Pidato Presiden. Bissmillahirrahmanirrahim, Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Salam sejahtera untuk kita semua,

Transkripsi

1 Pidato Presiden Jakarta Convention Centre, Selasa, 7 Februari 2012 Sambutan pada Peresmian Pembukaan Seminar Pameran Pangan Nasional, Jakarta Food Security Summit: Feed Indonesia, Feed the World 2012 TRANSKRIP SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERESMIAN PEMBUKAAN SEMINAR PAMERAN PANGAN NASIONAL JAKARTA FOOD SECURITY SUMMIT: FEED INDONESIA, FEED THE WORLD 2012 JCC, 7 FEBRUARI 2012 Bissmillahirrahmanirrahim, Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Salam sejahtera untuk kita semua, Para Peserta Jakarta Food Security Summit 2012 yang saya hormati, Kita bersyukur karena dapat kembali menyelenggarakan sebuah pertemuan yang sangat penting, yaitu Jakarta Food Security Summit. Mengapa penting? Pangan adalah sesuatu yang maha penting bagi kehidupan umat manusia. Kita telah mendengarkan apa yang disampaikan oleh Ketua KADIN tadi, Saudara Suryo Bambang Sulisto. Saya berterima kasih atas prakarsa dari KADIN untuk menyelenggarakan pertemuan ini. Sekaligus terima kasih, selamat, dan terimalah penghargaan saya, atas semua yang dilakukan jajaran KADIN untuk meningkatkan usaha di bidang pangan, termasuk yang tadi menerima tanda penghargaan. Yang disampaikan Ketua KADIN tadi, permasalahan yang kita hadapi, serta langkahlangkah ke depan seperti apa. Saya berharap juga bisa dibahas dalam pertemuan yang penting ini. Kemudian kita mendengarkan sambutan dari Asisten Direktur Jenderal FAO, Bapak Hiroyuki Konuma yang dengan komprehensif mempresentasikan tantangan dari pangan dunia. Dengan lengkap dijelaskan kondisi pangan yang diperlukan oleh manusia se-dunia sekarang ini, tantangan-tantangan menuju tahun 2050, termasuk solusi dan kolaborasi yang musti dibangun oleh semua bangsa. Dijelaskan pula ada negara-negara yang mengalami penurunan di dalam produksi pangan. Tetapi juga disebut sejumlah negara yang masih memiliki kapasitas untuk memproduksi pangan lebih besar lagi, termasuk negara kita Indonesia. Oleh karena itu, saya berharap kerja sama antara Indonesia dengan FAO dapat lebih ditingkatkan di masa depan dan tentunya kerja sama Indonesia, baik antara dalam arti

2 government-to-government ataupun business-to-business dengan mitra-mitra kami dari pihak internasional, saya berharap juga bisa ditingkatkan. Pertanyaannya pada saat kita berkumpul pada forum yang penting seperti ini adalah, apa itu food security dan mengapa kita perlu bicara, perlu mendiskusikan, perlu bekerja sama yang berkaitan dengan food security ini. Kalau tadi Saudara Hiroyuki Konuma menjelaskan tentang situasi dunia, saya ingin Saudara-saudara memahami situasi di Indonesia. Meskipun tentu kita berharap ada kerja sama antara Indonesia dengan negara-negara sahabat, dengan organisasi-organisasi internasional, tetapi kepada Saudara-saudara utamanya jajaran KADIN, mari kita kenali benar permasalahan yang ada di negeri kita, kalau kita bicara tentang food security. Pertama, pada tahun 2006, bulan Juli tahun 2006, saya berkunjung ke Yahukimo, Papua. Mengapa? Enam bulan sebelumnya, ada kasus kekurangan pangan, bahkan ada satu, dua yang meninggal. Pemerintah bergerak cepat dan dalam waktu enam bulan kita melakukan sesuatu, bersama-sama penduduk lokal, pemerintah daerah untuk memastikan bisa bercocok tanam, bisa menanam tanam-tanaman yang lebih tahan terhadap gangguan cuaca dan gangguan-gangguan yang lain. Alhamdulilah, enam bulan telah terwujud dan saya datang dan akhirnya ada perubahan yang signifikan. Artinya apa? Manakala ada penduduk di negeri ini dan tentu di dunia yang memiliki kekurangan makan, kekurangan pangan, maka kita bicara pada food security. Saya bersama teman-teman jajaran pemerintah juga sering berkunjung ke kampungkampung nelayan di berbagai provinsi. Saya dengan Ibu Negara, Ibu Ani pernah berdialog dengan ibu-ibu yang suaminya sedang melaut. Saya tunggu sampai merapat. Kemudian saya datang ke rumah-rumah kampung nelayan itu, ada seorang ibu yang menyuapi putranya yang masih kecil dalam gendongan. Kemudian Ibu Ani melihat nasi, sedikit udang waktu itu. Saya menilai kurang cukup gizinya. Manakala ada saudarasaudara kita yang juga mengkonsumsi makanan yang tidak cukup, itu juga berkaitan dengan food security. Berarti ada yang belum bisa kita penuhi dalam kaitan itu. Lantas kita tahu di dunia ini, ada ratusan juta yang tidurnya tidak nyenyak karena perutnya lapar. Kalau masih ada jutaan apalagi ratusan juta saudara-saudara kita di muka bumi ini yang mengalami nasib seperti itu, berarti masih ada persoalan dengan food security. Saya pernah berkunjung ke Grobogan, Jawa Tengah, bertemu dengan petani kedelai. Tadinya hampir tidak berkembang. Ketika harga kedelai mulai naik mencapai enam ribu waktu itu, petani kembali menanam. Apa artinya? Kalau insentif petani kecil, penghasilan petani kecil, nilai tukar petani kecil hampir pasti mereka tidak mau menanam. Kalau para petani kita tidak mau menanam komoditas pangan, ya tentu berkait atau mengait kepada supply yang diperlukan. Dengan demikian, ini juga mengganggu yang disebut dengan food security.

3 Belum lama ini, pada bulan Ramadhan yang lalu, saya melaksanakan safari berkunjung ke Brebes, bertemu dengan petani bawang. Saya lihat langsung, saya berdialog dengan petani, Berapa untungnya? Ya Pak, kami jual satu kilo enam ribu rupiah. Terus. Kalau di pasar harganya sembilan sampai sepuluh ribu rupiah. Menurut saya gap-nya terlalu tinggi. Ada yang keliru. Bayangkan kalau insentif petani lebih tinggi, tentu semuanya beruntung, petaninya beruntung, pedagangnya beruntung, rakyatnya juga bisa membeli secara terjangkau. Ini juga wilayah dari food security. Lantas belum lama ini, saya berkunjung ke Jawa Timur, ke Pacitan. Masuk ke sebuah desa namanya Desa Kayen. Rumahnya kecil-kecil, penduduknya tidak begitu mampu, tapi mereka menanam tanaman pangan, ada tomat, ada cabe, kemudian ada sayuransayuran yang lain, termasuk lele dan apa yang bisa dibiakkan di situ. Sepertinya tidak penting. Tapi kalau rumah tangga-rumah tangga di seluruh Indonesia dengan apa yang ada dibiasakan dan didorong untuk melakukan seperti ini secara nasional, itu juga berkaitan dengan ketahanan pangan, kecukupan pangan atau food security. Kita mengetahui ada kreativitas, ada inovasi dari dunia bisnis di Indonesia bersama-sama dengan para peneliti, pengembang dan inovator untuk membikin mie instan, bukan hanya dari tepung terigu, tetapi dengan cassava dan sagu atau kombinasi dari itu. Kalau itu terus berkembang, masuk mainstream dalam bisnis kita, maka tekanan terhadap kebutuhan beras akan menurun, dan itu akan bagus dalam rangka food security secara nasional. Kita mendengar tahun lalu, ada banjir di seluruh Asia Tenggara, Thailand kena, Vietnam kena, Kamboja kena, Laos kena, agak lama banjirnya itu. Kita cemas. Karena kalau itu sering terjadi karena climate change, maka tentu akan mengganggu food security, karena produksi beras yang disumbang dari Asia Tenggara tentu akan berkurang. Demikian juga kekeringan di Afrika dan di tempat-tempat yang lain, hampir pasti mengganggu global food security. Kita pernah menghadapi masalah ketika Australia tiba-tiba menghentikan ekspor sapinya, meskipun sekarang sudah selesai masalahnya. Tapi dua hal, tiba-tiba ada permasalahan menyangkut supply dengan demand, tapi tergerak bagi negara kita untuk membangun industri ternak sapi yang lebih mandiri. Dengan demikian, kalau ada perubahan kebijakan dari negara mana pun, kita tidak menjadi korban. Urusan seperti itu, menyangkut supply dan demand, menyangkut harga sapi dan daging sapi, itu juga masuk yang disebut dengan food security. Tahun , kita bertemu dengan KADIN bersama-sama meng-update harga beras naik, harga minyak goreng naik, karena dunia seperti itu. Sudah terpaut, sudah terintegrasi, ekonomi Indonesia dengan ekonomi dunia, demikian juga komoditas pangan. Kalau ada gejolak seperti itu, berarti itu terkait juga dengan ketahanan pangan, kecukupan pangan, dan juga food security. Kita pernah melihat, saya sendiri masuk ke Sukamandi, Balai Penelitian Benih Padi, dikembangkan bibit-bibit yang unggul, yang bisa tumbuh di Indonesia dengan produktivitas yang tinggi. Kalau itu terus dikembangkan di seluruh negeri, kerja sama antara pemerintah dengan dunia usaha atau bisnis, maka akhirnya juga berkaitan dengan produktivitas dan food security.

4 Dan yang terakhir sekali, kalau kita ingin mengenali what is food security? Sebagaimana disampaikan tadi oleh Bapak Konuma, penduduk bumi tahun lalu masuk 7 miliar, Kemudian konon tahun 2045 menjadi 9 miliar, diperlukan 60% tambahan. 60% tambahan pangan bukan sesuatu yang mudah, apalagi ada climate change, ada masalah di sana, sini. Oleh karena itu, inilah kita berkumpul hari ini untuk memahami the real issue of food security, baik pada level nasional maupun pada level dunia. Dan mari kita bersatu untuk mengatasi masalah-masalah itu, seraya mencari peluang baru untuk mengembangkan ketahanan pangan dunia, termasuk bisnis di bidang pangan. Demand akan terus meningkat. Mengapa? Penduduk bertambah, baik di Indonesia maupun di dunia. Yang kedua, middle class juga meningkat di banyak negara dan itu mengkonsumsi komoditas pangan lebih besar lagi, termasuk meningkatnya daya beli, purchasing power of the people. Mereka tentu akan mengkonsumsi lebih banyak lagi pangan dibandingkan sebelumnya. Oleh karena itu, marilah kita tidak lengah dan sungguh sangat serius untuk memikirkan, mengembangkan kebijakan, menemukan cara-cara yang efektif untuk mengatasi masalah itu. Orang yang cerdas adalah selalu mengubah krisis menjadi peluang. Kalau ada kekurangan pangan, kekurangan beras, dan komoditas pangan tertentu bagi dunia usaha, itu bukan masalah, itu adalah opportunity. Ada ruang untuk memproduksi sesuatu, ada tenaga kerja yang bisa kita serap dan seterusnya. Dengan demikian, ekonomi tumbuh, keperluan masyarakat kita bisa dipenuhi. Selalu berpikir mengubah dari crisis to opportunity. Kemudian tentu diperlukan kolaborasi, kebersamaan pemerintah, baik pusat maupun daerah di Indonesia ini, dunia usaha, lembaga atau teman-teman yang melaksanakan research, development and innovation, komunitas petani dan juga masyarakat luas, termasuk mitra-mitra kita dari luar negeri. Semua itu harus bersatu padu karena kita sudah paham, sudah mengetahui masalah yang berkaitan dengan pangan ini. Kita juga sudah tahu solusi yang dapat kita tempuh, tinggal bagaimana kita bersatu padu untuk mengatasi masalah itu. Akhirnya apa konkretnya? Apa yang bisa kita laksanakan secara riil, nyata, dengan demikian hasilnya bisa dirasakan oleh semua? Pertama, pada tingkat negara kita, masih kita jumpai kasus-kasus kekurangan gizi, kekurangan pangan, maka kita harus menjadikannya prioritas dan agenda. Pemerintah terus bekerja. Kita terus mengembangkan program-program prorakyat, termasuk beras untuk rakyat miskin, termasuk misalnya membebaskan kaum miskin untuk berobat kalau sakit, membebaskan kaum miskin, kalau putra-putrinya akan bersekolah, membantu saudara-saudara kita yang terkena musibah bencana, lanjut usia dan lain-lain.

5 Itu semua agar penghasilannya yang pas-pasan lebih bisa diarahkan untuk membeli beras dan membeli bahan pangan. Bayangkan kalau penghasilannya masih rendah pada komunitas yang masih miskin itu harus menanggung semua pembiayaan hidup sehariharinya. Ini adalah policy yang harus kita jalankan dan kita sukseskan. Yang kedua, bagaimanapun solusi cerdas, solusi strategis adalah meningkatkan produksi pangan, termasuk produktivitasnya. Tentu kita tidak bisa terus membuka lahan, karena ada rasio yang baik, ada urusan climate change. Oleh karena itu, di sini diperlukan bagaimana kita meningkatkan produktivitas dengan teknologi, dengan manajemen dan semuanya. Dengan demikian, output-nya akan tetap tinggi. Kita ingin dengan semangat yang baik bisa menyumbang pangan untuk dunia, setelah kita bisa mencukupi keperluan pangan di negeri ini, sesuai dengan motto dari summit ini, Feed Indonesia and Feed the World. Kalau itu bisa kita lakukan tahun-tahun mendatang, lima tahun lagi, sepuluh tahun lagi. Dengan izin Allah, saya yakin kita akan memiliki kemandirian pangan dalam arti cukup untuk rakyat kita, sekaligus bisa kita sumbangkan kepada dunia dengan perdagangan yang adil, yang membawa manfaat bagi petani kita, bagi dunia bisnis kita, dan bagi negara kita, kalau itu merupakan penerimaan negara dari perdagangan itu. Yang ketiga, untuk tanah air kita, mari kita pastikan komoditas pangan tersedia, tapi harganya juga terjangkau. Dua-duanya penting, marilah kita berkolaborasi, dunia usaha dengan pemerintah, pusat dan daerah, dan semua pihak agar sekali lagi, yang diperlukan oleh rakyat kita tersedia pangan itu. Mari kita perbaiki sistem logistik kita. Mari kita bangun infrastruktur kita, transportasi kita. Dengan demikian, setelah komoditasnya ada, didistribusikan dengan baik, harganya terjangkau, dengan demikan, tidak ada masalah lagi dengan food security kita. Stabilitas harga juga sangat penting. Oleh karena itulah, kita harus kelola bersama. Pemerintah tidak selalu bisa mengelola harga, karena itu mekanisme pasar, market mechanism. Tetapi dengan kolaborasi antara dunia usaha dengan pemerintah, insya Allah manakala secara global, ada gejolak harga, kita bisa melaksanakan stabilisasi yang baik. Dengan demikian, rakyat yang paling bawah tidak akan menderita dengan gejolak harga itu. Yang terakhir, kita terus memantau perkembangan pada tingkat global. Ternyata krisis global tahun yang hampir bisa kita atasi, muncul lagi krisis baru. Di Eropa masih belum rampung dan di banyak negara. Ini tentu tidak bisa kita bekerja sendiri-sendiri, kita harus bekerja bersama-sama. Saya senang dalam berbagai forum ASEAN, ASEAN Plus, East Asia Summit, APEC, G- 20, yang saya selalu hadir, kita terus-menerus membicarakan masalah ketahanan pangan, food security. Para pemimpin dunia menganggap kita harus bersatu benar untuk mengatasi food security ini.

6 Oleh karena itu, kalau ini terus kita jalankan secara global dan regional dan tentunya nasional, ada keseimbangan antara supply dengan demand. Tidak ada mismatch antara supply dengan demand. Dengan demikian, rakyat kita akan bisa mengkonsumsi pangan dengan harga yang terjangkau. Kita berharap juga, kalau ada perubahan policy diantara negara-negara yang melaksanakan perdagangan pangan, tentunya bisa dikoordinasikan dengan baik. Misalnya negara-negara yang selama ini mengekspor beras, manakala tiba-tiba ada perubahan policy secara internal, baik kalau ada koordinasi. Dengan demikian, semua negara tidak tiba-tiba mengalami masalah. Ini juga bagian dari kerja sama internasional, termasuk stabilisasi harga dalam kaitan itu. Inilah sebenarnya yang penting untuk kita pahami, masalah pangan ini, baik secara nasional maupun secara global. Saya sudah sampaikan empat langkah praktis untuk kita jalankan secara bersama. Dengan harapan, kalau itu bisa kita jalankan dengan kolaborasi yang bagus, maka kita akan bisa membangun kecukupan dan ketahanan pangan yang bagus. Dunia juga bisa memastikan bahwa food security yang diperlukan oleh semua bangsa itu makin diperkuat. Demikian, Saudara-saudara. Dan akhirnya dengan terlebih dahulu memohon ridho Allah SWT dan dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, Jakarta Food Security Summit 2012 dengan resmi saya nyatakan dibuka. Sekian. Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. ***** Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden