BAHAN DAN METODE. Kabupaten Karo, Desa Kuta Gadung dengan ketinggian tempat m diatas
|
|
- Yenny Pranata
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kabupaten Karo, Desa Kuta Gadung dengan ketinggian tempat m diatas permukaan laut. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai bulan Desember Bahan dan Alat Bahan bahan yang digunakan antara lain bibit kubis, daun sirsak (Annona muricata L.), daun serai (Andropogon nardius), babadotan (Ageratum conyzoides L.), daun nimba (Azadirachta indica L.) air, deterjen sebagai perekat, pupuk dan insektisida Curacron 500 EC. Alat alat yang dipergunakan antara lain cangkul, meteran, knapsack sprayer (volume 5 liter), gembor, plat, meteran, alat tulis, kalkulator, timbangan, pisau, blender, dan detergen sebagai perekat. Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan di lapangan dengan menggunakan Metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) non-faktorial yang terdiri dari 6 perlakuan dan masing masing diulang 4 kali. Adapun perlakuan yang diuji adalah: M0 1 = Kontrol (tanpa perlakuan) M0 2 = Pembanding (insektisida Curacron 500 EC) M1 = Larutan daun sirsak (Annona muricata L.) M2 = Larutan daun babadotan (Ageratum conyzoides L.)
2 M3 = Larutan daun nimba (Azadirachta indica L.) M4 = Larutan daun serai (Andropogon nardius L.) Model linier dari rancangan yang digunakan adalah: Yij = µ + αi + βj + εij Dimana: Yij = nilai pengamatan dari ulangan ke i dengan perlakuan ke j µ = nilai tengah umum αi = pengaruh ulangan ke-i βj = pengaruh dari perlakuan ke-j εij = galat percobaan dalam unit percobaan ulangan ke-i yang mendapat perlakuan ke-j Jika analisis sidik ragam menunjukkan beda nyata atau sangat nyata, maka dilanjutkan dengan uji jarak Duncan (DMRT) (Bangun, 1991). Pelaksanaan Penelitian Pengolahan Lahan Lahan dibersihkan dari gulma dan sisa sisa tanaman dengan menggunakan babat kemudian dikumpulkan dan dibakar. Tanah dicangkul sedalam cm lalu dilakukan pengapuran dan dibiarkan selama 3-4 hari supaya mendapat sinar matahari, kemudian tanah dicangkul kembali sampai tanah homogen sambil dibersihkan dari sisa akar gulma maupun tanaman. selanjutnya tanah diratakan dan dibuat plot plot dengan ukuran 3 m x 3,6 m sebanyak 24 plot, kemudian dibuat lubang tanam dan dimasukkan pupuk kandang sekitar 19 ton/ha, pupuk N 370 kg/ha, pupuk P 85 kg/ha dan pupuk K 480 kg/ha ditutup tipis dengan tanah dan dibiarkan selama 1 minggu.
3 Pembibitan Terlebih dahulu bibit kubis disemai, setelah disemai siram persemaian dengan hati-hati sehingga tidak merusak bibit yang telah disemai rapi. Setelah bibit berumur 3 minggu dapat dipindahkan ke pertanaman. Penanaman Setelah bibit kubis berumur 3 minggu dipembibitan maka sudah siap dipindahkan ke pertanaman. Jarak tanam 60 cm x 60 cm dengan bentuk segi empat. Diambil bibit dari persemaian diusahakan akar serabut tidak banyak yang rusak. Tanam bibit tersebut sedalam leher akar, akar serabut diatur dalam keadaan tersebar, sedang akar tunggang dimasukkan ke lubang dalam keadaan tegak lurus. Tutup lubang dengan tanah halus, lalu tekan pelan pelan tanah sekitarnya usahakan tanaman dalam posisi tegak lurus. Pemeliharaan Jika hujan tidak turun setelah tanam maka dilakukan penyiraman sampai tanaman tumbuh, penyiraman dilakukan setiap sore hari. Bila ada bibit yang mati atau pertumbuhannya kurang baik maka dilakukan penyulaman. Penyulaman tidak boleh lebih dari 10 hari, karena jika lebih maka pertumbuhan menjadi kurang seragam. Saat tanaman berumur 25 hst dilakukan pemupukan susulan dengan dosis ½ pemupukan awal. Ditentukan tanaman sample sebanyak 120 tanaman untuk diamati setiap satu minggu sekali. Pembuatan Larutan Insektisida Nabati Bagian yang segar (daun) dicuci untuk membersihkan dari kotoran yang melekat kemudian diblender sebanyak 100 g setelah diblender ditambah 1 liter air
4 dan disaring agar tidak terdapat kotoran yang menyumbat nozel atau sprayer. Larutan dibiarkan selama 24 jam. Selanjutnya dimasukkan ke dalam tangki knapsack untuk segera diaplikasikan dengan volume larutan sebanyak 400 l/ha. Aplikasi dilakukan 30 hst dengan interval waktu 1 minggu sekali. Waktu aplikasi pada pagi hari pukul pagi (Mulyaman, dkk, 2000). Pemanenan Panen dilakukan apabila krop telah menjadi keras, bisa dirasakan dengan memegang atau menekan kepala kubis tersebut. Lalu potong krop dengan menggunakan pisau yang tajam. Dalam pemanenan ini harus hati hati karena kubis ini sangat mudah rusak. Setelah dipanen dipisah antara kubis yang bagus dan yang kurang bagus untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Peubah Amatan Jumlah Populasi Pengamatan jumlah populasi dilakukan dengan cara mengamati setiap daun pada 120 tanaman sample dengan gejala serangan hama P.xylostella L. yang menyerang tanaman kubis. Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan populasi hama. Dilakukan satu hari sebelum aplikasi setiap 1 minggu sekali sejak tanaman berumur 29 hst. Pengamatan jumlah populasi dilakukan dengan cara mengamati setiap krop pada 120 tanaman sample dengan gejala serangan hama C. binotalis Zell. yang menyerang tanaman kubis. Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan populasi hama. Dilakukan satu hari sebelum aplikasi setiap 1 minggu sekali sejak tanaman mulai membentuk krop.
5 Persentase Serangan Persentase serangan dihitung dengan cara menghitung 120 jumlah tanaman sample yang terserang dan membagikannya dengan jumlah seluruh tanaman dan dikalikan 100%. Pengamatan dilakukan satu hari sebelum aplikasi setiap minggunya. Persentase serangan ini dapat dihitung dengan rumus: P = a 100% a + b Keterangan: P = persentase serangan (%) a = jumlah tanaman yang terserang b = jumlah tanaman yang tidak terserang (Dirjen Pangan, 1999). Produksi Produksi dihitung dengan menghitung berat crop tanaman kubis/ plot lalu dikonversikan ke ton dan hektar (ha). Keterangan: Y=produksi dalam ton/ha X=produksi dalam kg/plot L=luas plot (m 2 ) (Sudarmono dan Sudarsono, 1989).
6 HASIL DAN PEMBAHASAN Parameter yang diamati selama penelitian ini adalah jumlah populasi, persentase serangan dari hama P.xylostella L.dan C.binotalis Zell., serta produksi. Hasil yang diperoleh selama penelitian ini adalah sebagai berikut: Jumlah Populasi P.xylostella L. Data pengamatan jumlah populasi P.xylostella L. dari pengamatan pertama sampai pengamatan kedelapan dan daftar sidik ragamnya masing-masing dapat dilihat pada Lampiran 2,3,4,5,6,7,8,9. Pengujian dengan uji jarak Duncan terhadap rataan jumlah populasi pada lampiran dapat dilihat pada Table 1. Tabel 1. Rataan Populasi P.xylostella L. pada pengamatan 29(I), 36(II), 43(III), 50(IV),57(V),64(VI),71(VII), dan 78(VIII) hst. Perlakua n Pengamatan I II III IV V VI VII VIII MO a 7.5a 14.5a 13.5a 12.5a 11.75a 7.25a MO b 2c 5d 4.5c 2.5c 1c 0.5d M b 4.25b 9.5b 8.5b 8d 6.25b 3.75b M b 5.5a 11b 10b 9.5b 7.75b 5b M b 3.75b 8.75c 8.75b 6.75c 5.75b 2c M a 6.25a 12.5a 11.5a 10.25b 8b 6.25a Keterangan: Notasi huruf yang tidak sama pada kolom yang sama menunjukkan beda nyata pada taraf 5% berdasarkan uji jarak Duncan. Dari Table 1 dapat dilihat bahwa pada pengamatan kedua sampai keempat terjadi peningkatan populasi. Hal ini disebabkan karena pada saat pengamatan pertama sebelum dilakukan pengaplikasian insektisida nabati populasi dari hama P.xylostella sudah terdapat di tanaman sehingga sehingga sudah sulit dalam pengendaliannya.
7 Dari Table 1 dapat hilihat bahwa insektisida nabati yang paling efektiv untuk mengendalikan P.xylostella adalah larutan daun nimba (M3) dibandingkan dengan perlakuan kontrol (MO1) tanpa perlakuan karena memiliki notasi yang berbeda nyata. Selain itu jika larutan daun nimbi (M3) dibandingkan dengan insektisida nabati lain yang digunakan antara lain larutan daun sirsak (M1), larutan daun babadotan (M2) dan larutan daun serai (M4) juga terdapat notasi yang berbeda nyata dimana larutan daun nimba lebih efektif untuk mengendalikan P.xylostella. Hal ini disebabkab karena insektisida nabati bersifat spesifik dalam mengendalikan hama tertentu dilapangan sehingga diantara insektisida nabati yang digunakan larutan daun nimba yang paling spesifik untuk mengendalikan P.xylostella. Hal ini sesuai dengan literature yang dikemukakan Mulyaman,dkk (2000) yang menyatakan bahwa keunggulan lain yang dimiliki oleh pestisida nabati dibandingkan dengan pestisida kimiawi antara lain tidak menimbulkan pencemaran, lebih bersifat spesifik, residunya relatif pendek, mudah terurai di alam, dan kemungkinan OPT tidak mudah berkembang. Dari Tabel 1. dapat dilihat juga bahwa larutan daun nimba (M3) jika dibandingkan dengan insektisida kimia terdapat notasi yang berbeda nyata. Penggunaan insektisida kimia masih lebih efektiv dalam mengendalikan hama P.xylostella di lapangan. Akan tetapi jika dilihat dari dampak negatif penggunaan insektisida kimia yang berlebihan bagi lingkungan dan tanaman, sehingga penggunaan insektisida nabati dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk mengurangi penggunaan insektisida kimia di lapangan. Sehingga pengendalian terhadap terhadap organism pengganggu tanaman dilapangan tidak hanya menggunakan insektisida kimia yang berlebihan.
8 Tingkat jumlah populasi P.xylostella selama penelitian dengan tingkat perlakuan yang berbeda dapat dilihat pada Gambar Jumlah Populasi (ekor) I II III IV V VI VII VIII Pengamatan MO1 MO2 M1 M2 M3 M4 Gambar 16. Histogram jumlah populasi (ekor) P.xylostella dengan beberapa tingkat perlakuan. Jumlah Populasi C. binotalis Zell. Data pengamatan jumlah populasi C. binotalis Zell. dari pengamatan pertama sampai pengamatan keenam dan daftar sidik ragamnya masing-masing dapat dilihat pada Lampiran 10, 11, 12, 13, 14, 15. Pengujian dengan uji jarak Duncan terhadap rataan jumlah populasi dapat dilihat pada Tabel 2. Table 2. Rataan jumlah populasi C. binotalis Zell. pada pertanaman kubis pengamatan 43(I), 50(II), 57(III), 64(IV), 71(V), 78(VI) hst. Perlakuan Pengamatan I II III IV V VI MO a 16.5a 25.5a 19.5a MO b 1.5b M b 9.25a 18.75a 13.25a M b 6.75b 2.75b M a 7.25b 3b M b 8a 18.5a 9.5a Keterangan: Notasi huruf yang tidak sama pada kolom yang sama menunjukkan beda nyata pada taraf 5% berdasarkan uji jarak Duncan.
9 Dari Table 2 dapat dilihat bahwa insektisida nabati yang paling efektiv untuk mengendalikan C.binotalis adalah larutan daun babadotan (M2) dan larutan daun nimba (M3) dibandingkan dengan perlakuan kontrol (MO1) tanpa perlakuan karena memiliki notasi yang berbeda nyata. Dibandingkan dengan insektisida nabati lain yang digunakan antara lain larutan daun sirsak (M1), dan larutan daun serai (M4) juga terdapat notasi yang berbeda nyata dimana larutan daun babadotan (M2) dan larutan daun nimbi (M3) lebih efektif untuk mengendalikan C.binotalis. Hal ini disebabkan karena insektisida nabati mampu membasmi atau mengusir hama di lapangan sesuai dengan spesifik insektisida nabati itu untuk mengendalikan hama sasaran tertentu. Karena setiap insektisida nabati memiliki kandungan zat tertentu yang berperan sebagai pestisida yang memiliki cara kerja yang berbeda beda. Hal ini sesuai dengan literature yang dikemukakan Suryaningsih dan Hadisoeganda (2004) yang menyatakan bahwa cara kerja (mode of action) pestisida nabati dapat sebagai biotaksis (beracun), pencegah makan (antifeedant/feeding deterrent), penolak (repellent) atau pengganggu alami. Dari Tabel 1. dapat dilihat juga bahwa larutan daun babadotan (M2) dan larutan daun nimba (M3) jika dibandingkan dengan insektisida kimia terdapat notasi yang berbeda nyata. Penggunaan insektisida kimia masih lebih efektiv dalam mengendalikan hama C.binotalis di lapangan. Insektisida nabati ini belum dapat digunakan sebagai satu-satunya alternatif untuk mengendalikan hama C.binotalis di lapangan akan tetapi dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk dapat mengurangi pemakaian insektisida kimia yang sering digunakan berlebihan di lapangan dan mengurangi efek negatif yang ditimbulkannya bagi lingkungan dan mahkluk hidup.
10 Tingkat jumlah populasi C.binotalis selama penelitian dengan tingkat perlakuan yang berbeda dapat dilihat pada Gambar Jumlah Populasi (ekor) I II III IV V VI Pengamatan MO1 MO2 M1 M2 M3 M4 Gambar 17. Histogram jumlah populasi (ekor) C.binotalis dengan beberapa tingkat perlakuan. Persentase Serangan P.xylostella L. Data pngamatan persentase serangan P.xylostella L. dari pengamatan pertama sampai pengamatan kedelapan dan daftar sidik ragamnya masing-masing dapt dilihat pada Lampiran 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23. Pengujian dengan uji jarak Duncan terhadap rataan persentase serangan pada lampiran dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Rataan Persentase Serangan P.xylostella L. pada pengamatan 29(I), 36(II), 43(III), 50(IV), 57(V), 64(VI), 71(VII), dan 78(VIII) hst. Perlakuan Pengamatan I II III IV V VI VII VIII MO a 50a 75a 90a 80a 75a 55a MO b 5b 10d 15c 10c 10c 5d M1 10 5b 30a 45b 50b 45b 40b 25b M2 0 5b 35a 55b 55b 50b 45b 35b M b 35c 45b 40b 25b 15c M4 0 20a 40a 60a 70a 65a 50a 50a Keterangan: Notasi huruf yang tidak sama pada kolom yang sama menunjukkan beda nyata pada taraf 5% berdasarkan uji jarak Duncan.
11 Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa persentase serangan P.xylostella yang terendah terdapat pada parlakuan M3 (larutan daun nimba) memiliki notasi yang berbeda nyata dengan perlakuan MO1 (kontrol). Larutan daun nimbi (M3) dibandingkan dengan perlakuan yang menggunakan insektisida nabati yang lain seperti M1 (larutan daun sirsak), M2 (larutan daun babadotan) dan M4 (larutan daun serai) juga memiliki notasi yang berbeda nyata terhadap persentase serangan dari hama P.xylostella. Sehingga dapat disimpulkan bahwa insektisida nabati yang paling efektif untuk menekan persentase serangan serangan dari P.xylostella adalah larutan daun nimba (M3). Tabel 2 juga menunjukkan bahwa dari pengamatan pertama sampai pengamatan ketiga persentase serangan P.xylostella semakin menurun, tetapi pada pengamatan keempat mulai meningkat dan tertinggi pada pengamatan kelima selanjutnya menurun kembali. Hal ini disebabkan karena populasi hama ini biasanya memiliki tingkat serangan tertinggi pada saat tanaman berumur 6-8 minggu setelah tanam. Akan tetapi populasinya akan menurun jika umur tanaman semakin tua dan krop sudah mengeras. Hal ini sesuai dengan literatur Permadi dan Sastrosiswojo (1993) yang menyatakan bahwa tingkat populasi larva P. xylostella yang tinggi biasanya terjadi pada 6 8 minggu setelah tanam. Tingkat populasi yang tinggi dapat mengakibaatkan kerusakan yang berat pada tanaman kubis.
12 Tingkat persentase serangan P.xillostella selama penelitian dengan tingkat perlakuan yang berbeda dapat dilihat pada Gambar 18. Persentase Serangan (%) I II III IV V VI VII VIII Pengamatan MO1 MO2 M1 M2 M3 M4 Gambar 18. Histogram persentase serangan (%) P.xillostella dengan beberapa tingkat perlakuan. Persentase Serangan C. binotalis Zell. Data pengamatan persentase serangan C. binotalis Zell. dari pengamatan pertama sampai pengamatan keenam dan daftar sidik ragamnya masing-masing dapat dilihat pada Lampiran 24,25,26,27,28, dan 29. Pengujian dengan uji jarak Duncan terhadap rataan persentase serangan pada lampiran dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Rataan Persentase Serangan C. binotalis Zell. pada pertanaman kubis pengamatan 43(I), 50(II), 57(III), 64(IV), 71(V), 78(VI)hst. Perlakuan Pengamatan I II III IV V VI MO a 35a 50a 35a MO b 5b M a 15a 30a 25a M b 15b 10b M b 15b 10b M b 15a 30a 15a Keterangan: Notasi huruf yang tidak sama pada kolom yang sama menunjukkan beda nyata pada taraf 5% berdasarkan uji jarak Duncan.
13 Dari Tabel 4. dapat dilihat bahwa persentase serangan terendah terdapat pada perlakuan M2 (larutan daun babadotan) dan M3 (larutan daun nimba) memiliki notasi yang berbeda nyata dengan perlakuan MO1 (kontrol) dengan persentase serangan tertinggi. Persentase serangan perlakuan M3 (larutan daun nimba) juga memiliki notasi yang berbeda nyata jika dibandingkan dengan insektisida nabati yang digunakan pada perlakuan M1 (larutan daun sirsak) dan M4 (larutan daun serai). Maka dapat diketahui bahwa dari beberapa insektisida nabati yang digunakan yang paling efektiv untuk menekan persentase serangan dari hama C.binotalis adalah larutan daun babadotan(m2) dan larutan daun nimbi (M3). Pada Table 4 dapat dilihat bahwa pada pengamatan pertama sampai ketiga jumlah populasi dari hama C. binotalis sangat sedikit ditemukan dan mulai pengamatan keempat terjadi peningkatan hal ini disebabkan karena biasanya hama ini aktif menyerang tanaman kubis berumur hst pada saat tanaman kubis mulai membentuk krop. Hal ini sesuai dengan literatur Deptan (2008) yang menyatakan setelah mencapai instar ketiga larva memencar dan menyerang daun bagian lebih dalam menggerek ke dalam krop dan menghancurkan titik tumbuh. Ulat krop dapat menyerang sejak fase awal pra pembentukan krop (0 49) hari setelah tanam (hst) sampai fase pembentukan krop (49-85 hst).
14 Tingkat persentase serangan C.binotalis selama penelitian dengan tingkat perlakuan yang berbeda dapat dilihat pada Gambar Persentase Serangan (%) I II III IV V VI MO1 MO2 M1 M2 M3 M4 Pengamatan Gambar 19. Histogram persentase serangan (%) C.binotalis dengan beberapa tingkat perlakuan Produksi Data pengamatan produksi dan daftar sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 30. Dari hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan dengan larutan babadotan dan nimba memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah produksi yang dihasilkan. Pengujian dengan uji jarak Duncan terhadap rataan produksi kubis pada lampiran yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Rataan Produksi Krop Kubis (ton/ha). Perlakuan Produksi I MO MO M M M M Keterangan: Notasi huruf yang tidak sama pada kolom yang sama menunjukkan beda nyata pada taraf 5% berdasarkan uji jarak Duncan
15 Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa pemberian perlakuan menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap jumlah produksi yang dihasilkan. Produksi tertinggi terdapat pada perlakuan M3 yaitu ton/ha. Produksi terendah terdapat pada perlakuan MO1 yaitu ton/ha. Hal ini berarti bahwa pemberian beberapa insektisida nabati memiliki tingkat keefektifan yang berbeda. Dapat dilihat dari pengaplikasian masing-masing insektisida nabati dimana semakin efektif dapat menurunkan jumlah populasi dan persentase serangan sehingga diikuti dengan kehilangan hasil yang semakin kecil. Tingkat hasil produksi selama penelitian dengan tingkat perlakuan yang berbeda dapat dilihat pada Gambar Rataan Produksi (ton/ha) MO1 MO2 M1 M2 M3 M4 0 I Gambar 20. Histogram Hasil Produksi dengan beberapa tingkat perlakuan Penggunaan insektisida kimia dalam penelitian ini berfungsi sebagai pembanding bagi insektisida nabati, untuk mengetahui seberapa besar keefektifan dari setiap insektisida nabati untuk mengendalikan hama P.xylostella dan C.binotalis. Dari setiap pengamatan diketahui bahwa insektisida kimia itu lebih efektif dari insektisida nabati dapat dilihat dari sedikitnya jumlah populasi dan
16 persentase serangan hama yang ada pada perlakuan insektisida kimia. Disamping keefektifannya insektisida kimia ini memiliki pengaruh yang kurang baik bagi lingkungan dan mahluk hidup. Penggunaan insektisida nabati dapat bermanfaat untuk mengurangi penggunaan insektisida kimia.
17 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Insektisida nabati yang paling efektif untuk mengendalikan P.xylostella L. adalah larutan daun nimba (M3), dan untuk mengendalikan C.binotalis Zell. adalah larutan babadotan (M2) dan nimba (M3). 2. Jumlah populasi P.xylostella L. tertinggi terdapat pada perlakuan MO1 (kontrol) sebesar 14,5 ekor dan terendah pada perlakuan M3 (larutan nimba) yaitu sebesar 0,5 ekor. 3. Jumlah populasi C.binotalis Zell. tertinggi terdapat pada perlakuan MO1(kontrol) sebesar 25.5 ekor dan terendah pada perlakuan M2 (larutan babadotan) yaitu sebesar 2,5 ekor. 4. Pesentase serangan P.xylostella L. tertinggi terdapat pada perlakuan M01 (kontrol) sebesar 90% dan terendah pada perlakuan M3 (larutan nimba) yaitu sebesar 10%. 5. Persentase serangan C.binotalis Zell. tertinggi pada perlakuan M01 (kontrol) sebesar 50% dan terendah pada perlakuan M2 (larutan babadotan) dan M3 (larutan nimba) sebesar 5%. 6. Hasil produksi yang dihasilkan tertinggi terdapat pada perlakuan M3 (larutan nimba) yaitu ton/ha dan terendah terdapat pada perlakuan MO1 (kontrol) yaitu ton/ha. Saran Disarankan agar dilakukan pengendalian P.xylostella L. dengan larutan nimba dan untuk C.binotalis Zell. dengan larutan babadotan atau nimba.
BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat-
22 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat- Tongkoh, Kabupaten Karo, Sumatera Utara dengan jenis tanah Andosol, ketinggian tempat
Lebih terperinciDEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010
UJI EFEKTIVITAS BEBERAPA INSEKTISIDA NABATI TERHADAP ULAT TRITIP (Plutella xylostella L.) DAN ULAT KROP (Crocidolomia binotalis Zell.) PADA TANAMAN KUBIS (Brassica oleracea L.) SKRIPSI OLEH : HESTINA BR
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian III. BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 Maret 2012. Persemaian dilakukan di rumah kaca Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian,
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran
14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA), Lembang, Jawa Barat. Penelitian dilaksanakan dari bulan September hingga November 2016.
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Km. 60, Kab. Tanah karo, Sumatera Utara, dengan ketinggian tempat ± 1000
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Tanaman Buah Tongkoh Km. 60, Kab. Tanah karo, Sumatera Utara, dengan ketinggian tempat ± 1000 meter di atas permukaan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pelaksanaan dimulai bulan April
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Lengkap (RAL) yang terdiri atas kontrol positif dan lima perlakuan variasi
A. Rancangan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Rancangan penelitian ini disusun berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas kontrol positif dan lima perlakuan variasi dosis pestisida
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. tempat ± 30 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Awal Juli sampai
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di desa Telaga Sari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara Medan dengan ketinggian tempat ± 30 m dpl.
Lebih terperinciBAB III METODE. kelompok kontrol dan kelompok perlakuan, masing-masing perlakuan
BAB III METODE A. Model Penelitian Penelitian ini menggunakan design Penelitian Eksperimen yang terdiri dari kelompok kontrol dan kelompok perlakuan, masing-masing perlakuan terdapat lima kali pengulangan.
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Tuan dengan ketinggian 25 mdpl, topografi datar dan jenis tanah alluvial.
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut Sei
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Kabupaten Serdang Bedagai. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan. yang digunakan adalah benih kacang panjang (Parade),
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan ini dilakukan di Desa Kerapuh Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2013 sampai dengan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian di Desa Rimbo Panjang Kabupaten Kampar, dengan ketinggian tempat 10 m di atas permukaan iaut.
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan dilahan pertanian yang beralamat di Jl. Sukajadi, Desa Tarai Mangun, Kecamatan Tambang, Kampar. Penelitian ini dilakukan bulan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas
16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area, Jalan Kolam No.1 Medan Estate kecamatan Percut Sei
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut
III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. sampai panen okra pada Januari 2017 Mei 2017 di lahan percobaan dan
13 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Materi Penelitian Pelaksanaan penelitian lapang meliputi persiapan pupuk, penanaman sampai panen okra pada Januari 2017 Mei 2017 di lahan percobaan dan Laboratorium Ekologi
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian Penelitiandilakukan di Laboratorium Penelitian dan Lahan Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dengan waktu pelaksanaan selama 3 bulan dimulai
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari - Maret 2017 di Lahan
13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari - Maret 2017 di Lahan Percobaan dan Laboratorium Ekologi dan Produksi Tanaman, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro,
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau,
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian dilakukan pada
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. penelitian ini dilakukan di Gang Metcu, Desa Guru Singa, Kecamatan
III. BAHAN DAN METODE 3.1.Tempat dan Waktu Penelitian penelitian ini dilakukan di Gang Metcu, Desa Guru Singa, Kecamatan Brastagi, Kabupaten Karo, dan jarak penelitian 15 km dari letak gunung sinabung
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di lahan sawah Sanggar Penelitian, Latihan dan Pengembangan Pertanian (SPLPP) Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan
15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran, dari bulan Oktober 2011 sampai dengan April 2012. 3.2
Lebih terperinciTeknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat
Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah Oleh : Juwariyah BP3K garum 1. Syarat Tumbuh Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Agroteknologi Fakultas
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Medan Area dan lahan persawahan di Desa Kolam,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse Jurusan Bioloi Fakultas Sains dan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse Jurusan Bioloi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, pada bulan Maret
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Mei 2016 sampai bulan Agustus 2016.
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Mei 2016 sampai bulan Agustus 2016.
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Jalan Bunga Terompet Kelurahan Sempakata Padang Bulan, Medan dengan ketinggian tempat + 25 meter diatas permukaan
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, terletak dijalan
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, terletak dijalan H.R. Soebrantas
Lebih terperinciBAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR
13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan
Lebih terperinciIII. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan September November 2016.
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2016 - November 2016. Tempat penelitian adalah Lahan Percoban Fakulas Pertanian Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Rencana Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di
III. TATA CARA PENELITIAN A. Rencana Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di Laboratorium Penelitian, Lahan Percobaan fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. 3 bulan dari bulan Juni sampai dengan bulan September 2016.
20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan di laboratorium Universitas Muhammadiyah Purwokerto dan di Desa Dukuwaluh, Kecamatan Kembaran pada ketinggian tempat
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksankan di Lahan Fakultas Peternakan dan Pertanian dan
16 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksankan di Lahan Fakultas Peternakan dan Pertanian dan di Laboratorium Ekologi dan Produksi Tanaman Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro,
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian
10 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penanaman caisim dilaksanakan di lahan kebun percobaan IPB Pasir Sarongge, Cipanas dengan ketinggian tempat 1 124 m dpl, jenis tanah Andosol. Penelitian telah dilaksanakan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan April sampai Juli 2016. Tanah pada lahan penelitian tergolong jenis Grumusol (Vertisol), dan berada pada ketinggian kurang
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: cangkul, parang, ajir,
BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian dilakukan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian
10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Tamantirto, Kasihan, Kabupaten Bantul, D.I.Y.
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan pertanian milik masyarakat Jl. Swadaya. Desa Sidodadi, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 yang bertempat di Greenhouse Fakultas Pertanian dan Laboratorium Penelitian,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah di laksanakan di Rumah Kaca Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Jalan Bina Widya KM 12,5 Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru yang berada
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian
III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. PBSI Medan Estate Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Universittas Medan Area Jl. PBSI Medan Estate Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Ketinggian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober 2014 sampai bulan Januari 2015
BAB III METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober 2014 sampai bulan Januari 2015 di Desa Tegalluar Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat.
Lebih terperinciTATA CARA PENELTIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas
III. TATA CARA PENELTIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian telah dilaksanakan pada Bulan Juli 2016 November
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Green house Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret 2016. B. Penyiapan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada titik koordinat 5 22 10 LS dan 105 14 38 BT
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Urea, TSP, KCl dan pestisida. Alat-alat yang digunakan adalah meteran, parang,
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau pada bulan Januari
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah
Lebih terperinci3. METODE DAN PELAKSANAAN
3. METODE DAN PELAKSANAAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian UKSW Salaran, Desa Wates, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Persiapan hingga
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas
17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Gedung Meneng, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung mulai
Lebih terperinciTata Cara penelitian
III. Tata Cara penelitian A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Lahan Percobaan, Labaratorium Penelitian dan Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan Balai Benih Induk Hortikultura Pekanbaru yang dibawahi oleh Dinas Tanaman Pangan Provinsi Riau. Penelitian ini dimulai pada
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan pertanian Fakultas Pertanian Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember
Lebih terperinciI. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang
I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang bertempat di Lapangan (Green House) dan Laboratorium Tanah Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian ini akan dilaksanakan di Rumah Kasa Sentral Pengembangan
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini akan dilaksanakan di Rumah Kasa Sentral Pengembangan Pertanian (SPP) Fakultas Pertanian Universitas Riau, Laboratorium Hama Tumbuhan selama tiga
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan
21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciLaboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Jawa Barat, dengan ketinggian 725 m di atas permukaan laut.
25 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan Pelaksanaan percobaan berlangsung di Kebun Percobaan dan Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Jawa
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember 2016, tempat pelaksanaan penelitian dilakukan di lahan pertanian Universitas Muhamadiyah
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Faktor kedua adalah jumlah bibit per lubang yang terdiri atas 3 taraf yaitu : 1. 1 bibit (B 1 ) 2. 2 bibit (B 2 ) 3.
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan pembenihan padi Balai Benih Induk Hortikultura Pekanbaru. Waktu penelitian dilakukan selama ± 4 bulan dimulai dari bulan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian
14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung Gedung Meneng, Kecamatan raja basa, Bandar Lampung
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE
III. MATERI DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilakukan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR.
Lebih terperinciIII. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR
20 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Kenteng Rt 08 Rw 02, Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Unit Pelayanan Teknis (UPT), Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pelaksanaannya dilakukan pada bulan
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE. Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian ini teleh dilaksanakan di dalam pot di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Mei 2017 di Lahan Fakultas
14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Mei 2017 di Lahan Fakultas Peternakan dan Pertanian dan Laboratorium Ekologi dan Produksi Tanaman Fakultas Peternakan dan Pertanian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN
BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Kartini,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan di Desa Moutong Kecamatan Tilong Kabila Kab. Bone Bolango dengan ketinggian tempat + 25 meter diatas permukaan laut. 3.2. Bahan
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE. Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR.
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian
III. TATA CARA PENELITIN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara.
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Metode Percobaan
12 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan pada bulan Juni 2011 sampai dengan bulan September 2011 di rumah kaca kebun percobaan Cikabayan, IPB Darmaga Bogor. Analisis tanah
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,
20 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro, Desa Rejomulyo Kecamatan Metro Selatan Kota Metro dengan ketinggian
Lebih terperinciIII. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni 2016-15 Juli 2016 di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. B. Bahan dan Alat
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan di lahan kering daerah Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Mei
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan dilaksanakan dari bulan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan laboratoriun lapangan terpadu
13 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan laboratoriun lapangan terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung, yaitu penyemaian benih dan penanaman
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,
III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jl. Kolam No.1 Medan Estate Kecamatan Medan Percut
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau Desa Simpang Barn Kecamatan Tampan Kotamadya Pekanbaru Propinsi Riau dengan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Bahan Alat Rancangan Percobaan Yijk ijk
BAHAN DAN METODE 9 Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan mulai bulan Februari 2007 sampai Juni 2007 di rumah kaca Balai Penelitian Biologi dan Genetika Cimanggu, Bogor, Jawa Barat. Rumah kaca berukuran
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan Oktober 2012 dilaksanakan di Kebun Kelompok Wanita Tani Ilomata Desa Huntu
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang Kecamatan Kampar dengan ketinggian tempat 10 meter di atas permukaan laut selama 5 bulan,
Lebih terperinciBAB 111 BAHAN DAN METODE
BAB 111 BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca dan Laboratorium Tanah Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Riau Jl. Bina Widya Km
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan kebun Desa Pujon (1200 meter di atas permukaan laut) Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan di desa Cengkeh Turi dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember sampai
Lebih terperinciI. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten
I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan, di daerah Ketep, kecamatan
III. TATA CARA PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan, di daerah Ketep, kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa tengah, dengan ketinggian tempat
Lebih terperinciIII. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,
23 III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. diameter 12 cm dan panjang 28 cm, dan bahan-bahan lain yang mendukung
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat lebih kurang 25 meter di atas permukaan laut.
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas
17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung Desa Muara Putih Kecamatan Natar Lampung Selatan dengan titik
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan kampus Universitas Islam Negeri
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan kampus Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau komplek pusat kegiatan mahasisawa (PKM) yang beralamat di
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, selama 3 bulan dimulai dari
III. MATERI DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, selama 3 bulan
Lebih terperinciVI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN
VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.
Lebih terperinci