BAB I Pendahuluan. Kota Jogjakarta merupakan kota pelajar penuh dengan aktifitas, kreatifitas dan inovasi -
|
|
- Susanti Sudjarwadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Kota Jogjakarta merupakan kota pelajar penuh dengan aktifitas, kreatifitas dan inovasi - inovasi di bidang science-pendidikan. Aktifitas para pekerja (karyawan), kreatifitas para seniman dan pelajar, science para ilmuan dan pelajar tidak dapat dibatasi secara garis horizontal maupun vertical, semua berkembang bebas dengan sendirinya. Perkembangan yang mereka alami mendapatkan penghargaan atau nilai plus yang mampu meningkatakan potensi potensi kota Jogjakarta. Kerja keras sangat dibutuhkan untuk mendapatkanya, dengan gencarnya arus globalisasi yang berujung pada kemajuan akses informasi sekaligus kemrosotan moral, ditambah dengan persaingan kerja yang sangat ketat membuat generasi muda tidak cepat untuk menyerah. Prestasi prestasi generasi muda di bidang olah raga sebagai contoh kasus prestasi yang diberikan oleh pamanjat dinding kota Jogjakarta yaitu A.Etty Hendrawati membuat motifasi generasi muda untuk dapat mencontohnya. Memotifasi mereka dapat dilakukan dengan banyak cara antara lain melalui seminar, pendidikan formal, outbound training dan masih banyak lagi. Salah satu prestasi yang diberikan oleh pemanjat dinding Jogjakarta membuat kita merenung. Hal yang perlu diperhatikan adalah katerbatasan sarana latihan permainan panjat dinding, selama ini permainan panjat dinding lebih erat hubungannya dengan mapala (pecinta alam) tetapi sekarang ini panjat dinding dikenal dan masuk dalam cabang olah raga internasional. Memanjat itu sendiri adalah merupakan salah satu dari lima gerakan dasar manusia dari berjalan, berlari, melompat, melempar dan memanjat, enam jika renang 1
2 ditambahkan kedalamnya. Dilihat dari sarana dinding panjat yang ada di Jogjakarta sebanyak 35 dinding 2 diantaranya dimiliki oleh SMU untuk yang lainya dimiliki oleh perguruan tinggi UKM mapala. 1 FPTI DIJ (Federasi Panjat Tebing Indonesia) mengepalai dan bertanggung jawab pada permainan panjat dinding Daerah Istimewa Jogjakarta. Banyaknya animo permainan panjat dinding yang aktif dan terdaftar di FPTI DIJ dapat dilihat melalui diagram sebagai berikut : Jenis Pemain Kategori Permainan Jumlah Putra Speed 30 Putri Speed 15 Putra Difficulty 7 Putri Difficulty 9 Tabel 1 :Animo permainan panjat dinding di Jogjakarta (Sumber : Daftar peringkat permainan panjat dinding PENGDA DIJ) Bukti lainnya apabila sarana permainan panjat dinding dibutuhkan, di kota pelajar ini banyak sekali club club panjat dinding yang tidak mempunyai sarana dinding panjat di antaranya adalah APACHE, CahTuman Adventure, MCTC MAHABIRU, MAJESTIC 55, SANTAN SQUAD, Maroela dan masih banyak lagi. 2 Frekwensi permainan panjat dinding di Jogjakarta semakin meningkat dimana hal ini dapat dilihat dari kegiatan kompetisi tingkat nasional yang telah di buat oleh club club panjat dinding dan mapala perguruan tinggi di Jogjakarta yang sudah di rekomendasi oleh FPTI DIY (Federasi Panjat Tebing Indonesia) 1 Peta Lokasi dinding Panjat SE-DIY,Dibuat oleh Buletin 5.11_FPTI DIY 2004 Design By NIXAU. 2 Data Pemegang KIAT FPTI
3 dari tahun 2001 sampai Untuk atlitnya sendiri FPTI DIJ memiliki 15 orang diantaranya 4 atlit putri dan 11 atlit putra sebagai berikut : Daftar Atlit Panjat Tebing Indonesia 1 Nurrohman Rosyid Tg Adventure DI Jogjakarta L 2 Sultoni Sulaiman Cahtuman DI Jogjakarta L 3 Wahyu Purnomo Apache DI Jogjakarta L 4 Laus Martidi Tunas Patria DI Jogjakarta L 5 Syahripandi DI Jogjakarta L 6 Sigit Dian Indradi DI Jogjakarta L 7 Agung Etty Hendrawati Apache DI Jogjakarta P 8 Murjayanti DI Jogjakarta P 9 Tri Suryani DI Jogjakarta P 10 Vera Natalia DI Jogjakarta P 11 Anang S. DI Jogjakarta L 12 Sayuti DI Jogjakarta L 13 Andre Oktaviandra DI Jogjakarta L 14 Awank B Kurniawan DI Jogjakarta L 15 Eko Ahmad ZA DI Jogjakarta L Tabel 2 : Daftar Atlit Panjat Tebing di Jogjakarta Tahun 2005 ( Sumber :http//. ) Sarana untuk memotifasi generasi anak muda dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, salah satunya adalah kegiatan outbound training, pada dasarnya kegiatan ini digemari oleh semua kalangan baik tua, muda maupun anak anak karena outbound training mempelajari bermacam 3 Laporan Kerja Pengda FPTI DIY Masa Bakti
4 ketrampilan akademis, ketrampilan hidup (life skills), serta tantangan fisik yang merupakan kunci menuju terobosan belajar, disamping itu outbound penuh dengan permainan yang bersifat menantang dan menyenangkan. 4 Permainan dengan menggunakan ketrampilan dan kreatifitas lebih membangun kepribadian manusia (Psychology) secara individual, oleh sebab itu mereka lebih menggemari permainan outbound. Dengan alasan yang telah diungkapkan di atas dampak negative dari era globalisasi jelas bahwa kota Jogjakarta sebagai kota pelajar, wisata dan budaya membutuhkan openspace di dalam kota berfungsi sebagai wadah kegiatan outbound. Sebagai contoh panitia makrap memilih wisma salam Muntilan (luar kota) untuk makrap mahasiswa baru UKDW fakultas arsitektur dimana terdapat tempat yang memiliki fasilitas outbound. Untuk animo apabila terdapat fasilitas openspace outbound di dalam kota Jogjakarta sebagai berikut : Jenis Kalangan Anak anak SD Minimal usia 10 th Siswa SMP Siswa SMU Mahasiswa Pekerja Yang berminat 30 siswa yang berminat 28 siswa 30 siswa yang berminat 28 siswa 35 siswa yang berminat 35 siswa 20 mahasiswa yang berminat 19 mahasiswa 15 pekerja yang berminat 15 orang Tabel 3 : Animo Outbound di Jogjakarta ( Sumber : Kuisioner yang dibuat penulis ) Dibawah merupakan diagram peningkatan dari perserta out bound dari Jogjakarta di wisma salam dari tahun katahun semakin meningkat, untuk pesertanya lebih banyak dari pelajar baik SD, SMP, SMA dan mahasiswa. 4 Hasil Wawancara dengan Romo Agung Komisi Kepemudaan Keuskupan Agung Semarang Wisma Salam, Magelang. 4
5 Diagram 1 : Peningkatan Peserta Outbound dari Jogjakarta di Wisma Salam ( Sumber : Analisa Penulis ) Didalam kegiatan outbound terdapat permainan panjat dinding (masuk program jenis permainan outbound training). Gagasan tepat dengan dasar alasan yang telah diungkapkan diatas, kota Jogjakarta membuka wadah untuk kegiatan outbound dan permainan panjat dinding dimana lokasinya terdapat didalam kota. Dua zona utama dengan kegiatan yang berbeda pada zona 1 wall climbing indoor dan zona 2 untuk kegiatan outbound (outdoor), perbedaan 2 permainan tetapi dapat dihubungkan melalui pergerakan permainan dan ruang. Rock climbing indoor digabungkan dengan outbound kedalam satu wadah dapat saling mendukung sehingga tercipta hubungan antar ruang dalam (rock climbing indoor) dengan ruang luar (out bound). Tercetusnya pemikiran dapat terciptanya Wahana permainan panjat dinding dan outbound di kota Jogjakarta mampu mensiasati waktu luang mereka (manusia urban) baik dalam bentuk liburan, sekolah/kuliah, cuti kerja/kuliah dengan rekreasi, refresing, bermain, berkreasi dan berkreatif (pengembangan diri) guna mengembangkan diri dan melepas ketegangan pada benak mereka. Alasan kota Jogjakarta menjadi satu pilihan lokasi yang strategis, dengan beberapa pertimbangan antara lain: 5
6 1. Merupakan salah satu tujuan wisata/rekreasi 2. Merupakan kota pendidikan, memiliki daya dukung SDM dan SDA yang memadai bagi dunia pendidikan 3. Memiliki stabilitas politik dan keamanan yang cukup stabil. Kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan pada latar belakang diatas untuk kegiatan outbound di Jogjakarta ( tengah kota ) belum memiliki baik fasilitas dan sarana peralatan ( tidak lengkap), untuk permainan panjat dinding belum ada arena khusus panjat dinding yang dapat digunakan untuk umum Rumusan Masalah Perlunya merancang wahana permainan panjat dinding dan outbound di Jogjakarta yang dapat mewadahi dan mendukung perkembangan kehidupan manusia urban untuk dapat melakukan kegiatan positif yaitu panjat dinding dan outbound secara bersama sama dengan pendekatan hubungan antara ruang dalam dan ruang luar sebagai tantangan Tujuan Merancang wahana permainan panjat dinding dan outbound di Jogjakarta yang dapat mewadahi dan mendukung perkembangan permainan kehidupan manusia urban untuk dapat melakukan kegiatan positif yaitu panjat dinding dan outbound secara bersama sama dengan pendekatan hubungan antara ruang dalam dengan ruang luar sebagai tantangan Sasaran a. Melakukan studi tentang permainan panjat dinding dan outbound. 6
7 b. Melakukan studi tentang Wahana panjat dinding (wall climbing indoor). c. Melakukan studi tentang openspace untuk outbound. d. Melakukan studi tentang potensi kota Jogjakarta e. Melakukan studi tentang perkembangan permainan panjat dinding dan outbound di Jogjakarta. f. Melakukan studi tentang kehidupan manusia urban. g. Melakukan studi tentang hubungan antar ruang. h. Melakukan studi tantang fasilitas fasilitas pendukung yang dibutuhkan untuk Wahana permainan panjat dinding dan outbound Lingkup Pembahasan a. Kegiatan outbound dibatasi oleh program training (ketrampilan akademis, tantangan fisik dan ketrampilan hidup). b. Permainan panjat dinding dibatasi oleh permainan kompetisi yaitu permainan bouldering, speed dan difficulty. c. Kegiatan outbound lebih bersifat rekreasi dan petualangan alam bebas. d. Dimensi dinding panjat dibatasi oleh jenis permainan kompetisi panjat dinding antara lain bouldering, speed dan difficulty. e. Hubungan ruang dibatasi antara ruang dalam (wall climbing indoor) dengan ruang luar (outbound open space). f. Wahana permainan panjat dinding dan outbound dibatasi oleh fasilitas fasilitas yang dapat mendukung perkembangan permainan. 7
8 g. Pemilihan site dibatasi oleh kota Jogjakarta tepatnya ditengah kota yang masih memiliki unsur alam bebas Metode Pembahasan Metode Mencari Data a. Wawancara Melakukan wawancara dengan atlit panjat dinding Jogjakarta, club club panjat dinding Jogjakarta, Gapala UKDW, KONI Jogjakarta, FPTI DIJ, Romo Agung Wisma Salam, pengurus youth center wisma salam, anak anak SD, SMP, SMU, mahasiswa, pegawai (pekerja), peserta outbound di wisma salam. b. Observasi Pengamatan langsung pada latihan para atlit panjat dinding Jogjakarta di ABAYO dan club MCTC MAHABIRU yang latihanya dilakukan setiap hari senin, rabu, kamis dan jumat jam WIB, pengamatan langsung pada kegiatan outbound di wisma salam, melakukan observasi langsung untuk studi banding outbound, melakukan observasi melalui surfing internet, menyebarkan kuisioner disemua kalangan. c. Studi Pustaka/literatur Mempelajari tentang sejarah permainan panjat dinding dan outbound, jenis jenis permainanya, peralatan dan perlengkapan permainan, gymnasium, public space, struktur baja, studi literatur melalui buku Time saver building type, buku outbound dan internet. 8
9 Metode Menganalisis Data Data Kuantitatif Tabulasi banyaknya animo Wahana permainan panjat dinding dan outbound di Jogjakarta Data Kualitatif Menganalisa hubungan antar ruang dalam dengan ruang luar untuk menciptakan suasana yang berbeda bagi pengunjung Metode Perancangan Merancang Wahana permainan panjat dinding dan outbound di Jogjakarta adalah sebuah gelanggang panjat dinding yang di lengkapi dengan open space khusus outbound sehingga dapat menciptakan fasilitas untuk rekreasi, berkreasi, berkreatifitas dan bermain, di tengah kesibukan kota Jogjakarta (manusia urban) Sistematika Penulisan Bab 1 Pendahuluan Mengungkapkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, sasaran, lingkup pembahasan, metode dan sistematika penulisan. Bab 2 Tinjauan Permainan Panjat Dinding dan Outbound Mengungkapkan tentang sejarah permainan panjat dinding dan outbound, jenis permainan panjat dinding, jenis permainan dan kegiatan outbound, fasilitas dan sarana pendukung Wahana permainan panjat dinding dan outbound. 9
10 Bab 3 Tinjauan Hubungan antar Ruang dalam dengan Ruang Luar sebagai Tantangan Mengungkapkan tentang hubungan antar ruang dalam dengan ruang luar yang mampu membantu proses berekreasi, berkreasi, berkreatifitas, dan bermain. Bab 4 Pendekatan Konsep Perencanaan dan Perancangan Wahana Permainan Panjat Dinding dan Outbound di Jogjakarta Mengungkapkan pendekatan konsep hubungan antar ruang dalam dan ruang luar sebagai tantangan, perancangan arsitektur pada panjat dinding indoor, pendekatan penataan open space untuk outbound, pendekatan konsep site terpilih, pendekatan konsep penzoningan, pendekatan konsep organisasi ruang, pendekatan konsep sirkulasi ruang, pendekatan konsep pada landscape dan utilitas. Bab 5 Konsep Perencanaan dan Perancangan pada Wahana Permainan Panjat Dinding dan Outbound di Jogjakarta Mengungkapkan konsep perancangan arsitektur pada konsep hubungan antar ruang dalam dan ruang luar sebagai tantangan panjat dinding indoor, konsep penataan open space untuk outbound, konsep site terpilih, konsep penzoningan, kosep organisasi ruang, konsep sirkulasi ruang, konsep pada landscape dan utilitas. 10
BAB I PENDAHULUAN. seperti halnya perkembangan ekonomi, industri dan pusat-pusat rekreasi dan hiburan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi ini, banyak perkembangan yang terjadi dipusat-pusat kota, seperti halnya perkembangan ekonomi, industri dan pusat-pusat rekreasi dan hiburan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan dan kejayaan suatu bangsa tidak terlepas dari peranan generasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Perkembangan Olahraga Di Magetan Kemajuan dan kejayaan suatu bangsa tidak terlepas dari peranan generasi penerus yang dikemudian hari akan membawa nama harum bangsa pada tingkat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Futsal sekarang ini berkembang salah satu olahraga terpavorit di Indonesia dan seiring dengan perkembangan gaya hidup sekarang, Futsal telah menjadi salah satu trend
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Proyek
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Proyek Kebutuhan akan sarana hiburan pada saat ini terutama di kota-kota besar semakin meningkat seiring dengan laju pertumbuhan kota tersebut. Selain itu pertumbuhan
Lebih terperinciWomen and Child Center di Semarang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai dengan perkembangan jaman di abad modern dimana dunia hampir tiada batas, gaya hidup wanita perkotaan pun ikut berubah. Hal ini dapat dilihat dari emansipasi
Lebih terperinciKolam Renang Indoor Universitas Diponegoro - Tugas Akhir 135 LP3A BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Diponegoro merupakan salah satu perguruan tinggi terkemuka di Indonesia yang terletak di Jawa Tengah tepatnya di Kota Semarang. Universitas Diponegoro telah
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan Game Online tidak lepas dari perkembangan teknologi komputer dan jaringan komputer itu sendiri. Maraknya Game Online merupakan cerminan dari pesatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Olahraga merupakan kegiatan yang dapat memberikan kesehatan dan kesenangan kepada manusia. Olahraga juga merupakan satu keharusan dari aspek biologis manusia guna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sebagian besar remaja Semarang sangat antusias terhadap perkembangan dunia seni, hiburan dan rekreasi karena memang hiburan dan rekreasi selain dapat menghilangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 diakses tanggal 25 Juni 2009.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) merupakan cabang ilmu yang harus dikuasai dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sejarah menunjukkan bahwa kemajuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Yogyakarta sebagai Kota Pelajar Pendidikan non formal sebagai wadah aktifitas diluar sekolah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Kota Yogyakarta sebagai Kota Pelajar Kota Yogyakarta dikenal dengan berbagai julukan. Salah satu julukan yang terkenal mengenai kota tersebut, yaitu kota Yogyakarta
Lebih terperinci2016 BANDUNG SPORTS CLUB
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Bandung sebagai salah satu kota besar di Indonesia, pada perkembangannya tergolong cukup pesat. Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya populasi
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
1.1. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai negara kepulauan yang terbesar dengan kedudukan geopolitis yang strategis dikarunia Tuhan keanekaragaman kekayaan alam dan budaya yang istimewa, yang menjadi sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Olahraga merupakan kegiatan yang dapat memberikan kesehatan dan kesenangan kepada manusia. Olahraga juga merupakan satu keharusan dari aspek biologis
Lebih terperinciSTUDIO TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepakbola adalah salah satu cabang olang raga yang sangat popular di seluruh dunia, hampir jutaan orang disetiap penjuru dunia turut mengambil bagian dalam dunia persepakbolaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Redesain. Stadion. Satria. Integrasi. Fasad. Tabel I.1.1 Pengertian Judul Proyek
BAB I PENDAHULUAN I.1. Pengertian Judul Judul Proyek Studio Konsep Perancangan Arsitektur yang diangkat adalah Redesain Stadion Satria dengan Mengintegrasikan Fasad Bangunan Sebagai Arena Olahraga Wall
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 PENGERTIAN JUDUL
BAB I PENDAHULUAN 1.1 PENGERTIAN JUDUL Judul Studio Konsep Perancangan Arsitektur yang dipilih adalah PEKALONGAN AQUATIC CENTER, dari judul tersebut dapat diartikan atau diuraikan sebagai berikut : Pekalongan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Youth Center di Kudus Muhammad Budi Utomo
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomena kenakalan remaja kerap kali menjadi masalah yang sangat serius,di Indonesia sering kita jumpai masalah-masalah kenakalan remaja yang cukup serius bahkan dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kabupaten Semarang sebagai salah satu Kabupaten di Indonesia yang sedang berkembang, mempunyai berbagai macam dan banyak sekali aktivitas masyarakat didalamnya, ditinjau
Lebih terperinciOlahraga ekstrem telah lama lahir dan dikenal oleh masyarakat luas, dengan banyak pilihan jenis serta spesifikasi yang berbeda beda.
B A B. I PENDAHULUAN I. 1. LATAR BELAKANG Olahraga ekstrem telah lama lahir dan dikenal oleh masyarakat luas, dengan banyak pilihan jenis serta spesifikasi yang berbeda beda. Media sebagai sarana bermainnya
Lebih terperinciWahana Rekreasi Edukatif Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia Di Surabaya
JURNAL edimensi ARSITEKTUR Vol.1,No. 1, (2012) 1-8 1 Wahana Rekreasi Edukatif Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia Di Surabaya Merliana Tjondro dan Christine Wonoseputro, S.T.,MASD Jurusan Teknik Arsitektur,
Lebih terperinciUNIVERSITAS DIPONEGORO YOUTH CENTER KUDUS DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ORGANIK TUGAS AKHIR PERIODE JANUARI JULI 2015
UNIVERSITAS DIPONEGORO YOUTH CENTER KUDUS DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ORGANIK TUGAS AKHIR PERIODE JANUARI JULI 2015 Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana MUHAMMAD BUDI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi geografis kota Magelang berada pada jalur transportasi kota
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi geografis kota Magelang berada pada jalur transportasi kota Yogyakarta dan kota Semarang Di Kabupaten Magelang, terdapat objek wisata Kalibening yang ikut dalam
Lebih terperinciCLUB HOUSE Di kawasan perumahan kompleks VI PKT Bontang KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat-nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan penulisan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur untuk
Lebih terperinciTK DAN SD BERTARAF INTERNASIONAL DI SEMARANG
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TK DAN SD BERTARAF INTERNASIONAL DI SEMARANG DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN GUNA MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNIK DIAJUKAN OLEH : GALUH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Banyak daerah-daerah di Indonesia yang memiliki potensi pariwisata yang dapat diolah dan dikembangkan untuk dikenalkan kepada wisatawan mancanegara bahwa Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Arti judul Surakarta Golf Club a. Surakarta b. Golf c. Club Arti keseluruhan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul 1.1.1 Arti judul Judul laporan Dasar Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (DP3A) yang diangkat adalah Surakarta Golf Club. Untuk dapat mengetahui pengertian
Lebih terperinciMedan Tennis Center- Structure as Architecture BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan salah satu elemen penting dalam daur hidup manusia khususnya berperan dalam aspek biologis yaitu menjaga kondisi fisik dan organ tubuh tetap sehat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Proyek Pembangunan perekonomian Jakarta sebagai ibu kota semakin meningkat.seiring dengan pembangunan ini telah menjadikan jakarta dan menuntut ibu kota ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan suatu kegiatan jasmani yang bermaksud untuk memelihara kesehatan dan memperkuat otot-otot tubuh, Kegiatan olahraga ini dapat menjadi kegiatan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kolam renang merupakan fasilitas umum yang digemari oleh anakanak, remaja dan juga dewasa. Terutama remaja dan anak-anak sangat menyukai tempat yang menyediakan kebutuhan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh. Dengan berolahraga, maka hidup
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Olahraga merupakan gerak badan untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh. Dengan berolahraga, maka hidup akan menjadi semakin sehat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Diponegoro merupakan universitas terbesar di Kota Semarang. Lokasi kampus Universitas Diponegoro
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Diponegoro merupakan universitas terbesar di Kota Semarang. Lokasi kampus Universitas Diponegoro terdapat di dua lokasi,yaitu di kawasan Peleburan dan kawasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komputer (pc) sangat maju dengan pesat di era
BAB I 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi komputer (pc) sangat maju dengan pesat di era millennium ketiga. Pada saat ini dunia sedang mengalami proses revolusi penerapan dari teknologi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Kelayakan Proyek Ketersediaan Fasilitas Olahraga Di Atambua
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan 1.1.1 Kelayakan Proyek Atambua merupakan Ibukota Kabupaten Belu yang termasuk dalam wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur. Berdasarkan rencana induk pengembangan,
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN
BAB I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN 1. Yogyakarta sebagai Kota Pelajar dan Degradasi Kualitas para Pemuda Kota Yogyakarta dikenal luas dengan julukan sebagai Kota Pelajar 1 dan telah menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (http://www.artikata.com/, diakses 2 Maret 2015) (http://kbbi.web.id/, diakses 2 Maret 2015)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Children : 1.Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. 2. Golongan usia antara 0-12 tahun.
Lebih terperincinegara kita sebagai negeri bahari yang kuat. Trend masa kini ternyata tidak hanya terjadi pada gaya hidup dan mode tetapi juga olah raga. Saat ini ola
SNORKELING AND DIVING CENTER DI TANJUNG LESUNG Evans Persadagubta L. Tobing 20305014 ABSTRAKSI Trend masa kini ternyata tidak hanya terjadi pada gaya hidup dan mode tetapi juga olah raga. Saat ini olah
Lebih terperinciPUSAT OLAHRAGA TINJU DI MAKASSAR PENERAPAN ARSITEKTUR FUTURISTIK
PUSAT OLAHRAGA TINJU DI MAKASSAR PENERAPAN ARSITEKTUR FUTURISTIK Syamsul Bahri 1, Taufik Arfan 2 Jurusan Arsitektur Fakultas Sains & Teknologi UIN-Alauddin Makassar Abstrak Pusat Olahraga tinju di Makassar
Lebih terperinciBAB III. Metode Perancangan. sarana atau tempat untuk refreshing. Hal ini tidak terlepas dari metode
BAB III Metode Perancangan Merancang Taman Rekreasi dan Wisata Kuliner di Madiun merupakan hal yang sangat diperlukan. Karena di kota Madiun sendiri masih kurang mempunyai sarana atau tempat untuk refreshing.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN SASANA MUDA DI JOGJAKARTA PRESEDEN ZAHA HADID SEBAGAI ACUAN DESAIN BANGUNAN
BAB 1 PENDAHULUAN SASANA MUDA DI JOGJAKARTA PRESEDEN ZAHA HADID SEBAGAI ACUAN DESAIN BANGUNAN 1.1. Latar belakang Jogjakarta atau yang lebih dikenal dengan nama Jogja, merupakan nama singkat dari Kerajaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Arjuna Joi Bowl & Pool Arjuna Joi Bowl & Pool
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Boling sering disebut / dikenal sebagai bola gelinding adalah sarana olahraga untuk mencapai kesehatan jasmani dan rohani, rekreasi, dan peningkatan prestasi. Pada
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN April :51 wib. 2 Jum'at, 3 Mei :48 wib
Bab I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek A. Umum Pertumbuhan ekonomi DIY meningkat 5,17 persen pada tahun 2011 menjadi 5,23 persen pada tahun 2012 lalu 1. Menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia
Lebih terperinciPUSAT OLAH RAGA REKREASI DI DENPASAR, BALI
PUSAT OLAH RAGA REKREASI DI DENPASAR, BALI Made Dwi Guna Satyadi 1), I Putu Sugiantara 2), dan I Nym Widya Paramadhyaksa 3) 1) Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Dwigunasatyadi@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Fenomena kehadiran permainan berteknologi tinggi menggeser permainan konvensional. Kaum muda sekarang tetap perlu mengenal permainan berteknologi dalam
Lebih terperinciPEKALONGAN BASKETBALL ARENA
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Judul laporan Studio Konsep Perancangan Arsitektur yang dipilih adalah PEKALONGAN BASKETBALL ARENA. Untuk mengetahui pengertian dari definisi judul tersebut akan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Anak bagi sebuah keluarga adalah sebuah karunia, rahmat dan berkat.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak bagi sebuah keluarga adalah sebuah karunia, rahmat dan berkat. Kehadiran seorang anak ditengah-tengah keluarga merupakan harapan dan dambaan. Isak tangis kehadirannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Maraknya pertumbuhan sarana Sports Club atau sarana olahraga di kota kota besar,tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Maraknya pertumbuhan sarana Sports Club atau sarana olahraga di kota kota besar,tidak lepas dari derasnya permintaan dan kebutuhan pengguna jasa kebugaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. :Bangunan untuk tempat tinggal. (http://kbbi.web.id/rumah)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 PENGERTIAN JUDUL Rumah Baca :Bangunan untuk tempat tinggal. (http://kbbi.web.id/rumah) : Melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati).
Lebih terperinciKATA PENGANTAR AQUATIC ARENA DI YOGYAKARTA
ABSTRAKSI Aquatic Arena merupakan suatu fasilitas olahraga air khususnya renang, polo air, loncat indah dan renang indah. Olahraga air yang dilakukan dapat dijadikan sebagai ajang kompetisi maupun rekreasi.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang ada di Yogyakarta, baik secara fisik maupun secara psikis 1.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Yogyakarta mempunyai keindahan alam yang menarik, transportasi dari luar propinsi DIY menuju objek dan daya tarik wisata yang relatif murah dan mudah didapatkan, banyaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan alam bebas mempunyai unsur-unsur olahraga melalui cabangcabang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan alam bebas mempunyai unsur-unsur olahraga melalui cabangcabang kegiatannya yang juga terkait dengan unsur-unsur olahraga dan prestasi, seperti arung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Masalah Panjat tebing atau istilah asingnya dikenal dengan Rock Climbing merupakan salah satu dari sekian banyak olah raga alam bebas dan merupakan salah satu bagian
Lebih terperinciSMK Pariwisata Bertaraf International di Semarang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingkat keberhasilan pembangunan nasional Indonesia di segala bidang akan sangat bergantung pada sumber daya manusia sebagai aset bangsa. Untuk mengoptimalkan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Rekreasi dan hiburan merupakan aktivitas yang positif dan merupakan suatu kegiatan yang bisa menyegarkan tubuh dan pikiran, untuk bisa memulihkan semangat bagi tiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan tekhnologi semakin cepat setiap waktu dan akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman,begitu pula dengan pola pikir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan suatu individu yang dinamis namun sudah. cukup lama dirasakan adanya ketidakseimbangan antara perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan suatu individu yang dinamis namun sudah cukup lama dirasakan adanya ketidakseimbangan antara perkembangan intelektual dan emosional para remaja saat
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM HMPA MITRA GAHANA
BAB IV GAMBARAN UMUM HMPA MITRA GAHANA 4.1. Sejarah Mitra Gahana Mitra Gahana terbentuk pada tanggal 4 Juli 1990. Organisasi ini terbentuk bermula dari sekelompok mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana
Lebih terperinciPIDATO PEMBUKAAN MUNAS FPTI BPK. DRS SYAHRIR MS, LETJEN (PURN) MUNAS FPTI, KUNINGAN JAKARTA PUSAT MARET 2007
PIDATO PEMBUKAAN MUNAS FPTI BPK. DRS SYAHRIR MS, LETJEN (PURN) MUNAS FPTI, KUNINGAN JAKARTA PUSAT 23-24 MARET 2007 BISMILLAHI ROHAM NIR ROHIM, ASSALAMU ALAIKUM WAROHMATULLAH HI WABARAKATUH, SALAM SEJAHTERA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Aquatic Arena di Yogyakarta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK Kegiatan olahraga sangat bermanfaat untuk jasmasni dan rohani manusia. Manfaat jasmani yang kita dapat dari berolahraga menyebabkan
Lebih terperinciWahana Wisata Biota Akuatik BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dimana sebagian besar dari seluruh luas Indonesia adalah berupa perairan. Karena itu indonesia memiliki potensi laut yang besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Olahraga panjat dinding atau yang lebih dikenal dengan climbing
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga panjat dinding atau yang lebih dikenal dengan climbing merupakan kegiatan yang memiliki nilai-nilai olahraga sekaligus nilai petualangan di alam bebas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam Pembangunan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam Pembangunan Negara. Bahkan dapat dikatakan bahwa dalam batas-batas tertentu keadaan pendidikan di suatu negara, merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Adapun dalam pembuatan laporan tugas akhir ini terdapat dua hal yang melatar belakanginya, yaitu : I.1.1 Latar Belakang Proyek I.1.2 Latar Belakang Topik dan Tema I.1.1
Lebih terperinciCITY HOTEL BINTANG EMPAT DI SEMARANG
LANDASAN PROGRAM PRNCANAAN DAN PRANCANGAN ARSITKTUR (LP3A) CITY HOTL BINTANG MPAT DI SMARANG Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Oleh : TRI HARJANTO ADI WICAKSONO
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Zaman sekarang ini, media elektronik merupakan salah satu pemberi informasi tercepat, namun walaupun media elektronik dapat cukup memberi informasi yang menjanjikan,
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara BAB 1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Pemuda sebagai salah satu faktor pendukung untuk keberhasilan suatu konsep perancangan kawasan kurang mendapatkan tempat untuk mengekspresikan diri dalam hal-hal positif.
Lebih terperinciKOMPLEK OLAH RAGA DI TANGGERANG
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR KOMPLEK OLAH RAGA DI TANGGERANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : HALIM LAKSANA JAYA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kota Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat dan merupakan salah satu kota besar di Indonesia, penduduknya berjumlah 2.109.339 dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kebutuhan manusia akan rekreasi dan relaksasi Perkembangan pariwisata di Gunungkidul
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 1.1.1 Kebutuhan manusia akan rekreasi dan relaksasi Aktivitas masyarakat yang kian lama kian padat, sehingga menyebabkan kebutuhan akan tempat rekreasi sebagai pelepas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perwujudan penduduk Indonesia yang berkualitas, antara lain ditentukan oleh derajat kesehatan dan kebugaran jasmani, serta perilaku terpuji seperti kejujuran dan sportivitas.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pemerintah terus berupaya memenuhi hak setiap warga negara dalam memperoleh layanan pendidikan untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia. Sejalan dengan itu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dewasa ini banyak kemajuan yang dicapai oleh manusia, sejalan dengan perkembangan teknologi, perekonomian, industri, komunikasi, dan rekreasi. Sehingga membawa masyarakat
Lebih terperinciPKM UNDIP DI TEMBALANG TA - 37 BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Diponegoro merupakan salah satu universitas negeri terbesar di Indonesia. Universitas Diponegoro memiliki beberapa kampus di Jawa Tengah yang bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digemari oleh masyarakat Indonesia khususnya para pemuda dan orang yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Panjat tebing merupakan salah satu cabang olahraga yang saat ini mulai digemari oleh masyarakat Indonesia khususnya para pemuda dan orang yang berjiwa muda.
Lebih terperinciBAB I. : 1. Masa muda, 2. Kaum muda, 3. Remaja. : Tempat yang dianggap penting/pumpunan dari berbagai kedudukan/kegiatan sesuai dengan golongannya 2
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Pengertian Judul Berau : Suatu nama daerah daerah tingkat II berbentuk kabupaten yang ada di provinsi Kalimantan Timur. Youth 1 Center Pusat Sarana Sosialisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Koentjaranigrat (seniman). Majalah Versus Vol 2 edisi Februari 2009
BB I PENDHULUN 1.1. LTR BELKNG, sebagai suatu bentuk ekspresi seniman memiliki sifat-sifat kreatif, emosional, individual, abadi dan universal. Sesuai dengan salah satu sifat seni yakni kreativ, maka seni
Lebih terperinciArena Olahraga Paintball Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG I.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Dunia olahraga di Indonesia menawarkan begitu banyak jenis olahraga yang dapat menarik masyarakat baik itu lokal maupun mancanegara.
Lebih terperinciWISMA TAMU UNIVERSITAS DIPONEGORO
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR WISMA TAMU UNIVERSITAS DIPONEGORO Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun oleh: ELIZA CITRA PUSPITASARI
Lebih terperinciDAFTAR ISI. YOGYA SPORT SHOPPING MALLbelanjaan Perl
DAFTAR ISI Halaman Judul... i Halaman Pengesahan... ii Untaian Kata Penyejuk Kalbu... iii Lembar Persembahan... iv Kata Pengantar... v Abstraksi... vii Daftar Isi... viii Daftar Gambar... xii Daftar Tabel...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan hidup manusia semakin berkembang sejalan dengan modernisasi yang tidak pernah terhenti terjadi di bumi. Aktifitas yang dilakukan oleh manusia semakin kompleks
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.2. Esensi Judul
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Judul Redesain Arena Pacuan Kuda Tegalwaton Kabupaten Semarang sebagai Wahana Rekreasi dan Edukasi dengan Pendekatan Arsitektur Bioklimatik. 1.2. Esensi Judul Redesain adalah upaya
Lebih terperinciSEMARANG INLINE SPEED SKATE AREN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktifitas olah raga sudah menjadi bagian kehidupan dari masyarakat saat ini. Kehidupan masyarakat perkotaan yang sibuk menuntut kebugaran fisik agar dapat beraktifitas
Lebih terperinciPROPOSAL KERJASAMA SEWA STAND. KEJUARAAN NASIONAL PANJAT TEBING FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA 2010 Jakarta, Desember 2010
PROPOSAL KERJASAMA SEWA STAND KEJUARAAN NASIONAL PANJAT TEBING FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA 2010 Jakarta, 12 20 Desember 2010 Dasar Pemikiran Panjat tebing adalah merupakan cabang olahraga prestasi
Lebih terperincidimanfaatkan bagi instansi/perusahaan umum yang akan menyelenggarakan kegiatan
BABV KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1. Kebutuhan PT.Timah terhadap Guest House di Pantai Matras Dengan adanya fasilitas guest house PT.Timah di Pantai Matras, maka PT.Timah memiliki dua fasilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Presentase Jumlah Pecinta Seni di Medan. Jenis Kesenian yang Paling Sering Dilakukan Gol. Jumlah
BAB I PENDAHULUAN I. 1 LATAR BELAKANG Ditinjau dari kegiatan komersil, kota Medan memperlihatkan peningkatan di bidang hiburan musik khususnya. Hal ini terlihat pada statistic social budaya, presentase
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi ini, banyak orang bersaing untuk mendapatkan kehidupan yang semakin
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, banyak orang bersaing untuk mendapatkan kehidupan yang semakin layak. Mereka bekerja banting tulang untuk memenuhi keinginan yang tidak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat dan gaya hidupnya dewasa ini semakin berkembang. Hal
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan 1.1.1. Kelayakan Proyek Masyarakat dan gaya hidupnya dewasa ini semakin berkembang. Hal ini membuat tingkat kebutuhannya juga semakin bertambah, salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Landasan Program Perencanaan & Perancangan Arsitektur Tugas Akhir Periode 135
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sebagai negara yang saat ini memiliki berkah demografi (jumlah penduduk dengan usia produktif terbesar di dunia), Indonesia mulai menyadari pentingnya peranan dan posisi
Lebih terperinciTUGAS AKHIR 135 SMA NASIONAL PLUS DI SEMARANG
TUGAS AKHIR 135 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SMA NASIONAL PLUS DI SEMARANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik oleh: CYNTHIA PUSPA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat Ekonomi Asean 2015 (MEA 2015) sudah di depan mata. Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Ekonomi Asean 2015 (MEA 2015) sudah di depan mata. Indonesia dan negara-negara di wilayah Asia Tenggara membentuk sebuah kawasan yang terintegrasi yang
Lebih terperinciBELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN
BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Medan dewasa ini merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia yang mengalami perkembangan dan peningkatan di segala aspek kehidupan, mencakup bagian dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan setiap kota dalam hal jumlah penduduk, tingkat ekonomi, tingkat pendidikan dan semakin terbukanya akses ke kota lain, menyebabkan semakin bertambahnya
Lebih terperinciby N a d j m a A c h m a d _ Arena Olahraga (Sportainment) Dosen Pembimbing : Ir. HARI PURNOMO, M.BDG.SC
by N a d j m a A c h m a d _ 3 2. 0 6 1 0 0. 0 8 0 Arena Olahraga (Sportainment) Dosen Pembimbing : Ir. HARI PURNOMO, M.BDG.SC Arena Olahraga (Sportainment) Why??? AKTIVITAS YANG PADAT Lupa akan pentingnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tumbuhnya penghobi motor jenis adventure trail mengakibatkan tumbuhnya komunitas motor trail yang jumlahnya tidak sedikit dan melakukan kegiatan bersama. Kegiatan meliputi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sepakbola di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1930, pada era penjajahan kolonial Belanda. Sejak itu sepakbola di Indonesia terus mengalami kemajuan.
Lebih terperinciMILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kota Cilegon merupakan gerbang masuk ke pulau Jawa menuju ibu kota Negara yaitu DKI Jakarta dan kota-kota lain yang ada di pulau Jawa. Kota Cilegon juga merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Permainan tradisional merupakan permainan yang diciptakan oleh leluhur kita, mereka membuat permainan dari benda benda atau tumbuhan yang terdapat di alam sekitar.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kota Yogyakarta adalah kota yang relatif aman, stabil dan mempunyai
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Kota Yogyakarta adalah kota yang relatif aman, stabil dan mempunyai khasanah budaya yang luas. Yogyakarta juga dikenal sebagai kota pendidikan dan pariwisata yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Pengertian Judul. : Peroses, cara, perbuatan mengembangkan sesuatu, benda, hasil karya, suatua kawasan. 1.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Pengembangan Kawasan Kampus UMS Destinasi Wisata : Peroses, cara, perbuatan mengembangkan sesuatu, benda, hasil karya, suatua kawasan. 1 : Daerah tertentu yg mempunyai
Lebih terperinci