DAFTAR ISI DAFTAR PUSTAKA... 26

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR ISI DAFTAR PUSTAKA... 26"

Transkripsi

1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii PENDAHULUAN... 1 Pengertian Pestisida Organik... 1 Cara Kerja Pestisida Organic... 1 Keunggulan Pestisida Organik... 1 PESTISIDA ORGANIK SECARA UMUM... 2 PESTISIDA ORGANIK SECARA KHUSUS Berdasarkan jenis bahan... 4 a. Mimba... 4 b. Tembakau... 5 c. Mindi... 5 d. Pacar cina... 5 e. Serai... 6 f. Kenikir... 6 g. Gadung... 7 h. Srikaya... 7 i. Pepaya... 7 j. Jarak... 8 k. Sirsak... 8 l. Sirsak dan Jeringau... 9 n. Sirsak dan Tembakau... 9 m. Bunga piterum o. Piterum dan Mimba p. Akar Tuba q. Cengkih r. Tagetes s. Bawang Putih t. Cabe u. Gadung Racun dan Gadung KB v. Gamal w. Sirih Hutan Berdasarkan Jenis Hama dan Penyakit a. Untuk mengendalikan ulat b. Untuk mengendalikan Kutu daun c. Untuk mengendalikan Ulat daun d. Untuk mengendalikan Wereng e. Untuk mengendalikan Walang sangit f. Untuk mengendalikan Tikus g. Untuk mengendalikan penyakit padi PESTISIDA HEWANI PEMBUATAN PAKAN TERNAK ORGANIK Untuk pakan, minuman dan sanitasi Untuk bidang perikanan dan ternak DAFTAR PUSTAKA PENDAHULUAN Pengertian Pestisida Organik Pestisida organik adalah pestisida yang bahan aktifnya barasal dari tanaman atau tumbuhan, hewan dan bahan oranik lainnya yang berkhasiat mengendalikan serangan hama pada tanaman. Pestisida organik tidak meninggalkan residu yang berbahaya pada tanaman maupun lingkungan serta dapat dibuat dengan mudah menggunakan bahan yang murah dan peralatan yang sederhana. Cara kerja pestisida Organik Cara kerja pestisida organik sangat spesifik: - Merusak perkembangan telur, larva, dan pupa - Menghambat pergantian kulit - Mengganggu komunikasi serangga - Menyebabkan serangga menolak makan - Menghambat reproduksi serangga betina - Mengurangi nafsu makan - Memblokir kemampuan makan serangga - Mengusir serangga, dan - Menghambat perkembangan patogen penyakit. Keunggulan - Murah dan mudah dibuat oleh petani - Relative aman terhadap lingkungan - Tidak menyebabkan keracunan pada tanaman - Sulit menimbulkan kekebalan terhadap hama - Kompatibel digabung dengan cara pengendalian yang lain, dan - menghasilkan produk pertanian yang sehat karena bebas residu pestisida kimia. PEMBUATAN PESTISIDA ORGANIK SECRA UMUM Untuk mempermudah dan mempercepat proses pembuatan pestisida organik, diperlukan bantuan bakteri EM yang berasal dari pupuk organik cair. -bahan: - Pupuk cair organik 100 ml - Molase 100 ml - Alkohol 40% 100 ml - Cuka makan/cuka aren 100 ml - Air tajin 1 l - Jahe, lengkuas, kencur, kunyit, temulawak, temugiring, masing-masing sebesar jempol tangan - Sereh 2 batang - Bawang putih 8 siung besar - Bawang merah 5 siung besar - Daun mindi/mimba 2 ons - Brotowali/antawali 10 cm Peralatan: - Penumbuk atau blender - Jerigen atau wadah tertutup - Pengaduk - Hancurkan semua bahan rempah dengan penumbuk atau blender. Jika menggunakan blender bisa ditambahkan dengan air cucian beras. 1 2

2 - Setelah semua bahan hancur, masukkan cairan tadi dengan ampasnya ke dalam jerigen atau wadah tertutup. - Masukkan ke dalam wadah tersebut secara berurutan cuka makan/cuka aren, alkohol, molase, dan larutan EM. Kemudian aduk hingga rata. - Simpan dalam suhu ruangan dengan kondisi wadah tertutup. - Kocok setiap pagi dan sore sekitar 5 menit. - Buka tutup wadah untuk membuang gas yang terbentuk selama proses fermentasi berlangsung. Setelah 15 hari, hentikan pengocokan. Sebelum dipakai untuk pestisida organik, biarkan selama 7 hari lagi. Aplikasi : Campurkan pestisida organik sebanyak 5-10 ml dalam liter air, lalu semprotkan ke tanaman yang terkena serangan hama. Penggunaan pestisida sebaiknya dilakukan pada sore hari menjelang matahari terbenam atau pada malam hari. PEMBUATAN PESTISIDA ORGANIK SECARA KHUSUS 1. Berdasarkan jenis bahan a. Mimba (Azadirachta indica) Biji dan daun mimba mengandung bahan aktif azadirachtin, salanin, nimbenen, dan mellantriol. Pestisida organik mimba efektif untuk mengendalikan ulat, hama pengisap, jamur, bakteri, nematoda, dan sebagainya. Pestisida organik mimba dapat dibuat dari biji atau daun dari biji mimba - Tumbuk halus g biji mimba. - Rendam serbuk biji mimba tersebut ke dalam 10 liter air selama semalam. - Aduk larutan sampai rata dan saring dengan kain halus - Semprotkan larutan biji mimba tersebut ke dari daun mimba - Tumbuk halus 1 kg daun mimba kering (dapat juga digunakan daun mimba segar). - Rendam serbuk daun mimba tersebut ke dalam 10 liter air selama semalam. - Aduk larutan sampai rata dan saring dengan kain halus. 3 4 b. Tembakau (Nocotiana tabacum L) Daun tembakau mengandung bahan aktif nikotin. Pestisida nabati daun tembakau efektif untuk mengendalikan hama pengisap. pestisida nabati daun tembakau adalah sebagai berikut: - Rajang 250 g (empat genggam) daun tembakau dan rendam dalam 8 liter selama semalam. - Ambil daun tembakau dan tambahkan 2 sendok teh ditergen ke dalam larutan hasil rendaman. - Aduk larutan secara merata, kemudian saring. c. Mindi (Melia azedarach) Pestisida nabati mindi efektif untuk mengusir belalang. Rendaman biji mindi segar dapat mengendalikan ulat kubis Plutelia xylostella. Cara pestisida nabati mindi adalah sebagai berikut: - Rendam 150 g daun mindi pucuk segar dalam 1 liter air selama 24 jam. - Saring larutan/cairan hasil perendaman tersebut dengan kain halus dan hasil penyaringan semprotkan ke d. Pacar Cina (Aglaia odorata) Kandungan bahan aktif tanaman pacar cina adalah minyak atsiri, alkoloid, saponin, flavonoid, dan tanin. Pestisida nabati pacar cina efektif untuk mengendalikan hama ulat. pestisida nabati pacar cina adalah sebagai berikut: - Hancurkan g ranting atau kulit batang pacar cina dengan penambahan 1 liter air dan 1 g ditergen (bisa juga direbus selama menit) hingga menjadi larutan. - Saring larutan tersebut dengan kain/saringan halus. - Semprotkan larutan hasil penyaringan tersebut ke e. Serai (Andropogan nardus) Tanaman serai, selain bermanfaat sebagai bumbu masak, juga berpotensi digunakan sebagai pestisida nabati. Daun dan batangnya jika dihaluskan dan ditambahkan air dapat langsung diaplikasikan untuk mengendalikan ulat atau kutu daun. Bau dari tanaman serai sangat tidak disukai oleh tikus. Karena itu, serai yang ditanam dibedengan sawah dapat menghambat serangan tikus. f. Kenikir Daun kenikir bermanfaat untuk mengendalikan hama yang menyerang pertanaman sayuran, terutama untuk mengendalikan ulat daun. : gram daun kenikir, 500 gram daun culan, 1 liter air - Haluskan daun kenikir dan daun culan menggunakan blender - Rendam campuran keduanya dalam 1 liter air selama semalam, lalu peras dan saring. - Campurkan hasil perasan dengan sedikit ditergen. Aplikasi Encerkan 500 ml campuran larutan dengan 10 liter air. Aplikasikan pada tanaman yang ditanam di lahan seluas m

3 g. Gadung (Dioscorea hispida) Umbi gadung mengandung bahan aktif diosgenin, steroid saponin, alkoloid dan fenol. Pestisida nabati umbi gadung efektif untuk mengendalikan ulat dan hama pengisap. pestisida umbi gadung adalah sebagai berikut: - Tumbuk halus 500 gram umbi gadung dan peras dengan bantuan kantong kain halus. - Tambahkan 10 liter air ke dalam larutan hasil perasan dan aduk sampai rata. - Saring larutan, kemudian semprotkan ke h. Srikaya dan Nona Seberang Biji srikaya dan nona seberang mengandung bahan aktif annonain dan resin. Pestisida nabati biji srikaya dan nona seberang efektif untuk mengendalikan ulat dan hama pengisap. pestisida nabati biji srikaya dan nona seberang adalah sebagai berikut: - Tumbuk hingga halus gram biji srikaya/nona seberang. - Rendam serbuk biji srikaya/nona seberang selama semalam dalam 1 liter air + 1 gram ditergen, kemudian aduk. - Saring larutan dengan kain halus. - i. Pepaya (Carcia papaya) Daun pepaya mengandung bahan aktif papain. Pestisida nabati daun pepaya efektif untuk mengendalikan ulat dan hama pengisap. pestisida nabati daun pepaya adalah sebagai berikut: - Rajang 1 kg daun pepaya segar. - Rendam daun pepaya yang telah dirajang tersebut dalam 10 liter air + 2 sendok makan minyak tanah + 50 gram ditergen selama semalam. - Saring larutan hasil perendaman dengan kain halus. j. Jarak (Plumbago zeylanica) Biji jarak mengandung resinin dan alkoloid. Pestisida nabati biji jarak (dalam bentuk larutan) efektif untuk mengendalikan ulat dan hama pengisap. Sedangkan serbuknya efektif untuk mengendalikan nematoda. Cara pembuatan pestisida nabati biji jarak adalah sebgai berikut: - Hancurkan/tumbuk 0,75 kg biji jarak dan panaskan selama 10 menit dalam 2 liter air yang telah ditambah dengan 2 sendok makan minyak tanah dan 50 gram ditergen. - Saring larutan hasil perendaman dan tambah dengan 10 liter air. tanaman. k. Sirsak (Annona muricata) Daun sirsak mengandung bahan aktif annonain dan resin. Pestisida nabati daun sirsak efektif untuk mengendalikan hama trip. pestisida nabati daun sirsak adalah sebagai berikut: - Tumbuk halus lembar daun sirsak. - Rendam dalam 5 liter air + 15 g ditergen, aduk sampai rata, dan diamkan semalam. - Saring larutan tersebut dengan kain halus Encerkan tiap satu liter larutan hasil penyaringan dengan liter air. - Semprotkan larutan hasil pengenceran ke tanaman. l. Sirsak dan Jeringau Rimpang jeringau mengandung bahan aktif arosone, kalomenol, kelomen, kalameone, metil eugenol, dan eugenol. Pestisida nabati sirsak dan jeringau efektif untuk mengendalikan wereng coklat. pestisida nabati sirsak dan jeringau adalah sebagai berikut: - Tumbuk halus segenggam daun sirsak + segenggam rimpang jeringau + 20 siung bawang putih. - Rendam bahan-bahan tersebut dalam 20 liter air + 20 g ditergen selama dua hari, kemudian saring. - Encerkan tiap satu liter larutan hasil penyaringan dengan liter air. - Semprotkan laruntan hasil pengenceran ke tanaman. m. Sirsak dan Tembakau Pestisida nabatai daun sirsak dan tembakau efektif untuk mengendalikan belalang dan ulat. pestisida nabati sirsak dan tembakau adalah sebagai berikut: - Sebanyak 50 lembar daun sirsak + segenggam daun tembakau ditumbuk halus. - -bahan tersebut dimasukkan ke dalam 20 liter air + 20 g ditergen (sabun colek), diaduk rata, dan direndam selama semalam, kemudian saring.. - Tiap satu liter larutan hasil penyaringan diencerkan dengan liter air. - Larutan hasil pengenceran siap disemprotkan ke tanaman. o. Bunga Piretrum Serbuk bunga piretrum mengandung bahan aktif piretrin. Pestisida nabati serbuk bunga piretrum efektif untuk mengendalikan ulat. pestisida nabati bunga pirectrum adalah sebagai berikut: - Tumbuk hingga halus bunga piretrum. - Rendam serbuk, bunga piretrum sebanyak 25 g dalam 10 liter air + 10 g ditergen, aduk sampai rata, dan biarkan selama semalam. - Saring larutan dan semprotkan larutan hasil penyaringan tersebut ke tanaman. p. Bunga Piretrum dan Mimba Pestisida nabati serbuk bunga piretrum dan daun mimba efektif untuk mengendalikan hama gudang, dengan dosis 1g/kg benih. pestisida nabati bunga pirectrum dan mimba adalah sebagai berikut: - Tumbuk halus bunga piretrum dan daun mimba dalam keadaan terpisah. - Rendam 2-5 g serbuk bunga piretrum g serbuk daun mimba dalam 1 liter air + 1 g ditergen, aduk sampai rata, dan biarkan selama semalam. - Saring larutan dan semprotkan hasil penyaringan ke tanaman q. Akar Tuba Akar tuba mengandung bahan aktif rotenon, deguelin, elipton, dan toksikarol. Pestisida nabati akar tuba efektif untuk mengendalikan hama moluska (keong). Cara pembuatan pestisida nabati akar tuba adalah sebagai berikut: - Tumbuk halus 5-10 g akar tuba, tambah dengan 1 liter air + 1 g ditergen, aduk sampai rata, dan biarkan (dalam bentuk rendaman) selama semalam. 9 10

4 - Saring larutan hasil perendaman dengan kain halus. tanaman. r. Cengkih (Eugenia aromatica) Pestisida nabati serbuk cengkeh efektif untuk mengendalikan busuk batang Fusarium. Tumbuk halus g daun cengkih kering dan berikan untuk tiap tanaman. s. Tagetes Pestisida nabati tagetes efektif untuk mengendalikan penyakit lincat (bakteri) pada tembakau. Tumbuk halus 20 g daun tagetes dan berikan untuk tiap tanaman (ditaburkan pada lubang tanam), satu minggu sebelum tanam. t. Bawang Putih (Allium sativum) Pestisida nabati bawang putih efektif untuk mengendalikan beberapa hama. pestisida nabati bawang putih adalah sebagai berikut: - Gerus/parut 100 g bawang putih, campur dengan 0,5 liter air, 10 g ditergen, dan 2 sendok teh minyak mineral. - Diamkan selama 24 jam, kemudian saring dengan kain halus. - Encerkan larutan hasil penyaringan hingga 20 kali volumenya dan semprotkan ke tanaman. u. Cabe (Capsicum) Pestisida nabati cabe efektif untuk mengendalikan beberapa jenis hama tanaman. Namun, harus diingat bahwa dosis yang terlalu tinggi dapat menghanguskan tanaman (terutama untuk tanaman sayuran). pestisida nabati cabe adalah sebagai berikut: - Tumbuk halus 100 g cabe dan rendam dalam 1 liter air selama 24 jam. - saring cairan hasil perendaman dengan kain halus. - Semprotkan cairan hasil penyaringan ke tanaman. v. Gadung Racun dan Gadung KB Pestisida umbi gadung efektif untuk mengendalikan hama tikus. pestisida nabati umbi gadung dan umbi gadung KB adalah sebagai berikut: - Haluskan 1 kg umbi gadung. - Tambah dengan 10 kg dedak padi/jagung, 1 ons tepung ikan, 1 buah kemiri dan sedikit air (secukupnya). w. Gamal (Glerycidea) Kandungan bahan aktif daun gamal adalah tanin. Ekstrak pestisida nabati daun gamal efektif untuk mengendalikan ulat dan hama pengisap. Daun gamal dapat digunakan sebagai insektisida jika ditambah dengan minyak tanah dan ditergen. Ekstrak daun gamal tanpa tambahan minyak tanah sangat rendah keefektifannya. Namun, penggunaan minyak tanah harus dilakukan dengan hati-hati. Penggunaan minyak tanah yang terlalu sering menyebabkan daun terbakar. Penggunaan mendekati saat-saat panen dapat menimbulkan bau pada hasil pertanian. Pestisida nabati gamal dibuat dengan cara sebagai berikut: - Tumbuk/hancurkan g daun gamal segar dengan penambahan 250 ml air (bisa menggunakan blender) hingga menjadi larutan Masukkan larutan tersebut ke dalam kantong kain halus dan peras (atau dapat pula disaring dengan saringan halus). Tampung larutan perasan atau hasil penyaringan dalam ember berukuran 10 liter. - Tambahkan 250 ml minyak tanah + 50 g ditergen dan aduk sampai rata. - Tambahkan 8 liter air, aduk sampai rata. - Semprotkan larutan hasil penyaringan tersebut ke pertanaman dengan menggunakan alat semprot. x. Sirih Hutan Daun sirih hutan mengandung bahan aktif fenol dan kavokol. Pestisida nabati daun sirih hutan efektif untuk mengendalikan hama pengisap. pestisida nabati daun sirih hutan adalah sebagai berikut: - Tumbuk hingga halus 1 kg daun sirih hutan segar + 3 umbi bawang merah + 5 batang serai. - Tambahkan 8-10 liter air + 50 g detergen, aduk sampai tercampur rata dan menjadi larutan. - Saring larutan dan semprotkan larutan tersebut ke 2. Berdasarkan Jenis Hama dan Penyakit a. Untuk Mengendalikan Ulat dan Kutu Daun pada Tanaman Hias, Hortikultura, dan Pangan - 1 kg serbuk biji mimba - 1 kg serai - 1 kg lengkuas - 10 liter air Alat: Pisau, Blender, Saringan, Ember, Sprayer ukuran liter. - Potong kecil-kecil lengkuas dan serai, lalu haluskan menggunakan blender. - Masukkan serbuk biji mimba serta serai dan lengkuas halus ke dalam ember yang berisi 10 liter air dan aduk rata. - Masak larutan tersebut di atas api, tetapi jangan sampai mendidih. dinginkan dan saring. - Larutan hasil saringan dapat digunakan untuk mengendalikan ulat atau kutu daun pada tanaman. sementara, ampas sisa saringan dapat digunakan untuk pupuk. Cara Pengaplikasian: Encerkan 500 ml larutan dengan liter air (ukuran satu tangki alat semprot). Semprotkan pestisida nabati tersebut di lahan pertanaman seluas 250 m 2. b. Untuk Mengendalikan Kutu Daun (Aphis sp.) : - 5 lembar daun tembakau - 10 buah biji lerak (Sapindus rarak) - 3 buah labu siam, parut sampai halus - 1 liter air - Haluskan daun tembakau dan buah lerak. - Campurkan daun tembakau dan lerak halus dengan hasil parutan labu siam. - Rendam campuran dalam 1 liter air selama satu malam. Dosis Pemberian: Encerkan 3-5 sendok makan larutan campuran tersebut dalam 1 liter air, lalu aplikasikan pada 5-10 tanaman yang terserang kutu daun

5 c. Ramuan untuk Mengendalikan Ulat Daun : - 1 kg labu siam 1 kg gadung 1 liter air - Haluskan gadung dan labu siam dengan cara diparut atau diblender. - Campurkan parutan gadung dan labu siam sampai rata. - Rendam campuran dalam 1 liter air selama satu malam, lalu peras dan saring. Dosis Pemberian: Encerkan 500 ml larutan hasil saringan dengan 10 liter air. Aplikasikan di lahan seluas m 2. d. Wereng Ramuan 1 - Daun sirsak 1 genggam - Rimpang jeringau 1 genggam - Bawang putih 20 siung - Sabun colek 20 g - Air 20 liter Daun sirsak, rimpang jeringau, dan bawang putih ditumbuk sampai halus, lalu campurkan dengan sabun colek. Campuran tersebut direndam dalam 20 liter air selama dua hari. Setelah itu, larutan disaring dengan kain halus. Setiap 1 liter air saringan diencerkan dalam 15 liter air, lalu disemprotkan merata ke bagian bawah tanaman padi. Ramuan 2 bahan - Biji mimba 500 g - Alkohol 100 cc - Air 10 liter Biji mimba ditumbuk halus, diaduk dengan 100 cc alkohol, lalu diencerkan dalam 10 liter air. Selanjutnya, larutan tersebut diendapkan selama semalam. Keesokan harinya, larutan disaring dengan kain halus. Pengaplikasiannya dengan cara disemprotkan ke bagian bawah tanaman padi. Larutan pestisida ini tidak perlu diencerkan. Ramuan 3 - Paitan 2 3 batang - Air 10 liter - Garam dapur 200 g Seluruh bagian tanaman paitan direndam dalam air yang dimasukkan dalam ember atau baskom, lalu dibiarkan sampai membusuk (sekitar 2 minggu). Stetalh itu, air rendamannya diambil dan dibubuhi garam dapur. Untuk pengaplikasiannya, larutan ini tidak perlu diencerkan. Larutan disemprotkan merata ke bagian bawah tanaman padi e. Walang sangit, Penggerek batang, dan Ganjur Ramuan 1 - Daun mimba 1 kg - Daun mindi 1 kg - Sereh 2 batang - Bawang putih 10 siung - Bawang merah 10 siung - Jahe 1 jari jempol - Kunyit 1 jari jempol - Kencur 1 jari jempol alkohol 100 cc - Cuka 100 cc - Air cucian beras 1 liter Daun mimba, daun mindi, bawang putih, bawang merah, jahe, kencur, kunyit, dan sereh ditumbuk hingga halus. Hasil tumbukan bahan-bahan tersebut dimasukkan ke dalam air cucian beras yang sudah dicampur dengan alkohol dan cuka. Campuran tersebut dibiarkan selama 2 minggu. Setelah itu, airnya disaring. Setiap 0,25 liter cairan rendaman dicampur dengan 10 liter air, lalu disemprotkan ke tanaman padi. Ramuan 2 - Daun mimba 8 kg - Lengkuas 6 kg - Sereh 6 kg - Sabun colek 20 g - Air 20 liter Daun mimba, lengkuas, dan sereh ditumbuk hingga halus sambil dicampur sabun colek. Hasil tumbukan tersebut dimasukkan dalam 20 liter air, diaduk merata, dan dibiarkan selama 24 jam. Keesokkan harinya larutan tersebut dapat disaring. Setiap liter larutan diencerkan dalam tiga liter air, lalu disemprotkan ke tanaman padi. Ramuan 3 - Daun mimba 1 genggam - Daun mindi 1 genggam - Daun sirsak 1 genggam - Daun paitan 1 genggam - Daun tembakau 1 genggam - Cabai merah 1 genggam - Umbi gadung racun 1 kepal tangan - Garam dapur 150 g - Kapur 500 g - Pupuk kandang 4 kg - Air 50 liter Semua bahan direndam dan diaduk-aduk dalam air, lalu dibiarkan selama 2-4 minggu. Air rendaman itulah yang diambil sebagai pestisida. Setiap liter cairan rendaman dicampur dengan 9 liter air, lalu disemprotkan ke tanaman

6 f. Ramuan untuk hama tikus Memandulkan tikus - Umbi gadung kb 1 kg - Dedak padi 10 kg - Tepung ikan 100 g - Kemiri beberapa biji - Air secukupnya Umbi gadung dikupas dan dihaluskan bersama kemiri, lalu dicampur merata dengan dedak padi, tepung ikan, dan air hingga menjadi adonan dapat dipulung. Adonan tersebut dibuat pelet kering. Pelet disebarkan di pematang sawah, sarang, atau lubang tikus. Membunuh tikus Ramuan untuk membunuh tikus ini hampir sama dengan memandulkan tikus. Hanya saja umbi gadung KB diganti dengan umbi gadung racun. Takarannya sama dengan memandulkan tikus. Cara membuat Cara membuatnya sama dengan untuk memandulkan tikus. nya pun sama dengan untuk memandulkan tikus. g. Ramuan untuk memberantas penyakit padi Ramuan 1 - Daun tembakau 1 kg - Cabai rawit 1 kg - Bawang merah 1 kg - Kapur 100 g - Belerang 100 g - Air secukupnya Semua ramuan digiling menjdi satu hingga lembut, lalu ditambahkan air sebanyak 1/10 bagian bahan. Setelah itu, peras airnya agar mudah disaring. Dosis pengaplikasiannya adalah setiap 1 ml larutan pestisida dicampur dengan 250 ml air. Untuk satu tabung sprayer, dosisnya sebanyak 60 ml dan dicampur dengan 15 liter air. Larutan ini disemprotkan pada tanaman yang terserang penyakit. Ramuan 2 a. - Kunyit 1 genggam - Daun tembakau 1 genggam - Daun sirsak 1 genggam - Daun paitan 1 genggam - Daun mindi 1 genggam - Daun mimba 1 genggam - Kapur 100 g - Belerang 100 g - Air secukupnya Semua bahan kecuali kapur dan belerang dihaluskan dan dimasukkan dalam 50 liter air, lalu didiamkan selama empat minggu (ramuan A). Sementara kapur dan belerang ditumbuk halus dan direbus dalam 2 liter air, lalu disaring (ramuan B). Pengaplikasian ramuan fungisida ini menggunakan campuran kedua ramuan A dan B. Sebanyak 1 liter ramuan A, 2 liter ramuan B, dan 5 liter air dicampur merata, lalu disemprotkan ke tanaman. PESTISIDA HEWANI Pestisida hewani tidak sepopuler pestisida nabati, bagi para peternak sapi dapat memanfaatkan urin sapi nya untuk dibuat pestisida hewani khususnya untuk pengaplikasian hama penyakit padi. Cara Aplikasi Pengaplikasian urin sapi dapat dilakukan secara tunggal maupun secara majemuk yaitu dicampur dengan bahan ramuan pestisida nabati. Ramuan 1. Tunggal Pestisida ini diaplikasikan dalam bentuk tunggal. Sebelum di gunakan, urin sapi tersebut harus diendapkan terlebih dahulu dalam bak terbuka selama 2 minggu agar terkena sinar matahari. Setelah itu urin sapi diencerkan dengan 6 bagian air. Selanjutnya, larutan urin sapi ini dapat digunakan untuk pengendalian penyakit BERCAK COKLAT dan BLAST (penyakit pada tanaman padi gogo yang disebabkan oleh jamur Pyricularia oryzae, daun tampak berbecak seperti belah ketupat). Ramuan 2. Majemuk Pestisida hewani ini dibuat dengan bahan urin sapi yang dicampur dengan bahan ramuan pestisida nabati. : - Urin sapi 2 liter - Daun mimba 1 genggam - Daun tembakau 1 genggam - Kunyit 1 genggam - Air 12 liter nya: Daun mimba, daun tembakau dan kunyit dihaluskan kemudian ditambahkan dengan air 12 liter dan didiamkan selama 14 hari. Selanjutnya air rendaman ramuan disaring dan dicampur dengan 2 liter urin sapi. Sebelum digunakan urin sapi sudah diendapkan terlebih dahulu selama 14 hari. Cara pemakaiannya: Pengaplikasian ramuan pestisida ini dilakukan dengan cara disemprotkan ke tanaman padi yang terserang penyakit TUNGRO atau BERCAK COKLAT tanpa harus diencerkan lagi. PEMBUATAN PAKAN TERNAK ORGANIK -bahan: - Pupuk cair EM 1 liter - Molase 1 liter - Air 100 liter - Dedak halus 100 kg - Campuran rumput, jerami, dan limbah pertanian lainnya kg

7 Peralatan: - Tempat fermentasi, wadah tertutup - Gacok - Ember - Golok atau mesin cincang - Sprayer : - Larutkan pupuk cair EM, molase, ke dalam wadak yang berisi 100 l air. Aduk secara merata selama dua hari. - Cincang campuran pakan sebanyak kg yang berupa rumput, jerami, dan limbah pertanian sampai berukuran kira-kira 5-10 cm. Kemudian, layukan bahan bahan pakan tersebut untuk mengkurangi kadar air. - Taburkan dedak di atas campuran pakan dan adukaduk sampai merata. - Semprotkan cairan EM dengan sprayer ke campuran pakan sambil diaduk-aduk sampai kadar air pakan 30% (cirinya yaitu ketika pakan dikepal, air tidak menetes dan ketika kepalan dilepas bahan akan segera merekah). - Masukkan campuran bahan tersebut ke dalam wadah dan tutup rapat-rapat supaya udara tidak bisa masuk. - Biarkan selama 5 hari dan pakan siap diberikan untuk ternak sapi, kerbau, kuda, kambing, atau domba. Simpan pakan yang tersisa dalam wadah yang tertutup rapat. : Aplikasi pada sapi, kerbau, kuda sebanyak 5-10 kg/hari, sedangkan untuk kambing atau domba sebanyak 1-2 kg/hari. 1. Pakan dan Minimum Ternak dan Sanitasi Kandang Beberapa manfaat pemberian pupuk cair organik pada ternak antara lain sabagi berikut: - Menghilangkan bau kandang lingkungan sekitarnya. - Menyeimbangkan mikroorganisme di dalam sistem pencernaan ternak. - Meningkatkan nafsu makan ternak - Menekan jumlah bakteri yang merugikan dalam perut ternak. Berikut beberapa penggunaan pupuk cair organik untuk aplikasi pakan dan sanitasi. a. Air minum ternak Larutkan 1 cc pupuk organik cair per satu liter air dan berian setiap hari sebagai air minum ternak. Lakukan bergantian dengan pemberian vitamin untuk ternak. b. Campuran pakan ternak Larutkan i ml cairan pupuk organik cair untuk setiap 1 liter air. Kemudian semprotkan ke 10 kg pakan ternak. Berikan pakan setiap hari. c. Sanitasi kandang ternak Larutkan molase, pupuk organik cair, dan air dengan perbandinagn 1 : 1 : 100. kemudian semprotkan larutan ini ke bagian kandang dan badan ternak setiap 3 hari sekali Bidang Perikanan dan Tambak Manfaat - Memfermentasikan sisa pakan dan kotoran ikan atau udang menjai senyawa yang bermanfaat. - Meningkatkan daya tahan tubuh udang atau ikan. - Menguraikan senyawa yang berbahaya menjadi senyawa yang aman bagi ikan atau udang. - Memperbaiki mutu air kolam. - Menekan jumlah mikroba yang merugikan. - Mempercepat pertumbuhan plankton sebagai sumber makan ikan. - Menekan serangan hama dan penyakit. Cara penggunaan - Sebelum kolam diairi, berikan bokhasi sebanyak 2 ton/ha. - Siram atau semprotkan pupuk cair organik ke atas bokashi sebanyak 5 liter per hektar dan biarkan selama 1 minggu. Setelah itu, airi kolam. Pada masa pertumbuhan, berikan 5 liter pupuk cair untuk tiap hektar. Interval pemberian pupuk cair dilakukan satu minggu sekali. DAFTAR PUSTAKA Andoko, Agus Budidaya Padi Secara Organik. Cetakan ke-5, Jakarta: Penebar Swadaya Purwendro, S. dan Nurhidayat Mengolah Sampah untuk Pupuk dan Pestisida Organik, Jakarta: Penebar Swadaya. Soenandar, M. Aeni, M.N. dan Raharjo, A Petunjuk Praktis Membuat Pestisida Organik, Jakarta: AgroMedia Pustaka. Sudarmo, S Cara Praktis Pembuatan Pestisida Nabati Aman dan Ramah Lingkungan dengan Teknik Pengujian Sederhana. Yogyakarta: Kanisius. 25

Pestisida Nabati dan Aplikasinya. Oleh: YULFINA HAYATI

Pestisida Nabati dan Aplikasinya. Oleh: YULFINA HAYATI Pestisida Nabati dan Aplikasinya Oleh: YULFINA HAYATI PENDAHULUAN Prospek pengembangan pestisida nabati masih sangat menjanjikan, banyak hal yang bisa dihematdengan menggantikan pestisida sintesis dengan

Lebih terperinci

VI. PEMBUATAN PESTISIDA NABATI. Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP

VI. PEMBUATAN PESTISIDA NABATI. Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP PEMBUATAN PESTISIDA NABATI VI. PEMBUATAN PESTISIDA NABATI Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP MODUL-06 Department of Dryland Agriculture Management, Kupang State Agriculture Polytechnic

Lebih terperinci

PEMBUATAN PESTISIDA NABATI DAUN PEPAYA UNTUK PENGEDALIAN ULAT DAN SERANGGA PENGHISAP TANAMAN Oleh Robinson Putra, SP

PEMBUATAN PESTISIDA NABATI DAUN PEPAYA UNTUK PENGEDALIAN ULAT DAN SERANGGA PENGHISAP TANAMAN Oleh Robinson Putra, SP PEMBUATAN PESTISIDA NABATI DAUN PEPAYA UNTUK PENGEDALIAN ULAT DAN SERANGGA PENGHISAP TANAMAN Oleh Robinson Putra, SP Pendahuluan Indonesia terkenal kaya akan keanekaragaman hayati, termasuk jenis tumbuhan

Lebih terperinci

Pembuatan Pestisida Nabati

Pembuatan Pestisida Nabati Pestisida Nabati Pembuatan Pestisida Nabati Pestisida yg bahan dasarnya dari tumbuhan Bukan utk meninggalkan pestisida buatan melainkan sbg alternatif menghindarkan ketergantungan & meminimalisir pestisida

Lebih terperinci

PESTISIDA ALAMI MENDUKUNG BUDIDAYA STROBERI ORGANIK

PESTISIDA ALAMI MENDUKUNG BUDIDAYA STROBERI ORGANIK PESTISIDA ALAMI MENDUKUNG BUDIDAYA STROBERI ORGANIK BUBUR CALIFORNIA Sasaran : jamur (fungi), Tungau (Mite) 1 kg bubuk belerang 2 kg batu kapur bangunan aktif (gamping) 250 g detergen (Sabun colek) 10

Lebih terperinci

PENGENDALIAN HAMA PADA TANAMAN PADI YANG RAMAH LINGKUNGAN

PENGENDALIAN HAMA PADA TANAMAN PADI YANG RAMAH LINGKUNGAN PENGENDALIAN HAMA PADA TANAMAN PADI YANG RAMAH LINGKUNGAN Dalam pengembangan produksi pangan khususnya padi, petani dihadapkan kepada beberapa kendala baik yang bersifat fisik, sosio-ekonomi maupun kendala

Lebih terperinci

Mengenal Tanaman Bahan Pestisida Nabati. Pestisida alami adalah suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari alam,

Mengenal Tanaman Bahan Pestisida Nabati. Pestisida alami adalah suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari alam, Mengenal Tanaman Bahan Pestisida Nabati Oleh : Dandan Hendayana, SP (PPL Kec. Cijati Cianjur) Pestisida alami adalah suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari alam, misalnya tumbuhan. Jenis pestisida

Lebih terperinci

tersebut adalah EM4 yang siap digunakan dan dapat bertahan hingga 6 bulan. Ampas dari hasil penyaringan larutan bisa digunakan sebagai pupuk kompos.

tersebut adalah EM4 yang siap digunakan dan dapat bertahan hingga 6 bulan. Ampas dari hasil penyaringan larutan bisa digunakan sebagai pupuk kompos. CARA-CARA PEMBUATAN EM4 OLEH SLAMET RIADI BP3K DOKO Sebagai starter mikroorganisme pada proses dekomposer EM4 menjadi begitu penting dalam dunia pertanian organik. Jika kita harus membeli EM4 tersebut

Lebih terperinci

PANDUAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PERTANIAN ORGANIK FEBR JUNI 2013 (Senin 08 10) Tim Mata Kuliah TPO

PANDUAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PERTANIAN ORGANIK FEBR JUNI 2013 (Senin 08 10) Tim Mata Kuliah TPO 1 PANDUAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PERTANIAN ORGANIK FEBR JUNI 2013 (Senin 08 10) Tim Mata Kuliah TPO Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung 2013 2 A. PEMUPUKAN HAYATI PADA SAYUR KANGKUNG

Lebih terperinci

PESTISIDA NABATI, MUDAH, MURAH, DAN RAMAH LINGKUNGAN UNTUK MENGENDALIKAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN HORTIKULTURA. Oleh Ir. Pasetriyani, MP.

PESTISIDA NABATI, MUDAH, MURAH, DAN RAMAH LINGKUNGAN UNTUK MENGENDALIKAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN HORTIKULTURA. Oleh Ir. Pasetriyani, MP. PESTISIDA NABATI, MUDAH, MURAH, DAN RAMAH LINGKUNGAN UNTUK MENGENDALIKAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN HORTIKULTURA Oleh Ir. Pasetriyani, MP. I. PENDAHULUAN Penggunaan pestisida kimia dilingkungan pertanian

Lebih terperinci

Daun dan Biji Sirsak: Pestisida Alami Untuk Mengendalikan Wereng

Daun dan Biji Sirsak: Pestisida Alami Untuk Mengendalikan Wereng Daun dan Biji Sirsak: Pestisida Alami Untuk Mengendalikan Wereng BOGOR. Serangan hama wereng pada tanaman padi akhir-akhir ini semakin meningkat. Di beberapa wilayah di Jawa seperti Banyumas, Probolinggo

Lebih terperinci

Budidaya Tumbuhan Obat. Ilmu Bahan Alam Pertemuan 2 Indah Solihah

Budidaya Tumbuhan Obat. Ilmu Bahan Alam Pertemuan 2 Indah Solihah Budidaya Tumbuhan Obat Ilmu Bahan Alam Pertemuan 2 Indah Solihah Definisi Budidaya tumbuhan obat adalah suatu cara untuk optimalisasi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan yang digunakan sebagai bahan

Lebih terperinci

Kearifan Lokal Pengendalian Hama Penyakit melalui Pestisida Nabati

Kearifan Lokal Pengendalian Hama Penyakit melalui Pestisida Nabati Kearifan Lokal Pengendalian Hama Penyakit melalui Pestisida Nabati Oleh : Endi Putra, SP BPTP Jambi Tidak bisa dipungkiri masih begitu banyak petani kita yang tidak tahu atau belum memahami betapa bahaya

Lebih terperinci

BOKASHI (BAHAN ORGANIK KAYA AKAN SUMBER HAYATI)

BOKASHI (BAHAN ORGANIK KAYA AKAN SUMBER HAYATI) 1 BOKASHI (BAHAN ORGANIK KAYA AKAN SUMBER HAYATI) Bokashi adalah pupuk kompos yang dihasilkan dari proses fermentasi atau peragian bahan organik dengan teknologi EM4 (Effective Microorganisms 4). Keunggulan

Lebih terperinci

KELOMPOK TANI DEWI SRI

KELOMPOK TANI DEWI SRI KELOMPOK TANI DEWI SRI (Kelompok pengembang mandiri) DESA : Muktisari, kec. Gandrungmangu 1. Pembuatan PGPR Bakteri ini bisa diperoleh dari tanaman tertentu seperti akar bambu, akar rumput gajah, akar

Lebih terperinci

Insektisida sintetik dianggap sebagai cara yang paling praktis untuk

Insektisida sintetik dianggap sebagai cara yang paling praktis untuk AgroinovasI FLORA RAWA PENGENDALI HAMA SERANGGA RAMAH LINGKUNGAN Insektisida sintetik dianggap sebagai cara yang paling praktis untuk mengendalikan hama serangga karena hasilnya cepat terlihat dan mudah

Lebih terperinci

IbM KELOMPOK GERAKAN PEREMPUAN OPTIMALISASI PEKARANGAN. Musdalifah, Jamila dan Suriani Universitas Islam Makassar

IbM KELOMPOK GERAKAN PEREMPUAN OPTIMALISASI PEKARANGAN. Musdalifah, Jamila dan Suriani Universitas Islam Makassar IbM KELOMPOK GERAKAN PEREMPUAN OPTIMALISASI PEKARANGAN Musdalifah, Jamila dan Suriani Universitas Islam Makassar Email : musdalifah83@gmail.com Ringkasan eksekitif Program ini bertujuan untuk memberikan

Lebih terperinci

Pengolahan Tanah Dosis Waktu Aplikasi Sebelum diolah beri pupuk organik dari limbah panen / limbah ternak ataupun sampah kota yang diolah dengan

Pengolahan Tanah Dosis Waktu Aplikasi Sebelum diolah beri pupuk organik dari limbah panen / limbah ternak ataupun sampah kota yang diolah dengan 1 Menggemburkan dan menyehatkan tanah 2 Meningkatkan aktivitas mikroorganisme yang positif di dalam tanah 3 Menyehatkan benih dan bibit tanaman Daun, bunga & buah tidak mudah rontok 4 Menekan hama & penyakit

Lebih terperinci

Pemanfaatan Pekarangan untuk Budidaya Sayuran

Pemanfaatan Pekarangan untuk Budidaya Sayuran Pemanfaatan Pekarangan untuk Budidaya Sayuran Pekarangan adalah areal tanah yang biasanya berdekatan dengan sebuah bangunan. Jika bangunan tersebut rumah maka disebut pekarangan rumah. Pekarangan dapat

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PESTISIDA NABATI

PENGGUNAAN PESTISIDA NABATI PENGGUNAAN PESTISIDA NABATI PENDAHULUAN Rimpang adalah pada dasarnya tanaman jamu (obat alami) yang bisa bermanfaat bagi kesehatan manusia maupun hewan peliharaan seperti sapi, kambing, kerbau dan lain

Lebih terperinci

TEKNIK PEMBUATAN pupuk BOKASHI

TEKNIK PEMBUATAN pupuk BOKASHI TEKNIK PEMBUATAN pupuk BOKASHI TEKNIK PEMBUATAN pupuk BOKASHI Teknik Pembuatan Pupuk Bokashi @ 2012 Penyusun: Ujang S. Irawan, Senior Staff Operation Wallacea Trust (OWT) Editor: Fransiskus Harum, Consultant

Lebih terperinci

MIMBA SEBAGAI PESTISIDA NABATI Tanaman Mimba

MIMBA SEBAGAI PESTISIDA NABATI Tanaman Mimba MIMBA SEBAGAI PESTISIDA NABATI Tanaman Mimba (Azadirachta indica I.) Tanaman Mimba merupakan tanaman asli asia Afrika. Di Indonesia banyak dijumpai di Jawa dan Bali utamanya di daerah jawa Timur. Klasifikasi

Lebih terperinci

PEMBUATAN BIOEKSTRAK DARI SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN UNTUK MEMPERCEPAT PENGHANCURAN SAMPAH DAUN

PEMBUATAN BIOEKSTRAK DARI SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN UNTUK MEMPERCEPAT PENGHANCURAN SAMPAH DAUN PEMBUATAN BIOEKSTRAK DARI SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN UNTUK MEMPERCEPAT PENGHANCURAN SAMPAH DAUN Oleh: Siti Marwati Jurusan Penidikan Kimia FMIPA UNY siti_marwati@uny.ac.id Pendahuluan Disadari atau tidak,

Lebih terperinci

KECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN

KECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN KECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang sangat

Lebih terperinci

TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135

TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135 TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135 PUPUK ORGANIK POWDER 135 adalah Pupuk untuk segala jenis tanaman yang dibuat dari bahan

Lebih terperinci

Pupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super TUGAMA)

Pupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super TUGAMA) Penggunaan pupuk kimia atau bahan kimia pada tanaman, tanpa kita sadari dapat menimbulkan berbagai macam penyakit seperti terlihat pada gambar di atas. Oleh karena itu beralihlah ke penggunaan pupuk organik

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Biologi Sitophilus oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae)

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Biologi Sitophilus oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae) TINJAUAN PUSTAKA 1. Biologi Sitophilus oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae) Gambar 1: Telur, larva, pupa dan imago S. oryzae S. oryzae ditemukan diberbagai negara di seluruh dunia terutama beriklim panas.

Lebih terperinci

Budidaya Tanaman Organik secara Vertikultur

Budidaya Tanaman Organik secara Vertikultur No.: 03/Brosur/BPTP Jakarta/2009 BUDIDAYA TANAMAN ORGANIK SECARA VERTIKULTUR BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAKARTA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN DEPARTEMEN PERTANIAN 2009 ISBN : 978-979-3628-16-5

Lebih terperinci

BEBERAPA PESTISIDA NABATI YANG DAPAT DIGUNAKAN UNTUK MENGENDALIKAN ULAT GRAYAK (Spodoptera litura) PADA TANAMAN TEMBAKAU

BEBERAPA PESTISIDA NABATI YANG DAPAT DIGUNAKAN UNTUK MENGENDALIKAN ULAT GRAYAK (Spodoptera litura) PADA TANAMAN TEMBAKAU BEBERAPA PESTISIDA NABATI YANG DAPAT DIGUNAKAN UNTUK MENGENDALIKAN ULAT GRAYAK (Spodoptera litura) PADA TANAMAN TEMBAKAU Oleh : Umiati,SP dan Nuryanti, SP A. PENDAHULUAN Tanaman tembakau merupakan salah

Lebih terperinci

PANDUAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PERTANIAN ORGANIK FEBR JUNI 2012 (Kamis 10 12) Darwin Pangaribuan PJ Mata Kuliah TPO

PANDUAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PERTANIAN ORGANIK FEBR JUNI 2012 (Kamis 10 12) Darwin Pangaribuan PJ Mata Kuliah TPO 1 PANDUAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PERTANIAN ORGANIK FEBR JUNI 2012 (Kamis 10 12) Darwin Pangaribuan PJ Mata Kuliah TPO Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung 2012 2 PEMUPUKAN HAYATI

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di GreenHouse dan di Laboratoriums Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di GreenHouse dan di Laboratoriums Penelitian III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di GreenHouse dan di Laboratoriums Penelitian Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Pengamatan pertumbuhan

Lebih terperinci

Pembuatan Pupuk Organik. Samijan BPTP Jawa Tengah

Pembuatan Pupuk Organik. Samijan BPTP Jawa Tengah Pembuatan Pupuk Organik Samijan BPTP Jawa Tengah Peranan Pentingnya Pupuk Organik Meningkatkan dan memperbaiki kesuburan fisik, kimia dan biologis tanah Mengurangi pencemaran lingkungan Dapat digunakan

Lebih terperinci

tips: Menyimpan Tahu Segar

tips: Menyimpan Tahu Segar Tip's Memasak Tip's Memasak tips: Kaldu Udang Mendapatkan kaldu udang yang gurih, sangrai atau panggang kulit, dan kepala udang hingga kering dan harum. Angkat lalu rebus dengan air secukupnya di atas

Lebih terperinci

tips: Menyimpan Tahu Segar

tips: Menyimpan Tahu Segar Tip's Memasak Tip's Memasak tips: Kaldu Udang Mendapatkan kaldu udang yang gurih, sangrai atau panggang kulit, dan kepala udang hingga kering dan harum. Angkat lalu rebus dengan air secukupnya di atas

Lebih terperinci

Kecap Asin/Manis CARA MEMBUAT:

Kecap Asin/Manis CARA MEMBUAT: Kecap Asin/Manis BAHAN: 1 kg kedelai putih atau hitam 3 gr ragi tempe 3 lbr daun salam 2 btg serai 3 Daun jeruk 1 lembar 4 cm lengkuas 1 sdt pokak 6 kg gula merah 1 ½ lt air untuk melarutkan gula merah

Lebih terperinci

Bahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g.

Bahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g. SOSIS IKAN Sosis adalah salah satu produk olahan dari bahan hewani. Secara umum sosis diartikan sebagai makanan yang dibuat dari daging yang telah dicincang, dihaluskan, dan diberi bumbubumbu, dimasukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah penggunaan pupuk pada dasarnya merupakan bagian daripada sejarah pertanian. Penggunaan pupuk diperkirakan sudah dimulai sejak permulaan manusia mengenal bercocok

Lebih terperinci

Inovasi Terkini Budidaya Sayuran di Pekarangan

Inovasi Terkini Budidaya Sayuran di Pekarangan Inovasi Terkini Budidaya Sayuran di Pekarangan Pekarangan adalah areal tanah yang biasanya berdekatan dengan sebuah bangunan. Jika bangunan tersebut rumah, maka disebut pekarangan rumah. Pekarangan dapat

Lebih terperinci

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di III. TATA LAKSANA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di laboratorium fakultas pertanian UMY. Pengamatan pertumbuhan tanaman bawang merah dan

Lebih terperinci

Sekilas tentang IGTF... 2 Program Kerja... 3 Profil Desa... 4 Pembuatan Lecanicillium...7 Penanaman Refugia... 8 Pembuatan Verticulture...

Sekilas tentang IGTF... 2 Program Kerja... 3 Profil Desa... 4 Pembuatan Lecanicillium...7 Penanaman Refugia... 8 Pembuatan Verticulture... Sekilas tentang IGTF... 2 Program Kerja... 3 Profil Desa... 4 Pembuatan Lecanicillium...7 Penanaman Refugia... 8 Pembuatan Verticulture... 9 Konsep Agrowisata... 10 Galeri Teman Petani... 11 Pakan Kambing

Lebih terperinci

III.TATA CARA PENELITIAN

III.TATA CARA PENELITIAN III.TATA CARA PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November 2015 sampai bulan Maret 2016 di Green House dan Lahan Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15 Juni 2015.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15 Juni 2015. 21 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15 Juni 2015. Tempat yang digunakan yaitu di tempat peneliti di desa Pacing, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Tempat : Penelitian ini dilaksanakan di Green House Kebun. Biologi FMIPA UNY.

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Tempat : Penelitian ini dilaksanakan di Green House Kebun. Biologi FMIPA UNY. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Tempat : Penelitian ini dilaksanakan di Green House Kebun Biologi FMIPA UNY. 2. Waktu : Penelitian ini berlangsung selama ± 2 bulan dari bulan

Lebih terperinci

CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN

CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN 1. Serealia ) Pengolahan jagung : a. Pembuatan tepung jagung (tradisional) Bahan/alat : - Jagung pipilan - Alat penggiling - Ember penampung

Lebih terperinci

BAHAN-BAHAN NABATI YANG DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI PENGENDALI ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN

BAHAN-BAHAN NABATI YANG DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI PENGENDALI ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN 1 BAHAN-BAHAN NABATI YANG DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI PENGENDALI ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN A. PENDAHULUAN Dalam usaha pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT), pemerintah telah menetapkan kebijaksanaan

Lebih terperinci

Masakan Pedas Penambah Nafsu Makan

Masakan Pedas Penambah Nafsu Makan Tuesday, 22 September 2009 21:29 Masakan Pedas Penambah Nafsu Makan Ingin nafsu makan Anda bertambah? Coba menjajal menu masakan dengan rasa yang pedas, karena rasa pedas dipercayai bisa menambah nafsu

Lebih terperinci

Lezat & Praktis Tahu Pedas Manis Kontributor: Odilia Winneke; Foto: dok.g-shot

Lezat & Praktis Tahu Pedas Manis Kontributor: Odilia Winneke; Foto: dok.g-shot Tahu Tumis Tausi 2 buah tahu putih yang bagus mutunya 1 sdm minyak sayur, cincang 25 g bawang Bombay, cincang 100 g udang kupas ukuran sedang 1 sdm saus tiram 1 sdm kecap asin 1 sdm tausi ½ sdt garam 75

Lebih terperinci

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi)

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Pengolahan Tanah Sebagai persiapan, lahan diolah seperti kebiasaan kita dalam mengolah tanah sebelum tanam, dengan urutan sebagai berikut.

Lebih terperinci

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA KEDELAI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PEMBUATAN PUPUK ORGANIK BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 Sesi : PEMBUATAN PUPUK ORGANIK

Lebih terperinci

OLEH: YULFINA HAYATI

OLEH: YULFINA HAYATI PENGOLAHAN HASIL KEDELAI (Glycine max) OLEH: YULFINA HAYATI PENDAHULUAN Dalam usaha budidaya tanaman pangan dan tanaman perdagangan, kegiatan penanganan dan pengelolaan tanaman sangat penting diperhatikan

Lebih terperinci

Pengaruh Waktu Fermentasi Terhadap Pemanfaatan Limbah Dari Hasil Perternakan Kambing Sebagai Pestisida Cair

Pengaruh Waktu Fermentasi Terhadap Pemanfaatan Limbah Dari Hasil Perternakan Kambing Sebagai Pestisida Cair TBP 03 Pengaruh Waktu Fermentasi Terhadap Pemanfaatan Limbah Dari Hasil Perternakan Kambing Sebagai Pestisida Cair Eddy Kurniawan 1, Abdul Rahman 2, Ita Nuraini BR Ginting 1, Nurul Aina 1 1 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PEMBUATAN TELUR ASIN RASA BAWANG SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN NILAI JUAL TELUR BEBEK Oleh : Dr. Das Salirawati, M.Si

PEMBUATAN TELUR ASIN RASA BAWANG SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN NILAI JUAL TELUR BEBEK Oleh : Dr. Das Salirawati, M.Si PEMBUATAN TELUR ASIN RASA BAWANG SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN NILAI JUAL TELUR BEBEK Oleh : Dr. Das Salirawati, M.Si Pendahuluan Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) khususnya IPA yang makin

Lebih terperinci

b. Dapat memperbaiki struktur tanah, menyebabkan tanah menjadi ringan untuk diolah dan mudah ditembus akar.

b. Dapat memperbaiki struktur tanah, menyebabkan tanah menjadi ringan untuk diolah dan mudah ditembus akar. Pupuk organik secara umum didefinisikan sebagai pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan atau manusia berbentuk padat atau cair yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah lalat bibit (Atherigona sp.), penggerek batang (Ostrinia furnacalis),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah lalat bibit (Atherigona sp.), penggerek batang (Ostrinia furnacalis), BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Hama utama tanaman jagung. Hama jagung menyerang seluruh fase pertumbuhan tanaman jagung, baik vegetatif maupun generatif. Hama yang biasa ditemukan pada tanaman jagung adalah

Lebih terperinci

Serba Pepes dan Botok

Serba Pepes dan Botok Serba Pepes dan Botok Resep Botok Ares Botok Ares adalah jenis masakan kukus dibungkus daun berbentuk tum dengan bahan utamanya ares, yakni bagian dalam dari batang pohon pisang. Untuk rasanya, silakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember 2016, tempat pelaksanaan penelitian dilakukan di lahan pertanian Universitas Muhamadiyah

Lebih terperinci

Kumpulan Resep Sup ( Baru )

Kumpulan Resep Sup ( Baru ) SUP PASTA BENING BAHAN : Kaldu ikan 250 gram ikan kakap 1 buah bawang Bombay potong-potong 1 batang daun bawang iris 1 batang seledri iris 5 biji merica butiran 1 liter air Isi : 12 udang ukuran sedang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran penting dibanding dengan jenis sayuran lainnya. Cabai tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Proses Seleksi Benih dengan Air Garam. Tujuan Perlakuan

Lampiran 1. Proses Seleksi Benih dengan Air Garam. Tujuan Perlakuan LAMPIRAN 108 Lampiran 1. Proses Seleksi Benih dengan Air Garam Tujuan Perlakuan Tujuan dari perlakuan ini adalah untuk memperoleh benih yang bernas dan memisahkan dari benih hampa serta kototran benih.

Lebih terperinci

Tanaman Obat Keluarga TOGA

Tanaman Obat Keluarga TOGA Surabaya Januari 10, 2015 Tanaman Obat Keluarga TOGA Djoko Agus Purwanto FAKULTAS FARMASI Universitas Airlangga Apa itu TOGA? TOGA atau Tanaman Obat Keluarga adalah tanaman hasil budidaya yang dikenal

Lebih terperinci

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan tepat untuk mengurangi terbawanya bahan atau tanah

Lebih terperinci

Cara Penggunaan Pupuk Organik Powder 135 untuk tanaman padi

Cara Penggunaan Pupuk Organik Powder 135 untuk tanaman padi Cara Penggunaan Pupuk Organik Powder 135 untuk tanaman padi 4 tahap penggunaan Pupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super Tugama) 1. Persiapan Benih 2. Pengolahan tanah atau lahan tanaman 3. Pemupukan 4.

Lebih terperinci

BIOPESTISIDA PENGENDALI HELOPELTIS SPP. PADA TANAMAN KAKAO OLEH : HENDRI YANDRI, SP (WIDYAISWARA PERTAMA)

BIOPESTISIDA PENGENDALI HELOPELTIS SPP. PADA TANAMAN KAKAO OLEH : HENDRI YANDRI, SP (WIDYAISWARA PERTAMA) BIOPESTISIDA PENGENDALI HELOPELTIS SPP. PADA TANAMAN KAKAO OLEH : HENDRI YANDRI, SP (WIDYAISWARA PERTAMA) I. PENDAHULUAN Diantara penyebab rendahnya produktivitas kakao di Indonesia adalah serangan organisme

Lebih terperinci

ANEKA RESEP OBAT TRADISIONAL ASLI INDONESIA

ANEKA RESEP OBAT TRADISIONAL ASLI INDONESIA ANEKA RESEP OBAT TRADISIONAL ASLI INDONESIA UNTUK PENYAKIT SEHARI-HARI * Penurun panas, batuk, dan pilek Parut bawang merah, tambahkan minyak telon, lalu balurkan pada punggung sampai bagian pantat sambil

Lebih terperinci

Produk original : PT. AMBAGIRI NUSANTARA

Produk original : PT. AMBAGIRI NUSANTARA - Memperbaiki struktur tanah dan PH tanah - Mempercepat proses penguraian/decomposisi bahan-bahan organik di tanah untuk menghasilkan unsur hara yang siap diserap oleh akar - Mengefektifkan penguraian

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

PENGOLAHAN UMBI GANYONG

PENGOLAHAN UMBI GANYONG PENGOLAHAN UMBI GANYONG Ir. Sutrisno Koswara, MSi Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center LPPM IPB 2013 DISCLAIMER This presentation is made possible by the generous support of the American

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai dengan Januari

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai dengan Januari III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai dengan Januari 2012 di Jalan Palapa VI, Bandar Lampung. 3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan

Lebih terperinci

PEMBUATAN BIOPLUS DARI ISI RUMEN Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si

PEMBUATAN BIOPLUS DARI ISI RUMEN Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si PEMBUATAN BIOPLUS DARI ISI RUMEN Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isi rumen merupakan limbah rumah potong hewan ruminansia (sapi, kerbau, kambing dan domba) yang masih belum optimal

Lebih terperinci

Cara Menanam Cabe di Polybag

Cara Menanam Cabe di Polybag Cabe merupakan buah dan tumbuhan berasal dari anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Jalan H.R. Soebrantas No.

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELmAN. asam sitrat, FeCI^, NajCOj, KSCN, KI, EM-4 produksi PT. Songgolangit, benih sawi

METODOLOGI PENELmAN. asam sitrat, FeCI^, NajCOj, KSCN, KI, EM-4 produksi PT. Songgolangit, benih sawi BABm METODOLOGI PENELmAN 3.1. AlatdanBahan Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah Spektronik Genesis II (Milton Roy Company, USA nomor katalog 4001/4), Sentrifiiga SED 5 (United Kingdom), handtractor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan. Tumbuhan yang digunakan meliputi untuk bahan pangan,

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan. Tumbuhan yang digunakan meliputi untuk bahan pangan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan flora dan fauna. Kekayaan sumber daya alam hayati itu baru sebagian yang sudah dimanfaatkan. Tumbuhan yang digunakan meliputi

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA DKI Jakarta merupakan wilayah terpadat penduduknya di Indonesia dengan kepadatan penduduk mencapai 13,7 ribu/km2 pada tahun

Lebih terperinci

RESEP KUE TALAM BESERTA TIPS dan VARIASINYA

RESEP KUE TALAM BESERTA TIPS dan VARIASINYA RESEP KUE TALAM BESERTA TIPS dan VARIASINYA Kue talam memang biasanya diolah dari bahan ubi. Namun sebenarnya tidak harus seperti itu. Banyak sekali bahan yang bisa dimanfaatkan untuk membuat kue talam

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Kabupaten Karo, Desa Kuta Gadung dengan ketinggian tempat m diatas

BAHAN DAN METODE. Kabupaten Karo, Desa Kuta Gadung dengan ketinggian tempat m diatas BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kabupaten Karo, Desa Kuta Gadung dengan ketinggian tempat 1.250 m diatas permukaan laut.

Lebih terperinci

Feri Hartini 1 dan Yahdi 2 1 Jurusan Tadris IPA Biologi FITK IAIN Mataram 2 Dosen Jurusan Tadris IPA Biologi FITK IAIN Mataram.

Feri Hartini 1 dan Yahdi 2 1 Jurusan Tadris IPA Biologi FITK IAIN Mataram 2 Dosen Jurusan Tadris IPA Biologi FITK IAIN Mataram. POTENSI EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricata, L.) SEBAGAI INSEKTISIDA KUTU DAUN PERSIK (Myzus persicae, Sulz) PADA DAUN TANAMAN CABAI RAWIT (Capsicum frutescens) Feri Hartini 1 dan Yahdi 2 1 Jurusan Tadris

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Di seluruh dunia, produksi kentang sebanding dengan produksi gandum,

PENDAHULUAN. Di seluruh dunia, produksi kentang sebanding dengan produksi gandum, PENDAHULUAN Latar Belakang Di seluruh dunia, produksi kentang sebanding dengan produksi gandum, jagung, dan beras. Di banyak negara, kentang berfungsi sebagai makanan pokok karena gizi yang sangat baik

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 yang bertempat di Greenhouse Fakultas Pertanian dan Laboratorium Penelitian,

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian dan Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium dan rumah

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium dan rumah III. TATA CARA PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium dan rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Februari

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung

Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung Oleh Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP. A. Latar Belakang Budidaya jamur merang di dalam kumbung merupakan teknik budidaya jamur yang dilakukan secara modern dengan

Lebih terperinci

PENGARUH TEPUNG DAUN CENGKEH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TOMAT ORGANIK

PENGARUH TEPUNG DAUN CENGKEH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TOMAT ORGANIK PENGARUH TEPUNG DAUN CENGKEH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TOMAT ORGANIK (Effect of Cloves (Syzygium aromaticum) Leaves Powder on The Growth and Yield of Organik Tomatoes (Solanum lycopersicum )) Evita

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MAGELANG JURUSAN PENYULUHAN PETERNAKAN 2013

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MAGELANG JURUSAN PENYULUHAN PETERNAKAN 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MAGELANG JURUSAN PENYULUHAN PETERNAKAN 2013 Dari bermacam-macam limbah pertanian yang mempunyai

Lebih terperinci

Teori bertani alami: Yang harus di bangun terlebih dahulu adalah memperbaiki tanah

Teori bertani alami: Yang harus di bangun terlebih dahulu adalah memperbaiki tanah Teori bertani alami: Yang harus di bangun terlebih dahulu adalah memperbaiki tanah Air laut di siramkan ke tanah atau lahan yang akan di garaf Hanya membabat rumput tidak menggunakan pestisida(racun rumput).

Lebih terperinci

HeHeader

HeHeader SOTO PEKALONGAN 750 gram daging sandung lamur 3 cm jahe, memarkan 3 batang serai, memarkan 3 lembar daun jeruk 3 sdm taoco manis 2 sdm kecap manis 1,5 liter air 6 cabai merah besar 8 bawang merah 6 siung

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB

Teknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB Teknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB 1/7 Pepaya merupakan tanaman buah-buahan yang dapat tumbuh di berbagai belahan dunia dan merupakan kelompok tanaman hortikultura

Lebih terperinci

TUMIS DAGING sayuran. Kembang Tahu CAH SAYURAN

TUMIS DAGING sayuran. Kembang Tahu CAH SAYURAN TUMIS DAGING sayuran Bahan: 250 gr daging sapi has dalam, iris melintang tipis 4 buah sosis sapi, iris 1 cm 200 gr bak coy, lepaskan dari bonggolnya 100 gr wortel, kupas, iris tipis 100 gr kapri, siangi

Lebih terperinci

MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN Manisan biasanya dibuat dari buah. Produk ini merupakan bahan setengah kering dengan kadar air sekitar 30 %, dan kadar gula tinggi (>60%). Kondisi ini memungkinkan manisan

Lebih terperinci

CARA MEMBUAT: -Potong ayam menjadi 2 bagian atau belah membujur dadanya dan tekan hingga terbuka lebar. -Lumuri bumbu halus hingga rata

CARA MEMBUAT: -Potong ayam menjadi 2 bagian atau belah membujur dadanya dan tekan hingga terbuka lebar. -Lumuri bumbu halus hingga rata (Resep 1).. Serba Ayam Ayam Tulang Lunak 1 ekor ayam 50 g gula Jawa, sisir halus 1 sdm air asam Jawa kental 2,5 liter air kelapa 5 lembar daun salam 4 cm lengkuas, memarkan minyak goreng Bumbu, haluskan:

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. pertumbuhan tanaman cabai merah telah dilakukan di kebun percobaan Fakultas. B.

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. pertumbuhan tanaman cabai merah telah dilakukan di kebun percobaan Fakultas. B. III. TATA CARA PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan milik Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan di laboratorium. Pengamatan pertumbuhan

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Laboratorium Farmasetika Program

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Laboratorium Farmasetika Program I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Proteksi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Laboratorium Farmasetika Program Studi

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian 19 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian Universitas Lampung yang dimulai pada bulan November 2014 sampai April

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Rajabasa dari bulan Januari 2011 sampai dengan Juni Permata yang diproduksi PT East West Seed Indonesia, gula aren, dedak

III. BAHAN DAN METODE. Rajabasa dari bulan Januari 2011 sampai dengan Juni Permata yang diproduksi PT East West Seed Indonesia, gula aren, dedak III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Sukamarga Rajabasa Induk Kecamatan Rajabasa dari bulan Januari 2011 sampai dengan Juni 2011. 3.2. Bahan dan Alat

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGGUNAAN NUTRISI SAPUTRA

PETUNJUK PENGGUNAAN NUTRISI SAPUTRA PETUNJUK PENGGUNAAN NUTRISI SAPUTRA PT SAPUTRA GLOBAL HARVEST 2014 DAFTAR ISI Halaman TANAMAN PANGAN... 3 1. Padi... 4 2. Jagung... 7 3. Kedelai... 9 TANAMAN SAYURAN... 12 1. Cabe... 13 2. Kentang...

Lebih terperinci

PENGOLAHAN SAMPAH SUNARYO HADI WARSITO

PENGOLAHAN SAMPAH SUNARYO HADI WARSITO PENGOLAHAN SAMPAH SUNARYO HADI WARSITO Sampah pemisahan : Sampah organik kompos / pupuk Sampah anorganik Tanamkan diri untuk membuang sampah pada tempatnya, sesuai jenisnya!!! Membuat Kompos dari Sampah

Lebih terperinci

CARA MEMBUAT KOMPOS OLEH: SUPRAYITNO THL-TBPP BP3K KECAMATAN WONOTIRTO

CARA MEMBUAT KOMPOS OLEH: SUPRAYITNO THL-TBPP BP3K KECAMATAN WONOTIRTO CARA MEMBUAT KOMPOS OLEH: SUPRAYITNO THL-TBPP BP3K KECAMATAN WONOTIRTO Kompos merupakan pupuk yang dibuat dari sisa-sisa mahluk hidup baik hewan maupun tumbuhan yang dibusukkan oleh organisme pengurai.

Lebih terperinci

KANDUNGAN UNSUR HARA RENDAH MENGGANGU PERTUMBUHAN TANAMAN PADA SAAT PROSES PEMBUSUKAN MENIMBULKAN BAU YANG SANGAT MENYENGAT

KANDUNGAN UNSUR HARA RENDAH MENGGANGU PERTUMBUHAN TANAMAN PADA SAAT PROSES PEMBUSUKAN MENIMBULKAN BAU YANG SANGAT MENYENGAT OLEH AKH. ARIFIN KANDUNGAN UNSUR HARA RENDAH MENGGANGU PERTUMBUHAN TANAMAN PADA SAAT PROSES PEMBUSUKAN MENIMBULKAN BAU YANG SANGAT MENYENGAT PERBANDINGAN KANDUNNGAN Zat Hara pada kotoran ternak sapi padat

Lebih terperinci