METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI DENPASAR SEWERAGE DEVELOPMENT PROJECT
|
|
- Liana Indradjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI DENPASAR SEWERAGE DEVELOPMENT PROJECT MUCHSIN NUR JAMAN PT. Pembangunan Perumahan (Persero) ABSTRAK Upaya perlindungan terhadap sumber daya air dan kawasan wisata pantai di Denpasar merupakan latar belakang munculnya Proyek Denpasar Sewerage Development Project (DSDP). Proyek DSDP ini bertujuan menghubungkan semua rumah penduduk di Denpasar dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) melalui jaringan pipa air limbah. Semua limbah cair rumah tangga, baik dari dapur, kamar mandi, dan WC, akan terkumpul semua ke IPAL. Setelah limbah diolah di IPAL, air bisa dialirkan ke laut dengan aman. Proyek DSDP terdiri dari dua macam pekerjaan: Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan Jaringan Pipa. IPAL berlokasi di Suwung Denpasar, dengan kapasitas 51,000 m3 per hari, terdiri dari dua tipe kolam: Aerated Lagoon dan Sedimentation Pond. Jaringan pipa untuk wilayah kota Denpasar total panjang kurang lebih 90,000 m, dengan diameter pipa bervariasi dari 200 mm hingga 1200 mm. Salah satu aspek dalam proyek ini yang mendapat perhatian penting adalah aplikasi teknologi konstruksi yang tidak boleh mengggangu aktivitas masyarakat sehari-hari. Pertimbangan ini melandasi dipilihnya pipe jacking method untuk instalasi pipa di jalan-jalan utama kota Denpasar. Metode alternatif ini mampu meminimalkan kemacetan lalu lintas yang biasa terjadi pada pemasangan pipa dengan sistem galian terbuka. Makalah ini akan menampilkan proses pelaksanaan konstruksi proyek Denpasar Sewerage Development Project. Kata kunci: Sewerage, pengolahan air limbah, sewer line 1. PENDAHULUAN Keberadaan Pulai Bali sebagai salah satu tujuan pariwisata utama dunia merupakan fakta yang tidak terbantahkan. Jutaan wisatawan asing mengunjungi beragam obyek wisata di pulau ini. Beraneka bentuk seni dan budaya yang berlandaskan pada kearifan budaya lokal menjadi incaran perhatian turis, demikian juga dengan keelokan alamnya. Pantai pantai berpasir putih banyak ditemui di sana dan menjadi salah satu obyek wisata yang paling banyak dikunjungi. Keelokan alam, khususnya pantai, merupakan salah satu faktor penting dalam melestarikan Bali sebagai daya tarik wisata. Keindahan dan kebersihan pantai menjadi hal yang perlu diprioritaskan penanganannnya. Salah satu faktor yang berpengaruh pada kondisi pantai adalah sungai-sungai yang bermuara pada pantai tersebut. Tentu dapat kita bayangkan apabila sungai dipenuhi oleh limbah cair rumah tangga, maka pantai pun akan dipenuhi oleh kotoran yang dapat menimbulkan bermacam penyakit. Kondisi itulah yang melatar belakangi munculnya Proyek Denpasar Sewerage Development Project (DSDP). Proyek DSDP ini bertujuan menghubungkan semua rumah penduduk di Denpasar dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) melalui jaringan pipa air limbah. Semua limbah cair rumah tangga, baik dari dapur, kamar mandi, dan WC, akan terkumpul semua ke IPAL. Setelah limbah diolah di IPAL, air bisa dialirkan ke laut dengan aman. Apabila ISBN No F-51
2 Muchsin Nur Jaman proyek ini sudah beroperasi, septic tank tidak akan lagi digunakan di rumah-rumah penduduk. Saluran-saluran terbuka di tepi jalan hanya akan menampung air permukaan yang relatif lebih bersih dari limbah rumah tangga. Air sungai pun akan menjadi semakin bersih dan kelestarian pantai akan terjaga. Ha, Sanur 330 Ha, dan Legian-Seminyak 295 Ha. Proyek DSDP terdiri dari dua macam pekerjaan: Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan Jaringan Pipa. IPAL berlokasi di Suwung Denpasar, dengan kapasitas 51,000 m3 per hari, terdiri dari dua tipe kolam: Aerated Lagoon dan Sedimentation Pond. Jaringan pipa untuk wilayah kota Denpasar total panjang kurang lebih 90,000 m, dengan diameter pipa bervariasi dari 200 mm hingga 1200 mm. Salah satu aspek dalam proyek ini yang mendapat perhatian penting adalah aplikasi teknologi konstruksi yang tidak boleh mengggangu aktivitas masyarakat seharihari. Pertimbangan ini melandasi dipilihnya pipe jacking method untuk instalasi pipa di jalan-jalan utama kota Denpasar. Metode alternatif ini mampu meminimalkan kemacetan lalu lintas yang biasa terjadi pada pemasangan pipa dengan sistem galian terbuka. Adapun manfaat dari proyek DSDP adalah: Mengurangi pencemaran air tanah, air sungai dan pantai. Meningkatkan citra Kota Denpasar, Sanur dan Kuta sebagai daerah tujuan wisata utama di Dunia Internasional. Mengurangi pencemaran Tukad Badung (Estuary, Wisata Air). Mempermudah pemantauan kualitas lingkungan. Tidak perlu membuat IPLT (Instalasi Pengolah Lumpur Tinja) baru. Sarana pendidikan, penelitian, dan pariwisata. 2. KONSEP DSDP 2.1 Coverage Area Cakupan layanan DSDP untuk Tahap I mencakup 30 % wilayah Kota Denpasar, Sanur dan Legian-Seminyak, direncanakan dapat melayani sekitar sambungan rumah dengan wilayah layanan Denpasar 520 Gambar 1. Area Pelayanan DSDP Gambar 2. Sistem Penyaluran Air Limbah 2.2 Sistem Pengolahan Limbah DSDP Sistem pengolahan limbah pada DSDP ini melalui proses pada dua kolam; kolam aerasi (Aerated Lagoon) dan kolam pengendapan (Sedimentation Pond) Aerated Lagoon Aerated Lagoon merupakan proses aerobik dengan suspended growth, mampu mengubah hampir semua buangan organik menjadi bentuk inorganik yang lebih stabil. Dalam proses ini, hampir semua bahan organik terlarut dan koloid tersisa ISBN No F-52
3 Metode Pelaksanaan Konstruksi Denpasar Sewerage Development Project dimetabolisme oleh mikroorganisme menjadi karbondioksida dan air. Air limbah dibawa ke kolam aerasi dimana oksigen disediakan. Bakteri yang tumbuh pada air yang telah diendapkan akan dihilangkan pada bak sedimentasi. Oksigen disediakan pada tingkatan yang seragam diseluruh kolam aerasi, meskipun kebutuhan oksigen menurun bertahap disepanjang kolam aerasi. Dalam semua sistem, waktu detensi yang biasa adalah 8-12 jam pada debit rata-ratanya. Padatan akan mengendap pada aliran lumper aktif yang terjadi didalam bak pengendap, kemudian diaerasi selama 2-4 jam, untuk pealrutan dan oksidasi, sehingga mereaktif lumpur aktif. Seacara garis besar, proses-proses yang berlangsung adalah: 1. Aerasi dari air limbah untuk suspensi mikrobial 2. Pemisahan padatan dari aliran setelah aerasi 3. Discharge efluen ke bak pengendap 4. Membuang kelebihan biomassa & mengembalikan yang tersisa ke tangki aerasi Sedimentation Pond Bak Pengendap berfungsi untuk memisahkan lumpur aktif dari MLSS. Lumpur yang mengandung mikroorganisme (bakteri) yang masih aktif akan diresirkulasi kembali ke kolam aerasi. Dan sludge yang mengandung mikroorganisme yang sudah mati atau tidak aktif lagi dialirkan ke pengolahan lumpur. Bak Pengendap merupakan langkah terakhir untuk menghasilkan efluen yang stabil dengan konsentrasi BOD dan SS yang rendah. Dengan adanya volume yang besar dari solid yang flokulen dalam MLSS, maka diperlukan pertimbangan khusus untuk mendesain bak pengendap. Prinsip Operasi yang berlangsung didalam bak pengendap ini adalah pemisahan dari suatu suspensi ke dalam fase-fase padat (sludge) dan cair dari komponenkomponennya. Operasi ini dipakai dimana cairan yang mengandung zat padat ditempatkan dalam suatu bak tenang dengan desain tertentu sehingga akan terjadi pengen dapan scara grafitasi. 2.3 Metode Pengolahan Limbah Alternatif Selain Activated lagoon masih ada beberapa metode pengolahan biologis ini antara lain : Oxydation Ditch Oxidation ditch adalah modifikasi dari kolam aerasi konvensional. Waktu retensi hidrolik biasanya 0,5-1,5 hari dan untuk bahan padat hari. Untuk bahan padat dapat dicapai dengan melakukan siklus ulang >95 % dari lumpur yang ada, sehingga menjamin produksi kelebihan lumpur yang minimal dan mineralisasi berderajat tinggi dalam lumpur yang dihasilkan. Pengolahan dan penanganan lumpur hampir diabaikan karena buangan lumpur yang berjumlah kecil mudah dikeringkan tanpa menimbulkan bau diatas alas pengeringan. Saluran oksidasi adalah saluran kontinyu yang panjang, biasanya berbentuk oval dengan kedalaman 1-1,5 m. Air limbah yang masuk diaerasi dengan cage rotor yang dipasang melintang saluran, untuk debit yang besar leih ekonomis bila menggunakan mamuth motor. Rotor ini juga berkecepatan 0,3-0,4 m/detik pada saluran, cukup untk menjaga padatan aktif dalam suspensi. Keuntungan dan sistem ini adalah effluent yang dihasilkan konstan dan pengoperasiannya cukup mudah dibandingkan unit pengolahan biologis yang lain. Selain itu waktu detensi solid yang relatif lama dapat diperoleh removal solid cukup efektif Trickling Filter Unit ini berlangsung secara aerobik. Media filter dalam kondisi kering dan biasanya agregat kasar dengan diameter mm. Prosesnya, air limbah dialirkan ke atas alas dan menetes kebawah diatas permukaan media atau agregat. Pada permukaan ini akan tumbuh bakteri yang akan mengoksidasikan limbah yang melewatinya. Jumlah mikroba terus bertambah pada saat pengoksidasian. Trickling filter terdiri dari suatu bak dengan media permeable untuk pertumbuhan mikroorganisme. Air limbah didistribusikan pada bagian atas trickling filter dengan suatu lengan distribuor yang dapat berputar. Filter juga dilengkapi dengan underdrain ISBN No F-53
4 Muchsin Nur Jaman untuk mengumpulkan biofilm yang mati untuk kemudian diendapkan pada bak pengendap. 3. PELAKSANAAN KONSTRUKSI Proyek DSDP terdiri dari beberapa paket ICB dan LCB. Paket pekerjaan untuk ICB terdiri dari pemasangan jaringan pipa (sewer line) dan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Paket LCB terdiri dari pekerjaan sambungan rumah (house connection) dan jaringan pipa (sewer line). Masa konstruksi dimulai pada tahun 2004 dan diharapkan selesai pada tahun Lingkup pekerjaan pada proyek DSDP meliputi: Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dengan kapasitas pengolahan m3/hari Jaringan pipa air limbah (diamater mm) dengan panjang total 130 km. Rumah pompa di Sanur & Kuta Sambungan Rumah (SR) sebanyak unit. 3.1 IPAL Sistem pengolahan air limbah DSDP ini menggunakan sistem kolam aerasi dan kolam sedimentasi. Sistem aerasi digunakan dengan maksud untuk mengurangi kebutuhan luas lahan dan meningkatkan proses pengolahan menjadi lebih cepat sekaligus meniadakan bau yang mungkin timbul akibat proses oksidasi yang tidak sempurna. Sistem ini relatif sederhana sehingga tidak memerlukan tenaga/ operator dengan kualifikasi khusus untuk pengoperasian dan pemeliharaannya. Ditinjau dari segi biaya investasi dan operasi pemeliharaan, biaya yang diperlukan relatif rendah. IPAL ini berlokasi dekat Pelabuhan Benoa yang terletak antara Wilayah Sanur dan Wilayah Legian-Seminyak nantinya akan menghasilkan keluaran air olahan dengan BOD kurang dari 30 mg/lt (masih lebih baik dari standar baku mutu yaitu 50 mg/lt), dan selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk penyiraman taman kota atau dialirkan ke laut. Untuk mengatasi kemungkinan adanya rembesan terhadap air tanah pada kolam aerasi dilakukan pelapisan dengan geomembrane dan geotextile (lapisan kedap air yang sangat kuat). Lingkungan di sekitar IPAL akan ditanami pepohonan dan diberi taman sehingga nyaman untuk dilihat. Dengan demikian diharapkan bahwa kekhawatiran dan pandangan bahwa IPAL merupakan tempat yang kumuh dan kotor akan dapat dihilangkan. IPAL tersebut juga direncanakan dapat berfungsi sebagai pusat pendidikan untuk penanaman kesadaran terhadap lingkungan bagi para pelajar, mahasiswa dan masyarakat pada umumnya. Gambar 3. Layout IPAL Aerated Lagoon Terdapat dua buah kolam aerasi dengan luas masing-masing 1.5 Ha dan kedalaman 4 meter. Kolam aerasi dilengkapi dengan mesin aerator sebanyak 6 unit. Pada awalnya, kolam aerasi akan dikelilingi oleh timbunan tanah (embankment) dengan ketinggian 4.5 meter. Namun dari hasil kajian teknis berdasarkan data penyelidikan tanah ulang, daya dukung tanah asli diperkirakan tidak akan mampu menahan beban timbunan tanah tersebut. Lahan tersebut sebelumnya adalah hutan bakau dengan tanah berlumpur. Berdasarkan hasil kajian beberapa alternatif desain, akhirnya dipilih dinding penahan dari beton sebagai desain dinding kolam. Sebagai pondasi dari struktur dinding beton, digunakan tiang pancang beton dengan ISBN No F-54
5 Metode Pelaksanaan Konstruksi Denpasar Sewerage Development Project kedalaman bervariasi antara meter. Timbunan tanah tetap dipergunakan sebagai urugan untuk jalan inspeksi Sedimentation Pond Instalasi ini juga dilengkapi dua buah kolam pengendapan (sedimentation pond) dengan luas masing-masing 1 Ha dan kedalaman 2.5 meter. Desain dinding kolam berupa timbunan tanah dengan penutup lereng pasangan batu (sisi kolam) dan rumput (sisi luar). Gambar 4. Desain Dinding Kolam Aerasi Dasar kolam aerasi dilapisi dengan geotextile yang berfungsi untuk mencegah rembesan air limbah ke dalam tanah. Gambar 7. Kolam Sedimentasi Bangunan Pendukung Terdapat tiga bangunan pendukung yang ada di IPAL, yaitu Inflow Pumping Station, Control Building, dan Substation Building. Gambar 5. Kolam Aerasi Gambar 8. Bangunan Pendukung Gambar 6. Mesin Aerator Gambar 9. Perspektif IPAL DSDP ISBN No F-55
6 Muchsin Nur Jaman Gambar 11. Pemasangan Pipa Metode Galian Terbuka Gambar 10. Pompa di Inflow Pumping Station 3.2 Jaringan Pipa (Sewer Line) Penggalian dan pemasangan pipa air limbah mempergunakan metode yang sudah memperhitungkan segala aspek yang berhubungan dengan keamanan dan ketidaknyamanan, sehingga gangguan yang mungkin ditimbulkan selama pelaksanaan pemasangan pipa dapat ditekan seminimal mungkin. Beberapa metode yang diterapkan dalam konstruksi pemasangan pipa air limbah yaitu: Sistem galian terbuka tanpa turap penahan. Sistem galian terbuka dengan turap kayu/baja/sheeting plate. Sistem Jacking, yang digunakan untuk perlintasan sungai, jalan yang padat lalu lintasnya dan galian yang dalam Galian Terbuka Galian terbuka digunakan pada pemasangan pipa dengan diameter lebih kecil dari 1000 mm. Gambar 12. Pemasangan Manhole Pipe Jacking Method Metode pipe jacking merupakan metode pemasangan pipa dengan menempatkan mesin bor di ujung depan pipa dan adanya tambahan tekanan dari hidrolik jack di driving pit. Metode ini digunakan pada pipa diameter 1000, 1100, dan 1200 mm. Beberapa pertimbangan dalam pemilihan metode ini adalah: - Jalur pemasangan pipa akan memotong jalan dengan lalu lintas padat, jalur kereta api, atau sungai. - Jalur pemasangan pipa berada pada area yang sempit, di mana metode galian terbuka dengan kemiringan yang aman tidak memungkinkan dilaksanakan. - Pertimbangan ekonomis apabila pemasangan pipa berada pada kedalaman yang cukup tinggi. Gambar 13. Konsep Pipe Jacking Method ISBN No F-56
7 Metode Pelaksanaan Konstruksi Denpasar Sewerage Development Project Proses pelaksanaan pekerjaan pemasangan pipa dengan metode pipe jacking dapat dilihat pada Lampiran 1 dan Lampiran 2. kemudian dihubungkan / disalurkan dengan pipa PVC ke pipa sewer yang ada di jalan. House Inlet akan berfungsi sebagai bak kontrol bagi pemeliharaan saluran air limbah dari pelanggan (rumah-tangga, Hotel, Restoran, Perkantoran dll), sehingga memudahkan apabila terjadi sumbatan dll. Gambar 14. Mesin Pipe Jacking Gambar 16. Sambungan Rumah 4. Referensi 1. TOA PP Joint Operation (2004), Metode Pelaksanaan Proyek DSDP. 2. TOA PP Joint Operation (2005), Presentasi Proyek DSDP Gambar 15. Pelaksanaan Pipe Jacking 3.3 House Connection Sambungan Rumah meliputi jaringan perpipaan yang akan menyalurkan air limbah dari Kamar Mandi, WC, Tempat Cuci, Dapur dll menuju House Inlet (bak kontrol) yang dibangun di halaman depan rumah pelanggan. Dari House Inlet ini, air limbah LAMPIRAN 1 FLOW CHART PIPE JACKING METHOD Shaft construction ( Departure ) Preparation of Jacking ( outside & inside of Departure Shaft) and Slurry equipment Shaft Construction ( Arrival ) Assembly of Jacking and installation ( machine with accessories ) Preparation of Jacking ( inside of Arrival shaft ) Pipe Jacking ( Up s tream ) Machine Salvage Machine maintenance It moves to the next departure shaft Manhole Installation and Restoration ISBN No F-57
8 Muchsin Nur Jaman ISBN No F-58
PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM
PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM BAB I DESKRIPSI 1.1 Ruang lingkup Tatacara ini meliputi ketentuan-ketentuan, cara pengerjaan bangunan utama
Lebih terperinciPERANCANGAN INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI GULA
TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN PABRIK PERANCANGAN INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI GULA Dosen Pengampu: Ir. Musthofa Lutfi, MP. Oleh: FRANCISKA TRISNAWATI 105100200111001 NUR AULYA FAUZIA 105100200111018
Lebih terperinciBAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS
BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS 13.1. Pendahuluan Tepung beras merupakan bahan baku makanan yang sangat luas sekali penggunaannya. Tepung beras dipakai sebagai bahan pembuat roti, mie dan
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS TATA CARA PERENCANAAN IPLT SISTEM KOLAM
PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PERENCANAAN IPLT SISTEM KOLAM TATA CARA PERENCANAAN IPLT SISTEM KOLAM BAB I DESKRIPSI 1.1 Ruang lingkup Tata cara ini memuat pengertian dan ketentuan umum dan teknis dan cara
Lebih terperinciBAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK
BAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK 286 12.1 PENDAHULUAN 12.1.1 Permasalahan Masalah pencemaran lingkungan di kota besar misalnya di Jakarta, telah
Lebih terperinciSistem Aerasi Berlanjut (Extended Aeratian System) Proses ini biasanya dipakai untuk pengolahan air limbah dengan sistem paket (package treatment)
Sistem Aerasi Berlanjut (Extended Aeratian System) Proses ini biasanya dipakai untuk pengolahan air limbah dengan sistem paket (package treatment) dengan beberapa ketentuan antara lain : Waktu aerasi lebih
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Unit Operasi IPAL Mojosongo Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Mojosongo di bangun untuk mengolah air buangan dari kota Surakarta bagian utara, dengan
Lebih terperinciBAB 3 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK
BAB 3 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK 52 3.1 Karakteristik Air Limbah Domestik Air limbah perkotaan adalah seluruh buangan cair yang berasal dari hasil proses seluruh kegiatan yang meliputi limbah
Lebih terperinciKAPASITAS JENUH INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENPASAR SEWERAGE DEVELOPMENT PROJECT (DSDP)
KAPASITAS JENUH INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENPASAR SEWERAGE DEVELOPMENT PROJECT (DSDP) Mayun Nadiasa Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana, Denpasar Email: mayunadiasa@yahoo.com
Lebih terperinciII. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA
II. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA 2. 1 Pengumpulan Air Limbah Air limbah gedung PT. Sophie Paris Indonesia adalah air limbah domestik karyawan yang berasal dari toilet,
Lebih terperinciPetunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 2 PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH
BAB 2 PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH 5 2.1 Proses Pengolahan Air Limbah Domestik Air limbah domestik yang akan diolah di IPAL adalah berasal dari kamar mandi, wastavel, toilet karyawan, limpasan septik tank
Lebih terperinciPenyehatan Lingkungan Permukiman bertujuan untuk mewujudkan kawasan permukiman yang layak huni, sehat, aman, produktif dan berkelanjutan melalui
Penyehatan Lingkungan Permukiman bertujuan untuk mewujudkan kawasan permukiman yang layak huni, sehat, aman, produktif dan berkelanjutan melalui peningkatan kualitas kesehatan masyarakat dan menjaga kelestarian
Lebih terperinciTL-3230 SEWERAGE & DRAINAGE. Small Bore Sewer (Sistem Riol Ukuran Kecil)
TL-3230 SEWERAGE & DRAINAGE Small Bore Sewer (Sistem Riol Ukuran Kecil) 1 System Small Bore Sewer ( Sistem Riol Ukuran Kecil ) Sistem penyaluran air effluen tangki septik dan/atau dari limbah cair cucian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Skema Proses Pengolahan Air Limbah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Sewon dibangun pada awal Januari 1994 Desember 1995 yang kemudian dioperasikan pada tahun 1996. IPAL Sewon dibangun di lahan
Lebih terperinciINSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) BOJONGSOANG
INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) BOJONGSOANG KONTEN Pendahuluan Skema Pengolahan Limbah Ideal Diagram Pengolahan Limbah IPAL Bojongsoang Pengolahan air limbah di IPAL Bojongsoang: Pengolahan Fisik
Lebih terperinciTata cara perencanaan dan pemasangan tangki biofilter pengolahan air limbah rumah tangga dengan tangki biofilter
Tata cara perencanaan dan pemasangan tangki biofilter pengolahan air limbah rumah tangga dengan tangki biofilter 1 Ruang lingkup Tata cara ini mencakup persyaratan, kriteria perencanaan dan cara pemasangan
Lebih terperinciPENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK disusun oleh : Dr. Sugiarto Mulyadi
PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK disusun oleh : Dr. Sugiarto Mulyadi Pendahuluan Dengan keluarnya PERMEN LHK No. P. 68 tahun 2016, tentang Baku Air Limbah Domestik maka air limbah domestik atau sewer harus
Lebih terperinciSEWAGE DISPOSAL. AIR BUANGAN:
SEWAGE DISPOSAL. AIR BUANGAN: Metcalf & Eddy: kombinasi dari cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran dan industri, bersama dengan air tanah, air permukaan, dan
Lebih terperinciLAPORAN IPLT KEPUTIH KOTA SURABAYA PROPINSI JAWA TIMUR
LAPORAN IPLT KEPUTIH KOTA SURABAYA PROPINSI JAWA TIMUR IPLT Keputih Kota Surabaya DESEMBER 2010 1 A. Gambaran Umum Wilayah; Geografis Kota Surabaya terletak antara 112 36 112 54 BT dan 07 21 LS, dengan
Lebih terperinciEvaluasi Kinerja Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Keputih, Surabaya
D13 Evaluasi Kinerja Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Keputih, Surabaya Gaby Dian dan Welly Herumurti Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciPengolahan AIR BUANGAN
Pengolahan AIR BUANGAN (WASTE WATER TREATMENT) Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang 2011 Self purification Dahulu, alam memiliki kemampuan untuk mengolah air limbah secara
Lebih terperinciTL-4140 Perenc. Bangunan Pengolahan Air Limbah L A G O O N / P O N D S
TL-4140 Perenc. Bangunan Pengolahan Air Limbah L A G O O N / P O N D S OXIDATION PONDS (KOLAM OKSIDASI) Bentuk kolam biasanya sangat luas, tetapi h (kedalamannya) kecil atau dangkal, bila kedalaman terlalu
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Limbah merupakan sisa suatu kegiatan atau proses produksi yang antara lain dihasilkan dari kegiatan rumah tangga, industri, pertambangan dan rumah sakit. Menurut Undang-Undang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB TNJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Cair Rumah Tangga Limbahcair rumah tangga adalah semua buangan dari hasil kegiatan rumah tangga mencakup mandi, mencuci dan buangan kotoran manusia (urin, dan tinja), (Suharjo,
Lebih terperinciDESAIN ALTERNATIF INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN PROSES AEROBIK, ANAEROBIK DAN KOMBINASI ANAEROBIK DAN AEROBIK DI KOTA SURABAYA
SEMINAR HASIL TUGAS AKHIR DESAIN ALTERNATIF INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN PROSES AEROBIK, ANAEROBIK DAN KOMBINASI ANAEROBIK DAN AEROBIK DI KOTA SURABAYA AFRY RAKHMADANY 3309 100 020
Lebih terperinciTL-3230 SEWERAGE & DRAINAGE. DETAIL INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH SISTEM SETEMPAT (On site system 1)
TL-3230 SEWERAGE & DRAINAGE DETAIL INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH SISTEM SETEMPAT (On site system 1) Penempatan Pengolahan Air Limbah 1. Pengolahan sistem terpusat (off site) 2. Pengolahan sistem di tempat
Lebih terperinciBAB VII PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN
BAB VII PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN VII.1 Umum Operasi dan pemeliharaan dilakukan dengan tujuan agar unit-unit pengolahan dapat berfungsi optimal dan mempunyai efisiensi pengolahan seperti yang diharapkan
Lebih terperinciInstallasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Suwung
Laporan Praktikum Teknik Penyehatan Lingkungan Industri Installasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Suwung Oleh : Md. Arif Sukmawan (0811205001) Nur Arifin (0811205013) Jurusan Teknologi Industri Pertanian
Lebih terperinciIPAL MARGASARI KOTA BALIKPAPAN
SISTEM PENGELOLAAN & PENGOLAHAN AIR LIMBAH IPAL MARGASARI KOTA BALIKPAPAN Disusun Oleh : FEBRINA ZULYA NIM. 25714002 MUHAMMAD RIZKI SYA BANI NIM. 25714003 PENGELOLAAN INFRASTRUKTUR AIR BERSIH DAN SANITASI
Lebih terperinciPERANCANGAN REAKTOR ACTIVATED SLUDGE DENGAN SISTEM AEROB UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DOMESTIK
PERANCANGAN REAKTOR ACTIVATED SLUDGE DENGAN SISTEM AEROB UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DOMESTIK TUGAS AKHIR Oleh: I Gusti Ngurah Indra Cahya Hardiana 0704105029 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak ada satupun makhluk hidup di dunia ini yang tidak membutuhkan air. Sel hidup seperti tumbuh-tumbuhan atau hewan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor seperti pariwisata, industri, kegiatan rumah tangga (domestik) dan sebagainya akan meningkatkan
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN...
DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK... ii iii iv vi ix xi xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1
Lebih terperinciBAB III PROSES PENGOLAHAN IPAL
BAB III PROSES PENGOLAHAN IPAL 34 3.1. Uraian Proses Pengolahan Air limbah dari masing-masing unit produksi mula-mula dialirkan ke dalam bak kontrol yang dilengkapi saringan kasar (bar screen) untuk menyaring
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. instalasi pengolahan sebelum dialirkan ke sungai atau badan air penerima.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air limbah yang berasal dari daerah permukiman perkotaan merupakan bahan pencemar bagi mahluk hidup sehingga dapat merusak lingkungan di sekitarnya. Untuk menjamin
Lebih terperinciJadwal Kuliah. Utilitas-MG 03-Nensi 1
Jadwal Kuliah 13:30-14:30 : Materi 14:30-15:30 : Tugas Kelas Menggambar Denah dan Potongan Jaringan Air Kotor 15:30-16:00 : Tugas Kelas Menghitung Kebutuhan Talang 16:00-16.10 : Presentasi Mahasiswa Terbaik
Lebih terperinciBAB VI HASIL. Tabel 3 : Hasil Pre Eksperimen Dengan Parameter ph, NH 3, TSS
6.1 Pre Eksperimen BAB VI HASIL Sebelum dilakukan eksperimen tentang pengolahan limbah cair, peneliti melakukan pre eksperimen untuk mengetahui lama waktu aerasi yang efektif menurunkan kadar kandungan
Lebih terperinciKelompok 3. PENGOLAHAN LIMBAH CAIR RSUP dr.sardjito
Kelompok 3 PENGOLAHAN LIMBAH CAIR RSUP dr.sardjito Disusun Oleh : 1. Argita Nugraeni P07133110044 2. Dilla Dwi Arinta P07133110052 3. Fidia Dwi Listiya P07133110058 4. Imroatul Chasanah P07133110063 5.
Lebih terperinciTUGAS AKHIR UJI KINERJA MEDIA BATU PADA BAK PRASEDIMENTASI PERFORMANCE TEST OF STONE MEDIA ON PRE-SEDIMENTATION BASIN. Oleh : Edwin Patriasani
TUGAS AKHIR UJI KINERJA MEDIA BATU PADA BAK PRASEDIMENTASI PERFORMANCE TEST OF STONE MEDIA ON PRE-SEDIMENTATION BASIN Oleh : Edwin Patriasani Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Nieke Karnaningroem, M.Sc LATAR BELAKANG
Lebih terperinciPEMANFAATAN DRUM PLASTIK BEKAS SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN SEPTIC TANK
PEMANFAATAN DRUM PLASTIK BEKAS SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN SEPTIC TANK Masykur Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hajar Dewantara 15 A Metro, Lampung. Email : masykur@yahoo.com ABSTRAK
Lebih terperinciBAB IV DASAR PERENCANAAN
BAB IV DASAR PERENCANAAN IV.1. Umum Pada bab ini berisi dasar-dasar perencanaan yang diperlukan dalam merencanakan sistem penyaluran dan proses pengolahan air buangan domestik di Ujung Berung Regency yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mil laut dengan negara tetangga Singapura. Posisi yang strategis ini menempatkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Batam merupakan salah satu kota di Propinsi Kepulauan Riau yang perkembangannya cukup pesat yang secara geografis memiliki letak yang sangat strategis karena
Lebih terperinci[Type text] BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Limbah cair merupakan salah satu masalah yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan tata kota. Mengingat limbah mengandung banyak zatzat pencemar yang merugikan bahkan
Lebih terperinciJENIS DAN KOMPONEN SPALD
LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 04/PRT/M/2017 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK JENIS DAN KOMPONEN SPALD A. KLASIFIKASI SISTEM PENGELOLAAN
Lebih terperinciEVALUASI EFISIENSI KINERJA UNIT CLEARATOR DI INSTALASI PDAM NGAGEL I SURABAYA
EVALUASI EFISIENSI KINERJA UNIT CLEARATOR DI INSTALASI PDAM NGAGEL I SURABAYA Anjar P,RB Rakhmat 1) dan Karnaningroem,Nieke 2) Teknik Lingkungan, ITS e-mail: rakhmat_pratama88@yahoo.co 1),idnieke@enviro.its.ac.id
Lebih terperinciSewage Treatment Plant
Sewage Treatment Plant Sewage Treatment Plant Adalah sebuah sistem pengolahan air limbah menjadi air berkualitas 3, yang kemudian bisa dimanfaatkan untuk menyiram tanaman atau dibuang ke saluran pembuangan
Lebih terperinciPROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH PADA INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH CEMARA KOTA MEDAN
PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH PADA INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH CEMARA KOTA MEDAN LAPORAN Ditulis untuk Menyelesaikan Matakuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III oleh: DEDEK PRAYOGA
Lebih terperinciEvaluasi Instalasi Pengolahan Air Limbah Hotel X di Surabaya
F144 Evaluasi Instalasi Pengolahan Air Limbah Hotel X di Surabaya Hutomo Dwi Prabowo dan Ipung Fitri Purwanti Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperincidikelola secara individual dengan menggunakan pengolahan limbah yang berupa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Masalah Pada saat ini, sistem pengelolahan limbah di Kota Yogyakarta dibagi menjadi dua sistem, yaitu : sistem pengolahan air limbah setempat dan sistem pengolahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. air limbah. Air limbah domestik ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekitar 80% air minum yang digunakan oleh manusia dibuang atau menjadi air limbah. Air limbah domestik ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa pencucian barang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota besar, semakin banyak didirikan Rumah Sakit (RS). 1 Rumah Sakit sebagai sarana upaya perbaikan
Lebih terperinciBuku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN
I. PENDAHULUAN Seiring dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk dan pesatnya proses industrialisasi jasa di DKI Jakarta, kualitas lingkungan hidup juga menurun akibat pencemaran. Pemukiman yang padat,
Lebih terperinciPENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI MINUMAN RINGAN
J. Tek. Ling. Vol. 10 No. 1 Hal. 85-89 Jakarta, Januari 2009 ISSN 1441-318X PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI MINUMAN RINGAN Indriyati dan Joko Prayitno Susanto Peneliti di Pusat Teknologi Lingkungan Badan
Lebih terperinciBAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian
BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian Penelitian biofiltrasi ini targetnya adalah dapat meningkatkan kualitas air baku IPA Taman Kota Sehingga masuk baku mutu Pergub 582 tahun 1995 golongan B yakni
Lebih terperinciadalah air yang telah dipergunakan yang berasal dari rumah tangga atau bahan kimia yang sulit untuk dihilangkan dan berbahaya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Limbah merupakan hasil sampingan akibat proses produksi/ kegiatan manusia yang berbentuk cair, gas dan padat. Limbah domestik/ rumah tangga adalah air yang telah dipergunakan
Lebih terperinciDRILLING SERVICE BANDUNG
METODE KERJA PEKERJAAN HORIZONTAL DRILLING CV BORHAN & SON S DRILLING SERVICE BANDUNG Create and Presentation by Theissen Khadafi, S.Kel METODE KERJA PEMBORAN HORIZONTAL Secara umum pekerjaan Horizontal
Lebih terperinciBAB 6 PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN PROSES TRICKLING FILTER
BAB 6 PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN PROSES TRICKLING FILTER 97 6.1 Proses Pengolahan Pengolahan air limbah dengan proses Trickilng Filter adalah proses pengolahan dengan cara menyebarkan air limbah ke dalam
Lebih terperinciJURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012
Oleh : Rr. Adistya Chrisafitri 3308100038 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Nieke Karnaningroem, M.Sc. JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kawasan kota pantai merupakan tempat konsentrasi penduduk yang paling padat. Sekitar 75% dari total penduduk dunia bermukim di kawasan pantai. Dua pertiga dari kota-kota
Lebih terperincikimia lain serta mikroorganisme patogen yang dapat
1 2 Dengan semakin meningkatnya jumlah fasilitas pelayanan kesehatan maka mengakibatkan semakin meningkatnya potensi pencemaran lingkungan. Hal ini disebabkan karena air limbah rumah sakit mengandung senyawa
Lebih terperincisistem Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia, sangat banyak perusahaan atau industri yang menghasilkan produk baik dalam skala kecil, menengah dan bahkan dalam skala besar. Selain menghasilkan produk
Lebih terperinciTATA CARA PERENCANAAN TANGKI SEPTIK DENGAN SISTEM RESAPAN
TATA CARA PERENCANAAN TANGKI SEPTIK DENGAN SISTEM RESAPAN COPY SNI 03-2398 - 2002 Pendahuluan Tat cara ini dimaksudkan sebagai acuan bagi perencana dalam pembangunan septik dengan sistem resapan. Tata
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI
62 BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI 3.1 Jaringan Penyaluran Air Buangan Kota Bandung Pengolahan air limbah secara terpusat lebih umum digunakan di Indonesia, namun terdapat sistem saluran air buangan
Lebih terperinciBAB II UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)
BAB II UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) 5 2.1. Unit Instalasi Pengolahan Air Limbah Instalasi pengolahan air limbah PT. Kinocare Era Kosmetindo terdiri dari unit pemisah lemak 2 ruang, unit
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tahun 2001 menjadi masa yang pahit bagi Bali setelah terjadi aksi terorisme pengeboman yang dilakukan Amrozi Cs. Banyak wisatawan mancanegara yang menjadi korban ledakan
Lebih terperinciLokakarya Fungsional Non Penelti a) Sistem parit oksidasi b) Sistem kolam aerobik, yaitu suatu kolam yang tidak terlalu dalam dengan permukaannya yang
MESIN PENGOLAH KOTORAN TERNAK SISTEM AEROBIK DI BALAI PENELITIAN TERNAK M. Moes Syaid Balai Penelitian Ternak, Ciawi-Bogor PENDAHULUAN Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi rekayasa mesin, maka
Lebih terperinciMODUL 3 DASAR-DASAR BPAL
PERENCANAAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK (RE091322) Semester Ganjil 2010-2011 MODUL 3 DASAR-DASAR BPAL Joni Hermana Jurusan Teknik Lingkungan FTSP ITS Kampus Sukolilo, Surabaya 60111 Email: hermana@its.ac.id
Lebih terperinciBAB VI PEMBAHASAN. Denpasar dengan kondisi awal lumpur berwarna hitam pekat dan sangat berbau. Air
BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Pembibitan (Seeding) Lumpur Aktif Pembibitan (seeding) lumpur aktif dilakukan dengan mengambil sedimen lumpur dari tiga sumber (lokasi). Sumber lumpur pertama adalah IPAL Suwung Denpasar
Lebih terperinciTEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH DI INDUSTRI PETROKIMIA
بسم هللا الرحمن الرحيم TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH DI INDUSTRI PETROKIMIA Tugas Pengolahan Limbah dan Sampah David Aprilansyah Kurniawaty (1205015060) Siti Khodijah Fahrizal Teknik Pengolahan Limbah Cair
Lebih terperinciTATA CARA PEMANFAATAN AIR HUJAN
Lampiran Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 12 Tahun 2009 Tanggal : 15 April 2009 TATA CARA PEMANFAATAN AIR HUJAN I. Pendahuluan Dalam siklus hidrologi, air hujan jatuh ke permukaan bumi,
Lebih terperinciINSTALASI PLUMBING. 2. Sarana pemipaan dalam gedung (air bersih dan air kotor) 3. Sarana peralatan sanitair dan perlengkapannya
INSTALASI PLUMBING I. SISTEM PLUMBING Sistem plumbing di dalam gedung meliputi beberapa sarana yang terdiri dari: 1. Sarana sumber air bersih 2. Sarana pemipaan dalam gedung (air bersih dan air kotor)
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR KATA SAMBUTAN
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI i ii iii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Pencemaran Air Oleh Limbah Domestik 4 1.2. Karakteristik Air Limbah Domestik 8 1.3. Potensi Limbah Cair di DKI
Lebih terperinciUJI KINERJA MEDIA BATU PADA BAK PRASEDIMENTASI
UJI KINERJA MEDIA BATU PADA BAK PRASEDIMENTASI Edwin Patriasani dan Nieke Karnaningroem Jurusan Teknik Lingungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember ABSTRAK Pada umumnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum Setiap manusia akan menimbulkan buangan baik cairan, padatan maupun
BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Setiap manusia akan menimbulkan buangan baik cairan, padatan maupun dalam bentuk gas. Buangan cair yang berasal dari masyarakat yang di kenal sebagai air buangan atau air limbah
Lebih terperinci4.1. Baku Mutu Limbah Domestik
Bab iv Rencana renovasi ipal gedung bppt jakarta Agar pengelolaan limbah gedung BPPT sesuai dengan Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Nomor 122 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Air
Lebih terperinciUji Kinerja Media Batu Pada Bak Prasedimentasi
Uji Kinerja Media Batu Pada Bak Prasedimentasi Edwin Patriasani 1, Nieke Karnaningroem 2 Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) 1 ed_win1108@yahoo.com,
Lebih terperinciPENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI MINUMAN
J. Tek. Ling. Vol. 9 No. 1 Hal. 25-30 Jakarta, Januari 2008 ISSN 1441-318X PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI MINUMAN Indriyati Peneliti di Pusat Teknologi Lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, maka didapatkan hasil kesimpulan dan rekomendasi sebagai berikut: A. KESIMPULAN Perkembangan kegiatan pariwisata menimbulkan
Lebih terperinciSISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN
SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN (1)Yovi Kurniawan (1)SHE spv PT. TIV. Pandaan Kabupaten Pasuruan ABSTRAK PT. Tirta Investama Pabrik Pandaan Pasuruan
Lebih terperinciBAB 3 INSTRUKSI KERJA (IK)
BAB 3 INSTRUKSI KERJA (IK) 3.1. Start-Up IPAL Sebelum IPAL dioperasikan seluruh peralatan mekanik dan elektrik harus dipastikan dalam keadaan berjalan dengan baik dan siap untuk dioerasikan. Peralatan-peralatan
Lebih terperinciPasal 6 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PEMANFAATAN AIR HUJAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa air hujan merupakan sumber air yang dapat dimanfaatkan
Lebih terperinciPENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK RUMAH SUSUN WONOREJO SECARA BIOLOGI DENGAN TRICKLING FILTER
SKRIPSI PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK RUMAH SUSUN WONOREJO SECARA BIOLOGI DENGAN TRICKLING FILTER Oleh : OKTY PARISA 0352010037 PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. air bersih semakin meningkat dan sumber-sumber air konvensional yang berupa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan salah satu kebutuhan utama bagi manusia. Kebutuhan akan air bersih semakin meningkat dan sumber-sumber air konvensional yang berupa air permukaan semakin
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KARAKTERISTIK LIMBAH CAIR Limbah cair tepung agar-agar yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah cair pada pabrik pengolahan rumput laut menjadi tepung agaragar di PT.
Lebih terperinciPengaturan Debit Seragam terhadap Kualitas Effluent pada Pengolahan Limbah Cair di PT. XYZ
Pengaturan Debit Seragam terhadap Kualitas Effluent pada Pengolahan Limbah Cair di PT. XYZ Laksmita Nararia Dewi *1), Retno Wulan Damayanti *2) 1,2) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan
BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan Industri Tahu 1. Faktor Penyebab Terjadinya Pencemaran
Lebih terperinciTIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #6 Genap 2014/2015. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c.
Materi #6 Sumber Air 2 Air Tanah Lebih sedikit bakteri. Kemungkinan terdapat banyak larutan padat. Air Permukaan Lebih banyak bakteri. Lebih banyak padatan tersuspensi dan ganggang. 6623 - Taufiqur Rachman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air buangan merupakan limbah yang dihasilkan oleh kegiatan yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Jenis limbah cair ini dibedakan lagi atas sumber aktifitasnya,
Lebih terperinciPerencanaan Peningkatan Pelayanan Sanitasi di Kelurahan Pegirian Surabaya
D25 Perencanaan Peningkatan Pelayanan Sanitasi di Kelurahan Pegirian Surabaya Zella Nissa Andriani dan Ipung Fitri Purwanti Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL
BAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL 5.1 Masalah Air Limbah Layanan Kesehatan Air limbah yang berasal dari unit layanan kesehatan misalnya air limbah rumah sakit,
Lebih terperinciINSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Setiap hari manusia menghasilkan air limbah rumah tangga (domestic waste water). Air limbah tersebut ada yang berasal dari kakus disebut black water ada pula yang
Lebih terperinciPENGOLAHAN LIMBAH PEWARNAAN KONVEKSI DENGAN BANTUAN ADSORBEN AMPAS TEBU DAN ACTIVATED SLUDGE
PENGOLAHAN LIMBAH PEWARNAAN KONVEKSI DENGAN BANTUAN ADSORBEN AMPAS TEBU DAN ACTIVATED SLUDGE Deddy Kurniawan W, Fahmi Arifan, Tri Yuni Kusharharyati Jurusan Teknik Kimia PSD III Teknik, UNDIP Semarang
Lebih terperinciPROFIL IPAL KOTA JAKARTA BARAT
PROFIL IPAL KOTA JAKARTA BARAT Pengembangan SPAL-T Kawasan Semanan SPAL-T yang dibangun Tahun 2016 di Kawasan Semanan, Kalideres Grogol, Jakarta Baratini merupakan SPAL-T pengembangan yang dikembangkan
Lebih terperinciPENGAWASAN BAB I PEMANTAUAN DAN EVALUASI SPALD
LAMPIRAN V PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 04/PRT/M/2017 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK PENGAWASAN BAB I PEMANTAUAN DAN EVALUASI SPALD A. UMUM
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK
PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang : a. bahwa salah satu
Lebih terperinciKLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN
KLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN Klasifikasi berdasarkan jenis air buangan: Sistem pembuangan air kotor. Adalah system pembuangan untuk air buangan yang berasal dari kloset, urinal, bidet, dan air buangan
Lebih terperinciMenentukan Dimensi Setiap Peralatan yang Diperlukan Sesuai Proses yang Terpilih Menentukan Luas Lahan yang Diperlukan Menentukan Biaya Bangunan
perancangan FASILITAS FLOW SHEET PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI Menentukan Dimensi Setiap Peralatan yang Diperlukan Sesuai Proses yang Terpilih Menentukan Luas Lahan yang Diperlukan Menentukan Biaya
Lebih terperinciSPO INSTALASI PENGELOLAAN LIMBAH CAIR DENGAN SISTEM TANGKI SEPTIK MODIFIKASI
RSUD TANI DAN NELAYAN KABUPATEN BOALEMO STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL ( SPO ) BAGIAN HOUSE KEEPING ( UNIT IPAL) TERBIT TANGGAL : 2010 DISUSUN OLEH : RUSLI BADU PENANGGUNG JAWAB BAGIAN HOUSE KEEPING DISETUJUI
Lebih terperinciseptic tank Septic tank
septic tank Septic tank Pengertian Septic Tank Septic Tank atau sering disebut sebagai tangki septik adalah bangunan pengolah dan pengurai kotoran tinja manusia cara setempat (onsite) dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
UU PANDUAN OPERASIONAL IPAL DOMESTI PT. INDOSAT, T. A 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar elakang Masalah pencemaran lingkungan oleh air limbah, khususnya dikota besar seperti DI Jakarta saat ini sudah sampai pada
Lebih terperinci