KONDISI FISIK DAN STRUKTUR TUBUH ATLET SEPAKBOLA USIA 18 TAHUN PSM MAKASSAR. Ilham Kamaruddin

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KONDISI FISIK DAN STRUKTUR TUBUH ATLET SEPAKBOLA USIA 18 TAHUN PSM MAKASSAR. Ilham Kamaruddin"

Transkripsi

1 Kamaruddin, Kondisi Fisik dan Struktur Tubuh Atlet Sepakbola Usia 8 Tahun PSM Makassar 8 KONDISI FISIK DAN STRUKTUR TUBUH ATLET SEPAKBOLA USIA 8 TAHUN PSM MAKASSAR Ilham Kamaruddin Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FIK Universitas Negeri Makassar Jln. Wijaya Kusuma Raya No., Kampus Banta-bantaeng Kode Pos 9, Tlp. () 876 Abstract: Kondisi Fisik dan Struktur Tubuh Atlet Sepakbola Usia 8 Tahun PSM Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi fisik dari aspek kecepatan, kekuatan, kelincahan, daya tahan, kelentukan, daya ledak, tinggi badan, berat badan, panjang tungkai Makassar. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian yang bersifat deskriptif dengan populasi dan sampel adalah seluruh pemain PSM usia 8 tahun orang, Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan rancangan analisis deskriptif dengan cara mengklasifikasikan data yang ada, kemudian dilanjutkan dengan analisis pada perhitungan secara statistik. Data yang diperoleh melalui instrument tes penelitian dianalisis dengan statistik dengan menggunakan program SPSS versi.. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (). Kondisi fisik aspek kecepatan Pemain sepakbola usia 8 tahun PSM Makassar di kategorikan baik sekali. (). Kondisi fisik aspek kekuatan Pemain sepakbola usia 8 tahun PSM Makassar ternyata dikategorikan kurang. (). Kondisi fisik aspek kelincahan pemain berada pada kategori baik. (). Kondisi fisik aspek daya tahan umum pemain sepakbola usia 8 tahun PSM Makassar berada pada kategori cukup. (). Kondisi fisik aspek kelentukan Pemain sepakbola usia 8 tahun PSM Makassar, bahwa dari jumlah sampel memiliki kelentukan yang berada pada ketegori kurang. (6). Kondisi fisik aspek daya ledak tungkai pemain sepakbola usia 8 tahun PSM Makassar berada pada kategori baik. (7). Kondisi fisik aspek tinggi badan Makassar diperoleh nilai rata-rata 6,6 centimeter dengan nilai tinggi badan yang terendah sebesar 7 centimeter dan nilai tertinggi 78 centimeter. (8). Kondisi fisik aspek panjang tungkai pemain sepakbola usia 8 tahun PSM Makassar diperoleh nilai rata-rata 98,9, panjang tungkai yang terendah sebesar 9 centimeter dan nilai tertinggi centimeter. (9). Kondisi fisik aspek berat badan Makassar diperoleh nilai rata-rata sebesar 7,8 kilogram. Kata kunci: kondisi fisik, struktur tubuh, sepakbola. Peranan Olahraga sebagai karya cipta manusia merupakan suatu bentuk aktivitas fisik yang memiliki dimensi kompleks. Adapun bentuknya berkaitan erat dengan perilaku manusia, yang tinjauannya pun akan menjadi lebih luas dan dalam Hal ini disebabkan manusia memiliki lingkungan. Disamping itu, kajian tentang olahraga mengikuti perkembangan keberadaan manusia. Pencapaian prestasi olahraga juga tidak terlepas dari individu atlet itu sendiri, walaupun kita mempunyai peralatan yang canggih, pelatih yang bermutu, sistem yang baik tetapi tanpa adanya kemauan dari atlet itu sendiri, mustahil akan dapat mencapai prestasi yang baik. Olahraga memang kompleks permasalahnnya melibatkan banyak hal dalam penanganannya. Penanganan secara ilmiah dan terpadu merupakan hal yang harus dilakukan bila ingin mendapatkan prestasi yang tinggi. Pembangunan olahraga sedini mungkin, melalui pembinaan dan pengembangan olahraga bagi generasi muda, karena pada periode tersebut merupakan periode yang amat potensial guna memungkingkan pembinaan prestasi setinggi mungkin. Pembinaan dan pengembangan olahraga haruslah dilakukan secara konsisten, berkesinambungan, mendasar, sistematis, efisien dan terpadu. Makassar merupakan pusat pembinaan dan pengembangan olahraga di Sulawesi Selatan dengan demikian prestasi yang diharapkan pada kejuaraan-kejuaraan baik kejuaraan nasional maupaun kejuaraan internasional adalah pencapaian puncak prestasi yang maksimal dan membanggakan 8

2 8 Jurnal ILARA, Kamaruddin, Volume I I, Nomor Kondisi Fisik, Juli dan, Struktur hlm. Tubuh 8 Atlet 9 Sepakbola Usia 8 Tahun PSM Makassar 8 Pemain sepakbola usia 8 tahun PSM Makassar yang mengikuti yang mengikuti berbagi turnamen adalah atlet yang memiliki kemampuan yang dapat diandalkan. Pemusatan latihan yang dilakukan oleh Klub PSM Makassar, telah memberikan kemampuan atlet untuk lebih optimal dalam pencapaian prestasi di turnamen yang ada. Namun hasil yang diperlihatkan belum memuaskan Selama ini ada banyak hal yang harus dibenahi dalam pemain sepak bola usia 8 tahun PSM Makassar. Menjadi seorang pemain sepak bola harus mampu melakukan pergerakanpergerakan penguasaan lapangan selama kali menit. Hal ini bertujuan agar dapat menutupi pergerakan lawan dalam menggiring bola kedaerah pertahanan. Hal ini dapat tercapai jika seorang pemain memiliki kondisi fisik yang baik, tanpa kondisi fisik yang baik maka mustahil pergerakan pemain yang agresif selama kali menit dapat tercapai. Fakta yang terjadi dilapangan adalah kondisi fisik pemain sepak bola usia 8 tahun PSM Makassar umumnya masih kurang, ini dapat dilihat pada mobilitas pemain dalam melakukan pergerakan tanpa bola maupun pergerakan pada saat ada bola masih sangat terbatas. Padahal sebagai seorang pemain sepak bola yang handal pada usia 8 tahun harus memiliki kondisi fisik yang baik untuk melakukan pergerakan tanpa bola maupun pergerakan dengan ada bola. Selain itu, pemain PSM usia 8 tahun pada tahun 8 saat menghadapi sebuah kompetisi, hampir disetiap pertandingan kebanyakan pemain tidak mampu untuk bermain secara terampil selama kali menit, mereka hanya bermain secara agresif pada babak pertama, pada babak kedua pemain terlihat sudah sangat kelelahanbahkan tak mampu lagi memperlihatkan keterampilan dalam mengolah dan memainkan bola. Bahkan tidak banyak dari mereka yang memberikan tanda kepada pelatih untuk segera diganti karena sudah tidak mampu lagi bermain. Ini mengindikasikan bahwa kondisi fisik pemain masih jauh dari apa yang diharapkan. Fakta lain yang terjadi pada tahun 9 adalah kekalahan yang dialami ketika bertanding melawan Sulawesi Utara, Manado. Jika dilihat dari faktor teknik pemain PSM usia 8 tahun masih diatas dari Manado, namun teknik sukar diaplikasikan jika tidak ditunjang dengan kondisi fisik yang baik. Ini terlihat dari beberapa pemain memberikan kode kepada pelatih untuk segera diganti akibat karm pada otot padahal pertandingan baru babak pertama. Dengan kondisi seperti ini PSM usia 8 tahun kurang mampu berbicara banyak dikanca persepakbolaan nasional kita, sebab pemain tidak akan mampu menampilkan dan mempertahankan permainan dengan teknik tingkat tinggi tanpa didukung dengan kondisi fisik yang baik. Inilah yang menjadi masalah dalam pembinaan pemain sepak bola usia 8 tahun PSM Makassar. Pelatih harus lebih memperhatikan kondisi fisik atletnya jika menghendaki pergerakan yang aktif dan keterampilan bermain dilapangan ketika pertandingan. Berdasarkan fenomena yang telah diuraikan sebelumnya maka perlu kiranya diadakan suatu analisis tentang kondisi fisik pemain sepakbola usia 8 tahun PSM Makassar, sehingga hasilnya nanti dapat dijadikan acuan dalam latihan untuk lebih meningkatkan prestainya. Permainan Sepak bola merupakan permainan yang memiliki gerakan-gerakan yang dinamis serta memiliki kondisi fisik yang baik seperti kekuatan, kecepatan, kelincahan, daya tahan, kelentukan, ketepatan, power, reaksi, dan koordinasi, dimana seorang pemain dituntut harus dapat melakukan gerakan yang cepat seperti: melompat, berlari, melangkah arah depan belakang, lari dengan dribell yang cepat, menggiring bola dengan melewati lawan,dan masih banyak lagi gerakan gerakan dasar permainan sepak bola yang dituntut untuk mampu menggunakan kondisi fisik yang prima,sepak bola juga memerlukan pemantapan kondisi lokomotor untuk mendapatkan ketahanan otot. Bahkan sangat perlu pemantapan kondisi jantung dan pernafasan, kelentukan dan relaksasi dinamis.latihan fisik yang dilakukan secara teratur dapat meningkatkan kesegaran jasmani yang optimal. Unsur yang paling penting pada kebugaran jasmani adalah daya tahan Kardiorespirasi. Komsumsi Oksigen Maximal (Vo max) Dipakai sebagai derajat parameter kebugaran jasmani yang

3 Kamaruddin, Kondisi Fisik dan Struktur Tubuh Atlet Sepakbola Usia 8 Tahun PSM Makassar 8 menopang terciptanya koordinasi gerak lain yang diperlukan pada spesifikasi, dalam cabang olahraga sepak bola seperti; kecepatan, kelentukan, keakuratan, kelincahan, dan power. Latihan perlu diterapkan dengan memperhatikan faktor usia karena pola latihan yang melebihi dosis kemampuan otot akan berpengaruh terhadap perkembangan fisik seseorang. Kemampuan fisik atlit sepak bola memegang peranan yang sangat penting dalam program kegiatan latihan. Guna mencapai hasil peak performance yang maksimal. Kemampuan fisik ditujukan untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kemampuan fungsional dari sistem tubuh sehingga dengan memungkinkan pemain bola untuk mencapai prestasi yang lebih baik dalam bertanding. Marrow (997:) mengatakan bahwa kalau kondisi fisik baik, maka: (). Akan ada peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan Kerja jantung. (). Akan ada peningkatan kekuatan, kelentukan, stamina, kecepetan dan lain-lain. (). Akan ada gerak motorik yang lebih baik pada waktu latihan (). Akan ada pemulihan yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh setelah latihan. (). Akan ada respon yang cepat dari organisme tubuh kita apabila sewaktuwaktu respon demikian diperlukan. Karateristik olahraga Sepak bola adala setiap pemain memerlukan prosentase sistem energi utama yaitu ATP-PC dan LA sebesar 6%, LA dan O sebesar % serta % untuk O (Foss dan Keteyian.998). Untuk melatih pemain bola terutama dalam meningkatkan kapasitas aerobik maskimal yang pada nantinya dapat menopang terciptanya koordinasi gerak lain yang diperlukan pada spesifikasi dalam cabang olahraga bola seperti; kecepatan, kelentukan, keakuratan, daya tahan,kekuatan kelincahan, power, adalah dengan penerapan pelatihan program latihan kearah peningkatan prestasi olahraga, khususnya sepakbola yang sangat perlu diperhatikan adalah menyangkut potensi tubuh atau fisik yang meliputi: keseimbangan (balance), kecepatan, kelincahan (agility), kekuatan (power), kelentukan (flexibility), dan daya tahan (endurance). Hal ini adalah merupakan kondisi fisik yang dapat menunjang pencapaian prestasi seseorang pada saat bermain.karena itu perlu dijaga agar pemain selalu tetap dalam kondisi yang prima. Berdasarkan pendapat tersebut diatas, dapat dikatakan bahwa seorang pemain sepak bola tidak dapat bermain sampai kepuncak prestasi,bila tidak ditunjang oleh kompenen kondisi fisik dan tehnik yang yang baik. Selain kondisi fisik, masih adalagi hal yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan prestasi pemain sepak bola usia 8 tahun PSM Makassar. Salah satunya adalah struktur tubuh. Struktur tubuh ini sangat mempengaruhi kondisi fisik yang terjadi. Sebagai contoh seseorang yang berat badannya berlebih akan mengalami kesulitan dalam berlari, menggiring bola, melompat maupun dalam mengubah arah secara tiba-tiba ketika menghalangi pergerakan lawan. Begitupun dengan tinggi badan, juga mempengaruhi dalam pelaksanaan teknik bermain dilapangan, seperti pada saat berebut bola diudara, pemain yang memilki postur tubuh yang tinggi akan lebih mudah melakukan sundulan terlebih dahulu, dibandingkan dengan pemain yang memilki postur tubuh yang pendek. Sehingga dengan kondisi seperti ini postur tubuh yang tinggi sangat diprioritaskan ketika dilakukan seleksi pemain yang akan dibina menjadi pemainpemain handal. Begitupun dengan panjang tungkai, pemain yang panjang tungkainya akan dapat menjangkau bola dengan mudah, atau jangkauan kakinya panjang, sehingga dalam berebut bola mereka lebih dominan dari pada yang pendek kakinya. Bertolak dari penjerlasan dan uraian yang ada dalam latarbelakang masalah ini, mengingat pentingnya kondisi fisik dan struktur tubuh dalam permainan sepak bola maka peneliti merasa tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang kondisi fisik dan struktur tubuh atlet sepakbola usia 8 tahun PSM Makassar. METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala

4 8 Jurnal ILARA, Kamaruddin, Volume I I, Nomor Kondisi Fisik, Juli dan, Struktur hlm. Tubuh 8 Atlet 9 Sepakbola Usia 8 Tahun PSM Makassar 8 menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di lapangan Karebosi. Dalam penelitian ini menggunakan pengukuran kuantitatif dengan variable yang diselidiki terdiri atas: Variabel bebas yaitu: Kondisi fisik (Kekuatan, kecepatan, kelincahan, kelentukan). Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah atlet sepakbola usia 8 tahun PSM Makassar. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh atlet sepakbola usia 8 tahun PSM Makassar yang berjumlah orang dan sampel pemain PSM usia 8 tahun orang, maka semua populasi sekaligus dijadikan sampel dalam penelitian ini. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (). Tes Kecepatan dengan menggunakan tes lari (sprinting speed) cepat yards. (). Tes kekuatan dengan menggunakan leg dynamometer test. (). Tes kelincahan dengan menggunakan Tes Lari zig-zag (Zig-zag Run Test). (). Tes Daya tahan dengan menggunakan tes bleep tes. (). Tes kelentukan dengan menggunakan tes (Flexometer Test) (6). Tes daya ledak dengan menggunakan tes vertical jump (7). Tes tinggi badan dengan menggunakan meteran dalam centimeter (8). Tes berat badan dengan menggunakan timbangan berat badan (9). Tes panjang tungkai dengan menggunakan meteran dalam satuan centimeter. Dalam penelitian ini penulis menggunakan rancangan analisis deskriptif dengan cara mengklasifikasikan data yang ada, kemudian dilanjutkan dengan analisis pada perhitungan secara statistik. Data yang diperoleh melalui instrument tes penelitian dianalisis dengan statistik dengan menggunakan program SPSS versi.. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Data hasil penelitian yang diperoleh yaitu data kondisi fisik Pemain sepakbola usia 8 tahun PSM Makassar. Data kondisi fisik mencakup data kekuatan, kecepatan, kelincahan, daya tahan, kelentukan, daya ledak, tinggi badan, berat badan dan panjang tungkai. No Kondisi Fisik N Mean Std. Deviasi Minimum Maximum Kecepatan Kekuatan, Kelincahan 6,.. 7. Kelentukan 8,.67.. Daya Ledak, Daya Tahan, Berat Badan 7, Tinggi Badan 6, Panjang tungkai 98,9 6,9 9., Sumber: Hasil Pengolahan data Hasil penelitian tes kondisi fisik Makassar yang diperoleh terdiri tes kekuatan, kecepatan, kelincahan, daya tahan, kelentukan, daya ledak, tinggi badan, berat badan dan panjang tungkai. Hasil deskriptif data kekuatan otot tungkai Makassar diperoleh nilai rata-rata sebesar,6 kilogram dari sampel, kemudian diperoleh standar deviasi sebesar,7 kilogram dengan nilai kekuatan otot tungkai yang terendah sebesar kilogram dan nilai tertinggi 9 kilogram. Hasil deskriptif data kecepatan lari yard Makassar diperoleh nilai rata-rata 6,8

5 Kamaruddin, Kondisi Fisik dan Struktur Tubuh Atlet Sepakbola Usia 8 Tahun PSM Makassar 8 detik dari sampel, kemudian diperoleh standar deviasi sebesar,7 detik dengan nilai kecepatan lari yard yang terendah sebesar 7,8 detik dan nilai tertinggi 6,6 detik. Hasil deskriptif data kelincahan Makassar diperoleh nilai rata-rata 6, detik dari sampel, kemudian diperoleh standar deviasi sebesar, detik dengan nilai kecepatan lari yard yang terendah sebesar 7, detik dan nilai tertinggi, detik. Hasil deskriptif data kelentukan Makassar diperoleh nilai rata-rata 8, centimeter dari sampel, kemudian diperoleh standar deviasi sebesar,67 centimeter dengan nilai kelentukan yang terendah sebesar centimeter dan nilai tertinggi centimeter. Hasil deskriptif data daya ledak tungkai pemain sepakbola usia 8 tahun PSM Makassar diperoleh nilai rata-rata,8 centimeter dari sampel, kemudian diperoleh standar deviasi sebesar,7 centimeter dengan nilai daya ledak tungkai yang terendah sebesar centimeter dan nilai tertinggi 6 centimeter. Hasil deskriptif data daya tahan umum pemain sepakbola usia 8 tahun PSM Makassar diperoleh nilai rata-rata, dari sampel, kemudian diperoleh standar deviasi sebesar, dengan nilai daya tahan umum yang terendah sebesar 7,8 dan nilai tertinggi 7,. Hasil deskriptif data berat badan pemain sepakbola usia 8 tahun PSM Makassar diperoleh nilai rata-rata sebesar 7,8 kilogram dari sampel, kemudian diperoleh standar deviasi sebesar, kilogram dengan nilai berat badan yang terendah sebesar kilogram dan nilai tertinggi 8 kilogram. Hasil deskriptif data tinggi badan pemain sepakbola usia 8 tahun PSM Makassar diperoleh nilai ratarata 6,6 centimeter dari sampel, kemudian diperoleh standar deviasi sebesar, centimeter dengan nilai tinggi badan yang terendah sebesar 7 centimeter dan nilai tertinggi 78 centimeter. Hasil deskriptif data panjang tungkai pemain sepakbola usia 8 tahun PSM Makassar diperoleh nilai rata-rata 98,9 centimeter dari sampel, kemudian diperoleh standar deviasi sebesar 6,9 centimeter dengan nilai panjang tungkai yang terendah sebesar 9 centimeter dan nilai tertinggi centimeter. Gambaran persentasi frekuensi hasil penelitian tes kondisi fisik mencakup data kekuatan, kecepatan, kelincahan, daya tahan, kelentukan, daya ledak Pemain sepakbola usia 8 tahun PSM Makassar. - > ,, 6 6 Jumlah Sumber: Hasil data Hasil penelitian tes kondisi fisik aspek kekuatan otot tungkai Pemain sepakbola usia 8 tahun PSM Makassar, nampak bahwa dari jumlah sampel memiliki kekuatan otot tungkai yang berada pada ketegori sempurna, baik sekali dan baik, sedangkan yang memiliki klasifikasikan cukup sebanyak 9 orang (6%), dan pemain yang kekuatan otot tungkainya berada pada klasifikasi kurang sebanyak 6 orang (6%),. Dengan demikian, secara umum dapat dikatakan bahwa hasil tes kondisi fisik aspek kekuatan otot tungkai Pemain sepakbola usia 8 tahun PSM Makassar berada pada kategori kurang dengan hasil rata-rata,6 kilogram (hasil deskriptif data). Tentang hasil penelitian tes kondisi fisik aspek kecepatan lari yard Pemain sepakbola usia 8 tahun PSM Makassar, nampak bahwa dari jumlah sampel memiliki kecepatan lari yard yang berada pada ketegori sempurna, baik sekali dan kurang, sedangkan yang memiliki

6 86 Jurnal ILARA, Kamaruddin, Volume I I, Nomor Kondisi Fisik, Juli dan, Struktur hlm. Tubuh 8 Atlet 9 Sepakbola Usia 8 Tahun PSM Makassar 86 klasifikasikan cukup sebanyak orang (%), dan pemain yang kecepatan lari yard-nya berada pada klasifikasi baik sebanyak orang (8%), >,6,8,7 6,8,7 7,9 6,9 9-8,, 8 Jumlah Sumber: Hasil data Dengan demikian, secara umum dapat dikatakan bahwa hasil tes kondisi fisik aspek kecepatan lari yard Pemain sepakbola usia 8 tahun PSM Makassar berada pada kategori baik dengan hasil rata-rata 6,8 detik (hasil deskriptif data). <, 6,6 6,6 6, 7, 6,7 7,7 7,, Jumlah Sumber: Hasil data Tentang hasil penelitian tes kondisi fisik aspek kelincahan Pemain sepakbola usia 8 tahun PSM Makassar, nampak bahwa dari jumlah sampel ternyata tidak terdapat pemain yang memiliki kelincahan yang berada pada ketegori sempurna, sedangkan yang memiliki kelincahan klasifikasikan baik sekali sebanyak pemain (%), yang berada pada kategori baik sebanyak pemain (%), kelincahan yang berda pada kategori cukup sebanyak orang (%), dan pemain yang kelincahannya berada pada klasifikasi kurang sebanyak orang (%),. Dengan demikian, secara umum dapat dikatakan bahwa hasil tes kondisi fisik aspek kelincahan Pemain sepakbola usia 8 tahun PSM Makassar berada pada kategori baik dengan hasil rata-rata 6, detik (hasil deskriptif data). Tentang hasil penelitian tes kondisi fisik aspek kelentukan Pemain sepakbola usia 8 tahun PSM Makassar, nampak bahwa dari jumlah sampel memiliki kelentukan yang berada pada ketegori kurang, sedangkan yang memiliki kelentukan klasifikasikan sempurna sebanyak pemain (8%), yang berada pada kategori baik sekali sebanyak pemain (6%), kelentukan yang berada pada kategori baik sebanyak 8 orang (%), dan pemain yang kelentukannya berada pada klasifikasi cukup sebanyak orang (%),. Dengan demikian, secara umum dapat dikatakan bahwa hasil tes kondisi fisik aspek kelentukan Pemain sepakbola usia 8 tahun PSM Makassar berada pada kategori baik sekali dengan hasil rata-rata 8, centimeter (hasil deskriptif data). > Jumlah Sumber: Hasil data

7 Kamaruddin, Kondisi Fisik dan Struktur Tubuh Atlet Sepakbola Usia 8 Tahun PSM Makassar 87 Tentang hasil penelitian tes kondisi fisik aspek daya ledak tungkai Pemain sepakbola usia 8 tahun PSM Makassar, nampak bahwa dari jumlah sampel memiliki daya ledak tungkai yang berada pada ketegori sempurna dan baik sekali, sedangkan yang memiliki daya ledak tungkai klasifikasikan baik sebanyak 6 pemain (6%), yang berada pada kategori cukup sebanyak 6 pemain (%), daya ledak tungkai yang berada pada kategori kurang sebanyak orang (%). Dengan demikian, secara umum dapat dikatakan bahwa hasil tes kondisi fisik aspek daya ledak tungkai Pemain sepakbola usia 8 tahun PSM Makassar berada pada kategori baik dengan hasil rata-rata,8 centimeter (hasil deskriptif data). > Jumlah Sumber: Hasil data > Jumlah Sumber: Hasil data Tentang hasil penelitian tes kondisi fisik aspek daya ledak tungkai Pemain sepakbola usia 8 tahun PSM Makassar, nampak bahwa dari jumlah sampel memiliki daya ledak tungkai yang berada pada ketegori sempurna dan baik sekali, sedangkan yang memiliki daya ledak tungkai klasifikasikan baik sebanyak 6 pemain (6%), yang berada pada kategori cukup sebanyak 6 pemain (%), daya ledak tungkai yang berada pada kategori kurang sebanyak orang (%). Dengan demikian, secara umum dapat dikatakan bahwa hasil tes kondisi fisik aspek daya ledak tungkai Pemain sepakbola usia 8 tahun PSM Makassar berada pada kategori baik dengan hasil rata-rata,8 centimeter (hasil deskriptif data). >7 6, 7,9 7, 6,6,6 6,8,,9 96 Jumlah Sumber: Hasil data Tentang hasil penelitian tes kondisi fisik aspek daya tahan Pemain sepakbola usia 8 tahun PSM Makassar, nampak bahwa dari jumlah sampel ternyata tidak terdapat pemain yang memiliki daya tahan yang berada pada ketegori sempurna, baik sekali dan kurang, sedangkan yang memiliki daya tahan yang diklasifikasikan baik sebanyak pemain (%), dan yang berada pada kategori cukup sebanyak pemain (96%). Dengan demikian, secara umum dapat dikatakan bahwa hasil tes kondisi fisik aspek daya tahan Pemain

8 88 Jurnal ILARA, Kamaruddin, Volume I I, Nomor Kondisi Fisik, Juli dan, Struktur hlm. Tubuh 8 Atlet 9 Sepakbola Usia 8 Tahun PSM Makassar 88 sepakbola usia 8 tahun PSM Makassar berada pada kategori cukup dengan hasil rata-rata, (hasil deskriptif data). Pembahasan Dari hasil rata-rata yang diperoleh tentang kondisi fisik aspek kekuatan Pemain sepakbola usia 8 tahun PSM Makassar ternyata dikategorikan kurang. Dari jumlah pemain, sebanyak 6 pemain yang memiliki kekuatan otot tungkai yang berada pada kategori kurang. Hal ini disebabkan kurangnya kesadaran pemain dalam mempertahankan kondisi fisiknya jika tidak dikontrol oleh pelatih. Kesadaran dalam menambah porsi latihan masih kurang terutama dalam meningkatkan kekuatan otot tungkai. Kebanyakan hanya didapatkan dan dilakukan pada saat latihan bersama dilapangan. Padahal, kekuatan otot tungkai sangat mempengaruhi kualitas dalam bermain sepakbola. Shooting bola tidak akan dapat meraih hasil yang maksimal jika kekuatan otot tungkainya kurang dan lompatan yang tinggi dalam melakukan heading sudah tidak lagi dapat terlaksana dengan maksimal, ini karena kurangnya kekuatan otot tungkai yang dimiliki oleh pemain. Kekuatan otot tungkai tidak hanya berpengaruh pada saat shooting bola dan heading bola, tetapi juga pada saat berlari, passing maupun saat dribling bola. Kondisi fisik kekuatan merupakan hal yang sangat penting karena kekuatan adalah dasar untuk mengembangkan unsur fisik yang lain seperti; kecepatan, kelentukan, daya ledak dan keseimbangan. Razak (99:7) mengemukakan bahwa: Kekuatan otot adalah jumlah maksimum dari force yang dikerahkan oleh sekelompok otot. Dengan demikian untuk melakukan suatu aktivitas fisik yang memadai, kekuatan merupakan hal yang amat penting, sebab mampu tidaknya seseorang dalam menjalankan kegiatan khususnya cabang olahraga sepakbola tergantung dari kemampuan fisik yang dimilikinya. Dari hasil rata-rata yang diperoleh tentang kondisi fisik kecepatan Pemain sepakbola usia 8 tahun PSM Makassar di kategorikan baik sekali. Akan tetapi dari gambaran umum pengklasifikasian kondisi fisik kecepatan lari.7 M yang dimiliki Pemain sepakbola usia 8 tahun PSM Makassar di kategorikan baik, Kategori baik yang diperoleh berdasarkan rata-rata dari jumlah keseluruhan, dan ini menunjukkan bahwa Pemain sepakbola usia 8 tahun PSM Makassar memiliki kemampuan kondisi fisik kecepatan yang siap untuk bertanding. Hasil ini sebenarnya masih belum maksimal, sebab banyak pemain pada saat tes dilaksanakan masih dalam kondisi kelelahan. Ini disebabkan sehari sebelum tes, banyak pemain yang mengikuti pertandingan antar klub diwilayah Makassar. Peningkatan dan pembentukan kecepatan ditekankan pada anggota tubuh yang diinginkan untuk cepat. Sehingga dapat memberikan sumbangsi yang besar dalam tubuh objek atau atlet untuk membawa tersebut pada titik yang diinginkan. Kecepatan merupakan keahlian yang sering dianggap sangat berharga dalam cabang olahraga khususnya cabang olahraga sepakbola. Menurut Harsono (988:) bahwa: Kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakangerakan secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Kecepatan bukan berarti menggerakkan seluruh tubuh dengan cepat, akan tetapi dapat pula terbatas pada gerakan-gerakan anggota tubuh dalam waktu yang singkat. Jadi berlatih untuk mengembangkan kecepatan tidak hanya semata-mata berlatih kecepatan saja. Jika seorang pemain tidak memiliki kecepatan yang baik maka pemai tersebut sukar untuk keluar dari pengawalan lawan sehingga membuat pemain tidak dapat berbuat apa-apa. Semua lini harus memiliki kecepatan yang baik, terlebih jika ia adalah seorang penyerang. Olehnya itu seorang pelatih harus lebih menekankan latihan kecepatan kepada pemainnya demi solidnya posisi semua lini. Hasil analisis berdasarkan hasil tes kondisi fisik aspek kelincahan Pemain sepakbola usia 8 tahun PSM Makassar, nampak bahwa dari jumlah sampel memiliki kelincahan yang berada pada ketegori sempurna, sedangkan yang memiliki kelincahan klasifikasikan baik sekali sebanyak pemain (%), yang berada pada kategori baik sebanyak

9 Kamaruddin, Kondisi Fisik dan Struktur Tubuh Atlet Sepakbola Usia 8 Tahun PSM Makassar 89 pemain (%), kelincahan yang berda pada kategori cukup sebanyak orang (%), dan pemain yang kelincahannya berada pada klasifikasi kurang sebanyak orang (%). Hasil tes menunjukkan rata-rata kelincahan pemain berada pada kategori baik. Ini berarti pemain sepakbola usia 8 tahun PSM Makassar telah melaksanakan dan mengikuti instruksi pelatih untuk tetap mengasah kelincahannya sekalipun pada akhir-akhir ini sudah jarang dilakukan lagi latihan bersama. Hasil tes ini juga menunjukkan bahwa semakin banyak mengasah kelincahan kita maka semakin baik hasilnya. Menurut Soekarman (987:7), mengungkapkan kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah arah dengan cepat pada waktu bergerak dalam kecepatan tinggi. Dengan adanya kelincahan pemain dapat merubah arah larinya secepat mungkin sehingga dapat mengecoh gerakan laawan. Berdsasarkan hasil analisis data tes kondisi fisik aspek kelentukan Pemain sepakbola usia 8 tahun PSM Makassar, nampak bahwa dari jumlah sampel memiliki kelentukan yang berada pada ketegori kurang, sedangkan yang memiliki kelentukan klasifikasikan sempurna sebanyak pemain (8%), yang berada pada kategori baik sekali sebanyak pemain (6%), kelentukan yang berada pada kategori baik sebanyak 8 orang (%), dan pemain yang kelentukannya berada pada klasifikasi cukup sebanyak orang (%). Seorang atlet sepakbola dengan persendian yang lentuk sangat membantu dalam melakukan gerakan-gerakan dalam olahraga sepakbola. Kelentukan yang memadai akan membantu kemampuan atlet dalam menggerakkan teknik-teknik dalam olahraga sepakbola. Terutama saat melakukan tendangan, passing bola, dribling maupun saat heading bola, pada saat ini kelentuikan sangatlah dibuthkan, sebab dengan adanya kelentukan seorang pemain dapat bergerak lebih lincah karena ruang gerak sndinya lebih besar. Dengan memiliki kelentukan yang baik seorang pemain akan terhindar dari resiko cedera. Kelentukan merupakan keluasan gerak persendian yang terdapat di beberapa lokasi tubuh manusia, seperti pada persendian lengan, persendian kaki, persendian pinggang-punggung (togok) dan lain-lain. Sejalan apa yang dikemukakan Lutan (:7) mengatakan: Kelentukan adalah kemampuan sendi dan otot, serta tali sendi disekitarnya untuk bergerak dengan leluasa dan nyaman dalam ruang gerak maksimal yang diharapkan. Jika berbicara masalah kelentukan maka yang ada dipikiran adalah masalah sendi, sehingga dalam meningkatkan kelentukan diperlukan latihan yang menekankan pada ruang gerak sendi tubuh. Berdasarkan hasil analisisi data hasil tes kondisi fisik aspek daya ledak tungkai Pemain sepakbola usia 8 tahun PSM Makassar, nampak bahwa dari jumlah sampel ternyata tidak terdapat pemain yang memiliki daya ledak tungkai yang berada pada ketegori sempurna dan baik sekali, sedangkan yang memiliki daya ledak tungkai klasifikasikan baik sebanyak 6 pemain (6%), yang berada pada kategori cukup sebanyak 6 pemain (%), daya ledak tungkai yang berada pada kategori kurang sebanyak orang (%). Hasil yang diperoleh menunjukkan ratarata Makassar berada pada kategori baik. Hal ini disebabkan kemampuan mereka dalam melakukan lompatan setinggi mungkin. Daya ledak tungkai biasa juga disebut dengan istilah tenaga eksplosif yang sangat dibutuhkan dalam berbagai cabang olahraga, apalagi kalau orang itu menntut untuk aktivitas yang berat dan cepat atau kegiatan itu harus dilakukan dalam waktu sesingkat mungkin dengan beban berat. Untuk mampu melaksanakan aktivitas seperti itu dilakukan perpaduan antara kekuatan dan kecepatan otot yang dikerahkan secara bersama-sama dalam mengatasi tahanan beban dalam waktu yang relatif singkat. Dick yang diterjemahkan oleh Harsono (988 : 99) mengemukakan bahwa daya ledak tungkai adalah kemampuan otot untuk mengatasi tahanan dengan kontraksi yang sangat cepat, daya ledak tungkai sangat penting untuk cabang-cabang olahraga yang eksplosif. Dengan adanya daya ledak tungkai yang baik maka akan dapat membantu pemain dalam melakukan gerakan keterampilan dalam permainan

10 9 Jurnal ILARA, Kamaruddin, Volume I I, Nomor Kondisi Fisik, Juli dan, Struktur hlm. Tubuh 8 Atlet 9 Sepakbola Usia 8 Tahun PSM Makassar 9 sepakbola. Pemain akan dapat melakukan tendangan yang keras dan baik, selain itu pemain juga dapat mendominasi jika terjadi perebutan bola heading karena ditunjang dengan daya ledak tungkai yang baik. Dengan adanya daya ledak tungkai, pemain juga dapat melakukan lari yang cepat sebab tubuh ini ditopang dan didorong oleh tungkai pada saat berlari. Untuk mendapatkan kemampuan eksplosif yang baik, maka unsur kekuatan dan kecepatan perlu dikembangkan karena kekuatan dan kecepatan otot merupakan dua komponen fisik yang dapat diintegrasikan dalam suatu pola gerak sehingga menimbulkan kemampuan tenaga eksplosif atau daya ledak tungkai dalam mengerahkan tenaga maksimal untuk mengatasi tahanan beban dalam waktu yang relatif singkat. Oleh karena itu proses pengembangan kedua unsur tersebut untuk mendapatkan kemampuan eksplosif yang baik. Berdasarkan hasil analisis data tes kondisi fisik aspek daya tahan Pemain sepakbola usia 8 tahun PSM Makassar, nampak bahwa dari jumlah sampel ternyata tidak terdapat pemain yang memiliki daya tahan yang berada pada ketegori sempurna, baik sekali dan kurang, sedangkan yang memiliki daya tahan yang diklasifikasikan baik sebanyak pemain (%), dan yang berada pada kategori cukup sebanyak pemain (96%). Hasil tes daya tahan umum sangat jauh dari apa yang diharapkan, sebab ratarata daya tahan umum pemain sepakbola usia 8 tahun PSM Makassar berada pada kategori cukup. Hal ini disebabkan karena selama beberapa minggu sebelum tes sudah tidak lagi dilakukan latihan bersama yang dipimpin oleh pelatih. Sehingga dengan jeda latihan yang terlalu lama akan dapat mempengaruhi kondisi fisik seseorang. Padahal kiata ketahui bersama bahwa seorang pemain sepakbola harus memiliki daya tahan umum yang baik atau bahkan sempurna, sebab 8 % teknik dapat terlaksana dilapangan jika ditunjang dengan daya tahan umum atau biasa disebut VO Max. Daya tahan umum atau kemampuan aerobik akan membantu dalam mengantisipasi tingkat emosional. Gangguan emosional yang dimiliki atlet akan mempengaruhi hasil suatu pertandingan. Maksudnya adalah apabila seseorang yang kurang daya tahannya bila melakukan kegiatan, denyut jantungnya permenit dapat mencapai denyut. Namun bila melakukan latihan olahraga daya tahan, maka denyut tersebut dapat turun menjadi 8-9 permenit. Penurunan ini mencerminkan efisiensi kerja jantung. Peningkatan kerja fisik akibat efisiensi kerja jantung, peredaran darah, pernapasan dan otot. Daya tahan umum meliputi; keseluruhan otot, sistem syaraf otot, sistem kerja jantung (cardiovaskuler) dan sistem kerja paru-paru (cardiorespiratory). Daya tahan yang dikemukakan oleh Nossek yang diterjemahkan oleh Harsono (988:) Bahwa: Ketahanan organisme untuk melawan kelelahan dalam jangka waktu kerja yang lama. Hasil deskriptif data berat badan Makassar diperoleh nilai rata-rata sebesar 7,8 kilogram dari sampel, kemudian diperoleh standar deviasi sebesar, kilogram dengan nilai berat badan yang terendah sebesar kilogram dan nilai tertinggi 8 kilogram, berat badan yang terendah sebesar kilogram dan nilai tertinggi 8 kilogram. Hasil deskriptif data tinggi badan pemain sepakbola usia 8 tahun PSM Makassar diperoleh nilai ratarata 6,6 centimeter dengan nilai tinggi badan yang terendah sebesar 7 centimeter dan nilai tertinggi 78 centimeter. Sedangkan untuk panjang tungkai pemain sepakbola usia 8 tahun PSM Makassar diperoleh nilai rata-rata 98,9, panjang tungkai yang terendah sebesar 9 centimeter dan nilai tertinggi centimeter. Dan berat badan pemain sepakbola usia 8 tahun PSM Makassar diperoleh nilai rata-rata sebesar 7,8 kilogram. Dengan kondisi seperti ini kita semua harus lebih memikirkan lagi kedepan tentang langkah yang harus diambil untuk menutupi kekurangan kita dalam hal itnggi badan. Tinggi badan juga dapat mempengaruhi penampilan dalam bermain sepakbola. Jika dibandingkan dengan orang pendek dan orang tinggi maka, pemain yang memiliki postur tubuh tinggi akan mengambil peran lebih banyak dilapangan. Dengan memiliki tinggi badan

11 Kamaruddin, Kondisi Fisik dan Struktur Tubuh Atlet Sepakbola Usia 8 Tahun PSM Makassar 9 diatas rata-rata maka pemain dapat mempngaruhi jalannya suatu pertandingan. Postur yang tinggi dapat memberi jangkauan yang panjang saat lari, lompatan yang tinggi saat perebutan bola di udara. Sejalan dengan tinggi badan maka panjang tungkai juga sangat mempengaruhi kualitas seorang pemain dalam mengolah kulit bundar dilapangan. Dengan memiliki panjang tungkai pemain akan mampu menggerakkan kakinya lebih luas sehingga tendangan yang dihasilkan sangat keras. Jadi semakin tinggi dan semakin panjang tungkai seorang pemain maka semakin banyak memiliki peluang untuk menguasai sikulit bundar. Berbeda halnya dengan berat badan seseorang pemain, semakin berat seorang pemain maka semakin sulit ia dalam melakukan gerakan-gerakan keterampilan dalam mengolah bola dilapangan hijau, kecepatan lari berkurang, lompatan tidak maksimal, terlebih lagi gerakan-gerakan kelincahan pasti akan semakin sulit ia laksanakan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikit: (). Potensi fisik dari aspek kecepatan pemain sepakbola usia 8 tahun PSM Makassar berada pada kategorikan baik. (). Potensi fisik dari aspek kekuatan Makassar berada pada kategorikan kurang. (). Potensi fisik dari aspek kelincahan Makassar berada pada kategorikan baik. (). Potensi fisik dari aspek daya tahan Makassar berada pada kategorikan cukup (). Potensi fisik dari aspek kelentukan Makassar berada pada kategorikan baik sekali. (6). Potensi fisik dari aspek daya ledak Makassar berada pada kategorikan baik (7). Struktur tubuh dari aspek tinggi badan Makassar berada pada rata-rata 6,6 centimeter. (8). Struktur tubuh dari aspek berat badan pemain sepakbola usia 8 tahun PSM Makassar berada pada rata-rata 7,8 kilogram. (9). Struktur tubuh dari aspek panjang tungkai pemain sepakbola usia 8 tahun PSM Makassar berada pada rata-rata 98,9 centimeter. Saran Agar hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kondisi fisik dan prestasi pemain sepakbola usia 8 tahun PSM Makassar pada even selanjutnya maka saran dikemukakan antara lain: (). Untuk meraih prestasi yang maksimal berupa medali emas, juara satu maka perlu peningkatan kategori dari komponen fisik atlet sepakbola dari kurang, cukup, baik menjadi baik sekali atau bahkan sempurna. (). Untuk program pembinaan jangka panjang maka kondisi fisik atlet perlu diketahui lebih awal, sehingga bisa menjadi salah satu indikator untuk menyusun program latihan dan selanjutnya dapat mengetahui ada tidaknya peningkatan dalam program latihan yang diberikan oleh pelatih. (). Atlet harus profesional dengan memiliki kedisiplinan, motifasi dan mental yang baik dalam menjalankan latihan yang diberikan oleh pelatih. Dan sebaliknya pelatih juga perlu melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik agar atlet dapat berlatih dengan sungguh-sungguh dan percaya diri. (). Pemerintah memberikan perhatian yang lebih serius terhadap atlet terutama menyangkut faktor non teknis yang dihadapi atlet. (). Pembina dan pelatih perlu melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik agar atlet dapat berlatih dengan baik. (6). Diharapkan agar KONIDA Sulawesi Selatan meningkatkan pengawasan secara seksama terhadap pelaksanaan program latihan kondisi fisik atlet agar dapat dicapai peningkatan kondisi fisik yang optimal. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi.. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Barron s.. Tennis Course Techniques and Tactics Vol.. Hongkong : Barron s Education Series, Inc.

12 9 Jurnal ILARA, Kamaruddin, Volume I I, Nomor Kondisi Fisik, Juli dan, Struktur hlm. Tubuh 8 Atlet 9 Sepakbola Usia 8 Tahun PSM Makassar 9 Jones, C.M dan Buxton, Angela. 6. Belajar Tenis Untuk Pemula. Bandung: Pionir Jaya. Hadi Sutrisno, 989. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset. Halim, Ichsan, Nur.. Tes dan Pengukuran Kesegaran Jasmani. Makassar: FIK UNM. Harsono Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: Dirjen Dikti. PLPTK. Harsono, dkk Pemanduan dan Pembinaan Bakat Usia Dini. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Penataran KONI Pusat Ichsan, Andi. 99. Perbandingan antara Latihan Leg Press dan Latihan Squat Jump terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Tungkai, Daya Ledak dan Daya Tahan Otot Tungkai. Tesis tidak diterbitkan. Surabaya: Pascasarjana Universitas Airlangga. Jensen, C.R, Gorden W, and Begester,BL. 98. Aplied Kinesiology and Boimekanic. New York: McGrow Hill Book Company Johnson L Barry dan Jack, K.Nelson. 986 Praktikal Meansurements For Evaluation In Physical Education. New York. USA: Macmilan Publishing Company. Jim Brown,. Steps To Succes. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. KONI Pusat. 99. Latihan Kondisi Fisik. Jakarta: Koni Pusat. Lutan, Rusli Belajar Pilihan Soft Baal. Jakarta: FPOK Dirjen DIKTI, Departemen P & K. Nurhasan.. Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani. Jakarta: Dirjen Olahraga Pedoman Penyusunan Tesis dan Disertasi. 9. Makassar: Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Rani Abdul Adib, 99. Ilmu Kepelatihan Dasar. Diktat Jurusan Pendidikan Olahraga. Ujungpandang: IKIP. Rahantaknam, BE Belajar Motorik; Aplikasi Didalam Pendidikan Jasmani dan Olah Raga. Jakarta: Dirjen Dikti. PALPTK.. Sajoto, Mohamad Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olah Raga. Jakarta : Dirjen Dikti. PLPTK. Sajoto. 99. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Semarang:Dahara Prise. Simatupang, Landung R.. Asas-Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Sugiyono. 6. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Suhantoro Pedoman Pembinaan Kesegaran Jasmani untuk Tenaga Kerja. Jakarta: Menpora. Suharno HP Metodologi Pelatihan. Jakarta: KONI Pusat, Pusat Pendidikan dan Penataran. Sumosardjono, Sadoso Petunjuk Praktis Kesehatan Olah Raga. Jakarta: Gramedia. Tiro, Muh. Arif Dasar-Dasar Statistik. Ujung Pandang: Universitas Negeri Makassar. Vass Imre Efee Fencing. Budapest: Athenaeum Printing House. Willmore, J.H Atlhetic Training and Phisical Fitnees. Sydney: Allyn and Bacon Inc. Yahya, M. Kasmad. 99. Belajar Gerak. Makassar: FIK UNM

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016 ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 016 Osa Maliki 1), Husnul Hadi ), Ibnu Fatkhu Royana 3) Universitas PGRI Semarang osamaliki04@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA CLUB BILOPA KABUPATEN SINJAI

KONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA CLUB BILOPA KABUPATEN SINJAI Mappaompo, Kontribusi Koordinasi Mata-Kaki dan Kelincahan Terhadap Keterampilan Menggiring Bola 88 KONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan sepak bola adalah permainan bola besar yang dimainkan oleh dua tim dengan masing-masing beranggotakan sebelas orang. Sepak bola merupakan olahraga paling populer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin ketatnya tingkat kompetisi antar individu, kelompok, masyarakat

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh : SUGENG SANTOSA

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh : SUGENG SANTOSA PENGARUH LATIHAN PASSING BAWAH TIDAK LANGSUNG DAN LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN PASSING BAWAH BOLAVOLI PADA SISWA SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN TERHADAP KEMAMPUAN SEPAKMULA PADA PERMAINAN SEPAKTAKRAW PADA SISWA SMP NEGERI 30 MAKASSAR.

KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN TERHADAP KEMAMPUAN SEPAKMULA PADA PERMAINAN SEPAKTAKRAW PADA SISWA SMP NEGERI 30 MAKASSAR. Adil, Kontribusi Kekuatan Otot Tungkai dan Kelentukan terhadap Kemampuan Sepakmula pada Permainan Sepaktakraw 11 KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN TERHADAP KEMAMPUAN SEPAKMULA PADA PERMAINAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demi menghadapi perkembangan jaman dan teknologi yang semakin pesat sudah semestinya manusia menyadari arti penting hidup sehat. Hidup sehat dapat tercapai melalui berbagai

Lebih terperinci

EVALUASI UNSUR FISIK PADA ATLET BOLA VOLI

EVALUASI UNSUR FISIK PADA ATLET BOLA VOLI EVALUASI UNSUR FISIK PADA ATLET BOLA VOLI Hendra Saputra,Program Studi Pendidikan Jasmani,Kesehatan Dan Rekreasi Universitas Jabal Ghafur Sigli Aceh Email:hendrasaputra882@gmail.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET (Studi Deskriptif pada Siswa Ekstrakurikuler Bola Basket SMP Negeri 11 Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia olahraga yang sifatnya persaingan satu dengan lainnya, termasuk dalam olahraga permainan sepakbola untuk mencapai prestasi dibutuhkan kemampuan kondisi

Lebih terperinci

Indrawansyah. Kata kunci: panjang tungkai, kelentukan, keseimbangan, dan kemampuan servis.

Indrawansyah. Kata kunci: panjang tungkai, kelentukan, keseimbangan, dan kemampuan servis. Indrawansyah, Hubungan Panjang Tungkai, Kelentukan dan Keseimbangan Terhadap Kemampuan Servis 93 HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI, KELENTUKAN DAN KESEIMBANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS DALAM PERMAINAN SEPAKTAKRAW

Lebih terperinci

SURVEI KONDISI FISIK PEMAIN PS. PUTRA SAKTI JOMBANG

SURVEI KONDISI FISIK PEMAIN PS. PUTRA SAKTI JOMBANG SURVEI KONDISI FISIK PEMAIN PS. PUTRA SAKTI JOMBANG ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd. ) Pada Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan

Lebih terperinci

PENGARUH CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI DAN VO2MAX DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA. Jurnal. Oleh. Arif Cahyanto

PENGARUH CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI DAN VO2MAX DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA. Jurnal. Oleh. Arif Cahyanto PENGARUH CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI DAN VO2MAX DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA Jurnal Oleh Arif Cahyanto PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SIDAYU GRESIK TAHUN 2016

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SIDAYU GRESIK TAHUN 2016 HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SIDAYU GRESIK TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sangat digemari oleh semua lapisan masyarakat di Indonesia, baik di kota-kota maupun di desa-desa. Bahkan sekarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini telah menjadi kebutuhan setiap individu karena

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini telah menjadi kebutuhan setiap individu karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga saat ini telah menjadi kebutuhan setiap individu karena melakukan olahraga yang baik dan benar serta berkelanjutan dapat meningkatkan kebugaran jasmani.

Lebih terperinci

SURVEY TINGKAT KONDISI FISIK ATLET SEPAKTAKRAW KOTA KEDIRI TAHUN 2016

SURVEY TINGKAT KONDISI FISIK ATLET SEPAKTAKRAW KOTA KEDIRI TAHUN 2016 SURVEY TINGKAT KONDISI FISIK ATLET SEPAKTAKRAW KOTA KEDIRI TAHUN 2016 Skripsi Diajukan untuk memenuhi sebagai syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan (S.Pd.) pada jurusan PENJASKESREK OLEH : WIDYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepak bola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepak bola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat dan sebagai suatu hiburan bahkan suatu permainan untuk peningkatan kondisi tubuh atau sebagai prestasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sepakbola merupakan olahraga yang sangat digemari oleh masyarakat dunia, khususnya masyarakat Indonesia. Fakta membuktikan bahwa saat ini sepakbola menduduki peringkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang masuk ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang masuk ke dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang masuk ke dalam permaianan beregu, permainan sepak bola ini terdiri dari sebelas pemain yang berada dilapangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh Latihan ladder drill Terhadap kelincahan dan Power Tungkai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh Latihan ladder drill Terhadap kelincahan dan Power Tungkai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga futsal merupakan olahraga permainan yang sekarang sudah berkembang pesat, karena futsal diminati oleh seluruh kalangan masyarakat baik anak-anak, remaja

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN CROSS JUMP TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA SISWA SMAK ANALISIS KIMIA MAKASSAR.

PENGARUH LATIHAN CROSS JUMP TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA SISWA SMAK ANALISIS KIMIA MAKASSAR. Saharullah, Pengaruh Latihan Cross Jump Terhadap Keterampilan Menggiring Bola Dalam Permainan Sepakbola 39 PENGARUH LATIHAN CROSS JUMP TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif sepanjang hari pada saat melakukan aktifitas, biasanya pada saat

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif sepanjang hari pada saat melakukan aktifitas, biasanya pada saat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebugaran fisik dapat di artikan sebagai kemampuan untuk berfungsi secara efektif sepanjang hari pada saat melakukan aktifitas, biasanya pada saat kita melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memasyarakat dan digemari hampir semua orang. Orang bukan saja gemar

BAB I PENDAHULUAN. memasyarakat dan digemari hampir semua orang. Orang bukan saja gemar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga sepak bola merupakan salah satu permainan yang memasyarakat dan digemari hampir semua orang. Orang bukan saja gemar memainkannya tetapi juga

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Kemampuan ini saling melengkapi satu sama lainnya karena setiap bola yang. dioper harus diterima dan dikontrol oleh rekan seregu.

1. PENDAHULUAN. Kemampuan ini saling melengkapi satu sama lainnya karena setiap bola yang. dioper harus diterima dan dikontrol oleh rekan seregu. 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan permainan beregu walaupun keahlian individual dapat digunakan pada saat tertentu. Dalam segala hal, keberhasilan tim tegantung pada pemain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan penjelasan ketentuan umum undang-undang. keolahragaan No. 5 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan penjelasan ketentuan umum undang-undang. keolahragaan No. 5 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan, yaitu: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini banyak orang yang menyadari pentingnya melakukan olahraga. Mereka melakukan kegiatan olahraga dengan berbagai alasan, diantaranya untuk menjadi sehat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Futsal (futbol sala dalam bahasa Spanyol berarti sepak bola dalam ruangan) merupakan permainan sepak bola yang dilakukan di dalam ruangan. Dalam beberapa tahun terakhir

Lebih terperinci

Oleh : MUHAMMAD NUR SOLIKIN

Oleh : MUHAMMAD NUR SOLIKIN PENGARUH EFEKTIFITAS LATIHAN LARI ZIG-ZAG DAN SHUTTLE RUN TERHADAP KELINCAHAN SISWA SSB BEKISAR MERAH KELOMPOK UMUR 10-12 TAHUN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2015 S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Olahraga sudah menjadi suatu keperluan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Olahraga juga telah menjadi kebutuhan setiap lapisan masyarakat, baik untuk

Lebih terperinci

Riska Bhakti Utomo ABSTRAK

Riska Bhakti Utomo ABSTRAK KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT LENGAN, KECEPATAN REAKSI, DAN KELINCAHAN TERHADAP PASSING BAWAH PADA PERMAINAN BOLAVOLI (Studi Pada Atlet Bolavoli Putera Universitas Negeri Surabaya) Riska Bhakti Utomo ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. teknik pengumpulan datanya menggunakan tes dan pengukuran, sehingga

BAB III METODE PENELITIAN. teknik pengumpulan datanya menggunakan tes dan pengukuran, sehingga BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan deskriptif yang menggunakan metade survei dan teknik pengumpulan datanya menggunakan tes dan pengukuran, sehingga memberikan gambaran

Lebih terperinci

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk meningkatkan prestasi dalam bidang olahraga, proses latihan seyogyanya berpedoman pada teori dan prinsip-prinsip serta norma-norma latihan yang benar, sehingga

Lebih terperinci

Competitor, Nomor 2 Tahun 4, Juni 2012

Competitor, Nomor 2 Tahun 4, Juni 2012 MENINGKATKAN KEMAMPUAN SMASH DALAM CABANG OLAHRAGA BOLAVOLI SISWA SMA NEGERI 14 MAKASSAR DITINJAU DARI DAYA LEDAK TUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN OLEH : NASRIADI )* Guru SMA Negeri 14 Makassar ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

2015 DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX.

2015 DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan kegiatan yang banyak digemari hampir oleh seluruh warga dunia terutama oleh masyarakat indonesia baik dari kalangan anak-anak, remaja, dewasa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Tujuan dari pendeskripsian data pada penelitian ini ialah untuk menggambarkan kondisi fisik yang dimiliki oleh atlet sepak bola PS. FKIP UNIB. Perolehan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. apa yang dijelaskan dalam UU RI NO 3 Tahun 2005 tentang Sistim Keolahragaan

BAB I PENDAHULUAN. apa yang dijelaskan dalam UU RI NO 3 Tahun 2005 tentang Sistim Keolahragaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk mempermudah jalan tercapainya prestasi yang tinggi, pemerintah saat sekarang ini sangat berperan aktif dalam meningkatkan prestasi dalam berbagai cabang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gabungan dari jalan, lari dan lompat serta unsur kekuatan, kecepatan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gabungan dari jalan, lari dan lompat serta unsur kekuatan, kecepatan, BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Permainan Bolabasket Bolabasket merupakan permainan yang gerakannya kompleks yaitu gabungan dari jalan, lari dan lompat serta unsur kekuatan, kecepatan,

Lebih terperinci

EVALUASI KONDISI FISIK ATLET IPSI KABUPATEN JOMBANG KATEGORI TANDING PUTRA

EVALUASI KONDISI FISIK ATLET IPSI KABUPATEN JOMBANG KATEGORI TANDING PUTRA EVALUASI KONDISI FISIK ATLET IPSI KABUPATEN JOMBANG KATEGORI TANDING PUTRA SKRIPSI Diajuakan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga populer di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga populer di dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga populer di dunia pada umumnya dan di Indonesia pada khususnya. Di Indonesia sendiri permainan sepakbola berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2014 Profil Kondisi Fisik Pemain Tim Persib Bandung U-21

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2014 Profil Kondisi Fisik Pemain Tim Persib Bandung U-21 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan suatu aktifitas tubuh tidak hanya jasmani tetapi juga rohani. Olahraga sudah menjadi bagian dari kegiatan masyarakat. Kegiatan ini biasanya

Lebih terperinci

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan olahraga yang dikenal sejak ribuan tahun yang lalu dengan beberapa aturan permainan yang cukup menarik dan mudah diterima oleh kalangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga yang dimainkan oleh dua orang yang saling berlawanan (tunggal) atau empat orang yang saling berlawanan

Lebih terperinci

2016 PERBAND INGAN LATIHAN LARI UPHILL D AN LARI D OWNHILL TERHAD AP PENINGKATAN KECEPATAN LARI PAD A ATLET FUTSAL

2016 PERBAND INGAN LATIHAN LARI UPHILL D AN LARI D OWNHILL TERHAD AP PENINGKATAN KECEPATAN LARI PAD A ATLET FUTSAL 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang masingmasing beranggotakan lima orang di dalam lapangan.menurut Murhananto (2008;7) Futsal

Lebih terperinci

PENGARUH METODE KOOPERATIF DAN KOMANDO TERHADAP KETERAMPILAN TEKNIK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA

PENGARUH METODE KOOPERATIF DAN KOMANDO TERHADAP KETERAMPILAN TEKNIK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA ISSN 2527-760X (Print) ISSN 2528-584X (Online) PENGARUH METODE KOOPERATIF DAN KOMANDO TERHADAP KETERAMPILAN TEKNIK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA Novri Gazali Universitas Islam Riau novri.gazali@edu.uir.ac.id

Lebih terperinci

Journal of Sport Sciences and Fitness

Journal of Sport Sciences and Fitness JSSF 3 (1) (214) Journal of Sport Sciences and Fitness http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jssf PROFIL KONDISI FISIK SISWA EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET PUTRA SMA N 2 UNGARAN TAHUN 212 Hari Agung Wiwoho

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SIDE SHUFFLE

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SIDE SHUFFLE PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SIDE SHUFFLE DENGAN LATIHAN DEPTH JUMP LEAP TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI PADA PEMAIN SEPAK BOLA SSB BINTANG TIMUR MEDAN TAHUN 2009 MAHMUDIN MATONDANG Jurusan Pendidikan Jasmani,

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PJKR OLEH:

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PJKR OLEH: HUBUNGAN ANTARA POWER TUNGKAI DAN PANJANG TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN LARI SPRINT 100 METER PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 NGADIROJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola voli dalam perkembangan di zaman modern ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola voli dalam perkembangan di zaman modern ini semakin 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola voli dalam perkembangan di zaman modern ini semakin dapat diterima dan dapat digemari oleh masyarakat, gejala ini terjadi karena permainan bola

Lebih terperinci

2015 PENGARUH BENTUK LATIHAN ENVELOPE RUN DAN LATIHAN BOOMERANG RUN DENGAN METODE LATIHAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PEMAIN SEPAK BOLA

2015 PENGARUH BENTUK LATIHAN ENVELOPE RUN DAN LATIHAN BOOMERANG RUN DENGAN METODE LATIHAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PEMAIN SEPAK BOLA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Sebuah prestasi olahraga merupakan suatu hasil yang di latar belakangi oleh beberapa faktor dan salah satu diantaranya adalah proses dan pembinan yang baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat, baik sebagai hiburan, mulai dari latihan peningkatan kondisi tubuh atau sebagai prestasi untuk

Lebih terperinci

Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai dan Keseimbangan Dengan Kemampuan Menendang Bola Pada Permainan Sepakbola Murid SD Inpres Tamamaung III Makassar

Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai dan Keseimbangan Dengan Kemampuan Menendang Bola Pada Permainan Sepakbola Murid SD Inpres Tamamaung III Makassar Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai dan Keseimbangan Dengan Kemampuan Menendang Bola Pada Permainan Sepakbola Murid SD Inpres Tamamaung III Makassar Oleh : M. Sahib Saleh, FIK Universitas Negeri Makassar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Khususnya atlet Taekwondo Putra junior Sibayak Club

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Khususnya atlet Taekwondo Putra junior Sibayak Club BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Taekwondo merupakan salah satu cabang olahraga bela diri yang digemari masyarakat dan telah berkembang karena dapat dilakukan oleh semua lapisan masyarakat dan

Lebih terperinci

ANALISIS KONDISI FISIK ATLET PERSIK KEDIRI TAHUN 2015 (STUDI PADA KELOMPOK UMUR 17 TAHUN)

ANALISIS KONDISI FISIK ATLET PERSIK KEDIRI TAHUN 2015 (STUDI PADA KELOMPOK UMUR 17 TAHUN) ANALISIS KONDISI FISIK ATLET PERSIK KEDIRI TAHUN 2015 (STUDI PADA KELOMPOK UMUR 17 TAHUN) SKRIPSI Diajuakan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN HASIL SERVIS ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA EKSTRAKULIKULER MTs PEMBANGUNAN PACITAN TAHUN 2015 SKRIPSI

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN HASIL SERVIS ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA EKSTRAKULIKULER MTs PEMBANGUNAN PACITAN TAHUN 2015 SKRIPSI Artikel Skripsi HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN HASIL SERVIS ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA EKSTRAKULIKULER MTs PEMBANGUNAN PACITAN TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI, DAYA LEDAK TUNGKAI, DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH MURID SD INPRES NO. 132 BUTTALE LENG KABUPATEN JENEPONTO

HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI, DAYA LEDAK TUNGKAI, DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH MURID SD INPRES NO. 132 BUTTALE LENG KABUPATEN JENEPONTO Adil, Hubungan Panjang Tungkai, Daya Ledak Tungkai, Dan Keseimbangan Dengan Kemampuan Lompat Jauh 20 HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI, DAYA LEDAK TUNGKAI, DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH MURID SD

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN ANTARA SINGLE LEG HOP DENGAN DOUBLE LEG HOP TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI

PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN ANTARA SINGLE LEG HOP DENGAN DOUBLE LEG HOP TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN ANTARA SINGLE LEG HOP DENGAN DOUBLE LEG HOP TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI Mika Rusdian 1), Nuriska Subekti 2), Sani Gunawan 3) 1) Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan salah satu aspek kehidupan yang tidak dapat dijauhkan dari manusia pada umumnya. Setiap hari manusia bergerak untuk mengolah raganya dengan

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KECEPATAN DAN KELENTUKAN TERHADAP HASIL MENGGIRING BOLA (Studi Pada Ekstrakurikuler Sepakbola Di SMK Pemuda Papar)

KONTRIBUSI KECEPATAN DAN KELENTUKAN TERHADAP HASIL MENGGIRING BOLA (Studi Pada Ekstrakurikuler Sepakbola Di SMK Pemuda Papar) KONTRIBUSI KECEPATAN DAN KELENTUKAN TERHADAP HASIL MENGGIRING BOLA (Studi Pada Ekstrakurikuler Sepakbola Di SMK Pemuda Papar) Budiman Agung Pratama Penjaskesrek Universitas Nusantara PGRI Kediri agung10@unpkediri.ac.id

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH : HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI DENGAN KELINCAHAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA PADA ATLET SSB GALASISWA USIA 12-14 TAHUN KABUPATEN NGANJUK TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prestasi dan juga sebagai alat pendidikan. Olahraga memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. prestasi dan juga sebagai alat pendidikan. Olahraga memiliki peranan penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan aktivitas fisik yang besar manfaatnya bagi manusia. Olahraga dapat berfungsi sarana untuk meningkatkan derajat kesehatan, untuk prestasi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Apabila seorang atlet ingin mendapatkan prestasi yang maksimal tentu saja kemampuan yang dimiliki atlet harus ditingkatkan semaksimal mungkin. Dalam upaya

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENJASKESREK FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015

PROGRAM STUDI PENJASKESREK FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015 Artikel Skripsi PENGARUH LATIHAN LARI INTERVAL DENGAN LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP PENINGKATAN VO2Max PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SEPAK BOLA SMA NEGERI 7 KEDIRI TAHUN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Atletik dalam perkembangan di zaman modern ini semakin dapat diterima

BAB I PENDAHULUAN. Atletik dalam perkembangan di zaman modern ini semakin dapat diterima 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Atletik dalam perkembangan di zaman modern ini semakin dapat diterima dan dapat digemari masyarakat, gejala ini terjadi karena atletik merupakan olahraga yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Yusni Arie Apriansyah, 2013

BAB I PENDAHULUAN Yusni Arie Apriansyah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aspek mental dan fisik tidak dapat dipisahkan dari kegiatan para atlet dalam meraih prestasi. Motif menjadi pendorong seseorang untuk berlatih atau meraih prestasi terbaik

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH : KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, KECEPATAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN DEPAN PADA PESERTA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT DI SMK AHMAD YANI KEDIRI TAHUN AJARAN 2014-2015 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan sesuatu aktivitas yang selalu dilakukan oleh masyarakat, keberadaannya sekarang tidak lagi dipandang sebelah mata akan tetapi sudah menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga telah menjadi gejala sosial yang tersebar di seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga telah menjadi gejala sosial yang tersebar di seluruh dunia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga telah menjadi gejala sosial yang tersebar di seluruh dunia. Pembinaan olahraga merupakan faktor yang sangat penting dalam memajukannya, dikarenakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sepakbola ini maka dibentuklah organisasi sepakbola dunia yaitu FIFA (Federation

BAB I PENDAHULUAN. sepakbola ini maka dibentuklah organisasi sepakbola dunia yaitu FIFA (Federation 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga sekarang ini telah menjadi kebutuhan setiap individu, karena melalui kegiatan olahraga yang baik dan benar serta berkesinambungan dapat meningkatkan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : DWI SUSILO NPM

SKRIPSI. Oleh : DWI SUSILO NPM Artikel Skripsi PENGARUH LATIHAN DODGING DAN LATIHAN SHUTTLE RUN TERHADAP KECEPATAN MENGGIRING BOLA PADA PEMAIN SEPAK BOLA EKSTRA MTS NEGERI PARE KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

Cara Meningkatkan Kebugaran Jasmani

Cara Meningkatkan Kebugaran Jasmani Kebugaran jasmani berfungsi untuk meningkatkan kemampuan kerja bagi siapapun yang memilikinya sehingga dapat melaksanakan tugas-tugasnya secara optimal untuk mendapatkan hasil yang lebih baik Kebugaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan olahraga dalam kehidupan manusia sangat penting karna melalui olahraga dapat di bentuk manusia yang sehat jasmani rohani serta mempunyai watak disiplin

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KEKUATAN PEGANGAN, KESEIMBANGAN DAN DAYA LEDAK TUNGKAI TERHADAP KETEPATAN TUSUKAN DALAM PERMAINAN ANGGAR SENJATA DEGEN.

KONTRIBUSI KEKUATAN PEGANGAN, KESEIMBANGAN DAN DAYA LEDAK TUNGKAI TERHADAP KETEPATAN TUSUKAN DALAM PERMAINAN ANGGAR SENJATA DEGEN. Ilham, Kontribusi Kekuatan Pegangan, Keseimbangan Dan Daya Ledak Tungkai Terhadap Ketepatan Tusukan 10 KONTRIBUSI KEKUATAN PEGANGAN, KESEIMBANGAN DAN DAYA LEDAK TUNGKAI TERHADAP KETEPATAN TUSUKAN DALAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang sepak bola bagi sebahagian orang tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang sepak bola bagi sebahagian orang tidak hanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang sepak bola bagi sebahagian orang tidak hanya menjadi sekedar hobi telah berkembang menjadi fanatik. Fanatik dari para pecinta sepak bola membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. para atlet sepak bola yang berkualitas. Namun masih banyak yang harus dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. para atlet sepak bola yang berkualitas. Namun masih banyak yang harus dilakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sepakbola merupakan olahraga yang sangat populer di dunia. Beberapa tahun terakhir, Sekolah Sepak Bola (SSB) banyak berdiri di Indonesia. Mulai dari SSB yang profesional

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Untuk mencapai kinerja (Performance) yang lebih baik dari seorang pemain

I. PENDAHULUAN. Untuk mencapai kinerja (Performance) yang lebih baik dari seorang pemain 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk mencapai kinerja (Performance) yang lebih baik dari seorang pemain sepakbola, tentu saja dibutuhkan latihan yang teratur, berkesinambungan dan terus menerus, kian

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN PEREGANGAN PROPRIOCEPTIVE NEUROMUSCULAR FACILITATION (PNF) DAN PEREGANGAN PASIF TERHADAP KELENTUKAN SENDI PANGGUL

PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN PEREGANGAN PROPRIOCEPTIVE NEUROMUSCULAR FACILITATION (PNF) DAN PEREGANGAN PASIF TERHADAP KELENTUKAN SENDI PANGGUL PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN PEREGANGAN PROPRIOCEPTIVE NEUROMUSCULAR FACILITATION (PNF) DAN PEREGANGAN PASIF TERHADAP KELENTUKAN SENDI PANGGUL (Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMA Negeri Banjar Tahun Ajaran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sepakbola adalah suatu cabang olahraga permainan yang populer dan. sangat digemari oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia, baik tua

I. PENDAHULUAN. Sepakbola adalah suatu cabang olahraga permainan yang populer dan. sangat digemari oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia, baik tua I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepakbola adalah suatu cabang olahraga permainan yang populer dan sangat digemari oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia, baik tua maupun muda, laki-laki maupun perempuan.

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA KESEIMBANGAN DAN KOORDINASI MATA KAKI TERHADAP KEMAMPUAN DRIBBLE PADA PERMAINAN SEPAKBOLA MINI

KORELASI ANTARA KESEIMBANGAN DAN KOORDINASI MATA KAKI TERHADAP KEMAMPUAN DRIBBLE PADA PERMAINAN SEPAKBOLA MINI KORELASI ANTARA KESEIMBANGAN DAN KOORDINASI MATA KAKI TERHADAP KEMAMPUAN DRIBBLE PADA PERMAINAN SEPAKBOLA MINI Program Studi Pendidikan Olahraga, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia merupakan perwujudan manusia yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi

Lebih terperinci

Andi Rizal. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar ABSTRAK

Andi Rizal. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar   ABSTRAK KONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KESEIMBANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SEPAKSILA DALAM PERMAINAN SEPAKTAKRAW SISWA SMP NEGERI 1 TANASITOLO KABUPATEN WAJO Andi Rizal Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan olahraga yang tidak asing lagi di indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan olahraga yang tidak asing lagi di indonesia, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola merupakan olahraga yang tidak asing lagi di indonesia, begitupun di dunia. Setiap orang, baik perempuan maupun laki-laki, tua maupun muda, mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang sangat cepat. Manusia dalam berolahraga

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang sangat cepat. Manusia dalam berolahraga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dalam bidang olahraga mengalami perkembangan yang sangat cepat. Manusia dalam berolahraga mempunyai tujuan yang berbeda,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta sebagai sarana untuk meraih prestasi. latihan fisik yang teratur dan sesuai untuk mengembangkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. serta sebagai sarana untuk meraih prestasi. latihan fisik yang teratur dan sesuai untuk mengembangkan kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan aktivitas fisik yang berfungsi untuk menjaga kekuatan fisik dan kesehatan tubuh, serta penting untuk meningkatkan kesegaran jasmani. Minat masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Prosedur Penelitian Penggunaan metode dalam penelitian adalah syarat mutlak untuk dapat melihat kedalaman dari sebuah permasalahan. Ketepatan penggunaan metode dalam penelitian

Lebih terperinci

PERBEDAAN NILAI KAPASITAS VO 2 MAKSIMUM PADA ATLIT SEPAK BOLA DENGAN FUTSAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PERBEDAAN NILAI KAPASITAS VO 2 MAKSIMUM PADA ATLIT SEPAK BOLA DENGAN FUTSAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PERBEDAAN NILAI KAPASITAS VO 2 MAKSIMUM PADA ATLIT SEPAK BOLA DENGAN FUTSAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Diajukan sebagai Pelengkap dan Syarat Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEKUATAN MAKSIMAL OTOT TUNGKAI DAN FREKUENSI LANGKAH (CADENCE) TERHADAP KECEPATAN SPRINT

HUBUNGAN KEKUATAN MAKSIMAL OTOT TUNGKAI DAN FREKUENSI LANGKAH (CADENCE) TERHADAP KECEPATAN SPRINT 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini pendekatan ilmiah sangat diperlukan untuk memecahkan berbagai masalah di berbagai bidang, termasuk bidang olahraga. Untuk meningkatkan olahraga diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kalangan masyarakat dan sekarang ini banyak pemain yang berlomba-lomba

BAB I PENDAHULUAN. kalangan masyarakat dan sekarang ini banyak pemain yang berlomba-lomba BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepakbola merupakan olahraga yang banyak digemari oleh semua kalangan masyarakat dan sekarang ini banyak pemain yang berlomba-lomba ingin menjadikan dirinya popular

Lebih terperinci

KONTRIBUSI ANTARA POWER OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TOGOK TERHADAP KEMAMPUAN MELEMPAR BOLA (THROW-IN) PADA KLUB SEPAKBOLA PERSAS SABANG TAHUN 2011

KONTRIBUSI ANTARA POWER OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TOGOK TERHADAP KEMAMPUAN MELEMPAR BOLA (THROW-IN) PADA KLUB SEPAKBOLA PERSAS SABANG TAHUN 2011 KONTRIBUSI ANTARA POWER OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TOGOK TERHADAP KEMAMPUAN MELEMPAR BOLA (THROW-IN) PADA KLUB SEPAKBOLA PERSAS SABANG TAHUN 2011 Dani Hamdika 1*, Zulfikar 1, Yeni Marlina 1 1 Program Studi

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UNP KEDIRI 2015

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UNP KEDIRI 2015 KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP JAUHNYA TENDANGAN (OBJEK STUDI PADA PEMAIN USIA 12 TAHUN DI MITRA TULUNGAGUNG TAHUN 2015) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

1. Futsal mengasah teknik pemain 2. Futsal mengasah fisik pemain 3. Futsal mengasah pengetahuan taktis pemain 4. Futsal mengasah mental pemain

1. Futsal mengasah teknik pemain 2. Futsal mengasah fisik pemain 3. Futsal mengasah pengetahuan taktis pemain 4. Futsal mengasah mental pemain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam olahraga permainan dibutuhkan kondisi fisik yang baik, seperti pada cabang olahraga futsal. Futsal adalah permainan sepakbola beregu (tim) yang dimainkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, mulai dari kalangan anak-anak sampai orang dewasa, baik oleh

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, mulai dari kalangan anak-anak sampai orang dewasa, baik oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang cukup populer di masyarakat, sehingga permainan sepak bola banyak digemari oleh masyarakat, mulai dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan yang telah di ikuti belum

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan yang telah di ikuti belum 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses pembinaan olahraga di Indonesia saat ini belum maksimal. Hal ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan yang telah di ikuti belum menunjukan hasil yang

Lebih terperinci

PROFIL KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA PERKUMPULAN SEPAKBOLA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PROFIL KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA PERKUMPULAN SEPAKBOLA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Profil Kondisi Fisik...(Muhammad Hilman)1 PROFIL KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA PERKUMPULAN SEPAKBOLA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA THE PHYSICAL CONDITION PROFILE OF PLAYERS FROM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN FORMASI BERPUSAT TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS SEPAK TAKRAW

PENGARUH LATIHAN FORMASI BERPUSAT TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS SEPAK TAKRAW PENGARUH LATIHAN FORMASI BERPUSAT TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS SEPAK TAKRAW Henry Maksum 1, Abdillah 2, Utami Dewi 3 1,2,3 Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi Fakultas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran. Hal ini sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani,

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran. Hal ini sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya pendidikan jasmani adalah bagian krusial dari sistem pendidikan. Sebab secara esensi pendidikan jasmani membantu kelancaran proses pembelajaran. Hal

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : DWI PURNOMO NPM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKEREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SKRIPSI. Oleh : DWI PURNOMO NPM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKEREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN DAN KELINCAHAN DENGAN KEMAMPUAN BERMAIN BOLA BASKET PADA SISWA PUTRA KELAS VIII MTS NEGERI PARE KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia. Seperti telah diketahui di dalam kehidupan sehari-hari, semua

I. PENDAHULUAN. manusia. Seperti telah diketahui di dalam kehidupan sehari-hari, semua I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin meningkat yang banyak ditandai dengan munculnya alat-alat modern dan makin meningkatnya bidang ilmu pengetahuan dan teknologi ini sangat

Lebih terperinci

HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI KAKI, DAYA LEDAK TUNGKAI, DAN KELENTUKAN DENGAN KETERAMPILAN SMASH SEPAKTAKRAW. Islamuddin*)

HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI KAKI, DAYA LEDAK TUNGKAI, DAN KELENTUKAN DENGAN KETERAMPILAN SMASH SEPAKTAKRAW. Islamuddin*) HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI KAKI, DAYA LEDAK TUNGKAI, DAN KELENTUKAN DENGAN KETERAMPILAN SMASH SEPAKTAKRAW *) Abstrak: Keterampilan smash sepaktakraw dapat dikaitkan dengan kecepatan reaksi kaki, daya ledak

Lebih terperinci

2015 UJI VALID ITAS D AN RELIABILITAS KONSTRUKSI ALAT UKUR POWER END URANCE TUNGKAI

2015 UJI VALID ITAS D AN RELIABILITAS KONSTRUKSI ALAT UKUR POWER END URANCE TUNGKAI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dunia olahraga semakin maju dan berkembang, berbagai penelitian dalam duniaolahraga pun semakin banyak yang muaranya tidaklah lain selain untuk semakin memajukan

Lebih terperinci

2015 KONSTRUKSI TES KELINCAHAN D ALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

2015 KONSTRUKSI TES KELINCAHAN D ALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bulutangkis merupakan cabang olahraga permainan yang dimainkan menggunakan raket dan shuttle-cock, dengan cara memukul atau menangkis shuttle-cock agar tidak

Lebih terperinci