PENGARUH KONSENTRASI MAHKOTA DEWA TERHADAP STABILITAS LOTION KRIM SERTA UJI TABIR SURYA SECARA SPEKTROFOTOMETRI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH KONSENTRASI MAHKOTA DEWA TERHADAP STABILITAS LOTION KRIM SERTA UJI TABIR SURYA SECARA SPEKTROFOTOMETRI"

Transkripsi

1 A.Karim Zulkarnain *, Marchaban, Subagus Wahyuono, Ratna Asmah Susidarti PENGARUH KONSENTRASI MAHKOTA DEWA TERHADAP STABILITAS LOTION KRIM SERTA UJI TABIR SURYA SECARA SPEKTROFOTOMETRI EFFECT LOTION CREAM PHALERIA MACROCARPA CONCENTRATION ON STABILITY AND SUNSCREEN ACTIVITY BY SPECTROPHOTOMETRY A.Karim Zulkarnain *, Marchaban, Subagus Wahyuono, Ratna Asmah Susidarti Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia Correspondence akarimzk08@yahoo.com ABSTRAK Ekstrak daun mahkota dewa mengandung senyawa turunan benzofenon yang memiliki aktivitas sebagai tabir surya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas fisik dan kimia lotion dan krim o/w serta aktivitasnya sebagai tabir surya dengan spektrofotometer. Ekstrak diperoleh dengan metode maserasi metanol lalu diformulasi menjadi Lotion dan krim o/w serta diuji stabilitas fisik dan kimianya serta diuji SPF nya secara in vitro dengan spektrofotometer. Hasil studi menunjukkan bahwa formula lotion dan krim o/w ekstrak mahkota dewa stabil selama penyimpanan 6 minggu. Kenaikan konsentrasi mahkota dewa akan menaikkan viskositas Lotion dan krim o/w secara signifikan. Krim selama penyimpanan lebih stabil homogenitasnya dibanding dengan lotion yaitu pada minggu ke enam minyak dari sediaan lotion mulai terlihat warna coklat dipermukaannya sedangkan krim lebih viskes dibanding dengan lotion. Sediaan selama penyimpanan 6 minggu memiliki kandungan phalerin yang relatif stabil. Aktivitas sediaan secara in vitro menunjukkan bahwa nilai SPF pada kadar ekstrak mahkota dewa 6 %, 8 % dan 10 % berturut turut untuk krim adalah 8,60, 11,51, 16,04 sedangkan SPF untuk lotion adalah 7,45, 10,83 dan 15,01 %. Sediaan lotion dan krim mahkota dewa stabil selama penyimpanan dan memiliki aktivitas sebagai tabir surya. Kata kunci : Mahkota dewa, lotion, krim, in vitro ABSTRACT God crown leaf extract containing benzophenone derivative compounds which have activity as a sunscreen. The purpose of this study was to determine the physical and chemical stability of lotions and creams o/w and activities as a sunscreen with a spectrophotometer. The extract obtained by maceration method of methanol and then formulated into lotions and creams o/w and tested physical and chemical stability as well as its SPF tested in vitro with a spectrophotometer. The results showed that the formula lotions and creams o/w extract gods crown stable during storage 6 weeks. The increase in concentration will increase the viscosity of the gods crown Lotions and creams o/w significantly. Cream is more stable during storage homogeneity compared with lotion that at week six of the preparation lotion oil starts to look brown on the surface while the cream is more viskes compared with lotion. Preparations for 6 weeks storage phalerin contains relatively stable. Activity of the preparations in vitro showed that the SPF value on the levels of crown god extract 6%, 8% and 10% respectively for the cream is 8.60, 11.51, 16.04, while SPF for lotion is 7.45, and 15.01%. It can be conclude that lotions and creams were stable in storage and had sunscreen effect. Keywords : Phaleria macrocarpa, lotion, cream, spectrophotometry. Majalah Farmaseutik, Vol. 11 No. 3 Tahun

2 Pengaruh Konsentrasi Mahkota Dewa PENDAHULUAN Radiasi ultraviolet atau UV yang berasal dari sinar matahari dapat menyebabkan kerusakan kulit, kulit terbakar serta menyebabkan noda-noda coklat serta penebalan dan keringnya kulit (18). Bahan yang secara aktif dapat menyerap, menghamburkan, atau memantulkan energi sinar surya yang mencapai kulit manusia disebut tabir surya (6). UVB memiliki ƛ nm, sinar ini dapat mendorong tanning yaitu dengan adanya sintesis melanin. Umumnya tampak tanning 2-3 hari setelah terbakar matahari dan tak tampak setelah 1 bulan. UVA lebih besar memberikan efek pigmentasi dibanding UVB (18, 2). Filter UV adalah bahan yang ada dalam sunscreen dan ia memiliki kemampuan interaksi dengan insiden radiasi melalui 3 mekanisme dasar yaitu: refleksi, disperse dan absorpsi (12). Food Drug Administration (USA) mensyaratkan tabir surya yang beredar di konsumen minimal harus meiliki nilai SPF 2 (15). Salah satu senyawa yang memiliki aktivitas sebagai tabir surya adalah turunan benzofenon (13). Benzofenon dan turunannya memiliki fotostabilitas yang sangat baik dan dapat berfungsi sebagai penyaring sinar ultraviolet (13). Tumbuhan mahkota dewa secara tradisional digunakan sebagai obat, baik secara tunggal maupun dicampur dengan obat-obatan tradisional lainnya. Telah ditemukan senyawa baru dalam mahkota dewa yaitu senyawa glukosida benzofenon atau phalerin (14). Shovyana dan Zulkarnain (19), telah melakukan uji stabilitas fisik sediaan topikal dan aktivitas ekstrak etanolik buah mahkota dewa pada mencit dari sediaan krim w/o diketahui memiliki kemampuan sebagai tabir surya. Sediaan tabir surya merupakan suatu sediaan kosmetik yang pada penggunaan biasanya diaplikasikan pada permukaan kulit. Sediaan tabir surya umumnya mengandung bahan aktif fotoprotektor. Fotoprotektor berfungsi menyerap atau menyebarkan sinar matahari sehingga intensitas sinar yang mampu mencapai kulit jauh lebih sedikit dari yang seharusnya. Contoh fotoprotektor yang biasanya digunakan dalam sediaan kosmetik antara lain benzofenon dan oksibenson (8). Ada senyawa alam sebagai fotoprotektor yaitu senyawa fenolik yang terdapat dalam tumbuhan dan berfungsi untuk melindungi jaringan tumbuhan terhadap kerusakan akibat sinar matahari (9). Salah satu tanaman yang memiliki kandungan senyawa fenolik adalah mahkota dewa [Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl.]. Senyawa fenolik dalam mahkota dewa banyak terdapat dalam daun (11). Senyawa fenolik dalam daun mahkota dewa dapat digunakan sebagai tambahan sediaan tabir surya (1). Berdasarkan kandungan senyawa aktif dalam daun mahkota dewa inilah yang menjadi dasar pertimbangan untuk dilakukannya penelitian tentang pengaruh kenaikan kadar ekstrak mahkota dewa terhadap stabilitas pada hasil formula optimasi dan aktivitasnya sebagai tabir surya secara in vitro. Selain itu formula ini dapat digunakan sebagai sediaan kosmetik tabir surya yang berasal dari bahan alam. Formulasi sediaan lotion dan krim adalah sediaan yang sering dipakai masyarakat sebagai tabir surya. Lotion dan krim merupakan topikal yang memungkinkan pemakaian yang merata pada kulit (5). Kestabilan formula yang diteliti meliputi uji viskositas, ph, stabilitas kimia sediaan selama penyimpanan. Data kuantitas SPF adalah sangat penting umtuk melihat keefektifan sunscreen (17). METODOLOGI PENELITIAN Bahan Ekstrak daun mahkota dewa, setil alkohol, asam stearat, trietanolamin, lanolin, glicerin, metil paraben, propil paraben, glicerilmonostearat, minyak mineral, tween 80, span 80 semua bahan grade farmasi, methanol, air suling. Alat UV spectrophotometer (Hitachi, UV-3200, Japan), Viscometer (Haake Rota Visco), ph meter, Oven. Refrigerator, Vortex, Electric balance, Elemtric heater, waterbath, termometer. Cara Kerja Formula krim dan lotion o/w Formula yang digunakan dalam percobaan ini adalah formula modifikasi hasil optimasi dengan bahan-bahan yang digunakan. Modifikasi yang dilakukan yaitu bahan-bahan dibuat tetap sedangkan yang diubah hanyalah kadar ekstrak daun mahkota dewa (phaleria macrocarpa) dengan berat air sebagai bahan untuk membuat sediaan menjadi 100 %. Adapun formula yang digunakan dapat dilihat pada tabel I dan II. Pembuatan sediaan krim dan lotion o/w Fase minyak dimasukkan pada cawan porselen kemudian dipanaskan terlebih dahulu pada suhu 65ºC-75ºC di atas waterbath. Fase air juga dipanaskan pada suhu 65ºC-75ºC di atas waterbath. Setelah itu dimasukkan fase minyak ke dalam gelas beker sambil diaduk dengan alat pendispersi ULTRA-TURRAX T25. fase air ditambahkan sedikit demi sedikit sambil terus diaduk dalam alat pendispersi dengan kecepatan konstan. Krim dan Lotion didinginkan sambil terus diaduk. Terakhir ditambahkan ekstrak dan diaduk sampai homogen. Sediaan krim dan lotion yang telah terbentuk dimasukkan ke dalam wadah tertutup dan dibiarkan selama 24 jam. Uji stabilitas fisik lotion dan krim Krim dan lotion diamati stabilitas fisik selama 6 minggu penyimpanan meliputi pengukuran ph 329 Majalah Farmaseutik, Vol. 11 No. 3 Tahun 2015

3 A.Karim Zulkarnain *, Marchaban, Subagus Wahyuono, Ratna Asmah Susidarti Tabel I. Formula Lotion O/W Modifikasi Hasil Optimasi Bahan LMD 6 (%) LMD 8 (%) LMD 10 (%) LBZP 6 (%) Mahkota Dewa Setil alkohol Asam stearat Trietanolamin Lanolin Glicerin Metil paraben 0,2 0,2 0,2 0,2 Propil paraben 0,1 0,1 0,1 0,1 Air suling ad Tabel II. Formula Krim O/W Modifikasi Hasil Optimasi Bahan CMD 6(%) CMD 8(%) CMD 10(%) CBZP 6(%) Mahkota Dewa Setil alkohol 9,71 9,71 9,71 9,71 Mineral oil Tween 80 3,29 3,29 3,29 3,29 Gliseril-1- stearat Glicerin Span 80 1,15 1,15 1,15 1,15 Metil paraben 0,2 0,2 0,2 0,2 Propil paraben 0,1 0,1 0,1 0,1 Air suling ad dengan ph-meter, pengukuran viskositas dengan Viscometer (Haake Rota Visco, Japan), homogenitas sediaan. Uji viskositas lotion dan krim Hidupkan viscometer yang terhubung dengan komputer dan tunggu kurang lebih 30 menit sampai alat sesuai dengan persyaratan yang dikendaki. Lakukan justifikasi alat sampai komputer tertulis insert sample. Sediaan seberat kurang lebih 0,5 gram diletakkan dan ratakan pada alat yang tersedia dari Viscometer (Haake Rota Visco), lalu komputer tekan ok, tunggu sampai alat selesai berputar. Diamati angka yang ada pada komputer yang merupakan angka dari viskositas sediaan, catat dan simpan data pada komputer yang telah terkoneksi dengan viskometer. Dicatat dalam satuan dpa.s. Uji ph krim dan Lotion Sebanyak 20 gram sediaan dimasukkan dalam beker glass, lalu ujung ph meter yang telah dikalibrasi dalam ph 4 dan ph 7 dimasukkan dalam sediaan. Dicatat angka pada ph meter yang stabil dan itu merupakan nilai ph sediaan. Uji stabilitas kimia Krim dan lotion dimasukkan dalam oven pada suhu 40 o C, kadar phalerin ditetapkan pada minggu ke I, II, III dan IV dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 295,4 nm. Penetapan kadar kadar phalerin dalam sediaan Sediaan ditimbang 500 mg dimasukkan labu takar 50 ml tambahkan metanol pro analisis, digojok selama 5 menit dengan fortex sampai larut, didiamkan lalu larutan disaring dengan penyaring. Ambil filtrat 5,0 ml dengan pipet volume lalu tambahkan metanol hingga 25 ml. Enceran dilakukan uji penetapan kadar phalerin pada panjang gelombang 295,4 nm. Dihitung kadar phalerin dengan persamaan kurva baku phalerin yang telah dibuat terlebih dahulu, yaitu persamaannya Y= 0,033X + 0,03 dengan nilai r=0,9997. Majalah Farmaseutik, Vol. 11 No. 3 Tahun

4 Pengaruh Konsentrasi Mahkota Dewa Tabel III. Nilai ph Sediaan Krim dan Lotion O/W pada Beberapa Kadar Ekstrak Mahkota Dewa yang Diukur dengan ph meter Sediaan MD 6 (%) MD 8 (%) MD 10 (%) BZP 6 (%) Krim 4,88(±0,15) 4,73(±0,16) 4,76(±0,14) 4,82(±0,15) Lotion 7,24(±0,14) 7,25(±0,17) 7,17(±0,15) 7,20(±0,18) Keterangan: ph diperoleh dari lima kali pengukuran dengan phmeter Uji stabilitas dengan metode freeze thaw cycling Di hari petama sediaan lotion dan krim dimasukkan dalam refrigeratur suhu 8 o C, di hari kedua sediaan dimasukkan dalam oven suhu 45 o C, dan diselang-seling penempatan sediaan sambil diamati ada tidaknya pemisaan fase dipermukaan sediaan. Setelah masing-masing 3 kali lalu diuji viskositasnya. Pengujian viskositas dilakukan sampai 4 minggu. Uji SPF secara in vitro dengan spektrofotometer Ditimbang sediaan 500 mg dimasukkan dalam labu takar 50 ml, ditambahkan metanol, gojok dengan vortex selama 5 menit, didiamkan lalu disaring dengan filter. Ambil filtrat 5,0 ml dengan pipet volume lalu diencerkan dengan metanol gojok dan ditetapkan absorbansinya pada panjang gelombang 290 sampai 320. Absorbansinya diukur tiap pergeseran panjang gelombang 5 nm. Absorbansinya dicatat, lalu dihitung dan dimasukkan rumus sebagai berikut : ( ) ( ) ( ) (Mansur dkk, 1986) Keterangan : SPF =sun protecting factor, CF=factor koreksi=10, EE(I)= spektrum efek eritemal, I(I)=spektrum intensitas solar, ABS(ƛ)=absorbansi dari produk sunscreen. Nilai EE. I adalah konstan =1 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil maserasi selama 4 hari, diproses lalu dikeringkan sampai diperoleh ekstrak kental kecoklatan, berbau khas, dan berasa pahit. Rendemen ekstrak yang dihasilkan adalah 18,74 % dengan susut susut pengeringan sebesar 16,50 % dan daya lekatnya adalah 4,09 menit. Uji Mutu Fisik dan Ph Sediaan Lotion dan krim o/w mahkota dewa yang diperoleh menunjukkan tidak ada perubahan fisik selama penyimpanan 6 minggu, yaitu bau khas mahkota dewa dan warna krim kecoklatan dan lotion berwarna lebih kuning dari pada krim. Semakin tinggi kadar ekstrak mahkota dewa dalam sediaan maka warna sediaan semakin coklat, ph sediaan krim semuanya memiliki nilai ph antara 4,73-4,88. Sedangkan sediaan lotion memiliki ciri yang sama tetapi ph-nya berkisar antara 7,17-7,25. Variasi kadar mahkota dewa ternyata tidak berpengaruh terhadap ph seperti terlihat pada tabel III. Pengukuran viskositas lotion dan krim dilakukan dengan viskotester dan dilakukan pada minggu ke-0 sampai minggu ke-6. Viskositas sebelum penyimpanan meningkat seiring dengan meningkatnya kadar. Formula III dengan kadar MD 10% memiliki viskositas terbesar. Semakin lama disimpan pada suhu kamar, maka viskositas semakin menurun dan hal ini terjadi pada ketiga formula. Tingkat penurunan viskositas dapat dilihat dari nilai slope masing-masing garis. Semakin kecil nilai slope menunjukkan tingkat penurunan viskositas yang semakin kecil sehingga dapat disimpulkan bahwa sediaan tersebut semakin stabil. Lotion formula I dengan kadar ekstrak mahkota dewa sebesar 6% memiliki nilai slope yang paling kecil dibandingkan formula lainnya, yaitu slop MD-6, MD-8, MD-10 dan BZP berturut turut adalah 0,166; 4,060; 1,110 dan 3,289 sehingga dapat disimpulkan bahwa lotion dengan kadar ekstrak mahkota dewa 6 % paling stabil dibanding formula lainnya selama penyimpanan pada suhu kamar. Persamaan garis regresi linier lotion mahkota dewa kadar 6% sampai 10 % memberikan nilai R 0,671. Nilai R yang diperoleh < R tabel, yang menunjukkan bahwa tidak terdapat korelasi linear antara lama penyimpanan dengan viskositas. Hasil uji Kolmogrov-Smirnov diperoleh nilai signifikansi 0,217 (signifikansi >0,05) yang berarti data memenuhi persyaratan uji normalitas. Untuk mengetahui apakah populasi data uji memliki varians yang sama dilakukan uji Test of Homogeneity of Variance. Hasil dari Test of Homogeneity of Variance menunjukkan nilai signifikansi 0,002< 0,05 sehingga tidak memenuhi syarat uji ANOVA. Selanjutnya dipilih uji Friedman untuk mengetahui pengaruh besar kadar dan lama penyimpanan terhadap viskositas. Hasil uji Friedman menunjukkan bahwa viskositas ke empat formula berbeda bermakna dengan nilai signifikansi 0,001, yang berarti bahwa variasi kadar dan lama penyimpanan menyebabkan perbedaan viskositas lotion mahkota dewa. Uji statistik dilanjutkan dengan Mann-Whitney untuk mengetahui perbedaan pada masing-masing lotion. 331 Majalah Farmaseutik, Vol. 11 No. 3 Tahun 2015

5 A.Karim Zulkarnain *, Marchaban, Subagus Wahyuono, Ratna Asmah Susidarti Tabel IV. Hasil Pengukuran Viskositas Sediaan Krim dan Lotion O/W pada Beberapa Kadar Ekstrak Mahkota Dewa dan Benzofenon Sediaan MD 6 (dpas) MD 8 (dpas) MD 10 (dpas) BZP 6 (dpas) Krim 93,5(±0,14) 92,2(±0,45) 92,9(±0,71) 92,97(±0,43) Lotion 45,4(±0,22) 44,1(±0,45) 44,9(±0,62) 45,3(±0,27) Keterangan: Viskositas (dpas) diperoleh dari lima kali pengukuran Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa viskositas lotion kadar antara 6%, 8% dan 10% berbeda bermakna (signifikansi<0,05) yaitu viskositas lotion kadar 6% dengan lotion 8%, lotion kadar 6% dengan lotion 10%, lotion kadar 8 % dengan lotion 10 % juga berbeda bermakna (signifikansi<0,05) Hasil uji Mann Whitney berbeda bermakna yang menunjukkan bahwa variasi kadar mempengaruhi viskositas lotion. Hasil uji selanjutnya adalah analisis wilcoxon yang menunjukkan bahwa ke empat lotion memberikan nilai signifikansi sebesar >0,05. Hal ini menunjukkan bahwa lama penyimpanan memberikan pengaruh yang tidak berbeda bermakna pada viskositas ke empat lotion, sehingga dapat dikatakan bahwa lotion stabil selama penyimpanan. Uji Viskositas Krim Viskositas sediaan krim dikatakan baik jika krim tersebut mudah dituang, mudah diambil dari wadah dan mudah untuk dioleskan ke tempat terapi. Hasil uji viskositas krim mahkota dewa menunjukkan bahwa terjadi peningkatan viskositas krim selama penyimpanan, yaitu dari minggu ke-0 sampai minggu ke-6 terjadi kenaikan viskositas jika dinaikkan kadar ekstraknya. Persamaan garis regresi linear formula krim kadar 6% sampai 10 % memberikan nilai R sebesar yaitu 0,607, nilai R yang diperoleh lebih kecil dari pada R tabel (α >0,05) yang menunjukkan tidak ada hubungan linear antara lamanya penyimpanan dengan viskositas krim. Hasil one-sample Komogorov-Smirnov Tes diketahui bahwa data viskositas krim tidak terdistribusi normal yaitu α<0,05 yaitu 0,020. Maka analisisnya adalah uji Friedman. Hasil uji Friedman diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,305 (α>0,05) sehingga dapat dikatakan bahwa data tidak berbeda bermakna, yang artinya viskositas diantara ke empat formula tidak berbeda bermakna. Analisis dilanjutkan dengan uji Man-Whitney (dengan taraf kepercayaan 95%) untuk membandingkan viskositas diantara formula krim tersebut. Hasil uji Man- Whitney menunjukkan signifikansi >0,05 yang artinya perbedaan kadar ekstrak mahkota dewa tidak mempengaruhi viskositas dari krim tersebut. Untuk membandingkan pengaruh lamanya penyimpanan terhadap viskositas krim dianalisis menggunakan uji Wilcoxon. Hasil uji Wilcoxon diperoleh signifikansi sebesar 0,056 (α>0,05) yang menunjukkan tidak adanya pengaruh lama penyimpan krim dari minggu ke-0 sampai minggu ke-6 terhadap viskositas. Viskositas yang dihasilkan cenderung mengalami kenaikan di minggu ke-6, namun kenaikannya tidak bermakna. Uji Kestabilan yang Dipercepat Uji ini dilakukan untuk menggambarkan kondisi lotion dan krim pada penyimpanan dalam jangka waktu yang lama. Untuk mempersingkat waktu pengamatan dilakukan uji stabilitas yang dipercepat. Pengamatan dilakukan dengan mengitung viskositas dan melihat perubahan warna sediaan. Pengamatan perubahan warna pada suhu kamar untuk semua formula lotion dan krim dari minggu ke-0 hingga minggu ke-6 tidak menunjukkan pemisahan sehingga sediaan dapat dikatan stabil. Selanjutnya dilakukan uji stabilitas yang dipercepat. Uji stabilitas dipercepat dilakukan dengan menyimpan sediaan pada suhu 45 0 C dan 8 0 C secara bergantian. Satu siklus terdiri dari 24 jam penyimpanan pada suhu 45 0 C dan 24 jam penyimpanan pada suhu 8 0 C. Hasil uji stabilitas dipercepat menunjukkan bahwa krim pada minggu ke 4 tidak ada perubahan warna pada permukaannya, sedangkan sediaan lotion mulai terlihat adanya perubahan warna kecoklatan pada permukaannya. Sedangkan viskositas selama dilakukan freeze thaw cycling selama 4 minggu menunjukkan adanya kenaikan viskositas untuk krim sedangan untuk lotion terjadi penurunan viskositas. Sediaan yang tidak pecah dan tidak menunjukkan adanya perubahan 100 % selama percobaan dikatakan stabil atau sediaan dikatakan stabil apabila nilainya mendekati 100% (10). Penyimpanan sediaan dalam suhu kamar selama 6 minggu dapat dikatakan bahwa semua formula adalah stabil. Hasil uji Tukey (HSD) menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna antara krim dengan lotion untuk 4 formula krim dan 4 formula lotion semuanya memberikan nilai signifikansi yang besar yaitu (α > 0,05). Hasil yang diperoleh setelah 4 minggu disimpan pada kondisi ekstrim di atas menunjukkan bahwa lotion ekstrak mahkota dewa mengalami tanda tanda pemisahan. Lotion mengalami pemisahan karena pemberian temperatur yang lebih tinggi akan meningkatkan energi kinetis dari tetesan-tetesan Majalah Farmaseutik, Vol. 11 No. 3 Tahun

6 Pengaruh Konsentrasi Mahkota Dewa Tabel V. Kadar Phalerin dalam Krim O/W dari Variasi Sediaan Ekstrak Mahkota Dewa dan Benzofenon yang Disimpan pada Suhu 40 O C Lama penyimapanan dalam oven suhu 40 O C Sediaan krim Mingu ke I Mingu ke II Mingu ke III Mingu ke IV MD 6(%) 95,88(±0,15) 95,04(±0,25) 95,56(±0,10) 95,34(±0,15) MD 8(% ) 95,95(±0,16) 95,73(±0,12) 95,73(±0,18) 95,73(±0,10) MD 10(% ) 95,76(±0,18) 95,66(±0,15) 95,86(±0,12) 95,77(±0,14) BZP 6 (%) 95,61(±0,14) 95,60(±0,14) 95,63(±0,14) 95,62(±0,14) Panjang gelombang phalerin pada 295,4 nm, bzp pada 325,4 nm Tabel VI. Kadar Phalerin dalam Lotion O/W dari Variasi Sediaan Ekstrak Mahkota Dewa dan Benzofenon yang Disimpan pada Suhu 40 O c Lama penyimpanan dalam oven suhu 45 o C Sediaan lotion Mingu I Mingu II Mingu III Mingu IV MD 6(%) 95,98(±0,15) 95,84(±0,25) 95,56(±0,10) 95,34(±0,15) MD 8(% ) 95,85(±0,16) 95,83(±0,12) 95,76(±0,18) 95,67(±0,10) MD 10(% ) 95,86(±0,18) 95,70(±0,15) 95,66(±0,12) 95,46(±0,14) BZP 6 (%) 95,51(±0,12) 95,45(±0,12) 95,58(±0,12) 95,41(±0,12) Panjang gelombang phalerin pada 295,4 nm, bzp pada 325,4 nm partikel sehingga memudahkan terjadinya penggabungannya. Kenaikan temperatur ini juga menyebabkan penurunan viskositas sehingga lotion akan menjadi lebih encer dan sesuai hukum Stokes, penurunan viskositas menyebabkan partikel-partikel teremulsi bergabung membentuk partikel yang lebih besar yang pada akhirnya terjadi pemisahan. Pembekuan juga dapat merusak suatu emulsi karena dapat merusak bentuk bulat dari tetesan emulsi (7). Uji stabilitas kimia pada sediaan lotion dan krim o/w Sediaan lotion dan krim o/w diuji kestabilan kimianya selama 4 minggu. Sediaan disimpan dalam wadah tertutup rapat dan dimasukkan dalam oven pada suhu 40 o C, seperti pada tabel V dan VI. Selama penyimpanan 4 minggu di dalam oven ternyata sediaan yang mengandung phalerin relatif stabil, yaitu seperti terlihat pada tabel V. Hasil penentuan kadar zat murni diperoleh di atas 95 % dan tidak dapat mencapai 100 %, hal ini disebabkan karena selama preparasi ada bahan yang menempel pada mortar dan stamfer sehingga dapat mengurangi kadar zat aktif. Selama penyimpanan 4 minggu di dalam oven ternyata sediaan lotion yang mengandung phalerin juga relatif stabil, seperti terlihat pada tabel 6. Hasil penentuan kadar zat yang diperoleh tidak bisa mencapai 100 %, hal ini juga disebabkan karena selama preparasi ada yang menempel pada mortar dan stamfer sehingga dapat mengurangi kadar zat aktif dalam sediaan. Uji SPF lotion dan krim o/w secara in vitro dengan spektrofotometer Uji SPF lotion dan krim o/w ekstrak mahkota dewa dilakukan secara in vitro menggunakan spektrofotometer. Berdasarkan penentuan nilai SPF dengan metode Mansur (4) diketahui bahwa krim dan lotion ekstrak mahkota dewa memiliki aktivitas sebagai tabir surya yang cukup tinggi. Nilai SPF tertinggi diperoleh pada sediaan yang mengandung kadar 10%. Namun bila dibandingkan dengan sediaan pembanding BZP dengan kadar obat 6 % ternyata sediaan yang mengandung Mahkota dewa lebih rendah daripada sediaan yang mengandung benzofenon (BZP). Peningkatan kadar ekstrak mahkota dewa ternyata dapat menaikkan nilai SPF seperti yang terlihat pada tabel VII dan VIII. Penambahan ekstrak mahkota dewa dalam sediaan krim dan lotion menunjukkan kenaikan aktivitas sebagai tabir surya secara in vitro. Adanya kenaikan SPF ini disebabkan karena meningkat pula senyawa fenolik yang terkandung di dalam sediaan krim dan lotion. Senyawa fenolik mempunyai aktivitas sebagai fotoprotektor karena adanya ikatan rangkap tunggal terkonjugasi yang bertanggung jawab dalam penyerapan sinar matahari. Senyawa yang terkandung dalam mahkota dewa terkandung senyawa glikosida benzofenon yaitu 4,5-dihidroksi,4 -metoksibensofenon-3-o-β- D-glukosida yang mampu menyerap sinar ultraviolet pada panjang gelombang 294 nm (16) dan phalerin mampu menyerap sinar ultraviolet pada 292 nm (14). 333 Majalah Farmaseutik, Vol. 11 No. 3 Tahun 2015

7 A.Karim Zulkarnain *, Marchaban, Subagus Wahyuono, Ratna Asmah Susidarti Tabel VII. Nilai SPF Lotion O/W pada Beberapa Variasi Kadar Ekstrak Mahkota Dewa Secara In Vitro dengan Spektrofotometer No ƛ EE.I LMD-6 (EE.I.A) LMD-8 (EE.I.A) LMD-10 (EE.I.A) LBZP-6 (EE.I.A) ,0150 0, ,0201 0,0260 0, ,0817 0,0673 0,1046 0,1353 0, ,2874 0,2249 0,3499 0,4496 1, ,3278 0,2400 0,3743 0,4885 1, ,1864 0,1287 0,1287 0,2632 0, ,0837 0,0556 0,0870 0,1137 0, ,0180 0,0119 0,0185 0,0242 0,0807 SPF 7,41 10,83 15,01 42,45 Tabel VIII. Nilai SPF Krim O/W pada Beberapa Variasi Kadar Ekstrak Mahkota Dewa Secara In Vitro dengan Spektrofotometer No ƛ EE.I CMD-6 (EE.I.A) CMD-8 (EE.I.A) CMD-10 (EE.I.A) CBZP-6 (EE.I.A) ,0150 0,0166 0,0178 0,0270 0, ,0817 0,0873 0,0938 0,1428 0, ,2874 0,2783 0,3169 0,4835 1, ,3278 0,3174 0,3417 0,5227 1, ,1864 0,1710 0,1840 0,2815 0, ,0837 0,0737 0,0795 0,1211 0, ƛ 0,0180 0,0156 0,0168 0,0252 0,0819 SPF 9,60 10,51 16,04 42,50 Keterangan : MD-6, 8 dan 10 = Sediaan mengandung ekstrak mahkota dewa 6 %, 8 % dan 10 %. BZP-6 = sediaan mengandung benzofenon-5 sebesar 6 %. KESIMPULAN Sediaan yang mengandung ekstrak mahkota dewa memiliki kemampuan sebagai tabir surya secara in vitro dan berturut-turut pada kadar 6, 8 dan 10 % memiliki nilai SPF in untuk krim adalah 9,6; 11,51 dan 16,04. sedangkan untuk lotion berturutturut adalah 7,45; 10,83 dan 15,01. Sediaan krim yang mengandung benzofenon-5 kadar 6 %, memiliki nilai SPF sebesar 42,50; sedangkan nilai SPF untuk lotion adalah 42,45. Berdasarkan respon rasio pemisahan dan perubahan warna serta sifat fisik sediaan yang disimpan selama 6 minggu di ruangan suhu kamar adalah stabil. Sediaan krim o/w stabil dalam suhu ekstrim (panas 45 o C dan dingin 8 oc) selama 4 minggu, sedangkan sediaan lotion telah menunjukkan tanda adanya perubahan warna warna dan viskositas mulai menurun. Sediaan lotion dan krim memiliki kadar phalerin yang stabil selama penyimpanan dalam wadah tertutup pada suhu 40 oc. DAFTAR PUSTAKA Cumpelik, B. M, 1972, Analytical Prosedures and Evaluation of Sunscreen, J.Soc. Cos. Chem., 23: Poskitt, E.M., Cole, T.J., Lawson, D.E., 1979, Diet, Sunlight, and 25-hydroxy-Vitamin D in Healthy Children and Adults. Brit Med, 1, 221 Wilkinson, J.B. & Moore, R.J., 1982, Harry s Cosmeticology, 7 th Ed., George Godwin, London. Mansur JS, Breder MN, Mansur MC, Azulay RD, 1986, Determination of Sun protecting factor by spectrophotometry, An Bras Dermatol, 61 : cit. Mishra AK, Mishra A, Chattopadhyay P., 2012, Assessment of in vitro Sun Protection Factor of Calendula Officinalis L. (Asteraceae) Essential Oil Formulation, J Young Pharm, Jan-Mar; 4(1): Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Penerbit Universitas Indonesia (UI- Press), Jakarta. Majalah Farmaseutik, Vol. 11 No. 3 Tahun

8 Pengaruh Konsentrasi Mahkota Dewa Pathak, M.A., and Fitzpatric. T.B., 1993, Preventive Treatment of Sunburn, Dermatochiosis, and Skin Cancer with Suprotective Agent, dalam Fitzpatrick. T.B., Eisen. A.Z., Walff. K., Freedberg. I.M., Aisten. K.F.(Eds), Dermatology in General Medicine, , 4 th Ed., McGraw Hill, New York. Lachman, L., Lieberman, H.A., Kanig, J.L., 1994, The Theory and Practice of Industrial Pharmacy, diterjemahkan oleh Siti Suyatmi, , , Universitas Indonesia Press, Jakarta. Wasitaatmadja. S.M., 1997, Penuntun Ilmu Kosmetik Medik, Universitas Indonesia Press, Jakarta. Halliwel, B., and Gutteridge, J.M.C., 1999, Free Radical in Biology and Medicine, 1-231, , Oxford University Press, New York. Mollet, H & Grubenmann, A., 2001, Formulation Technology : Emulsions, Suspensions, Solid Form, , Wiley-Vch, Toronto. Dalimartha, S., 2003, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid III, 62-65, Trubus Agriwidya, Jakarta. Moyal D dan Fourtanier A., 2004, Acute and chronic effects of UV on skin: Rigel DS, Weiss RA, Lim HW, Dover JS, editors. Photoaging. New York: Mercel Dekker, Inc,, p Finnen, M. J., cit Rahmi & Iqmal, 2005, Analisis in Silico Aktivitas Tabir Surya Senyawa Turunan Oksibenzon Menggunakan Perhitungan Orbital Molekul Semiempirik Zindo/s, Jurnal Farmasi Indonesia, vol. 2 No. 1, 2. Wahyuningsih, M.S., Mubarika, S., Gandjar, I.G., Hamann, M.T., Rao, K.V., dan Wahyuono, S., 2005, Phalerin, Glukosida Benzophenon Baru Diisolasi dari Ekstrak Metanolik Mahkota Dewa [Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl.], Majalah Farmasi Indonesia, 16(1), Draelos, Z. D., & Thaman, L. A., 2006, , Cosmetic Formulation of Skin Care Products, Taylor and Francis Group, New York. Tambunan, R.M., Simanjuntak, P., 2006, Penentuan Struktur Kimia Antioksidan Benzofenon Glikosida dari Ekstrak n-butanol Daun Mahkota Dewa [Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.], Majalah Farmasi Indonesia, Vol. 17 (4), Schalka S, Reis VM.,2011, Sun protection factor: meaning and controversies, An Bras Dermatol., 86(3): Moyal D., 2012, Need for a well-balanced sunscreen to protect human skin from both Ultraviolet A and Ultraviolet B damage., Indian J Dermatol Venereol Leprol.;78 Suppl:S Shovyana, H.H dan Zulkarnain, A.K., 2013, Physical Stability and Activity of Cream W/O Ethanolic Fruit Extract of Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (scheff.) Boer.) as a Sunscreen, MOT, Vol 18 No. 2 May-August 2013, p Majalah Farmaseutik, Vol. 11 No. 3 Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Selama radiasi sinar UV terjadi pembentukan Reactive Oxygen Species

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Selama radiasi sinar UV terjadi pembentukan Reactive Oxygen Species BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang terletak di daerah tropis dengan paparan sinar matahari sepanjang tahun. Sebagian penduduknya bekerja di luar ruangan sehingga mendapat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN... PENYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN. INTISARI.

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN... PENYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN. INTISARI. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL..... Halaman I HALAMAN PENGESAHAN...... PENYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN. INTISARI. ABSTRACT.. BAB I PENDAHULUAN.. A. Latar

Lebih terperinci

KRIM TABIR SURYA DARI KOMBINASI EKSTRAK SARANG SEMUT (Myrmecodia pendens Merr & Perry) DENGAN EKSTRAK BUAH CARICA (Carica pubescens) SEBAGAI SPF

KRIM TABIR SURYA DARI KOMBINASI EKSTRAK SARANG SEMUT (Myrmecodia pendens Merr & Perry) DENGAN EKSTRAK BUAH CARICA (Carica pubescens) SEBAGAI SPF KRIM TABIR SURYA DARI KOMBINASI EKSTRAK SARANG SEMUT (Myrmecodia pendens Merr & Perry) DENGAN EKSTRAK BUAH CARICA (Carica pubescens) SEBAGAI SPF Suwarmi, Agus Suprijono Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi YAYASAN

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. A. Kategori Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental

BAB II METODE PENELITIAN. A. Kategori Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental 8 BAB II METODE PENELITIAN A. Kategori Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental B. Variabel Penelitian 1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi konsentrasi minyak atsiri

Lebih terperinci

THE PHYSICAL STABILITY OF LOTION O/W AND W/O FROM Phaleria macrocarpa FRUIT EXTRACT AS SUNSCREEN AND PRIMARY IRRITATION TEST ON RABBIT

THE PHYSICAL STABILITY OF LOTION O/W AND W/O FROM Phaleria macrocarpa FRUIT EXTRACT AS SUNSCREEN AND PRIMARY IRRITATION TEST ON RABBIT Trad. Med. J., September 2013 Vol. 18(3), p 141-150 ISSN : 1410-5918 Submitted : 09-07-2013 Revised : 11-08-2013 Accepted : 13-10-2013 THE PHYSICAL STABILITY OF LOTION O/W AND W/O FROM Phaleria macrocarpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paparan sinar matahari dapat memicu berbagai respon biologis seperti sunburn, eritema hingga kanker kulit (Patil et al., 2015). Radiasi UV dari sinar matahari

Lebih terperinci

FORMULASI SEDIAAN LOSIO DARI EKSTRAK KULIT BUAH NANAS (Ananas comosus L. (Merr)) SEBAGAI TABIR SURYA

FORMULASI SEDIAAN LOSIO DARI EKSTRAK KULIT BUAH NANAS (Ananas comosus L. (Merr)) SEBAGAI TABIR SURYA FORMULASI SEDIAAN LOSIO DARI EKSTRAK KULIT BUAH NANAS (Ananas comosus L. (Merr)) SEBAGAI TABIR SURYA Helen Eliska Trianti Gurning 1), Adeanne C. Wullur 1), Widya Astuty Lolo 1) 1) Program Studi Farmasi

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Alat-alat gelas, Neraca Analitik (Adam AFA-210 LC), Viskometer

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Alat-alat gelas, Neraca Analitik (Adam AFA-210 LC), Viskometer BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. ALAT Alat-alat gelas, Neraca Analitik (Adam AFA-210 LC), Viskometer Brookfield (Model RVF), Oven (Memmert), Mikroskop optik, Kamera digital (Sony), ph meter (Eutech), Sentrifugator

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. membentuk konsistensi setengah padat dan nyaman digunakan saat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. membentuk konsistensi setengah padat dan nyaman digunakan saat BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Evaluasi Krim Hasil evaluasi krim diperoleh sifat krim yang lembut, mudah menyebar, membentuk konsistensi setengah padat dan nyaman digunakan saat dioleskan pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Pembuatan sediaan losio minyak buah merah a. Perhitungan HLB butuh minyak buah merah HLB butuh minyak buah merah yang digunakan adalah 17,34. Cara perhitungan HLB

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR NASIONAL TUMBUHAN OBAT INDONESIA (TOI) KE-50

PROSIDING SEMINAR NASIONAL TUMBUHAN OBAT INDONESIA (TOI) KE-50 i PROSIDING SEMINAR NASIONAL TUMBUHAN OBAT INDONESIA (TOI) KE-50 Penggalian, Pelestarian, Pemanfaatan dan Pengembangan Berkelanjutan Tema Khusus Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia) dan Tabat Barito (Ficus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara beriklim tropis dengan paparan sinar matahari sepanjang musim. Sinar matahari merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup, namun ternyata

Lebih terperinci

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Hewan Percobaan 3 ekor Kelinci albino galur New Zealand dengan usia ± 3 bulan, bobot minimal 2,5 kg, dan jenis kelamin jantan.

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Hewan Percobaan 3 ekor Kelinci albino galur New Zealand dengan usia ± 3 bulan, bobot minimal 2,5 kg, dan jenis kelamin jantan. BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan Air suling, cangkang telur ayam broiler, minyak VCO, lanolin, cera flava, vitamin E asetat, natrium lauril sulfat, seto stearil alkohol, trietanolamin (TEA), asam stearat, propilenglikol,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah paparannya berlebihan. Kerusakan kulit akibat paparan sinar matahari

BAB I PENDAHULUAN. jumlah paparannya berlebihan. Kerusakan kulit akibat paparan sinar matahari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matahari sebagai sumber cahaya alami memiliki peranan yang sangat penting bagi keberlangsungan kehidupan, tetapi selain mempunyai manfaat sinar matahari juga dapat

Lebih terperinci

FORMULASI SEDIAAN KRIM EKSTRAK ETANOL BUAH MAHKOTA DEWA

FORMULASI SEDIAAN KRIM EKSTRAK ETANOL BUAH MAHKOTA DEWA FORMULASI SEDIAAN KRIM EKSTRAK ETANOL BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl) DENGAN BASIS VANISHING CREAM dan UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI TERHADAP Staphylococcus epidermidis SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

AKTIVITAS TABIR SURYA EKSTRAK AKAR BANDOTAN (AGERATUM CONYZOIDES L.)

AKTIVITAS TABIR SURYA EKSTRAK AKAR BANDOTAN (AGERATUM CONYZOIDES L.) AKTIVITAS TABIR SURYA EKSTRAK AKAR BANDOTAN (AGERATUM CONYZOIDES L.) Meilisa Athiyah, Islamudin Ahmad, Laode Rijai Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Kefarmasian FARMAKA TROPIS, Fakultas Farmasi,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Hasil Evaluasi Sediaan a. Hasil pengamatan organoleptis Hasil pengamatan organoleptis menunjukkan krim berwarna putih dan berbau khas, gel tidak berwarna atau transparan

Lebih terperinci

OPTIMASI FORMULA DAN UJI IRITASI PRIMER KUALITATIF PADA KELINCI PUTIH BETINA DENGAN KRIM W/O

OPTIMASI FORMULA DAN UJI IRITASI PRIMER KUALITATIF PADA KELINCI PUTIH BETINA DENGAN KRIM W/O OPTIMASI FORMULA DAN UJI IRITASI PRIMER KUALITATIF PADA KELINCI PUTIH BETINA DENGAN KRIM W/O EKSTRAK ETANOLIK BUAH MAHKOTA DEWA [Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.] OPTIMIZING FORMULA AND QUALITATIVE

Lebih terperinci

AKTIVITAS TABIR SURYA EKSTRAK DAUN CEMPEDAK (ARTOCARPUS CHAMPEDEN SPRENG)

AKTIVITAS TABIR SURYA EKSTRAK DAUN CEMPEDAK (ARTOCARPUS CHAMPEDEN SPRENG) AKTIVITAS TABIR SURYA EKSTRAK DAUN CEMPEDAK (ARTOCARPUS CHAMPEDEN SPRENG) Whenny, Rolan Rusli, Laode Rijai Laboratorium Penelitian dan Pengembangan FARMAKA TROPIS, Fakultas Farmasi Universitas Mulawarman,

Lebih terperinci

FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK KRIM SUSU KUDA SUMBAWA DENGAN EMULGATOR NONIONIK DAN ANIONIK

FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK KRIM SUSU KUDA SUMBAWA DENGAN EMULGATOR NONIONIK DAN ANIONIK FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK KRIM SUSU KUDA SUMBAWA DENGAN EMULGATOR NONIONIK DAN ANIONIK Faridha Yenny Nonci, Nurshalati Tahar, Qoriatul Aini 1 1 Jurusan Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,

Lebih terperinci

FORMULASI LOTION EKSTRAK BUAH RASPBERRY(Rubus rosifolius) DENGAN VARIASI KONSENTRASI TRIETANOLAMIN SEBAGAI EMULGATOR SERTA UJI HEDONIK TERHADAP LOTION

FORMULASI LOTION EKSTRAK BUAH RASPBERRY(Rubus rosifolius) DENGAN VARIASI KONSENTRASI TRIETANOLAMIN SEBAGAI EMULGATOR SERTA UJI HEDONIK TERHADAP LOTION FORMULASI LOTION EKSTRAK BUAH RASPBERRY(Rubus rosifolius) DENGAN VARIASI KONSENTRASI TRIETANOLAMIN SEBAGAI EMULGATOR SERTA UJI HEDONIK TERHADAP LOTION Megantara, I. N. A. P. 1, Megayanti, K. 1, Wirayanti,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ultra Violet/UV (λ nm), sinar tampak (λ nm) dan sinar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ultra Violet/UV (λ nm), sinar tampak (λ nm) dan sinar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Radiasi sinar matahari yang mengenai permukaan bumi merupakan energi dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Radiasi sinar matahari yang sampai ke permukaan bumi dan

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium SBRC LPPM IPB dan Laboratorium Departemen Teknologi Industri Pertanian FATETA IPB mulai bulan September 2010

Lebih terperinci

PENENTUAN POTENSI TABIR SURYA EKSTRAK KLIKA ANAK DARA (Croton oblongus Burm F.)

PENENTUAN POTENSI TABIR SURYA EKSTRAK KLIKA ANAK DARA (Croton oblongus Burm F.) PENENTUAN POTENSI TABIR SURYA EKSTRAK KLIKA ANAK DARA (Croton oblongus Burm F.) Haeria, Surya Ningsi, Israyani Jurusan Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar ABSTRACT

Lebih terperinci

PENGARUH KOMBINASI OXYBENZONE DAN OCTYL METHOXYCINNAMATE (OMC)PADA KARAKTERISTIK FISIK DAN SPF DALAM SEDIAAN KRIM TABIR SURYA

PENGARUH KOMBINASI OXYBENZONE DAN OCTYL METHOXYCINNAMATE (OMC)PADA KARAKTERISTIK FISIK DAN SPF DALAM SEDIAAN KRIM TABIR SURYA Mualifah Rifiani Ela Rosita, Mimiek Murrukmihadi, Suwarmi PENGARUH KOMBINASI OXYBENZONE DAN OCTYL METHOXYCINNAMATE (OMC)PADA KARAKTERISTIK FISIK DAN SPF DALAM SEDIAAN KRIM TABIR SURYA THE INFLUENCE OF

Lebih terperinci

Sumali W dan Enrico. Fakultas Farnasi UTA 45 Jakarta ABSTRAK. Kata Kunci: Tabir Surya, Efektifitas Eritema, Persen, Sun Protector Factor (SPF)

Sumali W dan Enrico. Fakultas Farnasi UTA 45 Jakarta ABSTRAK. Kata Kunci: Tabir Surya, Efektifitas Eritema, Persen, Sun Protector Factor (SPF) 40 UJI EFEKTIFITAS MANGIFERIN (C19 H18 O11) YANG DI ISOLASI DARI BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocapha (scheff) Boerl,) SEBAGAI TABIR SURYA PADA TIKUS PUTIH (Spraguedawley) EFFECTIVENESS TEST ON MANGIFERIN

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPOSISI SPAN 80 DAN CERA ALBA TERHADAP STABILITAS FISIK SEDIAAN COLD CREAM EKSTRAK ETANOL 96% KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.

PENGARUH KOMPOSISI SPAN 80 DAN CERA ALBA TERHADAP STABILITAS FISIK SEDIAAN COLD CREAM EKSTRAK ETANOL 96% KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L. PENGARUH KOMPOSISI SPAN 80 DAN CERA ALBA TERHADAP STABILITAS FISIK SEDIAAN COLD CREAM EKSTRAK ETANOL 96% KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) Arisanti, C. I. S. 1, Indraswari, P. I. I. 1, Budiputra,

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. ALAT DAN BAHAN 1. Alat Peralatan yang digunakan adalah alat-alat gelas, neraca analitik tipe 210-LC (ADAM, Amerika Serikat), viskometer Brookfield (Brookfield Synchroectic,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekeringan, keriput sampai kanker kulit (Tranggono dan Latifah, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. kekeringan, keriput sampai kanker kulit (Tranggono dan Latifah, 2007). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sinar matahari, disatu pihak sangat diperlukan oleh makhluk hidup sebagai sumber energi, kesehatan kulit dan tulang, misalnya dalam pembentukan vitamin D dari pro vitamin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Radiasi sinar UV yang terlalu lama pada kulit dapat menyebabkan timbulnya penyakit kulit seperti kanker kulit dan reaksi alergi pada cahaya/fotoalergi (Ebrahimzadeh

Lebih terperinci

FORMULASI KRIM EKSTRAK ETANOLIK BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl.) DENGAN BASIS A/M DAN M/A NASKAH PUBLIKASI

FORMULASI KRIM EKSTRAK ETANOLIK BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl.) DENGAN BASIS A/M DAN M/A NASKAH PUBLIKASI FORMULASI KRIM EKSTRAK ETANOLIK BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl.) DENGAN BASIS A/M DAN M/A NASKAH PUBLIKASI Oleh: AULIA ROKHANA ALFATH K100 080 011 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

FORMULASI SEDIAAN KRIM TIPE M/A EKSTRAK BIJI KEDELAI ( Glycine max L) : UJI STABILITAS FISIK DAN EFEK PADA KULIT SKRIPSI

FORMULASI SEDIAAN KRIM TIPE M/A EKSTRAK BIJI KEDELAI ( Glycine max L) : UJI STABILITAS FISIK DAN EFEK PADA KULIT SKRIPSI FORMULASI SEDIAAN KRIM TIPE M/A EKSTRAK BIJI KEDELAI ( Glycine max L) : UJI STABILITAS FISIK DAN EFEK PADA KULIT SKRIPSI Oleh: NUNIK KURNIASIH K100110094 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

FORMULASI KRIM TABIR SURYA EKSTRAK KULIT NANAS (ANANAS COMOSUS L MERR) DAN UJI IN VITRO NILAI SUN PROTECTING FACTOR (SPF)

FORMULASI KRIM TABIR SURYA EKSTRAK KULIT NANAS (ANANAS COMOSUS L MERR) DAN UJI IN VITRO NILAI SUN PROTECTING FACTOR (SPF) FORMULASI KRIM TABIR SURYA EKSTRAK KULIT NANAS (ANANAS COMOSUS L MERR) DAN UJI IN VITRO NILAI SUN PROTECTING FACTOR (SPF) Viondy Damogalad, Hosea Jaya Edy, Hamidah Sri Supriati Program Studi Farmasi FMIPA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Ekstrak Buah Tomat (Solanum lycopersicum L.) Ekstark buah tomat memiliki organoleptis dengan warna kuning kecoklatan, bau khas tomat, rasa manis agak asam, dan bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari

BAB I PENDAHULUAN. Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Dilakukan identifikasi dan karakterisasi minyak kelapa murni menggunakan GC-MS oleh LIPI yang mengacu kepada syarat mutu minyak kelapa SNI 01-2902-1992. Tabel 4.1.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan jenis pendekatan eksperimen laboratorium. Pelaksanaannya dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS KADAR FLAVONOID TOTAL PADA EKSTRAK DAUN SIRSAK (ANNONA MURICATA L.) DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS.

ANALISIS KADAR FLAVONOID TOTAL PADA EKSTRAK DAUN SIRSAK (ANNONA MURICATA L.) DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS. ANALISIS KADAR FLAVONOID TOTAL PADA EKSTRAK DAUN SIRSAK (ANNONA MURICATA L.) DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS. Mukhriani, FaridhaYenny Nonci, Sitti Munawarah Jurusan Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

FRANSISKUS X DHIAS

FRANSISKUS X DHIAS FRANSISKUS X DHIAS 10703037 FORMULASI KRIM TABIR SURYA DENGAN BAHAN AKTIF SERBUK CANGKANG TELUR AYAM BROILER DAN PENENTUAN AKTIVITAS PELINDUNG SURYANYA PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI SEKOLAH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental laboratorium. B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

PHYSICAL STABILITY AND ACTIVITY OF CREAM W/O ETANOLIK FRUIT EXTRACT MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarph (scheff.) Boerl,) AS A SUNSCREEN

PHYSICAL STABILITY AND ACTIVITY OF CREAM W/O ETANOLIK FRUIT EXTRACT MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarph (scheff.) Boerl,) AS A SUNSCREEN Trad. Med. J., May 2013 Vol. 18(2), p 109-117 ISSN : 1410-918 Submitted : 12-02-2013 Revised : 21-03-2013 Accepted : 12-06-2013 PHYSICAL STABILITY AND ACTIVITY OF CREAM W/O ETANOLIK FRUIT EXTRACT MAHKOTA

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan bahan 3.1.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan alat yang berasal dari Laboratorium Tugas Akhir dan Laboratorium Kimia Analitik di Program

Lebih terperinci

FORMULASI SEDIAAN GEL EKSTRAK ETANOLIK BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) DENGAN BASIS HPMC NASKAH PUBLIKASI

FORMULASI SEDIAAN GEL EKSTRAK ETANOLIK BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) DENGAN BASIS HPMC NASKAH PUBLIKASI FORMULASI SEDIAAN GEL EKSTRAK ETANOLIK BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) DENGAN BASIS HPMC NASKAH PUBLIKASI Oleh: DHANI DWI ASTUTI K 100080016 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Mikroorganisme Uji Propionibacterium acnes (koleksi Laboratorium Mikrobiologi FKUI Jakarta)

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Mikroorganisme Uji Propionibacterium acnes (koleksi Laboratorium Mikrobiologi FKUI Jakarta) BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan Propolis Gold (Science&Nature ), minyak lavender (diperoleh dari PT. Martina Berto), aquadest, Crillet 4 (Trimax), Crill 4 (diperoleh dari PT. Pusaka Tradisi Ibu), setostearil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Kelamin. Ruang lingkup penelitian meliputi bidang Ilmu Kedokteran Kulit dan 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Sebagai pelindung utama tubuh dari kerusakan fisika, kimia dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Sebagai pelindung utama tubuh dari kerusakan fisika, kimia dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kulit Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Penelitian ini diawali dengan pemeriksaan bahan baku. Pemeriksaan bahan baku yang akan digunakan dalam formulasi mikroemulsi ini dimaksudkan untuk standardisasi agar diperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah eksperimental laboratorium untuk memperoleh data hasil. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu pembuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki intensitas sinar matahari yang tinggi. Sinar matahari dapat memberikan efek yang menguntungkan maupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, bahan alam banyak digunakan dalam bidang kosmetika. Bahan alam dapat digunakan sebagai bahan tabir surya yang diperlukan oleh manusia karena kulit manusia

Lebih terperinci

PHARMACY, Vol.06 No. 01 April 2009 ISSN

PHARMACY, Vol.06 No. 01 April 2009 ISSN PENETAPAN KADAR TANIN DALAM INFUSA DAUN SALAM (Syzygium polyanthum (Wight.) Walp)) SECARA SPEKTROFOTOMETRI SINAR TAMPAK Mufti Kharismawati*, Pri Iswati Utami*, Retno Wahyuningrum * Fakultas Farmasi Universitas

Lebih terperinci

Jurnal Farmasi Indonesia, Maret 2014, hal Vol. 11 No. 1 ISSN: EISSN : Online :

Jurnal Farmasi Indonesia, Maret 2014, hal Vol. 11 No. 1 ISSN: EISSN : Online : Jurnal Farmasi Indonesia, Maret 2014, hal 39-45 Vol. 11 No. 1 ISSN: 1693-8615 EISSN : 2302-4291 Online : http://farmasiindonesia.setiabudi.ac.id/ Formulasi Ekstrak Buah Jambu Biji (Psidium guajava L.)

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Ekstraksi simplisia segar buah duku dilakukan dengan cara dingin yaitu maserasi karena belum ada data tentang kestabilan komponen ekstrak buah duku terhadap panas.

Lebih terperinci

Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(2): 1-9 ISSN: Agustus 2014

Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(2): 1-9 ISSN: Agustus 2014 Pengaruh Variasi Ekstrak Metanol Kulit Buah Rambutan (Nephelium lappaceum L.) Terhadap Kestabilan Fisik Krim Antioksidan The Various Effects Of Methanol Extract On Fruit Rambutan Peel (Nephelium lappaceum

Lebih terperinci

MAYA SETIAPUTRI

MAYA SETIAPUTRI MAYA SETIAPUTRI 10703067 FORMULASI SEDIAAN GEL YANG MENGANDUNG EKSTRAK BUAH DUKU (LANSIUM DOMESTICUM CORR.) SERTA UJI AKTIVITAS PELINDUNG SURYA SEDIAAN PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI INSTITUT

Lebih terperinci

PENGARUH ASAM OLEAT TERHADAP LAJU DIFUSI GEL PIROKSIKAM BASIS AQUPEC 505 HV IN VITRO

PENGARUH ASAM OLEAT TERHADAP LAJU DIFUSI GEL PIROKSIKAM BASIS AQUPEC 505 HV IN VITRO PENGARUH ASAM OLEAT TERHADAP LAJU DIFUSI GEL PIROKSIKAM BASIS AQUPEC HV IN VITRO Boesro Soebagio, Dolih Gozali, Nadiyah Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran ABSTRAK Telah dilakukan penelitian mengenai

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008. BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Fitokimia dan Farmakologi Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008. B. BAHAN DAN ALAT

Lebih terperinci

UJI AKTIVITAS GABUNGAN NANOGOLD-NANOPLATINUM SEBAGAI SENYAWA TABIR SURYA DALAM KOSMETIK

UJI AKTIVITAS GABUNGAN NANOGOLD-NANOPLATINUM SEBAGAI SENYAWA TABIR SURYA DALAM KOSMETIK UJI AKTIVITAS GABUNGAN NANOGOLD-NANOPLATINUM SEBAGAI SENYAWA TABIR SURYA DALAM KOSMETIK THE COMBINED ACTIVITY TEST OF NANOGOLD-NANOPLATINUM AS SUNSCREEN COMPOUNDS IN COSMETIC Zulmi Lailatun Nisfah*, Sri

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Karakterisasi Fisik Vitamin C

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Karakterisasi Fisik Vitamin C 29 BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Pada tahap awal penelitian dilakukan pemeriksaan terhadap bahan baku vitamin C meliputi pemerian, kelarutan, identifikasi dan penetapan kadar. Uji kelarutan dilakukan

Lebih terperinci

FORMULASI, SIFAT FISIK, STABILITAS DAN AKTIVITAS TABIR SURYA KRIM EKSTRAK ETANOL TONGKOL JAGUNG MERAH (Zea mays L.) SKRIPSI

FORMULASI, SIFAT FISIK, STABILITAS DAN AKTIVITAS TABIR SURYA KRIM EKSTRAK ETANOL TONGKOL JAGUNG MERAH (Zea mays L.) SKRIPSI FORMULASI, SIFAT FISIK, STABILITAS DAN AKTIVITAS TABIR SURYA KRIM EKSTRAK ETANOL TONGKOL JAGUNG MERAH (Zea mays L.) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Pelaksanaannya dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu tahap penyiapan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Biokimia Hasil Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Biokimia Hasil Pertanian, 22 III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Biokimia Hasil Pertanian, Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Laboratorium Pengolahan Limbah Hasil Pertanian

Lebih terperinci

Determination Sun Protecting Factor (SPF) Of Krokot Herbs Extract (Portulacaoleracea L.)

Determination Sun Protecting Factor (SPF) Of Krokot Herbs Extract (Portulacaoleracea L.) Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research, 2017, 02, 01 05 Determination Sun Protecting Factor (SPF) Of Krokot Herbs Extract (Portulacaoleracea L.) Penentuan Nilai Sun Protecting Factor (SPF)

Lebih terperinci

FORMULASI DAN UJI EFEKTIFITAS ANTIOKSIDAN KRIM EKSTRAK ETANOL KORTEKS KAYU JAWA (LANNEA COROMANDELICA HOUT MERR) DENGAN METODE DPPH

FORMULASI DAN UJI EFEKTIFITAS ANTIOKSIDAN KRIM EKSTRAK ETANOL KORTEKS KAYU JAWA (LANNEA COROMANDELICA HOUT MERR) DENGAN METODE DPPH FORMULASI DAN UJI EFEKTIFITAS ANTIOKSIDAN KRIM EKSTRAK ETANOL KORTEKS KAYU JAWA (LANNEA COROMANDELICA HOUT MERR) DENGAN METODE DPPH Isriany Ismail, Gemy Nastity Handayany, A. Armisman, Watri Ratnasari

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI MINYAK BIJI GANDUM

PENGARUH KONSENTRASI MINYAK BIJI GANDUM PENGARUH KONSENTRASI MINYAK BIJI GANDUM (Triticum vulgare)terhadap NILAI SUN PROTECTION FACTOR (SPF) KRIM TABIR SURYA DARI KOMBINASI OKSIBENZON DAN OKTILMETOKSISINAMAT SKRIPSI OLEH: MEGA SARI NIM 121501055

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kandungan fenolik total, kandungan flavonoid total, nilai IC 50 serta nilai SPF

BAB III METODE PENELITIAN. kandungan fenolik total, kandungan flavonoid total, nilai IC 50 serta nilai SPF BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah observasional laboratorik untuk mengetahui kandungan fenolik total, kandungan flavonoid total, nilai IC 50 serta nilai SPF pada

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. super merah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017, pengujian overrun,

BAB III MATERI DAN METODE. super merah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017, pengujian overrun, 15 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian pembuatan es krim dengan penambahan ekstrak kulit buah naga super merah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017, pengujian overrun, resistensi pelelehan, total

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PERCOBAAN IV PENENTUAN KOMPOSISI ION KOMPLEKS

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PERCOBAAN IV PENENTUAN KOMPOSISI ION KOMPLEKS LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PERCOBAAN IV PENENTUAN KOMPOSISI ION KOMPLEKS DISUSUN OLEH : NAMA : FEBRINA SULISTYORINI NIM : 09/281447/PA/12402 KELOMPOK : 3 (TIGA) JURUSAN : KIMIA FAKULTAS/PRODI

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK KULIT MANGGIS (Garcinia x mangostana L.) TERHADAP NILAI SPF KRIM TABIR SURYA KOMBINASI AVOBENSON DAN OKTIL METOKSISINAMAT

PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK KULIT MANGGIS (Garcinia x mangostana L.) TERHADAP NILAI SPF KRIM TABIR SURYA KOMBINASI AVOBENSON DAN OKTIL METOKSISINAMAT PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK KULIT MANGGIS (Garcinia x mangostana L.) TERHADAP NILAI SPF KRIM TABIR SURYA KOMBINASI AVOBENSON DAN OKTIL METOKSISINAMAT SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang lengkuas (Alpinia galanga L.) memberikan hasil sebagai berikut : Tabel 2 :

Lebih terperinci

FORMULASI SEDIAAN TABIR SURYA EKSTRAK JAHE EMPRIT. (Zingiber officinale Roxb) DALAM BENTUK SEDIAAN KRIM

FORMULASI SEDIAAN TABIR SURYA EKSTRAK JAHE EMPRIT. (Zingiber officinale Roxb) DALAM BENTUK SEDIAAN KRIM FORMULASI SEDIAAN TABIR SURYA EKSTRAK JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Roxb) DALAM BENTUK SEDIAAN KRIM MUFTI DIAN HARANI INDAH 2443008131 PROGRAM STUDI S1 FAKULTAS FARMASI UNIKA WIDYA MANDALA SURABAYA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 Juni 2012 pukul WITA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 Juni 2012 pukul WITA BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 Juni 2012 pukul 10.00 WITA sampai dengan selesai. Dilaksanakan di Laboratorium Farmasetika Jurusan Farmasi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011 di Laboratorium Kimia Analitik, Laboratorium Kimia Organik

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 29 METODOLOGI PENELITIAN Bahan dan Alat Penelitian Bahan baku yang digunakan pada pembuatan skin lotion meliputi polietilen glikol monooleat (HLB12,2), polietilen glikol dioleat (HLB 8,9), sorbitan monooleat

Lebih terperinci

FORMULASI SEDIAAN KRIM CAIR TANGAN DAN BADAN MENGGUNAKAN SARI KACANG KEDELAI (Soya max L.) SEBAGAI BAHAN PELEMBAB

FORMULASI SEDIAAN KRIM CAIR TANGAN DAN BADAN MENGGUNAKAN SARI KACANG KEDELAI (Soya max L.) SEBAGAI BAHAN PELEMBAB FORMULASI SEDIAAN KRIM CAIR TANGAN DAN BADAN MENGGUNAKAN SARI KACANG KEDELAI (Soya max L.) SEBAGAI BAHAN PELEMBAB SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi

Lebih terperinci

Kode Bahan Nama Bahan Kegunaan Per wadah Per bets

Kode Bahan Nama Bahan Kegunaan Per wadah Per bets I. Formula Asli R/ Krim Kosmetik II. Rancangan Formula Nama Produk : Jumlah Produk : 2 @ 40 g Tanggal Pembuatan : 16 Januari 2013 No. Reg : No. Bets : Komposisi : Tiap 40 g mengandung VCO 15% TEA 2% Asam

Lebih terperinci

LISA AYU LARASATI FORMULASI MIKROEMULSI DL-ALFA TOKOFEROL ASETAT DENGAN BASIS MINYAK KELAPA MURNI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN

LISA AYU LARASATI FORMULASI MIKROEMULSI DL-ALFA TOKOFEROL ASETAT DENGAN BASIS MINYAK KELAPA MURNI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN LISA AYU LARASATI 10703075 FORMULASI MIKROEMULSI DL-ALFA TOKOFEROL ASETAT DENGAN BASIS MINYAK KELAPA MURNI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Lebih terperinci

PROFIL TABIR SURYA EKSTRAK DAN FRAKSI DAUN PIDADA MERAH (Sonneratia caseolaris L.)

PROFIL TABIR SURYA EKSTRAK DAN FRAKSI DAUN PIDADA MERAH (Sonneratia caseolaris L.) PROFIL TABIR SURYA EKSTRAK DAN FRAKSI DAUN PIDADA MERAH (Sonneratia caseolaris L.) Siti Hasanah, Islamudin Ahmad, Laode Rijai Laboratorium Penelitian dan Pengembangan FARMAKA TROPIS Fakultas Farmasi Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil identifikasi sampel yang dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil identifikasi sampel yang dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi 32 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Determinasi Tanaman Hasil identifikasi sampel yang dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi UGM didapat bahwa sampel yang digunakan adalah benar daun sirsak (Annona muricata

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Mikroemulsi merupakan emulsi jernih yang terbentuk dari fasa lipofilik, surfaktan, kosurfaktan dan air. Dispersi mikroemulsi ke dalam air bersuhu rendah akan menyebabkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. asetat daun pandan wangi dengan variasi gelling agent yaitu karbopol-tea, CMC-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. asetat daun pandan wangi dengan variasi gelling agent yaitu karbopol-tea, CMC- BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental laboratorium. Penelitian ini dilakukan dengan membuat sediaan gel dari ekstrak etil asetat

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah

Lampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah Lampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah Lampiran 2. Gambar tumbuhan jahe merah Lampiran 3. Gambar makroskopik rimpang jahe merah Rimpang jahe merah Rimpang jahe merah yang diiris

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 33 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

PENENTUAN TETAPAN PENGIONAN INDIKATOR METIL MERAH SECARA SPEKTROFOTOMETRI

PENENTUAN TETAPAN PENGIONAN INDIKATOR METIL MERAH SECARA SPEKTROFOTOMETRI PENENTUAN TETAPAN PENGIONAN INDIKATOR METIL MERAH SECARA SPEKTROFOTOMETRI A. Tujuan Percobaan Percobaan. Menentukan tetapan pengionan indikator metil merah secara spektrofotometri. B. Dasar Teori Dalam

Lebih terperinci

Ponia Andriyanti 1, Dwi Indriati 2, Sri Wardatun 3 Program Studi Farmasi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pakuan ABSTRAK

Ponia Andriyanti 1, Dwi Indriati 2, Sri Wardatun 3 Program Studi Farmasi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pakuan ABSTRAK UJI ANTIOKSIDAN SEDIAAN SUGAR BODY SCRUB yang MENGANDUNG KATEKIN GAMBIR (Uncaria gambir (Hunter) Roxb) dan ESSENSIAL OIL JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia L.) dengan METODE DPPH Ponia Andriyanti 1, Dwi

Lebih terperinci

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g) Lampiran 1. Metode analisis proksimat a. Analisis kadar air (SNI 01-2891-1992) Kadar air sampel tapioka dianalisis dengan menggunakan metode gravimetri. Cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu, tahap isolasi kitin yang terdiri dari penghilangan protein, penghilangan mineral, tahap dua pembuatan kitosan dengan deasetilasi

Lebih terperinci

PENGARUH SUHU TERHADAP STABILITAS BERBAGAI PRODUK TABLET NIFEDIPIN. Elda F. Luawo, Gayatri Citraningtyas, Novel Kojong

PENGARUH SUHU TERHADAP STABILITAS BERBAGAI PRODUK TABLET NIFEDIPIN. Elda F. Luawo, Gayatri Citraningtyas, Novel Kojong PENGARUH SUHU TERHADAP STABILITAS BERBAGAI PRODUK TABLET NIFEDIPIN Elda F. Luawo, Gayatri Citraningtyas, Novel Kojong Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Abstrak Penyimpanan obat pada kondisi suhu udara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabir surya adalah zat yang mengandung bahan pelindung kulit terhadap paparan sinar matahari yang dapat menyebabkan gangguan kulit. Sinar UV diketahui memiliki potensi

Lebih terperinci

FORMULASI TABIR SURYA EKSTRAK AIR DAUN TEH HIJAU (CAMELLIA SINENSIS LINN.) DALAM BENTUK SEDIAAN KRIM NOVILIA SANTOSO

FORMULASI TABIR SURYA EKSTRAK AIR DAUN TEH HIJAU (CAMELLIA SINENSIS LINN.) DALAM BENTUK SEDIAAN KRIM NOVILIA SANTOSO FORMULASI TABIR SURYA EKSTRAK AIR DAUN TEH HIJAU (CAMELLIA SINENSIS LINN.) DALAM BENTUK SEDIAAN KRIM NOVILIA SANTOSO 2443010009 PROGRAM STUDI S1 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

Lebih terperinci

MAGDA LILIANNA FORMULASI SOLID LIPID NANOPARTIKEL DENGAN VITAMIN E ASETAT PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI

MAGDA LILIANNA FORMULASI SOLID LIPID NANOPARTIKEL DENGAN VITAMIN E ASETAT PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI MAGDA LILIANNA 10703054 FORMULASI SOLID LIPID NANOPARTIKEL DENGAN VITAMIN E ASETAT PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2007 Pada kutipan atau saduran skripsi ini harus

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui skripsi saya yang berjudul Formulasi Sediaan Tabir Surya Ekstrak Air Buah Stroberi (Fragaria vesca L.) dalam

Lebih terperinci

FORMULASI SEDIAAN KRIM CAIR TANGAN DAN BADAN MENGGUNAKAN SARI TOMAT (Solanum lycopersicum) SEBAGAI BAHAN PELEMBAB

FORMULASI SEDIAAN KRIM CAIR TANGAN DAN BADAN MENGGUNAKAN SARI TOMAT (Solanum lycopersicum) SEBAGAI BAHAN PELEMBAB FORMULASI SEDIAAN KRIM CAIR TANGAN DAN BADAN MENGGUNAKAN SARI TOMAT (Solanum lycopersicum) SEBAGAI BAHAN PELEMBAB SKRIPSI OLEH: CHRISTINE NIM 091501044 PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

FORMULASI SEDIAAN TABIR SURYA EKSTRAK AIR WORTEL (DAUCUS CAROTA L.) DALAM BENTUK SEDIAAN KRIM FANNY KUSUMA

FORMULASI SEDIAAN TABIR SURYA EKSTRAK AIR WORTEL (DAUCUS CAROTA L.) DALAM BENTUK SEDIAAN KRIM FANNY KUSUMA FORMULASI SEDIAAN TABIR SURYA EKSTRAK AIR WORTEL (DAUCUS CAROTA L.) DALAM BENTUK SEDIAAN KRIM FANNY KUSUMA 2443011030 PROGRAM STUDI S1 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA 2015 v

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012. 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Penelitian

Lebih terperinci

Jurnal Kesehatan Volume VII No. 2/2014

Jurnal Kesehatan Volume VII No. 2/2014 Jurnal Kesehatan Volume VII No. 2/2014 PENGARUH EMULGATOR TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KRIM EKSTRAK ETANOL KELOPAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa Linn) Nursalam Hamzah*, Isriany Ismail**, Andi Dian

Lebih terperinci

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB IV PROSEDUR KERJA BAB IV PROSEDUR KERJA 4.1. Pengumpulan Bahan Bahan berupa minyak kemiri (Aleurites moluccana L.) diperoleh dari rumah industri minyak kemiri dengan nama dagang Minyak kemiri alami 100%, VCO diperoleh di

Lebih terperinci

Tabir surya. kulit terhadap sinar matahari sehingga sinar UV tdk dpt memasuki kulit (mencegah gangguan kulit karena radiasi sinar )

Tabir surya. kulit terhadap sinar matahari sehingga sinar UV tdk dpt memasuki kulit (mencegah gangguan kulit karena radiasi sinar ) Tabir surya Zat yang megandung bahan pelindung Zat yang megandung bahan pelindung kulit terhadap sinar matahari sehingga sinar UV tdk dpt memasuki kulit (mencegah gangguan kulit karena radiasi sinar )

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium. B. Tempat Dan Waktu Penelitian ini di lakukan pada tanggal 20 Februari 2016 sampai 30 November

Lebih terperinci

UJI AKTIFITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT TERONG (SOLANUM MELONGENA L.) DAN UJI SIFAT FISIKA KIMIA DALAM SEDIAAN KRIM

UJI AKTIFITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT TERONG (SOLANUM MELONGENA L.) DAN UJI SIFAT FISIKA KIMIA DALAM SEDIAAN KRIM UJI AKTIFITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT TERONG (SOLANUM MELONGENA L.) DAN UJI SIFAT FISIKA KIMIA DALAM SEDIAAN KRIM Stefanny Florencia Dewana 1, Sholichah Rohmani 2* 1,2 Program Studi D3 Farmasi, Fakultas

Lebih terperinci