BAB II KAJIAN PUSTAKA
|
|
- Ari Atmadjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Hartono (2009), mengatakan bahwa kreativitas identik dengan keberbakatan matematika. Ia memaparkan lebih lanjut bahwa pemecahan masalah dalam matematika merupakan kemampuan dalam merumuskan permasalahan matematika secara bebas, bersifat penemuan dan baru. Aktivitas matematika seperti pemecahan masalah dan pengajuan masalah berhubungan erat dengan kreativitas yang meliputi kefasihan, keleluasaan dan hal-hal yang baru, (Silver, 1997). Munandar (1999) kreativitas adalah kemampuan untuk menemukan banyak kemungkinan jawaban dari suatu masalah, dimana penekananya adalah kuantitas, ketepatgunaan dan keragaman jawaban berdasarkan data atau informasi yang tersedia. Krutestski (dalam Park, 2004) mendefinisikan kemampuan berpikir kreatif matematis sebagai kemampuan menemuakan solusi masalah matematika secara mudah dan fleksibel. Singh (dalam Mann, 2005) mengatakan bahwa kreatifitas matematika digambarkan dari proses sebuah perumusan hipotesis yang mempengaruhi dalam situasi matematis, menguji hipotesis, membuat modifikasi-modifikasi serta mengkomunikasikan hasil akhirnya. Beberapa kemungkinan jawaban dari beberapa ahli dapat disimpulkan berpikir kreatif matematis adalah kemampuan untuk menemukan banyak kemungkinan jawaban yang didapatkan dari sebuah proses perumusan hipotesis yang bermanfaat untuk proses memecahkan masalah. Mengetahui bagaimana seseorang memiliki kepribadian kreatif, harus mengetahui bagaimana dan apa saja ciricirinya. B. Ciri-Ciri Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Munandar (1999) mengemukakan bahwa ciri-ciri pribadii yang kreatif antara lain: mempunyai imajinatif; mempunyai prakrasa; mempunyai minat luas; mempunyai kemandirian dalam berpikir; melit; senang berpetualang; penuh energi; percaya diri bersedia mengambil resiko; berani dalam pendirian; dan keyakinan. Agar kreatifitas dalam diri anak dapat terwujud dibutuhkan dorongan dalam diri individu (motivasi intrinsik) maupun dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik). Munandar (dalam Mulyana & Sabandar, 2005) mengatakan bahwa ciri yang berhubungan dengan kognitif dapat dilihat dari aspek kemampuan berpikir yaitu 5
2 keterampilan berpikir lancar, keterampilan berpikir luwes, keterampilan berpikir orisinal, keterampilan elaborasi, dan keterampilan menilai. Berdasarkan dari beberapa ciri berpikir kreatif diatas diuraikan sebagai berikut: 1) Ciri-ciri keterampilan kelancaran (fluency) a) Mencetuskan banyak gagasan dalam pemecahan masalah b) Memberikan banyak jawaban dalam menjawab suatu pertanyaan c) Memberikan banyak cara atau saran dalam melakukan berbagai hal d) Bekerja lebih cepat dan melakukan lebih banyak dari pada siswa yang lain 2) Ciri-ciri keterampilan berpikir luwes (fleksibel) a) Menghasilkan gagasan penyelesaian masalah atau jawaban suatu pertanyaan yang bervariasi. b) Dapat melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda c) Menyajikan suatu konsep dengan cara yang berbeda 3) Ciri-ciri keterampilan orisinal (originality) a) Memberikan gagasan yang baru dalam menyelesaikan masalah serta jawaban lain dari pemikiran umum dalam menjawab suatu pertanyaan b) Membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur 4) Ciri-ciri keterampilan memperinci (elaboration) a) Mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain b) Menambahkan atau memperinci gagasan sehingga meningkatkan kualitas gagasan tersebut Pomalato (dalam Mulyana T & Sabandar, 2005) mengemukakan bahwa selain ciri-ciri kreatif yang berhubungan dengan kreatif afektif dapat dilihat dari rasa ingin tahu, bersifat imajinatif, merasa tertantang oleh kemajemukan, sifat beranii mengambil resiko, serta sifat menghargai. Setelah mengetahui bagaimana ciri-ciri seseorang memiliki pribadi kreatif maka diperlukan alat ukur untuk memastikannya. C. Mengukur Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Munandar (1999), potensi kreatif dapat diukur melalui beberapa pendekatan yaitu: pengukuran langsung; pengukuran tidak langsung, dengan mengukur unsur-unsur yang menandai ciri tersebut; pengukuran ciri kepribadian yang berkaitan erat dengan ciri tersebut; beberapa jenis ukuran non-test; serta menilai produk kreatif nyata. 6
3 1) Tes yang mengukur kreativitas secara langsung Sejumlah tes kreativitas telah disusun dan digunakn, diantaranya dari Torrance untukmengukur pemikiran kreatif (Torrance Test of Creative Thingking (TTCT)) yang mempunyai bentuk verbal dan bentuk figural. Tes (Circles Test) dari Torrance. Tes ini pertama kali digunakan di indonesia oleh Utami Munandar (1997) dalam penelitian disertasinya Creativity and Education, guna membandingkan ukuran kreativitas verbal dengan ukuran kraetivitas figu-ral. Tahun 1977 diperkenalkan tes kreativitas pertama yang khusus dikontruksi untuk Indonesia, yaitu Tes Kreativitas Verbal oleh Utami Munandar berdasarkan konstruk Model Struktur Intelek dari Guilford. 2) Tes yang mengukur unsur-unsur kreativitas Kreativitas merupakan suatu konstruk yang multidimensional, terdiri dari berbagai dimensi yaitu dimensi kognitif (berpikir kreatif), dimensi afektif (sikap dan kepribadian), dan dimensi psikomotor (keterampilan kreatif). Masing-masing dimensi meliputi kategori, seperti misalnya dimensi kognitif dari kreativitas-berpikir divergen- mencakup antara lain, kelancaran, kelenturan dan orisinalitas dalam berpikir, kemampuan untuk merinci (elaborasi) dan lain-lain. Beberapa contoh tes yang mengukur orisinalitas ialah: tes menulis cerita. Tes penggunaan batu bata yang meminta subjek untuk memikirkan berbagai macam penggunaan yang tidak lazim untuk batu bata, tes purdue yang biasanya digunakan dikawasan industri juga meminta subjek untuk memberi macam-macam gagasan untuk penggunaan bendabenda yang berkaitan dengan industri. 3) Tes yang mengukur ciri kepribadian yang kreatif Hasil penelitian menemukan sedikitnya ada 50 ciri kepribadian yang berkaitan dengan kraetivitas; ciri-ciri ini disusun atas skala yang dapat mengukur sejauh mana seseorang memiliki ciri-ciri tersebut. Beberapa tes mengukur ciri-ciri khusus, diantaranya ialah: a) Tes Mengajukan Pertanyaan, yang merupakan bagian dari tes Torrance untuk berpikir kreatif dan dimaksudkan untuk mengukur kelenturan berpikir. b) Tes Risk Taking, digunakan untuk menunjukan dampak dari pengambilan risiko terhadap kreativitas. c) Tes Figure Perfence dari Barron-Welsh yang menunjukan perfensi untuk ketidakteraturan, sebagai salah satu ciri kepribadian kreatif. 7
4 d) Tes Sex Role Identity untuk mengukur sejauh mana seseorang mengidentifikasi diri dengan peran jenis kelaminya. Alat yang sudah digunakan di Indonesia ialah Ben Sex Role Inventory. 4) Pengukuran Potensi Kreatif secara Non-Test Mengatasi keterbatasan dari tes kertas dan pensil untuk mengukur kreativitas, dirancang beberapa pendekatan alternatif: a) Dafrar periksa (checklist) dan kuesioner Alat ini disusun berdasarkan penelitian tentang karakteristik khusus yang dimiliki pribadi kreatif. b) Daftar Pengalaman Teknik ini menilai apa yang telah dilakukan seseorang di masa lalu, beberapa studi menemukan korelasi yang tinggi antara laporan diri dan prestasi kreatif di masa depan. Format yang paling sederhanameminta seseorang menulis autobiografi singkat, yang kemudian dinilai untuk kuantitas dan kualitas perilaku kreatif. 5) Pengalaman langsung terhadap kinerja kreatif Mengamati bagaimana orang bertindak dalam situasi tertentu, tampaknya merupakan teknik yang paling absah, tetapi makan waktu dan dapat pula bersifat subjektif. Melalui pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat macammacam alat ukur terhadap kreativitas. Alat ukur tersebut dipilih berdasarkan tujuan penelitian dan keefektifan dalam proses peneletian. D. Pengertian Pendekatan Pembelajaran Open Ended Shimada (1997) menyatakan pendekatan pembelajaran yang menyajikan suatu permasalahan yang memiliki metode atau penyelesaian yang benar lebih dari satu, sehingga dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan atau pengalaman menemukan, mengenali, dan memecahkan masalah dengan berbagai teknik. Open ended selain dapat memberikan kesempatan kepada siswa juga berperan aktif dan meningkatkan cara berpikir siswa. Pembelajaran ini menyajikan suatu permasalahan yang memiliki metode atau penyelesaian yang benar lebih dari satu (Nohda, 2000). Open ended memberikan keleluasaan pada siswa untuk berpikir secara aktif dan kreatif dalam melakukan pemecahan masalah dan sangat menghargai keragaman berpikir yang mungkin timbul selama proses pemecahan masalahanya (Mina, 2006). 8
5 Poppy (2003) menyatakan bahwa salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang lebih berorientasi pada aktivitas serta kreativitas siswa yaitu pendekatan pembelajaran open ended. Pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran open ended adalah pembelajaran yang membebaskan siswa memilih cara atau pemecahan terhadap suatu permasalahan yang mengrucut pada satu jawaban, pembelajaran ini juga berperan terhadap aktivitas dan kreatifitas siswa. Selain pengertian pendekatan pembelajaran open ended, agar dapat mengetahui ketapatan dalam mengimplementasikan pembelajaran ini maka pengetahuan akan tipe masalah dalam pendekatan pembelajaran ini diketahui guna mendapatkan hasil dari tujuan penelitian. E. Tipe atau Jenis Masalah yang Digunakan dalam Pendekatan Pembelajaran Open Ended Jenis masalah yang digunakan dalam pembelajaran melalui pendekatan open ended ini adalah masalah yang bukan rutin dan bersifat terbuka. Sedangkan dasar keterbukaanya adalah (openness) dapat diklasifikasikan kedalam tiga tipe (Mahmudi, 2008): 1) Process is open, maksudnya tiap soal yang diberikan punya banyak cara penyelesaian. 2) End product are open, yaitu hasil terbuka memiliki banyak jawaban benar. 3) Ways to develop are open, artinya ketika siswa telah menyelesaikan masalahnya, mereka dapat mengembangkan masalah baru dengan mengubah kondisi dari masalah asli. Dengan demikian kondisi ini menyelesaikan masalah dan juga memunculkan masalah (from problem to problem). Shimada( 1997) mengklasifikasikan masalah atau soal yang disajikan, dalam pembelajaran pendekatan open ended, kedalam tiga jenis, yaitu: 1) Menemukan hubungan (finding relation) Masalah yang diberikan kepada siswa, menuntut sendiri siswa untuk mencari aturan-aturan atau hubungan-hubungan dalam matematika, yang mengacu pada permasalahan yang diberikan. 2) Mengklasifikasi (classifying) Siswa diminta untuk mengelompokan atau mengklasifikasikan beberapa karakteristik suatu obyektertentu dengan tepat, hal ini akan membimbing siswa untuk merumuskan atau menemukan beberapa konsep matematika dengan sendirinya. 9
6 3) Pengukuran (measuring) Siswa diminta untuk pengukuran numerik dari suatu peristiwa tertentu. Permasalahan seperti ini, melibatkan beberapa aspek berpikir matematis siswa. Mengetahui macam dari tipe atau jenis dari pendekatan pembelajaran open ended maka pelaksanaan pendekatan pembelajaran open ended dimulai sebagai langkah kelanjutan dari proses penelitian. Melihat hal ini maka langkah-langkah dari pendekatan pembelajaran open ended diperlukan guna kelancaran ketepatan proses implementasi pembelajaran. F. Langkah-langkah Pendekatan Pembelajaran Open Ended Shimada (1997) langkah-langkah pendekatan pembelajaran matematika dengan pendekatan pembelajaran open ended sebagai berikut: 1) Pendekatan pembelajaran open ended dimulai dengan memberikan problem terbuka kepada peserta didik, problem tersebut diperkirakan mampu diselesaikan peserta didik dengan banyak cara dan mungkin juga banyak jawaban sehingga memacu potensi Intelektual dan Pengalaman peserta didik dalam proses menemukan pengetahuan baru. 2) Peserta didik melakukan beragam aktivitas untuk menjawab masalah yang diberikan 3) Berikan waktu yang cukup kepada peserta didik untuk mengeksplorasi masalah. 4) Peserta didik membuat rangkuman dari proses penemuan yang mereka lakukan. 5) Diskusi kelas mengenai strategi dan pemecahan dari masalah serta penyimpulan dengan bimbingan guru. Berbeda dengan Shimada menurut george Polya (dalam ismail, 2008) langkah-langkah pendekatan pembelajaran open ended mengacu terhadap 4 tahap pemecahan masalah. 1) Memahami masalah Pada tahap ini kegiatan pemecahan masalah diarahkan untuk membantu siswa menetapkan apa yang diketahui pasa pemecahan masalahan dan apa yang dinyatakan. Beberapa pertanyaan perlu dimuncal kepada siswa untuk membantunya dalam memahami masalah ini. 2) Membuat rencana untuk menyelesaikan masalah Pemecahan masalah tidak akan berhasil tanpa perencanaan yang baik. Dalam perencanaan pemecahan masalah yang sesuai untuk menyelesaikan masalah. Dalam mengidentifikasi strategi-strategi pemecahan masalah ini, hal 10
7 yang paling penting untuk diperhatikan adalah apakah strategi tersebut berkaitan permasalahan yang dipecahkan. 3) Melaksanakan rencana yang dibuat pada langkah kedua Memahami masalah dan menentukan strategi yang dipakai, langkah selanjutnya melaksanakan penyelesaian soal sesuai rencana. Kemampuan siswa memahamai substansi materi dan keterampilan siswa melakukan perhitungan-perhitungan matematika akan sangat membantu siswa melaksanakan tahap ini. 4) Memeriksa ulang jawaban yang diperoleh Langkah memeriksa ulang jawaban yang diperoleh merupakan langkah akhir dari pendekatan pemecahan maslah matematika (Hudojo, 1998). Langkah ini penting dilakukan untuk mengecek apakah hasil yang diperoleh sudah sesuai dengan ketentuan dan tindak terjadi kontradiksi dengan yang ditanya. Ada empat langkah penting yang dapat dijadikan pedoman untuk dalam melaksanakan langkah ini, yaitu: a) Mencocokan hasil yang diperoleh dengan hal yang ditanyakan. b) Menginterpretasikan jawaban yang diperoleh c) Mengidentifikasi adakah cara lain untuk mendapatkan penyelesaian masalah d) Mengidentifikasi adakah jawaban atau hasil lain yang memeneuhi. Langkah-langkah di atas merupakan panduan dalam melaksanakan pembelajaran open ended. Penelitian ini memusatkan implementasi pendekatan pembelajaran open ended pada mata pelajaran matematika, sehingga diperlukan adanya gambaran penerapan pendekatan pembelajaran open ended dalam pembelajaran matematika. G. Implementasi Pendekatan Pembelajaran Open Ended dalam Pembelajaran Matematika Shimada (1997) penerapan pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan pembelajaran open ended adalah sebagai berikut: 1) Pembukaan 2) Guru memberitahukan materi yang diajarakan 3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 4) Memberi open ended problem pada siswa 5) menjawab masalah yang diberikan 6) Memberi waktu yang cukup kepada siswa untuk memahami masalah 11
8 7) Siswa membuat rangkuman dari proses penemuan yang mereka lakukan. 8) Diskusi kelas mengenai strategi dan pemecahan dari masalah serta menyimpulkan dengan bimbingan guru. 9) Penutup Unsur-unsur dalam implementasi pendekatan pembelajaran open ended adalah open ended problem dan proses peserta didik menemukan pemecahan masalah atau jawaban dari masalah terbuka tersebut: 1) Masalah terbuka a) Masalah yang diberikan pada seorang peserta didik harus dapat dimengerti oleh peserta didik tersebut, namun pertanyaan tersebut harus merupakan tantangan baginya untuk menjawabnya. b) Masalah tersebut tidak dapat dijawab dengan prosedur rutin yang telah diketahui peserta didik. Karena itu faktor waktu untuk menyelesaikan masalah janganlah dipandang sebagai hal yang esensial (Hudojo, 1998). 2) Proses menemukan jawaban Dalam proses menemukan jawaban dari suatu masalah terbuka perlu diperhatikan penekanan konstruktivisme. Penekanan ini siswa kan terbagun sendiri melalui proses pemecahan masalah yang dikerjakan. Menurut paham konstruktivisme peranan guru bukan pemberi jawaban akhir atas pertanyaan, melainkan mengarahkan mereka untuk membentuk pengetahuan matematika sehingga diperoleh struktur matematika (Ismail, 2008). H. Penelitian Relevan Penelitian yang dilakukan oleh Katminingsih (2010) di sekolah dasar bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran open ended berpengaruh terhadap hasil belajar siswa SD pokok bahasan pecahan. Penelitian ini mempunyai desain penelitian eksperimen dengan mempunyai satu kelas kontrol yang terdiri dar dan satu kelas eksperimen, sedangkan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas V SDN Kerep yang berjumlah 70 siswa. Hasil penelitian menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas. Hasil analisis data diperoleh t hitung >t tabel, yaitu 2,61>2,06 (t berada pada daerah kritis) H 0 ditolak, berarti penggunaan modell pembelajaran Open Ended berpengaruh terhadap hasil belajar siswa SD pada pokok bahasan pecahan. 12
9 Hardi (2008) melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh penggunaan metode pembelajaran open ended dengan metode konvensional terhadap prestasi belajar matematika; mengetahui sejauh mana pengaruh motivasi terhadap prestasi belajar; mengetahui pengaruh interaksi penggunaan metode pembelajaran open ended dan motivasi siswa terhadap prestasi belajar. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas I SMK Kelompok Teknologi Industri Kabupaten Sukoharjo Tahun Ajaran 2004/2005 yang berjumlah 14 sekolah. Sampel diambil dari populasi selanjutnya dikelompokan menjadi kelompok tinggi, sedang, dan rendah kemudian dari kelompok sedang diambil secara acak 3 sekolah yang kemudian menjadi kelompok eksperimen, kontrol, dan Try Out. Berdasarkan hasil analisis data terdapat pengaruh positif metode pembelajaran pendekatan open ended terhadap prestasi belajar; ada pengaruh positif motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika topik sistem persamaan linear; tidak ada pengaruh positif interaksi metode pembelajaran pendekatan Open Ended dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika. penelitian (Permanasari dkk, 2013) dalam jurnal yang berjudul Efektivitas Pembelajaran Open Ended terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa pada Materi Trigonometri ditinjau dari Kreativitas Belajar Matematika Siswa didapatkan hasil bahwa pembelajaran matematika dengan pendekatan pembelajaran open ended menghasilkan kemampuan berpikir matematis yang lebih baik dari pada pendekatan konvensional. Tujuan dari penelitian Susilawati (2012) adalah untuk mengetahuii ada tidaknya perbedaan kemampuan pemahaman matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan Pendekatan open-ended dengan yang menggunakan Pendekatan biasa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan pengambilan dua sapel secara acak, kelas yang satu mendapat pembelajarannya dengan Pendekatan openended sebagai kelas eksperimen dan kelas yang satunya lagi mendapatkan pembelajarannya dengan menggunakan Pendekatan biasa sebagai kelas kontrol. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 4 Cibeber, sedangkan sampelnya diambil secara acak dimana kelas yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah kelas 8A sebagai kelas eksperimen dan kelas 8D sebagai kelas kontrol. Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data, disimpulkan tidak terdapat pebedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan Pendekatan open-ended dengan yang menggunakan Pendekatan biasa. Hasil pengolahan uji gain dapat dilihat bahwa pemahaman matematis siswa dengan pendekatan open ended lebih baik yaitu mencapai 0,39 dibanding dengan menggunakan pendekatan biasa yang hanya mencapai 0,34. 13
10 I. Kerangka Berpikir Penelitian ini dilatar belakangi oleh hasil wawancara bersama guru mata pelajaran matematika Hj. Sri Mulyani, S.Pd mengatakan bahwa masalah kreativitas siswa yang rendah dalam proses menyelesaikan soal matematika, keadaan dimana siswa diberikan kesempatan untuk menggunakan cara yang berbeda oleh guru, namun siswa tetap menggunakan cara yang diberikan oleh guru ketika menyampaikan pembelajaran serta dalam menyelesaikan permasalahan matematika. Melihat realita yang ada maka diberlakukan pretest yang bertujuan mengukur tingkat kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang dilihat sebelum implementasi pendekatan pembelajaran open ended. Hasil yang ditunjukan pretest menyebutkan mayoritas siswa memiliki kemampuan berpikir kreatif matematis rendah maka dipilih pendekatan pembelajaran open ended yang bertujuan menyajikan suatu permasalahan yang memiliki metode atau penyelesaian yang benar lebih dari satu, oleh karena definisi tersebut maka pendekatan pembelajaran open ended cocok dijadikan solusi dari kurangnya kreativitas siswa. Pendekatan pembelajaran open ended yang terlaksana kemudian dilanjutkan dengan pemberian posttest yang berisi soal uji kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dengan bobot yang sama dengan pretest, dengan maksud meninjau hasil atau dampak implementasi pendekatan pembelajaran open ended terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Evaluasi dari serangkaian kegiatan penelitian didapatkan hasil bahwa implementasi pendekatan pembelajaran open ended berpengaruh baik terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Kemampuan Berpikir Kreatif matematis Siswa Rendah Pemberian Pretest (tes awal sebelum diberi perlakuan) Pemberian Posttest (tes akhir sesudah diberi perlakuan) Implementasi Pendekatan Pembelajaran Open Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir 14
11 15
KETRAMPILAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) PADA SISWA SMP
KETRAMPILAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) PADA SISWA SMP Fransiskus Gatot Iman Santoso Universitas Katolik Widya Mandala Madiun ABSTRAK.Tujuan matematika diajarkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
6 BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teoritik 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis a. Pengertian Berpikir Kreatif Proses berpikir merupakan urutan kejadian mental yang terjadi secara alamiah atau terencana
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Berpikir adalah memanipulasi atau mengelola dan mentransformasi informasi dalam memori. Ini sering dilakukan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting. Karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting. Karena pentingnya, matematika diajarkan mulai dari jenjang Sekolah Dasar (SD) sampai dengan perguruan tinggi.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK
BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Proses berpikir kreatif berhubungan erat dengan kreativitas. Setiap manusia pada dasarnya memiliki kreativitas, namun
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Berpikir merupakan kemampuan alamiah yang dimiliki manusia sebagai pemberian berharga dari Allah SWT. Dengan kemampuan inilah manusia memperoleh kedudukan mulia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologinya. Salah satu bidang studi yang mendukung perkembangan ilmu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi saat sekarang ini berkembang sangat pesat. Pendidikan merupakan salah satu aspek dalam kehidupan yang memegang peranan penting
Lebih terperinciPENINGKATAN KREATIVITAS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN-ENDED SMP SULTAN AGUNG PURWOREJO
PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN-ENDED SMP SULTAN AGUNG PURWOREJO Nur Chanifah Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Email: Hany_chacha@ymail.com
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK
BAB II KAJIAN TEORITIK A. Pengertian Berpikir Kreatif Kreatif merupakan istilah yang banyak digunakan baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Umumnya orang menghubungkan kreatif dengan sesuatu
Lebih terperinciNoor Fajriah 1), R. Ati Sukmawati 2), Tisna Megawati 3) Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin
MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 24 BANJARMASIN MELALUI MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Noor Fajriah 1), R. Ati Sukmawati 2),
Lebih terperinciPERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK SEKOLAH DASAR
PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK SEKOLAH DASAR Murhima A. Kau Universitas Negeri Gorontalo Email : murhimakau@ymail.com ABSTRAK Permasalahan kreativitas menjadi sangat penting untuk dibicarakan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Munandar (1987) menyatakan bahwa berpikir kreatif (juga disebut berpikir
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Munandar (1987) menyatakan bahwa berpikir kreatif (juga disebut berpikir divergen) ialah memberikan macam-macam kemungkinan jawaban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan hal yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidup dan selalu berubah mengikuti perkembangan zaman, teknologi dan budaya masyarakat. Pendidikan dari masa
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS
BAB II KAJIAN TEORETIS A. Kajian Teori 1) Berpikir Kreatif Berpikir kreatif adalah kemampuan untuk membuat hubungan yang baru dan lebih berguna dari informasi yang telah kita ketahui sebelumnya. Sehingga
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kreativitas merupakan kemampuan untuk menciptakan hal-hal yang sama sekali
10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Kreativitas merupakan kemampuan untuk menciptakan hal-hal yang sama sekali baru atau kombinasi dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakekatnya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan setiap manusia karena dengan pendidikan manusia dapat berdaya guna dan mandiri. Selain itu pula
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan dan digali sebesar-besarnya karena hal tersebut
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini, kita memasuki dunia yang berkembang serba cepat sehingga memaksa setiap individu untuk dapat mengikuti perkembangan tersebut. Indonesia
Lebih terperinciII. KERANGKA TEORETIS. Kreativitas sebagai alat individu untuk mengekspresikan kreativitas yang
9 II. KERANGKA TEORETIS A. Tinjauan Pustaka 1. Berpikir Kreatif Kreativitas sebagai alat individu untuk mengekspresikan kreativitas yang dimiliki sebagai hasil dari kemampuan berpikir kreatif merupakan
Lebih terperinciPEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH
PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH Winny Liliawati Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia ABSTRAK Pembelajaran Fisika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dibutuhkan oleh semua orang. Dengan pendidikan manusia berusaha mengembangkan dirinya sehingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dibutuhkan oleh semua orang. Dengan pendidikan manusia berusaha mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka-angka,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. suatu makna (Supardi, 2011).
6 BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teoritik 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis a. Berpikir Kreatif Kemampuan berpikir adalah kecakapan menggunakan akal menjalankan proses pemikiran/kemahiran berfikir.
Lebih terperinciKAJIAN PENDEKATAN INDUKTIF-DEDUKTIF & BERPIKIR KREATIF
KAJIAN PENDEKATAN INDUKTIF-DEDUKTIF & BERPIKIR KREATIF A. Pendekatan Induktif-Deduktif Menurut Suriasumantri (2001: 48), Induktif merupakan cara berpikir di mana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Becker dan Shimada (1997: 1) mengungkapkan bahwa we propose to call problem
13 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Open-ended Problem Becker dan Shimada (1997: 1) mengungkapkan bahwa we propose to call problem that are formulated to have multiple correct answer incomplete
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. sendiri. Belajar dapat diukur dengan melihat perubahan prilaku atau pola pikir
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme Belajar adalah proses perubahan seseorang yang diperoleh dari pengalamannya sendiri. Belajar dapat diukur dengan melihat perubahan prilaku atau pola
Lebih terperinciSeminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia
PEMBELAJARAN TATA BUSANA BERBASIS KREATIVITAS DALAM MENUNJANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN Oleh: Suciati Prodi Pendidikan Tata Busana, Jurusan PKK, FPTK UPI ABSTRAK Kreativitas atau daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kreatif dan komunikasi serta teknologi yang maju
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kemampuan berpikir kreatif dan komunikasi serta teknologi yang maju merupakan suatu hal yang sangat urgen dalam masyarakat modern, karena dapat membuat manusia
Lebih terperinciPENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA FISIKA BERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DI SMPN 13 BANJARMASIN
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA FISIKA BERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DI SMPN 13 BANJARMASIN Latifah Kurnia, Zainuddin, dan Andi Ichsan Mahardika
Lebih terperinciKreativitas Siswa dalam Pembuatan Model Struktur 3D Sel pada Pembelajaran Subkonsep Struktur dan Fungsi Sel
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Kreativitas Siswa dalam Pembuatan Model Struktur 3D Sel pada Pembelajaran Subkonsep Struktur dan Fungsi Sel Siti Gia Syauqiyah Fitri, Vina Septifiana
Lebih terperinciKreativitas. MIF Baihaqi
Kreativitas Disampaikan pada acara Seminar bertema GURU SENIOR vs GURU MUDA: Pengkaderan Tenaga Didik, Realita dan Tantangan & Pelatihan bertema: Menggali Kreativitas Tenaga Didik yang diadakan oleh Forum
Lebih terperinciI. TINJAUAN PUSTAKA. menuntun siswa dalam mencapai prestasi yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan
1 I. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Matematika Pembelajaran harus mempunyai tujuan yang jelas untuk memberikan arah dan menuntun siswa dalam mencapai prestasi yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pada era global yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era global yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini, setiap orang dapat dengan mudah mengakses dan mendapatkan bermacam-macam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kreativitas diperlukan setiap individu untuk menghadapi tantangan dan kompetisi yang ketat pada era globalisasi sekarang ini. Individu ditantang untuk mampu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Quasy eksperimen merupakan desain perlakuan tunggal (one shot case study)
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Quasy Eksperimen. Quasy eksperimen merupakan desain perlakuan tunggal (one shot case study) merupakan desain
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIK
BAB II KAJIAN TEORETIK A. Kajian Teori 1. Deskripsi konseptual a. Berpikir kreatif Santrock (2011) mengemukakan bahwa berpikir adalah memanipulasi atau mengelola dan mentransformasi informasi dalam memori.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis antara siswa yang menggunakan model pembelajaran Treffinger dengan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba. Pengetahuan
8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme Konstruktivisme merupakan landasan berpikir pendekatan kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan secara umum bertujuan menyediakan lingkungan bagi peserta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan secara umum bertujuan menyediakan lingkungan bagi peserta didik untuk dapat mengembangkan bakat dan kemampuannya secara optimal. Sehingga dapat mewujudkan
Lebih terperinciKemampuan Berpikir Kreatif Mahasiswa Semester 1 pada Mata Kuliah Matematika Dasar
PRISMA 1 (2018) https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/ Kemampuan Berpikir Kreatif Mahasiswa Semester 1 pada Mata Kuliah Matematika Dasar Amidi Program Studi Pendidikan Matematika FMIPA UNNES
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Nur dalam (Trianto, 2010), teori-teori baru dalam psikologi pendidikan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme Menurut Nur dalam (Trianto, 2010), teori-teori baru dalam psikologi pendidikan di kelompokkan dalam teori pembelajaran konstruktivis (constructivist
Lebih terperinciLENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : Vol. 12 No. 1 (2017) 51 61
LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : 0216-7433 Vol. 12 No. 1 (2017) 51 61 MENGEMBANGKAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PETA KONSEP M. Saufi 1 Arifin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses yang terus menerus, tidak berhenti. Di dalam proses pendidikan ini, keluhuran martabat manusia dipegang erat karena manusia adalah
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALJABAR DENGAN MODEL ELABORASI TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF MAHASISWA
βeta p-issn: 2085-5893 / e-issn: 2541-0458 http://jurnalbeta.ac.id Vol. 7 No. 2 (Nopember) 2014, Hal. 98-107 βeta 2014 EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALJABAR DENGAN MODEL ELABORASI TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (Quasi
Lebih terperinciPenerapan Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa
Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Attin Warmi, Dosen Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Singaperbangsa Karawang email attin.warmi@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I A. Latar Belakang Masalah Matematika memiliki begitu banyak fungsi bagi kehidupan sehingga di wajibkan oleh pemerintah untuk di pelajari dalam jenjang pendidikan baik itu jenjang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
28 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitaif dengan metode penelitian eksperimen. Menurut Hatimah, dkk. (2010:120) eksperimen merupakan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) Pendekatan adalah usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti, metode untuk mencapai pengertian
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pemecahan Masalah Matematis Setiap individu selalu dihadapkan pada sebuah masalah dalam kehidupan sehari harinya. Mereka dituntut untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
Lebih terperinciJURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 2, NOMOR 2, JULI 2011
Meningkatkan Kemampuan Representasi Multipel Matematika Siswa SMP Melalui Pembelajaran Dengan Pendekatan Open Ended Syarifah Fadillah (Dosen Matematika STKIP PGRI Pontianak; e-mail: atick_fdl@yahoo.co.id)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses komunikasi transaksional yang melibatkan guru, siswa, media, bahan ajar dan komponen lainnya sehingga tercipta proses interaksi belajar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
37 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif (Poerwanti, 2000:32) yaitu data penelitiannya bersifat numerik yang berupa gejala
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat,
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat, tidak terlepas dari peran matematika sebagai salah ilmu dasar. Perkembangan yang sangat cepat itu sebanding
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hesty Marwani Siregar, 2015
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan mengembangkan daya pikir
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING
PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : LAKSMI PUSPITASARI K4308019
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS
BAB II KAJIAN TEORETIS A. Kajian Teori 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Menurut Munandar (1999:47), kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
8 BAB II LANDASAN TEORI A. Kemampuan Berpikir Kreatif Kreativitas seringkali dianggap sebagai sesuatu keterampilan yang didasarkan pada bakat alam, dimana hanya mereka yang berbakat saja yang bisa menjadi
Lebih terperinci2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR LATERAL MATEMATIS SISWA MELALUI PEND EKATAN OPEN-END ED
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu pasti yang diterapkan dalam setiap bidang ilmu pengetahuan. Menurut Kline (Roswati, 2015), matematika bukanlah pengetahuan menyendiri yang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisi data dan temuan penelitian selama pembelajaran dengan pendekatan open-ended dengan menekankan pada kemampuan pemecahan masalah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Teori Kajian teori merupakan deskripsi hubungan antara masalah yang diteliti dengan kerangka teoritik yang diapkai. Kajian teori dalam penelian dijadikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Teori konstruktivisme dikembangkan oleh Piaget pada pertengahan abad 20.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Konstruktivisme Teori konstruktivisme dikembangkan oleh Piaget pada pertengahan abad 20. Piaget (Sanjaya, 2008) berpendapat bahwa pada dasarnya setiap individu sejak kecil
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS
BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Pembelajaran Cooperative Script, Pembelajaran Ekspositori, Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis, dan Sikap 1. Model Pembelajaran Cooperative Script Penggunaan pembelajaran
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif matematika siswa
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri 2 Gorontalo tahun pelajaran 2012/2013. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, penelitian
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI A. Model Pembelajaran Osborn
BAB II KAJIAN TEORI A. Model Pembelajaran Osborn, Model Pembelajaran Konvesional, Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis, dan Self-Confidence 1. Model Pembelajaran Osborn Menurut Nurafifah, Nurlaelah, Usdiyana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Maju mundurnya suatu bangsa banyak ditentukan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. globalisasi ini, karena yang dibutuhkan bukan hanya sumber daya manusia dengan
BAB II LANDASAN TEORI A. Kreativitas Kretaivitas penting bagi individu dan masayarakat terutama dalam era globalisasi ini, karena yang dibutuhkan bukan hanya sumber daya manusia dengan intelegensi tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional yang telah dituangkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia pendidikan perlu sentuhan kreativitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah dituangkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan Sumber daya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan Sumber daya manusia yang berkualitas. Matematika bukan pelajaran yang hanya memberikan pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi era globalisasi, diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang handal yang memiliki pemikiran kritis, sistematis, logis, dan kreatif serta berkemauan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan kehidupan manusia yang merupakan bagian dari pembangunan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai bagian dari usaha untuk meningkatkan taraf kesejahteraan kehidupan manusia yang merupakan bagian dari pembangunan nasional. Menghadapi proses
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF MATEMATIKA MAHASISWA STKIP TAPANULI SELATAN
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF MATEMATIKA MAHASISWA STKIP TAPANULI SELATAN Rahmatika Elindra Dosen Program Studi Pendidikan Matematika
Lebih terperinciKata kunci: Pembelajaran Berbasis Masalah, Keterampilan Berpikir Kreatif
PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNKHAIR Hasan Hamid Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bidang pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan, karena pendidikan merupakan suatu wahana yang digunakan untuk menciptakan sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihadapi manusia. Kemampuan berpikir kreatif merupakan hasil dari interaksi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan kemampuan berpikir kreatif menjadi sebuah tuntutan seiring dengan semakin kompleksnya permasalahan kehidupan yang harus dihadapi manusia. Kemampuan berpikir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, ilmu pengetahuan dan teknologi, kesehatan serta sosial dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ditinjau dari berbagai aspek kehidupan, kebutuhan akan kreativitas sangatlah penting untuk mengatasi ancaman terhadap kelangsungan hidup. Pada saat ini,
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA NEGERI 2 BIREUEN PADA MATERI KALOR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN - ENDED PROBLEM
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA NEGERI 2 BIREUEN PADA MATERI KALOR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN - ENDED PROBLEM (MASALAH TERBUKA) Fatimah 1*) 1 Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Konseptual. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. Berpikir merupakan aktivitas mental yang disadari dan diarahkan
2 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Berpikir merupakan aktivitas mental yang disadari dan diarahkan untuk maksud tertentu. Maksud yang dapat dicapai dalam
Lebih terperinciinteraksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar (Rustaman, 2005: 461).
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran adalah proses yang di dalamnya terdapat kegiatan interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Bab ini menjelaskan mengenai subjek penelitian (populasi, sampel, dan
BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan mengenai subjek penelitian (populasi, sampel, dan metodologi pengambilan sampel), desain dari penelitian, definisi operasional variabel penelitian, setting lokasi,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan Data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
54 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Desain Penelitian Metode Penelitian menurut Sugiyono (2011) merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan Data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode
Lebih terperinciPENDEKATAN OPEN-ENDED UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENDEKATAN OPEN-ENDED UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA Tintin Desiyanti 1, Isrok atun 2, Ani Nur Aeni 3 1,2,3
Lebih terperinciKey Words: creative thinking, open ended problems. Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jember 41
TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIKA SISWA SMP KELAS VIII DI SMP NEGERI 6 JEMBER, SMP AL FURQAN 1, SMP NEGERI 1 RAMBIPUJI, DAN SMP PGRI 1 RAMBIPUJI Nurul Hidayati Arifani 40, Sunardi 41, Susi
Lebih terperinci: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS),
20 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuasi eksperimen. Dikarenakan subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi menerima keadaan
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika (SESIOMADIKA) 2017 ISBN: Pembelajaran, hal.
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika (SESIOMADIKA) 2017 ISBN: 978-602-60550-1-9 Pembelajaran, hal. 285-292 PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN OPEN-ENDED UNTUK
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Berpikir Kreatif Matematika
BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika 1. Pengertian Berpikir Kreatif Matematika Pengembangan kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu fokus pembelajaran matematika. Pembelajaran
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan
7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Proses berpikir kreatif berhubungan erat dengan kreativitas. Munandar (2009), kreativitas merupakan kemampuan umum
Lebih terperinciBAHAN KULIAH Orientasi Baru Dalam Psikologi
BAHAN KULIAH Orientasi Baru Dalam Psikologi Oleh: ASEP SUPENA Program Pasca Sarjana UNJ 2005-2006 KREATIVITAS Kreativitas berkaitan dengan kemauan dan kemampuan. Kreativitas berkaitan dengan sesuatu yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut menunjukkan bahwa pendidikan perlu diselenggarakan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK
7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis 1. Pengertian Berpikir Kreatif Berpikir dapat diartikan sebagai alur kesadaran yang setiap hari muncul dan mengalir tanpa kontrol, sedangkan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang
10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Problem Based Learning Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang dikembangkan oleh Gagne pada tahun 1970-an. Awang dan Ramly (2008:1) mengungkapkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Modul 1. Pengertian Modul Dalam buku Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar (2004) yang diterbitkan oleh Diknas, modul diartikan sebagai sebuah buku yang ditulis dengan tujuan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pendekatan pembelajaran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2009: 8), pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang digunakan
Lebih terperinciPEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MEDIA POHON MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS VIII E SMP TAMANSISWA MALANG
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MEDIA POHON MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS VIII E SMP TAMANSISWA MALANG Febriyanti Emilia Imam Supeno Lathiful Anwar Jurusan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. dan mentransformasi informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme Pembelajaran konstruktivisme merupakan pembelajaran kognitif yang baru dalam psikologi pendidikan yang menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi serta cepatnya dalam mendapatkan suatu informasi di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Zaman yang semakin berkembang ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta cepatnya dalam mendapatkan suatu informasi di segala bidang,
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
i ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan derajat kreativitas pada siswa TK di TK dengan model mengajat Teacher Centered dan TK dengan model mengajar Student Centered, Bandung. Penelitian
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) Pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari seseorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan
Lebih terperinci