MODUL PELATIHAN FASILITASI PENYUSUNAN MPS. April Kata Pengantar

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODUL PELATIHAN FASILITASI PENYUSUNAN MPS. April 2014. Kata Pengantar"

Transkripsi

1 MODUL PELATIHAN FASILITASI PENYUSUNAN MPS April 2014 Kata Pengantar i

2

3 KATA PENGANTAR Kata Pengantar i

4 ii

5 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... I DAFTAR ISI...III DAFTAR SINGKATAN... IV PENDAHULUAN LATAR BELAKANG TUJUAN PENGGUNA SASARAN PENJELASAN ISI MODUL DAFTAR RUJUKAN JADWAL PELATIHAN... 3 BAGIAN 1. RENCANA PELATIHAN ALUR PELATIHAN PENYUSUNAN BUKU PUTIH SANITASI POKOK BAHASAN RENCANA PEMBELAJARAN... 9 Panel 1 : Pengantar Program PPSP... 9 Panel 2 : PPSP sebagai pendekatan pembangunan yang terintegrasi SUB MODUL 1 A : SIKLUS PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN FORMAL SUB MODUL 1 B : KONSEP MPS DAN PROSES PENYUSUNAN MPS SUB MODUL 1 C : PEDAHULUAN (BAB 1) SUB MODUL 2 : PRIORITAS PEMBANGUNAN SANITASI (BAB 2) SUB MODUL 3 : RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI (BAB 3) SUB MODUL 4 A : RENCANA ANGGARAN PEMBANGUNAN SANITASI SUB MODUL 4 B : RENCANA ANGGARAN PEMBANGUNAN SANITASI (KONSOLIDASI ANGGARAN) SUB MODUL 5 : RENCANA IMPLEMENTASI (BAB 5) SUB MODUL 6 : PENGANTAR LOKAKARYA MPS SUB MODUL 7 A : PENJAMINAN KUALITAS MPS SUB MODUL 7 B : TEKNIK FASILITASI MPS BAGIAN 2. BAHAN TAYANG BAHAN TAYANG 1. SIKLUS PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN FORMAL BAHAN TAYANG 2. KONSEP DAN PROSES PENYUSUNAN MPS BAHAN TAYANG 3. PENDAHULUAN (BAB 1) BAHAN TAYANG 4. PRIORITAS PEMBANGUNAN SANITASI (BAB2) BAHAN TAYANG 5. PRIORITAS PEMBANGUNAN SANITASI 2 (BAB2) BAHAN TAYANG 6. RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI (BAB 3) BAHAN TAYANG 7. RENCANA ANGGARAN PEMBANGUNAN SANITASI (BAB 4) BAHAN TAYANG 8. INTERNALISASI DAN EKSTERNALISASI (BAB 4) BAHAN TAYANG 9. RENCANA IMPLEMENTASI (BAB 5) BAHAN TAYANG 10. PENGANTAR LOKAKARYA MPS BAHAN TAYANG 11. TEKNIK FASILITASI PENYUSUNAN MPS BAGIAN 3. BAHAN SERAHAN DAN LEMBAR KERJA BAHAN SERAHAN OUTLINE MPS BAHAN TEST AWAL DAN TEST AKHIR PESERTA PELATIHAN Daftar Isi iii

6 Daftar Singkatan ABB : Alat Bantu Belajar AMDAL : Analisis Mengenai Dampak Lingkungan APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional BPS : Buku Putih Sanitasi (Sanitation White Book) BT : Bahan Tayang CF : City Facilitator CSR : Corporate Social Responsibility DED : Detail Enginering Design DIPA : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran DPA : Dokumen Pelaksanaan Anggaran DPKAD : Dinas Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah DSS : Diagram Sistem Sanitasi EHRA : Environment and Health Risk Assessment FGD : Focus Group Discusion IPLT : Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja KKL : Kerangka Kerja Logis KUA : Ketentuan Umum Anggaran LK : Lembar Kerja LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat MonEv : Monitoring and Evaluation MPS : Memorandum Program Sanitasi PF : Provincial Facilitator PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PIU : Programme Implementation Unit PIU-EP : Programme Implementation Unit Edukasi dan Pemberdayaan PIU-KP : Programme Implementation Unit Kelembagaan dan Pendanaan PIU-T : Programme Implementation Unit Teknik PMU : Programme Management Unit POKJA : Kelompok Kerja PPAS : Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara PPLP : Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman PPSP : Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman PT : Petunjuk Teknis PU : Pekerjaan Umum QA : Quality Assurance RPJMD : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMN : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional RPIJM : Rencana Pembangunan Investsai Jangka Menengah RTRW : Rencana Tata Ruang Wilayah SBS : Stop Buang Air Sembarangan SE : Surat Edaran iv Daftar Isi

7 SIDLACOM : Survey Investigation Design Land Acquisition Construction Operaional and Maintenance SK : Surat Keputusan SKPD : Satuan Kerja Perangkat Daerah SMART : Specific Measurable Achievable Realistic and Timebound SPM : Standar Pelayanan Minimum SSK : Strategi Sanitasi Kota STBM : Sanitasi Total Berbasis Masyarakat SWOT : Strengt Weaknessess Opportunity Threat ToR : Term of Reference TPA : Tempat Pengelolaan Akhir TPS : Tempat Penampungan Sementara TPS 3R : Tempat Pengolahan Sampah Reuse, Reduce, Recycle TPST : Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Tupoksi : Tugas Pokok dan Fungsi Daftar Isi v

8 vi Daftar Isi

9 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pelaksanaan program Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman (PPSP) telah memasuki tahun kelima pelaksanaan ( ). Pelaksanaan program PPSP yang melibatkan berbagai kementrian di pusat serta SKPD di pemerintah provinsi dan kabupaten/kota. 6 tahap pelaksanaan PPSP yaitu : tahap pertama advokasi dan pemberdayaan, tahap kedua penguatan kelembagaan dan pendanaan, tahap ketiga perencanaan strategis, tahap keempat memorandum program, tahap kelima implementasi dan tahap keenam monitoring dan evaluasi. Dimana seluruh tahapan PPSP merupakan tahapan yang harus dilalui kabupaten/kota dengan dukungan dan pendampingan dari Provinsi dan Pusat. Tahap ketiga PPSP Perencanaan Strategis merupakan tahapan dimana Kabupaten/Kota menyusun perencanaan strategi sanitasi kabupaten/kota yang komprehensif dan lintas sektor. Berdasarkan pada perencanaan strategis yang telah disusun Kabupaten Kota melanjutkan ke tahap keempat yaitu memorandum program. Dokumen memorandum program sanitasi (MPS) yang dihasilkan pada tahap keempat ini berisi tentang tindak lanjut dari proram dan kegiatan yang telah diidentifikasi pada dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) dapat diimplementasikan dengan tepat, sesuai dengan prioritas dan mempertimbangkan kendala dan kemampuan yang ada. Memorandum Program merupakan kesepahaman dan kesepakatan bersama antara para pemangku kepentingan dalam rangka percepatan pembangunan sanitasi. Dokumen MPS disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dalam wadah Kelompok Kerja (Pokja), dalam proses penyusunanya Pokja didampingi oleh seorang fasilitator kabupaten/kota (City Fasilitator/CF), sedangkan pokja provinsi didampingi oleh fasilitator provinsi (province facilitator/pf). Agar para fasilitator dapat menjalankan tugasnya uuntuk memfasilitasi Pokja dalam menyusun dokumen MPS maka para fasilitator perlu dibekali atau dilatih dengan pengetahuan, ketrampilan dan sikap dalam mendampingi penyusunan dokumen MPS. Oleh karena itu perlu dikembangkan satu Modul Pelatihan yang dapat digunakan sebagai panduan dalam melaksanakan proses pelatihan fasilitasi penyusunan MPS bagi fasilitator. 2. Tujuan Modul Pelatihan Fasilitasi Penyusunan Memorandum Program Sanitasi, disusun dengan tujuan utama adalah sebagai panduan bagi pelatih dalam melakukan pelatihan fasilitasi penyusunan MPS bagi para fasilitator PPSP baik fasilitator tingkat kabupaten/kota maupun fasilitator provinsi. Modul pelatihan ini dirancang sebagai pegangan pihak-pihak terkait dalam melatihkan bagaimana memfasilitasi buku Pedoman Penyusunan Memorandum Program Sanitasi. Modul ini juga dapat digunakan sebagai acuan dalam mendiseminasikan bahan-bahan terkait penyusunan MPS guna lebih mendalami proses penyusunan MPS. 3. Pengguna Sasaran Pengguna sasaran modul ini adalah : PMU/PIU PPSP sebagai pengelola program PPSP di tingkat pusat. Para pihak yang diberi mandat oleh PMU/PIU PPSP untuk melatih. 4. Penjelasan Isi Modul Modul pelatihan penyusunan Memoranduk Program bagi Fasilitator ini disusun secara utuh dan lengkap yang berguna bagi fasilitator / pelatih untuk memandu proses belajar mengajar tentang fasilitasi penyusunan MPS. Modul pelatihan ini terdiri dari 3 (tiga) bagian utama yang harus dipahami Pendahuluan 1

10 setiap fasilitator/pelatih, yakni: (1) Rencana Pelatihan; (2) Bahan Tayang; (3) Bahan Serahan dan Lembar Kerja. Masing-masing diuraikan sebagai berikut : Bagian 1: Rencana Pelatihan, memuat tentang rencana pelatihan setiap sesi yang mencakup tentang alur proses pelatihan, pokok bahasan, serta rencana pembelajaran. Pada bagian ini memberikan gambaran seluruh proses pelatihan, waktu yang diperlukan dan bagimana memfasilitasi proses belajar mengajar di setiap sesinya. Pelatih atau fasilitator dapat menggunakan bagian pertama sebagai acuan dalam membawakan seluruh proses pelatihan. Rencana pembelajaran memberikan penjelasan tentang isi pokok bahasan, tujuan umum dan tujuan khusus pembelajaran yang akan dicapai, lama proses belajar, metode dan alat bantu belajar yang digunakan. Langkahlangkah memfasilitasi proses pembelajaran diuraikan secara detail dengan alokasi waktu per langkah, alat bantu dan waktu yang diperlukan, serta metode yang sebaiknya digunakan oleh fasilitator/pelatih. Bagian 2 : Bahan tayang, bagian kedua berisi tentang alat bantu belajar yang berupa materi yang akan disampaikan dalam bentuk power point (bahan tayang). Bagian ini menjadi alat bantu presentasi bagi pelatih atau fasilitator tentang garis besar materi yang akan disampaikan dalam proses belajar sesuai dengan langkah yang disajikan dalam rencana pembelajaran. Bahan tayang ini disusun sedemikian rupa sehingga memudahkan bagi pelatih untuk menyampaikan materi sesuai dengan langkah pembelajaran pada bagian 1. Bagian 3 : Bahan serahan dan lembar kerja, bagian ketiga memuat tentang bahan serahan dan lembar kerja yang diperlukan selama proses pelatihan. Bahan serahan dapat digunakan oleh pelatih atau fasilitator dalam memperkaya penguasaan materi serta digunakan peserta setelah pelatihan. Lembar kerja merupakan lembaran yang membantu proses pelatihan sebagai pendekatan pembelajaran orang dewasa, lembar kerja membantu proses pembelajaran berjalan lancar dan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan peserta terhadap materi pembelajaran. Penggunaan bahan serahan dan lembar kerja mengikuti rencana pembelajaran yang terdapat di bagian 1 modul ini. 5. Daftar Rujukan Berikut ini adalah daftar rujukan dan bacaan awal yang harus dipahami dan dikuasai oleh pelatih sebelum memfasilitasi pelatihan fasilitasi penyusunan Memorandum Program Sanitasi bagi fasilitator program PPSP. Sedangkan bagi calon peserta pelatihan diharapkan untuk menjadikan rujukan ini sebagai bahan dalam memperkaya pemahaman terhadap pelaksanaan penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten/Kota. 1. Pedoman Penyusunan Memorandum Program Sanitasi yang diterbitkan oleh Direktorat PPLP, Cipta Karya, Kementerian PU, Tahun Petunjuk Praktis Identifikasi Sumber dan Akses Pendanaan Sanitasi Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah, Kementerian Dalam Negeri, Tahun Pedoman Tatacara Pelaksanaan Lokakarya Memorandum Program Sanitasi di Provinsi, DIrektorat Jendral Bina Pembangunan Daerah, Kementrian Dalam Negeri, tahun Buku Opsi dan Sistem Teknologi Sanitasi yang diterbitkan oleh ISSDP, Tahun Undang Undang no. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. 6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 01/PRT/M/2014 tentang Standart Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang. 7. Materi Bidang Air Limbah I dan II Diseminasi dan Sosialisasi Keteknikan Bidang PLP, diterbitkan oleh DIrjen Cipta Karya Kementrian Pekerjaan Umum, tahun Materi Bidang Sampah I dan II Diseminasi dan Sosialisasi Keteknikan Bidang PLP, diterbitkan oleh DIrjen Cipta Karya Kementrian Pekerjaan Umum, tahun Materi Bidang Drainase I dan II Diseminasi dan Sosialisasi Keteknikan Bidang PLP, diterbitkan oleh DIrjen Cipta Karya Kementrian Pekerjaan Umum, tahun Pendahuluan

11 6. Jadwal Pelatihan WAKTU Materi Metode Narasumber/Fasilitator HARI PERTAMA Registrasi peserta Pembukaan Laporan Panitia Sambutan Pembukaan Pembacaan Doa Panel Pengantar PPSP 1. Capaian Roadmap Pembangunan Sanitasi sampai Tahun 2014 & Strategi Pembangunan Sanitasi ke depan 2. Kebijakan & Strategi Pembangunan Sanitasi 3. Penguatan Kelembagaan Pokja Sanitasi dan Sumber Pendanaan Pembangunan Sanitasi Ishoma PPSP sebagai Pendekatan Pembangunan yang Terintegrasi Panel I 1. Pola Penanganan Air Limbah Permukiman 2. Pola Penanganan Persampahan 3. Pola Penanganan Drainase 4. Sinkronisasi Dokumen Perencanaan BPS, SSK dan MPS dengan alur penganggaran Protokol Diskusi panel Panitia Kasi Perencanaan Subdit Perencanaan Teknis, Dit. PPLP Direktur PPLP DJCK PU Panitia 1. Direktur Permukiman dan Perumahan Bappenas 2. Direktur Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan 3. Direktur Penataan Perkotaan, Kementrian Dalam Negeri Moderator : Ketua PIU Teknis Diskusi Panel 1. Kasubdit Air limbah, Dit. PPLP 2. Kasubdit Persampahan, Dit PPLP 3. Kasubdit Drainase, Dit PPLP 4. Kasubdit Perencanaan Teknis, Dit. PPLP Rehat kopi Peran dan tugas fasilitator dalam program PPSP Tugas fasilitator dalam program PPSP Mekanisme kerja fasilitator Monitoring program PPSP Ishoma Dinamika Kelas Alur Pelatihan Test awal (pre test) Pembagian kelas dan pengurus harian Pembagian kelompok Peserta istirahat HARI KEDUA Ceramah tanya jawab Penugasan Permainan Diskusi Test harian Isian Siklus perencanaan dan penganggaran formal Siklus perencanaan dan penganggaran pusat Siklus perencanaan dan penganggaran daerah Kaitan MPS dengan perencanaan dan penganggaran formal Ceramah Tanya jawab Moderator : Sekretaris PIU Teknis Ketua PIU T PIU T PIU KP Pendahuluan 3

12 WAKTU Materi Metode Narasumber/Fasilitator Rehat kopi Konsep MPS dan proses Penyusunan Pengertian, tujuan dan manfaat MPS Kaitan BPS-SSK dan MPS Substansi MPS (proses dan output) Alur penyusunan MPS Ishoma Bab 1. Pendahuluan Outline Bab 1 Metodologi Penyusunan Bab 1 MPS Penugasan penulisan bab 1 MPS Self assessment Rehat kopi Bab 2. Prioritas Pembangunan Sanitasi Outline Bab 2 Pedoman proses tersusunnya Bab 2. Meringkas BPS terkait aspek kependudukan, area berisiko Praktek meringkas BPS dilanjutkan penugasan Ceramah Tanya jawab Diskusi Ceramah Tanya jawab Sharing pengalaman Penugasan Ceramah tanya jawab Studi kasus Penugasan Ishoma Tugas mandiri dan kelompok Diksusi kelompok HARI KETIGA Test harian Isian Bab 2. Prioritas Pembangunan Sanitasi Review SSK Ceramah tanya jawab o Penggunaan Instrumen studi kasus kerangka Kerja Logis diskusi o Perhitungan prioritas program dan kegiatan kelompok o Review kerangka kerja logis o Review prioritas pembangunan sanitasi o Pengisian dalam tabel lampiran Praktek review SSK dilanjutkan penugasan Self assessment Rehat kopi Teknik fasilitasi Fasilitasi menjaga komitmen pokja Fasilitasi kesepakatan jadual dan pembagian tugas Fasilitasi penyepakatan KKL Ishoma Bab 3. Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi 1. Outline bab 3 2. pedoman proses tersusunnya Bab 3 3. Penetapan program prioritas 4. Sidlacom 5. Perhitungan volume 6. Praktek berdasarkan kasus Rehat kopi Ceramah Sharing pengalaman Ceramah Tanya jawab Studi kasus PMU PIU T PIU T PIU T PIU T/ KP / AE PIU T 4 Pendahuluan

13 WAKTU Materi Metode Narasumber/Fasilitator Bab 3. Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi Pembahasan hasil penugasan bab 3 Kesulitan dan solusi mengatasi kesulitan dalam memfasilitasi pokja menyusun bab 3 Self assessment Ishoma Tugas mandiri dan kelompok HARI KE EMPAT Test Harian Bab. 4 Rencana anggaran pembangunan sanitasi Outline bab 4 Pedoman proses tersusunnya bab 4. Penjelasan rekapitulasi anggaran Penjelasan rencana anggaran pemerintah kaitannya dengan dokumen perencanaan daerah dan pusat. Potensi anggaran non pemerintah potensi pendanaan sanitasi menghitung funding gap langkah-langkah mengatasi funding gap potensi pendanaan sanitasi Praktek Coffe Break Bab 4. Rencana anggaran pembangunan sanitasi Lanjutan Ishoma Bab 4. Rencana anggaran pembangunan sanitasi internalisasi eksternalisasi simulasi fasilitasi internalisasi dan eksternalisasi Istirahat Bab 5. Rencana Implementasi Outline bab 5 dan pedoman proses tersusunnya bab 5. Readines criteria (penganggaran dan insfrastuktur) Penjelasan kesiapan implementasi Penyusunan rencana monitoring kriteria kesiapan (readiness criteria) Pengisian tabel rencana implementasi Penugasan kelompok Ishoma Tugas mandiri dan kelompok Pengumpulan tugas Hari V Test harian Pembahasan hasil kerja penyusuan dokumen MPS Pengantar penjaminan kualitas Diskusi kelompok Penugasan Ceramah Tanya jawab Studi kasus Ceramah Tanya jawab Studi kasus Ceramah Tanya jawab Simulasi Ceramah Tanya jawab Studi kasus Kerja kelompok Ceramah Tanya jawab Praktek PIU T PIU KP PIU T PIU AE/KP PIU T PIU T PMU Pendahuluan 5

14 WAKTU Materi Metode Narasumber/Fasilitator Kajian dokumen Praktek penjaminan kualitas hasil kerja kelompok Istirahat / Coffee Break Lanjutan Pembahasan hasil kerja penyusunan dokumen MPS Ishoma Lokakarya MPS Pengantar lokakarya MPS Pra Lokakarya MPS : verifikasi draft MPS oleh Provinsi Pelaksanaan Lokakarya MPS Paska lokakarya MPS Istirahat/ Cofee Break Post Test Pengumpulan tugas kelompok Ishoma dan istirahat Hari VI Pemantapan Fasilitasi PF-CF kepada Pokja Sanitasi Provinsi dan Kab/Kota Materi awal advokasi kepada Pokja Integritas Fasilitator Motivasi dan komitmen Kefasilitatoran dalam PPSP Kemampuan dasar fasilitator Sikap dan perilaku fasilitator PPSP Self assessment Rehat kopi Penutupan pelatihan Laporan panitia Kesan-pesan peserta Penutupan pelatihan Pembacaan doa Makan siang dan peserta meninggalkan hotel Idem Ceramah Tanya jawab, Lembar isian Ceramah Tanya jawab Ceramah Curah pendapat Permainan Protokol PIU T PIU KP Panitia Motivator Ahli Fasilitasi Direktur Pengembangan PLP, Kementerian PU 6 Pendahuluan

15 BAGIAN 1. RENCANA PELATIHAN 1. Alur Pelatihan Penyusunan Buku Putih Sanitasi PEMBUKAAN PRE TEST MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR Materi Dasar : (Kebijakan) 1. Capaian Roadmap Pembangunan Sanitasi sampai dengan saat ini & Strategi Pembangunan Sanitasi ke depan 2. Kebijakan & Strategi Advokasi Pembangunan Sanitasi 3. Penguatan Kelembagaan Pokja Sanitasi dan Alternatif Institusi Pengelola Pasca Konstruksi 4. Pola Penanganan Air Limbah Permukiman 5. Pola Penanganan Persampahan 6. Pola Penanganan Drainase 7. Sinkronisasi Dokumen Perencanaan BPS, SSK dan MPS dengan alur penganggaran Metode : Ceramah dan Tanya jawab Materi Inti : (Wawasan dan keterampilan) 1. Siklus Perencanaan dan Penganggaran formal 2. Konsep MPS dan proses penyusunan 3. Pendahuluan (Bab I) 4. Prioritas Pembangunan Sanitasi (bab II) 5. Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi (Bab III) 6. Rencana Anggaran Pembangunan Sanitasi (bab IV) 7. Rencana Implementasi 8. Lokakarya MPS 9. Fasilitasi MPS Metode: Ceramah/Paparan singkat, Tanya jawab, curah pendapat, diskusi kelompok, penugasan, simulasi, diskusi pleno, studi kasus dan permainan. Evaluasi RTL POST TEST PENUTUPAN Bagan 1. Rencana Pelatihan 7

16 2. Pokok Bahasan NO POKOK BAHASAN WAKTU (MENIT) 1. Pengantar PPSP PPSP sebagai pendekatan pembangunan yang terintegrasi Mekanisme Kerja Fasilitator PPSP 90 4 Dinamika Kelas Sub Modul 1 a : Siklus Perencanaan dan Penganggaran Formal Sub Modul 1 b : Konsep dan Proses Penyusunan MPS Sub Modul 1.c : Pendahuluan (Penyusunan Bab 1) Sub Modul 2 : Prioritas Pembangunan Sanitasi (Penyusunan Bab 2) Sub Modul 3 : Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi (Bab 3) Sub Modul 4 a : Rencana Anggaran Pembangunan Sanitasi (Bab 4) Sub Modul 4.b : Internalisasi dan Eksternalisasi (Bab 4) Sub Modul 5 : Rencana Implementasi Sub Modul 6 : Pengantar Lokakarya MPS Sub Modul 7.a : Fasilitasi MPS Sub Modul 7.b : Panel Pembahasan Hasil Kerja Kelompok 285 Jumlah Waktu ,11 JPL 8 Bagan 1. Rencana Pelatihan

17 3. Rencana Pembelajaran Panel 1 : Pengantar Program PPSP MODUL : Fasilitasi Penyusunan Memorandum Program Sanitasi POKOK BAHASAN : Pengantar PPSP SUB POKOK BAHASAN : 1. Capaian Roadmap Pembangunan sanitasi dan Strategi pembangunan sanitasi ke depan 2. Kebijakan dan strategi pembanguan sanitasi 3. Penguatan kelembagaan Pokja Sanitasi dan Sumber pendanaan pembangunan sanitasi Ringkasan Pokok Bahasan berikut ini merupakan bagian dari modul pelatihan fasilitasi penyusunan Memorandum Program Sanitasi sebagai materi umum yang diberikan kepada seluruh peserta. Materi ini menjadi bahan utama dalam mendalami PPSP, seluruh materi merujuk pada kebijakan kementrian terkait yaitu kementrian Bappenas, Dalam Negeri dan Kesehatan. Pembahasan materi dilakukan dalam bentuk panel oleh tiga pembicara yaitu direktur Perumahan dan permukiman Bappenas, Direktur Penataan Perkotaan Kementrian Dalam Negeri dan Direktur Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan dengan moderator Kasubdit Rentek PLP selaku ketua PIU Teknis. Materi terkiat dengan kebijakan pelaksanaan program PPSP yang berisi tentang capaian roadmap pembangunan sanitasi, strategi pembangunan sanitasi, penguatan kelembagaan pokja sanitasi, sumber dan akses pendanaan pembanguunan sanitasi, kebijakan kementrian kesehatan dalam pembangunan sanitasi dan strategi percepatan pembangunan sanitasi. Materi ini penting untuk dipahami oleh seluruh peserta, agar setiap peserta mememahi kebijakan dan strategi tentang program PPSP sehingga mampu memfasilitasi Pokja untuk melaksanakan program PPSP di daerah. Sebelum hadir pada sesi ini, peserta diharapkan telah membaca dan mempelajari materi tentang proram PPSP yang terdapat dalam web. Sanitasi.or.id. Tujuan Umum : Peserta memahami filosofi, kebijakan dan strategi program PPSP dan mampu memfasilitasi pelaksanaan program PPSP di daerah. Tujuan Khusus Pembelajaran : Peserta memiliki kemampuan untuk: 1. Menjelaskan pengertian program PPSP 2. Menjelaskan tujuan, manfaat dan pendekatan program PPSP. 3. Menjelaskan capaian dan strategi pembangunan sanitasi. 4. Menjelaskan kebijkan dan strategi kementrian kesehanat dalam pembangunan sanitasi 5. Menjelaskan pendekatan pembangunan sanitasi dalam penyadaran masyarakat dan advokasi kebijakan. 6. Menjelaskan penguatan kelembagaan pokja sanitasi. 7. Menjelaskan sumber dan akses pendanaan pembangunans anitasi Metode Pembelajaran : 1. Presentasi 2. Tanya Jawab Alat Bantu Belajar (ABB) : 1. Laptop 2. LCD Lembar kerja (LK), Bahan Tayang : 1. Bahan Tayang : BT. Bappenas.ppt; BT Kemdagri.ppt; (BT) & Bahan Serahan (BS) BT Kemkes.ppt Waktu Yang Dibutuhkan : 120 menit Bagan 1. Rencana Pelatihan 9

18 Langkah-langkah Pembelajaran No. Uraian Metode 1 Moderator membuka sesi dengan memperkenalkan diri dan 3 orang panelis, menyampaikan topik, kesepakatan pelaksanaan dan waktu yang diperlukan dalam panel. 2 Panelis 1: Capaian Roadmap Pembangunan Satasi dan Strategi Pembangunan Sanitasi ke depan. Materi mencakup: Pengertian dan latar belakang program PPSP. Tujuan, manfaat dan tahapan program PPSP. Target dan capaian Program PPSP terkini. Strategi percepatan pembangunan sanitasi ke depan. 3 Panelis 2 : Kebijakan dan Strategi Kementrian Kesehatan dalam Percepatan Pembangunan Sanitasi Materi mencakup : Kebijakan kementrian kesehatan terkait dengan pembangunan sanitasi Strategi kementrian kesehaatan dalam percepatan pembangunan sanitasi Dukungan kementrian kesehatan dalam upaya percepatan pembangunan sanitasi di daerah 4 Panelis 3 : Penguatan Kelembagaan Pokja Sanitasi dan Sumber Pendanaan Pembangunan Sanitasi Materi mencakup : Penjelasan SE kementrian dalam negeri no. 660/4919/SJ tentang pedoman pengelolaan pembangunan sanitasi permukiman di daerah Kebijakan dan strategi pengutan kelembagaan pokja sanitasi. Fungsi dan tugas pokja dalam pembangunan sanitasi di daerah. Akses dan sumber pendanaan pembangunan sanitasi di daerah. 5 Diskusi dan Tanya jawab Moderator menyampaika poin-poin materi yang telah disampaikan serta aturan dalam melakukan tanya jawab (satu sesi tiga penanya, penanya menyebutkan nama, pertanyaa ditujukan kepada siapa serta pertanyaan singkat dan jelas). Kemudian moderator membuka sesi tanya jawab dengan memberikan kesempatan kepada 3 penanya. Berikan kesempatan kepada panelis untuk Alat Bantu Belajar Waktu Ceramah Laptop 10 Mini Presentasi Mini Presentasi Mini Presentasi Laptop, LCD, pointer, Bahan Tayang, Laptop, LCD, pointer, Bahan Tayang, Laptop, LCD, pointer, Bahan Tayang, Tanya jawab Bagan 1. Rencana Pelatihan

19 No. Uraian Metode menjawab pertanyaan yang diajukan secara singkat dan jelas. Buka kembali sesi tanya jawab kedua dengan langkah yang sama. 6 Penutup dan Kesimpulan Moderator menutup sesi dengan menyampaikan poin-poin yang telah dibahas terkait dengan materi panelis dan sesi tanya jawab. Tekankan pada keterkaitan dengan tujuan pembelajaran materi. Tutup sesi dengan menyampaikan terimakasih kepada panelis dan tepuk tangan bersama. Ceramah Alat Bantu Belajar LCD dan bahan tayang Waktu 5 Bagan 1. Rencana Pelatihan 11

20 Panel 2 : PPSP sebagai pendekatan pembangunan yang terintegrasi MODUL : Fasilitasi Penyusunan Memorandum Program Sanitasi POKOK BAHASAN : PPSP sebagai pendekatan pembangunan yang terintegrasi SUB POKOK BAHASAN : 1. Pola penanganan air limbah permukiman 2. Pola penanganan persampahan 3. Pola penanganan drainase 4. Sinkronisasi dokumen perencanaan BPS, SSK dan MPS dengan alur penganggaran. Ringkasan Pokok Bahasan berikut ini merupakan bagian dari modul pelatihan fasilitasi penyusunan Memorandum Program Sanitasi sebagai materi umum yang diberikan kepada seluruh peserta. Materi memberikan penjelasan tentang pendekatan berbagai program yang ada di direktorat PPLP sebagai programpembangunan yang terintegrasi. Pembahasan materi dilakukan dalam bentuk panel oleh 4 pembicara dari direktorat PPLP ditjen Cipta Karya Kementrian pekerjaan umum yaitu kasubdit air limbah, kasubdit persampahan, kasubdit drainase dan kasibdit perencanaan teknis dengan moderator sekretaris PIU Teknis. Materi berisi tentang kebijakan dan trategi pembangunan air limbah, dranase dan persampahan; pola penangan dan perkembangan teknologi pembangunan air limbah, persampahan dan drainase; sinkronisasi dokumen perencanaan PPSP (BPS-SSK-MPS) dengan alur penganggaran. Materi ini penting untuk dipahami oleh seluruh peserta, agar setiap peserta memamahi kebijakan dan strategi pembanguan sanitasi dari kementrian PU serta alur penganggraan kementrian PU sehingga mampu memfasilitasi Pokja dalam menentukan pola pembangunan sanitasi di daerah. Sebelum hadir pada sesi ini, peserta diharapkan telah membaca dan mempelajari materi tentang pola pembangunan sanitasi kementrian PU yang terdapat dalam web. Sanitasi.or.id. Tujuan Umum : Peserta memahami PPSP sebagai pendekatan pembangunan sanitasi yang terintegrasi. Tujuan Khusus Pembelajaran : Peserta memiliki kemampuan untuk: 1. Menjelaskan kebijakan dan strategi pembangunan air limbah 2. Menjelaskan kebijakan dan strategi pembangunan drainase 3. Menjelaskan kebijakan dan strategi pembangunan persampahan 4. Menjelaskan pola penangan air limbah 5. Menjelaskan pola penangan drainase 6. Menjelaskan pola penangan persampahan 7. Menjelaskan alur penganggaran kementrian PU 8. Menjelaskan sinkronisasi dokumen perencanaan PPSP dengan alur penganggaran kementrian PU. Metode Pembelajaran : 1. Presentasi 2. Tanya Jawab Alat Bantu Belajar (ABB) : 1. Laptop 2. LCD Lembar kerja (LK), Bahan Tayang (BT) & Bahan Serahan (BS) Waktu Yang Dibutuhkan : 120 menit : 1. Bahan Tayang : BT. Pola penangan air limbah.ppt; BT Pola penanagan drainase.ppt; BT Pola penanganan persampahan.ppt; BT Sinkronisasi dokumen perencanaan PPSP dengan aur penganggaran 12 Bagan 1. Rencana Pelatihan

21 Langkah-langkah Pembelajaran No. Uraian Metode 1 Moderator membuka sesi dengan memperkenalkan diri dan 3 orang panelis, menyampaikan topik, kesepakatan pelaksanaan dan waktu yang diperlukan dalam panel. 2 Panelis 1: Pola penanganan air limbah Materi mencakup: Strategi dan kebijakan pembangunan air limbah kementrian PU Perkembangan teknologi pengelolaan air limbah Readiness kriteria pembangunan air limbah 3 Panelis 2: Pola penanganan persampahan Materi mencakup: Strategi dan kebijakan pembangunan persampah kementrian PU Perkembangan teknologi pengelolaan persampahan Readiness kriteria pembangunan persampahan 4 Panelis 3: Pola penanganan drainase Materi mencakup: Strategi dan kebijakan pembangunan drainase kementrian PU Perkembangan teknologi pengelolaan drainase Readiness kriteria pembangunan drainase 4 Panelis 4 : Sinkronisasi dokumen perencanaan PPSP dengan alur penganggaran Materi mencakup : Perencanaan PPSP proses dan keluaran Alur penganggaran kementrian PU Sinkronisasi perencanaan PPSP (BPS-SSK dan MPS) dengan penganggaran kementrian PU 5 Diskusi dan Tanya jawab Moderator menyampaika poin-poin materi yang telah disampaikan serta aturan dalam melakukan tanya jawab (satu sesi tiga penanya, penanya menyebutkan nama, pertanyaa ditujukan kepada siapa serta pertanyaan singkat dan jelas). Kemudian moderator membuka sesi tanya jawab dengan memberikan kesempatan kepada 3 penanya. Berikan kesempatan kepada panelis untuk menjawab pertanyaan yang diajukan secara singkat dan jelas. Buka kembali sesi tanya jawab kedua dengan langkah yang sama. 6 Penutup dan Kesimpulan Moderator menutup sesi dengan menyampaikan poinpoin yang telah dibahas terkait dengan materi panelis dan sesi tanya jawab. Tutup sesi dengan menyampaikan terimakasih kepada panelis dan tepuk tangan bersama. Karen waktu terbatas pertanyaan yang belum terjawab dapat diajukan tertulis. Alat Bantu Belajar Waktu Ceramah Laptop 7 Mini Presentasi Mini Presentasi Mini Presentasi Mini Presentasi Tanya jawab Laptop, LCD, pointer, Bahan Tayang, Laptop, LCD, pointer, Bahan Tayang, Laptop, LCD, pointer, Bahan Tayang, Laptop, LCD, pointer, Bahan Tayang, Ceramah LCD dan bahan tayang Bagan 1. Rencana Pelatihan 13

22 Sub Modul 1 a : Siklus Perencanaan dan Penganggaran Formal MODUL : Fasilitasi Penyusunan Memorandum Program Sanitasi POKOK BAHASAN : Siklus perencanaan dan penganggaran formal SUB POKOK BAHASAN : Perencanaan dan penganggaran di pusat dan daerah Ringkasan Sub modul berikut ini merupakan bagian dari modul pelatihan fasilitasi penyusunan Memorandum Program Sanitasi sebagai materi pengantar terkait dengan siklus perencanaan dan penganggaran formal. Materi ini merupakan materi pertama yang dibahas dalam kelas kecil dan dilakukan pembahasan secara intensif dan partisipatif. Sub modul ini diawali dengan curah pendapat tuntuk mengetahui sejauh mana pemehaman peserta tentang siklus perencanaan dan penganggaran di daerah dan pusat. Berdasarkan pada hasil curah pendapat fasilitator menyampaikan materi siklus perencanaan dan penanggaran secara lengkap, keterkaitan anatar perencaan PPS berupa BPS-SSK-MPS dengan perencanaan formal serta penyelasaran dengan penganggaran formal baik di pusat maupun di daerah. Materi ini menjadi bahan pertama fasilitator sebelum mengenal lebih jauh tentang MPS. Materi ini penting untuk dipahami oleh seluruh peserta, agar setiap peserta memamahi siklus formal yang ada sehingga dapat mengenali langkah-langkah penting yang perlu dilakukan saat memfasilitasi penyusunan MPS di daerah. Sebelum hadir pada sesi ini, peserta diharapkan telah membaca dan mempelajari materi tentang siklus perencanaan dan penganggaran formal dari web pemerintah. Tujuan Umum : Pengetahuan tentang perencanaan dan penganggaran yang berlaku secara formal baik di pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Tujuan Khusus Pembelajaran : Peserta memiliki kemampuan untuk: 1. Menjelaskan proses, substansi, dan siklus sistem perencanaan dan penganggaran di pusat dan daerah. 2. Menjelaskan manfaat dan keterkaitan SSK-MPS dengan perencanaan formal di daerah dan pusat. 3. Menjelaskan beberapa contoh tentang pendanaan pembangunan sanitasi yang dialokasikan oleh pemerintah pusat dan daerah melalui sistem perencanaan formal. Metode Pembelajaran : 1. Ceramah Tanya Jawab 2. Diskusi kerja kelompok 3. Presentasi Pleno Alat Bantu Belajar (ABB) : 1. Laptop 2. LCD 3. Metaplan 4. Spidol 5. Kertas Plano Lembar kerja (LK), Bahan Tayang (BT) & Bahan Serahan (BS) : 1. Bahan Tayang : (BT. 1) Siklus perencanaan dan penganggaran formal.ppt. Waktu Yang Dibutuhkan : 120 Menit 14 Bagan 1. Rencana Pelatihan

23 Langkah-langkah pembelajaran No. Uraian Metode Alat Bantu Belajar Waktu 1 Fasilitator membuka sesi dengan memperkenal diri dilanjutkan dengan menjelaskan topik dan tujuan pembelajaran. 2 Fasilitator memulai diskusi curah pendapat dengan mencoba menggali persepsi peserta tentang : Perencanaan formal yang terdapat di pusat dan daerah,mintalah peserta untuk menyebutkannya satu persatu. (fasilitator menulis jawaban peserta diatas kertas metaplan dan memilah berdasarkan perencanaan yang ada di kab/kota, provinsi, dan pemerintah pusat, kemudian ditempel di flipchart). Minta perwakilan peserta untuk memilah-milah jawaban peserta menjadi beberapa kelompok sesuai untuk memudahkan pembahasan Fasilitator merangkum dan menegaskan point-point penting yang perlu diingat peserta terkait perencanaan di pusat dan daerah. 3 Fasilitator menjelaskan tentang sistem perencanaan dan penganggaran formal yang berlaku di pusat dan daerah serta keterkaitan SSK dan MPS dengan hal tersebut. 3 Kemudian fasilitator mempersilahkan peserta untuk memberikan tanggapan atau pertanyaan terhadap presentasi diatas. 5 Fasilitator melakukan evaluasi pemahamn peserta dengan bola kertas yang berisi daftar pertanyaan terkait dengan inti materi seperti yang terdapat di bahan tayang. Lemparkan bola ke peserta minta mereka membuka kertas di bola tersebut mebaca dan menjawab sesuai pertanyaan di bola, lanjutkan ke peserta lain sama seperti hal tersebut sampai 3 atau 4 peserta. Akhiri sesi dengan tepuk tangan bersama. Ceramah Lisan 5 Curah pendapat Presentasi Diskusi pleno Evaluasi bola kertas Spidol besar, metaplan kain rekat BT. 1. Perencanaan dan penganggaran di pusat dan daerah, serta keterkaitannya dengan SSK-MPS Bola kertas Pertanyaan di kertas 4 lembar Bagan 1. Rencana Pelatihan 15

24 Sub Modul 1 b : Konsep MPS dan Proses Penyusunan MPS MODUL : Fasilitasi Penyusunan Memorandum Program Sanitasi POKOK BAHASAN : Konsep MPS dan Proses Penyusunan MPS SUB POKOK BAHASAN : 1. Pengertian, tujuan dan manfaat MPS 2. Kaitan BPS-SSK dan MPS 3. Substansi MPS (proses dan output) 4. Alur penyusunan MPS 5. MPS dalam kaitannya dengan perencanaan dan penganggaran formal Ringkasan Sub modul berikut ini merupakan modul pelatihan fasilitasi penyusunan Memorandum Program Sanitasi. Materi mengenai konsep MPS dan proses penyusunan MPS ini merujuk kepada Pedoman Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten/Kota Maret Sub modul ini menjelaskan tentang Pengantar MPS yang berisi tentang proses perkembangan penyusunan pedoman, latar belakang perubahan pedoman; pengertian, tujuan dan manfaat MPS; Kaitan BPS-SSK dan MPS; Substansi MPS (proses dan output); dan Alur penyusunan MPS. Lebih detail dibahas tentang jadual penyusunan MPS ideal diseesuaiakn dnegan aur penganggaran. Substansi dalam submodul ini penting untuk dipahami oleh seluruh peserta, agar setiap peserta mampu mengidentifikasi kegiatan-kegiatan fasilitasi real yang akan dilakukan dalam seluruh langkah penyusunana MPS dan memahami kapan harus selsai disusun. Sebelum hadir pada sesi ini, peserta sudah mempelajari materi standar untuk modul pelatihan yang terdapat dalam buku Pedoman penyusuan MPS. Tujuan Umum : Pengetahuan tentang konsep dasar MPS dan proses penyusunannya Tujuan Khusus Pembelajaran : Peserta memiliki kemampuan untuk: 1. Menjelaskan konsep, pengertian, tujuan dan manfaat MPS 2. Menjelaskan keterkaitan dokumen BPS, SSK, dan MPS 3. Menjelaskan substansi MPS dan alur penyusunannya Metode Pembelajaran : 1. Ceramah Tanya Jawab 2. Diskusi kerja kelompok 3. Presentasi Pleno Alat Bantu Belajar (ABB) : 1. Laptop 2. LCD 3. Metaplan 4. Spidol 5. Kertas Plano Lembar kerja (LK), Bahan Tayang (BT) & Bahan Serahan (BS) : 1. Bahan Tayang : (BT. 2). Konsep MPS dan Proses Penyusunannya Waktu Yang Dibutuhkan : 105 Menit 16 Bagan 1. Rencana Pelatihan

25 Langkah-langkah pembelajaran No. Uraian Metode 1 Pengantar Fasilitator membuka sesi dengan memperkenalkan diri serta menjelaskan topik dan tujuan sesi. 2 Curah Pendapat Fasilitator melontarkan beberapa pertanyaan ringan seputar MPS dan mintalah beberapa peserta menjawab dengan menuliskannya diatas kertas metaplan (satu metaplan untuk satu jawaban dan tempel di dinding depan). Mengapa MPS harus dibuat dalam program PPSP, padahal telah ada SSK? Apa manfaat riil dari sebuah kab/kota yang telah menyusun MPS? Mengapa rencana kegiatan prioritas dalam MPS harus masuk dalam perencanaan dan penganggaran formal di daerah dan pusat? Fasilitator menarik point penting dari jawaban peserta untuk menjadi pegangan bersama dalam memahami MPS. 3 Presentasi Fasilitator menjelaskan tentang konsep MPS dan Proses Penyusunannya mengunakan BT 2. Konsep MPS dan proses penyusunan.ppt. Proses penjelasan disesuaikan dengan kondisi peserta apabila peserta kurang jelas beri kesempatan mereka untuk bertanya langsung dan tekankan pada poin-poin yang belum dipahami peserta berdasarkan pada hasil curah pendapat. 4 Tanya jawab Fasilitator mempersilahkan peserta untuk mengajukan pertanyaan, klarifikasi dan menanggapi presentasi.catat semua pertanyaan peserta di kertas plano. Beri kesempatan pada peserta lain unatuk menjawa pertanyaan peserta, tetapi fasilitator harus siap dengan jawaban akhir baik yang sesuai dengan jawaban peserta maupun yang berbeda (harus sesuai dengan materi dan kebijakan PPSP). 5 Kesimpulan dan penutup Fasilitator menutup sesi dengan menyampaikan point-point penting dari hasil curah pendapat, diskusi dan presentasi. Tekankan pada arti penting MPS dan akhir sesi dengan tepuk tangan bersama. Uraian lisan Curah pandangan Mini Presentasi Diskusi pleno Uraian lisan Alat Bantu Belajar Waktu Lisan 10 Spidol besar, metaplan, kain rekat/lakban kertas BT. 2. Konsep MPS dan Proses Penyusunannya Kertas plano Spidol besar Catatan penting selama proses sesi Bagan 1. Rencana Pelatihan 17

26 Sub Modul 1 c : Pedahuluan (Bab 1) MODUL : Fasilitasi Penyusunan Memorandum Program Sanitasi POKOK BAHASAN : Bab 1. Pendahuluan SUB POKOK BAHASAN : 1. Outline Bab 1 2. Pedoman proses tersusunnya Bab Metodologi MPS Ringkasan Sub modul berikut ini merupakan modul pelatihan fasilitasi penyusunan Memorandum Program Sanitasi. Materi mengenai proses dan produk penyusunan bab 1 MPS ini merujuk kepada Pedoman Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten/Kota Maret Sub modul ini menjelaskan tentang Pengantar MPS ini merupakan materi yang menjelaskan tentang tersusunnya Bab 1 MPS (pendahuluan). Poin-poin apa saja yang perlu masuk dalam bab 1, siapa yang menyusun serta peserta praktek dalam diksusi kelompok untuk menyusun bab 1 MPS berdasarkan pada data BPS dan SSK salah satu kota yang telah disiapkan. Substansi dalam submodul ini penting untuk dipahami oleh seluruh peserta, agar setiap peserta mampu mengidentifikasi kegiatan-kegiatan fasilitasi real yang akan dilakukan dalam seluruh langkah penyusunan bab 1 MPS dan memahami kapan selesai dan siapa yang menyusunya. Sebelum hadir pada sesi ini, peserta sudah mempelajari materi standar untuk modul pelatihan yang terdapat dalam buku Pedoman penyusuan MPS. Tujuan Umum : Pengetahuan dan ketrampilan dalam menyusun Bab. 1 Pendahuluan Tujuan Khusus Pembelajaran : Peserta memiliki kemampuan untuk: 1. Menjelaskan outline bab. 1 dan metodologi yang digunakan untuk menyusun MPS. 2. Memfasilitasi penyusunan Bab. 1 Pendahuluan dan kemampuan melakukan pengecekan substansi dokumen dengan tool penjaminan kualitas MPS 3. Mengetahui kendala proses penyusunan yang akan dihadapi dan mempunyai pilihan-pilihan terhadap scenario penyelesaiannya. Metode Pembelajaran : 1. Ceramah Tanya Jawab 2. Curah pandangan 3. Diskusi kerja kelompok 4. Presentasi Pleno 5. Berbagi pengalaman 6. Penugasan kerja kelompok Alat Bantu Belajar (ABB) : 1, Laptop 2. LCD 3. Metaplan 4. Spidol 5. Kertas Plano Lembar kerja (LK), Bahan Tayang (BT) & Bahan Serahan (BS) Waktu Yang Dibutuhkan : 120 Menit : 1. Bahan Tayang (BT. 3) Penyusunan MPS Bab 1. Pendahuluan 2. BPS dan SSK Kabupaten/Kota 3. Template MPS 4. Perangkat QA bab 1 MPS 18 Bagan 1. Rencana Pelatihan

27 Langkah-langkah pembelajaran No. Uraian Metode 1 Pengantar Fasilitator membuka sesi dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan topik dan tujuan sesi. 2 Presentasi Fasilitator menjelaskan tentang Penyusunan MPS Bab 1. Pendahuluan emngfunakan bahan tayang yang tersedia BT 3. Pendahuluan (bab 1).ppt Beri kesempatana pada peserta untuk bertanya di sela-sela melakukan presentasi. 4 Pendalaman materi Fasilitator mendorong peserta untuk berbagi pengalaman dalam memfasilitasi pokja sanitasi kab/kota menyangkut : 1. Apa saja kesulitan dalam membangun komitmen dan agenda penyusunan MPS oleh pokja? 2. Bagaimana cara mengatasinya? 3. Apa pandangan peserta jika kesulitan tersebut tidak terselesaikan dan akhirnya CF yang membuatkan dokumen dimaksud? (Mintalah peserta yang telah berpengalaman sebagai CF tahun sebelumnya untuk aktif melakukan sharing pengalaman, selama proses sharing fasilitator mencatat point penting dalam kertas metaplan) Setelah dirasa cukup, fasilitator merangkum proses sharing pengalaman dan menyampaikan point kunci menyangkut : Terbangunnya komitmen pokja sebagai salah satu keberhasilan CF dalam memfasilitasi Pokja; dan batas-batas yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh CF dalam memfasilitasi Pokja. 5 Kerja kelompok Kemudian fasilitator membagikan bahan BPS dan SSK salah satu kab/kota serta tool penjaminan kualitas Bab. 1 MPS. Mintalah kepada kelompok peserta untuk mengerjakannya secara berkelompok: 1. Susun Bab 1. MPS berdasarkan dokumen BPS- SSK yang telah dibagikan. 2. Gunakan outline sebagai acuan penyusunan dan tool penjaminan kualitas MPS sebagai ramburambu terhadap kedalaman substansi dokumen. (Pada saat diskusi kelompok berlangsung, fasilitator berkeliling ke kelompok-kelompok dan selalu bertanya kepada kelompok apakah ada kesulitan dan hambatan mengerjakannnya?) Bila waktu telah selesai, dan pekerjaan belum dapat diselesaikan oleh kelompok, jadikan penugasan tersebut pekerjaan yang harus diselesaikan bersama Alat Bantu Belajar Uraian lisan Lisan 5 Mini Presentasi Sharing pengalaman Diskusi kerja kelompok. Penugasan BT. 3 Penyusunan MPS Bab 1. Pendahuluan Pengalaman lapangan CF BPS dan SSK Kabupaten/ Kota Tool penjaminan kualitas MPS Bab 1. Template MPS Bagan 1. Rencana Pelatihan 19 Waktu

28 No. Uraian Metode pada saat tidak berlangsungnya sesi materi. Bisa dilakukan pada malam hari. 6 Kesimpulan dan Penutup Fasilitator menutup sesi dengan menyampaikan point-point penting sesi ini dengan menggunakan metapalan dan di temple di kain rekat. Akhiri sesi dengan tepuk tangan bersama. Ceramah Alat Bantu Belajar Catatan penting selama proses sesi Meta plan Kain rekat Waktu 5 20 Bagan 1. Rencana Pelatihan

29 Sub Modul 2 : Prioritas Pembangunan Sanitasi (bab 2) MODUL : Fasilitasi penyusunan Memorandum Program Sanitasi POKOK BAHASAN : Prioritas Pembangunan Sanitasi (bab 2) SUB POKOK BAHASAN : 1. Outline Bab 2; Pedoman proses tersusunnya Bab 2.; Meringkas BPS terkait aspek kependudukan, area berisiko 2. Review SSK; Penggunaan Instrumen kerangka Kerja Logis (KKL); Perhitungan prioritas program dan kegiatan; Review kerangka kerja logis; Review prioritas pembangunan sanitasi; Pengisian dalam tabel lampiran. Ringkasan Sub modul berikut ini merupakan modul pelatihan fasilitasi penyusunan Memorandum Program Sanitasi. Materi mengenai konsep MPS dan proses penyusunan MPS ini merujuk kepada Pedoman Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten/Kota Maret Sub modul ini menjelaskan tentang merupakan materi yang menjelaskan tentang tersusunnya Bab 2. MPS yaitu Prioritas Pembangunan Sanitasi. substansi penting dalam penyampaian materi ini diantaranya menyangkut meringkas BPS terkait aspek kependudukan, mereview SSK, penggunaan dan review KKL dan prioritas pembangunan sanitasi serta cara pengisian tabel di dalam lampiran Bab.2. Substansi dalam submodul ini penting untuk dipahami oleh seluruh peserta, agar setiap peserta mampu mengidentifikasi kegiatan-kegiatan fasilitasi real yang akan dilakukan dalam memfasilitasi penyusun bab 2 MPS dan memahami strategi yang perlu diambil dan kapan harus selesai disusun. Sebelum hadir pada sesi ini, peserta sudah mempelajari materi standar untuk modul pelatihan yang terdapat dalam buku Pedoman penyusuan MPS. Tujuan Umum : Meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan dalam memfasilitasi penyusunan MPS Bab 2. Prioritas Pembangunan Sanitasi Tujuan Khusus Pembelajaran : Peserta memiliki kemampuan untuk: 1. Menjelaskan outline Bab. 2, proses tersusunnya Bab 2, meringkas BPS. 2. Menjelaskan cara melakukan review SSK, menggunakan insrumen KKL, serta mengisi tabel Bab 2 dalam lampiran. 3. Memfasilitasi penyusunan Bab. 2 Prioritas Pembangunan Sanitasi 4. Menjelaskan pengecekan substansi dokumen dengan tool penjaminan kualitas Bab. 2. Metode Pembelajaran : 1. Ceramah Tanya Jawab 2. Curah pandangan 3. Diskusi kerja kelompok 4. Presentasi Pleno 6. Berbagi pengalaman 5. Penugasan kerja kelompok Alat Bantu Belajar (ABB) : 1. Laptop 2. LCD 3. Metaplan 4. Spidol 5. Kertas Plano Lembar kerja (LK), Bahan Tayang (BT) & Bahan Serahan (BS) : 1. Bahan Tayang (BT. 4) Prioritas pembangunan sanitasi 01 ppt 2. Bahan Tayang (BT. 5) Prioritas pembangunan sanitasi 02.ppt 3. BPS dan SSK Kabupaten/Kota Bagan 1. Rencana Pelatihan 21

30 4. Tool penjaminan kualitas MPS bab. 2 Waktu Yang Dibutuhkan : 240 Menit (1 sesi = 120 Menit) Langkah-langkah pembelajaran No. Uraian Metode Alat Bantu Belajar Waktu Sesi 1 1 Pengantar Fasilitator membuka sesi dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan topik dan tujuan pembelajaran sesi. 2 Presentasi Fasilitator menjelaskan tentang proses Penyusunan MPS Bab 2. terkait substansi meringkas BPS terutama yang menyangkut aspek kependudukan dan area berisiko. 3 Tanya jawab Kemudian fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk menyampaikan pertanyaan atau tanggapan. Catat semua pertanyaan di atas kertas plano atau kertas metaplan. Beri kesempatan pada peserta untuk memberikan jawaban, fasilitatro memberikan tanggapan akhir sebagai upaya memberikan penegasan. 4 Diksusi kelompok Bagi peserta menjadi 4 kelompok besar (8-12 orang), kemudian setiap kelompok besar tersebut dibagi lagi menjadi 3 kelompok kecil dalam satu kelompok besar. Tiga kelompok kecil yaitu : kelompok air limbah, kelompok persampahan dan kelompok drainase. Kelompok besar memiliki tugas sebagai berikut : 1. Susun Bab 2. MPS yang terkait dengan ringkasan BPS yang mencakup aspek kependudukan dan area berisiko bedasarkan dokumen BPS yang telah dibagikan. 2. Tugas disusun dalam template yang telah di sediakan dalam bentuk soft copy. Gunakan outline Bab. 2 sebagai acuan penyusunan. 3. Dokumen BPS yang dibagikan dalam bentuk soft dan hard copy. Satu kelompok besar tugasnya menyusun MPS berdasarkan BPS. Pembagina dalam kelompok kecil untuk membantu kelancaran proses diskusi dan kerja dalam kelompok besar sehingga semua komponen sanitasi didiskusikan. Ceramah Spidol 5 Mini Presentasi Tanya jawab Diskusi kelompok BT. 4 Prioritas pembangunan sanitasi 01 Spidol Kertas plano Flip chart BPS Kab/Kota Bagan 1. Rencana Pelatihan

31 No. Uraian Metode (Pada saat diskusi kelompok berlangsung, fasilitator berkeliling ke kelompok-kelompok dan selalu bertanya kepada kelompok apakah ada kesulitan dan hambatan mengerjakannnya?). 5 Paparan hasil Setelah waktu yang ditetapkan selesai, mintalah kepada beberapa kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi dan kerja kelompoknya menyangkut : Kesulitan yang dihadapi ketika meringkas BPS ke dalam dokumen MPS Kiat-kiat mengatasi kesulitan tersebut Fasilitator meminta tanggapan peserta lain bila ada yang mengalami kesulitan yang sama, serta mendapatkan kemungkinan solusi yang bisa diambil untuk mengatasinya. Jadikan diskusi ini untuk menggali pengalaman dari CF yang telah bertugas pada tahun-tahun sebelumnya. 6 Kesimpulan dan penutup Fasilitator menutup sesi dengan menyampaikan point-point penting sesi ini, dan menegaskan bahwa tugas kelompok tetap berlanjut menjadi tugas mandiri di luar kelas. Seluruh tugas akan dibahas dalam pleno dan dikumpulkan sebagai salah satu hasil pelatihan. Sesi 2 1 Pengantar Fasilitator membuka sesi dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan topik dan tujuan pembelajaran, sekaigus menyampaiakan bahwa sesi ini lanjutan dari sesi sebelumnya masih membahas bab2. 2 Presentasi Fasilitator menjelaskan tentang Penyusunan MPS Bab 2. terkait substansi mereview SSK, penggunaan dan review KKL dan prioritas pembangunan sanitasi serta cara pengisian tabel di dalam lampiran Bab.2 serta pengenalan tool penjaminan kualitas Bab. 2 3 Pendalaman materi Kemudian fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk menyampaikan pertanyaan atau tanggapan. Catat semua pertanyaan di atas kertas plano dan berikan tanggapan selengkapnya sesekali minta peserta lain untuk menjawab. Penyampaian hasil sementara dan sharing pengalaman Uraian lisan Alat Bantu Belajar Hasil kerja kelompok sementara Catatan penting selama proses sesi Uraian lisan Lisan 5 Presentasi Tanya jawab BT. 5 Prioritas pembanguunan sanitasi 02 Kertas plano Spidol Waktu Bagan 1. Rencana Pelatihan 23

32 No. Uraian Metode 4 Penugasan Mintalah peserta untuk berkelompok sesuai dengan kelompok yang telah dibentuk pada sesi sebelumnya (kelompok tetap sampai pelatihan berakhir), dan mulailah bekerja secara berkelompok dengan penugasan : 1. Susun Bab 2. MPS yang terkait dengan substansi review SSK dengan menggunakan review KKL dan prioritas pembangunan sanitasi bedasarkan dokumen SSK yang telah dibagikan. 2. Gunakan outline Bab. 2 sebagai acuan penyusunan dan tool penjaminan kualitas sebagai rambu-rambu kedalaman substansi di dalam penulisan Bab. 2. (Pada saat diskusi kelompok berlangsung, fasilitator berkeliling ke kelompok-kelompok dan selalu bertanya kepada kelompok apakah ada kesulitan dan hambatan mengerjakannnya?). 5 Penyampaian hasil Setelah waktu yang ditetapkan selesai, mintalah kepada beberapa kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi dan kerja kelompoknya menyangkut : Kesulitan yang dihadapi ketika mereview SSK ke dalam dokumen MPS Kiat-kiat mengatasi kesulitan tersebut Fasilitator meminta tanggapan peserta lain bila ada yang mengalami kesulitan yang sama, serta mendapatkan kemungkinan solusi yang bisa diambil untuk mengatasinya. Jadikan diskusi ini untuk menggali pengalaman dari CF yang telah bertugas pada tahun-tahun sebelumnya. 6 Kesimpulan dan penutup Fasilitator menutup sesi dengan menyampaikan point-point penting sesi ini serta meminta kelompok untuk melanjutkan penulisan bab.2 dan lampirannya secara utuh sebagaimana yang tertuang dalam outline Bab. 2dan dimasukan dalam template bab 2 MPS. Diskusi kerja kelompok Diskusi pleno Ceramah Tugas mandiri Alat Bantu Belajar SSK Kab/Kota Template MPS bab 2 Form QA MPS Hasil kerja kelompok sementara Catatan penting selama proses sesi dan kerja kelompok Waktu Bagan 1. Rencana Pelatihan

33 Sub Modul 3 : Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi (bab 3) MODUL : Fasilitasi Penyusunan Memorandum Program Sanitasi POKOK BAHASAN : Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi (bab 3) SUB POKOK BAHASAN : 1. Penjelasan outline bab 3, penyusunan Bab 3, Penetapan program prioritas, Sidlacom, dan perhitungan volume 2. Sharing pengalaman dalam memfasilitasi pokja kab/kota dalam menyusun bab 3. MPS. Ringkasan Sub modul berikut ini merupakan modul pelatihan fasilitasi penyusunan Memorandum Program Sanitasi. Materi mengenai konsep MPS dan proses penyusunan MPS ini merujuk kepada Pedoman Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten/Kota Maret Sub modul ini merupakan materi yang menjelaskan tentang tersusunnya Bab 3 MPS yaitu Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi. Termasuk di dalam sesi pembahasan substansi penetapan program prioritas, sidlacom, dan perhitungan volume. Peserta melakukan praktek dalam penetapan program prioritas dan perhitungan volume. Sedangkan untuk mematangkan pembahasan substansi Bab.3 diperkuat dengan sharing pengalaman dan penugasan dalam menyusun Bab.3 MPS berdasarkan pada dokumen SSK kab/kota yang telah disiapkan melanjutkan dokumen BPS pada sesi sebelumnya. Substansi dalam submodul ini penting untuk dipahami oleh seluruh peserta, agar setiap peserta mampu mengidentifikasi kegiatan-kegiatan fasilitasi real yang akan dilakukan dalam memfasilitasi penyusun bab 3 MPS dan memahami strategi yang perlu diambil dan kapan harus selesai disusun. Sebelum hadir pada sesi ini, peserta sudah mempelajari materi standar untuk modul pelatihan yang terdapat dalam buku Pedoman penyusuan MPS. Tujuan Umum : Meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan dalam memfasilitasi penyusunan MPS Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi Tujuan Khusus Pembelajaran : Peserta memiliki kemampuan untuk: 1. Menjelaskan outline Bab. 3, proses tersusunnya Bab 3, penetapan program prioritas, Sidlacom dan perhitungan volume. 2. Memfasilitasi penyusunan Bab.3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi. 3. Menjelaskan pengecekan substansi dokumen dengan tool penjaminan kualitas Bab Mengetahui kendala proses penyusunan yang akan dihadapi dan mempunyai pilihan-pilihan terhadap scenario penyelesaiannya. Metode Pembelajaran : 1. Ceramah Tanya Jawab 2. Curah pandangan 3. Diskusi kerja kelompok 4. Presentasi Pleno 5. Berbagi pengalaman 6. Penugasan kerja kelompok Alat Bantu Belajar (ABB) : 1. Laptop 2. LCD 3. Metaplan 4. Spidol 5. Kertas Plano 6. BPS-SSK Lembar kerja (LK), Bahan Tayang (BT) & Bahan Serahan (BS) : 1 Bahan Tayang BT. 6 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi. ppt. 2. SSK Kab/Kota 3. Tool penjaminan kualitas MPS bab Template MPS bab 3 Bagan 1. Rencana Pelatihan 25

34 5. Perhitungan volume 6. Sidlacom Waktu Yang Dibutuhkan : 225 Menit (sesi 1 = 120 Menit dan Sesi 2 = 105 Menit) Langkah-langkah pembelajaran No. Uraian Metode Alat Bantu Belajar Waktu Sesi 1 1 Pengantar Fasilitator membuka sesi dengan memperkenalkan diri, menjelaskan topik dan tujuan pembelajaran sesi. 2 Presentasi Fasilitator menjelaskan tentang Penyusunan MPS Bab 3. Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi terutama terkait dengan substansi penetapan program prioritas, sidlacom, dan perhitungan volume yang terdapat dalam dokumen MPS. 3 Pendalaman Kemudian fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk menyampaikan pertanyaan atau tanggapan. 4 Diskusi kelompok Pandu peserta untuk mengerjakan tugas dalam kelompok. Mintalah peserta untuk berkelompok menggunakan kelompok yang sudah ada pada sesi sebelumnya, karena tugas ini melanjutkan tugas sebelumhya, dan mulailah bekerja secara berkelompok dengan penugasan : 1. Susun Bab 3. MPS terutama yang menyangkut tentang substansi penetapan program prioritas, sidlacom dan perhitungan volume. 2. Gunakan outline Bab. 3 sebagai acuan penyusunan (Pada saat diskusi kelompok berlangsung, fasilitator berkeliling ke kelompok-kelompok dan selalu bertanya kepada kelompok apakah ada kesulitan dan hambatan mengerjakannnya?). 5 Diskusi Pleno Setelah waktu yang ditetapkan selesai, mintalah kepada beberapa kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi dan kerja kelompoknya menyangkut : Kesulitan yang dihadapi ketika menyusun Bab 3 MPS (difokuskan untuk penetapan program prioritas dan Sidlacom) Kiat-kiat mengatasi kesulitan tersebut Ceramah Spidol 5 Mini Presentasi BT. 6 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi. 30 Tanya jawab Kertas plano 15 Diskusi kerja kelompok Penyampaian hasil sementara dan sharing pengalaman SSK Kab/Kota Template bab 3 MPS Hasil kerja kelompok sementara Bagan 1. Rencana Pelatihan

35 No. Uraian Metode Fasilitator meminta tanggapan peserta lain bila ada yang mengalami kesulitan yang sama, serta mendapatkan kemungkinan solusi yang bisa diambil untuk mengatasinya. Jadikan diskusi ini untuk menggali pengalaman dari CF yang telah bertugas pada tahun-tahun sebelumnya. 6 Penutup Fasilitator menutup sesi dengan menyampaikan point-point penting sesi ini. Sesi 2 1 Pengantar Fasilitator membuka sesi dengan menjelaskan topik dan tujuan sesi lanjutan ini. 2 Diskusi kelompok Fasilitator meminta peserta kembali bediskusi kerja kelompok untuk melanjutkan penyusunan Bab.3 (terutama terkait dengan perhitungan volume). Sebelumnya fasilitator menjelaskan secara singkat tool penjaminan kualitas Bab. 3, dan memberikan arahan agar tool tersebut dijadikan rambu-rambu untuk memperhatikan kualitas substansi MPS bab. 3 3 Kesimpulan dan Penutup Fasilitator menutup sesi dengan menyampaikan point-point penting sesi ini serta meminta kelompok untuk melanjutkan penulisan bab.3 dan lampirannya secara utuh sebagaimana yang tertuang dalam outline Bab. 3. Uraian lisan Alat Bantu Belajar Catatan penting selama proses sesi Waktu Uraian lisan Lisan 5 Diskusi kerja kelompok Uraian lisan penugasan Tool penjaminan kualitas bab.3 Contoh perhitungan volume Catatan penting selama proses sesi dan kerja kelompok Bagan 1. Rencana Pelatihan 27

36 Sub Modul 4 a : Rencana Anggaran Pembangunan Sanitasi MODUL : Pelatihan Fasilitasi Penyusunan Memorandum Program Sanitasi POKOK BAHASAN : Bab 4. Rencana Anggaran Pembangunan Sanitasi SUB POKOK BAHASAN : 1. Penjelasan outline bab 4, penyusunan Bab 4, penjelasan rekapitulasi anggaran, rencana anggaran pemerintah dan potensi anggaran non pemerintah untuk pendanaan sanitasi, menghitung funding gap serta langkah-langkah mengatasi funding gap. 2. Sharing pengalaman dalam memfasilitasi pokja kab/kota dalam menyusun bab 4. MPS. Ringkasan Sub modul berikut ini merupakan modul pelatihan fasilitasi penyusunan Memorandum Program Sanitasi. Materi mengenai konsep MPS dan proses penyusunan MPS ini merujuk kepada Pedoman Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten/Kota Maret Sub modul ini merupakan materi yang menjelaskan tentang tersusunnya Bab 4. MPS yaitu Rencana Anggaran Pembangunan Sanitasi. Termasuk di dalamnya sesi pembahasan substansi penjelasan rekapitulasi anggaran, rencana anggaran pemerintah dan potensi anggaran non pemerintah untuk pendanaan sanitasi, menghitung funding gap serta langkah-langkah mengatasi funding gap. Sedangkan untuk mematangkan pemahaman peserta terhadap substansi Bab.4 diperkuat dengan praktek penyusunan dan sharing pengalaman dalam memfasilitasi pokja dalam menyusun Bab.4 MPS. Substansi dalam submodul ini penting untuk dipahami oleh seluruh peserta, agar setiap peserta mampu mengidentifikasi kegiatan-kegiatan fasilitasi real yang akan dilakukan dalam memfasilitasi penyusun bab 4 MPS dan memahami strategi yang perlu diambil dan kapan harus selesai disusun. Sebelum hadir pada sesi ini, peserta sudah mempelajari materi standar untuk modul pelatihan yang terdapat dalam buku Pedoman penyusuan MPS. Tujuan Umum : Meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan dalam memfasilitasi penyusunan MPS Bab 4. Rencana Anggaran Pembangunan Sanitasi Tujuan Khusus Pembelajaran : Peserta memiliki kemampuan untuk: 1. Menjelaskan outline Bab. 4, proses tersusunnya Bab 4, rekapitulasi anggaran, rencana anggaran pemerintah dan potensi anggaran non pemerintah, serta menghitung funding gap dan langkah-langkah mengatasinya. 2. Memfasilitasi penyusunan Bab.4 Rencana Anggaran Pembangunan Sanitasi. 3. Menjelaskan pengecekan substansi dokumen dengan tool penjaminan kualitas Bab Mengetahui kendala proses penyusunan Bab. 4 yang akan dihadapi dan mempunyai pilihan-pilihan terhadap skenario penyelesaiannya. Metode Pembelajaran : 1. Ceramah Tanya Jawab 2. Curah pandangan 3. Diskusi kerja kelompok 4. Presentasi Pleno 5. Berbagi pengalaman 6. Penugasan kerja kelompok Alat Bantu Belajar (ABB) : 1. Laptop 2. LCD 3. Metaplan 4. Spidol 5. Kertas Plano 28 Bagan 1. Rencana Pelatihan

37 Lembar kerja (LK), Bahan Tayang (BT) & Bahan Serahan (BS) Waktu Yang Dibutuhkan : 240 Menit : 1. Bahan Tayang (BT. 7) Rencana Anggaran Pembangunan Sanitasi (bab 4) 2. SSK Kab/Kota. 3. Template MPS bab 4 4. Tool penjaminan kualitas MPS bab. 4 Langkah-langkah pembelajaran No. Uraian Metode Alat Bantu Belajar Waktu Sesi 1 1 Pengantar Fasilitator membuka sesi dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan topik dan tujuan sesi. 2 Presentasi Fasilitator menjelaskan tentang Penyusunan MPS Bab 4. dengan menggunakan bahan tayang 7. Penyusunan MPS Bab Pendalaman Kemudian fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk menyampaikan pertanyaan atau tanggapan. Caranya bagikan kerta metaplan minta peserta menuliskan bberapa pertanyaan terkait dengan materi dan pengalaman selama ini. Bahas bersama dengan peserta pertanyaan yang muncul dengan cara kelompokkan pertanyaan yang sama kemudian bahas bersama terkait dengan permasalahan tersebut. Fasilitator memberikan penegasan akhir tentang permasalahan tersebut. 4 Diskusi kelompok Mintalah peserta untuk berkelompok, gunakan kelompok yang ada pada sesi sebelumnya. Damping untuk mulai bekerja secara berkelompok dengan penugasan : 1. Susun Bab 4. MPS 2. Gunakan outline Bab. 4 sebagai acuan penyusunan Bab. 4 dan tool penjaminan kualitas Bab. 4 (Pada saat diskusi kelompok berlangsung, fasilitator berkeliling ke kelompok-kelompok dan selalu bertanya kepada kelompok apakah ada kesulitan dan hambatan mengerjakannnya?). 5 Diskusi pleno Setelah waktu yang ditetapkan selesai, mintalah kepada beberapa kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi dan kerja kelompoknya menyangkut : Kesulitan yang dihadapi ketika memfasilitasi penyusunan Bab 4 MPS Sandingan hasil penyusunan Bab. 4 dengan pengujian kualitas dengan tool penjaminan kualitas Kiat-kiat mengatasi kesulitan tersebut Fasilitator meminta tanggapan peserta lain bila ada yang mengalami kesulitan yang sama, serta Uraian lisan Lisan 5 Mini Presentasi Tanya jawab Diskusi kerja kelompok Penyampaian hasil sementara penyusunan Bab. 4 dan sharing pengalaman BT. 7 Rencana anggaran pembangunan sanitasi (bab 4) Metaplan Kain rekat Spidol besar SSK Kab/Kota 100 Hasil kerja kelompok 55 Bagan 1. Rencana Pelatihan 29

38 No. Uraian Metode mendapatkan kemungkinan solusi yang bisa diambil untuk mengatasinya. Jadikan diskusi ini untuk menggali pengalaman dari CF yang telah bertugas pada tahun-tahun sebelumnya. 6 Kesimpulan dan Penutup Fasilitator menutup sesi dengan menyampaikan point-point penting sesi ini. Dan mengingatkan bagi kelompok untuk menyelesaikan tugas bab 4 dan memperbaiki sesuai dengan masukan selama diskusi. Uraian lisan Alat Bantu Belajar Catatan penting selama proses sesi Waktu 5 30 Bagan 1. Rencana Pelatihan

39 Sub Modul 4 b : Rencana Anggaran Pembangunan Sanitasi (Konsolidasi Anggaran) MODUL : Pelatihan Fasilitasi Penyusunan Memorandum Program Sanitasi POKOK BAHASAN : Konsolidasi anggaran (internalisasi dan eksternalisasi) SUB POKOK BAHASAN : 1. Penjelasankonsolidasi program dan kegiatan 2. Internalisasi 3. Eksternalisasi Ringkasan Sub modul berikut ini merupakan modul pelatihan fasilitasi penyusunan Memorandum Program Sanitasi. Materi mengenai konsep MPS dan proses penyusunan MPS ini merujuk kepada Pedoman Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten/Kota Maret Sub modul ini merupakan materi yang menjelaskan tentang proses konsolidasi program kegiatand an anggaran di internal kabupaten/kota dan dengan pihak-pihak eksternal baik di lingkungan pemerintah mau[pun dengan pihak non pemerintah. Proses ini mnejadi bagian dari peroses penyusunan bab 4 MPS yang mengutamakan pada proses komunikasi kepada semua pihak terkait tentang program dan anggaran pembangunan sanitasi lima tahun ke depan. Sedangkan untuk mematangkan pemahaman peserta terhadap substansi Bab.4 diperkuat dengan praktek penyusunan dan sharing pengalaman dalam memfasilitasi pokja Substansi dalam submodul ini penting untuk dipahami oleh seluruh peserta, agar setiap peserta mampu mengidentifikasi kegiatan-kegiatan fasilitasi real yang akan dilakukan dalam memfasilitasi penyusun bab 4 MPS dan memahami strategi yang perlu diambil dan kapan harus selesai disusun. Sebelum hadir pada sesi ini, peserta sudah mempelajari materi standar untuk modul pelatihan yang terdapat dalam buku Pedoman penyusuan MPS. Tujuan Umum : Meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan dalam memfasilitasi penyusunan MPS Bab 4. Rencana Anggaran Pembangunan Sanitasi Tujuan Khusus Pembelajaran : Peserta memiliki kemampuan untuk: 1. Menjelaskan outline Bab. 4, proses tersusunnya Bab 4, rekapitulasi anggaran, rencana anggaran pemerintah dan potensi anggaran non pemerintah, serta menghitung funding gap dan langkah-langkah mengatasinya. 2. Memfasilitasi penyusunan Bab.4 Rencana Anggaran Pembangunan Sanitasi. 3. Menjelaskan pengecekan substansi dokumen dengan tool penjaminan kualitas Bab Mengetahui kendala proses penyusunan Bab. 4 yang akan dihadapi dan mempunyai pilihan-pilihan terhadap skenario penyelesaiannya. Metode Pembelajaran : 1. Ceramah Tanya Jawab 2. Curah pandangan 3. Diskusi kerja kelompok 4. Presentasi Pleno 5. Berbagi pengalaman 6. Penugasan kerja kelompok Alat Bantu Belajar (ABB) : 1. Laptop 2. LCD 3. Metaplan 4. Spidol 5. Kertas Plano Lembar kerja (LK), Bahan Tayang (BT) & Bahan Serahan (BS) : 1. Bahan Tayang (BT. 8) Internalisasi dan Eksternalisasi (Bab 4) 2. SSK Kab/Kota. 3. Template MPS bab 4 4. Tool penjaminan kualitas MPS bab. 4 Bagan 1. Rencana Pelatihan 31

40 Waktu Yang Dibutuhkan : 120 Menit Langkah-langkah pembelajaran No. Uraian Metode 1 Pengantar Fasilitator membuka sesi dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan topik dan tujuan sesi. 2 Presentasi Fasilitator menjelaskan tentang Penyusunan konsolidasi program dan anggaran mennggunakan bahan tayang 8. Konsolidasi program dan anggaran. Jelaskan bahan tayang sampai slide ke 7. 3 Pendalaman Kemudian fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk menyampaikan pertanyaan atau tanggapan. Caranya bagikan kerta metaplan minta peserta menuliskan bberapa pertanyaan terkait dengan materi dan pengalaman selama ini. Bahas bersama dengan peserta pertanyaan yang muncul dengan cara kelompokkan pertanyaan yang sama kemudian bahas bersama terkait dengan permasalahan tersebut. Fasilitator memberikan penegasan akhir tentang permasalahan tersebut. 4 Simulasi Pandu peserta melakukan simulasi dalam melakukan internalisasi dan eksternalisasi di lingkungan pemerintah daerah kabupaten/kota dan provinsi. Minta peserta bermain peran menjadi kepala SKPD yang ada, pokja penyusun MPS, dan lembaga terkait di daerah. Satu kelompok simulasi internalisasi dan satu kelompok simulasi eksternalisasi. Beri kesempatan peserta untuk mempersiapakn diri selama 10 menit dan bermain peran masing-masing bermain peran selama 25 menit maksimal. Saat kelompok internalisasi bermain perna minta kelompok eksternalisasi mengamati dan mencata kelebihan dan kekurangan simulasinya, demikian juga sebaliknya. 5 Kesimpulan dan penutup Bahas hasil simulasi dengan meminta pendapat peserta tentang kelebihan dan kekurangan permainan, catat seluruh komentar di kertas pleno atau kertas meta plan. Berikan komentar pesengasan terhadap catatan tersebut. Fasilitator menutup sesi dengan menyampaikan point-point penting sesi ini dan tepuk tangan bersama. Uraian lisan Mini Presentasi Tanya jawab Bermain peran Uraian lisan Alat Bantu Belajar Waktu Lisan 5 BT. 8 Konsolidasi program dan anggaran Metaplan Kain rekat Spidol besar Catatan penting selama proses sesi Bagan 1. Rencana Pelatihan

41 Sub Modul 5 : Rencana Implementasi (BAB 5) MODUL : Pelatihan Fasilitasi Penyusunan Memorandum Program Sanitasi POKOK BAHASAN : Rencana Implementasi (bab 5) SUB POKOK BAHASAN : 1. Penjelasan outline bab 5, pedoman proses tersusunnya bab 5, Readines criteria (penganggaran dan insfrastuktur), penjelasan kesiapan implementasi, penyusunan rencana monitoring kriteria kesiapan (readiness criteria), pengisian tabel rencana implementasi. 2. Sharing pengalaman dalam memfasilitasi pokja kab/kota dalam menyusun bab 5. MPS. Ringkasan Sub modul berikut ini merupakan modul pelatihan fasilitasi penyusunan Memorandum Program Sanitasi. Materi mengenai konsep MPS dan proses penyusunan MPS ini merujuk kepada Pedoman Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten/Kota Maret Sub modul ini merupakan materi yang menjelaskan tentang tersusunnya Bab 5 MPS yaitu Rencana Implementasi. Termasuk di dalamnya sesi pembahasan Readines criteria (penganggaran dan insfrastuktur), penjelasan kesiapan implementasi, penyusunan rencana monitoring kriteria kesiapan (readiness criteria), pengisian tabel rencana implementasi. Sedangkan untuk mematangkan pemahaman peserta terhadap substansi Bab. 5 diperkuat dengan praktek penyusunan dokumen bab 5 dan sharing pengalaman dalam memfasilitasi pokja dalam menyusun Bab. 5 MPS. Substansi dalam submodul ini penting untuk dipahami oleh seluruh peserta, agar setiap peserta mampu mengidentifikasi kegiatan-kegiatan fasilitasi real yang akan dilakukan dalam memfasilitasi penyusun bab 5 MPS dan memahami strategi yang perlu diambil dan kapan harus selesai disusun. Sebelum hadir pada sesi ini, peserta sudah mempelajari materi standar untuk modul pelatihan yang terdapat dalam buku Pedoman penyusuan MPS. Tujuan Umum : Meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan peserta dalam memfasilitasi penyusunan MPS Bab 5. Rencana Implementasi Tujuan Khusus Pembelajaran : Peserta memiliki kemampuan untuk: 1. Menjelaskan outline Bab. 5, proses tersusunnya Bab 5, Readines criteria (penganggaran dan insfrastuktur), penjelasan kesiapan implementasi, penyusunan rencana monitoring kriteria kesiapan (readiness criteria). 2. Memfasilitasi penyusunan Bab.5 Rencana Implementasi. 3. Menjelaskan pengecekan substansi dokumen dengan tool penjaminan kualitas Bab Mengetahui kendala proses penyusunan Bab. 5 yang akan dihadapi dan mempunyai pilihan-pilihan terhadap skenario penyelesaiannya. Metode Pembelajaran : 1. Ceramah Tanya Jawab 2. Curah pandangan 3. Diskusi kerja kelompok 4. Presentasi Pleno 5. Berbagi pengalaman 5. Penugasan kerja kelompok Alat Bantu Belajar (ABB) : 1. Laptop 2. LCD 3. Metaplan 4. Spidol 5. Kertas Plano Lembar kerja (LK), Bahan Tayang : 1. Bahan Tayang (BT. 9) Penyusunan MPS Bab 5. Rencana Bagan 1. Rencana Pelatihan 33

42 (BT) & Bahan Serahan (BS) Implementasi. 2. SSK Kab/Kota. 3. Template bab 5 MPS 4. Tool penjaminan kualitas MPS bab. 5 Waktu Yang Dibutuhkan : 120 Menit Langkah-langkah pembelajaran No. Uraian Metode 1 Pengantar Fasilitator membuka sesi dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan topik dan tujuan sesi pembelajaran. 2 Presentasi Fasilitator menjelaskan tentang Penyusunan MPS Bab 5. dengan menggunakan bahan tayang 9. Penyusunan MPS Bab. 5 3 Tanya jawab Kemudian fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk menyampaikan pertanyaan atau tanggapan. Catat semua pertanyaan di kertas plano, dan beri jawaban penegasan kepada peserta sesuai dnegan pedoman yang ada. 4 Penugasan Pandu diskusi kelompok utuk mengerjakan tugas. Minta peserta untuk masuk ke dalam keloompok seperti kelompok sebelumnya dalam menysun dokumen bab 4. Fasilitasi peserta untuk mulai mengerjakan tugas. Tugas kelompok sebagai berikut : 1. Susun Bab 5. MPS dalam soft copy 2. Gunakan outline Bab. 5 sebagai acuan penyusunan Bab Diskusikan kesulitan yang dihadapi dalam menyusun bab 5 MPS (Pada saat diskusi kelompok berlangsung, fasilitator berkeliling ke kelompok-kelompok dan selalu bertanya kepada kelompok apakah ada kesulitan dan hambatan mengerjakannnya?). 5 Diskusi pleno Setelah waktu yang ditetapkan selesai, mintalah kepada beberapa kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi dan kerja kelompoknya menyangkut : Kesulitan yang dihadapi ketika memfasilitasi penyusunan Bab 5 MPS Sandingan hasil penyusunan Bab. 5 dengan pengujian kualitas dengan tool penjaminan Alat Bantu Belajar Waktu Ceramah Meta plan 5 Mini Presentasi BT. 9 Rencana implementasi 15 Tanya jawab Kertas plano 15 Diskusi kerja kelompok Penyampaian hasil sementara penyusunan Bab. 5 dan sharing pengalaman SSK Kab/Kota 60 Hasil kerja kelompok Bagan 1. Rencana Pelatihan

43 No. Uraian Metode kualitas Kiat-kiat mengatasi kesulitan tersebut Fasilitator meminta tanggapan peserta lain bila ada yang mengalami kesulitan yang sama, serta mendapatkan kemungkinan solusi yang bisa diambil untuk mengatasinya. Jadikan diskusi ini untuk menggali pengalaman dari CF yang telah bertugas pada tahun-tahun sebelumnya. 6 Kesimpulan dan penutup Fasilitator menutup sesi dengan menyampaikan point-point penting sesi ini dan mengakiri dengan tepuk tangan bersama. Uraian lisan Alat Bantu Belajar Catatan penting selama proses sesi Waktu 5 Bagan 1. Rencana Pelatihan 35

44 Sub Modul 6 : Pengantar Lokakarya MPS MODUL : Pelatihan Fasilitasi Penyusunan Memorandum Program Sanitasi POKOK BAHASAN : Pengantar Lokakarya MPS SUB POKOK BAHASAN : 1. Pra Lokakarya MPS 2. Pelaksanaan Lokakarya MPS 3. Paska Lokakakarya MPS Ringkasan Sub modul berikut ini merupakan modul pelatihan fasilitasi penyusunan Memorandum Program Sanitasi. Materi mengenai konsep MPS dan proses penyusunan MPS ini merujuk kepada Pedoman Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten/Kota Maret Sub modul ini merupakan materi yang menjelaskan tentang bagaimana proses lokakarya MPS dijalankan di provinsi mencakup kegiatan pra lokakarya MPS, pelaksanaan lokakarya MPS dan kegiatan paska lokakarya MPS serta kesiapan Kab/Kota dalam tahap ini. Fasilitator MPS yang akan mendampingi penyusunan MPS kabupaten/kota perlu memahami secara garis besar agar dapat memfasilitasi bagaimana menghubungkan MPS kabupaten/kota dengan pelaksanaan lokakarya MPS di Provinsi. Substansi dalam submodul ini penting untuk dipahami oleh seluruh peserta, agar setiap peserta mampu mengidentifikasi kegiatan-kegiatan fasilitasi real yang akan dilakukan dalam memfasilitasi kabupaten /kota untuk memenuhi pelaksanaan lokakarya MPS. Sebelum hadir pada sesi ini, peserta sudah mempelajari materi standar untuk modul pelatihan yang terdapat dalam buku Pedoman pelaksanaan Lokakarya MPS di Provinsi. Tujuan Umum : Meningkatnya pengetahuan tentang tata cara lokakarya MPS. Tujuan Khusus Pembelajaran : Peserta memiliki kemampuan untuk: 1. Menjelaskan proses dan prosedur Pra, Lokakarya, dan paska lokakarya MPS. 2. Menjelaskan fungsi penting pokja sanitasi provinsi dalam membantu program kegiatan prioritas sanitasi kab/kota yang tidak dapat didanai oleh APBD Kab/Kota. 3. Memfasilitasi Pokja dalam mengikuti prosedur lokakarya MPS Metode Pembelajaran : 1. Ceramah Tanya Jawab 2. Berbagi pengalaman Alat Bantu Belajar (ABB) : 1. Laptop 2. LCD 3. Metaplan 4. Spidol 5. Kertas Plano Lembar kerja (LK), Bahan Tayang : 1. Bahan Tayang (BT. 10) Pengantar Lokakarya MPS.ppt (BT) & Bahan Serahan (BS) Waktu Yang Dibutuhkan : 120 Menit 36 Bagan 1. Rencana Pelatihan

45 Langkah-langkah pembelajaran No. Uraian Metode 1 Fasilitator membuka sesi dengan memperkenalkan diri serta menjelaskan topik dan tujuan pembelajaran sesi. 2 Fasilitator menggali persepsi peserta tentang : 1. Apa saja yang harus dilakukan oleh Pokja Kab/Kota setelah dokumen MPS selesai disusun oleh kab/kota?. (pilah kegiatan internalisasi dan eksternalisasi yang dilakukan oleh Pokja Kab/Kota, dan ingatkan kembali pada pemahaman materi sebelumnya). 2. Apa fungsi pokja sanitasi provinsi terkait dengan dokumen draft MPS yang dihasilkan oleh kab/kota?. Minta peserta menjawab pertanyaan di kertas metaplan jawan boleh lebih dari satu kertas. Minta peserta menempel jawabannya masingmaisng ke kain rekat yang telah disediakan. Bahas jawaban peserta dengan cara minta peserta mengelompokan jawaban sesuai dengan topik jawaban dan pilah-pilah. Bacakan dan bahas sesuai dengan pengelompokan yang dihasilkan. Rumuskan dan ambil point-point penting jawaban peserta sesuai dengan apa yang telah digariskan oleh SE Mendagri tentang pengelolaan program PPSP terkait MPS dan pedoman lokakarya MPS. 3 Setelah selesai, kemudian fasilitator menjelaskan tentang proses, prosedur, dan substansi kegiatan pra, lokakarya, dan paska lokakarya MPS 4 Beri kesempatan peserta untuk mengajukan pertanyaan, konfirmasi dan usulan sesuai pengalaman yang dimiliki. Minta peserta untuk menanggapi pertanyaan yang muncul. Sarikan hasil tanya jawab. 5 Siapkan 4 kertas berisi pertanyaan evaluasi terkait dengan topik lokakarya MPS, rangkai kertas menjadi gulungan bola kertas dan selotip tidak terlalu rapat agar mudah dibuka. Lemparkan bola kepada peserta dan minta peserta membuka dan menjawab pertanyaan yang ditemukan. Setelah peserta pertama menjawab lempar bola lagi dan lakukan seperti putan pertama sampai kertas pertanyaan habis. Akiri sesi dengan tepuk tangan bersama. Alat Bantu Belajar Waktu Ceramah Lisan 5 Curah pendapat Mini Presentasi Diskusi Tanya jawab Bola kertas Kertas metaplan Kain rekat Spridol BT.10 Pengantar Lokakarya MPS Catatan penting selama proses sesi 15 Bagan 1. Rencana Pelatihan 37

46 Sub Modul 7 a : Penjaminan Kualitas MPS MODUL : Pelatihan Fasilitasi Penyusunan Memorandum Program Sanitasi POKOK BAHASAN : Penjaminan Kualitas MPS SUB POKOK BAHASAN : 1. Penjelasan tentang penjaminan kualitas MPS 2. Praktek penjaminan kualitas seluruh Bab MPS. 3. Unjuk kerja hasil penjaminan kualitas Ringkasan Sub modul berikut ini merupakan modul pelatihan fasilitasi penyusunan Memorandum Program Sanitasi. Materi mengenai konsep MPS dan proses penyusunan MPS ini merujuk kepada Pedoman Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten/Kota Maret Sub modul ini merupakan materi yang menjelaskan tentang bagaimana proses dan substansi penjaminan kualitas dokumen MPS dilakukan. Tujuan agar kualitas MPS yang dihasilkan oleh Kab/Kota dapat dijaga dan dipantau secara terstruktur dan substantif sesuai dengan struktur dan isi dokumen MPS yang terdapat dalam pedoman penyusunan MPS. Pengetahuan tersebut diperkuat dengan ketrampilan mempraktekkan tool penjaminan kualitas MPS secara langsung berdasarkan hasil unjuk kerja yang telah dihasilkan selama proses belajar dalam kelas dalam menyusun dokumen MPS. Substansi dalam submodul ini penting untuk dipahami oleh seluruh peserta, agar setiap peserta mampu mengidentifikasi kegiatan-kegiatan fasilitasi real yang akan dilakukan dalam memfasilitasi penjaminan kualitas dokumen MPS secara utuh dan memahami strategi yang perlu diambil dan kapan harus selesai disusun. Sebelum hadir pada sesi ini, peserta sudah mempelajari materi standar untuk modul pelatihan yang terdapat dalam buku Pedoman penyusunan MPS. Tujuan Umum : Meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan peserta dalam memfasilitasi penjaminan kualitas dokumen MPS yang dihasilkan oleh Pokja (proses maupun substansi). Tujuan Khusus Pembelajaran : Peserta memiliki kemampuan untuk: 1. Menjelaskan proses dan prosedur penjaminan kualitas MPS. 2. Memfasilitasi Pokja dalam melakukan self assessment terhadap kualitas dokumen MPS yang dihasilkannya. 3. Menjelaskan perangkat penjaminan kualitas MPS baik substansi maupun tata cara pengecekan. 4. Mengetahui tantangan yang akan dihadapi dalam melakukan penjaminan kualitas (self assessment), serta mempunyai pandangan terhadap pilihan solusi yang akan ditempuh. Metode Pembelajaran : 1. Ceramah Tanya Jawab 2. Curah pandangan 3. Diskusi kerja kelompok 4. Presentasi Pleno 5. Berbagi pengalaman 6. Penugasan kerja kelompok Alat Bantu Belajar (ABB) : 1. Laptop 2. LCD 3. Metaplan 4. Spidol 5. Kertas Plano Lembar kerja (LK), Bahan Tayang (BT) & Bahan Serahan (BS) Waktu Yang Dibutuhkan : 210 Menit : 1. Template dokumen MPS. 2. Draft Dokumen MPS yang telah dihasilkan masingmasing kelompok 3. Perangkat penjaminan kualitas MPS. 38 Bagan 1. Rencana Pelatihan

47 Langkah-langkah pembelajaran No. Uraian Metode 1 Pengantar Fasilitator membuka sesi dengan menjelaskan topik dan tujuan sesi. 2 Penjelasan Fasilitator menjelaskan tentang proses, prosedur, dan substansi penjaminan kualitas untuk dokumen MPS. 3 Tugas kelompok Setelah fasilitator menjelaskan, bagikan hasil kerja setiap kelompok dalam menyusun dokumen MPS (bab 1 hingga bab. 5) kepada kelompok yang berbeda (Kel 1 > Kel 2; Kel 2 > Kel 3; Kel 3 > Kel 4; Kel 4 > Kel 1). Mintalah masing-masing kelompok untuk melakukan pengecekan dokumen kelompok lain dengan menggunakan perangkat penjaminan kualitas MPS. Tulis hasil temuan pengecekan ke dalam perangkat penjaminan kualitas yang telah disediakan. (hard copy/soft copy). (Fasilitator berkeliling untuk memantau proses berjalannya diskusi kelompok, bertanyalah pada beberapa anggota di setiap kelompok, apakah mengalami kesulitan ketika melakukan proses pengecekan dokumen dengan menggunakan perangkat penjaminan kualitas MPS. Berikan penjelasan hingga semua anggota kelompok dapat memahami dengan utuh). 4 Diskusi pleno Setelah selesai, mintalah masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasilnya masing-masing 10 menit. Fokuskan presentasi pada hasil pengecekan penjaminan kualitas berdasarkan perangkat yang digunakan. Sampaikan point-point penting temuan dengan contoh bukti konkritnya. Kemudian berikan kesempatan kepada kelompok yang dicek dokumennya untuk memberikan tanggapan. (kesempatan disksusi pleno tanggapan masing-masing kelompok berlangsung selama 15 menit). (selama proses berlangsung, fasilitator mengamati dan mencatat seberapa besar kesesuaian/ketidaksesuain dokumen yang dihasilkan oleh kerja kelompok dengan substansi perangkat penjaminan kualitas). Setelah presentasi dan tanggapan masing- Alat Bantu Belajar Bagan 1. Rencana Pelatihan 39 Waktu Ceramah Lisan 5 Presentasi BT. 9 Penjaminan Kualitas Diskusi kerja kelompok Presentasi Hasil kerja setiap kelompok (MPS Bab. 1 hingga Bab.5) Perangkat penjaminan kualitas Hasil pengecekan dengan perangkat penjaminan kualitas

48 No. Uraian Metode masing kelompok berakhir. Fasilitator menyampaikan tanggapan selama 30 menit untuk seluruh kelompok. Berikan input dan arahan berdasarkan pengamatan yang didapat selama proses untuk masing-masing kelompok. 5 Kesimpulan dan penutup Fasilitator menutup sesi dengan menyampaikan point-point penting sesi ini dengan menggunakan kertas me tpan yang di temple di kain rekat dan mengakiri dengan tepuk tangan bersama Ceramah Alat Bantu Belajar Catatan penting selama proses sesi Meta plan Kain rekat Waktu 5 40 Bagan 1. Rencana Pelatihan

49 Sub Modul 7 b : Teknik Fasilitasi MPS MODUL : Fasilitasi MPS POKOK BAHASAN : Fasilitasi Konsolidasi SUB POKOK BAHASAN : 1. Fasilitasi kesepakatan Pokja 2. Fasilitasi pembagian peran 3. Fasilitasi menjaga komitmen Pokja 4. Tips Fasilitasi Ringkasan Sub Modul berikut ini merupakan modul pelatihan fasilitasi penyusunan Memorandum Program Sanitasi. Materi mengenai fasilitasi konsolidasi Pokja merujuk kepada Pedoman Penyusunan Memorandum Program Sanitasi Kabupaten/Kota Maret Pokok bahasan ini menjelaskan apa itu fasilitator, peran dan fungsi fasilitator, bagiamana memfasilitasi kesepakatan dan pembagian peran. Substansi dalam pokok bahasan ini penting untuk dipahami oleh seluruh peserta, agar setiap peserta mampu mengidentifikasikan tips dan trik fasilitasi yang akan dilakukan dalam seluruh langkah Proses 1 dan 2. Pokok bahan ini menjadi pelengkap dari materi proses 1 dan 2 BPS, sehingga sebelum hadir pada sesi ini, peserta sudah mempelajari materi standar untuk modul pelatihan yang terdapat dalam buku Pedoman tersebut. Tujuan Umum : Peserta mampu memfasilitasi Pokja Kab/Kota dalam melakukan konsolidasi dan pembagian peran. Tujuan Khusus Pembelajaran : Peserta memiliki kemampuan untuk: 1. Menjelaskan definisi dan makna fasilitator 2. Menjelaskan peran dan fungsi fasilitator. 3. Memfaslitasi komitmen Pokja 4. Memfasilitasi proses MPS (KKL) Metode Pembelajaran : 1. Curah pendapat 2. Permainan Alat Bantu Belajar (ABB) : 1. Spidol warna 2. Flipchart 3. Kertas kwarto 4. gunting 5. Pedoman Penyusunan BPS Lembar kerja (LK), Bahan Tayang : 1. Bahan Tayang (BT. 11) Teknik Fasilitasi Penyusunan MPS (BT) & Bahan Serahan (BS) Waktu Yang Dibutuhkan : 105 menit Langkah-langkah Pembelajaran No. Uraian Metode 1 Fasilitator memperkenalkan diri, menyampaikan tujuan pembelajaran dan waktu yang diperlukan 2 Fasilitator melakukan curah pendapat dengan menanyakan 1. apa pengertian fasilitator? dan 2. apa peran fasilitator?. 3. Apa tantangan fasilitator? Catat poin-poin penting dari semua jawaban peserta, tarik kesimpulan dan arahkan pada pengertian fasilitator adalah mempermudah dan mempercepat proses sedangkan peran fasilitator adalah mendampingi untuk mempermudah dan mempercepat proses yang didampingi. Berikan satu contoh bagaimana Alat Bantu Belajar Bagan 1. Rencana Pelatihan 41 Waktu Ceramah Spidol 5 Ceurah pendapat Spidol flipchart 25

50 No. Uraian Metode memfasilitasi. Tekankan bahwa untuk memfasilitasi perlu kreativitas dalam menghadapi berbagai hal. 3 Presentasikan bahan tayang tentang kefasilitatoran menggunakan BT. 11 Teknik Fasilitasi. 4 Pandu peserta untuk bermain membuat lubang selebar mungkin dengan kertas seluas (seperempat kwuarto) sehingga tubuh fasilitator dapat masuk ke dalam lubang tersebut. Bagikan kertas (seperempat kwarto) kepada seluruh peserta, minta mereka melakukan sesuai perintah dan beri waktu 5-10 menit untuk membuat lubang. Motivasi peserta untuk mencoba setelah 5 menit minta peserta yang sudah mencoba untuk maju meskipun masih belum sesuai. Tunggu sampai sekitar 10 menit sampai salah satu peserta mampu menyelesaikan tugas membuat lubang dari kertas tersebut. Apabila tidak ada yang bias berikan contoh untuk melakukan. Caranya : lipat menjadi dua kertas tersebut, di sisi kanan dan kiri sobek kertas mulai dari lipatan sampai ujung akhir kertas (jangan sampai putus), sobek bekas lipatan di dalam di bagian yang dalam dari sobekan sisi kanan dan kiri. Kemudian sobek kertas secara bergantian sehingga membentuk lingkaran apabila lipatan dibuka,. Semakin kecil sobekan maka lingkaran akan semakin lebar. Makna permainan adalah : Fasilitator kreatif Mengoptimalkan sumberdaya yang ada Sekecil apapun potensi yang ada dapat dimanfaatkan untuk perubahan 5 Bahas peran dan tugas fasilitator disesuaikan dengan kondisi pokja Gunakan gambar berikut segitiga atas adalah kondisi pokja dan peran pokja, segitiga bawah adalah peran fasilitator. Semakin aktif dan kondusif pokja maka peran dan tugas fasilitator akan semakin kecil. Fasilitator bias memilih pada posisi mana dia, apakah posisi ideal di puncak sebelah kanan atau posisi paling bawah dan sebagainya. Mini presentasi Permainan Ceramah Curah pendapat Alat Bantu Belajar Waktu Bahan tayang 25 Kertas putih setengah kuarto sejumlah peserta Gambar Spidol White board Flipchart Bagan 1. Rencana Pelatihan

51 No. Uraian Metode Alat Bantu Belajar Waktu 6 Penutup dan Kesimpulan Fasilitator menutup sesi dengan memberikan kesimpulan singkat mengenai sesi ini. Selanjutnya fasilitator menyerahkan acara kembali kepada Fasilitator Utama 5 Bagan 1. Rencana Pelatihan 43

52

53 BAGIAN 2. BAHAN TAYANG Bahan tayang 1. Siklus Perencanaan dan Penganggaran Formal Bagan 2. Bahan Tayang 45

54 46 Bagan 2. Bahan Tayang

55 Bagan 2. Bahan Tayang 47

56 48 Bagan 2. Bahan Tayang

57 Bagan 2. Bahan Tayang 49

58 50 Bagan 2. Bahan Tayang

59 Bagan 2. Bahan Tayang 51

60 52 Bagan 2. Bahan Tayang

61 Bagan 2. Bahan Tayang 53

62 Bahan Tayang 2. Konsep dan Proses Penyusunan MPS 54 Bagan 2. Bahan Tayang

63 Bagan 2. Bahan Tayang 55

64 56 Bagan 2. Bahan Tayang

65 Bagan 2. Bahan Tayang 57

66 58 Bagan 2. Bahan Tayang

67 Bagan 2. Bahan Tayang 59

68 60 Bagan 2. Bahan Tayang

69 Bagan 2. Bahan Tayang 61

70 Bahan Tayang 3. Pendahuluan (Bab 1) 62 Bagan 2. Bahan Tayang

71 Bagan 2. Bahan Tayang 63

72 64 Bagan 2. Bahan Tayang

73 Bagan 2. Bahan Tayang 65

74 66 Bagan 2. Bahan Tayang

75 Bahan Tayang 4. Prioritas Pembangunan Sanitasi (Bab2) Bagan 2. Bahan Tayang 67

76 68 Bagan 2. Bahan Tayang

77 Bagan 2. Bahan Tayang 69

78 70 Bagan 2. Bahan Tayang

79 Bagan 2. Bahan Tayang 71

80 72 Bagan 2. Bahan Tayang

81 Bagan 2. Bahan Tayang 73

82 Bahan Tayang 5. Prioritas Pembangunan Sanitasi 2 (Bab2) 74 Bagan 2. Bahan Tayang

83 Bagan 2. Bahan Tayang 75

84 76 Bagan 2. Bahan Tayang

85 Bagan 2. Bahan Tayang 77

86 78 Bagan 2. Bahan Tayang

87 Bagan 2. Bahan Tayang 79

88 80 Bagan 2. Bahan Tayang

89 Bagan 2. Bahan Tayang 81

90 Bahan Tayang 6. Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi (Bab 3) 82 Bagan 2. Bahan Tayang

91 Bagan 2. Bahan Tayang 83

92 84 Bagan 2. Bahan Tayang

93 Bagan 2. Bahan Tayang 85

94 86 Bagan 2. Bahan Tayang

95 Bagan 2. Bahan Tayang 87

96 88 Bagan 2. Bahan Tayang

97 Bagan 2. Bahan Tayang 89

98 90 Bagan 2. Bahan Tayang

99 Bahan Tayang 7. Rencana Anggaran Pembangunan Sanitasi (Bab 4) Bagan 2. Bahan Tayang 91

100 92 Bagan 2. Bahan Tayang

101 Bagan 2. Bahan Tayang 93

102 94 Bagan 2. Bahan Tayang

103 Bagan 2. Bahan Tayang 95

104 96 Bagan 2. Bahan Tayang

105 Bagan 2. Bahan Tayang 97

106 98 Bagan 2. Bahan Tayang

107 Bagan 2. Bahan Tayang 99

108 Bahan Tayang 8. Internalisasi dan Eksternalisasi (Bab 4) 100 Bagan 2. Bahan Tayang

109 Bagan 2. Bahan Tayang 101

110 102 Bagan 2. Bahan Tayang

111 Bagan 2. Bahan Tayang 103

112 104 Bagan 2. Bahan Tayang

113 Bahan Tayang 9. Rencana Implementasi (Bab 5) Bagan 2. Bahan Tayang 105

114 106 Bagan 2. Bahan Tayang

115 Bagan 2. Bahan Tayang 107

116 108 Bagan 2. Bahan Tayang

117 Bagan 2. Bahan Tayang 109

118 110 Bagan 2. Bahan Tayang

119 Bagan 2. Bahan Tayang 111

120 112 Bagan 2. Bahan Tayang

121 Bagan 2. Bahan Tayang 113

122 114 Bagan 2. Bahan Tayang

123 Bahan Tayang 10. Pengantar Lokakarya MPS Bagan 2. Bahan Tayang 115

124 116 Bagan 2. Bahan Tayang

125 Bagan 2. Bahan Tayang 117

126 118 Bagan 2. Bahan Tayang

127 Bagan 2. Bahan Tayang 119

128 120 Bagan 2. Bahan Tayang

129 Bahan Tayang 11. Teknik Fasilitasi Penyusunan MPS Bagan 2. Bahan Tayang 121

130 122 Bagan 2. Bahan Tayang

131 Bagan 2. Bahan Tayang 123

132 124 Bagan 2. Bahan Tayang

133 Bagan 2. Bahan Tayang 125

134 126 Bagan 2. Bahan Tayang

135 Bagan 2. Bahan Tayang 127

136 128 Bagan 2. Bahan Tayang

137 Bagan 2. Bahan Tayang 129

138 130 Bagan 2. Bahan Tayang

139 BAGIAN 3. BAHAN SERAHAN DAN LEMBAR KERJA 1. Bahan serahan Outline MPS Lembar kerja outline MPS merupakan lembar kerja yang digunakan peserta dalam mengerjakan tugas kerja kelompok setiap sesi selama proses pelatihan fasilitasi penyusunan MPS. Lembar kerja ini sesuai dengan buku pedoman penyusunan MPS. Bagan 3. Bahan Serahan dan Lembar Kerja 131

140 Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun (Logo Kabupaten/Kota) MEMORANDUM PROGRAM SANITASI KABUPATEN / KOTA (MPS) Kabupaten / Kota Provinsi... (bagian ini dapat diisi foto atau gambar) 132 Bagan 3. Bahan Serahan dan Lembar Kerja

141 KATA PENGANTAR Kata Pengantar memberikan penjelasan ringkas atas isi, makna, dan manfaat MPS. Kata pengantar disusun setelah semua materi dan isi MPS diselesaikan. Bagian ini juga memuat harapan dan arahan Bupati/Walikota sebagai pemegang kebijakan tentang pembangunan sanitasi dalam jangka menengah. Perlu disebutkan juga komitmen Bupati/Walikota untuk mendukung implementasi dari kesepakatan yang telah disusun di dalam MPS dengan jalan memasukkan/mengintegrasikan hasil dari MPS dalam proses pemograman dan penganggaran reguler di Pemerintah Daerah. Kata Pengantar ditandatangani Bupati/Walikota. Hapus seluruh teks ini pada saat Kata Pengantar siap disusun.., (tanggal) Bupati / Walikota (nama) Bagan 3. Bahan Serahan dan Lembar Kerja 133

142 SURAT KESEPAKATAN Buatlah Kesepakan Program, kegiatan dan penganggaran dari Sumber APBD Kab./Kota, APBD Provinsi, APBN dan sumber-sumber lainnya. Perhatikan SE Mendagri 660/4919/SJ, Tahun 2012 dan Panduan Tatacara Pelaksanaan Lokakarya sebagai rujukan. Hapus seluruh teks ini pada saat Ringkasan Eksekutif sudah selesai disiapkan 134 Bagan 3. Bahan Serahan dan Lembar Kerja

143 RINGKASAN EKSEKUTIF (EXECUTIVE SUMMARY) Ringkasan eksekutif berisi penjelasan ringkas mengenai isi dari MPS (pada umumnya tidak lebih dari 3 halaman). Hal-hal pokok minimum yang perlu dimuat di dalam ringkasan eksekutif ini adalah: - Kondisi eksisting sanitasi kabupaten/kota - Rencana pengembangan sanitasi kabupaten/kota - Ringkasan kebutuhan biaya untuk pengembangan sanitasi kabupaten/kota - Kesepakatan yang telah/akan dicapai dalam rangka pendanaan sanitasi dari berbagai sumber pendanaan - Kebutuhan biaya yang harus dicarikan sumber pendanaan karena belum ada kesepakatan - Ringkasan kegiatan yang akan diimplementasikan pada tahun n+2 dan n+3 yang masih harus dilengkapi dengan kriteria kesiapan. - Ringkasan rencana monitoring dan evaluasi. Gunakan bahasa yang populer dan mudah dipahami oleh masyarakat awam. Hapus seluruh teks ini pada saat Ringkasan Eksekutif sudah selesai disiapkan Bagan 3. Bahan Serahan dan Lembar Kerja 135

144 OUTLINE MPS RINGKASAN EKSEKUTIF KATA PENGANTAR SURAT KESEPAKATAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan 1.3 Wilayah Perencanaan 1.4 Metodologi Bab 2 Review SSK dan Prioritas Pembangunan Sanitasi 2.1 Profil Kabupaten/Kota Kependudukan Area Beresiko Keuangan Daerah 2.2 Air Limbah Permasalahan Air Limbah Sasaran Pembangunan Air Limbah Prioritas Pembangunan Air Limbah 2.3 Persampahan Permasalahan Persampahan Sasaran Pembangunan Persampahan Prioritas Pembangunan Persampahan 2.4 Drainase Permasalahan Drainase Sasaran Pembangunan Drainase Prioritas Pembangunan Drainase 2.5 PHBS terkait sanitasi Permasalahan Kesehatan (PHBS) Sasaran Pembangunan Kesehatan (PHBS) Prioritas Pembangunan Kesehatan (PHBS) 2.6 Kerangka Kerja Logis Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Sarana dan Prasarana (Fisik) Air Limbah Kegiatan Pendukung (Non-Fisik) Air Limbah 3.2 Rencana Kegiatan Persampahan Sarana dan Prasarana (Fisik) Persampahan Kegiatan Pendukung (Non Fisik) Persampahan 136 Bagan 3. Bahan Serahan dan Lembar Kerja

145 3.3 Rencana Kegiatan Drainase Sarana dan Prasarana (Fisik) Drainase Kegiatan Pendukung (Non-Fisik) Drainase 3.4 Rencana Kegiatan PHBS Rencana Kegiatan PHBS Bab 4 Rencana Anggaran Pembangunan Sanitasi 4.1 Rekapitulasi Anggaran 4.2 Rencana Anggaran Pemerintah APBD Kab/Kota APBD Provinsi APBN 4.3 Rencana Anggaran Non-Pemerintah Potensi Kontribusi Swasta dan BUMN/D Potensi Kontribusi Masyarakat 4.4 Antisipasi Funding-Gap Bab 5 Rencana Implementasi 5.1 Kondisi Kesiapan Pelaksanaan Studi & Disain, dan Dokumen Tender Pembebasan Lahan dan Resettlement Kesiapan Organisasi Pengelola 5.2 Rencana Kerja Monitoring dan Evaluasi Lampiran A. Kerangka Kerja Logis (KKL) A.1 Kerangka Kerja Logis Air Limbah A.2 Kerangka Kerja Logis Persampahan A.3 Kerangka Kerja Logis Drainase A.4 Kerangka Kerja Logis PHBS B. Perhitungan Prioritasi C. Perhitungan Volume Kebutuhan Infrastruktur D. Program Jangka Menengah D.1 Program, Kegiatan dan Anggaran Sanitasi Jangka Menengah (Total) D.2 Kesepakatan Sumber Pendanaan APBD Kabupaten/Kota D.3 Kesepakatan Sumber Pendanaan APBD Provinsi D.4 Kesepakatan Sumber Pendanaan APBN dan PHLN D.5 Kesepakatan Sumber Pendanaan Partisipasi Swasta D.6 Kesepakatan Sumber Pendanaan Partisipasi Masyarakat D.7 Daftar Tunggu E. Deskripsi Program/Kegiatan F. Keputusan Bupati/Walikota tentang Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota. Bagan 3. Bahan Serahan dan Lembar Kerja 137

146 Dokumen Terpisah (sesuai kebutuhan) 1. Proposal Pendanaan Sanitasi (Pendanaan Swasta CSR) 2. Proposal Pendanaan Sanitasi (Pendanaan Hibah) 138 Bagan 3. Bahan Serahan dan Lembar Kerja

147 Template tabel dan contoh peta/gambar Gunakan untuk mengisi tabel-tabel sebagaimana diindikasikan di dalam template MPS. Pokja dapat menambahkan tabel, peta maupun gambar apabila dirasa perlu untuk memperjelas informasi yang ingin disampaikan. Nomor tabel dan peta/gambar disini sesuai dengan nomor tabel dan peta/gambar di penjelasan terkait Pedoman Outline MPS. Yang tertulis dibawah ini hanya semata-mata sebagai contoh dan penjelasan untuk memudahkan Pokja dalam menyusun Dokumen MPS. BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang CONTOH: Program dan Kegiatan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai kelembagaan terkait, baik sinkronisasi dan koordinasi pada tingkat Kab/Kota, Provinsi maupun Kementerian / Lembaga untuk periode Jangka Menengah. Dari sisi penganggaran, dokumen ini juga memuat rancangan dan komitmen pendanaan untuk implementasinya, baik komitmen alokasi peng-anggaran pada tingkat Kab/Kota, Provinsi, Pusat maupun dari sumber pendanaan lainnya. Untuk sumber penganggaran dari sektor Pemerintah, keseluruhan komitmen dalam dokumen ini akan menjadi acuan dalam tindak lanjut melalui proses penganggaran formal tahunan. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain: Pemrograman telah mempertimbangkan komitmen bersama antara kemampuan APBD Pemda dan pendanaan Pemerintah Pusat maupun partisipasi dari sektor lain yang peduli sanitasi. Program dan Anggaran untuk 5 tahun ke depan sudah diketahui, sehingga perencanaan lebih optimal dan matang. Memorandum Program investasi kabupaten/kota merupakan rekapitulasi dari semua dokumen perencanaan sanitasi dan telah disusun dengan mempertimbangkan kemampuan kabupaten/kota dari aspek teknis, biaya dan waktu. Memorandum Program investasi ini dilengkapi dengan kesepakatan pendanaan yang diwujudkan melalui persetujuan dan tanda tangan dari Bupati/ Walikota/ Gubernur selaku kepala daerah. Program investasi sektor Sanitasi ini telah disusun berdasarkan prioritas menurut kebutuhan kabupaten/kota untuk memenuhi sasaran dan rencana pembangunan kabupaten/kota. Proses penyusunan rencana program investasi ini telah melalui aspek keterpaduan antara pengembangan wilayah/kawasan dengan pengembangan sektor bidang yang terkait kesanitasian, yang mencakup: Koordinasi Pengaturan, Integrasi Perencanaan, dan Sinkronisasi Program berdasarkan Skala Prioritas tertentu atau yang ditetapkan paling sesuai dalam rangka menjawab tantangan pembangunan. Memorandum Program ini dilengkapi dengan tabel-tabel rencana investasi program, rencana pelaksana an periode sampai akhir 5 (lima) tahun ke depan, dan peta-peta pokok yang dapat menjelaskan arah pengembangan dan struktur ruang perkotaannya. Bagan 3. Bahan Serahan dan Lembar Kerja 139

148 1.2 Maksud dan Tujuan CONTOH: Maksud: Tersusunnya dokumen rencana strategi dan komitmen pendanaan oleh pemerintah Kabupaten / Kota dan pihak terkait untuk rancangan implementasi pembangunan sektor sanitasi yang komprehensif untuk Jangka Menengah. Secara umum MPS ini secara spesifik bersifat sebagai Expenditure Plan khususnya untuk program pembangunan sektor sanitasi. Tujuan: i). MPS diharapkan dapat dipakai sebagai pedoman penganggaran untuk implementasi pelaksanaan pembangunan sanitasi mulai tahun 20xx sampai dengan tahun 20xx yang telah tercantum dalam dokumen Strategi Sanitasi Kab/Kota. ii). Dapat memberikan gambaran tentang kebijakan pendanaan untuk implementasi pembangunan Sanitasi Kab/Kota Xxx selama 5 tahun yaitu tahun 20xx sampai dengan tahun 20xx. iii). Dipergunakan sebagai dasar penyusunan Rencana Operasional tahapan pembangunan sanitasi. iv). Dipergunakan sebagai dasar dan pedoman bagi semua pihak (instansi, masyarakat dan pihak swasta) yang akan melibatkan diri untuk mendukung dan berpartisipasi dalam pembangunan sanitasi Kab/Kota Xxx Wilayah Perencanaan Gambaran Umum Kota Kediri secara geografi berada pada ketinggian 67 meter di atas permukaan laut serta terletak pada 111,15 o hingga 112,03 o Bujur Timur dan 7,45 o hingga 7,55 o Lintang Selatan, terbelah oleh Sungai xxxxxx yang mengalir dari selatan ke utara menjadi dua wilayah yaitu wilayah barat sungai dan timur sungai. Luas Wilayah Kota Kediri mencapai 63,40 km 2 terbagi menjadi tiga kecamatan yaitu Kecamatan xxxxxxx, Kecamatan xxxxx dan Kecamatan xxxxxx. Seluruh wilayah Kota xxxxx berbatasan dengan kecamatan-kecamatan pada wilayah administrasi Pemerintah Kabupaten Kediri. Adapun batas administratif Kota xxxx sebagai berikut : Sebelah barat : Kecamatan xxxxxx Sebelah timur : Kecamatan xxxxxx Sebelah utara : Kecamatan xxxxx Sebelah selatan : Kecamatan xxxxxxxx Kondisi wilayah yang relatif datar, meskipun di bagian barat dibatasi oleh Gunung xxx dengan ketinggian 672 meter dan Gunung xxxxx setinggi 300 meter. Tingkat kemiringan lahan antara 0 sampai 40%. Rata-rata area luas kemiringan lahan wilayah Kota xxxxxx terdiri dari datar (0-2%) seluas Ha, bergelombang (3-15%) : 197 Ha, Curam (16-40%) 182 Ha dan sangat curam (>40%) : 224 Ha. 140 Bagan 3. Bahan Serahan dan Lembar Kerja

149 1.3.2 Arah Pengembangan Kota Dalam rangka perencanaan spasial di Indonesia, Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang mengamanatkan adanya dokumen rencana tata ruang yang terdiri dari rencana umum dan rencana rinci tata ruang. Rencana umum tata ruang terdiri dari Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) dengan jangka waktu 20 tahun, Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi (RTRWP) untuk jangka waktu 20 tahun, serta Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota (RTRWK) untuk jangka waktu 20 tahun yang dikaji ulang setiap 5 tahunnya. Disamping rencana umum, diperlukan juga adanya rencana rinci yang terdiri dari rencana tata ruang pulau/kepulauan dan rencana tata ruang kawasan strategis nasional, rencana tata ruang kawasan strategis propinsi, serta rencana detail tata ruang kabupaten/kota dan rencana tata ruang kawasan strategis kabupaten/kota. Gambaran Rencana Tata Ruang Wilayah khususnya Rencana Lahan Permukiman di Kota xxx dapat dilihat pada Gambar 1.1 Untuk memenuhi amanat Undang-Undang tersebut diatas, Pemerintah Kota xxxx menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah Kota xxxx tahun dengan Visi Terwujudnya Penataan ruang Wilayah yang Produktif, Seimbang dan Lestari bagi Kesejahteraan Masyarakat yang bertujuan untuk mewujudkan Kota xxxxxx yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan. Untuk mencapai visi tersebut, beberapa misi yang ditetapkan adalah: 1. Mewujudkan struktur ruang yang seimbang guna mendorong pertumbuhan wilayah sekaligus mengurangi kesenjangan antar wilayah; 2. Mewujudkan pola ruang yang selaras dan bekelanjutan; 3. Mewujudkan terciptanya kepastian hukum dalam kegiatan usaha sesuai rencana tata ruang serta mendorong peluang investasi produktif; 4. Mewujudkan penyediaan sarana dan pasarana untuk peningkatan kualitas SDM yang lebih produktif dan mandiri serta berdaya saing tinggi. Bagan 3. Bahan Serahan dan Lembar Kerja 141

150 Gambar 1.1 Peta Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 142 Bagan 3. Bahan Serahan dan Lembar Kerja

151 1.4 Methodologi Methodologi Penyusunan Dokumen CONTOH: Metode penyusunan MPS adalah sebagai berikut: 1. Review SSK 2. Internalisasi 3. Konsultasi dengan Pokja Provinsi dan Satker terkait di provinsi. 4. Akses Sumber Pendanaan Non-Pemerintah 5. Pengawalan Program dan Kegiatan kedalam mekanisme penganggaran. Proses penyusunan MPS terdiri dari beberapa tahapan yang tidak dapat terlepas antara satu dengan lainnya, antara lain sebagai berikut: 1. Melakukan Riview SSK khususnya untuk Kerangka Logis, Program, Kegiatan dan Penganggaran serta Prioritasi Program. 2. Melakukan konsultasi kepada SKPD terkait di Kab./Kota 3. Melakukan konsultasi teknis kepada Pokja Provinsi dan Satker terkait. 4. Melakukan pertemuan dengan sumber-sumber alternatif non pemerintah ditingkat Kab./Kota 5. Melakukan pengawalan kepada mekanisme panganggaran Sistimatika Penyajian CONTOH: Sistematika dokumen MPS terdiri dari 5 bab yaitu sebagai berikut: Bab pertama berisi pendahuluan yang menggambarkan tentang latar belakang, maksud dan tujuan penyusunan MPS, metode penyusunan dan sistematika dokumen. Bab kedua menyajikan hasil review SSK yang menyangkut kondisi eksisting sanitasi, Prioritasi Program, kerangka logis. Bab ketiga berisi tentang rencana implementasi program dan kegiatan, perhitungan volume kebutuhan infrastruktur dan non infrastruktur. Bab keempat berisi tentang rencana kebutuhan biaya untuk implementasi dan sumber pendanaan bagi masing-masing kegiatan. Disamping itu dalam bab ini juga menguraikan rencana antisipasi bilamana terjadi funding gap. Bab kelima berisi inventarisasi status kesiapan dari masing-masing kegiatan, langkah-langkah dan tindak lanjut yang harus dilakukan bagi kegiatan yang belum memenuhi kriteria kesiapan dan rencana Monev. Bagan 3. Bahan Serahan dan Lembar Kerja 143

152 BAB 2. REVIEW SSK DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN SANITASI CONTOH: 2.1. Profil Kabupaten / Kota xxxxx Kependudukan Tabel 2.1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Tahun 201x No. Kecamatan Luas Terbangun (Ha) Penduduk Tahun 201x Jumlah Kepadatan (Jiwa) (Jiwa/Ha) Keterangan Jumlah Sumber : Buku Putih Sanitasi Bab. 2 Tabel 2.2 Proyeksi Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten/xxxx No Kecamatan Jumlah Pendd. (n-1) Pertumbuhan Jumlah Penduduk (Jiwa) (n+1) (n+2) (n+3) (n+4) (n+5) Jumlah Sumber: Buku Putih Sanitasi Bab Bagan 3. Bahan Serahan dan Lembar Kerja

153 Area Beresiko Masukkan hanya untuk Desa/Kelurahan yang resiko sangat tinggi dan resiko tinggi saja. CONTOH: Tabel 2.3 Area Beresiko Sanitasi No. Desa/Kel/Kecamatan Tingkat Resiko Perkotaan/ Pedesaan Kebutuhan Penanganan/ Penyebab Utama Resiko Sumber: Buku Putih Sanitasi Bab Keuangan Daerah Tabel 2.4 Proyeksi Besaran Pendanaan Sanitasi No. Uraian Proyeksi Besaran Pendanaan Sanitasi (Rp. Juta) (n+1) (n+2) (n+3) (n+4) (n+5) Jumlah Sumber : SSK, Bab. 2 Bagan 3. Bahan Serahan dan Lembar Kerja 145

154 Peta 1.1 Area Beresiko Sanitasi Gunakan gambar minimal di kertas A Bagan 3. Bahan Serahan dan Lembar Kerja

155 2.2. Air Limbah Permasalahan Air Limbah Uraikan resume permasalahan MENDESAK untuk permasing-masing sektor secara singkat dalam bentuk tabel. Data ini secara umum sudah tersedia di dokumen BPS. Yang diperlukan pada tahap ini adalah kesepakatan dari seluruh anggota Pokja dalam penetapan skala permasalah. Uraian permasalahan bisa dibagi menjadi 2 kelompok y.i dari sisi: a) Sistim Sanitasi (lihat petunjuk terkait Diagram Sistim Sanitasi /DSS) dan b) Aspek lain disamping Pengembangan Sarana Prasarana (seperti dari aspek Pendanaan, Kelembagaan, Peraturan dan Perundangan serta Peran Swasta/Masyarakat). Identifikasi dan klassifikasi terkait permasalahan ini dapat mengacu ke dokumen Kebijakan dan Strategi Nasional. Secara umum kesepakatan Permasalahan utama ini pada sub bab ini akan dikaitkan dengan Sasaran yang akan dicapai dan akan menjadi dasar penyiapan Program Kegiatan prioritas. CONTOH: Tabel 2.5 Permasalahan Mendesak Air Limbah Domestik A. Sistem Air Limbah Permukiman: 1.Aspek Pengembangan Sarana dan Prasarana: Kepemilikan Jamban di Kab.xx adalah 81%, dengan rincian 78% jamban pribadi dan MCK/WC Umum 3%, sedangkan sisanya ke lain-lain: User Interface: DISEPAKATI POKJA Pengumpulan & Penampungan / Pengolahan Awal: Keterangan: - Jumlah Penduduk Kab./Kota tahun xxxx: xxxx jiwa atau xxxxx KK - Jumlah Penduduk Perkotaan tahun xxxx: xxxxx jiwa atau xxxxx KK Kesimpulan: Kepemilikan akses Jamban Pribadi & MCK = xxx % (xxxxx KK) BABS = xxxx% (xxxx jiwa atau xxxx KK) yang meliputi: - BABS WC gantung/sungai/laut = x % (xxxx KK atau xxxxx jiwa) - BABS kebun/pekerangan = x % (xxxxx KK atau xxxx jiwa) - BABS lubang galian/selokan = x % (xxxx KK atau xxxxx jiwa) - BABS tempat lainnya = x% (xxxxx KK atau xxxxxx jiwa) Prosentase tangki septik aman: xx% Bagan 3. Bahan Serahan dan Lembar Kerja 147

156 A. Sistem Air Limbah Permukiman: Pengangkutan / Pengaliran: Pengolahan Akhir Terpusat Keterangan: Kepemilikan Akses Pribadi dan MCK = xxxxx KK Kesimpulan: Penyaluran akhir tinja rumah tangga yang aman = xxx % (xxxx KK) Penyaluran akhir tinja rumah tangga tidak aman = xx % (xxx KK) hanya ada 1 truk penyedot tinja, pembuangan tinja ke sungai xxx, praktek pengurasan tangki septik x% atau xxxx KK prosentase keluarga yang memiliki SPAL xx% Kapasitas IPLT : xxx m3/hari. Pemanfaatan IPLT : xxx m3/hari (belum optimal) Kondisi IPLT rusak atau tidak berfungsi optimal. belum dilakukannya praktek pendeteksian kualitas limbah, xxx Daur Ulang / Pembuangan Akhir: Perencanaan Teknis dll. Belum adanya Master Plan Air Limbah Permukiman yang terintegrasi dengan RTRW perkotaan B. Lain-lain: 2. Aspek Pendanaan: Rendahnya alokasi pendanaan dari Pemerintah Belum tertariknya sektor swasta untuk melakukan investasi Belum optimalnya penggalian potensi pendanaan dari masyarakat 3. Aspek Kelembagaan: Belum terpisahnya fungsi regulator dan Operator dalam pengelolaan IPLT. Masih rendah dan terbatasnya SDM yang terkait pengelolaan Rendahnya koordinasi antar instansi dalam penetapan kebijakan 4. Aspek Peraturan Perundangan dan penegakan hukum: 5. Aspek Peran serta Masyarakat dan Dunia Usaha / Swasta: Belum memadainya perangkat Perda yang diperlukan dalam pengelolaan Belum adanya Perda terkait Restribusi Air Limbah Permukiman Masih rendahnya kesadaran masyarakat Terbatasnya penyelenggaraan pengembangan system yang berbasis masyarakat Masih kurangnya sosialisasi mengenai pentingnya pengelolaan Rendahnya koordinasi antar instansi terkait dalam menggerakkan peran masyarakat xxxxxxx 6. Aspek Komunikasi, PMJK dll. (sumber referensi: BPS bab xx) Catatan: disamping dari BPS, untuk penetapan Aspek dapat mengacu ke Jakstra Air Limbah Permukiman 148 Bagan 3. Bahan Serahan dan Lembar Kerja

157 2.2.2 Sasaran Pembangunan Air Limbah Tabel berikut berisi resume Sasaran prioritas yang akan dicapai terkait pembangunan Sanitasi dan PHBS terkait sanitasi sampai dengan periode Tahun 20xx. Uraian resume sasaran sudah disusun berdasarkan Tingkat Prioritas dan merupakan hasil kesepakatan seluruh anggota Pokja. Penetapan sasaran dengan mempertimbangkan Permasalahan Utama. Uraian secara detail tersedia pada dokumen SSK. CONTOH: Tabel 2.6 Tujuan dan Sasaran Air Limbah Domestik Air Limbah Permukiman 1) Berkurangnya praktek buang air besar sembarangan (BABs) dari xxx% menjadi 0% atau xxxx KK ( pada tahun 201x) 2) Meningkatnya kesadaran masyarakat sebesar xx% atau xxxxxx jiwa untuk tidak BABS pada akhir tahun 201x. 3) Meningkatnya akses masyarakat terhadap sarana jamban keluarga dengan tangki septik yang tidak aman dari 25% menjadi 0% atau meningkat xx% (xxxxx KK) pada akhir tahun 201x. 4) Tersedianya Regulasi Air Limbah Permukiman domestik pada tahun 201x. 5) Meningkatnya volume lumpur tinja yang masuk IPLT dari xxx m3 per bulan menjadi xxxx m3 per bulan atau rata-rata: xxx m3/hari pada tahun 201x. 6) Terpisahnya antara regulator dan operator dalam pengelolaan IPLT 7) Peningkatan pendanaan sanitasi dari xxx% menjadi xxx% pada tahun 201x Tabel 2.7 Rencana Pengembangan Jangka Menengah Air Limbah Domestik Kab./Kota DISEPAKATI POKJA Cakupan Tahun No Sistem layanan Keterangan eksisting (n+1) (n+2) (n+3) (n+4) (n+5) (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i) A Sistem On-Site 1 Individual (tangki septik) xxxx KK 2 Komunal (MCK, MCK++, tangki septik) xxxxx KK 3 Cubluk dan sejenisnya B Sistem Off-site 1 Skala Kota - 2 Skala Wilayah/Kawasan - C BABS D Lumpur Tinja ke IPLT (m3/bln) Bagan 3. Bahan Serahan dan Lembar Kerja 149

158 Prioritas Pembangunan Air Limbah Uraian pada Sub bab ini merupakan rangkaian dari sub bab sebelumnya dan sesuai manual data ini bisa di adopsi dari Daftar Program dan Kegiatan yang sudah disusun dari SSK. Penekanan pada sub bab ini, adalah agar Pokja dapat mengkaji dan menyepakati Daftar Program sesuai urutan Tingkat Prioritas-nya, dengan semata-mata mempertimbangkan kepentingan Kab/Kota dan tanpa dipengaruhi kepentingan dari masing-masing kedinasan. Secara proses, direkomendasikan untuk menetapkan terlebih dahulu 3 atau 4 saja sebagai Prioritas UTAMA kaji terkait ketersediaan ANGGARAN dan RENCANA IMPLEMENTASI-nya. Apabila dalam proses ke 3 atau 4 program diatas sudah ada kepastian penganggarannya (dari berbagai sumber pendana), Pokja dapat menetapkan kembali prioritas lanjutan (kemungkinan bisa dilakukan pada tahun n+3 atau n+4 atau di review pada dokumen MPS Tahunan ). Konsultasi dan koordinasi dengan seluruh Dinas terkait untuk penetapan prioritasi ini merupakan KEHARUSAN. CONTOH: Tabel 2.8 Prioritas Program dan Kegiatan Air Limbah Domestik 3. Score (dan bobot) 6. Penerima 7. Permasalahan 8. Persepsi 1. N 9. Pro-poor 4. Score 2. Program manfaat mendesak Pokja o. total % 25% 25% 25% 14. ( (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Urutan prioritas 21. (8) 2.3. Persampahan Permasalahan Persampahan CONTOH: Tabel 2.9 Permasalahan Persampahan A. Sistem Persampahan 1.Aspek Pengembangan Sarana dan Prasarana User Interface: Tingkat Pengolahan Sampah Rumah Tangga (RT) sbb: Tingkat layanan penanganan sampah RT: x% diangkut Tukang Sampah, xxx% tidak diangkut Tukang Sampah (dikubur, dibuang ke sungai, dibuang ke lahan kosong dsb) Pengelolaan Sampah pada RT: DISEPAKATI POKJA 150 Bagan 3. Bahan Serahan dan Lembar Kerja

159 Keterangan: - Produksi Sampah Kota/Kab. per hari = xxx m3/hari - Timbulan Sampah Wil. Perkotaan per hari = - Pelayanan Sampah x % per hari = xxx m3/hari, hanya di Kluster 2 (wilayah perkotaan). Prakt ek Pemilahan Sampah oleh RT: Keterangan: - Pemilahan sampah yang sudah dilakukan oleh RT : xxx % (xxx m3/hari) - Pengurangan sampah dari sumbernya (RT) : xxx % (xxx m3/hari) Pengumpulan setempat Sampai saat ini telah tersedia : xx unit gerobag dorong, kapasitas x m3/hari (total: 60 m3/hari). Sampai saat ini telah tersedia : xxx unit gerobag dorong, kapasitas x m3/hari (total: xxx m3/hari). Belum adanya skema strategi untuk kerjasama dengan swasta/kelompok masyarakat dalam pengelolaan persampahan. Penampungan Sementara (TPS): Sampai saat ini tersedia: xx unit TPS Sampai saat ini tersedia: xx unit TPST, kapasitas total: xx m3/hari atau setara dengan xxx % dari timbulan sampah Kab./Kota. Pengangkutan: Jumlah Dump truck Masih kurangnya sarana pengangkut, baru ada x truk pengangkut untuk wilayah perkotaan. Bagan 3. Bahan Serahan dan Lembar Kerja 151

160 (Semi) Pengolahan Akhir Terpusat Daur Ulang / Tempat Pemrosesan Akhir: xxx masih belum melakukan pemilahan, baru ada x kelompok proyek 3R TPA xx yang akan habis masa pemanfaatannya pada tahun xx Pengelolaan TPA masih memakai system Open Dumping Perencanaan Belum tersedianya master plan dan dokumen perencanaan lainnya A. Lain-lain: 2. Aspek Kelembagaan: Dinas masih berfungsi sebagai operator dan regulator SDM kurang memadai, baik dari kuantitas dan kualitas 3. Aspek Pendanaan: Penganggaran terkait pengelolaan persampahan baru mencapai xxxxx% Pengelolaan sampah masih belum menjadi prioritas Pola penanganan sampah belum optimal Rendahnya dana penarikan restribusi 4. Aspek Peran Serta Masyarakat dan Dunia Usaha / Swasta: 5. Aspek Peraturan Perundangan dan penegakan hukum: Potensi masyarakat belum dikembangkan secara sistematis Rendahnya investasi dunia usaha / swasta Penerapan sanksi hukum dari Perda belum efektif Belum tersosialisasinya ketentuan penangan sampah terhadap masyarakat (sumber referensi: BPS bab xx) Catatan: disamping dari BPS, untuk penetapan Aspek dapat mengacu ke Jakstra Persampahan Sasaran Pembangunan Persampahan Tabel berikut berisi resume Sasaran prioritas yang akan dicapai terkait pembangunan Sanitasi dan PHBS terkait sanitasi sampai dengan periode Tahun 20xx. Uraian resume sasaran sudah disusun berdasarkan Tingkat Prioritas dan merupakan hasil kesepakatan seluruh anggota Pokja. Penetapan sasaran dengan mempertimbangkan Permasalahan Utama seperti yang diuraikan pada sub bab sebelumnya. CONTOH: Tabel 2.10 Tujuan dan Sasaran Pengembangan Persampahan Domestik Persampahan 1) Meningkatnya cakupan pelayanan pengangkutan sampah dari xx% menjadi xx% pada wialyah perkotaan dan xxx% menjadi xxx% pada daerah pedesaan pada akhir tahun 201x. 2) Pengurangan sampah dari sumbernya dari xx% - xx% untuk wlayah perkotaan. 3) Meningkatnya kualitas layanan pengelolaan persampahan sesuai dengan UU persampahan dan SPM pada akhir tahun 201x. 4) Tersedianya regulasi persampahan yang sesuai dengan UU persampahan pada akhir tahun 201x. 5) Meningkatnya kesadaran masyarakat ber-phbs dalam pengelolaan persampahan sebesar xxx% dari jumlah penduduk atau xxxx jiwa pada tahun 201x. DISEPAKATI POKJA 152 Bagan 3. Bahan Serahan dan Lembar Kerja

161 Tabel 2.11 Rencana Pengembangan Jangka Menengah Persampahan No Sistem Cakupan layanan eksisting Sasaran Tahun (n+1) (n+2) (n+3) (n+4) (n+5) Keterangan (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i) A 1 2 B 1 2 C D Penanganan Langsung Penanganan tidak langsung Penanganan berbasis masyarakat TPA Prioritas Pembangunan Persampahan Uraian pada Sub bab ini merupakan rangkaian dari sub bab sebelumnya dan sesuai manual data ini bisa di adopsi dari Daftar Program dan Kegiatan yang sudah disusun dari SSK. Penekanan pada sub bab ini, adalah agar Pokja dapat mengkaji dan menyepakati Daftar Program sesuai urutan Tingkat Prioritas-nya, dengan semata-mata mempertimbangkan kepentingan Kab/Kota dan tanpa dipengaruhi kepentingan dari masing-masing kedinasan. Secara proses, direkomendasikan untuk menetapkan terlebih dahulu 3 atau 4 saja sebagai Prioritas UTAMA kaji terkait ketersediaan ANGGARAN dan RENCANA IMPLEMENTASI-nya. Apabila dalam proses ke 3 atau 4 program diatas sudah ada kepastian penganggarannya (dari berbagai sumber pendana), Pokja dapat menetapkan kembali prioritas lanjutan (kemungkinan bisa dilakukan pada tahun n+3 atau n+4 atau di review pada dokumen MPS Tahunan ). Konsultasi dan koordinasi dengan seluruh Dinas terkait untuk penetapan prioritasi ini merupakan KEHARUSAN. Peran tim Pengarah Pokja sangat diperlukan dalam proses ini. CONTOH: Tabel 2.12 Prioritas Implementasi Program dan Kegiatan Persampahan Domestik 78. N o. 91. ( 1) Program 92. (2) 80. Score (dan bobot) Permasala Penerima Persepsi han manfaat Pokja mendesak % 25% 25% (3) (4) (5) 86. Propoor % 96. (6) 81. Score total 97. (7) 82. Urutan prioritas 98. (8) Bagan 3. Bahan Serahan dan Lembar Kerja 153

162 2.4. Drainase Permasalahan Drainase CONTOH: Tabel 2.13 Permasalahan Drainase A. Sistem Drainase User Interface: Lama genangan bila terjadi banjir yang lebih dari 1 hari: x% Rumah Tangga yang mengalami banjir rutin: Frekuensi genangan secara rutin dialami oleh sekitar xx % rumah tangga sementara, sebagian besar atau xx% tidak secara rutin mengalami Penampungan / Pengolahan Awal: Pengangkutan / Pengaliran: Data Genangan: No dst Lokasi Genangan Luas Genangan (Ha) Lama Genangan (> atau <3 jam) Tinggi Genangan (> atau <30 cm) Jumlah grey water masih bercampur dengan saluran drainase, belum ada sumur resapan Kondisi drainase berdasarkan hasil EHRA 20xx: Data lain berdasarkan hasil EHRA Juni 20xx: Ditemukan bahwa sekitar xxx % rumah tangga memiliki lingkungan sekitar rumah yang terdapat genangan air. Pada umumnya, sistem drainase masih menjadi satu antara pembuangan air hujan (pematusan air hujan) dan saluran limbah rumah tangga (grey water). Porsi belanja fisik sub sektor drainase masih xxx%. Prosentase panjang saluran drainase yang berfungsi baik xxx%. Akses masyarakat terhadap sarana drainase masih xx% Luas area genangan xxx Ha Dokumen Perencanaan Belum tersedianya master plan dan dokumen perencanaan lainnya 154 Bagan 3. Bahan Serahan dan Lembar Kerja

163 B. Lain-lain: Catatan: Aspek lain seperti diatas dan dapat mengacu ke xxxxxx Sasaran Pembangunan Drainase Tabel berikut berisi resume Sasaran prioritas yang akan dicapai terkait pembangunan Sanitasi dan PHBS terkait sanitasi sampai dengan periode Tahun 20xx. Uraian resume sasaran sudah disusun berdasarkan Tingkat Prioritas dan merupakan hasil kesepakatan seluruh anggota Pokja. Penetapan sasaran dengan mempertimbangkan Permasalahan Utama seperti yang diuraikan pada sub bab sebelumnya. CONTOH: Tabel 2.14 Resume Tujuan dan Sasaran Utama Pembangunan Drainase Drainase 1) CONTOH: Tabel 2.15 Rencana Pengembangan Jangka Menengah Drainase No Sistem eksisting Sasaran Tahun (n+1) (n+2) (n+3) (n+4) (n+5) Keterangan (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i) A Cakupan Layanan 1 Fungsi Drainase 1 Luas Genangan B 1 2 C Penanganan tidak langsung Penanganan berbasis masyarakat Keterangan: Lihat rencana Pengembangan didalam SSK Prioritas Pembangunan Drainase Uraian pada Sub bab ini merupakan rangkaian dari sub bab sebelumnya dan sesuai manual data ini bisa di adopsi dari Daftar Program dan Kegiatan yang sudah disusun dari SSK. Penekanan pada sub bab ini, adalah agar Pokja dapat mengkaji dan menyepakati Daftar Program sesuai urutan Tingkat Prioritas-nya, dengan semata-mata mempertimbangkan kepentingan Kab/Kota dan tanpa dipengaruhi kepentingan dari masing-masing kedinasan. Secara proses, direkomendasikan untuk menetapkan terlebih dahulu 3 atau 4 saja sebagai Prioritas UTAMA kaji terkait ketersediaan ANGGARAN dan RENCANA IMPLEMENTASI-nya. Apabila dalam proses ke 3 atau 4 program diatas sudah ada kepastian penganggarannya (dari berbagai sumber pendana), Pokja dapat menetapkan kembali prioritas lanjutan (kemungkinan bisa dilakukan pada tahun n+3 atau n+4 atau di review pada dokumen MPS Tahunan ). Konsultasi dan koordinasi dengan seluruh Dinas terkait untuk penetapan prioritasi ini merupakan KEHARUSAN. Bagan 3. Bahan Serahan dan Lembar Kerja 155

164 CONTOH: Tabel 2.16 Prioritas Implementasi Program dan Kegiatan Drainase 111. N o (1) Program 125. (2) 113. Score (dan bobot) Permasal 118. Penerima ahan Persepsi manfaat mendesa Pokja k % 25% 25% 126. (3) 127. (4) 128. (5) 119. Propoor % 129. (6) 114. Score total 130. (7) 115. Urutan priorita s 131. (8) PHBS terkait sanitasi Permasalahan PHBS terkait sanitasi CONTOH: Tabel 2.17 Permasalahan mendesak PHBS terkait sanitasi Berdasarkan hasil EHRA Juni 2012, maka: Sasaran PHBS terkait sanitasi Tabel berikut berisi resume Sasaran prioritas yang akan dicapai terkait pembangunan Sanitasi dan PHBS terkait sanitasi sampai dengan periode Tahun 20xx. Uraian resume sasaran sudah disusun berdasarkan Tingkat Prioritas dan merupakan hasil kesepakatan seluruh anggota Pokja. Penetapan sasaran dengan mempertimbangkan Permasalahan Utama seperti yang diuraikan pada sub bab sebelumnya. CONTOH: Tabel 2.18 Tujuan dan Sasaran PHBS terkait sanitasi PHBS 1) 156 Bagan 3. Bahan Serahan dan Lembar Kerja

165 2.5.3 Prioritas PHBS terkait sanitasi Uraian pada Sub bab ini merupakan rangkaian dari sub bab sebelumnya dan sesuai manual data ini bisa di adopsi dari Daftar Program dan Kegiatan yang sudah disusun dari SSK. Penekanan pada sub bab ini, adalah agar Pokja dapat mengkaji dan menyepakati Daftar Program sesuai urutan Tingkat Prioritas-nya, dengan semata-mata mempertimbangkan kepentingan Kab/Kota dan tanpa dipengaruhi keprntingan dari masing-masing kedinasan. Secara proses, direkomendasikan untuk menetapkan terlebih dahulu 3 atau 4 saja sebagai Prioritas UTAMA kaji terkait ketersediaan ANGGARAN dan RENCANA IMPLEMENTASI-nya. Apabila dalam proses ke 3 atau 4 program diatas sudah ada kepastian penganggarannya (dari berbagai sumber pendana), Pokja dapat menetapkan kembali prioritas lanjutan (kemungkinan bisa dilakukan pada tahun n+3 atau n+4 atau di review pada dokumen MPS Tahunan ). Konsultasi dan koordinasi dengan seluruh Dinas terkait untuk penetapan prioritasi ini merupakan KEHARUSAN. CONTOH: Tabel 2.19 Prioritas implementasi program dan kegiatan PHBS terkait sanitasi 144. N o (1) Program 158. (2) 146. Score (dan bobot) Permasa Penerima Persepsi lahan manfaat Pokja mendesak % 25% 25% 159. (3) 160. (4) 161. (5) 152. Propoor % 162. (6) 147. Score total 163. (7) Urutan prioritas 164. (8) 2.6. Review Kerangka Kerja Logis Perhatikan dan ikuti Proses-2 untuk melakukan review Kerangka Kerja Logis Masukkan berapa contoh KKL yang dianggap paling penting untuk Air imbah, Persampahan, Drainase dan PHBS. KKL selengkapnya masukkan dalam Lampiran. CONTOH: Tabel 2.20 Kerangka Kerja Logis Air Limbah Permasalahan mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan Dst Catatan: Isian yang ada di dalam tabel hanya untuk kepentingan contoh atau ilustrasi. Bagan 3. Bahan Serahan dan Lembar Kerja 157

166 Tabel 2.21 Kerangka Kerja Logis Persampahan Permasalahan mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan Dst Tabel 2.22 Kerangka Kerja Logis Drainase Permasalahan mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan Dst Tabel 2.23 Kerangka Kerja Logis PHBS Permasalahan mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan Dst 158 Bagan 3. Bahan Serahan dan Lembar Kerja

167 BAB 3. RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI Petunjuk Umum Bab ini memberikan penjelasan mengenai rencana kegiatan pembangunan prasarana dan sarana sanitasi (fisik) dan kegiatan pendukungnya (non-fisik). Uraikan rencana kegiatan pembangunan air limbah, persampahan, drainase, dan PHBS secara komprehensif, terutama justifikasi atas kegiatan yang akan dilaksanakan, tujuan dan manfaatnya, dll. Lengkapi tabel rencana kegiatan dengan informasi : lokasi kegiatan, kelompok sasaran/ penerima manfaat (beneficieries), tahun pelaksanaan, instansi pelaksana, dll. Tabel diisi khusus untuk kegiatan yang penting saja (tidak perlu seluruhnya, tabel lengkap seluruh kegiatan diletakkan di Lampiran) Uraikan dengan singkat, dan jelas. Penjelasan lebih rinci dapat dimasukkan di dalam lampiran. 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Contoh: Salah satu sasaran pembangunan air limbah yang akan dicapai pada akhir perencanaan ini adalah praktek BABS dari xx % menjadi xx% pada tahun Untuk mengitung kebutuhan kegiatan pada akhir perencanaan maka diasumsikan bahwa tingkat pertumbuhan BABS setara dengan tingkat pertumbuhan penduduk yaitu xxx % pertahun sehingga praktek BABS pada akhir perencanaan adalah xxx % dari prediksi jumlah penduduk tahun 2018 yaitu xxxx jiwa atau xxxx KK Sarana dan Prasarana (Fisik) Air Limbah Rencana Sistem Setempat (On-site): sistem individual maupun komunal Contoh: Sistem individual dan komunal yang akan dibangun meliputi: MCK, MCK++ dan Septiktank komunal baik yang berbasis masyarakat maupun berbasis kelembagaan. Pembangunan MCK, MCK++ dan Septiktank Komunal akan difokuskan pada daerah yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi. Rencana Sistem Terpusat (Off-site): IPAL kawasan dan skala kota Contoh: Pembangunan sistem terpusat akan dibangun pada skala kawasan yang diprioritaskan untuk kawasan perkotaan yang meliputi kawasan xxxxx (contoh: kawasan bisnis/cbd, kawasan perumahan xxx, dsb). Bagan 3. Bahan Serahan dan Lembar Kerja 159

168 CONTOH: Gambar 3.1: Lokasi Infrastruktur Air Limbah Existing IPAL Komunal Kel. Mojoroto Tangki Septik Komunal Kel. Semampir Lokasi Rencana IPLT Kel. Nadirejo MCK++, Kel. Manis Renggo Petunjuk Umum: Gambar / Peta ini menunjukkan lokasi fasilitas Infrastruktur Air Limbah Existing. Untuk Kabupaten yang cakupan wilayahnya luas, format bisa dalam kertas A3 / sesuai kebutuhan. Apabila ada informasi lain yang ingin ditampilkan, dapat dimasukkan ke lembar LAMPIRAN : Infrastruktur Existing 160 Bagan 3. Bahan Serahan dan Lembar Kerja

169 CONTOH: ( Isian yang ada di dalam tabel hanya untuk kepentingan contoh atau ilustrasi ) Gambar 3.2: Peta Lokasi Infrastruktur Air Limbah sampai Akhir Perencanaan MCK++, Kel. Mrican (1 unit) IPAL Komunal Kel. Mojoroto Tangki Septik Komunal Kel. Semampir Lokasi Rencana IPLT Kel. Nadirejo Lokasi Rencana IPAL Komunal ( 7 unit):kel. Kp.Dalem (2 unit), Kel. Kemasan (2 unit), Kel. Pesantren (3 unit). MCK++, Kel. Bandar Lor (2 unit) MCK++, Kel. Manis Renggo : Infrastruktur Existing Petunjuk Umum: Gambar / Peta ini menunjukkan lokasi fasilitas Infrastruktur Air Limbah Existing dan Rencana Untuk Kabupaten yang cakupan wilayahnya luas, format bisa dalam kertas A3 / sesuai kebutuhan. Apabila ada informasi lain yang ingin ditampilkan, dapat dimasukkan ke lembar LAMPIRAN : Infrastruktur Rencana Lokasi Rencana Sistem Terpusat Skala Kawasan Ds.Pecangan Kec. Xx Konstruksi: TA. 201x Bagan 3. Bahan Serahan dan Lembar Kerja 161

MODUL PELATIHAN PENYUSUNAN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) Desember Kata Pengantar 1

MODUL PELATIHAN PENYUSUNAN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) Desember Kata Pengantar 1 MODUL PELATIHAN PENYUSUNAN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) Desember 2014 Kata Pengantar 1 2 KATA PENGANTAR Kata Pengantar i ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... I DAFTAR ISI...III DAFTAR TABEL... IV DAFTAR

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN FASILITASI

MODUL PELATIHAN FASILITASI MODUL PELATIHAN FASILITASI PENYUSUNAN BUKU PUTIH SANITASI April 2014 MODUL PELATIHAN FASILITASI PENYUSUNAN BUKU PUTIH SANITASI (BPS) April 2014 Draft Final USDP-R-PIU.IF - 10096 MODUL PELATIHAN FASILITASI

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN LOKAKARYA MPS. April 2014

MODUL PELATIHAN LOKAKARYA MPS. April 2014 MODUL PELATIHAN LOKAKARYA MPS April 2014 KATA PENGANTAR Kata Pengantar i ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR I DAFTAR ISI III DAFTAR TABEL IV DAFTAR GAMBAR IV DAFTAR SINGKATAN V PENDAHULUAN 1 1 LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

Penyusunan Rencana Kerja dan Pembagian Tugas Pokja Hasil rencana kerja terlampir,

Penyusunan Rencana Kerja dan Pembagian Tugas Pokja Hasil rencana kerja terlampir, Kick of Meeting Pokja Sanitasi Kab/Kota Kick off meeting atau Rapat Perdana secara formal belum dilaksanakan, namun komunikasi dan pertemuan non formal antar beberapa anggota Pokja sudah dilaksanakan.

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN NAWASIS (NATIONAL WATER. Desember Draft Final AND SANITATION SYSTEM) USDP-R-PMU

MODUL PELATIHAN NAWASIS (NATIONAL WATER. Desember Draft Final AND SANITATION SYSTEM) USDP-R-PMU MODUL PELATIHAN NAWASIS (NATIONAL WATER AND SANITATION SYSTEM) Desember 2014 Draft Final USDP-R-PMU - 10100 MODUL PELATIHAN NAWASIS (NATIONAL WATER AND SANITATION SYSTEM) Desember 2014 Draft Final USDP-R-PMU

Lebih terperinci

PERTEMUAN AWAL (KICK OFF MEETING) PENYUSUNAN DOKUMEN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI KOTA TERNATE TAHUN 2015

PERTEMUAN AWAL (KICK OFF MEETING) PENYUSUNAN DOKUMEN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI KOTA TERNATE TAHUN 2015 PERTEMUAN AWAL (KICK OFF MEETING) PENYUSUNAN DOKUMEN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI KOTA TERNATE TAHUN 2015 Tempat : Ruang Pertemuan Kantor BAPPEDA Kota Ternate Hari/Tanggal : Kamis, 14 Mei 2015 Waktu : 08.00

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei Ir. Sri Hartoyo Dipl.SE, ME Direktur Jenderal Cipta Karya. Kata Pengantar

KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei Ir. Sri Hartoyo Dipl.SE, ME Direktur Jenderal Cipta Karya. Kata Pengantar KATA PENGANTAR Dalam rangka terwujudnya implementasi pembangunan sanitasi yang sistematis dan tepat sasaran, dibutuhkan perencanaan yang baik dan berkualitas. Melalui Program Percepatan Pembangunan Sanitasi

Lebih terperinci

NOTULENSI PERTEMUAN AWAL PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH 11 APRIL 2013

NOTULENSI PERTEMUAN AWAL PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH 11 APRIL 2013 NOTULENSI PERTEMUAN AWAL PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH 11 APRIL 2013 Hasil pertemuan awal pada kegiatan koordinasi penyamaan persepsi Memorandum Program Sanitasi Kabupaten

Lebih terperinci

POKJA SANITASI KAB. BANGGAI

POKJA SANITASI KAB. BANGGAI POKJA SANITASI KAB. BANGGAI LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN Pertemuan Perdana dan Lokalatih Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi Kabupaten Banggai Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman (PPSP) Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencapaian target MDGs di bidang sanitasi memerlukan kebijakan dan strategi yang efektif. Oleh karena itu, diperlukan berbagai program dan kegiatan yang terukur dan

Lebih terperinci

PEMUTAKHIRAN SSK LAMPUNG TIMUR Tahun 2016

PEMUTAKHIRAN SSK LAMPUNG TIMUR Tahun 2016 Created on 10/3/2016 at 9:8:38 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk memenuhi target pembangunan sektor sanitasi, yang meliputi pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan persampahan, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pemerintah Republik Indonesia telah memberlakukan kebijakan pembangunan sanitasi sebagai bagian dari strategi nasional bidang sanitasi dan higienitas untuk diterapkan

Lebih terperinci

Pendahuluan. Bab Latar Belakang

Pendahuluan. Bab Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang sebagai salah satu pusat pertumbuhan di wilayah metropolitan Jabodetabek, yang berada di wilayah barat DKI Jakarta, telah mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan dan pertumbuhan perekonomian Kota Yogyakarta yang semakin baik menjadikan Kota Yogyakarta sebagai kota yang memiliki daya tarik bagi para pencari kerja.

Lebih terperinci

Kick off Meeting Penyusunan MPS Tahun 2015

Kick off Meeting Penyusunan MPS Tahun 2015 KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPETEN PELALAWAN Laporan Pelaksanaan Kick off Meeting Penyusunan MPS Tahun 2015 DISAMPAIKAN OLEH : POKJA SANITASI KABUPATEN PELALAWAN LAPORAN PERTEMUAN AWAL (KICK OFF MEETING)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pemerintah Kabupaten Kendal melalui Pokja AMPL Kabupaten Kendal berupaya untuk meningkatkan kondisi sanitasi yang lebih baik melalui program Percepatan Pembangunan

Lebih terperinci

Rangkuman visi, misi, tujuan, sasaran, dan arah penahapan sesuai yang telah ditetapkan.

Rangkuman visi, misi, tujuan, sasaran, dan arah penahapan sesuai yang telah ditetapkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kesehatan masyarakat. Rendahnya kualitas sanitasi menjadi salah satu

Lebih terperinci

Laporan Kegiatan Kick Off Meeting, Internalisasi dan Penyamaan Persepsi PPSP Kab. Wakatobi Wanci, 3 April 2013

Laporan Kegiatan Kick Off Meeting, Internalisasi dan Penyamaan Persepsi PPSP Kab. Wakatobi Wanci, 3 April 2013 Laporan Kegiatan Kick Off Meeting, Internalisasi dan Penyamaan Persepsi PPSP Kab. Wakatobi Wanci, 3 April 2013 Muhammad Dikman Maheng Provincial Facilitator Teknis (PF AT) Program Percepatan Pembangunan

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN KICK OFF MEETING DAN LOKALATIH PENYUSUNAN DOKUMEN BPS/SSK

LAPORAN KEGIATAN KICK OFF MEETING DAN LOKALATIH PENYUSUNAN DOKUMEN BPS/SSK LAPORAN KEGIATAN KICK OFF MEETING DAN LOKALATIH PENYUSUNAN DOKUMEN BPS/SSK KABUPATEN JAYAWIJAYA JUM AT 07 AGUSTUS 2015 KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN JAYAWIJAYA PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

Lebih terperinci

Bab I : Pendahuluan I Latar Belakang

Bab I : Pendahuluan I Latar Belakang 1 Bab : Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Belajar dari pengalaman kegagalan berbagai daerah dalam mengelola pembangunan khususnya yang berkaitan dengan dampak negatif dari pembangunan yang kurang peduli terhadap

Lebih terperinci

Notulensi Kick of Meeting MPS Kota Sukabumi Jum at, 09 Mei 2014

Notulensi Kick of Meeting MPS Kota Sukabumi Jum at, 09 Mei 2014 Notulensi Kick of Meeting MPS Kota Sukabumi Jum at, 09 Mei 2014 Susunan Acara KICK OFF MEETING MPS PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP) KOTA SUKABUMI TAHUN 2014 WAKTU TOPIK NARASUMBER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pembangunan bidang sanitasi di berbagai daerah selama ini belum menjadi prioritas, sehingga perhatian dan alokasi pendanaan pun cenderung kurang memadai. Disamping

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Sanitasi di Indonesia telah ditetapkan dalam misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMPN) tahun 2005 2025 Pemerintah Indonesia. Berbagai langkah

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN KICK OFF MEETING (KOM) PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP)

LAPORAN KEGIATAN KICK OFF MEETING (KOM) PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP) LAPORAN KEGIATAN KICK OFF MEETING (KOM) PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP) KABUPATEN BANGGAI LAUT PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN ANGGARAN 2015 DISAMPAIKAN OLEH : POKJA AIR MINUM

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN STRATEGI KOMUNIKASI. November Kata Pengantar 1

MODUL PELATIHAN STRATEGI KOMUNIKASI. November Kata Pengantar 1 MODUL PELATIHAN STRATEGI KOMUNIKASI November 2014 Kata Pengantar 1 2 KATA PENGANTAR Kegiatan komunikasi merupakan bagian penting untuk mendukung seluruh aspek pembangunan sanitasi. Oleh karenanya kegiatan

Lebih terperinci

NOTULEN KICK OFF MEETING PROGRAM PPSP KABUPATEN JEMBRANA

NOTULEN KICK OFF MEETING PROGRAM PPSP KABUPATEN JEMBRANA NOTULEN KICK OFF MEETING PROGRAM PPSP KABUPATEN JEMBRANA Hari/Tanggal : Jumat / 2 Mei2014 Tempat : Ruang Rapat Bappeda dan PM Kabupaten Jembrana Jl. Mayor Sugianyar No.3 Negara Pimpinan rapat : I Ketut

Lebih terperinci

KOTA TANGERANG SELATAN

KOTA TANGERANG SELATAN PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN KOTA TANGERANG SELATAN PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN POKJA AMPL KOTA TANGERANG SELATAN 2011 Daftar Isi Bagian 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang...

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kondisi umum sanitasi di Indonesia sampai dengan saat ini masih jauh dari kondisi faktual yang diharapkan untuk mampu mengakomodir kebutuhan dasar bagi masyarakat

Lebih terperinci

Minutes of Meeting Kick Of Meeting dan Sosialisasi Awal Pemutakhiran SSK Kabupaten Purwakarta Tahun 2016 Aula Bappeda Kabupaten Purwakarta 12 Mei 2016

Minutes of Meeting Kick Of Meeting dan Sosialisasi Awal Pemutakhiran SSK Kabupaten Purwakarta Tahun 2016 Aula Bappeda Kabupaten Purwakarta 12 Mei 2016 Minutes of Meeting Kick Of Meeting dan Sosialisasi Awal Pemutakhiran SSK Kabupaten Purwakarta Tahun 2016 Aula Bappeda Kabupaten Purwakarta 12 Mei 2016 TEMPAT : Aula Bappeda Kabupaten Purwakarta WAKTU :

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN KUDUS. Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG

Bab 1 Pendahuluan PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN KUDUS. Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG 1.1. LATAR BELAKANG Bab 1 Sektor sanitasi merupakan sektor yang termasuk tertinggal jika dibandingkan dengan sektor lain. Berdasarkan data yang dirilis oleh UNDP dan Asia Pacific MDGs Report 2010, disampaikan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung Bab - 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu pelayanan dasar yang kurang mendapatkan perhatian dan belum menjadi prioritas pembangunan di daerah. Dari berbagai kajian terungkap

Lebih terperinci

Pendampingan Pokja Provinsi, Kabupaten dan Kota dalam Pengelolaan Program PPSP 2015

Pendampingan Pokja Provinsi, Kabupaten dan Kota dalam Pengelolaan Program PPSP 2015 Pendampingan Pokja Provinsi, Kabupaten dan Kota dalam Pengelolaan Program PPSP 2015 Disampaikan oleh KETUA PIU TEKNIS PROGRAM PPSP Tanggal 11 Maret 2015 DIREKTORAT PENGEMBANGAN PLP DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

BUPATI BOLAANG MONGONDOW

BUPATI BOLAANG MONGONDOW AA BUPATI BOLAANG MONGONDOW KEPUTUSAN BUPATI BOLAANG MONGONDOW NOMOR 167 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW BUPATI BOLAANG MONGONDOW, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN SSK PEMUTAKHIRAN 2016 POKJA SANITASI KOTA TOMOHON. of Sanitation (IYOS) pada tahun 2008, yang menghasilkan komitmen pemerintah dalam

BAB I PENDAHULUAN SSK PEMUTAKHIRAN 2016 POKJA SANITASI KOTA TOMOHON. of Sanitation (IYOS) pada tahun 2008, yang menghasilkan komitmen pemerintah dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Santasi yang baik dan layak merupakan salah satu faktor penunjang kesehatan masyarakat, akan tetapi belum seluruh stakeholder memberikan perhatian memadai terhadap

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

STRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) Kabupaten Kepulauan Meranti adalah pembangunan sanitasi yang ditetapkan untuk memecahkan permasalahan sanitasi seperti yang tertera

Lebih terperinci

Memorandum. Program Jangka Menengah

Memorandum. Program Jangka Menengah BAB 2 Memorandum Program Jangka Menengah 2.1 Sumber Dana Pemerintah Dalam rangka optimasi dan kepastian Implementasi, Kabupaten Aceh Selatan telah melakukan internalisasi serta sinkronisasi terkait semua

Lebih terperinci

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Kutai Timur

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Kutai Timur Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Kutai Timur 2015-2019 Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu sektor yang memiliki keterkaitan sangat erat dengan kemiskinan, tingkat

Lebih terperinci

LAPORAN PERJALANAN DINAS SATUAN KERJA PENGEMBANGAN SISTEM PLP PROVINSI JAWA TIMUR KICK OFF MEETING KABUPATEN TULUNGAGUNG

LAPORAN PERJALANAN DINAS SATUAN KERJA PENGEMBANGAN SISTEM PLP PROVINSI JAWA TIMUR KICK OFF MEETING KABUPATEN TULUNGAGUNG LAPORAN PERJALANAN DINAS SATUAN KERJA PENGEMBANGAN SISTEM PLP PROVINSI JAWA TIMUR KICK OFF MEETING KABUPATEN TULUNGAGUNG Kepada : Kepala Satuan Kerja Pengembangan Sistem Penyehatan Lingkungan Permukiman

Lebih terperinci

LAPORAN PERJALANAN DINAS SATUAN KERJA PENGEMBANGAN SISTEM PLP PROVINSI JAWA TIMUR KICK OFF MEETING KOTA SURABAYA

LAPORAN PERJALANAN DINAS SATUAN KERJA PENGEMBANGAN SISTEM PLP PROVINSI JAWA TIMUR KICK OFF MEETING KOTA SURABAYA LAPORAN PERJALANAN DINAS SATUAN KERJA PENGEMBANGAN SISTEM PLP PROVINSI JAWA TIMUR KICK OFF MEETING KOTA SURABAYA Kepada : Kepala Satuan Kerja Pengembangan Sistem Penyehatan Lingkungan Permukiman Provinsi

Lebih terperinci

NOTULENSI KICK OF MEETING PROGRAM PPSP TAHUN 2016

NOTULENSI KICK OF MEETING PROGRAM PPSP TAHUN 2016 NOTULENSI KICK OF MEETING PROGRAM PPSP TAHUN 2016 Dokumen ini memuat notulensi pertemuan awal Pemutakhiran SSK Program PPSP Kabupaten Bandung yang diselenggarakan pada tanggal 23 Mei 2016 P o k j a S a

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2015 Kabupaten Gunungkidul melakukan pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK). Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Gunungkidul dilakukan karena usia

Lebih terperinci

KICK OFF MEETING DAN LOKALATIH PENYUSUNAN DOKUMEN MPS

KICK OFF MEETING DAN LOKALATIH PENYUSUNAN DOKUMEN MPS LAPORAN KEGIATAN KICK OFF MEETING DAN LOKALATIH PENYUSUNAN DOKUMEN MPS KABUPATEN TULANG BAWANG KAMIS, 25 JUNI 2015 PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP) NOTULEN KICK OFF MEETING DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Masalah Sanitasi, khususnya sanitasi di perkotaan adalah isu yang sampai hari ini belum terselesaikan secara maksimal bahkan sehingga sangat memerlukan perhatian semua

Lebih terperinci

POKJA AIR MINUM DAN SANITASI KABUPATEN KEPULAUAN ARU

POKJA AIR MINUM DAN SANITASI KABUPATEN KEPULAUAN ARU BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aspek adalah sebagai salah satu aspek pembangunan yang memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat karena berkaitan dengan kesehatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Karimun sebagai daerah yang sangat berpengaruh pada pasang surut dan yang sebagian besar dikelilingi oleh lautan dan penduduk yang masih banyak mendiami pesisir

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang 1-1

PENDAHULUAN Latar Belakang 1-1 Bab 1 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan wilayah dewasa ini semakin meningkat, namun tidak diimbangi secara optimal dengan penyediaan layanan sektor sanitasi dasar yang layak bagi

Lebih terperinci

DRAFT KERANGKA ACUAN

DRAFT KERANGKA ACUAN DRAFT KERANGKA ACUAN RAPAT PEMBAHASAN TINDAK LANJUT PENYUSUNAN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI KOTA SABANG PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP) KOTA SABANG -TAHUN 2013 Latar belakang Sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN BONE PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN BONE PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Strategi sanitasi Kabupaten (SSK) Bone adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat kabupaten.

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG KEPUTUSAN BUPATI BADUNG NOMOR 1193 / 03 / HK / 2013 TENTANG

BUPATI BADUNG KEPUTUSAN BUPATI BADUNG NOMOR 1193 / 03 / HK / 2013 TENTANG 1 BUPATI BADUNG KEPUTUSAN BUPATI BADUNG NOMOR 1193 / 03 / HK / 2013 TENTANG PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa pada

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

I Pendahuluan

I Pendahuluan 1.1. Pendahuluan Secara umum sanitasi didefinisikan sebagai usaha untuk membina dan menciptakan suatu keadaan yang baik di bidang kesehatan, terutama kesehatan masyarakat. Sedangkan pengertian yang lebih

Lebih terperinci

MINUTES OF MEETING. Ketua Pokja Pokja AMPL Kabupaten tentang Probolinggo Pelaksanaan PPSP Tahun 2016

MINUTES OF MEETING. Ketua Pokja Pokja AMPL Kabupaten tentang Probolinggo Pelaksanaan PPSP Tahun 2016 MINUTES OF MEETING Hari, Tanggal Tempat Waktu Agenda Metode Peserta : Selasa, 24 Mei 2016 : Ruang Rapat / Pertemuan ARGOPURO Kantor Pemda Kab Probolinggo Jl. Raya Panglima Sudirman No. 134 Kraksaan Probolinggo

Lebih terperinci

BUPATI BOLAANG MONGONDOW TIMUR

BUPATI BOLAANG MONGONDOW TIMUR BUPATI BOLAANG MONGONDOW TIMUR KEPUTUSAN BUPATI BOLAANG MONGONDOW TIMUR NOMOR : 145 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR BUPATI BOLAANG MONGONDOW TIMUR,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pokja AMPL Kota Makassar

BAB 1 PENDAHULUAN. Pokja AMPL Kota Makassar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Strategi sanitasi kabupaten bintan Tahun anggaran Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Strategi sanitasi kabupaten bintan Tahun anggaran Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG

STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN TAHUN 2013 STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG POKJA SANITASI KABUPATEN TANGGAMUS POKJA BADAN SANITASI PERENCANAAN KABUPATEN

Lebih terperinci

RAPAT KICK OFF MEETING PROGRAM PPSP KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2013

RAPAT KICK OFF MEETING PROGRAM PPSP KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2013 RAPAT KICK OFF MEETING PROGRAM PPSP KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2013 Hari/ Tanggal : Kamis, 14 Maret 2013 Tempat : Ruang Rapat Sekretaris Daerah Kabupaten Bandung Hadir : Sekretaris Daerah Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang. SSK Pemutakhiran Kab. Banyuwangi 2016 I-1

1.1. Latar Belakang. SSK Pemutakhiran Kab. Banyuwangi 2016 I-1 1.1. Latar Belakang. Sanitasi yang baik dan layak merupakan salah satu faktor penunjang kesehatan masyarakat, akan tetapi belum seluruh stakeholder memberikan perhatian yang memadai terhadap sanitasi,

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan BAB I

BAB I. Pendahuluan BAB I 2015 2019 Pendahuluan 1 1.1 Latar Belakang Universal Access adalah komitmen pemerintah untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar air minum dan sanitasi masyarakat Indonesia. Melalui kerja sama lintas sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Access) akses sanitasi layak di akhir tahun Dalam upaya untuk mencapai target 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Access) akses sanitasi layak di akhir tahun Dalam upaya untuk mencapai target 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Strategi pengembangan sanitasi yang dituangkan di dalam dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) ini merupakan suatu dokumen perencanaan jangka menengah (5 Tahun)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Millenium Development Goals (MDG s) atau tujuan pembangunan millennium adalah upaya untuk memenuhi hak-hak dasar kebutuhan manusia melalui komitmen bersama antara

Lebih terperinci

KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TASIKMALAYA PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP) KABUPATEN TASIKMALAYA 2013

KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TASIKMALAYA PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP) KABUPATEN TASIKMALAYA 2013 CATATAN KEGIATAN PERTEMUAN POKJA SANITASI KABUPATEN TASIKMALAYA PPSP TAHUN ANGGARAN 2013 Nama Kegiatan Lokasi Kegiatan : Kick off Meeting PPSP : Aula Wiratanubaya, Bappeda Kab. Tasikmalaya Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

B A B I P E N D A H U L U A N

B A B I P E N D A H U L U A N B A B I P E N D A H U L U A N 1.1. LATAR BELAKANG Kondisi sanitasi di Kabupaten Bojonegoro yang telah digambarkan dalam Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro mencakup sektor air limbah, persampahan,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang Bab 1 1.1. Latar Belakang Penyediaan layanan sektor sanitasi dasar yang layak bagi seluruh lapisan masyarakat, khususnya bagi masyarakat berpendapatan rendah dan bertempat tinggal di kawasan padat dan

Lebih terperinci

Landasan Hukum Pengelolaan Air Limbah

Landasan Hukum Pengelolaan Air Limbah Landasan Hukum Pengelolaan Air Limbah Step by Step Series: Dasar-dasar Teknik dan Pengelolaan Air Limbah Page 1 Landasan Hukum Pengelolaan Air Limbah Peraturan Nasional Undang-undang Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

Buku Strategi Sanitasi Kabupaten Bangka Selatan 1

Buku Strategi Sanitasi Kabupaten Bangka Selatan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan akan adanya prasarana lingkungan seperti sistem sanitasi yang baik sangat diharapkan. Akan tetapi pada kenyataannya kondisi sanitasi yang ada sekarang khususnya

Lebih terperinci

KELOMPOK KERJA AIR MINUM & PENYEHATAN LINGKUNGAN (POKJA AMPL) KABUPATEN BANGGAI LAUT

KELOMPOK KERJA AIR MINUM & PENYEHATAN LINGKUNGAN (POKJA AMPL) KABUPATEN BANGGAI LAUT Dalam ini diuraikan rencana tindak yang akan dan perlu dilakukan dalam rangka persiapan tahap implementasi, utamanya untuk program dan kegiatan yang sudah ada kesepakatan dan alokasi penganggarannya. Khusus

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI RINGKASAN EKSEKUTIF Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (Program PPSP) merupakan program yang dimaksudkan untuk mengarusutamakan pembangunan sanitasi dalam pembangunan, sehingga sanitasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) merupakan dokumen perencanaan jangka menengah (5 tahun) yang memberikan arah bagi pengembangan sanitasi di Kabupaten Cilacap karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor sanitasi yang mencakupi bidang air limbah, persampahan dan drainase merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Penyebab utama buruknya kondisi sanitasi karena lemahnya perencanaan pembangunan sanitasi : tidak terpadu, salah sasaran, tidak sesuai kebutuhan, dan tidak berkelanjutan,

Lebih terperinci

RESUME RAPAT KORDINASI KICK OF MEETING DAN LOKAKARYA

RESUME RAPAT KORDINASI KICK OF MEETING DAN LOKAKARYA RESUME RAPAT KORDINASI KICK OF MEETING DAN LOKAKARYA TEMPAT : Gedung Rapat Bappeda WAKTU : Rabu, 4 April 2012 PESERTA NARASUMBER : Pokja Sanitasi, Tim secretariat Pokja sanitasi, Kepala Kecamatan, Sanitarian,

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang. Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten Bandung Barat adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi

1.1 Latar Belakang. Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten Bandung Barat adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi 1.1 Latar Belakang Tahun 2016 Kabupaten Bandung Barat melakukan pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK). Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Bandung Barat dilakukan untuk peningkatan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sanitasi merupakan salah satu sektor yang memiliki keterkaitan yang erat dengan kemiskinan, tingkat pendidikan, kepadatan penduduk, perilaku hidup bersih dan sehat,

Lebih terperinci

Di dalam Penyusunan Buku Putih Sanitasi terdiri dari 5 Proses : Proses 1 : Internalisasi dan Penyamaan Persepsi (output Bab I) Proses 2 : Penyiapan Pr

Di dalam Penyusunan Buku Putih Sanitasi terdiri dari 5 Proses : Proses 1 : Internalisasi dan Penyamaan Persepsi (output Bab I) Proses 2 : Penyiapan Pr Notulensi Pertemua Internalisasi dan Penyamaan Persepsi Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2014 Tanggal 9 Mei 2014 Program Percepatan Pembangunan Sanitasi

Lebih terperinci

BAB II MEMRANDUM PROGRAM JANGKA MENENGAH

BAB II MEMRANDUM PROGRAM JANGKA MENENGAH BAB II MEMRANDUM PROGRAM JANGKA MENENGAH 2.1 Sumber Dana Pemerintah Dalam rangka optimasi dan dan kepastian implementasi, maka telah dilakukan internalisasi dansinkronisasi terkait semua usulan Program

Lebih terperinci

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) PEMERINTAH KOTA PADANGSIDIMPUAN

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) PEMERINTAH KOTA PADANGSIDIMPUAN Bab 1 ENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Memorandum Program Sanitasi (MPS) merupakan tahap ke 4 dari 6 (enam) tahapan program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). Setelah penyelesaian dokumen

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang. 1.2 Wilayah cakupan SSK

1.1 Latar Belakang. 1.2 Wilayah cakupan SSK Bab 1: Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sektor sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kesehatan masyarakat. Rendahnya kualitas sanitasi menjadi salah satu

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TANA TORAJA BAB I PENDAHULUAN

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TANA TORAJA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kepedulian masyarakat dan pemerintah terhadap penyehatan lingkungan dalam mendukung kualitas lingkungan perlu ditingkatkan. Ketidaktahuan dan pemahaman masyarakat

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN STRATEGI BIDANG PLP

KEBIJAKAN DAN STRATEGI BIDANG PLP KEBIJAKAN DAN STRATEGI BIDANG PLP Oleh: Direktur Pengembangan PLP Jakarta, 26 Januari 2017 KEMENTERIAN PEKERJAAN PEKERJAAN UMUM UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT TARGET BIDANG SANITASI Amanat RPJPN 2005-2025 Pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hingga saat ini akses masyarakat terhadap layanan sanitasi permukiman (air limbah domestik, sampah rumah tangga dan drainase lingkungan) di Indonesia masih relatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan sanitasi sampai saat ini masih belum menjadi prioritas dalam pembangunan daerah. Kecenderungan pembangunan lebih mengarah pada bidang ekonomi berupa pencarian

Lebih terperinci

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung Bab 1 Pendahuluan

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung Bab 1 Pendahuluan Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup serta kondisi lingkungan yang dapat memberikan kenyamanan

Lebih terperinci

MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK 6.1 Strategi Monitoring dan Evaluasi Kabupaten Banyumas Pada Bab sebelumnya yakni Bab Strategi dan Rencana Program

Lebih terperinci

MINUTES OF MEETING KICK OF MEETING PPSP TAHUN 2015 KOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR

MINUTES OF MEETING KICK OF MEETING PPSP TAHUN 2015 KOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR MINUTES OF MEETING KICK OF MEETING PPSP TAHUN 2015 KOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR Hari, Tanggal : Jum at, 26 Juni 2015 Tempat Waktu Agenda Metode Narasumber & Peserta : Ruang Rapat Mini Pemerintah Kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Strategi Sanitasi Kota (SSK) adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat kota yang dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. MPS Kabupaten Kotawaringin Barat. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. MPS Kabupaten Kotawaringin Barat. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program dan dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai kelembagaan terkait

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

Universal Access cakupan akses 100% untuk air minum dan sanitasi dalam rangka. 1.1 Latar Belakang

Universal Access cakupan akses 100% untuk air minum dan sanitasi dalam rangka. 1.1 Latar Belakang . Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup, kondisi lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Pembangunan sanitasi di Kabupaten Hulu Sungai Utara masih banyak dilakukan secara parsial, dimana masing-masing SKPD melaksanakan kegiatannya sesuai dengan tugas pokok

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) 1.1 Latar Belakang.

BAB 1 PENDAHULUAN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) 1.1 Latar Belakang. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Pemerintah Indonesia mempunyai komitmen sangat kuat untuk mencapai salah satu target dalam Millenium Development Goals (MDGs), yaitu menurunnya jumlah penduduk yang

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN KICK OFF MEETING DAN LOKALATIH PENYUSUNAN DOKUMEN BPS KABUPATEN SAMOSIR SELASA, 13 MEI 2014

LAPORAN KEGIATAN KICK OFF MEETING DAN LOKALATIH PENYUSUNAN DOKUMEN BPS KABUPATEN SAMOSIR SELASA, 13 MEI 2014 LAPORAN KEGIATAN KICK OFF MEETING DAN LOKALATIH PENYUSUNAN DOKUMEN BPS KABUPATEN SAMOSIR SELASA, 13 MEI 2014 PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP) PROPINSI SUMATERA UTARA Page 1 NOTULEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Balangan

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Balangan STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi sesungguhnya masih menjadi isu strategis di Indonesia. Tidak hanya di tingkat masyarakat, namun juga pada sisi para pengambil

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM,KEGIATAN DAN INDIKA SI PENDANAANSA NITASI

BAB V PROGRAM,KEGIATAN DAN INDIKA SI PENDANAANSA NITASI BAB V PROGRAM,KEGIATAN DAN INDIKA SI PENDANAANSA NITASI 5.1 Ringkasan Dalam pelaksanaan program sanitasi, pengaturan dan mekanismenya disesuaikan dengan tugas dan wewenang pelaksana. Untuk kegiatan dengan

Lebih terperinci

PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEPUTUSAN BUPATI LINGGA NOMOR : 132/KPTS/IV/2015 TENTANG

PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEPUTUSAN BUPATI LINGGA NOMOR : 132/KPTS/IV/2015 TENTANG PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEPUTUSAN BUPATI LINGGA NOMOR : 132/KPTS/IV/2015 TENTANG PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN LINGGA TAHUN ANGGARAN 2015 BUPATI LINGGA, Membaca : Surat Edaran Menteri Dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) merupakan salah satu upaya pemerintah untuk memperbaiki kondisi sanitasi di Indonesia dengan mengarusutamakan

Lebih terperinci

WALIKOTA PALANGKA RAYA

WALIKOTA PALANGKA RAYA WALIKOTA PALANGKA RAYA KEPUTUSAN WALIKOTA PALANGKA RAYA NOMOR 268 Tahun 2015 TENTANG PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN DI KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015 WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Strategi Sanitasi Kabupaten Kerinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Strategi Sanitasi Kabupaten Kerinci BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka persiapan implementasi pembangunan sanitasi, di tahap awal diperlukan perencanaan yang baik dan berkualitas. Melalui Program Percepatan Pembangunan Sanitasi

Lebih terperinci

BAB V RENCANA IMPLEMENTASI

BAB V RENCANA IMPLEMENTASI Memorandum Program Sanitasi (MPS) 20152019 BAB V RENCANA IMPLEMENTASI Dalam ini diuraikan rencana tindak yang akan dan perlu dilakukan dalam rangka persiapan tahap implementasi, utamanya untuk program

Lebih terperinci