TCP CONGESTION Rico Putra, NIM : 10/307317/PTK/06971 Firma Sahrul B, NIM : 10/309394/PTK/07099 Magister Teknologi Informasi FT UGM, Yogyakarta

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TCP CONGESTION Rico Putra, NIM : 10/307317/PTK/06971 Firma Sahrul B, NIM : 10/309394/PTK/07099 Magister Teknologi Informasi FT UGM, Yogyakarta"

Transkripsi

1 TCP CONGESTION Rico Putra, NIM : 10/307317/PTK/06971 Firma Sahrul B, NIM : 10/309394/PTK/07099 Magister Teknologi Informasi FT UGM, Yogyakarta 1.1 Pendahuluan Persoalan penting dalam sebuah jaringan paket-saklar adalah kemacetan. Kemacetan dalam jaringan mungkin terjadi jika beban pada nomor-jaringan paket yang dikirim ke jaringan adalah lebih besar dari kapasitas nomor-jaringan paket dapat menangani jaringan. Pengendalian kemacetan mengacu pada mekanisme dan teknik untuk mengendalikan kemacetan dan menjaga beban di bawah kapasitas. Kita mungkin bertanya mengapa ada kemacetan di jaringan. Kemacetan yang terjadi dalam sistem yang melibatkan menunggu. Misalnya, kemacetan terjadi di jalan bebas hambatan karena banyak kelainan dalam aliran, seperti kecelakaan selama jam sibuk, menciptakan penyumbatan. Kemacetan dalam jaringan atau jaringan kerja terjadi karena arah dan tombol memiliki antrian-panyanggah yang memegang paket sebelum dan sesudah pengolahan. Router A, misalnya, memiliki antrian masuk dan keluar untuk antarmuka antrian masing-masing. Ketika sebuah paket tiba di antarmuka masuk, itu mengalami tiga langkah sebelum berangkat, dapat dilihat pada gambar Paket diletakkan pada akhir dari antrian masukan sambil menunggu untuk diperiksa. 2. Modul pengolahan arah menghapus paket dari antrian masukan setelah mencapai bagian depan antrian dan menggunakan tabel arahan dan alamat tujuan untuk menemukan arah. 3. Paket ini akan dimasukkan ke dalam antrian keluar yang sesuai dan menunggu tum untuk dikirim.

2 Kita perlu menyadari dua persoalan. Pertama, jika laju kedatangan paket lebih tinggi dari paket tingkat pengolahan, antrian masukan menjadi lebih lama dan lebih lama. Kedua, jika paket. Tingkat keberangkatan lebih kurang dari tingkat pengolahan paket, antrian keluaran menjadi lebih lama dan lebih lama. 1.2 Network Performance ( Kinerja Jaringan ) Pengendalian kemacetan melibatkan dua faktor yang mengukur kinerja jaringan: kelambatan dan kesiapan. Gambar 24.4 menunjukkan dua langkah kinerja sebagai fungsi dari beban Delay Versus Load ( Kelambatan lawan Beban ) Perhatikan bahwa ketika beban adalah jauh lebih sedikit dari kapasitas jaringan, kelambatan tersebut berada pada minimum. Penundaan minimal ini terdiri dari kelambatan propagasi dan keterlambatan proses, yang keduanya diabaikan. Namun, ketika beban mencapai kapasitas jaringan, keterlambatan meningkat tajam karena kita sekarang perlu untuk menambahkan waktu tunggu dalam antrian (untuk semua arah di jalan) untuk total keterlambatan. Perhatikan bahwa penundaan menjadi tak terbatas pada saat beban lebih besar dari kapasitas. Jika ini tidak jelas, mempertimbangkan ukuran antrian ketika hampir tidak ada paket mencapai tujuan, atau mencapai tujuan dengan penundaan yang tak terbatas, sedangkan antrian menjadi lebih lama dan lebih lama. Keterlambatan memiliki efek negatif terhadap beban dan konsekuensinya sering mengalami kemacetan. Ketika sebuah paket tertunda, sumber, tidak menerima pengakuan, mengirim ulang paket,yang membuat keterlambatan, dan kemacetan, lebih buruk Throughput versus Load ( Kesiapan lawan Beban ) Kita dapat memperluas definisi bahwa dari sedikit untuk paket dan dari titik ke kinerja. Kita dapat mendefinisikan kesiapan dalam jaringan sebagai jumlah paket yang melewati jaringan dalam suatu unit waktu. Perhatikan bahwa ketika beban di bawah kapasitas jaringan, kesiapan meningkat secara proporsional dengan beban. Kita mengharapkan kesiapan tetap konstan setelah beban mencapai kapasitas, tetapi sebaliknya kesiapan menurun tajam. Alasannya adalah pembuangan paket oleh arah. ketika

3 pembebanan melebihi kapasitas, antrian menjadi penuh dan arah harus dibuang beberapa paket. Membuang paket tidak mengurangi jumlah paket di jaringan karena sumber mentransmisikan paket-paket, menggunakan mekanisme time-keluar, ketika paket tidak mencapai tujuan. 1.3 Pengendalian Kemacetan Pengendalian kemacetan mengacu pada teknik dan mekanisme yang baik dapat mencegah kemacetan, sebelum itu terjadi, atau menghapus kemacetan setelah terjadi. Secara umum, kita dapat mekanisme pengendalian kemacetan kedalam dua kategori besar yaitu putaran terbuka pengendalian kemacetan (pencegahan) dan putaran tertutup pengendalian kemacetan (pengangkatan) seperti yang ditunjukkan pada Gambar Open-Loop Congestion Control ( Putaran terbuka pengendalian kemacetan ) Dalam pengendalian kemacetan terbuka, kebijakan yang diterapkan adalah untuk mencegah sebelum terjadi kemacetan. Dalam mekanisme ini, pengendalian kemacetan ditangani oleh sumber yang baik atau tujuan Retransmission Policy (Kebijakan retransmisi) Retransmisi kadang-kadang tidak dapat dihindari. Jika pengirim merasa bahwa paket yang dikirim hilang atau rusak, paket perlu dipancarkan kembali. Retransmisi secara umum dapat peningkatan kemacetan pada jaringan. Namun, kebijakan penyiaran baik dapat mencegah kemacetan. Kebijakan retransmisi dan waktu retransmissi harus dirancang untuk mengoptimalkan efisiensi dan pada saat yang sama mencegah kemacetan. Sebagai contoh, kebijakan penyiaran yang digunakan oleh TCP (dijelaskan kemudian) dirancang untuk mencegah atau meringankan kemacetan Window Policy (Jendela Kebijakan) Jenis jendela pengirim juga dapat mempengaruhi kemacetan. Jendela pengulangan selektif lebih baik dari jendela-go Back-N untuk pengendalian kemacetan. Di N-Go Back-

4 jendela, ketika waktu untuk kali paket keluar, mungkin beberapa paket membenci, meskipun kemungkinan beberapa telah tiba aman dan suara pada penerima. duplikasi ini mungkin membuat kemacetan parah. Jendela Ulangi Selektif, di sisi lain, mencoba untuk mengirim paket khusus yang telah hilang atau rusak Acknowledgment Policy (Pengakuan Kebijakan ) Kebijakan pengakuan yang dikenakan oleh penerima juga dapat mempengaruhi kemacetan. Jika penerima tidak mengakui setiap paket yang diterima, hal itu mungkin memperlambat pengirim dan membantu mencegah kemacetan. Beberapa pendekatan yang digunakan dalam kasus ini. penerima mungkin mengirimkan pemberitahuan hanya jika memiliki paket untuk dikirim atau waktu khusus berakhir. Penerima dapat memutuskan untuk mengakui hanya paket N pada suatu waktu. Kita perlu tahu bahwa pengakuan juga merupakan bagian dari beban dalam jaringan. Mengirim lebih sedikit pengakuan berarti memaksakan beban sedikit pada jaringan Discarding Policy (Kebijakan membuang) Kebijakan membuang baik oleh arah dapat mencegah kemacetan dan pada saat yang sama tidak dapat membahayakan integritas transmisi. Misalnya, dalam transmisi audio, jika kebijakan tersebut adalah untuk membuang paket kurang sensitif ketika kemacetan yang mungkin terjadi, yang kualitas suara masih ada dan kemacetan dicegah atau dikurangi Admission Policy (Kebijakan Pendaftaran) Suatu kebijakan masuk, yang merupakan kualitas mekanisme-service, juga bisa mencegah kemacetan di jaringan virtual-circuit. Tombol dalam aliran pertama diperiksa dulu kebutuhan sumber daya aliran sebelum mengakui ke jaringan. arah A dapat menyangkal membangun virtual sirkuit koneksi jika ada kemacetan dalam jaringan atau jika ada kemungkinan masa depan kemacetan Closed-Loop Congestion Control ( Putaran tertutup pengendalian kemacetan ) Mekanisme pengendalian kemacetan putaran tertutup mencoba untuk mengurangi kemacetan setelah terjadi. Beberapa mekanisme telah digunakan oleh protokol yang berbeda. Kita menjelaskan beberapa di sini Backpressure ( tekanan belakang) Teknik tekanan belakang mengacu pada mekanisme pengendalian kemacetan di mana simpul padat berhenti menerima data dari node hulu langsung atau node. Ini dapat menyebabkan node atau node hulu atau menjadi sesak, dan mereka, pada gilirannya, menolak data dari node hulu atau node. Dan seterusnya. Tekanan belakang adalah node-ke-node pengendalian kemacetan yang dimulai dengan node dan menjalar, dalam arah yang berlawanan dari aliran data ke sumbernya. Teknik tekanan belakang dapat diterapkan hanya

5 untuk virtual circuit jaringan, di mana setiap node node hulu tahu dari mana aliran data corning. Gambar 24.6 menunjukkan ide tekanan belakang. Node III dalam gambar memiliki data masuk lebih dari itu bisa menangani. Ini tetes beberapa paket dalam penyangah masuk dan menginformasikan node II untuk memperlambat. Node II, pada gilirannya, mungkin sesak karena memperlambat aliran data keluar. Jika node II padat, menginformasikan node I untuk memperlambat, yang pada gilirannya dapat menciptakan kemacetan. Jika demikian, node I menginformasikan sumber data untuk memperlambat. Ini, dalam waktu mengurangi kemacetan. Catatan sebuah tekanan bahwa pada node III dipindahkan mundur ke sumber untuk menghapus kemacetan Choke Packet ( paket cok ) Paket cok adalah paket dikirim oleh sebuah node sumber untuk menginformasikan kemacetan. Perhatikan perbedaan antara tekanan belakang dan metode paket cok. Dalam tekanan belakang, peringatan ini dari satu node ke node hulu, meskipun peringatan akhirnya mencapai stasiun sumber. Dalam metode paket cok, peringatan ini dari arah yang telah mengalami kemacetan ke stasiun sumber langsung. Tingkat menengah node melalui paket bepergian tidak peringatan. Kita telah melihat contoh dari jenis pengaturan dalam ICMP. Ketika suatu arah di Internet membanjiri dengan datagram IP, mungkin membuang beberapa dari mereka, tetapi menginformasikan sumber tuan rumah, menggunakan sumber memuaskan pesan ICMP. Pesan peringatan pergi langsung ke stasiun sumber, arah menengah, dan tidak mengambil tindakan apapun. Gambar 24.7 menunjukkan gagasan tekanan balik.

6 Implicit Signaling ( sinyal lengkap ) Dalam sinyal lengkap, tidak ada komunikasi antara node tersumbat atau node dan sumbernya. Sumber itu menduga bahwa ada kemacetan di suatu tempat di jaringan dari gejala lainnya. Sebagai contoh, ketika sumber mengirim beberapa paket dan ada tidak ada pengakuan untuk sementara waktu, satu asumsi adalah bahwa jaringan padat. keterlambatan dalam menerima pengakuan adalah diartikan sebagai kemacetan dalam jaringan, sedangkan sumber harus memperlambat. Kita akan melihat jenis sinyal ketika kita membahas TCP pengendalian kemacetan dalam bab ini Explicit Signaling ( sinyal jelas ) Simpul yang mengalami kemacetan secara jelas dapat mengirim sinyal ke sumber atau tujuan. Metode sinyal jelas, bagaimanapun adalah berbeda dari metode paket cok. Dalam metode paket cok, sebuah paket yang terpisah digunakan untuk tujuan ini dalam Metode sinyal jelas, sinyal yang termasuk dalam paket yang membawa data. Sinyal jelas, seperti yang akan kita lihat dalam pengendalian kemacetan di bingkai beranting, dapat terjadi baik di depan atau arah belakang. Sinyal Mundur Sedikit dapat diatur dalam paket bergerak dalam arah berlawanan untuk kemacetan. Bit ini dapat memperingatkan sumber yang ada kemacetan dan bahwa perlu untuk memperlambat untuk menghindari pembuangan paket. Sinyal bagian depan Sedikit dapat diatur dalam paket bergerak dalam arah kemacetan. Bit ini dapat memperingatkan tujuan bahwa ada kemacetan. Penerima dalam hal ini dapat menggunakan kebijakan, seperti memperlambat pengakuan, untuk meringankan kemacetan. 1.4 Kemacetan TCP (Example) Kita sekarang menunjukkan bagaimana TCP menggunakan kontrol kongesti untuk menghindari kemacetan atau mengurangi kemacetan pada jaringan Kontrol Kemacetan di TCP Kita sekarang menunjukkan bagaimana TCP menggunakan pengendalian kemacetan untuk menghindari kemacetan atau mengurangi kemacetan pada jaringan Jendela Kemacetan Kita mengatakan bahwa ukuran jendela pengirim ditentukan oleh faedah ruang penyangah dapat di terima (rwnd). Dengan kata lain, kita berasumsi bahwa hanya penerima yang dapat mendikte pengirim ukuran jendela pengirim. Kita benar-benar diabaikan entitas lain di sini-jaringan. Jika jaringan tidak bisa mengirimkan data secepat mereka dibuat oleh pengirim, maka harus memberitahu pengirim untuk memperlambat. Dengan kata lain, di samping penerima, jaringan adalah entitas kedua yang menentukan ukuran jendela pengirim. Hari ini, ukuran jendela pengirim ditentukan tidak hanya oleh penerima tetapi juga oleh kemacetan dalam jaringan. Pengirim memiliki dua potongan informasi: ukuran jendela penerima-diiklankan dan kemacetan ukuran jendela. Ukuran sebenarnya dari jendela adalah minimum dua.

7 1.4.3 Kemacetan Kebijakan Ukuran sebenarnya jendela = minimum (rwnd, cwnd) Kebijakan umum TCP untuk penanganan kemacetan didasarkan pada tiga fase: start lambat, penghindaran kemacetan, dan deteksi kemacetan. Pada fase lambat-start, pengirim mulai dengan tingkat penularan sangat lambat, tetapi meningkatkan laju cepat untuk mencapai ambang pintu. Ketika ambang batas tersebut tercapai, kecepatan data dikurangi untuk menghindari kemacetan. Akhirnya jika kemacetan terdeteksi, pengirim akan kembali ke awallambat atau menghindari kemacetan fase didasarkan pada bagaimana kemacetan terdeteksi. mulai lambat: Eksponensial Meningkatkan Salah satu algoritma yang digunakan dalam TCP pengendalian kemacetan ini disebut mulai lambat. Algoritma ini didasarkan pada gagasan bahwa ukuran kemacetan jendela (cwnd) dimulai dengan satu ukuran segmen maksimum (MSS). MSS ini ditentukan selama pembentukan koneksi dengan menggunakan pilihan dari nama yang sama. ukuran jendela akan bertambah satu setiap kali MSS pengakuan diterima. Sebagai nama menyiratkan, jendela mulai perlahan, tetapi tumbuh secara eksponensial. Untuk menampilkan ide, mari kita lihat Gambar Perhatikan bahwa kita telah menggunakan tiga penyederhanaan untuk membuat diskusi lebih dimengerti. Kita telah menggunakan nomor segmen bukan darinomor byte (seolah-olah setiap segmen hanya berisi 1 byte). Kita telah mengasumsikan bahwa rwnd jauh lebih tinggi daripada cwnd, sehingga ukuran jendela pengirim selalu sama cwnd. Kita telah mengasumsikan bahwa setiap segmen diakui secara individual. Pengirim dimulai dengan cwnd = 1MSS. Ini berarti bahwa pengirim dapat mengirim hanya satu segmen. Setelah menerima pengakuan untuk segmen 1, ukuran jendela kemacetan meningkat sebesar 1, yang berarti cwnd yang sekarang 2. Sekarang dua segmen lebih dapat dikirim. Ketika setiap pengakuan diterima, ukuran jendela yang meningkat sebesar 1 MSS. Ketika semua tujuh segmen diakui, cwnd = 8.

8 Jika kita melihat ukuran cwnd dalam hal putaran (pengakuan dari seluruh jendela segmen), kita menemukan bahwa angka tersebut adalah eksponensial seperti ditunjukkan di bawah ini: Start cwnd = 1 After round 1 cwnd = 2 1 = 2 After round 2 cwnd = 2 2 = 4 After round 3 cwnd = 2 3 = 8 Kita perlu untuk menyebutkan bahwa jika ada tertunda ACK, peningkatan ukuran jendela kurang dari kekuatan 2. mulai Lambat tidak dapat dilanjutkan tanpa batas. Harus ada ambang batas untuk menghentikan ini fase. Pengirim melacak sebuah ssthresh variabel bernama (lambat-start ambang batas). Bila ukuran jendela dalam bytes mencapai ambang pintu, berhenti mulai lambat dan berikutnya fase dimulai. Pada sebagian besar implementasi nilai ssthresh adalah byte. Penghindaran Kemacetan : Meningkatkan aditif jika kita dengan algoritma lambat-start, ukuran jendela kemacetan meningkat secara eksponensial. Untuk menghindari kemacetan sebelum hal itu terjadi, seseorang harus memperlambat pertumbuhan yang eksponensial. TCP mendefinisikan algoritma-lain disebut algoritma kendali menghindari kemacetan, yang mengalami peningkatan aditif bukan salah satu yang eksponensial. Bila ukuran jendela kemacetan mencapai start-lambat ambang, berhenti fase lambat mulai dan tahap aditif dimulai. Dalam algoritma ini, setiap kali jendela seluruh segmen diakui (satu putaran), ukuran jendela kemacetan meningkat sebesar 1. Untuk menampilkan ide, kita terapkan algoritma ini sama skenario sebagai mulai lambat, walaupun kita akan melihat bahwa biasanya algoritma penghindaran kemacetan dimulai ketika ukuran jendela jauh lebih besar dari 1. Gambar 24.9 menunjukkan gagasan itu.

9 Dalam hal ini, setelah pengirim telah menerima ucapan terima kasih untuk jendela lengkap ukuran segmen, ukuran jendela adalah bertambah satu segmen. Jika kita melihat ukuran cwnd dalam hal putaran, kita menemukan bahwa persentase tambahan sebagai ditunjukkan di bawah ini: Dalam algoritma menghindari kemacetan, ukuran kemacetan meningkat bila jendela penambahan sampai kemacetan terdeteksi Kemacetan Deteksi: multiplikatif Penurunan jika kemacetan terjadi, kemacetan ukuran jendela harus dikurangi. Satu-satunya cara pengirim dapat menebak kemacetan yang memiliki terjadi adalah dengan kebutuhan untuk Retransmisi segmen. Namun, retransmissi dapat terjadi pada salah satu dari dua kasus: ketika suatu kali waktu keluar atau ketika tiga ACK diterima. Dalam kedua kasus, ukuran ambang terjatuh ke satu-setengah, turun perkalian. Sebagian besar implementasi TCP memiliki dua reaksi: I. Jika batas waktu terjadi, ada kemungkinan lebih kuat dari kemacetan, segmen telah mungkin telah jatuh pada jaringan, dan tidak ada berita tentang segmen dikirim. Dalam hal ini TCP bereaksi kuat: a Hal ini menetapkan nilai ambang untuk satu-setengah dari ukuran jendela aktif. b. Hal set cwnd dengan ukuran satu segmen. c. Dimulai fase lambat mulai lagi. 2. Jika tiga ACK diterima, ada kemungkinan lebih lemah dari kemacetan; segmen mungkin telah menurun, tetapi beberapa segmen setelah itu mungkin telah tiba dengan selamat tiga ACK diterima. Hal ini disebut transmisi cepat dan pemulihan sistem yang cepat. Dalam hal ini kasus, TCP memiliki reaksi yang lebih lemah: a. Hal ini menetapkan nilai ambang untuk satu-setengah dari ukuran jendela aktif. b. Hal set cwnd dengan nilai ambang (beberapa implementasi menambahkan tiga segmen ukuran untuk ambang batas). c. Dimulai fase menghindari kemacetan. Sebuah implementasi bereaksi terhadap deteksi kemacetan di salah satu cara berikut: Jika penemuan adalah dengan time-out, lambat-start baru dimulai fase. Jika penemuan adalah dengan tiga ACK, fase menghindari kemacetan baru dimulai. Ringkasan Dalam Gambar 24.10, merangkum kebijakan kemacetan TCP dan hubungan yang fokus dalam membangun hubungan antara tiga fase.

10 Disini kita berasumsi bahwa ukuran jendela maksimum adalah 32 segmen. ambang diatur untuk 16 segmen (satu-setengah dari jendela maksimumukuran). Pada fase lambat mulai ukuran jendela dimulai dari 1 dan tumbuh secara eksponensialhingga mencapai ambang pintu. Setelah mencapai batas, menghindari kemacetan (Kenaikan aditif) prosedur memungkinkan ukuran jendela untuk meningkat secara linear sampai waktu-keluar terjadi atau ukuran jendela maksimum tercapai. Dalam Gambar batas waktu terjadi ketika ukuran jendela 20. Pada saat ini, prosedur penurunan perkalian mengambil atas dan mengurangi ambang untuk satu-setengah dari ukuran jendela sebelumnya. Sebelumnya ukuran jendela adalah 20 ketika waktu-out terjadi sehingga ambang baru sekarang 10. TCP bergerak untuk memperlambat mulai lagi dan mulai dengan ukuran jendela 1, dan bergerak TCPuntuk meningkatkan tambahan jika ambang batas baru tercapai. Bila ukuran window adalah 12, tiga-ack terjadi. Prosedur Penurunan multiplikatif mengambil alih lagi. Ambang diatur untuk 6 dan TCP pergi ke fase peningkatan aditif saat ini. Ini masih dalam tahap sampai batas waktu yang lain atau yang lain tiga Asks terjadi. Pengendalian kemacetan di Frame Relay Kemacetan dalam jaringan Frame Relay menurun kelambatan dan kesiapan meningkat. Tinggi yang kesiapan dan kelambatan rendah adalah tujuan utama dari protokol Frame Relay. Frame Relay tidak memiliki pengaturan aliran. Selain itu, Frame Relay memungkinkan pengguna untuk mengirimkan pecahan data.

11 Ini berarti bahwa jaringan Frame Relay memiliki potensi untuk benar-benar sesak dengan lalu lintas, sehingga membutuhkan pengendalian kemacetan. 1.5 Menghindari Kemacetan Untuk menghindari kemacetan, protokol Frame Relay menggunakan 2 bit dalam bingkai secara eksplisit memperingatkan sumber dan tujuan adanya kemacetan. BECN Pemberitahuan mundur kongesti eksplisit (BECN) sedikit memperingatkan pengirimkongesti dalam jaringan. Orang mungkin bertanya bagaimana hal ini dilakukan karena bingkai perjalanan jauh dari pengirim. Bahkan, ada dua metode: Switch dapat menggunakan respon frame dari penerima (full-duplex mode), atau tombol dapat menggunakan standar konektortion (DLCI = 1023) untuk mengirim frame khusus untuk tujuan tertentu. Pengirim dapat merespon peringatan ini hanya dengan mengurangi tingkatdata. Gambar menunjukkan penggunaan BECN. FECN Pemberitahuan kemacetan bagian depan yanh jelas (FECN) bit digunakan untuk memperingatkan penerima kemacetan di jaringan. Hal ini mungkin muncul bahwa penerima tidak dapat melakukan apa saja untuk meringankan kemacetan. Namun, protokol Frame Relay mengasumsikan bahwa pengirim dan penerima yang berkomunikasi satu sama lain dan menggunakan beberapa jenis aliran pengendalian pada tingkat yang lebih tinggi. Sebagai contoh, jika ada mekanisme pengakuan di tingkat yang lebih tinggi, penerima dapat menunda pengakuan, sehingga memaksa pengirim untuk memperlambat. Gambar menunjukkan penggunaan FECN.

12 Ketika dua bagian akhir yang berkomunikasi menggunakan jaringan Frame Relay, empat situasi yang mungkin terjadi sehubungan dengan kemacetan. Gambar 24,14 menunjukkan keempat situasi dan nilai-nilai FECN dan BECN. REFERENCES [1] Forouzan A. Behrouz, Data Communication and Networking Fourth Edition McGraw- Hill, 2007.

KOMUNIKASI DATA PACKET SWITCHING

KOMUNIKASI DATA PACKET SWITCHING KOMUNIKASI DATA PACKET SWITCHING PACKET SWITCHING Beberapa alasan mengapa Packet Switching dipilih dibandingkan Circuit Switching :. Pada waktu koneksi data, sebagian besar waktu user/host berada pada

Lebih terperinci

SCTP (Stream Control Transmission Protocol) 1.1 SCTP

SCTP (Stream Control Transmission Protocol) 1.1 SCTP SCTP (Stream Control Transmission Protocol) Erick Irawadi Alwi, 10/308994/PTK/07037- Magister Teknologi Informasi Ibrahim Syawie, 10/308860/PTK/07020- Magister Teknologi Informasi Jurusan Pascasarjana

Lebih terperinci

TCP Flow & Congestion Control

TCP Flow & Congestion Control TCP Flow & Congestion Control Flow Control Model Kendali Aliran Aliran data masuk Buffer Server Aliran data keluar TCP Sliding Window Round-trip time Round-trip time Host A Window Size??? Window Size Window

Lebih terperinci

Bab 10 Packet Switching

Bab 10 Packet Switching Bab 10 Packet Switching Prinsip-prinsip Dirancang untuk mengendalikan lalu lintas suara Sumberdaya ditujukan untuk panggilan tertentu Sebagian besar waktu koneksi data tidak terpakai Rate data konstan

Lebih terperinci

Materi Mata Kuliah Jaringan Komputer Universitas Indo Global Mandiri

Materi Mata Kuliah Jaringan Komputer Universitas Indo Global Mandiri Materi Mata Kuliah Jaringan Komputer Universitas Indo Global Mandiri Transport layer/ lapisan transport merupakan lapisan keempat dari model referensi OSI yang bertugas menyediakan data transport yang

Lebih terperinci

TCP Flow & Congestion Control

TCP Flow & Congestion Control TCP Flow & Congestion Control Flow Control Model Kendali Aliran Aliran data masuk Buffer Server Aliran data keluar TCP Sliding Window Round-trip time Round-trip time Host A Window Size??? Window Size Window

Lebih terperinci

KUALITAS LAYANAN. Budhi Irawan, S.Si, M.T

KUALITAS LAYANAN. Budhi Irawan, S.Si, M.T KUALITAS LAYANAN Budhi Irawan, S.Si, M.T KUALITAS LAYANAN (QOS) QoS merupakan terminologi yang digunakan untuk mendefinisikan kemampuan suatu jaringan untuk menyediakan tingkat jaminan layanan yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

FLOW CONTROL & A VARIABLE. Budhi Irawan, S.Si, M.T

FLOW CONTROL & A VARIABLE. Budhi Irawan, S.Si, M.T FLOW CONTROL & A VARIABLE Budhi Irawan, S.Si, M.T Kendali Aliran (Flow Control) Fungsi lain yang diperlukan dalam mentransmisikan data di suatu link adalah Kendali Aliran Dibutuhkan terutama jika aliran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengiriman data melalui jaringan TCP/IP dapat diibaratkan sebagai mobil-mobil yang ingin melewati sebuah jalan raya. Jika suatu saat, jumlah mobil yang lewat

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Teknologi TCP/IP adalah hasil penelitian dan pengembangan protocol

BAB II DASAR TEORI. Teknologi TCP/IP adalah hasil penelitian dan pengembangan protocol BAB II DASAR TEORI 2.1 Teknologi TCP/IP Teknologi TCP/IP adalah hasil penelitian dan pengembangan protocol yang dilaksanakan dan dibiayai oleh Defense Advanced Research Project Agency (DARPA). Paket TCP/IP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah congestion sering ditemukan dalam proses jalur data pada internet, yang pada umumnya diartikan sebagai proses terjadinya perlambatan atau kemacetan. Perlambatan

Lebih terperinci

DATA LINK LAYER. Gambar. 1: Fungsi dari Data Link Layer. Gambar. 2: PDU pada Data Link Layer berupa Frames

DATA LINK LAYER. Gambar. 1: Fungsi dari Data Link Layer. Gambar. 2: PDU pada Data Link Layer berupa Frames DATA LINK LAYER Pengertian Data Link Layer Menyediakan prosedur pengiriman data antar jaringan Mendeteksi dan mengkoreksi error yang mungkin terjadi di physical layer Memiliki address secara fisik yang

Lebih terperinci

William Stallings Komunikasi Data dan Komputer Edisi 7. Bab 13 Congestion di Jaringan Data(Data Network)

William Stallings Komunikasi Data dan Komputer Edisi 7. Bab 13 Congestion di Jaringan Data(Data Network) William Stallings Komunikasi Data dan Komputer Edisi 7 Bab 13 Congestion di Jaringan Data(Data Network) Apa itu congestion? congestion terjadi manakala paket-paket yang dipancarkan lewat jaringan mendekati

Lebih terperinci

Bab 10. Packet Switching

Bab 10. Packet Switching 1/total Outline Prinsip Dasar Packet Switching Packet Switching - Datagram Packet Switching Virtual Circuit Operasi Internal dan Eksternal Konsep Routing Strategi Routing Klasiikasi Routing X25 Physical

Lebih terperinci

Jaringan Komputer Switching

Jaringan Komputer Switching Jaringan Komputer Switching Switching Transmisi jarak jauh biasanya akan melewati jaringan melalui node-node yang di switch. Node tidak khusus untuk suatu konteks data tertentu.dimana End device adalah

Lebih terperinci

diperoleh gambaran yang lebih baik tentang apa yang terjadi di jaringan dan dapat segera diketahui penyebab suatu permasalahan.

diperoleh gambaran yang lebih baik tentang apa yang terjadi di jaringan dan dapat segera diketahui penyebab suatu permasalahan. 8 diperoleh gambaran yang lebih baik tentang apa yang terjadi di jaringan dan dapat segera diketahui penyebab suatu permasalahan. header 20 bytes lebih besar daripada paket IPv4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Lebih terperinci

TEKNOLOGI SWITCH SWITCHING 1. CIRCUIT SWITCHING

TEKNOLOGI SWITCH SWITCHING 1. CIRCUIT SWITCHING SWITCHING Transmisi jarak jauh biasanya akan melewati jaringan melalui node-node yang di switch. Node tidak khusus untuk suatu konteks data tertentu.dimana End device adalah station : komputer, terminal,

Lebih terperinci

BAB III SIRKIT SEWA DIGITAL DAN FRAME RELAY

BAB III SIRKIT SEWA DIGITAL DAN FRAME RELAY BAB III SIRKIT SEWA DIGITAL DAN FRAME RELAY Sirkit sewa digital dan Frame Relay digunakan oleh perusahaan multinasional sebagai sarana transport yang menghubungkan LAN baik yang berada dalam satu wilayah

Lebih terperinci

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI DTG1E3 DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI Pengenalan Komunikasi Data dan Klasifikasi Jaringan By : Dwi Andi Nurmantris Dimana Kita? Dimana Kita? Pengertian Komunikasi Data Penggabungan antara dunia komunikasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA 4.1 Umum

BAB IV ANALISA 4.1 Umum BAB IV ANALISA 4.1 Umum Dua alasan penting mengapa pada frame relay data diperbolehkan untuk dibuang (discarded), adalah : 1. Terjadi deteksi error dalam data yang dikirimkan. 2. Terjadi congestion (jaringan

Lebih terperinci

Memahami cara kerja TCP dan UDP pada layer transport

Memahami cara kerja TCP dan UDP pada layer transport 4.1 Tujuan : Memahami konsep dasar routing Mengaplikasikan routing dalam jaringan lokal Memahami cara kerja TCP dan UDP pada layer transport 4.2 Teori Dasar Routing Internet adalah inter-network dari banyak

Lebih terperinci

Memahami proses switching dalam sistem telepon Memahami rangkaian switching yang digunakan dalam sistem komunikasi telepon Menjelaskan aplikasi dan

Memahami proses switching dalam sistem telepon Memahami rangkaian switching yang digunakan dalam sistem komunikasi telepon Menjelaskan aplikasi dan Memahami proses switching dalam sistem telepon Memahami rangkaian switching yang digunakan dalam sistem komunikasi telepon Menjelaskan aplikasi dan konsep swicting dalam sistem telepon Proses switching

Lebih terperinci

Penghubung LAN, Jaringan Backbone dan Virtual LAN

Penghubung LAN, Jaringan Backbone dan Virtual LAN Penghubung LAN, Jaringan Backbone dan Virtual LAN Aditia Prana Kusuma, 07071-MTI Gatot Susatijo, 07100-MTI Agus Sidiq Purnomo, 07072-MTI Magister Teknologi Informasi FT UGM, Yogyakarta 1.1 Pendahuluan

Lebih terperinci

PACKET SWITCHING. Rijal Fadilah

PACKET SWITCHING. Rijal Fadilah PACKET SWITCHING Rijal Fadilah Pendahuluan Packet switching terkait protocol, message dibagi menjadi paket kecil sebelum dikirim. Jaringan packet switch : kumpulan distribusi dari node-node packet switch,

Lebih terperinci

Flow Control. stop-and-wait

Flow Control. stop-and-wait Flow Control Sebuah proses yang digunakan untuk mengatur rate dari transmisi data diantara 2 node untuk mencegah pengiriman data yang terlalu cepat dibanding dengan penerimaan data yang lambat. Flow Control

Lebih terperinci

User Datagram Protocol (UDP)

User Datagram Protocol (UDP) User Datagram Protocol (UDP) Dicky Hadiyuwono 10/309324/PTK/07080 Pambudi 10/308903/PTK/07026 1. INTRODUCTION UDP sering diplesetkan dengan Unreliable Transport Protocol, karena UDP tidak memberikan service

Lebih terperinci

Materi 7 Layer 4 Transport

Materi 7 Layer 4 Transport Materi 7 Layer 4 Transport Missa Lamsani Hal 1 Transport Layer Missa Lamsani Hal 2 Fungsi Layer Transport (Layer 4) Lapisan transpor atau transport layer adalah lapisan keempat dari model referensi jaringan

Lebih terperinci

Bab 5: Lapisan Transport

Bab 5: Lapisan Transport Bab 5: Lapisan Transport Jaringan Komputer Heribertus Yulianton 2013 Cisco and/or its affiliates. All rights reserved. Cisco Public 1 Kerangka Bab 1 Protokol Lapisan Transport 2 TCP dan UDP 2013 Cisco

Lebih terperinci

PEER-TO-PEER DAN ARQ PROTOCOLS

PEER-TO-PEER DAN ARQ PROTOCOLS Universitas Gunadarma PEER-TO-PEER DN RQ PROTOCOLS TUGS JRINGN KOMPUTER LNJUT yu Fitriyanti (0) Deby Candrakirana (09) Rizqi unga Yuliandini (09) Kelompok [/0/0] PEER-TO-PEER DN RQ DFTR ISI Halaman LEMR

Lebih terperinci

TRANSPORT LAYER DEFINISI

TRANSPORT LAYER DEFINISI TRANSPORT LAYER DEFINISI Transport layer merupakan lapisan keempat pada lapisan OSI layer. Lapisan ini bertanggung jawab menyediakan layanan pengiriman dari sumber data menuju ke tujuan data dengan cara

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN HASIL DATA

BAB IV ANALISIS DAN HASIL DATA 39 BAB IV ANALISIS DAN HASIL DATA Pada bab pengujian dan analisa akan menjelaskan tentang hasil dan berbandingan terhadap quality of service pada jaringan ASTInet yang digunakan di Head Office PT. Trans

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Contoh Jaringan Peer To Peer

Gambar 1.1 Contoh Jaringan Peer To Peer Peer-to-Peer, ARQ (Automatic Repeat Request) protocols Definisi Peer To Peer Protocols Peer to Peer (PP) adalah suatu sistem hubungan antar komputer yang terkoneksi secara langsung via jaringan atau Internet.

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Laju Kedatangan Paket Data Komunikasi Real Time

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Laju Kedatangan Paket Data Komunikasi Real Time BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Ekstraksi Hasil Pengumpulan Data 5.1.1 Laju Kedatangan Paket Data Komunikasi Real Time Jumlah paket yang dipertukarkan dalam rentang waktu tertentu merupakan salah satu besaran

Lebih terperinci

19 March, 2017 16:33 by webmaster - Sunday, March 19, 2017 http://suyatno.dosen.akademitelkom.ac.id/index.php/2017/03/19/19-march-2017-1633/ Tugas Rangkuman Komunikasi Data Chapter 7 Nama Kelompok : Elsa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK. Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK. Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Arsitektur Komunikasi Data Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus dikembangkan, dan setiap layanan tersebut memiliki tujuan dan kebutuhan yang berbeda.

Lebih terperinci

MODUL 2 WIRESHARK Protokol TCP

MODUL 2 WIRESHARK Protokol TCP MODUL 2 WIRESHARK TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep pengiriman data dengan TCP 2. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep pengiriman data dengan UDP DASAR TEORI Protokol

Lebih terperinci

PACKET SWITCHING. oleh:

PACKET SWITCHING. oleh: PACKET SWITCHING oleh: 1. Agus Zuliardi 03/171548/PA/09839 2. Faris Rusdi 03/171093/PA/09759 3. Gunadi Anwar 03/168403/PA/09544 4. Joshua R.T.P. 03/165106/PA/09229 5. Prasetyo 03/171141/PA/09769 6. Wim

Lebih terperinci

PENGERTIAN JARINGAN ETHERNET Disusun Oleh : RENGGA INGRIDIANTO NIM I PUTU TIRTA TAMARA PUTRA NIM

PENGERTIAN JARINGAN ETHERNET Disusun Oleh : RENGGA INGRIDIANTO NIM I PUTU TIRTA TAMARA PUTRA NIM PENGERTIAN JARINGAN ETHERNET Disusun Oleh : RENGGA INGRIDIANTO NIM 15101812 I PUTU TIRTA TAMARA PUTRA NIM 15101277 NI PUTU EKA PURNAMANINGSIH NIM 15101001 AHMAD WAHYUDI NIM 15101526 SARAFIB=NA AMELINDA

Lebih terperinci

MODEL REFERENSI OSI & TCP/IP. Budhi Irawan, S.Si, M.T

MODEL REFERENSI OSI & TCP/IP. Budhi Irawan, S.Si, M.T MODEL REFERENSI OSI & TCP/IP 1011101010101011101 Budhi Irawan, S.Si, M.T Pendahuluan Model Referensi OSI (Open System Interconnection) merupakan standar dalam protokol jaringan yang dikembangkan oleh ISO

Lebih terperinci

Modul 10 TCP/IP Lanjutan

Modul 10 TCP/IP Lanjutan Modul 10 TCP/IP Lanjutan Pendahuluan Router menggunakan informasi IP address dalam paket header IP untuk menentukan interface mana yang akan di-switch ke tujuan. Tiap-tiap layer OSI memiliki fungsi sendiri-sendiri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian VRRP VRRP (Virtual Routing Redundancy Protocol) merupakan salah satu protokol open source redundancy yang artinya dapat digunakan di berbagai merek perangkat dan dirancang

Lebih terperinci

Model Kendali Aliran. Aliran data masuk. Aliran data keluar

Model Kendali Aliran. Aliran data masuk. Aliran data keluar Flow Control Model Kendali Aliran Aliran data masuk Buffer Server Aliran data keluar Koneksi fisik TX RX RX TX GND GND RTS CTS Pertukaran sinyal RTS Jika dijawab CTS maka TX jika tidak tunggu CTS RTS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 13 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian ini penulis akan melakukan penelitian terhadap hasil virtualisasi pada sebuah controller. Melalui virtualisasi, sebuah controller dibagi menjadi beberapa

Lebih terperinci

Lapisan ini merupakan lapisan yang akan melakukan transmisi data antara perangkat-perangkat jaringan yang saling berdekatan di dalam sebuah wide area

Lapisan ini merupakan lapisan yang akan melakukan transmisi data antara perangkat-perangkat jaringan yang saling berdekatan di dalam sebuah wide area Lapisan ini merupakan lapisan yang akan melakukan transmisi data antara perangkat-perangkat jaringan yang saling berdekatan di dalam sebuah wide area network (WAN), atau antara node di dalam sebuah segmen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Layanan World Wide Web (WWW), yang begitu populer sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. Layanan World Wide Web (WWW), yang begitu populer sebagai sarana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Layanan World Wide Web (WWW), yang begitu populer sebagai sarana penyebaran informasi secara luas, telah memberikan kontribusi besar dalam jumlah penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari hari sering kali terjadi kemacetan dalam beberapa bentuk, seperti kemacetan lalu lintas, antrian yang panjang di bank, memesan tiket dan bentuk

Lebih terperinci

Network Layer JARINGAN KOMPUTER. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom

Network Layer JARINGAN KOMPUTER. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom Network Layer JARINGAN KOMPUTER Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom Objectives Fungsi Network Layer Protokol Komunikasi Data Konsep Pengalamatan Logis (IP) Konsep Pemanfaatan IP Konsep routing Algoritma routing

Lebih terperinci

lapisan-lapisan pada TCP/IP tidaklah cocok seluruhnya dengan lapisan-lapisan OSI.

lapisan-lapisan pada TCP/IP tidaklah cocok seluruhnya dengan lapisan-lapisan OSI. TCP dan IP Kamaldila Puja Yusnika kamaldilapujayusnika@gmail.com http://aldiyusnika.wordpress.com Lisensi Dokumen: Copyright 2003-2013IlmuKomputer.Com Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan,

Lebih terperinci

METODE PENGATURAN THROUGHPUT UNTUK TCP WESTWOOD+ PADA SALURAN BOTTLENECK

METODE PENGATURAN THROUGHPUT UNTUK TCP WESTWOOD+ PADA SALURAN BOTTLENECK METODE PENGATURAN THROUGHPUT UNTUK TCP WESTWOOD+ PADA SALURAN BOTTLENECK Hilal Hudan Nuha 1, Fazmah Arif Y. 2 Pasca Sarjana Teknik Informatika IT Telkom Jln. Telekomunikasi no 1. Dayeuhkolot. Bandung e-mail

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN ANALISA BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1 Data Hasil Pengujian Data diperoleh dari pengambilan video conference secara point-topoint antara node 1 dengan node 2, pada beberapa kondisi yang telah ditentukan di Bab 3.

Lebih terperinci

Mengenal Komunikasi Data Melalui Layer OSI & TCP/IP

Mengenal Komunikasi Data Melalui Layer OSI & TCP/IP 1 Mengenal Komunikasi Data Melalui Layer OSI & TCP/IP Modification by Melwin S Daulay, S.Kom., M.Eng 2 Protokol Arsitektur komunikasi data Protokol komunikasi komputer : Aturan-aturan dan perjanjian yang

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA TRANSMISSION CONTROL PROTOCOL PADA JARINGAN WIDE AREA NETWORK

ANALISIS KINERJA TRANSMISSION CONTROL PROTOCOL PADA JARINGAN WIDE AREA NETWORK ANALISIS KINERJA TRANSMISSION CONTROL PROTOCOL PADA JARINGAN WIDE AREA NETWORK Henra Pranata Siregar, Naemah Mubarakah Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Jl. Almamater,

Lebih terperinci

MODUL 2 WIRESHARK Protokol TCP

MODUL 2 WIRESHARK Protokol TCP MODUL 2 WIRESHARK TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep pengiriman data dengan TCP 2. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep pengiriman data dengan UDP DASAR TEORI Protokol

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam kegiatannya. Peranan teknologi informasi akan semakin vital bagi perusahaan besar dan perusahaan

Lebih terperinci

Quality of Service. Sistem Telekomunikasi Prodi S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto

Quality of Service. Sistem Telekomunikasi Prodi S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto Quality of Service Sistem Telekomunikasi Prodi S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto QoS (Quality of Service) mengukur tingkat kepuasan pelanggan (user) terhadap pelayanan jaringan berdasarkan efek yang

Lebih terperinci

B A B IV A N A L I S A

B A B IV A N A L I S A 76 B A B IV A N A L I S A 4.1 Analisa Utilisasi Pada sisi akses, parameter yang berkaitan dengan transfer data selain bandwidth juga dikenal dengan parameter throughput. Throughput adalah jumlah bit-bit

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP. berbasis Parallel Processing

Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP. berbasis Parallel Processing Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP antara Asterisk dan FreePBX berbasis Parallel Processing JOANA SIBORO 2206100080 Dosen Pembimbing: Dr.Ir. Achmad Affandi, DEA NIP: 196510141990021001 PERANCANGAN

Lebih terperinci

Rahmady Liyantanto liyantanto.wordpress.com

Rahmady Liyantanto liyantanto.wordpress.com Rahmady Liyantanto liyantanto88@gmail.com liyantanto.wordpress.com Komunikasi Data D3 Manajemen Informatika Universitas Trunojoyo Sebelum TCP/IP digunakan sebagai standart untuk komunikasi data, OSI (Open

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI APLIKASI CHEPPYCHAT UNTUK JARINGAN KOMPUTER PADA LOCAL AREA NETWORK

IMPLEMENTASI APLIKASI CHEPPYCHAT UNTUK JARINGAN KOMPUTER PADA LOCAL AREA NETWORK IMPLEMENTASI APLIKASI CHEPPYCHAT UNTUK JARINGAN KOMPUTER PADA LOCAL AREA NETWORK Nama Mahasiswa : Tadeus Utha D NIM : 04104025 Jurusan : Sistem Komputer Dosen Pembimbing : Yulius Satmoko R,S.kom, M.kom

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi

BAB II DASAR TEORI. Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi BAB II DASAR TEORI 2.1 Protokol Komunikasi Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi komunikasi, perpindahan data, serta penulisan hubungan antara dua atau lebih perangkat komunikasi.

Lebih terperinci

TRAFFIC MANAGEMENT (Quality of Service & Congestion Control) Definisi Traffic Management

TRAFFIC MANAGEMENT (Quality of Service & Congestion Control) Definisi Traffic Management TRAFFIC MANAGEMENT (Quality of Service & Congestion Control) Definisi Traffic Management Jenis Koneksi Congestion Control QoS (Quality of Service) Metode Pengendalian Trafik (QoS) Simulasi Traffic Management

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN. 4.1 Perancangan dan Analisa Skenario

BAB 4 PERANCANGAN. 4.1 Perancangan dan Analisa Skenario BAB 4 PERANCANGAN 4.1 Perancangan dan Analisa Skenario Pada BAB ini akan dibahas analisis tentang performan jaringan IP pada switch cisco 2950 Untuk aplikasi video call dengan protocol UDP, analisis yang

Lebih terperinci

TRANSPORT LAYER. Aplikasi dan Operasi pada TCP dan UDP

TRANSPORT LAYER. Aplikasi dan Operasi pada TCP dan UDP TRANSPORT LAYER Aplikasi dan Operasi pada TCP dan UDP Transport Layer melakukan segmentasi dan menyatukan kembali data yang tersegmentasi menjadi suatu arus data. Layanan-layanan yang terdapat di transport

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pentingnya Efisiensi Energi pada Perangkat Komunikasi Bergerak

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pentingnya Efisiensi Energi pada Perangkat Komunikasi Bergerak BAB II DASAR TEORI 2.1 Pentingnya Efisiensi Energi pada Perangkat Komunikasi Bergerak Penggunaan perangkat komunikasi bergerak yang bertumbuh dengan cepat mengisyaratkan permintaan penggunaan energi yang

Lebih terperinci

A I S Y A T U L K A R I M A

A I S Y A T U L K A R I M A A I S Y A T U L K A R I M A STANDAR KOMPETENSI Pada akhir semester, mahasiswa mampu merancang, mengimplementasikan dan menganalisa sistem jaringan komputer Menguasai konsep networking (LAN &WAN) Megnuasai

Lebih terperinci

Refrensi OSI

Refrensi OSI Refrensi OSI Model Open Systems Interconnection (OSI) diciptakan oleh International Organization for Standardization (ISO) yang menyediakan kerangka logika terstruktur bagaimana proses komunikasi data

Lebih terperinci

BAB III TOKEN RING. jaringan cincin (ring) dan sistem token passing untuk mengontrol akses menuju jaringan.

BAB III TOKEN RING. jaringan cincin (ring) dan sistem token passing untuk mengontrol akses menuju jaringan. BAB III TOKEN RING 3.1 Token Ring Token ring adalah sebuah arsitektur jaringan yang menggunakan topologi jaringan cincin (ring) dan sistem token passing untuk mengontrol akses menuju jaringan. Arsitektur

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Jaringan Asynchronous Transfer Mode (ATM) merupakan jaringan

BAB II DASAR TEORI. Jaringan Asynchronous Transfer Mode (ATM) merupakan jaringan BAB II DASAR TEORI 2.1 Pendahuluan Jaringan Asynchronous Transfer Mode (ATM) merupakan jaringan transfer di mana informasi dari berbagai jenis layanan seperti suara, video, dan data di ubah ke dalam bentuk

Lebih terperinci

TK 2134 PROTOKOL ROUTING

TK 2134 PROTOKOL ROUTING TK 2134 PROTOKOL ROUTING Materi Minggu ke-1: Internetworking Devie Ryana Suchendra M.T. Teknik Komputer Fakultas Ilmu Terapan Semester Genap 2015-2016 Internetworking Topik yang akan dibahas pada pertemuan

Lebih terperinci

Dosen Pengampu : Muhammad Riza Hilmi, ST.

Dosen Pengampu : Muhammad Riza Hilmi, ST. Model OSI DAN TCP/IP PROTOKOL Konsep Dasar Komunikasi Data Konsep Protokol Jaringan OSI Model Enkapsulasi dan Dekapsulasi TCP/IP Model Protocol Suite TCP/IP Dosen Pengampu : Muhammad Riza Hilmi, ST. Email

Lebih terperinci

chapter 10 iyang aditiya : muhammad romdani : syaiful bahri : fadilla retno

chapter 10 iyang aditiya : muhammad romdani : syaiful bahri : fadilla retno chapter 10 iyang aditiya : 15160175 muhammad romdani : 15160150 syaiful bahri : 15160159 fadilla retno by webmaster - Monday, March 20, 2017 http://suyatno.dosen.akademitelkom.ac.id/index.php/2017/03/20/chapter-10-iyangaditiya-15160175-muhammad-romdani-15160150-syaiful-bahri-15160159-fadilla-retno/

Lebih terperinci

Perangkat Lunak Telekomunikasi PROTOCOL ALOHA

Perangkat Lunak Telekomunikasi PROTOCOL ALOHA PROTOCOL ALOHA I. ALOHA (Pure ALOHA) Pada tahun 1970-an, Norman Abramson dan rekan sejawatnya di Universitas Hawai membuat sebuah metode untuk menyelesaikan masalah alokasi saluran yang baru dan bak sekali.

Lebih terperinci

Bab 2. Tinjauan Pustaka

Bab 2. Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Adapun penelitian yang menjadi acuan dalam penelitian yang dilakukan adalah Penelitian dengan judul Analisis dan Perancangan Security Voice Over Internet

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. multimedia memasuki dunia internet. Telepon IP, video conference dan game

BAB I PENDAHULUAN. multimedia memasuki dunia internet. Telepon IP, video conference dan game BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan yang cepat dari teknologi jaringan telah membuat aplikasi multimedia memasuki dunia internet. Telepon IP, video conference dan game online sudah menjamur

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN INTERKONEKSI BANYAK TINGKAT. Komponen utama dari sistem switching atau sentral adalah seperangkat sirkuit

BAB II JARINGAN INTERKONEKSI BANYAK TINGKAT. Komponen utama dari sistem switching atau sentral adalah seperangkat sirkuit BAB II JARINGAN INTERKONEKSI BANYAK TINGKAT 2.1 Konsep Switching Komponen utama dari sistem switching atau sentral adalah seperangkat sirkuit masukan dan keluaran yang disebut dengan inlet dan outlet.

Lebih terperinci

MAKALAH PERBEDAAN TCP/IP DENGAN OSI

MAKALAH PERBEDAAN TCP/IP DENGAN OSI MAKALAH PERBEDAAN TCP/IP DENGAN OSI Oleh : Ery Setiyawan Jullev A (07.04.111.00051) Danar Putra P (07.04.111.00035) M.M Ubaidillah (07.04.111.00090) Fakultas Teknik UNIVERSITAS TRUNOJOYO 2009/2010 1 Protokol

Lebih terperinci

TCP DAN UDP. Budhi Irawan, S.Si, M.T

TCP DAN UDP. Budhi Irawan, S.Si, M.T TCP DAN UDP Budhi Irawan, S.Si, M.T LAPISAN TRANSPOR adalah Lapisan keempat dari Model Referensi OSI yang bertanggung jawab untuk menyediakan layanan-layanan yang dapat diandalkan kepada protokol-protokol

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan suatu cara berpikir yang dimulai dari menentukan suatu permasalahan, pengumpulan data baik dari buku-buku panduan maupun studi lapangan, melakukan

Lebih terperinci

5. QoS (Quality of Service)

5. QoS (Quality of Service) PENGENDALIAN MUTU TELEKOMUNIKASI 5. QoS (Quality of Service) Latar Belakang QoS Karakteristik Jaringan IP Alokasi Sumber Daya Definisi QoS QoS adalah suatu pengukuran tentang seberapa baik jaringan dan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer transport yang digunakan untuk meminta kualitas layanan QoS tinggi transportasi data, untuk sebuah

Lebih terperinci

Bab 7. Data Link Control

Bab 7. Data Link Control Bab 7. Data Link Control 1/total Outline Konsep Data Link Control Flow Control Error Detection Error Control High Level Data Link Control Protokol DLC Lain (Frame Relay dan ATM) 2/total Control Aliran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. penghubung (Forouzan, 2003, P1). Node yang dimaksud dapat berupa komputer,

BAB 2 LANDASAN TEORI. penghubung (Forouzan, 2003, P1). Node yang dimaksud dapat berupa komputer, BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Network Network adalah kumpulan dari peralatan (node) yang dihubungkan oleh media penghubung (Forouzan, 2003, P1). Node yang dimaksud dapat berupa komputer, printer,

Lebih terperinci

Week #5 Protokol Data Link Control

Week #5 Protokol Data Link Control Data Link Protocol - Week 5 1 of 12 Week #5 Protokol Data Link Control Pengantar Pada pembahasan Komunikasi Data, Topologi dan Medium Transmisi kita sudah membahas tentang pengiriman sinyal melalui media

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 14 ANALISA QoS JARINGAN

PRAKTIKUM 14 ANALISA QoS JARINGAN PRAKTIKUM 14 ANALISA QoS JARINGAN I. Tujuan 1. Mahasiswa memahami konsep QoS. 2. Mahasiswa mampu menganalisa QoS pada suatu system jaringan II. Peralatan Yang Dibutuhkan 1. Beberapa komputer yang berfungsi

Lebih terperinci

dalam bentuk analog. Munculnya digital IC (Integrated Circuit) dan membutuhkan. Pengguna atau user memerlukan player, yaitu aplikasi khusus

dalam bentuk analog. Munculnya digital IC (Integrated Circuit) dan membutuhkan. Pengguna atau user memerlukan player, yaitu aplikasi khusus Video telah menjadi media yang sangat penting untuk komunikasi dan hiburan selama puluhan tahun. Pertama kali video diolah dan ditransmisikan dalam bentuk analog. Munculnya digital IC (Integrated Circuit)

Lebih terperinci

Pengertian Tentang PPP (Point To Point Protocol)

Pengertian Tentang PPP (Point To Point Protocol) Pengertian Tentang PPP (Point To Point Protocol) Riska Islaminati riska.islaminati@raharja.info :: http://a114513-2009-04853.blogspot.com/2011/11/pengertian-tentang-ppp-point-topoint.html Abstrak PPP berfungsi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS METODE DAN PERANCANGAN KASUS UJI

BAB III ANALISIS METODE DAN PERANCANGAN KASUS UJI BAB III ANALISIS METODE DAN PERANCANGAN KASUS UJI 3.1 Analisis Sistem Analisis adalah penguraian dari suatu pembahasan, dalam hal ini pembahasan mengenai analisis perbandingan teknik antrian data First

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN JARINGAN

PEMROGRAMAN JARINGAN PEMROGRAMAN JARINGAN Tujuan Memahami protocol jaringan seperti TCP, UDP dan SCTP Mengenal kemampuan Java untuk pemrograman jaringan Protocol Jaringan Internet Protokol (IP) adalah protokol lapisan jaringan

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Iklan berasal dari sebuah kata dalam bahasa melayu, yaitu i lan atau i lanun

BAB 2 DASAR TEORI. Iklan berasal dari sebuah kata dalam bahasa melayu, yaitu i lan atau i lanun BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Mekanisme Penayangan Iklan Digital Iklan berasal dari sebuah kata dalam bahasa melayu, yaitu i lan atau i lanun yang memiliki arti informasi. Iklan adalah suatu cara untuk memperkenalkan,

Lebih terperinci

Jaringan Komputer Data Link Control Data L

Jaringan Komputer Data Link Control Data L Jaringan Komputer Data Link Control Kontrol Aliran Menjamin pengiriman tidak membnajiri penerima Mencegah buffer overflow (kepenuhan) Waktu Transmisi Waktu diambil untuk mengeluarkan semua bit ke dalam

Lebih terperinci

Agenda. Protokol TCP/IP dan OSI Keluarga Protokol TCP/IP

Agenda. Protokol TCP/IP dan OSI Keluarga Protokol TCP/IP Agenda Protokol TCP/IP dan OSI Keluarga Protokol TCP/IP 2 Protokol Definisi : A rule, guideline, or document which guides how an activity should be performed. Dalam ilmu komputer, protokol adalah konvensi

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA Kontrol Komunikasi

KOMUNIKASI DATA Kontrol Komunikasi KOMUNIKASI DATA Kontrol Komunikasi Latar Belakang Kemungkinan terjadi kesalahan pada transmisi serta receiver data perlu mengatur rate terhadap data yang diterima Teknik sinkronisasi dan interfacing Lapisan

Lebih terperinci

JARINGAN KOMPUTER Layanan Dari TCP dan UDP Protocol

JARINGAN KOMPUTER Layanan Dari TCP dan UDP Protocol JARINGAN KOMPUTER Layanan Dari TCP dan UDP Protocol Nama : Qonita Al afwa NIM : 09011281520103 Kelas : SK5C Dosen Pengampuh : Deris Stiawan, M.T., Ph.D. SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Jaringan Switching. Untuk transmisi data yang melampaui area lokal. Simpul switching tidak berkaitan dengan isi data.

Jaringan Switching. Untuk transmisi data yang melampaui area lokal. Simpul switching tidak berkaitan dengan isi data. Circuit Switching Jaringan Switching Untuk transmisi data yang melampaui area lokal. Simpul switching tidak berkaitan dengan isi data. Jaringan switching sederhana Jaringan circuit switching 3 tahap komunikasi

Lebih terperinci

Basics Switching Concepts

Basics Switching Concepts Modul 24: Overview Pada modul ini memperkenalkan segmentasi jaringan dan menggambarkan dasar operasi switch, serta menjelaskan cara kerja dari switch dan bridge agar dalam pengiriman paket data tanpa ada

Lebih terperinci

ACTIVE QUEUE MANAGEMENT UNTUK TCP CONGESTION CONTROL

ACTIVE QUEUE MANAGEMENT UNTUK TCP CONGESTION CONTROL TUGAS AKHIR RE 1599 ACTIVE QUEUE MANAGEMENT UNTUK TCP CONGESTION CONTROL HERI WAHYU PURNOMO NRP 2203100515 Dosen Pembimbing Eko Setijadi, ST., MT. Ir. Suwadi, MT. JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

Minggu 7 Layer Session

Minggu 7 Layer Session Minggu 7 Layer Session 1 PENDAHULUAN Pada dasarnya komputer membentuk komunikasi dengan cara yang hampir sama dengan manusia. Dari pemberian salam hingga proses komunikasi terhenti. Keseluruhan proses

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA JARINGAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA JARINGAN BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA JARINGAN 4.1 Pengujian Coverage Jaringan WLAN Pengujian Coverage WLAN menggunakan 2 cara, yaitu: a. Pengujian dengan deteksi sinyal WLAN di desktop computer, Seperti terlihat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI SOFTSWITCH. suatu pemodelan softswitch ini dilakukan agar mampu memenuhi kebutuhan

BAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI SOFTSWITCH. suatu pemodelan softswitch ini dilakukan agar mampu memenuhi kebutuhan BAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI SOFTSWITCH Berdasarkan pada penjelasan dari bab sebelumnya, maka dibuatlah suatu perancangan pemodelan softswitch sebelum simulasi dilakukan. Perancangan suatu pemodelan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Transmission Control Protocol

BAB II DASAR TEORI 2.1 Transmission Control Protocol BAB II DASAR TEORI 2.1 Transmission Control Protocol Protokol merupakan sekumpulan aturan yang mengatur dua atau lebih mesin dalam suatu jaringan dalam melakukan interaksi pertukaran format data. TCP (Transmission

Lebih terperinci