PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENERAPAN DASA DHARMA PRAMUKA DI SMK NEGERI 4 MALANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENERAPAN DASA DHARMA PRAMUKA DI SMK NEGERI 4 MALANG"

Transkripsi

1 PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENERAPAN DASA DHARMA PRAMUKA DI SMK NEGERI 4 MALANG Romadhona Zakaria* Drs. Margono, M.Pd.,M.Si** Rusdianto Umar, S.H., M.Hum** *Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan FIS UM Spied. Heroes@yahoo.com **Dosen Pembimbing Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan FIS UM Jalan Semarang 5 Malang ABSTRAK : Era globalisasi sekarang ini telah membawa banyak dampak negatif yang telah ditimbulkan, diantara dampak negatif yang ditimbulkan yaitu sering ditemuinya degradasi nilai atau moral yang terjadi pada kalangan pemuda bangsa Indonesia saat ini. Maka dari itulah pentingnya penanaman pendidikan karakter bagi para generasi muda bangsa Indonesia, dikarenakan para generasi muda bangsa Indonesia merupakan tunas-tunas bangsa yang akan mengemban tugas yang amat sangat berat untuk membawa perubahan dan kemajuan bagi bangsa Indonesia. Penanaman pendidikan karakter di dunia pendidikan sekarang ini serasa lebih tepat, apabila penanaman pendidikan karakter tersebut disalurkan melalui kegiatan ekstra kulikuler, seperti kegiatan ekstrakulikuler Pramuka, dimana nantinya siswa akan dididik untuk menjadi insan-insan yang memiliki jiwa-jiwa nasionalisme dan kepribadian yang luhur sesuai dengan nilai-nilai yang terdapat dalam dasa darma pramuka. Hasil penelitian yang diperoleh dari penelitian ini adalah (1) Sepuluh nilai yang terdapat dalam Dasa Dharma Pramuka itu merupakan nilai-nilai moral, yang apabila dijabarkan satu persatu maka akan sesuai dengan delapan belas nilai karakter bangsa yang telah dicanangkan oleh Pemerintah, oleh karena itu nilai karakter apa sajakah yang terdapat di dalam Dasa Dharma Pramuka di SMK Negeri 4 Malang. (2) Bagaimanakah proses pendidikan karakter pada penerapan nilai-nilai Dasa Dharma Pramuka yang dilakukan di SMK Negeri 4 Malang. Kata Kunci : Pendidikan karakter, Penerapan Dasa Dharma Pramuka ABSTRAK : The era of globalization has brought many negative effects that have been caused, among the negative caused are often met degradation or moral values among the youth of the nation occurred in Indonesia today. That is why the importance of the cultivation of character education for the young generation of Indonesia, because the young generation of Indonesia is a nation shoots that will carry an extremely heavy task to bring about change and progress for the people of Indonesia. Planting education character education in today's world feels more precise, if the cultivation of character education is channeled through extra curricular activities, such as extracurricular activities

2 Scouts, where students will be educated to be beings who have souls nationalism and noble personality in accordance with the values contained in the Dharma dasa scout. The results obtained from this study is (1) Ten values contained in the Scout Dharma Dasa is moral values, which when described one by one it will be in accordance with the value of eighteen national character which has been declared by the Government, therefore what are the values of characters contained in Dharma Dasa Scouts in SMK Negeri 4 Malang (2) How does the process of character education in the application of the values of the Scout Dharma Dasa conducted at SMK Negeri 4 Malang. Keywords: Character education, Application of Dharma Dasa Scout Era globalisasi sekarang ini telah membawa dampak yang sangat besar di belahan bumi manapun, tak terkecuali di negara Indonesia. Dampak yang ditimbulkan dari era globalsasi dan kemajuan teknologi tersebut tidak hanya dampak yang positif saja, melainkan juga banyak dampak negatif yang telah ditimbulkan, diantara dampak negatif yang ditimbulkan dari era globalisasi yaitu sering ditemuinya degradasi nilai atau moral yang terjadi sekarang ini. Hal tersebut disebabkan karena rendahnya kesadaran masyarakat untuk menerapkan nilai-nilai moral yang ada dalam kehidupan sehari-hari, terutama rendahnya kesadaran akan nilai-nilai moral ini tercermin dalam kehidupan sehari-hari pada kalangan pemuda yang sudah melupakan nilai-nilai moral bangsa yang luhur, yang ada sejak zaman dahulu kala yang telah menjadi suatu karakteristik bangsa Indonesia yang telah dikenal oleh bangsa-bangsa lain di dunia ini. Dimana karakteristik bangsa Indonesia yang telah dikenal oleh bangsa-bangsa lain di dunia ini, bahwa bangsa Indonesia memiliki karakter yang berbeda dari bangsa-bangsa lain di dunia ini, diantaranya karakteristik bangsa Indonesia yaitu bahwa bangsa Indonesia memiliki karakter kepahlawanan, nasionalisme, sifat heroik, semangat kerja keras, pantang menyerah dan berani menghadapi segala tantangan. Karakter yang luhur itulah yang saat ini banyak ditinggalkan dan dilupakan oleh masyarakat Indonesia, terutama pada kalangan pemuda yang sudah tidak lagi mengenal karakter-karakter luhur bangsa yang sudah dikenal sejak dahulu kala. Maka dari itulah pentingnya penanaman pendidikan karakter bagi generasi muda bangsa Indonesia, dikarenakan generasi muda bangsa Indonesia inilah yang akan membawa perubahan dan kemajuan bagi bangsa Indonesia. Penanaman pendidikan karakter di dunia pendidikan sekarang ini serasa lebih tepat, apabila penanaman pendidikan karakter tersebut disalurkan

3 melalui kegiatan-kegiatan ekstra kulikuler, seperti kegiatan ekstra kulikuler pramuka, dimana nantinya siswa akan dididik untuk menjadi insan-insan yang memiliki jiwa-jiwa nasionalisme dan kepribadian yang luhur sesuai dengan nilai-nilai yang terdapat dalam dasa darma pramuka. Dikarenakan isi dan makna yang terdapat di dalam dasa darma pramuka merupakan ketentuan-ketentuan moral yang harus dilaksanakan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. METODE Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Maksudnya bahwa dalam penelitian ini, peneliti membangun sesuatu yang kompleks, gambaran yang holistik, meneliti kata-kata, laporan yang memerinci suatu pandangan dari penutur asli, dan melakukan studi di suatu pengaturan alam. Sumber data dalam penelitian ini meliputi sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah SMKN 4 MALANG, Waka Kesiswaan, Pembina Pramuka, dan Peserta didik kelas X-XII anggota Pramuka Penegak yang aktif dalam organisasi Kepramukaan di SMKN 4 MALANG. Sedangkan, sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah draft rencana kerja, struktur kepengurusan, panduan penyelesaian syarat kecakapan umum (SKU) untuk Pramuka golongan penegak dan dokumentasi hasil kegiatan Pramuka SMKN4 MALANG. Langkah-langkah pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh melalui teknik observasi, teknik wawancara dan dokumentasi. Prosedur analisis data meliputi tahap pengumpulan data, proses reduksi data, proses penyajian data, dan proses menarik kesumpulan. HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN PAPARAN DATA Setelah proses pengumpulan dan analisis data maka diperoleh hasil penelitian terkait proses pendidikan karakter melalui penerapan Dasa Dharma Pramuka di SMK Negeri 4 Malang berupa (a) Nilai karakter yang terdapat dalam Dasa Dharma Pramuka di SMK Negeri 4 Malang. Nilai-nilai karakter yang terdapat dalam penerapan Dasa Dharma Pramuka di SMK Negeri 4 Malang adalah seluruh nilai karakter dari delapan belas nilai karakter yang telah dicanangkan oleh pemerintah melalui kementerian pendidikan Nasionalnya, seluruhnya telah terdapat di dalam Dasa Dharma Pramuka, disebabkan nilai-nilai yang terdapat dalam Dasa Dharma Pramuka itu merupakan nilainilai moral, yang apabila dijabarkan satu-persatu maka akan sesuai dengan delapan

4 belas nilai karakter yang telah dicanangkan oleh pemerintah melalui kementerian pendidikan Nasionalnya. Selain itu seluruh indikator yang termuat di dalam nilai-nilai karakter bangsa merupakan pengamalan dari Dasa Dharma Pramuka, dan sementara itu kompetensi yang terdapat dalam Dasa Dharma Pramuka tertuang jelas di dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU) yang harus diujikan kepada anggota Pramuka yang ingin beralih tingkatan menjadi Pramuka penegak bantara maupun Pramuka penegak laksana. Nilai-nilai karakter yang terdapat dalam Dasa Dharma Pramuka di SMK Negeri 4 Malang yaitu: 1. Nilai Religius: Nilai karakter religius ini merupakan bentuk pengamalan dari Dasa Dharma Pramuka yang pertama yaitu Takwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dikarenakan dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU), dikatakan bahwa taat beribadah, mengamalkan ajaran agama dan kepercayaan yang diyakininnya, serta menghormati agama dan kepercayaan orang lain; 2. Nilai Jujur: Nilai karakter jujur ini merupakan bentuk pengamalan dari Dasa Dharma Pramuka yang ke delapan yaitu Disiplin, Berani dan Setia, dikarenakan dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU), dikatakan bahwa dapat menerima kritik dari orang lain, serta berani mengeluarkan pendapatnya dengan tertib, sopan dan santun kepada orang-orang di sekitarnya; 3. Nilai Toleransi: Nilai karakter ini merupakan bentuk pengamalan dari Dasa Dharma Pramuka yang pertama yaitu Takwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dikarenakan dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU), dikatakan bahwa mampu menghormati agama dan kepercayaan orang lain; 4. Nilai Disiplin: nilai karakter ini merupakan bentuk pengamalan dari Dasa Dharma Pramuka yang ke delapan yaitu Disiplin, Berani dan Setia, dikarenakan dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU), dikatakan bahwa dapat memimpin baris-berbaris dan menjelaskan peraturannya kepada seluruh anggota sangganya; 5. Nilai Kerja Keras: nilai karakter ini merupakan bentuk pengamalan dari Dasa Dharma Pramuka yang ke enam yaitu Rajin, Terampil dan Gembira dikarenakan di dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU), dikatakan bahwa seorang pramuka telah ikut aktif kerja bakti di masyarakat minimal dua kali; 6. Nilai Kreatif: nilai karakter ini merupakan bentuk pengamalan dari Dasa Dharma Pramuka yang ke enam yaitu Rajin, Terampil dan Gembira dikarenakan dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU), dikatakan bahwa dapat mendaur ulang barang yang tidak terpakai menjadi barang yang bermanfaat; 7. Nilai Mandiri: Nilai karakter ini merupakan bentuk pengamalan dari Dasa Dharma Pramuka yang ke sembilan yaitu Bertanggung Jawab dan Dapat

5 Dipercaya, dikarenakan dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU), dikatakan bahwa pernah memimpin kegiatan di tingkat Ambalan; 8. Nilai Demokratis: nilai karakter ini merupakan bentuk pengamalan dari Dasa Dharma Pramuka yang ke empat yaitu Patuh dan Suka Bermusyawarah, dikarenakan dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU), dikatakan bahwa berani menyampaikan kritik dan saran dengan sopan dan santun kepada sesama teman; 9. Nilai Rasa Ingin Tahu: Nilai karakter ini merupakan bentuk pengamalan dari Dasa Dharma Pramuka yang ke enam yaitu Rajin, Terampil dan Gembira, dikarenakan dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU), dikatakan bahwa dapat menggunakan jam, kompas, tanda jejak dan tanda-tanda alam lainnya dalam pengembaraan; 10. Nilai Semangat Kebangsaan: nilai karakter ini merupakan bentuk pengamalan dari Dasa Dharma Pramuka yang ke tiga yaitu Patriot Yang Sopan dan Ksatria dikarenakan dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU), dikatakan bahwa tahu arti dan sejarah sumpah pemuda dan tahu mengenai sejarah perjuangan bangsa Indonesia dan rencana pembangunan pemerintahan; 11. Nilai Cinta Tanah Air: nilai karakter ini merupakan bentuk pengamalan dari Dasa Dharma Pramuka yang ke tiga yaitu Patriot Yang Sopan dan Ksatria, dikarenakan dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU), dikatakan bahwa dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan benar dalam pergaulan sehari-hari; 12. Nilai Menghargai Prestasi: Nilai karakter ini merupakan bentuk pengamalan dari Dasa Dharma Pramuka yang ke tujuh yaitu Hemat, Cermat dan Bersahaja, dikarenakan dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU), dikatakan bahwa secara berkelompok dapat membuat struktur dari keterampilan tali-temali dan pionering, yang dapat digunakan oleh masyarakat; 13. Nilai Bersahabat / Komunikatif: nilai karakter ini merupakan bentuk pengamalan dari Dasa Dharma Pramuka yang ke tiga yaitu Patriot Yang Sopan dan Ksatria, dikarenakan dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU), dikatakan bahwa mampu berkomunikasi dengan orang tua dan teman secara santun; 14. Nilai Cinta Damai: nilai karakter ini merupakan bentuk pengamalan dari Dasa Dharma Pramuka yang ke dua yaitu Cinta Alam dan Kasih Sayang Sesama Manusia, dikarenakan dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU), dikatakan bahwa dapat menjadi penengah (memberi solusi), jika terjadi ketidaksepahaman dalam kelompoknya; 15. Nilai Gemar Membaca: nilai karakter ini merupakan bentuk pengamalan dari Dasa Dharma Pramuka yang ke enam yaitu Rajin, Terampil dan Gembira, dikarenakan dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU), dikatakan bahwa dapat

6 menjelaskan sejarah kepramukaan Indonesia dan Dunia; 16. Nilai Peduli Lingkungan: Nilai karakter ini merupakan bentuk pengamalan dari Dasa Dharma Pramuka yang ke dua Cinta Alam dan Kasih Sayang Sesama Manusia, dikarenakan dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU), dikatakan bahwa mampu bekerjasama dengan tim, berkomunikasi dan menjaga kelestarian lingkungan serta memiliki kepedulian sosial; 17. Nilai Peduli Sosial: Nilai karakter ini merupakan bentuk pengamalan dari Dasa Dharma Pramuka yang ke lima yaitu Rela Menolong dan Tabah, dikarenakan dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU), dikatakan bahwa pernah ikut serta kerja bakti dan gotong royong yang ditugaskan oleh pembinannya; 18. Nilai Tanggung Jawab: nilai karakter ini merupakan bentuk pengamalan dari Dasa Dharma Pramuka yang ke sembilan Bertanggung Jawab dan Dapat Dipercaya, dikarenakan dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU), dikatakan bahwa dapat mengikuti atau memimpin diskusi Ambalan dan mampu untuk mengambil suatu keputusan; 19. Nilai Tabah: nilai karakter ini merupakan bentuk pengamalan dari Dasa Dharma Pramuka yang ke lima yaitu rela menolong dan tabah, dikarenakan dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU), dikatakan bahwa dapat melakukan pengembaraan selama tiga hari atau mengatur kehidupan perkemahan selama minimal tiga hari; 20. Nilai Gembira: nilai karakter ini merupakan bentuk pengamalan dari Dasa Dharma Pramuka yang ke enam yaitu Rajin, Terampil dan Gembira, dikarenakan dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU), dikatakan bahwa dapat menampilkan kesenian daerah di depan umum minimal satu kali; 21. Nilai Hemat: nilai karakter ini merupakan bentuk pengamalan dari Dasa Dharma Pramuka yang ke tujuh yaitu Hemat, Cermat dan Bersahaja, dikarenakan dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU), dikatakan bahwa setia dalam membayar iuran kepada gugus depan, dengan uang yang diperoleh dari usaha sendiri. (b) Proses pendidikan karakter pada penerapan Dasa Dharma Pramuka di SMK Negeri 4 Malang. Pada proses pendidikan karakter melalui penerapan Dasa Dharma Pramuka yang dilakukan di SMK Negeri 4 Malang, dilakukan dengan selalu membiasakan untuk membaca, menghafal, menghayati dan mengamalkan butir-butir Dasa Dharma Pramuka dalam setiap kegiatan kepramukaan yang dilaksanakan. Setiap nilai karakter memiliki proses sendiri-sendiri di dalam membentuk nilai karakter tersebut ke dalam diri seorang Pramuka. Berikut ini adalah proses pembentukan nilai karakter yang dilakukan melalui penerapan Dasa Dharma Pramuka di SMK Negeri 4 Malang. 1. Nilai Religius: Proses pembentukan nilai karakter ini

7 dilakukan dengan selalu membiasakan untuk berdo a sebelum dan sesudah kegiatan kepramukaan dilaksanakan; 2. Nilai Jujur: Proses pembentukan nilai karakter ini dilakukan dengan memberikan kepercayaan kepada anggota Pramuka untuk menjalankan kegiatan kepramukaan; 3. Nilai Toleransi: Proses pembentukan nilai karakter ini dilakukan dengan membiasakan sikap saling menghargai dan menghormati, teman sesama anggota Pramuka yang berlainan agama, yang sedang menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinanya; 4. Nilai Disiplin: Proses pembentukan nilai karakter ini dilakukan dengan datang tepat pada waktunya pada saat kegiatan kepramukaan; 5. Nilai Kerja Keras: Proses pembentukan nilai karakter ini dilakukan dengan mengadakan latihan rutin kepramukaan yang tidak pernah ada hentinya untuk mencapai suatu tujuan, dimana tujuan yang hendak dicapai agar seluruh anggota Pramuka dapat menguasai segala bentuk materi dan latihan yang telah diajarkan oleh pembina dan pelatih Pramuka dengan sebaik-baiknya; 6. Nilai Kreatif: Proses pembentukan nilai karakter ini dilakukan dengan selalu mengadakan latihan tali-temali dan pioneering; 7. Nilai Mandiri: Proses pembentukan nilai karakter ini dilakukan dengan menjalankan kegiatan kepramukaan yang dilakukan oleh anggota Pramuka itu sendiri berdasarkan prinsip pramuka penegak, bahwa kegiatan kepramukaan dijalankan dan dilaksanakan dari penegak, oleh penegak dan untuk penegak; 8. Nilai Demokratis: Proses pembentukan nilai karakter ini dilakukan dengan mengadakan kegiatan musyawarah Ambalan pada setiap tahunnya, yang dihadiri oleh seluruh anggota Pramuka; 9. Nilai Rasa Ingin Tahu: Proses pembentukan nilai karakter ini dilakukan dengan melaksanakan kegiatan jelajah alam; 10. Nilai Semangat Kebangsaan: Proses pembentukan nilai karakter ini dilakukan dengan melakukan kegiatan latihan upacara bendera di Gugus depan; 11. Nilai Cinta Tanah Air: Proses pembentukan nilai karakter ini dilakukan dengan mewajibkan seluruh anggota Pramuka untuk mengikuti kegiatan upacara bendera yang dilaksanakan untuk memperingati hari-hari besar Nasional; 12. Nilai Menghargai Prestasi: Proses pembentukan nilai karakter ini dilakukan dengan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada seluruh anggota Pramuka untuk selalu menghormati dan menghargai keberhasilan yang berhasil diraih oleh orang lain; 13. Nilai Bersahabat dan Komunikatif: Proses pembentukan nilai karakter ini dilakukan dengan memberikan materi mengenai perilaku sopan santun dan tata krama kepada seluruh anggota Pramuka; 14. Nilai Cinta Damai: Proses pembentukan nilai karakter ini

8 dilakukan dengan membiasakan sikap saling menghargai dan saling menghormati antar sesama anggota Pramuka; 15. Nilai Gemar Membaca: Proses pembentukan nilai karakter ini dilakukan dengan memberikan perintah kepada seluruh anggota Pramuka untuk mencari dan membaca materi kepramukaan yang masih belum dipahami, dengan mencari dan membaca dari berbagai macam sumber bacaan; 16. Nilai Peduli Lingkungan: Proses pembentukan nilai karakter ini dilakukan dengan mengadakan kegiatan bersih-bersih lingkungan; 17. Nilai Peduli Sosial: Proses pembentukan nilai karakter ini dilakukan dengan mengadakan kegiatan bakti sosial pada saat bertepatan dengan bulan suci Ramadhan; 18. Nilai Tanggung Jawab: Proses pembentukan nilai karakter ini dilakukan dengan mengadakan kegiatan serah terima jabatan yang dilakukan pada setiap tahunnya; 19. Nilai Tabah: Proses pembentukan nilai karakter ini dilakukan dengan melalui ujian mental, ujian kedisiplinan dan pensucian diri yang dilakukan pada saat kegiatan penerimaan tamu Ambalan; 20. Nilai Gembira: Proses pembentukan nilai karakter ini dilakukan dengan selalu bertepuk Pramuka dalam setiap kegiatan kepramukaan yang dilaksanakan dan menyanyikan yel-yel Pramuka pada saat kegiatan perkemahan; 21. Nilai Hemat: Proses pembentukan nilai karakter ini dilakukan dengan membayar iuran rutin kepada Gugus depan, pada setiap kali ada kegiatan kepramukaan yang dilaksanakan. PEMBAHASAN Nilai karakter yang terdapat dalam Dasa Dharma Pramuka di SMK Negeri 4 Malang Nilai karakter yang terdapat di dalam penerapan Dasa Dharma Pramuka di SMK Negeri 4 Malang adalah sebagai berikut: 1. Nilai Religius : Nilai karakter religius ini merupakan bentuk pengamalan dari Dasa Dharma Pramuka yang pertama yaitu Takwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dikarenakan dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU), dikatakan bahwa taat beribadah, mengamalkan ajaran agama dan kepercayaan yang diyakininnya, serta menghormati agama dan kepercayaan orang lain. Hal ini sesuai dengan definisi nilai karakter religius versi kemendiknas (2010), yang mengatakan bahwa nilai karakter religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, serta toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain; 2. Nilai Jujur : Nilai karakter jujur ini merupakan bentuk pengamalan dari Dasa Dharma Pramuka yang ke delapan yaitu

9 Disiplin, Berani dan Setia, dikarenakan dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU), dikatakan bahwa dapat menerima kritik dari orang lain, serta berani mengeluarkan pendapatnya dengan tertib, sopan dan santun kepada orang-orang di sekitarnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh Naim (2012:132), yang mengatakan bahwa secara harfiah jujur itu berarti lurus hati, tidak berbohong dan tidak curang; 3. Nilai Toleransi : Nilai karakter ini merupakan bentuk pengamalan dari Dasa Dharma Pramuka yang pertama yaitu Takwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dikarenakan dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU), dikatakan bahwa mampu menghormati agama dan kepercayaan orang lain. Hal ini sesuai dengan definisi nilai karakter toleransi versi kemendiknas (2010), yang mengatakan bahwa nilai karakter toleransi adalah sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tidakan orang lain yang berbeda dari dirinya secara sadar dan terbuka, serta dapat hidup tenang ditengah perbedaan tersebut; 4. Nilai Disiplin: nilai karakter ini merupakan bentuk pengamalan dari Dasa Dharma Pramuka yang ke delapan yaitu Disiplin, Berani dan Setia, dikarenakan dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU), dikatakan bahwa dapat memimpin baris-berbaris dan menjelaskan peraturannya kepada seluruh anggota sangganya. Hal ini sesuai dengan pendapat Starawaji (2012), yang mengatakan bahwa nilai disiplin itu ialah kepatuhan terhadap peraturan dan tunduk pada pengawasan dan pengendalian; 5. Nilai Kerja Keras: nilai karakter ini merupakan bentuk pengamalan dari Dasa Dharma Pramuka yang ke enam yaitu Rajin, Terampil dan Gembira dikarenakan di dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU), dikatakan bahwa seorang pramuka telah ikut aktif kerja bakti di masyarakat minimal dua kali. Hal ini sesuai dengan pendapat Naim (2012:151), yang mengatakan bahwa nilai kerja keras yaitu kita harus bekerja lebih banyak daripada orang lain, lebih produktif, dan menghasilkan lebih banyak daripada orang lain; 6. Nilai Kreatif: nilai karakter ini merupakan bentuk pengamalan dari Dasa Dharma Pramuka yang ke enam yaitu Rajin, Terampil dan Gembira dikarenakan dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU), dikatakan bahwa dapat mendaur ulang barang yang tidak terpakai menjadi barang yang bermanfaat. Hal ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Naim (2012:152), yang mengatakan bahwa nilai kreatif akan menjadikan seseorang tidak pasif, jiwanya selalu gelisah (dalam makna positif), pikiranya terus berkembang, dan selalu melakukan kegiatan dalam kerangka pencarian hal-hal baru yang bermanfaat bagi kehidupan secara luas; 7.

10 Nilai Mandiri: Nilai karakter ini merupakan bentuk pengamalan dari Dasa Dharma Pramuka yang ke sembilan yaitu Bertanggung Jawab dan Dapat Dipercaya, dikarenakan dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU), dikatakan bahwa pernah memimpin kegiatan di tingkat Ambalan. Hal ini sesuai dengan definisi nilai karakter mandiri versi kemendiknas (2010), yang mengatakan bahwa nilai karakter mandiri adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesikan berbagai tugas maupun persoalan, namun dalam hal ini bukan berarti tidak boleh bekerja sama secara kolaboratif, melainkan tidak boleh melemparkan tugas dan tanggung jawab kepada orang lain; 8. Nilai Demokratis: Nilai karakter ini merupakan bentuk pengamalan dari Dasa Dharma Pramuka yang ke empat yaitu Patuh dan Suka Bermusyawarah, dikarenakan dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU), dikatakan bahwa berani menyampaikan kritik dan saran dengan sopan dan santun kepada sesama teman. Hal ini sesuai dengan pendapat yang diberikan oleh Naim (2012: 168), yang mengatakan bahwa dalam konteks character building ada beberapa prinsip yang dapat dikembangkan untuk menumbuhkembangkan spirit demokrasi, diantaranya ialah menghormati pendapat orang lain, artinya bahwa memberikan hak yang sama kepada orang lain untuk berpendapat sesuai dengan karakteristik dan kualifikasi pemahaman sendiri; 9. Nilai Rasa Ingin Tahu: Nilai karakter ini merupakan bentuk pengamalan dari Dasa Dharma Pramuka yang ke enam yaitu Rajin, Terampil dan Gembira, dikarenakan dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU), dikatakan bahwa dapat menggunakan jam, kompas, tanda jejak dan tanda-tanda alam lainnya dalam pengembaraan. Hal ini sesuai dengan definisi nilai karakter rasa ingi tahu versi kemendiknas (2010), yang mengatakan bahwa nilai karakter rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar; 10. Nilai Semangat Kebangsaan: nilai karakter ini merupakan bentuk pengamalan dari Dasa Dharma Pramuka yang ke tiga yaitu Patriot Yang Sopan dan Ksatria dikarenakan dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU), dikatakan bahwa tahu arti dan sejarah sumpah pemuda dan tahu mengenai sejarah perjuangan bangsa Indonesia dan rencana pembangunan pemerintahan. Hal ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Djohar (2003:14), yang mengatakan bahwa nilai kebangsaan mengandung arti adanya rasa satu dalam suka, duka, dan dalam kehendak mencapai kebahagiaan hidup lahir-batin seluruh bangsa, dan dasar kebangsaan tidak

11 boleh bertentangan dengan dasar kemanusiaan, bahkan seharusnya dasar kebangsaan tersebut menjadi sifat, bentuk dan laku kemanusiaan yang nyata; 11. Nilai Cinta Tanah Air: nilai karakter ini merupakan bentuk pengamalan dari Dasa Dharma Pramuka yang ke tiga yaitu Patriot Yang Sopan dan Ksatria, dikarenakan dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU), dikatakan bahwa dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan benar dalam pergaulan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan definisi nilai karakter cinta tanah air versi kemendiknas (2010), yang mengatakan bahwa nilai karakter cinta tanah air adalah sikap dan perilaku yang mencerminkan rasa bangga, setia, peduli dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, budaya, ekonomi, politik dan sebagainya, sehingga tidak mudah menerima tawaran bangsa lain yang dapat merugikan bangsa sendiri; 12. Nilai Menghargai Prestasi: Nilai karakter ini merupakan bentuk pengamalan dari Dasa Dharma Pramuka yang ke tujuh yaitu Hemat, Cermat dan Bersahaja, dikarenakan dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU), dikatakan bahwa secara berkelompok dapat membuat struktur dari keterampilan tali-temali dan pionering, yang dapat digunakan oleh masyarakat. Hal ini sesuai dengan definisi nilai karakter menghargai prestasi versi kemendiknas (2010), yang mengatakan bahwa nilai karakter menghargai prestasi adalah sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain; 13. Nilai Bersahabat/Komunikatif: nilai karakter ini merupakan bentuk pengamalan dari Dasa Dharma Pramuka yang ke tiga yaitu Patriot Yang Sopan dan Ksatria, dikarenakan dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU), dikatakan bahwa mampu berkomunikasi dengan orang tua dan teman secara santun. Hal ini sesuai dengan definisi nilai karakter bersahabat/komunikatif versi kemendiknas (2010), yang mengatakan bahwa nilai karakter bersahabat dan komunikatif adalah sikap dan tindakan terbuka terhadap orang lain melalui komunikasi yang santun sehingga tercipta kerja sama secara kolaboratif dengan baik; 14. Nilai Cinta Damai: nilai karakter ini merupakan bentuk pengamalan dari Dasa Dharma Pramuka yang ke dua yaitu Cinta Alam dan Kasih Sayang Sesama Manusia, dikarenakan dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU), dikatakan bahwa dapat menjadi penengah (memberi solusi), jika terjadi ketidaksepahaman dalam kelompoknya. Hal ini sesuai dengan definisi nilai karakter cinta damai versi kemendiknas (2010), yang mengatakan bahwa nilai karakter cinta damai adalah sikap maupun perilaku yang mencerminkan suasana damai, aman dan nyaman atas kehadiran dirinya dalam

12 komunitas atau masyarakat tertentu; 15. Nilai Gemar Membaca: nilai karakter ini merupakan bentuk pengamalan dari Dasa Dharma Pramuka yang ke enam yaitu Rajin, Terampil dan Gembira, dikarenakan dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU), dikatakan bahwa dapat menjelaskan sejarah kepramukaan Indonesia dan Dunia. Hal ini sesuai dengan definisi nilai karakter cinta damai versi kemendiknas (2010), yang mengatakan bahwa nilai karakter gemar membaca adalah kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan dan pengetahuan bagi dirinya; 16. Nilai Peduli Lingkungan: Nilai karakter ini merupakan bentuk pengamalan dari Dasa Dharma Pramuka yang ke dua Cinta Alam dan Kasih Sayang Sesama Manusia, dikarenakan dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU), dikatakan bahwa mampu bekerjasama dengan tim, berkomunikasi dan menjaga kelestarian lingkungan serta memiliki kepedulian sosial. Hal ini sesuai dengan definisi nilai karakter peduli lingkungan versi kemendiknas (2010), yang mengatakan bahwa nilai karakter peduli lingkungan yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi; 17. Nilai Peduli Sosial: Nilai karakter ini merupakan bentuk pengamalan dari Dasa Dharma Pramuka yang ke lima yaitu Rela Menolong dan Tabah, dikarenakan dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU), dikatakan bahwa pernah ikut serta kerja bakti dan gotong royong yang ditugaskan oleh pembinannya. Hal ini sesuai dengan definisi nilai karakter peduli sosial versi kemendiknas (2010), yang mengatakan bahwa nilai karakter peduli sosial ialah sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan; 18. Nilai Tanggung Jawab: nilai karakter ini merupakan bentuk pengamalan dari Dasa Dharma Pramuka yang ke sembilan Bertanggung Jawab dan Dapat Dipercaya, dikarenakan dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU), dikatakan bahwa dapat mengikuti atau memimpin diskusi Ambalan dan mampu untuk mengambil suatu keputusan. Hal ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Fitri (2012:109), yang mengatakan bahwa indikator yang terdapat di dalam nilai tanggung jawab yaitu dapat dipercaya dan dapat diandalkan atas suatu perbuatan atau tindakan, dapat mempertanggungjawabkan semua perbuatan dan tindakan yang dilakukan; 19. Nilai Tabah: nilai karakter ini merupakan bentuk pengamalan dari Dasa Dharma Pramuka yang ke lima yaitu rela menolong dan tabah, dikarenakan dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU), dikatakan

13 bahwa dapat melakukan pengembaraan selama tiga hari atau mengatur kehidupan perkemahan selama minimal tiga hari. Hal ini sesuai dengan definisi nilai tabah menurut Gerakan Pramuka Indonesia (2013), yang mengatakan bahwa nilai tabah berarti bahwa seorang Pramuka dalam setiap perjuangannya harus tabah menghadapi gangguan, tantangan, halangan dan hambatan; 20. Nilai Gembira: nilai karakter ini merupakan bentuk pengamalan dari Dasa Dharma Pramuka yang ke enam yaitu Rajin, Terampil dan Gembira, dikarenakan dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU), dikatakan bahwa dapat menampilkan kesenian daerah di depan umum minimal satu kali. Hal ini sesuai dengan definsi nilai gembira menurut Gerakan Pramuka Indonesia (2013), yang mengatakan bahwa nilai gembira berarti seorang Pramuka dalam setiap melaksanakan segala kegiatan kepramukaan yang dilakukannya, maka harus dilaksanakan dengan perasaan senang dan gembira; 21. Nilai Hemat: nilai karakter ini merupakan bentuk pengamalan dari Dasa Dharma Pramuka yang ke tujuh yaitu Hemat, Cermat dan Bersahaja, dikarenakan dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU), dikatakan bahwa setia dalam membayar iuran kepada gugus depan, dengan uang yang diperoleh dari usaha sendiri. Hal ini sesuai dengan definisi nilai hemat menurut Gerakan Pramuka Indonesia (2013), yang mengatakan bahwa nilai hemat yaitu seorang Pramuka harus cermat dalam pengeluaran uang, dengan selalu memprioritaskan apa yang harus dibeli atau didahulukan, dan mana yang tidak perlu, maka tidak usah dibeli. Proses Pendidikan Karakter pada Penerapan Dasa Dharma Pramuka di SMK Negeri 4 Malang. Proses pendidikan karakter pada penerapan Dasa Dharma Pramuka di SMK Negeri 4 Malang, dilakukan dengan selalu membiasakan untuk membaca, menghafal, menghayati dan mengamalkan butir-butir Dasa Dharma Pramuka dalam setiap kegiatan kepramukaan yang dilaksanakan. Berikut ini merupakan proses pembentukan nilai-nilai karakter melalui penerapan Dasa Dharma Pramuka yang dilakukan di SMK Negeri 4 Malang: 1. Proses pembentukan nilai religius: Proses pembentukan nilai karakter ini dilakukan dengan selalu membiasakan untuk berdo a sebelum dan sesudah kegiatan kepramukaan dilaksanakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Poernoto (1983:17), yang mengatakan bahwa setiap pembukaan dan penutupan latihan dan kegiatan kepramukaan selalu diselenggarakan berdoa bersama, hal ini mendidik watak secara kebiasaan yang baik untuk selalu berdoa dan bersyukur kepada Tuhan Semesta Alam; 2. Proses

14 pembentukan nilai jujur: Proses pembentukan nilai karakter ini dilakukan dengan memberikan kepercayaan kepada anggota Pramuka untuk menjalankan kegiatan kepramukaan. Hal ini sesuai dengan definisi nilai karakter jujur versi kemendiknas (2010), yang mengatakan bahwa nilai karakter jujur adalah perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan; 3. Proses pembentukan nilai toleransi: Proses pembentukan nilai karakter ini dilakukan dengan membiasakan sikap saling menghargai dan menghormati teman sesama anggota Pramuka yang berlainan agama, yang sedang menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinanya. Hal ini sesuai dengan definisi nilai karakter toleransi versi kemendiknas (2010), yang mengatakan bahwa nilai toleransi adalah sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tidakan orang lain yang berbeda dari dirinya secara sadar dan terbuka, serta dapat hidup tenang ditengah perbedaan tersebut; 4. Proses pembentukan nilai disiplin: Proses pembentukan nilai karakter ini dilakukan dengan datang tepat pada waktunya pada saat kegiatan kepramukaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Tidjani (2012), yang mengatakan bahwa di samping mengandung arti taat dan patuh terhadap peraturan, disiplin juga mengandung arti kepatuhan kepada perintah pemimpin, perhatian dan kontrol yang kuat terhadap penggunaan waktu, tanggung jawab atas tugas yang diamanahkan, serta kesungguhan terhadap bidang keahlian yang ditekuni; 5. Proses pembentukan nilai kerja keras: Proses pembentukan nilai karakter ini dilakukan dengan mengadakan latihan rutin kepramukaan yang tidak pernah ada hentinya untuk mencapai suatu tujuan, dimana tujuan yang hendak dicapai ialah agar seluruh anggota Pramuka dapat menguasai segala bentuk materi dan latihan yang telah diajarkan oleh pembina dan pelatih pramuka dengan sebaik-baiknya. Hal ini sesuai dengan pendapat Naim (2012:148), yang mengatakan bahwa kerja keras yaitu melambangkan kegigihan dan keseriusan mewujudkan cita-cita; 6. Proses pembentukan nilai kreatif: Proses pembentukan nilai karakter ini dilakukan dengan selalu mengadakan latihan tali-temali dan pioneering pada saat kegiatan kepramukaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Naim (2012:152), yang mengatakan bahwa nilai kreatif akan menjadikan seseorang tidak pasif, jiwanya selalu gelisah (dalam makna positif), pikiranya terus berkembang, dan selalu melakukan kegiatan dalam kerangka pencarian hal-hal baru yang bermanfaat bagi kehidupan secara luas; 7. Proses pembentukan nilai mandiri: Proses pembentukan nilai

15 karakter ini dilakukan dengan menjalankan segala kegiatan kepramukaan yang dilakukan oleh anggota Pramuka itu sendiri berdasarkan prinsip dan moto pramuka penegak, yaitu bahwa kegiatan kepramukaan dijalankan dan dilaksanakan dari penegak, oleh penegak dan untuk penegak. Hal ini sesuai dengan pendapat Poernoto (1983:27), yang mengatakan bahwa bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega cukup diberi bimbingan dan pengarahan serta petunjuk ke arah yang baik dan benar, mereka sendiri mampu memikirkan caranya dan sanggup merencanakan dan melaksanakan kegiatan mereka sendiri secara berkelompok; 8. Proses pembentukan nilai demokratis: Proses pembentukan nilai karakter ini dilakukan dengan mengadakan kegiatan musyawarah Ambalan, yang dihadiri oleh seluruh anggota Pramuka untuk membahas mengenai nilainilai yang ada di dalam Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) Pramuka Pandu Grafika. Hal ini sesuai dengan pendapat Naim (2012: 168), yang mengatakan bahwa dalam konteks character building ada beberapa prinsip yang dapat dikembangkan untuk menumbuhkembangkan spirit demokrasi, diantaranya ialah menghormati pendapat orang lain, artinya bahwa memberikan hak yang sama kepada orang lain untuk berpendapat sesuai dengan karakteristik dan kualifikasi pemahaman sendiri; 9. Proses pembentukan nilai rasa ingin tahu: Proses pembentukan nilai rasa ingin tahu ini dilakukan dengan melaksanakan kegiatan jelajah alam, yang dilakukan pada saat perkemahan. Hal ini sesuai dengan pendapat Naim (2012:171), yang mengatakan bahwa disebabkan dengan rasa ingin tahu tersebut, manusia sejak usia dini cenderung untuk terus mempertanyakan berbagai hal yang memang belum diketahui dan dipahami, baik yang dia amati ataupun pikirkan, dorongan ini menunjukkan bahwa manusia tidak akan merasa puas terhadap fenomena yang tampak di permukaan, selalu ada keinginan untuk memahami secara lebih mendalam dan mendetail; 10. Proses pembentukan nilai semangat kebangsaan: Proses pembentukan nilai semangat kebangsaan ini dilakukan dengan melakukan kegiatan latihan upacara bendera di Gugus depan. Hal ini sesuai dengan pendapat Poernoto (1983:31), yang mengatakan bahwa kegiatan mengikuti upacara kenegaraan setiap tanggal 17 Agustus dan peringatan harihari besar negara semuanya mengandung nilai disiplin, kekhidmatan, kesungguhan, dengan tertib acara yang telah ditentukan, sehingga membentuk watak luhur, mengembangkan nilai-nilai patriotisme dan nasionalisme yang mendalam di hati sanubari anggota Gerakan Pramuka yang mengikutinya; 11. Proses pembentukan nilai

16 cinta tanah air: Proses pembentukan nilai cinta tanah air ini dilakukan dengan mewajibkan seluruh anggota Pramuka untuk mengikuti kegiatan upacara bendera yang dilaksanakan untuk memperingati hari-hari besar Nasional. Hal ini sesuai dengan pendapat Poernoto (1983:31), yang mengatakan bahwa kegiatan mengikuti upacara kenegaraan setiap tanggal 17 Agustus dan peringatan hari-hari besar negara semuanya mengandung nilai disiplin, kekhidmatan, kesungguhan, dengan tertib acara yang telah ditentukan, sehingga membentuk watak luhur, mengembangkan nilai-nilai patriotisme dan nasionalisme yang mendalam di hati sanubari anggota Gerakan Pramuka yang mengikutinya; 12. Proses pembentukan nilai menghargai prestasi: Proses pembentukan nilai menghargai prestasi ini dilakukan dengan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada seluruh anggota Pramuka untuk selalu menghormati dan menghargai keberhasilan yang telah diraih oleh orang lain. Hal ini sesuai dengan definisi nilai karakter menghargai prestasi versi kemendiknas (2010), yang mengatakan bahwa nilai karakter menghargai prestasi adalah sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain; 13. Proses pembentukan nilai Bersahabat / Komunikatif: Proses pembentukan nilai Bersahabat/ Komunikatif ini dilakukan dengan memberikan materi mengenai perilaku sopan santun dan tata krama kepada seluruh anggota Pramuka. Hal ini sesuai dengan definisi nilai karakter Bersahabat/ Komunikatif versi kemendiknas (2010), yang mengatakan bahwa nilai karakter bersahabat dan komunikatif adalah sikap dan tindakan terbuka terhadap orang lain melalui komunikasi yang santun sehingga tercipta kerja sama secara kolaboratif dengan baik; 14. Proses pembentukan nilai cinta damai: Proses pembentukan nilai cinta damai ini dilakukan dengan membiasakan sikap saling menghargai dan saling menghormati antar sesama anggota Pramuka. Hal ini sesuai dengan pendapat Fitri (2012:112), yang mengatakan bahwa kedamaian mengandung pengertian bahwa tidak akan menganiaya, mencegah penganiayaan, menghilangkan penganiayaan dan berbuat baik; 15. Proses pembentukan nilai gemar membaca: Proses pembentukan nilai gemar membaca ini dilakukan dengan memberikan perintah kepada seluruh anggota Pramuka untuk mencari dan membaca materi kepramukaan yang masih belum dipahami, dengan mencari dan membaca dari berbagai macam sumber bacaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Naim (2012:191), yang mengatakan bahwa manusia berkarakter adalah manusia yang selalu gigih mencari

17 pengetahuan, ada banyak cara mendapatkan pengetahuan, salah satunya dengan kegiatan membaca, lewat membaca karakter seseorang akan semakin arif, karena merasa bahwa pengetahuannya selalu kurang; 16. Proses pembentukan nilai peduli lingkungan: Proses pembentukan nilai peduli lingkungan ini dilakukan dengan mengadakan kegiatan bersih-bersih lingkungan sekitar. Hal ini sesuai dengan definisi nilai karakter versi kemendiknas (2010), yang mengatakan bahwa nilai karakter peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi; 17. Proses pembentukan nilai peduli sosial: Proses pembentukan nilai peduli sosial ini dilakukan dengan mengadakan kunjungan sosial kepada anak-anak yatim piatu dan anak-anak penyandang cacat di Yayasan Penyandang Anak Cacat (YPAC) Kota Malang pada setiap memasuki bulan Ramadhan. Hal ini sesuai dengan pendapat Poernoto (1983:32), yang mengatakan bahwa berkunjung ke tempat-tempat panti jompo, janda miskin, asrama yatim piatu, pergi menghibur orang yang sedang sakit, kegiatan itu semua memiliki tujuan untuk memberi bantuan dan menghibur kesepian mereka, sehingga ikut merasakan penderitaan orang lain, hal ini akan membentuk jiwa dan kepribadian Pramuka yang sosial dan menanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang tinggi; 18. Proses pembentukan nilai tanggung jawab: Proses pembentukan nilai tanggung jawab ini dilakukan dengan mengadakan kegiatan serah terima jabatan kepramukaan yang dilakukan pada setiap tahunnya. Hal ini sesuai dengan definisi nilai karakter tanggung jawab versi kemendiknas (2010), yang mengatakan nilai karakter tanggung jawab ialah sikap dan perilaku seseorang untuk menjalankan setiap tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan, negara dan Tuhan Yang Maha Esa. 19. Proses pembentukan nilai tabah: Proses pembentukan nilai tabah ini dilakukan dengan melalui ujian mental, ujian kedisiplinan dan pensucian diri yang dilakukan setiap kali kegiatan penerimaan tamu Ambalan pada setiap tahunnya. Hal ini sesuai dengan definisi nilai tabah menurut Gerakan Pramuka Indonesia (2013), yang mengatakan bahwa nilai tabah berarti bahwa seorang Pramuka dalam setiap perjuangannya harus tabah menghadapi gangguan, tantangan, halangan dan hambatan; 20. Proses pembentukan nilai gembira: Proses pembentukan nilai gembira ini dilakukan dengan selalu bertepuk Pramuka dalam setiap kegiatan kepramukaan yang dilaksanakan dan selalu menyanyikan yel-yel Pramuka

18 pada saat kegiatan perkemahan. Hal ini sesuai dengan pendapat Poernoto (1983:28), yang mengatakan bahwa kegiatan menarik yang mengandung pendidikan untuk dapat menarik Pramuka, maka kegiatan kepramukaan seyogiyanya selalu diselingi dengan nyanyian, tarian, lawakan, cerita dan lainnya, yang menjiwai para Pramuka; 21. Proses pembentukan nilai hemat: Proses pembentukan nilai hemat ini dilakukan dengan membayar iuran rutin kepada Gugus depan Pramuka pandu grafika. Hal ini sesuai dengan pendapat Zuriah (2008:83), yang mengatakan bahwa hemat adalah sikap dan perilaku yang menghargai dan memanfaatkan waktu, dana, dan pikiran sesuai dengan kebutuhan dan tidak menggunakan sesuatu secara berlebihan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan mengenai pendidikan karakter melalui penerapan Dasa Dharma Pramuka di SMK Negeri 4 Malang, dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut : (1). Nilai karakter yang terdapat di dalam Dasa Dharma Pramuka di SMK Negeri 4 Malang adalah seluruh nilai karakter dari delapan belas nilai karakter yang telah dicanangkan oleh pemerintah. Selain itu terdapat pula tiga nilai karakter tambahan di dalam Dasa Dharma Pramuka, tiga nilai karakter tambahan tersebut yaitu nilai tabah, nilai gembira dan nilai hemat. (2). proses pendidikan karakter pada penerapan Dasa Dharma Pramuka di SMK Negeri 4 Malang, dilakukan dengan selalu membiasakan untuk membaca, menghafal, menghayati dan mengamalkan butir-butir Dasa Dharma Pramuka dalam setiap kegiatan kepramukaan yang dilaksanakan. Setiap nilai karakter memiliki proses sendiri-sendiri di dalam membentuk nilai karakter tersebut ke dalam diri seorang Pramuka. Pada proses pembentukan nilai karakter religius dilakukan dengan membiasakan berdo a sebelum dan sesudah kegiatan kepramukaan; pada proses pembentukan nilai karakter jujur dilakukan dengan memberi kepercayaan kepada anggota Pramuka untuk menjalankan kegiatan kepramukaan; pada proses pembentukan nilai karakter toleransi dilakukan dengan membiasakan sikap saling menghargai dan menghormati sesama anggota Pramuka yang sedang menjalankan ibadah; pada proses pembentukan nilai karakter disiplin dilakukan dengan datang tepat waktu pada saat kegiatan kepramukaan; pada proses pembentukan nilai karakter kerja keras dilakukan dengan mengadakan latihan rutin kepramukaan yang tidak pernah ada hentinya untuk mencapai suatu tujuan; pada

19 proses pembentukan nilai karakter kreatif dilakukan dengan latihan tali-temali dan pionering; pada proses pembentukan nilai karakter mandiri dilakukan dengan menjalankan kegiatan kepramukaan oleh anggota Pramuka itu sendiri; pada proses pembentukan nilai karakter demokratis dilakukan dengan kegiatan musyawarah ambalan; pada proses pembentukan nilai karakter rasa ingin tahu dilakukan dengan kegiatan pengembaraan alam; pada proses pembentukan nilai karakter semangat kebangsaan dilakukan dengan latihan upacara bendera di Gugus depan; pada proses pembentukan nilai karakter cinta tanah air dilakukan dengan mengikuti upacara bendera pada saat peringatan hari besar Nasional; pada proses pembentukan nilai karakter menghargai prestasi dilakukan dengan memberikan pembinaan kepada anggota Pramuka untuk menghargai keberhasilan orang lain; pada proses pembentukan nilai karakter bersahabat dan komunikatif dilakukan dengan memberikan materi tata krama; pada proses pembentukan nilai karakter cinta damai dilakukan dengan membiasakan sikap saling menghargai dan menghormati sesama anggota Pramuka; pada proses pembentukan nilai karakter gemar membaca dilakukan dengan memberikan perintah kepada anggota Pramuka untuk membaca berbagai macam sumber bacaan mengenai materi kepramukaan; pada proses pembentukan nilai karakter peduli lingkungan dilakukan dengan mengadakan kegiatan bersih-bersih lingkungan; pada proses pembentukan nilai karakter peduli sosial dilakukan dengan mengadakan kegiatan bakti sosial; pada proses pembentukan nilai karkater tangung jawab dilakukan dengan melalui kegiatan serah terima jabatan; pada proses pembentukan nilai karakter tabah dapat dilakukan melalui ujian mental; pada proses pembentukan nilai karakter gembira dilakukan dengan menyanyikan yel-yel Pramuka; pada proses pembentukan nilai karakter hemat dilakukan dengan membayar iuran rutin kepada Gugus depan. Saran Saran yang dapat peneliti berikan dalam penelitian ini adalah penambahan jumlah tenaga pembina Pramuka yang berkompeten terhadap pendidikan kepramukaan; kegiatan kepramukaan yang dilaksanakan harus lebih bervariasi lagi; perlengkapan dan alat-alat latihan kepramukaan yang dimiliki perlu ditambah lagi, agar kegiatan kepramukaan yang dilaksanakan dapat berjalan dengan efektif dan dapat meraih hasil yang maksimal.

20 DAFTAR PUSTAKA Djohar Pendidikan Strategik, Alternatif untuk Pendidikan Masa Depan. Yogyakarta: LESFI. Fitri, A.Z Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Gulo, W Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Grasindo. Ghony, M. Djunaidi & Almanshur, Fauzan Metodologi Penelitian Kualitatif. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Kemendiknas Desain Induk Pendidikan Karakter. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional. Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Golongan Penegak. Jakarta: Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. Marzuki Metodologi Riset. Cetakan kelima. Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. Jogjakarta. Moleong, Lexy, J Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Naim, Ngainun Character Building. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Poernoto, H.S Cara Mendidik Watak Pramuka (Seri Metodologi 1). Solo: Tiga Serangkai. Starawaji Pengertian Kedesiplinan, (online), ( dikases 26 Januari Surakhmad, W Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Torsito. Tidjani, Ahmad Fauzi Kedisiplinan Islam, (online), ( diakses 26 Januari Wikipedia Gerakan Pramuka Indonesia, (online), ( diakses 27 Januari Zuriah, Nurul Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan. Jakarta: Bumi Aksara.

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan wahana pendidikan formal dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai peserta didik yang mampu melahirkan nilai-nilai pancasila

Lebih terperinci

TRISATYA DASADARMA PRAMUKA

TRISATYA DASADARMA PRAMUKA PANCASILA 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratn/perwakilan 5. Keadilan social

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan kepribadian ditujukan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Generasi muda adalah generasi penerus bangsa. Membangun manusia Indonesia diawali dengan membangun kepribadian kaum muda. Sebagai generasi penerus, pemuda harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa diantaranya yang paling meresahkan adalah penyalahgunaan. narkoba dan bahkan sampai menjerumus kepada seks bebas.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa diantaranya yang paling meresahkan adalah penyalahgunaan. narkoba dan bahkan sampai menjerumus kepada seks bebas. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pada masa sekarang ini pergaulan bebas sangatlah berbahaya apalagi yang banyak terjadi pada kalangan pemuda calon penerus generasi bangsa diantaranya yang paling meresahkan

Lebih terperinci

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Kompetensi Inti 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai

Lebih terperinci

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa Memahami Budaya dan Karakter Bangsa Afid Burhanuddin Kompetensi Dasar: Memahami budaya dan karakter bangsa Indikator: Menjelaskan konsep budaya Menjelaskan konsep karakter bangsa Memahami pendekatan karakter

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya kemerdekaan rakyat Indonesia yang telah diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan

Lebih terperinci

Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka, (Jakarta : Kemenpora, 2010), hlm Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka, (Jakarta : Kemenpora, 2010), hlm Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Undang-Undang Republik BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN KARAKTER YANG TERKANDUNG DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DAN RELEVANSINYA DENGAN PENCAPAIAN KURIKULUM 2013 A. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.131, 2010 PENDIDIKAN. Kepramukaan. Kelembagaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5169) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12

Lebih terperinci

Kode Kehormatan Pramuka

Kode Kehormatan Pramuka Kode Kehormatan Pramuka (1) Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas janji yang disebut satya dan ketentuan moral yang disebut Darma adalah salah satu unsur yang terdapat dalam Metode Kepramukaan. (2)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten A. Deskripsi Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengelolaan pendidikan karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek yang mempunyai peranan pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk masa yang akan datang. Maka dari itu

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Maraknya isu yang dihadapi sekolah-sekolah pada saat ini dalam menciptakan iklim sekolah yang sosial dan emosionalnya baik adalah masalah kedisiplinan siswa.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Definisi Pendidikan Karakter 2.1.1 Pendidikan Karakter Menurut Lickona Secara sederhana, pendidikan karakter dapat didefinisikan sebagai segala usaha yang dapat dilakukan untuk

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan kepribadian ditujukan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah mengundang berbagai musibah dan bencana di negri ini. Musibah dan

BAB I PENDAHULUAN. telah mengundang berbagai musibah dan bencana di negri ini. Musibah dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara faktual, data realistik menunjukkan bahwa moralitas maupun karakter bangsa saat ini telah runtuh. Runtuhnya moralitas dan karakter bangsa tersebut telah

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21 PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21 Machful Indra Kurniawan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan, seseorang dapat semakin berkembang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan kepribadian ditujukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan untuk membentuk kepribadian peserta didik seperti yang dimaksud dalam tujuan gerakan pramuka tidak dapat dilaksanakan dalam waktu yang singkat secara sekaligus,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses pendidikan diselenggarakan dalam rangka mengembangkan pengetahuan, potensi, akal dan perkembangan diri manuisa, baik itu melalui jalur pendidikan formal,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan kepribadian ditujukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan judul Nilai-Nilai Moral dalam Novel Nyanyian Lembayung Karya Sin

BAB II LANDASAN TEORI. dengan judul Nilai-Nilai Moral dalam Novel Nyanyian Lembayung Karya Sin 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sebelumnya yang Relevan Penelitian tentang nilai-nilai moral sudah pernah dilakukan oleh Lia Venti, dengan judul Nilai-Nilai Moral dalam Novel Nyanyian Lembayung Karya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Tempat yang digunakan untuk penelitian adalah SDN 2 Pasirtamiang. Hal ini disebabkan, visi sekolah yang menjunjung pendidikan

Lebih terperinci

DAMPAK PEMBINAAN KEPRAMUKAAN TERHADAP TANGGUNG JAWAB SOSIAL PESERTA DIDIK

DAMPAK PEMBINAAN KEPRAMUKAAN TERHADAP TANGGUNG JAWAB SOSIAL PESERTA DIDIK DAMPAK PEMBINAAN KEPRAMUKAAN TERHADAP TANGGUNG JAWAB SOSIAL PESERTA DIDIK oleh : Lani Widia Astuti & Eka Jayadiputra Program Studi PPKn Universitas Islam Nusantara, Bandung ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi

Lebih terperinci

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Rajabasa Raya Kecamatan. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun pelajaran 2014/2015

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Rajabasa Raya Kecamatan. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun pelajaran 2014/2015 41 BAB III METODE PENILITIAN A. Tempat dan Waktu penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Rajabasa Raya Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung. 2. Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1 PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1 Oleh Drs. H. Syaifuddin, M.Pd.I Pengantar Ketika membaca tema yang disodorkan panita seperti yang tertuang dalam judul tulisan singkat

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI Wahyu Nur Aida Universitas Negeri Malang E-mail: Dandira_z@yahoo.com Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan akan berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, serta membimbing seseorang untuk mengembangkan segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Kemudian dalam

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Kemudian dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hak asasi setiap individu anak bangsa yang telah diakui dalam UUD 1945 pasal 31 ayat (1) yang menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan

Lebih terperinci

PRAMUKA EKSTRAKULIKULER WAJIB DI SEKOLAH. Saipul Ambri Damanik

PRAMUKA EKSTRAKULIKULER WAJIB DI SEKOLAH. Saipul Ambri Damanik Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 13 (2) Juli Desember 2014: 16-21 PRAMUKA EKSTRAKULIKULER WAJIB DI SEKOLAH Saipul Ambri Damanik Abstrak: Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada

Lebih terperinci

Pengantar Presiden RI pada Hari Pramuka ke-53, di Cibubur, Jakarta, Tgl. 14 Agustus 2014 Kamis, 14 Agustus 2014

Pengantar Presiden RI pada Hari Pramuka ke-53, di Cibubur, Jakarta, Tgl. 14 Agustus 2014 Kamis, 14 Agustus 2014 Pengantar Presiden RI pada Hari Pramuka ke-53, di Cibubur, Jakarta, Tgl. 14 Agustus 2014 Kamis, 14 Agustus 2014 PENGANTAR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA HARI PRAMUKA KE-53 DI LAPANGAN BUMI PERKEMAHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya mencapai kedewasaan subjek didik yang mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional. Undang-Undang Sisdiknas

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- I Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- I Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI AJAR SERIBU PENA BAHASA INDONESIA UNTUK SMA/MA KELAS XII KARANGAN PUDJI ISDRIANI TERBITAN ERLANGGA TAHUN 2009 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

ISSN: PRAMUKA SEBAGAI WADAH PEMBENTUKAN PENDIDI- KAN BERKARAKTER

ISSN: PRAMUKA SEBAGAI WADAH PEMBENTUKAN PENDIDI- KAN BERKARAKTER ISSN: 2407-2095 PRAMUKA SEBAGAI WADAH PEMBENTUKAN PENDIDI- KAN BERKARAKTER Yatik Septi Wulandari Mahasiswa prodi PGMI Semester V yatikwulandari@yahoo.co.id Abstrak Pendidikan karakter merupakan sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia dalam rangka memperoleh ilmu yang kemudian dijadikan sebagai dasar untuk bersikap dan berperilaku. Karena

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 67 TAHUN : 2017 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 65 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DALAM PEMBELAJARAN SMA

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DALAM PEMBELAJARAN SMA IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DALAM PEMBELAJARAN SMA Heri Supranoto Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Heri_supranoto@yahoo.com Abstrak Mengacu kepada berbagai peraturan perundang-undangan

Lebih terperinci

ANALISIS MUATAN NILAI-NILAI KARAKTER PADA BUKU SISWA KELAS VI SEMESTER 2 SEKOLAH DASAR

ANALISIS MUATAN NILAI-NILAI KARAKTER PADA BUKU SISWA KELAS VI SEMESTER 2 SEKOLAH DASAR ANALISIS MUATAN NILAI-NILAI KARAKTER PADA BUKU SISWA KELAS VI SEMESTER 2 SEKOLAH DASAR Latifatul Chabibah, Suharjo dan Muchtar, Universitas Negeri Malang E-mail: latifatul_chabibah@yahoo.com; suharjofipum@yahoo.com;

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PENANAMAN NILAI-NILAI DARMA PRAMUKA PADA SISWA SD ISLAM IMAMA SEMARANG

BAB IV ANALISA PENANAMAN NILAI-NILAI DARMA PRAMUKA PADA SISWA SD ISLAM IMAMA SEMARANG BAB IV ANALISA PENANAMAN NILAI-NILAI DARMA PRAMUKA PADA SISWA SD ISLAM IMAMA SEMARANG A. Analisis Penanaman Nilai-Nilai Darma Pramuka Pada Siswa SD Islam Imama Semarang Penanaman adalah proses, cara, perbuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan diberbagai bidang yang ada di masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan diberbagai bidang yang ada di masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Negara Indonesia pada zaman sekarang ini cukup pesat sekali karena dipengaruhi oleh era globalisasi yang hampir merata di seluruh dunia terutama

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 1. Peran guru Agama Islam dalam menanamkan nilai-nilai religius siswa dalam

BAB V PEMBAHASAN. 1. Peran guru Agama Islam dalam menanamkan nilai-nilai religius siswa dalam BAB V PEMBAHASAN Pada pembahasan ini peneliti akan menyajikan uraian sesuai dengan hasil penelitian. Sehingga pembahasan ini akan mengintegrasikan hasil penelitian dan memadukan dengan kajian pustaka.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan nasional salah satunya yaitu untuk membentuk akhlak/budi pekerti yang luhur, pembentukan akhlak harus dimulai sejak kecil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Alfitra Salam, APU, Makalah Simposium Satu Pramuka Untuk Satu Merah Putih,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Alfitra Salam, APU, Makalah Simposium Satu Pramuka Untuk Satu Merah Putih, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya penting yang dapat menunjang pembentukan watak, karakter dan akhlak manusia adalah melalui pendidikan secara terus menerus. Pendidikan yang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Pelaksanaan kegiatan Kepramukaan di MAN Maliku.

BAB V PENUTUP. 1. Pelaksanaan kegiatan Kepramukaan di MAN Maliku. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang nilai-nilai Pendidikan Agama Islam dalam kegiatan Kepramukaan di MAN Maliku maka akan disimpulkan: 1. Pelaksanaan kegiatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku manusia. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk menghasilkan sumber daya manusia sehingga terjadilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi sumberdaya manusia tersebut,

Lebih terperinci

MENUMBUHKAN KARAKTER PADA ANAK MELALUI TUTORIAL SIMULASI

MENUMBUHKAN KARAKTER PADA ANAK MELALUI TUTORIAL SIMULASI MENUMBUHKAN KARAKTER PADA ANAK MELALUI TUTORIAL SIMULASI Sutrisno 1, Siti Aminah 2 1 SMPN 1 Bungkal, Ponorogo ngilmudi@gmail.com 2 SDN Ketonggo, Ponorogo sitiaminah.bungkal@gmail.com Kata Kunci: Karakter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kepramukaan menjadi salah satu bagian penting dalam insan pendidikan Indonesia yang berwujud pada gerakan pramuka. Gerakan pramuka adalah lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin merupakan kesadaran diri yang muncul dari batin terdalam untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum yang berlaku dalam satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siswa, Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam rencana srategis

BAB I PENDAHULUAN. siswa, Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam rencana srategis 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Upaya peningkatan mutu sumber daya manusia Indonesia, khususnya siswa, Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam rencana srategis (Renstra) Depdiknas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tes merupakan sebuah instrumen yang berfungsi sebagai media evaluasi. Tes biasa digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa selama periode tertentu. Tes di

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENANAMAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA DI MA YMI WONOPRINGGO

BAB IV ANALISIS PENANAMAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA DI MA YMI WONOPRINGGO 64 BAB IV ANALISIS PENANAMAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA DI MA YMI WONOPRINGGO Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada kegiatan ekstrakurikuler pramuka di MA YMI Wonopringgo, peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber daya manusia yang professional secara akademik dan tangguh/kreatif secara karakter. Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Dasar Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Dasar Kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gerakan pramuka sebagai satu-satunya wadah kegiatan kepanduan di sekolah merupakan tempat pendidikan bagi anak-anak yang dilaksanakan dengan penuh kegembiraaan, penuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi anak-anak dan pemuda Indonesia. Pendidikan kepramukaan melatih

BAB I PENDAHULUAN. bagi anak-anak dan pemuda Indonesia. Pendidikan kepramukaan melatih 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Gerakan pramuka merupakan salah satu lembaga pendidikan nonformal yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi anak-anak dan pemuda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. asusila, kekerasan, penyimpangan moral, pelanggaran hukum sepertinya sudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. asusila, kekerasan, penyimpangan moral, pelanggaran hukum sepertinya sudah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti sekarang ini, banyak sekali permasalahan yang sering terjadi dalam kehidupan sekitar kita. Permasalahan yang terkait dengan asusila,

Lebih terperinci

PENGUATAN NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI KEGIATAN KEPRAMUKAAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2013/2014

PENGUATAN NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI KEGIATAN KEPRAMUKAAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2013/2014 PENGUATAN NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI KEGIATAN KEPRAMUKAAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna

Lebih terperinci

LAMPIRAN KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 104 Tahun 2004 TANGGAL : 18 Oktober 2004 ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN

LAMPIRAN KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 104 Tahun 2004 TANGGAL : 18 Oktober 2004 ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN LAMPIRAN KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR : 104 Tahun 2004 TANGGAL : 18 Oktober 2004 ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN Bahwa persatuan dan kesatuan bangsa dalam negara kesatuan yang adil dan makmur, materiil

Lebih terperinci

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan PENDIDIKAN KARAKTER LATAR BELAKANG Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005 2025 (UU No 17 Tahun 2007) antara lain

Lebih terperinci

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin merupakan kesadaran diri yang muncul dari batin terdalam untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum yang berlaku dalam

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN LAMPIRAN KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 34 Tahun 1999 TANGGAL : 3 Mei 1999 ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN Bahwa persatuan dan kesatuan bangsa dalam negara kesatuan yang adil dan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR : 57 TAHUN 1988 (57/1988) TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR : 57 TAHUN 1988 (57/1988) TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR : 57 TAHUN 1988 (57/1988) TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a.bahwa dalam rangka membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu proses pemuliaan diri yang di dalamnya terdapat tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya,

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. khas sekaligus aset bagi bangsa Indonesia. Generasi muda sudah banyak

BAB I PEDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. khas sekaligus aset bagi bangsa Indonesia. Generasi muda sudah banyak BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara yang beraneka ragam budaya yang merupakan ciri khas sekaligus aset bagi bangsa Indonesia. Generasi muda sudah banyak melupakan kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai salah satu proses perubahan pada pembentuk sikap, kepribadian dan keterampilan manusia untuk menghadapi masa depan. Dalam proses pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kepribadian dan perilaku mereka sehari-hari. Krisis karakter yang

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kepribadian dan perilaku mereka sehari-hari. Krisis karakter yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis yang dialami bangsa Indonesia tidak hanya krisis ekonomi maupun politik, tapi lebih dari itu, bangsa kita tengah mengahadapi krisis karakter atau jati diri yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter kepada generasi penerus bangsa yang berakar pada nilai karakter dari budaya bangsa dan

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari semua pembahasan yang telah dipaparkan maka melahirkan sebuah. kesimpulan sebagai berikut:

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari semua pembahasan yang telah dipaparkan maka melahirkan sebuah. kesimpulan sebagai berikut: BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Dari semua pembahasan yang telah dipaparkan maka melahirkan sebuah kesimpulan sebagai berikut: 1. Nilai-nilai pendidikan akhlak di dalam kitab Ta lim Muta allim adalah 1) Akhlak

Lebih terperinci

Lembar Observasi Karakter Disiplin. KRITERIA No Nama Siswa

Lembar Observasi Karakter Disiplin. KRITERIA No Nama Siswa 68 Lampiran 1. Lembar Observasi Karakter Disiplin Hari : Sabtu Tanggal : 18 September 2016 KRITERIA No Nama Siswa 1 2 3 YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK 1 Sheva 2 Juan 3 Dimas 4 Nando 5 Alpin 6 Andika 7 Pandu

Lebih terperinci

INTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR

INTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR INTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR Ni Luh Sakinah Nuraini Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang Email: niluh.sakinah.fip@um.ac.id

Lebih terperinci

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan nasional.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN MUATAN LOKAL KABUPATEN BANJARNEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (5)Instrumen Penelitian, (6) Prosedur Penelitian, (7) Analisis Data, dan (8)

BAB III METODE PENELITIAN. (5)Instrumen Penelitian, (6) Prosedur Penelitian, (7) Analisis Data, dan (8) BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini menguraikan tentang (1) Pendekatan dan Jenis Penelitian, (2) Kehadiran Peneliti, (3) Tempat dan Waktu Penelitian, (4) Sumber Data, (5)Instrumen Penelitian, (6) Prosedur

Lebih terperinci

Irfani ISSN E ISSN Volume 12 Nomor 1 Juni 2016 Halaman 1-8

Irfani ISSN E ISSN Volume 12 Nomor 1 Juni 2016 Halaman 1-8 Irfani ISSN 1907-0969 E ISSN 2442-8272 Volume 12 Nomor 1 Juni 2016 Halaman 1-8 INTEGRASI NILAI KARAKTER PADA MATA PELAJARAN UMUM DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKTIVITAS SOSIAL DAN SPIRITUAL PESERTA DIDIK Kasim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai orang tua kadang merasa jengkel dan kesal dengan sebuah kenakalan anak. Tetapi sebenarnya kenakalan anak itu suatu proses menuju pendewasaan dimana anak

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KARAKTER CERDAS FORMAT KELOMPOK (PKC - KO) DALAM MEMBENTUK KARAKTER PENERUS BANGSA

PENDIDIKAN KARAKTER CERDAS FORMAT KELOMPOK (PKC - KO) DALAM MEMBENTUK KARAKTER PENERUS BANGSA PENDIDIKAN KARAKTER CERDAS FORMAT KELOMPOK (PKC - KO) DALAM MEMBENTUK KARAKTER PENERUS BANGSA Ramtia Darma Putri tyadhuarrma27@gmail.com Universitas PGRI Palembang Erfan Ramadhani erfankonselor@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan tentang metode penelitian, defenisi operasional, sumber data dan data, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan manusia untuk merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan penting dalam proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana untuk menjadikan seseorang atau individu menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini proses pembelajaran hendaknya menerapkan nilai-nilai karakter.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini proses pembelajaran hendaknya menerapkan nilai-nilai karakter. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini proses pembelajaran hendaknya menerapkan nilai-nilai karakter. Hal tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan karakter di Indonesia. Pendidikan

Lebih terperinci

KETERKAITAN NILAI, JENJANG KELAS DAN INDIKATOR UNTUK SMP-SMA

KETERKAITAN NILAI, JENJANG KELAS DAN INDIKATOR UNTUK SMP-SMA KETERKAITAN NILAI, JENJANG KELAS DAN INDIKATOR UNTUK SMP-SMA NILAI INDIKATOR 7 9 10-12 Religius: Sikap dan perilaku patuh dalam melaksanakan ajaran agama dianutnya, Toleran terhadap pelaksanaan ibadah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi perkembangan pendidikan di Indonesia, kualitas sumber daya manusia pun harus terus ditingkatkan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEGIATAN KEPRAMUKAAN (Studi Kasus Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013)

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEGIATAN KEPRAMUKAAN (Studi Kasus Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013) IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEGIATAN KEPRAMUKAAN (Studi Kasus Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA GUGUS DEPAN XI /076 PANGKALAN SMP NEGERI 8 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014. Disusun Oleh. Dewan Kerja Penggalang

PROGRAM KERJA GUGUS DEPAN XI /076 PANGKALAN SMP NEGERI 8 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014. Disusun Oleh. Dewan Kerja Penggalang PROGRAM KERJA GUGUS DEPAN XI.06.03.075/076 PANGKALAN SMP NEGERI 8 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Disusun Oleh Dewan Kerja Penggalang XI.06.03.075/076 GERAKAN PRAMUKA GUDEP XI.06.03.075/076 PANGKALAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang harus digunakan dalam mengembangkan

Lebih terperinci

KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PADA MAHASISWA DI YOGYAKARTA

KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PADA MAHASISWA DI YOGYAKARTA Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2015, pp. 289~293 KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PADA MAHASISWA DI YOGYAKARTA 289 Heri Maulana AMIK BSI Yogyakarta e-mail: heri.hml@bsi.ac.id Abstrak

Lebih terperinci

Soal Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila. 2) Bacalah dengan seksama setiap butir pertanyaan

Soal Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila. 2) Bacalah dengan seksama setiap butir pertanyaan 88 Lampiran 1. Instrumen Penelitian Soal Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila Nama : No Absen : Kelas : Petunjuk Soal 1) Isilah identitas nama anda dengan benar 2) Bacalah dengan seksama setiap butir pertanyaan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Dari rangkaian pembahasan yang telah dipaparkan di atas,

BAB V PENUTUP. Dari rangkaian pembahasan yang telah dipaparkan di atas, BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari rangkaian pembahasan yang telah dipaparkan di atas, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Nilai-nilai pendidikan akhlak dalam kitab Bidayat al-hidayah

Lebih terperinci

ASTA CITRA ANAK INDONESIA

ASTA CITRA ANAK INDONESIA Ide-ide atau konsep-konsep tentang kesejahteraan dan perlindungan anak yang ada pada saat ini tak bisa dilepaskan dari ide-ide atau konsep-konsep yang pernah muncul dan berkembang pada masa-masa sebelumnya,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Yogyakarta, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Peran pembelajaran PKn dalam membentuk karakter terletak pada strategi

BAB V PENUTUP. Yogyakarta, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Peran pembelajaran PKn dalam membentuk karakter terletak pada strategi BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peran Pembelajaran PKn dan Kegiatan Kepramukaan dalam Membentuk Karakter Siswa di MAN 1 Yogyakarta, diperoleh kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter saat ini memang menjadi isu utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa. Dalam UU No 20 Tahun 2003

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari beberapa data mengenai Implementasi Pendidikan Karakter

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari beberapa data mengenai Implementasi Pendidikan Karakter BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Dari beberapa data mengenai Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Kepramukaan di MAN Tulungagung 1, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Metode yang

Lebih terperinci

Oleh: AJI ABDUL MAJID NIM:

Oleh: AJI ABDUL MAJID NIM: PENDIDIKAN KARAKTER YANG TERKANDUNG DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DAN RELEVANSINYA DENGAN PENCAPAIAN KURIKULUM 2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan

Lebih terperinci

STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK

STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK A. SD/MI KELAS: I STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK Kompetensi Dasar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 1. Menerima

Lebih terperinci

Karakter di Sekolah, (Jogjakarta: DIVA Press, 2013), hlm Jamal Ma ruf Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan

Karakter di Sekolah, (Jogjakarta: DIVA Press, 2013), hlm Jamal Ma ruf Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku merupakan cerminan dari seseorang. Seseorang bisa dikatakan baik atau buruk, sopan atau tidak, semua tercermin dari karakter dan tindakan yang dilakukan dalam

Lebih terperinci