ABSTRAK. JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No ISSN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ABSTRAK. JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No ISSN"

Transkripsi

1 PENGARUH PENGGUNAAN KOMPOSISI BATU PECAH DAN PIROPILIT SEBAGAI AGREGAT KASAR DENGAN VARIASI KADAR ASPAL TERHADAP STABILITAS DAN DURABILITAS CAMPURAN HRS ( HOT ROLLED SHEET ) M Zainul Arifin, Hendi Bowoputro, Amelia Yuwananingtyas S. dan Fahrini Rasfiah A. Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang Jl. Mayjen Haryono 147 Malang ABSTRAK Piropilit merupakan salah satu batuan mineral yang mempunyai kandungan silika yang cukup tinggi. Kandungan silika yang terkandung dalam piropilit dapat mengurangi kadar aspal dan jika teraktifasi dengan asam dapat meningkatkan nilai stabilitas dan durabilitas campuran HRS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan komposisi batu pecah dan piropilit sebagai agregat kasar dengan Konsentrasi Campuran Asam terhadap parameter uji Marshall pada campuran Hot Rolled Sheet (HRS) yaitu nilai VIM, VMA, Stabilitas, Flow, MQ dan IKS serta untuk mengetahui nilai komposisi campuran batu pecah dan piropilit optimum sehingga menghasilkan Kadar Aspal Optimum (KAO). Campuran HRS dibuat dengan variasi kadar aspal 6,5%, 7%, 7,5%, 8% dan 8,5% dengan komposisi piropilit sebagai agregat kasar (100/0, 75/25, 50/50, 25/75 dan 0/100) untuk mendapatkan kadar aspal dan komposisi agregat kasar optimum. Hasil penelitian pada tahap pertama digunakan untuk menguji Marshall Immersion. Pengujian ini dilakukan pada kondisi standar dan non standar. Pengujian ini terdiri 10 perlakuan dengan 5 kali pengulangan yang direndam pada larutan asam selama 54 detik. Sebagai pembanding dibuat benda uji tanpa diberi larutan asam, terdiri dari 2 perlakuan dengan 5 kali pengulangan dengan lama waktu perlakuan 1, 7, 14, 21 dan 28 hari. Dari hasil pengujian statistik diperoleh nilai kadar aspal optimum 7,289%, komposisi piropilit sebagai agregat kasar optimum 30,474% dan komposisi batu pecah sebagai agregat kasar optimum 69,526%. Sehingga diperoleh nilai stabilitas pada kondisi optimum 1598,768%. Hasil pengujian statistik juga menunjukkan nilai stabilitas marshall standard dan stabilitas marsall immersion semakin meningkat dengan bertambahnya lama waktu perlakuan dan mencapai nilai maksimum pada umur 21 hari kemudian menurun sehingga nilai durabilitas yang diperoleh cenderung sama. Penggunaan piropilit pada komposisi agregat kasar juga dapat menyebabkan penghematan aspal sebesar 4% dibandingkan tanpa menggunakan piropilit. Nilai Indeks kekuatan sisa maksimum 98,280% diperoleh pada lama waktu perlakuan 21 hari. Kata Kunci : piropilit, komposisi agregat kasar, variasi kadar aspal, HRS PENDAHULUAN Permasalahan daya tahan lama (durabilitas) suatu lapis perkerasan umumnya berkaitan dengan seberapa lama konstruksi dapat menjalankan fungsinya tanpa mengalami kerusakan yang berlebihan. Faktor-faktor penyebab turunnya keawetan (durabilitas) yang sering dijumpai di lapangan antara lain adalah air, beban lalu lintas dan tumpahan bahan bakar kendaraan pada permukaan jalan. tingkat keawetan (durabilitas) yang tinggi pada bahan perkerasan berupa campuran beraspal dipengaruhi oleh kemampuan untuk dapat menahan beban sesuai dengan umur rencana. Selain masalah yang berkaitan dengan keawetan (durabilitas) campuran JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No ISSN

2 aspal tersebut, beberapa hal yang melatarbelakangi penelitian ini antara lain : 1. Di Indonesia, banyak jalan seringkali digenangi oleh air pada saat musim hujan yang berkepanjangan pada suhu lingkungan dalam waktu yang lama. Keawetan suatu campuran aspal berhubungan dengan kemampuannya untuk menahan kerusakan akibat beban lalu lintas, pengaruh air, suhu dan tumpahan bahan bakar kendaraan pada permukaan jalan. Kehilangan keawetan adalah merupakan faktor utama dalam kegagalan suatu perkerasan. 2. Lapis permukaan jenis Hot Rolled Sheet (HRS) merupakan salah satu jenis perkerasan lentur jalan yang sering digunakan sebagian besar jalan raya di Malang. 3. Melimpahnya piropilit di Daerah Malang Selatan, tepatnya di kecamatan Sumbermajing yang belum optimal digunakan sebagai perkerasan lentur jalan raya, khusus sebagai campuran Hot Rolled Sheet (HRS). TINJAUAN PUSTAKA HRS (Hot Rolled Sheet) Jenis perkerasan Hot Rolled Sheet (HRS) mulai digunakan sejak pertengahan dekade Menurut British Standar, jenis perkerasan Hot Rolled Sheet disinyalir relatif fleksibel dan lebih awet untuk daerah beriklim tropika seperti Indonesia (Lea & Associate,1982 dalam Mochtar,2000). HRS adalah lapisan dari agregat bergradasi senjang, filler dan aspal dengan perbandingan tertentu yang dicampur dan dipadatkan dalam keadaan panas, serta mempunyai tekstur cukup padat, rapat dan halus. 4. Piropilit merupakan salah satu batuan mineral yang mempunyai kandungan silika yang cukup tinggi, yang diharapkan dapat mengurangi penggunaan kadar aspal dan stripping yang terjadi relatif kecil. Dari uraian diatas, maka dilakukan penelitian untuk mengkaji pemanfaatan piropilit sebagai campuran agregat kasar dan komposisinya dalam campuran agregat kasar antara piropilit dan batu pecah, serta lama perendaman dengan campuran asam guna mengetahui nilai stabilitas dan durabilitas pada campuran Hot Rolled Sheet (HRS). Hipotesis Penelitian 1. Terdapat pengaruh penggunaan komposisi batu pecah dan piropilit sebagai agregat kasar dan variasi kadar aspal terhadap parameter Marshall pada campuran Hot Rolled Sheet (HRS). 2. Terdapat pengaruh lama perendaman dengan konsentrasi campuran asam terhadap nilai stabilitas dan durabilitas yang menggunakan komposisi batu pecah dan piropilit sebagai agregat kasar pada campuran Hot Rolled Sheet (HRS). Campuran Hot Rolled Sheet (HRS) menggunakan gradasi senjang (gap-graded), di mana kekuatan dari bahan didominasi oleh mortar yaitu material yang terdiri dari agregat halus, filler, dan aspal. Gradasi senjang ini yang akan memberikan karakteristik lapis permukaan Hot Rolled Sheet (HRS) tahan terhadap cuaca, permukaan yang dapat mengakomodasi beban berat tanpa terjadi retak. Campuran Hot Rolled Sheet lebih banyak mengandung material halus, sehingga memerlukan kadar aspal yang lebih banyak dibanding campuran aspal lain. Disini sudah jelas bahwa material halus khususnya filler sangat menentukan JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No ISSN

3 dari campuran Hot Rolled Sheet (HRS), sehingga pemakaian filler akan berpengaruh terhadap campuran. Filler Filler adalah bahan berbutir halus yang lolos saringan no.30 dimana presentase berat butir yang lolos saringan no.200 minimum 65% (DPU 1987). Abu batu dan mineral filler merupakan agregat halus yang lolos saringan no.200, filler merupakan agregat buatan yang berukuran < m dan diperoleh dari total sampingan pabrik-pabrik semen dan mesin pemecah batu (Sukirman,1999). Filler harus kering dan bebas dari bahan pengganggu lain. Menambah filler ke dalam campuran tingkat rapat, dapat mengurangi kandungan rongga, mengurangi permeabilitas dan menambah kekuatan tarik (Oglesby,1996) Piropilit Piropilit adalah paduan dari alumunium silikat, yang mempunyai rumus kimia Al2O3.4SiO2H2O. Mineral yang termasuk piropilit adalah kianit, andalusit, dan diaspor. Bentuk kristal piropilit adalah monoklin serta mempunyai sifat fisik dan kimia yang mirip dengan talk. Piropilit terbentuk umumnya berkaitan dengan formasi andesit tua yang memiliki kontrol struktur dan intensitas ubahan hidrotermal yang kuat. Piropilit terbentuk pada zone ubahan argilik lanjut (hipogen), seperti kaolin, namun terbentuk pada temperatur tinggi dan ph asam. Piropilit sebagai Agregat pada Campuran Hot Rolled Sheet (HRS) Piropilit alam Sumbermanjing merupakan salah satu batuan mineral yang mempunyai kandungan silika yang cukup tinggi, dapat mengurangi penggunaan kadar aspal. Piropilit jika teraktifasi dengan asam dapat meningkatkan potensi durabilitas pada campuran Hot Rolled Sheet (Tama dan Katharina,2007) Batu kapur mempunyai sifat hydrophobic, yaitu tidak mudah terikat dengan air sehingga ikatan antara aspal dengan batuan menjadi cukup baik (Sukirman,2003). Dikarenakan nilai specific gravity dan absorbsi yang cukup tinggi maka piropilit di komposisikan dengan batu pecah. Stabilitas Stabilitas adalah kemampuan perkerasan jalan menerima beban lalu lintas tanpa terjadi perubahan bentuk, tetap seperti gelombang, alur dan bleeding. Stabilitas terbentuk akibat adanya gesekan internal dan gaya ikatan aspal yang ada di dalam campuran. Untuk memperoleh stabilitas yang tinggi sebaiknya digunakan agregat yang memiliki gradasi rapat, permukaan kasar dan bentuk seperti kubus, serta menggunakan aspal berpenetrasi rendah dalam jumlah yang cukup. Kestabilan yang terlalu tinggi akan menyebabkan lapisan perkerasan menjadi kaku dan cepat mengalami retak. Hal ini terjadi karena volume antara agregat kurang, sehingga menghasilkan film aspal yang tipis dan bisa menyebabkan ikatan aspal mudah lepas. Pada akhirnya hal tersebut akan menyebabkan lapisan tidak kedap air dan oksidasi mudah terjadi, sehingga lapisan perkerasan menjadi rusak. Pengukuran stabilitas dilakukan melalui pengujian di laboratorium yang dinamakan dengan Marshall Test. Durabilitas Durabilitas (keawetan) adalah kemampuan lapisan permukaan untuk menerima repetisi beban lalu lintas seperti berat kendaraan, gesekan antara roda kendaraan dengan permukaan jalan, serta menahan keausan akibat pengaruh cuaca dan iklim seperti udara, air atau perubahan temperatur. Durabilitas lapisan dipengaruhi oleh tebalnya film JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No ISSN

4 atau selimut aspal, banyaknya pori dalam campuran, kepadatan dan kedap airnya campuran. Selimut aspal yang cukup akan membungkus aspal secara baik, sehingga lapisan akan kedap air serta lebih mampu menahan keausan. Besarnya pori yang tersisa dalam campuran setelah pemadatan akan METODOLOGI PENELITIAN Perencanaan Campuran mengakibatkan durabilitas lapisan menurun. Salah satu cara untuk melihat potensi durabilitas campuran adalah dengan melihat nilai indeks kekuatan sisa (IKS) yang didapatkan sebagai hasil dari tes perendaman marshall. Semakin tinggi nilai IKS menyatakan potensi durabilitas dari campuran tersebut semakin baik. Adapun perhitungan prosentase masing-masing fraksi agregat diperlihatkan dalam Tabel 1. Saringan Inch (mm ) Tabel 1. Ata s Perhitungan % Agregat untuk campuran HRS-WC Batas % Lolos Tenga h Berat Lolos Kom. Berat Tertaha n Kom. Jumlah Tertahan Bawa h ( % ) ( % ) ¾ ½ Agregat Kasar 3/ No No Agregat Halus No PAN Filler Sumber : Spesifikasi Teknis Campuran Beraspal Panas Seksi 6.3, DPU tahun 1998 Ket. Proses Pembuatan benda Uji Proses pembuatan benda uji dilakukan dengan beberapa tahapan sebagai berikut : a) Menakar agregat sesuai dengan komposisi campuran yang akan digunakan. b) Memanaskan agregat dan aspal sampai suhu tertentu. Untuk aspal suhu pemanasannya 140 C C, sedangkan untuk agregat suhu pemanasan maksimal 160 C. Sehingga ditentukan suhu pemanasan aspalnya adalah 160 C dan suhu PEMBAHASAN Pengaruh Kadar Aspal dan Komposisi Agregat Kasar Terhadap Karakteristik Campuran HRS a. Terhadap Nilai VIM pemanasan agregatnya adalah 160 C, agar campuran dapat tercampur secara merata. c) Pada suhu yang telah ditentukan, agregat yang telah dipanaskan dicampur dengan aspal dengan komposisi tertentu sampai rata. d) Campuran dipadatkan dengan marshall compaction pada suhu 120 C, dengan jumlah pukulan 2 x 75 pukulan sesuai dengan uji viskositas. e) Setelah didinginkan, benda uji dikeluarkan dengan alat extruder. VIM (void in Mixture) merupakan volume total dari rongga udara dalam campuran yang dinyatakan dalam bentuk presentase terhadap volume benda uji. JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No ISSN

5 Semakin tinggi nilai kadar aspal maka nilai VIM semakin menurun, hal ini disebabkan karena sebagian besar rongga udara dalam campuran terisi aspal. Meningkatnya nilai VIM tidak diikuti dengan komposisi penggunaan piropilit sebagai agregat kasar. 3D Surface Plot (noname.sta 7v*25c) z= *x-0.043*y-0.269*x*x+0.008*x*y-3.7e-5*y*y above Gambar 1. Hubungan Kadar Aspal dan Koposisi Agregat Kasar terhadap VIM b. Terhadap Nilai VMA VMA (void in the mineral aggregate) digunakan untuk mengukur kemampuan suatu campuran dalam menerima dan menampung sejumlah kadar aspal. Peningkatan nilai VMA sebagai akibat dari penambahan kadar aspal dalam campuran menyebabkan penurunan nilai VIM pada campuran. Nilai VMA tergantung pada bentuk partikel, tekstur, ukuran dari meterial agregat dan metode pemadatan yang digunakan. Semakin tinggi nilai kadar aspal maka nilai VMA semakin meningkat sebagai akibat dari penurunan nilai VIM, hal ini disebabkan karena gradasi yang digunakan pada campuran HRS adalah agregat bergradasi timpang, dengan presentasi agregat halus lebih besar daripada agregat kasar sehingga rongga udara dalam agregat kecil. Dan penggunaan piropilit sebagai agregat kasar pada komposisi tertentu baru bisa meningkatkan nilai VMA pada campuran. 3D Surface Plot (noname.sta 7v*25c) z= *x-0.035*y-0.243*x*x+0.006*x*y-3.166e-5*y*y above Gambar 2. Hubungan Kadar Aspal dan Koposisi Agregat Kasar terhadap VMA JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No ISSN

6 c. Terhadap Nilai Stabilitas Stabilitas adalah kemampuan suatu campuran untuk menahan deformasi akibat beban lalu lintas. Kandungan silika yang dimiliki piropilit diharapkan dapat meningkatkan nilai stabilitas. Pada Gambar 3 dapat dilihat bahwa penggunaan piropilit sebagai agregat kasar pada komposisi tertentu akan meningkatkan nilai stabilitas, sedangkan penambahan kadar aspal pada kadar tertentu akan meningkatkan nilai stabilitas. Artinya akan ada kadar aspal dan komposisi agregat kasar optimum tertentu yang dapat menghasilkan nilai stabilitas yang maksimum. 3D Surface Plot (noname.sta 7v*25c) z= *x-0.414*y *x*x+1.01*x*y-0.114*y*y above Gambar 3. Hubungan Kadar Aspal dan Koposisi Agregat Kasar terhadap Stabilitas d. Terhadap Nilai Flow Nilai Flow berhubungan dengan fleksibilitas suatu campuran, flow merupakan besarnya perubahan bentuk deformasi pada suatu campuran. Penambahan kadar aspal akan membuat flow menjadi meningkat, sedangkan penambahan piropilit pada komposisi agregat kasar akan menyebabkan campuran menjadi kaku. Pada Gambar 4 dapat dilihat bahwa semakin tinggi nilai kadar aspal maka nilai flow semakin meningkat. Artinya dengan penggunaan kadar aspal dan komposisi agregat kasar optimum tertentu akan dapat menghasilkan nilai flow yang cukup baik pada campuran. 3D Surface Plot (noname.sta 7v*25c) z= *x+0.036*y-0.096*x*x-0.003*x*y-8.716e-5*y*y above Gambar 4. Hubungan Kadar Aspal dan Komposisi Agregat Kasar terhadap Flow JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No ISSN

7 e. Terhadap Nilai MQ 3D Surface Plot (noname.sta 7v*25c) z= *x-6.533*y-43.8*x*x+0.876*x*y-0.021*y*y above Gambar 5. Hubungan Kadar Aspal dan Komposisi Agregat Kasar terhadap MQ MQ (Marshall Quotient) adalah perbandingan antara stabilitas dan flow, digunakan untuk mengukur nilai fleksibilitas (kelenturan) suatu campuran aspal. Pada Gambar 5 dapat dilihat bahwa semakin tinggi nilai kadar aspal maka nilai MQ semakin menurun, artinya semakin bertambahnya kadar aspal akan menyebabkan campuran menjadi getas sedangkan penambahan komposisi piropilit sebagai agregat kasar akan menyebabkan peningkatan nilai MQ campuran HRS. Hubungan antara Kadar Aspal dan Komposisi Agregat Kasar Optimum dengan Campuran Asam Terhadap Parameter Marshall Penggunaan kadar aspal dan komposisi agregat kasar optimum pada campuran HRS dengan direndam asam selama waktu perlakuan 1, 7, 14, 21 dan 28 hari menyebabkan penurunan nilai VIM sebesar 10% dibandingkan dengan tanpa piropilit, penurunan nilai VMA sebesar 11% dibandingkan tanpa penggunaan piropilit. Dengan adanya kandungan silika pada piropilit jika diaktivasikan dengan asam maka akan meningkatkan kinerja dari piropilit. seperti pada tabel 2 peningkatan nilai stabilitas sebesar 39,5% dibandingkan tanpa penggunaan piropilit sebagai komposisi agregat kasar. Flow menyatakan besarnya perubahan bentuk deformasi plastis pada campuran saat terbebani pada kondisi maksimum. Seperti pada tabel 2 percobaan ini menghasilkan nilai flow yang lebih rendah dibandingkan dengan tanpa piropilit. hal ini disebabkan reaksi asam yang menyebabkan resins dari aspal pada campuran, resins merupakan salah satu unsur peyusun aspal. Berkurangnya resins dalam aspal akan menyebabkan berkurangnya daya ikatan antar agregat yang sudah terseliputi aspal, sehingga fleksibilitas aspal menjadi berkurang. Sedangkan nilai MQ yang dihasilkan lebih baik sebesar 92,7% dibanding dengan tanpa penggunaan piropilit pada komposisi agregat kasar. JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No ISSN

8 Tabel 2. Hasil Analisis Marshall Pada Kondisi Optimum Dengan Asam Jenis Agregat Kasar Karakteristik Spesifikasi Satuan Batu pecah batu pecah * Campuran dan Piropilit ** min maks. Keterangan KAO % 8,220 7,289 VIM % 4,090 3, Memenuhi VMA % 20,970 18, Memenuhi Stabilitas kg 973, , Memenuhi Flow mm 3,650 2, Memenuhi MQ kg/mm 266, , Memenuhi Sumber : - * Erni Budi Astuti ( 2004 ) - ** Hasil Perhitungan -***DPU tahun 1998 Pengaruh Campuran Asam Terhadap Stabilitas dan Durabilitas Campuran HRS (Hot Rolled Sheet) Penggunaan kadar aspal dan komposisi piropilit sebagai agregat kasar pada kondisi optimum terhadap campuran HRS memberikan hasil yang baik. Selain menghemat penggunaan aspal sebesar 4 % dibanding dengan tanpa penggunaan piropilit pada komposisi agregat kasar, piropilit juga memberikan hasil yang baik terhadap nilai parameter marshall. Piropilit mengandung banyak silika yang jika diaktivasi dengan asam akan meningkatkan kinerja dari piropilit tersebut. Dari Gambar 6 dapat dilihat bahwa nilai stabilitas untuk marshall standard dan marshal immersion mengalami peningkatan seiring dengan lama waktu perlakuan dan mencapai nilai maksimum pada waktu perlakuan 21 hari, sehingga nilai IKS yang didapatkan juga cenderung sama. Artinya perendaman campuran HRS dengan larutan asam selama 1, 7, 14, 21 dan 28 hari meningkatkan kinerja silika yang terkandung dalam piropilit sehingga nilai stabilitas selalu mengalami peningkatan namun setelah mencapai nilai maksimum nilai stabilitas mengalami penurunan. hubungan lama perlakuan dan stabilitas 1450 y = x x R 2 = stabilitas ( kg ) y = x x R 2 = marshall immersion marshall standard marshall standard marshal immersion lama waktu perlakuan ( hari ) Gambar 6. Grafik Hubungan Lama Waktu Perlakuan dengan Stabilitas JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No ISSN

9 Durabilitas campuran merupakan ketahanan suatu campuran terhadap pengaruh cuaca dan temperatur. Tingkat keawetan (durabilitas) yang tinggi pada bahan perkerasan berupa campuran beraspal dipengaruhi oleh kemampuan untuk dapat menahan beban sesuai dengan umur rencana. Pada tabel dapat dilihat bahwa nilai IKS pada kondisi terendam asam mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya waktu perlakuan dan mencapai nilai maksimum pada waktu 21 hari kemudian mengalami penurunan, dibandingkan dengan tanpa penggunaan piropilit sebagai komposisi agregat kasar nilai IKS mengalami penurunan sebanding dengan lamanya waktu perlakuan 1, 7, 14, 21 dan 28 hari. Hubungan IKS dan lama waktu perlakuan IKS ( % ) y = x x R 2 = IKS IKS lama waktu perlakuan ( hari ) Gambar 7. Grafik Hubungan Lama Waktu Perlakuan dengan IKS hubungan lama waktu perlakuan dan IKS IKS ( % ) waktu perlakuan ( hari ) IKS-dengan piropilit IKS-tanpa piropilit Gambar 8. Grafik Perbandingan Nilai IKS dengan Piropilit dan Tanpa Piropilit Penurunan nilai IKS disebabkan karena lama waktu perlakuan akan menyebabkan resins sebagai satu unsur peyusun aspal akan keluar dari campuran. Berkurangnya resins dalam aspal akan menyebabkan berkurangnya daya ikatan antar agregat yang sudah terseliputi aspal. JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No ISSN

10 Tabel 3. Nilai Indeks Kekuatan Sisa (IKS) pada Perlakuan Terendam Asam Jenis Waktu Stabilitas Marshall Agregat Perendaman Standard Immersion IKS Spesifikasi Keterangan Kasar Asam (Kg) (Kg) (%) min maks , ,46 89,5404 Dengan , ,994 93,7179 Piropilit ** , ,192 95, Memenuhi , ,435 98, , ,294 96, , , ,6680 Tanpa 7 975, , ,7022 Piropilit* , , , Memenuhi , , , , , ,6997 Sumber : - * Erni Budi Astuti (2004) - ** Hasil Perhitungan Pengaruh Nilai Keausan dan Impact Campuran Dengan Komposisi Agregat Kasar Terhadap Nilai Stabilitas 3D Surface Plot (noname.sta 10v*10c) Gambar 9. Hubungan Nilai Keausan dan komposisi campuran terhadap Stabilitas JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No ISSN

11 3D Surface Plot (noname.sta 10v*10c) Gambar 10 Hubungan Nilai Impact dan komposisi campuran terhadap Stabilitas Dalam Gambar 9 dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai keausan dan komposisi piropilit, semakin rendah pula nilai stabilitasnya. Sifat kekerasan batu pecah yang lebih dominan memberikan pengaruh terhadap meningkatnya nilai stabilitas. Hal yang sama juga ditunjukkan pada Gambar 10 semakin tinggi nilai impact dan komposisi piropilit, semakin rendah pula nilai stabilitasnya. Pengaruh Kadar Aspal dan Komposisi Agregat Kasar Pada Campuran HRS a. Terhadap Nilai VIM Pada Gambar 11 terlihat bahwa penambahan piropilit akan meyebabkan peningkatan nilai VIM, hal ini disebabkan perbedaan peyerapan air yang sangat besar antara piropilit dan batu pecah. VIM vs % Komposisi agregat VIM (%) Komposisi agregat kasar (%) Gambar 11 Grafik Nilai VIM Berdasarkan Perhitungan Marshall kadar aspal 6.5% kadar aspal 7% Kadar aspal 7.5% kadar aspal 8% kadar aspal 8.5% Poly. (kadar aspal 7%) Poly. (Kadar aspal 7.5%) Poly. (kadar aspal 8%) Poly. (kadar aspal 8.5%) Poly. (kadar aspal 6.5%) b. Terhadap Nilai VMA Pada Gambar 12 terlihat bahwa penambahan kadar aspal akan meyebabkan peningkatan nilai VMA, dengan bertambahnya kadar aspal maka aspal akan mengisi rongga antar butiran agregat. Dan penambahan piropilit pada komposisi agregat kasar akan JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No ISSN

12 menyebabkan menurunnya nilai VMA, hal ini disebabkan karena berat jenis bulk yang relatif kecil memberikan volume rongga antar butiran agregat yang besar. VMA vs % Komposisi Agregat kasar VMA (%) Komposisi Agregat Kasar (%) kadar aspal 6.5% kadar aspal 7% kadar aspal 7.5% kadar aspal 8% kadar aspal 8.5% 8.5%) 6.5%) 7%) 7.5%) 8%) Gambar 12. Grafik Nilai VMA Berdasarkan Perhitungan Marshall c. Terhadap Nilai Stabilitas Secara umum penambahan batu pecah pada komposisi agregat kasar dapat meningkatkan nilai stabilitas jika dibandingkan tanpa batu pecah, seperti terlihat pada Gambar 13 pengaruh sifat kekerasan batu pecah lebih dominan memberikan pengaruh terhadap nilai stabilitas Stabilitas vs % Komposisi Agregat Stabilitas (Kg) y = x x Komposisi Agregat (%) kadar aspal 6.5% kadar aspal 7% kadar aspal 7.5% kadar aspal 8% kadar aspal 8.5% 7.5%) 8%) 7%) 8.5%) 6.5%) Gambar 13. Grafik Nilai Stabilitas Berdasarkan Perhitungan Marshall d. Terhadap Nilai Flow Pada Gambar 14 Penambahan kadar aspal akan membuat flow menjadi meningkat, sedangkan penambahan piropilit pada komposisi agregat kasar akan menyebabkan penurunan nilai flow. Pada Umumnya penambahan komposisi piropilit dan kadar aspal tidak terlalu berpengaruh pada campuran HRS meskipun dapat meningkatkan nilai flow. JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No ISSN

13 Flow vs % Komposisi Agregat Flow (mm) Komposisi Agregat (%) kadar aspal 6.5% kadar aspal 7% kadar aspal 7.5% kadar aspal 8% kadar aspal 8.5% 8.5%) 6.5%) 7.5%) 7%) 8%) Gambar 14. Grafik Nilai Flow Berdasarkan Perhitungan Marshall e. Terhadap Nilai MQ MQ (Marshall Quotient) digunakan untuk mengukur nilai fleksibilitas (kelenturan) suatu campuran aspal. Pada Gambar 15 terlihat pengaruh penambahan komposisi piropilit dan kadar aspal relatif lebih kecil, meskipun dapat meningkatkan nilai MQ. M Q (K g /m m ) MQ vs % Komposisi Agregat Komposisi Agregat Kasar (%) kadar aspal 6.5% kadar aspal 7% kadar aspal 7.5% kadar aspal 8% kadar aspal 8.5% 6.5%) 7.5%) 8.5%) 7%) 8%) KESIMPULAN Gambar 15. Grafik Nilai MQ Berdasarkan Perhitungan Marshall Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : 1. Pengaruh penggunaan piropilit sebagai agregat kasar pada komposisi tertentu akan meningkatkan nilai stabilitas, sedangkan penambahan kadar aspal pada kadar tertentu akan meningkatkan nilai stabilitas. Hal ini berdasarkan analisa varian diperoleh nilai korelasi 0,748 yang menunjukkan bahwa hubungan antara variabel bebas yaitu kadar aspal dan komposisi agregat kasar dengan JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No ISSN

14 stabilitas termasuk kategori kuat karena diatas 0,5. Penggunaan piropilit sebagai komposisi agregat kasar juga mempengaruhi penggunaan aspal, yaitu penghematan aspal sebesar 4% dibandingkan dengan campuran tanpa menggunakan piropilit sebagai komposisi agregat kasar. 2. Persamaan yang digunakan untuk menentukan Kadar Aspal Optimum (KAO) dan Komposisi agregat kasar optimum adalah persamaan yang dihasilkan dari analisa regresi dan korelasi hubungan kadar aspal dan komposisi agregat terhadap nilai stabilitas. Berdasarkan persamaan stabilitas : Z = ,393 X 0,414 Y 199,278 X 2 + 1,01XY 0,114 Y 2 Dimana : Nilai X = kadar aspal optimum Nilai Y = komposisi piropilit sebagai agregat kasar optimum UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kepada Laboratorium Transportasi, Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang sebagai tempat pelaksanaan DAFTAR PUSTAKA Anonim, Spesifikasi Campuran Beraspal Panas, Departemen Pekerjaan Umum British Standarts Intitution, 1975, BS 812 Methods for Sampling and Testing of Mineral Aggregat Part 1. Sampling, Size, Shape and Classification, London. British Standarts Intitution, 1975, BS 812 Testing Aggregat Part 2. Methods of Determination of Physical Properties, London. British Standarts Intitution, 1975, BS 812 Sampling and Testing of Mineral Aggregat. Sand and Filler Part 3. mechanical Properties, London. Maka pada kadar aspal optimum = 7,289% diperoleh komposisi piropilit sebagai agregat kasar optimum = 30,474% dan komposisi batu pecah sebagai agregat kasar optimum = 69,526 %. Sehingga diperoleh nilai stabilitas pada kondisi optimum (nilai Z) = 1598,768 kg. 3. Berdasarkan hasil analisis Marshall pada kondisi kadar aspal dan komposisi agregat kasar optimum dengan perendaman asam selama waktu perlakuan 1, 7, 14, 21 dan 28 hari diperoleh nilai stabilitas maksimum pada waktu perlakuan 1 hari sebesar 1320,586 kg dan nilai stabilitas minimum sebesar 1165,46 kg. Nilai Indeks Kekuatan Sisa (IKS) minimum berkisar antara 89,5404 % - 96,5051% dan mencapai nilai maksimum pada waktu perlakuan 21 hari sebesar 98,2804 %. Nilai IKS dan Stabilitas yang dicapai masih memenuhi spesifikasi Bina Marga. penelitian serta semua pihak atas dukungan dan partisipasinya selama penelitian. British Standarts Intitution, 1985, BS 594 Sampling and Examination of Bituminous Mixtures for Road and Other Paved Areas Part 3. Methods for Design and Physical Testing, London. Ghozali, Imam, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Universitas Diponegoro, Semarang Hasan, M. Iqbal Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian Dan Aplikasinya. Ghalia Indonesia. Jakarta. JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No ISSN

15 Hifni, M, Analisis Varian & Penerapannya. Kopma Press Universitas Brawijaya. Malang. Kadir, Yulianti, Tesis Pengaruh Jenis Filler Terhadap Campuran Hot Rolled Sheet (HRS), Universitas Brawijaya, Malang O Flaherty, Emeritus C.A., et al Highways: The Location, Design, Construction and Maintenance of Road Pavements. Edisi keempat. Malta: Butterworth Heinemann. Santoso, Singgih, SPSS Statistik Parametik, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. Suharto, Ign, Dkk, Perekayasaan Metodologi Penelitian, Andi Offset, Yogyakarta. Sukirman, Silvia, Perencanaan Lentur Jalan Raya, Nova, Bandung Sukirman, Silvia, Beton Aspal Campuran Panas, Granit, Jakarta Sukandarmudi, Batubara Dan Gambut, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta Virrianti, Dahlia, Skripsi Pengaruh Kadar Filler Dan Kadar Sulfur Terhadap Nilai Campuran Aspal Beton, Universitas Brawijaya, Malang Wignail, Artur, Dkk, Proyek Jalan (Teori Dan Praktek), Erlangga, Jakarta JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No ISSN

PENGARUH KADAR ABU BATUBARA SEBAGAI FILLER TERHADAP KARAKTERISTIK DAN INDEKS KEKUATAN SISA (IKS) PADA CAMPURAN HOT ROLLED SHEET (HRS)

PENGARUH KADAR ABU BATUBARA SEBAGAI FILLER TERHADAP KARAKTERISTIK DAN INDEKS KEKUATAN SISA (IKS) PADA CAMPURAN HOT ROLLED SHEET (HRS) PENGARUH KADAR ABU BATUBARA SEBAGAI FILLER TERHADAP KARAKTERISTIK DAN INDEKS KEKUATAN SISA (IKS) PADA CAMPURAN HOT ROLLED SHEET (HRS) Lasmini Ambarwati, M. Zainul Arifin, Heru Bawono Jurusan Sipil Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian yang dilakukan di Laboratorium Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo terdiri dari hasil pengujian agregat, pengujian

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. Kata kunci : filler lumpur lapindo, HRS, laston, parameter uji Marshall, kadar aspal optimum

ABSTRAKSI. Kata kunci : filler lumpur lapindo, HRS, laston, parameter uji Marshall, kadar aspal optimum PENGGUNAAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI FILLER PADA PERKERASAN LENTUR JALAN RAYA Muhammad Zainul Arifin Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Jl. Mayjen Haryono 167, Malang 65145, Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil Pemeriksaan Agregat dari AMP Sinar Karya Cahaya (Laboratorium Transportasi FT-UNG, 2013)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil Pemeriksaan Agregat dari AMP Sinar Karya Cahaya (Laboratorium Transportasi FT-UNG, 2013) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Agregat Penelitian ini menggunakan agregat dari AMP Sinar Karya Cahaya yang berlokasi di Kecamatan Bongomeme. Agregat dari lokasi ini kemudian diuji di Laboratorium Transportasi

Lebih terperinci

PENGARUH KANDUNGAN AIR HUJAN TERHADAP NILAI KARAKTERISTIK MARSHALL DAN INDEKS KEKUATAN SISA (IKS) CAMPURAN LAPISAN ASPAL BETON (LASTON)

PENGARUH KANDUNGAN AIR HUJAN TERHADAP NILAI KARAKTERISTIK MARSHALL DAN INDEKS KEKUATAN SISA (IKS) CAMPURAN LAPISAN ASPAL BETON (LASTON) PENGARUH KANDUNGAN AIR HUJAN TERHADAP NILAI KARAKTERISTIK MARSHALL DAN INDEKS KEKUATAN SISA (IKS) CAMPURAN LAPISAN ASPAL BETON (LASTON) M. Zainul Arifin, Ludfi Djakfar dan Gina Martina Jurusan Sipil Fakultas

Lebih terperinci

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.4 April 2015 ( ) ISSN:

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.4 April 2015 ( ) ISSN: KAJIAN PERBEDAAN KINERJA CAMPURAN BERASPAL PANAS ANTARA JENIS LAPIS TIPIS ASPAL BETON-LAPIS AUS (HRS-WC) BERGRADASI SENJANG DENGAN YANG BERGRADASI SEMI SENJANG Giavanny Hermanus Oscar H. Kaseke, Freddy

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT HALUS (PASIR BESI) PASUR BLITAR TERHADAP KINERJA HOT ROLLED SHEET (HRS) Rifan Yuniartanto, S.T.

PENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT HALUS (PASIR BESI) PASUR BLITAR TERHADAP KINERJA HOT ROLLED SHEET (HRS) Rifan Yuniartanto, S.T. PENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT HALUS (PASIR BESI) PASUR BLITAR TERHADAP KINERJA HOT ROLLED SHEET (HRS) Rifan Yuniartanto, S.T. ABSTRAK Hot rolled sheet Wearing Course (HRS WC) adalah campuran lapis tipis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA. penetrasi, uji titik nyala, berat jenis, daktilitas dan titik lembek. Tabel 4.1 Hasil uji berat jenis Aspal pen 60/70

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA. penetrasi, uji titik nyala, berat jenis, daktilitas dan titik lembek. Tabel 4.1 Hasil uji berat jenis Aspal pen 60/70 BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA 4.1 Hasil dan Analisa Pengujian Aspal Aspal yang digunakan pada penelitian ini adalah aspal keras yang mempunyai nilai penetrasi 60/70. Pengujian aspal di laboratorium Jalan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengujian Agregat

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengujian Agregat BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Agregat Kasar A. Hasil Pengujian Agregat Agregat kasar yang digunakan dalam percobaan ini berasal dari desa Clereng, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Hasil pemeriksaan bahan

Lebih terperinci

Alik Ansyori Alamsyah Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang

Alik Ansyori Alamsyah Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang PEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU (BAGASSE ASH OF SUGAR CANE) SEBAGAI BAHAN PENGISI (FILLER) DENGAN VARIASI TUMBUKAN PADA CAMPURAN ASPAL PANAS ATB (ASPHALT TREATD BASE) Alik Ansyori Alamsyah Fakultas Teknik Jurusan

Lebih terperinci

Akhmad Bestari, Studi Penggunaan Pasir Pantai Bakau Sebagai Campuran Aspal Beton Jenis HOT

Akhmad Bestari, Studi Penggunaan Pasir Pantai Bakau Sebagai Campuran Aspal Beton Jenis HOT Akhmad Bestari, Studi Penggunaan Pasir Pantai Bakau Sebagai Campuran Aspal Beton Jenis HOT STUDI PENGGUNAAN PASIR PANTAI BAKAU SEBAGAI CAMPURAN ASPAL BETON JENIS HOT ROLLED SHEET (HRS) AKHMAD BESTARI Dosen

Lebih terperinci

Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.7 Juli 2016 ( ) ISSN:

Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.7 Juli 2016 ( ) ISSN: PENGARUH VARIASI KANDUNGAN BAHAN PENGISI TERHADAP KRITERIA MARSHALL PADA CAMPURAN BERASPAL PANAS JENIS LAPIS TIPIS ASPAL BETON LAPIS AUS GRADASI SENJANG Risky Aynin Hamzah Oscar H. Kaseke, Mecky M. Manoppo

Lebih terperinci

Agus Fanani Setya Budi 1, Ferdinan Nikson Liem 2, Koilal Alokabel 3, Fanny Toelle 4

Agus Fanani Setya Budi 1, Ferdinan Nikson Liem 2, Koilal Alokabel 3, Fanny Toelle 4 STUDI KOMPARASI PENGARUH VARIASI PENGGUNAAN NILAI KONSTANTA ASPAL RENCANA TERHADAP NILAI STABILITAS PADA CAMPURAN ASPAL BETON (HRSWC) TERHADAP KARAKTERISTIK UJI MARSHALL Agus Fanani Setya Budi 1, Ferdinan

Lebih terperinci

TINGKAT KEMUDAHAN MEMENUHI SPESIFIKASI PADA BERBAGAI JENIS CAMPURAN PANAS ASPAL AGREGAT.

TINGKAT KEMUDAHAN MEMENUHI SPESIFIKASI PADA BERBAGAI JENIS CAMPURAN PANAS ASPAL AGREGAT. Jurnal Rancang Sipil Volume 2 Nomor 1, Juni 2013 90 TINGKAT KEMUDAHAN MEMENUHI SPESIFIKASI PADA BERBAGAI JENIS CAMPURAN PANAS ASPAL AGREGAT Raden Hendra Ariyapijati Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Hot Rolled Sheet (HRS) Menurut Kementerian Pekerjaan Umum (Bina Marga revisi 2010), lapis tipis aspal beton (lataston) adalah lapisan penutup yang terdiri dari dari campuran agregat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melebihi daya dukung tanah yang diijinkan (Sukirman, 1992).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melebihi daya dukung tanah yang diijinkan (Sukirman, 1992). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkerasan Jalan Perkerasan jalan adalah suatu lapisan yang berada di atas tanah dasar yang sudah dipadatkan, dimana fungsi dari lapisan ini adalah memikul beban lalu lintas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Material Dasar 1. Agregat dan Filler Material agregat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari batu pecah yang berasal dari Tanjungan, Lampung Selatan. Sedangkan sebagian

Lebih terperinci

3.1 Lataston atau Hot Rolled Sheet

3.1 Lataston atau Hot Rolled Sheet BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Lataston atau Hot Rolled Sheet Menurut Kementrian Pekerjaan Umum (Bina Marga revisi 2010), lapis tipis aspal beton (lataston) adalah lapisan penutup yang terdiri dari campuran

Lebih terperinci

Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.12 Desember 2016 ( ) ISSN:

Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.12 Desember 2016 ( ) ISSN: PENGARUH PERUBAHAN GRADASI DAN RATIO ANTARA PARTIKEL LOLOS SARINGAN NO. #200 DENGAN BITUMEN EFEKTIF, TERHADAP BESARAN MARSHALL QUOTIENT PADA CAMPURAN ASPAL LATASTON Maria Rainy Lengkong Oscar H. Kaseke,

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 56 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian Bahan 1. Pengujian agregat Hasil Pengujian sifat fisik agregat dan aspal dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel 5.1. Hasil Pengujian Agregat Kasar dan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian Agregat Penelitian ini menggunakan agregat kasar, agregat halus, dan filler dari Clereng, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Hasil pengujian agregat ditunjukkan

Lebih terperinci

PENGARUH LIMBAH BAJA ( STEEL SLAG ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR NO. ½ DAN NO.8 PADA CAMPURAN HRS-WC TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL 1

PENGARUH LIMBAH BAJA ( STEEL SLAG ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR NO. ½ DAN NO.8 PADA CAMPURAN HRS-WC TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL 1 PENGARUH LIMBAH BAJA ( STEEL SLAG ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR NO. ½ DAN NO.8 PADA CAMPURAN HRS-WC TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL 1 Windi Nugraening Pradana INTISARI Salah satu bidang industri yang

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK MARSHALL ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) DENGAN MENGGUNAKAN LIMBAH BETON SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR

KARAKTERISTIK MARSHALL ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) DENGAN MENGGUNAKAN LIMBAH BETON SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR KARAKTERISTIK MARSHALL ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) DENGAN MENGGUNAKAN LIMBAH BETON SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR Senja Rum Harnaeni 1), Isyak Bayu M 2) 1) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU ( BAGASSE ASH OF SUGAR CANE ) SEBAGAI BAHAN PENGISI ( FILLER ) DENGAN VARIASI TUMBUKAN PADA CAMPURAN ASPAL PANAS LASTON

PEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU ( BAGASSE ASH OF SUGAR CANE ) SEBAGAI BAHAN PENGISI ( FILLER ) DENGAN VARIASI TUMBUKAN PADA CAMPURAN ASPAL PANAS LASTON PEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU ( BAGASSE ASH OF SUGAR CANE ) SEBAGAI BAHAN PENGISI ( FILLER ) DENGAN VARIASI TUMBUKAN PADA CAMPURAN ASPAL PANAS LASTON Alik Ansyori Alamsyah Fakultas Teknik - Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan hal tersebut mengakibatkan peningkatan mobilitas penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan hal tersebut mengakibatkan peningkatan mobilitas penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan dan pertumbuhan penduduk sangat pesat. Seiring dengan hal tersebut mengakibatkan peningkatan mobilitas penduduk sehingga muncul banyak kendaraan-kendaraan

Lebih terperinci

PENGARUH KEPADATAN MUTLAK TERHADAP KEKUATAN CAMPURAN ASPAL PADA LAPISAN PERMUKAAN HRS-WC

PENGARUH KEPADATAN MUTLAK TERHADAP KEKUATAN CAMPURAN ASPAL PADA LAPISAN PERMUKAAN HRS-WC PENGARUH KEPADATAN MUTLAK TERHADAP KEKUATAN CAMPURAN ASPAL PADA LAPISAN PERMUKAAN HRS-WC Januardi 1) Abstrak Dalam Ditjen (2011), khusus pada sifat-sifat campuran perkerasan hanya terdapat standar untuk

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENGARUH PENGGANTIAN AGREGAT KASAR No. 1/2 dan No. 3/8 TERHADAP PARAMETER MARSHALL PADA CAMPURAN HRS-WC 1 Farid Yusuf Setyawan 2

PERBANDINGAN PENGARUH PENGGANTIAN AGREGAT KASAR No. 1/2 dan No. 3/8 TERHADAP PARAMETER MARSHALL PADA CAMPURAN HRS-WC 1 Farid Yusuf Setyawan 2 PERBANDINGAN PENGARUH PENGGANTIAN AGREGAT KASAR No. 1/ dan No. 3/8 TERHADAP PARAMETER MARSHALL PADA CAMPURAN HRS-WC 1 Farid Yusuf Setyawan INTISARI Jalan merupakan sarana penghubung mobilisasi dari satu

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI RATIO FILLER-BITUMEN CONTENT PADA CAMPURAN BERASPAL PANAS JENIS LAPIS TIPIS ASPAL BETON-LAPIS PONDASI GRADASI SENJANG

PENGARUH VARIASI RATIO FILLER-BITUMEN CONTENT PADA CAMPURAN BERASPAL PANAS JENIS LAPIS TIPIS ASPAL BETON-LAPIS PONDASI GRADASI SENJANG PENGARUH VARIASI RATIO FILLER-BITUMEN CONTENT PADA CAMPURAN BERASPAL PANAS JENIS LAPIS TIPIS ASPAL BETON-LAPIS PONDASI GRADASI SENJANG Fergianti Suawah O. H. Kaseke, T. K. Sendow Fakultas Teknik, Jurusan

Lebih terperinci

KAJIAN KINERJA CAMPURAN BERASPAL PANAS JENIS LAPIS ASPAL BETON SEBAGAI LAPIS AUS BERGRADASI KASAR DAN HALUS

KAJIAN KINERJA CAMPURAN BERASPAL PANAS JENIS LAPIS ASPAL BETON SEBAGAI LAPIS AUS BERGRADASI KASAR DAN HALUS KAJIAN KINERJA CAMPURAN BERASPAL PANAS JENIS LAPIS ASPAL BETON SEBAGAI LAPIS AUS BERGRADASI KASAR DAN HALUS Prylita Rombot Oscar H. Kaseke, Mecky R. E. Manoppo Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas

Lebih terperinci

Kamidjo Rahardjo Dosen Teknik Sipil FTSP ITN Malang ABSTRAKSI

Kamidjo Rahardjo Dosen Teknik Sipil FTSP ITN Malang ABSTRAKSI STUDI PERBANDINGAN NILAI KARAKTERISTIK CAMPURAN SPLIT MASTIC ASPHALT (SMA) MENGGUNAKAN AGREGAT SUNGAI GRINDULU, SUNGAI LESTI, DAN BENGAWAN SOLO UNTUK LALULINTAS SEDANG Kamidjo Rahardjo Dosen Teknik Sipil

Lebih terperinci

Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.1 Februari 2017 (1-10) ISSN:

Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.1 Februari 2017 (1-10) ISSN: PENGARUH PERUBAHAN RATIO ANTARA PARTIKEL LOLOS SARINGAN NO. #200 DENGAN BITUMEN EFEKTIF, TERHADAP KRITERIA MARSHALL PADA CAMPURAN LATASTON JENIS LAPIS PONDASI DAN LAPIS AUS Tri Utami Wardahni Oscar H.

Lebih terperinci

Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X KAJIAN CAMPURAN PANAS AGREGAT ( AC-BC ) DENGAN SEMEN SEBAGAI FILLER BERDASARKAN UJI MARSHALL Oleh: Hendri Nofrianto*), Zulfi Hendra**) *) Dosen, **) Alumni Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil Dan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH ABU SERBUK KAYU SEBAGAI MATERIAL PENGISI CAMPURAN LATASTON TIPE B

PEMANFAATAN LIMBAH ABU SERBUK KAYU SEBAGAI MATERIAL PENGISI CAMPURAN LATASTON TIPE B PEMANFAATAN LIMBAH ABU SERBUK KAYU SEBAGAI MATERIAL PENGISI CAMPURAN LATASTON TIPE B Sabaruddin Fakultas Teknik Universitas Khairun Kampus Gambesi Kotak Pos 53 - Ternate 97719 Ternate Selatan Telp. (0921)

Lebih terperinci

KAJIAN LABORATORIUM SIFAT FISIK AGREGAT YANG MEMPENGARUHI NILAI VMA PADA CAMPURAN BERASPAL PANAS HRS-WC

KAJIAN LABORATORIUM SIFAT FISIK AGREGAT YANG MEMPENGARUHI NILAI VMA PADA CAMPURAN BERASPAL PANAS HRS-WC KAJIAN LABORATORIUM SIFAT FISIK AGREGAT YANG MEMPENGARUHI NILAI VMA PADA CAMPURAN BERASPAL PANAS HRS-WC Rizky Mamangkey O.H. Kaseke, F. Jansen, M.R.E. Manoppo Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISA DAN DATA

BAB IV HASIL ANALISA DAN DATA BAB IV HASIL ANALISA DAN DATA 4.1 Hasil dan Analisa Pengujian Aspal Aspal yang digunakan pada penelitian ini adalah aspal keras yang mempunyai nilai penetrasi 60/70, serat alam berupa sabut kelapa, Asbuton

Lebih terperinci

ANALISIS KEKUATAN TARIK MATERIAL CAMPURAN SMA (SPLIT MASTIC ASPHALT) GRADING 0/11 MENGGUNAKAN SISTEM PENGUJIAN INDIRECT TENSILE STRENGTH

ANALISIS KEKUATAN TARIK MATERIAL CAMPURAN SMA (SPLIT MASTIC ASPHALT) GRADING 0/11 MENGGUNAKAN SISTEM PENGUJIAN INDIRECT TENSILE STRENGTH ANALISIS KEKUATAN TARIK MATERIAL CAMPURAN SMA (SPLIT MASTIC ASPHALT) GRADING 0/11 MENGGUNAKAN SISTEM PENGUJIAN INDIRECT TENSILE STRENGTH Sri Sunarjono 1, Robby Samantha 2 1 Dosen Pengajar Program Pascasarjana

Lebih terperinci

TINJAUAN STABILITAS PADA LAPISAN AUS DENGA MENGGUNAKAN LIMBAH BETON SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR

TINJAUAN STABILITAS PADA LAPISAN AUS DENGA MENGGUNAKAN LIMBAH BETON SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR TINJAUAN STABILITAS PADA LAPISAN AUS DENGA MENGGUNAKAN LIMBAH BETON SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR Senja Rum Harnaeni 1, Arys Andhikatama 2 1,2 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terletak pada lapis paling atas dari bahan jalan dan terbuat dari bahan khusus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terletak pada lapis paling atas dari bahan jalan dan terbuat dari bahan khusus BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkerasan Jalan Menurut Totomihardjo (1995), perkerasan adalah suatu lapis tambahan yang terletak pada lapis paling atas dari bahan jalan dan terbuat dari bahan khusus yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aspal Menurut Sukirman, (2007), aspal didefinisikan sebagai material perekat berwarna hitam atau coklat tua, dengan unsur utama bitumen. Aspal dapat diperoleh di alam ataupun

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN ALAMI LATEKS (GETAH KARET) TERHADAP KINERJA MARSHALL ASPAL PORUS

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN ALAMI LATEKS (GETAH KARET) TERHADAP KINERJA MARSHALL ASPAL PORUS PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN ALAMI LATEKS (GETAH KARET) TERHADAP KINERJA MARSHALL ASPAL PORUS Riky Pradana Trisilvana, Prayuda Krisna S, Ludfi Djakfar, Hendi Bowoputro Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Lebih terperinci

PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP KEDALAMAN ALUR RODA PADA CAMPURAN BETON ASPAL PANAS

PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP KEDALAMAN ALUR RODA PADA CAMPURAN BETON ASPAL PANAS PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP KEDALAMAN ALUR RODA PADA CAMPURAN BETON ASPAL PANAS Dwinanta Utama Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Unversitas Borobudur Jl. Raya Kali Malang No. 1,

Lebih terperinci

PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP NILAI KARAKTERISTIK ASPAL BETON (AC-BC) Sumiati 1 ), Sukarman 2 )

PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP NILAI KARAKTERISTIK ASPAL BETON (AC-BC) Sumiati 1 ), Sukarman 2 ) PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP NILAI KARAKTERISTIK ASPAL BETON (AC-BC) Sumiati 1 ), Sukarman 2 ) Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Polsri Jalan Srijaya Negara Bukit Besar Palembang 1 ) E-mail:cecesumi@yahoo.com

Lebih terperinci

BATU KAPUR BATURAJA SEBAGAI FILLER PADA LAPIS ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) CAMPURAN PANAS. Hamdi Arfan Hasan Sudarmadji

BATU KAPUR BATURAJA SEBAGAI FILLER PADA LAPIS ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) CAMPURAN PANAS. Hamdi Arfan Hasan Sudarmadji BATU KAPUR BATURAJA SEBAGAI FILLER PADA LAPIS ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) CAMPURAN PANAS Hamdi Arfan Hasan Sudarmadji Abstract : Daerah Baturaja merupakan kawasan penghasil batu kapur yang ada

Lebih terperinci

NILAI KEHANCURAN AGREGAT (AGGREGATE CRUSHING VALUE) PADA CAMPURAN ASPAL

NILAI KEHANCURAN AGREGAT (AGGREGATE CRUSHING VALUE) PADA CAMPURAN ASPAL NILAI KEHANCURAN AGREGAT (AGGREGATE CRUSHING VALUE) PADA CAMPURAN ASPAL M. Aminsyah Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andalas Abstrak Dalam rangka peningkatan dan pengembangan

Lebih terperinci

KAJIAN LABORATORIUM PENGGUNAAN MATERIAL AGREGAT BERSUMBER DARI KAKI GUNUNG SOPUTAN UNTUK CAMPURAN BERASPAL PANAS

KAJIAN LABORATORIUM PENGGUNAAN MATERIAL AGREGAT BERSUMBER DARI KAKI GUNUNG SOPUTAN UNTUK CAMPURAN BERASPAL PANAS KAJIAN LABORATORIUM PENGGUNAAN MATERIAL AGREGAT BERSUMBER DARI KAKI GUNUNG SOPUTAN UNTUK CAMPURAN BERASPAL PANAS Steward Paulus Korompis Oscar H. Kaseke, Sompie Diantje Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAFTAR

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK AGREGAT KASAR PULAU JAWA DENGAN AGREGAT LUAR PULAU JAWA DITINJAU DARI KEKUATAN CAMPURAN PERKERASAN LENTUR

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK AGREGAT KASAR PULAU JAWA DENGAN AGREGAT LUAR PULAU JAWA DITINJAU DARI KEKUATAN CAMPURAN PERKERASAN LENTUR PERBANDINGAN KARAKTERISTIK AGREGAT KASAR PULAU JAWA DENGAN AGREGAT LUAR PULAU JAWA DITINJAU DARI KEKUATAN CAMPURAN PERKERASAN LENTUR Michael Kevindie Setyawan 1, Paravita Sri Wulandari 2, Harry Patmadjaja

Lebih terperinci

VARIASI AGREGAT PIPIH TERHADAP KARAKTERISTIK ASPAL BETON (AC-BC) Sumiati Arfan Hasan ABSTRAK

VARIASI AGREGAT PIPIH TERHADAP KARAKTERISTIK ASPAL BETON (AC-BC) Sumiati Arfan Hasan ABSTRAK VARIASI AGREGAT PIPIH TERHADAP KARAKTERISTIK ASPAL BETON (AC-BC) Sumiati Arfan Hasan ABSTRAK Lapis permukaan konstruksi perkerasan jalan adalah lapisan yang paling besar menerima beban. Oleh sebab itu

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak diantara

BAB 1. PENDAHULUAN. Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak diantara BAB 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak diantara lapisan tanah dasar dan roda kendaraan yang berfungsi memberikan pelayanan kepada sarana transportasi,

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MINYAK PELUMAS BEKAS PADA BETON ASPAL YANG TERENDAM AIR LAUT DAN AIR HUJAN

PENGARUH PENGGUNAAN MINYAK PELUMAS BEKAS PADA BETON ASPAL YANG TERENDAM AIR LAUT DAN AIR HUJAN PENGARUH PENGGUNAAN MINYAK PELUMAS BEKAS PADA BETON ASPAL YANG TERENDAM AIR LAUT DAN AIR HUJAN JF. Soandrijanie L Program Studi Teknik Sipil, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl Babarsari 44 Yogyakarta

Lebih terperinci

NASKAH SEMINAR INTISARI

NASKAH SEMINAR INTISARI NASKAH SEMINAR PENGARUH VARIASI PEMADATAN PADA UJI MARSHALL TERHADAP ASPHALT TREATED BASE (ATB) MODIFIED MENURUT SPESIFIKASI BINA MARGA 2010 (REV-2) 1 Angga Ramdhani K F 2, Anita Rahmawati 3, Anita Widianti

Lebih terperinci

PENGARUH KEPIPIHAN DAN KELONJONGAN AGREGAT TERHADAP PERKERASAN LENTUR JALAN RAYA ABSTRAK

PENGARUH KEPIPIHAN DAN KELONJONGAN AGREGAT TERHADAP PERKERASAN LENTUR JALAN RAYA ABSTRAK VOLUME 6 NO. 1, FEBRUARI 2010 PENGARUH KEPIPIHAN DAN KELONJONGAN AGREGAT TERHADAP PERKERASAN LENTUR JALAN RAYA M. Aminsyah 1 ABSTRAK Penyediaan material konstruksi jalan yang sesuai dengan persyaratan

Lebih terperinci

PENGARUH SUHU DAN DURASI TERENDAMNYA PERKERASAN BERASPAL PANAS TERHADAP STABILITAS DAN KELELEHAN (FLOW)

PENGARUH SUHU DAN DURASI TERENDAMNYA PERKERASAN BERASPAL PANAS TERHADAP STABILITAS DAN KELELEHAN (FLOW) PENGARUH SUHU DAN DURASI TERENDAMNYA PERKERASAN BERASPAL PANAS TERHADAP STABILITAS DAN KELELEHAN (FLOW) Vonne Carla Pangemanan Oscar H. Kaseke, Mecky R. E. Manoppo Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

berlemak, larut dalam CCU serta tidak larut dalam air. Jika dipanaskan sampai suatu

berlemak, larut dalam CCU serta tidak larut dalam air. Jika dipanaskan sampai suatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Aspal Aspal didefinisikan sebagai bahan yang berwarna hitam atau coklat tua, pada temperatur ruang berbentuk padat sampai agak padat, mempunyai sifat lekat baik dan berlemak,

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengujian Agregat. Hasil pengujian agregat ditunjukkan dalam Tabel 5.1.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengujian Agregat. Hasil pengujian agregat ditunjukkan dalam Tabel 5.1. BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian Agregat Hasil pengujian agregat ditunjukkan dalam Tabel 5.1. Tabel 5.1 Hasil pengujian agregat kasar dan halus No Jenis Pengujian Satuan Hasil Spesifikasi

Lebih terperinci

(Data Hasil Pengujian Agregat Dan Aspal)

(Data Hasil Pengujian Agregat Dan Aspal) (Data Hasil Pengujian Agregat Dan Aspal) LABORATORIUM INTI JALAN RAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS LAMPUNG Jl. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung Jurusan PEMERIKSAAN

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN PENGGUNAAN JENIS-JENIS AGREGAT HALUS TERHADAP KARAKTERISTIK UJI MARSHAL PADA CAMPURAN LATASTON DI KABUPATEN KETAPANG

STUDI PERBANDINGAN PENGGUNAAN JENIS-JENIS AGREGAT HALUS TERHADAP KARAKTERISTIK UJI MARSHAL PADA CAMPURAN LATASTON DI KABUPATEN KETAPANG STUDI PERBANDINGAN PENGGUNAAN JENIS-JENIS AGREGAT HALUS TERHADAP KARAKTERISTIK UJI MARSHAL PADA CAMPURAN LATASTON DI KABUPATEN KETAPANG Lalu Heru Ph. 1) Abstrak Penelitian dilakukan untuk memberikan gambaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISA DAN DATA Uji Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar

BAB IV HASIL ANALISA DAN DATA Uji Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar BAB IV HASIL ANALISA DAN DATA 4.1 Hasil dan Analisis Sifat Agregat 4.1.1 Uji Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar Berikut adalah hasil pengujian untuk berat jenis dan penyerapan agregat kasar. Tabel

Lebih terperinci

KAJIAN EKSPERIMENTAL CAMPURAN HRS-WC DENGAN ASPAL MINYAK DAN PENAMBAHAN ADITIF LATEKS SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

KAJIAN EKSPERIMENTAL CAMPURAN HRS-WC DENGAN ASPAL MINYAK DAN PENAMBAHAN ADITIF LATEKS SEBAGAI BAHAN PENGIKAT KAJIAN EKSPERIMENTAL CAMPURAN HRS-WC DENGAN ASPAL MINYAK DAN PENAMBAHAN ADITIF LATEKS SEBAGAI BAHAN PENGIKAT A. Arwin Amiruddin 1, Sakti A. A. Sasmita 2, Nur Ali 3 dan Iskandar Renta 4 1 Program Studi

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR NTISARI BAB I PENDAHULUAN 1

DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR NTISARI BAB I PENDAHULUAN 1 DAFTAR ISI HALAMAN JIJDUL, EEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR,-,-, DAFTAR ISI v DAFTAR LAMPIRAN vn) DAFTAR TABEL jx DAFTAR GAMBAR x DAFTAR 1STILAH XI NTISARI x, BAB I PENDAHULUAN 1 1 1 Latar Belakang I 1.2

Lebih terperinci

PENGARUH ENERGI PEMADATAN BENDA UJI TERHADAP BESARAN MARSHALL CAMPURAN BERASPAL PANAS BERGRADASI SENJANG

PENGARUH ENERGI PEMADATAN BENDA UJI TERHADAP BESARAN MARSHALL CAMPURAN BERASPAL PANAS BERGRADASI SENJANG PENGARUH ENERGI PEMADATAN BENDA UJI TERHADAP BESARAN MARSHALL CAMPURAN BERASPAL PANAS BERGRADASI SENJANG Stevan Estevanus Rein Rumagit Oscar H. Kaseke, Steve Ch. N. Palenewen Fakultas Teknik, Jurusan Teknik

Lebih terperinci

UJI STABILITAS TERHADAP FLOW CAMPURAN ASPAL DENGAN MARSHALL TEST (KADAR ASPAL 5 %, PENETRASI 60/70)

UJI STABILITAS TERHADAP FLOW CAMPURAN ASPAL DENGAN MARSHALL TEST (KADAR ASPAL 5 %, PENETRASI 60/70) ISSN 1410-9840 UJI STABILITAS TERHADAP FLOW CAMPURAN ASPAL DENGAN MARSHALL TEST (KADAR ASPAL 5 %, PENETRASI 60/70) Agus Muldiyanto Universitas Semarang Email : mulsuga@yahoo.co.id ABSTRAK Untuk mengantisipasi

Lebih terperinci

ANALISIS ITS (INDIRECT TENSILE STRENGTH) CAMPURAN AC (ASPHALT CONCRETE) YANG DIPADATKAN DENGAN APRS (ALAT PEMADAT ROLLER SLAB) Naskah Publikasi

ANALISIS ITS (INDIRECT TENSILE STRENGTH) CAMPURAN AC (ASPHALT CONCRETE) YANG DIPADATKAN DENGAN APRS (ALAT PEMADAT ROLLER SLAB) Naskah Publikasi ANALISIS ITS (INDIRECT TENSILE STRENGTH) CAMPURAN AC (ASPHALT CONCRETE) YANG DIPADATKAN DENGAN APRS (ALAT PEMADAT ROLLER SLAB) Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

Pengaruh Penggunaan Abu Sekam Padi sebagai Bahan Pengisi pada Campuran Hot Rolled Asphalt terhadap Sifat Uji Marshall

Pengaruh Penggunaan Abu Sekam Padi sebagai Bahan Pengisi pada Campuran Hot Rolled Asphalt terhadap Sifat Uji Marshall 98 JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA Vol. 15, No. 2, 98-107, November 2012 Pengaruh Penggunaan Abu Sekam Padi sebagai Bahan Pengisi pada Campuran Hot Rolled Asphalt terhadap Sifat Uji Marshall (Effect of Using

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PASIR KUARSA GUNUNG BATU KECAMATAN BAULA KABUPATEN KOLAKA SEBAGAI AGREGAT HALUS TERHADAP CAMPURAN HOT ROLLED SHEET WEARING COURSE (HRS-WC)

PENGGUNAAN PASIR KUARSA GUNUNG BATU KECAMATAN BAULA KABUPATEN KOLAKA SEBAGAI AGREGAT HALUS TERHADAP CAMPURAN HOT ROLLED SHEET WEARING COURSE (HRS-WC) PENGGUNAAN PASIR KUARSA GUNUNG BATU KECAMATAN BAULA KABUPATEN KOLAKA SEBAGAI AGREGAT HALUS TERHADAP CAMPURAN HOT ROLLED SHEET WEARING COURSE (HRS-WC) Nasrul Staf Pengajar Fakultas Teknik, Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk di Yogyakarta. Pembangunan hotel, apartemen, perumahan dan mall

BAB I PENDAHULUAN. penduduk di Yogyakarta. Pembangunan hotel, apartemen, perumahan dan mall BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki jumlah penduduk yang cukup banyak yaitu 3.452.390 jiwa pada sensus tahun 2010, belum lagi saat ini Daerah Istimewa Yogyakarta mulai

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN ABU TERBANG BATUBARA SEBAGAI BAHAN PENGISI TERHADAP MODULUS RESILIEN BETON ASPAL LAPIS AUS

PENGARUH PENGGUNAAN ABU TERBANG BATUBARA SEBAGAI BAHAN PENGISI TERHADAP MODULUS RESILIEN BETON ASPAL LAPIS AUS PENGARUH PENGGUNAAN ABU TERBANG BATUBARA SEBAGAI BAHAN PENGISI TERHADAP MODULUS RESILIEN BETON ASPAL LAPIS AUS M. Zainul Arifin Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jln. Mayjen Haryono

Lebih terperinci

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.2, Januari 2013 ( )

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.2, Januari 2013 ( ) KAJIAN PENYEBAB PERBEDAAN NILAI BERAT JENIS MAKSIMUM CAMPURAN BERASPAL PANAS YANG DIHITUNG BERDASARKAN METODE MARSHALL DENGAN YANG DICARI LANGSUNG BERDASARKAN AASHTO T209 Maria Estela Laoli O.H. Kaseke,

Lebih terperinci

Kata kunci: HRS-Base, Pengendalian Mutu, Benda Uji, Uji Marshall, Uji Ekstraksi

Kata kunci: HRS-Base, Pengendalian Mutu, Benda Uji, Uji Marshall, Uji Ekstraksi PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 135 STUDI PENGENDALIAN MUTU (QUALITY CONTROL) CAMPURAN ASPAL PANAS JENIS HRS-BASE (STUDI KASUS PAKET KEGIATAN PENINGKATAN JALAN HAMPALIT PETAK BAHANDANG STA. 26+500 s.d.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, sampai ditemukannya kendaraan bermotor oleh Gofflieb Daimler dan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, sampai ditemukannya kendaraan bermotor oleh Gofflieb Daimler dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Perkerasan jalan yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat ditemukan pertama kali di Babylon pada tahun 625 SM, tetapi perkerasan jenis ini tidak berkembang,

Lebih terperinci

perkerasan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya, ukuran dan gradasi,

perkerasan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya, ukuran dan gradasi, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aspal Aspal yang sering digunakan di Indonesia adalah aspal keras hasil destilasi minyak bumi dengan jenis AC 60-70 dan AC 80-100, karena penetrasi aspal relatif rendah, sehingga

Lebih terperinci

VARIASI AGREGAT LONJONG PADA AGREGAT KASAR TERHADAP KARAKTERISTIK LAPISAN ASPAL BETON (LASTON) I Made Agus Ariawan 1 1

VARIASI AGREGAT LONJONG PADA AGREGAT KASAR TERHADAP KARAKTERISTIK LAPISAN ASPAL BETON (LASTON) I Made Agus Ariawan 1 1 VARIASI AGREGAT LONJONG PADA AGREGAT KASAR TERHADAP KARAKTERISTIK LAPISAN ASPAL BETON (LASTON) I Made Agus Ariawan 1 1 Dosen Pada Jurusan Teknik Sipil Universitas Udayana E-mail : agusariawan17@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kerusakan yang berarti. Agar perkerasan jalan yang sesuai dengan mutu yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kerusakan yang berarti. Agar perkerasan jalan yang sesuai dengan mutu yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkerasan Jalan Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak di antara lapisan tanah dasar dan roda kendaraan, yang berfungsi memberikan pelayanan kepada sarana

Lebih terperinci

lapisan dan terletak di atas tanah dasar, baik berupa tanah asli maupun timbunan

lapisan dan terletak di atas tanah dasar, baik berupa tanah asli maupun timbunan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Perkerasan Jalan Perkerasan jalan adalah salah satu konstruksi yang terdiri dari beberapa lapisan dan terletak di atas tanah dasar, baik berupa tanah asli maupun timbunan yang

Lebih terperinci

EFEK PEMAKAIAN PASIR LAUT SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA CAMPURAN ASPAL PANAS (AC-BC) DENGAN PENGUJIAN MARSHALL

EFEK PEMAKAIAN PASIR LAUT SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA CAMPURAN ASPAL PANAS (AC-BC) DENGAN PENGUJIAN MARSHALL Jurnal Teknik Sipil IT Vol. No. Januari 05 ISSN: 354-845 EFEK EMAKAIAN ASIR LAUT SEBAGAI AGREGAT HALUS ADA CAMURAN ASAL ANAS (AC-BC) DENGAN ENGUJIAN MARSHALL Oleh : Ahmad Refi Dosen Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

PEMANFAATAN PASIR LAUT TANJUNG ALANG SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA CAMPURAN HRS (HOT ROLLED SHEET) ABSTRACT PENDAHULUAN

PEMANFAATAN PASIR LAUT TANJUNG ALANG SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA CAMPURAN HRS (HOT ROLLED SHEET) ABSTRACT PENDAHULUAN PEMANFAATAN PASIR LAUT TANJUNG ALANG SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA CAMPURAN HRS (HOT ROLLED SHEET) ( 1) Laswar Gombilo Bitu; 2) Muhammad Kalman) (Fakultas Teknik Jurusan Sipil -Unidayan- Jln. Sultan Dayanu

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Metode Pengujian Material 1. Agregat Kasar dan Steel Slag Agregat kasar merupakan agregat yang tertahan diatas saringan 2.36 mm (No.8), menurut saringan ASTM. a. Berat Jenis Curah

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI KADAR ASPAL TERHADAP NILAI KARAKTERISTIK CAMPURAN PANAS ASPAL AGREGAT (AC-BC) DENGAN PENGUJIAN MARSHALL

PENGARUH VARIASI KADAR ASPAL TERHADAP NILAI KARAKTERISTIK CAMPURAN PANAS ASPAL AGREGAT (AC-BC) DENGAN PENGUJIAN MARSHALL Jurnal Teknik Sipil IT Vol. No. Januari 05 ISSN: 354-845 ENGARUH VARIASI KADAR ASAL TERHADA NILAI KARAKTERISTIK CAMURAN ANAS ASAL AGREGAT (AC-BC) DENGAN ENGUJIAN MARSHALL Oleh : Misbah Dosen Teknik Sipil

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI KANDUNGAN BAHAN PENGISI TERHADAP KRITERIA MARSHALL PADA CAMPURAN LAPIS ASPAL BETON-LAPIS ANTARA BERGRADASI HALUS

PENGARUH VARIASI KANDUNGAN BAHAN PENGISI TERHADAP KRITERIA MARSHALL PADA CAMPURAN LAPIS ASPAL BETON-LAPIS ANTARA BERGRADASI HALUS PENGARUH VARIASI KANDUNGAN BAHAN PENGISI TERHADAP KRITERIA MARSHALL PADA CAMPURAN LAPIS ASPAL BETON-LAPIS ANTARA BERGRADASI HALUS Praesillia Christien Ator J. E. Waani, O. H. Kaseke Fakultas Teknik, Jurusan

Lebih terperinci

sampai ke tanah dasar, sehingga beban pada tanah dasar tidak melebihi daya

sampai ke tanah dasar, sehingga beban pada tanah dasar tidak melebihi daya BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konstruksi Perkerasan Jalan Konstruksi perkerasan jalan adalah lapisan yang terletak di atas tanah dasar yang berfungsi untuk mendukung beban lalulintas dan meneruskannya sampai

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PASIR BESI SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA BETON ASPAL LAPISAN AUS

PENGGUNAAN PASIR BESI SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA BETON ASPAL LAPISAN AUS PENGGUNAAN PASIR BESI SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA BETON ASPAL LAPISAN AUS Sumarni Hamid Aly Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jln. Perintis Kemerdekaan KM 10 Makassar, 90445 Telp: (0411) 587636 marni_hamidaly@yahoo.com

Lebih terperinci

PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP PERILAKU CAMPURAN BETON ASPAL

PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP PERILAKU CAMPURAN BETON ASPAL PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP PERILAKU CAMPURAN BETON ASPAL Harry Kusharto Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang (UNNES) Gedung E4, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229

Lebih terperinci

PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP PERILAKU CAMPURAN BETON ASPAL

PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP PERILAKU CAMPURAN BETON ASPAL PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP PERILAKU CAMPURAN BETON ASPAL Harry Kusharto Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang (UNNES) Gedung E4, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perkerasan Jalan Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan ikat yang digunakan untuk melayani beban lalulintas. Agregat yang dipakai antara lain adalah batu pecah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi jalan dikatakan baik apabila dapat memberikan rasa aman, nyaman dan ekonomis kepada pengguna jalan. Hal ini tidak terlepas dari kondisi perkerasan yang digunakan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan merupakan infrastruktur dasar dan utama untuk menggerakkan roda perekonomian nasional, hal ini karena jalan memiliki peran penting dan strategis untuk mendorong

Lebih terperinci

PENGARUH PENURUNAN SUHU (DENGAN DAN TANPA PEMANASAN ULANG) TERHADAP PARAMETER MARSHALL CAMPURAN ASPAL BETON

PENGARUH PENURUNAN SUHU (DENGAN DAN TANPA PEMANASAN ULANG) TERHADAP PARAMETER MARSHALL CAMPURAN ASPAL BETON PENGARUH PENURUNAN SUHU (DENGAN DAN TANPA PEMANASAN ULANG) TERHADAP PARAMETER MARSHALL CAMPURAN ASPAL BETON M. Zainul Arifin, Achmad Wicaksono dan Ken Pawestri Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan pokok dalam kegiatan masyarakat sehari-hari. Kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan pokok dalam kegiatan masyarakat sehari-hari. Kegiatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan pertumbuhan penduduk yang tinggi memberikan tantangan tersendiri bagi pelayanan fasilitas umum yang dapat mendukung mobilitas penduduk. Salah satu

Lebih terperinci

VARIASI AGREGAT LONJONG SEBAGAI AGREGAT KASAR TERHADAP KARAKTERISTIK LAPISAN ASPAL BETON (LASTON) ABSTRAK

VARIASI AGREGAT LONJONG SEBAGAI AGREGAT KASAR TERHADAP KARAKTERISTIK LAPISAN ASPAL BETON (LASTON) ABSTRAK Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 VARIASI AGREGAT LONJONG SEBAGAI AGREGAT KASAR TERHADAP KARAKTERISTIK LAPISAN ASPAL BETON (LASTON) I Made Agus Ariawan 1 1 Dosen

Lebih terperinci

PENGARUH UKURAN BUTIRAN MAKSIMUM 12,5 MM DAN 19 MM TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL CAMPURAN AC-WC

PENGARUH UKURAN BUTIRAN MAKSIMUM 12,5 MM DAN 19 MM TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL CAMPURAN AC-WC PENGARUH UKURAN BUTIRAN MAKSIMUM 12,5 MM DAN 19 MM TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL CAMPURAN AC-WC Ronni Olaswanda 1 Anton Ariyanto, M.Eng 2 dan Bambang Edison, S.Pd, MT 2 Program Studi Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jalan merupakan prasarana transportasi darat yang memiliki peranan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jalan merupakan prasarana transportasi darat yang memiliki peranan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jalan merupakan prasarana transportasi darat yang memiliki peranan yang sangat penting. Di Indonesia sendiri, transportasi merupakan sarana penunjang berbagai aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan laju pertumbuhan penduduk di suatu daerah, maka peranan sebuah jalan sangat penting sebagai prasarana perhubungan darat terutama untuk kesinambungan distribusi

Lebih terperinci

Berdasarkan bahan pengikatnya konstmksi perkerasanjalan dapat dibedakan atas:

Berdasarkan bahan pengikatnya konstmksi perkerasanjalan dapat dibedakan atas: 17 BABUI LANDASAN TEORI 3.1 Perkerasan Jalan Berdasarkan bahan pengikatnya konstmksi perkerasanjalan dapat dibedakan atas: 1. Konstmksi perkerasan lentur ("fleksibel pavement"), yaitu perkerasan yang menggunakan

Lebih terperinci

Jurnal Teknika ISSN : Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 1 No.2 Tahun 2009

Jurnal Teknika ISSN : Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 1 No.2 Tahun 2009 KAJIAN PENGGUNAAN FILLER ABU SEKAM PADI UNTUK MENGUJI DURABILITAS LASTON Zulkifli Lubis 1 Agus Zuliyanto 2 1) Dosen dpk, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan 2) Dosen Jurusan

Lebih terperinci

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Operasi Teknik Kimia Fakultas

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Operasi Teknik Kimia Fakultas III. METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Operasi Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung untuk pembuatan Arang Tempurung Kelapa, dan Laboratorium

Lebih terperinci

PEMANFAATAN BONGKARAN LAPISAN PERMUKAAN PERKERASAN ASPAL SEBAGAI CAMPURAN HRS

PEMANFAATAN BONGKARAN LAPISAN PERMUKAAN PERKERASAN ASPAL SEBAGAI CAMPURAN HRS PEMANFAATAN BONGKARAN LAPISAN PERMUKAAN PERKERASAN ASPAL SEBAGAI CAMPURAN HRS Ir. Nusa Sebayang, MT. Dosen Teknik Sipil ITN Malang Jl. Danau Ranau I G2 B/15 Malang Tel : o341-721142 Email :nusasebayang@yahoo.com.au

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. bergradasi baik yang dicampur dengan penetration grade aspal. Kekuatan yang

BAB III LANDASAN TEORI. bergradasi baik yang dicampur dengan penetration grade aspal. Kekuatan yang BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Lapisan Aspal Beton Lapis Aspal Beton adalah suatu lapisan pada konstuksi jalan raya, yang terdiri dari campuran aspal keras dan agregat yang bergradasi menerus, dicampur, dihampar

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. dari campuran aspal keras dan agregat yang bergradasi menerus (well graded)

BAB III LANDASAN TEORI. dari campuran aspal keras dan agregat yang bergradasi menerus (well graded) BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Lapisan Aspal Beton (Laston) Lapis aspal beton adalah lapisan pada konstruksi jalan raya, yang terdiri dari campuran aspal keras dan agregat yang bergradasi menerus (well graded)

Lebih terperinci

TINJAUAN VOID CAMPURAN ASPAL YANG DIPADATKAN MENGGUNAKAN ALAT PEMADAT ROLLER SLAB (APRS) DAN STAMPER

TINJAUAN VOID CAMPURAN ASPAL YANG DIPADATKAN MENGGUNAKAN ALAT PEMADAT ROLLER SLAB (APRS) DAN STAMPER TINJAUAN VOID CAMPURAN ASPAL YANG DIPADATKAN MENGGUNAKAN ALAT PEMADAT ROLLER SLAB (APRS) DAN STAMPER Senja Rum Harnaeni 1, Pancar Endah Kirnawan 2 1Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PENGGUNAAN LIMBAH PELEBURAN TIMAH (TIN SLAG) SEBAGAI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN HOT ROLLED SHEET- WEARING COURSE UNTUK PERKERASAN JALAN RAYA

PENGGUNAAN LIMBAH PELEBURAN TIMAH (TIN SLAG) SEBAGAI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN HOT ROLLED SHEET- WEARING COURSE UNTUK PERKERASAN JALAN RAYA Jurnal Fropil Vol 2 Nomor 2. Juli-Desember 2014 PENGGUNAAN LIMBAH PELEBURAN TIMAH (TIN SLAG) SEBAGAI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN HOT ROLLED SHEET- WEARING COURSE UNTUK PERKERASAN JALAN RAYA Ormuz Firdaus

Lebih terperinci