RINGKASAN LENI ADELINA MELIALA.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RINGKASAN LENI ADELINA MELIALA."

Transkripsi

1 PENGELOLAAN USAHA BUNGA POTONG LISIANTHUS DI PT. SAUNG MIRWAN, MEGAMENDUNG, BOGOR, JAWA BARAT LENI ADELINAA MELIALA A DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUTT PERTANIAN BOGOR 20111

2 RINGKASAN LENI ADELINA MELIALA. Pengelolaan Usaha Bunga Potong Lisianthus di PT. Saung Mirwan, Megamendung, Bogor, Jawa Barat. (Dibimbing oleh DEWI SUKMA). Magang dilaksanakan selama 4 bulan mulai Februari hingga Juni 2010 di PT. Saung Mirwan. Penulis mempelajari aspek teknis dan manajerial selama pelaksanaan magang. Penulis berstatus karyawan harian selama 2 bulan, pendamping kepala divisi 1 bulan, dan pendamping kepala bagian 1 bulan. Magang ini bertujuan untuk memperluas wawasan pengetahuan, kemampuan dalam budidaya dan produksi bunga potong lisianthus di PT. Saung Mirwan, dan kemampuan dalam menghadapi proses kerja secara nyata. PT. Saung Mirwan berkantor pusat di Jl. Cikopo Selatan Dusun Pasir Muncang, Desa Sukamanah, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Letak geografis PT. Saung Mirwan antara BT dan 4-6 LS. Curah hujan bulanan pada kebun produksi Sukamanah sekitar mm dan curah hujan tahunan mm. Suhu udara harian rata-rata yaitu C dan kelembaban udara berkisar antara %. Lokasi perusahaan terletak pada ketinggian 670 m dpl dan berada di kaki Gunung Pangrango. Budidaya lisianthus berada di dua lokasi, yaitu persemaian dan pembibitan di Sukamanah dan pemeliharaan di Lemah Neundeut. Total karyawan PT. Saung Mirwan hingga 15 Februari 2010 adalah 455 orang. Budidaya lisianthus menggunakan benih yang diimpor langsung dari produsen benih Takii Seed dan Sakata Seed di Jepang. Media persemaian yang digunakan adalah sekam, coco peat, dan media campuran yang mengandung white sphagnum peat dengan perbandingan 1:1:2. Persemaian benih hingga menjadi bibit yang siap untuk ditanam ke lapang memerlukan waktu minggu. Budidaya lisianthus mulai dari persemaian hingga panen memerlukan waktu minggu, namun hal ini tergantung dari pertumbuhan tiap varietas. Pengamatan dilakukan terhadap pertumbuhan vegetatif dan generatif seminggu sekali hingga tanaman berumur 13 MST di lapang. Karakteristik vegetatif yang diamati meliputi daya berkecambah benih, tinggi tanaman, jumlah

3 iii daun, panjang ruas batang (internode), diameter batang, dan jumlah cabang. Karakteristik generatif yang diamati adalah waktu berbunga, jumlah bunga, panjang tangkai bunga, jumlah mahkota, umur panen, total panen, periode panen, pengamatan terhadap serangan hama dan penyakit, dan vase life bunga. PT. Saung Mirwan membudidayakan varietas lisianthus hingga akhir tahun Pemilihan varietas didasarkan pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman, waktu panen, dan permintaan konsumen. Jarak tanam lisianthus di lapang adalah 14.5 cm x 14.5 cm dengan menggunakan net penyangga (supporting net). Kegiatan pemeliharaan lisianthus berupa penyiraman dan pemupukan dengan sistem irigasi tetes (drip irrigation), pemberian Mad Gib berbahan aktif giberelin 3-20 %, pengukuran ph dan EC (electric conductivity) larutan nutrisi, pewiwilan atau disbudding, dan pengendalian organisme pengganggu tanaman. Kriteria lisianthus siap panen ditentukan dari panjang tangkai, minimal terdapat 2 bunga mekar, tanaman segar, dan tidak terserang penyakit. Seleksi kualitas dilakukan dengan mengelompokkan tanaman menjadi 2 kriteria yaitu grade A dan B. Grade A memiliki panjang tangkai tanaman 60 cm dan minimal sudah ada 2 bunga yang mekar, sedangkan grade B memiliki panjang tangkai < 60 cm dan tidak ada kriteria jumlah bunga yang mekar. Berdasarkan pengujian vase life, perendaman pangkal batang lisianthus varietas Rosina Green dan Exrosa Pink dengan konsentrasi gula 15 g/l + asam sitrat 0.4 g/l dapat memperpanjang kesegaran bunga hingga 17 hari atau lebih lama 2-5 hari dibandingkan dengan perendaman menggunakan air. Perhitungan analisis usaha tani menunjukkan bahwa pengusahaan bunga potong lisianthus pada varietas Exrosa Yellow dengan persentase panen % memberikan keuntungan bagi perusahaan dengan nilai R/C 1.10 dan B/C Biaya produksi yang tinggi terutama dari harga bibit, menyebabkan tingkat keuntungan dari pengusahaan lisianthus masih sedikit. Perbaikan teknis budidaya, peningkatan skill pekerja, diversifikasi produk, dan peningkatan jaringan atau network diperlukan untuk meningkatkan produktivitas lisianthus.

4 Lisianthus Cut Flower Management Business in PT. Saung Mirwan, Megamendung, Bogor, West Java Abstract Lisianthus is an annual ornamental plants, that comes from subtropical countries, Southern of United States, Mexico, Caribbean and Northern of South America. In Indonesia, Lisianthus has not well known yet by the public. However, the characteristics of this plant has the advantage, especially as an ornamental plant. Lisianthus has unique flower with attractive colors and has a high selling price. Lisianthus as cut flowers has good development prospects in Indonesia. PT.Saung Mirwan is one of horticulture company that produces lisianthus as cut flowers. The apprentice was started on February until June in PT. Saung Mirwan, Megamendung, Bogor, West Java. The student worked as daily employee, assistant of head subdivision, and assistant of head division. This activity was learning how to manage and cultivate Lisianthus, so that the activities in the nursery and field, harvest, post harvest treatment until lisianthus sold to consumer could be produced with good quality. The problems that found in field were many rosette plants, pests and diseases,and not optimal environment conditions for the gowth of lisianthus. Improvements to the cultivation technique, workers skill development, and increase network is needed for better production. Keywords : Lisianthus,Cut Flower, Apprentice,Production

5 iv PENGELOLAAN USAHA BUNGA POTONG LISIANTHUS DI PT. SAUNG MIRWAN, MEGAMENDUNG, BOGOR, JAWA BARAT Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor LENI ADELINA MELIALA A DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

6 Judul : PENGELOLAAN USAHA BUNGA POTONG LISIANTHUS DI PT. SAUNG MIRWAN, MEGAMENDUNG, BOGOR, JAWA BARAT Nama : LENI ADELINA MELIALA NRP : A v Menyetujui, Dosen Pembimbing Dr. Dewi Sukma, SP., M.Si NIP Mengetahui, Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB Dr. Ir. Agus Purwito, M.Sc.Agr. NIP Tanggal Lulus :

7 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Medan, Sumatera Utara pada 27 Juli 1988 dan merupakan anak pertama dari Darwin Sembiring dan Inget br Karo. Tahun 2000, penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar ST. Thomas 2 Medan. Penulis melanjutkan pendidikan ke SLTP Negeri 18 Medan dan lulus pada tahun Tahun 2006, Penulis lulus dari SMA Negeri 12 Medan dan melanjutkan studi ke IPB melalui jalur undangan seleksi masuk IPB (USMI). Tahun 2007 Penulis diterima sebagai penulis Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian melalui sistem mayor minor. Penulis mengikuti beberapa organisasi selama mengikuti kegiatan akademik. Pada Tahun 2006 hingga saat ini, penulis aktif di Permata GBKP Bogor. Penulis menjadi Sekretaris Komisi Persekutuan PMK IPB pada tahun dan menjadi Sekretaris PMK IPB 2009/2010. Penulis juga mengikuti berbagai kepanitiaan di dalam organisasi seperti Panitia Malam Sukacita Paskah PMK (2007), Panitia Maper Permata GBKP (2007), Panitia Natal Permata ( ), Panitia Leadership Camp Permata (2009) dan Panitia Retreat Kopral PMK IPB (2010). Penulis juga mengikuti beberapa kegiatan seminar, lokakarya, dan Program Kreatifitas Penulis Penulis mengikuti kegiatan magang selama liburan di International Centre Development Fund, Taiwan Technical Mission, Cikarawang pada tahun Magang untuk skripsi dilaksanakan penulis pada Februari hingga Juni 2010 di PT. Saung Mirwan, Megamendung, Bogor, Jawa Barat.

8 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus yang telah memberikan anugerah dan berkat sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi magang yang berjudul Pengelolaan Usaha Bunga Potong Lisianthus di PT. Saung Mirwan, Megamendung, Bogor, Jawa Barat merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini. Secara khusus penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Dr. Dewi Sukma, SP., MSi. sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan ilmu, bimbingan dan pengarahan selama pelaksanaan magang hingga penyelesaian tugas akhir. 2. Dr. Ni Made Armini Wiendi sebagai dosen pembimbing akademik yang telah membantu dan membimbing penulis selama menjalani kegiatan perkuliahan. 3. Dr. Ir. Sandra A. Aziz, MS dan Dr. Shinto W. Ardie, SP.,MSi sebagai dosen penguji yang telah memberikan saran. 4. Orang tua, adik-adik, dan seluruh keluarga yang telah memberikan kasih sayang serta dukungan-dukungan kepada penulis. 5. Seluruh dosen dan staff Departemen Agronomi dan Hortikultura yang telah mendidik penulis selama melaksanakan studi. 6. Manajemen PT. Saung Mirwan yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan magang. 7. Rekan-rekan Agronomi dan Hortikultura 43 atas dukungan, semangat, dan kekeluargaan yang telah terjalin bersama. 8. Keluarga besar Persekutuan Mahasiswa Kristen IPB yang telah memberikan pembinaan dan pelayanan yang sangat berharga kepada penulis.

9 9. Permata GBKP Bogor tercinta, atas komunitas positif, persahabatan, kekeluargaan, dan pertumbuhan rohani. 10. Sahabatku dalam KTB Ruth (Ade Tarigan, Conny Gurusinga, Emta Surbakti, dan Mbak Tina), KTB Kelompok Kecil (Bremin Sembiring, Yosia Ginting, Gandi Ginting, Fitri Milala, dan lain-lain), Adik Kelompok Kecil (Merry, Desi, dan Esty), Kompers, BPH PMK IPB 2009/2010, Perwira 52, Riska, Putri, Kak Yola dan Kak Morin, terimakasih untuk kasih, sukacita dan kebersamaan yang begitu menginspirasi. Semoga skripsi ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi para pembaca, menjadi berkat bagi kemuliaannya. Bogor, Januari 2011 Penulis

10 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Tujuan... 2 TINJAUAN PUSTAKA... 3 Bunga Potong... 3 Botani Tanaman Lisianthus... 4 Syarat Tumbuh... 5 Suhu dan Kelembaban... 5 Pencahayaan... 6 Nutrisi... 6 Budidaya Tanaman Lisianthus... 7 Penyemaian dan Pembibitan... 7 Persiapan Lahan... 8 Penanaman... 8 Irigasi... 8 Aplikasi Zat Pengatur Tumbuh... 9 Pengendalian Hama Penyakit Tanaman... 9 Panen dan Pascapanen METODE MAGANG Tempat dan Waktu Metode Pelaksanaan Pengamatan dan Pengumpulan Data Analisis Data dan Informasi KEADAAN UMUM Letak Geografi dan Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah Luas Areal dan Tata Guna Lahan Keadaan Tanaman dan Produksi Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pembibitan di Sukamanah Penanaman di Lemah Neundeut Persiapan Lahan Persiapan Tanam Penanaman xi xii xiv

11 Pemeliharaan Karakteristik dan Pertumbuhan Tanaman Panen Sortasi dan Seleksi Kualitas Pascapanen Pengemasan dan Pengiriman Pemasaran Aspek Manajerial Karyawan Harian Pendamping Kepala Divisi Pendamping Manajer PEMBAHASAN Persemaian Tanaman Lapang Analisis Usaha Tani KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN x

12 xi DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Data Penanaman Lisianthus Selama Empat Bulan (Agustus-Desember 2009) Komposisi Nutrisi Stok A dan Stok B Tanaman Lisianthus Perkiraan Waktu, Periode, dan Persentase Panen dari Berbagai Varietas Lisianthus Jumlah Panen Berdasarkan Seleksi Kualitas Hasil Panen Lisianthus Bulan Maret Hingga Mei Vase Life Bunga Lisianthus pada DuaVarietas Lisianthus Penjualan Lisianthus PT. Saung Mirwan Tahun Analisis Usahatani Bunga Potong Lisianthus Varietas Exrosa Yellow Selama Empat Bulan (Satu Periode)... 64

13 xii DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Bangunan Greenhouse dengan Tipe Rumah Susun Berganda (Shape Frame) Berbentuk Joglo Kemasan Benih (a) dan Bentuk Benih (b-d) Mesin Pencuci Tray (a) dan Tray Semai (b) Alat Pengisi Media Tanam (a), Media Semai (b), dan Penyiraman Media (c) Persemaian Benih (a) Secara Manual dan dengan Alat Semai (b) Transplanting Bibit Sterilisasi Lahan Menggunakan Basamid dan Disungkup dengan Plastik Selama 12 Hari Penanaman Bibit di Lapang Tanaman Lisianthus di Lapang Jaringan Irigasi dan Nutrisi (a) dan Selang Viaflo (b) Pengukuran ph dan EC Tanah (a) dan ph dan EC Meter (b) Pewiwilan pada Tanaman Lisianthus Fungi (a), Gulma pada Lisianthus (b,c), dan Penyiangan Hama pada Lisianthus : Ulat (a) dan Thrips (b) Penampilan Bunga pada Berbagai Varietas Lisianthus Tinggi Tanaman Berbagai Varietas Lisianthus pada Saat Panen Jumlah Daun pada Berbagai Varietas Lisianthus Panjang Ruas (Internode) pada Berbagai Varietas Lisianthus Saat Panen Diameter Batang pada Berbagai Varietas Lisianthus Saat Panen Jumlah Cabang pada Berbagai Varietas Lisianthus Saat Panen Jumlah Kuntum Bunga pada Berbagai Varietas Lisianthus Saat Panen Diameter Bunga pada Berbagai Varietas Lisianthus Saat Panen Panjang Tangkai Bunga pada Berbagai Varietas Lisianthus Saat Panen Jumlah Daun Mahkota pada Berbagai Varietas Lisianthus Saat Panen Pengemasan pada Bunga Potong Lisianthus Penyusunan Lisianthus pada Bak (a) dan Pengujian Vase Life Lisianthus... 46

14 27. Cool Room Tempat Persemaian Lisianthus Ketidakserempakan Pertumbuhan pada Lisianthus di Persemaian Perbandingan Tanaman Normal dan Roset pada Umur 5 MST Ketidakserempakan Pertumbuhan Lisianthus di Lapang Serangan Hama Thrips pada Bunga Lisianthus Penyakit pada Lisianthus: Gray mold (a), Impatiens Necrotic Spot Virus (b), Busuk Batang (c), Layu Fusarium (d), dan Puru Akar (e) xiii

15 xiv DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Jurnal Harian Magang Penulis di PT. Saung Mirwan, Desa Sukamanah, Megamendung, Bogor Volume dan Prestasi Kerja Karyawan Lapang dan Penulis di Lokasi Produksi Bunga Potong Lisianthus di PT. Saung Mirwan Data Suhu Harian ( C), Kelembaban/RH (%), dan Cuaca Bulan April 2010 di Greenhouse Produksi Bunga Potong Lisianthus PT. Saung Mirwan Lay Out Bangunan PT. Saung Mirwan, Desa Sukamanah, Megamendung, Bogor Lay Out Greenhouse PT. Saung Mirwan, Desa Sukamanah, Megamendung, Bogor Struktur Organisasi PT. Saung Mirwan, Desa Sukamanah, Megamendung, Bogor Data Karyawan PT. Saung Mirwan pada Tahun Daya Berkecambah Benih pada Berbagai Varietas Lisianthus Jumlah Bibit yang Hidup pada Berbagai Varietas Lisianthus Skema Jaringan Irigasi dan Nutrisi PT. Saung Mirwan, Desa Sukamanah, Megamendung, Bogor Pestisida pada Tanaman Lisianthus Grafik Pertambahan Tinggi Tanaman pada Berbagai Varietas Lisianthus Tinggi Tanaman pada Berbagai Varietas Lisianthus Jumlah Daun pada Berbagai Varietas Lisianthus Hingga 13 MST Jumlah Daun pada Berbagai Varietas Lisianthus Panjang Ruas (Internode) pada Berbagai Varietas Lisianthus Diameter Batang pada Berbagai Varietas Lisianthus Percabangan pada Berbagai Varietas Lisianthus Jumlah Kuntum Bunga pada Berbagai Varietas Lisianthus Panjang Tangkai Bunga pada Berbagai Varietas Lisianthus Diameter Bunga pada Berbagai Varietas Lisianthus Jumlah Daun Mahkota pada Berbagai Varietas Lisianthus Nilai Korelasi Karakter Pengamatan Kuantitatif pada Lisianthus... 99

16 24. Hasil Pengamatan (Jumlah Bunga Segar) Vase Life Lisianthus Varietas Rosina Green Hasil Pengamatan (Jumlah Bunga Segar) Vase Life Lisianthus Varietas Exrosa Pink xv

17 PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan bunga potong semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat. Usaha peningkatan produksi bunga dan tanaman hias juga mendapat perhatian yang cukup besar dari pemerintah. Permintaan tanaman hias dalam bentuk bunga potong cenderung meningkat dan memiliki peluang yang besar di pasar domestik maupun internasional. Indonesia merupakan negara pengekspor bunga potong terbesar ke-33 (Laws, 2007). Ekspor bunga di Indonesia pada tahun 2004 sampai 2006 adalah (US$) , (US$) , dan (US$) Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Republik Indonesia (2009), Indonesia memproduksi tanaman hias anggrek, krisan, mawar, dan sedap malam dengan total produksi tangkai pada tahun Naeve (2002) menyatakan bahwa lisianthus (Eustoma grandiflorum) yang juga dikenal dengan nama Prairie Gentian, Texas Bluebell, Tulip Gentian, Bluebells dan Lira De San Pedro dapat ditanam sebagai tanaman pot, bunga potong, maupun bedding plant. Pada awalnya bunga lisianthus hanya berwarna biru, namun telah dihasilkan bunga dengan aneka warna melalui persilangan. Pada tahun 2002, The Association of Specialty Cut Flower Growers memilih bunga lisianthus sebagai bunga potong terpopuler di Amerika. Lisianthus memiliki kualitas dari kriteria sebuah bunga potong yang ideal karena memiliki bunga yang menarik dan vase life yang lama. Perawatan dan penanganan bunga potong lisianthus yang tepat dapat memperpanjang vase life bunga lebih dari 2 minggu (Maryland Cooperative Extension, 2000). Lisianthus belum banyak dikenal serta dibudidayakan di Indonesia karena benih dan bibit masih sulit diperoleh dan harganya mahal. Penerapan teknologi dalam budidaya khususnya pembibitan masih sedikit diterapkan serta waktu panen yang relatif lama (Hedy, 2008). Harga bunga lisianthus di pasar bunga dunia akan lebih mahal pada saat musim dingin dibandingkan musim panas. Hal ini disebabkan pada musim dingin lisianthus membutuhkan pencahayaan buatan yang

18 2 meningkatkan biaya produksi. Harga seikat bunga potong lisianthus di Amerika dapat mencapai US$ hingga US$ (Wholesale Flowers, 2009). Pengusahaan bunga potong memerlukan teknik budidaya yang baik agar kualitas dan kuantitas bunga dapat dipertahankan. Standar mutu kebutuhan pasar yang mencakup volume, harga penjualan, lokasi pemasaran, organisasi pasar, fasilitas dan promosi harus diperhatikan sampai ke tangan konsumen. Budidaya lisianthus perlu dipelajari lebih lanjut karena memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan di Indonesia. PT. Saung Mirwan merupakan salah satu perusahaan yang mengusahakan bunga potong lisianthus di Indonesia. Kegiatan magang ini dilakukan untuk mempelajari dan mengetahui pengusahaan lisianthus di PT. Saung Mirwan. Tujuan Tujuan kegiatan magang adalah : 1. Secara umum untuk memperluas wawasan pengetahuan, meningkatkan kemampuan dalam segi teknik budidaya, kemampuan manajerial, dan mempersiapkan kemampuan untuk menghadapi proses kerja secara nyata. 2. Secara khusus untuk mengetahui budidaya dan produksi bunga potong lisianthus di PT. Saung Mirwan.

19 3 TINJAUAN PUSTAKA Bunga Potong Bunga potong menurut Asosiasi Bunga Indonesia (2007) adalah segala jenis tanaman yang dibudidayakan dengan tujuan memperoleh bunga yang dapat dipotong dan diperdagangkan setiap saat. Karakteristik tanaman bunga potong adalah : 1. Memiliki produktivitas yang tinggi 2. Memiliki daya tumbuh relatif cepat 3. Memiliki fenotipe yang stabil melalui proses regenerasi yang berulang-ulang 4. Memiliki daya tahan terhadap hama dan penyakit yang relatif baik 5. Dapat dikembangbiakkan dalam jumlah yang besar, cepat, dan murah 6. Produktivitas tanaman dapat dikontrol dan mudah dimanipulasi dengan respon yang positif melalui berbagai perlakuan 7. Bunga yang diproduksi memiliki daya tahan lama setelah dipanen 8. Memiliki tangkai bunga yang cukup panjang. Penurunan mutu bunga segar dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: 1. Ketidakmampuan batang untuk mengabsorbsi air yang disebabkan oleh adanya hambatan pertumbuhan dari bakteri, fungi, atau mikroorganisme lainnya 2. Kehilangan air yang terlalu banyak akibat suhu lingkungan yang tinggi 3. Kadar karbohidrat yang rendah karena kondisi penyimpanan yang kurang memadai untuk mendukung respirasi 4. Penyakit atau serangga 5. Gas etilen yang dihasilkan oleh jaringan yang rusak atau busuk. Perlakuan penanganan pascapanen bunga potong menurut Yayasan Bunga Nusantara (2007) bertujuan untuk: 1. Memperkecil respirasi 2. Mencegah infeksi dan luka 3. Memperkecil transpirasi sehingga tidak terlalu banyak terjadi penguapan yang dapat menyebabkan kelayuan

20 4 4. Memelihara estetika dan penampakan tanaman 5. Memperoleh nilai jual yang tinggi Botani Tanaman Lisianthus Lisianthus (Eustoma grandiflorum) merupakan tanaman herba yang berasal dari daerah selatan Amerika Serikat, Meksiko, Karibia, dan sebelah utara Amerika Selatan. Nama lisianthus berasal dari bahasa Yunani lysis, berarti "putus atau pecah," dan anthos, berarti bunga. Tanaman lisianthus yang dibudidayakan umurnya tidak melebihi dari satu tahun, sehingga lisianthus termasuk tanaman annual atau semusim (The Flower Expert, 2009). Klasifikasi tanaman Lisianthus menurut The Flower Expert (2009) adalah : Kerajaan : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Gentianales Famili : Gentianaceae Genus : Eustoma Spesies : Eustoma grandiflorum (Raf.) Shinn. Sistem perakaran lisianthus adalah akar serabut yang tersusun dari akar-akar serabut kecil yang berbentuk benang dan mampu menembus tanah hingga kedalaman cm. Tinggi tanaman lisianthus dapat mencapai cm. Batang tanaman berbentuk bulat dengan ukuran yang sama dari pangkal sampai ujung dengan permukaan yang licin dan berwarna hijau. Arah tumbuh batang tegak lurus dan membentuk percabangan yang menggarpu (The Flower Expert, 2009). Demas (2009) menyatakan bahwa lisianthus memiliki daun duduk (sessilis) yang terdiri dari helaian daun tipis dan lunak yang langsung melekat atau duduk pada batang, tanpa upih ataupun tangkai. Berdasarkan susunan tulang daun, daun lisianthus termasuk dalam daun-daun yang bertulang melengkung. Susunan daun lisianthus yaitu pada setiap buku tanaman (nodus) terdapat dua daun yang berhadap-hadapan dan pada buku berikutnya kedua daunnya membentuk silang dengan daun-daun sebelum atau setelahnya.

21 5 Lisianthus memiliki warna bunga yang beraneka ragam, yaitu putih, kuning, krem, hijau, merah muda, merah, biru, ungu, dan bi-warna. Bunga lisianthus memiliki penampilan yang hampir sama dengan bunga mawar. Bunga lisianthus merupakan bunga yang lengkap dan sempurna. Tangkai bunga memiliki penampang bulat dan berwarna hijau seperti batang utama. Dasar bunga lisianthus berbentuk rata, yaitu semua bagian bunga duduk sama tinggi di atas dasar bunga (Flowers Direct, 2009). Mahkota bunga memiliki sifat simetris beraturan dengan susunan daun-daun mahkota (petal) yang membentuk mangkuk. Benang sari (stamen) sebagai alat kelamin jantan terdiri dari tangkai sari (filamentum) yang berwarna hijau dan kepala sari (anthera) yang berwarna kuning hingga coklat dan diseluruh permukaannya dipenuhi dengan serbuk sari (pollen) berwarna kuning. Putik (pistillum) berwarna hijau dan hanya berjumlah satu di tiap tangkainya. Bakal buah (ovarium) duduk di atas dasar bunga sehingga bagian samping bakal buah tidak berlekatan dengan dasar bunga. Tangkai putik (stylus) lebih besar dan lebih panjang daripada tangkai sari, sehingga kedudukan kepala putik sedikit lebih tinggi daripada tangkai sari (Flowers Direct, 2009). Syarat Tumbuh Suhu dan Kelembaban Menurut Maryland Cooperative Extension (2000) lisianthus memerlukan suhu yang berbeda-beda dalam perkembangannya mulai dari benih hingga menghasilkan bunga. Penyimpanan benih memerlukan suhu ± 5 C pada lemari pendingin. Pembibitan lisianthus memerlukan suhu C atau F. Sementara itu, suhu optimal untuk budidaya di dalam greenhouse berkisar antara C (65-68 F) pada siang hari dan C (59-65 F) saat malam hari. Suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan roset atau tumbuhnya bunga prematur pada tanaman muda dan memiliki batang yang lebih pendek. Perkecambahan lisianthus membutuhkan kelembaban yang tinggi dengan suhu yang rendah. Paranet dapat digunakan untuk menjaga suhu dan kelembaban

22 6 pada lokasi penyemaian, pembibitan, dan penanaman. Lokasi persemaian benih dapat diberi naungan paranet 70 % atau paranet ganda. Pengkabutan dilakukan untuk mengendalikan suhu dan kelembaban selain dengan cara membuka dan menutup paranet. Kelembaban optimal di dalam greenhouse berkisar antara %. Horizontal airflow fans (HAF) dapat diinstalasikan untuk mengatur pertukaran udara dan menjaga kelembaban media (Maryland Cooperative Extension, 2000). Pencahayaan Menurut Pan American Seed (2005) pencahayaan optimal untuk tanaman dalam greenhouse berkisar pada fc (foot candle) atau lux. Pencahayaan lebih dari fc dapat menghambat pertumbuhan tinggi tanaman. Menurut Highsun Express (2008), cahaya yang dibutuhkan lisianthus berkisar pada lux. Fox (1999) mengemukakan bahwa lisianthus memerlukan pemeliharaan yang cukup intensif. Benih lisianthus dikecambahkan di tempat yang terhindar dari sinar matahari langsung. Lisianthus merupakan tanaman hari panjang yang membutuhkan penyinaran selama 16 jam untuk menghasilkan bunga. High intensity discharge (HID) dapat digunakan untuk mengontrol intensitas cahaya dan panjang hari yang diinginkan. Penyinaran tambahan mampu memperkuat dan memperpanjang batang tanaman. Penyinaran tambahan diberikan dengan menggunakan lampu pijar 100 watt yang digantung tiap jarak 3 m dan 3 m tingginya dari tanaman, penyinaran dapat dilakukan selama ± 4 jam secara kontinu (Maryland Cooperative Extension, 2000). Nutrisi Lisianthus cocok ditanam pada tanah yang memiliki ph dan suhu tanah minimal 15 C. Pupuk dasar NPK diberikan pada awal penanaman dengan perbandingan 8:3.5:6.5 sebanyak 5 kg/100 m 2. Lisianthus tumbuh baik pada media yang mengandung kalsium tinggi dan fosfor yang cukup (Highsun Express, 2008). Demas (2009) menyatakan bahwa persiapan lahan budidaya lisianthus di Bali Rose menggunakan pupuk dasar NPK dengan dosis 40 g/m 2 dan SP-36 dengan dosis 40 g/m 2 yang diberikan 3 hari sebelum tanam.

23 7 Menurut Maryland Cooperative Extension (2000), akar tanaman lisianthus rentan dan mudah rusak apabila terkena garam terlarut dengan konsentrasi tinggi pada awal pertumbuhan bibit. Penggunaan pupuk slow release diaplikasikan 3 bulan sekali setelah penanaman. Komposisi pemberian nitrogen harus sama dengan potasium, misalnya pupuk Suplemen kalsium dibutuhkan apabila tanah kekurangan unsur Ca. Saat inisiasi pembungaan berlangsung, pemberian nitrogen dikurangi sedangkan potasium ditambahkan. Menurut Ohta et al. (2004), pemberian 1 % (mg/g) chitosan pada media tanam tanah mampu mempercepat pertumbuhan bibit dan meningkatkan kualitas bunga. Bobot basah dan kering dari pucuk dan akar tanaman, jumlah buku, bobot bunga potong, dan jumlah bunga meningkat pada perlakuan media yang mengandung chitosan atau tryptone. Waktu pembungaan pertama dapat dipercepat melalui perlakuan media yang mengandung chitosan, tryptone, casein, dan collagen. Budidaya Tanaman Lisianthus Penyemaian dan Pembibitan Benih lisianthus disemai dalam tray atau wadah pengecambahan yang steril. Media persemaian yang digunakan adalah cocopeat, white sphagnum peat atau bahan yang mudah menyerap dan menyimpan air. Media persemaian disiram larutan fungisida untuk mengurangi persentase benih tidak tumbuh. Penyiraman benih dilakukan untuk membantu proses imbibisi benih dan mencegah kekeringan. Benih yang vigornya baik umumnya berkecambah pada umur 2-3 minggu setelah semai (Demas, 2009). Transplanting merupakan proses pemindahan tanaman yang bertujuan untuk mengurangi kematian bibit dan menyeragamkan kondisi tanaman di lapang. Menurut Demas (2009), transplanting dilakukan dengan menyeleksi bibit yang telah memiliki 6-8 daun untuk ditanam pada tray yang ukuran lubangnya lebih besar. Sebelum ditanam ke lapang, bibit lisianthus dapat diproteksi dengan

24 8 fungisida berbahan aktif propamocarb hidrochloride 722 g/l dengan dosis 0.3 ml/l. Persiapan Lahan Sebelum penanaman, perlu dilakukan persiapan lahan, pembuatan bedengan dan sterilisasi lahan untuk menghindari serangan nematoda, misalnya dengan memberikan Dazomet 98 %. Media tanam yang digunakan yaitu tanah, kompos, pupuk kandang, dan campuran cocopeat. Pasir dapat digunakan karena memiliki sedikit ruang udara sehingga oksigen dan nutrisi lebih banyak tersimpan. Seminggu sebelum penanaman, lahan diproteksi dengan herbisida pratumbuh oksifluorfen 240 g/l sebanyak 1 ml/l. Herbisida membentuk lapisan transparan di atas permukaan tanah yang diharapkan mampu menekan laju pertumbuhan gulma (Fox, 1998). Penanaman Jarak tanam dapat dibuat dengan bantuan net penyangga atau supporting net yang dijadikan acuan jarak tanam untuk mempermudah penanaman. Supporting net berupa jaring dari tali tambang plastik agar tidak rebah. Panjang dan lebar supporting net disesuaikan dengan panjang bedeng. Agar kualitas batang baik, maka digunakan net penyangga ganda berukuran 15 cm x 15 cm atau 15 cm x 20 cm (Harbaugh, 1997). Penanaman harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak bagian akar. Akar yang rusak mengakibatkan pertumbuhan lambat, tertundanya pendewasaan, dan kematian (Highsun Express, 2008). Irigasi Air sangat mempengaruhi pertumbuhan lisianthus terutama pada awal penanaman. Semakin rendah suhu dan intensitas cahaya, semakin sedikit air yang diperlukan. Kondisi media tanah yang kering menyebabkan tanaman layu, inisiasi bunga dini, dan menghasilkan batang yang lebih pendek dan lemah sehingga pertanaman terlihat kurang merata. Penyiraman dilakukan hingga kondisi tanah basah dan tidak berdebu. Tahap awal pertumbuhan bibit mempengaruhi keserempakan pertumbuhan tanaman (Highsun Express, 2008).

25 9 Aplikasi Zat Pengatur Tumbuh Pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT) dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Interaksi antara ZPT eksogen dan endogen merupakan perimbangan yang menentukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pemberian zat pengatur tumbuh dilakukan untuk merangsang tanaman ke arah pertumbuhan yang diinginkan. Salisbury dan Ross (1995) menyatakan bahwa hormon giberelin (GA) merupakan hormon perangsang pertumbuhan tanaman yang diperoleh dari Gibberella fujikuroi atau Fusarium moniliforme. Aplikasi giberelin bertujuan untuk memacu munculnya bunga dan meningkatkan keserempakan pembungaan. Fungsi hormon giberelin yaitu mematahkan dormansi dengan cara mempercepat proses pembelahan sel sehingga tanaman dapat tumbuh normal dan merangsang morfogenesis, pemanjangan dan pembesaran sel, dan inisiasi tunas samping. Aplikasi giberelin diperlukan untuk menginduksi pemanjangan batang pada tanaman lisianthus yang roset (Maryland Cooperative Extension, 2000). Pengendalian Hama Penyakit Tanaman Hama pada persemaian adalah lalat bibit (Agromyza phaseoli) dan larva Fungus gnat yang menghisap cairan daun sehingga mengakibatkan bibit mati. Hama lain adalah serangga, kutu daun, leaf miner, larva lepidoptera, thrips, dan whitefly (Highsun Express, 2008). Hama utama lisianthus dalam greenhouse adalah Silverleaf whitefly (Bemisia argentifolia) dan Greenhouse whitefly (Trialeurodes vaporariorum). Seluruh siklus hidup whitefly berlangsung di bawah permukaan daun dengan gejala yang ditimbulkan yaitu warna daun berubah menjadi kuning. Pengendalian hama ini dapat dilakukan secara biologis menggunakan tawon, parasitoid whitefly dan pengendalian secara kimiawi dengan pestisida (McGovern, 2008). Thrips menyerang bunga, daun, dan pucuk baru dengan memotong dan menghisap yang mengakibatkan rusaknya bunga, daun, maupun pucuk yang baru terbentuk. Thrips biasanya meninggalkan jejak berupa lintasan ataupun bintik berwarna keperakan pada helai daun yang diserang. Pengendalian thrips dilakukan secara biologis dengan menggunakan kutu predator Amblyseius cucumerias dan

26 10 Amblyseius degenerans (Maryland Cooperative Extension, 2000). Pengendalian hama dapat dilakukan dengan kertas perangkap serangga atau yellow trap yang dipasang di sekeliling tanaman. Penyemprotan pestisida yang tepat sesuai dosis anjuran,yaitu insektisida yang mengandung bahan aktif abamektin 18.4 g/l dengan konsentrasi 0.1 ml/l untuk pengendalian lalat bibit. Menurut Mc Govern (2008), penyakit pada lisianthus disebabkan oleh fungi dan virus. Penyakit dan fungi yang menyebabkan penyakit adalah hawar botrytis (Botrytis cinerea Pers.:Fr), bercak daun cercospora (Cercospora eustomae Peck), curvularia leaf blotch (Curvularia sp.), downy mildew (Peronospora chlorae debary), busuk batang fusarium (Fusarium solani (Mart.) Sacc. dan Fusarium avenaceum, layu fusarium (Fusarium oxysporum (Schlechtend):Fr.), bercak daun phyllosticta (Phyllosticta sp.), busuk akar phytium (Pythium sp.), busuk batang rhizoctonia (Rhizoctonia solani Kühn), dan hawar batang sclerophoma (Sclerophoma eustomis Taubenhaus & Ezekiel). Lisianthus sangat rentan terkena serangan penyakit pada saat tanaman masih muda. Akar bibit tanaman muda berkembang lambat dan sangat sensitif terhadap serangan busuk akar. Virus dapat merusak dengan risiko serangan infeksi lebih tinggi bila lisianthus ditanam bersamaan dengan tanaman lainnya (Maryland Cooperative Extension, 2000). Penyakit akibat virus yang menyebabkan penyakit pada lisianthus yakni bean yellow mosaic (Bean yellow mosaic virus / BYMV), cucumber mosaic (Cucumber mosaic virus / CMV), impatiens necrotic spot (Impatiens necrotic spot virus / INSV), nekrosis lisianthus (Lisianthus necrosis virus / LNV), Iris Yellow Spot (Iris Yellow Spot Virus / IYSV), dan tobacco mosaic (Tobacco mosaic virus / TMV). Pengendalian gulma dapat menggunakan mulsa plastik, mulsa organik, dan herbisida non selektif. Penanaman tanaman penutup tanah seperti kacangkacangan mampu memperbaiki struktur tanah karena ketersediaan nitrogen didalamnya. Gulma yang sering muncul adalah lumut yang menghalangi penyerapan air dan larutan pupuk ke dalam media. Lumut dapat dikeruk menggunakan bantuan tusuk gigi (Mc Govern, 2008).

27 11 Panen dan Pascapanen Menurut Fox (1998), lisianthus tumbuh lebih cepat, besar, dan tinggi pada musim hujan karena akumulasi karbohidrat sebahgai energi untuk tumbuh lebih banyak. Bunga lisianthus dapat dipanen pada MST pada kondisi yang optimum. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari saat kadar gula tertinggi dan bunga mekar bersamaan. Standar khusus lisianthus sebagai bunga potong yaitu tinggi tanaman yang diukur dari pangkal batang hingga ujung tanaman dan jumlah bunga mekar. Tinggi tanaman yang menjadi syarat adalah 70 cm dengan minimal dua bunga kembar yang mekar. Lisianthus memiliki dua jenis mahkota, yaitu mahkota tunggal dan mahkota tumpuk. Bunga mahkota tumpuk memiliki helai mahkota, sedangkan bunga mahkota tunggal memiliki jumlah mahkota yang sedikit dan tersusun menjadi satu lapis (Maryland Cooperative Extension, 2000). Pasar bunga Eropa dan Jepang lebih menyukai bunga mahkota tunggal. Sementara pasar Amerika lebih menyukai varietas bunga mahkota tumpuk. Warna bunga lisianthus yang diminati di pasar Eropa adalah biru tua, sementara di pasar Jepang didominasi bunga berwarna ganda yaitu putih dengan semburat biru (Highsun Express, 2008). Periode pembungaan dari bunga pertama ke bunga kedua lebih lama. Waktu dari pemanenan pertama dan kedua adalah 3-4 bulan. Bunga hasil panen kedua memiliki kualitas yang lebih rendah dari hasil pemanenan pertama, batang yang lebih pendek dan bunga lebih sedikit per tangkainya (Yulianingsih, 2004). Daya tahan bunga setelah panen atau vase life mencerminkan salah satu nilai dari kualitas bunga yang dapat ditawarkan pihak produsen kepada konsumen. Perlakuan setelah panen pada lisianthus yaitu pulsing selama 24 jam dengan larutan mengandung sukrosa, asam sitrat (300 ppm) atau 8-hydroxquinoline sitrat (250 ppm). Setelah pulsing, bunga dibungkus kertas koran dan polyethylene, kemudian disusun dalam kotak, dan dipertahankan suhunya pada 2 C selama perjalanan. Perlakuan pulsing menggunakan larutan gula mampu meningkatkan kesegaran dan pemekaran kuncup bunga.

28 12 Umur kesegaran bunga merupakan komponen utama penentu kualitas lisianthus. Masa kesegaran bunga dihitung sejak bunga dipanen hingga menjadi layu. Bunga menjadi layu akibat perubahan sifat elastis dan menurunnya tegangan turgor. Vase life lisianthus mampu mencapai 9-16 hari (Maryland Cooperative Extension, 2000). Menurut Boodley (1998), bahan kimia yang efektif sebagai larutan preservatif bunga potong adalah 8-hydroxyquinoline sulfate (8-HQS) dan 8-hydroxyquinoline citrate (8-HQC). Sementara menurut Maryland Cooperative Extension (2000),perlakuan pendinginan hingga 13. C.(55. F) sebelum pengiriman untuk mempertahankan kualitas bunga agar tidak mudah layu akibat suhu lingkungan yang tinggi. Penanganan pascapanen lainnya untuk bunga potong adalah dengan memotong kembali tangkai bunga dan menempatkannya pada air hangat dengan ph 3.5 dan suhu C (65-75 F).

29 METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan di PT. Saung Mirwan, di Desa Sukamanah, Pasir Muncang, Megamendung, Bogor, Jawa Barat. Magang dilaksanakan selama 4 bulan, mulai Februari sampai Juni Metode Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan magang merupakan praktik kerja di kebun selama 4 bulan dengan pembagian kerja sesuai dengan tingkatan struktur organisasi PT. Saung Mirwan. Pembagian kerja yang dilaksanakan adalah 2 bulan sebagai pekerja harian, 1 bulan sebagai pendamping kepala divisi, dan 1 bulan sebagai pendamping kepala bagian. Selama menjadi pekerja harian, penulis mempelajari dan melakukan seluruh kegiatan budidaya di lapang bersama dengan pekerja lainnya, sedangkan selama menjadi pendamping kepala divisi maupun pendamping kepala bagian, penulis membantu dan mempelajari aspek manajerial, pengelolaan kebun, dan administrasi. Kegiatan magang yang dilaksanakan yaitu : 1. Mengenal dan mencari informasi mengenai kondisi umum PT. Saung Mirwan. Informasi kondisi umum meliputi letak geografis, keadaan iklim dan tanah, struktur organisasi dan ketenagakerjaan. Data tersebut diperoleh melalui wawancara dengan pekerja maupun penanggung jawab perusahaan. 2. Mengikuti kegiatan budidaya tanaman lisianthus di lapangan yang terdiri dari bagian persemaian, pemeliharaan tanaman, dan pemasaran. Budidaya yang dilakukan meliputi persemaian, persiapan lahan, penanaman, pemupukan, perlakuan khusus pada tanaman misalnya pewiwilan, pengendalian hama dan penyakit, panen, dan pascapanen. Penulis dibimbing oleh pembimbing lapang dan pekerja dalam melaksanakan budidaya lisianthus. Jurnal kegiatan magang dan prestasi kerja sajikan pada Lampiran 1 dan 2.

30 14 3. Melakukan pengamatan di lapang untuk mengumpulkan data mengenai pertumbuhan lisianthus mulai dari persemaian hingga siap dipasarkan, menginventarisasi kendala dalam pengusahaan lisianthus dan mengupayakan solusinya, selain itu dilakukan juga perhitungan analisis usaha tani pengelolaan usaha bunga potong. 4. Mempelajari aspek manajerial atau pengelolaan usaha serta kegiatan administrasi perusahaan. Kegiatan ini dilakukan dengan berdiskusi langsung dengan kepala divisi dan kepala bagian yang menangani bunga potong lisianthus. Pengamatan dan Pengumpulan Data Pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan metode langsung dan tidak langsung. Data primer diperoleh dengan metode langsung melalui pengamatan di lapang dan wawancara dengan pihak perusahaan. Pengamatan dilakukan pada tanaman contoh dari tiap varietas. Pengamatan dilaksanakan di dua tempat, yaitu Sukamanah sebagai lokasi persemaian dan Lemah Neundet sebagai lokasi penanaman. Karakteristik vegetatif yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, panjang ruas batang (internode), diameter batang, dan jumlah cabang. Karakteristik generatif yang diamati yaitu, waktu muncul bunga, jumlah bunga, panjang tangkai bunga, jumlah mahkota, umur panen, total panen, periode panen dan vase life bunga. Periode panen merupakan waktu panen lisianthus pada waktu tanam yang sama. Data sekunder diperoleh melalui metode tidak langsung dari data perusahaan dan sumber lain yang terkait dengan kegiatan produksi. Data juga diperoleh melalui studi pustaka budidaya lisianthus. Data sekunder merupakan data yang mendukung pelaksanaan teknis lapangan, antara lain kondisi lingkungan dan kondisi umum perusahaan.

31 15 Analisis Data dan Informasi Hasil kegiatan magang berupa data primer maupun sekunder dengan berbagai peubah dan rekomendasi teknis yang diterapkan akan diolah dengan menggunakan rataan, standar deviasi, dan analisis deskriptif. Hasil data magang digunakan sebagai bahan laporan akhir digabung dengan studi pustaka tentang budidaya tanaman lisianthus.

32 16 KEADAAN UMUM Letak Geografi dan Wilayah Administratif PT. Saung Mirwan berkantor pusat di Jl. Cikopo Selatan Dusun Pasir Muncang, Desa Sukamanah, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. PT. Saung Mirwan berbatasan sebelah utara dengan Desa Pasir Kaliki, sebelah selatan dengan Dusun Pondok Gede, batas sebelah barat dan timur adalah Dusun Pasir Muncang. Letak geografis PT. Saung Mirwan antara BT dan 4-6 LS. PT. Saung Mirwan memiliki kebun produksi di Gadog (Sukamanah), Lemah Neundeut, dan Cipanas. Kebun di Garut digunakan sebagai tempat membeli hasil panen dari mitra PT. Saung Mirwan. Keadaan Iklim dan Tanah Curah hujan bulanan pada lahan produksi Sukamanah sekitar mm dan curah hujan tahunan 2945 mm. Suhu udara harian rata-rata yaitu C. Data mengenai suhu dan kelembaban dapat dilihat pada Lampiran 3. Suhu udara di dalam greenhouse adalah C. Kelembaban udara berkisar antara % dan kelembaban udara dalam greenhouse berkisar antara %. Lokasi perusahaan terletak pada ketinggian 670 m dpl dan berada di kaki Gunung Pangrango. Jenis tanah pada lokasi tersebut adalah latosol dengan topografi yang tidak datar. Luas Areal dan Tata Guna Lahan Luas areal PT. Saung Mirwan adalah 10.5 ha. Luas tersebut terdiri dari bangunan greenhouse, kantor, gudang, koperasi (kantin), asrama atau mess para karyawan, lahan terbuka, dan bangunan lain untuk kegiatan operasional perusahaan (ruangan penyimpanan, ruangan pendingin, bengkel, ruangan seleksi, bangunan nutrisi, dan lain-lain). Lay Out bangunan yang menunjukkan pemanfaatan tata guna lahan dapat dilihat pada Lampiran 4.

33 17 Kegiatan PT. Saung Mirwan berpusat di Desa Sukamanah. Bunga yang dibudidayakan adalah bunga potong krisan, krisan pot, kalanchoe, dan kastuba (poinsettia), sedangkan budidaya sayuran meliputi pak choy, tomat cherry, tomat beef, sayuran pot seledri, kaliandra, kemangi, edamame (kedelai jepang), dan selada. PT. Saung Mirwan memiliki kerja sama dengan PTPN VIII berupa proyek yang berlokasi di hak guna usaha (HGU) PTPN VIII Perkebunan Gunung Mas Afdeling Cikopo Selatan II Blok Lemah Neundeut seluas 4 ha. Sejak tahun 2001 lokasi proyek ini dijadikan kebun produksi untuk budidaya bunga potong lisianthus, krisan, dan sayuran. Budidaya tanaman sebagian besar dilakukan di dalam greenhouse. Lay out greenhouse dapat dilihat pada Lampiran 5. Greenhouse berfungsi untuk melindungi tanaman dari angin, hujan, intensitas cahaya matahari yang tinggi, dan melindungi tanaman dari serangan hama dan penyakit. PT. Saung Mirwan memiliki greenhouse dengan tipe rumah susun berganda (shape frame) berbentuk joglo (Gambar 1). Pertimbangan menggunakan tipe ini karena pada umumnya penerimaan cahaya matahari di daerah tropis relatif tinggi. Bentuk greenhouse harus memiliki ventilasi untuk mendapatkan sirkulasi udara yang baik sehingga suhu dalam greenhouse tidak terlalu tinggi. Gambar 1. Bangunan Greenhouse dengan Tipe Rumah Susun Berganda (Shape Frame) Berbentuk Joglo Greenhouse terdiri dari kerangka, atap, dinding, dan perlengkapanya. Kerangka greenhouse terbuat dari besi stall sehingga lebih permanen dan tahan lama dibandingkan menggunakan kayu. Greenhouse di PT. Saung Mirwan memiliki panjang 36 m dan 40 m dengan lebar 12.8 m. Greenhouse memiliki

34 18 2 atap dengan lebar masing-masing 6.4 m yang memiliki 4 bedengan. Tiap greenhouse terdiri dari 8 bedengan dengan ketinggian dinding 3-5 m. Bahan atap greenhouse berupa plastik ultraviolet (UV) dengan tebal plastik 2 milimikron. Plastik ini dapat menahan sinar matahari sebesar % dan sisanya diteruskan kepada tanaman. Bahan plastik cocok digunakan karena dapat melindungi tanaman dari faktor-faktor iklim. Posisi greenhouse menghadap ke utara dan selatan agar penyinaran merata sepanjang hari. Lantai greenhouse umumnya disemen agar kondisi di dalam greenhouse tetap higienis. Ambal atau keset kaki diletakkan di depan pintu masuk untuk membersihkan alas kaki atau sepatu yang digunakan. Alas kaki disterilkan dengan menggunakan lysol dengan konsentrasi 2 cc/l untuk menghindari kotoran sebagai sumber patogen yang terbawa oleh alas kaki atau sepatu. Pemeliharaan dinding greenhouse dilakukan dua kali dalam setahun dengan mencuci dinding yang terbuat dari plastik atau dengan mengganti plastik tersebut jika telah rusak. Pencucian dilakukan dengan menyemprot dinding dengan air. Penggantian atap dilakukan setahun sekali oleh karyawan harian bagian bangunan. Keadaan Tanaman dan Produksi PT. Saung Mirwan mengadakan joint venture dengan PT. Fides Belanda dalam pengusahaan komoditas bunga kalanchoe, kalandiva, dan lisianthus yang diekspor ke Jepang. Proyek ini bernama Mira Flora Internasional. Tanaman kalanchoe dan kalandiva dibudidayakan di daerah Gadog (Sukamanah), sementara lisianthus dibudidayakan di Lemah Neundeut. Budidaya lisianthus di Sukamanah dimulai pada tahun Lisianthus merupakan komoditas percobaan (trial) dan dikelola bersama oleh PT. Saung Mirwan dan PT. Fides Belanda. Awalnya persemaian benih dilakukan di greenhouse persemaian beratap paranet 80 %, namun banyak bibit yang menjadi dan roset dan tidak menghasilkan bunga. Akhirnya persemaian lisianthus dilakukan dalam cool room yang dapat diatur suhu yang sesuai untuk persemaian lisianthus yaitu ºC. PT. Saung Mirwan memiliki fasilitas cool room

35 dengan rak-rak persemaian sebagai tempat meletakkan tray berisi benih lisianthus. Pada pertengahan tahun 2009, pengelolaan usaha lisianthus ditangani secara keseluruhan oleh PT. Saung Mirwan dan tidak bekerja sama lagi dengan PT. Fides Belanda. Lokasi budidaya lisianthus dipindahkan ke Lemah Neundeut karena terbatasnya areal budidaya di Sukamanah. Kegiatan budidaya berada di 2 lokasi, yaitu persemaian dengan cool room di Sukamanah dan penanaman bibit hingga menghasilkan bunga di kebun Lemah Neundeut. Budidaya bunga potong lisianthus dilakukan melalui persemaian benih. Benih lisianthus diimpor langsung dari produsen benih Takii Seed dan Sakata Seed di Jepang. Pada awal pengusahaan lisianthus, PT. Saung Mirwan menyemai sekitar benih setiap minggu. Namun saat ini, karena terbatasnya areal penanaman, jumlah benih lisianthus yang disemai hanya mencapai 200 benih per minggu. Jumlah penanaman lisianthus dalam 4 bulan (Agustus-Desember 2009) dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Data Penanaman Lisianthus Selama Empat Bulan (Agustus- Desember 2009) Varietas Jumlah Tanam (tanaman) Jumlah Panen (tanaman) Persentase Panen Ambar Double Maron Boegoet White Ceremony Orange Ceremony Light Cesna Rose Exrosa Yellow Exrosa Blue Exrosa Pink Exrosa Green King of Snow Love Me Tender Picorosa Snow Rosina Lavender Rosina Pink Picote Rosina Rose Pink Rosina Green Revolution Green Total

36 20 Persemaian benih hingga menjadi bibit yang siap untuk ditanam ke lapang memerlukan waktu minggu. Budidaya lisianthus mulai dari persemaian hingga panen memerlukan waktu sekitar minggu, namun hal ini tergantung dari pertumbuhan tiap varietas. Persentase panen merupakan jumlah yang dapat dipanen dari jumlah tanaman yang ditanam. Awalnya PT. Saung Mirwan memasarkan lisianthus di pasar lokal dan ekspor. Pemasaran secara ekspor dilakukan melalui kontrak penjualan bunga ke Jepang. Jenis bunga yang diekspor adalah bunga berwarna putih (King of Snow dan Picorosa Snow). Adanya penurunan kualitas dan kuantitas hasil panen dari waktu ke waktu menyebabkan kegiatan ekspor dihentikan. Pemasaran bunga lisianthus hanya dilakukan pada pasar lokal saja. Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan PT. Saung Mirwan merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pertanian khususnya tanaman hortikultura. Struktur organisasi PT. Saung Mirwan terdiri dari direktur, manajer, kepala bagian (Kabag), kepala divisi (Kasi), kepala subdivisi (Kasubsi), karyawan bulanan, karyawan harian tetap, karyawan harian lepas, dan karyawan borongan. Struktur organisasi ditetapkan berdasarkan kebutuhan, tanggung jawab, dan perencanaan di dalam perusahaan. Struktur organisasi PT. Saung Mirwan dapat dilihat pada Lampiran 6. Perusahaan dipimpin oleh Tatang Hadinata yang juga merupakan pemilik PT. Saung Mirwan. Pimpinan perusahaan dibantu oleh bagian Research and Development (R&D), Teknik Informatika (IT), dan Quality Assurace (QA). Pimpinan perusahaan membawahi tiga bidang, yaitu bidang produksi, bidang komersil, dan bidang umum. Masing-masing bidang dipimpin oleh seorang direktur dan dibantu manajer serta Kabag dalam pelaksanaan tugas. Kabag bertugas untuk membuat perencanaan pada tiap divisi dan mengatur semua kegiatan di bidang umum, komersil, dan produksi, serta bertanggung jawab kepada manajer. Kabag dibantu oleh Kasi dan Kasubsi dalam menangani suatu kebun produksi. Kasi memiliki tanggung jawab untuk mengelola divisi di PT. Saung Mirwan. Divisi yang dikelola adalah keuangan, human resouces,

KEADAAN UMUM. Letak Geografi dan Wilayah Administratif. Keadaan Iklim dan Tanah. Luas Areal dan Tata Guna Lahan

KEADAAN UMUM. Letak Geografi dan Wilayah Administratif. Keadaan Iklim dan Tanah. Luas Areal dan Tata Guna Lahan 16 KEADAAN UMUM Letak Geografi dan Wilayah Administratif PT. Saung Mirwan berkantor pusat di Jl. Cikopo Selatan Dusun Pasir Muncang, Desa Sukamanah, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Bunga Potong

TINJAUAN PUSTAKA Bunga Potong 3 TINJAUAN PUSTAKA Bunga Potong Bunga potong menurut Asosiasi Bunga Indonesia (2007) adalah segala jenis tanaman yang dibudidayakan dengan tujuan memperoleh bunga yang dapat dipotong dan diperdagangkan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pembibitan di Sukamanah Penyemaian benih lisianthus dilakukan setiap hari Rabu. Varietas benih yang disemai disesuaikan dengan ketersedian stok benih. Benih disimpan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Paprika Tanaman paprika (Capsicum annum var. grossum L.) termasuk ke dalam kelas Dicotyledonae, ordo Solanales, famili Solanaceae dan genus Capsicum. Tanaman paprika merupakan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Nama : Sonia Tambunan Kelas : J NIM : 105040201111171 MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Dengan lahan seluas 1500 m², saya akan mananam tanaman paprika (Capsicum annuum var. grossum L) dengan jarak tanam, pola

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Lisianthus (Eustoma grandisflorum (Raf.) Shinn) Yunani lysis berarti putus atau pecah dan anthos berarti bunga.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Lisianthus (Eustoma grandisflorum (Raf.) Shinn) Yunani lysis berarti putus atau pecah dan anthos berarti bunga. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Lisianthus (Eustoma grandisflorum (Raf.) Shinn) Lisianthus (Eustoma grandiflorum) merupakan tanaman bunga yang berasal dari daerah selatan Amerika Serikat, Meksiko, Karibia,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman hias mempunyai peran sangat penting dalam perdagangan komoditas pertanian dan akan selalu dibutuhkan oleh masyarakat. Menurut Sari (2008), komoditas agribisnis

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan

Lebih terperinci

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Famili ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai 3 TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Cabai ditemukan pertama kali oleh Columbus pada saat menjelajahi Dunia Baru. Tanaman cabai hidup pada daerah tropis dan wilayah yang bersuhu hangat. Selang beberapa

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian 15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu Lembang Balai Penelitian Tanaman Sayuran 1250 m dpl mulai Juni 2011 sampai dengan Agustus 2012. Lembang terletak

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Papilionaceae; genus Arachis; dan spesies Arachis hypogaea L. Kacang tanah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :

Lebih terperinci

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida, PEMBAHASAN PT National Sago Prima saat ini merupakan perusahaan satu-satunya yang bergerak dalam bidang pengusahaan perkebunan sagu di Indonesia. Pengusahaan sagu masih berada dibawah dinas kehutanan karena

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada titik koordinat 5 22 10 LS dan 105 14 38 BT

Lebih terperinci

PASCA PANEN BUNGA POTONG (KRISAN)

PASCA PANEN BUNGA POTONG (KRISAN) PASCA PANEN BUNGA POTONG (KRISAN) Post 04 Desember 2014, By Ir. Elvina Herdiani, MP. bbpplbungapotperkembangan bisnis bunga potong meningkat dengan cukup pesat dari waktu ke waktu, hal ini menunjukkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Tugas Akhir (TA) akan dilaksanakan pada lahan kosong yang bertempat di Dusun Selongisor RT 03 / RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten

Lebih terperinci

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kentang

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kentang 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kentang Tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) dikenal sebagai The King of Vegetable dan produksinya menempati urutan keempat dunia setelah beras, gandum dan jagung (The International

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Cair Industri Tempe Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih di kenal sebagai sampah, yang kehadiranya

Lebih terperinci

Cara Menanam Cabe di Polybag

Cara Menanam Cabe di Polybag Cabe merupakan buah dan tumbuhan berasal dari anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Monocotyledonae, Ordo: Liliales/ Liliflorae, Famili:

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian Tanaman salak yang digunakan pada penelitian ini adalah salak pondoh yang ditanam di Desa Tapansari Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman Yogyakarta.

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

Cara Menanam atau Budidaya Gambas Terbaru

Cara Menanam atau Budidaya Gambas Terbaru Cara Menanam atau Budidaya Gambas Terbaru. Gambas dalam bahasa latin Gambas memiliki nama Luffa acutangula di malaysia dikenal dengan nama Ketola sedangkan di filipina dikenal dengan nama Patola. Gambas

Lebih terperinci

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Syarat Tumbuh Tanaman Jahe 1. Iklim Curah hujan relatif tinggi, 2.500-4.000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 2,5-7 bulan. (Penanaman di tempat yang terbuka shg

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman cabai Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis tanaman hortikultura penting yang dibudidayakan secara komersial, hal ini disebabkan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas 23 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Kampus Gedung Meneng, Bandar Lampung pada bulan Desember 2013

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

BUDIDAYA LISIANTHUS (Eustoma grandiflorum (Raf.) Shinn.) DI BALI ROSE, PT. MID DUTA INTERNATIONAL, MAYUNGAN, BALI ANTONY DEMAS A

BUDIDAYA LISIANTHUS (Eustoma grandiflorum (Raf.) Shinn.) DI BALI ROSE, PT. MID DUTA INTERNATIONAL, MAYUNGAN, BALI ANTONY DEMAS A BUDIDAYA LISIANTHUS (Eustoma grandiflorum (Raf.) Shinn.) DI BALI ROSE, PT. MID DUTA INTERNATIONAL, MAYUNGAN, BALI ANTONY DEMAS A24050543 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Unit Pelayanan Teknis (UPT), Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pelaksanaannya dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.

Lebih terperinci

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai (Capsicum sp.) berasal dari Amerika dan menyebar di berbagai negara di dunia. Cabai termasuk ke dalam famili terong-terongan (Solanaceae). Menurut

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Kondisi lingkungan tumbuh yang digunakan pada tahap aklimatisasi ini, sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan planlet Nepenthes. Tjondronegoro dan Harran (1984) dalam

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA Botani 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman mentimun berasal dari kaki pegunungan Himalaya. Domestikasi dari tanaman liar ini berasal dari India utara dan mencapai Mediterania pada 600 SM. Tanaman ini dapat tumbuh

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan

TINJAUAN PUSTAKA. Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi dan Taksonomi Tanaman Dracaena Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan beruas-ruas. Daun dracaena berbentuk tunggal, tidak bertangkai,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 50 HASIL DAN PEMBAHASAN Produktivitas Kebun Air sangat diperlukan tanaman untuk melarutkan unsur-unsur hara dalam tanah dan mendistribusikannya keseluruh bagian tanaman agar tanaman dapat tumbuh secara

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House Fak. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar Lampung dengan kondisi iklim tropis, memiliki curah hujan 2000 mm/th dan

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR 20 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Kenteng Rt 08 Rw 02, Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Gambar 2. Bibit Caladium asal Kultur Jaringan

BAHAN DAN METODE. Gambar 2. Bibit Caladium asal Kultur Jaringan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilakukan di MJ Flora, desa JambuLuwuk, Bogor dengan curah hujan 3000 mm/tahun. Lokasi penelitian berada pada ketinggian tempat kurang lebih 700 meter di atas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Bawang Merah Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan bercabang terpencar, pada kedalaman antara 15-20 cm di dalam tanah. Jumlah perakaran

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH Pusat Kajian Hortikultura Tropika INSTITUT PERTANIAN BOGOR PROLOG SOP PEPAYA PEMBIBITAN TIPE BUAH PENYIAPAN LAHAN PENANAMAN PEMELIHARAAN PENGENDALIAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Krisan

TINJAUAN PUSTAKA Botani Krisan 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Krisan Krisan (Dendranthema grandiflora Tzvelev) termasuk dalam klasifikasi kingdom Plantae, divisi Spermatophyta, sub-divisi Angiospermae, kelas Dicotiledonae, ordo Asterales,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman pepaya (Carica papaya L.) termasuk ke dalam family

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman pepaya (Carica papaya L.) termasuk ke dalam family TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman pepaya (Carica papaya L.) termasuk ke dalam family Caricaceae dan merupakan tanaman herba (Barus dan Syukri, 2008). Sampai saat ini, Caricaceae itu diperkirakan

Lebih terperinci

II. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Gunung Terang, Gang Swadaya VI,

II. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Gunung Terang, Gang Swadaya VI, II. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Gunung Terang, Gang Swadaya VI, Kecamatan Tanjung Karang Barat. Kota Bandar Lampung, mulai bulan Mei sampai

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Dalam taksonomi tumbuhan, tebu tergolong dalam Kerajaan Plantae, Divisi Magnoliophyta, Kelas Monocotyledoneae, Ordo Glumaceae, Famili Graminae, Genus

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Budidaya Bayam Secara Hidroponik

PEMBAHASAN. Budidaya Bayam Secara Hidroponik 38 PEMBAHASAN Budidaya Bayam Secara Hidroponik Budidaya bayam secara hidroponik yang dilakukan Kebun Parung dibedakan menjadi dua tahap, yaitu penyemaian dan pembesaran bayam. Sistem hidroponik yang digunakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Teh termasuk famili Transtromiceae dan terdiri atas dua tipe subspesies dari Camellia sinensis yaitu Camellia sinensis var. Assamica dan Camellia sinensis var.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 19 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Penelitian Penelitian dilaksanakan di rumah kaca C Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini dilakukan selama kurun waktu 4 bulan

Lebih terperinci

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI Pembibitan Pembibitan ulang stroberi di Vin s Berry Park dilakukan dengan stolon. Pembibitan ulang hanya bertujuan untuk menyulam tanaman yang mati, bukan untuk

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat Tomat (Lycopersicum esculantum MILL.) berasal dari daerah tropis Meksiko hingga Peru. Semua varietas tomat di Eropa dan Asia pertama kali berasal dari Amerika Latin

Lebih terperinci

BUDIDAYA TANAMAN DURIAN

BUDIDAYA TANAMAN DURIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA BUDIDAYA TANAMAN DURIAN Dosen Pengampu: Rohlan Rogomulyo Dhea Yolanda Maya Septavia S. Aura Dhamira Disusun Oleh: Marina Nurmalitasari Umi Hani Retno

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian 12 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan dilakukan di Desa Dukuh Asem, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka pada tanggal20 April sampai dengan 2 Juli 2012. Lokasi percobaan terletak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Caisin Caisin (Brassica chinensis L.) merupakan tanaman asli Asia. Caisin dibudidayakan di Cina Selatan dan Tengah, di negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia,

Lebih terperinci

Teknologi Praktis : Agar Populasi Tanaman Pepaya Bisa 100 Persen Berkelamin Sempurna (Hermaprodit) dan Seragam

Teknologi Praktis : Agar Populasi Tanaman Pepaya Bisa 100 Persen Berkelamin Sempurna (Hermaprodit) dan Seragam iptek hortikultura Teknologi Praktis : Agar Populasi Tanaman Pepaya Bisa 100 Persen Berkelamin Sempurna (Hermaprodit) dan Seragam Buah pepaya telah menjadi buah trend setter sejak beredarnya beberapa varietas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik berarti melakukan budidaya tanaman tanpa media tanah. Dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik berarti melakukan budidaya tanaman tanpa media tanah. Dalam II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hidroponik Hidroponik berarti melakukan budidaya tanaman tanpa media tanah. Dalam bahas asal yaituyunani, hidroponik berasal dari kata hydro (air) dan ponos (kerja) yang berarti

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman pangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman pangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman pangan yang dikonsumsi oleh sebagian besar penduduk Indonesia. Lahan tanaman

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCA PANEN

PENANGANAN PASCA PANEN PENANGANAN PASCA PANEN Pasca Panen Sayuran yang telah dipanen memerlukan penanganan pasca panen yang tepat agar tetap baik mutunya atau tetap segar seperti saat panen. Selain itu kegiatan pasca panen dapat

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Tanaman tebu dalam dunia tumbuh-tumbuhan memiliki sistematika sebagai berikut : Kelas : Angiospermae Subkelas : Monocotyledoneae Ordo : Glumaceae Famili : Graminae

Lebih terperinci

PRODUCT KNOWLEDGE PEPAYA CALINA IPB 9

PRODUCT KNOWLEDGE PEPAYA CALINA IPB 9 PRODUCT KNOWLEDGE PEPAYA CALINA IPB 9 Benih Inovasi IPB Teknik Penanaman Benih Pepaya - Sebelum benih disemai, rendam dahulu benih selama 24 jam mengunakan air hangat. - Media tanam untuk pembibitan adalah

Lebih terperinci

Bunga lili termasuk bunga potong yang memiliki nilai

Bunga lili termasuk bunga potong yang memiliki nilai Buletin 16 Teknik Pertanian Vol. 16, No. 1, 2011: 16-20 Abdul Muhit: Teknik pengujian tingkat suhu dan lama penyimpanan umbi terhadap pembungaan lili TEKNIK PENGUJIAN TINGKAT SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung Gedung Meneng, Kecamatan raja basa, Bandar Lampung

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Kedelai Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja atau Soja max, tetapi pada tahun 1984 telah disepakati nama botani yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Sawi Dalam ilmu tumbuh-tumbuhan secara taksonomi (Rukmana, 2003) Caisim diklasifikasikan ke dalam golongan sebagai berikut: Kingdom : Plantae Sub-Kingdom : Tracheobionta

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut : II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi dan Morfologi Tanaman Gladiol 2.1.1 Taksonomi Tanaman Gladiol Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut : Divisi : Tracheophyta Subdivisi : Pteropsida

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis KATA PENGANTAR Buah terung ini cukup populer di masyarakat, bisa di dapatkan di warung, pasar tradisional, penjual pinggir jalan hingga swalayan. Cara pembudidayaan buah terung dari menanam bibit terung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Teknik Budidaya Melon

TINJAUAN PUSTAKA. Teknik Budidaya Melon TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Diskripsi Tanaman Melon Melon (Cucumis melo L.) merupakan salah satu anggota famili Cucurbitaceae genus Cucumis. Melon berasal dari Afrika Timur dan Afrika Timur-Laut. Melon

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Rukmana (2005), klasifikasi tanaman bawang merah adalah sebagai berikut: Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledonae

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area, Jalan Kolam No.1 Medan Estate kecamatan Percut Sei

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kakao Kakao merupakan tanaman yang menumbuhkan bunga dari batang atau cabang. Karena itu tanaman ini digolongkan kedalam kelompok tanaman Caulifloris. Adapun sistimatika

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di UPTD Pengembangan Teknologi Lahan Kering Desa Singabraja, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Waktu pelaksanaan penelitian mulai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Gladiol merupakan salah satu komoditas hortikultura sebagai penghasil bunga potong

I. PENDAHULUAN. Gladiol merupakan salah satu komoditas hortikultura sebagai penghasil bunga potong I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Gladiol merupakan salah satu komoditas hortikultura sebagai penghasil bunga potong yang berpotensi untuk dibudidayakan secara intensif. Prospek agribisnis

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Seledri Kedudukan tanaman seledri dalam taksonomi tumbuhan, diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom Divisi Sub-Divisi Kelas Ordo Family Genus : Plantae : Spermatophyta

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT Oleh: YULFINA HAYATI PENDAHULUAN Tanaman cabai (Capsicum annum) dalam klasifikasi tumbuhan termasuk ke dalam family Solanaceae. Tanaman ini berasal dari Amerika Tengah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Bunga Matahari

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Bunga Matahari 4 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Bunga Matahari Menurut Kristio (2007) dalam taksonomi tumbuhan, bunga matahari dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai

Lebih terperinci

EVALUASI KERAGAAN FENOTIPE TANAMAN SELEDRI DAUN

EVALUASI KERAGAAN FENOTIPE TANAMAN SELEDRI DAUN EVALUASI KERAGAAN FENOTIPE TANAMAN SELEDRI DAUN (Apium graveolens L. Subsp. secalinum Alef.) KULTIVAR AMIGO HASIL RADIASI DENGAN SINAR GAMMA COBALT-60 (Co 60 ) Oleh Aldi Kamal Wijaya A 34301039 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditas hortikultura terutama jenis sayur-sayuran dan buah-buahan sangat diminati oleh konsumen. Sayuran diminati konsumen karena kandungan gizinya baik dan dapat

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu 9 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di laboratorium dan kebun percobaan Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi) Segunung, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Tempat

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan mulai April sampai Juni 2010 di Vegetable Garden, Unit Lapangan Darmaga, University Farm, IPB Darmaga, Bogor. Lokasi penelitian berada pada ketinggian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Bawang merah telah dikenal dan digunakan orang sejak beberapa ribu tahun yang lalu. Dalam peninggalan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember 2016, tempat pelaksanaan penelitian dilakukan di lahan pertanian Universitas Muhamadiyah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Bayam Bayam (Amaranthus sp.) merupakan tanaman semusim dan tergolong sebagai tumbuhan C4 yang mampu mengikat gas CO 2 secara efisien sehingga memiliki daya adaptasi

Lebih terperinci

Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO)

Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO) Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO) Menanam tomat dalam pot atau polybag dapat menjadi salah satu solusi pemanfaatan lahan sempit

Lebih terperinci