PROSES GATEKEEPING DI RUANG REDAKSI DINAMIKA BOGOR (Studi Kasus Proses Produksi Berita pada TV Megaswara Bogor)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROSES GATEKEEPING DI RUANG REDAKSI DINAMIKA BOGOR (Studi Kasus Proses Produksi Berita pada TV Megaswara Bogor)"

Transkripsi

1 PROSES GATEKEEPING DI RUANG REDAKSI DINAMIKA BOGOR (Studi Kasus Proses Produksi Berita pada TV Megaswara Bogor) Budi Santoso Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses produksi pemberitaan Dinamika Bogor dalam ruang redaksi pada TV Megaswara Bogor. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan Paradigma Konstruktivisme dengan metode penelitian Studi Kasus. Hasil penelitian ini didapat bahwa dalam berita di Program Dinamika Bogor merupakan suatu kesepakatan para awak redaksi Pemberitaan yang bertindak sebagai gatekeeper. Keputusan tersebut merupakan bagian dari sebuah mekanisme gatekeeping yang berlangsung di ruang redaksi Dinamika Bogor, dimulai dengan rapat Mingguan yang dilaksanakan pada hari Jumat, kemudian pelaksanaan pencarian berita sampai pengumpulan berita setiap hari Senin Jumat, penyetoran berita setiap hari paling lambat pukul WIB kemudian proses editing, pengisian suara sampai penayangan berita Dinamika Bogor pada pukul WIB. Kata Kunci : konstruktivisme, gatekeeper, gatekeeping, studi kasus PENDAHULUAN Kesadaran pelaku politik terhadap peran strategis media massa dalam kehidupan demokrasi di Indonesia pasca reformasi menunjukan peningkatan. Pejabat Pemerintah, Anggota parlemen, Elit politik, Partai Politik hingga Kandidat Kepala Daerah menyadari peran penting yang dimainkan media massa dalam pencitraan. Salah satu fungsi media massa adalah untuk menyebarluaskan informasi yang bagi pelaku politik dapat berupa penyampaian pernyataan pendapat atas kebijakan pemerintah atau pandangan terhadap pembahasan rancangan undang-undang di Dewan Perwakilan Rakyat atau kegiatan Partai politik di media massa akan menyebabkan meningkatnya popularitas, sehingga masyarakat mengetahui dan mengenal. Dalam pemilihan Kepala Daerah, adalah penting bagi kandidat untuk diketahui dan dikenal oleh masyarakat sebagai modal awal dalam pertarungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, bagaimana para gatekeeper di Dinamika Bogor TV MGS berperan di ruang redaksi Dinamika Bogor dalam meliput peristiwa dan menayangkan menjadi sebuah berita? serta bagaimana motif-motif pribadi dalam individu gatekeeper Dinamika Bogor TV MGS mampu mempengaruhi berita yang ditayangkan? 1

2 METODOLOGI PENELITIAN Pendekatan Penelitian kualitatif Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, yang menurut Bogdan dan Taylor (1974) adalah penelitian yang menggunakan prosedur penelitian yang bertujuan mengumpulkan dan menganalisis data deskriptif yang berupa tulisan, ungkapan lisan dari orang dan perilakunya yang dapat diamati. Sementara itu menurut Mulyana, penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menggunakan sebuah fenomena sosial yang terjadi di masyarakat, penelitian ini tidak mendasarkan pada bukti berdasar logika matematis, prinsip angka, atau analisa data statistik. (Mulyana, 2001). Lexi Moleong, menyatakan bahwa beberapa fungsi dan pemanfaatan penelitian kualitatif adalah: 1. Digunakan untuk meneliti tentang hal-hal yang berkaitan dengan latar belakang subyek penelitian 2. Digunakan untuk menemukan perspektif baru tentang hal-hal yang sudah banyak diketahui. 3. Digunakan oleh peneliti dengan maksud untuk mendapatkan hasil yang lebih mendalam. (Moleong, 1990). Berdasarkan karakteristiknya, penelitian kualitatif bersifat deskriptif, yakni data yang didapat berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Dengan demikian laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan yang mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo dan dokumen resmi lainnya. Paradigma Penelitian Penelitian ini menggunakan Paradigma Konstruktivisme dengan Metode penelitian Studi Kasus. Paradigma Konstruktivisme dalam ilmu sosial merupakan kritik terhadap paradigma positivis. Menurut paradigma konstruktivisme, realitas sosial yang diamati oleh seseorang tidak dapat digeneralisasikan pada semua orang yang biasa dilakukan oleh kaum positivis. Paradigma konstruktivisme yang ditelusuri dari pemikiran Weber, menilai perilaku manusia secara fundamental berbeda dengan perilaku alam, karena manusia bertindak sebagai agen yang mengkonstruksi dalam realita sosial mereka, baik itu melalui pemberian makna ataupun pemahaman perilaku dikalangan mereka sendiri. Kajian pokok dalam paradigma konstruktivisme menurut Weber, menerangkan bahwa substansi bentuk kehidupan di masyarakat tidak hanya dilihat dari penilaian objektif saja, melainkan dilihat dari tindakan perorangan yang timbul dari alas an-alasan subjektif. Weber juga melihat bahwa tiap individu akan memberikan pengaruh pada masyarakatnya tetapi dengan beberapa catatan, dimana tindakan sosial yang dilakukan oleh individu tersebut harus berhubungan dengan rasionalitas dan tindakan sosial harus dipelajari melalui penafsiran serta pemahaman (interpretive understanding). 2

3 Menurut Robert K. Yin, Studi kasus adalah strategik yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan how dan why, bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki, dan bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer didalam kehidupan nyata. Studi kasus adalah bentuk penelitian yang mendalam tentang suatu aspek lingkungan sosial termasuk manusia didalamnya. Karena penelitian ini menggunakan metode studi kasus, maka penelitian ini mengacu pada desain yang diajukan oleh Robert K.Yin. Yin mengajukan empat desain studi kasus yang memiliki ciri dan kegunaan masing-masing : (1) Desain kasus tunggal holistik; (2) desain kasus tunggal terjalin; (3) desain multikasus holistik; dan (4) desain multikasus terjalin. Tabel 1: Desain Studi Kasus Desain Kasus tunggal Desain multikasus Holistik Tipe 1 Tipe 3 (Unit analisis tunggal) Terjalin (Unit Multi-analisis) Tipe 2 Tipe 4 Karena penelitian ini hanya dimaksudkan untuk memahami secara utuh sebuah kasus tanpa ada upaya penggeneralisasian Konsep, maka termasuk dalam studi intrinsik. Selain itu, penelitian ini bersifat komparatif sehingga memerlukan desain multikasus. Desain yang dipilih adalah desain multikasus holistik dengan pertimbangan unit analisis yang dipilih para individu gatekeeper. Semua level tersebut hanya diambil dari divisi produksi pada perusahaan media yang diteliti. Metode Pengumpulan Data Dalam upaya untuk mendapatkan dan mengumpulkan data, peneliti akan melakukan wawancara mendalam, melakukan observasi dan studi kepustakaan dengan permasalahan yang dibahas. Teknik Wawancara Denzin & Lincoln Handbook of Qualitative Research (2000) : it seems that everyone, not just social researchers, relies on the interview as a source of information, with the assumption that interviewing results in true and accurate pictures of respondents selves lives. Oleh karena itu wawancara sebagai teknik dalam upaya mengumpulkan data senantiasa digunakan dalam penelitian kualitatif karena mampu menghadirkan kebenaran dan keakuratan dari informasi yang disampaikan oleh para responden. 3

4 Maksud mengadakan wawancara seperti dinyatakan oleh Lincoln dan Guba (1985) adalah : mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian, dan lain-lain kebutuhan; memverifikasi, mengubah dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain; dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti. Thomas R. Lindolf menyatakan untuk melakukan wawancara dibutuhkan informan yang tepat, yaitu mereka yang memenuhi satu atau lebih karakteristik sebagai berikut : 1. Memiliki pengalaman panjang di bidangnya dan mampu menunjukkan informan yang handal di bidangnya. 2. Memiliki moilitas tinggi. 3. Menduduki posisi kunci di dalam wilayahnya. 4. Mampu memberikan konseptualisasi permasalahan. Untuk mendapatkan informan yang lengkap, Thomas R. Lindolf tersebut mengarahkan peneliti untuk memilih para nara sumber yang berkompeten dan berpengalaman karena pergulatan sehari-harinya dalam melaksanakan fungsi gatekeeper dalam proses gatekeeping diruang redaksi pemberitaan. Pertanyaan yang diajukan sedemikian dapat memenuhi kebutuhan data dan informasi mengenai peran individu gatekeeper dalam menentukan peristiwa mana yang diliput dan kemudian ditayangkan, mengetahui apakah latar belakang individu gatekeeper memiliki pengaruh dalam menentukan materi berita, mengetahui proses menentukan materi berita yang ditayangkan. Informasi yang dikumpulkan juga ingin mengetahui bagaimana persyaratan yang ditentukan organisasi dalam menentukan peristiwa yang diliput dan ingin mengetahui siapa yang berwenang menentukan sebuah peristiwa itu diliput. Wawancara ini juga ingin mengetahui profesi apa saja yang bertindak sebagai gatekeeper di ruang redaksi Dinamika Bogor TV MGS, mengingat tidak semua awak redaksi bertindak sebagai gatekeeper. Wawancara juga ingin mengetahui bagaimana kewenangan produser yang memiliki tanggungjawab mengelola program berita, merancang, mengemas dan menayangkan berita. Bagaimana otonomi yang diberikan kepada produser tersebut dilaksanakan, apakah latar belakang individu produser, baik gender, etnis, pengalaman, mempengaruhi produser dalam menentukan sajian berita dalam program berita yang menjadi tanggungjawabnya. Wawancara tersebut ingin juga mengetahui bagaimana Produser melakukan seleksi terhadap berita-berita yang telah dikumpulkan para reporter. Bagaimana Produser melakukan fungsi gatekeeping terhadap berita-berita yang telah tersedia, apakah 4

5 dengan mengganti angle dan lead berita, memilih gambar, mengurangi atau menambah durasi? Unit Analisis Data Unit Analisis Unit Analisis dalam penelitian ini adalah individu yang terlibat proses gatekeeping yang dilakukan oleh para gatekeeper dalam ruang redaksi pemberitaan Dinamika Bogor yang memiliki peran dalam mengambil keputusan peristiwa mana yang diliput dan materi berita mana yang akan ditayangkan. Metode Analisis Data Inter Subyektivitas Intersubjektif adalah apabila tidak ada subyek berita lain yang berhasil, atau jumlah yang berhasil sangat sedikit sekali. Dewasa ini istilah intersubyektif lebih sahih (valid) dibanding istilah obyektif untuk menunjukkan atau kebenaran suatu pengetahuan atau hasil pengkajian atau berita. Di Ruang Redaksi Dinamika Bogor TV MGS, yang bertindak sebagai gatekeeper adalah para Pemimpin redaksi, Produser eksekutif dan Produser Program berita Dinamika Bogor. Model gatekeeping David Manning White, yang menempatkan individu gatekeeper di ruang redaksi yang banyak menerima informasi dari berbagai sumber yang kemudian dipilih mana yang dapat dijadikan berita. Proses ini merupakan pintu seleksi bagi informasi berita yang datang dari berbagai sumber, seperti : Masyarakat, Institusi pemerintah dan Militer, Lembaga Negara, Partai Politik, Kalangan Bisnis hingga Lembaga Swadaya Masyarakat. Model II.1. Gatekeeper D.M. White White s Model G a t e s N 1 berita N 1 N 2 N 2 1 N 3 N 3 N 4 M N 1 N 4 N N 1,2,3,4 M N1,N4 : Source of News Item : News Item : Audience : Discarded Item 5

6 Informasi yang berasal dari berbagai sumber tersebut diserahkan kepada Produser program berita dan Produser Eksekutif untuk disaring, diseleksi dan diverifikasi jika ada informasi yang tidak jelas. Hasil seleksi yang dilakukan oleh Produser program berita dan produser eksekutif ini kemudian dibawa dan ditawarkan kepada Pemimpin Redaksi dalam rapat proyeksi. Hasil seleksi dari produser ini dalam rapat proyeksi harian dijadikan bahan diskusi dengan para produser untuk melengkapi proyeksi yang sudah ditetapkan. Dalam konteks Model gatekeeping David Manning White, Mr Gates, telah memilihkan berita-berita untuk diterbitkan melalui suratkabarnya, sehingga hasil pilihan Mr.Gates dapat dinikmati oleh Audince atau pembacanya.dalam rapat redaksi Dinamika Bogor TV MGS, yang bertindak sebagai audience nya adalah para Produser program berita. Mekanisme ini terjadi karena para reporter tidak memiliki kewenangan untuk menyusun segmentasi dan menetapkan isi berita. Kewenangan menyusun segmentasi dan isi berita merupakan kewenangan yang dimiliki para Produser. Sama halnya dengan dasar penilai Mr. Gates dalam menurunkan dan menentukan berita yang diterbitkan berdasarkan pada nilai berita. Hal itupun menjadi dasar para reporter untuk memilih informasi dari berbagai sumber yang ditawarkan untuk menjadi berita kepada para Produser. Dalam tahap ini keputusan ada di tangan Produser untuk menyetujui tawaran dari para reporter. Menurut Mujiyana, Pemimpin Redaksi Dinamik Bogor TV MGS, yang dimaksud dengan nilai berita adalah peristiwa yang memiliki magnitude besar, news value yang tinggi dan menyangkut hajat hidup orang banyak. Namun, karena Dinamika Bogor adalah institusi berita telivisi, maka ada factor lain yang juga berpengaruh juga, yaitu adanya ketersediaan gambar. Ketersediaan gambar menjadi penting bagi medium televise, sebuah peristiwa karena tidak tersedianya gambar bisa saja dengan mudah disingkirkan. Namun, untuk peristiwa yang sangat penting, tidak adanya gambar dapat diganti dengan grafis. Penerapan model gatekeeping Westley & MacLean di ruang redaksi Dinamika Bogor TV MGS adalah tahap penentuan materi berita mana yang akan digunakan Produser. Model ini telah menempatkan peran sentral Produser sebagai gatekeeper dalam proses gatekeeping. Namun penggunaan model gatekeeping Westley & MacLean ini merupakan salah satu tahapan dari proses gatekeeping di ruang Redaksi Dinamika Bogor. 6

7 Model II.2. Westley & MacLean X1 f X2 X3 A C B X4 f f Xn Keterangan : X = Sumber Informasi A = Pengirim B = Penerima Pesan/Audience C = Gatekeeper/Editorial Function F = Jalur feedback Tahapan gatekeeping yang terjadi di ruang redaksi Dinamika Bogor TV MGS dengan menggunakan model gatekeeping Westley & MacLean ini melibatkan Reporter dan Produser. Dalam model tersebut A sebagai pengirim, adalah Reporter, sedangkan C sebagai gatekeeper adalah Produser dan B adalah audience atau pemirsa. Produser adalah orang yang memiliki kewenangan dan tanggungjawab untuk melakukan seleksi terhadap berita-berita yang telah dibuat oleh Reporter. Di tangan Produser lah, sebuah berita yang telah dibuat reporter dapat ditayangkan dan dinikmati para pemirsa. PEMBAHASAN Gatekeeper di ruang redaksi Dinamika Bogor TV MGS tidaklah sesederhana seperti Mr.Gates dalam penelitian David Manning White di tahun Mr. Gates memiliki kewenangan sendiri dalam menentukan berita mana yang diterbitkan, dari berbagai berita yang diterimanya dari kantor berita. Mekanisme gatekeeping yang dilakukan Mr.Gates disimpulkan oleh David Manning White berdasarkan keputusan-keputusan subyektif Mr.Gates, namun peneliti lain menyebutkan keputusan itu berdasarkan nilai kelayakan berita. Di ruang redaksi Dinamika Bogor TV MGS, yang bertindak sebagai gatekeeper adalah Pemimpin Redaksi, Manager News dan Kepala peliputan. Mereka inilah yang 7

8 bertanggungjawab dalam melaksanakan mekanisme gatekeeping yang diawali melalui rapat mingguan yang berlangsung setiap hari Jumat. Model gatekeeping David Manning White yang berlangsung di ruang Redaksi Dinamika Bogor TV MGS tidak berlangsung pada rapat mingguan atau proyeksi berita. Model gatekeeping David Manning White, yang menempatkan individu gatekeeper di ruang redaksi yang menerima banyak informasi dari berbagai sumber yang kemudian dipilih mana yang dapat dijadikan berita. Model ini di ruang redaksi Dinamika Bogor TV MGS terjadi pada Manager News. Proses ini merupakan pintu seleksi bagi informasi berita yang datang dari berbagai sumber. Model gatekeeping David Manning White dalam penerapannya pada mekanisme gatekeeping di ruang redaksi Dinamika Bogor TV MGS hanya dapat menggambarkan salah satu proses saja yaitu menunjukkan peran Manager News dalam melakukan seleksi terhadap informasi yang berasal dari nara sumber. Peristiwa-peristiwa yang disampaikan kepada Manager News merupakan peristiwa-peristiwa yang sudah direncanakan. Sama halnya dengan berita-berita yang berasal dari kantor berita, Mr.Gates hanya melakukan pemilihan atas berita-berita apa yang diinginkan oleh pembacanya. Prosesnya benar-benar sederhana, tidak kompleks. Demikian pula yang terjadi atas salah satuperan Manager News sebagai gatekeeper, yang melakukan seleksi atas peliputan dari berbagai sumber. Sehubungan dengan kelayakan berita tersebut yang menurut kesimpulan David Manning White adalah merupakan subyektif Mr.Gates, sesungguhnya alas an yang dikemukan itu, menurut Paul Hirsh, didasarkan pada norma-norma jurnalistik. Seperti halnya para gatekeeper di ruang redaksi Dinamika Bogor TV MGS memutuskan peristiwa mana yang diliput mengacu pada pesyaratan nilai berita. Model gatekeeping yang digagas oleh Westley & MacLean pada tahun 1956 mengembangkan model gatekeeping David Manning White yang lebih lengkap. Dalam model Westley & MacLean terdapat fungsi gatekeeper, ini menunjukkan bahwa model gatekeeper ini dibuat berdasarkan kejadian-kejadian sehari-hari yang berlaku di ruang redaksi media massa, khususnya media massa cetak seperti surat kabar. Penetapan model gatekeeping Westley & MacLean di ruang redaksi Dinamika Bogor TV MGS adalah tahap penentuan materi berita mana yang akan digunakan Produser. Model ini telah menempatkan peran sentral Produser sebagai gatekeeper dalam proses gatekeeping. Namun penggunaan model gatekeeping Westley & MacLean ini merupakan salah satu tahapan dari proses gatekeeping di ruang Redaksi Dinamika Bogor. Tahapan gatekeeping yang terjadi di ruang redaksi Dinamika Bogor TV MGS dengan menggunakan model gatekeeping Westley & MacLean ini melibatkan Reporter, 8

9 dengan Produser. Dalam model tersebut A sebagai pengirim, adalah Reporter, sedangkan C sebagai gatekeeper adalah Produser dan B adalah audience atau pemirsa. Produser adalah orang yang memiliki kewenangan dan tanggungjawab untuk melakukan seleksi terhadap berita-berita yang telah dibuat oleh Reporter. Di tangan Produser lah, sebuah berita yang telah dibuat reporter dapat ditayangkan dan dinikmati para pemirsa. KESIMPULAN DAN SARAN Keputusan untuk menayangkan sebuah peristiwa menjadi berita di Program Berita Dinamika Bogor merupakan suatu kesepakatan para awak redaksi Pemberitaan yang bertindak sebagai gatekeeper. Keputusan tersebut merupakan bagian dari sebuah mekanisme gatekeeping yang berlangsung di dalam organisasi redaksi. Mekanisme gatekeeping yang berlangsung di ruang redaksi Dinamika Bogor, dimulai dengan menyelenggarakan Rapat Mingguan yang dilaksanakan setiap hari Jumat. Untuk melaksanakan kesepakatan peristiwa-peristiwa yang akan menjadi agenda setting yang diputuskan dalam Rapat Redaksi Mingguan, secara rutin para gatekeeper melakukan rapat redaksi harian untuk menetapkan proyeksi, budgeting dan listing berita. Rapat-rapat rutin tersebut merupakan perwujudan dari mekanisme gatekeeping yang melakukan seleksi terhadap peristiwa-peristiwa yang disepakati untuk diliput. Para Produser inilah yang sehari-hari melakukan peran sebagai gatekeeper, yaitu menyiapkan rundown program berita dengan menempatkan dan menetapkan berita pada segmen-segmennya. Para Produser inilah juga yang bertindak sebagai gatekeeper dalam melakukan seleksi setiap berita yang dibuat reporter. Produser akan melakukan pemeriksaan atas setiap berita, dengan kewenangan yang dimilikinya. Produser sebagai gatekeeper memiliki kewenangan untuk menjalankan proses gatekeeping dengan mengganti, menghilangkan, menambahkan berita dan gambar yang dipersiapkan reporter dan kamerawan. Selain itu, produser juga berwenang meminta memiliki kewenangan untuk menunda atau memindahkan penayangan berita tersebut, dan juga berhak untuk tidak menayangkan berita tersebut. Pengaruh dari individu gatekeeper dalam melakukan konstruksi atas peristiwa yang terjadi tidak mendapat tempat, mengingat pengambilan keputusan disepakati dalam mekanisme rapat redaksi yang memungkinkan terjadinya perdebatan secara terbuka. Demikian juga dengan pilihan-pilihan politik individu gatekeeper tidak memberikan pengaruh terhadap isi pemberitaan. 9

10 SARAN Secara akademis penelitian mengenai peran gatekeeper di ruang redaksi Divisi Pemberitaan TV MGS ini akan memperkaya penelitian-penelitian mengenai peran gatekeeper dan mekanisme gatekeeping yang digagas pertama kali oleh David Manning White dan juga akan memperkaya kajian-kajian mengenai media massa khususnya media televise. Peran gatekeeper dalam mengkontruksi peristiwa menjadi berita amatlah penting dan kedudukannya sangat strategis. Pijakan level analisis dari factor-faktor yang mempengaruhi isi media yang dikemukakan oleh Shoemaker dan Reese penting untuk dilakukan terhadap individu dan organisasi media massa di Indonesia. Di masa-masa mendatang kajian-kajian mengenai gatekeeper ini khususnya di media massa Indonesia akan tetap menarik, demikian juga untuk memperbandingkan peran gatekeeper di medium yang berlainan seperti Televisi, Surat kabar dan Internet. Secara praktis, diharapkan para gatekeeper di media massa bertanggungjawab atas perannya sesuai dengan editorial policy yang ditetapkan media yang bersangkutan. Pemahaman atas peristiwa-peristiwa yang berlangsung tidak saja pada peristiwanya namun juga memahami latar belang sebuah peristiwa terjadi amatlah penting, sehingga dapat menghasilkan berita yang komprehensif. Hal ini juga sangat bergantung pada ketangguhan, kehandalan dan kemampuan serta kearifan masingmasing jurnalis secara pribadi. DAFTAR PUSTAKA Denton, Robert Jr. (2000). Political Communication Ethics, An Oxymoron, Praeger. Esser, Frank, Barbara Pfetsch. (2004). Comparing Political Communication, Theories, Cases & Challenge. Cambridge University Press. Gazali, Effendi. (2005). Communication of Politics And politics of Communication in Indonesia : A study on Media Performane, Responsibility and Accountability. Nijmegen Hamad, Ibnu. (2004). Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa. Sebuah studi critical discourse analysis terhadap berita-berita politik. Ganit. Ishwara, Luwi. (2005). Jurnalisme Dasar. Penerbit Kompas. Mc Quail, Dennis. (2005). Mc Quail s Mass Communiication Theory. 5 th Edition. London. Sage 10

11 Moleong, Lexy J. (2006). Metode Penelitian Kualitatif. Edisi ke-12. Bandung. PT Remaja Rosda Karya. Nueman, W. Lawrence (1997). Social Research Methods, Qualitative and Quantitative Approach. 3 rd Edition. MA Ally and Bacon. Needham Heights. Sparrow, Bortholomew H. (1999). Uncertain Guardians. Edinburgh University Press. Shoemaker, Pamela & Stephen D.Reese. (1996). Mediating The Message. 2 nd Edition. Longman Publishers. Yin, Robert K. Case Study Research : Design and Methods, SAGE Publication USA, Jurnal, Makalah, Artikel : Craaft, Stephen. Wayene Wanta & Lee Cheolhan. (2003). A Comparitive Analysis of Source and Reporter Gender in Newsrooms, Managed by Men and Women. AEJMC. Conference Papers. Bradshaw, A Katherine. Bowling Green State. (2003). Local Television News Anchor, And Their Public Appearance. AEJMC Guo Li & Anne Cooper. (2003) Assessing the Hierarchy of Influences Theory of Content : Coverage of The Cultural Revolution by Times and Newsweek. AEJMC Reese Stephen. D. & Jane Ballinger. The Roots of Sociology of News, Remembering Mr. Gates and Social Control in Newsroom. J&MC quarterly Vol. 78 No Harmon, D. Mark. Coverage of Australia by CNN World Report and US Television Network News. Australian Studies in Journalism 7, Livingstone, Steven & W. Lance Bennett. Gatekeeping, Indexing, and Live-Event News : is Technology Altering the Contruction of News?. Political Communication. Taylor & Francis Roberts, Chris. Gatekeeping theory : An Evolution. AEJMC. August Chinn Swartz, Brecken. Strategies in International Broadcasting. Chinese Public Affairs Quarterly. Berkowitz, Dan. Assessing Forces in the Selection of Local Television News. In The Journal of Broadcasting and Electronic Media. Volume 35 No.2. 11

12 Thesis : Hunt, Julie Lyons. Audit Trails A New Tool in Gatekeeping Research. University of Florida Nahon, Karine Barzilai. Gatekeeping in Network : A Meta Theorethical Framework for Exploring Information Control. The Leon Recanati Graduate School of Bussiness Administration. Tel Aviv University Catharina LS, Camelia. Relasi Struktur dan Agensi dalam Proses Produksi Berita : Studi Kasus Proses produksi Berita pada Transisi Sistem Pers. Universitas Indonesia

13 PROSES GATEKEEPING DI RUANG REDAKSI DINAMIKA BOGOR (Studi Kasus Proses Produksi Berita pada TV Megaswara Bogor) Oleh : Budi Santoso, ST. MMSi. M.I.Kom UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA APRIL

14 14

Studi Kasus di TV Megaswara Bogor

Studi Kasus di TV Megaswara Bogor INFORMASI DAN PENGOLAHAN BERITA TELEVISI Studi Kasus di TV Megaswara Bogor ABSTRAK Isi media rtiassa merupakanproduk organisasiyang kcirakteristiknya dipengaruhi Budi Santoso oleh perilaku organisasi itu

Lebih terperinci

Pemberitaan Calon Kepala Daerah dalam Pilkada 2015

Pemberitaan Calon Kepala Daerah dalam Pilkada 2015 Pemberitaan Calon Kepala Daerah dalam Pilkada 2015 (Kajian Terhadap Proses Seleksi Berita di Harian Suara Merdeka dalam Meliput Pasangan Calon Wali Kota Semarang) SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan

Lebih terperinci

BAB III. Metodelogi Penelitian

BAB III. Metodelogi Penelitian BAB III Metodelogi Penelitian 3.1. Paradigma Penelitian ini menggunakan paradigma Kontruktivisme. Menurut Bodgan dan Bikien 1, paradigma adalah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Konstruktivis yang dirasa cocok untuk menggambarkan dan menggali

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Konstruktivis yang dirasa cocok untuk menggambarkan dan menggali BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam Penelitian ini, peneliti menggunakan dasar pemikiran paradigma Konstruktivis yang dirasa cocok untuk menggambarkan dan menggali permasalahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Televisi sebagai salah satu media massa elektronik yang bersifat audio dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Televisi sebagai salah satu media massa elektronik yang bersifat audio dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Televisi sebagai salah satu media massa elektronik yang bersifat audio dan visual memiliki berbagai macam program yang dikelompokkan menjadi dua, yaitu program

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma adalah serangkaian keyakinan dasar yang membimbing tindakan. 1 Paradigma dalam penelitian ini adalah konstruktivisme. Menurut Guba dan Lincoln realitas

Lebih terperinci

B A B III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah studi kasus. Menurut Bogdan dan Biklen

B A B III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah studi kasus. Menurut Bogdan dan Biklen 44 B A B III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan metode penelitian yang dipakai adalah studi kasus. Menurut Bogdan dan Biklen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses kerja unit dalam pengiriman pesan-pesannya dari suatu tempat ke tempat

BAB I PENDAHULUAN. proses kerja unit dalam pengiriman pesan-pesannya dari suatu tempat ke tempat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media televisi sebagai media komunikasi massa adalah mengutamakan suatu proses kerja unit dalam pengiriman pesan-pesannya dari suatu tempat ke tempat lainnya saat yang

Lebih terperinci

45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya menerangkan proses penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti yang meliputi penjelasan lokasi, strategi dan jenis penelitian, sumber data yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. (indepth interview) dengan para narasumber di Indonesia Siang untuk penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. (indepth interview) dengan para narasumber di Indonesia Siang untuk penelitian BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang diperoleh melalui wawancara mendalam (indepth interview) dengan para narasumber di Indonesia Siang untuk penelitian ini, meliputi tahap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Produksi Program Berita Lintas Siang (Mei - Juni 2012), penulis. (case study) yang bertujuan deskriptif (menggambarkan).

BAB III METODE PENELITIAN. Produksi Program Berita Lintas Siang (Mei - Juni 2012), penulis. (case study) yang bertujuan deskriptif (menggambarkan). 46 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian mengenai Analisis Peran Video Editor Dalam Pasca Produksi Program Berita Lintas Siang (Mei - Juni 2012), penulis menggunakan pendekatan kualitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di dunia ini mengalami perkembangan, mulai dari informasi, teknologi, gaya hidup, dan lain sebagainya.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. interpretatif. Sesuai dengan pendapat Van Wynsberghe dan Khan paradigma

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. interpretatif. Sesuai dengan pendapat Van Wynsberghe dan Khan paradigma BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memilih untuk menggunakan paradigma interpretatif. Sesuai dengan pendapat Van Wynsberghe dan Khan paradigma interpretif

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN 88 BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Dari apa yang telah dibahas tentang kerja praktek bab I hingga bab IV, laporan kerja praktek ini memiliki beberapa kesimpulan mengenai proses produksi program

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe Penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualilatif yang bertujuan untuk mengembarkan status atau fenomena dalam suatu penelitian. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Guba dan Lincoln mendefenisikan paradigma sebagai serangkaian keyakinan keyakinan dasar (basic Beliefs) atau metafisika yang berhubungan dengan prinsip

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan pada akhirnya informasi yang disampaikan oleh media, harus dipahami dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan pada akhirnya informasi yang disampaikan oleh media, harus dipahami dalam 34 3.1 Paradigma penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini termasuk dalam kategori paradigma kritis. Paradigma ini mempunyai pandangan tertentu bagaimana pandangan tertentu bagaimana media

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bermaksud memberikan gambaran suatu gejala sosial tertentu, sudah ada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bermaksud memberikan gambaran suatu gejala sosial tertentu, sudah ada 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitan Sifat penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tipe penelitian deskriptif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (bagian dan hubungannya) atau bagaimana bagian-bagian berfungsi (perilaku

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (bagian dan hubungannya) atau bagaimana bagian-bagian berfungsi (perilaku BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma merupakan pola atau model tentang bagaimana suatu struktur (bagian dan hubungannya) atau bagaimana bagian-bagian berfungsi (perilaku didalamnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Peneliti menggunakan metodologi kualitatif dengan paradigma interpretif dan pendekatan konstruktivis, dengan riset studi kasus (case study) dengan tipe penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), tepatnya di Bagian Humas, Biro Kerjasama dan Pemasyarakatan Iptek (BKPI). Kantor

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma penelitian bertujuan untuk memudahkan tujuan. penelitian merupakan pola pokir yang menunjukan hubungan antara

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma penelitian bertujuan untuk memudahkan tujuan. penelitian merupakan pola pokir yang menunjukan hubungan antara BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma penelitian bertujuan untuk memudahkan tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Sugiyono menjelaskan bahwa: Paradigma penelitian merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian deskriptif data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian deskriptif data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian menggunakan pendekatan yang bersifat deskriptif. Dalam penelitian deskriptif data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma yang digunakan oleh Peneliti adalah paradigma konstruktivistik. Menurut Harmon, paradigma adalah cara mendasar untuk mempersepsi, berpikir,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1980an. Pemikirannya dinamai post-positivisme. Paham ini menentang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1980an. Pemikirannya dinamai post-positivisme. Paham ini menentang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma yang digunakan oleh Peneliti adalah paradigma post positivisme. Munculnya gugatan terhadap positivisme di mulai tahun 1970-1980an. Pemikirannya

Lebih terperinci

Metode Penelitian Pendekatan kualitatif ialah pendekatan yang di dalam usulan penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisa data da

Metode Penelitian Pendekatan kualitatif ialah pendekatan yang di dalam usulan penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisa data da 38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam pandangan filosof, paradigma merupakan pandangan awal yang membedakan, memperjelas dan mempertajam orientasi berpikir seseorang. Hal ini membawa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. apa yang seharusnya dikemukakan, dan kaidah-kaidah apa yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. apa yang seharusnya dikemukakan, dan kaidah-kaidah apa yang 55 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma menggariskan apa yang seharusnya dipelajari, penyataanpernyataan apa yang seharusnya dikemukakan, dan kaidah-kaidah apa yang seharusnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di dalam mencari fakta fakta melalui kegiatan penelitian yang dilakukannya. Jadi,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di dalam mencari fakta fakta melalui kegiatan penelitian yang dilakukannya. Jadi, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma adalah pedoman yang menjadi dasar bagi para saintis dan peneliti di dalam mencari fakta fakta melalui kegiatan penelitian yang dilakukannya. Jadi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN III.1 Desain Penelitian Berdasarkan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian studi kasus. Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menurut Pamela J Shoemaker dan Stephen D. Reese, dalam bukunya mediating

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menurut Pamela J Shoemaker dan Stephen D. Reese, dalam bukunya mediating BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma merupakan cara peneliti memandang atau pendekatan dalam mengamati suatu kenyataan tentunya akan menentukan pengetahuan yang peneliti peroleh.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif dengan 0 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Pendekatan penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif data

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada empat macam golongan media, antara lain media antarpribadi,

Lebih terperinci

BAB III BAB III.METODOLOGI PENELITIAN. Denzin dan Lincoln mendefinisikan penelitian kualitatif adalah multimetode

BAB III BAB III.METODOLOGI PENELITIAN. Denzin dan Lincoln mendefinisikan penelitian kualitatif adalah multimetode BAB III BAB III.METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Denzin dan Lincoln mendefinisikan penelitian kualitatif adalah multimetode dalam fokus, yang melibatkan pendekatan, interpretif naturalistik dengan

Lebih terperinci

08ILMU. Modul Perkuliahan VIII. Metode Penelitian Kualitatif. Memahami Studi Kasus. Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm KOMUNIKASI.

08ILMU. Modul Perkuliahan VIII. Metode Penelitian Kualitatif. Memahami Studi Kasus. Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm KOMUNIKASI. Modul ke: Modul Perkuliahan VIII Metode Penelitian Kualitatif Memahami Studi Kasus Fakultas 08ILMU KOMUNIKASI Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm Program Studi Public Relations Judul Sub Bahasan Studi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif yaitu hanya memaparkan situasi atau peristiwa, tidak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terus berkembang seiring dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai kebutuhan pokok,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian mengenai Peran Director Of Photography Dalam Proses

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian mengenai Peran Director Of Photography Dalam Proses BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian mengenai Peran Director Of Photography Dalam Proses Produksi Film Gie, penulis melakukan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian studi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, perkembangan teknologi semakin berkembang dengan cepat dan pesat. Semakin maju kemampuan teknologi maka juga berpengaruh pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam Program Pesbukers di ANTV (Episode Tukang Sayur ), penulis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam Program Pesbukers di ANTV (Episode Tukang Sayur ), penulis 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian mengenai Peran Tim Kreatif Rumah Produksi Ekomando Dalam Program Pesbukers di ANTV (Episode Tukang Sayur ), penulis menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe dari penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif, dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe dari penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif, dengan 52 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe dari penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif, dengan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif, data

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Pengakses internet terus mengalami peningkatan sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Pengakses internet terus mengalami peningkatan sejalan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia, media baru (internet) berkembang dengan pesat setiap tahunnya. Pengakses internet terus mengalami peningkatan sejalan dengan ketersediaan infrastruktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari beragam media yang cukup berperan adalah televisi. Dunia broadcasting

BAB I PENDAHULUAN. dari beragam media yang cukup berperan adalah televisi. Dunia broadcasting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Media mengandung istilah sebagai sebuah lembaga milik swasta maupun pemerintah yang mempunyai tugas memberikan informasi. Saat ini media merupakan faktor sentral dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan deskritif kualitatif. Deskritif adalah memaparkan situasi, peristiwa, tidak mencari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian yang bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tipe ini hanya terbatas pada bahasan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

yang sangat penting, selain aspek lain seperti ketepatan dan keakuratan data. Dengan kemunculan perkembangan internet, maka publik dapat mengakses ber

yang sangat penting, selain aspek lain seperti ketepatan dan keakuratan data. Dengan kemunculan perkembangan internet, maka publik dapat mengakses ber BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu media massa cetak dan media elektronik. Media cetak yang dapat memenuhi kriteria sebagai

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Televisi (TV) merupakan salah satu media massa yang sangat penting bagi seluruh masyarakat di dunia. Ketika TV diciptakan, media massa seperti radio dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan penelitian Penelitian ini bersifat kualitatif, yaitu sebuah penelitian yang cenderung dengan pendekatan deskriptif dan berhubungan dengan sifat data yang kualitatif.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ilmiah pada dasarnya adalah kegiatan mengamati atau melakukan observasi atau sesuatu dan melakukan interpretasi atau analisi terhadap apa yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma merupakan pola atau model tentang bagaimana sesuatu distruktur (bagian dan hubungannya atau bagaimana bagian-bagian berfungsi (perilaku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 107 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini dirancang untuk menemukan karakteristik dan praktikpraktik kepemimpinan sekolah Islam, maka jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kepemimpinan

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kepemimpinan 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kepemimpinan transformasional dalam pembinaan toleransi budaya mahasiswa yang tinggal di Ma had al-jami

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis yaitu paradigma dimana kebenaran suatu realitas sosial dilihat sebagai hasil konstruksi sosial,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma menurut Harmon dalam Octavia adalah cara mendasar untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma menurut Harmon dalam Octavia adalah cara mendasar untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma menurut Harmon dalam Octavia adalah cara mendasar untuk mempersepsi, berpikir, menilai dan melakukan yang berkaitan dengan sesuatu secara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian 56 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitaif. Menurut Bungin, penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistic. Sebagaimana diungkapkan oleh Jhon W. Creswell :

BAB III METODE PENELITIAN. motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistic. Sebagaimana diungkapkan oleh Jhon W. Creswell : BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif, Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma menurut Thomas Kuhn dipergunakan dalam dua arti yang berbeda, yaitu paradigma sebagai keseluruhan konstelasi kepercayaan, nilai, teknik,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Pradigma adalah basis kepercayaan utama atau metafisika dari sistem berfikir : basis dari ontologi, epistemologi dan metodelogi. Dalam pandangan filsafat, paradigma

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain. 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian kualitatif suatu strategi yang dipilih penulis untuk mengamati suatu fenomena, mengumpulkan informasi dan menyajikan hasil penelitian pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Sebuah penelitian harus menggunakan suatu paradigma. Banyak sekali definisi mengenai paradigma itu sendiri. Dibawah ini definisi mengenai paradigm

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. akurat mengenai fakta, serta hubungan antara fenomena yang diteliti.

BAB III METODE PENELITIAN. akurat mengenai fakta, serta hubungan antara fenomena yang diteliti. 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif, metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu satuan kondisi, suatu

Lebih terperinci

Proses Gatekeeping Pemberitaan RUU Pilkada pada Koran Tempo. Skripsi. Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Strata 1

Proses Gatekeeping Pemberitaan RUU Pilkada pada Koran Tempo. Skripsi. Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Proses Gatekeeping Pemberitaan RUU Pilkada pada Koran Tempo Skripsi Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. kondusif. SKH Radar Timika yang mengusung ideologi jurnalisme damai, memiliki

BAB IV PENUTUP. kondusif. SKH Radar Timika yang mengusung ideologi jurnalisme damai, memiliki BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Pembunuhan terhadap Korea Waker yang disusul dengan pembunuhan berantai serta konflik lainnya menyebabkan situasi Kota Timika menjadi tidak kondusif. SKH Radar Timika yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Untuk memperoleh data yang sesuai dengan permasalahan, maka penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang dalam analisis

Lebih terperinci

3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Sifat Penelitian

3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Sifat Penelitian 47 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Dalam penulisan skripsi ini sifat penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah menggunakan sifat penelitian Deskriptif. Peneliti menggunakan penjelasan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivistik. Konstruktivisme sosial meneguhkan asumsi bahwa individu-individu selalu berusaha memahami

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. manusia, suatu objek,suatu sistem kondisi, suatu sistem pemikiran atau suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. manusia, suatu objek,suatu sistem kondisi, suatu sistem pemikiran atau suatu BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti suatu kelompok manusia, suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 49 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Sifat Penelitian Pada penelitian mengenai peran video editor, tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN BAB III METEDOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Konstruktivisme Paradigma konstruksionis memandang realitas kehidupan sosial bukanlah realitas yang natural, tetapi terbentuk dari hasil konstruksi. Karenanya,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini tipe yang digunakan adalah tipe penelitian deskriptifkualitatif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini tipe yang digunakan adalah tipe penelitian deskriptifkualitatif, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe dan Sifat Penelitian. Dalam penelitian ini tipe yang digunakan adalah tipe penelitian deskriptifkualitatif, yaitu memberikan gambaran dari gejala sosial tertentu

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, penulis mengunakan metode penelitian deskriptif. Nazir (2005: 6) menjelaskan bahwa deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini secara keseluruhan peneliti membahas kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti. Hasil yang didapat dari bingkai masing-masing

Lebih terperinci

STRATEGI BINUS TV DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SIARAN JURNAL 19

STRATEGI BINUS TV DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SIARAN JURNAL 19 STRATEGI BINUS TV DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SIARAN JURNAL 19 Guntamas Halim Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Abstrak TUJUAN PENELITIAN ialah untuk mengetahui bagaimana strategi produksi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat tertentu. Peneliti sudah mempunyai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat tertentu. Peneliti sudah mempunyai BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe Penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan membuat deskripsi secara sistematis,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Menurut Thomas Kuhn 22, paradigma adalah cara mengetahui realitas sosial yang dikonstruksi oleh mode of thought atau mode of inquiry tertentu, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan selalu ingin berkomunikasi dengan manusia lain untuk mencapai tujuannya. Sebagai makhluk sosial, manusia harus taat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kompas Sport merupakan sebuah program berita olahraga baik dari luar maupun dalam negeri yang dikemas secara ringan dan lengkap. Dalam Kompas Sport berita olahraga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Peneliti menguraikan paradigma sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Peneliti menguraikan paradigma sebagai berikut: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Peneliti menguraikan paradigma sebagai berikut: Paradigma menurut Lexy J. Moleong merupakan pola atau model tentang bagaimana sesuatu distruktur (bagian dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatf. Menurut whitney (1960), metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Rosihan Arsyad dalam Sinar Harapan online pun menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Rosihan Arsyad dalam Sinar Harapan online pun menyatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun ini merupakan tahun demokrasi bagi masyarakat Indonesia. Menurut Rosihan Arsyad dalam Sinar Harapan online pun menyatakan bahwa tahun 2014 adalah tahun

Lebih terperinci

Modul Perkuliahan III

Modul Perkuliahan III Modul ke: 03 Ponco Fakultas ILMU KOMUNIKASI Modul Perkuliahan III Metode Penelitian Kualitatif Pengertian Metode Penelitian Kualitatif Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm Program Studi Public Relations Judul

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian kualitatif merupakan penelitian khusus objek yang tidak dapat

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian kualitatif merupakan penelitian khusus objek yang tidak dapat BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian kualitatif merupakan penelitian khusus objek yang tidak dapat diteliti secara statistik atau cara kuantifikasi (Suwandi, 2008:1). Penelitian

Lebih terperinci

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Perguruan tinggi layaknya sebuah miniatur negara, mempunyai tatanan

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Perguruan tinggi layaknya sebuah miniatur negara, mempunyai tatanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Perguruan tinggi layaknya sebuah miniatur negara, mempunyai tatanan pemerintahan dibawah pimpinan seorang rektor, sudah selayaknya memiliki watch dog yang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. acara tersebut harus memiliki strategi penyajian yang kreatif dalam

BAB I PENDAHULUAN. acara tersebut harus memiliki strategi penyajian yang kreatif dalam 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Setiap harinya, masyarakat Indonesia dapat melihat berbagai macam program acara yang ditawarkan oleh stasiun-stasiun televisi swasta. Programprogram acara tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat yang kian berkembang pada dasarnya memiliki rasa ingin tahu yang besar. Mereka ingin tahu apa yang terjadi di tengah-tengah dunia global. Program informasi

Lebih terperinci

MEDIA WATCH DAN PELAKSANAAN KEBEBASAN PERS. Djoko Walujo 1

MEDIA WATCH DAN PELAKSANAAN KEBEBASAN PERS. Djoko Walujo 1 Tinjauan Buku MEDIA WATCH DAN PELAKSANAAN KEBEBASAN PERS Djoko Walujo 1 Penulis : Muis, A. Judul Buku : Indonesia di Era Dunia Maya Teknologi Informasi dalam Dunia Tanpa Batas Penerbit : Remaja Rosdakarya,

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Secara harfiah metodik itu berasal dari kata metode (method). Metode

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Secara harfiah metodik itu berasal dari kata metode (method). Metode BAB III METODELOGI PENELITIAN Secara harfiah metodik itu berasal dari kata metode (method). Metode berarti suatu cara kerja sistematik dan umum, seperti cara kerja ilmu pengetahuan. Dari segi bahasa metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Kualitatif Memilih dan menggunakan metode yang tepat dalam sebuah penelitian adalah salah satu bagian penting dalam sebuah penelitian. Hal ini dilakukan agar

Lebih terperinci

Operasional Stasiun Penyiaran

Operasional Stasiun Penyiaran MODUL PERKULIAHAN Operasional Stasiun Penyiaran Modul Standar untuk digunakan dalam Perkuliahan di Universitas Mercu Buana Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Disini diisi Fakultas Program

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya.

Lebih terperinci

RANCANGAN PEMBELAJARAN

RANCANGAN PEMBELAJARAN RANCANGAN PEMBELAJARAN 1. Institusi : FISIP Jurusan Ilmu Komunikasi 2. Tahun Akademik : 2011/2012 3. Semester : IV 4. Nama dan Kode Mata Kuliah : Jurnalistik Media Cetak (SPK 2207) 5. SKS : 2 6. Pengampu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian menggunakan pendekatan yang bersifat deskriptif. Dalam penelitian deskriptif data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan

Lebih terperinci

bentuk berita dikerjakan sesuai dengan permintaan yang ada di dalam rundown. Misalnya segmen satu tentang isu konflik partai golkar, maka produser

bentuk berita dikerjakan sesuai dengan permintaan yang ada di dalam rundown. Misalnya segmen satu tentang isu konflik partai golkar, maka produser BAB 5 PENUTUP 5.1. Simpulan Peneliti menyusun simpulan berdasarkan tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui Proses Produksi dan Analisis SWOT program Prime Time di Berita Satu News Channel. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi jurnalis di era globalisasi teknologi informasi memiliki peran penting bagi masyarakat. Peran jurnalis melalui lembaga pers dianggap sebagai penyempurna demokrasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. normatif, menunjukan kepada praktisinya apa yang harus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. normatif, menunjukan kepada praktisinya apa yang harus BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. PARADIGMA Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat pada mereka apa yang penting, absah dan masuk akal. Paradigma

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Sejauh ini ada tiga macam konstruktivisme seperti yang diungkapkan oleh Suparno : pertama, konstruktivisme radikal; kedua, realisme hipotesis; ketiga, konstruktivisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Masyarakat informasi saat ini, telah menjadikan berita sebagai kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Masyarakat informasi saat ini, telah menjadikan berita sebagai kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Masyarakat informasi saat ini, telah menjadikan berita sebagai kebutuhan yang penting, bahkan menjadi primer terutama untuk mengisi kebutuhan pikiran tentang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu memaparkan situasi atau peristiwa, penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis

Lebih terperinci