KOMUNIKASI ANTARA TUTUR BESAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KOMUNIKASI ANTARA TUTUR BESAN"

Transkripsi

1 KOMUNIKASI ANTARA TUTUR BESAN PADA SUKU SIMALUNGUN (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Komunikasi Tutur Besan Pada Suku Simalungun Di Kelurahan Pematang Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun) Rejeki Ando S Abstrak Penelitian berisi tentang komunikasi antar tutur besan pada suku Simalungun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses komunikasi antara tutur besan pada suku Simalungun dan apa hambatan yang terjadi dalam komunikasinya. Penelitian ini metode deskriptif kualitatif etnografi dengan Perspektif interpretatif dimana pendekatan sistematis dan subjektif dalam menjelaskan pengalaman hidup berdasarkan kenyataan yang ditemukan di lapangan (empiris). Pemilihan informan pada penelitian ini sebagai sumber data dilakukan secara purposive. Proses komunikasi di ini memlilik hambatan. Hambatan itu merupakan hambatan yang berasal dari budaya yang telah diturunkan oleh nenek moyang suku Simalungun sejak dahulu misalnya adanya larangan adat yang mempantangkan terjadinya kontak langsung diantara mereka. Misalnya tidak bisa duduk berhadapan, tidak bisa berduaan, untuk berkomunikasi harus perantara yang terkadang tidak sesuai misalnya berbicara melalui dinding atau tiang, dan berkomunikasi juga hanya dengan pesan pesan seperlunya saja atau hanya yang penting saja. Dalam komunikasi di ini terdapat istilah marmalang. Kata marmalang tersebut memiliki arti segan dan hormat. Diantara orang yang harus terjalin rasa marmalang atau marsimalangan (segan, sopan dan menghormati). Untuk berkomunikai diantara tutur ini harus kata ganti orang yaitu nai atau nassi sebagai ungkapan rasa hormat dan segan. Jadi untuk mengatakan besan harus diucapkan dengan kata nai atau nassibesan. Kata Kunci : Komunikasi, Tutur Besan, Marmalang, Simalungun. PENDAHULUAN Konteks Masalah Keseharian manusia dalam beraktivitas tentunya tidak terlepas dari komunikasi. Komunikasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan seharihari, karena melalui komunikasi seorang tumbuh dan belajar, menemukan kepribadian diri maupun orang lain. Menurut Cangara (1998): komunikasi merupakan salah satu aktifitas yang sangat fundamental dalam kehidupan umat manusia. Proses komunikasi yang baik adalah apabila suatu interaksi penyampaian pesan yang dilakukan oleh komunikan dapat diterima dengan baik dan dipahami oleh pendengar atau komunikan dan terjadi interaksi yang timbal balik. Namun dalam prosesnya komunikasi tidak dapat berlangsung secara mulus, tetapi akan ada hambatan atau gangguan yang disebabkan berbagai hal. 1

2 Salah satu hambatan dalam proses komunikasi adalah hambatan budaya yang dimiliki oleh setiap manusia. Hambatan atau rintangan budaya merupakan rintangan yang terjadi disebabkan karena adanya perbedaan norma, kebiasaan dan nilai-nilai yang dianut oleh pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi (Cangara, 1998:134). Hal-hal tersebut sering dijumpai saat orang yang berbeda suku berinteraksi dan bahkan orang yang sama suku bangsanya. Masing-masing etnis yang ada di dunia ini pastinya memiliki aturan tertentu dalam proses komunikasi antar sesama. Salah satunya etnis Simalungun yang merupakan salah satu sub-etnis Batak yang masih menjunjung tinggi nilai dan tatanan budaya dalam berinteraksi antar sesama. Cara berkomunikasi antar sesama anggota keluarga masih dapat dibedakan berdasarkan status kekerabatannya (partuturan). Pada suku Simalungun tuturlah yang memperlihatkan dekat atau tidaknya pardiha-dihaon (kekeluargaan) antara satu dengan yang lain. Salah satu status kekerabatan pada suku Simalungun adalah tutur besan (nasibesan). Perlu diketahui bahwa pihak-pihak yang maksudnya disini bukan seperti besan yang kita ketahui pada umumnya seperti tutur besan pada orang Jawa yaitu orang tua pihak laki-laki dan orang tua pihak perempuan yang terjadi karena hubungan pernikahan anak. Dalam hal ini orang yang dikatakan memiliki status tutur marnasibesan (besan), adalah orang luar yang masuk menjadi keluarga karena adanya hubungan pernikahan. Besan adalah panggilan untuk istri ipar atau lawei (Poerba, 2011:39). Ada sebuah cerita rakyat Simalungun yang merupakan sebuah anekdot yang menggambarkan adanya keterbatasan komunikasi dua orang yang marnasibesan. Suatu hari ada seorang laki-laki sedang memancing di sungai, kebetulan dihulu sungai tersebut adalah pemandian khusus perempuan kampung setempat. Tiba-tiba terlihat seorang perempuan hanyut terbawa arus sungai dan meminta tolong. Laki-laki yang sedang memancing tadi melihat dan ingin menolong, ternyata permpuan tersebut adalah besannya. Mengetahui bahwa perempuan yang hanyut tersebut adalah besannya, ia pun hanya terdiam melihat dan tak dapat berbuat apa-apa dan hanya berkata pelan in mayup nasibesan (aduh hanyut besan), dan meminta tolong melalui orang lain, meskipun sebenarnya ia sendiri dapat menolong langsung. Anekdot tersebut menggambarkan bahwa adanya keterbatasan hubungan interaksi antara orang-orang yang berstatus tutur besan, dimana dalam keadaan genting sekalipun mereka tidak dapat berhubungan secara langsung. Dalam konteks tersebut telah terjadi sebuah hambatan komunikasi antara dua orang tersebut. Ada sebuah paham yang telah diwariskan dari nenek moyang suku Simalungun secara turun-temurun. Paham yang telah ada pada kehidupan masyarakat Simalungun ini menjadi sebuah penghalang atau hambatan dalam konteks komunikasi antara dua orang yang berbesan. Paham yang telah terkontruksi tersebut diartikan sebagai atau pembatasan interaksi antara mereka. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Komunikasi Antara orang-orang yang Berstatus Tutur Besan pada 2

3 Suku Simalungun (studi deskriptif komunikasi Antara orang-orang yang Berstatus Tutur Besan dan hambatan proses komunikasi pada suku Simalungun). Fokus Masalah Fokus masalah dalam penelitian ini adalah, 1. Bagaimana komunikasi antara orang yang pada suku Simalungun. 2. Apa yang menjadi hambatan dalam proses komunikasi antara orang yang berstatus tutur besan pada suku simalungun. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bagaimana komunikasi antara orang-orang yang berstatus tutur besan suku Simalungun. 2. Untuk mengetahui apa yang menjadi hambatan pada proses komunikasi orang-orang yang berstatus tutur besan pada suku Simalungun. KAJIAN PUSTAKA Komunikasi Komunikasi merupkan suatu proses dimana seseorang, beberapa orang atau kelompok membuat dan informasi agar dapat berhubungan dengan orang lain atau lingkungan. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan atau verbal yang tentunya dapat dimengerti oleh kedua belah pihak yang berkomunikasi. Selain itu, berkomunikasi dengan bahasa nonverbal seperti gerakan tubuh dan lain sebagainya juga dapat dilakukan dalam berkomunikasi untuk mempertegas atau menekan bahasa verbal sehingga dapat saling memahami dan menumbuhkan sebuah persamaan pemahaman mengenai sesuatu hal yang sedang dikomunikasikan. Hambatan Komunikasi Berkomunikasi dengan orang lain kelihatanya sangat mudah dilakukan, tetapi sebenarnya pada pelaksanaanya sering terjadi kesalahan komunikasi atau kesalahan pengertian yang diakibatkan oleh berbagai faktor yang menjadi kendala atau hambatan komunikasi. Terhambatnya komunikasi terjadi karena banyak faktor, namun hambatan tersebut akan dapat diminimalisir apabila kita memahami hal apa yang menyebabkannya. Hambatan komunikasi ini menyebabkan informasi yang disampaikan menjadi tidak tepat sasaran atau terjadi kesalahpahaman pengertian atau sering disebut misunderstanding. Komunikasi yang awalnya berjalan dengan baik, tetapi karena adanya hambatan tersebut maka dapat membuat kesalahan yang sangat fatal. Misalnya kesalahan komunikasi seseorang dapat menyebabkan konflik diantara mereka. Kebudayaan Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai halhal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, 3

4 kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. E. B. Tylor menjelaskan, budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat (Setiadi, 2009:27). Komunikasi Antar Budaya Komunikasi dan budaya memiliki hubungan yang sangat erat. Kebudayaan menjadi bagian dari perilaku Komunikasi dan kemudian komunikasi pun akan turut menentukan, memelihara, dan mewariskan budaya. Komunikasi antarbudaya mengacu pada komunikasi antara orang-orang dari kultur yang berbeda-beda antara orang-orang yang memiliki kepercayaan, nilai, atau cara berperilaku kultural yang berbeda (Devito,1997:179). Secara sederhana bahwa komunikasi antarbudaya itu adalah komunikasi yang terjadi dan dilakukan oleh orang-orang yang memiliki berlatarbelakang kebudayaan yang berbeda. Budaya mempunyai hubungan yang timbal balik dengan komunikasi. Budaya menjadi bagian dari prilaku komunikasi, dan pada gilirannya komunikasi pun turut menentukan, memelihara, mengembangkan atau mewariskan budaya. Pada satu sisi, komunikasi merupakan suatu mekanisme untuk mensosialisasikan norma-norma budaya masyarakat, baik secara horizontal dari satu masyarakat ke masyarakat lain ataupun secara vertikal dari satu generasi ke generasi berikutnya. Di sisi lain menetapkan norma-norma (komunikasi) yang dianggap sesuai dengan kelompok tertentu (Surip, 2011:149). Teori Interaksi Simbolik Interaksi simbolik merupakan suatu aktivitas yang merupakan ciri khas manusia, yakni komunikasi atau pertukaran simbol yang diberi makna. Salah satu dari karakteristik simbol adalah bahwa simbol tidak memiliki hubungan langsung dengan yang diwakilinya. Simbol dapat berbentuk suara, tanda pada kertas, gerakan dan lain sebagainya. Simbol yang digunakan manusia bukan hanya semata-mata untuk berinteraksi saja, namun simbol juga digunakan sebagai penyampaian budaya dari generasi kegenerasi berikutnya. Gudykunst dan Kim mengemukakan hal penting yang harus diingat yaitu simbol dijadikan ketika orang sepakat untuk menjadikannya sebuah simbol (samovar, dkk: 2010:18-20). Komunikasi Verbal Komunikasi verbal merupakan bentuk komunikasi yang disampaikan dengan kata-kata, baik secara lisan ataupun secara tertulis. Secara umum komunikasi ini merupakan bentuk yang paling banyak dipakai dalam hubungan antar manusia. Melalui kata-kata, manusia mengungkapkan pemikiran, perasaan, ide, emosi, atau menjelaskan suatu informasi data, fakta. Komunikasi Nonverbal Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk nonverbal, tanpa kata-kata. Dalam hidup nyata komunikasi nonverbal jauh 4

5 lebih banyak dipakai daripada komuniasi verbal. Dalam berkomunikasi hampir secara otomatis komunikasi nonverbal ikut terpakai. Karena itu, komunikasi nonverbal bersifat tetap dan selalu ada. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan metode etnografi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang budaya masyarakat dalam bentuk cara berfikir, cara hidup, adat, berprilaku, dan bersosial. Fokus dari penggunaan metode etnografi ini adalah konsep budaya. Roger M. Keesing mendefenisikan etnografi sebagai pembuatan dokumentasi dan analisis budaya tertentu dengan mengadakan penelitian lapangan. Artinya dalam mendeskripsikan suatu kebudayaan seorang peneliti etnografi juga menganalisis (Bungin, 2003:169). Etnografi komunikasi adalah salah satu kajian komunikasi yang memfokuskan pada pola komunikasi yang digunakan oleh manusia dalam suatu masyarakat tutur. Masyarakat tutur ( speech community) adalah suatu kategori masyarakat di mana anggota-anggotanya tidak saja sama-sama memilliki kaidah untuk berbicara, tetapi juga satu variasi linguistik tertentu. Ruang lingkup kajian etnografi komunikasi Menurut Hymes (Syukur dalam Kuswarno,2008:14), ada enam lingkup kajian etnografi komunikasi yaitu : 1. Pola dan fungsi komunikasi ( patterns and functions of communication) 2. Hakikat dan definisi masyarakat tutur ( nature and definition of speech community). 3. Cara-cara berkomunikasi ( means of communicating). 4. Komponen-komponen kompetensi komunikasi (component of communicative competence) 5. Hubungan bahasa dengan pandangan dunia dan organisasi sosial (relationship of language to world view and sosial organization) 6. Semesta dan ketidaksamaan linguistic dan sosial (linguistic and sosial universals and inqualities) Objek Penelitian Penelitian ini mengenai komunikasi antara orang yang pada suku Simalungun, dan penelitian dilakukan di Kelurahan Pematang Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun. Peneliti memilih daerah ini karena di daerah tersebut masih sangat terasa kental memegang tradisi budaya Simalungun. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini dilakukan dengan pengumpulan data yang meliputi kegiatan wawancara mendalam terhadap informan yang dipilih dan ditentukan. Wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antar pewawancara dengan informan (Bungin, 2010:108). Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara tak berstruktur dimana peneliti bebas menentukan fokus masalah wawancara dan kegiatan wawancara mengalir seperti dalam percakapan biasa yaitu mengikuti dan menyesuaikan dengan situasi dan kondisi informan. Dalam 5

6 wawancara mendalam (in-depth interview) ini peneliti menggali informasi secara mendalam dengan cara terlibat langsung dengan kehidupan informan dan bertanya jawab secara bebas tanpa pedoman pertanyaan yang disiapkan sebelumnya sehingga suasana wawancaranya lebih hidup dan dilakukan berkali-kali. Teknik Analisis Data Teknik analisis data adalah proses kategori urutan data, mengorganisasikan kedalam suatu pola, kategori dan suatu uraian dasar, yang membedakanya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian, dan mencari hubungan antara dimensi-dimensi uraian (Iskandar, 2009:136). HASIL DAN PEMBAHASAN No Informan Tujuan Penelitian Hasil 1. Rabana Saragih Garingging Proses komunikasi 2. Rawalden Sitopu 3. Kalkedon Saragih Sumbayak Media penyampaian pesan atau informasi Hambatan komunikasi Proses komunikasi Media penyampaian pesan atau informasi Hambatan komunikasi Proses komunikasi Tidak boleh Menggunakan orang Hambatan budaya, aturan adat Tidak boleh Menggunakan orang Hambatan budaya. Aturan adat Tidak boleh 6

7 Media penyampaian pesan atau informasi Menggunakan orang Hambatan komunikasi Hambatan budaya, aturan adat 4. Jabiden Saragih Proses komunikasi Tidak boleh Media penyampaian pesan atau informasi Menggunakan orang Hambatan komunikasi Hambatan budaya, aturan adat 5. Japiten Saragih Sumbayak Proses komunikasi Tidak boleh Media penyampaian pesan atau informasi Menggunakan orang Hambatan komunikasi Hambatan budaya, aturan adat 6 Kocu Saragih Sumbayak Proses komunikasi Tidak boleh Media penyampaian pesan atau informasi Menggunakan orang Hambatan komunikasi Hambatan budaya, aturan adat 7. Tuahman Proses komunikasi Tidak boleh 7

8 Sinaga Hambatan komunikasi Hambatan budaya. Aturan adat Tujuh informan yang telah diwawancai, didapat hasil jawaban yang sama. Dari data yang ditemukan dari hasil wawancara dan observasi mengacu pada hasil yang inti jawaban informan teraebut adalah sama, yaitu komunikasi tutur besan itu tidak bisa sembarangan dalam komunikasi. Terdapat batasan jarak untuk berkomunikasi diantara mereka. Dimana tidak bisa secara langsung kontak dengan besannya. Faktor-faktor yang menjadi pembatas dalam berkomunikasi di tersebut adalah hambatan yang didasarkan oleh larangan adat. Larangan atau tersebut berupa, (1) tidak dibenarkan berkomunikasi berdua secara langsung, (2) untuk menyampaikan pesan harus perantara. Tradisi yang telah ditetapkan oleh nenek moyang suku Simalungun dahulu masih dilaksanakan, namun demikian telah ada yang berubah sesuai dengan kemajuan zaman. Dimana aturan adat yang sudah dianggap tidak sesuai lagi sudah tidak dijalankan lagi. Misalnya demi kelancaran komunikasi, hambatan berupa larangan adat itu sudah tidak dihiraukan lagi. Apalagi pada situasi yang mungkin sangat penting sekali. Proses komunikasi pada tutur besan dapat digambarkan sebagai berikut, Komunikator menyampaikan pesan melalui media perantara misalnya bendabenda disekitarnya, atau dengan media orang sebagai penyambung mulut pembicara kepada komunikan. Dengan kondisi yang seperti itu maka komunikasi yang terjadi tidak berjalan dengan baik dimana akan ada kemungkinan terjadi misscomuncation diantara mereka oleh sebab media yang digunakan tidak selamanya sesuai. Komunikasi tutur besan saat ini sudah mengalami perkembangan. Seperti yang telah diuraikan oleh para informan bahwa tutur itu merupkan kehormatan. Maka untuk itu dalam berkomunikasi harus bahasa yang sesuai dengan adat. penggunaan kata nai atau nassi merupakan bahasa yang memiliki makna yang sopan dan hormat. Dengan membubuhkan kata tersebut menjadi kata ganti orang untuk besan tersebut maka akan dapat berkomunikasi dengan besan. Sehingga berkomunikasi secara langsung, tidak dianggap tabu lagi, karena adat sopan santunya tetap dijaga. Dari ketujuh informan yang telah diwawancarai, mereka tidak lagi sistem aturan adat yang seperti dahulu. Mereka sudah sistem yang ada saat ini. mereka tidak jarang berkomunikasi secara langsung dengan besannya sendiri. Mereka menilai komunikasi yang dahulu telah tidak cocok lagi apabila diberlakukan saat ini. Walaupun sekarang bentuk komunikasi yang terjadi telah berubah, namun tidak secara total. Budaya yang juga sifatnya dinamis berubah menyesuaikan dengan kebutuhan atau kecocokan saat ini. Adanya akulturasi budaya menyebabkan pola komunikasi juga berubah. Dalam komunikasi tutur besan ini, hal tersebut juga 8

9 terjadi. Perubahan proses komunikasi yang terjadi disebabkan adanya percampuran budaya. Misalnya menurut bapak Koco Saragih, adanya orang jawa yang menikah dengan orang simalungun. Jadi demi kelancaran komunikasi dan kurang pahamnya akan budaya setempat membuat berubahlah sitem itu. Selain dari pada itu, pola pikir masyarakat Simalungun yang semakin maju dan berkembang membuat perubahan pada budaya tadi. Seperti cerita yang menyatakan tidak dapat menolong besannya yang hanyut disungai karena adanya larangan adat, dinilai sudah tidak layak lagi dilakukan. Pandangan akan pentingnya rasa kemanusiaan menjadi alasan untuk mengubah budaya tersebut. Perubahan adat budaya tersebut sebenarnya tidak secara total. Keadaan sekarang hanya hal yang dianggap negatif saja yang berubah. Kebebasan berkomunikasi langsung itu masih juga memiliki aturun adat. adanya rasa marmalang (segan, hormat) di tersebut menandakan masih ada hal yang perlu diperhatikan dalam berkomunikasi. Marmalang itu merupakan simbol nonverbal dalam berkomunikasi diantara mereka. Menujukan rasa marmalang tersebut adalah berkomunikasi secara santun, apabila tanpa sengaja berpapasan dijalan berdua hanya saling tegur sapa, intonasi bicara yang sopan. KESIMPULAN Dari hasil penelitian tentang komunikasi antar tutur besan pada suku Simalungun, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Komunikasi di pada suku Simalungun pada awalnya memiliki keterbatasan dalam berkomunikasi. Proses komunikasinya tidak dapat berlangsung secara spontan dan secara langsung atau secara pribadi. Untuk berkomunikasi kepada besan harus perantara seperti berbicara kepada orang lain, berbicara kepada pintu, dinding, atau benda lain yang dapat diucapkan. Dapat dikatakan komunikasi di ini tidak berjalan dengan baik antara komunikator dan komunikan dan bahkan tidak terjadi. Namun Komunikasi yang terjadi saat ini sudah mengacu kepada komunikasi yang sempurna. Masyarakat Simalungun sendiri sudah tidak memakai aturan dan larangan seperti yang dahulu lagi. Proses komunikasinya sudah berlangsung secara spontan. Namun masih ada hal-hal yang berorientasi kepada adat dan budaya yang juga sudah berubah. Misalnya berkomunikasi secara langsung tetapi dengan cara yang sopan dan tidak sembarangan. Penggunaan kata ganti orang yaitu nai atau nassi merupakan hal yang membuat komunikasi tetap berlandaskan nilai dan norma adat tetapi tidak menghambat komunikasi. 2. Faktor yang menjadi penghambat komunikasi di ini adalah hambatan budaya. Adanya larangan untuk tidak dapat berkomunikasi secara langsung demi menjaga norma kesopanan dan kehormatan. Latar belakang masalalu yang membuat itu ada. Seperti adanya penyimpangan yang terjadi dikarenakan latarbelakang yang tidak saling mengenal diantara yang berbesan tersebut sebelumnya. 9

10 SARAN Setelah mengadakan penlitian secara mendalam tehadap beberapa masyarakat kelurahan Pematang Raya, peneliti memiliki saran demi kelancaran komunikasi antar tutur besan pada suku Simalungun. 1. Adat istiadat sesuatu daerah sebaiknya harus dipelihara dengan baik. Adatistiadat tersebut adalah identitas sebuah suku bangsa dan merupakan warisan dari orang-orang terdahulu. 2. Sebagai generasi muda dan penerus terkhusus orang Simalungun hendaknya tidak melupakan tradisi dan budaya sendiri. Ada perubahan dalam adat dan budaya tersebut hendaknya perubahan itu diarahkan ke hal yang positif. 3. Bagi masyarakat pendatang yang masuk kesuatu daerah, hendaknya mempelajari tradisi budaya setempat, sehingga budaya setempat tidak hilang akibat akulturasi. DAFTAR REFERENSI Bungin, Burhan Penelitian Kualitaif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Analisis Data Penelitian Kualitatif : Pemahaman Filosopi dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Cangara, Hafied Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada. Devito, Joseph.A Human Communication,fifth Edition. NYC: HaperCollins Publisher Inc. Iskandar, Dr Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta. Gaung Persada (GP Press) Kuswarno, Engkus Etnografi Komunikasi Suatu Pengantar dan Contoh Penelitiannya. Bandung: Widya Padjajaran. Poerba, Rudolf. Dkk Peradaban Simalungun, Inti Sari Seminar Kebudayaan Simalungun Se-Indonesia Pertama Tahun Pematang Siantar: Komite Penerbit Buku Simalungun (KPBS). Samovar, Richard E. Porter dan Edwin Mc Daniel Komunikasi Lintas Budaya Communication BetweenCultures. Belmont: Thomson Learning. Setiadi, Elly M.dkk Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Surip, Muhammad Teori Komunikasi Perspektif Teoritis teori Komunikasi. Medan : Perdana Mulia Sarana. 10

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Indonesia merupakan sebuah negara yang terkenal akan keanearagaman budaya yang dimiliki setiap suku bangsa yang mendiami wilayahnya. Kemajemukan Indonesia tercermin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, beberapa budaya Indonesia yang terkikis oleh budaya barat sehingga generasi muda hampir melupakan budaya bangsa sendiri. Banyak

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANTARA TUTUR BESAN PADA SUKU SIMALUNGUN

KOMUNIKASI ANTARA TUTUR BESAN PADA SUKU SIMALUNGUN KOMUNIKASI ANTARA TUTUR BESAN PADA SUKU SIMALUNGUN (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Komunikasi Tutur Besan Padasuku Simalungun Di Kelurahan Pematang Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun) SRIKPSI

Lebih terperinci

ETNOGRAFI KOMUNIKASI. Sangra Juliano P, M.I.Kom

ETNOGRAFI KOMUNIKASI. Sangra Juliano P, M.I.Kom ETNOGRAFI KOMUNIKASI Sangra Juliano P, M.I.Kom Etnografi Etnografi berasal dari kata ethnos yang berarti bangsa dan graphein yang berarti tulisan atau uraian. Jadi berdasarkan asal katanya, etnografi berarti

Lebih terperinci

14Ilmu ETNOGRAFI KOMUNIKASI. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom

14Ilmu ETNOGRAFI KOMUNIKASI. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom ETNOGRAFI KOMUNIKASI Modul ke: Fakultas 14Ilmu Komunikasi Pengertian Etnografi Komunikasi, Objek Etnografi Komunikasi, ruang lingkup etnografi komunikasi, perumusan dan analisis etnografi komunikasi Sri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan paradigma konstruktivis yang memandang realitas kehidupan sosial bukanlah realitas yang natural, tetapi terbentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang berkembang pesat ini, dunia pekerjaan dituntut menciptakan kinerja para pegawai yang baik

Lebih terperinci

Kecakapan Antar Personal. Mia Fitriawati, S. Kom, M.Kom

Kecakapan Antar Personal. Mia Fitriawati, S. Kom, M.Kom Kecakapan Antar Personal Mia Fitriawati, S. Kom, M.Kom Teori Interaksi Simbolik Teori Interaksi Simbolik Diperkenalkan oleh G. Herbert Mead tahun 1934 di Universitas Chicago Amerika. Menurut Mead, terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Istilah komunikasi bukanlah suatu istilah yang baru bagi kita. Bahkan komunikasi itu sendiri tidak bisa dilepaskan dari sejarah peradaban umat manusia, dimana pesan

Lebih terperinci

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan keanekaragaman budaya, hal ini dikarenakan Indonesia terdiri dari berbagai suku dan adat budaya. Setiap suku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyaknya tenaga kerja asing (TKA) di Indonesia tidak lepas dari pesatnya perkembangan investasi asing atau yang biasa disebut dengan Penanaman modal asing

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Ritual Ritual adalah tehnik (cara metode) membuat suatu adat kebiasaan menjadi suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan yang biasanya dilakukan setiap tanggal 6 April (Hari Nelayan)

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan yang biasanya dilakukan setiap tanggal 6 April (Hari Nelayan) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Upacara Adat Labuh Saji berlokasi di Kelurahan Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, pada tahun ini upacara dilaksanakan pada tanggal 13 Juni hal tersebut dikarenakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahkluk sosial yang berbudaya mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahkluk sosial yang berbudaya mempunyai peran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan mahkluk sosial yang berbudaya mempunyai peran sebagai aktor, sebagimana manusia itu dapat memberikan sumbangan dan memfasilitasi kehidupan yang mencakup

Lebih terperinci

GEOGRAFI BUDAYA Materi : 7

GEOGRAFI BUDAYA Materi : 7 GEOGRAFI BUDAYA Materi : 7 Agus sudarsono 1 VII. KEBUDAYAAN 2 A. BUDAYA DAN KEBUDAYAAN Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai manusia kita telah dibekali dengan potensi untuk saling

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai manusia kita telah dibekali dengan potensi untuk saling BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai manusia kita telah dibekali dengan potensi untuk saling berkomunikasi. Manusia juga pada dasarnya memiliki dua kedudukan dalam hidup, yaitu sebagai makhluk

Lebih terperinci

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk menjadikan bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman adat istiadat, budaya, suku, ras, bahasa dan agama. Kemajemukan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Chaer (2011: 1) mengemukakan bahwa bahasa adalah sistem lambang berupa bunyi, bersifat

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Simpulan. Manusia adalah makhluk hidup yang dapat dilihat dari dua sisi,

BAB V PENUTUP. A. Simpulan. Manusia adalah makhluk hidup yang dapat dilihat dari dua sisi, BAB V PENUTUP A. Simpulan Manusia adalah makhluk hidup yang dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sebagai makhluk biologis dan makhluk sosial. Pada proses akulturasi budaya kaum urban dalam keluarga beda

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. secara bersamaan dengan pengumpulan data pada penelitian ini.

BAB IV ANALISIS DATA. secara bersamaan dengan pengumpulan data pada penelitian ini. 74 BAB IV ANALISIS DATA 1. Temuan Penelitian Pada bab Analisis data ini akan disajikan data yang diperoleh peneliti dari informan dan dari lapangan untuk selanjutnya dikaji lebih lanjut. Analisis data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara memiliki beragam norma, 1 moral, 2 dan etika 3 yang menjadi pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang berbeda-beda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang ada di Indonesia dan masih terjaga kelestariannya. Kampung ini merupakan kampung adat yang secara

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM PROSES ASIMILASI PERNIKAHAN JAWA DAN MINANGKABAU

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM PROSES ASIMILASI PERNIKAHAN JAWA DAN MINANGKABAU KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM PROSES ASIMILASI PERNIKAHAN JAWA DAN MINANGKABAU (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarbudaya Dalam Proses Asimilasi Pernikahan Jawa dan Minangkabau) NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang

BAB I PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Antarbudaya Hal-hal yang sejauh ini dibicarakan tentang komunikasi, berkaitan dengan komunikasi antarbudaya. Fungsi-fungsi dan hubungan-hubungan antara komponen-komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesenian dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan nenek moyang. Sejak dulu berkesenian sudah menjadi kebiasaan yang membudaya, secara turun temurun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencari dan menemukan pasangan hidup yang akhirnya akan. (Huvigurst dalam Hurlock, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. mencari dan menemukan pasangan hidup yang akhirnya akan. (Huvigurst dalam Hurlock, 2000). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap individu memiliki salah satu tugas perkembangan untuk mencari dan menemukan pasangan hidup yang akhirnya akan mengarahkan individu tersebut untuk melangsungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau disebut makhluk bermasyarakat, selain itu manusia juga diberikan akal dan pikiran yang berkembang serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya sebagai sarana untuk bersosialisasi.

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya sebagai sarana untuk bersosialisasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai fakta sosial, manusia sebagai makhluk kultural (Ratna, 2005:14). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagai fakta sosial, manusia sebagai makhluk kultural (Ratna, 2005:14). Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan salah satu hasil karya seni yang sekaligus menjadi bagian dari kebudayaan. Sebagai salah satu hasil kesenian, karya sastra mengandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masyarakat dan kebudayaan merupakan hubungan yang sangat sulit dipisahkan. Sebab masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi keinginannya sebagai mahluk sosial yang saling berhubungan untuk

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi keinginannya sebagai mahluk sosial yang saling berhubungan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Melalui bahasa manusia dapat berkomunikasi dengan sesama untuk memenuhi keinginannya sebagai mahluk sosial yang saling berhubungan untuk menyatakan pikiran dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan ciri yang paling khas manusia yang membedakan dengan makhluk-makhluk lain. Dengan bahasa manusia dapat mengadakan komunikasi, sebab bahasa adalah alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dilepaspisahkan karena,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dilepaspisahkan karena, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dilepaspisahkan karena, masyarakat adalah pencipta sekaligus pendukung kebudayaan. Dengan demikian tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perasaan (Sumarsono, 2004: 21).Selanjutnya, dengan bahasa orang-orang dapat berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. perasaan (Sumarsono, 2004: 21).Selanjutnya, dengan bahasa orang-orang dapat berinteraksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan buah pikiran dan perasaan (Sumarsono, 2004: 21).Selanjutnya, dengan bahasa orang-orang dapat berinteraksi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. pada orang tua dengan anak dan berdasarkan data-data yang telah. disajikan dalam Bab III didapatkan, sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS DATA. pada orang tua dengan anak dan berdasarkan data-data yang telah. disajikan dalam Bab III didapatkan, sebagai berikut: 74 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Dari hasil penelitian yang dilakukan di keluarga Bapak Mardianto, pada orang tua dengan anak dan berdasarkan data-data yang telah disajikan dalam Bab III didapatkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini. Akan tetapi, perkembangan teknologi dan industri yang menghasilkan budaya teknokrasi

BAB I PENDAHULUAN. ini. Akan tetapi, perkembangan teknologi dan industri yang menghasilkan budaya teknokrasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah hamba Allah yang termulia yang melebihi makhluk mana pun di dunia ini. Akan tetapi, perkembangan teknologi dan industri yang menghasilkan budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Bima merupakan perpaduan dari berbagai suku, etnis dan budaya yang hampir menyebar di seluruh pelosok tanah air.akan tetapi pembentukan masyarakat Bima yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pernikahan adalah suatu upacara daur hidup manusia yang dilakukan secara turun-temurun untuk melanjutkan roda kehidupan. Dalam Undang- Undang Perkawinan no. 1 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberagaman suku bangsa di Indonesia telah melahirkan ragamnya adat - istiadat dan kepercayaan pada setiap suku bangsa. Tentunya dengan adanya adatistiadat tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antarbudaya yang tidak terselesaikan. Dan lanjutnya, Umumnya orang menaruh

BAB I PENDAHULUAN. antarbudaya yang tidak terselesaikan. Dan lanjutnya, Umumnya orang menaruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Huntington & Harrison, 2000, hal. 227) mengatakan bahwa pada era globalisasi budaya-budaya lokal yang bersifat keetnisan semakin menguat, dan penguatan budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan proses interaksi manusia satu dengan yang lainnya. Komunikasi bertujuan memberikan informasi atau menyampaikan pesan kepada mitra tutur.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Tinjauan Pustaka 1. Definisi Kebudayaan Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR Mata Kuliah : SOSIOLOGI DAN KEBUDAYAAN PERTANIAN Semester : I/II Pertemuan Ke : 3 Pokok Bahasan : KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi antarpersonalnya menjadi berbeda satu dengan yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi antarpersonalnya menjadi berbeda satu dengan yang lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Penelitian Jakarta sebagai Ibu Kota Indonesia adalah tempat bagi kurang lebih satu juta penduduk yang heterogen. Berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang-orang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA.

BAB IV ANALISIS DATA. 90 BAB IV ANALISIS DATA. Dalam penelitian kualitatif, analisis data merupakan tahap yang bermanfaat untuk menelaah data yang telah diperoleh dari beberapa informan yang telah dipilih selama penelitian

Lebih terperinci

KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MAHASISWA TINGKAT (I) SATU

KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MAHASISWA TINGKAT (I) SATU KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MAHASISWA TINGKAT (I) SATU Juwita Palupi Muhamad Fajar Hidayat Devi Subiyantini Putri Rizky Psikologi, FPPsi, Universitas Negeri Malang juwi.pupi@gmail.com fajarjunior93@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting bagi kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting bagi kehidupan manusia. Menurut UU No. 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

Sugeng Pramono Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta

Sugeng Pramono Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta 74 Komuniti, Vol. VII, No. 2, September 2015 CULTURE SHOCK SANTRI LUAR JAWA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN DI JAWA (STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF CULTURE SHOCK SANTRI ETNIS LUAR JAWA DENGAN SANTRI ETNIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Konteks Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Konteks Masalah Penyesuaian diri terhadap lingkungan yang baru dijajaki merupakan proses awal untuk dapat bertahan hidup dalam sebuah lingkungan baru. Berbagai masalah-masalah akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pernikahan adalah salah satu peristiwa penting yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pernikahan adalah salah satu peristiwa penting yang terjadi dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan adalah salah satu peristiwa penting yang terjadi dalam kehidupan manusia, setiap pasangan tentu ingin melanjutkan hubungannya ke jenjang pernikahan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bantuan dari sesama di sekitarnya, dan untuk memudahkan proses interaksi manusia

BAB I PENDAHULUAN. bantuan dari sesama di sekitarnya, dan untuk memudahkan proses interaksi manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dilahirkan, manusia hidup dalam suatu ruang lingkup sosial tertentu yang menjadi wadah kehidupannya. Manusia dalam aktivitasnya setiap saat memerlukan bantuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia terkenal dengan keragaman budayanya. Ragam budaya yang terdapat di Indonesia memiliki nilai-nilai budaya yang tinggi di tiap-tiap penganutnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa menunjukkan cermin pribadi seseorang. Karakter, watak, atau pribadi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa menunjukkan cermin pribadi seseorang. Karakter, watak, atau pribadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa menunjukkan cermin pribadi seseorang. Karakter, watak, atau pribadi seseorang dapat diidentifikasi dari perkataan yang ia ucapkan. Penggunaan bahasa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya dan komunikasi merupakan dua hal yang kaitannya sangat erat. Seseorang ketika berkomunikasi pasti akan dipengaruhi oleh budaya asalnya. Hal tersebut juga menunjukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti marsombuh sihol dan rondang bittang serta bahasa (Jonris Purba,

BAB I PENDAHULUAN. seperti marsombuh sihol dan rondang bittang serta bahasa (Jonris Purba, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Simalungun merupakan salah satu suku dengan ragam keunikan yang dimiliki, tanah yang subur, masyarakat yang ramah dan lemah lembut. Memiliki kekayaan warisan budaya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS LAMPUNG DAN BALI DALAM MEMELIHARA KERUKUNAN HIDUP BERMASYARAKAT

BAB IV ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS LAMPUNG DAN BALI DALAM MEMELIHARA KERUKUNAN HIDUP BERMASYARAKAT BAB IV ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS LAMPUNG DAN BALI DALAM MEMELIHARA KERUKUNAN HIDUP BERMASYARAKAT Bagian ini menjelaskan hasil-hasil yang didapatkan dari penelitian dan mendiskusikannya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk budaya mengandung pengertian bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk budaya mengandung pengertian bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk budaya mengandung pengertian bahwa kebudayaan merupakan ukuran dalam hidup dan tingkah laku manusia. Kebudayaan tercakup hal-hal bagaimana tanggapan

Lebih terperinci

Review Buku: Memahami Pola Komunikasi Melalui Pendekatan Etnografi

Review Buku: Memahami Pola Komunikasi Melalui Pendekatan Etnografi Judul Buku : Etnografi Komunikasi, Suatu Pengantar dan Contoh Penelitian Penulis : Prof. Dr. Engkus Kuswarno, M.S. Jumlah Halaman : 176 Tahun : 2008 Penerbit : Widya Padjadjaran Review Buku: Memahami Pola

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuyun Yuniati, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuyun Yuniati, 2013 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Kebudayaan tidak akan tercipta jika tidak ada manusia yang melestarikanya, karena manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan tidak akan pernah hilang selama kehidupan manusia berlangsung. Karena pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang harus dididik dan dapat dididik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu suku bangsa mempunyai berbagai macam kebudayaan, tiap

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu suku bangsa mempunyai berbagai macam kebudayaan, tiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Dalam suatu suku bangsa mempunyai berbagai macam kebudayaan, tiap kebudayaan yang hidup dalam suatu masyarakat yang dapat berwujud sebagai komunitas desa, sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suku Batak terdiri dari lima bagian yaitu; Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun,

BAB I PENDAHULUAN. Suku Batak terdiri dari lima bagian yaitu; Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Suku Batak terdiri dari lima bagian yaitu; Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Pak-pak Dairi, dan Batak Angkola Mandailing.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Minangkabau merupakan salah satu dari antara kelompok etnis utama bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Minangkabau merupakan salah satu dari antara kelompok etnis utama bangsa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya menempati posisi sentral dalam tatanan hidup manusia. Manusia tidak ada yang dapat hidup di luar ruang lingkup budaya. Budaya dapat memberikan makna pada hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang pada awalnya merupakan unsur pembentukan kepribadiannya.

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang pada awalnya merupakan unsur pembentukan kepribadiannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk sosial yang dilahirkan dalam suatu pangkuan budaya yang pada awalnya merupakan unsur pembentukan kepribadiannya. Umumnya manusia sangat

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : akomodasi, jawa, batak, interaksi

ABSTRAK. Kata kunci : akomodasi, jawa, batak, interaksi ABSTRAK Judul Skripsi : Pengalaman Akomodasi Komunikasi (Kasus: Interaksi Etnis Jawa dengan Etnis Batak) Nama : Osa Patra Rikastana NIM : 14030111140104 Jurusan : Ilmu Komunikasi Geografis Indonesia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan antar budaya telah menjadi fenomena dalam masyarakat modern, dengan WNA dari budaya barat (Sabon, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan antar budaya telah menjadi fenomena dalam masyarakat modern, dengan WNA dari budaya barat (Sabon, 2005). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkawinan antar budaya telah menjadi fenomena dalam masyarakat modern, terutama di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya Jakarta. Menurut Faradila, berdasarkan

Lebih terperinci

AKTIVITAS KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK TUNARUNGU

AKTIVITAS KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK TUNARUNGU AKTIVITAS KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK TUNARUNGU (Studi Kasus Aktivitas Komunikasi Verbal dan Nonverbal Orang Tua dengan Anak Tunarungu di SLB Negeri 017700 Kota Kisaran) DIAN ANDHYKA PUTRY ABSTRAK

Lebih terperinci

Human Relations. Kebudayaan dan Human Relations. Amin Shabana. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Hubungan Masyarakat

Human Relations. Kebudayaan dan Human Relations. Amin Shabana. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Hubungan Masyarakat Human Relations Modul ke: Kebudayaan dan Human Relations Fakultas Ilmu Komunikasi Amin Shabana Program Studi Hubungan Masyarakat www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Istilah kebudayaan merupakan tejemahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut

BAB I PENDAHULUAN. setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan Negara yang kaya akan etnis budaya, dimana setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut memiliki

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. disepakati bersama oleh pemakai bahasa sehingga dapat dimengerti (Bolinger

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. disepakati bersama oleh pemakai bahasa sehingga dapat dimengerti (Bolinger BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Makna Makna merupakan hubungan antara bahasa dengan dunia luar yang telah disepakati bersama oleh pemakai bahasa sehingga dapat dimengerti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pandangan hidup bagi suatu kelompok masyarakat (Berry et al,1999). Pandangan

BAB I PENDAHULUAN. pandangan hidup bagi suatu kelompok masyarakat (Berry et al,1999). Pandangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang memiliki ciri khas dengan berbagai macam bentuk keberagaman. Keberagaman tersebut terlihat dari adanya perbedaan budaya

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM SOSIAL 4.1 Pengantar 4.2 Sistem Sosial

BAB IV SISTEM SOSIAL 4.1 Pengantar  4.2 Sistem Sosial BAB IV SISTEM SOSIAL 4.1 Pengantar Kebudayaan merupakan proses dan hasil dari kehidupan masyarakat. Tidak ada mayarakat yang tidak menghasilkan kebudayaan, hanya saja kebudayaan yang dimiliki masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. bermanfaat untuk menalaah data yang diperoleh dari beberapa informan yang. dengan proses pengumpulan data dilapangan

BAB IV ANALISIS DATA. bermanfaat untuk menalaah data yang diperoleh dari beberapa informan yang. dengan proses pengumpulan data dilapangan 70 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan tahap yang bermanfaat untuk menalaah data yang diperoleh dari beberapa informan yang telah dipilih selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 14 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Menurut Effendy (2009: 5), komunikasi adalah aktivitas makhluk sosial. Dalam praktik komunikasi

Lebih terperinci

Inisiasi 3 INDIVIDU DAN MASYARAKAT: KEDUDUKAN DAN PERAN INDIVIDU SEBAGAI PRIBADI DAN SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT

Inisiasi 3 INDIVIDU DAN MASYARAKAT: KEDUDUKAN DAN PERAN INDIVIDU SEBAGAI PRIBADI DAN SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT Inisiasi 3 INDIVIDU DAN MASYARAKAT: KEDUDUKAN DAN PERAN INDIVIDU SEBAGAI PRIBADI DAN SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT Saudara mahasiswa, kita berjumpa kembali dalam kegiatan Tutorial Online yang ketiga untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Dengan adanya kemajuan teknologi dan fenomena global village yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Dengan adanya kemajuan teknologi dan fenomena global village yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dengan adanya kemajuan teknologi dan fenomena global village yang membuat hubungan antar manusia lebih terbuka, serta arus globalisasi membuat Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar. Setiap kelompok etnik tersebut memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar. Setiap kelompok etnik tersebut memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Sulawesi Selatan dan Barat terdapat empat etnik dominan dan utama, yakni Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar. Setiap kelompok etnik tersebut memiliki ragam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yang memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia dengan semboyan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi sebagai proses pertukaran simbol verbal dan nonverbal antara pengirim dan penerima untuk merubah tingkah laku kini melingkupi proses yang lebih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Pengertian komunikasi secara umum (Uchjana, 1992:3) dapat dilihat dari dua sebagai: 1. Pengertian komunikasi secara etimologis Komunikasi berasal dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu alat penghubung antara yang satu dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu alat penghubung antara yang satu dengan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan suatu alat penghubung antara yang satu dengan yang lain, baik itu komunikasi Verbal maupun Non verbal. Dimana tanpa adanya komunikasi maka

Lebih terperinci

UPAYA MELESTARIKAN NILAI-NILAI BUDAYA PADA MASYARAKAT DAYAK DESA SENEBAN

UPAYA MELESTARIKAN NILAI-NILAI BUDAYA PADA MASYARAKAT DAYAK DESA SENEBAN UPAYA MELESTARIKAN NILAI-NILAI BUDAYA PADA MASYARAKAT DAYAK DESA SENEBAN Syarif Firmansyah Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Pendidikan dan Pengetahuan Sosial IKIP PGRI

Lebih terperinci

PASAR SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA (Studi Deskriptif Pedagang Pasar Segiri Samarinda)

PASAR SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA (Studi Deskriptif Pedagang Pasar Segiri Samarinda) ejournal lmu Komunikasi, 2014, 2 (1): 155-165 ISSN 0000-0000, ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id Copyright 2014 PASAR SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA (Studi Deskriptif Pedagang Pasar Segiri Samarinda)

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat. I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara kepulauan, yang memiliki berbagai macam suku bangsa yang kaya akan kebudayaan serta adat istiadat, bahasa, kepercayaan, keyakinan dan kebiasaan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keluarga yang harmonis. Dalam berumah tangga setiap pasang terkadang

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keluarga yang harmonis. Dalam berumah tangga setiap pasang terkadang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan merupakan suatu tradisi dipersatukannya dua insan manusia dalam ikatan suci, dan keduanya ingin mencapai tujuan yang sama yaitu menjadi keluarga yang harmonis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.

BAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai Negara yang terdiri atas berbagai suku bangsa. Masing-masing suku bangsa memiliki warisan budaya yang tak ternilai harganya.kata budaya

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb.

KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb. KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb.Sa anin Padang) SKRIPSI Oleh YUKE IRZANI BP. 0810862017 JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS

Lebih terperinci

DINAMIKA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DI KALANGAN MAHASISWA FISIP USU DALAM MENJAGA HARMONISASI. Fipit Novita Sari

DINAMIKA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DI KALANGAN MAHASISWA FISIP USU DALAM MENJAGA HARMONISASI. Fipit Novita Sari DINAMIKA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DI KALANGAN MAHASISWA FISIP USU DALAM MENJAGA HARMONISASI Fipit Novita Sari 100904099 ABSTRAK Skripsi ini berisi penelitian mengenai bagaimana dinamika komunikasi antarbudaya

Lebih terperinci

Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki

Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia ditakdirkan sebagai makhluk sosial yang diwajibkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Manusia ditakdirkan sebagai makhluk sosial yang diwajibkan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia ditakdirkan sebagai makhluk sosial yang diwajibkan untuk berinteraksi satu sama lain antara manusia yang satu dengan manusia lainnya. Dimana dalam berinteraksi

Lebih terperinci

KEBUDAYAAN. Pengantar Antropologi. Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si

KEBUDAYAAN. Pengantar Antropologi. Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si KEBUDAYAAN Pengantar Antropologi 1 Sub Pokok Bahasan: 1. Definisi Kebudayaan 2. Wujud Kebudayaan 3. Adat Istiadat 2 Definisi Kebudayaan Kebudayaan (dalam bahasa sehari-hari): Dibatasi pada hal-hal yang

Lebih terperinci

Komunikasi Bisnis Kelompok 7 1

Komunikasi Bisnis Kelompok 7 1 1.1 Pengertian Komunikasi bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis ynag mencakup berbagai macam bentuk komunikasi baik komunikasi verbal maupun non verbal. Berikut ini merupakan beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena komunikasi merupakan alat manusia untuk saling berinteraksi satu sama lain. Manusia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Era Globalisasi membuat jati diri bahasa Indonesia perlu dibina dan. dimasyarakatkan luas pada khususnya. Agar bangsa Indonesia tidak

I. PENDAHULUAN. Era Globalisasi membuat jati diri bahasa Indonesia perlu dibina dan. dimasyarakatkan luas pada khususnya. Agar bangsa Indonesia tidak 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era Globalisasi membuat jati diri bahasa Indonesia perlu dibina dan dimasyarakatkan luas pada khususnya. Agar bangsa Indonesia tidak terbawa arus oleh pengaruh dari budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda budaya. Bahasa Indonesia bukanlah bahasa pidgin dan bukan juga bahasa

BAB I PENDAHULUAN. berbeda budaya. Bahasa Indonesia bukanlah bahasa pidgin dan bukan juga bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia dikenal sebagai bangsa besar dengan masyarakat dan bahasa yang beragam. Di antara keragaman itu, bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional yang digunakan

Lebih terperinci

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 234 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan Perkawinan merupakan rentetan daur kehidupan manusia sejak zaman leluhur. Setiap insan pada waktunya merasa terpanggil untuk membentuk satu kehidupan baru, hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Malinowyki mengemukakan bahwa cultural determinan berarti segala sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. Malinowyki mengemukakan bahwa cultural determinan berarti segala sesuatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya merupakan kebutuhan hidup manusia, sekaligus sebagai salah satu unsur pokok dalam pembangunan manusia dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digital seperti sekarang ini dirasa semakin berkurang kualitas penyajian dan

BAB I PENDAHULUAN. digital seperti sekarang ini dirasa semakin berkurang kualitas penyajian dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kajian pembelajaran terhadap nilai-nilai budaya adiluhung di era digital seperti sekarang ini dirasa semakin berkurang kualitas penyajian dan penerapannya di dalam

Lebih terperinci