, yaitu Sebutkan anggota keluargamu di rumah? Sebutkan sifat-sifat anggota keluargamu tersebut! Ceritakan dalam bahasa tulis sederhana mengenai kebersamaan keluargamu! Anggota keluargaku adalah Sifat-sifat mereka

Lebih terperinci

BAB IV INTERPRESTASI HASIL PENELITIAN. telah dipilih selama penelitian berlangsung. Selain itu juga berguna untuk

BAB IV INTERPRESTASI HASIL PENELITIAN. telah dipilih selama penelitian berlangsung. Selain itu juga berguna untuk BAB IV INTERPRESTASI HASIL PENELITIAN A. ANALISIS DATA PENELITIAN Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan tahap yang bermanfaat untuk menelaah data yang diperoleh dari beberapa informan yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 7 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hakikat Kemampuan Kemampuan dapat diartikan sebagai kesanggupan seseorang dalam melakukan kegiatan. Setiap melakukan kegiatan pasti diperlukan suatu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Pada penelitian ini variabel penelitiannya adalah penggunaan media gambar seri. 2.1.1. Pengertian Media Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk

Lebih terperinci

PENERAPAN ETIKET PERSIAPAN Waktu menghubungi yang tepat 3. Lama pembicaraan. 5. Kuasai masalah yang di bicarakan

PENERAPAN ETIKET PERSIAPAN Waktu menghubungi yang tepat 3. Lama pembicaraan. 5. Kuasai masalah yang di bicarakan PENERAPAN ETIKET A. ETIKET BERTELEPON PERSIAPAN... 1. Tekan nomor telepon yang tepat 2. Waktu menghubungi yang tepat 3. Lama pembicaraan 4. Siapkan alat alat pendukung 5. Kuasai masalah yang di bicarakan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. kerja. Dalam kurun waktu 3 (tiga) bulan ini, program Kerja Praktek yang

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. kerja. Dalam kurun waktu 3 (tiga) bulan ini, program Kerja Praktek yang BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN 4.1 Metode Pelaksanaan Pelaksanaan Kerja Praktek berlangsung selama 60 (enam puluh) hari kerja. Dalam kurun waktu 3 (tiga) bulan ini, program Kerja Praktek yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis dan Hipotesis Tindakan a. Landasan Teoritis 1. Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Dalam setiap kegiatan belajar memiliki suatu tujuan yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA Kata IPA merupakan singkatan kata Ilmu Pengetahuan Alam. Kata-kata Ilmu Pengetahuan Alam merupakan terjemahan dari kata-kata Bahasa Inggris

Lebih terperinci

Verbal Simbol visual Visual Radio Film Tv Wisata Demonstrasi partisipasi Observasi Pengalaman langsung

Verbal Simbol visual Visual Radio Film Tv Wisata Demonstrasi partisipasi Observasi Pengalaman langsung A. Pengertian Media Hand Out TEP-PLB MEDIA PENDIDIKAN (Ishartiwi-UNY) 1. Kata media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. 2. AECT (1977): Membatasi media sebagai segala

Lebih terperinci

Menerima dan Melayani Tamu Serta Bertamu

Menerima dan Melayani Tamu Serta Bertamu Pertemuan ke 5 s.d 6 Menerima dan Melayani Tamu Serta Bertamu Menerima dan Melayani Tamu Serta Bertamu Syarat Penting Penerima Tamu : 1. Sopan dan ramah 2. Berkepribadian menarik 3. Bijaksana dan cerdas

Lebih terperinci

DASAR PRESENTASI. Kunci presentasi yang sukses adalah persiapan yang baik.

DASAR PRESENTASI. Kunci presentasi yang sukses adalah persiapan yang baik. DASAR PRESENTASI PERSIAPAN Kunci presentasi yang sukses adalah persiapan yang baik. Persiapan Dasar Persiapan yang baik bisa dimulai dengan menganalisis tiga faktor di bawah ini: - pada acara apa kita

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses kegiatan pembelajaran disekolah, ada saat-saat tertentu dimana

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses kegiatan pembelajaran disekolah, ada saat-saat tertentu dimana 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Hasil Belajar Dalam proses kegiatan pembelajaran disekolah, ada saat-saat tertentu dimana guru harus menyelidiki hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam

Lebih terperinci

Pemanfaatan Barang Bekas Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN 07 Salule Mamuju Utara

Pemanfaatan Barang Bekas Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN 07 Salule Mamuju Utara Pemanfaatan Barang Bekas Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN 07 Salule Mamuju Utara Siarni, Marungkil Pasaribu, dan Amran Rede Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kata media pengajaran digantikan oleh istilah seperti alat pandang-dengar, bahan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kata media pengajaran digantikan oleh istilah seperti alat pandang-dengar, bahan BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini dibahas : (a) media pendidikan, dan (b) minat belajar. Adapun penjelasannya sebagai berikut : A. Media Pendidikan Menurut Arsyad (2003), dalam kegiatan belajar mengajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses yang komplek yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Belajar adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indriani, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bilangan merupakan hal yang sering anak-anak jumpai disekolah. Menurut hasil penelitian seorang ahli pada surat kabar Kompas dikatakan bahwa 46 % anak-anak

Lebih terperinci

Mengajarkan Budi Pekerti

Mengajarkan Budi Pekerti 4 Mengajarkan Budi Pekerti Sukakah kamu membaca cerita dan dongeng? Banyak cerita dan dongeng anak-anak yang dapat kamu baca. Dalam sebuah cerita, terdapat pelajaran. Belajarlah dari isi cerita dan dongeng.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerima pesan. Lingkungan pembelajaran yang baik ialah lingkungan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerima pesan. Lingkungan pembelajaran yang baik ialah lingkungan yang 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran 1. Hakikat Pembelajaran Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke

Lebih terperinci

HANDLING TAMU EVADA EL UMMAH KHOIRO, S.AB.,M.AB PERTEMUAN 5 PRODI D3 ADM. NIAGA SMT 2 TH AJARAN 2016/2017

HANDLING TAMU EVADA EL UMMAH KHOIRO, S.AB.,M.AB PERTEMUAN 5 PRODI D3 ADM. NIAGA SMT 2 TH AJARAN 2016/2017 HANDLING TAMU EVADA EL UMMAH KHOIRO, S.AB.,M.AB PERTEMUAN 5 PRODI D3 ADM. NIAGA SMT 2 TH AJARAN 2016/2017 A. Pengertian Tamu Kantor Adalah Seseorang atau kelompok yang datang ke sebuah perusahaan untuk

Lebih terperinci

10. Kepribadian yang cenderung lebih suka tertutup adalah kepribadian. a. Ambievert b. Irrasional

10. Kepribadian yang cenderung lebih suka tertutup adalah kepribadian. a. Ambievert b. Irrasional KOLEGA DAN PELANGGAN 10 AP (ULANGAN SEMESTER GASAL) 1. Berikut ini merupakan tujuan grooming adalah.. a. Menghormati dan memahami pelanggan dan orang lain b. Membiasakan diri memperhatikan hal-hal yang

Lebih terperinci

Bab 5. Pengalamanku. M e n u U t a m a. Peta Konsep. M e n u T a m b a h a n. Pengalamanku. Memahami cerita dan teks drama. Bertelepon dan bercerita

Bab 5. Pengalamanku. M e n u U t a m a. Peta Konsep. M e n u T a m b a h a n. Pengalamanku. Memahami cerita dan teks drama. Bertelepon dan bercerita Bab 5 Pengalamanku M e n u U t a m a Peta Konsep Pengalamanku dibahas Memahami cerita dan teks drama Bertelepon dan bercerita Memahami teks Menulis paragraf dan puisi fokus fokus fokus fokus Menanggapi

Lebih terperinci

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM )

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM ) KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM ) MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS 2 SEMESTER I 17 PERHITUNGAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMUM Nama Sekolah : SD/MI... Kelas/semester : II (Dua)/ 1 (satu)

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembahasan tentang strategi komunikasi organisasi di RSUD Labuang Baji

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembahasan tentang strategi komunikasi organisasi di RSUD Labuang Baji BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan mendeskripsikan hasil penelitian dan pembahasan tentang strategi komunikasi organisasi di RSUD Labuang Baji Makassar. V.1 Hasil Penelitian

Lebih terperinci

melakukan hubungan komunikasi dengan orang lain. 11

melakukan hubungan komunikasi dengan orang lain. 11 BAB II LANDASAN TEORI A. Keterampilan Berbicara 1. Pengertian Berbicara Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia tertulis berbicara adalah berkata, bercakap, berbahasa atau melahirkan pendapat(dengan perkataan,

Lebih terperinci

JURNAL PENELITIAN. Oleh. MARTEN MOKO NIM (SDN 6 Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango)

JURNAL PENELITIAN. Oleh. MARTEN MOKO NIM (SDN 6 Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango) 1 JURNAL PENELITIAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI MEDIA VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN 6 SUWAWA TENGAH KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh MARTEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan satu-satunya bahasa yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan satu-satunya bahasa yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia adalah bahasa yang terpenting dalam komunikasi di Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan satu-satunya bahasa yang dapat digunakan untuk berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin

BAB II LANDASAN TEORI. yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Menulis Setiap keterampilan itu erat pula berhubungan dengan proses-proses berpikir yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Era Globalisasi membuat jati diri bahasa Indonesia perlu dibina dan. dimasyarakatkan luas pada khususnya. Agar bangsa Indonesia tidak

I. PENDAHULUAN. Era Globalisasi membuat jati diri bahasa Indonesia perlu dibina dan. dimasyarakatkan luas pada khususnya. Agar bangsa Indonesia tidak 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era Globalisasi membuat jati diri bahasa Indonesia perlu dibina dan dimasyarakatkan luas pada khususnya. Agar bangsa Indonesia tidak terbawa arus oleh pengaruh dari budaya

Lebih terperinci

Peristiwa 75. Bab 7. Peristiwa

Peristiwa 75. Bab 7. Peristiwa Peristiwa 75 Bab 7 Peristiwa Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini kamu diharapkan mampu: 1) menanggapi cerita pengalaman teman. 2) melakukan percakapan melalui telepon. 3) membaca teks dengan

Lebih terperinci

Pendidikan 97. Bab 9. Pendidikan

Pendidikan 97. Bab 9. Pendidikan Pendidikan 97 Bab 9 Pendidikan Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini kamu diharapkan mampu: 1) memberikan tanggapan tentang cerita pengalaman teman; 2) melakukan percakapan melalui telepon dengan

Lebih terperinci

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) 34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arsyad (2007:3) memaparkan pengertian media sebagai berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arsyad (2007:3) memaparkan pengertian media sebagai berikut: 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Media Arsyad (2007:3) memaparkan pengertian media sebagai berikut: kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau

Lebih terperinci

35. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E)

35. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E) 35. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL. Artikel. Oleh RIYANTO NIM

PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL. Artikel. Oleh RIYANTO NIM PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL Artikel Oleh RIYANTO NIM. 08503242008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA MARET

Lebih terperinci

Standar Kompetensi 1. Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan.

Standar Kompetensi 1. Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan. pelajaran 1 diri sendiri Standar Kompetensi 1. Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan. Kompetensi Dasar 1.1 Membedakan berbagai bunyi bahasa. 1.2. Melaksanakan sesuatu sesuai dengan

Lebih terperinci

Kegiatan Sehari-hari

Kegiatan Sehari-hari Bab 1 Kegiatan Sehari-hari Kegiatan Sehari-hari 1 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini kamu diharapkan mampu: 1) membuat daftar kegiatan sehari-hari berdasarkan penjelasan guru; 2) menceritakan

Lebih terperinci

Komunikasi Bisnis Kelompok 7 1

Komunikasi Bisnis Kelompok 7 1 1.1 Pengertian Komunikasi bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis ynag mencakup berbagai macam bentuk komunikasi baik komunikasi verbal maupun non verbal. Berikut ini merupakan beberapa

Lebih terperinci

Bab 4 Kecakapan Komunikasi Dasar

Bab 4 Kecakapan Komunikasi Dasar Bab 4 Kecakapan Komunikasi Dasar Orang biasanya berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata atau isyarat. Tetapi anak-anak mulai berkomunikasi jauh sebelum mereka mempelajari kecakapan-kecakapan ini. Komunikasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Pembelajaran 2.1.1 Pengertian media pembelajaran Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari "Medium" yang secara harfiah berarti

Lebih terperinci

rekreasi gambar 7.1 berwisata ke pantai

rekreasi gambar 7.1 berwisata ke pantai tema 7 rekreasi gambar 7.1 berwisata ke pantai ini keluarga dani keluarga dani sedang rekreasi dani mendapatkan haknya hak untuk bermain hak untuk bergembira kamu harus mampu setelah mengikuti pembelajaran

Lebih terperinci

Oleh : Dwi Prihatin NIM K BAB I PENDAHULUAN

Oleh : Dwi Prihatin NIM K BAB I PENDAHULUAN Kajian pemakaian bahasa dalam SMS (Short Message Service) mahasiswa program studi pendidikan bahasa, sastra indonesia dan daerah FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta (Sebuah Tinjauan Sosiolinguistik)

Lebih terperinci

pelajaran 1 keluarga setiap anak pasti punya ayah ibu kakek nenek dan saudara semua itu disebut keluarga tahukah kamu anggota keluargamu keluarga 1

pelajaran 1 keluarga setiap anak pasti punya ayah ibu kakek nenek dan saudara semua itu disebut keluarga tahukah kamu anggota keluargamu keluarga 1 pelajaran 1 keluarga setiap anak pasti punya ayah ibu kakek nenek dan saudara semua itu disebut keluarga tahukah kamu anggota keluargamu keluarga 1 menulis kapital bertanya melengkapi cerita memperkenalkan

Lebih terperinci

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN SENI RUPA Tim Dosen Media TUJUAN PENDIDIKAN Mengantarkan siswa (peserta didik) menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam

Lebih terperinci

KBBI, Effendy James A. F. Stoner Prof. Drs. H. A. W. Widjaya

KBBI, Effendy James A. F. Stoner Prof. Drs. H. A. W. Widjaya DEFINISI KBBI, Pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami Effendy, proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada

Lebih terperinci

Pengertian Komunikasi

Pengertian Komunikasi Pengertian Komunikasi Komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang berarti sama atau menjadi milik bersama. Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Audio-Visual Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab, media adalah perantara atau pengantar

Lebih terperinci

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Alat Peraga Gambar Alat peraga adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar yang dialami oleh peserta didik menghasilkan perubahanperubahan dalam bidang pengetahuan atau pemahaman, bidang keterampilan, dan bidang nilai

Lebih terperinci

Kelas Tema Materi Waktu P1 Diri sendiri Mendengarkan

Kelas Tema Materi Waktu P1 Diri sendiri Mendengarkan Kelas Tema Materi Waktu P1 Diri sendiri Juli Membedakan berbagai bunyi bahasa Memperkenalkan diri sendiri dengan kalimat sederhana dengan bahasa yang santun nyaring suku kata dengan lafal Menyalin berbagai

Lebih terperinci

pelajaran 9 energi tahukah kamu apa itu energi 119

pelajaran 9 energi tahukah kamu apa itu energi 119 pelajaran 9 energi benda yang bergerak butuh energi benda yang bunyi butuh energi benda yang bersinar butuh energi energi diperlukan dalam hidup tahukah kamu apa itu energi energi 119 energi menulis puisi

Lebih terperinci

KISAH DUA SAUDARA ADANG SUTEJA HADIYANTO TRUE STORY

KISAH DUA SAUDARA ADANG SUTEJA HADIYANTO TRUE STORY KISAH DUA SAUDARA By ADANG SUTEJA HADIYANTO TRUE STORY Adang Suteja Hadiyanto Adang Suteja Hadiyanto (09.11.3525) jl mancasan kidul Depok Sleman Yogyakarta. INT.PAGI HARI Di sebuah kota besar yaitu kota

Lebih terperinci