BAB I PENDAHULUAN. Kuliah merupakan aktivitas yang paling penting bagi mahasiswa. Dalam
|
|
- Siska Hartono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kuliah merupakan aktivitas yang paling penting bagi mahasiswa. Dalam perkuliahan terjadi aktivitas belajar-mengajar serta penyebaran informasi antara dosen dengan mahasiswa. Dalam aktivitas ini pula mahasiswa dituntut secara aktif mengejar informasi agar mendapatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap materi yang disampaikan oleh dosen (Mudayen dalam Sahfitri, 2012). Memahami materi perkuliahan merupakan hal yang penting bagi mahasiswa. Paham terhadap materi berarti mahasiswa mampu memaknai pesan yang terkandung dalam materi yang disajikan saat kuliah maupun melalui buku, serta mampu membuat hubungan antara pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki (Mayer dalam Anderson et al, 2002). Novak & Gowin (dalam Dolehanty, 2008) menyatakan individu harus memiliki metode yang tepat untuk menghubungkan pengetahuan baru yang relevan dengan konsep yang telah diketahui sebelumnya agar mendapat pemahaman yang baik. Sejalan dengan hal tersebut, berbagai cara dapat dilakukan mahasiswa untuk mendapatkan dan meningkatkan pemahaman terhadap materi perkuliahan, diantaranya dengan menggunakan strategi mengingat, seperti beragam teknik mnemonic atau jembatan keledai yang dapat meningkatkan ingatan, meringkas, mencari poin penting dari materi, serta membuat catatan (Pintrich dalam Krathwhol, 2002). 1
2 2 Armbruster (2000) menyatakan bahwa mahasiswa menghabiskan sekitar 80% waktunya di kelas untuk mendengarkan ceramah. Permasalahan yang sering muncul saat aktivitas ini berlangsung adalah mahasiswa kurang fokus terhadap penjelasan dosen, sehingga tidak jarang membuat mahasiswa melakukan aktivitas lain yang tidak berhubungan dengan perkuliahan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Baker dan Lombardi (1985) di University of Maryland Baltimore County terhadap 40 orang mahasiswa yang dipilih secara acak pada kuliah pengantar Psikologi ditemukan bahwa kebanyakan mahasiswa mencatat hanya sekitar 50% dari ide utama yang ditargetkan dalam perkuliahan dan kurang dari 25% pencatatan tersebut mencatat materi yang relevan. Hasil penelitian ini juga diungkapkan oleh Hartley dan Cameron (dalam DeZure, Kaplan, Deerman, 2004) bahwa mahasiswa gagal dalam merekam 40% poin penting materi perkuliahan saat ceramah, dan pada mahasiswa tahun pertama rata-rata hanya mampu merekam materi perkuliahan sekitar 11%. Fakultas Psikologi merupakan salah satu fakultas yang sampai saat ini masih menggunakan metode ceramah dalam proses belajar mengajar. Ceramah tidak hanya dilakukan oleh dosen pada mahasiswa tetapi juga dilakukan oleh mahasiswa pada mahasiswa lainnya dalam bentuk presentasi kelompok. Seperti yang telah dipaparkan di atas, beragam aktivitas yang dilakukan mahasiswa saat proses ceramah terjadi, diantaranya mendengarkan, mencatat, dan tidak jarang mahasiswa juga berdiskusi. Aktivitasaktivitas ini dapat mendukung proses belajar mahasiswa dan dapat pula mengganggu proses pembelajaran.
3 3 Hasil survei yang peneliti lakukan pada tanggal 23 Maret 2012 terhadap 35 orang mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2011 mengenai kebiasaan dan kemampuan mencatat mahasiswa saat ceramah ditemukan bahwa mahasiswa belum memiliki teknik pencatatan yang efektif dalam perkuliahan. Mahasiswa cenderung mencatat poin-poin penting materi kuliah tanpa mengaturnya, sehingga tidak jarang mahasiswa akhirnya meminjam catatan dari mahasiswa lain. Kondisi ini sering menjadi masalah bagi mahasiswa khususnya saat menjelang ujian karena kebanyakan mahasiswa akan mempelajari kembali catatan yang mereka buat sebelumnya, sehingga ketika mahasiswa meminjam orang lain maka ia akan kesulitan dalam memahami catatan tersebut. Kiewra (2002) menyatakan bahwa mahasiswa seringkali membuat catatan yang tidak jelas saat kuliah dan hanya membuat garis-garis besar topik perkuliahan tanpa ide pendukung. Hunt (2007) menambahkan pula mahasiswa mencatat secara verbatim, tidak menuliskan poin-poin penting, tidak menunjukkan organisasi dari poin penting dan gagal menarik kesimpulan, tetapi pada akhirnya seringkali belajar ulang dari catatan-catatan tersebut. Berdasarkan hal tersebut, Pettijohn (2009) menyimpulkan bahwa masalah pembuatan catatan ini disebabkan oleh dua hal yaitu mahasiswa terlalu banyak menuliskan informasi sehingga tidak mampu menemukan poin penting dari materi atau terlalu sedikit mencatat sehingga tidak mengerti dengan apa yang telah ditulis. Teknik pencatatan seperti ini akan menjadi kurang efektif dan pada akhirnya mengarahkan pada hasil tes yang buruk.
4 4 Membuat catatan atau teknik mencatat yang baik merupakan salah satu kemampuan yang harus diketahui dan dipelajari mahasiswa. Membuat catatan juga telah diidentifikasi sebagai strategi yang sangat penting dalam belajar (Kiewra dalam Makany, Kemp & Dror, 2008). Mencatat adalah teknik pencatatan informasi-informasi penting untuk digunakan dimasa depan. Mencatat dalam perkuliahan ditujukan untuk mengumpulkan informasi baik dari dosen, buku, ataupun situasi lainnya yang nantinya berguna untuk meningkatkan ingatan serta menyukseskan program akademik mahasiswa (Boch & Piolat, 2005). Pembuatan catatan yang baik akan menghemat waktu mahasiswa untuk mempelajari ulang materi dan membantu dalam meningkatkan prestasi belajar mahasiswa (Santrock & Halonen, 2010). Pembuatan catatan yang baik dan efektif juga akan membantu mahasiswa untuk tetap fokus pada perkuliahan dan dapat meningkatkan pemahaman. Adejumo & Ehindero (dalam Suryanto, 2009) menyebutkan mencatat dengan efektif mencakup tiga hal, yaitu mampu mengidentifikasi gagasan utama dan hubungan antar gagasan tersebut dalam suatu paparan, mampu memahami makna dibalik gagasan-gagasan tersebut, serta mampu menyajikan gagasan-gagasan tersebut dengan bahasa sendiri. Mencatat dalam perkuliahan terbukti membantu pembelajaran, performansi dan pemahaman mahasiswa. Penelitian yang dilakukan Palmatier & Bennet (1974) pada mahasiswa Amerika di Universitas Georgia menunjukkan bahwa hampir 99% mahasiswa mencatat saat kuliah dan sekitar 96% mahasiswa percaya bahwa membuat catatan perkuliahan adalah kegiatan yang sangat penting dalam belajar (dalam Kiewra, 2002). Alasan mendasar dari mencatat adalah dapat
5 5 meningkatkan pemahaman dan ingatan akan isi dari materi, serta pada saat membuat catatan mahasiswa dapat lebih berkonsentrasi pada materi (Marshall & Rowland, 1998). Per Lange (dalam LoPiccolo, 2011) juga menambahkan bahwa perilaku saat mencatat dapat membantu mahasiswa dalam memproses informasi, membentuk hubungan dan memudahkan pemahaman terhadap topik yang dibahas. Hasill penelitian yang dilakukan oleh Boyle dan Weishaar (2001) terhadap 26 orang siswa berkebutuan khusus menunjukkan bahwa siswa yang membuat catatan memiliki ingatan jangka panjang dan pemahaman yang lebih baik. Pembuatan catatan secara tidak langsung juga berperan dalam peningkatan prestasi akademik. Hal ini ditunjukkan oleh penelitian Oluwatimilehin & Owoyele (2012) yang dilakukan terhadap 300 orang siswa SMA di Ondo State, Nigeria. Penelitian yang menguji hubungan antara berbagai aspek kebiasaan belajar, termasuk pekerjaan rumah dan tugas, alokasi waktu, membaca dan mencatat, konsentrasi, ujian dan konsultasi guru dan prestasi siswa pada pelajaran bahasa Inggris, Matematika, Sains Terpadu dan Seni membuktikan bahwa terdapat korelasi yang kuat antara kebiasaan belajar khususnya membaca dan membuat catatan terhadap prestasi akademik siswa SMA. Salah satu cara yang paling sering digunakan dalam membuat catatan adalah dengan menggarisbawahi atau menyorot (mewarnai) kata kunci atau bagian tertentu dari materi serta membuat catatan kecil pada margin atau antar baris pada materi. Akan tetapi metode ini memiliki kelemahan yaitu menyorot (mewarnai) dengan menggunakan warna membuat individu kesulitan untuk mengubah tanpa merusak teks dan penggunaan stabilo yang berlebihan akan
6 6 membuat pemikiran tidak terfokus saat membaca ulang materi yang telah diwarnai (Marshall & Rowland, 1998). Pembuatan catatan seperti ini menjadi tidak efektif, padahal fungsi catatan yang baik dan efektif harus dapat membantu individu dalam mengingat detail-detail akan poin kunci, memahami konsepkonsep utama dan melihat kaitan didalamnya. Catatan yang baik harus sesingkat mungkin tanpa kehilangan poin penting dan akurat, serta memiliki pola organisasi yang jelas. Saat membuat catatan mahasiswa harus menuliskannya dengan kata-kata sendiri dan ide-ide dalam catatan harus berhubungan satu sama lain. Hal ini berarti bahwa catatan tersebut harus diatur ke dalam bentuk yang sesuai dengan diri individu, misalnya dalam bentuk daftar, diagram, tabel, grafik atau mind map, dan lain-lain (Tuksinvarajarn, 2009). Catatan yang berbentuk grafik cenderung lebih baik dalam menunjukkan representasi visual suatu informasi dan hubungan antar ide sehingga sangat efektif dalam meningkatkan pemahaman mahasiswa (Shanahan, 1982). Berdasarkan hal tersebut, maka mind mapping sebagai suatu strategi pencatatan nonlinear atau berbentuk grafik dapat digunakan mahasiswa sebagai metode pencatatan yang efektif untuk menunjukkan hubungan diantara konsep-konsep penting dalam pembelajaran (dalam Dolehanty, 2008). Mind mapping dapat membuat materi perkuliahan terpola secara visual dan grafis sehingga dapat merekam, memperkuat, dan mengingat kembali informasi yang digambarkan (Buzan, 2007), sehingga dapat memudahkan penguasaan dan pemahaman mahasiswa akan suatu materi. Chang (2007) menambahkan bahwa mind mapping dibandingkan dengan catatan nonlinear
7 7 lainnya lebih dapat membantu dalam proses memahami kembali materi dan menyegarkan ingatan individu dalam mengingat suatu materi. Mind mapping dibuat oleh Buzan di tahun 1960an (Buzan dan Buzan, 1994) setelah meninjau penelitian tentang psikologi belajar dan mengingat. Dalam buku The Mind Map Book (Buzan and Buzan, 1994) disebutkan bahwa mind mapping merupakan suatu teknik grafik yang sangat ampuh dan menjadi kunci universal untuk membuka potensi dari seluruh otak karena menggunakan seluruh keterampilan yang terdapat pada bagian neo-korteks yaitu melibatkan otak kiri dan otak kanan. Penggunaan beragam warna, simbol maupun gambar saat proses pembuatan mind map memudahkan individu dalam memahami konsep dan informasi. Hal ini disebabkan otak lebih mengingat informasi dalam bentuk gambar, simbol dan warna (De Porter dalam Purnomo, 2008). Buzan dan Buzan (1994) menghubungkan manfaat yang diperoleh dalam menggunakan mind mapping terhadap pemahaman, yakni mind mapping dapat dijadikan alat multi fungsi untuk mencatat baik dalam rapat dan kelas, menganalisis bahan studi untuk retensi dan pemahaman yang lebih baik, ide-ide brainstorming untuk perencanaan, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, presentasi, menulis, serta penelitian dan pengembangan. Mind mapping dapat mengidentifikasi dan memahami struktur subjek dan potongan-potongan informasi dengan cepat, serta merekam fakta-fakta mentah yang terkandung dalam catatan biasa. Longman & Atkinson (1999) menambahkan bahwa mind mapping sebagai suatu teknik pencatatan yang efektif dapat membantu dalam
8 8 mengidentifikasi poin utama dan konsep pembelajaran lainnya sehingga pemahaman diantara konsep-konsep yang ada menjadi lebih baik. Mind mapping dapat pula dijadikan sebagai alat bantu strategi kognitif berupa jembatan kedelai (mnemonic) sebab saat membuat kemudian mengingat bentuk dan struktur dari mind map dapat memberikan isyarat pada otak untuk segera mengingat informasi yang dibutuhkan. Oleh karena itu, setiap individu membuat mind map maka akan terjadi proses asimilasi informasi yakni bukan hanya menghafalkan informasi akan tetapi memudahkan pembelajaran dengan menghubungkan fakta-fakta, memudahkan pemahaman serta mengingat informasi (Chang, 2007). Rogier (2012) menambahkan pula saat membuat mind map individu akan lebih memahami apa yang sedang dipelajari. Mind mapping dapat mengorganisasikan pikiran sehingga sangat berguna untuk meningkatkan pemahaman individu. Berdasarkan manfaat penggunaan mind mapping yang telah dijelaskan di atas, maka peneliti melakukan sebuah survei tentang pengaplikasian mind mapping dalam perkuliahan. Peneliti menyebarkan sebuah survei on-line pada tanggal 22 Januari 2012 tentang kondisi pembelajaran mahasiswa di perkuliahan bagi mahasiswa dari 14 Fakultas yang ada di. Hasil survei ini telah direspon oleh 190 orang mahasiswa dan menunjukkan bahwa persentase mahasiswa yang tidak menggunakan mind mapping di perkuliahan sebanyak 71,57%. Sementara itu, di Fakultas Psikologi sendiri mahasiswa sudah mengenal mind mapping dan penggunaan mind map di perkuliahan banyak diterapkan oleh dosen untuk melihat sejauhmana pemahaman mahasiswa terhadap
9 9 suatu topik perkuliahan. Mind mapping sering dipakai oleh dosen Fakultas Psikologi karena dapat membantu mahasiswa untuk memahami konsep-konsep materi Psikologi. Hal ini didukung oleh hasil wawancara yang peneliti lakukan terhadap salah satu dosen pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara yang menggunakan metode mind map dalam pembelajaran: sebenarnya kan mind map itu struktur, nah otak kita sebenarnya juga kerjanya sama dengan mind map. Otak itu kan dikaitkan dengan memori, dalam pembelajaran itu diharapkan mahasiswa mengingat pelajaran sampai jangka panjang (LTM). Untuk mencapai itu harus ada tools atau alat bantu yang digunakan. Bahan pelajaran harus diorganisasikan sedemikian rupa dan terstruktur agar gampang diingat. Nah, di Psikologi sendiri itu kita banyak sekali menemui teori-teori. Teori ini harus disederhanakan agar diingat. Mind map inilah yang bisa menjadi reminders karena didalamnya banyak key dan clue sehingga lebih mudah diingat. Ujian di Psikologi juga menuntut penguasaan bahan, jadi penggunaan mind map sangat dibutuhkan karena dapat mempercepat pembelajaran dan cocok sekali dengan otak kita (Komunikasi Interpersonal, 22 Januari 2013) Penjelasan yang hampir sama juga diungkapkan oleh Pembantu Dekan III Fakultas Psikologi : alasan saya mengenalkan mind map pada mahasiswa Psikologi pada dasarnya di Psikologi sendiri kita sudah mempelajari kajian mengenai kognitif pada mata kuliah Psikologi Kognitif maupun Psikologi Umum. Terkait dengan proses belajar apapun itu, kita secara otomatis menggunakan fungsi kognitif. Oleh karena itu dalam belajar pun kita harus mengetahui metode yang paling sesuai dan mudah dipahami oleh otak. Nah, proses pembuatan mind map itu sendiri sebenarnya dapat mengoptimalkan kinerja otak dan lebih bermanfaat daripada menghapal. Di Psikologi juga karena sudah membahas masalah kognitif membuat kita lebih mudah untuk mengaplikasian mind map (Komunikasi Interpersonal, 22 Januari 2013) Hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa penerapan metode mind map sangat berguna bagi perkuliahan. Mahasiswa Fakultas Psikologi diketahui memiliki pengetahuan (knowledge) mengenai mind mapping, akan tetapi penerapannya masih kurang diaplikasikan di dalam perkuliahan. Oleh sebab itu,
10 10 peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian eksperimen di Fakultas Psikologi Sumatera Utara, yaitu memberikan pelatihan mind mapping kepada mahasiswa baru Fakultas Psikologi. Penelitian eksperimen ini dilakukan untuk melihat efektivitas dari pelatihan mind mapping yang telah diberikan kepada mahasiswa baru. Pemberian pelatihan mind map ini diharapkan bukan hanya dapat meningkatkan pengetahuan (knowledge) mahasiswa baru mengenai mind mapping, akan tetapi dapat meningkatkan keterampilan (skill) mahasiswa baru dalam menggunakan mind mapping sehingga dapat diterapkan di setiap perkuliahan Fakultas Psikologi. Penelitian ini melibatkan materi ajar Psikologi Umum I khususnya pada bahasan pengenalan aliran-aliran ilmu Psikologi dan tokoh-tokohnya sebagai materi pembelajaran. Pemilihan mata kuliah Psikologi Umum I sebagai materi pembelajaran dan materi tes disebabkan mata kuliah ini merupakan salah satu mata kuliah wajib dan penting yang ada di semester awal. Mata kuliah Psikologi Umum I ini berisikan pengenalan, konsep-konsep dan teori dasar dari ilmu Psikologi sehingga sangat penting untuk dimengerti dan dipahami oleh mahasiswa baru. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti mengajukan penelitian eksperimen dengan judul Pengaruh Mind Mapping terhadap Pemahaman Materi Ajar Psikologi Umum I pada Mahasiswa Fakultas Psikologi.
11 11 B. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari proposal penelitian ini untuk melihat pengaruh efektivitas pelatihan mind mapping terhadap pemahaman materi ajar Psikologi Umum I pada mahasiswa Fakultas Psikologi. C. MANFAAT PENELITIAN Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu Psikologi, yaitu dalam bidang Psikologi Umum terutama dalam bidang kognitif, serta Psikologi Pendidikan khususnya dalam strategi mencatat. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa yaitu mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan mind mapping, sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk mengaplikasikan mind mapping sebagai salah satu metode pencatatan untuk membantu memahami materi perkuliahan.
12 12 D. SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan dalam penelitian ini berisikan intisari dari: Bab I : Pendahuluan Bab ini berisi uraian singkat tentang latar belakang permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II : Landasan Teori Bab ini berisi teori-teori kepustakaan yang digunakan sebagai landasan di dalam penelitian ini, diantaranya teori tentang pemahaman dan mind mapping. Bab ini juga mengemukakan hipotesis penelitian sebagai dugaan sementara terhadap masalah penelitian. Bab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai identifikasi variabel, metode pengumpulan data, subjek/partisipan penelitian, desain penelitian, tehnik pengambilan sampel, prosedur penelitian eksperimen, dan tehnik analisa data. Bab IV : Hasil dan Pembahasan Bab ini berisi uraian mengenai hasil utama penelitian serta pembahasan. Bab V : Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian dan saran peneliti untuk penelitian selanjutnya.
BAB I PENDAHULUAN. yang diwariskan. Tanpa belajar individu akan kesulitan dalam. juga tidak boleh membiarkan proses belajar terjadi begitu saja.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Individu tidak akan terlepas dari proses belajar dimulai dari awal kehidupannya. Belajar (learning) merupakan proses yang sedeharna yang dialami oleh individu namun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan landasan utama dalam menciptakan generasi bangsa yang cerdas, bermoral, mampu mengikuti perkembangan teknologi dunia, dan memiliki kecakapan individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kegiatan yang sangat berperan untuk menciptakan manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kamus besar Bahasa Indonesia dikemukakan bahwa efektif berarti ada efeknya (akibat, pengaruhnya, kesannya), manjur atau mujarab, dapat membawa hasil. Efektivitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. optimal. Hal ini tercermin dari berbagai kesulitan yang muncul pada. yang berujung pada rendahnya hasil pembelajaran.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia lahir dengan segala potensi yang dimiliki, termasuk potensi pikiran. Namun, pada praktik pembelajaran, penggunaannya masih jauh dari optimal. Hal ini tercermin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (2007:136) bahwa narasi berusaha menjawab: Apa yang telah terjadi? Setiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Narasi sebenarnya merupakan karangan yang mudah ditulis oleh siswa karena karangan ini dikembangkan melalui kegemaran siswa dalam mendengarkan cerita atau bercerita.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini yang dikenal dengan era globalisasi dan teknologi informasi, adalah merupakan fakta yang tak dapat dipungkiri bahwa telah terjadi perubahan yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang memiliki peranan penting dalam kehidupan. Memasuki era globalisasi, bahasa Inggris telah banyak digunakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. materi, mind mapping dan hubungan diantara mind mapping dengan pemahaman
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diuraikan teori yang menjelaskan tentang pemahaman materi, mind mapping dan hubungan diantara mind mapping dengan pemahaman materi. A. PEMAHAMAN MATERI 1. Definisi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Landasan teori ini berisi tentang beberapa pendapat para ahli mengenai pembelajaran IPA, metode pembelajaran mind mapping, hasil belajar, penerapan mind mapping
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelajaran Sejarah di SMA/MA adalah mata pelajaran yang mengkaji tentang perubahan dan perkembangan kehidupan masyarakat baik di Indonesia maupun di luar Indonesia dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia SMA, tujuan pembelajaran bahasa indonesia di sekolah adalah siswa terampil berbahasa. Keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu krisis terhadap masalah, sehingga peserta didik (mahasiswa) mampu merasakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Lingkungan sebagai salah satu sains merupakan sebuah proses dan produk. Proses yang dimaksud disini adalah proses melalui kerja ilmiah,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Tujuan pendidikan direncanakan untuk dapat dicapai dalam proses belajar mengajar. Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam proses pembelajaran siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan pada kemampuan siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. membuat manusia terus berpikir di dalam hidupnya. Kemampuan berpikir ini
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk hidup yang mempunyai akal pikiran dalam memaknai suatu kehidupan. Akal pikiran tersebut yang membuat manusia berbeda dengan makhluk hidup
Lebih terperinci2015 UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MIND MAP PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembelajaran Geografi di sekolah meliputi tiga aspek yaitu pengetahuan Geografi (geographical knowledge), keterampilan Geografi (geographical skills) dan sikap
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL MIND MAPPING (PTK Pada Siswa Kelas IX B SMPN 3 Kota Cirebon)
UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL MIND MAPPING (PTK Pada Siswa Kelas IX B SMPN 3 Kota Cirebon) H. Abdul Rojak 1 1. Guru SMP Negeri 3 Kota Cirebon Abstrak Model pembelajaran kooperatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman.
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi dari hari ke hari semakin pesat dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Perkembangan tersebut meliputi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan erat kaitannya dengan proses belajar mengajar. Seperti di sekolah tempat pelaksanaan pendidikan, peserta didik dan pendidik saling melaksanakan pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nisa Novita Qamayani 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran pada hakikatnya adalah bagaimana kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru dan siswa di kelas berlangsung secara bermutu dan bermakna. Biologi merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. terabaikan demikian pula sebaliknya. Merosotnya kualitas pendidikan. para pendidik dan pemerintah. Oleh karena itu pemerintah berupaya
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas dan kuantitas pendidikan sampai saat ini masih merupakan suatu masalah yang paling menonjol dalam setiap usaha pembaharuan sistem pendidikan nasional. Kedua
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Jurusan Fisika FMIPA UNNES Jl. Raya Sekaran, Gunungpati Semarang. Masykur, dkk., Penerapan Metode SQ3R Dalam Pemb 73
PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN TATA SURYA PADA SISWA KELAS VII SMP Masykur, Siti Khanafiyah, Langlang Handayani Jurusan Fisika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran pada dasarnya dibutuhkan oleh setiap manusia untuk keberlangsungan hidupnya. Seiring berkembangnya zaman pembelajaran di dunia pendidikanpun semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar merupakan proses kegiatan yang panjang dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar mengajar merupakan proses kegiatan yang panjang dan rumit. Banyak hal-hal penting yang harus dilakukan dan diperhatikan dalam pencapaian tujuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. semua potensi, kecakapan, serta karakteristik sumber daya manusia kearah yang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam pengembangan semua potensi, kecakapan, serta karakteristik sumber daya manusia kearah yang positif.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sehingga terciptalah masyarakat membaca (reading society). Masyarakat yang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya membaca merupakan prasyarat dan sekaligus merupakan ciri kemajuan suatu masyarakat atau bangsa. Masyarakat atau bangsa yang maju menempatkan kebiasaan membaca
Lebih terperinciBAB II PENERAPAN METAKOGNITIF BERDASARKAN DIAGRAM VEE PADA DESAIN PRAKTIKUM PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN
BAB II PENERAPAN METAKOGNITIF BERDASARKAN DIAGRAM VEE PADA DESAIN PRAKTIKUM PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN A. Metakognitif Metakognitif berasal dari kata meta yang artinya diatas dan kognitif artinya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar atau proses
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Pendidikan di sekolah terselenggara dengan melibatkan guru sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak lepas dari kegiatan berbahasa. Baik di lingkungan rumah, sekolah, maupun pekerjaan. Manusia senantiasa menggunakan kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerolehan proses belajar di kelas tidak utuh dan tidak berorientasi tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar adalah salah satu masalah yang terjadi dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dan era globalisasi yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di dunia yang terbuka,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. IPA (sains) pada hakekatnya terdiri atas tiga komponen, yaitu produk,
1 BAB I PENDAHULUAN IPA (sains) pada hakekatnya terdiri atas tiga komponen, yaitu produk, proses, dan sikap ilmiah. IPA tidak hanya terdiri atas kumpulan pengetahuan atau fakta yang dihafal, namun juga
Lebih terperinci2016 HUBUNGAN KEMAMPUAN MENCATAT DENGAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS PADA MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar merupakan suatu proses terjadinya perubahan perilaku pada seseorang sebagai akibat pengalaman. Salah satu pengalaman yang dimaksud adalah aspek kognitif yang
Lebih terperinciPERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PETA KONSEP DAN PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS X MA NEGERI KUALASIMPANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015
PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PETA KONSEP DAN PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS X MA NEGERI KUALASIMPANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Disusun Oleh : INTAN JULIANA Mahasiswi Sekolah
Lebih terperinciKata kunci: RRB (Round Robin Brainstorming), Mind Mapping, Hasil belajar
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN PENUGASAN MIND MAPPING DAN MODEL PEMBELAJARAN RRB (ROUND ROBIN BRAINSTORMING) Anne Aulia Rachmawaty 1, Susi Sutjihati 2, Nandang Hidayat 3 ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kegiatan penting yang harus dilakukan sebagai upaya
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan kegiatan penting yang harus dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman terhadap suatu materi pelajaran serta mengembangkan kreatifitas
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Secara harfiah efektivitas berasal dari kata efektif. Berdasarkan kamus besar bahasa
8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Efektivitas Pembelajaran Secara harfiah efektivitas berasal dari kata efektif. Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia (Depdiknas, 2008) efektif memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang relatif tetap.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang relatif tetap. Dalam proses ini perubahan tidak terjadi sekaligus tetapi terjadi secara bertahap tergantung pada
Lebih terperinciPENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA YANG DILENGKAPI MIND MAP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA YANG DILENGKAPI MIND MAP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Ayu Rahmadani 1), Nonong Amalita 2), Helma 3) 1) FMIPA UNP, email: ayurahmadani61@ymail.com 2,3) Staf Pengajar Jurusan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. University Press (2014), ingatan adalah kemampuan pikiran dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Mengingat 1. Defenisi Ingatan Menurut Matlin (2005), ingatan adalah proses untuk mempertahankan informasi dalam kurun waktu tertentu. Menurut Oxford University Press
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir logis dan keterampilan kognitif yang lebih tinggi pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika biasanya dianggap sebagai pelajaran yang paling sulit oleh siswa. Di sekolah banyak siswa tampaknya menjadi tidak tertarik dengan matematika dan seringkali
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Strategi Pembelajaran Active Knowledge Sharing 1. Pengertian Strategi yang diterapkan dalam kegiatan pembelajaran disebut strategi pembelajaran. Pembelajaran adalah upaya pendidik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses pengalaman sendiri yang berkembang secara bertahap dari sederhana menuju yang kompleks (Hamruri, 2012:174). Melalui pengertian ini menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan suatu cabang ilmu yang banyak mengandung konsep
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Biologi merupakan suatu cabang ilmu yang banyak mengandung konsep yang harus dipahami siswa. Pemahaman dan penguasaan terhadap konsep tersebut akan mempermudah siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum Nasional merupakan pengembangan dari Kurikulum 2013 yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum Nasional merupakan pengembangan dari Kurikulum 2013 yang telah disempurnakan lagi. Kurikulum Nasional disiapkan untuk mencetak generasi yang siap dalam
Lebih terperinciSTUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN MIND MAP
STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN MIND MAP DAN LKS PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) SISWA KELAS VIII SMP AL HADI SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang amat menentukan bagi perkembangan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang amat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Kemajuan suatu kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang memegang peranan yang sangat penting dalam pendidikan. Karena selain dapat mengembangkan penalaran logis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam latar belakang ini, ada beberapa hal yang akan disampaikan penulis. hal tersebut terkait masalah yang diangkat. masalah atau isu yang diangkat tentunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Oleh Rexona Purba Trisnawati Hutagalung, S.Pd., M.Pd
0 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA BERDASARKAN TEKSCERITA PENDEK OLEH SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 SIMANINDO KABUPATEN SAMOSIR TAHUN PEMBELAJARAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan kultural dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah lembaga yang mampu membina manusia untuk dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan kultural dan tantangan-tantanganan zaman demi survive-nya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu disiplin ilmu pengetahuan yang memegang peranan penting dalam kehidupan dan kehadirannya sangat terkait erat dengan dunia pendidikan adalah Matematika.
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share dengan
BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share dengan Teknik Mind Mapping Langkah-langkah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. pada diri seseorang. Hilgard dan Bower mengatakan Perubahan sebagai
BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Hilgard dan Bower mengatakan Perubahan sebagai hasil dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hasil belajar pada pendidikan berperan sebagai indikator pengukur kualitas pendidikan. Karena peranannya tersebut, pemerintah mengatur hasil belajar melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. metransfer informasi ke seluruh tubuh. Berawal dari proses berpikir tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berpikir merupakan aktivitas yang selalu dilakukan otak untuk metransfer informasi ke seluruh tubuh. Berawal dari proses berpikir tersebut manusia dapat melakukan kegiatan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
9 BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Teori 1. Media Pembelajaran Mind Mapping a. Pengertian Media Pembelajaran Mind Mapping Sadiman (dalam Rianti, 2012, h.9) menjelaskan media pembelajaran
Lebih terperinciSalah satu materi biologi yang menjadi kesulitan bagi siswa adalah mengenal dunia hewan. Salah satu sub materi dalam dunia hewan yaitu filum
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tenaga kependidikan merupakan suatu komponen yang penting dalam penyelenggaraan pendidikan, yang bertugas menyelenggarakan kegiatan mengajar, melatih, meneliti,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan metode pengajaran yang efektif dan efisien. Proses
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan, sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik, berlangsung sepanjang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses
I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, perubahan-perubahan yang cepat di luar pendidikan menjadi tantangantantangan yang harus dijawab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan teknologi dan informasi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika sebagai ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan mengembangkan daya pikir manusia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan bermutu di sekolah adalah suatu keharusan yang tidak dapat ditawar lagi.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menyelenggarakan proses pembelajaran matematika yang lebih baik dan bermutu di sekolah adalah suatu keharusan yang tidak dapat ditawar lagi. Sudah bukan zamannya lagi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran berbasis masalah (Problem-based Learning), adalah model
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Berbasis Masalah Model pembelajaran berbasis masalah (Problem-based Learning), adalah model pembelajaran yang menjadikan masalah sebagai dasar atau basis bagi siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah membawa perubahan pada semua aspek kehidupan. Menurut Buchori
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi.
Lebih terperinciPENGARUH METODE PEMBELAJARAN PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK GETARAN DAN GELOMBANG DI KELAS VIII SMP NEGERI 12 BINJAI
ISSN 5-73X PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK GETARAN DAN GELOMBANG DI KELAS VIII SMP NEGERI BINJAI Benni Aziz Jurusan Pendidikan Fisika Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang fenomena-fenomena alam. Fenomena-fenomena alam dikemas berupa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran Fisika idealnya menarik bagi siswa karena menjelaskan tentang fenomena-fenomena alam. Fenomena-fenomena alam dikemas berupa fakta, konsep, prinsip, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pradja. AL
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pradja. AL (2008:24) menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. A. Kemampuan penalaran Matematika
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Kemampuan penalaran Matematika Istilah penalaran atau reasoning dijelaskan oleh Keraf (dalam Shadiq,2009: 2) sebagai proses berfikir yang berusaha menghubunghubungkan fakta-fakta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Pendidikan adalah salah satu upaya dalam meningkatkan sumber daya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan yang mendasar bagi setiap individu, dimana pendidikan sangat penting bagi perkembangan hidup manusia, menciptakan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Berita dengan Metode Latihan Terbimbing pada Siswa Kelas X 3 SMA Negeri 1
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cerita pendek adalah cerita berbentuk prosa yang reatif pendek. Sumardjo (Fitryana 2011: 15) Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen Melalui Media Berita dengan Metode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Cockroft (dalam Abdurrahman, 2003:253):
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan jiwa manusia untuk berkembang sesuai dengan potensi dan kemampuannya. Pendidikan juga merupakan faktor pendukung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah demokratisasi penyelenggaraan pendidikan yang memperkuat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dinamika perubahan dan pengembangan teori-teori pembelajaran sangat cepat dan sangat produktif, sehingga pembaharuan pendidikan sudah mengalami percepatan siklus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan akan terjadi secara berkesinambungan sesuai dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan akan terjadi secara berkesinambungan sesuai dengan perubahan peradaban. Perubahan yang terjadi harus disesuaikan dengan manusia sebagai pelaku
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data, temuan, dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1. a.
Lebih terperinciBAB II KAMAN PUSTAKA
BAB II KAMAN PUSTAKA 2.1 Hubungan Peta Pikir dan Peta Konsep dengan Kemampuan Generik Peta Pikir atau Mind Mapping merupakan teknik pencatat yang dikembangkan oleh Tony Buzan dan didasarkan pada riset
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak revolusi industri, seni dan desain merupakan dua hal yang memiliki kaitan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak revolusi industri, seni dan desain merupakan dua hal yang memiliki kaitan. Hal ini berhubungan dengan perkembangan teknologi yang menuntut seni untuk tujuan
Lebih terperinciRahmi, Fenny Agustina dan Farianti. Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau Kepulauan Koresponden :
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DENGAN SISWA PEREMPUAN KELAS VII MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MIND MAPPING PADA POKOK BAHASAN KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP DI SMP IT NURUL MUHAJIRIN BATAM
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara berurutan. Keterampilan tersebut adalah mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru dalam mengembangkan model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wahyu Handining Tyas, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting bagi kemajuan suatu Negara, seperti halnya di Indonesia kualitas pendidikan juga harus ditingkatkan supaya tercipta
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diharapkan dapat membekali seseorang dengan pengetahuan yang memungkinkan baginya untuk mengatasi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Namun dengan
Lebih terperinciEFEKTIVITAS BRAIN GYM DALAM MENINGKATKAN DAYA INGAT JANGKA PENDEK PADA ANAK SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan
1 EFEKTIVITAS BRAIN GYM DALAM MENINGKATKAN DAYA INGAT JANGKA PENDEK PADA ANAK SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : UNTARI RETNO WULAN F 100060052
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan perkembangan dan pembangunan bangsa dan negara. Kemajuan suatu bangsa bergantung pada bagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wahana penting. Alasannya menurut Hasan (Tt: 1) disebabkan adanya keyakinan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pendidikan suatu bangsa, pendidikan sejarah merupakan suatu wahana penting. Alasannya menurut Hasan (Tt: 1) disebabkan adanya keyakinan bahwa materi pendidikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang
I. PENDAHULUAN Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
Lebih terperinciMind Mapping. Ikatan Guru Indonesia Kab. Grobogan 1 Penulis Suparjan, MM. M.Pd
Mind Mapping Ikatan Guru Indonesia Kab. Grobogan 1 1. Hakikat Mind Mapping Mind Mapping atau peta pikiran adalah teknik pemanfaatan keseluruhan otak yang menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian
A. Latar Belakang Masalah Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN Sekolah pada hakikatnya merupakan suatu lembaga formal yang di dalamnya terdapat proses pembelajaran yang bertujuan untuk membentuk seseorang hingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Belajar dapat dilakukan melalui apa saja, kapan saja dan dimana saja termasuk di dalam dunia pendidikan formal pada umumnya. Dalam dunia pendidikan terdapat
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di
11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Mind Mapping Model pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Mengajar itu sendiri menurut Ulih dalam Slameto (2003:65)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang IPA merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena yang berupa alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran tradisional kerap kali memosisikan guru sebagai pelaku
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran tradisional kerap kali memosisikan guru sebagai pelaku utama dan siswa sebagai peserta didik yang pasif. Melalui metode yang umum seperti metode ceramah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari- hari maupun dalam ilmu pengetahuan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan yang sangat berperan dalam perkembangan dunia. Matematika sangat penting untuk mengembangkan kemampuan dalam pemecahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu, menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat hal tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa mencakup empat aspek keterampilan berbahasa yaitu, menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat hal tersebut mendapat porsi seimbang dan dilaksanakan
Lebih terperinciMenggunakan Metode Peta Pikiran (mind mapping) dalam Menulis
Menggunakan Metode Peta Pikiran (mind mapping) dalam Menulis Oleh Susana Widyastuti, M.A. Disampaikan pada Seminar Metode Belajar yang Efektif Yang diselenggarakan pada Sabtu, 25 September 2010 Oleh Pusat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diberikan pada setiap jenjang pendidikan di Indonesia mengindikasikan bahwa matematika sangatlah penting untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah merupakan suatu hal yang sangat melekat di. kehidupan manusia, mulai dari masalah yang dengan mudah dipecahkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah merupakan suatu hal yang sangat melekat di setiap kehidupan manusia, mulai dari masalah yang dengan mudah dipecahkan sampai kepada masalah yang sulit untuk didapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling penting
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling penting dalam kehidupan manusia karena ilmu pengetahuan ini telah memberikan kontribusi
Lebih terperinci