Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Transkripsi

1 SAMBUTAN SEKRETARIS BADAN KETAHANAN PANGAN PADA ACARA WORKSHOP KETAHANAN PANGAN NASIONAL 2015 Bali, 25 Juni 2014 Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Selamat sore dan salam sejahtera bagi kita semua; Yang Kami hormati: Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Bali; Kepala Biro Perencanaan atau yang mewakili dari Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian; Direktur Anggaran I, Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan; Para pejabat eselon II lingkup Badan Ketahanan Pangan; Kepala Badan/Kantor/Unit Kerja Ketahanan Pangan Provinsi seluruh Indonesia; Hadirin dan para undangan yang berbahagia. 1

2 Pertama-tama, marilah kita memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga pada sore hari ini kita dapat berkumpul untuk melaksanakan pertemuan yang sangat penting dalam rangka perencanaan Ketahanan Pangan ke depan. Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian Nasional (Musrenbangtannas) Tahun 2014 yang telah dilaksanakan pada tanggal 13 Mei 2014 di Auditorium Kementerian Pertanian yang sebelumnya diawali dengan Pra Musrenbangtannas pada tanggal 7-9 Mei 2014 di Bogor. Kegiatan ini dilaksanakan dalam upaya meningkatkan pemahaman, menyamakan persepsi dan menyusun kegiatan dan anggaran ketahanan pangan tahun 2015 yang dituangkan dalam format RKAKL yang biasa dilakukan setiap tahun. Undang undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan telah mengamanatkan bahwa negara berkewajiban mewujudkan ketersediaan, keterjangkauan, dan pemenuhan konsumsi pangan yang cukup, aman, bermutu, dan bergizi seimbang, baik pada tingkat nasional maupun daerah hingga perseorangan secara merata di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sepanjang waktu dengan memanfaatkan sumber daya, kelembagaan, dan budaya lokal. Oleh karena itu, ketahanan pangan mutlak harus dapat dicapai untuk kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. 2

3 Pencapaian Ketahanan Pangan dilakukan dengan berlandaskan pada Kemandirian Pangan dan Kedaulatan Pangan. Kemandirian pangan diartikan bahwa pangan yang beraneka ragam harus dapat dipenuhi dari kemampuan dalam negeri dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam, manusia, sosial, ekonomi, dan kearifan lokal secara bermartabat. Sedangkan kedaulatan pangan menekankan hak negara dan bangsa yang secara mandiri menentukan kebijakan Pangan yang menjamin hak atas Pangan bagi rakyat dan yang memberikan hak bagi masyarakat untuk menentukan sistem Pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya lokal. Implementasi kebijakan dan program pembangunan ketahanan pangan dilaksanakan dengan memperhatikan subsistem ketahanan pangan, yang mencakup: (1) Sub -sistem ketersediaan pangan; (2) Sub -sistem keterjangkauan pangan; serta (3) Sub-sistem konsumsi pangan dan gizi. Dengan demikian, kebijakan dan program pembangunan ketahanan pangan diarahkan untuk mengusahakan pencapaian ketahanan pangan bagi negara hingga tingkat perseorangan dengan berlandaskan pada kemandirian dan kedaulatan pangan. Tahun 2015 merupakan tahun yang sangat penting dalam pembangunan nasional karena merupakan tahun awal pelaksanaan RPJMN Sesuai dengan arah kebijakan pembangunan pertanian , telah ditetapkan bahwa peningkatan ketahanan pangan merupakan program utama yang 3

4 harus dicapai dalam siklus pembangunan lima tahunan tersebut. Tahun ini akan menjadi cukup berat karena merupakan tahun awal dalam pencapaian target target pembangunan pertanian termasuk target peningkatan diversifikasi pangan, yang berdasarkan hasil evaluasi tahun-tahun sebelumnya, masih belum sepenuhnya tercapai dengan optimal. Sasaran indikator kinerja ketahanan pangan tahun 2015, adalah : (1) pencapaian skor pola pangan harapan sebesar 82,9; (2) konsumsi energi sebesar kkal/kap/hari; (3) konsumsi protein sebesar 56,1 gr/kap/hari; (4) stabilnya harga pangan (gabah/beras) di tingkat produsen dengan referensi harga pembelian pemerintah (HPP); dan (5) stabilnya harga pangan pokok (beras) di tingkat konsumen dengan tingkat keragaman variasi kurang dari 10%. Pencapaian target tersebut jelas tidak dapat hanya dilakukan oleh Badan Ketahanan Pangan, melainkan merupakan hasil dari berbagai kegiatan instansi terkait, antar eselon 1 lingkup Kementerian Pertanian maupun antar sektor terkait pangan dan gizi, antara lain: Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Kesehatan, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Dalam Negeri, maupun Kementerian Sosial. Oleh karena itu, peran Dewan Ketahanan Pangan baik di pusat maupun provinsi/kabupaten/kota, sangat strategis dalam mengkoordinasikan untuk menyinergikan pemanfaatan sumber daya yang ada guna mewujudkan kedaulatan, kemandirian dan ketahanan pangan. 4

5 Dari hasil kajian Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA)/Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan kerja sama BKP dengan World Food Program (WFP) yang membandingkan FSVA 2013 dengan FSVA 2009, diketahui bahwa secara keseluruhan situasi ketahanan pangan dan gizi di Indonesia dalam lima tahun terakhir mengalami peningkatan. Hal ini terlihat pada beberapa indikator mengenai ketersediaan pangan, penurunan angka kemiskinan, perbaikan akses listrik, peningkatan akses air bersih, peningkatan sarana kesehatan, penurunan jumlah perempuan buta huruf, peningkatan angka harapan hidup balita, dan penurunan angka balita stunting. Perkembangan Pola Pangan Harapan tahun 2013 mengalami peningkatan dibandingkan tahun Untuk tahun 2013, perhitungan angka PPH telah menyesuaikan dengan data konsumsi ikan dari publikasi Kementerian Kelautan dan Perikanan serta perubahan dengan pendekatan pengeluaran sayur dan buah. Berdasarkan hasil penyesuaian tersebut, PPH Indonesia pada tahun 2013 sebesar 88,9. Walaupun ada peningkatan, namun masih belum mencapai target PPH menurut Peraturan Presiden (Perpres) nomor 22 Tahun 2009 dan Renstra BKP yaitu 91,5. Sejalan dengan skor pola pangan harapan, indikator penurunan konsumsi beras menunjukkan kondisi yang semakin baik dan mencapai target 1,5 persen per tahun. Berdasarkan data BPS, pada tahun 2012 konsumsi per kapita turun sebesar 5,06 5

6 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan untuk tahun 2013 angka rata rata konsumsi beras per kapita sebesar 97,36 kg. Angka ini menunjukkan penurunan konsumsi beras nasional sebesar 0,30 kg/kapita atau 0,31% dibandingkan tahun Untuk indikator keempat dan kelima yang terkait dengan stabilitas harga gabah dan beras, berdasarkan data tahun 2013, kondisinya sangat menggembirakan di mana harga gabah, baik GKG maupun GKP sudah di atas HPP, dan CV beras di tingkat konsumen di bawah 10 persen. Pencapaian indikator kinerja tersebut sangat dipengaruhi oleh perubahan pola konsumsi pangan penduduk terutama untuk konsumsi pangan sumber protein, vitamin dan mineral serta karbohidrat. Peningkatan konsumsi pangan hewani, kacangkacangan, dan sayur dan buah sangat mempengaruhi pola pangan harapan, sedangkan peningkatan konsumsi kelompok padi-padian terutama terigu berdampak pada penurunan konsumsi beras. Untuk mencapai target Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat tahun 2015, kegiatan utama yang dilaksanakan pada Badan Ketahanan Pangan menerapkan desain program/kegiatan yang baru yaitu LUPM (sebelumnya LDPM), Desa Mandiri Pangan menjadi Kawasan Mandiri Pangan, sedangkan KRPL mengalami penyesuaian besarnya bansos dan waktu pelaksanaannya. Sasaran kegiatan ketahanan pangan tahun 2015 meliputi : (1) Kegiatan KRPL, lanjutan sebanyak

7 desa dan pengembangan desa baru sebanyak desa; (2) LDPM, lanjutan sebanyak 38 Gapoktan dan LUPM baru sebanyak 153 Gapoktan; (3) Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) tahap kemandirian 85 unit dan tahap pengembangan unit; dan (4) Pengembangan Kawasan Mandiri Pangan di Kawasan Perbatasan, Kepulauan, dan Papua-Papua Barat sebanyak 107 kawasan, dan 42 kawasan dengan desain baru. Pengalokasian anggaran untuk pencapaian sasaran ini sebesar Rp. 582,38 Milyar. Anggaran ini meningkat sebesar 10,05 % dari anggaran tahun 2014 sebelum pemotongan, akan tetapi peningkatan terjadi pada pagu Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN) dan perbedaan kurs rupiah. Namun demikian, kita harus dapat memanfaatkan anggaran ini semaksimal mungkin untuk pencapaian target ketahanan pangan tahun Pada tahun 2014 ini, kita dihadapkan pada pemotongan anggaran 2014 dalam rangka menjaga defisit anggaran tetap di level 2,5% terhadap APBN yang mengharuskan revisi anggaran baik di pusat maupun di daerah. Berdasarkan Inpres No. 4 Tahun 2014 dan Surat Edaran Sekretaris Kabinet Republik Indonesia nomor SE-7/Seskab/V/2014 tanggal 19 Mei 2014, total anggaran belanja Kementerian Pertanian sebesar Rp 4,4 Trilyun. Namun demikian, sesuai dengan surat Menteri Keuangan Nomor : S- 347/MK.02/2014 terjadi penurunan pemotongan anggaran Kementerian Pertanian menjadi Rp 1,9 Trilyun, sehingga berdampak pada pemotongan anggaran BKP menjadi Rp 70,64 7

8 Milyar atau sebesar 13,35 persen. Saat ini DIPA Revisi Tahun 2014 pasca pemotongan tersebut sedang diproses oleh Direktorat Jenderal Anggaran (DJA), Kementerian Keuangan. Secara nasional, sampai dengan tanggal 20 Juni 2014, realisasi anggaran lingkup Badan Ketahanan Pangan Tahun 2014 baru mencapai 18,89 persen terhadap pagu awal (Rp 529,18 Milyar) atau sebesar 19,83 persen terhadap pagu akhir pasca pemotongan (Rp.458,54 Milyar). Sehubungan dengan hal tersebut, seluruh instansi/satker pelaksana kegiatan ketahanan pangan di daerah agar dapat memanfaatkan sisa waktu yang tersedia seoptimal mungkin untuk melakukan penyerapan anggaran tahun 2014, namun dengan tetap memperhatikan rambu-rambu sebagaimana tertuang dalam Pedoman Umum, Pedoman Pelaksanaan dan peraturan pengelolaan anggaran, sehingga pencapaian target menjadi lebih efisien dan berkualitas. Melalui Workshop Perencanaan Ketahanan Pangan Nasional Tahun 2015, saya mengharapkan agar dihasilkan suatu rancangan kegiatan dan anggaran yang dapat diterapkan di lapangan yang mendukung pencapaian indikator kinerja ketahanan pangan. Mengakhiri sambutan ini, marilah kita melaksanakan dan manfaatkan kegiatan seefektif dan seefisien mungkin untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 8

9 Dengan mengucapkan Bismillahirohmanirohim, pertemuan Workshop Perencanaan Ketahanan Pangan Nasional Tahun 2015 secara resmi saya buka. Wassalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Sekretaris Badan Ketahanan Pangan, Dr. Ir. Mei Rochjat Darmawiredja, MEd 9