Kajian Aspek Atribut Pasar sebagai Upaya Peningkatan Daya Tarik Pasar Tradisional

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kajian Aspek Atribut Pasar sebagai Upaya Peningkatan Daya Tarik Pasar Tradisional"

Transkripsi

1 TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Kajian Aspek Atribut Pasar sebagai Upaya Peningkatan Daya Tarik Pasar Tradisional Made A. Wahyudi Linggasani Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, ITB. Abstrak Berkembangnya unit pasar modern dengan daya tarik yang dimilikinya, dirasa menyebabkan munculnya peralihan minat pengunjung untuk mendatangi pasar yang lebih modern dibandingkan pasar tradisional. Terjadinya peralihan tersebut terkait dengan kondisi atribut pasar tradisional yang telah dinilai oleh pengunjung berdasarkan pengalaman psikologisnya. Hal ini secara tidak langsung juga berdampak pada citra/daya tarik pasar dimata masyarakat yang ditunjukkan melalui turunnya tingkat kunjungan ke pasar tradisional. Guna menjaga eksistensinya, tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi aspek-aspek dalam atribut pasar tradisional yang mampu mempengaruhi penilaian/persepsi pengunjung. Metode penelitian yang digunakan ialah metode kualitatif melalui pembahasan studi teoritik dari tiga jurnal yang bertema serupa dan dianalisis melalui analisis data teks. Hasil penelitian mengungkapkan adanya pengelompokkan atribut pasar tradisional berdasarkan pada aspek arsitektural dan non-arsitektural. Atribut pasar yang tergolong dalam aspek arsitektural, berupa keseluruhan kondisi fisik bangunan secara eksternal maupun internal. Sedangkan, atribut pasar yang termasuk dalam aspek non-arsitektural, berupa keseluruhan kondisi non-fisik dari pasar itu sendiri. Kata-kunci : atribut pasar tradisional, daya tarik, eksistensi, tingkat kunjungan, persepsi pengunjung Pengantar Kehadiran pusat perbelanjaan seperti pasar modern dengan berbagai macam daya tarik yang dimilikinya, secara tidak langsung telah mendominasi pasar tradisional. Citra atau daya tarik yang dimilikinya mampu menarik minat pengunjung untuk datang ke pasar tersebut. Kondisi ini diasumsikan sebagai penyebab turunnya tingkat kunjungan masyarakat ke pasar tradisional. Menurut Aliyah (2007), penurunan tingkat kunjungan pada pasar tradisional ini terkait dengan pandangan masyarakat terhadap kondisi atribut pasar itu sendiri, seperti kelengkapan sarana dan pra-sarana pasar yang sudah buruk, keadaan pasar yang sangat padat dengan penataan barang dagangan melebihi batas dari petak jualan, ruang gerak koridor yang sangat terbatas, serta suasana yang sumpek dan kumuh. Dengan demikian, peran dari atribut pasar sangat penting diperhatikan dalam mempertahankan eksistensi pasar tradisional tersebut melalui peningkatan citra /daya tariknya. Sebagai pusat perbelanjaan, peningkatan daya tarik yang dimaksud dalam hal ini berdasarkan pada keseluruhan persepsi pengunjung atau konsumen terhadap suatu pusat perbelanjaan melalui atribut-atribut fungsional dan emosional (Nevin dan Houston, 1980, dalam Yoslandari, 2009). Nilai dari daya tarik tersebut akan memberikan kontribusi atau pengaruh terhadap peningkatan frekuensi/jumlah kunjungan masyarakat (Hunter, 2006). Pasar atau pusat perbelanjaan itu sendiri akan dianggap menyenangkan apabila pengunjung mampu mengingat penilaian yang telah dilakukannya atas keseluruhan aspek/alternatif yang terdapat di lingkungan pasar/pusat perbelanjaan (Wright et.al., 2006, dalam Yoslandari, 2009). Penilaian tersebut berdasarkan pada interaksi psikologis Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 E 055

2 Kajian Aspek Atribut Pasar sebagai Upaya Peningkatan Daya Tarik Pasar Tradisional yang dialami pengunjung dalam mengalami ruang berdimensi fisik yang memiliki panjang, lebar dan tinggi dengan ukuran tertentu. Dengan begitu, pengunjung mampu memberikan nilai tersendiri pada ruang yang sudah dikenalinya (Hidjaz, 2007). Martinaeu (1958) dalam Wright et.al. (2006) mengatakan, bahwa berkegiatan belanja (shopping) bukan hanya untuk memperoleh produk yang dinginkan saja, tetapi juga pengalaman dan kegembiraan yang didapatkan di dalam toko suatu pasar atau pusat perbelanjaan. Oleh karena itu, stimuli fisik dan sosial/non-fisik yang terdapat dalam lingkungan toko (store atmosfer) merupakan fungsi penting dalam menstimulasi tingkatan emosional individu (moods) dan mempengaruhi perilaku (behavior) positif mereka (Sherman dan Smith, 1987; Spies et.al., 1997). Namun, jika atribut pasar/pusat perbelanjaan tidak mampu memfasilitasi aktivitas pengunjung, maka akan dihasilkan respon membosankan, sehingga pengunjung tidak lagi memiliki rasa loyalitas terhadap pasar tersebut (Natalia, 2013). Berdasarkan teori diatas, dapat dikatakan bahwa kondisi pasar tradisional yang semakin sepi dari pengunjung menimbulkan dampak yang linier terhadap eksistensi pasar itu sendiri. Sepinya pengunjung ini merupakan wujud nyata dari hasil penilaian/persepsi mereka terhadap atribut pasar berdasarkan interaksi psikologis yang telah dialaminya. Oleh karena itu, tulisan ini berfokus pada berbagai aspek atribut pasar tradisional yang dirasa mampu mempengaruhi pengunjung guna meningkatkan dan mempertahankan eksistensi dari pasar tersebut. Metode Metode pengumpulan data yang digunakan ialah metode kualitatif (Creswell, 2008) yang bersifat deskriptif. Data yang dikumpulkan melalui rujukan dari tiga jurnal yang memiliki tema dan topik bahasan serupa. Metode analsis data yang digunakan pada tulisan ini adalah analisis data teks yang dilakukan pengkategorian didalamnya melalui tabulasi data untuk mengidentifikasi faktorfaktor yang termasuk dalam atribut pasar guna mempengaruhi masyarakat untuk tetap berkunjung ke pasar tradisional. Analisis dan Interpretasi Penelitian pertama yang dirujuk berjudul Isu, Tujuan, dan Kriteria Perancangan Pasar Tradisional (Agus S. Ekomadyo dan Sutan Hidayatsyah, 2012). Tulisan ini membahas isu, tujuan dan kriteria perancangan pasar tradisional yang menggunakan model pemrograman arsitektur berbasiskan kepada isu dari Duerk (2003). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang mendalami pemikiran para peneliti terdahulu dan di bagian akhirnya menghasilkan suatu kriteria tertentu. Kriteria perancangan pasar tradisional di sini dapat diklasifikasikan ke dalam tiga aspek, yakni kriteria pasar dalam aspek arsitektur kota, kriteria pasar dalam aspek standar fungsional dan kriteria pasar dalam aspek penciptaan karakter lokal. Di dalam kriteria tersebut, terdapat beberapa isu yang dapat dilihat dan dipertimbangkan sebagai atribut pasar tradisional (lihat Tabel 1). Tabel 1. Tabulasi Atribut Pasar pada Penelitian 1 Isu Perancangan dalam Aspek Arsitektur Kota Keterkaitan pasar dengan fungsi sekitar Aksesibilitas dan sistem sirkulasi eksternal Respon terhadap bentuk dan ruang kota Isu Perancangan dalam Aspek Standar Fungsional Tipe dan luas unit kios Efektivitas pemanfaatan ruang Lebar jalur sirkulasi Zoning Aksesibilitas dan sistem sirkulasi Penghawaan Pencahayaan Fasilitas umum Utilitas air bersih Utilitas air kotor Persampahan Isu Perancangan dalam Aspek Penciptaan Karakter Lokal Tampilan fisik Pengalaman ruang Ruang sosio-kultural E 056 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015

3 Made Anggita Wahyudi Linggasani Beberapa isu perancangan pasar yang dihasilkan berdasarkan aspek arsitektur kota, yaitu keterkaitan objek dengan fungsi sekitar, aksesi-bilitas dan sistem sirkulasi eksternal bangunan, serta respon bangunan terhadap bentuk dan ruang kota. Isu ini merujuk pada penentuan fasilitas di dalam pasar yang dapat merespon fungsi-fungsi di sekitarnya, penataan jalur sirkulasi eksternal atau parkir yang nyaman, serta membentuk bangunan pasar yang sesuai dengan arsitektur kota. Keterkaitannya dengan konteks arsitektur kota tersebut menentukan keberhasilan dari pasar tradisional, sehingga ini perlu direspon dalam perancangan fisik pasar. Sedangkan, aspek standar fungsional di sini merupakan permasalahan perancangan yang bersifat umum dan bisa terjadi pada pasar tradisional lainnya. Beberapa isu yang dihasilkan, ialah tipe dan luas unit kios, efektivitas pemanfaatan ruang, lebar jalur sirkulasi, zoning, aksesibilitas dan sistem sirkulasi penghawaan, pencahayaan, fasilitas umum, utilitas air bersih, utilitas air kotor, dan persampahan. Isu-isu ini memiliki tujuan untuk menentukan dimensi ruang dalam bangunan yang efektif, menata zona komoditas yang baik, memudahkan pengunjung untuk menjangkau semua unit pasar, serta mampu memberikan kenyamanan kepada pengunjung, baik dari segi utilitas (penghawaan, pencahayaan, penyediaan air dan penataan sampah) hingga fasilitas pendukung lain yang mampu disediakan oleh pasar tersebut. Pada aspek penciptaan karakter lokal, terdapat beberapa isu perancangan pasar tradisional, yakni tampilan fisik, pengalaman ruang dan ruang sosio-kulturalnya. Aspek ini menyangkut bagaimana respon perancangan fisik terhadap lokalitas dari pasar yang dirancang. Lokalitas disini menjadi penting, karena keberlangsungan suatu pasar tradisional tergantung dari hubungannya dengan masyarakat pengguna. Hal ini akan berlangsung secara historis dan menjadikan setiap pasar memiliki keunikan tersendiri jika dibandingkan dengan pasar yang lainnya. Respon terhadap lokalitas pasar tradisional tersebut juga dapat menjadi salah satu upaya untuk mempertahankan bahkan meningkatkan citra/daya tarik yang dimiliki pada pasar itu sendiri. Dengan begitu, maka isu dari kriteria perancangan pasar tradisional ini dapat dijadikan acuan dalam merancang pasar tradisional yang lebih baik lagi kedepannya. Penelitian kedua yang dirujuk di sini memiliki judul Factor Influencing Consumer Choice between Modern and Traditional Retailers in Malaysia (Rika Terano, Rafidah binti Yahya, dkk., 2015). Studi ini membahas mengenai preferensi pengunjung dalam lebih memilih berbelanja di ritel/pasar tradisional atau modern, serta mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pengunjung atau konsumen dalam menentukan preferensi belanjanya (shopping preferences) terhadap kondisi ritel/pasar di Malaysia. Dalam kasus ini, keputusan pengunjung akan diterapkan secara bersamaan pada tradisional dan pasar modern. Metode pengumpulan data yang dilakukan ialah penyebaran kuesioner dengan jumlah responden sebanyak 650 orang di Selangor. Dalam mengolah data tersebut, metode analisisnya menerapkan pendekatan penelitian yang bersifat deskriptif. Kategori pengunjung/konsumen pada tulisan ini berupa keluarga berdasarkan aspek sosio-demografinya, seperti usia, pendidikan, rekan berkunjung dan jumlah anggota keluarga. Sedangkan, aspek-aspek yang termasuk dalam atribut ritel/pasar dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini. Tabel 2. Tabulasi Atribut Pasar pada Penelitian 2 Kualitas Barang Keaslian barang Tampilan kondisi barang Kebaruan barang Keamanan barang Kemasan (Packaging) Barang Kondisi kemasan barang Tampilan kemasan Kebersihan kemasan Store Environment Luasan area parkir Kondisi dan suasana ritel/pasar Harga Barang Pemberian harga pasti (fixed price) Harga sesuai dengan kualitas barang Harga barang murah Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 E 057

4 Kajian Aspek Atribut Pasar sebagai Upaya Peningkatan Daya Tarik Pasar Tradisional Hasil yang didapat pada tulisan ini berdasarkan survei yang dilakukannya di tahun 2012, ialah pengunjung/konsumen lebih dominan menunjukkan preferensi belanjanya pada pasar modern dibandingkan pasar tradisional. Pengunjung yang datang dalam kategori keluarga, memiliki preferensi yang kurang baik terhadap harga barang dikarenakan ada pertimbangan aspek usia, pendidikan dan anak yang diajak sebagai rekan berbelanja. Sedangkan, keluarga memiliki respon positif terhadap faktor kemasan (packaging) dan lingkungan toko (store environment). Dengan kata lain, pengunjung disini memang memiliki preferensi (baik atau buruk) terhadap kemasan (packaging) barang, kondisi lingkungan toko (store environment) dan seting harga dari barang yang ditawarkan penjual di dalam ritel/pasar tersebut. Pengunjung cenderung memilih kemasan barang yang baik dan memiliki harga yang terjangkau. Selain itu, pengunjung juga memiliki preferensi dalam mendapatkan kenyamanan dari lingkungan pusat perbelanjaan tersebut, seperti keamanan saat memarkirkan kendaraan, kenyamanan dari pelayanan yang diberikan, hingga pengalaman berbelanja menyenangkan yang didapat dari suasana ritel/pasar itu sendiri. Aspek-aspek tersebut memiliki nilai signifikan dalam mempengaruhi respon afeksi pengunjung dan perilakunya saat berbelanja (shopping behavior) di dalam ritel atau pasar. Tulisan ini juga menunjukkan hasil lainnya, bahwa seting dari harga barang akan menjadi pertimbangan utama bagi pasar modern dalam mendasari preferensi pengunjung. Sedangkan, hal yang perlu dipertimbangan pada pasar tradisional ialah penataan lingkungan toko (store environment) agar menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya, sehingga pengunjung akan merasa nyaman berada di dalamnya. Penelitian yang ketiga berjudul David vs. Goliath: Uncovering The Future of Traditional Markets in Indonesia (Fajar S.A.Prabowo dan Raden Aswin Rahadi, 2015). Adapun tujuan dari tulisan ini ialah menjelaskan kepada para pedagang muda (younger generations) agar lebih loyal membantu pedagang yang lebih tua dalam mengelola pasar untuk menjadi lebih baik lagi di masa mendatang. Hal tersebut disajikan melalui pemahaman mengenai posisi dan peran atribut pasar tradisional di Indonesia yang dapat dilihat dari aspek citra toko/pasar (store image) terhadap perilaku berbelanja (shopping behavior) yang dilakukan pengunjung di dalam-nya. Metode pengumpulan data dilakukan dengan merujuk pada penelitian terdahulu yang bermula dari pemikiran David dan Goliath mengenai persaingan antara pasar tradisional dan pasar modern dalam menarik perhatian dan merebut hati masyarakat sebagai pengunjung /konsumen pasar. Rujukan penelitian yang digunakan pada tulisan ini berasal dari para peneliti yang membahas topik bahasan sejenis melalui pendekatan kualitatif dan bersifat deskriptif. Menurut Aribestari dan Setyono (2013) dalam Prabowo (2015), terdapat perbedaan faktor atribut citra toko (store image) di pasar tradisional dan pasar modern berupa; pada pasar tradisional, ialah aspek variasi produk, harga barang, dan fasilitas publik; sedangkan pada pasar modern, ialah kenyamanan pengunjung, variasi produk, harga barang, kondisi fisik pasar, dan fasilitas fisik pendukung pasar itu sendiri. Namun, dalam tulisan ini aspek-aspek yang digunakan sebagai atribut citra toko/pasar (store image) tradisional, yakni (lihat Tabel 3): Tabel 3. Tabulasi Atribut Pasar pada Penelitian 3 Store Image Aksesibilitas Kondisi barang dagangan (merchandising) Reputasi yang dimiliki pasar Suasana toko (store atmosphere) Pelayanan dalam toko (in-store service) Keberadaan fasilitas publik Harga barang Keamanan berbelanja (financial security) Berdasarkan data yang dikumpulkan, posisi dari atribut pasar yang berupa aspek citra toko (store image) ini berada pada bagian terluar model SOR (stimulus, organism dan response) yang dibentuk melalui pemahaman terhadap psikologis pengunjung/konsumen, sebagai aspek terluar atau eksternal yang dapat mem- E 058 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015

5 pengaruhi konsumen di dalam pasar (Jacoby, 2002, Thang & Tan, 2003, dalam Prabowo, 2015). Selanjutnya, diikuti dengan aspek internal berupa motivasi konsumen yang terbentuk dari aspek emosional yang diciptakan, partisipasi pengguna pasar, nama atau brandimage pasar, serta kemampuan pasar menyampaikan informasi kepada pengunjung. Berangkat dari hal tersebut, dilanjutkan dengan menghasilkan persepsi konsumen terhadap citra toko (store image) sebagai atribut pasar tradisional. Persepsi tersebut akan berdampak pada komitmen dan kualitas sumber daya pedagang dalam menjaga eksistensi pasar tersebut. Hasil yang juga didapatkan dari tulisan ini ialah penilaian yang kurang menyenangkan dari konsumen terhadap aspek aksesibilitas, kondisi barang dagangan, reputasi pasar, pelayanan, suasana toko, fasilitas publik dan keamanan berbelanjanya. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh dari artibut citra pasar terhadap persepsi pengunjung/konsumen. Namun, terdapat satu aspek pada atribut citra pasar tradisional yang masih bisa dikembangakan dengan baik sebagai bentuk penyesuaian terhadap pasar modern, yaitu harga barang yang mampu ditawarkan oleh penjual di dalam itu sendiri. Dengan kata lain, atribut citra toko memang memiliki peran dan pengaruh terhadap respon pengunjung atau konsumen di dalamnya. Dari ketiga kajian penelitian sejenis yang dilihat melalui tabulasi data di atas, aspek-aspek yang termasuk dalam atribut pasar tradisional ini dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yakni berdasarkan kondisi arsitektural dan kondisi non-arsitektural. Atribut pasar tradisional tersebut dapat dipertimbangkan dan disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan potensi pasar saat ini. Aspek-aspek atribut pasar tradisional yang sering ditemukan dari ketiga penelitian di atas, dapat dilihat seperti pada Gambar 1 berikut ini: Made Anggita Wahyudi Linggasani Gambar 1. Bentuk Atribut Pasar Tradisional berdasarkan Ketiga Penelitian Sejenis Berdasarkan ketiga rujukan penelitian sejenis tersebut, dapat dilihat aspek-aspek atribut pasar yang termasuk dalam kondisi arsitektural di sini lebih didominasi oleh aspek fisik bangunan itu sendiri, baik secara eksternal maupun internal dari bangunan tersebut. Sedangkan, pada kondisi non-arsitektural terdapat aspek atribut pasar yang bersifat non-fisik dan lebih internal sebagai bagian dari pasar itu sendiri. Pengelompokan berdasarkan kedua kondisi tersebut menjadi bentuk penyederhanaan dari atribut pasar tradisional untuk menentukan lingkup bahasan yang lebih mendominasi dalam mempengaruhi persepsi masyarakat untuk datang berkunjung hingga memutuskan melakukan kegiatan belanja di dalam pasar tradisional tersebut. Dengan demikian, dapat ditentukan aspek dan kondisi utama yang menjadi prioritas pada atribut pasar tradisional, baik dari segi arsitektural maupun non-arsitektural. Kedua kondisi di atas merupakan bentuk atribut pasar tradisional yang dapat digunakan dalam upaya peningkatan citra/daya tarik pasar yang sudah menurun dimata masyarakat. Hal ini menjadi bentuk usaha dalam mengatasi masalah Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 E 059

6 Kajian Aspek Atribut Pasar sebagai Upaya Peningkatan Daya Tarik Pasar Tradisional penurunan tingkat kunjungan masyarakat ke pasar tradisional yang diakibatkan oleh kehadiran pasar-pasar modern yang kian mendominasi. Kesimpulan Penelitian ini hanya dibatasi pada pengelompokan atribut pasar tradisional berdasarkan studi teoritik yang dirujuk dari tiga penelitian dalam bahasan topik serupa. Hasil dari pengelompokan atribut pasar tradisional tersebut dapat dilihat dari segi arsitektural maupun non-arsitektural. Atribut pasar yang dilihat dari segi arsitektural, berupa aspek keterkaitan antar fungsi pasar, tingkat aksesibilitas dan sistem sirkulasi parkir/eksternal, bentuk tampilan fisik bangunan, tipe dan luas unit kios, lebar jalur sirkulasi internal, zoning ruang, penghawaan dan pencahayaan, ketersediaan fasilitas umum, serta pengkondisian utilitas air dan sampah. Sedangkan, atribut pasar yang dilihat dari segi non-arsitektural, berupa kondisi/kualitas barang, kemasan barang, harga barang, kondisi lingkungan (store environment), reputasi pasar, jenis pelayanan yang diberikan, hingga rasa nyaman dan aman yang diciptakan pasar untuk pengunjung/konsumen di dalamnya. Kajian serupa yang lebih mendalam dapat dilakukan di pasar-pasar tradisional lainnya yang berlokasi di Indonesia, guna mengetahui aspek atribut pasar tradisional yang menjadi permasalahan utama, baik dari segi arsitektural maupun non-arsitektural. Penelitian selanjutnya dapat dibahas pada salah satu variabel secara mendalam ataupun melakukan penambahan variabel-variabel baru yang termasuk atribut pasar tradisional sebagai upaya peningkatan daya tarik pasar itu sendiri. Hal ini menjadi penting untuk menjaga eksistensi pasar tradisional agar tidak mati dimata masyarakat akibat kehadiran pasar modern yang kian merajalela. Creswell, J.W. (2008). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. California: Sage Publications, Inc. Ekomadyo, A.S. & Hidayatsyah, S. (2012). Isu, Tujuan, dan Kriteria Perancangan Pasar Tradisional. Temu Ilmiah Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia, Hidjaz, T. (2007). Desain Interior dan Perilaku Pengunjung di Ruang Publik, Kasus Kelapa Gading Mall Jakarta. Jurnal Dimensi Interior, vol.5, no.2, Hunter, G.L. (2006). The Role of Anticipated Emotion, Desire, and Intention in the Relationship between Image and Shopping Center Visits. Journal of Retail and Distribution Management, Vol. 34, No.10. Natalia, Tri Widianti. (2013). Pola Pengaruh Atribut Mall terhadap Respon Pengunjung dalam Mengunjungi Shopping Mall. Temu Ilmiah Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia, Prabowo, F.S.A. & Rahadi, R.A. (2015). David vs. Goliath: Uncovering The Future of Traditional Markets in Indonesia. Mediterranean Journal of Social Sciences, vol. 6, no. 5, Terano, R., dkk. (2015). Factor Influencing Consumer Choice between Modern and Traditional Retailers in Malaysia. International Journal of Social Science and Humanity, vol. 5, no.6, Yoslandari, P. (2009). Analisis Pengaruh Citra terhadap Kunjungan Konsumen ke Pusat Perbelanjaan: Peranan dari Emosi Terantisipasi Positif, Keinginan, dan Niat sebagai Variabel Intervensi (Studi Kasus: Mal Senayan City). Depok: Tugas Akhir Sarjana, Program Studi Manajemen Kekhususan Pemasaran, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia. Daftar Pustaka Aliyah, I., dkk. (2007). Peran Pasar Tradisional Dalam Mendukung Pengembangan Pariwisata Kota Surakarta. Surakarta: Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Sebelas Maret. E 060 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015

Persepsi Penilaian dan Keinginan Pengunjung terhadap Pasar Dadakan Sunday Morning (Sunmor) di Kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada, D.

Persepsi Penilaian dan Keinginan Pengunjung terhadap Pasar Dadakan Sunday Morning (Sunmor) di Kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada, D. TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Persepsi Penilaian dan Keinginan Pengunjung terhadap Pasar Dadakan Sunday (Sunmor) di Kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada, D.I Yogyakarta Puja Kurniawan Program Studi Magister

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Perkembangan Pasar Pasar tradisional mempunyai peran signifikan dalam perkotaan. Pasar tumbuh dan berkembang sebagai simpul dari pertukaran barang dan jasa,

Lebih terperinci

Karakteristik Fisik-Sosial dan Kriteria Kamar yang Membuat Betah

Karakteristik Fisik-Sosial dan Kriteria Kamar yang Membuat Betah TEMU ILMIAH IPLBI 206 Karakteristik Fisik-Sosial dan Kriteria Kamar yang Membuat Betah Riska Amelia Rachman (), Hanson E. Kusuma (2) () Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Bosowa (2)

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB III TINJAUAN KHUSUS BAB III TINJAUAN KHUSUS III.1. Latar Belakang Pemilihan Tema Gambaran beberapa kata kunci dengan pengelompokan dalam tapak dan sekitarnya, dengan pendekatan pada tema : Diagram 3.1.Latar Belakang Pemilihan

Lebih terperinci

Aspek Arsitektur Kota dalam Perancangan Pasar Tradisional

Aspek Arsitektur Kota dalam Perancangan Pasar Tradisional TEMU ILMIAH IPLBI 2013 Aspek Arsitektur Kota dalam Perancangan Pasar Tradisional Agus S. Ekomadyo (1), Kustiani (2), Herjuno Aditya (3) (1) Kelompok Keilmuan Perancangan Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Definisi Kebetahan dalam Ranah Arsitektur dan Lingkungan- Perilaku

Definisi Kebetahan dalam Ranah Arsitektur dan Lingkungan- Perilaku TEMU ILMIAH IPLBI 04 Definisi Kebetahan dalam Ranah Arsitektur dan Lingkungan- Perilaku Riska Amelia Rachman (), Hanson E. Kusuma () () Program Studi Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi ciri khas Yogjakarta. Di Yogjakarta kurang lebih terdapat 116

BAB I PENDAHULUAN. menjadi ciri khas Yogjakarta. Di Yogjakarta kurang lebih terdapat 116 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yogyakarta sebagai kota pelajar merupakan image yang menjadi ciri khas Yogjakarta. Di Yogjakarta kurang lebih terdapat 116 perguruan tinggi yang tiap tahunnya menarik

Lebih terperinci

Kriteria Fasilitas Olahraga Ideal bagi Masyarakat Perkotaan

Kriteria Fasilitas Olahraga Ideal bagi Masyarakat Perkotaan TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Kriteria Fasilitas Olahraga Ideal bagi Masyarakat Perkotaan Medhiansyah P. Prawira Program Studi Rancang Kota, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Berolahraga merupakan aktivitas

Lebih terperinci

Citra Lokal Pasar Rakyat pada Pasar Simpang Aur Bukittinggi

Citra Lokal Pasar Rakyat pada Pasar Simpang Aur Bukittinggi TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Citra Lokal Pasar Rakyat pada Pasar Simpang Aur Bukittinggi Gina Asharina, Agus S. Ekomadyo Program Studi Sarjana Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komposisi produk buku dengan Focal Point meliputi 68 persen buku dan 32

BAB I PENDAHULUAN. komposisi produk buku dengan Focal Point meliputi 68 persen buku dan 32 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Perkembangan ekonomi Indonesia di sektor ritel semakin meningkat. Hal ini terjadi karena pengusaha, baik dari dalam maupun luar negeri yang terus menerus melakukan

Lebih terperinci

Kriteria Ruang Publik untuk Masyarakat Usia Dewasa Awal

Kriteria Ruang Publik untuk Masyarakat Usia Dewasa Awal TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Kriteria Ruang Publik untuk Masyarakat Usia Dewasa Awal Ardian Hario Wibowo Program Studi Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK),

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pariwisatanya dan merupakan kota pelajar di Indonesia. Hal itu yang membuat UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN. pariwisatanya dan merupakan kota pelajar di Indonesia. Hal itu yang membuat UKDW BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang terkenal dengan pariwisatanya dan merupakan kota pelajar di Indonesia. Hal itu yang membuat Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota-kota besar di Indonesia, mengalami kemajuan yang cukup pesat dalam berbagai bidang, seperti dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dan pariwisata. Berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha dalam bidang ritel dalam perkembangannya sangat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha dalam bidang ritel dalam perkembangannya sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan usaha dalam bidang ritel dalam perkembangannya sangat meningkat, di iringi dengan daya beli konsumen yang meningkat. Bisnis ritel di Indonesia sendiri

Lebih terperinci

Pentingnya Ruang Terbuka di dalam Kota

Pentingnya Ruang Terbuka di dalam Kota TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Pentingnya Ruang Terbuka di dalam Kota Hindra K. P. Handana Mahasiswa Magister Rancang Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia. Seiring dengan berjalannya waktu kini makanan bukan hanya menjadi kebutuhan pokok tapi juga gaya hidup bagi masyarakat kota.

Lebih terperinci

Peran Panca Indra dalam Pengalaman Ruang

Peran Panca Indra dalam Pengalaman Ruang TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Peran Panca Indra dalam Pengalaman Ruang Annisa Safira Riska Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, ITB. Abstrak Merasakan ruang merupakan sebuah kegiatan yang dialami manusia

Lebih terperinci

Moda Transportasi yang Efektif dan Efisien bagi Mahasiswa ITB

Moda Transportasi yang Efektif dan Efisien bagi Mahasiswa ITB TEMU ILMIAH IPLBI 06 Moda Transportasi yang Efektif dan Efisien bagi Mahasiswa ITB Febby Nugrayolanda Program Magister Rancang Kota, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Intensitas penggunaan angkutan

Lebih terperinci

Interaksi Manusia dan Satwa dalam Place-Making Kasus: Perancangan Pasar Hewan Sukahaji Bandung

Interaksi Manusia dan Satwa dalam Place-Making Kasus: Perancangan Pasar Hewan Sukahaji Bandung TEMU ILMIAH IPLBI 2013 Interaksi Manusia dan Satwa dalam Place-Making Kasus: Perancangan Pasar Hewan Sukahaji Bandung Yuqa Nurluthfi Septiani (1), Agus S. Ekomadyo (2) (1) Program Studi Sarjana Arsitektur,

Lebih terperinci

Lingkungan Rumah Ideal

Lingkungan Rumah Ideal TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Lingkungan Rumah Ideal Aria Adrian Program Studi Magister Rancang Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK),ITB. Abstrak Rumah membuat penghuninya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan seperti yang telah diuraikan penulis dalam pembahasan tentang hubungan persepsi konsumen atas Retail Mix dengan preferensi

Lebih terperinci

Alternatif Pemilihan Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung

Alternatif Pemilihan Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Alternatif Pemilihan Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung Riana V. Gunawan Program Studi Magister Rancang Kota/Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan, Institut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian dan pembangunan di Indonesia yang didukung kegiatan di sektor industri sebagian besar terkonsentrasi di daerah perkotaan yang struktur dan infrastrukturnya

Lebih terperinci

Korespondensi antara Faktor Penyebab Kemacetan dan Solusinya

Korespondensi antara Faktor Penyebab Kemacetan dan Solusinya TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Korespondensi antara Faktor Penyebab Kemacetan dan Solusinya Alfiani Rahmawati Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Kelompok Keilmuan Perancangan Arsitektur, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Kegiatan Joging dan Tempat-Tempat Aktivitas Joging di Lingkungan Kota

Kegiatan Joging dan Tempat-Tempat Aktivitas Joging di Lingkungan Kota TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Kegiatan Joging dan Tempat-Tempat Aktivitas Joging di Lingkungan Kota Dicko Quando Armas (1), Tubagus M. Aziz Soelaiman (2) dominoharvard_insert@yahoo.com (1) Program Studi Magister

Lebih terperinci

Persepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai

Persepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai TEMU ILMIAH IPLBI 0 Persepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai Binar T. Cesarin (), Chorina Ginting () () Magister Rancang Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan

Lebih terperinci

Analisis Faktor-faktor Penyebab Membeli Apartemen

Analisis Faktor-faktor Penyebab Membeli Apartemen TEMU ILMIAH IPLBI 05 Analisis Faktor-faktor Penyebab Membeli Apartemen Andrie I. Kartamihardja Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Apartemen merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tema besar pada laporan tugas akhir ini adalah tentang Improving Urban Economic yang dalam terjemahan bahasa Indonesianya berarti meningkatkan/memperbaiki ekonomi

Lebih terperinci

Ekspektasi Wisatawan dalam Memilih Penginapan sesuai Anggaran

Ekspektasi Wisatawan dalam Memilih Penginapan sesuai Anggaran TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Ekspektasi Wisatawan dalam Memilih Penginapan sesuai Anggaran Maulani Faradina Salilana, Aldissain Jurizat Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Sebelumnya penulis telah melakukan penelitian dengan mengumpulkan data-data dari para responden dan menganalisis tentang pengaruh store atmosphere dan shopping

Lebih terperinci

Pengaruh Atmosfer Toko Terhadap Keputusan Pembelian

Pengaruh Atmosfer Toko Terhadap Keputusan Pembelian Pengaruh Atmosfer Toko Terhadap Keputusan Pembelian I. Pengertian Perilaku Konsumen Menurut Solomon (2000), perilaku konsumen adalah studi yang meliputi proses ketika individu atau kelompok tertentu membeli,

Lebih terperinci

Rumah Impian Mahasiswa

Rumah Impian Mahasiswa TEMU ILMIAH IPLBI 2013 Rumah Impian Mahasiswa R. Kartika Abdassah (1), Gustav Anandhita (2), Mega Sesotyaningtyas (3) (1) Program Studi Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan

Lebih terperinci

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Niat pembelian untuk produk sehari-hari jadi di toko ritel telah mendapat perhatian dalam dekade terakhir sejak

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Niat pembelian untuk produk sehari-hari jadi di toko ritel telah mendapat perhatian dalam dekade terakhir sejak BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Niat pembelian untuk produk sehari-hari jadi di toko ritel telah mendapat perhatian dalam dekade terakhir sejak sektor ini berkembang cepat. Niat beli penting bagi

Lebih terperinci

2015 PASAR FESTIVAL ASTANA ANYAR

2015 PASAR FESTIVAL ASTANA ANYAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk diskon atau potongan harga kepada pelanggan. Motivasi menurut

BAB I PENDAHULUAN. bentuk diskon atau potongan harga kepada pelanggan. Motivasi menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis yang ketat dewasa ini telah merambah ke segala sub sektor perdagangan dan menjangkau daerah pemasaran yang luas. Banyak bisnis dengan karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memiliki pelanggan yang loyal adalah tujuan akhir dari semua bisnis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memiliki pelanggan yang loyal adalah tujuan akhir dari semua bisnis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memiliki pelanggan yang loyal adalah tujuan akhir dari semua bisnis yang ada, tetapi kebanyakan perusahaan tidak menyadarinya. Demi tercapainya tujuan tersebut

Lebih terperinci

Persepsi Masyarakat dalam Penerapan Rumah Hemat Energi

Persepsi Masyarakat dalam Penerapan Rumah Hemat Energi TEMU ILMIAH IPLBI 06 Persepsi Masyarakat dalam Penerapan Rumah Hemat Energi Tri Amartha Wiranata Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung Abstrak Saat ini, isu penggunaan energi

Lebih terperinci

Korespondensi antara Kriteria Tempat Kerja Alternatif Impian terhadap Profesi Pekerja

Korespondensi antara Kriteria Tempat Kerja Alternatif Impian terhadap Profesi Pekerja TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Korespondensi antara Kriteria Tempat Kerja Alternatif Impian terhadap Profesi Pekerja Fauzan A. Agirachman (1), Hanson E. Kusuma (2) (1) Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. mengetahui hubungan antara variabel Atribut Produk dan Motif Hedonic terhadap

BAB V PENUTUP. mengetahui hubungan antara variabel Atribut Produk dan Motif Hedonic terhadap BAB V PENUTUP Bab ini merupakan kesimpulan dari hasil yang telah disajikan pada bab sebelumnya. Bab ini juga berisikan keterbatasan penelitian dan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya. Penelitian ini

Lebih terperinci

Studi Persepsi Masyarakat tentang Museum Ideal

Studi Persepsi Masyarakat tentang Museum Ideal TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Studi Persepsi Masyarakat tentang Museum Ideal Angela U. Paramitasari Program Studi Magister Rancang Kota, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Museum yang memiliki kriteria

Lebih terperinci

Penerapan Budaya Sunda dalam Perancangan Pasar Rakyat Kasus: Pasar Sederhana, Bandung

Penerapan Budaya Sunda dalam Perancangan Pasar Rakyat Kasus: Pasar Sederhana, Bandung TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Penerapan Budaya Sunda dalam Perancangan Pasar Rakyat Atika Almira (1), Agus S. Ekomadyo (2) (1) Mahasiswa Program Sarjana Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan

Lebih terperinci

Identifikasi Ragam Aktivitas Outdoor : Karakteristik Pedestrian Mall di Jalan Dalem Kaum, Bandung

Identifikasi Ragam Aktivitas Outdoor : Karakteristik Pedestrian Mall di Jalan Dalem Kaum, Bandung TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Identifikasi Ragam Aktivitas Outdoor : Karakteristik Pedestrian Mall di Jalan Dalem Kaum, Bandung Devi Johana Tania, Witanti Nur Utami Program Studi Magister Rancang Kota, Sekolah

Lebih terperinci

Persepsi Masyarakat terhadap Suasana pada Bangunan Kolonial yang Berfungsi sebagai Fasilitas Publik

Persepsi Masyarakat terhadap Suasana pada Bangunan Kolonial yang Berfungsi sebagai Fasilitas Publik TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Persepsi Masyarakat terhadap Suasana pada Bangunan Kolonial yang Berfungsi sebagai Fasilitas Publik Emmelia Tricia Herliana (1) Himasari Hanan (2) (1) Mahasiswa Program Doktor Arsitektur,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berikut hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh store

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berikut hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh store BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berikut hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen di the Summit Boutique Outlet Bandung. Hasil uji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Belanja dan pariwisata adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Belanja dan pariwisata adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belanja dan pariwisata adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Belanja menjadi aktivitas yang banyak dilakukan oleh wisatawan ketika berkunjung ke sebuah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan usaha ritel di Indonesia dipicu oleh semakin pesatnya persaingan dalam pasar konsumen akhir dan faktor sosial. Dengan perkembangan ritel yang semakin

Lebih terperinci

Persepsi Kriteria Kenyamanan Rumah Tinggal

Persepsi Kriteria Kenyamanan Rumah Tinggal TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Persepsi Kriteria Kenyamanan Rumah Tinggal Aulia Fikriarini Muchlis (1), Hanson E. Kusuma (2) (1) Program Studi Doktor Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung (2) Kelompok

Lebih terperinci

Ruang Hobi Ideal. Dimas Nurhariyadi. Abstrak

Ruang Hobi Ideal. Dimas Nurhariyadi. Abstrak TEMU ILMIAH IPLBI 20 Ruang Hobi Ideal Dimas Nurhariyadi Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Aktivitas hobi membutuhkan ruang yang baik untuk memaksimalkan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Shopping mall atau biasa disebut juga dengan mal adalah salah satu pusat perbelanjaan yang cepat berkembang di kota-kota besar di Indonesia. Mal merupakan bagian yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Bisnis waralaba telah berkembang dengan pesat pada saat ini. Hal tersebut memberikan pengaruh besar bagi perekonomian negara dan terlebih lagi dengan semakin

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 2, Juni 2016 PENGARUH STORE ATMOSPHERE TERHADAP MINAT MEMBELI KONSUMEN PADA MINIMARKET MITRA JAYA DI PONTIANAK

Bisma, Vol 1, No. 2, Juni 2016 PENGARUH STORE ATMOSPHERE TERHADAP MINAT MEMBELI KONSUMEN PADA MINIMARKET MITRA JAYA DI PONTIANAK PENGARUH STORE ATMOSPHERE TERHADAP MINAT MEMBELI KONSUMEN PADA MINIMARKET MITRA JAYA DI PONTIANAK ABSTRAK Clara Meirista Email: Clarameirista@gmail.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak

Lebih terperinci

Kepentingan Ruang Terbuka di dalam Kota

Kepentingan Ruang Terbuka di dalam Kota TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Kepentingan Ruang Terbuka di dalam Kota Hindra K. P. Handana Mahasiswa Magister Rancang Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar ritel di Indonesia merupakan pasar yang memiliki potensi besar

BAB I PENDAHULUAN. Pasar ritel di Indonesia merupakan pasar yang memiliki potensi besar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar ritel di Indonesia merupakan pasar yang memiliki potensi besar dikarenakan banyaknya jumlah penduduk di Indonesia. Di era globalisasi sekarang ini, pasar

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. Persaingan yang terjadi dalam dunia perekonomian di Indonesia saat ini menjadi

Bab 1 PENDAHULUAN. Persaingan yang terjadi dalam dunia perekonomian di Indonesia saat ini menjadi Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan yang terjadi dalam dunia perekonomian di Indonesia saat ini menjadi semakin ketat, terutama dalam bidang retail. Selama empat tahun terakhir, pertumbuhan

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 3, Juli 2016 KEBIJAKAN STORE ATMOSFER PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA MINI MARKET BINTANG TIMUR DI SOSOK

Bisma, Vol 1, No. 3, Juli 2016 KEBIJAKAN STORE ATMOSFER PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA MINI MARKET BINTANG TIMUR DI SOSOK KEBIJAKAN STORE ATMOSFER PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA MINI MARKET BINTANG TIMUR DI SOSOK Yuliandery Yuliandery_cen@yahoo.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

Preferensi Masyarakat dalam Memilih Karakteristik Taman Kota Berdasarkan Motivasi Kegiatan

Preferensi Masyarakat dalam Memilih Karakteristik Taman Kota Berdasarkan Motivasi Kegiatan TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Preferensi Masyarakat dalam Memilih Karakteristik Taman Kota Berdasarkan Motivasi Kegiatan Ivan Danny Dwiputra (1), Nissa Aulia Ardiani (2) ivan.danny25@gmail.com (1) Program Studi

Lebih terperinci

Studi Preferensi dalam Pemilihan Apartemen Ideal

Studi Preferensi dalam Pemilihan Apartemen Ideal TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Studi Preferensi dalam Pemilihan Apartemen Ideal R. Muhammad Amanda Catalonia Program Studi Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK),

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Makro Perancangan pasar tradisional bantul menerapkan pendekatan analogi shopping mall. Yang dimaksud dengan pendekatan analogi shopping mall disini adalah dengan mengambil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada jaman modern ini pusat perbelanjaan atau yang biasa kita kenal dengan sebutan Mall, terus berkembang dengan pesat. Mall sendiri merupakan jenis pusat perbelanjaan

Lebih terperinci

Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan di Meja Kerja

Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan di Meja Kerja TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan di Meja Kerja Rizky A. Achsani Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Kualitas pencahayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan dan menghidupi banyak orang. Pada saat krisis UKDW

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan dan menghidupi banyak orang. Pada saat krisis UKDW 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bisnis ritel, merupakan bisnis yang menjanjikan karena dapat memberikan keuntungan dan menghidupi banyak orang. Pada saat krisis ekonomi melanda Indonesia di akhir

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Bisnis ritel sekarang berkembang cukup pesat. Bisa dilihat dengan banyak munculnya bisnis ritel di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Bisnis ritel sekarang berkembang cukup pesat. Bisa dilihat dengan banyak munculnya bisnis ritel di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Bisnis ritel sekarang berkembang cukup pesat. Bisa dilihat dengan banyak munculnya bisnis ritel di kota-kota besar, salah satunya Surabaya. Surabaya banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan persaingan yang semakin ketat baik antar perusahaan domestik

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan persaingan yang semakin ketat baik antar perusahaan domestik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas pasar produk

Lebih terperinci

Kajian Karakteristik Fisik Kawasan Komersial Pusat Kota

Kajian Karakteristik Fisik Kawasan Komersial Pusat Kota TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Kajian Karakteristik Fisik Kawasan Komersial Pusat Kota (Studi Kasus : Kawasan Pasar Buah Kota Kendari) Weko Indira Romanti Aulia weko.indira@gmail.com Perencanaan dan Perancangan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Store Atmosphere, Kepuasan, Paris Van Java Mal

ABSTRAK. Kata Kunci : Store Atmosphere, Kepuasan, Paris Van Java Mal ABSTRAK Rico Shendy, 2009, Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Kepuasan Pengunjung Paris Van Java Mal. di bawah bimbingan Ir. Zuhriati Zainudin, PhD., MBA. Munculnya sejumlah Mal baru di Bandung semakin

Lebih terperinci

Kajian Angkutan Umum yang Baik terkait Korespondensi Lokasi Tempat Tinggal dan Profesi Komuter

Kajian Angkutan Umum yang Baik terkait Korespondensi Lokasi Tempat Tinggal dan Profesi Komuter TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Kajian Angkutan Umum yang Baik terkait Korespondensi Lokasi Tempat Tinggal dan Profesi Komuter Salwa B. Gustina Program Studi Magister Rancang Kota, SAPPK, Institut Teknologi Bandung.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Perkembangan dalam bidang perekonomian semakin meningkat, di

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Perkembangan dalam bidang perekonomian semakin meningkat, di BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG Perkembangan dalam bidang perekonomian semakin meningkat, di tambah dengan kebutuhan hidup sehari hari yang harus terpenuhi. Suatu lahan kota akan mengalami perkembangan,

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH TATA RUANG TERHADAP TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN DI MALIOBORO MALL, GALERIA MALL DAN AMBARRUKMO PLAZA, YOGYAKARTA 2014

STUDI PENGARUH TATA RUANG TERHADAP TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN DI MALIOBORO MALL, GALERIA MALL DAN AMBARRUKMO PLAZA, YOGYAKARTA 2014 BAB I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, saat ini bangunan komersial semakin marak di Yogyakarta. Hal ini terbukti dengan adanya pusat belanja (shopping center) yang merambah

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Persepsi Publik terhadap Kawasan Bersejarah

Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Persepsi Publik terhadap Kawasan Bersejarah TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Persepsi Publik terhadap Kawasan Bersejarah Astri Isnaini Dewi (1), Hanson E. Kusuma (2) (1) Program Studi Magister Rancang Kota, SAPPK, Institut

Lebih terperinci

Karakter Festival pada Rancangan Pasar di Kawasan Bandung Technopolis

Karakter Festival pada Rancangan Pasar di Kawasan Bandung Technopolis TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Karakter Festival pada Rancangan Pasar di Kawasan Bandung Technopolis Annas T. Maulana, Agus S. Ekomadyo Program Studi Sarjana Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi semakin penting. Hal ini disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi semakin penting. Hal ini disebabkan karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan zaman keberadaan bisnis eceran ditengahtengah masyarakat menjadi semakin penting. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan dalam pola

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Pasar tradisional memiliki peran penting bagi kehidupan masyarakat, tidak hanya tempat jual beli semata, namun berhubungan dengan konsepsi hidup dan sosial

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri makanan dan minuman merupakan industri yang mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Data dari Biro Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pertumbuhan industri makanan

Lebih terperinci

Kota Impian: Perspektif Keinginan Masyarakat

Kota Impian: Perspektif Keinginan Masyarakat TEMU ILMIAH IPLBI 2013 Kota Impian: Perspektif Keinginan Masyarakat Ita Roihanah (1), Nurfadhilah Aslim (2), Christy Vidiyanti (3), Hibatullah Hindami (4) (1) Mahasiswa Magister, Sekolah, Perencanaan,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. tersebut adalah untuk mengetahui hubungan antara variabel Store Atmosphere dan Store

BAB V PENUTUP. tersebut adalah untuk mengetahui hubungan antara variabel Store Atmosphere dan Store BAB V PENUTUP Bab ini merupakan kesimpulan dari hasil yang telah disajikan pada bab sebelumnya. Bab ini berisikan keterbatasan penelitian dan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya. Penelitian ini akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang layanan, industri, dan perdagangan. Banyak perusahaan besar yang

BAB I PENDAHULUAN. bidang layanan, industri, dan perdagangan. Banyak perusahaan besar yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sebagai kota metropolitan, Bandung menjadi pusat kegiatan perekonomian di daerah Jawa Barat dan sekitarnya. Sebagian besar penduduknya bergerak dalam bidang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi gaya hidup di kota-kota besar memaksa orang untuk bekerja lebih keras. Beban pekerjaan

Lebih terperinci

Karakter Fisik Spasial Tempat Favorit Dewasa Muda

Karakter Fisik Spasial Tempat Favorit Dewasa Muda TEMU ILMIAH IPLBI 2013 Karakter Fisik Spasial Tempat Favorit Dewasa Muda Finta Lissimia (1), Hanson E. Kusuma (2) (1) Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. (2) Kelompok

Lebih terperinci

Judul : Pengaruh Retail Marketing Mix

Judul : Pengaruh Retail Marketing Mix Judul : Pengaruh Retail Marketing Mix Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan (Studi pada Indomaret Denpasar Barat) Nama : Made Arly Dwi Cahyana Nim : 1215251165 ABSTRAK Loyalitas pelanggan merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia bisnis sekarang ini identik dengan persaingan dalam memperebutkan pelanggan potensial dan mempertahankan pelanggan yang ada. Persaingan bisnis hampir

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tingkat persaingan di dunia bisnis saat ini semakin ketat dan meningkat. Segala macam sektor industri dalam dunia bisnis, tidak dapat menghindari persaingan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Berikut adalah perkembangan mall yang ada di Surabaya berdasarkan kanalsatu.com: Tabel 1.1 Perkembangan Mall di Surabaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Berikut adalah perkembangan mall yang ada di Surabaya berdasarkan kanalsatu.com: Tabel 1.1 Perkembangan Mall di Surabaya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin modern diikuti adanya globalisasi dan kondisi ekonomi dalam beberapa tahun terakhir di kota-kota besar di Indonesia, menyebabkan bisnis

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Prilaku modern sekarang membuat sebagian besar orang untuk selalu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Prilaku modern sekarang membuat sebagian besar orang untuk selalu BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Prilaku modern sekarang membuat sebagian besar orang untuk selalu mengikuti trend yang ada, sehingga para pelaku bisnispun tidak akan mau ketinggalan trend tersebut,

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dengan menggunakan metode analisis Stuctural Equation Modelling maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bertahan dan memenangkan persaingan di dalam bisnis ritel. bisnis yang melakukan penambahan nilai terhadap produk-produk dan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bertahan dan memenangkan persaingan di dalam bisnis ritel. bisnis yang melakukan penambahan nilai terhadap produk-produk dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini bisnis ritel atau eceran mengalami perkembangan yang cukup pesat, hal ini ditandai dengan semakin banyaknya bisnis ritel tradisional yang mulai berkembang

Lebih terperinci

Oleh : M. Dian Azhari F BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah dengan mengembangkan tempat perbelanjaan. Pola

Oleh : M. Dian Azhari F BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah dengan mengembangkan tempat perbelanjaan. Pola Pengaruh atmosfir toko, kenyamanan, kesesuaian, keragaman produk, harga, pelayanan, dan personil, dalam pembentukan citra toko eceran (studi kasus di wilayah kotamadya Surakarta) Oleh : M. Dian Azhari

Lebih terperinci

BAB V. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis yang telah. dikemukakan pada bab bab terdahulu mengenai hubungan rancangan suasana toko

BAB V. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis yang telah. dikemukakan pada bab bab terdahulu mengenai hubungan rancangan suasana toko 93 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis yang telah dikemukakan pada bab bab terdahulu mengenai hubungan rancangan suasana toko yang dilakukan

Lebih terperinci

Preferensi Pasangan Berlibur Terhadap Jenis Penginapan dan Keadaan Interior

Preferensi Pasangan Berlibur Terhadap Jenis Penginapan dan Keadaan Interior TEMU ILMIAH IPLBI 2014 Preferensi Pasangan Berlibur Terhadap Jenis Penginapan dan Keadaan Interior Devi Hanurani S (1), Hanson E. Kusuma (2) (1)Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, ITB (2)Kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sebagian besar konsumen Indonesia memiliki karakter unplanned.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sebagian besar konsumen Indonesia memiliki karakter unplanned. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan pemasaran saat ini tidak bisa dilepaskan dari perilaku konsumen yang menjadi target pasar suatu perusahaan. Indonesia merupakan negara berkembang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini perkembangan ekonomi di Indonesia meningkat sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini perkembangan ekonomi di Indonesia meningkat sangat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan ekonomi di Indonesia meningkat sangat cepat, salah satu penyebab meningkatnya perekonomian di Indonesia seiring berjalan atau adanya globalisasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Pusat Perbelanjaan 2.1.1 Pusat Perbelanjaan Pusat perbelanjaan merupakan salah satu lokasi yang dijadikan bahan pertimbangan penting bagi bisnis ritel dalam merencanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Ritel Global (GRDI) 2015 yang dirilis AT Kearney. Ini adalah tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Ritel Global (GRDI) 2015 yang dirilis AT Kearney. Ini adalah tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Perkembangan industri ritel saat ini sangat diminati oleh masyarakat karena sifatnya yang dinamis. Bisnis ritel di Indonesia mengalami perkembanganan yang cukup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam laju pertumbuhan perekonomian yang sangat ketat di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam laju pertumbuhan perekonomian yang sangat ketat di Indonesia, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam laju pertumbuhan perekonomian yang sangat ketat di Indonesia, menuntut perusahaan untuk terus berinovasi dan berimprovasi dalam mempertahankan pelanggan. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis ritel yang dulu banyak dikelola secara tradisional berubah menjadi bisnis yang semakin inovatif, dinamis, dan kompetitif. Toko ritel diharapkan untuk memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mall mendorong terjadinya pembelian secara tiba-tiba atau pembelian impulsif,

BAB I PENDAHULUAN. mall mendorong terjadinya pembelian secara tiba-tiba atau pembelian impulsif, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya kecenderungan orang untuk berbelanja di supermarket atau mall mendorong terjadinya pembelian secara tiba-tiba atau pembelian impulsif, sebagai

Lebih terperinci

TESIS PERAN ANTICIPATED EMOTION, HASRAT, DAN NIAT BERKUNJUNG PADA FREKUENSI KUNJUNGAN PUSAT PERBELANJAAN. Disusun oleh : E.

TESIS PERAN ANTICIPATED EMOTION, HASRAT, DAN NIAT BERKUNJUNG PADA FREKUENSI KUNJUNGAN PUSAT PERBELANJAAN. Disusun oleh : E. TESIS PERAN ANTICIPATED EMOTION, HASRAT, DAN NIAT BERKUNJUNG PADA FREKUENSI KUNJUNGAN PUSAT PERBELANJAAN Disusun oleh : E. Nadia Maya Sari NPM : 125001771 PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PROGRAM PASCA

Lebih terperinci

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR DIAGRAM... vii DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... ix BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

BAB I - PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I - PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I - PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini pusat perbelanjaan modern atau dikenal dengan sebutan mall mengalami pergeseran fungsi. Pada mulanya masyarakat ke mall khusus untuk

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. Universitas Indonesia

BAB 5 PENUTUP. Universitas Indonesia 76 BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dalam rangka menjawab perumusan masalah yang telah disusun sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan berdasarkan hasil pengujian hipotesis penelitian, yaitu sebagai berikut:

Lebih terperinci

Hubungan antara Motivasi Berbelanja dan Preferensi Shopping Mall di Kota Bandung

Hubungan antara Motivasi Berbelanja dan Preferensi Shopping Mall di Kota Bandung TEMU ILMIAH IPLBI 2014 Hubungan antara Motivasi Berbelanja dan Preferensi Shopping Mall di Kota Bandung Tri Widianti Natalia (1), Hanson E. Kusuma (2) (1) Jurusan Teknik Arsitektur UNIKOM (2) Kelompok

Lebih terperinci