KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM BERBASIS KEWIRAUSAHAAN
|
|
- Devi Kartawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM BERBASIS KEWIRAUSAHAAN Oleh: Ir. Agus Muharram, MSP Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Jakarta, 30 Mei 2016
2
3 1.1 GAMBARAN UMUM INDONESIA Laut Cina Selatan South Sumater a West Papu a 6,435 Indian Ocean km Negara Kepulauan terbesar di dunia (Luas daratan : 2 juta km 2, Laut : ± 7.9 juta km 2 (4 kali lebih besar dari daratan), lebih dari 17,508 pulau)* Jumlah Penduduk : 255,249 juta **; Penduduk terbesar ke-4 (setelah China, India, dan Amerika Serikat) ** Pendapatan per capita : USD Negara Demokrasi terbesar ke -3 (setelah India dan Amerika Serikat) Sumber : * Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2014 ** Badan Pusat Statistik,
4 1.2 KONDISI MAKRO NASIONAL Kedaulatan Ekonomi Sebagaimana Amanat UU Tahun Kemiskinan (11,13 %) 2. Pengangguran (6,18 %) 3. Kesenjangan-Gini Ratio (0.43) 4. Pertumbuhan Ekonomi (4.79 %) 5. Inflasi ( %) 6. Impor (US$ 142,74 M) 7. Infrastruktur belum memadai 1.Kebersamaan 2.Pemerataan 3.kesejahteraan masyarakat 4
5
6 2.1 Kondisi Koperasi 1. Total Koperasi : Unit 3. Koperasi Tidak Aktif : (dkeluarkan/dibekukan). 2. Koperasi Aktif : Unit (NIK) dan didalamnya telah RAT sebanyak unit Komposisi Koperasi Komposisi Koperasi No Provinsi/D.I. No Provinsi/D.I. Jumlah Aktif Tidak Aktif RAT Jumlah Aktif Tidak Aktif RAT Aceh NTB Sumut NTT Sumbar Kalbar Riau Kalteng Jambi Kalsel Sumsel Kaltim Bengkulu Kaltara Lampung Sulut Babel Sulteng Kepri Sulsel DKI Jakarta Sultra Jabar Gorontalo Jateng Sulbar D.I. Yogyakarta Maluku Jatim Papua Banten Malut Bali Papbar Sumber: Data Kementerian Koperasi dan UKM
7 2.2 Kondisi UMKM Kontribusi UMKM : 1.PDB : 57,56% 2.T. Kerja : 96,99% 3.Ekspor Non Migas : 15,68% (Data BPS 2013) Usaha Besar Omzet/tahun lebih dari Rp 50 Miliar Asset lebih dari 10 Miliar Omzet/tahun Rp 2,5 Miliar s.d. Rp 50 Miliar Asset Rp. 500 juta s.d. Rp 10 Miliar Usaha Kecil Omzet/tahun Rp 300 Juta s.drp 2,5 Miliar Asset Rp. 50 juta s.d. Rp 500 Juta Usaha Mikro Omzet/tahun s.d.rp 300 Juta Asset s.d. Rp. 50 juta USAHA MIKRO DAN KECIL ADALAH PONDASI PEREKONOMIAN NASIONAL Masyarakat Koperasi Indonesia Sumber : Data Kementerian KUKM Didasarkan pada Perhitungan BPS 2013 ATAP: USAHA BESAR ± Unit (0,01%) PILAR : USAHA MENENGAH ± Unit (0,08%) PONDASI : USAHA MIKRO DAN KECIL ± Unit (99,91%) 7
8 2.3 KOPERASI SEBAGAI ALAT PERJUANGAN EKONOMI KERAKYATAN EKONOMI LIBERAL KOPERASI M A R K E T M A R K E T PELAKU UMKM DIKLAT BIMTEK PENDAMPINGAN PELAKU USAHA MENENGAH & BESAR 8
9
10 3.1 Kendala dan Permasalahan Koperasi dan UMKM Penguatan Nilai Dolar (Pelemahan Nilai Tukar Rupiah), rencana bank sentral Amerika menaikkan suku bunga acuan; Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Perekonomian Yunani terus mengalami tekanan, belum adanya titik temu hutang Yunani dengan Uni Eropa Bank Sentral Tiongkok melakukan Devaluasi nilai mata uang China (Yuan) & memangkkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Depresiasi mata uang Ringgit (Malaysia) dan Baht (Thaiand); Penurunan Nilai Ekspor & Impor Berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN Pelaku Usaha Menengah sebagian menggunakan bahan baku impor; Penyerapan APBN & APBD masih rendah Pelaku usaha kecil sebagian kecil menggunakan bahan baku impor & Industri Jasa Keuangan Mikro terkait Keuangan Internasional Penyerapan APBN & APBD masih rendah Penghentian sebagaian Belanja Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) atau Bantuan Sosial (Bansos) pada K/L Permasalahan: 1. SDM; 2. Pembiayaan; 3. Pemasaran; 4. Manajemen & Teknologi; 5. Kelembagaan Masyarakat Koperasi dan UMKM 1. Pengaruh Perekonomian Global 2. Pengaruh Perekonomian Regional 3. Pengaruh Perekonomian Nasional 10
11 Lanjutan 11 MODAL 5 6 Modal kerja dan investasi dengan cara peningkatan manajemen tata administrasi, keuangan dan tata proses produksi. Layanan pengembangan bisnis BAHAN BAKU 2 PROSES PRODUKSI SDM MANAJEMEN PASAR/ PEMBELI 6 5 Modal kerja dan investasi dengan cara sederhana dan dekat lokasi. Dana untuk inovasi pengembangan Produk/Pasar Difersifikasi Konsumen Pemenuhan standar pembeli / industri Perluasan pasar Jejaring Pasar Supply bahan baku atau dan substitusi yang lebih efisien dan tersedia dengan mudah. 2 Peningkatan Kualitas SDM Pengelola Keterbatasan Peningkatan alat produksi, efisiensi dan produktivitas sistem kerja dan manajemen produksi Difersifikasi produk 11
12
13 PERGESERAN PARADIGMA ORIENTASI EKONOMI 13 EKONOMI PERTANIAN EKONOMI INDUSTRI EKONOMI INFORMASI EKONOMI KREATIF/ INOVATIF POLA PIKIR o NOT JUST FUNCTION BUT ALSO... DESIGN o NOT JUST ARGUMENT BUT ALSO... STORY o NOT JUST FOCUS BUT ALSO... SYMPHONY o NOT JUST LOGIC BUT ALSO... EMPATHY o NOT JUST SERIOUSNESS BUT ALSO... PLAY o NOT JUST ACCUMULATION BUT ALSO... MEANING 13
14 SUB SEKTOR EKONOMI KREATIF (CREATIVE ECONOMY) Permainan Interaktif (Game) Music Seni Pertunjukan (Showbiz) Penerbitan dan Percetakan Layanan Komputer dan Piranti Lunak Televisi dan Radio (Broadcasting) Riset dan Pengembangan (R & D) 14
15 4.3 Triple-T Revolution Transportasi terkait dengan mobilitas barang dari satu tempat ke tempat lain. Revolusi di bidang ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan container untuk mengangkut barang dalam kapasitas yang semakin besar. Transportasi Dalam bukunya yang fenomenal, The World is Flat, Friedman menyatakan bahwa dunia semula terpisahkan oleh jarak sekarang telah ter- CONNECT!. Dalam makalahnya, beliau mengangkat suatu fenomena yang disebutnya "Triple-T Revolution", yang menjadikan jarak (distance), lokasi (location), serta waktu (time) menjadi isu yang semakin tidak relevan. Travel adalah tentang mobilitas manusia dari satu tempat ke tempat lain. Revolusi di bidang ini ditandai dengan era tiket murah untuk berbagai sarana angkutan baik darat, laut maupun udara Travel Teknologi Teknologi, bisa dikatakan memfasilitasi mobilitas informasi dari satu tempat ke tempat lain secara lebih cepat. 15
16 4.4 Sub Kultur Dinamika Pasar Youth bukan hanya kelompok konsumen berdasarkan usia saja. Ada pergeseran potensi dalam subkultur Youth karena mereka memiliki daya beli yang lebih tinggi dibandingkan sebelumnya. Ini merupakan hal yang membuat mereka bisa menentukan pasar Youth Ada tiga subkultur yang memengaruhi dinamika dunia dan pasar sekarang ini, yakni anak muda (Youth), perempuan (Women), dan penggiat Internet (Netizen). Merek-merek yang ingin tetap eksis di dunia sekarang harus bisa merebut hati ketiga subkultur tersebut Women bukan hanya berperan sebagai kelompok berdasarkan gender. Namun, ada pergeseran peran di subkultur perempuan. Sebelumnya, perempuan hanya berperan sebagai manager keuangan, sekarang perempuan sudah menjadi Chief Financial Officerdengan financial power yang besar Women Netizen Netizen merupakan sebuah entitas yang sangat penting. Netizen adalah orang yang menggunakan internet paling sedikit tiga jam setiap hari. Netizen bisa menjadi ultimate advocater atau ultimate hater dari brand yang mereka gunakan. Tentu saja,ini memberikan pengaruh yang sangat kuat karena informasi tersebut disebarkan secara luas.karena itu,netizen memegang peranan penting dalam viral marketing. 16
17
18 5.1. NILAI-NILAI NILAI DASAR NILAI INSTRUMEN NILAI PRAKSIS UUD 1945 UU. NO. 25 TAHUN 1992 (Dalam Proses Penggantian) UU NO. 20 TAHUN 2008 Peraturan Pemerintah (PP) Peraturan Presiden (Perpres) Instruksi Presiden (Inpres) Peraturan Menteri (Permen) Keputusan Menteri (Kepmen) 18
19 5.2 Pola Pikir Kebijakan dan Program VISI : T R I S A K T I 9 AGENDA PEMBANGUNAN (NAWACITA) 1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara; 2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya; 3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan; 4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya; 5. Meingkatkan kualitas hidup manusia Indonesia; 6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing dipasar internasional; 7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik; 8. Melakukan revolusi karakter bangsa; 9. Memperteguh kebhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. KEBIJAKAN 1. Penin;gkatan kompetensi SDM KUMKM; 2. Perluasan akses pembiayaan; 3. Peningkatan nilai tambah dan jangkauan pemasaran UMKM; 4. Penguatan kelembagaan usaha dan Koperasi 5. Peningkatan kemudahan, kepastian dan perlindungan usaha PROGRAM Generik : 1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Koperasi dan UKM; 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Koperasi dan UKM. Teknis : 1. Program Peningkatan Daya Saing UMKM; 2. Program Penguatan Kelembagaan Koperasi; 3. Program Peningkatan Penghidupan Berkelanjutan Berbasis Usaha Mikro PELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATAN 1. Reformasi Birokrasi 2. Penataan Peraturan Perundang-Undangan; 3. Bantuan sarana produksi bagi anggota 4. Peningkatan kapasitas SDM KUMKM berbasis teknologi; 5. Kemitraan; 6. Peningkatan sarana dan prasarana pemasaran bagi KUMKM 7. Program Bantuan Sosial Ekonomi bagi KUMKM; 8. Dana Dekonsentrasi; 9. Tugas Pembantuan (TP); 10.Dana Bergulir LPDB- KUMKM; 11.Kredit dengan Pola Penjaminan/ KUR; Kementerian Koperasi dan UKM terkait dengan Nawa Cita ke-2, 6 dan 7 19
20 5.3 PENGUATAN KELEMBAGAAN KOPERASI 3. Peraturan Perundang- Undangan (perlindungan bagi pengelolaan koperasi) 5. Akuntabilitas (Aturan Pengelolaan Keuangan yang Akuntable) 1. Anggota > 20 org 4. Tata Laksana (Aturan Internal Pengelolaan Koperasi) 2. Badan Hukum (Dasar Eksistensi Koperasi) 20
21 5.4 PENGUATAN KAPASITAS USAHA KOPERASI 1. Penguatan Kelembagaan 2. Peningakatan Akses Pembiayaan 4. Penguatan Kapasitas SDM 3. Peningkatan Kualitas Produksi dan Perluasan Jaringan Pemasaran 5. Kemitraan 21
22 5.5 Program Unggulan Penataan Data Koperasi dan UMKM dengan bersinergi dengan K/L Pusat dan Pemerintah Daerah serta stake holder melalui Online Data Base System (ODS) dengan pemberian Nomor Induk Koperasi (NIK) bagi Koperasi Aktif dan melaksanakan RAT sesuai dengan peraturan perundangan Program Pembebasan Biaya Pembuatan Akta Koperasi bagi usaha mikro dalam rangka memberikan legalitas, kepastian hukum, bekerjasama dengan Ikatan Notaris Indonesia (INI) Penguatan peran Koperasi Unit Desa (KUD) sebagai penyalur (distributor pupuk bersubsidi) bekerjasama dengan Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian dan PT. Pupuk Indonesia Kerjasama dengan Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan dalam penerbitan Izin Usaha Mikro Kecil (IUMK) 1 lembar oleh Camat dan tidak dikenakan biaya Kerjasama dengan Kementerian Hukum dan HAM dalam memberikan Hak Cipta secara gratis dalam rangka mendorong produktivitas usaha dan melindungi kreativitas UKM 22
23 Lanjutan Penumbuhan dan Pengembangan Wirausaha Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro maksimal sebesar Rp. 25 juta tiap debitur dengan bunga 9% pertahun, sedangkan KUR Ritel sebesar Rp. 25 juta sampai dengan Rp. 500 juta, dengan bunga 9% pertahun; Penurunan suku bunga dana bergulir LPDB-KUMKM untuk sektor riil turun dari 6% menjadi 4,5% pertahun atau 0,18% perbulan, dan untuk KSP turun dari 9% menjadi 8% pertahun atau 0,3% perbulan Membangun UKM entreprenuer yang produktif dan kreatif melalui Gallery Indonesia WOW 23
24
25 6. Program/Kegiatan Aksi Reformasi Koperasi TUJUAN : MENINGKATKAN PERANAN KOPERASI DALAM PEREKONOMIAN NASIONAL DENGAN PENINGKATAN INDIKATOR KONTRIBUSI PDB DARI 1,7% TAHUN 2014 MENJADI 8% PADA TAHUN 2019 UUD 1945 Pasal 33 Ayat 1: Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Bahwa bangun perusahaan yang sesuai dengan itu ialah Koperasi. UU No. 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian (saat ini dalam proses penggantian) Reformasi Koperasi 1. Rehabilitasi; 2. Re-orientasi; 3. Pengembangan. 1. Rehabilitasi: Pembaharuan Organisasi Koperasi melalui Pemutakhiran Data dan Pembekuan/Pembubaran Koperasi. Pemutakhiran Data Koperasi melalui Online Database System (ODS); Pembekuan/Pembubaran Koperasi; Penertiban Koperasi dengan membentuk Deputi Pengawasan. 2. Reorientasi: Merubah paradigma Kuantitas menjadi Kualitas. dari pendekatan Membangun Koperasi Berbasis IT; Fokus pada penguatan kelembagaan koperasi; Mendorong Koperasi meningkatkan jumlah anggota koperasi. 3. Pengembangan: Bertahap dan Terukur. Mengkaji regulasi yang menghambat berkembangnya koperasi; Fokus pada akses pembiayaan; Fokus kepada Koperasi Sektor Riil yang Berorientasi Ekspor, Padat Karya dan Digital Ekonomi
26
27 7.1 PENINGKATAN KAPASITAS SDM KUMKM Memantapkan pengetahuan (Knowledge) Meningkatkan keterampilan (Skill) Memperluas jaringan (Business Network) Membuka dan memanfaatkan peluang usaha (Business Opportunity) Memantapkan sikap dan perilaku (Business Attitude) 27
28 7.2 JENIS PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Kewirausahaan Perkoperasian Keterampilan Teknis (Vocational) Training for Trainers (TOT) Manajerial 28
29 7.3 ALUR PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Monev Koperasi Ormas Pokmas Dinas/Badan yang Membidangi Koperasi dan UKM Kabupaten /Kota Dinas/Badan yang Membidangi Koperasi dan UKM Provinsi Kementerian Koperasi dan UKM Deputi Bidang Pengembangan SDM 29 64
30
31 8.1 Bidang Kelembagaan 1. Registrasi pengusaha skala mikro dan kecil yang difasilitasi pendaftaran Kelembagaan; 2. Penyuluh Koperasi Lapangan (PPKL); 3. Penerapan tata kelola koperasi yang baik; 4. Kelompok usaha bersama pra koperasi yang didampingi untuk membentuk koperasi; 5. Koperasi berasal dari pengusaha mikro yang difasilitasi akta koperasi 8.2 Bidang Pembiayaan 1. Wirausaha pemula yang didukung modal awal usaha; 2. Usaha mikro yang didampingi mengakses dan mengelola kredit; 3. Usaha mikro yang mendapat pendampingan sertifikasi tanah; 4. Pendampingan Kredit Usaha Rakyat (KUR); 5. Pengelolaan Dana Bergulir bagi KUMKM. 31
32 8.3 BIDANG PRODUKSI DAN PEMASARAN 1. Revitalisasi pasar rakyat yang dikelola oleh koperasi termasuk didaerah tertinggal, perbatasan dan pasca bencana; 2. Pedagang skala mikro informal/pedagang kaki lima yang difasilitasi penataan lokasi, sarana usaha dan promosi; 3. KUMKM yang difasilitasi promosi dan pameran di dalam negeri; 4. KUMKM yang difasilitasi promosi dan pameran di luar negeri; 5. Koperasi yang difasilitasi energi terbarukan; 6. KUMKM yang didampingi produk ramah lingkungan; 7. Koperasi dan UMKM yang difasilitasi standardisasi dan mutu produk; 8. Koperasi dan UMKM yang difasilitasi merek dan pengemasan; 9. Koperasi dan UMKM yang difasilitasi sertifikasi (Halal, SNI, HKI, Keamanan Pangan dan Obat, SVLK, ISO, dll); 10.Koperasi/sentra usaha mikro/kecil yang diperkuat sistem bisnisnya; 11.Koperasi/sentra usaha mikro/kecil yang difasilitasi penerapan teknologi tepat guna. 32
33 8.4 BIDANG RESTRUKTURISASI USAHA 1. Sarana prasarana layanan usaha terpadu; 2. Koperasi dan UMKM yang difasilitasi penanganan dampak bencana; 3. Koperasi dan UMKM yang didampingi dalam penanganan dampak kebijakan kawasan perdagangan bebas; 4. Koperasi dan UMKM yang difasilitasi restrukturisasi manajemen dan keuangan; 5. Koperasi dan UMKM yang difasilitasi kemitraan produksi dan pemasaran. 8.5 BIDANG PENGEMBANGAN SDM 1. PPKL dan Pendamping yang dilatih; 2. Aparatur yang dilatih dibidang perkoperasian dan kewirausahaan; 3. Pelatihan Usaha Mikro; 4. Pelatihan Kewirausahaan; 5. Pelatihan Technopreneur; 6. Pelatihan Perkoperasian Berbasis Syariah; 7. Pelatihan Vocational; 8. Pelatihan Perkoperasian; 9. SDM KUKM yang Mendapat Fasilitasi Magang dan Beasiswa
34 8.6 BIDANG PENGAWASAN 1.Penilaian kesehatan usaha simpan pinjam KSP/USP/KJKS/UJKS/Kopdit; 2.Pemeriksaan ijin usaha koperasi; 3.Pemeriksaan kepengurusan dan keanggotaan koperasi; 4.Pemeriksaan kinerja keuangan KSP/USP/KJKS/ UJKS/Kopdit 34
35 Terima Kasih
36 PROMOSI DAN PEMASARAN PRODUK KUKM 36
37 GALERI INDONESIA WOW 37
38 FASILITASI PAMERAN DI SME TOWER 38
39 FASILITASI PAVILIUN PROVINSI 39
40 4, , ,038 22, , REALISASI KUR TAHUN 2007 s.d September Oktober November Desember Realisasi Kredit (RP. Triliun) Jumlah Debitur (Orang) Sumber: Kementerian Koperasi dan UKM, Per 31 Desember
41 REALISASI PENYALURAN KUR TAHUN 2016 Total Penyaluran KUR dari 4 Januari 2016 sampai dengan 11 Maret 2016 adalah sebesar Rp. 22,21 Triliun dengan uraian sebagai berikut: Bank Pelaksana BRI Bank Mandiri BNI Bank Sinarmas Maybank BPD NTT BPD Kalbar TOTAL Total Debitur KUR Plafon (Rp.Juta) Prosentase Pencapaian KUR Mikro Total Penyaluran KUR (Rp.Juta) Debitur Plafon (Rp.Juta) KUR Ritel Debitur KUR Penempatan TKI Plafon (Rp.Juta) Debitur Plafon (Rp.Juta) TOTAL Debitur ,22 41
42 AKUMULASI REALISASI PENYALURAN PINJAMAN/PEMBIAYAAN TAHUN Per 15 Maret
43 REKAPITULASI REVITALISASI PASAR TRADISIONAL MELALUI KOPERASI TAHUN Pasar Tradisional di Daerah Tertinggal/ Perbatasan/ Mitigasi melalui Koperasi sebanyak 65 Unit (40 Unit Reguler dan 20 Unit di daerah tertinggal/perbatasan 900 juta Penyaluran melalui bantuan sosial 2016 Pasar Tradisional di Daerah Tertinggal/ Perbatasan/ Mitigasi melalui Koperasi sebanyak 85 Unit (65 Unit Reguler dan 20 Unit di daerah tertinggal/perbatasan 950 juta Penyaluran melalui anggaran tugas pembantuan 43
44 REKAPITULASI PLUT KUMKM Telah terbangun 21 Unit di 16 Provinsi 2014 Telah terbangun 21 Unit di 19 Provinsi 2016 Direncanakan akan dibangun 7 Unit di 6 Provinsi 44
45 DIAGRAM KESEJAHTERAAN KESEJAHTERAAN PENDAPATAN JASA PRODUKSI S D M A K S E S U S A H A INFRASTRUKTUR PENGETAHUAN (Knowledge) KETERAMPILAN (Skill) JARINGAN (Networking) PELUANG (Oportunity) SIKAP PERILAKU (Attitude) 45
MEMAJUKAN SEKTOR PERIKANAN MELALUI KOPERASI PERIKANAN
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil danmenengah Republik Indonesia MEMAJUKAN SEKTOR PERIKANAN MELALUI KOPERASI PERIKANAN Disampaikan oleh: ASISTEN DEPUTI PERIKANAN DAN PETERNAKAN Pada Acara: Focus Group
Lebih terperinciPROGRAM/KEGIATAN UNGGULAN (ICON) KEMENTERIAN KOPERASI DAN UMKM TAHUN 2015
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia PROGRAM/KEGIATAN UNGGULAN (ICON) KEMENTERIAN KOPERASI DAN UMKM TAHUN 2015 Disampaikan pada acara Rakornas Pemberdayaan Koperasi dan
Lebih terperinciDr. Ir. Kemas Danial, MM Direktur Utama
Dr. Ir. Kemas Danial, MM Direktur Utama KONDISI KOPERASI 1. Total Koperasi : 209.488 Unit 2. Koperasi Aktif : 147.249 Unit (NIK) dan didalamnya telah RAT sebanyak 80.000 Unit 3. Koperasi Tidak Aktif :
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH Oleh: DR. Syarief Hasan, MM. MBA. Menteri Negara Koperasi dan UKM Pada Rapimnas Kadin Yogyakarta, 3 4 Oktober 2012 UMKM DALAM
Lebih terperinciTEMA OPTIMALIASI ANGGARAN PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM SECARA EFEKTIF DAN EFISIEN
POKOK KESIMPULAN RAPAT REGIONAL BIDANG PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM TAHUN 2016 WILAYAH III TEMA OPTIMALIASI ANGGARAN PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM SECARA EFEKTIF DAN EFISIEN Provinsi Bali, Nusa Tenggara
Lebih terperinciPROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM 2015
1 PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM 2015 DEPUTI BIDANG KELEMBAGAAN KOPERASI DAN UKM 1. Revitalisasi dan Modernisasi Koperasi; 2. Penyuluhan Dalam Rangka Gerakan Masyarakat Sadar Koperasi;
Lebih terperinciPOINTERS MENTERI KOPERASI DAN UKM
POINTERS MENTERI KOPERASI DAN UKM Disampaikan pada Rapat Koordinasi Terbatas Bidang Koperasi dan UMKM Tahun 2017 Jakarta, 21 Februari 2017 Pointers Dalam rangka pemantapan koordinasi terkait pengembangan
Lebih terperinciEVALUASI, PELAKSANAAN DAN RENCANA KEBIJAKAN DAN PROGRAM KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM
EVALUASI, PELAKSANAAN DAN RENCANA KEBIJAKAN DAN PROGRAM KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM Ir. Agus Muharram, MSP Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Yogyakarta, 5 April 2018 1 EVALUASI PROGRAM DAN KEGIATAN
Lebih terperinciPAPARAN MENTERI KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA. Pada KONGRES KOPERASI KE-3 TANGGAL 12 JULI 2017
PAPARAN MENTERI KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA Pada KONGRES KOPERASI KE-3 TANGGAL 12 JULI 2017 dileh : Gubernur /Bupati/Walikota HOTEL CLARION & CONVENTION CENTER MAKASSAR- SULAWESI SELATAN BAHAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran strategi dalam pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk terlibat dalam kegiatan UMKM
Lebih terperinciPERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011
PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011 1 Peran UMKMK Jumlah pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebanyak 51,3 juta unit usaha UMKM menyerap tenaga
Lebih terperinciOleh: LIES FAHIMAH. Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Kalimantan Tengah
Oleh: LIES FAHIMAH Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Kalimantan Tengah Yogyakarta, 05 April 2018 inas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Kalimantan Tengah 3 1. KOPERASI a. Jumlah Koperasi
Lebih terperinciPENGEMBANGAN USAHA PEREMPUAN BAGI KESEJAHTERAAN KELUARGA MELALUI KEWIRAUSAHAAN
Dialog Perempuan Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa PENGEMBANGAN USAHA PEREMPUAN BAGI KESEJAHTERAAN KELUARGA MELALUI KEWIRAUSAHAAN Oleh Ruslan MR Asisten Deputi Penelitian dan Pengkajian
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Rapat Koordinasi Terbatas Bidang Koperasi dan UMKM Tahun 2017
SAMBUTAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA Pada Acara: Rapat Koordinasi Terbatas Bidang Koperasi dan UMKM Tahun 2017 Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta, 21 Februari 2017 Yth.
Lebih terperinciPEMBINAAN KELEMBAGAAN KOPERASI
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia PEMBINAAN KELEMBAGAAN KOPERASI Oleh: DEPUTI BIDANG KELEMBAGAAN Pada Acara : RAPAT KOORDINASI TERBATAS Jakarta, 16 Mei 2017 ISI 1 PEMBUBARAN
Lebih terperinciDEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN Drs. Braman Setyo, M.Si
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN Drs. Braman Setyo, M.Si Dalam Acara : Rapat Koordinasi Terbatas Pemberdayaan Koperasi dan UMKM Hotel Royal Kuningan, Jl. Kuningan
Lebih terperinciStrategi UKM Indonesia
Strategi UKM Indonesia I WAYAN DIPTA Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah ILO/OECD Workshop for Policy Makers on Productivity and Working Conditions in
Lebih terperinciTANYA-JAWAB SEPUTAR KUR
TANYA-JAWAB SEPUTAR KUR [ Senin, 25 Februari 2013 09:41:20 Oleh : Administrasi] TANYA JAWAB TENTANG KUR 1. Apakah Kredit Usaha Rakyat itu? Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah kredit/pembiayaan Modal Kerja
Lebih terperinciPEMETAAN DAYA SAING PERTANIAN INDONESIA
Pendahuluan Policy Brief PEMETAAN DAYA SAING PERTANIAN INDONESIA 1. Dinamika perkembangan ekonomi global akhir-akhir ini memberikan sinyal tentang pentingnya peningkatan daya saing pertanian. Di tingkat
Lebih terperinciPROGRAM KERJA TAHUN 2013 DAN RENCANA KERJA TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH
PROGRAM KERJA TAHUN 2013 DAN RENCANA KERJA TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH Oleh: EUIS SAEDAH Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian B A H A N
Lebih terperinciRENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS
REPUBLIK INDONESIA RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN
Lebih terperinciINTERVENSI PROGRAM UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS UKM
INTERVENSI PROGRAM UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS UKM Mendorong Pertumbuhan Ekonomi dan Daya Saing Rahma Iryanti Deputi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Deputi Kepala Bappenas Jakarta, 15 Juni
Lebih terperinciKEBIJAKAN STRATEGIS PNPM MANDIRI KE DEPAN
SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEBIJAKAN STRATEGIS PNPM MANDIRI KE DEPAN DEPUTI SESWAPRES BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT DAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN SELAKU SEKRETARIS EKSEKUTIF TIM NASIONAL
Lebih terperinciRENCANA KERJA TAHUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM TAHUN 2015
RENCANA KERJA TAHUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM TAHUN 2015 Kode Program/Kegiatan INDIKATOR 1 2 3 4 01 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Koperasi dan UKM 1 Penyusunan
Lebih terperinciBAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM
BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM A. SASARAN STRATEJIK yang ditetapkan Koperasi dan UKM selama periode tahun 2005-2009 disusun berdasarkan berbagai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Negara memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan masyarakatnya,
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Negara memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan masyarakatnya, hampir tidak satupun aspek kehidupan masyarakat yang tidak tersentuh atau dipengaruhi oleh negara.
Lebih terperinci4 GAMBARAN UMUM. No Jenis Penerimaan
4 GAMBARAN UMUM 4.1 Kinerja Fiskal Daerah Kinerja fiskal yang dibahas dalam penelitian ini adalah tentang penerimaan dan pengeluaran pemerintah daerah, yang digambarkan dalam APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota
Lebih terperinciPENGUATAN KEBIJAKAN SOSIAL DALAM RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP) 2011
PENGUATAN KEBIJAKAN SOSIAL DALAM RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP) 2011 ARAHAN WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN TINGKAT NASIONAL (MUSRENBANGNAS) 28 APRIL 2010
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima, Keenam, Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima,
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kebijakan Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUKM) dewasa ini telah diatur di dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia (Perpres) Nomor 7 Tahun
Lebih terperinciKetua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI
PEMBERDAYAAAN KOPERASI & UMKM DALAM RANGKA PENINGKATAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT 1) Ir. H. Airlangga Hartarto, MMT., MBA Ketua Komisi VI DPR RI 2) A. Muhajir, SH., MH Anggota Komisi VI DPR RI Disampaikan
Lebih terperinciPEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM PROVINSI SULAWESI TENGGARA
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM PROVINSI SULAWESI TENGGARA disampaikan pada acara Rapat Koordinasi Nasional Bidang Koperasi dan UMKM Tahun 2018 Yogyakarta, 4 6 April
Lebih terperinciBAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)
BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) 3.1. Asumsi Dasar yang Digunakan Dalam APBN Kebijakan-kebijakan yang mendasari APBN 2017 ditujukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Penanaman modal atau investasi merupakan langkah awal kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penanaman modal atau investasi merupakan langkah awal kegiatan produksi. Pada posisi semacam ini investasi pada hakekatnya juga merupakan langkah awal kegiatan pembangunan
Lebih terperinciSambutan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
Sambutan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Yang diwakili Oleh : Gubernur/Bupati/Walikota Dalam Rangka Peringatan Hari Koperasi Ke-69 Tahun 2016 Jakarta, 12 Juli 2016 Assalamu
Lebih terperinciTantangan dan Peluang UKM Jelang MEA 2015
Tantangan dan Peluang UKM Jelang MEA 2015 Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 segera dimulai. Tinggal setahun lagi bagi MEA mempersiapkan hal ini. I Wayan Dipta, Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK,
Lebih terperinciDisampaikan pada acara : Rapat Koordinasi Nasional Pemberdayaan KUMKM Tahun 2014
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Disampaikan pada acara : Rapat Koordinasi Nasional Pemberdayaan KUMKM Tahun 2014 Deputi Menteri Bidang Produksi Jakarta, Desember 2014
Lebih terperinciMATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011
MATRIK 2.3 TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN KEMENTERIAN/LEMBAGA: KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM 1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Lainnya 2012 2013 2014 2012 2013 2014 305,2
Lebih terperinciWORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK)
WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK) KONSEP 1 Masyarakat Anak Pendidikan Masyarakat Pendidikan Anak Pendekatan Sektor Multisektoral Multisektoral Peserta Didik Pendidikan Peserta Didik Sektoral Diagram Venn:
Lebih terperinciPEMANTAUAN CAPAIAN PROGRAM & KEGIATAN KEMENKES TA 2015 OLEH: BIRO PERENCANAAN & ANGGARAN JAKARTA, 7 DESEMBER 2015
PEMANTAUAN CAPAIAN PROGRAM & KEGIATAN KEMENKES TA 2015 OLEH: BIRO PERENCANAAN & ANGGARAN JAKARTA, 7 DESEMBER 2015 Penilaian Status Capaian Pelaksanaan Kegiatan/ Program Menurut e-monev DJA CAPAIAN KINERJA
Lebih terperinciPOINTERS MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Pada Acara:
POINTERS MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA Pada Acara: RAPAT KOORDINASI NASIONAL PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM TAHUN 2014 Gedung SME Tower Jl. Gatot Subroto Kav. 94 Jakarta,
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 45/08/61/Th. XV, 6 Agustus 2012 INDEKS TENDENSI KONSUMEN KALIMANTAN BARAT TRIWULAN II- 2012 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Kalimantan Barat pada II-2012 sebesar 109,62;
Lebih terperinciStrategi Promosi dan Pemasaran Produk Koperasi dan UMKM
LEMBAGA LAYANAN PEMASARAN KOPERASI DAN UKM KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA Strategi Promosi dan Pemasaran Produk Koperasi dan UMKM Disampaikan pada: Rapat Koordinasi Terbatas Bidang Koperasi
Lebih terperinciSELAYANG PANDANG SIMLUH KP
SELAYANG PANDANG SIMLUH KP Jakarta, 29 April 2014 PUSAT PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENGEMBANGAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2014 IMPLEMENTASI SISTEM PENYULUHAN
Lebih terperinciARAH KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL ARAH KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI Direktur Pengembangan UKM dan Koperasi Disampaikan
Lebih terperinciSOSIALISASI FORUM PRA MUSRENBANGNAS TAHUN 2015
KEMENTERIAN PERENCANAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SOSIALISASI FORUM PRA MUSRENBANGNAS TAHUN 2015 Direktur Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal Jakarta, 10 April 2015 AGENDA
Lebih terperinciBADAN RISET DAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN RI 2017
PEMERATAAN PEMBANGUNAN MELALUI AKSES PEMBIAYAAN USAHA KP DAN TAHAPAN PENGALIHAN PENYULUH PERIKANAN PNS (IMPLEMENTASI UU NO. 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH) 02/03/2017 Disampaikan Dalam Rangka
Lebih terperinciKeynote Speech. Menteri Pertanian Republik Indonesia PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN DAYA SAING KOMODITAS PERTANIAN
Keynote Speech Menteri Pertanian Republik Indonesia PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN DAYA SAING KOMODITAS PERTANIAN PADA SEMINAR NASIONAL AGRIBISNIS DALAM RANGKA DIES NATALIS KE 19 UNIVERSITAS GALUH, CIAMIS,
Lebih terperinciPANDUAN PENGGUNAAN Aplikasi SIM Persampahan
PANDUAN PENGGUNAAN Aplikasi SIM Persampahan Subdit Pengelolaan Persampahan Direktorat Pengembangan PLP DIREKTORAT JENDRAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Aplikasi SIM PERSAMPAHAN...(1)
Lebih terperinciVIII. PROSPEK PERMINTAAN PRODUK IKAN
185 VIII. PROSPEK PERMINTAAN PRODUK IKAN Ketersediaan produk perikanan secara berkelanjutan sangat diperlukan dalam usaha mendukung ketahanan pangan. Ketersediaan yang dimaksud adalah kondisi tersedianya
Lebih terperinciSEBARAN PENYALURAN KREDIT USAHA RAKYAT PERIODE NOVEMBER AGUSTUS 2012
SEBARAN PENYALURAN KREDIT USAHA RAKYAT PERIODE NOVEMBER 2007 AGUSTUS 2012 [ Senin, 15 Oktober 2012 18:30:53 Oleh : Administrasi] Normal 0 false false false IN XNONE XNONE /* Style Definitions */ table.msonormaltable
Lebih terperinciPENGANTAR WORKSHOP PEMUTAKHIRAN, VALIDASI DAN EVALUASI DATA SIMLUHKP TAHAP I TAHUN BPPP Banyuwangi, 4 Februari 2015
PENGANTAR WORKSHOP PEMUTAKHIRAN, VALIDASI DAN EVALUASI DATA SIMLUHKP TAHAP I TAHUN 2015 BPPP Banyuwangi, 4 Februari 2015 PUSAT PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENGEMBANGAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN
Lebih terperinciAKSES PELAYANAN KESEHATAN. Website:
AKSES PELAYANAN KESEHATAN Tujuan Mengetahui akses pelayanan kesehatan terdekat oleh rumah tangga dilihat dari : 1. Keberadaan fasilitas kesehatan 2. Moda transportasi 3. Waktu tempuh 4. Biaya transportasi
Lebih terperinciKegiatan Penelitian. Kegiatan Penelitian
Kegiatan Penelitian Dalam memasuki periode Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahap ke-2 yaitu tahun 2010 2014 setelah periode RPJMN tahap ke-1 tahun 2005 2009 berakhir, pembangunan pertanian
Lebih terperinciMATRIKS RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN
MATRIKS RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN 2015-2019 KEMENTERIAN/LEMBAGA : KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH Peningkatan Daya Saing UMKM dan Koperasi Meningkatnya
Lebih terperinciPENGELOLAAN PERBENDAHARAAN NEGARA DAN KESIAPAN PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA MELALUI KPPN
KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PENGELOLAAN PERBENDAHARAAN NEGARA DAN KESIAPAN PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA MELALUI DISAMPAIKAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN DALAM SOSIALISASI
Lebih terperinciBAB V. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjarbaru Tahun Visi
BAB V Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran 5.1 Visi Visi merupakan arah pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang ingin dicapai dalam 5 (lima) tahun mendatang (clarity of direction). Visi juga menjawab
Lebih terperinciInfo Singkat Kemiskinan dan Penanggulangan Kemiskinan
Info Singkat Kemiskinan dan Penanggulangan Kemiskinan http://simpadu-pk.bappenas.go.id 137448.622 1419265.7 148849.838 1548271.878 1614198.418 1784.239 1789143.87 18967.83 199946.591 294358.9 2222986.856
Lebih terperinciPOTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH (Indikator Makro)
POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH (Indikator Makro) Pusat Data dan Statistik Pendidikan - Kebudayaan Setjen, Kemendikbud Jakarta, 2015 DAFTAR ISI A. Dua Konsep Pembahasan B. Potret IPM 2013 1. Nasional
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Persaingan antar Bank sebagai industri jasa keuangan semakin tajam. Bank-bank
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini banyak sekali lembaga Bank bermunculan dengan menawarkan berbagai macam produk dan layanan guna meraih kepercayaan dari masyarakat maupun pemerintah
Lebih terperinciMENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA
MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Disampaikan pada: SEMINAR NASIONAL FEED THE WORLD JAKARTA, 28 JANUARI 2010 Pendekatan Pengembangan Wilayah PU Pengembanga n Wilayah SDA BM CK Perkim BG AM AL Sampah
Lebih terperinciDinas KUKM Provinsi Kalimantan Barat Jl. Sutan Syahrir No. 5 Pontianak
Dinas KUKM Provinsi Kalimantan Barat Jl. Sutan Syahrir No. 5 Pontianak Laporan Kinerja Pembangunan KUKM Tahun 2017 Disampaikan Pada Acara Rapat Koordinasi Nasional Bidang KUMKM Tanggal 4 6 April 2018,
Lebih terperinciINDUSTRI BPR BPRS SEBAGAI PILAR EKONOMI DAERAH DALAM MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
INDUSTRI BPR BPRS SEBAGAI PILAR EKONOMI DAERAH DALAM MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT Prof. Dr. Sri Adiningsih Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia Pontianak, 26 Oktober 2016 RAKERNAS PERBARINDO
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1970-an telah terjadi perubahan menuju desentralisasi di antara negaranegara,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sejak tahun 1970-an telah terjadi perubahan menuju desentralisasi di antara negaranegara, baik negara ekonomi berkembang maupun negara ekonomi maju. Selain pergeseran
Lebih terperinciKINERJA TATA KELOLA PROVINSI ACEH
KINERJA TATA KELOLA PROVINSI ACEH SEKILAS TENTANG IGI Indonesia Governance Index (IGI) adalah pengukuran kinerja tata kelola pemerintahan (governance) di Indonesia yang sangat komprehensif. Pada saat ini
Lebih terperinciKINERJA TATA KELOLA PROVINSI DKI JAKARTA
KINERJA TATA KELOLA PROVINSI DKI JAKARTA SEKILAS TENTANG IGI Indonesia Governance Index (IGI) adalah pengukuran kinerja tata kelola pemerintahan (governance) di Indonesia yang sangat komprehensif. Pada
Lebih terperinciKEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH R.I. LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH ( LPDB-KUMKM )
KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH R.I. LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH ( LPDB-KUMKM ) DAFTAR ISI 1 Kondisi dan Perkembangan LPDB-KUMKM 2 Tantangan
Lebih terperinciKINERJA PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM DI PROVINSI LAMPUNG
KINERJA PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM DI PROVINSI LAMPUNG Disampaikan Pada Acara: Rakornas Pemberdayaan KUKM Hotel Ambarukmo Yogyakarta 4-6 April 2018 PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG DINAS KOPERASI, USAHA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya alam tidak diragukan lagi Indonesia memiliki kekayaan alam yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki potensi sumber daya yang sangat besar baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia, untuk sumber daya alam tidak
Lebih terperinciADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014
ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014 OUTLINE 1. LINGKUNGAN STRATEGIS 2. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 2 1. LINGKUNGAN STRATEGIS 3 PELUANG BONUS DEMOGRAFI Bonus Demografi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015
PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015 Bahan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian Nasional 3 4 Juni 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN
Lebih terperinciKINERJA TATA KELOLA PROVINSI GORONTALO
KINERJA TATA KELOLA PROVINSI GORONTALO SEKILAS TENTANG IGI Indonesia Governance Index (IGI) adalah pengukuran kinerja tata kelola pemerintahan (governance) di Indonesia yang sangat komprehensif. Pada saat
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENGANGGARAN SEKTOR PERTANIAN
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN KEBIJAKAN PENGANGGARAN SEKTOR PERTANIAN Jakarta, 12 Mei 2015 1 OUTLINE A. DASAR HUKUM B. PEMBAGIAN KEWENANGAN DALAM PENGELOLAAN NEGARA C. SIKLUS PENYUSUNAN
Lebih terperinciPOTRET PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI BARAT (Indikator Makro)
POTRET PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI BARAT (Indikator Makro) Pusat Data dan Statistik Pendidikan - Kebudayaan Kemendikbud Jakarta, 2015 DAFTAR ISI A. Dua Konsep Pembahasan B. Potret IPM 2013 1. Nasional
Lebih terperinciKINERJA TATA KELOLA PROVINSI SULTENG
KINERJA TATA KELOLA PROVINSI SULTENG SEKILAS TENTANG IGI Indonesia Governance Index (IGI) adalah pengukuran kinerja tata kelola pemerintahan (governance) di Indonesia yang sangat komprehensif. Pada saat
Lebih terperinciKINERJA TATA KELOLA PROVINSI PAPUA
KINERJA TATA KELOLA PROVINSI PAPUA SEKILAS TENTANG IGI Indonesia Governance Index (IGI) adalah pengukuran kinerja tata kelola pemerintahan (governance) di Indonesia yang sangat komprehensif. Pada saat
Lebih terperinciKINERJA TATA KELOLA PROVINSI SUMATERA SELATAN
KINERJA TATA KELOLA PROVINSI SUMATERA SELATAN SEKILAS TENTANG IGI Indonesia Governance Index (IGI) adalah pengukuran kinerja tata kelola pemerintahan (governance) di Indonesia yang sangat komprehensif.
Lebih terperinciLAPORAN MINGGUAN DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN PERIODE 18 MEI 2018
LAPORAN MINGGUAN DIREKTORAERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN PERIODE 18 MEI 2018 LUAS SERANGAN OPT UTAMA PADA TANAMAN PADI 1. LUAS SERANGAN OPT UTAMA PADA TANAMAN PADI MK 2018 2. LUAS SERANGAN OPT UTAMA PADA TANAMAN
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 28/ 05/ 61/ Th,XVI, 6 Mei 2013 INDEKS TENDENSI KONSUMEN KALIMANTAN BARAT TRIWULAN I- 2013 A. Kondisi Ekonomi Konsumen Triwulan I-2013 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Kalimantan
Lebih terperinciIr. ISMINTARTI, M.Si. Kepala Bidang Program dan Materi, Pusat Pelatihaan Masyarakat Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigraasi
Ir. ISMINTARTI, M.Si. Kepala Bidang Program dan Materi, Pusat Pelatihaan Masyarakat Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigraasi EVALUASI : NEGARA KAYA POTENSI SUMBER DAYA ALAM MENGAPA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan dinamis dan kontribusi nyata dari sektor perbankan. Ketika sektor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan ekonomi disuatu negara sangat bergantung pada perkembangan dinamis dan kontribusi nyata dari sektor perbankan. Ketika sektor perbankan terpuruk
Lebih terperinciKINERJA TATA KELOLA PROVINSI JAWA TIMUR
KINERJA TATA KELOLA PROVINSI JAWA TIMUR SEKILAS TENTANG IGI Indonesia Governance Index (IGI) adalah pengukuran kinerja tata kelola pemerintahan (governance) di Indonesia yang sangat komprehensif. Pada
Lebih terperinciKINERJA TATA KELOLA PROVINSI DIY
KINERJA TATA KELOLA PROVINSI DIY SEKILAS TENTANG IGI Indonesia Governance Index (IGI) adalah pengukuran kinerja tata kelola pemerintahan (governance) di Indonesia yang sangat komprehensif. Pada saat ini
Lebih terperinciKEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA
LEMBAGA LAYANAN PEMASARAN KOPERASI DAN UKM KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM Disampaikan pada: Rapat Koordinasi Nasional Bidang Koperasi dan UMKM Tahun 2017 Hotel Grand Inna Bali Beach 23 Maret 2017 Oleh: AHMAD
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jumlah (Unit) Perkembangan Skala Usaha. Tahun 2009*) 5 Usaha Besar (UB) ,43
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah merupakan salah satu sektor usaha yang paling banyak diminati oleh para pelaku usaha dan cukup prospektif untuk dikembangkan. UMKM dalam
Lebih terperinciKINERJA TATA KELOLA PROVINSI BENGKULU
KINERJA TATA KELOLA PROVINSI BENGKULU SEKILAS TENTANG IGI Indonesia Governance Index (IGI) adalah pengukuran kinerja tata kelola pemerintahan (governance) di Indonesia yang sangat komprehensif. Pada saat
Lebih terperinciBAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA
BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA Ekonomi rakyat merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan
Lebih terperinciPERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI Rahma Iryanti Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan
Lebih terperinciKINERJA TATA KELOLA PROVINSI PAPUA BARAT
KINERJA TATA KELOLA PROVINSI PAPUA BARAT SEKILAS TENTANG IGI Indonesia Governance Index (IGI) adalah pengukuran kinerja tata kelola pemerintahan (governance) di Indonesia yang sangat komprehensif. Pada
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I. VISI Pembangunan di Kabupaten Flores Timur pada tahap kedua RPJPD atau RPJMD tahun 2005-2010 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan
Lebih terperinciARAH KEBIJAKAN BIDANG KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH
ARAH KEBIJAKAN BIDANG KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH Oleh: Ir. Agus Muharram, MSP Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Denpasar, 23 Maret 2017 RUANG LINGKUP KINERJA KOPERASI NASIONAL No.
Lebih terperinciPOKOK-POKOK METERI FORUM (MIF) 2016 GUBERNUR JAWA TENGAH PADA ACARA :
POKOK-POKOK METERI GUBERNUR JAWA TENGAH PADA ACARA : MANDIRI INVESTMENT FORUM (MIF) 2016 2 3 3 4 4 5 5 6 105.54 110 100.67 100 100.45 90 80 70 60 2013 2014 2015 77 15.801 15.776 10.744 5.329 2013 5.633
Lebih terperinci4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah
4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah Mencermati isu-isu strategis diatas maka strategi dan kebijakan pembangunan Tahun 2014 per masing-masing isu strategis adalah sebagaimana tersebut pada Tabel
Lebih terperinciEvaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *)
Evaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *) Oleh : Dr. Ir. Sumarjo Gatot Irianto, MS, DAA Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian *) Disampaikan
Lebih terperinciNOTA DINAS. Indikator Kinerja. Indikator Kinerja RPJMD Persentase Koperasi Aktif terhadap Jumlah Koperasi
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH Jl. Sisingamangaraja No. 3A Telp. (024) 8310556 8318773 Fax. (024) 8414165 Website : http://dinkop-umkm.jawatengah.go.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rentan terhadap pasar bebas yang mulai dibuka, serta kurang mendapat dukungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha mikro tergolong jenis usaha yang tidak mendapat tempat di bank, rentan terhadap pasar bebas yang mulai dibuka, serta kurang mendapat dukungan dari pemerintah
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA BAB 19 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH
BAB 19 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH BAB 19 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MII(RO" KECIL, DAN MENENGAH A. KONDISI UMUM Pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah
Lebih terperinciKEMENTERIAN DALAM NEGERI. Hotel Mercure Convention Center Ancol - Jakarta, 19 Oktober 2017
KEMENTERIAN DALAM NEGERI Hotel Mercure Convention Center Ancol - Jakarta, 19 Oktober 2017 KERANGKA PIKIR KEMENTERIAN DALAM NEGERI TERWUJUDNYA OPTIMALISASI PELAYANAN PEMDA KEPADA MASYARAKAT MENGHADIRKAN
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 65 /11 /61 /Th. XVII, 5 November 2014 INDEKS TENDENSI KONSUMEN KALIMANTAN BARAT TRIWULAN III- 2014 A. Kondisi Ekonomi Konsumen Triwulan III-2014 Indeks Tendensi Konsumen
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah- Nya kami dapat menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2016 Dinas Koperasi UKM dan Perindag Kota Bandung Tahun
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENGUATAN SDM KP DALAM UU DESA SEBAGAI PENGGERAK EKONOMI MASYARAKAT
KEBIJAKAN PENGUATAN SDM KP DALAM UU DESA SEBAGAI PENGGERAK EKONOMI MASYARAKAT Dr. SUSENO SUKOYONO (KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA KP - KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN) Disampaikan pada
Lebih terperinci