Kreativitas Siswa dalam Pembuatan Model Struktur 3D Sel pada Pembelajaran Subkonsep Struktur dan Fungsi Sel
|
|
- Vera Sudjarwadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Kreativitas Siswa dalam Pembuatan Model Struktur 3D Sel pada Pembelajaran Subkonsep Struktur dan Fungsi Sel Siti Gia Syauqiyah Fitri, Vina Septifiana Prodi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Abstrak. Kreativitas adalah kemampuan menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah berdasarkan data dan informasi yang tersedia, dengan penekanan pada kuantitas, ketepatgunaan dan keragaman jawaban. Kreativitas merupakan salah satu proses berpikir level tinggi yang perlu dimiliki siswa dan dikembangkan dalam proses pembelajaran di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kreativitas siswa dalam pembuatan model struktur 3-dimensi (3D) sel pada pembelajaran subkonsep struktur dan fungsi sel. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui tes kreativitas, berupa soal uraian yang terdiri atas 10 soal dengan jenjang kognitif C4-C6. Indikator kreativitas yang diukur meliputi indikator kemampuan berpikir lancar, berpikir luwes, berpikir orisinal, memperinci dan evaluasi. Kreativitas siswa dalam pembuatan model 3D sel juga diamati menggunakan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki kreativitas sangat tinggi (58%) dan tinggi (38%), hanya sedikit siswa (4%) yang berkemampuan cukup. Kreativitas siswa yang baik juga tercermin dari hasil observasi selama pembelajaran berlangsung. Hal ini berarti kreativitas siswa tidak hanya muncul saat siswa dihadapkan pada masalah abstrak (melalui soal) yang menuntut dihasilkannya pemikiran kreatif, namun siswa juga mampu merealisasikan pemikiran kreatif tersebut menjadi sebuah karya nyata berupa model struktur 3D sel. Kata kunci: kreativitas, model struktur 3 D sel, subkonsep struktur dan fungsi sel PENDAHULUAN Kreativitas sangat sulit didefinisikan dan diukur, namun seringkali para ilmuwan menggunakan tes berpikir divergen untuk memperkirakan atau mengestimasi potensi berpikir kreatif yang dimiliki seseorang. Seseorang yang berpikir secara konvergen cenderung hanya memiliki satu jawaban atas suatu permasalahan, sedangkan seseorang yang kreatif (memiliki kemampuan berpikir divergen) mampu memberikan banyak pemecahan (jawaban) atas suatu permasalahan. Ide yang disampaikan seseorang yang kreatif bersifat original, unik, dan baru. Terdapat tiga komponen yang mendasari terbentuknya sebuah kreativitas, yaitu pengetahuan, proses berpikir kreatif, dan motivasi. Pengetahuan meliputi keseluruhan pemahaman dan informasi relevan yang mengantarkan seseorang menuju usaha kreatifnya. Sementara proses berpikir kreatif berhubungan dengan bagaimana seseorang memandang dan memahami atau melakukan pendekatan terhadap suatu permasalahan yang dihadapinya. Aspek ini bergantung pada kepribadian dan gaya berpikir atau bekerja orang tersebut. Hal terakhir yang diperlukan dalam sebuah kreativitas adalah motivasi, terutama motivasi internal berupa keinginan atau hasrat dari dalam diri dan ketertarikan terhadap sesuatu yang dia kerjakan. Berbagai pengalaman belajar yang dialami siswa di sekolah dapat meningkatkan kemampuan kognitifnya (intelegensi), begitu pun sebaliknya kemampuan intelegensi siswa juga berkontribusi terhadap performa kerja siswa. Siswa yang kreatif tidak hanya Semirata 2013 FMIPA Unila 333
2 Siti Gia Syauqiyah Fitri, Vina Septifiana: Kreativitas Siswa dalam Pembuatan Model Struktur 3D Sel pada Pembelajaran Subkonsep Struktur dan Fungsi Sel menerima informasi yang disampaikan oleh guru, tapi ia juga dapat melakukan modifikasi terhadap informasi tersebut dan menciptakan pemikiran-pemikiran kreatif yang menunjang prestasi akademiknya di sekolah. Siswa kreatif akan lebih toleran terhadap tantangan dalam belajar dan juga dapat menghasilkan solusi masalah berdasarkan informasi yang terbatas. Pengukuran terhadap kemampuan berpikir kreatif meliputi beberapa indikator, yaitu lancar (fluency) menyampaikan banyak ide/solusi; luwes (flexibility) menyampaikan ide dari beberapa kategori berbeda; asli (originality) menyampaikan ide yang tidak biasa atau jarang disampaikan orang lain; detil atau rinci (elaboration) menyampaikan ide secara rinci atau detil. Penelitian ini melibatkan pembuatan model struktur 3D sel untuk mengetahui kreativitas siswa sekaligus memberikan pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Belajar yang bermakna dapat memudahkan siswa untuk mengingat informasi yang ia pelajari lebih lama. Maksud dari belajar bermakna dalam proses pembuatan model struktur 3D sel adalah siswa mengalami apa yang sedang ia pelajari. Pembuatan model struktur 3D sel merupakan masalah yang harus dipecahkan siswa secara kreatif dan dalam proses berpikir kreatifnya siswa perlu memiliki pengetahuan tentang struktur sel itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kreativitas siswa dalam pembuatan model 3D sel pada subkonsep struktur dan fungsi sel. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 4 Kabupaten Bekasi. Populasi terdiri dari seluruh siswa kelas XI IPA, berjumlah 6 kelas. Sampel penelitian adalah XI IPA 2 sebanyak 24 siswa, yang ditentukan secara acak (simple random sampling). Kreativitas siswa diukur menggunakan instrumen tes tertulis berisi 10 soal uraian yang diberikan kepada siswa pada hari yang sama sebelum kegiatan pembuatan model struktur 3D sel dilaksanakan. Tes ini bertujuan untuk mengetahui kreativitas siswa secara individual berdasarkan indikator kreativitas yaitu, berpikir lancar, berpikir luwes, berpikir orisinal, memperinci dan menilai. Masing-masing indikator tersebut diwakili oleh 2 soal dari 10 soal yang diujikan. Tes dilaksanakan selama 30 menit, agar siswa memiliki waktu yang cukup dalam memberikan jawaban. Sebelum tes dilakukan, instrumen terlebih dahulu dinilai kelayakan oleh ahli dan diujicoba untuk memperoleh validitas dan reliabilitasnya. Sebagai data pendukung, dilakukan observasi selama proses pembelajaran. Observer terdiri atas 4 orang, masingmasing mengamati ciri-ciri kreatif yang muncul pada satu kelompok siswa menggunakan lembar observasi. Data yang diperoleh digunakan untuk mengkonfirmasi apakah informasi yang diberikan oleh siswa saat mengisi soal uraian sesuai dengan ciriciri kreatif yang muncul selama kegiatan pembuatan model struktur 3D sel berlangsung atau tidak. Sebelum digunakan, lembar observasi juga telah melalui proses uji kelayakan oleh dua orang ahli. Data yang diperoleh dari tes uraian dan lembar observasi masing-masing dihitung berdasarkan kemunculan indikator kreativitas siswa selama kegiatan menggunakan rumus berikut: x 100% Keterangan : Np = Nilai persen yang dicari atau yang diharapkan R = Skor yang diperoleh siswa Sm = Skor maksimum dari tes yang bersangkutan 100 = Bilangan tetap Nilai yang diperoleh siswa kemudian dikelompokkan ke dalam kategori penilaian seperti yang tertera pada Tabel Semirata 2013 FMIPA Unila
3 Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Tabel 4. Kategori Penilaian Tingkat Kreativitas Rentang Keterangan 0,81-1,00 Sangat tinggi 0,61-0,80 Tinggi 0,41-0,60 Cukup 0,21-0,40 Rendah 0,00-0,20 Sangat rendah HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa kreativitas siswa kelas XI IPA 2 di SMAN 4 Kabupaten Bekasi dalam pembuatan model struktur 3D sel terbagi ke dalam tiga kategori, yaitu kategori sangat tinggi, tinggi dan cukup (Gambar 1). Sebagian besar siswa memiliki kreativitas sangat tinggi dan tinggi. Tingginya nilai kreativitas siswa yang diukur melalui tes uraian ini didukung dengan penilaian hasil observasi siswa yang juga menunjukkan kategori tinggi. Berdasarkan data ini dapat dikatakan bahwa kreativitas siswa tidak hanya muncul pada dimensi proses berpikir kreatif yakni saat siswa mampu menjawab permasalahan melalui soal secara divergen tapi siswa juga mampu merealisasikan pemikiran kreatif tersebut menjadi sebuah karya kreatif berupa model struktur 3D sel. Selama proses pembelajaran sebagian besar siswa terlihat aktif dan antusias dalam membuat struktur 3D sel. Siswa juga terlihat senang dan bangga dengan hasil karya yang dibuatnya. Hanya ada seorang siswa yang terlihat tidak terlibat secara aktif dalam pembuatan model struktur 3D sel. Siswa yang bersangkutan lebih banyak menggunakan telepon genggamnya, tanpa berfokus pada pembelajaran. Hasil tes berpikir divergen siswa tersebut pun menunjukkan nilai yang rendah. Motivasi, terutama berupa keinginan atau hasrat dari dalam diri dan ketertarikan terhadap sesuatu yang seseorang kerjakan merupakan salah satu komponen terbentuknya sebuah kreativitas. Gambar 8. Tingkat Kreativitas Siswa dalam Pembuatan Model 3D sel Gambar 9. Perbandingan Nilai Rata-rata Aspek Kreativitas Siswa Pada Gambar 2 terlihat semua aspek kreativitas siswa muncul selama proses pembuatan model 3D Sel. Nilai aspek kemampuan berpikir lancar, luwes dan asli berada pada rentang %, dikategorikan sangat tinggi, sedangkan nilai kemampuan memperinci dan menilai memiliki nilai antara 61-80%, termasuk dalam kategori tinggi. Hasil tes uraian mengungkapkan bahwa siswa mampu berpikir lancar, salah satunya ditandai dengan kemampuan siswa dalam membuat minimal 3 pertanyaan yang bervariasi mengenai struktur sel. Hal ini menunjukkan bahwa siswa lancar dalam Semirata 2013 FMIPA Unila 335
4 Siti Gia Syauqiyah Fitri, Vina Septifiana: Kreativitas Siswa dalam Pembuatan Model Struktur 3D Sel pada Pembelajaran Subkonsep Struktur dan Fungsi Sel mengungkapkan keingintahuannya tentang gambar yang disajikan dalam soal. Seseorang terlahir dengan memiliki potensi rasa ingin tahu, imajinasi dan fitrah ber-tuhan. Rasa ingin tahu dan imajinasi merupakan modal dasar untuk bersikap peka, kritis, mandiri dan kreatif. Pada penelitian ini, banyak hal yang memungkinkan siswa mampu membuat pertanyaan. Pertama mungkin dikarenakan selama kegiatan pembelajaran, siswa tidak merasa tertekan atau ketakutan dalam mengungkapkan gagasannya dalam membuat pertanyaan. Kedua, siswa mampu menganalisis kedua gambar yang disajikan dalam soal. Ketiga, siswa memiliki keingintahuan yang besar berkaitan dengan gambar. Oleh karena itu, pandangan tersebut menyebabkan siswa menganggap dirinya perlu untuk mengajukan pertanyaan. Kemampuan berpikir lancar yang tinggi dalam penelitian ini juga tercermin saat siswa mampu memberikan variasi jawaban terhadap satu pertanyaan. Siswa dengan lancar menyebutkan berbagai jenis bahan yang dapat dijadikan model struktur 3D sel. Kemampuan ini ternyata berkaitan erat dengan kemampuan siswa untuk dapat berpikir fleksibel dalam memikirkan suatu bahan yang lazim digunakan orang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, menjadi bahan untuk membuat model sel yang tidak lazim di masyarakat. Jika pemikiran siswa tidak luwes atau fleksibel, maka ia akan kesulitan untuk menyebutkan bahan apa saja yang dapat digunakan untuk membuat model sel. Kemampuan berpikir luwes siswa mencapai nilai 86,9%, dengan kategori sangat baik (Gambar 2). Nilai ini merupakan yang tertinggi dibanding keempat aspek kreativitas yang lain. Kemampuan berpikir luwes merupakan kemampuan berpikir yang menunjang kemampuan berpikir yang lain. Tingginya kemampuan berpikir luwes siswa dicirikan dengan kemampuan siswa dalam memikirkan beragam cara untuk menyelesaikan suatu masalah. Permasalahan yang dimunculkan dalam penelitian ini adalah apakah siswa mampu memikirkan berbagai alternatif pembelajaran biologi pada konsep sel selain menggunakan buku teks atau tidak. Sumber acuan yang digunakan siswa dalam menjawab pertanyaan antara lain dengan memanfaatkan internet, mengamati objek langsung dengan bantuan mikroskop, menggunakan media gambar, membuat model struktur 3D sel. Jawaban yang diberikan siswa bervariasi sesuai dengan tingkat berpikirnya. Tingkat berpikir siswa bervariasi mulai dari hanya mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, dan mengevaluasi hingga mencipta. Sementara itu, kemampuan berpikir luwes siswa juga tercermin saat siswa mampu merubah arah berpikirnya secara spontan untuk menyelesaikan suatu masalah. Pada penelitian ini, siswa mampu merubah sudut pandangnya dalam memilih bahan untuk membuat model struktur 3 D sel berdasarkan kriteria yang diminta dalam soal. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh informasi bahwa rata-rata jawaban siswa untuk soal tersebut adalah 83%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa mampu berpikir luwes. Keluwesan siswa dalam berpikir juga terlihat dalam penilaian hasil observasi, yakni saat siswa mampu menggunakan bahan-bahan sehari-hari untuk membuat sebuah model struktur 3D sel. Kemampuan berpikir asli pada penelitian ini sangat baik. Hasil analisis jawaban siswa pada tes kreativitas diketahui bahwa siswa mampu memikirkan sesuatu yang belum pernah terpikirkan oleh orang lain. Siswa juga mampu menciptakan kombinasi baru berdasarkan bahan yang telah ada sebelumnya menjadi sebuah model struktur 3D sel. Produk model struktur 3D sel yang 336 Semirata 2013 FMIPA Unila
5 Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 dibuat siswa tidak semua memenuhi kriteria model yang layak digunakan dalam pembelajaran. Namun pada penelitian ini faktor yang dinilai adalah kreativitas siswa dalam proses pembuatan model tersebut. Model sel yang dibuat siswa dengan cara mengkombinasikan berbagai jenis makanan merupakan ide yang asli dari mereka dan belum pernah ada sebelumnya. Kombinasi bahan-bahan yang mereka ciptakan memiliki dasar dan alasan yang kuat sesuai dengan sudut pandangnya masing-masing. Kepercayaan diri siswa untuk mengungkapkan ide-ide yang orisinal dapat dipengaruhi oleh motivasi dan kepercayaan yang diberikan oleh guru ketika penelitian berlangsung. Kepercayaan yang diberikan oleh guru kepada siswa dapat menumbuhkan rasa percaya diri sehingga siswa merasa nyaman dan tidak merasa takut [9]. Rasa takut dapat menghambat timbulnya kreativitas siswa. Meminimalisir timbulnya rasa takut pada siswa dapat memberikan ruang untuk mengembangkan kreativitasnya. Dengan demikian diharapkan ide-ide kreatif siswa dapat dimunculkan tanpa adanya tekanan seperti rasa cemas atau takut karena menyampaikan ide yang tidak bermutu. Keterampilan memperinci siswa pada penelitian ini termasuk kategori tinggi (72.9%). Tingginya kemampuan memperinci terlihat dari kemampuan siswa membuat detil-detil dari gambar sel yang mereka buat. Walaupun demikian tidak ada siswa yang mendapatkan skor sempurna dikarenakan siswa tidak menambahkan warna terhadap gambar yang mereka buat. Hasil tes kreativitas tersebut ternyata bertolak belakang dengan hasil observasi dan dokumentasi. Produk model sel yang dibuat oleh siswa memiliki warna yang beraneka ragam. Keterampilan menilai (mengevaluasi) siswa pada penelitian ini merupakan nilai yang paling rendah meskipun termasuk kategori tinggi. Kemampuan menilai siswa menunjukkan ia mampu menentukan pendapatnya sendiri mengenai suatu hal. Dalam hal ini siswa mampu memberikan penilai terhadap bahan yang ia gunakan sesuai dengan sudut pandangya. Pada dasarmya kreativitas siswa dalam menciptakan sebuah model struktur 3 D sel merupakan sebuah proses yang melibatkan kemampuan kognitif tingkat tinggi. Berdasarkan hirearki hasil belajar menurut taksonomi Bloom kemampuan mencipta merupakan tingkatan yang paling tinggi. Kreativitas siswa akan muncul apabila siswa mempunyai pengetahuan dan pemahaman tentang struktur sel sebelumnya. Pengetahuan dan pemahaman saja belum cukup karena siswa harus dapat mengaplikasikan pengetahuan tersebut untuk kemudian menganalisis bagianbagian dari struktur sel yang akan mereka buat. Kemampuan analisis tersebut dapat menghantarkan siswa ke tingkat berpikir yang selanjutnya, yaitu kemampuan menilai. Siswa harus mampu menilai bahan-bahan apa saja yang sesuai dengan karakteristik bagian-bagian dari struktur sel yang akan dibuatnya. Barulah kemudian siswa dapat menciptakan kombinasi baru untuk membuat model struktur 3D sel. Kreativitas siswa dalam pembuatan model struktur 3 D sel merupakan salah satu kegiatan yang menunjang hasil belajarnya. Kegiatan ini ditujukan agar dapat memberikan kesan yang baik dan menarik dalam pembelajaran karena secara langsung melibatkan partisipasi siswa. Dengan demikian siswa mengalami sendiri apa yang sedang mereka pelajari. Selain itu, siswa juga dituntut untuk mengulang kembali materi yang sedang ia pelajari. Pembelajaran diharapkan menjadi bermakna sehingga proses penerimaan, penyimpanan informasi menjadi lebih efisien. Semirata 2013 FMIPA Unila 337
6 Siti Gia Syauqiyah Fitri, Vina Septifiana: Kreativitas Siswa dalam Pembuatan Model Struktur 3D Sel pada Pembelajaran Subkonsep Struktur dan Fungsi Sel KESIMPULAN Berdasarkan hasil tes kreativitas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 58% siswa memiliki kreativitas sangat tinggi dan 38% memiliki kreativitad tinggi, dan hanya sedikit siswa (4%) yang berkemampuan cukup. Tingkat kreativitas siswa juga tercermin dari hasil observasi selama pembelajaran berlangsung. Hal ini berarti kreativitas siswa tidak hanya muncul saat siswa dihadapkan pada masalah abstrak (melalui soal) yang menuntut dihasilkannya pemikiran kreatif, namun siswa juga mampu merealisasikan pemikiran kreatif tersebut menjadi sebuah karya nyata berupa model struktur 3D sel. DAFTAR PUSTAKA Hong, E and R.M. Milgram. (2010). Creative Thinking Ability: Domain Generality and Specificity. Creativity Research Journal, 22(3), Adams, K. (2006). The Sources of Innovation and Creativity. NCEE. Washington, DC. Munandar, U. (2004). Pengembangan kreativitas anak berbakat. Adimahatsya. Slameto. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Rineka cipta. Purwanto, M. (2004). Prinsip-prinsip dan teknik evaluasi pengajaran. PT. Rosda Karya. Bandung. Arikunto, S. (2005). Dasar-dasar evaluasi pendidikan (edisi revisi). Bumi Aksara. Muslich, M. (2007). KTSP dasar pemahaman dan pengembangan. Bumi aksara. Malang. Djamrah, S.B & Zain, A. (2006). Strategi belajar mengajar. Rineka Cipta. Santrock, J.W. (2010). Psikologi pendidikan edisi 3. Salemba Humanika. Munandar. (1999). Mengembangkan bakat dan kreativitas anak berbakat. Gramedia. 338 Semirata 2013 FMIPA Unila
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini, maka diperlukan penjelaskan tentang istilah yang digunakan, yaitu:
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi operasional Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran istilah dalam penelitian ini, maka diperlukan penjelaskan tentang istilah yang digunakan, yaitu: 1. Kreativitas
Lebih terperinciKemampuan Berpikir Kreatif Mahasiswa Semester 1 pada Mata Kuliah Matematika Dasar
PRISMA 1 (2018) https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/ Kemampuan Berpikir Kreatif Mahasiswa Semester 1 pada Mata Kuliah Matematika Dasar Amidi Program Studi Pendidikan Matematika FMIPA UNNES
Lebih terperinciKEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SIDOARJO PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SIDOARJO PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI Nuril Maghfiroh 1, Herawati Susilo 2, Abdul Gofur 3 Pascasarjana Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang No.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian yang diambil yaitu ex post facto, dimana penelitian ini hanya
37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, bertujuan membuat gambaran secara sistematis, faktual mengenai fakta dari suatu populasi. Desain penelitian yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting. Karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting. Karena pentingnya, matematika diajarkan mulai dari jenjang Sekolah Dasar (SD) sampai dengan perguruan tinggi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berbeda-beda. Jika kemampuan berpikir kreatif tidak dipupuk dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Individu setiap manusia memiliki tingkat kemampuan berpikir yang berbeda-beda dan tidak ada yang sama persis baik dari tingkat berpikir kreatif secara keseluruhan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka-angka,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada hakekatnya adalah produk,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada hakekatnya adalah produk, proses, sikap dan teknologi. Dalam IPA selain mempelajari prinsip, konsep atau teori,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan berpikir kreatif membantu peserta didik menciptakan ideide baru berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki untuk menyelesaikan permasalahan dari sudut
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan yaitu di SMA Negeri 1 Mandastana Kabupaten Barito Kuala. Jenis penelitian ini ditinjau
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2014 di SMP Negeri 3
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2014 di SMP Negeri 3 Pringsewu. B. Populasi dan Subjek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Profil merupakan suatu gambaran secara umum atau secara terperinci tentang
32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Profil merupakan suatu gambaran secara umum atau secara terperinci tentang keadaan siswa berkaitan dengan potensi yang terdapat di dalam setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kristi Novianti, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru harus menguasai tiga hal dalam pendidikan, yaitu kurikulum, proses pembelajaran, dan sistem penilaiannya (Surapranata dan Hatta, 2007). Hal tersebut harus dikuasai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Mind map dalam penelitian ini merupakan teknik mencatat yang dikembangkan
BAB III METODE PENELITIAN Definisi Operasional Mind Map Mind map dalam penelitian ini merupakan teknik mencatat yang dikembangkan oleh Tony Buzan yang merupakan pendekatan keseluruhan otak yang mampu membuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan aspek penting dalam kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia modern seperti saat ini, diperlukan sikap dan kemampuan yang adaptif terhadap
Lebih terperinciKata kunci: Pembelajaran Berbasis Masalah, Keterampilan Berpikir Kreatif
PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNKHAIR Hasan Hamid Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Munandar (1987) menyatakan bahwa berpikir kreatif (juga disebut berpikir
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Munandar (1987) menyatakan bahwa berpikir kreatif (juga disebut berpikir divergen) ialah memberikan macam-macam kemungkinan jawaban
Lebih terperinciKey Words: creative thinking, open ended problems. Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jember 41
TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIKA SISWA SMP KELAS VIII DI SMP NEGERI 6 JEMBER, SMP AL FURQAN 1, SMP NEGERI 1 RAMBIPUJI, DAN SMP PGRI 1 RAMBIPUJI Nurul Hidayati Arifani 40, Sunardi 41, Susi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK
BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Proses berpikir kreatif berhubungan erat dengan kreativitas. Setiap manusia pada dasarnya memiliki kreativitas, namun
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Konseptual. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. Berpikir merupakan aktivitas mental yang disadari dan diarahkan
2 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Berpikir merupakan aktivitas mental yang disadari dan diarahkan untuk maksud tertentu. Maksud yang dapat dicapai dalam
Lebih terperinciPERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK SEKOLAH DASAR
PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK SEKOLAH DASAR Murhima A. Kau Universitas Negeri Gorontalo Email : murhimakau@ymail.com ABSTRAK Permasalahan kreativitas menjadi sangat penting untuk dibicarakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK
BAB II KAJIAN TEORITIK A. Pengertian Berpikir Kreatif Kreatif merupakan istilah yang banyak digunakan baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Umumnya orang menghubungkan kreatif dengan sesuatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan secara umum bertujuan menyediakan lingkungan bagi peserta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan secara umum bertujuan menyediakan lingkungan bagi peserta didik untuk dapat mengembangkan bakat dan kemampuannya secara optimal. Sehingga dapat mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global sekarang ini menuntut individu untuk berkembang menjadi manusia berkualitas yang memiliki
Lebih terperinciII. KERANGKA TEORETIS. Kreativitas sebagai alat individu untuk mengekspresikan kreativitas yang
9 II. KERANGKA TEORETIS A. Tinjauan Pustaka 1. Berpikir Kreatif Kreativitas sebagai alat individu untuk mengekspresikan kreativitas yang dimiliki sebagai hasil dari kemampuan berpikir kreatif merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia -manusia pembangunan yang ber-pancasila serta untuk membentuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan (Ngalim Purwanto,
Lebih terperinciPEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH
PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH Winny Liliawati Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia ABSTRAK Pembelajaran Fisika
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas X SMA Negeri 7 Bandung karena sekolah tersebut termasuk ke dalam sekolah kluster 2 yang sudah menggunakan Kurikulum 2013
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Berpikir adalah memanipulasi atau mengelola dan mentransformasi informasi dalam memori. Ini sering dilakukan untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Manusia (SDM) yang berkualitas yang mampu menghadapi tantangan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan pendidikan nasional adalah dengan terwujudnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas yang mampu menghadapi tantangan perkembangan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan ini berguna untuk menghasilkan ide-ide baru yang kreatif.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tidak ada manusia yang hidup tanpa mengalami masalah dan rintangan yang harus dicari jalan keluarnya. Sama halnya dalam dunia pendidikan yang selalu berkembang
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar UMI CHASANAH A 54A100106
PENINGKATAN MINAT BELAJAR PKn MELALUI PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I BAGI SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 BOLONG KARANGANYAR. TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Kemampuan berpikir kreatif merupakan kemampuan yang mencerminkan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Kemampuan berpikir kreatif merupakan kemampuan yang mencerminkan berpikir lancar (fluency), berpikir luwes (flexibility), berpikir asli (originality),
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Berpikir merupakan kemampuan alamiah yang dimiliki manusia sebagai pemberian berharga dari Allah SWT. Dengan kemampuan inilah manusia memperoleh kedudukan mulia
Lebih terperinciLENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : Vol. 12 No. 1 (2017) 51 61
LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : 0216-7433 Vol. 12 No. 1 (2017) 51 61 MENGEMBANGKAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PETA KONSEP M. Saufi 1 Arifin
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. mengakibatkan penemuan terarah kepada suatu tujuan. 1 Berpikir sebagai
BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoretis 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Berpikir adalah suatu keaktipan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan terarah kepada suatu tujuan. 1 Berpikir sebagai suatu kemampuan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
6 BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teoritik 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis a. Pengertian Berpikir Kreatif Proses berpikir merupakan urutan kejadian mental yang terjadi secara alamiah atau terencana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan hal yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidup dan selalu berubah mengikuti perkembangan zaman, teknologi dan budaya masyarakat. Pendidikan dari masa
Lebih terperinciPENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA FISIKA BERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DI SMPN 13 BANJARMASIN
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA FISIKA BERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DI SMPN 13 BANJARMASIN Latifah Kurnia, Zainuddin, dan Andi Ichsan Mahardika
Lebih terperinciPerbedaan Kreativitas Pada Fotografer Ditinjau Dari Jenis Kelamin
Perbedaan Kreativitas Pada Fotografer Ditinjau Dari Jenis Kelamin DISUSUN OLEH: AYU RITYA.SIREGAR 12509678 LATAR BELAKANG MASALAH Dunia seni fotografi semakin berkembang, maka semakin banyak orang yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
8 BAB II LANDASAN TEORI A. Kemampuan Berpikir Kreatif Kreativitas seringkali dianggap sebagai sesuatu keterampilan yang didasarkan pada bakat alam, dimana hanya mereka yang berbakat saja yang bisa menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran tradisional kerap kali memosisikan guru sebagai pelaku
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran tradisional kerap kali memosisikan guru sebagai pelaku utama dan siswa sebagai peserta didik yang pasif. Melalui metode yang umum seperti metode ceramah
Lebih terperinciANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PROSES BELAJAR BIOLOGI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI.
ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PROSES BELAJAR BIOLOGI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI Ani SATUN FADILAH 1), GARDJITO 1), Jodion SIBURIAN 1) 1) Program Studi Pendidikan Biologi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bidang pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan, karena pendidikan merupakan suatu wahana yang digunakan untuk menciptakan sumber daya manusia
Lebih terperinci2015 PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional dapat diwujudkan melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses komunikasi transaksional yang melibatkan guru, siswa, media, bahan ajar dan komponen lainnya sehingga tercipta proses interaksi belajar
Lebih terperinciPenggunaan Mind Map sebagai Instrumen Penilaian Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Konsep Sistem Reproduksi di SMPN 1 Anyar
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Penggunaan Mind Map sebagai Instrumen Penilaian Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Konsep Sistem Reproduksi di SMPN 1 Anyar 1) Suratmi, 2) Fivin Noviyanti
Lebih terperinciDESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN. (Artikel) Oleh NINDY PROFITHASARI
DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN (Artikel) Oleh NINDY PROFITHASARI ` FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2014 DESKRIPSI
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. sendiri. Belajar dapat diukur dengan melihat perubahan prilaku atau pola pikir
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme Belajar adalah proses perubahan seseorang yang diperoleh dari pengalamannya sendiri. Belajar dapat diukur dengan melihat perubahan prilaku atau pola
Lebih terperinciJCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,
JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017, 86-92 86 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN HASIL BELAJAR HIDROLISIS GARAM SISWA KELAS XI IPA SMA
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Pada penelitian ini, peneliti tidak memberikan perlakuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) bukan hanya kumpulan fakta-fakta dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) bukan hanya kumpulan fakta-fakta dan konsep semata tetapi juga merupakan proses penemuan, oleh karena itu siswa diharapkan memiliki rasa
Lebih terperinciJURNAL KREATIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI ALJABAR DENGAN MEDIA UBIN ALJABAR
JURNAL KREATIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI ALJABAR DENGAN MEDIA UBIN ALJABAR CREATIVITY CLASS VIII STUDENT MATHEMATICS ACHIEVEMENT IN TERMS OF MATERIAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan penelitian yang banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan
Lebih terperinciDeskripsi Kemampuan Berpikir Kreatif pada Materi Trigonometri Ditinjau dari Tingkat Kemampuan Matematika Siswa Kelas XII MIPA 6 SMA Negeri 8 Makassar.
Deskripsi Kemampuan Berpikir Kreatif pada Materi Trigonometri Ditinjau dari Tingkat Kemampuan Matematika Siswa Kelas XII MIPA 6 SMA Negeri 8 Makassar. Agency Wai Rinda 1), Rahmat Syam 2) Ilham Minggi 3)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan definisi operasional; metode penelitian; populasi dan sampel penelitian; instrumen penelitian; teknik pengumpulan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Berdasarkan Gaya Belajar Visual
BAB V PEMBAHASAN A. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Berdasarkan Gaya Belajar Visual Seorang yang bertipe visual, akan cepat mempelajari bahan-bahan yang disajikan secara tertulis, bagan, grafik, gambar.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. globalisasi ini, karena yang dibutuhkan bukan hanya sumber daya manusia dengan
BAB II LANDASAN TEORI A. Kreativitas Kretaivitas penting bagi individu dan masayarakat terutama dalam era globalisasi ini, karena yang dibutuhkan bukan hanya sumber daya manusia dengan intelegensi tinggi
Lebih terperinciPENGARUH SIKAP KREATIF TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA. Nurul Farida FKIP Universitas Muhammadiyah Metro
PENGARUH SIKAP KREATIF TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA Nurul Farida FKIP Universitas Muhammadiyah Metro E-mail : nurulfarida.maniz@yahoo.com Abstract The aim of the research was to determine the effect
Lebih terperinciJURNAL. Oleh: MAWADDAH MUHAJIIR Dibimbing oleh : 1. Dr. Sulistiono, M.Si. 2. Mumun Nurmilawati, M.Pd.
JURNAL PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN FLIPCHARD BERBASIS LOKAL MATERIAL TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI PEMBELAJARAN STRUKTUR DAN ORGAN JARINGAN ORGAN TUMBUHAN KELAS VIII MTS NEGERI
Lebih terperinciPROFIL PERTANYAAN SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 6 TANJUNGPINANG PADA MATERI SISTEM PERTAHANAN TUBUH BERDASARKAN QUESTION CATEGORY SYSTEM FOR SCIENCE
PROFIL PERTANYAAN SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 6 TANJUNGPINANG PADA MATERI SISTEM PERTAHANAN TUBUH BERDASARKAN QUESTION CATEGORY SYSTEM FOR SCIENCE DAN TAKSONOMI BLOOM ARTIKEL E-JOURNAL Oleh Fitriyani
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIK
BAB II KAJIAN TEORETIK A. Kajian Teori 1. Deskripsi konseptual a. Berpikir kreatif Santrock (2011) mengemukakan bahwa berpikir adalah memanipulasi atau mengelola dan mentransformasi informasi dalam memori.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan Sumber daya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan Sumber daya manusia yang berkualitas. Matematika bukan pelajaran yang hanya memberikan pengetahuan
Lebih terperinciKEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH BERDASARKAN GENDER PADA MATERI BANGUN DATAR
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH BERDASARKAN GENDER PADA MATERI BANGUN DATAR ARTIKEL PENELITIAN Oleh: NURHIDAYATI NIM F04209007 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PMIPA
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA NEGERI 2 BIREUEN PADA MATERI KALOR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN - ENDED PROBLEM
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA NEGERI 2 BIREUEN PADA MATERI KALOR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN - ENDED PROBLEM (MASALAH TERBUKA) Fatimah 1*) 1 Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkembang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkembang berdasarkan pada fenomena alam. Ada tiga hal yang berkaitan dengan kimia yaitu kimia sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Maju mundurnya suatu bangsa banyak ditentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses yang terus menerus, tidak berhenti. Di dalam proses pendidikan ini, keluhuran martabat manusia dipegang erat karena manusia adalah
Lebih terperinciMIND MAP SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN MENILAI PENGUASAAN KONSEP DAN ALAT EVALUASI MENILAI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA
MIND MAP SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN MENILAI PENGUASAAN KONSEP DAN ALAT EVALUASI MENILAI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Lukita Octavia Lukman Putri, S.Pd Jurusan Pendidikan Biologi, Sekolah Pascasarjana,
Lebih terperinciKreativitas. MIF Baihaqi
Kreativitas Disampaikan pada acara Seminar bertema GURU SENIOR vs GURU MUDA: Pengkaderan Tenaga Didik, Realita dan Tantangan & Pelatihan bertema: Menggali Kreativitas Tenaga Didik yang diadakan oleh Forum
Lebih terperinciPENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEAMS GAMES TOURNAMENTS SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 2 DUKUN, MAGELANG
UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 3, November 2015 PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEAMS GAMES TOURNAMENTS SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 2 DUKUN, MAGELANG Sri Astuti
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ilmu kimia adalah salah satu rumpun sains yang mempelajari tentang zat, meliputi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia adalah salah satu rumpun sains yang mempelajari tentang zat, meliputi struktur, komposisi, dan sifat; dinamika, kinetika, dan energetika yang melibatkan keterampilan
Lebih terperinciAydha Vadillah Kurniawati et al., Implementasi Kooperatif Learning NHT... Abstrak
10 Implementasi Pembelajaran Kooperatif NHT Menggunakan Media Hypertext Untuk Meningkatkan Kreativitas dan Pencapaian Akademik Peserta Didik Mata Pelajaran Sejarah XI IPS di SMAN 1 Jenggawah (Implementation
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIKA POKOK BAHASAN PELUANG
Jurnal Edumath, Volume 3 No. 2, (2017) Hlm. 155-163 ISSN Cetak : 2356-2064 ISSN Online : 2356-2056 IDENTIFIKASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIKA POKOK BAHASAN PELUANG Rahma Faelasofi Pendidikan Matematika,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-experimental design yaitu variabel luar dapat ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
18 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi penelitian bertempat di SMK Pertanian di Lembang. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMK Pertanian di
Lebih terperinciinteraksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar (Rustaman, 2005: 461).
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran adalah proses yang di dalamnya terdapat kegiatan interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdasan kehidupan bangsa,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdasan kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam pendidikan dituntut berperan serta secara
Lebih terperinciHUBUNGAN SENSE OF HUMOR DENGAN KREATIVITAS PADA SISWA KELAS XI MA NEGERI TLOGO-BLITAR.
HUBUNGAN SENSE OF HUMOR DENGAN KREATIVITAS PADA SISWA KELAS XI MA NEGERI TLOGO-BLITAR Titis Indah Muharwati 1, Dr. Iin Tri Rahayu, M. Si, Psi 2, 2014 1 Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Malang, NIM 10410056,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Berpikir kreatif siswa adalah kemampuan siswa untuk menghasilkan gagasan atau
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Berpikir kreatif siswa adalah kemampuan siswa untuk menghasilkan gagasan atau produk baru dan juga melihat suatu pola baru antara satu hal dan hal
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
23 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Pada penelitian ini yang menjadi populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XII IPA SMA Negeri 1 Way Jepara pada semester
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan dan digali sebesar-besarnya karena hal tersebut
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini, kita memasuki dunia yang berkembang serba cepat sehingga memaksa setiap individu untuk dapat mengikuti perkembangan tersebut. Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kreativitas diperlukan setiap individu untuk menghadapi tantangan dan kompetisi yang ketat pada era globalisasi sekarang ini. Individu ditantang untuk mampu
Lebih terperinci*keperluan Korespondensi, no. HP ABSTRAK
Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 5 No. 2 Tahun 2016 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 52-58 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN
Lebih terperinciPuspa Handaru Rachmadhani, Muhardjito, Dwi Haryoto Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X-MIA 1 SMA Negeri 1 Gondang Tulungagung Puspa Handaru Rachmadhani,
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA/MA. Oleh: TRIHARYATI A1C113019
ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA/MA Oleh: TRIHARYATI A1C113019 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba. Pengetahuan
8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme Konstruktivisme merupakan landasan berpikir pendekatan kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya
Lebih terperinciSeminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia
PEMBELAJARAN TATA BUSANA BERBASIS KREATIVITAS DALAM MENUNJANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN Oleh: Suciati Prodi Pendidikan Tata Busana, Jurusan PKK, FPTK UPI ABSTRAK Kreativitas atau daya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian korelasi yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara kepercayaan diri dan kemampuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah
BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: 1. Gaya Belajar merupakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau lukisan
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
i ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan derajat kreativitas pada siswa TK di TK dengan model mengajat Teacher Centered dan TK dengan model mengajar Student Centered, Bandung. Penelitian
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandarlampung yang terletak di Jl.
III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandarlampung yang terletak di Jl. Soekarno Hatta Gg. Turi Raya No. 1 Bandar Lampung. Populasi dalam penelitian
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) Pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari seseorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kreativitas verbal pada pekerja anak usia 11-12 tahun di Sanggar Muda Kreatif Cibaduyut, Bandung. Kreativitas Verbal adalah kemamuan seseorang untuk dapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Belajar Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memeperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
Lebih terperinciKEEFEKTIVAN PENGGUNAAN AUTOGRAPH, CABRI 3D DAN MAPLE SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
KEEFEKTIVAN PENGGUNAAN AUTOGRAPH, CABRI 3D DAN MAPLE SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA Achmad Buchori 1 Abstrak Belajar geometri mencakup latihan berpikir logis, kerja yang sistematis, menghidupkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti kemampuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu hal yang tengah berlangsung pada saat
Lebih terperinci