PERAN PENALARAN MORAL PADA AKUNTABILITAS LINGKUNGAN. Sutono Dosen STIE Dharmaputra Semarang. Abstraksi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERAN PENALARAN MORAL PADA AKUNTABILITAS LINGKUNGAN. Sutono Dosen STIE Dharmaputra Semarang. Abstraksi"

Transkripsi

1 PERAN PENALARAN MORAL PADA AKUNTABILITAS LINGKUNGAN Sutono Dosen STIE Dharmaputra Semarang Abstraksi Masalah dalam penulisan artikel ini adalah masih lemahnya dukungan pada akuntabilitas lingkungan oleh pemerintah dan pembisnis, dan ini diindikasikan berkaitan dengan perkembangan moral mereka. Penelitian ini bertujuan menganalisis peran penalaran moral pada akuntabilitas lingkungan. Artikel ini mengemukakan bahwa untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, maka digunakan tiga pola, metode atau sistem yang jelas yang disebutnya sebagai struktur, tiap struktur dapat dibagi ke dalam dua sub struktur yang berbeda dan ketiga (keenam) struktur ini dapat dikarakterisasi sebagai tiga tingkat ( level) atau enam tahap ( stages), yang dapat disamakan dengan tiga tingkat (enam tahap) perkembangan kedewasaan moral individu atau masyarakat. Dengan penalaran moral tersebut maka hal ini dapat mendukung akuntabilitas lingkungan yang diharapkan. Kata kunci: Akuntabilitas Lingkungan, Penalaran Moral PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sampai saat ini akuntabilitas (accountability) lingkungan merupakan topik yang masih hangat untuk diperbincangkan baik di kalangan masyarakat yang merasakan dan menyaksikan dampaknya secara langsung maupun bagi para pengusaha sebagai penyumbang utama masalah lingkungan. Akuntabilitas lingkungan adalah salah satu cara untuk mengurangi kerusakan lingkungan yang harus di dorong perwujudannya, dan kerusakan lingkungan ini perlu dikurangi dengan akuntabilitas lingkungan. Sehingga akuntabilitas lingkungan ini diyakini sebagai salah satu faktor yang bisa mempengaruhi pelestarian lingkungan (Afdal, 2011). Menurut hasil temuan Blackman et al. (2004) yang meneliti terhadap PROPER di Indonesia, dan Powers et al. (2008) yang melakukan penelitian terhadap GREEN RATING PROJECT menyatakan bahwa akuntabilitas

2 lingkungan dapat menurunkan tingkat polusi yang terjadi. Hal ini telah dibuktikan dengan banyak pelaporan lingkungan oleh perusahaan, baik melalui laporan tahunan, laporan lingkungan tersendiri maupun melalui webside perusahaan. Pelaporan lingkungan sebagai bentuk akuntabilitas ini ada yang bersifat perintahan (mandatory) dan bersifat sukarela. Perilaku perusahaan yang mencerminkan para eksekutif bisnisnya berbeda-beda dalam dua kondisi tersebut. Dengan adanya regulasi mengenai pelaporan lingkungan yang mengakibatkan pelaporan sifatnya perintahan, maka kualitas pelaporan menjadi lebih baik apabila dilihat dari peningkatan jumlah informasi yang negatif (Gadene dan Ladewig, 2007; Jimenez et al., 2008). Namun sebaliknya, dalam akuntabilitas lingkungan yang sifatnya sukarela tanpa didasari regulasi mengenai isu lingkungan, maka perusahaan cenderung hanya mengungkapkan informasi lingkungan yang menguntungkan image perusahaan (Deegan dan Gordon, 1996;Deegan dan Rankin, 1996 dikutip oleh Afdal, 2011). Beberapa penelitian di bidang bisnis dan pemasaran telah banyak dilakukan untuk menangkap hal yang mendasari keprihatinan lingkungan, namun demikian banyak yang gagal (Kilbourne et al., 2002). Hal ini dibuktikan dengan beberapa kali pemerintah telah melaksanakan Program Penilaian Peringkat Kinerja (PROPER) yang penilaiannya mengacu kepada prinsip -prinsip akuntabilitas, keadilan, dan transparansi. Namun, setiap kali hasil PROPER diluncurkan, maka perusahaan yang berperingkat emas dan hijau hanya minoritas. Sebagai contoh hasil PROPER periode menunjukkan bahwa hanya lima (5) perusahaan yang memperoleh peringkat emas. Kurangnya jumlah ini dapat dikatakan bahwa masih lemahnya dukungan terhadap pengelolaan lingkungan termasuk akuntabilitas lingkungan oleh perusahaan-perusahaan dan para pembisnisnya. Selain itu, pemerintah juga lemah dalam mendukung akuntabilitas lingkungan perusahaan meskipun sudah melaksanakan PROPER. Hal ini dapat dilihat dengan tidak adanya standar yang disusun atau diadopsi untuk akuntabilitas perusahaan atas dampak lingkungan yang diakibatkannya (Afdal, 2011).

3 Dukungan terhadap akuntabilitas lingkungan yang masih lemah atau masih jauh dari harapan ini menimbulkan pertanyaan: Dalam tingkat apa berbagai pemangku kepentingan mendukung akuntabilitas lingkungan perusahaan? Hal ini membutuhkan penjelasan mengenai karakteristik pemangku kepentingan yang memiliki keprihatinan terhadap lingkungan dan memberi dukungan terhadap akuntabilitas lingkungan. Kemudian, Kilbourne et al. (2002) sebagaimana dikutip oleh Afdal (2011) mengusulkan Dominant Social Paradigm (DSP) untuk menjelaskan perilaku lingkungan. Penelitian mereka mengenai Dominant Social Paradigm (DSP) berfokus pada sesuatu yang sifatnya dibangun oleh masyarakat yang berakar pada tingkat perkembangan individu anggota masyarakat. Bansal dan Gao (2006) menjelaskan bahwa isu lingkungan memiliki beberapa elemen diantaranya adalah elemen emosi, kognitif, dan nilai yang berhubungan dengan individu, dan perkembangan individu ini dapat dilihat dari perkembangan moralnya yang memiliki kaitan dengan aspek kognisinya. Teori perkembangan moral menjelaskan bahwa kerangka yang mendasari pengambilan keputusan individu adalah moral, dalam konteks dilema etika. Tujuan teori ini adalah memahami proses penalaran kognitif seorang individu dalam mengatasi dilema etika, bukan untuk menilai benar atau salah. Menurut Kohlberg (1973) bahwa tingkatan moral merupakan struktur pertimbangan moral atau penalaran moral. Sehingga penalaran moral pada tingkatan yang tinggi dapat dilihat dari penekanan universalitas yang sesuai dengan nilai yang mendukung perilaku lingkungan yaitu nilai universal (Schultz & Zelezny, 1999 dikutip oleh Afdal, 2011). Oleh karena itu, berdasarkan uraian di atas maka penting kiranya dijelaskan lebih lanjut mengenai peran penting penalaran moral pada akuntabilitas lingkungan. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam artikel ini adalah masih lemahnya dukungan terhadap akuntabilitas lingkungan. Hal ini dibuktikan dengan beberapa penelitian bahwa masih banyak sekali perusahaan-perusahaan yang gagal dalam pengelolaan

4 lingkungan, dan ini menunjukkan lemahnya jumlah dukungan terhadap pengelolaan lingkungan termasuk akuntabilitas lingkungan. Disamping itu, pemerintah juga masih lemah dalam mendukung akuntabilitas lingkungan, dan ini diindikasikan berkaitan dengan perkembangan moral dari pemangku kepentingan dan pembisnis. Dalam tingkatan perkembangan moral, para pemangku kepentingan dan pembisnis belum mendukung sepenuhnya pada akuntabilitas lingkungan. Dari uraian rumusan masalah tersebut maka pertanyaan dalam artikel ini adalah bagaimana peran penalaran moral pada akuntabilitas lingkungan? C. Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk menguraikan ataupun membahas mengenai peran penalaran moral pada akuntabilitas lingkungan. TINJAUAN PUSTAKA A. Akuntabilitas Lingkungan Praktik akuntansi adalah sebagai pioner dalam mewujudkan akuntabilitas. Sekarang ini telah dilaporkan tidak lebih dari sekedar akun simpulan dari aktivitas ekonomi entitas pelaporan. Laporan keuangan disusun atas basis ekonomi dan nilai uang. Akun laba atau rugi sebagai laporan kinerja menyediakan gambaran laba atau rugi keuangan yang dihasilkan oleh entitas. Necara sebagai laporan posisi keuangan menyediakan simpulan posisi keuangan entitas pada akhir periode akuntansi. Kedua laporan tersebut belum mampu merefleksikan aktivitas entitas secara menyeluruh, mungkin memang tidak akan mampu. Namun demikian, akuntansi harus selalu berkembang hingga mampu menangkap dimensi gambar entitas yang lebih menyeluruh, dalam studi ini terfokus pada aspek lingkungan. Sehingga pengambil keputusan, dan seluruh pemangku kepentingan terwadahi semua dan memiliki dasar yang lebih menyeluruh dalam mengambil keputusan. Akuntabilitas lingkungan, sebagaimana telah dijelaskan di atas, merupakan salah satu cara untuk mengurangi kerusakan lingkungan yang harus didorong

5 perwujudannya. Perwujudannya ini diharapkan terwadahi oleh akuntansi, namun kenyataannya akuntansi konvensional belum mampu memikul harapan tersebut. Akuntansi konvensional dapat berkontribusi, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menciptakan atau menghambat kerusakan lingkungan (Mauders dan Burritt, 1991). Melihat kecenderungannya sekarang, akuntansi konvensional lebih dekat pada kontribusi negatif. Namun demikian, sumber utama permasalahan ini menurut Maunder dan Burrit adalah berasal dari faktor sosiokultural termasuk antroposentrisme, egoisme dan ideologi yang mendorong perilaku yang menginginkan pertumbuhan ekonomi, efisiensi dan kepemilikan pribadi. Akuntabilitas lingkungan menjadi tanggung jawab semua pemangku kepentingan, eksekutif bisnis, pemerintah, masyarakat, profesi akuntansi termasuk mahasiswa akuntansi. Namun masih menjadi pertanyaan, pada tingkat apa atau pemangku kepentingan yang seperti apa yang mendorong hal tersebut. B. Penalaran Moral Teori perkembangan moral menjelaskan bahwa kerangka yang mendasari pengambilan keputusan individu adalah moral, dalam konteks dilema etika. Tujuan teori ini adalah memahami proses penalaran kognitif seorang individu dalam mengatasi dilema etika, bukan untuk menilai benar atau salah. Kohlberg (1973) bermaksud untuk menemukan secara empiris bagaimana orang-orang memperoleh moralitasnya dan diyakini cara terbaik melakukannya adalah dengan menguji bagaimana orang-orang mengatasi masalahnya. Oleh karena itu, Kohlberg memberikan cerita kepada orang-orang yang memiliki umur berbeda dan budaya yang menempatkan seseorang dalam posisi serta situasi tertentu yang dikonfrontasikan dengan masalah moral standar tertentu. Kohlberg kemudian menanyai orang-orang ini bagaimana mereka akan mengatasi masalah ini dengan dan memberikan alasan atas solusinya. Temuannya yang paling mengejutkan adalah bahwa untuk mengatasi masalah-masalah yang disajikan, orang-orang menggunakan tiga pola, metode atau sistem yang jelas yang disebutnya sebagai struktur, tiap struktur dapat dibagi ke dalam dua sub struktur yang berbeda dan ketiga (keenam) struktur ini dapat dikarakterisasi sebagai tiga tingkat ( level) atau

6 enam tahap ( stages), yang dapat disamakan dengan tiga tingkat (enam tahap) perkembangan kedewasaan moral individu atau masyarakat. Tingkat pertama prakonvensional (pre-conventional) terdiri dari dua tahap, yaitu: (1) orientasi hukuman dan ketaatan ( the punishment and obedience orientation) dan (2) pandangan individualistik ( the intrumental- relativist orientation). Tingkat kedua, konvensional ( conventional) terdiri dari dua tahap juga, yaitu: (3) orientasi kesesuaian interpersonal ( the interpersonal concordance or good boy or nice girl orientation). Tingkat ketiga, pascakonvensional (posyconventional) terdiri dari dua tahap pula, yaitu: (5) orientasi kontraksosial dan ligalistik ( the social-contrac, legalistic orientation) (6) orientasi prinsip etis universal (the universal ethical principle orientation). Kohlberg (197 3) menjelaskan bahwa tingkatan moral merupakan struktul pertimbangan moral atau penalaran moral. Penalaran moral pada tingkatan yang tinggi dapat dilihat menekankan pada universitas sesuai dengan mendukung perilaku lingkungan yaitu nilai universal (Schultz & Zelezny, 1999). PEMBAHASAN Peran Penalaran Moral Pada Akuntabilitas Lingkungan Banyak penelitian yang telah menguji sikap terhadap isu lingkungan namun masih kurang penelitian yang menguji determinan sikap para pemangku kepentingan (stakeholder) terhadap isu lingkungan (Shafer, 2006). Kilboume et al. (2002) berargumen bahwa Dominant Social Paradigm (DSP) memainkan peranan penting dalam menentukan keyakinan dan sikap terhadap isu lingkungan. Shafer (2006) menambahkan juga bahwa NEP bisa pula menjelaskan akuntabilitas lingkungan. Penelitian lain yang berusaha memahami faktor yang mendorong pertanggungjawaban terhadap lingkungan berfokus pada tingkatan insititusi, seperti industri (Aragon -Correa dan Sharma, 2003), legitimasi (Deegan, Rankin, dan Tobin, 2002; Wilmshurst dan Frost, 2000) pemangku kepentingan, dan tekanan peraturan (Robert, 1992; Buysse dan Verbeke, 2003; Henriques, Irene dan Sadossky, 1999; Murillo-Luna et al., 2008), institusi lingkungan (Hoffman, 1999; Liu et al., 2010), dan aktivitas terkait strategi (Aragon-Correa, 1998). Penelitian-

7 penelitian tersebut memperluas pemahaman kita pada aspek-aspek yang berhubungan dengan isu lingkungan berkaitan dengan hubungan antara manusia. Ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Bansal dan Gao (2006) bahwa kebanyakan penelitian menekankan pada teori berdasarkan ekonomika dan sosiologi sementara pendekatan psikologi masih jarang sehingga penelitian pada tingkatan individu masih jarang. Pada tingkatan individu, Rothman (1976) menunjukkan bahwa perilaku seseorang bergantung pada perkembangan penalaran moral yang dimilikinya. Rothman menunjukkan adanya perbedaan perilaku yang dipilih pada dua tingkatan perkembangan moral yang berbeda. Apabila dikaitkan dengan isu lingkungan, Schultz dan Zelezny (1999) dan Schultz et al, (2005) memiliki penjelasan bahwa penalaran moral yang tinggi berorientasi pada nilai universal dan keadilan sosial. (Kohlberg, 1973) mengemukakan bahwa penalaran moral memiliki hubungan positif dengan keprihatinan lingkungan dan perilaku lingkungan. Selain itu, Karpiak dan Baril (2008) juga menunjukkan adanya hubungan negatif penalaran moral yang tinggi dengan sikap apatis terhadap isu lingkungan. Akuntabilitas lingkungan sebagai manifestasi kepribadian dan perilaku lingkungan juga memiliki kesesuaian dengan karakteristik penalaran moral yang tinggi. Akuntabilitas lingkungan menunjukkan bentuk tanggung jawab terhadap aspek lebih luas, lebih universal dan bukti bahwa tindakannya tidak asosial. Sehingga dukungan akuntabilitas lingkungan akan semakin tinggi pada individu yang memiliki penalaran moral yang tinggi. Selain alasan tersebut, akuntabilitas yang sifatnya sukarela, tanpa adanya regulasi dari pemegang otoritas, akan tetap terdukung karena penalaran moral yang tinggi tidak mendasarkan prinsip dan nilai moral pada aturan yang berlaku tapi jauh melebihi aturan (Afdal, 2011). Berdasarkan pembahasan di atas dapat dijelaskan bahwa penalaran moral memiliki peran penting pada akuntabilitas lingkungan. Semakin penalaran moral tinggi maka semakin bisa mendukung akuntabilitas lingkungan.

8 KESIMPULAN Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di atas dapat disimpulkan bahwa penalaran moral memiliki peran penting pada akuntabilitas lingkungan. Hal ini dapat dijelaskan bahwa penalaran moral mampu menjadi determinan terhadap dukungan pada akuntabilitas lingkungan. Panalaran moral pada tingkat tinggi akan menekankan prinsip universal dan keadilan sosial yang memiliki kesesuaian dengan nilai-nilai yang mendasari akuntabilitas lingkungan. Sebagai faktor internal individu, prinsip yang dijunjung oleh penalaran moral yang tinggi akan mendorong individu tersebut dalam mendukung akuntabilitas lingkungan. Hubungan teoritis tersebut juga didukung oleh penelitian-penelitian para ahli bahwa terdapat hubungan antara penalaran moral terhadap dukungan akuntabilitas lingkungan. DAFTAR PUSTAKA Aragon-Carrea, J.A., Strategic Proactivity and Firm approach to the Natural Environment. Academy of Management Journal. 41 : Aragon-Correa, J.A, Sharma, S, A Contingent Resource-Based View of Proactive Corporation Environmental Strategy. Academy of Management Review, 28: Bansal, P., Gao, J., Building the Future by Looking to the Past: Examining Research Published on Organizations and Environment. Organization & Environment, 19: Blackman, Allen, Shakeb Afsah dan Damayanti Ratunanda How Do Public Disclosure Pollution Control Programs Work? Evidence from Indonesia. Human Ecology Review, 11 No. 3. Buysse, dan K. Verbeke, A., Proactivi Environmental Strategies; a Stakeholder Management Perspective. Strategic Management Journal, 24: Deegan, Craig dan Ben Gordon A Study of the Environment Disclosure Practices of Australian Corporation. Accounting and Business Research, 26 No. 3:

9 Deegan, Craig dan Michaela Rankin Do Australian Companies Report Environmental News Objectively? An Analysis of Environmental Disclosures by Firms Prosecuted Successfully by the Environmental Protection Authority. Accounting, Auditing & Accountability Journal, 9 No. 2: Deegan, Craig, Michaela Rankin dan John Tobin, An Examination of the Corporate Social and Environmental Disclosure of BHP from : A Test of Legitimacy Theory. Accounting, Auditing & Accountability Journal, 15 No. 3: Gadene, David dan Jonathan LAdewig, The Influence of Australian Environmental Protection Authority Prosecutions on Corporate Environmental Disclosures. Journal of Environmental Assesment Policy and Management, 9 No. 3: Jimenez, Irene Criado et al Compliance UIT Mandatory Environmental Reporting in Financing Statement: The Case of Spain ( ). Journal of Business Ethics, 79: Henriques, L., dan Sadorsky, P., The Relationship Between Environmental Commitment and Managerial Perceptions of Stakeholder Importance. Academy of Management Journal, 42: Hoffman, A.J., Institutional Evolution and Change: Environmental and the U.S. Chemical Industry. Academy of Management Journal, 42: Karpiak. Christie P. dan Galen L. Baril Moral Reasoning and Concerní for the Environmental. Journal of Environmental Psychology, 28: Kilbourne, William E., Suzanne C. Beckman, dan Eva Thelenc, The Role of the Dominant Social Paradign ub Environmental Attitudes A Multinational Examination. Journal of Business Research, 55: Kohlberg, Lawrence The Claim to Moral Adequacy of a Highest Stage of Moral Judgment. The Journal of Philosophy, 70 No. 18. Liu, X., et al., An Empirical Study on the Driving Mechanism of Proactive Corporate Environmental Management in China. Journal of Environmental Management, 91: Maunders, K., T, and R. L. Burritt: 199. Accounting and Ecological Response Crisis. Accounting Auditing and Accountability Journal, 4: 9-24.

10 Murillo-Luna, et al., Why do Patterns of Environmental Respons Differ? A Stakeholder Pressure Approach. Strategic Management Journal, 29: Powers, N., Blackman, A., Lyon, T. P., & Narain, U Does Disclosure Reduce Pollution? Evidence From India s Green Rating Project. Environmental and Resource Economics, 50 (1): Roberts, Robin W Determinants of Corporate Social Responsibility Disclosure: An Aplication of Stakeholder Theory. Accounting Organizations and Society, 17 No 6: Rothman, Golda R The Influence of Moral Reasoning on Behavioral Choices. Child Development, 47, No. 2: Shafer, William E., Social Paradigms and Attitudes Towar Environmental Accountability. Journal of Business Ethics, 65: Schultz, P. Wesley et al., Values and Their Relationship to Environmental Concern and Conservation Behavior. Journal of Cross-Cultural Psychology, 36: 457. Schultz, P.Wesley dan Lynnette Zelezny Values as Predictors of Environmental Attitudes: Evidence for Consistencyacross 14 Countries. Journal of Environmental Psychology, 19: Wilmshurst, Trevor D. dan Geoffrey R. Frost Corporate Environmental Reporting A Test of Legitimacy Theory. Accounting Auditing & Accountability Journal, 13 No. 1:

PENGARUH PENALARAN MORAL DAN SIKAP LINGKUNGAN TERHADAP AKUNTABILITAS LINGKUNGAN. AFDAL Universitas Fajar Makassar

PENGARUH PENALARAN MORAL DAN SIKAP LINGKUNGAN TERHADAP AKUNTABILITAS LINGKUNGAN. AFDAL Universitas Fajar Makassar PENGARUH PENALARAN MORAL DAN SIKAP LINGKUNGAN TERHADAP AKUNTABILITAS LINGKUNGAN AFDAL Universitas Fajar Makassar Abstract Support for environmental accountability is still lack whereas it is one of the

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. mempengaruhi arus kas, hal tersebut dikarenakan dalam pengungkapan CSR

BAB V PENUTUP. mempengaruhi arus kas, hal tersebut dikarenakan dalam pengungkapan CSR BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Hasil pengujian yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa pada pengujian pertama pengaruh corporate social responsibility (CSR) disclosure terhadap kinerja finansial tidak

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Crowther, D Corporate Social Responsibility. Guler Aras & Ventus Publishing ApS

DAFTAR PUSTAKA. Crowther, D Corporate Social Responsibility. Guler Aras & Ventus Publishing ApS DAFTAR PUSTAKA Adams, C.A. 2002. Internal Organisational Factors Influencing Corporate Social and Ethical Reporting Beyond Current Theorizing. Accounting, Auditing and Accountability Journal. Vol 15. No.

Lebih terperinci

EVOLUSI DALAM WACANA ORGANISASI DAN LINGKUNGAN: SUATU TINJAUAN KRITIS

EVOLUSI DALAM WACANA ORGANISASI DAN LINGKUNGAN: SUATU TINJAUAN KRITIS EVOLUSI DALAM WACANA ORGANISASI DAN LINGKUNGAN: SUATU TINJAUAN KRITIS Oleh: Melya Octavina 1 ABSTARCT Most of organization and environment (O&E) researchs have be aimed to environment, and there are many

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan pertumbuhan ekonomi di suatu Negara dapat memberikan dampak

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan pertumbuhan ekonomi di suatu Negara dapat memberikan dampak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan pertumbuhan ekonomi di suatu Negara dapat memberikan dampak positif dan negatif bagi Negara tersebut. Salah satu dampak positif dari pekembangan

Lebih terperinci

MEMAHAMI PERKEMBANGAN NILAI MORAL KEAGAMAAN PADA ANAK

MEMAHAMI PERKEMBANGAN NILAI MORAL KEAGAMAAN PADA ANAK Artikel MEMAHAMI PERKEMBANGAN NILAI MORAL KEAGAMAAN PADA ANAK Oleh: Drs. Mardiya Masalah moral dan agama merupakan salah satu aspek penting yang perlu di tumbuh kembangkan dalam diri anak. Berhasil tidaknya

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pengujian mengenai pengaruh profitabilitas dan leverage terhadap pengungkapan TJS pada perusahaan manufaktur yang terdaftar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikontrol dan diupayakan cara yang tepat untuk mengatasinya.

BAB I PENDAHULUAN. dikontrol dan diupayakan cara yang tepat untuk mengatasinya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini, kesadaran suatu perusahaan dalam mengungkapkan tanggung jawab sosial sudah semakin membaik. Keberadaan suatu perusahaan tidak terlepas dari lingkungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Legitimasi Teori legitimasi dapat didefinisikan sebgai sebuah kondisi dan merupakan hasil akhir dari sebuah proses legitimasi. Legitimasi organisasi dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan-perusahaan pada masa kini mengalami pergeseran paradigma. Perusahaan tidak satu-satunya mempunyai tujuan utama dalam menghasilkan laba, namun perusahaan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Al-Tuwajiri, Sulaiman A., Theodore E. Christensen dan K.E. Hughes II (2003).

DAFTAR PUSTAKA. Al-Tuwajiri, Sulaiman A., Theodore E. Christensen dan K.E. Hughes II (2003). DAFTAR PUSTAKA Al-Tuwajiri, Sulaiman A., Theodore E. Christensen dan K.E. Hughes II (2003). The Relations Among Environmental Disclosure, Environmental Performance, and Economic Performance: A Simultaneous

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai pengaruh karakteristik komite audit terhadap pengungkapan sukarela pada perusahaan manufaktur yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Guthrie dan Mathews (1985), kemajuan teknologi serta perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Guthrie dan Mathews (1985), kemajuan teknologi serta perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut Guthrie dan Mathews (1985), kemajuan teknologi serta perubahan sosial ekonomi yang semakin pesat mengakibatkan adanya revolusi perubahan bagi dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan dampak yang serius. Perusahaan yang berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan dampak yang serius. Perusahaan yang berusaha untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsep perusahaan tentang maksimalisasi laba telah dilakukan sejak dahulu hingga sekarang. Konsep maksimalisasi laba untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya skandal keuangan yang dilakukan oleh pihak-pihak internal

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya skandal keuangan yang dilakukan oleh pihak-pihak internal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyaknya skandal keuangan yang dilakukan oleh pihak-pihak internal perusahaan mengindikasikan pentingnya pengajaran etika bisnis kepada para mahasiswa fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara investor dengan perusahaan yang dilakukan melalui perdagangan instrumen

BAB I PENDAHULUAN. antara investor dengan perusahaan yang dilakukan melalui perdagangan instrumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar modal saat ini telah meningkat dengan sangat pesat. Bisnis investasi akan menjadi semakin kompleks dan diikuti dengan tingkat persaingan yang semakin

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Brooks (2007) menyatakan bahwa etika merupakan cabang dari filsafat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Brooks (2007) menyatakan bahwa etika merupakan cabang dari filsafat 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Etika Brooks (2007) menyatakan bahwa etika merupakan cabang dari filsafat yang menyelidiki penilaian normatif tentang apakah suatu perilaku sudah

Lebih terperinci

Global Reporting Initiatives. (2016). Sustainability Reporting Guidelines. Retrieved May 1, 2016, from https://www.globalreporting.

Global Reporting Initiatives. (2016). Sustainability Reporting Guidelines. Retrieved May 1, 2016, from https://www.globalreporting. REFERENCES Adam, C.A., Hill, W.Y., & Roberts, C.B. (1998). Corporate social reporting practices in Western Europe. England: British Accounting Review. Alnajjar, F. K. (2000). Determinants of social responsibility

Lebih terperinci

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN PUBLIK TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA PERUSAHAAN - PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN PUBLIK TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA PERUSAHAAN - PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN PUBLIK TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA PERUSAHAAN - PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa teori yang dapat menjelaskan pengaruh green accunting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa teori yang dapat menjelaskan pengaruh green accunting BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Terdapat beberapa teori yang dapat menjelaskan pengaruh green accunting terhadap profitabilitas. Diantaranya adalah legitimacy theory (teori legitimasi), stakeholder

Lebih terperinci

6. Variabel moralitas manajemen tidak memiliki pengaruh positif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi.

6. Variabel moralitas manajemen tidak memiliki pengaruh positif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan, maka dapat dihasilkan simpulan sebagai berikut : 1. Pada hasil pengujian koefisien determinasi (R 2 ) yang menyatakan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa environmental disclosure tidak terbukti berpengaruh signifikan terhadap economic

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Corporate Social Responsibility merupakan komitmen perusahaan secara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Corporate Social Responsibility merupakan komitmen perusahaan secara 86 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan istilah Corporate Social Responsibility merupakan komitmen perusahaan secara berkesinambungan untuk memberikan

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pelaksanaan Akuntansi Lingkungan (Studi pada KLH/BLH, Dinkeb, dan PDAM Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah)

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pelaksanaan Akuntansi Lingkungan (Studi pada KLH/BLH, Dinkeb, dan PDAM Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah) DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 1 http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pelaksanaan Akuntansi Lingkungan (Studi pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya jaman membuat berbagai macam perubahan yang dapat dirasakan oleh setiap orang. Perubahan yang saat ini dapat dirasakan adalah perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sebesar-besarnya. Tujuan perusahaan yang kedua adalah ingin

BAB I PENDAHULUAN. yang sebesar-besarnya. Tujuan perusahaan yang kedua adalah ingin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Ada beberapa hal yang mengemukakan tentang tujuan pendirian suatu perusahaan. Tujuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. profesional. Hal tersebut disebabkan karena akuntan publik laki-laki dan

BAB V PENUTUP. profesional. Hal tersebut disebabkan karena akuntan publik laki-laki dan BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang didapat dari hasil pengujian hipotesis menggunakan independent sample t-test menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan persepsi akuntan publik baik laki-laki maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia, maka seharusnya dalam menjalankan segala aktivitas kehidupan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. dunia, maka seharusnya dalam menjalankan segala aktivitas kehidupan sesuai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk muslim terbesar di dunia, maka seharusnya dalam menjalankan segala aktivitas kehidupan sesuai dengan aturan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai 18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya, laporan keuangan digunakan sebagai salah satu sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai kinerja perusahaan, dan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa: 1. Intensitas Moral Akuntan Internal berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian

Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian Konseptualisasi CSR Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Indah Widowati, MP. Eko Murdiyanto, SP., M.Si. Pertemuan-1 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS UPN

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Fahmi, Irham dan Y.L Hadi Teori Portofolio dan Analisis Investasi (Teori dan Soal Jawab). Alfabeta. Bandung.

DAFTAR PUSTAKA. Fahmi, Irham dan Y.L Hadi Teori Portofolio dan Analisis Investasi (Teori dan Soal Jawab). Alfabeta. Bandung. DAFTAR PUSTAKA Anggraini, Fr. R. R. 2006. Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup (Purnawan, 1996). Dampak pencemaran lingkungan oleh limbah industri

BAB I PENDAHULUAN. hidup (Purnawan, 1996). Dampak pencemaran lingkungan oleh limbah industri PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan lingkungan hidup (pencemaran, polusi, limbah, dll) sampai saat ini menjadi isu global yang sering diperdebatkan (Mulyanto, A. H., 2002).

Lebih terperinci

Pengantar Bisnis. Etika Bisnis dan Faktor yang Mempengaruhi Tanggung Jawab Sosial. Amir Abdat, SE, MM. Modul ke: 03Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Pengantar Bisnis. Etika Bisnis dan Faktor yang Mempengaruhi Tanggung Jawab Sosial. Amir Abdat, SE, MM. Modul ke: 03Fakultas Ekonomi dan Bisnis Modul ke: 03Fakultas Fatmah Ekonomi dan Bisnis Pengantar Bisnis Etika Bisnis dan Faktor yang Mempengaruhi Tanggung Jawab Sosial Amir Abdat, SE, MM Program Studi S1 Akuntansi www.mercubuana.ac.id Etika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal inilah yang mendorong perubahan paradigma para pemegang saham dan

BAB I PENDAHULUAN. Hal inilah yang mendorong perubahan paradigma para pemegang saham dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era yang sekarang ini, sektor bisnis di Indonesia mulai berkembang. Tentu saja kebanyakan dari mereka masih memfokuskan tujuan utamanya pada pencarian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahan dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER) merupakan salah satu program Kementerian Lingkungan Hidup yang berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat mengenai proses produksi yang ramah lingkungan yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat mengenai proses produksi yang ramah lingkungan yang bertujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Selama beberapa tahun ini, perhatian dunia mengenai lingkungan hidup semakin menarik perhatian banyak orang. Setiap aktivitas perusahaan yang mengarah ke pencemaran

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis, pengujian hipotesis dan pembahasan, maka simpulan yang dapat dijelaskan dalam penelitian ini adalah komitmen profesi terbukti

Lebih terperinci

PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DALAM LAPORAN TAHUNAN

PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DALAM LAPORAN TAHUNAN PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DALAM LAPORAN TAHUNAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Stakeholder Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Pensinyalan (Signalling Theory) Jama an (2008), mengungkapkan Signalling Theory menjelaskan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Signaling theory merupakan sinyal-sinyal informasi yang dibutuhkan oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Signaling theory merupakan sinyal-sinyal informasi yang dibutuhkan oleh BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Signaling Theory Signaling theory merupakan sinyal-sinyal informasi yang dibutuhkan oleh investor untuk mepertimbangkan

Lebih terperinci

Corporate Social Responsibility PPMJ

Corporate Social Responsibility PPMJ Corporate Social Responsibility PPMJ Latar Belakang Rangkaian Tragedi Lingkungan dan Kemanusiaan : Minamata (Jepang), Bhopal (India), Chernobhyl (Uni soviet), Shell (Nigeria), Grasberg (Indonesia), Ok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengatasi kerusakan lingkungan. Di antaranya konsumen, stakeholder,

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengatasi kerusakan lingkungan. Di antaranya konsumen, stakeholder, 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan di Indonesia kini semakin parah. Ini merupakan dampak dari pengelolaan lingkungan yang tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Kurangnya

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah sebuah elemen yang menjadi bagian dari masyarakat serta lingkungan sekitarnya. Dalam hal ini perusahaan dalam hal mengembangkan bisnisnya harus

Lebih terperinci

Jurnal Analisis, Desember 2013, Vol. 2 No. 2 : ISSN X PENGARUH ORIENTASI ETIKA DAN PENGALAMAN AKUNTAN TERHADAP MANAJEMEN LABA

Jurnal Analisis, Desember 2013, Vol. 2 No. 2 : ISSN X PENGARUH ORIENTASI ETIKA DAN PENGALAMAN AKUNTAN TERHADAP MANAJEMEN LABA Jurnal Analisis, Desember 2013, Vol. 2 No. 2 : 177 182 ISSN 2303-100X PENGARUH ORIENTASI ETIKA DAN PENGALAMAN AKUNTAN TERHADAP MANAJEMEN LABA The Influence of Orientation of Ethics and Experience of Accountants

Lebih terperinci

Pemodelan Proses Penyusunan Laporan Keberlanjutan pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

Pemodelan Proses Penyusunan Laporan Keberlanjutan pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Available online http://journal.feb.unmul.ac.id/index.php//issue/view/78 Pemodelan Proses Penyusunan Laporan Keberlanjutan pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Putu Sukma Kurniawan Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

N, 2015 PENGARUH PENGUNGKAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN

N, 2015 PENGARUH PENGUNGKAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia sebagai makhluk sosial haruslah berinteraksi dengan manusia lain maupun dengan alam. Dan juga dengan semakin berkembangnya kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak memberikan kontribusi positif kepada aspek sosial dan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak memberikan kontribusi positif kepada aspek sosial dan lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kajian mengenai corporate social responsibility yang selanjutnya bisa disingkat CSR semakin berkembang pesat seiring banyak fakta yang terjadi dimana perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Isu tanggungjawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility)

BAB I PENDAHULUAN. Isu tanggungjawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu tanggungjawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) sudah lama muncul di berbagai negara, hal ini terlihat dari praktik pengungkapan corporate social

Lebih terperinci

Pengaruh Kepemilikan Manajemen Dan Ukuran Dewan Komisaris Perusahaan terhadap Pengungkapan Tanggungjawab Sosial

Pengaruh Kepemilikan Manajemen Dan Ukuran Dewan Komisaris Perusahaan terhadap Pengungkapan Tanggungjawab Sosial Jurnal Aplikasi Manajemen, Ekonomi dan Bisnis Vol. 1, No.2, April 2017 ISSN 2541-1438; E-ISSN 2550-0783 Published by STIM Lasharan Jaya Pengaruh Kepemilikan Manajemen Dan Ukuran Dewan Komisaris Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. radiasi inframerah (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika).

BAB I PENDAHULUAN. radiasi inframerah (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemanasan global dan perubahan iklim secara drastis yang terjadi kurun beberapa waktu ini, terjadi karena beberapa faktor, salah satu yang menjadi faktornya

Lebih terperinci

PENGARUH ORIENTASI ETIKA DAN PENGALAMAN AKUNTAN TERHADAP MANAJEMEN LABA

PENGARUH ORIENTASI ETIKA DAN PENGALAMAN AKUNTAN TERHADAP MANAJEMEN LABA PENGARUH ORIENTASI ETIKA DAN PENGALAMAN AKUNTAN TERHADAP MANAJEMEN LABA THE INFLUENCE OF ORIENTATION OF ETHICS AND EXPERIENCE OF ACCOUNTANTS TO THE MANAGEMENT OF INCOME Kamaruddin¹, Abd Hamid², Tawakkal²

Lebih terperinci

BUSINESS ETHIC AND GOOD GOVERNANCE

BUSINESS ETHIC AND GOOD GOVERNANCE Modul ke: BUSINESS ETHIC AND GOOD GOVERNANCE Fakultas Pascasarjana Ethical Decision Making: Personal and Profesional Contexts (PERKULIAHAN) Dr. Anik Tri Suwarni, MM. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini, akuntansi konvensional hanya menyediakan informasi bagi

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini, akuntansi konvensional hanya menyediakan informasi bagi BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Selama ini, akuntansi konvensional hanya menyediakan informasi bagi pemilik modal saja (investor dan kreditor). Sementara, pihak-pihak lain yang juga membutuhkan informasi

Lebih terperinci

Selamat membaca, mempelajari dan memahami materi Rentang Perkembangan Manusia II

Selamat membaca, mempelajari dan memahami materi Rentang Perkembangan Manusia II Selamat membaca, mempelajari dan memahami materi Rentang Perkembangan Manusia II PERKEMBANGAN MORAL PADA REMAJA oleh: Triana Noor Edwina D.S, M.Si Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh secara berkelanjutan. Keberlanjutan perusahaan (corporate sustainability) akan terjamin

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRAKTEK PENGUNGKAPAN SOSIAL DAN LINGKUNGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR GO PUBLIK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRAKTEK PENGUNGKAPAN SOSIAL DAN LINGKUNGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR GO PUBLIK FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRAKTEK PENGUNGKAPAN SOSIAL DAN LINGKUNGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR GO PUBLIK TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat Memperoleh derajat S-2 Magister Sains Akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengemuka di dunia perusahaan multinasional. Corporate Social

BAB I PENDAHULUAN. mengemuka di dunia perusahaan multinasional. Corporate Social 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Corporate Social Responsibility (CSR), merupakan wacana yang sedang mengemuka di dunia perusahaan multinasional. Corporate Social Responsibility (CSR) ini

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Deegan, C. (2004). Financial Accounting Theory. McGrow-Hill. Book Company. Sidney.

DAFTAR PUSTAKA. Deegan, C. (2004). Financial Accounting Theory. McGrow-Hill. Book Company. Sidney. DAFTAR PUSTAKA Bontis, N. (1998). Intellectual capital: an exploratory study that develops measures and models. Management Decision, Vol. 36 No. 2, pp. 63-76. Bontis et al. (2000). Intellectual Capital

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang dituntut untuk memberikan dampak positif keuntungan perusahaannya

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang dituntut untuk memberikan dampak positif keuntungan perusahaannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seperti yang kita telah ketahui bahwa sekarang ini banyak perusahaan atau lembaga yang dituntut untuk memberikan dampak positif keuntungan perusahaannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan salah satu pelaku ekonomi yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan salah satu pelaku ekonomi yang mempunyai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan salah satu pelaku ekonomi yang mempunyai pengaruh besar terhadap roda perekonomian. Dalam dunia bisnis suatu badan usaha dapat berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. relevan dalam konteks ekonomi saat ini (Garzella & Fiorentino, 2014). Mardikanto (2014:83)

BAB I PENDAHULUAN. relevan dalam konteks ekonomi saat ini (Garzella & Fiorentino, 2014). Mardikanto (2014:83) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelestarian lingkungan dan tanggung jawab sosial perusahaan menjadi isu yang semakin relevan dalam konteks ekonomi saat ini (Garzella & Fiorentino, 2014). Mardikanto

Lebih terperinci

Teori Teori dalam Pengungkapan Informasi Corporate Social Responbility Perbankan. Abstrak. Kata kunci : teori agensi, stakeholder, legitimasi, sinyal

Teori Teori dalam Pengungkapan Informasi Corporate Social Responbility Perbankan. Abstrak. Kata kunci : teori agensi, stakeholder, legitimasi, sinyal Teori Teori dalam Pengungkapan Informasi Corporate Social Responbility Perbankan Oleh: Sri Rokhlinasari Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Syekh Nurjati Cirebon e-mail : srirokh@yahoo.co.id Abstrak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Signal Theory Teori sinyal atau signal theory menjelaskan mengenai bagaimana manajemen mampu memberikan sinyal-sinyal keberhasilan atau kegagalan yang akan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Kebijakan social dan kinerja lingkungan secara simultan mempunyai

BAB V PENUTUP. dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Kebijakan social dan kinerja lingkungan secara simultan mempunyai BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Kebijakan social dan kinerja lingkungan secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)

Lebih terperinci

SELAMAT MEMBACA, MEMPELAJARI DAN MEMAHAMI MATERI ELEARNING RENTANG PERKEMBANGAN MANUSIA I

SELAMAT MEMBACA, MEMPELAJARI DAN MEMAHAMI MATERI ELEARNING RENTANG PERKEMBANGAN MANUSIA I SELAMAT MEMBACA, MEMPELAJARI DAN MEMAHAMI MATERI ELEARNING RENTANG PERKEMBANGAN MANUSIA I PERKEMBANGAN MORAL PADA MASA ANAK oleh: Triana Noor Edwina D.S Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep pendirian korporasi modern sebagai suatu entitas legal dapat dilihat dari adanya pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan. Menurut Lukviarman (2016, p.23)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Banyak masalah yang terjadi pada berbagai kasus bisnis yang ada saat ini melibatkan profesi akuntan. Sorotan yang diberikan kepada

I. PENDAHULUAN Banyak masalah yang terjadi pada berbagai kasus bisnis yang ada saat ini melibatkan profesi akuntan. Sorotan yang diberikan kepada I. PENDAHULUAN Banyak masalah yang terjadi pada berbagai kasus bisnis yang ada saat ini melibatkan profesi akuntan. Sorotan yang diberikan kepada profesi ini disebabkan oleh berbagai faktor di antaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan

BAB I PENDAHULUAN. kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam akuntansi konvensional, pusat perhatian perusahaan hanya terbatas kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan kontribusinya bagi perusahaan,

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Hasil pengujian data empiris membuktikan bahwa dari sembilan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, enam hipotesis dapat diterima atau terpenuhi. Beberapa simpulan

Lebih terperinci

Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian

Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian Paradigma dalam CSR Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Indah Widowati, MP. Eko Murdiyanto, SP., M.Si. Pertemuan-7 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS UPN

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN GREEN BUSINESS TERHADAP KINERJA UKM DI KOTA TARAKAN

ANALISIS PENERAPAN GREEN BUSINESS TERHADAP KINERJA UKM DI KOTA TARAKAN ANALISIS PENERAPAN GREEN BUSINESS TERHADAP KINERJA UKM DI KOTA TARAKAN Sulistya Rini Pratiwi 1), Ariani 2) 1)2) Fakultas Ekonomi Universitas Borneo Tarakan Email: 1) miss.rainy@ymail.com Abstraksi: Isu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, banyak sekali perbincangan mengenai masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, banyak sekali perbincangan mengenai masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi ini, banyak sekali perbincangan mengenai masalah lingkungan. Perbincangan itu membahas masalah lingkungan yang terjadi akibat adanya Global Warming

Lebih terperinci

ANALISIS TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DAN AKUNTANSI SOSIAL (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY AND SOCIAL ACCOUNTING)

ANALISIS TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DAN AKUNTANSI SOSIAL (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY AND SOCIAL ACCOUNTING) ANALISIS TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DAN AKUNTANSI SOSIAL (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY AND SOCIAL ACCOUNTING) Studi Kasus Pada PT. JAMSOSTEK (Persero) Kantor Cabang Surakarta SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh corporate governance

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh corporate governance BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh corporate governance yang terdiri dari kepemilikan manajerial, komisaris independen, frekuensi pertemuan audit, serta komite

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk aktivitas tangggung jawab sosial perusahaan dengan cepat. 1

BAB I PENDAHULUAN. termasuk aktivitas tangggung jawab sosial perusahaan dengan cepat. 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi ditandai dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat dan informasi menjadi semakin mudah diakses. Dunia ekonomi semakin transparan. Era keterbukaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-csr) dimana perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-csr) dimana perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Maraknya isu kedermawanan sosial perusahaan belakangan ini mengalami perkembangan yang sangat pesat sejalan dengan berkembangnya konsep tanggung jawab sosial

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. tahunan perusahaan merupakan media komunikasi antara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. tahunan perusahaan merupakan media komunikasi antara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan tahunan perusahaan merupakan media komunikasi antara perusahaan dan masyarakat yang membutuhkan informasi keuangan dan perkembangan perusahaan. Bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi revolusi industri di Inggris (1760-1860), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih banyak digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian media. Namun, tentunya media tidak bisa meliput setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perhatian media. Namun, tentunya media tidak bisa meliput setiap perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media merupakan salah satu pemangku kepentingan dalam perusahaan. Keberadaan media tentu membawa dampak bagi perusahaan, baik yang bersifat positif maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan community empowerment developing program, community. based resources management, community based development

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan community empowerment developing program, community. based resources management, community based development BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Community development merupakan cikal bakal dari munculnya CSR. Community development (comdev) dengan berbagai istilah banyak dikenal dengan community empowerment developing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang sangat pesat. Saat ini terdapat perhatian

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang sangat pesat. Saat ini terdapat perhatian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi sektor publik Dalam waktu yang relatif singkat telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Saat ini terdapat perhatian yang lebih besar terhadap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan

Lebih terperinci

KONSEP TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DAN SOCIAL AND ENVIRONMENTAL ACCOUNTING SEBAGAI WUJUD IMPLEMENTASI ENTERPRISE THEORY

KONSEP TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DAN SOCIAL AND ENVIRONMENTAL ACCOUNTING SEBAGAI WUJUD IMPLEMENTASI ENTERPRISE THEORY KONSEP TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DAN SOCIAL AND ENVIRONMENTAL ACCOUNTING SEBAGAI WUJUD IMPLEMENTASI ENTERPRISE THEORY Putu Sukma Kurniawan Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. karena perusahaan lebih terstruktur dan adanya pengawasan serta monitoring

BAB 1 PENDAHULUAN. karena perusahaan lebih terstruktur dan adanya pengawasan serta monitoring BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada Era Globalisasi saat ini, negara-negara berkembang dituntut untuk menerapkan sistem yang baru dan lebih baik dalam pengelolaan bisnis yang berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan keunggulan kompetitif (competitive advantage) bisnisnya agar

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan keunggulan kompetitif (competitive advantage) bisnisnya agar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini tidak dapat dipungkiri bahwa globalisasi telah mempengaruhi beberapa aspek kehidupan manusia. Salah satu aspek yang paling signifikan perubahannya adalah

Lebih terperinci

KELOMPOK 2. Materi Pokok Pembahasan : Pengertian Stakeholders Etika Bisnis Pengertian Tanggungjawab Sosial Perusahaan Areal Tanggungjawab Sosial

KELOMPOK 2. Materi Pokok Pembahasan : Pengertian Stakeholders Etika Bisnis Pengertian Tanggungjawab Sosial Perusahaan Areal Tanggungjawab Sosial KELOMPOK 2 Materi Pokok Pembahasan : Pengertian Stakeholders Etika Bisnis Pengertian Tanggungjawab Sosial Perusahaan Areal Tanggungjawab Sosial PEMBAHASAN A. Stakeholders 1. Pengertian Stakeholders Stakeholders

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya tujuan utama investor meletakkan kekayaannya pada suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya tujuan utama investor meletakkan kekayaannya pada suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya tujuan utama investor meletakkan kekayaannya pada suatu instrumen investasi adalah untuk mendapatkan return yang maksimal. Oleh karena itu, investor harus

Lebih terperinci

ROAD MAP GOOD GOVERNANCE BPJS KETENAGAKERJAAN

ROAD MAP GOOD GOVERNANCE BPJS KETENAGAKERJAAN ROAD MAP GOOD GOVERNANCE BPJS KETENAGAKERJAAN ROAD MAP GOOD GOVERNANCE Visi: Menjadi Badan penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) berkelas dunia, terpercaya, bersahabat dan unggul dalam Operasional dan Pelayanan

Lebih terperinci

Modeling IT Ethics: A Study in Situational Ethics

Modeling IT Ethics: A Study in Situational Ethics Modeling IT Ethics: A Study in Situational Ethics MIS Quarterly, Maret 1998 Debasish Banerjee, Timothy Paul Cronan, Thomas W. Jones Kelompok 146: Jaka N. Indrawan (1202000591) Kata kunci: ethics, ethical

Lebih terperinci

BISNIS DAN MASYARAKAT (CSR)

BISNIS DAN MASYARAKAT (CSR) Modul ke: BISNIS DAN MASYARAKAT (CSR) EVOLUSI CSR Fakultas PASCASARJANA Hermiyetti, Dr. SE,MSI, CSRS,CSRA Program Studi MAK www.mercubuana.ac.id Pendahuluan The need EVOLUSI CSR How? CSR IN EVOLUTION?

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Profitabilitas, Komite Audit, dan Dewan Komisaris Independen berpengaruh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kesimpulan bahwa sistem corporate governance yang buruk dalam. menimpa negara-negara ASEAN. Praktik-praktik corporate governance

BAB 1 PENDAHULUAN. kesimpulan bahwa sistem corporate governance yang buruk dalam. menimpa negara-negara ASEAN. Praktik-praktik corporate governance BAB 1 A. Latar Belakang PENDAHULUAN Menurut laporan world bank dalam Sutedi (2012), pada tahun 1999 penyebab terjadinya krisis ekonomi di asia timur dikarenakan oleh kegagalan dalam penerapan corporate

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Alhabshi, S. (1994, April). Corporate Ethics in the Management of Corporations. The Malaysian Accountant,

DAFTAR PUSTAKA. Alhabshi, S. (1994, April). Corporate Ethics in the Management of Corporations. The Malaysian Accountant, DAFTAR PUSTAKA (FCGI), F. C. (2002). Peranan Dewan Komisaris dan Komite Audit dalam Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance). Ahmed, K., & Nichols, D. (1994). The Impact of non-financial

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Diversifikasi produk dan ukuran perusahaan berpengaruh positif

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa konfrontasi sosial berpengaruh terhadap intensi individu melaporkan kecurangan.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. 1970an, yang secara umum dikenal dengan teori stakeholder artinya sebagi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. 1970an, yang secara umum dikenal dengan teori stakeholder artinya sebagi BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Stakeholder Konsep tanggung jawab sosial perusahaan telah mulai dikenal sejak awal 1970an, yang secara umum dikenal dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan istilah Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan istilah Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan istilah Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) akhir-akhir ini semakin popular dengan semakin meningkatnya praktek tanggung

Lebih terperinci