BAB IV PERANCANGAN RISET

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PERANCANGAN RISET"

Transkripsi

1 BAB IV PERANCANGAN RISET A. Perumusan Hipotesis Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Dalam rangkaian langkah-langkah penelitian yang disajikan dalam bab ini hipotesis itu merupakan rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoritis yang diperoleh dari penelaahan kepustakaan. Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Secara teknis, hipotesis dapat didefinisikan sebagai pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian. Secara statistik, hipotesis merupakan pernyataan mengenai keadaan parameter yang akan diuji melalui statistik sampel. Secara implisit, hipotesis itu juaga menyatakan prediksi. Misalnya, hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan yang positif dan sistematis antara nilai ujian masuk dan prestasi belajar mengandung prediksi bahwa mahasiswa-mahasiswa yang mempunyai nilai ujian masuk tinggi juga akan mempunyai indeks prestasi belajar tinggi; hipotesis yang menyatakan bahwa metode diskusi lebih baik daripada metod eceramah secara implisit mengandung prediksi bahwakelas-kelas yangdiajar terutama dengan metode diskusi akan lebih baik hasil belajarnya daripada kelas-kelas yangdiajar terutama dengan metode ceramah; dan sebagainya. Taraf ketepatan prediksi itu akan sangat tergantung kepada taraf kebenarandan taraf ketepatan landasan teoritis yang mendasarinya. Dasar teori yang kurang sehat (sound) akan melahirkan hipotesis yang prediksinya kurang tepat, dansebaliknya. Dari uraian ini ternyata pula betapa perlunya penelaahan kepustakaan itu dilakukan secara bersungguh-sungguh, agar dapat ditegakan landasan teori yang diperlukan. 101

2 Bagaimana cara orang merumuskan hipotesis itu tidak ada aturan umumnya. Namun, dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut : a. hipotesis hendaklah menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih; b. hipotesis hendaklah dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau pernyataan; c. hipotesis hendaklah dirumuskan secara jelas dan padat; d. hipotesis hendaklah dapat diuji, artinya hendaklah orang mungkin mengumpulkan data guna menguji kebenaran hipotesis tersebut. Secara garis besar, hipotesis-hipotesis yang isi rumusannya bermacammacam itu dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu (a) hipotesis tentang hubungan, dan (b) hipotesis tentang perbedaan. Hipotesis tentang hubungan, yaitu hipotesis yang menyatakan tentang saling hubungan antara dua variabel atau lebih, mendasari berbagai penelitian korelasional. Hipotesis tentang perbedaan, yaitu hipoetsis yang menyatakan perbedaan dalam variabel tertentu pada kelompok yang berbeda-beda. Perbedaan itu sering kali karena pengaruh perbedaan yang terdapat pada satu atau lebih variabel yang lain. Hipotesis tentang perbedaan itu mendasari berbagai penelitian komparatif. Konsep penting lain mengenai hipotesis adaalh hipotesis nol. Hipotesis nol, yang biasa dilambangkan dengan H 0, adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya aslling hubungan antara dua variabel atau lebih, atau hipotesis yang menyatakan tidak adanya perbedaan antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya. Di dalam analisis statistik, uji statistik biasanya mempunyai sasaran untuk menolak kebenaran hipotesis nol itu. Hipotesis lain yang bukan hipotesis nol disebut hipotesis alternatif. Hipotesis alternatif, yangbisa dilambangkan dengan H A, menyatakan adanya saling hubungan antara dua variabel atau lebih, atau menyatakan adanya perbedaan dalam hal tertentu pada kelompok-kelompok yang berbeda. Pada umumnya, kesimpulan uji statistik berupa penerimaan hipotesis alternatif sebagai hal yang benar. Seringkali timbul pertanyaan mengenai mana diantara kedu amacam hipotesis itu, yaitu hipotesis nol dan hipotesis alternatif, yang harus dirumuskan sebagai hipotesis penelitian. Jawaban terhadap pertanyaan ini akan tergantung kepada landasan teoritis yang digunakan. Jika landasan teoritis itu mengarahkan penyimpulannya ke tidak ada hubungan atau ke 102

3 tidaka ada perbedaan, maka hipotesis penelitian yangdirumuskan akan merupakan hipotesis nol. Sebaliknya, jika tinjauan teoritis mengarahkan penyimpulannya ke ada hubungan atau ke ada perbedaan, maka hipotesis penelitian dirumuskan akan merupaka hipotesis alternatif. Pada dasarnya, kedua jenis perumusan itu dapat dilakukan. Namun, dalam kenyataan kebanyakan penelitian ilmiah merumuskan hipotesis penelitiannya dalam bentuk hipoetsis alternatif. Hal yangdemikian itu terjadi terutama dalam penelitian eksperimental; dalam penelitian eksperimental itu peneliti bermaksud mengetahui perbedaan gejala pada kelompok yang satu dan pada kelompok yang lain, sebagai akibat adanya perbedaan perlakuan. Dalam penelitian bukan eksperimentalpun lebih banyak diketemukan hipotesis alternatif daripada hipotesis nol yang dirumuskan sebagai hipotesis penelitian. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya penelitian bertujuan untuk mengetahui atau mengungkapkan adanya saling hubungan atau adanya perbedaab, dan bukan sebaliknya. Suatu hal yang sering dipersoalkan dalam hubungan dengan hipotesis ini adalah Apakah setiap penelitian harus mempunyai hipotesis? Jawaban terhadap pertanyaan ini dapat ya dan dapat pula tidak. Jika penelitian itu adalah penelitian ilmiah seperti yang modelnya disajikan disini, jawabnya ya. Dalam penelitian ilmiah komponen-komponen utama yang menuntun langkahlangkah yang dilakukan : Masalah-Hipotesis-Data-Hasil-Analisis-Kesimpulan. Komponen-komponen itu dijalin secara serasi oleh teori tertentu, dan penelitiannya dituntun secara tertib oleh metodologi tertentu. Ada penelitian-penelitian yang komponennya tidak seperti yang tersebut di atas itu, karenanya mungkin dilakukan tanpa hipotesis. Penelitian deskriptif misalnya, tidak bertujuan menguji sesuatu hipotesis, melainkan bertujuan membuat deskripsi mengenai hal yang diteliti. Penellitian eksploratif biasanya bersifat deskriptif. Pada umumnya penelitian eksploratif itu bertujuan untuk mendapatkan data dasar, yang diperlukan sebagai pangkalan untuk penelitian lebih lanjut ataupun sebagai dasar untuk memnuat suatu keputusan. Dalam kedudukannya sebagai pendahulu bagi suatu penelitian yangsebenarnya, 103

4 penelitian eksploratif memberi arah kepada perumusan masalah dan hipotesis, walupun penelitian eksploratif itu sendiri berjalan tanpa hipotesis. 1. Identifikasi, Klasifikasi, dan Pemberian Definisi Variabel-variabel Dimuka telah disebutkan bahwa dalam mengambil kesimpulan-kesimpulan teoritis sebagai hasil akhir penelaahan kepustakaan peneliti harus mengindentifikasi variabel-variabel utama yangakan ditelitinya. Dalam persiapan metodologis untuk menguji hipotesis penelitian, peneliti harus memastikan variabel-variabel itu. Ia sekali lagi harus mengidentifikasikan variabel-variabel apa saja yang akan dilibatkan dalam penelitiannya. Variabelvariabel itu selanjutnya harus diklasifikasikan dan didefinisikan secara operasional. Sebagai kelanjutan daari definisi operasional itu perlu pula ditunjuk alat pengambil data (instrument) yang akan digunakan. a. Mengidentifikasikan Variabel Istilah variabel dapat diartikan bermacam-macam. Dalam tulisan ini variabel diartikan sebagai segala sesuatu yangakan menjadi objek pengamatan penelitian. Sering pula dinyatakan variabel penelitian itu sebagai faktor-faktor yang berperanan dalam peristiwa atau gejala yanga akan diteliti. Apa yang merupakan variabel dalam suatu penelitian ditentukan oleh landasan teoritisnya, dan ditegaskan oleh hipotesis penelitiannya. Karena itu apabila landasan teoritisnya berbeda, variabel-variabel penelitiannya juga akan berbeda. Jumlah variabel yang dijadikan objek pengamatan akan ditentukan oleh sofistifikasi rancangan penelitiannya. Makin sedrhana suatu rancangan penelitian, akan melibatkan variabel-variabel yang makin sedikit jumlahnya, dan sebaliknya. Misalnya, hipotesis tentang perbedaan pengaruh metode diskusi dan metode ceramah terhadap prestasi belajar hanya melibatkan du avariabel utama,yaitu metode mengajar dan prestasi belajar. Jumlah variabel utama itu akan bertambah kalau peneliti juga memeprtimbangkan perana IQ dan jenis kelamin.pada hal yangterakhir itu pada empat variabel yang dilibatkan dalam penelitian, jadi sofitikasinya lebih tinggi. 104

5 Kecakapan mengidentifikasikan variabel penelitian adalah keterampilan yang berkembang karena latihan dan pengalaman. Kecuali dengan melakukan penelitian, keterampilan ini juga dapat dikembangkan melalui kegiatankegiatan seminar mengenai usulan penelitian. Partisipasi secara aktif dalam kegiatan-kegiatan seminar yang demikian itu akan mempercepat berkembangnya keterampilan itu. b. Mengklasifikasi Variabel Variabel-variabel yangtelah diidentifikasi perlu diklasifikasi, sesuai dengan jenis dan peranannya dalam penelitian. Klasifikasi ini sangat perlu untuk penentuan alat pengambil data apa yangakan digunakan dan metode analisis mana yang sesuai untuk diterapkan. Berkaitan dengan proses kuantifikasi, data biasa digolongkan menjadi empat jenis, yaitu (a) data nominal, (b) data ordinal, (c) data interval, dan (d) data ratio. Demikian pula variabel, kalau dilihat dari segi ini biasa dibedakan denngan cara yang sama. 1) Variabel nominal, yaitu variabel yang diterapkan berdasar atas proses penggolongan; variabel ini bersifat deskrit dan saling pilah (mutually exclusive) antara kategori yang satu dan kategori yang lain; contoh : jenis kelamin, status perkawinan, jenis pekerjaan. 2) Variabel ordinal, yaitu variabel yang disusun berdasarkan atas jenjang dalam atribut tertentu. Jenjang tertinggi biasa diberi angka 1, jenjang dibawahnya diberi angka 2, lalu dibawahnya diberi 3, dan dibawahnya lagi diberikan angka 4, dan seterusnya. Contoh : haasil perlombaan inovatif produktif di antara para mahasiswa, ranking mahasiswa dalam sesuatu mata kuliah, ranking dalamsesuatu perlombaan mengarang, dan sebagainya. 3) Variabel interval, yaitu variabel yang dihasilkan dari pengukuran, yang didalam pengukuran itu diasumsikan terdapat satuan (unit) sama. Contoh variabel interval misalnya prestasi belajar, sikap terhadap sesuatu program dinyatakan dalam skor, penghasilan, dan sebagainya. 105

6 4) Variabel ratio, adalah variabel yang dalam kuantifikasinya mempunyai nol mutlak. Didalam penelitian, terlebih-lebih dalampenelitian di bidang ilmuilmu sosial, orang jarang menggunakan variabel ratio. Menurut fungsinya didalam penelitian, orang sering membedakan antara variabel tergantung di satu pihak dan variabel-variabel bebas, kendali, moderator, dan rambang di lain pihak. Pembedaan ini didasarkan atas pola pemikiran hubungan seba-akibat. Variabel tergantung dipikirkan sebagai akibat, yang keadaannya akan tergantung kepada variabel bebas, variabel moderator, variabel kendali, dan variabel rambang. Hubungan antara kedua kelompok variabel itu terdapat dalam diri subjek penelitian, seringkali sebagai proses. Secara bagan, saling hubungan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Sebab Hubungan Akibat Variabel Bebas Variabel Moderator Variabel Kendali Variabel Intervening Variabel Tergantung Variabel Rambang Gambar 46. Hubungan antara kedua kelompok variabel Dalam mengklasifikasikan variabel menurut peranannya dalam penelitiam itu biasanya orang mulai dengan mengidentifikasikan variabel tergantungnya. Hal yang demikian itu terjadi karena variabel tergantung itulah yangmenjadi titik pusat persoalan, dan karena itu tidak mengherankan kalau sering pula disebut kriterium. Misalnya usaha pendidikan pokok persoalannya hasil belajar, usaha pertanian pokok persoalannya produksi pangan, usaha pengobatan pokok persoalannya taraf kesembuhan, dan sebagainya. 106

7 Keadaan variabel tergantung itu tergantung kepada banyak sekali variabel yang lain. Satu atau lebih dari variabel-variabel yang lain itu mungkin dipilih sebagai variabel yang sengaja (menurut rencana) dipelajari pengaruhnya terhadap variabel tergantung. Inilah variabel bebas. Misalnya variabel tergantung prestasi belajar, variabel bebasnya dapat metode mengajar atau metode mengajar dan taraf kecerdasan. Disamping metode mengajar dan taraf kecerdasan masih banyak variabel yang juga berpengaruh terhadap prestasi belajar. Jenis kelamin misalnya, juga berpenagruh terhadap prestasi belajar; kalau peneliti juga memperhitungkan pengaruh jenis kelamin itu terhadap prestasi belajar walaupun hal itu tidak diutamakannya, maka dalam contoh ini jenis kelamin berperanan sebagai variabel moderator. Umur kiranya jug aberpengaruh terhadap prestasi belajar, namun dalampenelitian dalam contoh ini misalnya diusahakan dan dinetralisasikan --- misalnya diambil kelompok umur tertentu saja ---- maka umur di sini berperanan sebagai variabel kendali. Variabel-variabel lain yang jumlahnya masih banyak mungkin lalu dianggap pengaruhnya terhadap prestasi belajar tidak menimbulkan perbedaan-perbedaan yang berarti, karena itu diabaikan. Variabel-variabel yangdiabaikan pengaruhnya itu berperanan sebagai variabel rambang. Dalam contoh ini yang berperanan sebagai intervening variabel adalah proses belajar yang terjadi dalam diri si subjek yangditeliti. Variabel intervening tidak pernah dapat diamati, dan hanya dapat disimpulkan adanya berdasar pada variabel tergantung dan variabel-variabel sebab. Sepanjang pengalaman penulis mengidentifikasikan variabel itu ternyata bukan pekerjaan yang mudah dilakukan secara baik. Sering orang sukar membedakan mana yang variabel tergantung dan mana yang variabel bebas, mana yang variabel kontrol (kendali) dan mana yang variabel rambang, mana yang variabel bebas dan mana yang variabel moderator. Namun, dengan latihan danpengalaman yang cukup keterampilan ini akan dapat dikembangkan. c. Merumuskan Definisi Operasional Variabel-variabel Setelah variabel-variabel diidentifikasikan dan diklasifikasikan, maka variabel-variabel tersebut perlu diidentifikasikan secara operasional. 107

8 Penyususnan definisi operasional ini. Perlu, karena definisi operasional ini akan menunjuk alat pengambil data mana yang cocok untuk digunakan. Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefiniskan yang dapat diamati (diobservasi). Konsep dapat diamati atau diobservasi ini penting, karena hal yang dapat diamati itu membuka kemungkinan bagi orang lain selain oeneliti untuk melakukan hal yangserupa, sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain. Tentang caranya menyusun definis operaasional itu bermacam-macam sekali. Namun, untuk memudahkan pembicaraan, cara yang bermacammacam itu dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu (a) yangmenekankan kegiatan (operatiom) apa yang perlu dilakukan, (b) yangmenenkankan bagaimana kegiatan (operation) itu dilakukan, dan (c) yang menekankan sifat-sifat statis hal yang definisikan. Untuk memudahkan pembicaraan, definisi-definisi itu berturut-turut disini disebut definisi-definisi pola I, pola II, dan pola III. 1. Definisi Pola I, yaitu definisi yang disusun berdasarkan atas kegiatan-kegiatan (operation) yang harus dilakukan agar hal yang didefinisikan itu terjadi. Contoh : Frustasi adalah keadaan yang timbul sebagai akibat tercegahnya pencapaian hal yang sangat diinginkan yang sudah hampir tercapai. Lapar adalah keadaan daalm individu yang timbul setelah dia tidak makan selama 24 jam. Garam meja adalah hasil kombinasi kimiawi antara sodium dan chlorine. Definisi Pola I ini, yang menekankan operasi atau manipulasi apa yang harus dilakukan untuk menghasilkan keadaan atau hal yang didefinisikan, terutama berguna untuk mendefinisikan varibael bebas. 2. Definisi Pola II, yaitu definisi yang disusun atas dasar bagaimana hal yang didefinisikan itu beroperasi. Contoh : Orang cerdas adalah orang yang tinggi kemampuannya dalam memecahkan masalah, tinggi kemampuannya dalam menggunakan bahasa dan bilangan. 108

9 Orang lapar adalah orang yang mulai menyantap makannnya kurang dari satu menit setelah makanan itu dihidangkan, dan menghabiskannya dalamwaktu kurang dari 10 menit. Dosenyang otoriter adalah dosen yang menuntut mahasiswanya melakukan hal-hal tepat seperti yangdigariskannya, suka memberi komando, dan mengutamakan hubungan formal dengan mahasiswanya. 3. Definisi Pola III, yaitu definisi yangdibuat berdasar atas bagaimana hal yang didefinisikan itu nampaknya. Contoh : Mahasiswa yang cerdas adalah mahasiswa yang mempunyai ingatan baik, mempunyai perbendaharaan kata luas, mempunyai kemampuan berpikir baik, mempeunyai kemampuan berhitung baik. Ekstraversi adalah kecenderungan lebih suka ada dalam kelompok daripada seorang diri. Prestasi aritmetika adalah kompetensi dalam bidang aritmetika yang meliputi menambah, mengurangi, memperbanyakkan, membagi, menggunakan pecahan, menggunakan desimal. Seringkali dalam mmebuat definisi operasional pola III ini peneliti menunjuk kepada alat yang digunakan untuk mengambil datanya. Setelah definisi operasional variable-variabel penelitian selesai dirumuskan, maka prediksi yang terkandung dalam hipotesis telah dioperasionalisasikan. Jadi peneliti telah menyusun prediksi tentang kkaitan berbagai variabel penelitiannya secara operasional, dan siap diuji melalui data empiris. 2. Pemilihan atau Pengembangan Alat Pengambil Data Dalam sesuatu penelitian, alat pengambil data (instrument) menentukan kualitas data yang dapat dikumpulkan dan kualitas data itu menentukan kualitas penelitiannya. Karena itu alat pengambil data itu harus mendapatkan penggarapan yang cermat. Beberapa contoh mengenai penelitian yang kurang memadai mutunya karena alat pengambil datanya kurang memadai disajikan di bawah ini. Penelitian tentang status mental para tunawisma dengan menggunakan angket untuk menetapkan taraf IQ. 109

10 Penelitian mengenai taraf kesabaran orangdenngan mempergunakan kuesioner sebagai alat pengambil data. Penelitian mengenai sikap petani terhadap program kerja bakti dengan wawancara yang dilakukan oleh Lurah danpembantu-pembantunya. Contoh-contoh di atas itu dapat benar-benar terjadi dalam praktik, dan kiranya mudah dimengerti kalau orang meragukan mutu hasil penelitianpenelitian tersebut. Agar data penelitian mempunyai kualitas yang cukup tinggi, maka alat pengambil datanya harus memenuhi syarat-syarat sebagai alat pengukur yang baik. Syarat-syarat itu adalah (a) reliabilitas atau ketarandalan, dan (b) validitaas atau kesahihan. Di samping kedua syarat tersebut suatu alat pengukur akan memberikan data yang lebih baik kualitasnya kalau memenuhi syarat keterbakuan. Kedua syarat yang pertama itu harus terpenuhi sampai pada taraf yang memadai, sedangkan syarat yang ketiga dapat tidak terpenuhi. Reliabilitas sesuatu alat pengukur menunjukkan keajegan hasil pengukuran sekiranya alat pengukur yang sama itu digunakan oleh orang yang sama dalam waktu yang berlainan. Realibilitas inisecara implisit juga mengandung objektivitas, karena hasil pengukuran tidak terpengaruh oleh siapapengukurnya. Validitas atau kesahihan menunjuk kepada sejauh mana alat pengukur itu mengukur apa yang maksudkan untuk diukur. Untuk menjamin kualitas data yang dikumpulkannya, seorang peneliti harus terlebih dahulu memperoleh keyakinan bahwa alat pengambil datanya (alat pengukurnya) mempunyai realibitas dan validitas yang memadai. Untuk memperoleh keyakinan ini dia hrus menguji alat pengambil data tersebut. Tentang bagaimana caranya menguji realibitas danvaliditas alat pengambil data itu data diketemukan dalam hampir setiap buku yang mempersoalkan pengukuran. Jika sekiranya peneliti tinggal memakai sesuatu alat pengambil data yang sudah diakui realibitas dan validitasnya cukup memadai, masih juga merupakan keharusan baginya untuk melaporkan atau memberikan informasi mengenai taraf realibitas danvaliditas itu berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu atas berdasarkan konvensi-konvensi tertentu. 110

11 a. Pemilihan Alat Pengambil Data Keputusan mengenai alat pengambil data mana yang akan digunaka terutama ditentukan oleh variabel yang akan diamati atau diambil datanya. Dennan kata lain, alat yang digunakan harus disesuaikan dengan variabelnya. Pertimbangan selanjutnya adalah pertimbangan dari segi kualitas alat, yaitu dari segi taraf realibitas dan validitas. Pertimbangan-pertimbangan lain biasanya dari sudut praktis,mmisalnya besar-kecilnya biaya, macam kualifikasi orang yang harus menggunakannya, mudah-sukarnya menggunakan alat tersebut, dan sebagainya. b. Pengembangan Alat Pengambil Data Dalam penelitian-penelitian di lingkungan Ilmu Pengetahuan Alam, seringkali alat pengambil data itu telah tersedia. Tetapi, tidak demikian halnya penelitian-penelitian dalam lingkungan Ilmu Pengetahuan Sosial. par apeneliti dalam iilmu-ilmu Sosial acapkali, bahkan hampir selalu, harus mengembangkan sendiri ---- atai setidak-tidaknya mengadaptasikan ---- alat pengambil data yang akan digunakannya. Jika peneliti mengembangkan sendiri atau mengadaptaasikan alat pengambil datanya. Dia harus melakukan penelitian uji-coba, untuk memperoleh keyakinan tentang kualitas alat pengambil data yang dikembangkan atau diadaptasikannya itu, sebelum benar-benar digunakan pada penelitian yang sebenarnya. Sampai dewasa ini telah dikembangkan cara-cara yangdiakui sebagai cara baku untuk pengembangan alat pengambil data atau alat pengukur itu. Cara-cara yang demikian itu akan dapat diketemukan dalam buku-buku teks mengenai pengukuran. 3. Definisi Operational Contoh definisi operasional untuk penelitian tentang pencahayaan dapat diuraikan sebagai berikut: 111

12 a. Tingkat kuat penerangan (Illumination/Iluminasi) adalah jumlah cahaya yang jatuh pada suatu permukaan. Hal ini ditunjukkan dengan simbol E. Satuannya adalah lux (lx) atau footcandle (fc). b. Iluminasi rata-rata dalam lux adalah arus cahaya yang dipancarkan (Ø) dalam lumen (lm) dibagi dengan luas bidang atau area (A) dalam m2. c. Pencahayaan merata adalah tingkat pencahayaan yang merata di seluruh ruangan, digunakan jika tugas visual yang dilakukan diseluruh tempat dalam ruangan memerlukan tingkat pencahayaan yang sama. d. Titik ukur adalah letak titik pengukuran yang telah ditetapkan untuk mengukur ketersediaan/kuat cahaya pada ruangan. e. Luminansi (L) adalah pernyataan kuantitatif jumlah cahaya yang dipantulkan oleh permukaan pada suatu arah. f. Arus cahaya (Ø) didefinisikan sebagai jumlah total cahaya yang dipancarkan oleh sumber cahaya setiap detik dalam satuan lumen (lm). g. Intensitas cahaya adalah arus cahaya dalam lumen yang diemisikan setiap sudut ruang (pada arah tertentu) oleh sebuah sumber cahaya. Simbolnya I dalam satuan candela (cd). Contoh definisi operasional untuk penelitian tentang Kenyamanan Termal dapat diuraikan sebagai berikut: a. Temperatur udara, temperatur udara di Indonesia pada umumnya dinyatakan dengan C (derajat Celsius), menurut badan Standardisasi Nasional Indonesia (SNI), temperatur udara untuk menciptakan kenyamanan termal berada pada rentang 20,5 C sampai dengan 27,1 C. b. Kelembaban udara, kelembaban udara merupakan perbandingan kadar uap air, dengan kandungan uap air pada titik jenuh pada suhu tertentu, di saat bersamaan, sehingga dinyatakan dengan % (persen), menurut Satwiko (2009) kelembaban udara untuk menciptakan kenyamanan termal berada pada rentang 50% sampai dengan 60%. 112

A. Identifikasi, penentuan, dan perumusan masalah

A. Identifikasi, penentuan, dan perumusan masalah LANGKAH-LANGKAH POKOK PENELITIAN Metode ilmiah adalah suatu cara sistematis yang digunakan oleh para sainstist dalam memecahkan suatu permasalahan dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah. A. Identifikasi,

Lebih terperinci

Metode Penelitian Kuantitatif

Metode Penelitian Kuantitatif Modul ke: 06 Mira Fakultas Ilmu Komunikasi Metode Penelitian Kuantitatif Jenis-jenis Variabel Menurut Fungsinya dan cara Penerapan Variabel serta Operasionalisasi Konsep Oktaviana Whisnu Wardhani, M.Si

Lebih terperinci

VII. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN

VII. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN VII. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN Langkah penelitian adalah serangkaian proses penelitian dimana seorang peneliti dari awal yaitu merasa menghadapi masalah, berupaya untuk memecahkan masalah, memecahkan

Lebih terperinci

VARIABEL PADA PENELITIAN

VARIABEL PADA PENELITIAN VARIABEL PADA PENELITIAN Definisi Variabel Suatu sifat yang dapat memiliki bermacam nilai. Simbol/lambang yang padanya kita lekatkan bilangan/nilai. Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek

Lebih terperinci

PENELITIAN DESKRIPTIF ANALITIS

PENELITIAN DESKRIPTIF ANALITIS PENELITIAN DESKRIPTIF ANALITIS Berorientasi Pemecahan Masalah Oleh : Dr. Sulipan PENELITIAN DESKRIPTIF ANALITIS Berorientasi Pemecahan Masalah A. Pendahuluan Oleh : Dr. Sulipan Pada hakekatnya sebuah penelitian

Lebih terperinci

DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN

DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN Dipresentasikan Oleh: KHOLIDIN 8146132046 MAULANA 8146132048 Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Sahat Siagiaan, M.Pd PROGRAM PASCA

Lebih terperinci

T KNIK I SAM A PL P I L N I G

T KNIK I SAM A PL P I L N I G TEKNIK SAMPLING Prof. Dr. H. Almasdi Syahza, SE., MP Email: asyahza@yahoo.co.id Website: http://almasdi. almasdi.staff. staff.unri.ac.id Peneliti Senior Universitas Riau Ruang Lingkup Teknik Sampling Teknik

Lebih terperinci

Variabel Penelitian. Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Matematika. Dosen Pengampu: Dr. Heri Retnowati, S.Pd., M.Pd.

Variabel Penelitian. Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Matematika. Dosen Pengampu: Dr. Heri Retnowati, S.Pd., M.Pd. Variabel Penelitian Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Matematika Dosen Pengampu: Dr. Heri Retnowati, S.Pd., M.Pd. Oleh : Moh. Bayu Susilo 16709251012 S2/Pend. Matematika/A/2016 PROGRAM

Lebih terperinci

1 R i m a R a c h m a w a t i

1 R i m a R a c h m a w a t i Instrumen penelitian diperlukan dalam penelitian kuantitatif untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Oleh karena itu jumlah instrument penelitian tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Jika

Lebih terperinci

IV 1c SILABUS INDEX IV. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN

IV 1c SILABUS INDEX IV. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN IV 1c SILABUS INDEX 4.7 Identifikasi Variabel dan Data Penelitian Secara Umum Variabel : Suatu informasi tertentu yang nilainya tidak tetap Contoh : IPK, Berat Badan, Kecepatan Akses Data, Kondisi Badan

Lebih terperinci

Statistika Psikologi 1

Statistika Psikologi 1 Modul ke: Statistika Psikologi 1 SKALA PENGUKURAN Fakultas Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Program Studi Psikologi APA YANG DIUKUR DALAM STATISTIKA Variabel: karakteristik atau kondisi yang dapat

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENELITIAN (Rancangan Penelitian)

PERENCANAAN PENELITIAN (Rancangan Penelitian) PERENCANAAN PENELITIAN (Rancangan Penelitian) RANCANGAN PENELITIAN Arti Luas : Semua proses dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian Arti Sempit : Pelaksanaan Rencana tentang bagaimana mengumpulkan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2008 : 2), Metode Penelitian pada dasarnya

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2008 : 2), Metode Penelitian pada dasarnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Menurut Sugiyono (008 : ), Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. a. Jumlah siswa di SMK Manajemen Penerbangan Medan cukup. dengan permasalahan yang diteliti.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. a. Jumlah siswa di SMK Manajemen Penerbangan Medan cukup. dengan permasalahan yang diteliti. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK Manajemen Penerbangan Medan.Pemilihan lokasi berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kerangka teoritis adalah suatu model yang menerangkan bagaimana

BAB IV KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kerangka teoritis adalah suatu model yang menerangkan bagaimana BAB IV KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN 4.1. KERANGKA TEORITIS Kerangka teoritis adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor faktor penting yang telah diketahui

Lebih terperinci

SUMBER UNTUK MEMPEROLEH MASALAH. 1. Pengamatan terhadap kegiatan manusia; 2. Bacaan : Jurnal, majalah, buletin dsb; 3. Analisis bidang pengetahuan;

SUMBER UNTUK MEMPEROLEH MASALAH. 1. Pengamatan terhadap kegiatan manusia; 2. Bacaan : Jurnal, majalah, buletin dsb; 3. Analisis bidang pengetahuan; SUMBER UNTUK MEMPEROLEH MASALAH 1. Pengamatan terhadap kegiatan manusia; 2. Bacaan : Jurnal, majalah, buletin dsb; 3. Analisis bidang pengetahuan; 4. Ulangan serta perluasan penelitian; 5. Cabang studi

Lebih terperinci

Psikometri. Ragam Skala dalam Pengukuran Psikologi. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

Psikometri. Ragam Skala dalam Pengukuran Psikologi. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi Modul ke: Psikometri Ragam Skala dalam Pengukuran Psikologi Fakultas PSIKOLOGI Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Ragam Skala dalam Pengukuran Psikologi Skala dalam

Lebih terperinci

BAB VIII PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB VIII PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA BAB VIII PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 8.1. Metode Pengumpulan Data Dalam suatu penelitian kadang-kadang tidak hanya menggunakan satu cara pengumpulan data. Misalnya di samping metode wawancara (interview),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Sugiyono dalam buku metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D (2011, h. 6) metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah keaktifan siswa dalam mata pelajaran ekonomi yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Talking

Lebih terperinci

Skala dan Alat Analisa Data

Skala dan Alat Analisa Data MODUL PERKULIAHAN Skala dan Alat Analisa Data Tingkatan data (nominal, ordinal, interval, rasio. Jenis-jenis skala dan jenis alat analisis data Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek atau variabel dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa yang

BAB III METODE PENELITIAN. Objek atau variabel dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa yang 57 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Objek atau variabel dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa yang menggunakan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Melalui Metode Diskusi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Responden Sebelum hasil penelitian disajikan, terlebih dahulu dengan sederhana dijelaskan karakteristik responden. Karakteristik responden meliputi jenis kelamin,

Lebih terperinci

Bab 5 TEKNIK PENGUMPULAN DATA. Abdul Jamil, S.Kom., MM

Bab 5 TEKNIK PENGUMPULAN DATA. Abdul Jamil, S.Kom., MM Bab 5 TEKNIK PENGUMPULAN DATA Abdul Jamil, S.Kom., MM Pengertian Data dan Jenis-jenis Data Data adalah keterangan keterangan tentang suatu hal, dpat berupa sesuatu yang diketahui atau yang dianggap atau

Lebih terperinci

Resuman Variabel Penelitian

Resuman Variabel Penelitian Nama : Rospala Hanisah Yukti Sari NIM : 1692051016 Materi : Variabel Penelitian Mata Kuliah : Metode Penelitian Pendidikan Matematika Resuman Variabel Penelitian Pengertian variabel adalah: (1) Suatu sifat

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Responden Sebelum disajikan data hasil penelitian setiap variabel yang dikaji dalam penelitian ini, terlebih dahulu secara ringkas akan dideskripsikan karakteristik

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DASAR PENELITIAN

BAB IV KONSEP DASAR PENELITIAN BAB IV KONSEP DASAR PENELITIAN Adapun yang termasuk konsep dasar penelitian yaitu : Konsep, konstruk, variabel, hipotesis, dan pengukuran (Jalaluddin Rakhmat, 2002:11). I. Konsep Peneliti bekerja dari

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 64 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kombinasi. Metode penelitian kombinasi adalah metode penelitian yang menggabungkan antara

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode dapat dirumuskan suatu proses atau prosedur yang sistematik berdasarkan prinsip dan teknik ilmiah yang dipakai oleh disiplin (ilmu) untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional 1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang diberikan sebagai metode pembelajaran dimana siswa akan mengenal, mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS HASIL PENELITIAN BAB 4 ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Penyajian Data Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil pengisian kuesioner yang telah dibagikan pada tanggal 16 November 2007 di kantor

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN BAB II METODOLOGI PENELITIAN Tumpal Manik, M.Si Email : tmanyk@yahoo.com tmanik@umrah.ac.id Website : http:/tumpalmanik 2.1. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN Langkah-langkah Mengadakan Penelitian 1) Memilih

Lebih terperinci

VARIABEL PENELITIAN A. Definisi Variabel B. Jenis-Jenis Variabel 1. Jenis-jenis Variabel Berdasarkan Fungsinya Variabel Independen (Variabel bebas)

VARIABEL PENELITIAN A. Definisi Variabel B. Jenis-Jenis Variabel 1. Jenis-jenis Variabel Berdasarkan Fungsinya Variabel Independen (Variabel bebas) VARIABEL PENELITIAN Pada perkuliahan Metodologi Penelitian Pendidikan dengan dosen pengampu Dr. Heri Retnowati, pada hari Rabu, 12 Oktober 2016 pukull 13.40 15.20 WIB di ruang 210B gedung lama. Pada perkuliahan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden Sebelum hasil penelitian disajikan, terlebih dahulu dengan sederhana dijelaskan karakteristik responden. Karakteristik responden meliputi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN 59 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Responden Sebelum hasil penelitian disajikan, terlebih dahulu dengan sederhana dijelaskan karakteristik responden. Karakteristik responden meliputi jenis kelamin,

Lebih terperinci

BAB I : MASALAH PENELITIAN

BAB I : MASALAH PENELITIAN MASALAH DAN VARIABEL PENILITAN Untuk membantu Anda menguasai hal tersebut di atas dalam modul ini akan disajikan pembahasan dan latihan dalam butir-butir uraian sebagai berikut : 1. Masalah penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Definisi desain penelitian menurut Nasution (2009:23) adalah Desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data

Lebih terperinci

MACAM-MACAM DATA DAN VARIABEL PENELITIAN Agus Tri Basuki Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

MACAM-MACAM DATA DAN VARIABEL PENELITIAN Agus Tri Basuki Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta MACAM-MACAM DATA DAN VARIABEL PENELITIAN Agus Tri Basuki Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta A. Macam-macam Data Penelitian Bagi peneliti yang menginginkan mengolah data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam rangka penyusunan skripsi sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan studi program Strata 1 (S1) jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, untuk selanjutnya dideskripsikan agar mendapatkan gambaran keterampilan penyesuaian sosial peserta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk melakukan sebuah penelitian. Penggunaan metode dalam pelaksanaan penelitian adalah hal yang sangat

Lebih terperinci

Teknik Pengumpulan Data. Prepared By : Dr. Mustakim, MM.

Teknik Pengumpulan Data. Prepared By : Dr. Mustakim, MM. Teknik Pengumpulan Data Prepared By : Dr. Mustakim, MM. Teknik Pengumpulan Data 1. Angket (Questionnaire) a). Angket Terbuka (angket tidak berstruktur) ialah angket yang disajikan dalam bentuk sederhana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif. Penelitian asosiatif digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel - variabel yang

Lebih terperinci

STATISTIKA EKONOMI. Fakultas Ekonomi-Akuntansi Universitas Negeri Jakarta. Nisrina Anzilla

STATISTIKA EKONOMI. Fakultas Ekonomi-Akuntansi Universitas Negeri Jakarta. Nisrina Anzilla STATISTIKA EKONOMI Fakultas Ekonomi-Akuntansi Universitas Negeri Jakarta Nisrina Anzilla 8335128433 Skala Pengukuran Skala merupakan hasil pengukuran yang terdiri atas beberapa jenis skala yang bervariasi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode berasal dari kata Yunani methodos yang merupakan sambungan kata depan meta (secara harfiah berarti menuju, melalui, mengikuti sesudah) dan kata benda

Lebih terperinci

Konsep-konsep Dasar Statistika

Konsep-konsep Dasar Statistika MODUL 1 Konsep-konsep Dasar Statistika KEGIATAN BELAJAR 1 Pengertian dan Pemanfaatan Statistika A. PENGERTIAN STATISTIKA Statistik adalah suatu kumpulan angka yang tersusun lebih dari satu angka. Misalnya

Lebih terperinci

DATA DAN VARIABEL PENELITIAN

DATA DAN VARIABEL PENELITIAN DATA DAN VARIABEL PENELITIAN Dahulu, orang menganggap bahwa penelitian berhubungan dengan tabung reaksi, dan berbagai percobaan (eksperimen). Setidaknya suatu penelitian dianggap menghasilkan sesuatu yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sumber data penelitian didapat dari siswa SMKN 6 Bandung, oleh karena

BAB III METODE PENELITIAN. Sumber data penelitian didapat dari siswa SMKN 6 Bandung, oleh karena BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Sumber data penelitian didapat dari siswa SMKN 6 Bandung, oleh karena itu tempat penelitian akan dilakukan di lingkungan sekolah SMKN 6 Bandung.

Lebih terperinci

BAB V DESAIN PENELITIAN

BAB V DESAIN PENELITIAN BAB V DESAIN PENELITIAN ANDRI HELMI M, SE., MM (Metode Penelitian) Digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitain akan berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode Penelitian merupakan tata cara bagaimana suatu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Metode Penelitian merupakan tata cara bagaimana suatu penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode Penelitian merupakan tata cara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan, dimana Metode berasal dari kata methods yang artinya tata cara. Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design) BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design) tertentu. Rancangan ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Tujuan penelitian adalah untuk mengungkapkan, menggambarkan dan menyimpulkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tiga sekolah menengah kejuruan di Phuket, Thailand pada siswa jurusan Pariwisata, tiga sekolah yang digunakan yaitu; Phuket

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesamanya. Hal ini karena fungsi bahasa yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design) BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design) tertentu. Rancangan ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mencapai suatu tujuan. Menurut Surakhmad (1998: 121) menjelaskan bahwa:

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mencapai suatu tujuan. Menurut Surakhmad (1998: 121) menjelaskan bahwa: 48 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian diperlukan suatu metode. Metode perlu dilakukan agar penelitian dapat terarah sehingga dapat menjawab hipotesis yang diajukan

Lebih terperinci

METODE PENGUMPULAN DATA

METODE PENGUMPULAN DATA METODE PENGUMPULAN DATA OUTLINE 1 2 3 4 JENIS DATA: SUMBER JENIS DATA : SIFAT PROSES PENGAMBILAN DATA TEKNIK PENGAMBILAN DATA JENIS DATA: SUMBERNYA Langsung dr sumber Cara: observasi, wawancar a, kuesioner,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi atau Sampel Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu SMP Negeri di Kota Bandung dengan mengambil subjek populasi seluruh siswa kelas VIII

Lebih terperinci

PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF (SKRIPSI)

PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF (SKRIPSI) PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF (SKRIPSI) Suatu penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktif-induktif. Pendekatan ini berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli, ataupun pemahaman

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa hasil perhitungan statistik yang datanya diperoleh dari responden. Hasil

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa hasil perhitungan statistik yang datanya diperoleh dari responden. Hasil 49 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Dalam bab ini dibahas mengenai hasil penelitian yang dilaksanakan, yaitu berupa hasil perhitungan statistik yang datanya diperoleh dari responden.

Lebih terperinci

PERANAN TEORI DALAM PENELITIAN

PERANAN TEORI DALAM PENELITIAN PERANAN TEORI DALAM PENELITIAN HASRAT INGIN TAHU: Mencari Kebenaran PENDEKATAN NON-ILMIAH: Common sense (akal sehat) Prasangka Pendekatan intuitif Kebetulan/Coba-coba Pendapat otoritas ilmiah PENDEKATAN

Lebih terperinci

PERTEMUAN 4 PENGUKURAN

PERTEMUAN 4 PENGUKURAN PERTEMUAN 4 PENGUKURAN PENGUKURAN PSIKOLOGI Pengantar Pengertian Karakteristik Tingkat pengukuran Jenis pengukuran Pengantar Perkembangan ilmu pengetahuan baik dari segi keilmuan dan metode pengukuran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional karena penelitian berusaha menyelidiki pengaruh antara beberapa

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional karena penelitian berusaha menyelidiki pengaruh antara beberapa 7 BAB III METODE PENELITIAN 3. Metode dan Disain Penelitian. 3.. Metode. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional karena penelitian berusaha menyelidiki pengaruh

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metode Pada penelitian ini penulis akan menggunakan metode penelitian Kuantitatif. Menurut Ruslan (2010:24) metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian desktiptif. Sugiyono

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian desktiptif. Sugiyono 53 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pada penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian desktiptif. Sugiyono (006:11) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

IG Bahasa Indonesia (Penulisan Ilmiah)

IG Bahasa Indonesia (Penulisan Ilmiah) IG090307 Bahasa Indonesia (Penulisan Ilmiah) Metodologi Penelitian Ir. Jos Pramudijanto, M.Eng. Jurusan Teknik Elektro FTI ITS Telp. 5947302 Fax.5931237 Email: pramudijanto@gmail.com Penulisan Ilmiah -

Lebih terperinci

Perencanaan. Siklus I. Pengamatan. Perencanaan. Siklus III. Pengamatan. Perencanaan. Pengamatan. Hasil Penelitian

Perencanaan. Siklus I. Pengamatan. Perencanaan. Siklus III. Pengamatan. Perencanaan. Pengamatan. Hasil Penelitian 47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Penelitian Tindakan Kelas 3.1.1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah sebuah penelitian yang dilakukan di kelas dengan jalan

Lebih terperinci

Pokok Bahasan Tujuan. Materi Pokok :

Pokok Bahasan Tujuan. Materi Pokok : Pokok Bahasan Tujuan : Pengolahan Dan Analisis Data : Diharapkan para mahasiswa dapat melakukan pengolahan dan analisis data sesuai dengan variabel-variabel penelitian dan jenis data yang diperoleh berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif, menurut Sudijono (2010) penelitian komparatif adalah salah satu teknik analisis statistik yang dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui dan menentukan desain penelitian yang akan digunakan. Desain

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui dan menentukan desain penelitian yang akan digunakan. Desain BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Dalam melakukan suatu penelitian seorang peneliti terlebih dahulu harus mengetahui dan menentukan desain penelitian yang akan digunakan. Desain penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. permasalahan ditempat yang akan digunakan sebagai lokasi penelitian,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. permasalahan ditempat yang akan digunakan sebagai lokasi penelitian, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan 1. Waktu Penelitian Penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan ditempat yang akan digunakan sebagai lokasi penelitian,

Lebih terperinci

Bab 3 METODE PENELITIAN

Bab 3 METODE PENELITIAN Bab 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Metodologi Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif. Dengan metode kuantitatif ini diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai perilaku

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. bersifat membandingkan. Menguji hipotesis komparatif berarti menguji parameter

III. METODOLOGI PENELITIAN. bersifat membandingkan. Menguji hipotesis komparatif berarti menguji parameter 58 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan tingkat eksplanasinya, penelitian ini tergolong penelitian komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Menurut Azwar (2007) penelitian dengan pendekatan kuantitattif menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika.

Lebih terperinci

Teori, Konstruk, dan Variabel

Teori, Konstruk, dan Variabel Teori, Konstruk, dan Juwono, Ph.D. February 2017 Hakekat Penelitian Tujuan penelitian Tujuan dari penelitian adalah menemukan jawaban dari pertanyaan yang diajukan di dalam rumusan masalah Beberapa Elemen

Lebih terperinci

STATISTIK PERTEMUAN I

STATISTIK PERTEMUAN I STATISTIK PERTEMUAN I PERATURAN MATA KULIAH 1.Tidak Menggunakan Sandal 2.Tidak Menggunakan Kaos Oblong 3.Mengikuti Mata Kuliah ini minimal 80% kehadiran 4.Datang tepat waktu 5.Berlaku sopan PENILAIAN MATA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Studi ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian penjelasan (explanatory research) yakni kausalitas menjelaskan suatu

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Responden Sebelum hasil penelitian disajikan, terlebih dahulu dengan sederhana dijelaskan karakteristik responden. Karakteristik responden meliputi jenis kelamin,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah yang digunakan oleh peneliti untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah yang digunakan oleh peneliti untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara ilmiah yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data dangan tujuan dan kegunaan tertentu. Sugiyono (2008: 3). Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 A. Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Supaya penelitian dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya maka haruslah terlebih dahulu menentukan metode penelitian yang akan digunakan secara tepat,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Mojolaban. Adapun alasan pemilihan tempat tersebut sebagai lokasi penelitian karena tingkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 1. Tempat Penelitian A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Miri, dengan subyek penerima tindakan kelas adalah siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan teoritis pada Bab II, maka langkah berikutnya pada Bab III ini adalah menguji

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Rancangan penelitian ini penulis menggunakan desain praeksperimental dengan pola Randomized Control Group Only Design. Dalam rancangan ini sekelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah preferensi konsumen smartphone merek Blackberry. Adapun yang menjadi subjek dari penelitian ini, yaitu konsumen smartphone

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN 2.1. Bentuk Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuntitatif, dengan maksud untuk mencari korelasi antara variabel bebas dengan variabel

Lebih terperinci

BAB 2 DESAIN DAN PROPOSAL PENELITIAN. Hal terpenting yang harus diperhatikan peneliti dalam menyusun dan

BAB 2 DESAIN DAN PROPOSAL PENELITIAN. Hal terpenting yang harus diperhatikan peneliti dalam menyusun dan BAB 2 DESAIN DAN PROPOSAL PENELITIAN 2..1. DESAIN PENELITIAN Hal terpenting yang harus diperhatikan peneliti dalam menyusun dan memilih langkah langkah metodologinya adalah menjelaskan variabel variabel

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini mengenai pengaruh keragaman tenaga kerja (workforce diversity) terhadap kinerja karyawan bagian pemeliharaan (maintenance section)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan berorientasi kepada tujuan pembelajaran. Apakah tujuan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. akan berorientasi kepada tujuan pembelajaran. Apakah tujuan pembelajaran 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komponen dalam pembelajaran yang meliputi tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Proses

Lebih terperinci

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. nilai. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. nilai. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Objek penelitian disebut juga variabel penelitian. Menurut Moh. Nazir (2003:123) variabel penelitian adalah konsep yang mempunyai bermacammacam nilai.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat dilaksanakannya penelitian guna untuk memperoleh data yang diperlukan. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2006:160). Dalam penelitian ini

Lebih terperinci

Based Learning dan Guided Discovery Setting STAD pada Materi Lingkaran Ditinjau dari Prestasi, Kemampuan Representasi, dan Motivasi Belajar Matematika

Based Learning dan Guided Discovery Setting STAD pada Materi Lingkaran Ditinjau dari Prestasi, Kemampuan Representasi, dan Motivasi Belajar Matematika VARIABEL PENELITIAN DEFINISI VARIABEL Suatu sifat yang dapat memiliki bermacam nilai. Simbol/lambang yang padanya kita lekatkan bilangan/nilai. Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan (Hadi, 2000). Oleh karena itu,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan (Hadi, 2000). Oleh karena itu, 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam sebuah penelitian ilmiah, metodologi penelitian merupakan unsur yang penting, karena metode dalam sebuah penelitian sangat menentukan apakah penelitian tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun pada BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Rancangan penelitian merupakan suatu strategi untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun pada

Lebih terperinci

BAB III PERUMUSAN MASALAH Menjelaskan dan menguraikan rumusan masalah, tujuan dan lingkup setiap tema

BAB III PERUMUSAN MASALAH Menjelaskan dan menguraikan rumusan masalah, tujuan dan lingkup setiap tema BAB III PERUMUSAN MASALAH Menjelaskan dan menguraikan rumusan masalah, tujuan dan lingkup setiap tema A. Identifikasi, Pemilihan, Dan Perumusan Masalah Masalah atau permasalahn ada kalau kesenjangan (gap)

Lebih terperinci

HALAMAN SAMPUL BAB III METODE PENELITIAN

HALAMAN SAMPUL BAB III METODE PENELITIAN HALAMAN SAMPUL BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode Merupakan suatu cara ilmiah yang digunakan untuk mencapai maksud dan tujuan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design) 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design) tertentu. Rancangan ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus

Lebih terperinci