SISTEM DETEKSI DINI DAN PENCEGAHAN PENYAKIT PADA TERNAK UNGGAS SECARA ONLINE. SKRIPSI INEU MAULINA KARYANA HAMIJAYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SISTEM DETEKSI DINI DAN PENCEGAHAN PENYAKIT PADA TERNAK UNGGAS SECARA ONLINE. SKRIPSI INEU MAULINA KARYANA HAMIJAYA"

Transkripsi

1 SISTEM DETEKSI DINI DAN PENCEGAHAN PENYAKIT PADA TERNAK UNGGAS SECARA ONLINE. SKRIPSI INEU MAULINA KARYANA HAMIJAYA DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

2 SISTEM DETEKSI DINI DAN PENCEGAHAN PENYAKIT PADA TERNAK UNGGAS SECARA ONLINE. INEU MAULINA KARYANA HAMIJAYA D Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk Memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

3 RINGKASAN INEU MAULINA KARYANA HAMIJAYA. D Sistem Deteksi Dini Dan Pencegahan Penyakit Pada Ternak Unggas Secara Online. Skripsi. Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pembimbing Utama : Dr. Ir. Idat Galih Permana, MSc.Agr. Pembimbing Anggota : Dr. Despal, SPt. MSc.Agr. Peternakan ungas di Indonesia merupakan salah satu lini peternakan yang penting dan berpengaruh dalam menyumbang porsi protein hewani yang terjangkau oleh masyarakat. Penyakit unggas merupakan salah satu faktor penentu dalam menentukan tingkat pemanenan. Dengan kemajuan teknologi informasi saat ini, penyebaran informasi tentang penyakit unggas bisa dilakukan dengan cepat dan mudah. Penelitian ini bertujuan untuk mendesain program simulasi tentang penyakit unggas sehingga peternak bisa mengetahui penyakit yang menjangkiti unggasnya dengan cepat hanya dengan memasukkan gejala yang diketahui dan terlihat pada unggas yang sakit hanya lewat internet. Sistem ini disusun dengan metode SDLC yaitu dilakukan investigasi sistem, analisis sistem, desain, dan implementasi system. Tahap investigasi sistem meliputi pendefinisian masalah penyakit ternak serta pemahaman tentang cara penyebarannya. Tahap analisis sistem meliputi kebutuhan-kebutuhan sistem baik itu dari perangkat lunak, perangkat keras serta kebutuhan data input yang diperlukan dan informasi lainnya. Tahap desain sistem meliputi desain proses sistem, desain basis data sistem, dan desain tampilan (user interface) sistem. Tahap desain proses yaitu memodelkan aliran proses perangkat lunak Sistem Informasi Deteksi Pencegahan Dini pada Ternak Unggas secara keseluruhan, serta memodelkan aliran proses sistem informasinya. Desain basis data merupakan proses pembuatan struktur basis data yang akan digunakan oleh perangkat lunak Sistem Informasi Deteksi Pencegahan Dini pada Ternak Unggas. Tahap implementasi sistem meliputi kegiatan untuk memproses seluruh tahap desain sehingga menjadi aplikasi yang dapat dijalankan. Sistem ini cocok untuk penyakit yang memiliki gejala dalam namun digunakan untuk merekomendasikan pengobatan, hanya dapat digunakan untuk merekomendasikan pencegahan agar penyakit yang sama tidak menjangkiti lagi. Keunggulan dari program ini diantaranya bisa diujicobakan dimanapun selama terdapat koneksi internet. Kekurangan dari program simulasi ini diantaranya, program ini tidak 100% akurat dan tidak bisa menjalankan tes mendalam yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil tes penyakit yang lebih akurat. Kata-kata kunci: test alpha, test beta, online, penyakit, unggas i

4 ABSTRACT Early Detection System And Disease Control To Poultry By Online I. M. K. Hamijaya, I. G. Permana, and Despal Disease control on poultry farming can be one determining factor to get the economy success. A sick poultry will make the weight gain decreased, and result in economic losses. Poultry disease can be detected faster by the symptom shown by poultry itself. This Online Poultry Early Detection and Illness Prevention Information System (OPEDIPIS) could help farmer to detect the illness before its outbreak. This system diagnoses the desease by enter the symptome of the desease to computer system, and then the system compute the possible illness of the poultry based on the symptom that had been input to the system data base. The OPEDIPIS was developed using System Development Life Cycle Method (SDLC). SDLC consisted of 5 systems, they were investigation, analyze, design, implementation, and maintaining systems. The system is good for some disease that have symptoms in the vital body but it cant be used to cure the illness, this system can only recommend some prevention method to help stop spreading the disease. Keywords : information system, poultry, disease ii

5 Judul : Sistem Deteksi Dini Dan Pencegahan Penyakit Pada Ternak Unggas Secara Online Nama : Ineu Maulina Karyana Hamijaya NIM : D Menyetujui, Pembimbing Utama Pembimbing Anggota (Dr. Ir. Idat Galih Permana, MSc.Agr.) (Dr. Despal, SPt. MSc.Agr.) NIM : NIM : Mengetahui, Ketua Departemen, Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan (Dr. Ir. Idat Galih Permana, MSc.Agr.) NIM : Tanggal Ujian : 5 Oktober 2012 `Tanggal Lulus : iii

6 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada tanggal 23 Oktober 1988 di Bandar Lampung, Lampung. Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Iwan Karyana dan Ibu Euis Fatimah. Pendidikan dasar diselesaikan di SDN Inpres , Medan, Sumatera Utara pada tahun Pendidikan menengah pertama diselesaikan di SLTPN 2 Bandar Lampung pada tahun Pendidikan lanjutan menengah atas diselesaikan di SMUN 2 Bandar Lampung pada tahun Penulis diterima sebagai mahasiswa pada Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) pada tahun Selama mengikuti pendidikan, penulis aktif sebagai anggota di Dewan Pengawas Mahasiswa (DPM) Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor periode iv

7 KATA PENGANTAR Tugas akhir ini dikerjakan demi memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana Peternakan di Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan pada Institut Pertanian Bogor. Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini bukanlah tujuan akhir dari belajar karena belajar adalah sesuatu yang tidak terbatas. Skripsi ini dilakukan di daerah Bogor, dengan mengumpulkan data untuk database dari sumber, kemudian melakukan wawancara terhadap user (peternak) di beberapa kecamatan di Kabupaten Bogor, diantaranya Kecamatan Cibungbulang, Pamijahan dan Leuwiliang. Sebagai penutup kalimat, penulis sangat mengharapkan masukan-masukan untuk memperbaiki tulisan ini. Dan penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu dan Bapak Dosen di IPB, karena banyak memberi dorongan dan nasehat yang sangat berarti untuk kemajuan penulis. Bogor, 7 Februari 2013 Ineu Maulina K.H. NIM D v

8 DAFTAR ISI RINGKASAN... ABSTRACT... LEMBAR PENGESAHAN... RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... Halaman PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Tujuan... 2 TINJAUAN PUSTAKA... 3 Penyakit Unggas... 3 Cekaman (Stress)... 3 Defisiensi Zat Makanan... 4 Parasit... 5 Protozoa... 6 Bakteri... 7 Chronical Respiratory Disease (CRD)... 7 Virus... 7 Sistem Informasi... 9 PHP... 9 Konsep Kerja PHP MySQL METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Investigasi Sistem Analisis Sistem Desain Sistem Implementasi Sistem Pemeliharaan Sistem Metode Deteksi i ii iii iv v vi viii ix x vi

9 Test Data HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Coba Sistem KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii

10 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Perbandingan Hasil Wawancara dengan Test Penyakit yang Tidak Muncul dalam Wawancara viii

11 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Skema PHP Alur Pengembangan System Dengan Pendekatan SDLC Skema Alir Data Use Case Umum Sistem Tabel Relasi Penyakit Dan Gejala Use Case Relasi Gejala Dan Penyakit Use Case Aktor Dan Modul Diagnosa Halaman Beranda Halaman Diagnosa Interface Sistem Beta Modul Satu Sistem mode expand Modul 2 Sistem Modul 3 Sistem Halaman Konsultasi Halaman Berita Test Akurasi Sistem Beta Perubahan Module Perubahan Module ix

12 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Karakteristik Responden Penyakit dan Jumlah Gejala Database Gejala Pada Test Beta Hasil Test Beta Penyakit Avian Influenza Hasil Test Beta Penyakit Pndulous Crop Hasil Test Beta Penyakit Berak Kapur Hasil Test Beta Penyakit Avian Colibacillosis Hasil Test Beta Penyakit Newcastle Disease Hasil Test Beta Penyakit Gumboro Hasil Test Beta Penyakit Ascites Hasil Test Beta Penyakit Infectious Coryza / Snot Hasil Test Beta Penyakit Cholera Hasil Test Beta Penyakit Marek's Disease Hasil Test Beta Penyakit CRD Code Program x

13 PENDAHULUAN Latar Belakang Pengendalian penyakit pada peternakan unggas merupakan salah satu faktor penentu dalam kesuksesan usaha peternakan. Ternak yang sakit akan mengakibatkan konversi pakan turun, dan berakibat pada kerugian peternak. Penyakit ternak tidak bisa lepas dari pengawasan peternak, dan kelalaian dari pengawasan ini akan berakibat pada membengkaknya biaya pengobatan ternak yang sakit. Penyakit pada unggas dapat dideteksi dengan cepat dari gejala klinis yang tampak pada gejala fisik. Walaupun tingkat keakurasiannya tidak mencapai 100% tetapi diagnosa penyakit unggas secara klinis ini sangat diperlukan, karena dapat dengan segera diambil kesimpulan secara cepat mengenai penyakit yang menyerang unggas tersebut sehingga dapat diambil tindakan yang paling tepat. Akan tetapi, diagnosa penyakit unggas berdasarkan gejala klinis membutuhkan seorang yang benar-benar ahli di bidang ini. Diagnosa yang akurat hanya dapat diperoleh dengan test laboratorium, namun hal ini perlu dipertimbangkan karena tes secara mikroskopis ini membutuhkan waktu yang cukup lama, peralatan mahal dan tenaga ahli. Sistem informasi penyakit unggas akan sangat membantu peternak untuk mendiagnosa penyakit yang diderita oleh ternak unggas. Sistem ini membantu mendiagnosa penyakit dengan memasukkan ciri-ciri unggas yang sakit serta mengeluarkan hasil penyakit yang diduga menjangkiti ternak. Sistem ini mendiagnosa secara akurat karena diagnosa yang terbaik hanya dapat dilakukan oleh ahli dari kedokteran hewan, namun sistem ini mampu memberikan diagnosa yang cepat dan praktis untuk membantu peternak mendeteksi penyakit yang menjangkiti unggasnya dan mengambil keputusan yang cepat untuk menanggulanginya. Hingga saat ini, belum banyak tersedia sistem informasi penyakit unggas tersebut. Sistem Informasi Deteksi Dini dan Pencegahan Penyakit Pada Unggas diharapkan dapat membantu peternak untuk mendeteksi penyakit yang menjangkiti unggasnya dan mengambil keputusan yang cepat untuk menanggulanginya, dan mendiagnosa dengan menggunakan komputer, kemajuan sarana komunikasi seperti 1

14 internet banyak membantu masyarakat saat ini lewat internet dapat dengan mudah diakses informasi dimanapun peternak berada. Pendeteksian melalui internet (online) memiliki keunggulan karena tidak memerlukan instalasi software dan memungkinkan interaktif antara pembuat software dengan pengguna maupun sesama pengguna. Namun hingga saat ini, ketersediaan fasilitas itu masih terbatas. Tujuan Tujuan dari penelitian ini yaitu merancang dan membangun Sistem Informasi Deteksi Dini dan Pencegahan Penyakit Unggas Secara Online. Penelitian ini juga ditujukan untuk menguji akurasi hasil pendeteksian dengan data yang sebenarnya. 2

15 TINJAUAN PUSTAKA Penyakit Unggas Pencegahan penyakit pada ternak ayam lebih utama dibandingkan pengobatan, sebab biaya untuk pencegahan relatif murah dibandingkan dengan pengobatan. Penyakit yang sering menyerang ternak ayam secara umum berdasarkan penyebabnya dapat dikelompokkan menjadi cekaman (stres), defisiensi zat makanan, parasit, penyakit karena protozoa, penyakit karena bakteri, penyakit karena virus, dan penyakit karena cendawan (Suprijatna et al., 2005) Mengetahui ciri-ciri ayam normal merupakan hal yang penting untuk mengetahui ayam yang sakit. Menurut Suprijatna et al., (2005) ayam yang sehat mempunyai ciri-ciri: konsumsi pakan dan ternak normal, kotoran normal tidak encer, giat melakukan aktivitas, bersuara normal, produksi telur normal, temperatur tubuh normal, berkisar C, rata-rata 41.1 C, denyut jantung normal, berkisar kali per menit, dan bernapas normal, berkisar kali per menit. Menurut Ensminger (1992), studi yang mempelajari penyebab terjadinya penyakit disebut etiologi. Sebuah penyakit terkadang terjadi karena kombinasi dari dua penyebab atau lebih, diantaranya : (1) faktor tidak langsung yang dapat menurunkan ketahanan tubuh unggas, dan (2) faktor langsung yang menyebabkan penyakit menjangkiti unggas. Cekaman (Stress) Cekaman (stress) adalah suatu keadaan ketika ayam mengalami ketegangan karena kondisi lingkungan yang tidak nyaman. Cekaman mengakibatkan nafsu makan menurun dan kondisi tubuh lemah. Hal ini dapat mengakibatkan ayam mudah terserang penyakit, pertumbuhan terganggu, serta produksi telur menurun, dan akhirnya berhenti berproduksi (Suprijatna et al., 2005). Menurut Ensminger (1992), faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit secara tidak langsung biasanya disebut sebagai faktor stress, diantaranya kedinginan, ventilasi udara buruk, kandang terlalu padat, pemberian pakan dan tempat minum yang tidak 3

16 sesuai, dan unggas terlalu banyak mendapatkan perlakuan yang menggunakan obatobatan. Menurut Suprijatna et al. (2005), penyebab stress diantaranya cuaca/iklim (misalnya hujan lebat, angin deras, udara panas, dan udara dingin), suara (misalnya kebisingan, ledakan, suara kendaraan, dan pesawat terbang), kejutan (misalnya orang asing masuk kandang dan hewan liar), mekanis (misalnya potong paruh, vaksinasi, pindah kandang, dan perjalanan), makanan (misalnya pergantian pakan serta pakan dan minuman yang tidak cukup), dan kepadatan kandang(yaitu kandang yang terlalu padat). Lebih lanjut Suprijatna et al. (2005) menambahkan, pencegahan dan pengobatan penyakit yang diakibatkan oleh stree yaitu apabila terjadi perubahan cuaca atau setelah perlakuan vaksinasi dan perlakuan lainnya, perlu diberikan antistres. Defisiensi Zat Makanan Gejala umum yang tampak pada ayam yang menderita defisiensi zat makanan adalah pertumbuhan anak ayam terhambat, bobot badan menurun drastis (ayam dewasa), bulu kasar dan kusam, jengger kebiruan, berjalan pincang, lumpuh, tidak tenang, dan produksi telur menurun. Penyebabnya adalah defisiensi zat zat makanan karena kandungan zat-zat makanan tertentu kurang dalam pakan. Selain itu, dapat juga disebabkan karena rendahnya kualitas bahan campuran pakan yang digunakan (Suprijatna et al., 2005). Lebih lanjut Suprijatna et al. (2005) menambahkan, untuk mencegah defisiensi zat makanan diantaranya dapat dilakukan: teliti menghitung kebutuhan zat-zat makanan sesuai dengan periode pertumbuhan atau produksi, menggunakan bahan pakan yang beragam, jangan hanya satu jenis pakan, dan berikan zat-zat makanan tambahan, seperti premix. Apabila terjadi defisiensi maka pengobatan dilakukan dengan pemberian zat zat makanan yang dianggap kurang atau dengan pemberian premix melalui pakan atau air minum. 4

17 Parasit Parasit adalah organisme yang tinggal di dalam tubuh organisme lain, atau mendapatkan kebutuhannya dari organisme lain (Ensminger, 1992). Menurut Suprijatna et al. (2005) penyakit yang disebabkan oleh parasit dikelompokkan menjadi dua, yaitu ektoparasit dan endoparasit (Suprijatna et al,. 2005). a. Ektoparasit Ektoparasit menyebabkan unggas terlihat tidak tenang, mengurangi pertambahan bobot badan dan produksi telur, juga meninggalkan bekas pada kulit unggas (Ensminger, 1992). Ektoparasit adalah parasit yang menempel atau hidup pada tubuh ayam bagian luar, umumnya adalah kutu. Kutu menjadi parasit dengan memamah kulit dan bulu serta mengisap darah dan getah bening (Suprijatna et al., 2005). Menurut Suprijatna et al., (2005) gejala unggas yang terserang ektoparasit diantaranya ayam gelisah, tidak tenang sehingga stress, lesu dan kurang darah, pucat, pertumbuhannya terhambat, dan produksinya turun. Hal ini dapat dicegah dengan cara kandang harus selalu dibersihkan, konstruksi kandang harus mudah dibersihkan, dan kandang harus bebas dari sarang-sarang hewan liar. Apabila unggas dijangkiti maka dapat diobati dengan cara: (a) untuk mengatasi gurem yang menempel di sisik-sisik kaki, atau rendam kaki dengan minyak tanah. Selain itu, cat tempat bertengger dan dinding dengan carboleneum atau minyak anthresene, (b) cara tradisional dapat dilakukan dengan air larutan tembakau yang dioleskan pada tempat-tempat kutu atau gurem menempel, (c) olesi bulu atau tempat yang menjadi sarang kutu dengan nicotin sulfa, dan (d) Semprot kandang dengan malaion berdosis 4-5% dan pada ayam dengan dosis 0.5%. b. Endoparasit Endoparasit adalah parasit yang hidup di dalam tubuh ternak, umumnya berupa berbagai jenis cacing dalam saluran pencernaan. Semua jenis umur ayam memungkinkan terserang endoparasit (Suprijatna et al., 2005). Gejala unggas yang terserang endoparasit adalah ayam lesu, pucat, kondisi tubuh menurun, dan dapat mengakibatkan kematian karena komplikasi. Apabila ayam mati dibedah, pada saluran pencernaannya terdapat banyak cacing dan terjadi kerusakan pada organ- 5

18 organ lainnya, pertumbuhan ayam muda terhambat, dan produksi ayam yang tengah bertelur cepat menurun. Lebih lanjut Suprijatna et al. (2005) menambahkan, endoparasit dapat dicegah dengan cara: (a) kandang harus selalu dibersihkan, tidak membiarkan kotoran menumpuk, (b) mencegah perkembangan lalat dan kecoa, (c) pada kandang litter, menjaga agar litter tidak lembab dan basah, litter harus berada dalam kondisi kering, dan (d) pemeliharaan ayam petelur dilakukan di kandang battery. Jika terjadi serangan endoparasit maka dapat dilakukan pengobatan dengan cara memberikan obat cacing secara rutin, terutama pada ayam yang diperlihara di kandang litter, dan memberikan berbagai jenis obat cacing, seperti Vermyzin, Worm X, dan Ascaricid. Dosis yang diberikan disesuaikan dengan petunjuk pada kemasan. Protozoa Protozoa adalah bentuk kehidupan hewan paling primitif dan paling sederhana, mereka hanya terdiri dari sel yang sederhana, penyakit ternak unggas yang disebabkan oleh protozoa yaitu coccidiosis, blackhead, trichimoniasis, hexamintiasis, dan leucocytozoonosis (Ensminger, 1992). a. Coccidiosis Gejala Coccidiosis yaitu: (a) kurus, bulu kusam, (b) kotoran mencret, berlendir, kemudian berdarah (merah kehitaman), (c) kedinginan, (d) produksi telur turun, (e) apabila dilakukan pembedahan maka usus terluka dan terjadi pendarahan, dan (f) pucat, lesu, mengantuk, dan sayap menggantung. Coccidiosis dapat dicegah dengan cara: (a) lakukan sanitasi yang baik. Upayakan kandang litter tidak lembab atau basah, (b) kandang jangan terlalu padat, (c) penambahan anti coccidiosis atau coccidiostat pada pakan atau air minum (noxal, trisulfa, cocciline, dan nocci). Apabila unggas terjangkit Coccidiosis maka dapat diobati dengan cara memberikan obat sulfa, seperti trisulfa, sulfa mezathine, dan sulfa quinoxalin. Dosis pemberian disesuaikan dengan petunjuk kemasan (Suprijatna et al., 2005). 6

19 Bakteri Bakteri adalah bentuk organisme kehidupan yang paling sederhana. Tidak semua bakteri berbahaya bagi kesehatan ternak. Kesuksesan kontrol penyakit yang disebabkan oleh bakteri berhubungan dengan bagaimana mengisolasi dan mengidentifikasi spesies yang mengakibatkan penyakit, dan menghindari terjadinya multiplikasi dan penyebaran organisme tersebut diantara ternak unggas (Ensminger, 2004). Chronical Respiratory Disease (CRD) Penyakit CRD disebabkan oleh bakteri Mycoplasma gallisepticum. Bakteri menyerang ayam pada semua tingkatan umur. Mortalitas meningkat berbarengan dengan penyakit lain. Biasanya, penyakit ini diderita bersamaan dengan penyakit tetelo atau NCD (New Castle Disease) dan IB (Infectious Bronchitis). Gejala CRD diantaranya ayam susah bernapas, ngorok dan bersin, keluar cairan dari hidung, nafsu makan menurun, pertumbuhan pada anak ayam terhambat, produksi telur ayam dewasa menurun, dan ayam lemah dan kurus. CRD dapat dicegah dengan cara: (a) menggunakan bibit ayam bebas CRD, (b) sebelum kandang dan peralatan digunakan, perlu dibersihkan dan disemprot dengan antihama, (c) tidak melakukan pemeliharaan ayam yang berbeda umur dalam satu kandang, (d) kurangi kunjungan orang yang tidak berkepentingan, (e) memberikan antistres setiap kali ayam mengalami stres. Virus Menurut Ensminger (1992), virus adalah agen penyebab penyakit yang (1) sangat kecil hingga mereka hanya dapat dilihat melalui mikroskop elektron, (2) dapat melewati lubang filter khusus yang akan menyaring bakteri umum, dan (3) hanya menyebar di jaringan hidup. Penyakit yang disebabkan oleh virus diantaranya Newcastle Disease dan Infectious Bronchitis. a. Newcastle Disease 1) Gejala Waktu inkubasi pada penyakit Newcastle Disease, biasanya kurang dari satu minggu. Strain velogenik terkadang membuat unggas melemah dengan cepat dan 7

20 unggas dapat mati tanpa menunjukkan gejala klinis tertentu. Unggas yang bertahan lebih lama menunjukkan kesulitan bernapas yang berhubungan dengan organ pernapasan, atau otot yang bergetar, torticollis dan bahkan paralisis. Diare berwarna hijau juga biasanya menjadi catatan pada penyakit ini. Tingkat kematian sangat tinggi (Spradbrow, 1987). Lebih lanjut Spradbrow (1987) menambahkan, pada strain virus dengan patogenitas lebih rendah, perubahan pada pernapasan mendominasi fase klinis awal. Biasanya terjadi kesulitan bernapas, unggas terengah-engah dan terkadang batuk. Produksi telur turun drastis dan pada unggas yang bertahan hidup, tandatanda kerusakan saraf mungkin terlihat. Hal ini termasuk tanda-tanda terjadi paralisis dan torticollis, tingkat kematian bervariasi. Pada kasus kronis, juga menunjukkan leher yang memutar, pergerakan kepala yang memutar, dan ketidakmampuan untuk menyeimbangkan tubuh. unggas yang sembuh akan menunjukkan ciri leher yang tetap memutar (Hungerford, 1969). 2) Pencegahan Program kontrol vaksinasi penyakit Newcastle Disease diikuti dengan manajemen intensif sukses dan dapat meningkatkan pendapatan peternak. (Spradbrow, 1987). b. Infectious Bronchitis 1) Gejala Pada anak ayam, Infectious Bronchitis ditunjukkan dengan ciri-ciri ayam megapmegap, batuk, dan hidung sengau. Pada unggas berusia 2 bulan keatas, tidak terlihat tanda sengau atau sinus. Ayam tampak berkumpul di tempat yang hangat, menunjukkan tanda-tanda kedinginan (Hungerford, 1969). 2) Pencegahan Telah banyak dilakukan penelitian untuk menghasilkan vaksin strain virus yang polivalent (Hungerford, 1969). 8

21 3) Pengobatan Tidak ada perlakuan yang bisa dilakukan untuk mengobati penyakit ini, namun banyak perlakuan yang dapat dilakukan untuk mengurangi komplikasi penyakit ini (Hungerford, 1969). Sistem Informasi Menurut Steven (1996), sistem informasi adalah suatu sistem yang menggunakan teknologi informasi untuk mendapatkan, menyimpan, melakukan temu kembali, memanipulasi, atau menampilkan informasi yang digunakan dalam satu atau lebih proses bisnis. Menurut O Brien (1999), sistem informasi adalah suatu sistem yang menerima sumber data sebagai input kemudian diproses menjadi suatu sistem informasi yang berupa keluaran (output) yang terdiri dari sumber daya perangkat keras (mesin dan media), perangkat lunak (program dan prosedur), dan sumber daya manusia (spesialis dan end user). Pengelolaan sumber daya informasi dilakukan melalui proses aktivitas sistem informasi yaitu pemasukan data (input), pengolahan data (processing), penyimpanan (storage), pengeluaran (output), dan pengendalian (control activities). PHP PHP merupakan bahasa berbentuk skrip yang ditempatkan dalam server dan diproses di server. Secara khusus, PHP dirancang untuk membentuk aplikasi web dinamis. PHP dapat membentuk suatu tampilan berdasarkan permintaan terkini. Pada prinsipnya PHP mempunyai fungsi yang sama dengan skrip-skrip seperti ASP (Active Server Page), Cold Fusion, ataupun Perl. Namun, perlu diketahui bahwa PHP bisa dipakai secara command line. Skrip PHP dapat dijalankan tanpa melibatkan web server maupun browser (Kadir, 2008). Konsep kerja PHP ditunjukkan oleh Gambar 1. 9

22 Konsep Kerja PHP Gambar 1. Skema PHP Sumber : Kadir (2008) Model kerja HTML(Hyper Text Markup Language) diawali dengan permintaan suatu halaman web oleh browser. Berdasarkan URL (Uniform Resource Locator) atau dikenal dengan sebutan alamat internet, browser mendapatkan alamat dari web server, mengidentifikasi halaman yang dikehendaki, dan menyampaikan segala informasi yang dibutuhkan oleh web server. Selanjutnya, web server akan mencarikan file yang diminta dan memberikan isinya ke web browser (atau yang biasa disebut browser saja). Browser yang mendapatkan isinya segera melakukan proses penerjemahan kode HTML dan menampilkannya ke layar pemakai. Jika yang diminta adalah halaman PHP, seperti yang dapat dilihat pada Gambar 1, maka permintaannya akan didapatkan oleh web server, kemudian isinya segera dikirimkan ke mesin PHP dan mesin inilah yang memproses dan memberikan hasilnya (berupa kode HTML) ke web server. Selanjutnya, web server menyampaikan ke klien (Kadir, 2008). MySQL MySQL adalah Relational Database Management System (RDBMS) yang didistribusikan secara gratis di bawah lisensi GPL (General Public License). Dimana setiap orang bebas untuk menggunakan MySQL, namun tidak boleh dijadikan produk 10

23 turunan yang bersifat closed source atau komersial. MySQL sebenarnya merupakan turunan salah satu konsep utama dalam database sejak lama, yaitu SQL (Structured Query Language). SQL adalah sebuah konsep pengoperasian database, terutama untuk pemilihan/seleksi dan pemasukan data, yang memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah secara otomatis (Prasetyo, 2003). 11

24 MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor mulai Maret 2011 sampai Mei Materi Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat keras terdiri dari: komputer dengan spesifikasi Prosesor Intel Pentium 4, HDD 20Gb, DDR 64 Mb, monitor. Perangkat lunak terdiri dari: system operasi Windows XP, software pengolah gambar (Adobe Fireworks), software pengolah data (XAMPP, MySQL, Macromedia Dreamweaver), dan bahasa pemrograman (PHP, JavaScript, HTML). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari buku panduan penyakit dan jurnal. Metode Metode pengembangan Sistem Informasi Deteksi Dini dan Pencegahan Penyakit pada Ternak Unggas dilakukan dengan menggunakan pendekatan siklus hidup pengembangan system (System Development Life Cycle / SDLC). SDLC terdiri dari lima tahap, yaitu investigasi sistem, analisis sistem, desain sistem, implementasi sistem dan pemeliharaan sistem, dengan alur pengembangan seperti Gambar 2 : Investigasi Sistem Analisis Sistem Desain Sistem Implementasi Sistem Pemeliharaan Sistem Gambar 2. Alur Pengembangan System dengan Pendekatan SDLC Sumber : O Brien (1999) 12

25 Penelitian ini lebih berfokus pada merancang dan membangun sisem informasi, sehingga penelitian ini hanya sampai pada tahap implementasi sistem. Unuk pemeliharaan sistem yang merupakan tindakan modifikasi serta pengawasan tidak dilakukan, karena pemeliharaan sisem membutuhkan kontinuias dan berkala. Uraian dari masing-masing tahap adalah sebagai berikut : 1. Investigasi Sistem Pada tahap ini dilakukan pendefinisian masalah penyakit ternak serta pemahaman tentang cara penyebarannya, gejala terserang penyakit ternak dan faktorfaktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit ternak serta upaya pencegahannya diantaranya dengan menginformasikan metode yang berguna untuk mencegah penyebaran penyakit dan metode pengobatan penyakit. Tujuan dibangunnya sistem ini untuk mendiagnosa penyakit yang diderita ternak dengan memasukkan data ciri-ciri yang terdapat pada ternak unggas. Pada pengembangan Sistem Informasi Deteksi Pencegahan Dini Penyakit pada Ternak Unggas ini, dilakukan dengan memasukkan data gejala penyakit yang terdeteksi serta jenis unggas yang terjangkit. 2. Analisis Sistem Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap kebutuhan-kebutuhan sistem baik dari kebutuhan perangkat lunak maupun perangkat keras serta kebutuhan data inputnya. Analisis terhadap fungsi-fungsi yang terdapat pada perangkat lunak Sistem Informasi Deteksi Dini dan Pencegahan Penyakit pada Ternak Unggas serta penentuan pengguna sistem. Dari segi kebutuhan sistem, pengguna software Sistem Informasi Deteksi Pencegahan Dini pada Ternak Unggas terdiri dari pengunjung (visitor), anggota (member), dan admin sistem. Target user aplikasi ini diantaranya peternak dan mahasiswa. User yang tidak mendaftarkan diri dianggap visitor dan user yang mendaftarkan diri dianggap member. Admin dari aplikasi ini diantaranya dosen dan dokter hewan, juga kontributor yang dianggap dapat menyokong perkembangan aplikasi 13

26 ini. Untuk mengelola aplikasi ini, administrator memiliki akses langsung ke sistem Administrasi yang dibuat khusus untuk mempermudah pengelolaan data. Mahasiswa dan peternak sebagai user/pengguna biasa dapat berinteraksi dengan aplikasi melalui Grafis Antarmuka berbasis web sehingga dapat memanfaatkan sistem dengan mudah, yaitu : 1) Melakukan diagnosa penyakit ternak unggas dengan form yang berisi checklist list gejala, dan mengirimkan datanya dengan menekan tombol Diagnosa, kemudian mendapatkan hasil diagnosa berupa jenis penyakit yang diderita serta saran pencegahan dan pengobatan yang diperlukan. 2) Pengguna yang melakukan registrasi pada sistem dapat menjadi anggota dan melakukan penyimpanan data penyakit untuk diolah menjadi file berformat.pdf yang dapat dicetak untuk kemudian diajukan kepada pihak terkait untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Untuk mendapatkan hasil diagnosa yang relevan maka dilakukan analisis terhadap input data yang dibutuhkan, yaitu : - jenis penyakit unggas - gejala dari tiap jenis penyakit unggas tersebut, disertai dengan pemberian bobot kemungkinan gejala tersebut menandai jenis penyakit tertentu. Analisa output sistem dibutuhkan agar sistem dapat menyampaikan penyelesaian penyakit yang relevan. Output yang dibutuhkan yaitu : - jenis penyakit unggas sesuai dengan hasil perhitungan dalam sistem - metode pencegahan yang berguna untuk jenis penyakit tersebut. - Metode pengobatan yang mungkin dilakukan pada jenis penyakit tersebut. Penentuan input dan output yang akan digunakan dalam membangun sistem ini juga dapat dilakukan dengan membuat kuesioner yang diisi oleh pengguna, yaitu mahasiswa dan peternak unggas. Mahasiswa dan peternak sebagai user/pengguna biasa dapat berinteraksi dengan aplikasi melalui graphic interface berbasis web sehingga dapat memanfaatkan sistem dengan mudah, yang dibahas pada bagian desain sistem. 14

27 3. Desain Sistem Tahap desain ini meliputi desain proses sistem, desain basis data sistem, dan desain tampilan (user interface) sistem (O Brien, 1999). Tahap desain proses yaitu memodelkan aliran proses perangkat lunak Sistem Informasi Deteksi Pencegahan Dini pada Ternak Unggas secara keseluruhan, serta memodelkan aliran proses sistem informasinya. Desain basis data merupakan proses pembuatan struktur basis data yang akan digunakan oleh perangkat lunak Sistem Informasi Deteksi Pencegahan Dini pada Ternak Unggas. Pada desain user interface, dibuat tampilan halaman web yang menarik, mudah dimengerti oleh pengguna dan tidak menimbulkan kesalahan interpretasi, sehingga sistem dapat mencapai sasarannya. Dalam hal ini, dibutuhkan pemahaman secara mendalam tentang user yang akan menggunakan aplikasi, dan administrator yang akan menggunakan sistem admin untuk mengelola data yang terdapat pada sistem. Fitur yang disediakan oleh aplikasi ini diantaranya Daftar, edit hapus profil user. Analisa penyakit. o Hasil diagnosa berupa persen jenis penyakit dan jenis penyakit yang kemungkinan besar diderita oleh ternak, dan saran pencegahan dan pengobatan yang dibutuhkan. o Data yang sudah didapatkan dapat di save untuk melihat riwayat penyakit yang diderita ternak. F.A.Q yaitu modul yang berisi pertanyaan umum dan jawaban yang biasanya ditanyakan tentang sistem. Modul keluhan dan pertanyaan yang dapat diisi peternak untuk kemudian dijawab oleh admin atau volunter yang terdiri dari dosen, dokter hewan, dan kontributor yang diangkat oleh admin, yang dianggap memiliki kualifikasi untuk menjawab pertanyaan. User dapat membaca artikel terbaru tentang hal yang berhubungan dengan kesehatan ternak. 15

28 User visitor hanya dapat melakukan diagnosa, dan membaca artikel terbaru seputar kesehatan ternak. User member dapat mengakses profile pribadi, melakukan perubahan terhadap data pribadi dan menghapus data pribadi jika tidak diperlukan lagi, termasuk menghapus data diagnosa, juga menggunakan modul keluhan dan pertanyaan, namun menjawab pertanyaan yang terdapat pada modul pertanyaan. Admin dapat mengakses sistem admin, mengelola sistem admin, dan menjawab modul interaktif keluhan dan pertanyaan seperti tertera pada Gambar 3. Pada tahap desain basis datanya dibangun suatu struktur basis data yang akan digunakan oleh user untuk menyimpan datanya. Desain proses bertujuan untuk menentukan urutan kejadian mulai dari proses input sampai menghasilkan output yang sesuai dengan kebutuhan user, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3. Gambar aliran data untuk modul diagnosa Jenis Penyakit -A, B, C Analisa -A, 1, x -B, 2, y -C, 3, z Gejala -1, 2, 3 Gambar 3. Skema Alir Data Keterangan : A, B, C : penyakit 1, 2, 3 : gejala x, y, z : bobot yang diberikan kepada gejala tergantung pada jenis penyakit yang diderita. Berdasarkan hasil pengamatan, satu jenis penyakit memiliki beberapa gejala yang memiliki kemiripan dengan jenis penyakit lain, hal ini membuat diagnosa sulit dilakukan karena hasil tes gejala menunjukkan beberapa jenis penyakit yang persentasenya sama tinggi. Oleh karena itu dicari gejala khusus dari penyakit untuk menjadi indikator penentu yang menunjukkan pada sebuah penyakit yang spesifik, dan menaikkan tingkat akurasi sistem dalam mendeteksi sebuah penyakit. Pada Gambar 4, tabel penyakit, relasi, dan gejala dipisah, karena hubungan penyakit dengan gejala 16

29 merupakan hubungan banyak ke banyak dan dapat mengakibatkan redundansi pada sistem basis data, sehingga dibuat tabel sendiri yang khusus membahas hubungan antara penyakit dengan gejala. Relasi antara penyakit dan gejala relasi dalam bentuk tabel ditunjukkan pada Gambar 5, sedangkan model relasi ditunjukkan pada Gambar 6. Gambar 4. Use Case Umum Sistem Untuk memulai diagnosa, user memilih modul diagnosa untuk kemudian memilih gejala-gejala umum yang tampak pada unggas yang sakit, setelah itu user memilih gejala khusus yang tampak berdasarkan gejala umum yang dipilih (gejala khusus akan ditampilkan dibawah gejala umum untuk mempermudah user memilih 17

30 gejala yang tampak pada unggas), dan menekan tombol hasil untuk mendapatkan kalkulasi test diagnosa. Hasil kalkulasi didapatkan dengan menghitung jumlah gejala umum dan gejala khusus yang dipilih dibagi dengan jumlah total gejala yang tampak pada sebuah penyakit. Karena terbuka kemungkinan untuk muncul lebih dari satu penyakit, maka penyakit yang akan muncul sebagai hasil adalah dua jenis penyakit yang memiliki persentase paling tinggi, seperti tertera pada Gambar 7. Gambar 5. Tabel Relasi Penyakit dan Gejala Gambar 6. Use Case Relasi Gejala dan Penyakit 18

31 Gambar 7. Use Case Aktor dan Modul Diagnosa 4. Implementasi Sistem Pada tahap ini dilakukan pengidentifikasian perangkat lunak dan perangkat keras yang akan digunakan pada proses pembuatan Sistem Informasi Deteksi Pencegahan Dini pada Ternak Unggas ini. Dari segi perangkat lunak yang harus disiapkan adalah sistem operasi, bahasa pemrograman, basis data, pengolah gambar. Sedangkan dari segi perangkat keras adalah hardware yang mendukung Sistem Informasi Deteksi Pencegahan Dini pada Ternak Unggas. Pada tahap ini juga dilakukan kegiatan untuk memproses seluruh tahap desain sehingga menjadi aplikasi yang dapat dijalankan. 5. Pemeliharaan Sistem Tahap ini merupakan tahap akhir dari pengembangan sistem. Pemeliharaan merupakan tahap dimana sistem yang dibuat perlu pengawasan, evaluasi sistem, serta modifikasi sistem jika sistem tersebut ada kesalahan atau ada penambahan informasi. 19

32 Metode Deteksi Metode deteksi yang dipakai oleh sistem isyarat dini adalah dengan memasukkan input data berupa gejala yang terdeteksi pada ternak. Pada sistem disediakan modul khusus untuk memilih gejala yang terlihat pada ternak unggas, beserta dengan penjelasan dan gambar jika gejala menunjukkan gejala visual yang spesifik, kemudian user dapat mengetahui hasil diagnosa setelah menekan tombol diagnosa. Uji deteksi ini mungkin disertai dengan beberapa uji coba dan akurasinya berdasarkan data-data laporan penyakit dan gejala-gejalanya dapat diperoleh dari peternakan atau dokter hewan. Uji Coba Sistem Pada tahap ini program simulasi yang sudah jadi, diuji dengan menggunakan data yang dikumpulkan dengan mewawancarai user secara langsung. User yang diwawancara diantaranya pegawai peternakan, teknisi peternakan dan pemilik peternakan. User diminta untuk menyebutkan penyakit yang pernah terjadi di peternakannya dan menyebutkan gejala yang terlihat pada penyakit tersebut jika ada. Responden yang diwawancarai terdiri dari 9 teknisi peternak, 8 orang peternak, 2 orang peternak yang sudah pensiun, 2 orang anak kandang, dan 1 pemotong ternak unggas. Data yang didapatkan dari user dicatat dalam lembar wawancara, berisi nama, pekerjaan, pengalaman berternak, dan usia, serta list nama penyakit yang pernah terjadi di peternakan user. Setelah didapatkan data dari wawancara, data gejala akan diujikan ke dalam sistem untuk mendapatkan result penyakit. 20

33 HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat terjangkitnya penyakit adalah salah satu faktor penentu keberhasilan sebuah peternakan, terutama peternakan unggas broiler dan layer. Untuk mengetahui penyakit yang menjangkiti unggas, perlu dilihat ciri-ciri yang terlihat pada tubuh unggas, dan bila unggas telah mati, organ dalam unggas harus dilihat untuk melihat tanda-tanda yang menunjukkan pada penyakit tertentu. Hal ini dibutuhkan untuk mencegah penyebaran penyakit, dengan mengetahui penyakit itu sendiri dan kemudian melakukan langkah pencegahan yang tepat. Pada penelitian ini sistem yang dibuat merupakan sistem dinamis berupa website agar lebih mudah dijangkau oleh semua kalangan, terutama oleh para peternak unggas agar lebih cepat mengetahui penyakit apa yang terjadi pada unggas yang terjangkit, untuk melakukan pengobatan dan pencegahan yang cocok dan tepat guna terhadap unggas dan agar kedepannya tidak terjadi hal serupa. Pada halaman pertama diperkenalkan nama website yaitu Sistem Pencegahan Penyakit Unggas Secara Dini, yang terlihat pada Gambar 8. Untuk mempermudah user mengenali sistem, modul menu ditempatkan di bagian kiri atas, terdiri dari Beranda, Diagnosa, Konsultasi, Berita, Alamat Penting, dan F.A.Q. setiap halaman jika di-klik akan pindah ke halaman tersendri sesuai fungsinya masing-masing. Halaman ini juga memuat gambar konsultasi yang juga sekaligus merupakan link untuk mengisi konsultasi tentang unggas. Ucapan Selamat Datang di website Unggas-Sehat.com terdapat pada halaman utama untuk menyambut user, disertai dengan display gambar unggas untuk memperkuat estétika desain interface. Pemilihan warna abu-abu bertujuan untuk memperkuat kesan minimalis dan bersih. Pada halaman ini juga diperlihatkan overview potongan berita yang berhubungan dengan dunia nutrisi dan kesehatan secara umum. Halaman ini akan muncul jika logo unggas, judul website atau beranda di-klik. 21

34 Gambar 8. Halaman Beranda Halaman kedua yaitu diagnosa akan muncul setelah di-klik menú Diagnosa, yang terlihat pada Gambar 9. Pada halaman ini pertanyaan langsung diperlihatkan, dan user dapat mengakses jawabannya setelah meng-klik kalimat pertanyaannya. Setelah user selesai memilih gejala dan pertanyaannya, user akan menekan tombol Lihat Hasil untuk mendapatkan hasil dari tes penyakitnya. Gambar 9 adalah contoh modul pertanyaan dalam diagnosa ketika meng-klik pertanyaan pertama yaitu apakah terlihat hal berikut ini pada kepala unggas. Pilihan yang terdapat di pertanyaan ini yaitu Muka cerah, mata bening, jengger merah, lubang hidung dan mulut bersih tidak berlendir atau tidak ada exudate, serta ayam tidak mengantuk dan muka buram, mata sayu, kadang kadang berair dan mengantuk, jengger pucat dan mengecil, serta lubang hidung dan mulut berlendir atau ada exudate.. 22

35 Gambar 9. Halaman Diagnosa Jika user memilih pilihan pertama maka tidak akan muncul hal apapun. Jika user memilih pilihan kedua maka akan muncul pilihan yang lebih spesifik yang terlihat pada kepala unggas. Hal yang sama juga terlihat pada module lainnya yang terdapat pada pertanyaan berikutnya. Pada pengujian data hasil wawancara, penguji memilih pilihan yang paling mendekati gejala yang diberikan oleh peternak. Sistem Beta memiliki tiga modul berurutan yang dua diantaranya merupakan modul pertanyaan yang harus dijawab oleh user. Interface sistem beta terlihat pada gambar 10. Pertanyaan modul pertama jika diuraikan terlihat pada Gambar 11. Modul pertama memiliki 3 level pertanyaan yang akan terlihat apabila user memilih gejala tertentu yang umum. Level 1 merupakan gejala umum yang akan terlihat pertama kali ketika user meng-expand pertanyaan. Jika Level 1 dipilih maka akan terlihat level 2 yang merupakan gejala khusus yang masih terkait dengan gejala umum dari level 1. 23

36 Gambar 10. Interface Sistem Beta Level 3 merupakan gejala paling khusus yang hanya akan mucul ketika level 2 dipilih. Pada contoh gambar, level 1 diantaranya yaitu batuk, sinus/ada ingusnya, hidung dan mulut ada lendir, dan sebagainya. Level 2 yaitu bersin, mata berair hanya bisa terlihat ketika level 1 yaitu batuk dipilih, dan level 3 yaitu nafas terengahengah dan ngorok hanya bisa terlihat ketika ayam sulit bernapas dipilih oleh user. Hal ini dilakukan agar tidak semua gejala muncul pada permulaan, sehingga memperbaiki interface sistem, juga mempermudah user untuk memilih tiap kategorinya. Setelah user memilih gejala dari modul satu, user kemudian akan diarahkan ke Modul 2 dimana pertanyaan khusus yang mewakili gejala bagian dalam tubuh unggas diperlihatkan. Pertanyaan ini sangat spesifik dan hanya mewakili dua penyakit yang paling mungkin terjadi pada unggas berdasarkan hasil kalkulasi gejala yang dipilih pada modul satu. Setelah memilih proses dan gejala yang dirasa paling mendekati gejala yang nampak pada organ dalam unggas, user dapat memilih process untuk mendapatkan hasil test, atau memilih back jika user tidak yakin dengan pilihannya, dan kembali ke beranda. Modul 2 terlihat pada Gambar

37 Gambar 11. Modul Sistem mode expand Gambar 12. Modul 2 Sistem Hasil test sistem yaitu hasil dari gejala yang dipilih terlihat pada Gambar 13. User diberikan hasil test berupa nama penyakit yang paling mungkin menjangkiti unggas, gejala yang dipilih, dan gejala lain yang tidak dipilih oleh user. Hasil ini terdapat pada modul tiga sistem beta. 25

38 Gambar 13. Modul 3 Sistem Halaman ketiga memuat modul Konsultasi seperti terlihat pada Gambar 14. Setiap orang bebas konsultasi disini tanpa harus menjadi member dari website ini. Disini diperlihatkan contoh input Penanya, Pertanyaan, Jawaban, dan Penjawab. Pada halaman ini terdapat link isi konsultasi yang jika di-klik akan mengarahkan ke halaman formulir yang harus diisi, setelah itu jika user menekan tombol tanya, maka akan muncul konfirmasi konsultasi sudah disimpan. Untuk menjawabnya, tersedia link di bawah pertanyaan yang belum terjawab yang bisa di klik dan akan mengarahkan ke formulir jawaban yang bisa diisi oleh setiap user tanpa harus menjadi member terlebih dahulu. 26

39 Gambar 14. Halaman Konsultasi Halaman keempat berisi berita yang berhubungan dengan dunia unggas, seperti terlihat pada Gambar 15. Berita dan informasi ini sangat penting untuk menjelaskan penyakit pada unggas secara umum. Halaman kelima berisi alamat penting yang bisa dihubungi untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang penyakit unggas, terutama apabila user membutuhkan tes lebih lanjut dari penyakit yang menjangkiti ternak unggas. Halaman keenam berisi frequently asked question yaitu pertanyaan yang paling sering ditanyakan. Halaman ini juga berfungsi sebagai halaman panduan yang menjelaskan cara untuk menggunakan website ini. 27

40 Gambar 15. Halaman Berita Test sistem dilakukan dengan cara mewawancara narasumber yaitu user target dari program ini, diantaranya para peternak dan teknisi yang bergelut di bidang peternakan unggas. Wawancara narasumber dilakukan dengan mendatangi sumber langsung ke peternakan unggas yang tersebar di Kecamatan Cibungbulang, Pamijahan dan Leuwipanjang. jumlah responden yaitu sebanyak 24 orang, dan ditanyai langsung tentang jenis penyakit unggas tertentu dan responden diminta untuk menjelaskan ciri-ciri penyakit unggas tersebut berdasarkan pengalaman yang terjadi di lapangan, yaitu dengan cara yang umum dilakukan, yaitu dengan melihat tanda-tanda fisik unggas secara umum dan bila unggas telah mati, dengan membuka bagian dalam tubuhnya. Hasil wawancara diujikan ke sistem untuk menguji keakurasian sistem. Setelah didapatkan hasil tingkat akurasi sistem, dilakukan perbaikan sistem. Pada tahap ini, 28

41 dilakukan perombakan pada database, interface dan pertanyaan unggas agar lebih uservaluable dan mudah dimengerti system interface-nya. Uji Coba Sistem Setelah test system alpha, system diperbaiki di bagian database dan user interfacenya. Untuk bagian database, penyakit yang terdapat dalam system dikurangi hingga tinggal tersisa 23 penyakit yang terdiri dari 152 gejala. Pada tahap pengujian kedua ini untuk menghindari input yang salah, gejala hasil wawancara hanya dicocokkan dengan gejala penyakit yang sama yang terdapat pada database sistem. Hasil test terdapat 2 jenis, yaitu Tidak Dapat Dilanjutkan atau Cocok. Hasil tes sistem ini pada peternak terlihat pada Gambar 16 dan Tabel CRD/Mycoplasma Gallisepticum Infection 7. Newcastle Disease 2. Marek s Disease 8. Avian Colibacillosis 3. Cholera 9. Berak Kapur (Pullorum Disease atau Fowl 4. Infectious Coryza/Snot Typhoid) 5. Ascites 10. Pendulous Crop 6. Gumboro 11. Avian Influenza Gambar 16. Test Akurasi Sistem Beta Dalam penelitian ini, didapatkan 12 jenis penyakit yang sesuai dengan database, 9 jenis penyakit yang tidak terdapat dalam database dan tidak jelas jika harus dikategorikan ke dalam penyakit tertentu, dan 1 jenis penyakit yang baru ditemukan pada awal abad 21 seperti yang terlihat pada Tabel 1. 29

42 Tabel 1. Perbandingan Hasil Wawancara dengan Test No Nama Penyakit Jumlah ditemukan Jumlah yang dalam wawancara dihasilkan dalam test 1 Pendulous Crop Avian Influenza Berak Kapur Avian Colibacillosis Newcastle Disease Gumboro Candidiasis Ascites Snot Cholera Marek's Disease Chronical Respiratory Disease(CRD) 11 5 Penyakit yang tidak terdapat dalam database 1 Ngorok 13 2 Coccidiosis 4 3 Mencret 3 4 Sudden Death Syndrome (SDS) 1 5 Mencret Hijau 1 6 Dingin 1 7 Bengek 1 8 Ngorok Kering 1 9 Meriang 1 10 Masuk angin 1 Penyakit ini didapatkan dari banyaknya kemunculan dalam wawancara, berdasarkan pengalaman peternak, tapi tidak akurat mengingat peneliti tidak menanyakan jumlah penyakit tertentu yang terjadi dalam kurun waktu tertentu. Untuk penyakit yang tidak terdapat dalam database, penyakit ini tidak diikutsertakan dalam test. Penyakit lain yang tidak muncul dalam wawancara terlihat pada Tabel 2. 30

43 Tabel 2. Penyakit yang Tidak Muncul Pada Wawancara Abscesses Avian Viral Tumor Cestodosis Acute Septicemia Bedbugs Collyriclum Faba Aflatoxicosis Internal Laying Eggs Cropworms Airsacculitis Bloody Gut Cryptosporodiosis Alpha Virus Breast Blister Dactylariosis Arizona Infection Bumblefoot Defisiensi Vitamin E Atrhtitis / Synovitis Cacing Menyerang Usus Buntu Syndrom Encephalomalacia Askariosis Cacing Yang Menyerang Daerah Proventikulus Exudate Diathesis Aspergillosis Capillariosus Muscular Dystrophy Avian Tuberculossis Cellulitis Discopondylitis Perosis Pneumovirus Infection Reticuloendotheliosis Roundworms Ruptured Gastrocnemius Tendon Tibial Dischondroplasia Trichothecene Mycotoxicosis Rtungau Pratyphoid Infection Perosis Pneumovirus Infection Mycoplasma Synoviae Infection Inclusion Body Hepatitis Gizzardwormd Round Heart Disease Infectious Laryngotracheitis Hemorrhagic Syndrome Staphylococcis Kanibalisme Rickets Xanthomatosis Kutu Salpingitis Zearalenone Mycotoxicosis Blackflies Viral Arthritis Fowl Pox Leucocytozoonosis Pododermatitis Gapeworms Limberneck Eggs Drop Syndrome 1976 Eyeworms Lymphoid Endocarditis Favus Leukosis Enteritis Ergotism Hasil dari test beta ini terlihat pada Gambar 16. Jika dibandingkan dengan test alpha secara keseluruhan mengalami penurunan dan kenaikan. Pada penyakit Pendulous Crop dan Snot, pada test alpha masing-masing terdapat 5 kemunculan dan 21 kemunculan pada wawancara, pada test beta masing-masing tidak terdapat hasil dan hanya terdapat 1 hasil yang benar. Peningkatan Akurasi terlihat pada penyakit Marek s Disease, Ascites, Colibacillosis, masing masing terdapat 1, 1, dan 16 kemunculan, pada 31

44 test alpha tidak mendapatkan result sedangkan pada test beta mendapatkan result masing masing 1, 1, dan 8 kasus yang cocok. Pada kasus CRD/Mycoplasma Gallisepticum Infection, terdapat 21 gejala yang tidak cocok dengan database dari 44 gejala yang dideskripsikan oleh user. Gejala yang paling banyak muncul yaitu berat badan turun (P005) dan kantung udara tampak mengeruh seperti awan dan berisi lendir (G018). Untuk penyakit yang tidak kunjung mengalami perbaikan akurasi, misalnya Gumboro, hal ini dikarenakan menurut peternak, Gumboro terjadi ketika kondisi tubuh ternak ayam sudah turun dan ayam sudah dijangkiti oleh penyakit lain selain Gumboro, bisa dikatakan Gumboro adalah kumpulan dari berbagai penyakit yang terjadi pada ayam dan Gumboro merupakan tahap paling parah yang terlihat pada ayam. Selain it terdapat gejala yang tidak disebutkan yaitu pembengkakan bursa of fabricious dan masa inkubasi selama 3 hari. Hal ini sangat penting mengingat gumboro biasanya hanya menyerang unggas dalam masa pertumbuhan yang masih memiliki bursa of fabricious. Untuk Avian Influenza, penyebab ketidak-akuratannya pada test beta adalah karena terlalu sedikit input gejala yang bisa dimasukkan sehingga melewati tahap gejala khusus. Untuk Pendulous Crop, penyebab ketidak-akuratannya yaitu dikarenakan penyakit ini kekurangan input bagian dalam tubuh yang cocok dengan gejala yang terdapat dalam database, sehingga database harus diperbaiki untuk mendapatkan result yang benar. Untuk Berak Kapur (Fowl Typhoid dan Pullorum Disease) hal yang menyebabkan ketidak-akurat-annya sistem ini yaitu dikarenakan gejala utama penyakit ini juga muncul dalam gejala penyakit lain, sedangkan untuk gejala bagian dalam tubuh unggasnya biasanya sudah komplikasi dengan gejala penyakit lain, sehingga keakuratannya sangat rendah. Untuk penyakit Avian Colibacillosis, penyebab ketidak-akuratannya yaitu adalah karena input databasenya kurang dan tidak tepat sehingga tidak bisa didapatkan gejala bagian dalam tubuh yang tepat untuk penyakit ini. Untuk penyakit Newcastle Disease, penyebab ketidak-akuratannya yaitu karena kekurangan input gejala yang tepat sehingga proses berhenti pada gejala khusus (gejala khusus dipilih karena tidak ada data yang cocok yang disebutkan dalam wawancara). 32

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat terjangkitnya penyakit adalah salah satu faktor penentu keberhasilan sebuah peternakan, terutama peternakan unggas broiler dan layer. Untuk mengetahui penyakit yang menjangkiti

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Penyakit Unggas Cekaman (Stress)

TINJAUAN PUSTAKA Penyakit Unggas Cekaman (Stress) TINJAUAN PUSTAKA Penyakit Unggas Pencegahan penyakit pada ternak ayam lebih utama dibandingkan pengobatan, sebab biaya untuk pencegahan relatif murah dibandingkan dengan pengobatan. Penyakit yang sering

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Investigasi Sistem. Analisis Sistem. Desain Sistem. Pemeliharaan Sistem. Implementasi Sistem

MATERI DAN METODE. Investigasi Sistem. Analisis Sistem. Desain Sistem. Pemeliharaan Sistem. Implementasi Sistem MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor mulai Maret 2011 sampai Mei 2012. Materi Alat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ayam ayam lokal (Marconah, 2012). Ayam ras petelur sangat diminati karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ayam ayam lokal (Marconah, 2012). Ayam ras petelur sangat diminati karena 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Petelur Ayam petelur dikenal oleh sebagian masyarakat dengan nama ayam negeri yang mempunyai kemampuan bertelur jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan ayam ayam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini akan dijelaskan tentang tampilan hasil program dan pembahasan dari Sistem Pakar Mendeteksi Penyakit Burung Puyuh Dan cara pengobatannya. Tampilan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Pada bab ini akan dijelaskan tampilan hasil dari aplikasi yang telah dibuat, yang digunakan untuk memperjelas tentang tampilan-tampilan yang ada pada aplikasi

Lebih terperinci

1. Penyakit Tetelo (ND=Newcastle Disease) Penyebab : Virus dari golongan paramyxoviru.

1. Penyakit Tetelo (ND=Newcastle Disease) Penyebab : Virus dari golongan paramyxoviru. Ayam kampong atau kita kenal dengan nama ayam buras (bukanras) merupakan salah satu potensi unggas lokal, yang mempunyai prospek dikembangkan terutama masyarakat di perdesaan. Ayam buras, selain memiliki

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Pada bab ini akan dijelaskan tampilan hasil dari aplikasi yang telah dibuat, yang digunakan untuk memperjelas tentang tampilan-tampilan yang ada pada aplikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam petelur merupakan ayam yang dipelihara dengan tujuan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam petelur merupakan ayam yang dipelihara dengan tujuan untuk 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Petelur Ayam petelur merupakan ayam yang dipelihara dengan tujuan untuk menghasilkan telur (Setyono dkk., 2013). Ayam ras petelur merupakan ayam penghasil telur dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari analisa dan rancang bangun sistem pakar mendiagnosis kerusakan mesin pendingin ruangan (toshiba). Website ini terdiri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Tampilan Hasil Berikut adalah tampilan hasil dan pembahasan dari Sistem Pakar Mendiagnosa Perkembangan Dan Kesehatan Pada Anak. IV.1.1 Tampilan Menu Utama Tampilan ini

Lebih terperinci

Desain sistem Analisis sistem Implementasi sistem Pemeliharaan Sistem HASIL DAN PEMBAHASAN Investigasi sistem

Desain sistem Analisis sistem Implementasi sistem Pemeliharaan Sistem HASIL DAN PEMBAHASAN Investigasi sistem 5 akuisisi pengetahuan untuk pengambilan keputusan berdasarkan gejala klinis dan gejala yang bersifat fuzzy, serta pembuatan fuzzy inference system (FIS). Dalam pembutan FIS, dinakan representasi fungsi

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Tahapan implementasi bertujuan untuk menerapkan sistem yang telah dibangun berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan. Pengujian diawali dengan proses integrasi antara

Lebih terperinci

Perancangan Aplikasi Sistem Pakar Penyakit Ayam Muhammad Hasbi 7)

Perancangan Aplikasi Sistem Pakar Penyakit Ayam Muhammad Hasbi 7) ISSN : 1693 1173 Perancangan Aplikasi Sistem Pakar Penyakit Ayam Muhammad Hasbi 7) Abstrak Penentuan penyakit ayam dapat digunakan dengan sistem pakar. Perancangan aplikasi untuk menentukan penyakit ayam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Berikut dari hasil perancangan di Bab III maka ditabel hasil uji coba dijelaskan tentang tampilan hasil dari analisa dan rancang bangun sistem pakar mendiagnosis kerusakan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI III.1. Sistem Informasi Sistem informasi adalah suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Sistem merupakan kumpulan elemen-elemen yang saling terkait dan bekerja sama untuk memroses masukan (input) yang ditujukan kepada sistem tersebut dan mengolah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Hasil rancangan sistem pakar mendiagnosa penyakit kucing yang telah selesai di buat dimana tampilan hasil terdiri dari dua bagian yaitu tampilan untuk pengguna dan

Lebih terperinci

MENGENAL SECARA SEDERHANA TERNAK AYAM BURAS

MENGENAL SECARA SEDERHANA TERNAK AYAM BURAS MENGENAL SECARA SEDERHANA TERNAK AYAM BURAS OLEH: DWI LESTARI NINGRUM, S.Pt Perkembangan ayam buras (bukan ras) atau lebih dikenal dengan sebutan ayam kampung di Indonesia berkembang pesat dan telah banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. energi, vitamin dan mineral untuk melengkapi hasil-hasil pertanian. Salah

BAB I PENDAHULUAN. energi, vitamin dan mineral untuk melengkapi hasil-hasil pertanian. Salah BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Fungsi terbesar produk peternakan adalah menyediakan protein, energi, vitamin dan mineral untuk melengkapi hasil-hasil pertanian. Salah satu nutrisi penting asal produk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Konsep Dasar Membangun Aplikasi Berbasis Web

BAB II LANDASAN TEORI Konsep Dasar Membangun Aplikasi Berbasis Web BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Membangun Aplikasi Berbasis Web Aplikasi berbasis web adalah aplikasi yang dijalankan melalui browser dan diakses melalui jaringan komputer. Aplikasi berbasis web

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II Landasan Teori BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Pada bab ini akan dibahas mengenai definisi sistem informasi, namun harus diketahui terlebih dahulu definisi sistem dan informasi.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA 75 BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari analisa dan rancang bangun sistem pakar mendiagnosis kerusakan mesin hoisting crane. Website ini terdiri dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi yang menerimanya (Tafri D. Muhyuzir, 2001, 8). satu aspek pekerjaan, melainkan berbagai aspek yang berbeda-beda sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi yang menerimanya (Tafri D. Muhyuzir, 2001, 8). satu aspek pekerjaan, melainkan berbagai aspek yang berbeda-beda sehingga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem informasi adalah data yang dikumpulkan, dikelompokkan dan diolah sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah satu kesatuan informasi yang saling terkait dan saling

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. Implementasi sistem merupakan tahap meletakan sistem agar dapat siap untuk

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. Implementasi sistem merupakan tahap meletakan sistem agar dapat siap untuk BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 4.1 Implementasi Sistem Implementasi sistem merupakan tahap meletakan sistem agar dapat siap untuk dioperasikan. Dalam implementasi aplikasi diagnosa hama dan penyakit

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Analisa sistem yang sedang berjalan di tempat praktek Drh. Salisah Anggita Ningsih Tandam Hilir masih menggunakan sistem yang

Lebih terperinci

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2010/2011 SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA AYAM

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2010/2011 SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA AYAM STMIK GI MDP Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2010/2011 SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA AYAM Boris 2006250048 Tomy Kawira 2006250128 Abstrak Pada zaman

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perangkat keras dan perangkat lunak dewasa ini sangat mempengaruhi pola pemakaian komputer. Komputer yang pada awalnya hanya digunakan oleh para akademisi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian berisi rencana kerja yang berurutan agar hasil yang didapatkan sesuai dengan yang diharapkan. Berikut ini Tahapan yang digunakan dalam penelitian tugas

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Internet Menurut Prakoso (2007 : 119) Internet adalah sebuah kumpulan jaringan komputer lokal yang menggunakan perangkat lunak internet dan protokol TCP/IP atau HTTP. Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kandungan berbagai asam amino, DHA dan unsur-unsur lainnya yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. kandungan berbagai asam amino, DHA dan unsur-unsur lainnya yang dibutuhkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fungsi terbesar produk peternakan adalah menyediakan protein, energi, vitamin dan mineral untuk melengkapi hasil-hasil pertanian. Salah satu nutrisi penting asal produk

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Metodologi Penelitian Dalam pelaksanaan kerja praktek dilakukan pendekatan dengan cara peninjauan untuk masalah apa yang terdapat di dalam SMA Negeri 1 Pandaan. Peninjauan

Lebih terperinci

Perancangan Website Ujian. Teknik Elektro UNDIP Berbasis HTML

Perancangan Website Ujian. Teknik Elektro UNDIP Berbasis HTML TUGAS TEKNOLOGI INFORMASI Perancangan Website Ujian Teknik Elektro UNDIP Berbasis HTML OLEH: AULIA RAHMAN 21060113120007 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2014 Abstrak

Lebih terperinci

Sistem Diagnosa Pendeteksi Penyakit Pada Ayam Oleh Baskara Ekaputra ABSTRAK

Sistem Diagnosa Pendeteksi Penyakit Pada Ayam Oleh Baskara Ekaputra ABSTRAK Sistem Diagnosa Pendeteksi Penyakit Pada Ayam Oleh Baskara Ekaputra ABSTRAK Dalam kehidupan sehari-hari ayam merupakan hewan ternak yang banyak di ambil manfaatnya oleh masyarakat. Maka dari itu ayam banyak

Lebih terperinci

Metode Deffuzifikasi Mean of Maximum (MOM) Kolik Gas (Tympani) Kolik Twisted gut Kolik Impaksi METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

Metode Deffuzifikasi Mean of Maximum (MOM) Kolik Gas (Tympani) Kolik Twisted gut Kolik Impaksi METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Metode Deffuzifikasi Mean of Maximum (MOM) Salah satu metode deffuzifikasi adalah Mean of Maximum. Pada metode ini, solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil nilai rata-rata domain yang memiliki nilai

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Internet Menurut Prakoso (2007 : 119) Internet adalah sebuah kumpulan jaringan komputer lokal yang menggunakan perangkat lunak internet dan protokol TCP/IP atau HTTP. Oleh

Lebih terperinci

Bab 4. Implementasi dan Evaluasi. Seperti yang sudah dibahas pada bagian sebelumnya, aplikasi yang dibuat

Bab 4. Implementasi dan Evaluasi. Seperti yang sudah dibahas pada bagian sebelumnya, aplikasi yang dibuat 152 Bab 4 Implementasi dan Evaluasi 4 Implementasi dan evaluasi 4.1 Implementasi Seperti yang sudah dibahas pada bagian sebelumnya, aplikasi yang dibuat diharapkan dapat menjadi solusi pada perancangan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Informasi Sistem informasi adalah suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen - komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan

Lebih terperinci

SKRIPSI SISTEM PAKAR UNTUK MENDETEKSI PENYAKIT PADA AYAM PETELUR DENGAN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

SKRIPSI SISTEM PAKAR UNTUK MENDETEKSI PENYAKIT PADA AYAM PETELUR DENGAN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING SKRIPSI SISTEM PAKAR UNTUK MENDETEKSI PENYAKIT PADA AYAM PETELUR DENGAN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING REZA WAHYU PRATAMA 12531584 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan metode pengembangan sistem yang digunakan peneliti merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan metode pengembangan sistem yang digunakan peneliti merupakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Pengembangan Sistem Pendekatan metode pengembangan sistem yang digunakan peneliti merupakan salah satu dari agile methods yaitu extreme Programming (XP). Dalam metode

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Aplikasi Berbasis Web Yang dimaksud dengan aplikasi web atau aplikasi berbasis web adalah aplikasi yang dijalankan melalui browser. Aplikasi seperti ini pertama kali dibangun hanya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Pada bab ini akan dijelaskan tampilan hasil dari aplikasi yang telah dibuat, yang digunakan untuk memperjelas tentang tampilan-tampilan yang ada pada aplikasi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Internet Menurut Prakoso (2007), Internet adalah sebuah kumpulan jaringan komputer lokal yang menggunakan perangkat lunak internet dan protokol TCP/IP atau HTTP. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Gambaran Umum Sistem aplikasi lelang proyek pengadaan barang atau jasa berbasis web pada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara secara umum merupakan alat untuk membantu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Sitem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai tujuan. keluaran. Berikut gambaran umum sebuah sistem.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Sitem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai tujuan. keluaran. Berikut gambaran umum sebuah sistem. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Konsep Dasar Sistem Sitem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu (Hartono, 1999). Model umum sebuah sistem terdiri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1 Tampilan Hasil Pada bab ini akan dijelaskan tampilan hasil dari aplikasi yang telah dibuat, yang digunakan untuk memperjelas tentang tampilan dari Sistem Pendukung Keputusan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS PENYAKIT PADA HEWAN TERNAK UNGGAS SKRIPSI HERINA SARI SINAGA

PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS PENYAKIT PADA HEWAN TERNAK UNGGAS SKRIPSI HERINA SARI SINAGA PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS PENYAKIT PADA HEWAN TERNAK UNGGAS SKRIPSI HERINA SARI SINAGA 051401031 PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

Lampiran 1. DFD Level 1 (Data Flow Diagram). Lampiran 2. Halaman utama sistem.

Lampiran 1. DFD Level 1 (Data Flow Diagram). Lampiran 2. Halaman utama sistem. LAMPIRAN 5 Lampiran. DFD Level (Data Flow Diagram). Lampiran 2. sistem. 6 Lampiran 3. Halaman pengisian form input untuk data pengguna. Lampiran 4. Halaman pengisian data klinis. Lampiran 5. untuk. 7 Lampiran

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Pengertian Implementasi Sistem Setelah sistem selesai dianalisis dan dirancang secara rinci dan teknologi telah diseleksi dan dipilih, saatnya sistem untuk diimplementasikan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah Prodi Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Adapun penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan ditemukannya penyakit-penyakit baru yang belum teridentifikasi

BAB I PENDAHULUAN. dengan ditemukannya penyakit-penyakit baru yang belum teridentifikasi 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu kedokteran mengalami kemajuan pesat yang ditandai dengan ditemukannya penyakit-penyakit baru yang belum teridentifikasi sebelumnya. Para dokter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di pedesaan maupun di sekitar perkotaan. Itik Alabio. Karena itu, ada pula yang menyebutnya sebagai itik MA (Mojosari-

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di pedesaan maupun di sekitar perkotaan. Itik Alabio. Karena itu, ada pula yang menyebutnya sebagai itik MA (Mojosari- BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Itik adalah salah satu komoditas ternak unggas yang menghasilkan telur dan daging. Ternak ini mempunyai peran yang cukup penting dalam mendukung ketersediaan protein

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha pembibitan ayam merupakan usaha untuk menghasilkan ayam broiler

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha pembibitan ayam merupakan usaha untuk menghasilkan ayam broiler 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembibitan Ayam Usaha pembibitan ayam merupakan usaha untuk menghasilkan ayam broiler konsumsi yang memiliki produksi unggul. Bibit- bibit yang bisa dikembangkan di Indonesia

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Untuk membangun suatu sistem yang berupa Sistem Informasi Peminjaman

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Untuk membangun suatu sistem yang berupa Sistem Informasi Peminjaman BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Untuk membangun suatu sistem yang berupa Sistem Informasi Peminjaman Online Buku yang berbasis Web, terlebih dahulu penulis merencanakan bagaimana alur kerja

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA 107 BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari analisa dan rancang bangun aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa gangguan menstruasi dengan metode

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4. 1 Implementasi 4. 1. 1 Kebutuhan Sumber Daya Sumber daya yang dibutuhkan untuk menjalankan sistem pemesanan online di CV. Mega Mulia terdiri dari: perangkat keras, perangkat

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4. 1 Instalasi Software BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Dalam pembuatan program ini penulis menggunakan XAMPP dalam menjalankan program aplikasi ini yang didalamnya sudah terdapat MySQL untuk mengelola

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem informasi merupakan fokus utama dari studi disiplin sistem informasi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem informasi merupakan fokus utama dari studi disiplin sistem informasi dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem informasi merupakan fokus utama dari studi disiplin sistem informasi dan organisasi informatika. Karena itu sistem informasi yang berbasis komputasi sudah banyak

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT AYAM BROILER DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT AYAM BROILER DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT AYAM BROILER DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) Makalah Program Studi Teknik Informatika Fakultas Komunikasi dan Informatika Diajukan oleh

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Pada dasarnya sistem informasi merupakan suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu

Lebih terperinci

SISTEM DISTRIBUSI PRODUK PADA PT. PRABU ABDIWIJAYA SRIWIJAYA PALEMBANG MENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL

SISTEM DISTRIBUSI PRODUK PADA PT. PRABU ABDIWIJAYA SRIWIJAYA PALEMBANG MENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL SISTEM DISTRIBUSI PRODUK PADA PT. PRABU ABDIWIJAYA SRIWIJAYA PALEMBANG MENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL Ferengky Rianto Andrianto Jurusan Sistem Informasi STMIK PalComTech Palembang Abstrak Sistem informasi distribusi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 70 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Hasil Dalam pembahasan hasil program berisi tentang menjelaskan halaman dari program, terutama yang berkaitan dengan interface (antar muka) sebagai penghubung antara

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Implementasi adalah penerapan cara kerja sistem berdasarkan hasil analisa dan juga perancangan yang telah dibuat sebelumnya ke dalam suatu bahasa pemrograman

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dapat membantu mempermudah perusahaan mitra bisnis dan pencari kerja ( client ) PT.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dapat membantu mempermudah perusahaan mitra bisnis dan pencari kerja ( client ) PT. BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Rencana Implementasi Sistem penyediaan tenaga kerja berbasis web yang dirancang penulis, diharapkan dapat membantu mempermudah perusahaan mitra bisnis dan pencari kerja

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Deskripsi Umum Perangkat Lunak Sistem informasi kost di sekitar Universitas Sebelas Maret ini memberikan informasi tentang kost kepada mahasiswa Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJICOBA. pakar mendeteksi penyakit pada Tanaman Buah Naga. apabila program dijalankan. Pada halaman ini user dapat memilih menu apa

BAB IV HASIL DAN UJICOBA. pakar mendeteksi penyakit pada Tanaman Buah Naga. apabila program dijalankan. Pada halaman ini user dapat memilih menu apa BAB IV HASIL DAN UJICOBA IV.1 Tampilan Hasil Berikut adalah tampilan hasil dan pembahasan dari perancangan sistem pakar mendeteksi penyakit pada Tanaman Buah Naga. IV.1.1 Tampilan Menu Utama Tampilan menu

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 69 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Pakar Spesifikasi sistem (hardware dan software) sangat perlu diperhatikan agar prototipe sistem pakar dapat berjalan dengan baik. Seiring dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA 25 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Hasil Dalam tahapan bab ini menjelaskan hasil dari rancangan sistem serta uji coba yang telah dilakukan dari sistem yang telah selesai dirancang

Lebih terperinci

Sistem Pakar Pendeteksi Penyakit Ayam Dengan Menggunakan Metode Backward Chaining Berbasis Desktop. Artikel Ilmiah

Sistem Pakar Pendeteksi Penyakit Ayam Dengan Menggunakan Metode Backward Chaining Berbasis Desktop. Artikel Ilmiah Sistem Pakar Pendeteksi Penyakit Ayam Dengan Menggunakan Metode Backward Chaining Berbasis Desktop Artikel Ilmiah Diajukan Kepada Fakultas Teknologi Informasi Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Dunia informasi di Indonesia sedang dan harus. berubah. Saat ini, dunia pemasaran tidak dapat

LANDASAN TEORI. Dunia informasi di Indonesia sedang dan harus. berubah. Saat ini, dunia pemasaran tidak dapat BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Karakteristik Uneven Solution Dunia informasi di Indonesia sedang dan harus berubah. Saat ini, dunia pemasaran tidak dapat mengandalkan satu bahasa seperti tahun lalu. Coba lihat

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM. analisis dan perancangan dijadikan acuan dalam pembuatan kode program. Pada

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM. analisis dan perancangan dijadikan acuan dalam pembuatan kode program. Pada BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM 4.1 Implemetasi Sistem Implementasi sistem merupakan tahap meletakan sistem supaya dapat siap untuk dioperasikan. Implementasi merupakan tahap pengembangan dimana hasil analisis

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI III.1. Sistem Informasi Sistem presensi menggunakan QRCode dan ijin berbasis web dan mobile merupakan sistem informasi yang digunakan untuk menyelesaika masalah presensi dan ijin

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 19 HASIL DAN PEMBAHASAN Implementasi Implementasi merupakan proses transformasi dan representasi rancangan sistem ke bahasa pemrograman PHP yang dapat dimengerti oleh aplikasi browser. Data yang diimplementasikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sering disebut dengan e-commerce (Electronic Commerce). E-Commerce

BAB 1 PENDAHULUAN. sering disebut dengan e-commerce (Electronic Commerce). E-Commerce 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi internet mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam dunia ekonomi khususnya dalam hal berbelanja. Belanja yang dilakukan melalui internet ini sering

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. yang dapat menunjang berjalannya sistem agar berjalan secara optimal. Dimana

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. yang dapat menunjang berjalannya sistem agar berjalan secara optimal. Dimana BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Dalam menjalankan suatu sistem perlu diperhatikan sistem spesifikasi apa saja yang dapat menunjang berjalannya sistem agar berjalan secara optimal. Dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Captcha Dengan Corak Hitam Putih

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Captcha Dengan Corak Hitam Putih BAB I PENDAHULUAN I.1 Pendahuluan Pada jaman yang semakin canggih ini pencarian informasi menjadi sangat mudah. Terlebih lagi dengan adanya teknologi internet, teknologi ini dapat mempermudahkan kita sebagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Pada bab ini akan dijelaskan tampilan hasil dari aplikasi yang telah dibuat, yang digunakan untuk memperjelas tentang tampilan-tampilan yang ada pada aplikasi

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 5.1 Implementasi Pembuatan Sistem 5.1.1 Lingkungan Pemrograman Implementasi dari Website KUA Lembang ini dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dengan mengandalkan

Lebih terperinci

APLIKASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN BERBASIS WEB MENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL PADA SMA NEGERI 5 BINJAI TUGAS AKHIR FATIMAH

APLIKASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN BERBASIS WEB MENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL PADA SMA NEGERI 5 BINJAI TUGAS AKHIR FATIMAH APLIKASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN BERBASIS WEB MENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL PADA SMA NEGERI 5 BINJAI TUGAS AKHIR FATIMAH 062406065 PROGRAM STUDI D3 ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Waktu penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4. 1 Instalasi Software Dalam pembuatan program ini penulis menggunakan XAMPP dalam menjalankan program aplikasi ini yang didalamnya sudah terdapat MySQL untuk mengelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu hewan ternak yang paling banyak diternakkan adalah unggas. Unggas memberikan banyak manfaat dan keuntungan, antara lain dapat dimanfaatkan dagingnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat terutama pada dunia komputer memberikan kita wawasan yang luas

BAB I PENDAHULUAN. pesat terutama pada dunia komputer memberikan kita wawasan yang luas BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring perkembangan teknologi dan informasi yang semakin cepat dan pesat terutama pada dunia komputer memberikan kita wawasan yang luas sehingga kita dapat memperoleh

Lebih terperinci

Information Display System Jadwal Perkuliahan Prodi Informatika. Universitas Muhammadiyah Surakarta Berbasis Web MAKALAH

Information Display System Jadwal Perkuliahan Prodi Informatika. Universitas Muhammadiyah Surakarta Berbasis Web MAKALAH Information Display System Jadwal Perkuliahan Prodi Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta Berbasis Web MAKALAH Disusun oleh : Gamma Putra Kautsar Aris Rakhmadi, S.T., M.Eng. PROGRAM STUDI INFORMATIKA

Lebih terperinci

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB I PERSYARATAN PRODUK BAB I PERSYARATAN PRODUK Bab ini akan menerangkan tentang pendahuluan, tujuan pengembangan software, ruang lingkup dan penjelasan produk yang dibangun secara umum atau general dengan menggunakan sedikit

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan mengenai tampilan hasil dari perancangan sistem Sistem Pakar Mengidentifikasi Penyakit Amenore Menggunakan Certainty Factor yang

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENERIMAAN SISWA BARU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA BERBASIS WEB (STUDI KASUS KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA)

SISTEM INFORMASI PENERIMAAN SISWA BARU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA BERBASIS WEB (STUDI KASUS KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA) Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 9 No. 2 Juni 2014 35 SISTEM INFORMASI PENERIMAAN SISWA BARU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA BERBASIS WEB (STUDI KASUS KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA) Indah Fitri Astuti 1), Dyna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat ditularkan melalui sentuhan fisik melalui kulit. sentuhan kulit sangatlah besar dan sering terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat ditularkan melalui sentuhan fisik melalui kulit. sentuhan kulit sangatlah besar dan sering terjadi. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat berharga bagi manusia untuk dapat melakukan segala aktifitasnya dengan baik. Kesehatan kulit juga harus dijaga untuk melindungi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Tampilan Hasil Pada Sistem Informasi Geografis Penentuan Jumlah Penduduk Yang Kurang Mampu Pada Kecamatan Medan Labuhan Berbasis Web ini terdapat beberapa tampilan hasil

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Mendefenisikan Web dalam Macromedia Dreamweaver 8

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Mendefenisikan Web dalam Macromedia Dreamweaver 8 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Mendefenisikan Web dalam Macromedia Dreamweaver 8 Sebelum membangun web yang akan kita buat, pertama kali yang dilakukan adalah file tersusun rapi dan terkumpul dalam satu

Lebih terperinci

Bab 4 Implementasi dan Evaluasi

Bab 4 Implementasi dan Evaluasi Bab 4 Implementasi dan Evaluasi 4.1 Implementasi Sistem Tahap implementasi dan pengujian sistem, dilakukan setelah tahap analisis dan perancangan selesai dilakukan. Pada bab ini akan dijelaskan implementasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA. yang digunakan untuk memperjelaskan tentang tampilan-tampilan yang ada pada

BAB IV HASIL DAN UJI COBA. yang digunakan untuk memperjelaskan tentang tampilan-tampilan yang ada pada BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Pada bab ini akan dijelaskan tampilan hasil dari aplikasi yang telah dibuat, yang digunakan untuk memperjelaskan tentang tampilan-tampilan yang ada pada Program

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA. digunakan untuk memperjelas tentang tampilan-tampilan yang ada pada aplikasi sistem

BAB IV HASIL DAN UJI COBA. digunakan untuk memperjelas tentang tampilan-tampilan yang ada pada aplikasi sistem BAB IV HASIL DAN UJI COBA III.1. Tampilan Hasil Pada bab ini akan dijelaskan tampilan hasil dari aplikasi yang telah dibuat, yang digunakan untuk memperjelas tentang tampilan-tampilan yang ada pada aplikasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Berjalan Analisa sistem yang berjalan pada bab ini adalah sebagai bahan perbandingan dengan sistem yang akan di rancang. Penulis akan memaparkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit cacar air dan campak mungkin sudah tidak asing lagi dan merupakan penyakit yang mendunia. Penyakit cacar air merupakan penyakit menular yang dapat menyerang

Lebih terperinci

BAB III ANALISA SISTEM 3.1. ANALISA SISTEM YANG SEDANG BERJALAN Penjelasan mengenai analisa sistem kali ini akan dilengkapi dengan flowchart. Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB III CARA DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III CARA DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III CARA DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Penelitian tentang Sistem Informasi Perusahaan dan Kepegawaian PT. BUHARUM berbasis website menggunakan metode Software Development Life

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1 Tampilan Hasil Pada bab ini akan dijelaskan tampilan hasil dari aplikasi yang telah dibuat, yang digunakan untuk memperjelas tentang tampilan-tampilan yang ada pada aplikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa penalitian terdahulu oleh beberapa peneliti. Jatmiko (2010), melakukan analisis

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Pakar Mendiagnosa Perkembangan Dan Kesehatan Pada Anak yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem. III.1

Lebih terperinci