MODUL PELATIHAN STRATEGI KOMUNIKASI. November Kata Pengantar 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODUL PELATIHAN STRATEGI KOMUNIKASI. November Kata Pengantar 1"

Transkripsi

1 MODUL PELATIHAN STRATEGI KOMUNIKASI November 2014 Kata Pengantar 1

2 2

3 KATA PENGANTAR Kegiatan komunikasi merupakan bagian penting untuk mendukung seluruh aspek pembangunan sanitasi. Oleh karenanya kegiatan komunikasi perlu mengacu pada kondisi terkini yang memberikan tujuan untuk apa kegiatan komunikasi tersebut dilakukan. Tujuan komunikasi inilah yang menjadi dasar menentukan secara spesifik khalayak sasaran, pesan kunci dan rencana kegiatan komunikasi yang akan dilakukan. Langkah penyusunan strategi komunikasi tersebut diharapkan dapat membantu dalam perumusan kegiatan komunikasi yang sesuai, baik dalam rangka mendukung proses PPSP, maupun dalam rangka merumuskan rencana kegiatan komunikasi dalam Strategi Sanitasi Kota (SSK), yang akhirnya menjadi masukan untuk rencana kegiatan komunikasi dalam Memorandum Program Sanitasi (MPS). Dalam kaitan Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) ada berbagai tingkatan kebutuhan strategi komunikasi ditinjau dari unsur pelaku komunikasi (komunikator) : 1. Pokja Sanitasi Nasional memerlukan kegiatan komunikasi untuk melibatkan segenap pihak termasuk Provinsi dan Kab./Kota untuk dapat memperoleh dukungan yang memadai. 2. Pokja Sanitasi Provinsi memerlukan kegiatan komunikasi untuk dapat mendorong Kab./Kota untuk dapat melaksanakan tahapan-tahapan pembangunan sanitasi. 3. Pokja Sanitasi Kab./Kota memerlukan kegiatan komunikasi dalam rangka advokasi kepada pengambil kebijakan, pelibatan masyarakat umum dan masyarakat miskin, serta pelibatan dunia usaha. Pendekatan dan langkah-langkah penyusunan strategi komunikasi relatif sama untuk berbagai tingkat pelaku komunikasi tersebut, yang membedakannya adalah kondisi terkini dari tiap obyek yang ingin dipastikan kadar dukungannya serta komunikatornya. Modul ini dapat digunakan untuk melatih fasilitator yang akan melakukan pendampingan kepada kelompok sasaran di 3 tingkatan tersebut. Modul ini dikembangkan setelah di uji cobakan dalam pelatihan Strategi Komunikasi dan Advokasi sektor Air Minum dan Sanitasi dengan melibatkan provinsi dan kab./kota PPSP tahun 2013 sebagai peserta. Demikian semoga modul ini dapat berguna dalam rangka mendukung pembangunan air minum dan sanitasi yang lebih baik. Jakarta, 2014 drh. Wilfried H. Purba, MM, M.Kes Direktur Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Ketua Pokja AMPL Nasional Advokasi Kebijakan dan Pemberdayaan Kata Pengantar i

4 ii

5 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... I DAFTAR ISI... III DAFTAR TABEL... III PENDAHULUAN LATAR BELAKANG TUJUAN PENGGUNA SASARAN PENJELASAN ISI BUKU DAFTAR RUJUKAN JADWAL PELATIHAN... 4 BAGIAN 1. PROSES PELATIHAN ALUR PELATIHAN POKOK BAHASAN DAN LAMA PEMBELAJARAN RENCANA PEMBELAJARAN... 7 Sub Modul 1 : Pengantar Penyusunan Strategi Komunikasi... 7 Sub Modul 2 : Merumuskan Isu Strategis dan Menetapkan Tujuan Komunikasi... 9 Sub Modul 3 : Pemetaan Kelompok Sasaran, Pesan Kunci, dan Kegiatan Komunikasi Sub Modul 4 : Pengelolaan Kegiatan Komunikasi Sub Modul 5 : Monev Kegiatan Komunikasi Sub Modul 6 : Kegiatan komunikasi PPSP BAGIAN 2. BAHAN TAYANG...17 BAHAN TAYANG 1. PENGANTAR STRATEGI KOMUNIKASI BAHAN TAYANG 2. UNSUR KOMUNIKASI BAHAN TAYANG 3. ISU STRATEGIS DAN TUJUAN KOMUNIKASI BAHAN TAYANG 4. KELOMPOK SASARAN, PESAN KUNCI, DAN KEGIATAN KOMUNIKASI BAHAN TAYANG 5. PENGELOLAAN KEGIATAN KOMUNIKASI BAHAN TAYANG 6. MONEV KEGIATAN KOMUNIKASI BAHAN TAYANG 7. KEGIATAN KOMUNIKASI PPSP BAHAN TAYANG 8. LOKAKARYA MPS BAGIAN 3. BAHAN SERAHAN DAN LEMBAR KERJA BAHAN SERAHAN : PANDUAN PRAKTIS PENYUSUNAN STRATEGI KOMUNIKASI UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN SANITASI 53 A. Deskripsi B. Langkah-langkah Pelaksanaan LEMBAR KERJA : TABEL STRATEGI KOMUNIKASI DAFTAR TABEL Tabel 1. Rumusan Tujuan Komunikasi Berdasarkan Isu Strategis Tabel 2. Rumusan Pesan, Khalayak Sasaran dan Kegiatan Tabel 3. Rumusan Perkiraan Biaya, Pelaksana dan Waktu Pelaksanaan untuk Tiap Kegiatan Daftar Isi iii

6 DAFTAR SINGKATAN ABB AMPL APBD APBN BABS BHS Bapermas BPS BT BS CTPS EHRA FGD IRS JPL LCD LK LSM MCK MDGs MPS Monev ODF PHBS PMU Pokja Sanitasi PIU-AE PIU IF PIU T PKK PMD PPSP : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : Alat Bantu Belajar Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional Buang Air Besar Sembarangan Basic Human Services Badan Pemberdayaan Masyarakat Buku Putih Sanitasi Bahan Tayang Bahan Serahan Cuci Tangan Pakai Sabun Environmental Health Risk Assessment Focus Group Discussion (Diskusi Kelompok terarah) Indeks Risiko Sanitasi Jam Pelajaran Liquid Crystal Dysplay Lembar Kerja Lembaga Swadaya Masyarakat Mandi Cuci Kakus Millenium Development Goals Memorandum Program Sanitasi Monitoring dan Evaluasi Open Defecation Free Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Programme Management Unit Kelompok Kerja Sanitasi Program Implementation Unit Advocacy and Empowerment (Unit Pelaksana Program Advokasi dan Pemberdayaan) Programme Implementation Unit Institutional and Funding Programme Programme Implementation Unit Technical Pembinaan Kesejahteraan Keluarga Pemberdayaan Masyarakat Desa Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman RTL : Rencana Tindak Lanjut SSK : Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota TPA : Tempat Pemrosesan Akhir iv Daftar Isi

7 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Alokasi dana pemerintah untuk sektor sanitasi boleh dikatakan meningkat dari Rp. 200,- perkapita pertahun sebelum tahun 2007, dan perlahan-lahan meningkat hingga mencapai Rp ,- di tahun Kendati demikian menurut hitungan Bappenas bahwa untuk layanan sanitasi yang memadai diperlukan investasi hingga Rp ,- perkapita pertahun, sehingga angka Rp ,- hanya bagian kecil saja dari kebutuhan tersebut. Di sisi lain kita melihat bahwa alokasi anggaran pemerintah secara keseluruhan mencapai 1% bahkan ada dari pemerintah daerah mencapai 2% untuk pembangunan sanitasi. Sebuah angka yang tidak dapat dibilang kecil bila mengingat kisaran belanja pemerintah pusat dan daerah sekitar 50%-70% untuk gaji pegawai, 20% untuk pendidikan, 10% persen pembangunan infrastruktur, dan sisanya untuk 12 urusan wajib termasuk sanitasi. Dari 1 sampai 2 persen biaya pembangunan sektor sanitasi tersebut tentu saja yang kerap menjadi prioritas adalah pembangunan sarana fisik, dan kerap kali kegiatan non-fisik terkait dengan komunikasi terabaikan. Berdasarkan data studi Economic of Sanitation Initiatives (ESI)-2, WSP-World Bank, nampak biaya untuk komunikasi, khususnya terkait dengan peningkatan kepedulian sanitasi dari sejumlah proyek dan program pembangunan sanitasi masih sangat minim, bahkan beberapa diidentifikasi tidak ada. Untuk dapat meningkatkan anggaran pembangunan sanitasi baik di tingkat nasional maupun daerah diperlukan kegiatan komunikasi yang terencana, terpadu dan berkelanjutan. Baik melalui advokasi pengambil kebijakan, kampanye publik, kampanye masyarakat tertentu, maupun pelibatan dunia usaha. Dukungan yang memadai dari segenap unsur di suatu daerah menjadi kunci keberhasilan pembangunan sanitasi yang lintas sektor. Isu-isu strategis di tingkat nasional terkait perilaku masyarakat, seperti dicuplik dari sebagai berikut : Terdapat 47% masyarakat masih berperilaku buang air besar ke sungai, sawah, kolam, kebun dan tempat terbuka (Hasil studi Indonesia Sanitation Sector Development Program (ISSDP) tahun 2006). Berdasarkan studi Basic Human Services (BHS) di Indonesia tahun 2006, perilaku masyarakat dalam mencuci tangan adalah (1) setelah buang air besar 12%, (2) setelah membersihkan tinja bayi dan balita 9%, (3) sebelum makan 14%, (4) sebelum memberi makan bayi 7%, dan (5) sebelum menyiapkan makanan 6 %. Sementara studi BHS lainnya terhadap perilaku pengelolaan air minum rumah tangga menunjukan 99,20 % merebus air untuk mendapatkan air minum, namun 47,50 % dari air tersebut masih mengandung Eschericia coli. Kondisi seperti ini dapat dikendalikan melalui intervensi terpadu melalui pendekatan sanitasi total. Hal ini dibuktikan melalui hasil studi WHO tahun 2007, yaitu kejadian diare menurun 32% dengan meningkatkan akses masyarakat terhadap sanitasi dasar, 45% dengan perilaku mencuci tangan pakai sabun, 39% perilaku pengelolaan air minum yang aman di rumah tangga. Sedangkan dengan mengintegrasikan ketiga perilaku intervensi tersebut, kejadian diare menurun sebesar 94%. Pemerintah juga telah sepakat dengan komitmen untuk mencapai target Millennium Development Goals (MDGs) tahun 2015, yaitu meningkatkan akses air minum dan sanitasi dasar secara berkesinambungan kepada separuh dari proporsi penduduk yang belum mendapatkan akses. Melihat data-data tersebut adalah wajar apabila kegiatan komunikasi merupakan unsur penting dalam pembangunan sanitasi. Bila dilihat dari beberapa Buku Putih dan SSK kabupaten/kota yang telah menyusunnya, nampak bahwa diperlukan banyak sekali upaya penyadaran masyarakat terkait dengan perilaku hidup bersih dan sehat termasuk penyediaan layanan sanitasi yang memadai. Pendahuluan 1

8 Berdasarkan data-data sejenis, pada saat ISSDP-1 ( ) disusun stratetgi komunikasi/kampanye untuk mendukung tujuan pembangunan sanitasi dengan rumusan strategi berdasarkan target sasaran ; 1. Advokasi pengambil keputusan nasional 2. dan daerah, 2. Kampanye untuk Masyarakat Umum, 3. Kampanye untuk Masyarakat Miskin, 4. Kampanye untuk Pelaku Usaha. Strategi ini kemudian diimplementasikan oleh Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS) pada saat itu. TTPS kemudian melebur menjadi Pokja AMPL Nasional pada tahun 2012, yang berperan sebagai pelaksana Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) dengan Peta Jalan (Road Map) pembangunan sanitasi hingga tahun Dengan perkembangan yang ada saat ini, strategi komunikasi tersebut tentu saja sudah memerlukan peremajaan. Namun pendekatan yang dilakukan lebih strategis dengan mempertimbangkan keberlanjutan, yaitu melalui upaya peningkatan kapasitas Pokja AMPL Nasional dalam rangka menyusun strategi komunikasi. Dengan penyusunan strategi komunikasi untuk pembangunan sanitasi di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota, diharapkan terjadi peningkatan pembiayaan kegiatan komunikasi sekaligus mengarahkan kegiatan komunikasi sehingga terjadi keterpaduan dan keberlanjutan meski dilakukan oleh berbagai pihak/instansi. 2. Tujuan Modul Pelatihan Strategi Komunikasi disusun dengan tujuan utama adalah sebagai panduan bagi fasilitator atau pelatih dalam melakukan Pelatihan Strategi Komunikasi. Modul pelatihan ini dirancang sebagai pegangan pihak-pihak terkait dalam melaksanakan berbagai kegiatan komunikasi dalam PPSP. Modul ini juga dapat digunakan sebagai acuan dalam mendesiminasikan informasi terkait pelaksanaan PPSP di Provinsi maupun di Kabupaten/Kota. 3. Pengguna Sasaran Modul ini ditujukan bagi: PMU/PIU PPSP sebagai pengelola program PPSP di tingkat pusat. Para pihak yang diberi mandat oleh PMU/PIU PPSP untuk melatih. 4. Penjelasan isi Buku Modul Pelatihan Strategi Komunikasi ini disusun secara utuh dan lengkap yang berguna bagi fasilitator / pelatih untuk memandu proses belajar tentang penyusunan Strategi Komunikasi sebagai bagian dari Strategi Sanitasi Kota (SSK). Modul pelatihan ini terdiri dari 3 (tiga) bagian utama yang harus dipahami setiap fasilitator/pelatih, yakni: (1) Rencana Pelatihan; (2) Bahan Tayang; (3) Bahan Serahan dan Lembar Kerja. Masing-masing diuraikan sebagai berikut : Bagian 1: Rencana Pelatihan, memuat tentang rencana pelatihan setiap sesi yang mencakup alur pelatihan, pokok bahasan, alokasi waktu pembelajaran, serta rencana pembelajaran. Pada bagian ini memberikan gambaran tentang proses pelatihan secara utuh di setiap sesi serta bagaimana cara memfasilitasi agar seluruh pokok bahasan dapat dibahas dan dipahami oleh warga belajar atau peserta pelatihan. Pelatih atau fasilitator dapat menggunakan bagian pertama sebagai acuan dalam membawakan seluruh proses pelatihan. Rencana pembelajaran berisi tentang isi pokok bahasan, tujuan yang akan dicapai, lama proses belajar, metode dan alat bantu belajar yang digunakan serta langkah memfasilitasi proses pembelajaran. Bagian 2 : Bahan tayang, memuat materi yang akan disampaikan dalam bentuk power point (bahan tayang) sebagai bahan pelatih atau fasilitator dalam menyampaikan poin-poin pembelajaran atau materi yang perlu dipahami oleh peserta atau warga belajar. 2 Pendahuluan

9 Bagian 3 : Bahan serahan dan lembar kerja, memuat tentang bahan serahan yang dapat digunakan oleh pelatih atau fasilitator dalam memperkaya penguasaan materi serta digunakan peserta setelah pelatihan. Lembar kerja merupakan lembaran yang membantu proses pelatihan sebagai pendekatan pembelajaran orang dewasa berjalan lancar dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta terhadap materi pembelajaran. 5. Daftar Rujukan Berikut ini adalah daftar rujukan dan bacaan awal yang harus dipahami dan dikuasai oleh fasilitator/pelatih sebelum memfasilitasi pelatihan Strategi Komunikasi di provinsi. Sedangkan bagi calon peserta pelatihan diharapkan untuk menjadikan rujukan ini sebagai bahan dalam memperkaya pemahaman terhadap pelaksanaan penyusunan Strategi Komunikasi. 1) Panduan Advokasi Dalam Aspek Komunikasi PPSP ) Grand Design Advokasi dan Komunikasi PPSP 2014 Pendahuluan 3

10 6. Jadwal Pelatihan JAM MATERI/KEGIATAN Metode Narasumber/Fasilitator Hari Pertama, Registrasi peserta Check in hotel Pembukaan Laporan Panitia Sambutan sekaligus membuka secara resmi Panel Pengantar: 1. Aspek komunikasi dan advokasi dalam PPSP 2. Peran Pokja Provinsi dalam aspek komunikasi dan advokasi di setiap tahap PPSP 3.. Diskusi panel PIU AE Direktur Bina Program Ciptakarya Direktur Perkim Bappenas Direktur PL Ditjen P2PL Direktur Bina Program Ditjen Cipta Karya Ishoma BLC 60 menit PIU AE Hari Kedua, Pengantar Penyusunan Strategi Komunikasi Coffee break Merumuskan Isu Strategis dan Menetapkan Tujuan Komunikasi Pemetaan Khalayak Sasaran, Pesan Kunci, dan Kegiatan Komunikasi ISHOMA Lanjutan Pemetaan Khalayak Sasaran, Pesan Kunci, dan Kegiatan Komunikasi Pengelolaan Kegiatan Komunikasi Coffee break Curah Pendapat, mini presentasi, praktek Curah Pendapat, mini presentasi, praktek Curah Pendapat, mini presentasi, praktek Curah Pendapat, mini presentasi, praktek Kegiatan komunikasi PPSP Curah Pendapat, mini presentasi, praktek Hari Ketiga, Monev Kegiatan Komunikasi Review & RTL Mini Presentasi dan praktek Mod: Kabid PASD Kementerian Kesehatan PIU AE PIU AE PIU AE PIU KP PIU AE PIU AE Penutupan Ketua PIU-AE 4 Pendahuluan

11 BAGIAN Alur Pelatihan PROSES PELATIHAN PEMBUKAAN PRE TEST MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR (BLC) Materi Inti : (Wawasan dan keterampilan) Materi Dasar : (Kebijakan) 1. Aspek komunikasi dan advokasi dalam PPSP 2. Peran Pokja Provinsi dalam aspek komunikasi dan advokasi di setiap tahap PPSP Metode : Ceramah, Tanya jawab 1. Pengantar Penyusunan Strategi Komunikasi 2. Merumuskan Isu Strategis dan Menetapkan Tujuan Komunikasi 3. Pemetaan Khalayak Sasaran, Pesan Kunci, dan Kegiatan Komunikasi 4. Pengelolaan Kegiatan Komunikasi 5. Monev Kegiatan Komunikasi 6. Kegiatan komunikasi PPSP Metode: ceramah/paparan singkat, Tanya jawab, curah pendapat, diskusi kelompok, penugasan, simulasi, diskusi pleno EVALUASI RTL POST TEST PENUTUPAN Bagian 1. Proses Pelatihan 5

12 2. Pokok Bahasan dan lama pembelajaran No Pokok Bahasan Waktu 1. Sub Modul 1: Pengantar Penyusunan Strategi Komunikasi 90 menit/ 2 JPL Sub Modul 2: Merumuskan Isu Strategis dan Menetapkan Tujuan Komunikasi Sub Modul 3: Pemetaan Khalayak Sasaran, Pesan Kunci, dan Kegiatan Komunikasi 45 menit/1 JPL 135 menit/ 3 JPL 4. Sub Modul 4: Pengelolaan Kegiatan Komunikasi 45 menit/ 1 JPL 5. Sub Modul 5: Monev Kegiatan Komunikasi 45 menit/1 JPL 6. Sub Modul 6: Kegiatan komunikasi PPSP 90 menit/2 JPL Total waktu 450 menit/ 10 JPL 6 Bagian 1. Proses Pelatihan

13 3. Rencana Pembelajaran Sub Modul 1 : POKOK BAHASAN Pengantar Penyusunan Strategi Komunikasi : 1. Pengertian Komunikasi 2. 5 Unsur Komunikasi 3. Strategi Komunikasi 4. Siklus Kegiatan Komunikasi Ringkasan Sub Modul berikut berisi materi dasar tentang komunikasi yaitu pengertian/konsep komunikasi, unsur komunikasi, strategi, dan kegiatan komunikasi. Tujuan Umum Tujuan Khusus Pembelajaran Metode Pembelajaran Alat Bantu Belajar (ABB) Lembar kerja (LK), Bahan Tayang (BT) & Bahan Serahan (BS) : Peserta paham konsep komunikasi dan strategi komunikasi : Peserta memiliki kemampuan untuk: 1. Menjelaskan pengertian komunikasi 2. Menjelaskan 5 unsur komunikasi 3. Menjelaskan pengertian strategi komunikasi 4. Menjelaskan siklus kegiatan komunikasi : 1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Curah pendapat Waktu Yang Dibutuhkan : 90 menit : 1. Laptop 2. LCD 3. Spidol warna 4. Flipchart 5. Bahan tayang : 1. Bahan Tayang : Pengantar Penyusunan Strategi Komunikasi 2. Bahan bacaan LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN No. Uraian Metode 1. Pengantar: a. Fasilitator memulai sesi curah pendapat dengan mengajukan pertanyaan: - Apa itu komunikasi? 2. Pembahasan a. Fasilitator menanyakan kepada peserta: - Apa 5 unsur komunikasi? b. Rangkum jawaban peserta dan gunakan BT 01: Unsur Komunikasi c. Fasilitator menanyakan beberapa pertanyaan kepada peserta: - Apa yang dimaksud dengan strategi komunikasi? - Mengapa perlu strategi komunikasi dalam pembangunan sanitasi? - Apa keterkaitan strategi komunikasi dengan Buku Putih Sanitasi dan SSK? Curah pendapat Curah pendapat Mini presentasi Diskusi dan Tanya jawab Alat Bantu Belajar Spidol flipchart BT 01: Unsur Komunikasi BT 02: Pengantar Strategi Komunikasi Laptop In focus Flipchart Spidol Flipchart Waktu Bagian 1. Proses Pelatihan 7

14 No. Uraian Metode d. Rangkum jawaban peserta dan gunakan BT 02: Pengantar Strategi Komunikasi 3. Penutup a. Tanyakan: - Apa tantangan menyusun strategi komunikasi? b. Rangkum jawaban peserta dan ucapkan terima kasih. Curah pendapat Alat Bantu Belajar Waktu 10 8 Bagian 1. Proses Pelatihan

15 Sub Modul 2 : Merumuskan Isu Strategis dan Menetapkan Tujuan Komunikasi POKOK BAHASAN : 1. Pengantar 2. Isu Strategis 3. Tujuan Komunikasi Ringkasan Sub Modul ini menjelaskan tentang isu strategis dan tujuan komunikasi Tujuan Umum Tujuan Khusus Pembelajaran : Peserta tentang isu strategis dan tujuan komunikasi : Peserta memiliki kemampuan untuk: 1. Mengidentifikasi isu strategis 2. Merumuskan tujuan komunikasi Metode Pembelajaran : 1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Curah pendapat 4. Penugasan dan diskusi kelompok 5. Diskusi pleno Alat Bantu Belajar (ABB) Lembar kerja (LK), Bahan Tayang (BT) & Bahan Serahan (BS) Waktu Yang Dibutuhkan : 45 Menit : 1. Laptop 2. LCD 3. Spidol warna 4. Flipchart 5. Metaplan 6. Kain rekat/sticky clothes 7. Bahan tayang : 1. Bahan Tayang : Isu Strategis dan Tujuan Komunikasi LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN No. Uraian Metode Pengantar: a. Fasilitator memulai sesi curah pendapat dengan mengajukan pertanyaan: - Apa yang dimaksud dengan isu strategis? - Apa yang dimaksud dengan tujuan komunikasi? Pembahasan a. Fasilitator menjelaskan tentang isu strategis dan tujuan komunikasi. Akhiri dengan tanya jawab. b. Bagi kelompok menjadi 4 yaitu Air Limbah, Persampahan, Drainase, dan PHBS terkait hygiene dan sanitasi. c. Setiap kelompok menentukan isu strategis dan tujuan komunikasi untuk masing-masing komponen. d. Presentasi hasil. Penutup Fasilitator merangkum sesi dan mengucapkan terima kasih. Curah pendapat Mini presentasi Diskusi dan Tanya jawab Penugasan kelompok. Alat Bantu Belajar BT 03: Isu Strategis dan Tujuan Komunikasi BT 03: Isu Strategis dan Tujuan Komunikasi Laptop In focus Flipchart Spidol Metaplan Sticky Clothes Waktu Bagian 1. Proses Pelatihan 9

16 Sub Modul 3 : Pemetaan Kelompok Sasaran, Pesan Kunci, dan Kegiatan Komunikasi POKOK BAHASAN : 1. Kelompok Sasaran 2. Pesan Kunci 3. Kegiatan Komunikasi Ringkasan Sub Modul ini menjelaskan tentang kelompok sasaran, pesan kunci, dan kegiatan komunikasi. Tujuan Umum Tujuan Khusus Pembelajaran : Peserta paham konsep kelompok sasaran, pesan kunci, dan kegiatan komunikasi. : Peserta memiliki kemampuan untuk: 1. Menjelaskan pengertian kelompok sasaran dan pesan kunci 2. Mengidentifikasi kelompok sasaran 3. Merumuskan pesan kunci 4. Mengidentifikasi kegiatan komunikasi Metode Pembelajaran : 1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Curah pendapat 4. Penugasan dan diskusi kelompok 5. Diskusi pleno Alat Bantu Belajar (ABB) Lembar kerja (LK), Bahan Tayang (BT) & Bahan Serahan (BS) Waktu Yang Dibutuhkan : 135 menit : 1. Laptop 2. LCD 3. Spidol warna 4. Flipchart 5. Metaplan 6. Kain rekat/sticky clothes 7. Bahan tayang : 1. Bahan Tayang : Kelompok Sasaran, Pesan Kunci, dan Kegiatan Komunikasi LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN No. Uraian Metode 1. Pengantar: a. Fasilitator memulai sesi curah pendapat dengan mengajukan pertanyaan: - Apa yang dimaksud dengan kelompok sasaran? - Apa yang dimaksud dengan pesan kunci? - Apa saja contoh kegiatan komunikasi? 2. Pembahasan a. Fasilitator menjelaskan pengertian kelompok sasaran, pesan kunci, dan kegiatan komunikasi. b. Bagi peserta menjadi 4 kelompok: 1. Air limbah domestik 2. Persampahan Curah pendapat Curah pendapat Mini presentasi Diskusi dan Alat Bantu Belajar BT 04: Kelompok Sasaran, Pesan Kunci, dan Kegiatan Komunikasi Spidol Flipchart BT 04: Kelompok Sasaran, Pesan Kunci, dan Waktu Bagian 1. Proses Pelatihan

17 No. Uraian Metode 3. Drainase 4. PHBS terkait higiene dan sanitasi c. Di setiap kelompok menentukan Khalayak Sasaran Pesan Kunci Kegiatan Produksi Media (Gunakan isu strategis dan tujuan komunikasi sebelumnya. Untuk perkiraan biaya, pelaksana kegiatan dan waktu pelaksanaan sementara tidak perlu dirumuskan sekarang) d. Presentasikan hasil 3. Penutup a. Tanyakan: - Apa kaitan antara kelompok sasaran, pesan kunci dan kegiatan komunikasi? b. Rangkum jawaban peserta. Tanya jawab Curah pendapat Alat Bantu Belajar Kegiatan Komunikasi Laptop In focus Flipchart Spidol Metaplan Sticky Clothes Waktu 5 Bagian 1. Proses Pelatihan 11

18 Sub Modul 4 : POKOK BAHASAN Pengelolaan Kegiatan Komunikasi : 1. Perkiraan biaya 2. Pelaksanaan Kegiatan 3. Penentuan Waktu Ringkasan Sub Modul ini menjelaskan tentanng perkiraan biaya, pelaksanaan dan penentuan waktu kegiatan. Tujuan Umum Tujuan Khusus Pembelajaran Metode Pembelajaran : Peserta paham konsep pengelolaan kegiatan komunikasi : Peserta memiliki kemampuan untuk: 1. Membuat perkiraan biaya 2. Mengidentifikasi penanggungjawab kegiatan 3. Menentukan waktu kegiatan 4. Menjelaskan tentang mix media strategy : 1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Curah pendapat Alat Bantu Belajar (ABB) : 1.Laptop 2. LCD 3. Spidol warna 4. Flipchart 5. Bahan Tayang Lembar kerja (LK), Bahan Tayang : 1. Bahan Tayang 05: Pengelolaan Kegiatan Komunikasi (BT) & Bahan Serahan (BS) Waktu Yang Dibutuhkan : 45 menit LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN No. Uraian Metode Pengantar: Fasilitator memulai sesi dengan menjelaskan bahwa dalam merumuskan strategi komunikasi biayakegiatan, penanggungjawab dan waktu kegiatan juga harus menjadi pertimbangan. Pembahasan a. Fasilitator menjelaskan bahan tayang BT 05: Pengelolaan Kegiatan Komunikasi b. Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk membagi pengalaman dalam melakukan pengelolaan kegiatan komunikasi c. Tanya jawab Penutup Fasilitator merangkum sesi dan mengucapkan terima kasih. Alat Bantu Belajar Ceramah BT 05: Pengelolaa n Kegiatan Komunikasi Mini presentasi Diskusi dan Tanya jawab BT 05: Pengelolaa n Kegiatan Komunikasi Laptop In focus Spidol Flipchart Waktu Bagian 1. Proses Pelatihan

19 Sub Modul 5 : POKOK BAHASAN Monev Kegiatan Komunikasi : 1. Monev Kegiatan Komunikasi Ringkasan Modul berikut ini merupakan modul pelatihan untuk menjelaskan tentang monitoring dan evaluasi kegiatan komunikasi. Tujuan Umum Tujuan Khusus Pembelajaran Metode Pembelajaran Alat Bantu Belajar (ABB) Lembar kerja (LK), Bahan Tayang (BT) & Bahan Serahan (BS) : Peserta paham konsep monitoring dan evaluasi kegiatan komunikasi : Peserta memiliki kemampuan untuk: 1. Menjelaskan tujuan dilakukannya monev 2. Membedakan monitoring dan evaluasi 3. Membedakan indikator proses, hasil, dan dampak : 1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Curah pendapat : 1. Laptop 2. LCD 3. Spidol warna 4.Bahan tayang : 1. Bahan Tayang : Monev Kegiatan Komunikasi Waktu Yang Dibutuhkan : 45 menit LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN No. Uraian Metode Pengantar: Fasilitator memulai sesi curah pendapat dengan mengajukan pertanyaan: - Apa yang dimaksud dengan monitoring kegiatan komunikasi? - Apa yang dimaksud dengan evaluasi kegiatan komunikasi? Pembahasan a. Fasilitator menjelaskan tentang monev kegiatan komunikasi. b. Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk berbagi pengalaman mengenai monev kegiatan komunikasi c. Tanya jawab Penutup Fasilitator merangkum sesi dan mengucapkan terima kasih. Curah pendapat Curah pendapat Mini presentasi Diskusi dan Tanya jawab Alat Bantu Belajar BT Monev Kegiatan Komunikasi BT Monev Kegiatan Komunikasi Laptop In focus Spidol Flipchart Waktu Bagian 1. Proses Pelatihan 13

20 Sub Modul 6 : POKOK BAHASAN Kegiatan komunikasi PPSP : 1. Saluran dan Perangkat Advokasi 2. Konsultasi Publik Buku Putih Sanitasi 3. Lokakarya MPS Ringkasan Modul berikut ini merupakan modul pelatihan untuk menjelaskan tentang kegiatan komunikasi PPSP khususnya Konsultasi Publik Buku Putih Sanitasi dan Lokakarya MPS. Tujuan Umum Tujuan Khusus Pembelajaran Metode Pembelajaran : Peserta memahami kegiatan komunikasi PPSP : Peserta dapat: 1. Memahami saluran dan perangkat advokasi 2. Memahami penting persiapan kegiatan Konsultasi Publik Buku Putih Sanitasi 3. Memahami pentingnya kegiatan Lokakarya MPS sebagai salah satu media advokasi : 1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Curah pendapat 4. Penugasan dan diskusi kelompok 5. Diskusi pleno Alat Bantu Belajar (ABB) : 1. Laptop 2. LCD 3. Spidol warna 4. Flipchart 5. Bahan tayang Lembar kerja (LK), Bahan Tayang (BT) & Bahan Serahan (BS) Waktu : 1. Bahan Tayang : a. Kegiatan Komunikasi PPSP b. Lokakarya MPS sebagai Ajang Komunikasi Pendanaan : 90 menit LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN No. Uraian Metode Alat Bantu Belajar Waktu 1. Pengantar: Fasilitator memulai sesi curah pendapat dengan mengajukan pertanyaan: - Apa saja kegiatan komunikasi PPSP? Curah pendapat 2. Pembahasan a. Fasilitator menjelaskan tentang Kegiatan Komunikasi PPSP b. Fasilitator menjelaskan tentang Lokakarya MPS c. Tanya jawab Curah pendapat Mini presentasi Diskusi dan Tanya jawab BT Kegiatan Komunikasi PPSP Spidol Flipchart BT Kegiatan Komunikasi PPSP BT Lokakarya MPS sebagai ajang advokasi pendanaan Laptop In focus Bagian 1. Proses Pelatihan

21 No. Uraian Metode Alat Bantu Belajar Waktu 3. Penutup Fasilitator merangkum sesi dan mengucapkan terima kasih. 5 Bagian 1. Proses Pelatihan 15

22 16 Bagian 1. Proses Pelatihan

23 BAGIAN 2. BAHAN TAYANG Bahan tayang 1. Pengantar Strategi Komunikasi Bagian 2. Bahan Tayang 17

24 18 Bagian 2. Bahan Tayang

25 Bagian 2. Bahan Tayang 19

26 20 Bagian 2. Bahan Tayang

27 Bagian 2. Bahan Tayang 21

28 22 Bagian 2. Bahan Tayang

29 Bagian 2. Bahan Tayang 23

30 Bahan tayang 2. Unsur Komunikasi 24 Bagian 2. Bahan Tayang

31 Bagian 2. Bahan Tayang 25

32 26 Bagian 2. Bahan Tayang

33 Bagian 2. Bahan Tayang 27

34 28 Bagian 2. Bahan Tayang

35 Bagian 2. Bahan Tayang 29

36 Bahan tayang 3. Isu Strategis dan Tujuan Komunikasi 30 Bagian 2. Bahan Tayang

37 Bagian 2. Bahan Tayang 31

38 Bahan tayang 4. Kelompok Sasaran, Pesan Kunci, dan Kegiatan Komunikasi 32 Bagian 2. Bahan Tayang

39 Bagian 2. Bahan Tayang 33

40 34 Bagian 2. Bahan Tayang

41 Bahan tayang 5. Pengelolaan Kegiatan Komunikasi Bagian 2. Bahan Tayang 35

42 36 Bagian 2. Bahan Tayang

43 Bagian 2. Bahan Tayang 37

44 Bahan tayang 6. Monev Kegiatan Komunikasi 38 Bagian 2. Bahan Tayang

45 Bagian 2. Bahan Tayang 39

46 40 Bagian 2. Bahan Tayang

47 Bagian 2. Bahan Tayang 41

48 42 Bagian 2. Bahan Tayang

49 Bahan tayang 7. Kegiatan komunikasi PPSP Bagian 2. Bahan Tayang 43

50 44 Bagian 2. Bahan Tayang

51 Bagian 2. Bahan Tayang 45

52 46 Bagian 2. Bahan Tayang

53 Bagian 2. Bahan Tayang 47

54 Bahan tayang 8. Lokakarya MPS 48 Bagian 2. Bahan Tayang

55 Bagian 2. Bahan Tayang 49

56 50 Bagian 2. Bahan Tayang

57 Bagian 2. Bahan Tayang 51

58 52 Bagian 2. Bahan Tayang

59 BAGIAN 3. BAHAN SERAHAN DAN LEMBAR KERJA 1. Bahan serahan : Panduan Praktis Penyusunan Strategi Komunikasi untuk Mendukung Pembangunan Sanitasi A. Deskripsi Strategi komunikasi disusun untuk memastikan pesan-pesan kunci yang dirumuskan dari hasil analisa situasi (dalam kaitan Buku Putih, berdasarkan data primer dan sekunder yang tertuang dalam rumusan isu-isu strategis), dikomunikasikan dengan benar, sehingga dapat mencapai tujuan komunikasi yang telah ditentukan sebelumnya. Komunikasi adalah upaya manusia dalam menyampaikan isi pernyataan (pesan) kepada manusia lain dengan motif (tujuan) tertentu, baik melalui komunikasi langsung maupun melalui saluran/media tertentu pula. Simbol-simbol komunikasi dapat berupa mimik, gerak-gerik, gambar, warna, suara dan bahasa (lisan dan tulisan). Sedangkan saluran/media komunikasi dapat meliputi individu, lembaga, media massa, media luar ruang, media tradisional, media alternatif dll. Sebagai bagian dari strategi, komunikasi yang baik dapat dilakukan dengan cara antara lain : meningkatkan kesadaran perubahan di mana dan kapan yang tepat, di antara kelompok sasaran yang relevan. menanamkan pengetahuan dan pemahaman tentang cara kerja baru, proses, sistem, peran, tanggung jawab, dan sebagainya. secara mandiri bertindak dalam cara-cara baru dengan memberikan contoh nyata, hingga memberikan penghargaan dan hukuman sebagai instrumen komunikasi yang diperlukan untuk kelompok sasaran tertentu. Strategi komunikasi diperlukan karena, informasi dan pengetahuan memiliki makna dan nilai yang berbeda bagi setiap individu. Komunikasi akan mempengaruhi orang yang berbeda pada waktu yang berbeda oleh karenanya: strategi komunikasi memberikan arahan untuk menyampaikan informasi tertentu pada waktu, tempat dan cara yang tepat untuk menjangkau tiap target sasaran. Ketika menerapkan strategi kompleks dan berkelanjutan, penting untuk menghindari 'overload inisiatif'. Individu dapat menjadi frustasi oleh komunikasi yang konstan dan berpotensi bertentangan. Hal tersebut dapat terjadi karena untuk sampai kepada perubahan perilaku, selain komunikasi diperlukan pula dukungan ketersediaan sarana-prasarana dan lingkungan yang memadai. Oleh karenanya : strategi komunikasi bukan hanya harus sejalan, namun harus mendukung dan menjadi bagian dari arah kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi yang akan dilakukan. B. Langkah-langkah Pelaksanaan 1. Tetapkan Tujuan Komunikasi Tujuan adalah kunci keberhasilan strategi komunikasi. Secara umum tujuan kegiatan komunikasi dalam pembangunan sanitasi adalah : Memperoleh dukungan yang memadai dari segenap pemangku kepentingan dalam tiap tahapan pembangunan sanitasi di kabupaten/kota. Namun demikian, tujuan yang bersifat umum tersebut perlu dijabarkan menjadi beberapa tujuan khusus berdasarkan isu-isu strategis terkait komunikasi yang ditemukan dalam Buku Putih Sanitasi. Hal ini bertujuan agar memberi kemudahan dalam menentukan, khalayak (target sasaran), pesan dan kegiatan komunikasi yang akan dilakukan. Oleh sebab itu, langkah-langkah yang perlu dilakukan sebagai berikut : Bagian 3. Bahan Serahan dan Lembar Kerja 53

60 a. Cermati isu strategis dalam Buku Putih Untuk dapat menetapkan tujuan komunikasi, langkah pertama adalah mencermati kembali dokumen Buku Putih kabupaten/kota, terutama terkait isu-isu strategis yang terdapat di dalam Bab 3. b. Rumuskan Tujuan Komunikasi berdasarkan Isu Strategis Tujuan komunikasi ditulis dalam bentuk kalimat aktif terkait dengan upaya untuk mempengaruhi tingkat kesadaran, pemahaman, keyakinan atau sampai pada perubahan perilaku/tindakan dari khalayak sasaran tertentu. Penentuan tujuan komunikasi harus realistis, sesuai dengan kondisi ada dimana khalayak sasaran kita berada. Tujuan komunikasi hendaknya disusun sesuai dengan kaidah SMART: specific, measurable, achievable, realiastic dan time bound. Kalau saat ini kesadaran dinilai kurang, maka perlu ditingkatkan. Kalau saat ini kesadaran dinilai cukup, maka tujuan komunikasi bisa ditingkatkan menjadi memberi pemahaman, dan seterusnya. Contoh rumusan tujuan komunikasi berdasarkan isu strategis seperti Tabel 1. di bawah ini. Tabel 1. Rumusan Tujuan Komunikasi Berdasarkan Isu Strategis No. Isu Strategis Tujuan Komunikasi 1. Contoh : Ada 80 persen rumah tangga memiliki jamban dan septic tank lebih dari 5 tahun, namun dari jumlah tersebut hanya 5% yang mengaku pernah menguras septic tank karena penuh. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menggunakan septic tank yang tidak mencemari lingkungan. 2. dst Catatan : Tidak semua isu strategis memerlukan dukungan kegiatan komunikasi, bila demikian, maka tidak perlu dirumuskan tujuan komunikasi, atau ditulis : tidak memerlukan dukungan kegiatan komunikasi. 2. Rumuskan, Khalayak Sasaran, pesan dan Rencana Kegiatan Komunikasi Berdasarkan isu-isu strategis dan tujuan komunikasi, kita dapat merumuskan pesan, khalayak sasaran dan kegiatan komunikasi yang direncanakan. Jka memungkinkan, akan lebih baik jika ditentukan khalayak sasarannya terlebih dahulu, baru tentukan pesannya. Setelah itu baru ditentukan rencana kegiatan komunikasinya. a. Merumuskan Pesan Dari sebuah tujuan komunikasi dapat disusun lebih dari 1 pesan, baik untuk khalayak sasaran yang sama, maupun khalayak sasaran yang berbeda. Secara umum, pesan yang dibuat harus jelas, mudah diingat dan menggugah. Sebagai contoh misalnya tujuan komunikasi : Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menggunakan septic tank yang tidak mencemari lingkungan. Pesan yang dapat dibuat antara lain : - Pastikan septic tank tidak bocor, atau berarti anda biarkan keluarga anda mengkonsumsi kotoran sendiri! - Jarak septic tank dan sumber air minimal 10 meter, kalau mau keluarga anda sehat! - Kalau 5 tahun septic tank tidak disedot, kemungkinan bocor dan mencemari sumber air anda! Pesan-pesan ini nantinya dapat dikemas dalam berbagai media/materi komunikasi sehingga penyampaian dapat berupa serial, atau sekaligus dimuat dengan pengaturan tertentu sesuai dengan karakter media/materi komunikasi yang digunakan. Tanpa mengubah esensi, pesan-pesan tersebut dapat dikembangkan ke dalam bentuk bahasa, gambar, suara dan simbol komunikasi lain dengan mempertimbangkan aspek kesetaraan jender, keberpihakan kepada masyarakat miskin, dan sensitifitas budaya setempat. 54 Bagian 3. Bahan Serahan dan Lembar Kerja

61 b. Menetapkan Khalayak Sasaran (Utama dan Antara) Yang perlu diperhatikan dalam menentukan khalayak sasaran utama adalah siapa yang terkait langsung dengan tujuan komunikasi yang kita lakukan. Dalam kasus misalnya tujuan komunikasi : Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menggunakan septic tank yang tidak mencemari lingkungan. Tentu saja khalayak sasaran utama adalah 75% penduduk yang dalam Buku Putih atau studi EHRA disebutkan memiliki septic tank lebih dari 5 tahun namun belum pernah disedot atau dikuras karena penuh. Semakin rinci kita memahami khalayak sasaran, akan sangat membantu dalam proses selanjutnya menentukan media/saluran komunikasi yang tepat. Selain khalayak sasaran utama, kita juga perlu mempertimbangkan sub-kelompok dari khalayak sasaran utama yang dapat mempengaruhi pendapat mereka. Dari hasil studi komunikasi dan media, kita dapat melihat siapa yang menjadi penyampai pesan paling efektif dan dipercaya oleh khalayak sasaran utama. Dalam kasus ini kita bisa rumuskan khalayak sasaran antara misalnya; tokoh agama, tokoh masyarakat, kader (kesehatan, posyandu dan pkk) dan radio X. c. Merencanakan Kegiatan Komunikasi Setelah jelas khalayak sasaran yang dituju, langkah selanjutnya adalah merencanakan kegiatan komunikasi yang akan dilakukan. Dalam merencanakan kegiatan komunikasi hal pertama yang perlu dipertimbangkan adalah : efektifitas dan efisiensi penyampaian pesan. kombinasi kegiatan yang terintegrasi dan saling melengkapi antara satu kegiatan dengan kegiatan yang lain Untuk dapat menjangkau 75% penduduk, tentu saja akan sangat perlu biaya besar bila kegiatan yang dipilih adalah komunikasi langsung atau tatap muka dengan seluruhan khalayak sasaran. Kalaupun hal tersebut dilakukan, sebaiknya hanya untuk sub kelompok khalayak sasaran prioritas yang dapat ditentukan berdasarkan daerah, kondisi ekonomi dan atau lainnya. Untuk itu perlu dilihat kembali data-data Buku Putih yang menunjukkan dimana saja daerah prioritas yang harus segera dilakukan penyadaran masyarakat. Kombinasi dari kegiatan komunikasi penyadaran dengan tatap muka, dapat saja dilakukan dengan komunikasi melalui media massa lokal (cetak dan elektronik) baik melalui periklanan maupun lewat pemberitaan, dapat pula melalui media luar ruang (pemasangan spanduk, billboard, standing banner dll) serta dapat pula melalui pembuatan dan penyebarluasan media/materi komunikasi standar seperti leaflet, booklet, sticker, poster dll. Untuk menjangkau khalayak sasaran antara yang terdiri dari tokoh masyarakat dan agama, kader (kesehatan, pkk dan posyandu), serta Radio X, dapat dilakukan kegiatan yang mengundang keseluruhannya dengan tema yang umum, atau secara terpisah dengan tema yang lebih khusus, baik dalam bentuk lokakarya, seminar, diskusi atau kunjungan dll. Bagian 3. Bahan Serahan dan Lembar Kerja 55

62 Tabel 2. Rumusan Pesan, Khalayak Sasaran dan Kegiatan No. Pesan Khalayak Sasaran Kegiatan Komunikasi 1. - Pastikan septic tank tidak bocor, atau berarti anda biarkan keluarga anda mengkonsumsi kotoran sendiri! 2. Dst - Jarak septic tank dan sumber air minimal 10 meter, kalau mau keluarga anda sehat! - Kalau 5 tahun septic tank tidak disedot, kemungkinan bocor dan mencemari sumber air anda! Utama : 75% penduduk yang memiliki septic tank lebih dari 5 tahun namun belum pernah disedot atau dikuras karena penuh. Antara : Tokoh masyarakat dan agama, kader (kesehatan, pkk dan posyandu), serta Radio X. - Menyusun dan melaksanakan kampanye partisipatif di 8 RW prioritas. - Pembuatan dan penayangan iklan di surat kabar, radio dan tv lokal. - Pembuatan dan pemasangan spanduk, bilboard, standing banner di lokasi strategis dan daerah dimana khalayak sasaran berada. - Pembuatan leaflet, booklet, sticker, poster dll - Lokakarya pentingnya penyadaran masyarakat tentang septic tank yang baik bagi tokoh masyarakat dan agama, kader (kesehatan, pkk dan posyandu), serta Radio X. Untuk memastikan rencana kegiatan komunikasi berjalan dengan baik dan sebagai alat pemantauan (monitoring), hal pertama perlu ditetapkan waktu pelaksanaan, petugas pelaksana dengan jelas dan biaya yang dibutuhkan oleh tiap kegiatan. Tabel 3. Rumusan Perkiraan Biaya, Pelaksana dan Waktu Pelaksanaan untuk Tiap Kegiatan No. Kegiatan Perkiraan Biaya* Pelaksana* Waktu* 1. - Menyusun dan melaksanakan kampanye partisipatif di 8 RW prioritas. - Pembuatan dan penayangan iklan di surat kabar, radio dan tv lokal. - Pembuatan dan pemasangan spanduk, bilboard, standing banner di lokasi strategis dan daerah dimana khalayak sasaran berada. - Pembuatan leaflet, booklet, sticker, poster dll - Lokakarya pentingnya penyadaran masyarakat tentang septic tank yang baik bagi tokoh masyarakat dan agama, kader (kesehatan, pkk dan posyandu), serta Radio X. Rp ,- Rp ,- Rp ,- Rp ,- Rp ,- 2. Dst. *) Berdasarkan rumusan bersama sesuai kondisi yang ada. Dinas Kesehatan, Humas, dan DinKoinfo Juni-Juli 2013 April-Juli 2013 April-Juli 2013 April 2013 Mei Bagian 3. Bahan Serahan dan Lembar Kerja

63 3. Menentukan saluran media Proses penentuan saluran/media sebenarnya sudah dilakukan pada saat menetapkan khalayak sasaran utama dan khalayak sasaran antara, serta pada saat menetapkan rencana kegiatan komunikasi. Dalam hal ini kita telah menentukan komunikasi tatap muka dengan khalayak sasaran utama dan khalayak sasaran antara, serta telah menentukan radio, tv, dan surat kabar lokal serta tokoh masyarakat dan agama, kader (kesehatan, pkk dan posyandu), serta Radio X saluran/media komunikasi sebagai khalayak sasaran antara. Hanya saja khusus untuk media massa, karena hampir 70% biaya komunikasi adalah untuk penempatan di media massa oleh sebab itu, permasalahan ini penting untuk diulas lebih jauh. Adapun langkah-langkah seleksi media sebagai berikut : a. Cari jenis media : Pada langkah awal proses seleksi media, akan mencari jenis media yang akan digunakan dalam kampanye dalam rangka strategi bauran media (media mix strategy), sebagai media komunikasi untuk mencapai tujuan. Dalam tahap ini dilakukan diskusi tentang karakteristik setiap alternatif media, kelebihan dan kekurangan, termasuk mencocokkan dengan kebutuhan konsumen/khalayak sasaran, keinginan, produk/ pesan dan kebiasaan dalam menggunakan media. b. Seleksi media : Pada tahap selanjutnya dari seleksi media adalah melihat lebih rinci ke dalam tiap jenis media. Jika majalah direkomendasikan, maka majalah apa yang dapat digunakan, jika televisi di rekomendasikan, maka stasiun televisi dan program tersebut dapat digunakan dengan durasi tertentu dan sebagainya. Pada tahap ini masuk pada perhitungan kuantitatif berupa rating, jangkauan, frekuensi, dan efisiensi, lebih baik lagi bila dilakukan analisis kualitatif pada tiap alternatif. c. Tentukan frekuensi, waktu, ukuran, lokasi dll : Langkah selanjutnya adalah masuk pada tindak lanjut lebih rinci dari media seleksi seperti keputusan seleksi program, waktu dan jadual (keberlanjutan), lokasi (untuk media cetak outdoor), dan penanganan khusus lain. 4. Menyusun rencana pemantauan dan evaluasi Kegiatan komunikasi adalah proses yang dinamis, sifatnya yang melayani tujuan membuat kegiatan-kegiatan yang telah kita susun kadang harus disesuaikan dengan perkembangan yang ada, tanpa harus merubah tujuan utama. Oleh karenanya diperlukan rencana pemantauan dan evaluasi untuk dapat melakukan kegiatan ini. Adapun alur proses kegiatan komunikasi, seperti diagram di bawah ini : Bagian 3. Bahan Serahan dan Lembar Kerja 57

64 Pemantauan dan evaluasi dapat dilakukan untuk proses kegiatan dan hasil kegiatan komunikasi. a. Pemantauan dan Evaluasi untuk Proses kegiatan Komunikasi Memastikan bahwa rencana kegiatan dilakukan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dengan mengacu pada rencana anggaran yang tersedia, waktu pelaksanaan, dan petugas pelaksana. Hasil pemantauan kemudian dievaluasi dalam rapat tim komunikasi dan atau rapat pokja sanitasi secara keseluruhan untuk menjadi masukan pelaksanaan kegiatan komunikasi selanjutnya. b. Pemantauan dan Evaluasi untuk Hasil kegiatan Komunikasi Untuk mengukur keberhasilan kegiatan komunikasi, tentu memerlukan waktu yang cukup dan tergantung dari intensitas dan keberlanjutan kegiatan kampanye. Sebagaimana dijelaskan di atas, bahwa kegiatan komunikasi adalah bukan tujuan, tapi cara mencapai tujuan. Oleh karenanya pemantauan dan evaluasi hasil kegiatan komunikasi, tidak lepas dan termasuk dari kegiatan pemantauan dan evaluasi dari penyusunan dan pelaksanaan SSK itu sendiri. Apabila ditemukan kendala komunikasi sehingga proses pembangunan sanitasi tidak berjalan sesuai dengan rencana, hal ini dapat menjadi masukan untuk penyusunan strategi dan kegiatan komunikasi selanjutnya. Secara makro, efektifitas kegiatan komunikasi dapat dipantau dan dievaluasi melalui kegiatan pre-test dan post-test kepada khalayak sasaran tertentu. Dalam kasus misalnya tujuan komunikasi : Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menggunakan septic tank yang tidak mencemari lingkungan. Tentu saja khalayak sasaran utama adalah 75% penduduk yang dalam Buku Putih atau studi EHRA disebutkan memiliki septic tank lebih dari 5 tahun namun belum pernah disedot atau dikuras karena penuh. Kepada populasi tersebut, dapat dilakukan semacam survey dan atau Focus Group Disscussion (FGD), untuk melihat adakah peningkatan kesadaran seperti yang diinginkan sebelum dan setelah dilakukan kegiatan komunikasi tertentu. 58 Bagian 3. Bahan Serahan dan Lembar Kerja

65 2. Lembar Kerja : Tabel Strategi Komunikasi No. Isu Strategis Tujuan Komunikasi Khalayak Sasaran Pesan Kegiatan Produksi Media Perkiraan Biaya Pelaksana Kegiatan Waktu Pelaksanaan Dst Bagian 3. Bahan Serahan dan Lembar Kerja 59

66 60 Bagian 3. Bahan Serahan dan Lembar Kerja

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung Bab - 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu pelayanan dasar yang kurang mendapatkan perhatian dan belum menjadi prioritas pembangunan di daerah. Dari berbagai kajian terungkap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kondisi umum sanitasi di Indonesia sampai dengan saat ini masih jauh dari kondisi faktual yang diharapkan untuk mampu mengakomodir kebutuhan dasar bagi masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Masalah Sanitasi, khususnya sanitasi di perkotaan adalah isu yang sampai hari ini belum terselesaikan secara maksimal bahkan sehingga sangat memerlukan perhatian semua

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN FASILITASI

MODUL PELATIHAN FASILITASI MODUL PELATIHAN FASILITASI PENYUSUNAN BUKU PUTIH SANITASI April 2014 MODUL PELATIHAN FASILITASI PENYUSUNAN BUKU PUTIH SANITASI (BPS) April 2014 Draft Final USDP-R-PIU.IF - 10096 MODUL PELATIHAN FASILITASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Balangan

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Balangan STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi sesungguhnya masih menjadi isu strategis di Indonesia. Tidak hanya di tingkat masyarakat, namun juga pada sisi para pengambil

Lebih terperinci

SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT MODUL: KEBIJAKAN DIKLAT KESEHATAN LINGKUNGAN DALAM PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT I. DESKRIPSI SINGKAT P ada saat ini sekitar 70 juta penduduk Indonesia belum memiliki akses terhadap layanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Millenium Development Goals (MDG s) atau tujuan pembangunan millennium adalah upaya untuk memenuhi hak-hak dasar kebutuhan manusia melalui komitmen bersama antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pembangunan bidang sanitasi di berbagai daerah selama ini belum menjadi prioritas, sehingga perhatian dan alokasi pendanaan pun cenderung kurang memadai. Disamping

Lebih terperinci

Rangkuman visi, misi, tujuan, sasaran, dan arah penahapan sesuai yang telah ditetapkan.

Rangkuman visi, misi, tujuan, sasaran, dan arah penahapan sesuai yang telah ditetapkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kesehatan masyarakat. Rendahnya kualitas sanitasi menjadi salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program dan kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap kesehatan, meningkatkan produktifitas dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Karimun sebagai daerah yang sangat berpengaruh pada pasang surut dan yang sebagian besar dikelilingi oleh lautan dan penduduk yang masih banyak mendiami pesisir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan Halaman 1 1

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan Halaman 1 1 BAB I PENDAHULUAN 2.1 LATAR BELAKANG Rendahnya kepedulian masyarakat dan pemerintah terhadap peranan penyehatan lingkungan dalam mendukung kualitas lingkungan menyebabkan masih rendahnya cakupan layanan

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG

STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN TAHUN 2013 STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG POKJA SANITASI KABUPATEN TANGGAMUS POKJA BADAN SANITASI PERENCANAAN KABUPATEN

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Pasaman. ( Refisi 2012 ) I.1

Strategi Sanitasi Kabupaten Pasaman. ( Refisi 2012 ) I.1 1.1. Latar Belakang. Dalam kontek Program Pembangunan Sektor Sanitasi Indonesia (ISSDP), sanitasi didefinisikan sebagai tindakan memastikan pembuangan tinja, sullage dan limbah padat agar lingkungan rumah

Lebih terperinci

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Tahun 2012 POKJA AMPL KABUPATEN TANGERANG

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Tahun 2012 POKJA AMPL KABUPATEN TANGERANG Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Tahun 2012 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN Disiapkan oleh: POKJA AMPL KABUPATEN TANGERANG KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan bidang Sanitasi di berbagai daerah selama ini belum menjadi prioritas, terlihat di Indonesia berada di posisi bawah karena pemahaman penduduknya mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan sanitasi sampai saat ini masih belum menjadi prioritas dalam pembangunan daerah. Kecenderungan pembangunan lebih mengarah pada bidang ekonomi berupa pencarian

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Sanitasi di Indonesia telah ditetapkan dalam misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMPN) tahun 2005 2025 Pemerintah Indonesia. Berbagai langkah

Lebih terperinci

Bab I : Pendahuluan I Latar Belakang

Bab I : Pendahuluan I Latar Belakang 1 Bab : Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Belajar dari pengalaman kegagalan berbagai daerah dalam mengelola pembangunan khususnya yang berkaitan dengan dampak negatif dari pembangunan yang kurang peduli terhadap

Lebih terperinci

KOTA TANGERANG SELATAN

KOTA TANGERANG SELATAN PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN KOTA TANGERANG SELATAN PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN POKJA AMPL KOTA TANGERANG SELATAN 2011 Daftar Isi Bagian 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang...

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN LOKAKARYA MPS. April 2014

MODUL PELATIHAN LOKAKARYA MPS. April 2014 MODUL PELATIHAN LOKAKARYA MPS April 2014 KATA PENGANTAR Kata Pengantar i ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR I DAFTAR ISI III DAFTAR TABEL IV DAFTAR GAMBAR IV DAFTAR SINGKATAN V PENDAHULUAN 1 1 LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

POKJA PPSP KABUPATEN SAROLANGUN BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

POKJA PPSP KABUPATEN SAROLANGUN BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencapaian target MDGs di bidang sanitasi memerlukan kebijakan dan strategi yang efektif. Oleh karena itu, diperlukan berbagai program dan kegiatan yang terukur dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencapaian target MDGs di bidang sanitasi memerlukan kebijakan dan strategi yang efektif. Oleh karena itu, diperlukan berbagai program dan kegiatan yang terukur dan

Lebih terperinci

b. Kecamatan Padang Panjang Timur, terdiri dari : 1. Kelurahan Koto Panjang; Bagian C Lampiran

b. Kecamatan Padang Panjang Timur, terdiri dari : 1. Kelurahan Koto Panjang; Bagian C Lampiran Bab 1: Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sektor sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kesehatan masyarakat. Rendahnya kualitas sanitasi menjadi salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN BONE PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN BONE PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Strategi sanitasi Kabupaten (SSK) Bone adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat kabupaten.

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KOTA KAB. SIDENRENG RAPPANG

STRATEGI SANITASI KOTA KAB. SIDENRENG RAPPANG BAB 1 PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyebab utama buruknya kondisi sanitasi di Indonesia adalah lemahnya perencanaan pembangunan sanitasi: tidak terpadu, salah sasaran, tidak sesuai

Lebih terperinci

Pendahuluan. Bab Latar Belakang

Pendahuluan. Bab Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang sebagai salah satu pusat pertumbuhan di wilayah metropolitan Jabodetabek, yang berada di wilayah barat DKI Jakarta, telah mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Berdasarkan pengalaman masa lalu pelaksanaan pembangunan sanitasi di Kab. Bima berjalan secara lamban, belum terintegrasi dalam suatu perencanaan komprehensipif dan

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang. 1.2 Wilayah cakupan SSK

1.1 Latar Belakang. 1.2 Wilayah cakupan SSK Bab 1: Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sektor sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kesehatan masyarakat. Rendahnya kualitas sanitasi menjadi salah satu

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 852/MENKES/SK/IX/2008 TENTANG STRATEGI NASIONAL SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 852/MENKES/SK/IX/2008 TENTANG STRATEGI NASIONAL SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 852/MENKES/SK/IX/2008 TENTANG STRATEGI NASIONAL SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

STRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) Kabupaten Kepulauan Meranti adalah pembangunan sanitasi yang ditetapkan untuk memecahkan permasalahan sanitasi seperti yang tertera

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN FASILITASI PENYUSUNAN MPS. April 2014. Kata Pengantar

MODUL PELATIHAN FASILITASI PENYUSUNAN MPS. April 2014. Kata Pengantar MODUL PELATIHAN FASILITASI PENYUSUNAN MPS April 2014 Kata Pengantar i KATA PENGANTAR Kata Pengantar i ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... I DAFTAR ISI...III DAFTAR SINGKATAN... IV PENDAHULUAN... 1 1. LATAR

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KOTA KENDARI BAB I PENDAHULUAN

STRATEGI SANITASI KOTA KENDARI BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kota Kendari adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pengembangan sanitasi secara komprehensif yang dimaksudkan

Lebih terperinci

B A B I P E N D A H U L U A N

B A B I P E N D A H U L U A N B A B I P E N D A H U L U A N 1.1. LATAR BELAKANG Kondisi sanitasi di Kabupaten Bojonegoro yang telah digambarkan dalam Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro mencakup sektor air limbah, persampahan,

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun

Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Program merupakan tindak lanjut dari strategi pelaksanaan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, dan sebagai rencana tindak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pemerintah Republik Indonesia telah memberlakukan kebijakan pembangunan sanitasi sebagai bagian dari strategi nasional bidang sanitasi dan higienitas untuk diterapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor sanitasi yang mencakupi bidang air limbah, persampahan dan drainase merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Layanan yang tidak optimal dan buruknya kondisi

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUKUMBA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan dan pertumbuhan perekonomian Kota Yogyakarta yang semakin baik menjadikan Kota Yogyakarta sebagai kota yang memiliki daya tarik bagi para pencari kerja.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sanitasi merupakan salah satu sektor yang memiliki keterkaitan yang erat dengan kemiskinan, tingkat pendidikan, kepadatan penduduk, perilaku hidup bersih dan sehat,

Lebih terperinci

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI Proses monitoring dan evaluasi merupakan pengendalian yakni bagian tidak terpisahkan dari upaya mewujudkan tujuan yang hendak dicapai. Monitoring atau pemantauan dapat mempermudah

Lebih terperinci

BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI

BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI STRATEGI SANITASI KABUPATEN 2013-2017 BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI Monitoring evaluasi merupakan pengendalian yakni bagian tidak terpisahkan dari upaya mewujudkan tujuan yang akan dicapai. Monitoring

Lebih terperinci

KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TASIKMALAYA PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP) KABUPATEN TASIKMALAYA 2013

KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TASIKMALAYA PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP) KABUPATEN TASIKMALAYA 2013 CATATAN KEGIATAN PERTEMUAN POKJA SANITASI KABUPATEN TASIKMALAYA PPSP TAHUN ANGGARAN 2013 Nama Kegiatan Lokasi Kegiatan : Kick off Meeting PPSP : Aula Wiratanubaya, Bappeda Kab. Tasikmalaya Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN NAWASIS (NATIONAL WATER. Desember Draft Final AND SANITATION SYSTEM) USDP-R-PMU

MODUL PELATIHAN NAWASIS (NATIONAL WATER. Desember Draft Final AND SANITATION SYSTEM) USDP-R-PMU MODUL PELATIHAN NAWASIS (NATIONAL WATER AND SANITATION SYSTEM) Desember 2014 Draft Final USDP-R-PMU - 10100 MODUL PELATIHAN NAWASIS (NATIONAL WATER AND SANITATION SYSTEM) Desember 2014 Draft Final USDP-R-PMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Strategi sanitasi kabupaten bintan Tahun anggaran Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Strategi sanitasi kabupaten bintan Tahun anggaran Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku Putih Sanitasi berisi tentang pengkajian dan pemetaan sanitasi awal kondisi sanitasi dari berbagai aspek, yaitu mengenai Persampahan, Limbah Domestik, Drainase

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pemerintah Kabupaten Kendal melalui Pokja AMPL Kabupaten Kendal berupaya untuk meningkatkan kondisi sanitasi yang lebih baik melalui program Percepatan Pembangunan

Lebih terperinci

PEMUTAKHIRAN SSK LAMPUNG TIMUR Tahun 2016

PEMUTAKHIRAN SSK LAMPUNG TIMUR Tahun 2016 Created on 10/3/2016 at 9:8:38 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk memenuhi target pembangunan sektor sanitasi, yang meliputi pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan persampahan, dan

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Empat Lawang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Strategi Sanitasi Kabupaten Empat Lawang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perilaku hidup bersih dan sehat setiap masyarakat adalah cermin kualitas hidup manusia. Sudah merupakan keharusan dan tanggung jawab baik pemerintah maupun masyarakat

Lebih terperinci

KOTA TANGERANG SELATAN

KOTA TANGERANG SELATAN PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN KOTA TANGERANG SELATAN PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN POKJA AMPL KOTA TANGERANG SELATAN 2011 Daftar Isi Bagian 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang...

Lebih terperinci

PROPOSAL KERJASAMA CSR dan SWASTA

PROPOSAL KERJASAMA CSR dan SWASTA PROPOSAL KERJASAMA CSR dan SWASTA 1.1. Latar Belakang Percepatan Pembangunan Sanitasi Perkotaan (PPSP) adalah sebuah road map pembangunan sanitasi di Indonesia. Program ini digagas oleh Tim Teknis Pembangunan

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN PENYUSUNAN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) Desember Kata Pengantar 1

MODUL PELATIHAN PENYUSUNAN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) Desember Kata Pengantar 1 MODUL PELATIHAN PENYUSUNAN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) Desember 2014 Kata Pengantar 1 2 KATA PENGANTAR Kata Pengantar i ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... I DAFTAR ISI...III DAFTAR TABEL... IV DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kondisi eksisting sanitasi di perkotaan masih sangat memprihatinkan karena secara pembangunan sanitasi tak mampu mengejar pertambahan jumlah penduduk yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Strategi sanitasi kota (SSK) Kota Mamuju adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TANA TORAJA BAB I PENDAHULUAN

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TANA TORAJA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kepedulian masyarakat dan pemerintah terhadap penyehatan lingkungan dalam mendukung kualitas lingkungan perlu ditingkatkan. Ketidaktahuan dan pemahaman masyarakat

Lebih terperinci

STARTEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) KELOMPOK KERJA AMPL KABUPATEN ENREKANG

STARTEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) KELOMPOK KERJA AMPL KABUPATEN ENREKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perkembangan pembangunan kota yang terus berkembang dan pertumbuhan populasi penduduk dengan berbagai aktifitasnya yang terus meningkat dengan pesat menyebabkan pemenuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah kesehatan tersebut. diakses pada tanggal 15 September 2015 pukul 17.05).

BAB I PENDAHULUAN. segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah kesehatan tersebut. diakses pada tanggal 15 September 2015 pukul 17.05). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks yang mempengaruhi kesejahteraan masyarakat, yang saling berkaitan dengan masalahmasalah lain di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Salah satu target MDGS adalah mengurangi separuh penduduk pada tahun 2015 yang tidak memiliki akses air minum yang sehat serta penanganan sanitasi dasar. Sehubungan

Lebih terperinci

KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN

KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, Pemerintah Indonesia menetapkan sejumlah kebijakan yang mendukung percepatan kinerja pembangunan air minum dan sanitasi,

Lebih terperinci

PEMILIHAN DUTA SANITASI DI SELA LOKAKARYA KONSULTASI PUBLIK SSK KOTA PROBOLINGGO

PEMILIHAN DUTA SANITASI DI SELA LOKAKARYA KONSULTASI PUBLIK SSK KOTA PROBOLINGGO PEMILIHAN DUTA SANITASI DI SELA LOKAKARYA KONSULTASI PUBLIK SSK KOTA PROBOLINGGO Bertempat di Ruang Puri Manggala Bakti Kantor Pemerintah Kota Probolinggo pada hari Selasa, 30 Nopember 2010 telah diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Millennium Development Goals (Tujuan Pembangunan Milenium, atau MDGs) mengandung delapan tujuan sebagai respon atas permasalahan perkembangan global, dengan target

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang 1-1

PENDAHULUAN Latar Belakang 1-1 Bab 1 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan wilayah dewasa ini semakin meningkat, namun tidak diimbangi secara optimal dengan penyediaan layanan sektor sanitasi dasar yang layak bagi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hingga saat ini akses masyarakat terhadap layanan sanitasi permukiman (air limbah domestik, sampah rumah tangga dan drainase lingkungan) di Indonesia masih relatif

Lebih terperinci

MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK 6.1 Strategi Monitoring dan Evaluasi Kabupaten Banyumas Pada Bab sebelumnya yakni Bab Strategi dan Rencana Program

Lebih terperinci

Buku Strategi Sanitasi Kabupaten Bangka Selatan 1

Buku Strategi Sanitasi Kabupaten Bangka Selatan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan akan adanya prasarana lingkungan seperti sistem sanitasi yang baik sangat diharapkan. Akan tetapi pada kenyataannya kondisi sanitasi yang ada sekarang khususnya

Lebih terperinci

NOTULEN KICK OFF MEETING PROGRAM PPSP KABUPATEN JEMBRANA

NOTULEN KICK OFF MEETING PROGRAM PPSP KABUPATEN JEMBRANA NOTULEN KICK OFF MEETING PROGRAM PPSP KABUPATEN JEMBRANA Hari/Tanggal : Jumat / 2 Mei2014 Tempat : Ruang Rapat Bappeda dan PM Kabupaten Jembrana Jl. Mayor Sugianyar No.3 Negara Pimpinan rapat : I Ketut

Lebih terperinci

Tabel 1.1 Target RPJMN, RPJMD Provinsi dan kondisi Kota Depok. Jawa Barat. Cakupan pelayanan air limbah domestic pada tahun 2013 sebesar 67-72%

Tabel 1.1 Target RPJMN, RPJMD Provinsi dan kondisi Kota Depok. Jawa Barat. Cakupan pelayanan air limbah domestic pada tahun 2013 sebesar 67-72% BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu sektor yang memiliki keterkaitan sangat erat dengan kemiskinan tingkat pendidikan, kepadatan penduduk, daerah kumuh dan akhirnya pada

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA Bab empat ini merupakan inti dari Strategi Sanitasi Kota Bontang tahun 2011-2015 yang akan memaparkan antara lain tujuan, sasaran, tahapan pencapaian

Lebih terperinci

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL 4.1 SASARAN DAN ARAHAN PENAHAPAN PENCAPAIAN Sasaran Sektor Sanitasi yang hendak dicapai oleh Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai berikut : - Meningkatkan

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG KEPUTUSAN BUPATI BADUNG NOMOR 1193 / 03 / HK / 2013 TENTANG

BUPATI BADUNG KEPUTUSAN BUPATI BADUNG NOMOR 1193 / 03 / HK / 2013 TENTANG 1 BUPATI BADUNG KEPUTUSAN BUPATI BADUNG NOMOR 1193 / 03 / HK / 2013 TENTANG PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa pada

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN KUDUS. Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG

Bab 1 Pendahuluan PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN KUDUS. Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG 1.1. LATAR BELAKANG Bab 1 Sektor sanitasi merupakan sektor yang termasuk tertinggal jika dibandingkan dengan sektor lain. Berdasarkan data yang dirilis oleh UNDP dan Asia Pacific MDGs Report 2010, disampaikan

Lebih terperinci

RAPAT KICK OFF MEETING PROGRAM PPSP KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2013

RAPAT KICK OFF MEETING PROGRAM PPSP KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2013 RAPAT KICK OFF MEETING PROGRAM PPSP KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2013 Hari/ Tanggal : Kamis, 14 Maret 2013 Tempat : Ruang Rapat Sekretaris Daerah Kabupaten Bandung Hadir : Sekretaris Daerah Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN KICK OFF MEETING DAN LOKALATIH PENYUSUNAN DOKUMEN BPS/SSK

LAPORAN KEGIATAN KICK OFF MEETING DAN LOKALATIH PENYUSUNAN DOKUMEN BPS/SSK LAPORAN KEGIATAN KICK OFF MEETING DAN LOKALATIH PENYUSUNAN DOKUMEN BPS/SSK KABUPATEN JAYAWIJAYA JUM AT 07 AGUSTUS 2015 KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN JAYAWIJAYA PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN

Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu penyebab kondisi sanitasi yang buruk adalah kemiskinan. Permasalahan tersebut juga sama dengan permasalahan sosial lainnya yang tidak lepas juga dari persoalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Strategi Sanitasi Kota (SSK) adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat kota yang dimaksudkan

Lebih terperinci

KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN BERAU BAB I PENDAHULUAN

KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN BERAU BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sanitasi didefinisikan sebagai upaya membuang limbah cair domestik dan sampah untuk menjamin kebersihan dan lingkungan hidup sehat, baik ditingkat rumah tangga maupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pokja AMPL Kota Makassar

BAB 1 PENDAHULUAN. Pokja AMPL Kota Makassar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 30 TAHUN TENTANG STRATEGI DAERAH SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN SUMEDANG

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 30 TAHUN TENTANG STRATEGI DAERAH SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 30 TAHUN 22010 TENTANG STRATEGI DAERAH SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN SUMEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG, Menimbang : a. bahwa tantangan

Lebih terperinci

Sia Tofu (Bersama dan Bersatu) dan Visi Pembangunan Kabupaten Pulau Taliabu Tahun

Sia Tofu (Bersama dan Bersatu) dan Visi Pembangunan Kabupaten Pulau Taliabu Tahun .1 Visi dan Misi Sanitasi Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menjelaskan bahwa visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Penyebab utama buruknya kondisi sanitasi karena lemahnya perencanaan pembangunan sanitasi : tidak terpadu, salah sasaran, tidak sesuai kebutuhan, dan tidak berkelanjutan,

Lebih terperinci

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA TAHUN LOGO2013 VISI Terciptanya Kondisi Lingkungan Masyarakat yang Sehat dan

Lebih terperinci

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN STOP BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN ( STOP BABS ) DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI

ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI Strategi layanan sanitasi pada dasarnya adalah untuk mewujudkan Tujuan dan Sasaran pembangunan sanitasi yang bermuara pada pencapaian Visi dan Misi

Lebih terperinci

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Target Millenium Development Goals (MDGs) ke-7 adalah setiap negara

BAB I PENDAHULUAN. Target Millenium Development Goals (MDGs) ke-7 adalah setiap negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Target Millenium Development Goals (MDGs) ke-7 adalah setiap negara memastikan keberlanjutan lingkungan hidup, untuk itu setiap negara harus dapat mengurangi

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG GERAKAN BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN NOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

Lebih terperinci

Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Balangan BAB 1 PENDAHULUAN

Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Balangan BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan yang memiliki fungsi penting karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup serta kondisi lingkungan yang dapat memberikan

Lebih terperinci

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN MINAHASA UTARA

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN MINAHASA UTARA 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan sanitasi permukiman di Indonesia bertujuan meningkatkan kondisi dan kualitas pelayanan air limbah, pengelolaan persampahan, drainase, dan kesehatan. Targetnya adalah pada

Lebih terperinci

Laporan Kegiatan Kick Off Meeting, Internalisasi dan Penyamaan Persepsi PPSP Kab. Wakatobi Wanci, 3 April 2013

Laporan Kegiatan Kick Off Meeting, Internalisasi dan Penyamaan Persepsi PPSP Kab. Wakatobi Wanci, 3 April 2013 Laporan Kegiatan Kick Off Meeting, Internalisasi dan Penyamaan Persepsi PPSP Kab. Wakatobi Wanci, 3 April 2013 Muhammad Dikman Maheng Provincial Facilitator Teknis (PF AT) Program Percepatan Pembangunan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI RINGKASAN EKSEKUTIF Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (Program PPSP) merupakan program yang dimaksudkan untuk mengarusutamakan pembangunan sanitasi dalam pembangunan, sehingga sanitasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Bima

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Bima BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu pelayanan dasar yang kurang mendapatkan perhatian dan belum menjadi prioritas pembangunan di daerah. Dari berbagai kajian terungkap bahwa

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KABUPATEN CIAMIS BAB I

STRATEGI SANITASI KABUPATEN CIAMIS BAB I BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu sektor yang memiliki keterkaitan sangat erat dengan kemiskinan. Sanitasi yang tidak memadai atau kurang baik di Kabupaten Ciamis berdampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) merupakan dokumen perencanaan jangka menengah (5 tahun) yang memberikan arah bagi pengembangan sanitasi di Kabupaten Cilacap karena

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN KICK OFF MEETING (KOM) PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP)

LAPORAN KEGIATAN KICK OFF MEETING (KOM) PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP) LAPORAN KEGIATAN KICK OFF MEETING (KOM) PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP) KABUPATEN BANGGAI LAUT PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN ANGGARAN 2015 DISAMPAIKAN OLEH : POKJA AIR MINUM

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Purworejo BAB I PENDAHULUAN

Strategi Sanitasi Kabupaten Purworejo BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu penyebab kondisi sanitasi yang buruk adalah kemiskinan. Permasalahan tersebut juga sama dengan permasalahan sosial lainnya yang tidak lepas juga dari persoalan

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten OKU TIMUR

Strategi Sanitasi Kabupaten OKU TIMUR 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan bidang Sanitasi di berbagai daerah selama ini belum menjadi prioritas, terlihat di Indonesia berada di posisi bawah karena pemahaman penduduknya mengenai pentingnya Sanitasi

Lebih terperinci