PETUNJUK PENGGUNAAN NUTRISI SAPUTRA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PETUNJUK PENGGUNAAN NUTRISI SAPUTRA"

Transkripsi

1 PETUNJUK PENGGUNAAN NUTRISI SAPUTRA PT SAPUTRA GLOBAL HARVEST 2014

2

3 DAFTAR ISI Halaman TANAMAN PANGAN Padi Jagung Kedelai... 9 TANAMAN SAYURAN Cabe Kentang Bawang Kacang tanah Tomat Ketimun, terong dan sayuran buah yang lain Bunga kol Wortel Sawi dan sayuran daun yang lain TANAMAN PERKEBUNAN Karet Sawit Tebu... 44

4 PERIKANAN Lele, mas dan nila (ikan di kolam atau tambak) Jaring apung PETERNAKAN Ayam Sapi... 56

5 PRINSIP PENGGUNAAN NUTRISI SAPUTRA PADA TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Jenis Produk Secara garis besar produk yang digunakan hanya dua jenis, yakni NS-Crystal dalam kemasan botol (200 gram) atau pouch 1 kg dan NS-Agri Horti dalam kemasan sachet atau kemasan 1 kg. Penggunaan Produk NS-Crystal merupakan produk untuk disemprotkan sedangkan NS-Agri Horti untuk dicor atau dicampur dengan pupuk kimia. Walaupun dapat digunakan, penggunaan NS-Agri Horti untuk disemprotkan tidak disarankan karena dapat menyumbat nosel sprayer sehingga sprayer macet. Fungsi Produk NS-Crystal berfungsi sebagai nutrisi bagi tanah, tambahan energi atau gizi bagi bakteri dalam tanah dan tambahan energi bagi tanaman pada saat pembentukan buah atau pada saat pengisian umbi, polong atau bulir 1

6 sehingga buah yang dihasilkan menjadi lebih berat, lebih berisi atau bernas. NS-Agri Horti berfungsi sebagai nutrisi tanah yang lengkap serta makanan atau gizi yang sangat lengkap bagi bakteri dalam tanah. Prinsip Aplikasi Untuk hasil optimal dan karena keduanya saling melengkapi, NS-Crystal dan NS-Agri Horti harus digunakan dalam aplikasi suatu tanaman, dan jangan hanya salah satu yang dipakai. Penggunaan salah satu diperkenankan ketika petani baru mencoba, untuk selanjutnya selalu disarankan digunakan keduanya. 2

7 PETUNJUK PENGGUNAAN NUTRISI SAPUTRA TANAMAN PANGAN 3

8 1. Padi Produk : a. Nutrisi Saputra Crystal (NS-Crystal) kemasan botol atau pouch untuk disemprotkan. b. Nutrisi Saputra Pertanian (NS-Agri Horti) kemasan sachet atau pouch untuk dicampur ke dalam pupuk kimia. Dosis : Kebutuhan setiap hektar sebanyak 6,4 kg dimana 2,4 kg berupa NS-Crystal dan 4 kg berupa NS- Agri Horti Frekuensi : NS-Crystal pertama kali disemprotkan pada saat 1 hari sebelum tanam. Penyemprotan selanjutnya dilakukan pada masa primordial (40-45 HST) dan 20 hari setelah itu (60-65 HST). NS-Agri Horti dicampurkan dengan pupuk kimia dengan dosis total 4 kg untuk setiap hektar. Aplikasi : a. NS-Crystal pertama kali disemprotkan pada saat 1 hari sebelum tanam. Adapun dosis untuk penyemprotan adalah 4 botol/ha atau 2 sendok makan (± 40 gram) per tangki sprayer. Tujuan penyemprotan ini agar tanah menjadi lebih lunak sehingga memudahkan akar untuk masuk, memberikan energi tambahan agar tanaman cepat lilir dan bakteri tanah bekerja secara optimal. 4

9 b. Dengan terlebih dahulu pupuk kimia dikurangi hingga 50%, sebanyak 4 kg/ha NS-Agri Horti dicampurkan ke dalam pupuk kimia kemudian disebar ke tanah, dan sebaiknya seluruh pupuk kimia tersebut hanya berupa NPK. Pemberian ini dapat dilakukan satu kali sebagai pupuk dasar atau berkali-kali sebagaimana kebiasaan petani, yang penting dosis total NS-Agri Horti-ya 4 kg/ha. Tujuan dari pencampuran ini adalah untuk memperbaiki tanah dan memberikan gizi tambahan sehingga tercapai 4 sehat 5 sempurna bagi tanaman padi. Cara penyemprotan lain: Di beberapa daerah seperti Karawang dimana tidak dilakukan pencampuran pupuk kimia, NS- Agri Horti ini disemprotkan pada hari ke-10, 25 dan 40. Adapun dosisnya adalah 2 sendok makan crystal dan 2 sendok makan powder untuk setiap tangki atau 2 kg NS-Agri Horti/ha untuk setiap penyemprotan. c. Setelah hari ke-40 padi mulai mengalami masa bunting dan pengisian. Masa bunting dan pengisian ini dapat diibaratkan sebagai orang hamil dimana dia membutuhkan makanan atau energi atau gizi tambahan agar yang dikandungnya lebih besar dan lebih baik. Pada tanaman padi hal ini bisa dilakukan oleh NS- Crystal. Jadi tujuan dari penyemprotan ini 5

10 Penyemprotan Pestisida: adalah menyediakan energi tambahan bagi tanaman padi agar dia dapat mengeluarkan malai secara serempak dengan tingkat pengisian yang lebih baik. Penyemprotan dilakukan hanya sebanyak 2 kali, yakni pada masa buting (hari ke-40-45) dan 20 hari setelah itu (hari ke-60-65). Adapun dosis untuk setiap penyemprotan adalah 4 botol/ha atau 2 sendok makan per tangki sprayer. Dengan demikian dosis untuk seluruh penyemprotan ini adalah 8 botol per hektar, yang apabila ditambah dengan penyemprotan pada saat 1 hari sebelum tanam maka total kebutuhan NS-Crystal menjadi 12 botol atau 2,4 kg. Apabila dilihat di dalam botol kemasan, ada penyemprotan dicampur pestisida maka yang dimaksud adalah untuk setiap penyemprotan pestisida, komoditas apapun, idealnya dicampurkan dengan NS-Crystal. Tujuannnya adalah agar tanaman yang lemah terkena racun pestisida dapat cepat lilir (pulih) atau tidak mengalami stagnan. Adapun dosis NS-Crystal untuk penyemprotan yang dicampur pestisida ini adalah 1 sendok makan per tangki sprayer. Jadi penyemprotan ini di luar prosedur yang disampaikan di atas dan berlaku untuk seluruh jenis tanaman. 6

11 2. Jagung Produk : a. Nutrisi Saputra Crystal (NS-Crystal) kemasan botol atau pouch untuk disemprotkan. b. Nutrisi Saputra Pertanian (NS-Agri Horti) kemasan sachet atau pouch untuk dicampur ke dalam pupuk kimia. Dosis Frekuensi : Kebutuhan setiap hektar sebanyak 6,4 kg dimana 2,4 kg berupa NS-Crystal dan 4 kg berupa NS- Agri Horti : NS-Crystal pertama kali disemprotkan pada saat pengolahan lahan tepatnya 1-2 hari setelah pupuk kandang ditebar atau apabila tidak menggunakan pupuk kandang maka penyemprotan dilakukan pada lubang tanam 1 hari sebelum tanam. NS-Agri Horti dicampurkan dengan pupuk kimia dengan dosis total 4 kg untuk setiap hektar. Pemberian NS-Agri Horti ini hanya dilakukan pada saat pemupukan pertama atau pemupukan dasar. Aplikasi : a. Penyemprotan pertama NS-Crystal dilakukan pada pupuk kandang 1-2 hari setelah disebar atau pada saat 1 hari sebelum tanam apabila tidak dilakukan pemberian pupuk kandang. Adapun dosis untuk penyemprotan adalah 4 botol/ha atau 2 sendok makan (± 40 gram) per tangki sprayer. 7

12 Tujuan penyemprotan ini agar tanah menjadi lebih subur dan memberi makan bakteri yang ada di dalam tanah sehingga mereka dapat bekerja lebih optimal. b. Penggunaan pupuk kimia dikurangi hingga 50% dari biasanya. Selanjutnya pada saat pemupukan pertama atau pemupukan dasar, pupuk ini dicampur dengan NS-Agri Horti sebanyak 4 kg. Dengan kata lain pencampuran NS-Agri Horti hanya diaplikasikan pada saat pemupukan dasar dan campuran ini disebar seperti biasa. Tujuan dari pencampuran ini adalah untuk menyuburkan tanah dan memberikan makanan atau gizi tambahan bagi tanaman jagung agar dapat memproduksi buah secara lebih optimal. c. Untuk meningkatkan pertumbuhan dan pembentukan buah, maka pada hari ke-14 dan ke-28 dilakukan penyemprotan dengan menggunakan NS-Crystal. Adapun dosis untuk setiap penyemprotan adalah 4 botol/ha atau 2 sendok makan (± 40 gram) per tangki sprayer. Dengan demikian pada tanaman jagung dilakukan 3 kali penyemprotan, yakni pada 1 hari sebelum tanam, hari ke-14 dan hari ke-28 sehingga jumlah total penggunaan NS-Crystal adalah 2,4 kg/ha. 8

13 Penyemprotan Pestisida: Apabila dilihat di dalam botol kemasan, ada penyemprotan dicampur pestisida maka yang dimaksud adalah untuk setiap penyemprotan pestisida, komoditas apapun, idealnya dicampurkan dengan NS-Crystal. Tujuannnya adalah agar tanaman yang lemah terkena racun pestisida dapat cepat lilir (pulih) atau tidak mengalami stagnan. Adapun dosis NS-Crystal untuk penyemprotan yang dicampur pestisida ini adalah 1 sendok makan per tangki sprayer. Jadi penyemprotan ini di luar prosedur yang disampaikan di atas dan berlaku untuk seluruh jenis tanaman. 3. Kedelai Produk : a. Nutrisi Saputra Crystal (NS-Crystal) kemasan botol atau pouch untuk disemprotkan. b. Nutrisi Saputra Pertanian (NS-Agri Horti) kemasan sachet atau pouch untuk dicampur ke dalam pupuk kimia. Dosis Frekuensi : Kebutuhan setiap hektar sebanyak 6,4 kg, 2,4 kg berupa NS-Crystal dan 4 kg berupa NS-Agri Horti : NS-Crystal pertama kali disemprotkan pada saat pengolahan lahan tepatnya 1-2 hari setelah pupuk 9

14 kandang ditebar atau apabila tidak menggunakan pupuk kandang maka penyemprotan dilakukan pada 1 hari sebelum tanam. NS-Agri Horti dicampurkan dengan pupuk kimia dengan dosis total 4 kg untuk setiap hektar. Pemberian NS-Agri Horti ini hanya dilakukan pada saat pemupukan pertama atau pemupukan dasar. Aplikasi : a. Penyemprotan pertama NS-Crystal dilakukan pada pupuk kandang 1-2 hari setelah disebar atau pada saat 1 hari sebelum tanam apabila tidak dilakukan pemberian pupuk kandang. Adapun dosis untuk penyemprotan adalah 4 botol/ha atau 2 sendok makan (± 40 gram) per tangki sprayer. Tujuan penyemprotan ini agar tanah menjadi lebih subur dan memberi makan bakteri yang ada di dalam tanah sehingga mereka dapat bekerja lebih optimal. b. Penggunaan pupuk kimia dikurangi hingga 50% dari biasanya. Selanjutnya pada saat pemupukan pertama atau pemupukan dasar, pupuk ini dicampur dengan NS-Agri Horti sebanyak 4 kg. Dengan kata lain pencampuran NS-Agri Horti hanya diaplikasikan pada saat pemupukan dasar dan campuran ini disebar seperti biasa. Tujuan dari pencampuran ini adalah untuk menyuburkan tanah dan 10

15 Penyemprotan Pestisida: memberikan makanan atau gizi tambahan bagi tanaman jagung agar dapat memproduksi buah secara lebih optimal. c. Untuk meningkatkan pertumbuhan dan pembentukan buah, maka pada saat proses perkecambahan (hari ke-7-10) dan ketika bunga mulai keluar dilakukan penyemprotan dengan menggunakan NS-Crystal. Adapun dosis untuk setiap penyemprotan adalah 4 botol/ha atau 2 sendok makan (± 40 gram) per tangki sprayer. Dengan demikian pada tanaman kedelai dilakukan 3 kali penyemprotan, yakni pada 1 hari sebelum tanam, hari ke-7-10 dan hari ketika bunga mulai keluar sehingga jumlah total penggunaan NS- Crystal adalah 2,4 kg/ha. Apabila dilihat di dalam botol kemasan, ada penyemprotan dicampur pestisida maka yang dimaksud adalah untuk setiap penyemprotan pestisida, komoditas apapun, idealnya dicampurkan dengan NS-Crystal. Tujuannnya adalah agar tanaman yang lemah terkena racun pestisida dapat cepat lilir (pulih) atau tidak mengalami stagnan. Adapun dosis NS-Crystal untuk penyemprotan yang dicampur pestisida ini adalah 1 sendok makan per tangki sprayer. Jadi penyemprotan ini di luar prosedur yang disampaikan di atas dan berlaku untuk seluruh jenis tanaman. 11

16 PETUNJUK PENGGUNAAN NUTRISI SAPUTRA TANAMAN SAYURAN 12

17 1. Cabe Produk : a. Nutrisi Saputra Crystal (NS-Crystal) kemasan botol atau pouch untuk disemprotkan. b. Nutrisi Saputra Pertanian (NS-Agri Horti) kemasan sachet atau pouch untuk dicampur dengan pupuk kimia pada saat pengecoran. Dosis : Kebutuhan minimal setiap hektar sekitar 16 kg, 8 kg berupa NS-Crystal dan 8 kg berupa NS-Agri Horti Frekuensi : NS-Crystal pertama kali disemprotkan pada saat pengolahan lahan atau saat akan digalonya (diaduknya) kaptan (dolomit), NPK dan pupuk kandang. Penyemprotan selanjutnya dilakukan setiap minggu setelah mulai keluar buah dan dapat bersamaan dengan penyemprotan pestisida. NS-Agri Horti dicampurkan dengan NPK kemudian dilarutkan dalam 200 liter air kemudian dicor sebagaimana kebiasaan petani. Aplikasi : a. Penyemprotan pertama NS-Crystal dilakukan pada saat akan digalonya (diaduknya) kaptan (dolomit), NPK (dengan dosis kg untuk setiap 1400 meter persegi) dan pupuk kandang. Adapun dosis penyemprotan adalah 4 botol/ha atau 2 sendok makan (± 40 gram) per tangki sprayer. Tujuan penyemprotan ini agar tanah 13

18 menjadi lebih subur, memberikan makanan yang siap dimanfaatkan tanaman ketika ditanam dan memberi tambahan energi bagi bakteri yang ada dalam tanah. b. Pengecoran pertama dilakukan pada saat penanaman dengan dosis NS-Agri Horti 1 sachet (150 gram) untuk setiap 200 liter dan tanpa menggunakan NPK. Ketika benih ditanam langsung dicor dengan dosis di atas. Tujuan pengecoran ini adalah agar tanaman tidak terlalu lama stagnan atau cepat lilir karena mendapatkan nutrisi esensial lengkap yang siap dimanfaatkan. c. Pengecoran selanjutnya dilakukan setelah hari ke-10 sampai panen sebagaimana waktu yang biasa dilakukan petani. Dosis untuk pengecoran ini adalah 1 sachet (150 gram) dicampur dengan 2 kg NPK kemudian dilarutkan dalam 200 liter air. Tujuan dari pengecoran ini adalah untuk memberi makan tanah dan menyediakan nutrisi yang lengkap bagi tanaman untuk tumbuh dan berbuah. d. Ketika tanaman mulai keluar buah, maka tanaman perlu diberi tambahan energi agar mampu mengeluarkan buah secara terus menerus dengan mutu yang baik. Untuk inilah, setelah mulai keluar buah dilakukan 14

19 Penyemprotan Pestisida: penyemprotan NS-Crystal setiap minggu dengan dosis 2 sendok makan per tangki sprayer. Penyemprotan ini pun dapat dilakukan dengan mencampurkannya pada pestisida sehingga dapat disemprotkan bersamaan dengan dosis tetap 2 sendok makan per tangki sprayer karena tujuan penyemprotan ini untuk pembentukan buah. Apabila dilihat di dalam botol kemasan, ada penyemprotan dicampur pestisida maka yang dimaksud adalah untuk setiap penyemprotan pestisida, komoditas apapun, idealnya dicampurkan dengan NS-Crystal. Tujuannnya adalah agar tanaman yang lemah terkena racun pestisida dapat cepat lilir (pulih) atau tidak mengalami stagnan. Adapun dosis NS-Crystal untuk penyemprotan yang dicampur pestisida ini adalah 1 sendok makan per tangki sprayer. Jadi penyemprotan ini di luar prosedur yang disampaikan di atas dan berlaku untuk seluruh jenis tanaman. 15

20 Penanganan penyakit virus dan keriting daun Prinsip: Ketika daun dan tangkai tanaman cabe sudah terkena penyakit virus atau daun keriting maka pada hakekatnya daun tersebut sudah tidak bisa disembuhkan. Jadi penyemprotan apapun yang kita lakukan boleh dikatakan sia-sia sehingga yang harus kita lakukan adalah membuang penyakit tersebut dengan cara memotong tangkai yang terkena penyakit. Aplikasi: Penanganan penyakit virus dan keriting daun dilakukan dengan terlebih dahulu memotong tangkai yang terkena penyakit, dan tangkai tersebut dimasukkan ke karung untuk selanjutnya dibakar. Selanjutnya pada kondisi potongan yang masih basah, disemprot dengan NS-Crystal dengan dosis 2 sendok makan (40 gram) per tangki sprayer. NS- Crystal ini merupakan energi atau gizi tambahan bagi tanaman yang akan merangsang pertumbuhan tunas baru dimana tunas yang tumbuh tersebut tidak lagi sakit. Inilah cara untuk mengatasi penyakit virus dan keriting daun dimana nantinya tanaman cabe akan tumbuh normal. Yang harus diingat dalam cara ini adalah sebelum proses ini dilakukan terlebih dahulu tanaman harus dicor sebanyak 2 kali menggunakan NS-Pertanian yang telah dicampur NPK sebagaimana yang telah dijelaskan di atas. 16

21 2. Kentang Produk : a. Nutrisi Saputra Crystal (NS-Crystal) kemasan botol atau pouch untuk disemprotkan. b. Nutrisi Saputra Pertanian (NS-Agri Horti) kemasan sachet atau pouch untuk dicampur ke dalam pupuk kimia. Dosis Frekuensi : Kebutuhan setiap hektar sebanyak 16 kg, 8 kg berupa NS-Crystal dan 8 kg berupa NS-Agri Horti : NS-Crystal pertama kali disemprotkan pada saat pengolahan lahan atau saat akan digalonya (diaduknya) kaptan (dolomit), NPK dan pupuk kandang. Penyemprotan selanjutnya dilakukan setiap minggu setelah mulai terbentuknya umbi atau usia 40 hari dan dapat bersamaan dengan penyemprotan pestisida. NS-Agri Horti dicampurkan dengan pupuk kimia dengan dosis total 8 kg untuk setiap hektar. Aplikasi : a. Penyemprotan pertama NS-Crystal dilakukan pada saat pengolahan lahan atau saat akan digalonya (diaduknya) kaptan (dolomit), NPK dan pupuk kandang. Adapun dosis untuk penyemprotan adalah 4 botol/ha atau 2 sendok makan (± 40 gram) per tangki sprayer. Tujuan penyemprotan ini agar tanah menjadi lebih lunak sehingga memudahkan umbi kentang 17

22 memperbanyak dan membesar serta memberikan energi tambahan pada bagi bakteri dalam pupuk kandang untuk bekerja secara optimal. b. Dengan terlebih dahulu pupuk kimia dikurangi hingga 50%, sebanyak 8 kg/ha NS-Agri Horti dicampurkan ke dalam pupuk kimia kemudian disebar ke tanah. Pemberian ini dapat dilakukan satu kali sebagai pupuk dasar atau berkali-kali sebagaimana kebiasaan petani, yang penting dosis total NS-Agri Horti nya 8 kg/ha. Tujuan dari pencampuran ini adalah untuk memperbaiki tanah dan memberikan gizi tambahan sehingga tercapai 4 sehat 5 sempurna bagi tanaman kentang. c. Setelah hari ke-40 kentang mulai terbentuk, pada saat ini harus mulai disemprot NS-Crystal. Masa pembentukan dan pengisian umbi dapat diibaratkan sebagai orang hamil dimana dia membutuhkan makanan atau energi atau gizi tambahan agar yang dikandungnya lebih besar dan lebih baik. Pada kentang hal ini bisa dilakukan oleh NS-Crystal. Jadi tujuan dari penyemprotan ini adalah menyediakan energi tambahan bagi tanaman kentang agar dia dapat membentuk umbi menjadi lebih besar dengan tingkat pengisian yang lebih baik, sehingga umbi ketika dipanen menjadi lebih 18

23 Penyemprotan Pestisida: besar dan lebih berat. Penyemprotan dilakukan setiap minggu mulai hari ke-40. Apabila penanaman dilakukan selama 100 hari maka waktu penyemprotan adalah hari ke-40, 47, 54, 61, 68, 75, 82 dan 89 hari setelah tanam. Adapun dosis untuk setiap penyemprotan adalah 4 botol/ha atau 2 sendok makan per tangki sprayer. Dengan demikian dosis untuk seluruh penyemprotan ini adalah 32 botol per hektar, yang apabila ditambah dengan penyemprotan pada saat olah lahan maka total kebutuhan NS-Crystal menjadi 40 botol. Apabila dilihat di dalam botol kemasan, ada penyemprotan dicampur pestisida maka yang dimaksud adalah untuk setiap penyemprotan pestisida, komoditas apapun, idealnya dicampurkan dengan NS-Crystal. Tujuannnya adalah agar tanaman yang lemah terkena racun pestisida dapat cepat lilir (pulih) atau tidak mengalami stagnan. Adapun dosis NS-Crystal untuk penyemprotan yang dicampur pestisida ini adalah 1 sendok makan per tangki sprayer. Jadi penyemprotan ini di luar prosedur yang disampaikan di atas dan berlaku untuk seluruh jenis tanaman. 19

24 3. Bawang Produk : a. Nutrisi Saputra Crystal (NS-Crystal) kemasan botol atau pouch untuk disemprotkan. b. Nutrisi Saputra Pertanian (NS-Agri Horti) kemasan sachet atau pouch untuk dicampur ke dalam pupuk kimia dan air siraman. Dosis Frekuensi : Kebutuhan setiap hektar sebanyak 11 kg, 4 kg berupa NS-Crystal dan 7 kg berupa NS-Agri Horti : NS-Crystal pertama kali disemprotkan 1-2 hari setelah bawang ditanam. Penyemprotan selanjutnya dilakukan setiap minggu setelah mulai terbentuknya umbi atau usia 30 hari dan dapat bersamaan dengan penyemprotan pestisida. NS-Agri Horti dicampurkan dengan pupuk kimia sebanyak 2 kg untuk setiap pemupukan, biasanya pemupukan dilakukan pada hari ke-10, 20 dan setelah tanam. Mulai awal tanam, kolam air siraman dicampurkan NS-Agri Horti secara merata sebanyak 1 kg setiap hektar. Aplikasi : a. Langkah pertama adalah mencampurkan NS- Agri Horti secara merata ke dalam kolam air siraman dengan dosis 1 kg/ha atau untuk mudahnya 1 sachet/ meter persegi. Tujuan pencampuran ini agar air siraman 20

25 sudah mengandung nutrisi, sehingga walaupun sedikit ketika bawang disiram nutrisi yang ada dapat masuk ke bawang atau ke tanah. b. Salah satu cara untuk membuat umbi besar adalah membuat tanah lunak, dan NS-Crystal mampu melakukan itu. Oleh karena itu NS- Crystal disemprotkan ketika bawang mulai ditanam, tepatnya 1-2 hari setelah tanam. Dengan penyemprotan ini diharapkan umbi tidak stagnan terlalu lama (cepat lilir), tanah akan menjadi lebih lunak sehingga memperbesar peluang umbi untuk lebih banyak dan lebih besar. Penyemprotan dapat dilakukan secara tunggal atau bersamaan dengan penyemprotan racun rumput yang biasanya dilakukan petani pada 2 hari setelah tanam. Dosis penyemprotan adalah 4 botol/ha (800 gram/ha) atau 2 sendok makan (± 40 gram) per tangki semprot. c. Seluruh aplikasi pemupukan harus dicampur dengan NS-Agri Horti. Terlebih dahulu kurangi penggunaan pupuk kimia yang untuk tahap pertama hingga 50% selanjutnya campurkan pupuk kimia tersebut dengan NS-Agri Horti dengan dosis 2 kg/ha untuk setiap pemupukan. Dengan demikian apabila pemupukan dilakukan pada hari ke-10, 20 dan maka jumlah NS- Agri Horti yang digunakan untuk setiap hektar 21

26 adalah 6 kg. Tujuan dari pencampuran ini adalah memperbaiki tanah dan memberikan gizi tambahan bagi bawang sehingga tercapai 4 sehat 5 sempurna bagi tanaman bawang. d. Setelah hari ke-30 umbi bawang mulai terbentuk, pada saat ini harus mulai disemprot NS-Crystal. Masa pembentukan dan pengisian umbi dapat diibaratkan sebagai orang hamil dimana dia membutuhkan makanan atau energi atau gizi tambahan agar yang dikandungnya lebih besar dan lebih baik. Pada bawang hal ini bisa dilakukan oleh NS-Crystal. Jadi tujuan dari penyemprotan ini adalah menyediakan energi tambahan bagi tanaman bawang agar dia dapat membentuk umbi menjadi lebih besar dengan tingkat pengisian yang lebih baik, sehingga umbi ketika dipanen menjadi lebih besar dan lebih berat. Penyemprotan dilakukan setiap minggu mulai hari ke-30. Apabila penanaman dilakukan selama 60 hari maka waktu penyemprotan adalah hari ke-30, 37, 44 dan 51 hari setelah tanam. Adapun dosis untuk setiap penyemprotan adalah 4 botol/ha atau 2 sendok makan per tangki sprayer. Dengan demikian dosis untuk seluruh penyemprotan ini adalah 16 botol per hektar, yang apabila ditambah dengan penyemprotan hari 1-2 setelah tanam maka totalnya menjadi 20 botol atau 4 kg. 22

27 Penyemprotan Pestisida: Apabila dilihat di dalam botol kemasan, ada penyemprotan dicampur pestisida maka yang dimaksud adalah untuk setiap penyemprotan pestisida, komoditas apapun, idealnya dicampurkan dengan NS-Crystal. Tujuannnya adalah agar tanaman yang lemah terkena racun pestisida dapat cepat lilir (pulih) atau tidak mengalami stagnan. Adapun dosis NS-Crystal untuk penyemprotan yang dicampur pestisida ini adalah 1 sendok makan per tangki sprayer. Jadi penyemprotan ini di luar prosedur yang disampaikan di atas dan berlaku untuk seluruh jenis tanaman. 4. Kacang tanah Produk : a. Nutrisi Saputra Crystal (NS-Crystal) kemasan botol atau pouch untuk disemprotkan. b. Nutrisi Saputra Pertanian (NS-Agri Horti) kemasan sachet atau pouch untuk dicampur ke dalam pupuk kimia. Dosis : Kebutuhan setiap hektar sebanyak 6,4 kg dimana 2,4 kg berupa NS-Crystal dan 4 kg berupa NS- Agri Horti 23

28 Frekuensi : NS-Crystal pertama kali disemprotkan pada saat pengolahan lahan atau saat akan digalonya (diaduknya) kaptan (dolomit), NPK dan pupuk kandang (petroganik). Penyemprotan selanjutnya dilakukan hari ke-30 dan ke-60 dan dapat bersamaan dengan penyemprotan pestisida. NS-Agri Horti dicampurkan dengan pupuk kimia dengan dosis total 4 kg untuk setiap hektar dan diberikan pada saat pemupukan dasar. Aplikasi : a. NS-Crystal pertama kali disemprotkan pada saat pengolahan lahan atau saat akan digalonya (diaduknya) kaptan (dolomit), NPK dan pupuk kandang (petroganik). Adapun dosis untuk penyemprotan adalah 4 botol/ha atau 2 sendok makan (± 40 gram) per tangki sprayer. Tujuan penyemprotan ini agar tanah menjadi lebih lunak sehingga memudahkan polong memperbanyak dan membesar serta memberikan energi tambahan pada bagi bakteri untuk bekerja secara optimal. b. Dengan terlebih dahulu pupuk kimia dikurangi hingga 50%, sebanyak 4 kg/ha NS-Agri Horti dicampurkan ke dalam pupuk kimia kemudian disebar ke tanah. Pemberian ini dapat dilakukan satu kali sebagai pupuk dasar atau sebagaimana kebiasaan petani, yang penting dosis total NS- Agri Horti nya 4 kg/ha. Tujuan dari 24

29 pencampuran ini adalah untuk memperbaiki tanah dan memberikan gizi tambahan sehingga tercapai 4 sehat 5 sempurna bagi tanaman kacang. c. Setelah hari ke-30 bunga dan polong mulai terbentuk, pada saat ini harus mulai disemprot NS-Crystal. Masa pembentukan dan pengisian polong dapat diibaratkan sebagai orang hamil dimana dia membutuhkan makanan atau energi atau gizi tambahan agar yang dikandungnya lebih besar dan lebih baik. Pada kacang tanah hal ini bisa dilakukan oleh NS-Crystal. Jadi tujuan dari penyemprotan ini adalah menyediakan energi tambahan bagi tanaman kacang tanah agar dia dapat membentuk polong menjadi lebih banyak dan lebih besar dengan tingkat pengisian yang lebih baik. Penyemprotan dilakukan hanya sebanyak 2 kali, yakni pada hari ke-30 dan ke-60. Adapun dosis untuk setiap penyemprotan adalah 4 botol/ha atau 2 sendok makan per tangki sprayer. Dengan demikian dosis untuk seluruh penyemprotan ini adalah 8 botol per hektar, yang apabila ditambah dengan penyemprotan pada saat olah lahan maka total kebutuhan NS-Crystal menjadi 12 botol atau 2,4 kg. 25

30 Penyemprotan Pestisida: Apabila dilihat di dalam botol kemasan, ada penyemprotan dicampur pestisida maka yang dimaksud adalah untuk setiap penyemprotan pestisida, komoditas apapun, idealnya dicampurkan dengan NS-Crystal. Tujuannnya adalah agar tanaman yang lemah terkena racun pestisida dapat cepat lilir (pulih) atau tidak mengalami stagnan. Adapun dosis NS-Crystal untuk penyemprotan yang dicampur pestisida ini adalah 1 sendok makan per tangki sprayer. Jadi penyemprotan ini di luar prosedur yang disampaikan di atas dan berlaku untuk seluruh jenis tanaman. 5. Tomat Produk : a. Nutrisi Saputra Crystal (NS-Crystal) kemasan botol atau pouch untuk disemprotkan. b. Nutrisi Saputra Pertanian (NS-Agri Horti) kemasan sachet atau pouch untuk dicampur dengan pupuk kimia pada saat pengecoran. Dosis Frekuensi : Kebutuhan nutrisi setiap hektar sekitar 10 kg, 5 kg berupa NS-Crystal dan 5 kg berupa NS-Agri Horti : NS-Crystal pertama kali disemprotkan pada saat pengolahan lahan atau saat akan digalonya 26

31 (diaduknya) kaptan (dolomit), NPK dan pupuk kandang. Penyemprotan selanjutnya dilakukan setiap minggu setelah mulai keluar buah dan dapat bersamaan dengan penyemprotan pestisida. NS-Agri Horti dicampurkan dengan NPK kemudian dilarutkan dalam 200 liter air untuk selanjutnya dicor sebagaimana kebiasaan petani. Aplikasi : a. Penyemprotan pertama NS-Crystal dilakukan pada saat akan digalonya (diaduknya) kaptan (dolomit), NPK yang telah dikurangi hingga 75% dan pupuk kandang. Adapun dosis penyemprotan adalah 4 botol/ha atau 2 sendok makan (± 40 gram) per tangki sprayer. Tujuan penyemprotan ini agar tanah menjadi lebih subur, memberikan makanan yang siap dimanfaatkan tanaman ketika ditanam dan memberi tambahan energi bagi bakteri yang ada dalam tanah. b. Pengecoran pertama dilakukan pada saat penanaman dengan dosis NS-Agri Horti 1 sachet (150 gram) untuk setiap 200 liter dan tanpa menggunakan NPK. Ketika benih ditanam langsung dicor dengan dosis di atas. Tujuan pengecoran ini adalah agar tanaman tidak terlalu lama stagnan atau cepat lilir karena mendapatkan nutrisi esensial lengkap yang siap dimanfaatkan. 27

32 Penyemprotan Pestisida: c. Pengecoran selanjutnya dilakukan setelah hari ke-10 sampai panen sebagaimana waktu yang biasa dilakukan petani. Dosis untuk pengecoran ini adalah 1 sachet (150 gram) dicampur dengan 2 kg NPK kemudian dilarutkan dalam 200 liter air. Tujuan dari pengecoran ini adalah untuk memberi makan tanah dan menyediakan nutrisi yang lengkap untuk tumbuh dan berbuah. d. Ketika tanaman mulai keluar buah, maka tanaman perlu diberi tambahan energi agar mampu mengeluarkan buah secara terus menerus dengan mutu yang baik. Untuk inilah, setelah mulai keluar buah dilakukan penyemprotan NS-Crystal setiap minggu dengan dosis 2 sendok makan per tangki sprayer. Penyemprotan ini pun dapat dilakukan dengan mencampurkannya pada pestisida sehingga dapat disemprotkan bersamaan dengan dosis tetap 2 sendok makan per tangki sprayer karena tujuan penyemprotan ini untuk pembentukan buah. Apabila dilihat di dalam botol kemasan, ada penyemprotan dicampur pestisida maka yang dimaksud adalah untuk setiap penyemprotan pestisida, komoditas apapun, idealnya dicampurkan dengan NS-Crystal. Tujuannnya adalah agar 28

33 tanaman yang lemah terkena racun pestisida dapat cepat lilir (pulih) atau tidak mengalami stagnan. Adapun dosis NS-Crystal untuk penyemprotan yang dicampur pestisida ini adalah 1 sendok makan per tangki sprayer. Jadi penyemprotan ini di luar prosedur yang disampaikan di atas dan berlaku untuk seluruh jenis tanaman. 6. Ketimun, terong dan sayuran buah yang lain Produk : a. Nutrisi Saputra Crystal (NS-Crystal) kemasan botol atau pouch untuk disemprotkan. b. Nutrisi Saputra Pertanian (NS-Agri Horti) kemasan sachet atau pouch untuk dicampur dengan pupuk kimia pada saat pengecoran. Dosis Frekuensi : Kebutuhan nutrisi setiap hektar sekitar 10 kg, 5 kg berupa NS-Crystal dan 5 kg berupa NS-Agri Horti : NS-Crystal pertama kali disemprotkan pada saat pengolahan lahan atau saat akan digalonya (diaduknya) kaptan (dolomit), NPK dan pupuk kandang. Penyemprotan selanjutnya dilakukan setiap minggu setelah mulai keluar buah dan dapat bersamaan dengan penyemprotan pestisida. 29

34 NS-Agri Horti dicampurkan dengan NPK kemudian dilarutkan dalam 200 liter air untuk selanjutnya dicor sebagaimana kebiasaan petani. Aplikasi : a. Penyemprotan pertama NS-Crystal dilakukan pada saat akan digalonya (diaduknya) kaptan (dolomit), NPK yang telah dikurangi hingga 75% dan pupuk kandang. Adapun dosis penyemprotan adalah 4 botol/ha atau 2 sendok makan (± 40 gram) per tangki sprayer. Tujuan penyemprotan ini agar tanah menjadi lebih subur, memberikan makanan yang siap dimanfaatkan tanaman ketika ditanam dan memberi tambahan energi bagi bakteri yang ada dalam tanah. b. Pengecoran pertama dilakukan pada saat penanaman dengan dosis NS-Agri Horti 1 sachet (150 gram) untuk setiap 200 liter dan tanpa menggunakan NPK. Ketika benih ditanam langsung dicor dengan dosis di atas. Tujuan pengecoran ini adalah agar tanaman tidak terlalu lama stagnan atau cepat lilir karena mendapatkan nutrisi esensial lengkap yang siap dimanfaatkan. c. Pengecoran selanjutnya dilakukan setelah hari ke-10 sampai panen sebagaimana waktu yang biasa dilakukan petani. Dosis untuk pengecoran ini adalah 1 sachet (150 gram) dicampur dengan 2 30

35 Penyemprotan Pestisida: kg NPK kemudian dilarutkan dalam 200 liter air. Tujuan dari pengecoran ini adalah untuk memberi makan tanah dan menyediakan nutrisi yang lengkap untuk tumbuh dan berbuah. d. Ketika tanaman mulai keluar buah, maka tanaman perlu diberi tambahan energi agar mampu mengeluarkan buah secara terus menerus dengan mutu yang baik. Untuk inilah, setelah mulai keluar buah dilakukan penyemprotan NS-Crystal setiap minggu dengan dosis 2 sendok makan per tangki sprayer. Penyemprotan ini pun dapat dilakukan dengan mencampurkannya pada pestisida sehingga dapat disemprotkan bersamaan dengan dosis tetap 2 sendok makan per tangki sprayer karena tujuan penyemprotan ini untuk pembentukan buah. Apabila dilihat di dalam botol kemasan, ada penyemprotan dicampur pestisida maka yang dimaksud adalah untuk setiap penyemprotan pestisida, komoditas apapun, idealnya dicampurkan dengan NS-Crystal. Tujuannnya adalah agar tanaman yang lemah terkena racun pestisida dapat cepat lilir (pulih) atau tidak mengalami stagnan. Adapun dosis NS-Crystal untuk penyemprotan yang dicampur pestisida ini adalah 1 sendok makan per tangki sprayer. Jadi 31

36 penyemprotan ini di luar prosedur yang disampaikan di atas dan berlaku untuk seluruh jenis tanaman. 7. Bunga kol Produk : a. Nutrisi Saputra Crystal (NS-Crystal) kemasan botol atau pouch untuk disemprotkan. b. Nutrisi Saputra Pertanian (NS-Agri Horti) kemasan sachet atau pouch untuk dicampur dengan pupuk kimia pada saat pengecoran. Dosis Frekuensi : Kebutuhan nutrisi setiap hektar sekitar 10 kg, 5 kg berupa NS-Crystal dan 5 kg berupa NS-Agri Horti : NS-Crystal pertama kali disemprotkan pada saat pengolahan lahan atau saat akan digalonya (diaduknya) kaptan (dolomit), NPK dan pupuk kandang. Penyemprotan selanjutnya dilakukan setiap minggu dan dapat bersamaan dengan penyemprotan pestisida. NS-Agri Horti dicampurkan dengan NPK kemudian dilarutkan dalam 200 liter air untuk selanjutnya dicor sebagaimana kebiasaan petani. Aplikasi : a. Penyemprotan pertama NS-Crystal dilakukan pada saat akan digalonya (diaduknya) kaptan (dolomit), NPK yang telah dikurangi hingga 75% 32

37 dan pupuk kandang. Adapun dosis penyemprotan adalah 4 botol/ha atau 2 sendok makan (± 40 gram) per tangki sprayer. Tujuan penyemprotan ini agar tanah menjadi lebih subur, memberikan makanan yang siap dimanfaatkan tanaman ketika ditanam dan memberi tambahan energi bagi bakteri yang ada dalam tanah. b. Pengecoran pertama dilakukan pada saat penanaman dengan dosis NS-Agri Horti 1 sachet (150 gram) untuk setiap 200 liter dan tanpa menggunakan NPK. Ketika benih ditanam langsung dicor dengan dosis di atas. Tujuan pengecoran ini adalah agar tanaman tidak terlalu lama stagnan atau cepat lilir karena mendapatkan nutrisi esensial lengkap yang siap dimanfaatkan. c. Pengecoran selanjutnya dilakukan setelah hari ke-10 sampai mulai terbentuk bunga. Dosis untuk pengecoran ini adalah 1 sachet (150 gram) dicampur dengan 2 kg NPK kemudian dilarutkan dalam 200 liter air. Tujuan dari pengecoran ini adalah untuk memberi makan tanah dan menyediakan nutrisi yang lengkap bagi tanaman untuk tumbuh. d. Setelah terbentuk bunga, maka pengecoran NS- Agri Horti harus dihentikan agar pertumbuhan vegetatif tanaman tidak terus terjadi, dan 33

38 Penyemprotan Pestisida: selanjutnya yang dilakukan adalah penyemprotan tanaman. Untuk inilah harus dilakukan penyemprotan NS-Crystal setiap minggu dengan dosis 2 sendok makan per tangki sprayer. Penyemprotan ini pun dapat dilakukan dengan mencampurkannya pada pestisida sehingga dapat disemprotkan bersamaan dengan dosis tetap 2 sendok makan per tangki sprayer karena tujuan penyemprotan ini untuk pembentukan buah. Tujuan dari penyemprotan ini adalah menyediakan energi tambahan bagi tanaman agar dapat tumbuh membentuk bunga kol dengan lebih baik. Apabila dilihat di dalam botol kemasan, ada penyemprotan dicampur pestisida maka yang dimaksud adalah untuk setiap penyemprotan pestisida, komoditas apapun, idealnya dicampurkan dengan NS-Crystal. Tujuannnya adalah agar tanaman yang lemah terkena racun pestisida dapat cepat lilir (pulih) atau tidak mengalami stagnan. Adapun dosis NS-Crystal untuk penyemprotan yang dicampur pestisida ini adalah 1 sendok makan per tangki sprayer. Jadi penyemprotan ini di luar prosedur yang disampaikan di atas dan berlaku untuk seluruh jenis tanaman. 34

39 8. Wortel Produk : a. Nutrisi Saputra Crystal (NS-Crystal) kemasan botol atau pouch untuk disemprotkan. b. Nutrisi Saputra Pertanian (NS-Agri Horti) kemasan sachet atau pouch untuk dicampur dengan pupuk kimia pada saat pengecoran. Dosis Frekuensi : Kebutuhan nutrisi setiap hektar sekitar 10 kg, 5 kg berupa NS-Crystal dan 5 kg berupa NS-Agri Horti : NS-Crystal pertama kali disemprotkan pada saat pengolahan lahan atau saat akan digalonya (diaduknya) kaptan (dolomit), NPK dan pupuk kandang. Penyemprotan selanjutnya dilakukan setiap minggu dan dapat bersamaan dengan penyemprotan pestisida. NS-Agri Horti dicampurkan dengan NPK kemudian dilarutkan dalam 200 liter air untuk selanjutnya dicor sebagaimana kebiasaan petani. Aplikasi : a. Penyemprotan pertama NS-Crystal dilakukan pada saat akan digalonya (diaduknya) kaptan (dolomit), NPK yang telah dikurangi hingga 75% dan pupuk kandang. Adapun dosis penyemprotan adalah 4 botol/ha atau 2 sendok makan (± 40 gram) per tangki sprayer. Tujuan penyemprotan ini agar tanah menjadi lebih subur, memberikan makanan yang siap 35

40 dimanfaatkan tanaman ketika ditanam dan memberi tambahan energi bagi bakteri yang ada dalam tanah. b. Pengecoran pertama dilakukan pada saat penanaman dengan dosis NS-Agri Horti 1 sachet (150 gram) untuk setiap 200 liter dan tanpa menggunakan NPK. Ketika benih ditanam langsung dicor dengan dosis di atas. Tujuan pengecoran ini adalah agar tanaman tidak terlalu lama stagnan atau cepat lilir karena mendapatkan nutrisi esensial lengkap yang siap dimanfaatkan. c. Pengecoran NS-Agri Horti selanjutnya dilakukan setelah hari ke-10 sampai mulai terbentuk umbi (30 hari). Dosis untuk pengecoran ini adalah 1 sachet (150 gram) dicampur dengan 2 kg NPK kemudian dilarutkan dalam 200 liter air. Tujuan dari pengecoran ini adalah untuk memberi makan tanah dan menyediakan nutrisi yang lengkap untuk tumbuh. d. Setelah terbentuk umbi, maka pengecoran NS- Agri Horti harus dihentikan agar pertumbuhan vegetatif tanaman tidak terus terjadi, dan selanjutnya yang dilakukan adalah penyemprotan tanaman. Untuk inilah harus dilakukan penyemprotan NS-Crystal setiap minggu dengan 36

41 Penyemprotan Pestisida: dosis 2 sendok makan per tangki sprayer. Penyemprotan ini pun dapat dilakukan dengan mencampurkannya pada pestisida sehingga dapat disemprotkan bersamaan dengan dosis tetap 2 sendok makan per tangki sprayer karena tujuan penyemprotan ini untuk pembentukan buah. Tujuan dari penyemprotan ini adalah menyediakan energi tambahan bagi tanaman agar dapat membentuk umbi wortel dengan lebih baik. Apabila dilihat di dalam botol kemasan, ada penyemprotan dicampur pestisida maka yang dimaksud adalah untuk setiap penyemprotan pestisida, komoditas apapun, idealnya dicampurkan dengan NS-Crystal. Tujuannnya adalah agar tanaman yang lemah terkena racun pestisida dapat cepat lilir (pulih) atau tidak mengalami stagnan. Adapun dosis NS-Crystal untuk penyemprotan yang dicampur pestisida ini adalah 1 sendok makan per tangki sprayer. Jadi penyemprotan ini di luar prosedur yang disampaikan di atas dan berlaku untuk seluruh jenis tanaman. 37

42 9. Sawi dan sayuran daun yang lain Produk : a. Nutrisi Saputra Crystal (NS-Crystal) kemasan botol atau pouch untuk disemprotkan. b. Nutrisi Saputra Pertanian (NS-Agri Horti) kemasan sachet atau pouch untuk dicampur dengan pupuk kimia pada saat pengecoran. Dosis Frekuensi : Kebutuhan nutrisi setiap hektar sekitar 10 kg, 5 kg berupa NS-Crystal dan 5 kg berupa NS-Agri Horti : NS-Crystal pertama kali disemprotkan pada saat pengolahan lahan atau saat akan digalonya (diaduknya) kaptan (dolomit), NPK dan pupuk kandang. Penyemprotan selanjutnya dilakukan setiap minggu dan dapat bersamaan dengan penyemprotan pestisida. NS-Agri Horti dicampurkan dengan NPK kemudian dilarutkan dalam 200 liter air untuk selanjutnya dicor sebagaimana kebiasaan petani. Aplikasi : a. Penyemprotan pertama NS-Crystal dilakukan pada saat akan digalonya (diaduknya) kaptan (dolomit), NPK yang telah dikurangi hingga 75% dan pupuk kandang. Adapun dosis penyemprotan adalah 4 botol/ha atau 2 sendok makan (± 40 gram) per tangki sprayer. Tujuan penyemprotan ini agar tanah menjadi lebih subur, 38

43 memberikan makanan yang siap dimanfaatkan tanaman ketika ditanam dan memberi tambahan energi bagi bakteri yang ada dalam tanah. b. Pengecoran pertama dilakukan pada saat penanaman dengan dosis NS-Agri Horti 1 sachet (150 gram) untuk setiap 200 liter dan tanpa menggunakan NPK. Ketika benih ditanam langsung dicor dengan dosis di atas. Tujuan pengecoran ini adalah agar tanaman tidak terlalu lama stagnan atau cepat lilir karena mendapatkan nutrisi esensial lengkap yang siap dimanfaatkan. c. Pengecoran selanjutnya dilakukan setelah hari ke-10 sampai panen sebagaimana waktu yang biasa dilakukan petani. Dosis untuk pengecoran ini adalah 1 sachet (150 gram) dicampur dengan 2 kg NPK kemudian dilarutkan dalam 200 liter air. Tujuan dari pengecoran ini adalah untuk memberi makan tanah dan menyediakan nutrisi yang lengkap untuk tumbuh. d. Apabila petani tidak melakukan pengecoran maka yang harus dilakukan adalah penyemprotan tanaman. Untuk inilah harus dilakukan penyemprotan NS-Crystal setiap minggu dengan dosis 2 sendok makan per tangki sprayer. Penyemprotan ini pun dapat dilakukan dengan mencampurkannya pada pestisida sehingga dapat 39

44 Penyemprotan Pestisida: disemprotkan bersamaan dengan dosis tetap 2 sendok makan per tangki sprayer karena tujuan penyemprotan ini untuk pembentukan buah. Tujuan dari penyemprotan ini adalah menyediakan energi tambahan bagi tanaman agar dapat tumbuh dengan lebih baik. Apabila dilihat di dalam botol kemasan, ada penyemprotan dicampur pestisida maka yang dimaksud adalah untuk setiap penyemprotan pestisida, komoditas apapun, idealnya dicampurkan dengan NS-Crystal. Tujuannnya adalah agar tanaman yang lemah terkena racun pestisida dapat cepat lilir (pulih) atau tidak mengalami stagnan. Adapun dosis NS-Crystal untuk penyemprotan yang dicampur pestisida ini adalah 1 sendok makan per tangki sprayer. Jadi penyemprotan ini di luar prosedur yang disampaikan di atas dan berlaku untuk seluruh jenis tanaman. 40

45 PETUNJUK PENGGUNAAN NUTRISI SAPUTRA TANAMAN PERKEBUNAN 41

46 1. Karet Produk Dosis Frekuensi Aplikasi : Nutrisi Saputra Perkebunan (NS-Perkebunan). : 16 kg/ha/semester atau sekitar 32 gram/pokok/ semester. : Penaburan NS-Perkebunan secara tunggal setiap semester yang aplikasinya pada masa pemberian pupuk kimia tetapi tidak dicampurkan pupuk kimia : a. Terlebih dahulu penggunaan pupuk kimia dikurangi hingga 75% atau yang diaplikasikan hanya 25%, dan ditebar sebagaimana biasa. b. NS-Perkebunan ditebar dengan dosis 16 kg/ha/semester atau sekitar 32 gram/ha/semester. Penebaran dilakukan pada piringan (0,5-1 meter dari pohon) yang telah bersih dari gulma sehingga NS-Perkebunan yang diberikan tidak diambil oleh gulma tetapi oleh tanah dan tanaman karet. Tujuan pemberian ini untuk menyuburkan tanah dan memberikan makanan atau gizi tambahan bagi tanaman karet agar dapat memproduksi getah lebih optimal. 42

47 2. Sawit Produk : Nutrisi Saputra Perkebunan (NS-Perkebunan). Dosis : a. TBM sebanyak 30 kg/ha/tahun atau sekitar 250 gram/pokok/tahun. b. TM sebanyak 40 kg/ha/tahun atau sekitar 300 gram/pokok/tahun. Frekuensi Aplikasi : Penaburan NS-Perkebunan secara tunggal setiap semester yang aplikasinya pada masa pemberian pupuk kimia, tetapi tidak dicampurkan pupuk kimia : a. Terlebih dahulu penggunaan pupuk kimia dikurangi hingga 75% atau yang diaplikasikan hanya 25%, dan ditebar sebagaimana biasa. b. Untuk TBM NS-Perkebunan ditebar dengan dosis 30 kg/ha/tahun atau sekitar 250 gram/ha/tahun dan untuk TM sebanyak 40 kg/ha/tahun atau sekitar 300 gram/ha/tahun. Penebaran dilakukan pada piringan (0,5-1 meter dari pohon) yang telah bersih dari gulma sehingga NS-Perkebunan yang diberikan tidak diambil oleh gulma tetapi oleh tanah dan tanaman sawit. c. Tujuan pemberian ini untuk menyuburkan tanah dan memberikan makanan atau gizi tambahan bagi tanaman sawit agar dapat 43

48 memproduksi buah secara lebih optimal dengan rendemen minyak yang lebih tinggi. 3. Tebu Produk : a. Nutrisi Saputra Crystal (NS-Crystal) kemasan botol atau pocuh untuk disemprotkan. b. Nutrisi Saputra Pertanian (NS-Agri Horti) kemasan sachet atau pouch untuk dicampur ke dalam pupuk kimia. Dosis Frekuensi : Kebutuhan total nutrisi untuk setiap hektar adalah 9,2 kg, yang terdiri dari NS-Crystal sebanyak 3,2 kg dan NS-Agri Horti sebanyak 6 kg. : NS-Crystal pertama kali disemprotkan pada 1 hari sebelum tanam, selanjutnya pada hari ke-15, ke- 35 dan ke-55 setelah tanam. NS-Agri Horti sebanyak 6 kg dicampurkan dengan pupuk kimia pada saat pemupukan dasar. Aplikasi : a. Terlebih dahulu penggunaan pupuk kimia dikurangi hingga 75%., selanjutnya sebanyak 6 kg NS-Agri Horti dicampurkan dengan pupuk kimia pada saat pemupukan dasar. Jadi pemberian NS- Agri Horti hanya dilakukan pada saat pemupukan dasar. Tujuan dari pemberian ini adalah 44

49 untuk menyuburkan tanah, mempersiapkan makanan yang siap digunakan bagi tanaman dan memberi makan bakteri yang ada dalam tanah tersebut. b. Seluruh penyemprotan dilakukan dengan menggunakan NS-Crystal. Penyemprotan pertama dilakukan pada 1 hari sebelum tanam. Tujuan penyemprotan ini adalah untuk memberikan energi tambahan bagi tanah, tanaman dan bakteri yang ada dalam tanah. Adapun dosis yang digunakan adalah 4 botol/ha atau 800 gram/ha, atau 2 sendok makan per tangki sprayer, dan ini merupakan dosis umum untuk penyemprotan tunggal NS-Crystal. c. Penyemprotan kedua dilaksanakan pada 15 hari setelah tanam dengan dosis yang sama dengan penyemprotan pertama. Tujuan pernyemprotan ini adalah untuk membantu tanaman memperbanyak anakan, karena nutrisi ini merupakan energi tambahan bagi tanaman. d. Penyemprotan ketiga dilaksanakan pada 35 hari setelah tanam dengan dosis yang sama dengan penyemprotan sebelumnya. Tujuan penyemprotan ini adalah untuk membantu tanaman dalam pertumbuhan vegetatif sehingga tanaman dapat cepat besar dan tinggi. 45

50 e. Penyemprotan keempat dilaksanakan pada 55 hari setelah tanam dengan dosis yang sama dengan penyemprotan sebelumnya. Karena pada hari ke-55 dimulainya masa pembentukan gula bagi tebu, maka tujuan dari penyemprotan ini adalah untuk mengoptimalkan proses pengisian gula sehingga dapat diharapkan rendemen dari tebu meningkat. 46

51 PRINSIP PENGGUNAAN NUTRISI SAPUTRA PADA PERIKANAN DAN PETERNAKAN Jenis Produk Produk yang digunakan hanya satu jenis yakni NS- Liquid dalam kemasan botol 1 liter dengan tutupnya yang dapat dijadikan sebagai ukuran, yakni sekitar 10 ml. Penggunaan Produk NS-Liquid dapat dibibiskan atau disemprotkan ke dalam pakan atau dilarutkan ke dalam kolam atau tambak yang airnya bukan air deras atau keramba jaring apung. Fungsi Produk Ada 2 fungsi utama NS-Liquid apabila dicampur ke dalam pakan, pertama sebagai energi tambahan bagi ikan atau ternak sehingga mereka dapat membuat energi untuk pemeliharaan tubuh menjadi untuk pertumbuhan, kedua NS-Liquid berisi prekursor yang mampu merombak amoniak hasil metabolisme menjadi protein yang dapat dimanfaatkan kembali oleh tubuh. Dengan cara ini maka kotoran tidak akan terlalu bau yang menandakan amoniak yang lebih sedikit dan efisiensi pakan akan meningkat 47

52 akibat adanya tambahan protein dari hasil perombakan di atas. Ketika NS-Liquid diberikan pada kolam tergenang maka kolam tersebut akan mengandung nutrisi terlarut sehingga ketika ikan berenang atau bernafas akan terus masuk ke dalam tubuh ikan sehingga nutrisi terlarut ini akan menjadi tambahan nutrisi dan energi bagi ikan. Prinsip Aplikasi Pada ikan prinsip aplikasi NS-Liquid adalah dengan cara dibibiskan atau disemprotkan ke dalam pakan dengan dosis 1 tutup botol (10 ml) untuk 10 kg pakan atau 1 botol untuk 1 ton pakan, atau dilarutkan ke dalam air kolam yang untuk luasan 50 m 2 dibutuhkan ml NS- Liquid setiap minggu. Pada ayam dan sapi aplikasi nutrisi ini dilakukan dengan dilarutkan pada air minum sebagaimana dosis yang tertera pada kemasan. Khusus pada sapi dosis yang dimaksud adalah 1 tutup botol untuk setiap ekor sapi setiap hari dan dilarutkan pada air minumnya. 48

53 PETUNJUK PENGGUNAAN NUTRISI SAPUTRA PERIKANAN 49

54 1. Lele, mas dan nila (ikan di kolam atau tambak) Produk Dosis Frekuensi : Nutrisi Saputra Liquid NS-Liquid (untuk ikan). : Ikan membutuhkan 1 tutup botol (± 10 ml) NS- Liquid ketika mereka diberikan pakan 10 kg atau 1 botol (1 liter) NS-Liquid untuk 1 ton pakan. : Meskipun aplikasi terbaik adalah pada setiap pemberian pakan namun untuk efisiensi tenaga kerja maka pemberian dapat dilakukan hanya 1 kali. Adapun waktu pemberian dapat dilakukan pada siang hari maupun sore hari. Pemberian pagi hari tidak disarankan karena pada pagi hari nafsu makan ikan masih sangat rendah. Aplikasi : a. Larutkan 1 tutup botol NS-Liquid ke dalam 200 ml air (1 gelas aqua) kemudian bibiskan atau semprotkan ke dalam 10 kg pakan. Biarkan sebentar, kemudian berikan kepada ikan seperti biasa. Tujuan dari pemberian ini adalah sebagai energi tambahan untuk ikan dan menyediakan prekursor yang mampu mengambil amoniak dalam tubuh ikan untuk dibentuk menjadi protein sehingga efisiensi pakan akan meningkat. Lakukan aplikasi ini hingga panen. b. Untuk kasus kolam tergenang atau bukan air deras atau bukan keramba jaring apung, maka 50

55 larutkan ml NS-Liquid setiap minggu untuk luasan kolam sekitar 50 m 2. Tujuan dari ini adalah untuk menyediakan nutrisi terlarut dalam air kolam sehingga ketika ikan berenang maka nutrisi tersebut akan terus masuk ke dalam tubuh baik melalui mulut maupun melalui insang. Aplikasi kasus penyakit Ketika ikan yang dipelihara mulai terkena penyakit borok atau busuk insang maka rendam ikan selama sekitar 1 menit dengan dosis NS- Liquid sebesar 500 ml dalam 100 liter air. 2. Jaring apung Produk Dosis Frekuensi : Nutrisi Saputra Liquid NS-Liquid (untuk ikan). : Ikan membutuhkan 1 tutup botol (± 10 ml) NS- Liquid ketika mereka diberikan pakan 10 kg or 1 botol (1 liter) NS-Liquid untuk 1 ton pakan. : Meskipun aplikasi terbaik adalah pada setiap pemberian pakan namun untuk efisiensi tenaga kerja maka pemberian dapat dilakukan hanya 1 kali. Adapun waktu pemberian dapat dilakukan pada siang hari maupun sore hari. Pemberian 51

56 pagi hari tidak disarankan karena pada pagi hari nafsu makan ikan masih sangat rendah. Aplikasi : Larutkan 1 tutup botol NS-Liquid ke dalam 200 ml air (1 gelas aqua) kemudian bibiskan atau semprotkan ke dalam 10 kg pakan. Biarkan sebentar, kemudian berikan kepada ikan seperti biasa. Tujuan dari pemberian ini adalah sebagai energi tambahan untuk ikan dan menyediakan prekursor yang mampu mengambil amoniak dalam tubuh ikan untuk dibentuk menjadi protein sehingga efisiensi pakan akan meningkat. Lakukan aplikasi ini hingga panen. Aplikasi kasus penyakit Ketika ikan yang dipelihara mulai terkena penyakit borok atau busuk insang maka rendam ikan selama sekitar 1 menit dengan dosis NS- Liquid sebesar 500 ml dalam 100 liter air. 52

57 PETUNJUK PENGGUNAAN NUTRISI SAPUTRA PETERNAKAN 53

58 1. Ayam Produk Dosis : Nutrisi Saputra Liquid (NS-Liquid untuk ayam) dan diaplikasikan pada air minum. : a. Broiler sekitar 0,5 liter/1000 ekor untuk 28 hari pemeliharaan. b. Layer sekitar 11 liter/1000 ekor untuk 70 minggu pemeliharaan. Frekuensi Aplikasi : Setiap hari pada siang hari dengan dosis yang terus meningkat setiap minggunya untuk broiler dan setiap bulannya untuk layer. : a. Dalam NS-Liquid terdapat prekursor nutrisi esensial yang akan mengambil sebagian amoniak hasil metabolisme di dalam sel ayam menjadi amoniak sehingga ayam mendapat tambahan protein dari proses ini dan amoniak yang dilepaskan dalam bentuk feces akan berkurang sehingga kotoran ayam tidak terlalu bau. Dampak yang terasa adalah FCR yang menurun dan kandang tidak terlalu bau amoniak. b. Dalam aplikasinya terlebih dahulu NS-Liquid sesuai dosis dilarutkan secara merata ke dalam ember volume 5-10 liter. Setelah itu baru dimasukkan ke dalam wadah air minum yang 54

No Komoditi Produk Dosis Waktu & Cara Aplikasi Dicampur dengan NPK saat pupuk dasar dan pupuk susulan

No Komoditi Produk Dosis Waktu & Cara Aplikasi Dicampur dengan NPK saat pupuk dasar dan pupuk susulan No Komoditi Produk Dosis Waktu & Cara Aplikasi 1 Padi 2, (12 botol) disemprotkan ke tanah / pupuk kandang pada saat olah lahan atau 1 hari sebelum tanam. masa primordial (40 45 hst) & 4 botol/ha (2 sdm

Lebih terperinci

TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135

TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135 TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135 PUPUK ORGANIK POWDER 135 adalah Pupuk untuk segala jenis tanaman yang dibuat dari bahan

Lebih terperinci

Pupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super TUGAMA)

Pupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super TUGAMA) Penggunaan pupuk kimia atau bahan kimia pada tanaman, tanpa kita sadari dapat menimbulkan berbagai macam penyakit seperti terlihat pada gambar di atas. Oleh karena itu beralihlah ke penggunaan pupuk organik

Lebih terperinci

PT. AGRO INDAH PERMATA 21 Jl. DR. Kusuma Atmadja No. 25, Menteng JAKARTA PUSAT. Workshop JL. RAYA KEMANG -PARUNG BOGOR

PT. AGRO INDAH PERMATA 21 Jl. DR. Kusuma Atmadja No. 25, Menteng JAKARTA PUSAT. Workshop JL. RAYA KEMANG -PARUNG BOGOR PT. AGRO INDAH PERMATA 21 Jl. DR. Kusuma Atmadja No. 25, Menteng JAKARTA PUSAT Workshop JL. RAYA KEMANG -PARUNG BOGOR Kata Pengantar Pupuk telah menjadi kebutuhan penting dan sangat strategis dalam kegiatan

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh

Lebih terperinci

Selada / Lobak / Bawang / Seledri 10 hari setelah Menabur: ml Hijau Subur / 16 L air setiap 7 hari. Semprotkan seluruh tanaman.

Selada / Lobak / Bawang / Seledri 10 hari setelah Menabur: ml Hijau Subur / 16 L air setiap 7 hari. Semprotkan seluruh tanaman. Kubis / Chinese Cabbage / Brokoli / kembang kol 10-15 hari setelah tanam : 30-40 ml Hijau Subur / 16 L air setiap 10 hari. Semprotkan seluruh tanaman. Hentikan penyemprotan pada tahap pembungaan / bola

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.

Lebih terperinci

Cara Penggunaan Pupuk Organik Powder 135 untuk tanaman padi

Cara Penggunaan Pupuk Organik Powder 135 untuk tanaman padi Cara Penggunaan Pupuk Organik Powder 135 untuk tanaman padi 4 tahap penggunaan Pupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super Tugama) 1. Persiapan Benih 2. Pengolahan tanah atau lahan tanaman 3. Pemupukan 4.

Lebih terperinci

Pengolahan Tanah Dosis Waktu Aplikasi Sebelum diolah beri pupuk organik dari limbah panen / limbah ternak ataupun sampah kota yang diolah dengan

Pengolahan Tanah Dosis Waktu Aplikasi Sebelum diolah beri pupuk organik dari limbah panen / limbah ternak ataupun sampah kota yang diolah dengan 1 Menggemburkan dan menyehatkan tanah 2 Meningkatkan aktivitas mikroorganisme yang positif di dalam tanah 3 Menyehatkan benih dan bibit tanaman Daun, bunga & buah tidak mudah rontok 4 Menekan hama & penyakit

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian III. BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula.

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula. PEMELIHARAAN Dalam proses pembuatan taman pemeliharaan merupakan tahapan yang terakhir, namun tahapan ini merupakan tahapan yang sangat penting dan tidak boleh diabaikan. Keberhasilan pemeliharaan bahkan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Unit Pelayanan Teknis (UPT), Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pelaksanaannya dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Gedung Meneng, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung mulai

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 yang bertempat di Greenhouse Fakultas Pertanian dan Laboratorium Penelitian,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro, 20 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro, Desa Rejomulyo Kecamatan Metro Selatan Kota Metro dengan ketinggian

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Mei 2016 sampai bulan Agustus 2016.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Mei 2016 sampai bulan Agustus 2016. III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Mei 2016 sampai bulan Agustus 2016.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium 13 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman, Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari

Lebih terperinci

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September 2015

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September 2015 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green house Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Daerah

Lebih terperinci

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi)

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Pengolahan Tanah Sebagai persiapan, lahan diolah seperti kebiasaan kita dalam mengolah tanah sebelum tanam, dengan urutan sebagai berikut.

Lebih terperinci

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI BUDIDAYA SALIBU

TEKNOLOGI BUDIDAYA SALIBU TEKNOLOGI BUDIDAYA SALIBU PENINGKATAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT DENGAN MENGGUNAKAN BIO-AGRO INPUT Tanam Sekali Panen Berkali-kali 2 0 1 6 TAHAPAN BUDIDAYA TEKNOLOGI SALIBU 1. PENGGENANGAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. Layout Penelitian Blok 1 Blok 2 Blok 3 (P0.Z1) (P1.Z0) (P2.Z1) (P1.Z0) (P2.Z1) (P2.Z2) (P1.Z1) (P0.Z1) (P1.Z1) (P0.Z0)

LAMPIRAN A. Layout Penelitian Blok 1 Blok 2 Blok 3 (P0.Z1) (P1.Z0) (P2.Z1) (P1.Z0) (P2.Z1) (P2.Z2) (P1.Z1) (P0.Z1) (P1.Z1) (P0.Z0) LAMPIRAN A. Layout Penelitian Blok 1 Blok 2 Blok 3 (P0.Z2) (P0.Z1) (P2.Z2) (P2.Z1) (P1.Z0) (P0.Z0) (P0.Z1) (P2.Z1) (P1.Z0) (P1.Z1) (P2.Z2) (P1.Z2) (P2.Z0) (P1.Z1) (P0.Z1) (P0.Z0) (P2.Z0) (P2.Z1) (P1.Z2)

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung 25 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung dengan dua kali percobaan yaitu Percobaan I dan Percobaan II. Percobaan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan di jalan Depag, Komplek Perumahan. Wengga 1 Blok B Nomor 54 Kelurahan Kasongan Lama, Kecamatan Katingan

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan di jalan Depag, Komplek Perumahan. Wengga 1 Blok B Nomor 54 Kelurahan Kasongan Lama, Kecamatan Katingan 1717 III. METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di jalan Depag, Komplek Perumahan Wengga 1 Blok B Nomor 54 Kelurahan Kasongan Lama, Kecamatan Katingan Hilir, Kabupaten Katingan,

Lebih terperinci

PEMBUATAN BIOEKSTRAK DARI SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN UNTUK MEMPERCEPAT PENGHANCURAN SAMPAH DAUN

PEMBUATAN BIOEKSTRAK DARI SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN UNTUK MEMPERCEPAT PENGHANCURAN SAMPAH DAUN PEMBUATAN BIOEKSTRAK DARI SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN UNTUK MEMPERCEPAT PENGHANCURAN SAMPAH DAUN Oleh: Siti Marwati Jurusan Penidikan Kimia FMIPA UNY siti_marwati@uny.ac.id Pendahuluan Disadari atau tidak,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember 2016, tempat pelaksanaan penelitian dilakukan di lahan pertanian Universitas Muhamadiyah

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian dilakukan pada

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan dimulai dari bulan Juni sampai

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan dimulai dari bulan Juni sampai III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Jl. H. R. Soebrantas KM.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium 14 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium Benih dan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan

Lebih terperinci

MASALAH TANAMAN PANGAN (1)

MASALAH TANAMAN PANGAN (1) MASALAH TANAMAN PANGAN (1) 1. Padi musim tanam II (MT2), umur 3-6 minggu daun kuning / merah (seperti sundep), akar busuk. 2. Mudah kena hama (sundep,wereng). Hasil panen rendah. Analisis penyebab masalah

Lebih terperinci

PRODUCT KNOWLEDGE PEPAYA CALINA IPB 9

PRODUCT KNOWLEDGE PEPAYA CALINA IPB 9 PRODUCT KNOWLEDGE PEPAYA CALINA IPB 9 Benih Inovasi IPB Teknik Penanaman Benih Pepaya - Sebelum benih disemai, rendam dahulu benih selama 24 jam mengunakan air hangat. - Media tanam untuk pembibitan adalah

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Oktober 2014 hingga Maret

Lebih terperinci

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI 6.1 Penerimaan Usahatani Penerimaan usahatani merupakan nilai yang diperoleh dari total produksi usahatani sayuran per hektar yang dikelola oleh petani di Kelompok Tani

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016 di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian dan Laboratorium Tanah Fakultas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sayuran terutama sawi. Hal ini terjadi karena sawi memiliki kandungan gizi yang

I. PENDAHULUAN. sayuran terutama sawi. Hal ini terjadi karena sawi memiliki kandungan gizi yang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia yang semakin bertambah, serta meningkatnya kesadaran akan kebutuhan gizi menyebabkan bertambahnya permintaan akan sayuran terutama sawi. Hal

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB

Teknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB Teknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB 1/7 Pepaya merupakan tanaman buah-buahan yang dapat tumbuh di berbagai belahan dunia dan merupakan kelompok tanaman hortikultura

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian III. TATA CARA PENELITIN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara.

Lebih terperinci

TATA CARA PENELTIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas

TATA CARA PENELTIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas III. TATA CARA PENELTIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian telah dilaksanakan pada Bulan Juli 2016 November

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian 15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu Lembang Balai Penelitian Tanaman Sayuran 1250 m dpl mulai Juni 2011 sampai dengan Agustus 2012. Lembang terletak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kesadaran manusia akan kesehatan menjadi salah satu faktor kebutuhan sayur dan buah semakin meningkat. Di Indonesia tanaman sawi merupakan jenis sayuran

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian 10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengamatan pertumbuhan tanaman kedelai Edamame dilakukan di rumah. B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengamatan pertumbuhan tanaman kedelai Edamame dilakukan di rumah. B. Bahan dan Alat Penelitian III. TATA CARA PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pengamatan pertumbuhan tanaman kedelai Edamame dilakukan di rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas 24 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan September 2012 sampai bulan Januari 2013. 3.2 Bahan

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012. III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012. 3.2 Bahan dan alat Bahan

Lebih terperinci

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Nama : Sonia Tambunan Kelas : J NIM : 105040201111171 MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Dengan lahan seluas 1500 m², saya akan mananam tanaman paprika (Capsicum annuum var. grossum L) dengan jarak tanam, pola

Lebih terperinci

Cara Menanam Cabe di Polybag

Cara Menanam Cabe di Polybag Cabe merupakan buah dan tumbuhan berasal dari anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR 20 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Kenteng Rt 08 Rw 02, Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

BOKASHI (BAHAN ORGANIK KAYA AKAN SUMBER HAYATI)

BOKASHI (BAHAN ORGANIK KAYA AKAN SUMBER HAYATI) 1 BOKASHI (BAHAN ORGANIK KAYA AKAN SUMBER HAYATI) Bokashi adalah pupuk kompos yang dihasilkan dari proses fermentasi atau peragian bahan organik dengan teknologi EM4 (Effective Microorganisms 4). Keunggulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumput gajah odot (Pannisetum purpureum cv. Mott.) merupakan pakan. (Pannisetum purpureum cv. Mott) dapat mencapai 60 ton/ha/tahun

BAB I PENDAHULUAN. Rumput gajah odot (Pannisetum purpureum cv. Mott.) merupakan pakan. (Pannisetum purpureum cv. Mott) dapat mencapai 60 ton/ha/tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumput gajah odot (Pannisetum purpureum cv. Mott.) merupakan pakan hijauan unggul yang digunakan sebagai pakan ternak. Produksi rumput gajah (Pannisetum purpureum

Lebih terperinci

PENGARUH DOSIS PUPUK MAJEMUK NPK DAN PUPUK PELENGKAP PLANT CATALYST TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L.

PENGARUH DOSIS PUPUK MAJEMUK NPK DAN PUPUK PELENGKAP PLANT CATALYST TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L. J. Agrotek Tropika. ISSN 2337-4993 Ridwan et al.: Pengaruh Dosis Pupuk Majemuk NPK dan Pupuk Pelengkap 1 Vol. 5, No. 1: 1 6, Januari 2017 PENGARUH DOSIS PUPUK MAJEMUK NPK DAN PUPUK PELENGKAP PLANT CATALYST

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

BUDIDAYA IKAN GURAME (Osphronemus gouramy)

BUDIDAYA IKAN GURAME (Osphronemus gouramy) BUDIDAYA IKAN GURAME (Osphronemus gouramy) 1. PENDAHULUAN Gurame merupakan ikan yang memiliki pertumbuhan agak lambat namun harganya relatif meningkat setiap saat. Untuk DKI Jakarta, jenis ikan ini cocok

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15 Juni 2015.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15 Juni 2015. 21 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15 Juni 2015. Tempat yang digunakan yaitu di tempat peneliti di desa Pacing, Kecamatan

Lebih terperinci

Tata Cara penelitian

Tata Cara penelitian III. Tata Cara penelitian A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Lahan Percobaan, Labaratorium Penelitian dan Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PANDUAN PRAKTIKUM TANAMAN HORTI Oleh Tim Dosen Produksi Tanaman Hortikultura. Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung 2014

PANDUAN PRAKTIKUM TANAMAN HORTI Oleh Tim Dosen Produksi Tanaman Hortikultura. Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung 2014 1 PANDUAN PRAKTIKUM TANAMAN HORTI 2014 Oleh Tim Dosen Produksi Tanaman Hortikultura Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung 2014 2 A. PEMUPUKAN DAN KOMPOS PADA SAYURAN DAUN Pendahuluan.

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober Januari 2014 di

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober Januari 2014 di BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013- Januari 2014 di Laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung dan Laboratorium Rekayasa Sumber

Lebih terperinci

HASIL PANEN BERTON-TON DENGAN TEKNOLOGI HAZTON. Oleh : Fitri Ikayanti, SP

HASIL PANEN BERTON-TON DENGAN TEKNOLOGI HAZTON. Oleh : Fitri Ikayanti, SP HASIL PANEN BERTON-TON DENGAN TEKNOLOGI HAZTON Oleh : Fitri Ikayanti, SP Teknologi Hazton saat ini sedang booming di kalangan masyarakat pertanian Indonesia, karena teknologi Hazton tersebut dirintis dan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH Budidaya bawang merah umumnya menggunakan umbi sebagai bahan tanam (benih). Pemanfaatan umbi sebagai benih memiliki beberapa kelemahan

Lebih terperinci

PT. TUNAS HARMONI ABADI

PT. TUNAS HARMONI ABADI LAPORAN HASIL PENERAPAN REKAYASA TEKNOLOGI BIOTA DEMPLOT 55 HA DILAHAN SANG HYANG SERY SUKAMANDI SUBANG JAWA BARAT OLEH PT. TUNAS HARMONI ABADI 2016 PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan pangan di negeri

Lebih terperinci

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09 Tanaman tomat (Lycopersicon lycopersicum L.) termasuk famili Solanaceae dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang sangat potensial untuk dikembangkan. Tanaman ini dapat ditanam secara luas di dataran

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PUPUK ORGANIK AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L) Rahman Hairuddin

EFEKTIFITAS PUPUK ORGANIK AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L) Rahman Hairuddin VOLUME 3 NO.3 OKTOBER 2015 EFEKTIFITAS PUPUK ORGANIK AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L) Rahman Hairuddin Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, 23 III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar

V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING A. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah peternak yang mengusahakan anakan ternak sapi dengan jumlah kepemilikan sapi betina minimal 2 ekor.

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah di laksanakan di Rumah Kaca Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Jalan Bina Widya KM 12,5 Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru yang berada

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai dengan Januari

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai dengan Januari III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai dengan Januari 2012 di Jalan Palapa VI, Bandar Lampung. 3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga VI. ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING A. Ketersediaan Input Dalam mengusahakan ternak sapi ada beberapa input yang harus dipenuhi seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. C. Rancangan Penelitian dan Analisis Data

METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. C. Rancangan Penelitian dan Analisis Data III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan ketinggian tempat 95 m dpl bulan

Lebih terperinci

BUDI DAYA. Kelas VII SMP/MTs. Semester I

BUDI DAYA. Kelas VII SMP/MTs. Semester I BUDI DAYA 122 Peta Materi IV Budi daya Tanaman Sayuran Jenis-Jenis Tanaman Sayuran Alternatif Media Tanam Tanaman Sayuran Tujuan Pembelajaran Prakarya 123 Bab IV Budi Daya Tanaman Sayuran Gambar 4.1 Tanaman

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA DKI Jakarta merupakan wilayah terpadat penduduknya di Indonesia dengan kepadatan penduduk mencapai 13,7 ribu/km2 pada tahun

Lebih terperinci

tersebut adalah EM4 yang siap digunakan dan dapat bertahan hingga 6 bulan. Ampas dari hasil penyaringan larutan bisa digunakan sebagai pupuk kompos.

tersebut adalah EM4 yang siap digunakan dan dapat bertahan hingga 6 bulan. Ampas dari hasil penyaringan larutan bisa digunakan sebagai pupuk kompos. CARA-CARA PEMBUATAN EM4 OLEH SLAMET RIADI BP3K DOKO Sebagai starter mikroorganisme pada proses dekomposer EM4 menjadi begitu penting dalam dunia pertanian organik. Jika kita harus membeli EM4 tersebut

Lebih terperinci

PENGOLAHAN PUPUK PADAT DAN CAIR OLEH PUSAT INOVASI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA

PENGOLAHAN PUPUK PADAT DAN CAIR OLEH PUSAT INOVASI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA PENGOLAHAN PUPUK PADAT DAN CAIR OLEH PUSAT INOVASI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA PENDAHULUAN Petani pakai pupuk kimia Tekstur & struktur tanah ( sulit diolah & asam) Mobilisasi unsur hara Suplai

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Sepang Jaya Kecamatan Labuhan Ratu Bandar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Sepang Jaya Kecamatan Labuhan Ratu Bandar III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sepang Jaya Kecamatan Labuhan Ratu Bandar Lampung pada bulan Desember 2014 sampai dengan Febuari 2015. 3.2 Bahan dan

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Jalan H.R. Soebrantas No.

Lebih terperinci

BUDIDAYA LELE DENGAN SISTEM BIOFLOK. drh. Adil Harahap dokadil.wordpress.com

BUDIDAYA LELE DENGAN SISTEM BIOFLOK. drh. Adil Harahap dokadil.wordpress.com BUDIDAYA LELE DENGAN SISTEM BIOFLOK drh. Adil Harahap dokadil.wordpress.com BUDIDAYA LELE DENGAN SISTEM BIOFLOK WADAH BENIH AIR PERLAKUAN BIOFLOK PAKAN BOBOT WADAH / KOLAM WADAH / KOLAM Syarat wadah: Tidak

Lebih terperinci

PUPUK DAN PEMUPUKAN TANAMAN BAWANG MERAH

PUPUK DAN PEMUPUKAN TANAMAN BAWANG MERAH PUPUK DAN PEMUPUKAN TANAMAN BAWANG MERAH I. Pendahuluan A. Latar Belakang Pemupukan merupakan salah satu tahapan paling penting dalam budidaya tanaman. Proses pemupukan merupakan salah satu faktor yang

Lebih terperinci

TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH DALAM POT/POLYBAG

TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH DALAM POT/POLYBAG TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH DALAM POT/POLYBAG Tanaman Bawang Merah (Allium Cepa Var Ascalonicum (L)) merupakan salah satu tanaman bumbu dapur yang sangat mudah dijumpai di berbaga tempat. Bumbu yang

Lebih terperinci

BAB 111 BAHAN DAN METODE

BAB 111 BAHAN DAN METODE BAB 111 BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca dan Laboratorium Tanah Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Riau Jl. Bina Widya Km

Lebih terperinci

b. Dapat memperbaiki struktur tanah, menyebabkan tanah menjadi ringan untuk diolah dan mudah ditembus akar.

b. Dapat memperbaiki struktur tanah, menyebabkan tanah menjadi ringan untuk diolah dan mudah ditembus akar. Pupuk organik secara umum didefinisikan sebagai pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan atau manusia berbentuk padat atau cair yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi Tanaman sawi (Brassica juncea L.) masih satu keluarga dengan kubis-krop, kubis bunga, broccoli dan lobak atau rades, yakni famili cruciferae (brassicaceae) olek karena

Lebih terperinci

III.TATA CARA PENELITIAN

III.TATA CARA PENELITIAN III.TATA CARA PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November 2015 sampai bulan Maret 2016 di Green House dan Lahan Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di III. TATA LAKSANA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di laboratorium fakultas pertanian UMY. Pengamatan pertumbuhan tanaman bawang merah dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei sampai Juli 2014, di Laboratorium Budidaya

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei sampai Juli 2014, di Laboratorium Budidaya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada Mei sampai Juli 2014, di Laboratorium Budidaya Perikanan Bagian Genetika dan Pemuliaan Ikan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

Lebih terperinci

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Latar Belakang Untuk memperoleh hasil tanaman yang tinggi dapat dilakukan manipulasi genetik maupun lingkungan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Kartini,

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto, III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto, Kasihan, Bantul dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

PEMBUATAN PESTISIDA NABATI DAUN PEPAYA UNTUK PENGEDALIAN ULAT DAN SERANGGA PENGHISAP TANAMAN Oleh Robinson Putra, SP

PEMBUATAN PESTISIDA NABATI DAUN PEPAYA UNTUK PENGEDALIAN ULAT DAN SERANGGA PENGHISAP TANAMAN Oleh Robinson Putra, SP PEMBUATAN PESTISIDA NABATI DAUN PEPAYA UNTUK PENGEDALIAN ULAT DAN SERANGGA PENGHISAP TANAMAN Oleh Robinson Putra, SP Pendahuluan Indonesia terkenal kaya akan keanekaragaman hayati, termasuk jenis tumbuhan

Lebih terperinci

TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT

TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT NAMA INSTANSI FASILITATOR : MU ADDIN, S.TP : SMK NEGERI 1 SIMPANG PEMATANG : Ir. SETIA PURNOMO, M.P. Perencanaan pemeliharaan merupakan tahapan awal yang sangat

Lebih terperinci

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kendalpayak, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang pada bulan Agustus

BAB III METODE PENELITIAN. Kendalpayak, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang pada bulan Agustus 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca Balitkabi yang terletak di Desa Kendalpayak, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang pada bulan Agustus sampai

Lebih terperinci

3. METODE DAN PELAKSANAAN

3. METODE DAN PELAKSANAAN 3. METODE DAN PELAKSANAAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian UKSW Salaran, Desa Wates, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Persiapan hingga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merill) merupakan salah satu tanaman pangan penting

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merill) merupakan salah satu tanaman pangan penting 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine max (L.) Merill) merupakan salah satu tanaman pangan penting di Indonesia setelah padi dan jagung. Menurut Irwan (2006), kandungan gizi

Lebih terperinci