BAB IV ANALISA 4.1 Umum

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISA 4.1 Umum"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISA 4.1 Umum Dua alasan penting mengapa pada frame relay data diperbolehkan untuk dibuang (discarded), adalah : 1. Terjadi deteksi error dalam data yang dikirimkan. 2. Terjadi congestion (jaringan mengalami overload traffic data). Saat terjadi deteksi error dari frame data yang dikirimkan, frame-frame data ini akan langsung dibuang, begitu juga saat diketahui bahwa terjadi overload traffic data di jaringan, maka frame-frame data juga akan langsung dibuang. Proses ini akan menjadi tanggung jawab dari protocol pada lapisan lebih tinggi yang dapat mengontrol aliran data (flow control), mengontrol kesalahan dan memulihkan kembali data-data yang hilang dalam jaringan dengan mekanisme retransmission (meminta ulang pengiriman data yang hilang). Protocol yang akan bertanggung jawab penuh dalam menangani masalah ini adalah TCP/IP, agar integritas data tetap terjaga dengan baik. Inilah yang membedakan protocol frame relay dengan protocol pendahulunya (contoh : X.25, SNA, dll), bahwa mekanisme penecekan pada level frame data tidak terjadi, di level frame semua data frame akan dilewatkan pada level berikutnya, dan hanya melewati proses pengecekan apakah DLCI-nya cocok dengan yang dituju, atau apakah frame-frame tersebut sudah valid. Bila dua hal di atas terpenuhi, maka amanlah data tersebut. Namun apabila tidak terpenuhi, maka frame-frame data tersebut langsung discarde. Di level berikutnya proses pengecekan paket-paket data akan ditangani dengan protocol sebelumnya. Oleh sebab itu kinerja TCP/IP over

2 Frame Relay semakin cepat, karena Frame Relay hanya melakukan pembuangan frame dan mekanisme congestion sedangkan TCP/IP bertugas melakukan flow control dan retransmission. 4.2 Analisa Kesalahan Bit Transmisi Seperti kita ketahui bahwa lapisan yang lebih tinggi dari level frame akan bertanggung jawab terhadap masalah pemulihan data yang dibuang (discarded), dengan mekanisme retransmission dari frame relay data yang hilang. Namun hal ini tentunya juga akan menjadi masalah apabila tidak ditangani factor penyebab utamanya, karena akibat dari discarded yang terus menerus, maka response time pengiriman data menjadi lebih besar. Factor utama dalam frame relay ini adalah kehandalan dari media transmisi yang digunakan dalam jaringan cloud frame relay. Dengan kata lain baik untuk access line (jaringan local) ataupun access trunk (jaringan backbone) harus memenuhi rekomendasi pengetesan dalam menghantarkan bit bit tanpa ada kesalahan atau tingkat kesalahan yang rendah, sehingga access line tersebut layak untuk dipakai sebagai media jaringan komunikasi data. Cara untuk mengetahui suatu jaringan atau media transmisi layak tidaknya dapat menggunakan metode BERT (Bit Error Rate Test). Pada gambar 4-1 di bawah nampak bahwa pada remote transmisi (Modem Slave) diloop disisi physical interfacenya da n sisi local transmisi (Modem Master) pada physical interfacenya diberikan pattern dari sauatu alat BERT. Pada gambar 4-1 di bawah nampak bahwa pada remote transmisi (Modem Slave) diloop disisi physical interfacenya dan sisi local transmisi (Modem Master) pada physical interfacenya diberikan pattern dari suatu alat BERT.

3 Gambar 4-1 Pengetesan Saluran Transmisi Hasil pengukuran saluran transmisi baik access line maupun trunk seperti di tabelkan pada table 4-1 (hasil pengukuran d i lampiran D), untuk selanjutnya akan dianalisa berdasarkan formula yang ada. Bit Error Rata Transmisi Waktu Uji BER TRUNK bps s 5,651 x Access Line bps 3622 s 2,157 x Table 4-1 Data pengukuran saluran transmisi Dari data tersebut, dapat dijabarkan sebagai berikut : BER (TRUNK) = BER (Access Line) = bps X86400s bps X 3622s = 5,651 x = 2,157 x 10-09

4 Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui, bahwa trunk mampu mempertahankan 1,7695 x bit dengan jumlah errornya 1 bit pada kecepatan transmisi bps dalam waktu ukur s (24jam) sehingga diperoleh Bit Error dalamnya 5,651 x Sedangkan pada Access Line dalam waktu 3622 s dan jumlah bit error 1 bit (inkjected), Access Line mampu menghantarkan 4, x bit per second sehingga diperoleh bit error bit error ratio sebesar 2,157x10-09 pada kekecepatan transmisi bps. Data-data di atas menunjukkan bahwa kemampuan multiplexing antar simpul atau node (exchange) frame relay dengan trunk bps (2 Mbps) maksimal hanya bisa 32 kanal (dengan asumsi per kanal dengan BIR bps), namun dalam aplikasinya adalah bahwa 32 kanal tersebut dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan pelanggan akan access speed dalam komunikasi datanya, yang terpenting tidak melebihi dari maksimal kapasitas trunk yang ada, sehingga bottle neck pada jalur transmisi tidak terjadi. Hal tersebut penting untuk diketahui agar pembuangan frame tidak terjadi akibat kemacetan pada jalur transmisi. Sehingga jalur-jalur jaringan yang bersih dengan tingkat kesalahan yang rendah dapat diperoleh. 4.3 Analisa Kemacetan dan Pembuangan Frame Discarded frame akan lebih sering terjadi bilamana kemacetan (congestion) dalam jaringan memang menjadi sebab utamanya. Hal ini akan terus berlangsung bilamana terjadi kesalahan design networknya, node atau simpul (exchange) jaringan yang menerima lebih banyak frame dibanding kemampuan untuk memprosesnya (kemacetan penerimaan) atau ketika ia dituntut untuk mengirim lebih banyak frame melewati jalur yang dipilihnya dari pada kecepatan yang diijinkan oleh jalur (kemacetan jalur). Rangkaian penyangga simpul (exchange buffer), adalah memori

5 yang bersifat temporer untuk frame-frame yang masuk ketika menunggu antrian atau proses urutan dari frame-frame yang keluar menjadi salah satu sebab terjadinya congestion, ini disebabkan karena kemampuan memory buffer tidak mencukupi dalam proses penampungan sementara dari frame-frame yang masuk atau akan keluar. Akibatnya karena terjadi antrian dari frame yang masuk atau keluar, memory tersebut akan terisi penuh dan mau tidak mau simpul-simpul tersebut harus membuang frame-frame dari ruang memory buffer yang penuh sehingga kembali mempunyai ruang atau tempat. Jika lalu lintas LAN demikian padat, probabilitas kemacetan yang terjadi dapat menjadi tinggi. Oleh karenanya jaringan Frame Relay harus mempunyai kinerja yang baik untuk menangani kemacetan maupun meminimum pembuangan frame. Untuk mengetahui tingkat kemacetan dan pembuangan frame, data-data analisa diperoleh dari Capturing Data dengan mempergunakan Frame Relay Analyzer. Gambar 4-2 Throughtput TCP saat congestion

6 Dari capturing data (DLCI Analysis) yang diperoleh pada lampiran E, maka besarnya user byte (14125) yang dikirimkan oleh kantor Pusat Jakarta ke Cabang Surabaya melampaui batas saluran penerimaan Surabaya (BIR=76,8 Kbps) pada sisi LN (RX ssimpul terdekat) mengalami pembuangan frame (DE) dan Congestion (FECN dan BECN) akan counter terus pada periode monitoring, akan tetapi disisi EQ tidak mengalami karena salurannya msaih mampu melewatkannya (512 Kbps). Akhirnya user di cabang akan merasakan kelambatan dalam beraplikasi, berikut analisanya : DE disisi RX (pada simpul terdekat dengan HO) akan co unter terus (36,61,145,236,534,923,1216, dan 1440) apabila throughtput melebihi CIR (64 Kbps) dan akan membuang framenya bila tgroughtput melebihi BIR (76,8 Kbps) Selama periode pemantauan ini jumlah FECN=1 adalah sama atau lebih banyak dari jumlah FECN=0, maka FR-Swicht-1 akan mengkonfirmasikan ke FR-Switch-2 telah terjadi kemacetan dengan mengurangi throughtput menjadi 0,875 kali throughtput sebelumnya sebagai berikut : 0,875 x x 8 = bit 0,875 x bit = bit 0,875 x = bit BECN diset dalam frame-frame yang menuju kea rah sumber (kantor pusat) untuk memberitahu sumber bahwa terjadi kemacetan (pada FR -Swicth-1 di simpul terdekat). Penggunaan BECN seperti yang diterapkan ANSI, jika FR- Switch-1 menerima n frame dengan BECN=1 secara berurutan, traffic

7 beikutnya ( bytes) per detik harus diturunkan dengan tahap -tahap penurunan throughtput sebagai berikut : 0,675 x x 8 =76275 bit 0,5 x bit = bit 0,25 x bit = 9535 bit Penurunan throughtput ditunjukkan pada periode waktu detik ke-7 sampai 10 dan 12 sampai 15. Hal ini akan berulang secara terus menerus saat througthput > 76,8 kbps (missal 113 kbps), seperti ditunjukkan pada gambar 4-3. Agar tidak terjadi mekanisme Congestion, yang akan memakan delay proses suatu jaringan, hal ini dapat dihindari dengan meng-opgrade CIR dari 64 Kbps menjadi 96 Kbps dengan BIR= 115,2 Kbps, dan setelah dilakukan pemantauan dengan Frame Relay Analyzer counter congestion sudah tidak muncul (FECN=0 dan BECN=0) hanya DE yang counter sesekali tanpa terjadi pembuangan frame dan sehingga grafik throughtput seperti gambar 4-4. Gambar 4-4 merupakan gambaran network yang ideal sehingga harapan aplikasi (missal internet) dapat memanfaatkan jaringan dengan throughtput secara maksimal dapat tercapai tanpa adanya delay proses yang berarti akibat adanya suatu mekanisme congestion.

8 Gambar 4-3 Throughtput TCP setelah Upgrade Selain hal tersebut diatas, perlu dipikirkan pemakaian maksimal throughtput terhadap kemampuan access line (Utilization). Secara umum utilization untuk semua system diset secara default oleh pabrikan atau vendor harus lebih kecil dari 100%, biasanya maksimal utilisasi yang diperbolehkan adalah 80% dari kapasitas maksimal system itu sendiri. Oleh karenanya utilisasi dari suatu saluran tansmisi harusnya dibawah 100%. Dalam gambar 4-4, anggap rata-rata masimal throughtput adalah 115,2 Kbps sedangkan access line Surabaya 128 Kbps dan access line Backhoul Jakarta 512 Kbps sehingga dapat dihitung utilization salurannya adalah : Utilization(Surabaya) = 115,2 x 100% = 90% 128 Utilization(Jakarta) = 115,2 x 100% = 22,5% 512

9 Hal ini perlu diwaspadai, agar suatu performasi suatu jaringan tetap dijaga misal aplikasi TCP tidak lambat dan supaya terhindar dari kebuntuan atau kemacetan jaringan akibat utilisasi saluran transmisi sudah mencapai 100%. Bila maksimal throughtput aplikasi sudah mencapai 100% bahkan lebih, hendaklah saluran transmisi tersebut hanya di-upgrade. Di bawah ini adalah contoh perbandingan utilisasi sebelum dan sesudah di-upgrade CIR cabang Surabaya terhadap access line (Backhoul) di kantor pusat Jakarta. 4.4 Analisa Tingkah TCP Transport Layer (TCP) di dalam TCP/IP akan bertugas sebagai pengontrol aliran data (flow contr ol), control kesalahan (error detection), dan memulihkan kembali data yang hilang dalam jaringan dengan mekanisme retransmisi data (data retransmition). Pada level yang lebih tinggi dari level frame inilah control akan dilakukan dengan baik agar integritsa data tetap terjaga dengan baik.

10 CONNECTION ESTABILISH & DATA TRANSFER CONNECTION ESTABILISH & DATA TRANSFER Gambar 4-4 Tingkah TCP Oleh karena itu, sangatlah penting analisa data pada lampiran D (Decode TCP) untuk mengetahui tingkah laku TCP dalam menjaga integritas suatu data. Sebagai contoh adalah suatu Client (IP port 1180) di cabang Surabaya mengakses aplikasi HTTP ke server (IP port 3128) di Jakarta. Analisa dibagi dalam tiga kelompok proses, yaitu pembentukan hubungan (handshake), data transfer saat connection establish, dan pemutusan hubungan (disconnected), seperti halnya yang ditunjukkan pada gambar 4-6. Pada gambar 4-6 di atas, analisa dari pengontrolan aliran data dan mekanisme retransmisi yang terjadi pada suatu TCP dapat ditunjukkan, yaitu 1. Pembentukan hubungan (handshaking connection)

11 a. Client terlebih dahulu mengirimkan SYN (synchronize) dengan nomor urut (Sequence Number) atau SEQ secara acak adalah b. Server juga mengirimkan SYN miliknya dengan nomor urut serta ACK (acknowledgment) atau pengakuan denga n nomor urut pada paket SYN sebelumnya ( ). 2. Data transfer Connection Establish a. Setelah Client menerima paket item 1b, ia akan meng-ack dengan nomor urut serta mengirimkan segmen data miliknya ke server dengan nomor urut b. Akibat ada byte yang hilang (174 bytes missing) yang disebabkan pembuangan frame oleh Frame Relay, client melakukan pancar ulang (retransmission) dengan meng-ack PUSH segmen pada item 2a dengan nomor urut yang sama pula. c. Begitu Server menerima data segmen item 2b, ia akan meng-ack dengan nomor urut serta mengirimkan dataya dengan nomor urut d. Karena ada masalah yang disebabkan pembuangan frame oleh Frame Relay, Server melakukan retransmisi dengan meng-ack PUSH segmen pada item 2c dengan nomor urut yang sama pula atas byte yang hilang (558 bytes missing). 3. Pemutusan hubungan (Disconnected Connection) a. Setelah segmen data dianggap selesai, Server mengawali proses pemutusan TCP dengan meng-ack segmen sebelumnya ( )

12 dan meng-fin (Finish) atau mengakhiri data dengan nomor urut b. Begitu Client menerima segmen item 3a, client membalas segmen tersebut dengan meng-ack disertai nomor urut c. Client juga melakukan pemutusan hubungan TCP dengan nomor urut ACK dan meng-fin atau mengakhiri dengan nomor urut d. Server meng-ack segmen 3c yang dikirim client dengan nomor urut Bila kita perhatikan dari proses pembentukan suatu hubungan, pengiriman data saat komunikasi sudah tersambung, dan pemutusan hubungan, maka dapat dikatakan bahwa dalam menjalin suatu hubungan sampai dengan pemutusan hubungan, proses deteksi kesalahan paket dan retransmisi serta mengirimkan suatu segmen hingga sampai pada tujuan dengan cara yang berurutan, tersruktur tanpa membanjiri sisi penerima. 4.5 Perbandingan Teknologi WAN Dalam cloud frame relay yang dijadikan sebagai protocol WAN, proses encapsulation pasti akan terjadi. Artinya teknologi protocol apapun yang akan digunakan dalam suatu LAN bilamana akan terintegrasikan dengan satu network lain atau lebih, pasti akan melalui suatu mekanisme pembungkusan protocol (encapsulation) yang dilakukan oleh media system yang dipakai (contoh cloud frame relay). Table 4-2 di bawah ini menunjukkan perbandingan frame relay dengan beberapa teknologi lainnya. Technologi Connection Data Transmisi Rate Support Application Dial Up lines Real Transparent Bits Up to 33.6 K Data

13 Leased Lines Real Transparent Bits Up to 34 M All ISDN Real Transparent Bits Up to 2 M All X.25 Virtual Packet Up to 64 K Data Frame Relay Virtual Frame 64 K to 53 M All ATM Virtual Cell 1.5 M to Gigabit All Table 4-2 Perbandingan Teknologi WAN Diantara teknologi diatas kita tentunya bisa membandingkan, dimana ada tiga pilihan yang menarik yaitu ATM, leased Line dan Frame Relay karena ketiganya kemampuan Rate transmisi yang tinggi. Berikut analisa perbandingannya : 1. Frame Relay dengan Leased Line Untuk hubungan Router pada LAN umumnya hubungan langsung (dorect connection) antar lokasi, seperti gambar dibawah ini. Gambar 4-5 Jaringan Mesh Frame Relay dan Leased Line Dari gambar diatas Nampak bahwa pada jaringan Leased Line memerlukan port interface serial Router dan saluran fisik (link) secara eksponensial dibandingkan

14 Frame relay yang hanya memerlukan satu port serial Router dan satu salurab fisik untuk setiap lokasi. Berikut analisanya : a. Kebutuhan saluran (link) Leased line = n (n 1) = 5 (5 1) = 10 link 2 2 Frame Relay = 5 link b. Kebutuhan interface serial Router Leased line = 4 interface/titik x 5 titik = 20 interface Frame Relay = 1 interface /titik x 5 titik = 5 interface Dengan menggunakan Frame Relay kebutuhan link dan interface serial Router jauh lebih sedikit sehingga biaya investasinya lebih ekonomis. 2. Frame relay dengan ATM ATM (Asynchronous Transfer mode) memang termasuk yang paling tinggi kemampuan rate transmisinya di antara yang lain. Karena kebutuhan saluran transmisi ke arah pelanggan yang mempunyai cabang banyak relative kecil (dibawah 1024 Kbps). Penggunaan ATM kurang efisien mengingat salurannya menggunakan akses T1 (1,544 Mbps) atau E1 (2,048) dimana harganya relative mahal. Oleh sebab itu itu Frame Relay sangat fleksibel dengan kebutuhan saluran transmisi pelanggan (64 Kbps hingga 53 Mbps), sehingga pelanggan lebih hemat biaya dalam sewa saluran dan tidak perlu menggunakan ATM yang notabene biaya investasinya besar. Tapi tidak menutup kemungkinan antarkerja jaringan (internetworking) Frame Relay dengan ATM pendekatan kaloborasi ini tentunya banyak diminati perusahaan yang telah menggunakan layanan Frame Relay dengan alas an :

15 a. Perpindahan teknologi (Frame Relay to ATM) dapat menekan biaya investasi yang lebih besar. b. ATM sangat tepat digunakan untuk kebutuhan Trunk san suatu Backhoul (saluran transmisi kea rah kantor pusat suatu perusah aan besar yang mana merupakan akumulasi dari beberapa saluran transmisi cabang perusahaan tersebut). 4.6 Alternative Access Line Access Line dalam frame relay secara mendasar dimaksudkan untuk menghubungkan FR CPE dengan local switch pada local-lokal simpul (n ode) yang dimiliki oleh suatu vendor atau operator jaringan dengan menggunakan jaringan kebel fisik tembaga yang dimiliki oleh operator, dengan kata lain jaringan kabel fisik sebagai media transmisinya mutlak harus terpenuhi. Namun dalam pengembangannya beberapa kendala yang disebabkan oleh jaringan fisik kabel dapat diatasi dengan beberapa alternative media transmisi lain yang sudah berkembang, contoh : radio link dengan menggunakan frekuensi tertentu ataupun dengan menggunakan point to point VSAT (Very Small Aperture Terminal) dapat digunakan sebagi media point to point ke node-node yang dituju. Gambar 4-8 menunjukkan perkembangan desain dari teknologi jaringan pada saat ini terutama yang berada dalam wilayah geografis Indonesia yang jelas merupakan Negara kepulauan. Hal inilah yang mendasari pemikiran bagaimana seluruh wilayah kepulauan Indonesia dapat tercover secara menyeluruh dalam jaringan komunikasi. Perpaduan dari beberapa teknologi telekomuniksasi yang sudah berkembang di Indonesia sangat bermanfaat bagi usaha-usaha yang bergerak dalam bidang telekomunikasi, apalagi bagai masyarakat Indonesia yang haus akan

16 informasi. Ditunjukkan pada gambar 4-8, bahwa LAN 5 yang terhubung ke FR-CPE- 5 melalui access line VSAT secara transparan menghubungkan ke port access #5 dengan virtual circuit 3 pada Fr-Switch-2 di Frame Relay Cloud, begitu pula dengan access line melalui Radio Link. Gambar 4-6 Access line dengan Radio Link dan VSAT Keuntungan dan kerugian dalam pemeliharaan alternative access line tentunya didasarkan pada kebijakan dalam desain network yang diinginkan dan prioritas kebutuhan sarana komunikasi data yang tinggi. Artinya saat alternative untuk kebutuhan komunikasi merupakan prioritas pertama, maka harga tidaklah masalah. Namun demikian bilamana di daerah-daerah yang sudah dilewati fasilitas komunikasi

17 jaringan kabel atau sarana telekomunikasi lainnya, penetuan media transmisi memiliki alternative lebih bervariasi atau tergantung kebutuhan.

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Permasalahan Di abad ke 21 ini, teknologi yang memegang peranan kunci adalah teknologi pengumpulan, pengolahan, dan pengiriman informasi atau data, baik data visual

Lebih terperinci

WAN. Karakteristik dari WAN: 1. Terhubung ke peralatan yang tersebar ke area geografik yang luas

WAN. Karakteristik dari WAN: 1. Terhubung ke peralatan yang tersebar ke area geografik yang luas WAN WAN adalah sebuah jaringan komunikasi data yang tersebar pada suatu area geografik yang besar seperti propinsi atau negara. WAN selalu menggunakan fasilitas transmisi yang disediakan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB III SIRKIT SEWA DIGITAL DAN FRAME RELAY

BAB III SIRKIT SEWA DIGITAL DAN FRAME RELAY BAB III SIRKIT SEWA DIGITAL DAN FRAME RELAY Sirkit sewa digital dan Frame Relay digunakan oleh perusahaan multinasional sebagai sarana transport yang menghubungkan LAN baik yang berada dalam satu wilayah

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI METRO ETHERNET NETWORK

BAB IV IMPLEMENTASI METRO ETHERNET NETWORK 54 BAB IV IMPLEMENTASI METRO ETHERNET NETWORK 4.1. Pendahuluan Teknologi telekomunikasi saat ini membutuhkan sebuah jaringan yang dapat dilewati data dalam jumlah yang sangat besar, dapat melakukan transfer

Lebih terperinci

A I S Y A T U L K A R I M A

A I S Y A T U L K A R I M A A I S Y A T U L K A R I M A STANDAR KOMPETENSI Pada akhir semester, mahasiswa mampu merancang, mengimplementasikan dan menganalisa sistem jaringan komputer Menguasai konsep networking (LAN &WAN) Megnuasai

Lebih terperinci

Tugas Jaringan Komputer

Tugas Jaringan Komputer Tugas Jaringan Komputer Soal 1. Jelaskan perbedaan antara model jaringan OSI dan TCP/IP 2. Jelaskan fungsi tiap layer pada model TCP/IP! 3. Apa yang dimaksud Protocol? 4. Jelaskan tentang konsep class

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. Perancangan jaringan pada PT. EP TEC Solutions Indonesia menggunakan

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. Perancangan jaringan pada PT. EP TEC Solutions Indonesia menggunakan BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan 4.1.1 Usulan Perancangan Jaringan Perancangan jaringan pada PT. EP TEC Solutions Indonesia menggunakan teknologi Frame Relay. Daripada menghubungkan

Lebih terperinci

Penelusuran Data Melalui Jaringan Internet

Penelusuran Data Melalui Jaringan Internet Penelusuran Data Melalui Jaringan Internet Tulisan ini berdasarkan CCNA Exploration 4.0 : Network Fundamentals Berikut ini akan digambarkan sebuah transfer data sederhana antara dua host melewati sebuah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK. Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK. Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Arsitektur Komunikasi Data Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus dikembangkan, dan setiap layanan tersebut memiliki tujuan dan kebutuhan yang berbeda.

Lebih terperinci

TCP DAN UDP. Budhi Irawan, S.Si, M.T

TCP DAN UDP. Budhi Irawan, S.Si, M.T TCP DAN UDP Budhi Irawan, S.Si, M.T LAPISAN TRANSPOR adalah Lapisan keempat dari Model Referensi OSI yang bertanggung jawab untuk menyediakan layanan-layanan yang dapat diandalkan kepada protokol-protokol

Lebih terperinci

~ By : Aprilia Sulistyohati, S.Kom ~

~ By : Aprilia Sulistyohati, S.Kom ~ ~ By : Aprilia Sulistyohati, S.Kom ~ Teknologi WAN Wide area network (WAN) digunakan untuk saling menghubungkan jaringan-jaringan yang secara fisik tidak saling berdekatan terpisah antar kota, propinsi

Lebih terperinci

- 1 - Frame Relay. Fitur Frame Relay. Beberapa fitur frame relay adalah sebagai berikut: 1. Kecepatan tinggi. 2. Bandwidth Dinamik

- 1 - Frame Relay. Fitur Frame Relay. Beberapa fitur frame relay adalah sebagai berikut: 1. Kecepatan tinggi. 2. Bandwidth Dinamik - 1 - Frame Relay Frame Relay adalah protokol WAN yang beroperasi pada layer pertama dan kedua dari model OSI, dan dapat diimplementasikan pada beberapa jenis interface jaringan. Frame relay adalah teknologi

Lebih terperinci

PACKET SWITCHING. Rijal Fadilah

PACKET SWITCHING. Rijal Fadilah PACKET SWITCHING Rijal Fadilah Pendahuluan Packet switching terkait protocol, message dibagi menjadi paket kecil sebelum dikirim. Jaringan packet switch : kumpulan distribusi dari node-node packet switch,

Lebih terperinci

Instruktur : Bpk Rudi Haryadi. Nama : Tio Adistiyawan (29) No Exp. :

Instruktur : Bpk Rudi Haryadi. Nama : Tio Adistiyawan (29) No Exp. : Nama : Tio Adistiyawan (29) Iin Windarti(9) Diagnosa WAN Konsep Phisical Layer WAN Kelas : XII TKJ A Paraf : Tgl : 23 September 2012 Instruktur : Bpk Rudi Haryadi Bpk Antoni Budiman No Exp. : A. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan Berdasarkan usulan pemecahan masalah yang telah diajukan, telah diputuskan untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Teknologi TCP/IP adalah hasil penelitian dan pengembangan protocol

BAB II DASAR TEORI. Teknologi TCP/IP adalah hasil penelitian dan pengembangan protocol BAB II DASAR TEORI 2.1 Teknologi TCP/IP Teknologi TCP/IP adalah hasil penelitian dan pengembangan protocol yang dilaksanakan dan dibiayai oleh Defense Advanced Research Project Agency (DARPA). Paket TCP/IP

Lebih terperinci

Jaringan Komputer I. Materi 9 Protokol WAN

Jaringan Komputer I. Materi 9 Protokol WAN Jaringan Komputer I Materi 9 Protokol WAN Wide Area Network Jaringan data penghubung jaringan-jaringan akses/lokal Karakteristik Menuju berbasis paket Dari connectionless menuju connection oriented (virtual

Lebih terperinci

WAN (Wide Area Network)

WAN (Wide Area Network) MELAKUKAN INSTALASI PERANGKAT JARINGAN BERBASIS LUAS ( WIDE AREA NETWORK ) Oleh Ariya Kusuma, A.Md. WAN (Wide Area Network) WAN (Wide Area Network) merupakan sistem jaringan dengan skala luas yang menghubungkan

Lebih terperinci

XIII. PENGEMBANGAN JARINGAN KOMPUTER

XIII. PENGEMBANGAN JARINGAN KOMPUTER XIII. PENGEMBANGAN JARINGAN KOMPUTER LAN untuk kantor kecil. LAN dengan topologi STAR dilengkapi dengan sepasang Server dan sepasang Modem, agar para karyawan dapat mengakses internet. Komputer yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pentingnya Efisiensi Energi pada Perangkat Komunikasi Bergerak

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pentingnya Efisiensi Energi pada Perangkat Komunikasi Bergerak BAB II DASAR TEORI 2.1 Pentingnya Efisiensi Energi pada Perangkat Komunikasi Bergerak Penggunaan perangkat komunikasi bergerak yang bertumbuh dengan cepat mengisyaratkan permintaan penggunaan energi yang

Lebih terperinci

WIDE AREA NETWORK & ROUTER. Budhi Irawan, S.Si, M.T, IPP

WIDE AREA NETWORK & ROUTER. Budhi Irawan, S.Si, M.T, IPP WIDE AREA NETWORK & ROUTER Budhi Irawan, S.Si, M.T, IPP WIDE AREA NETWORK Pengertian WAN atau Wide Area Network adalah kumpulan komputer dan sumber daya jaringan yang terhubung melalui jaringan wilayah

Lebih terperinci

TCP dan Pengalamatan IP

TCP dan Pengalamatan IP TCP dan Pengalamatan IP Pengantar 1. Dasar TCP/IP TCP/IP (Transmision Control Protocol/Internet Protocol) adalah sekumpulan protokol komunikasi (protocol suite) yang sekarang ini secara luas digunakan

Lebih terperinci

MODEL REFERENSI OSI & TCP/IP. Budhi Irawan, S.Si, M.T

MODEL REFERENSI OSI & TCP/IP. Budhi Irawan, S.Si, M.T MODEL REFERENSI OSI & TCP/IP 1011101010101011101 Budhi Irawan, S.Si, M.T Pendahuluan Model Referensi OSI (Open System Interconnection) merupakan standar dalam protokol jaringan yang dikembangkan oleh ISO

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi

BAB II DASAR TEORI. Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi BAB II DASAR TEORI 2.1 Protokol Komunikasi Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi komunikasi, perpindahan data, serta penulisan hubungan antara dua atau lebih perangkat komunikasi.

Lebih terperinci

REVIEW MODEL OSI DAN TCP/IP

REVIEW MODEL OSI DAN TCP/IP REVIEW MODEL OSI DAN TCP/IP A. Dasar Teori Apa itu jaringan komputer? Jaringan Komputer adalah sebuah sistem yang terdiri dari dua atau lebih komputer yang saling terhubung satu sama lain melalui media

Lebih terperinci

Fungsi Lapis Transport

Fungsi Lapis Transport Transport Layer Fungsi umum Memungkinkan multi aplikasi dapat dikomunikasikan melalui jaringan pada saat yang sama dalam single device. Memastikan agar, jika diperlukan, data dapat diterima dengan handal

Lebih terperinci

Model Komunikasi. Sumber-sumber. Alat Pengirim. Sistem Trasmisi. Alat Penerima. Tujuan (Destination) Menentukan data untuk dikirim

Model Komunikasi. Sumber-sumber. Alat Pengirim. Sistem Trasmisi. Alat Penerima. Tujuan (Destination) Menentukan data untuk dikirim Pendahuluan Model Komunikasi Sumber-sumber Menentukan data untuk dikirim Alat Pengirim Mengubah data menjadi signal yang dapat dikirim Sistem Trasmisi Mengirim data Alat Penerima Mengubah signal menjadi

Lebih terperinci

Materi Mata Kuliah Jaringan Komputer Universitas Indo Global Mandiri

Materi Mata Kuliah Jaringan Komputer Universitas Indo Global Mandiri Materi Mata Kuliah Jaringan Komputer Universitas Indo Global Mandiri Transport layer/ lapisan transport merupakan lapisan keempat dari model referensi OSI yang bertugas menyediakan data transport yang

Lebih terperinci

lapisan-lapisan pada TCP/IP tidaklah cocok seluruhnya dengan lapisan-lapisan OSI.

lapisan-lapisan pada TCP/IP tidaklah cocok seluruhnya dengan lapisan-lapisan OSI. TCP dan IP Kamaldila Puja Yusnika kamaldilapujayusnika@gmail.com http://aldiyusnika.wordpress.com Lisensi Dokumen: Copyright 2003-2013IlmuKomputer.Com Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan,

Lebih terperinci

Badiyanto, S.Kom., M.Kom. Refrensi : William Stallings Data and Computer Communications

Badiyanto, S.Kom., M.Kom. Refrensi : William Stallings Data and Computer Communications KOMIKASI DATA Dosen: Badiyanto, S.Kom., M.Kom. Refrensi : William Stallings Data and Computer Communications BAB 1 Pendahuluan 1. Model Komunikasi 2. Komunikasi Data 3. Jaringan Komunikasi Data 4. Protokol

Lebih terperinci

Refrensi OSI

Refrensi OSI Refrensi OSI Model Open Systems Interconnection (OSI) diciptakan oleh International Organization for Standardization (ISO) yang menyediakan kerangka logika terstruktur bagaimana proses komunikasi data

Lebih terperinci

MODUL 2 WIRESHARK Protokol TCP

MODUL 2 WIRESHARK Protokol TCP MODUL 2 WIRESHARK TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep pengiriman data dengan TCP 2. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep pengiriman data dengan UDP DASAR TEORI Protokol

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam kegiatannya. Peranan teknologi informasi akan semakin vital bagi perusahaan besar dan perusahaan

Lebih terperinci

Frame Relay. Tugas Mata Kuliah Jaringan Akses. disusun oleh: Sentanu Eddy Pramandang

Frame Relay. Tugas Mata Kuliah Jaringan Akses. disusun oleh: Sentanu Eddy Pramandang Tugas Mata Kuliah Jaringan Akses disusun oleh: Sentanu Eddy Pramandang 06324020 PROGRAM STUDI D4 TEKNIK TELEKOMUNIKASI NIR-KABEL JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2010 Frame relay adalah

Lebih terperinci

Wide Area Network [WAN]

Wide Area Network [WAN] Modul 29: Overview Ada banyak pilihan sekarang ini tersedia untuk menerapkan solusi WAN. WAN sangat berbeda dari teknologi yang digunakan, kecepatan dan biaya yang dikeluarkan. Teknologi ini merupakan

Lebih terperinci

BAB 2. lingkungan yang dapat saling berkomunikasi satu dengan yang lain (Arief, 2004,p2).

BAB 2. lingkungan yang dapat saling berkomunikasi satu dengan yang lain (Arief, 2004,p2). BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Jaringan Jaringan adalah kumpulan beberapa komputer yang tergabung dalam suatu lingkungan yang dapat saling berkomunikasi satu dengan yang lain (Arief, 2004,p2). 2.1.1

Lebih terperinci

1. Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. 2. Mengidentifikasi dan

1. Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. 2. Mengidentifikasi dan 1. Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. 2. Mengidentifikasi dan mengatasi problem yang terjadi dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

Fungsi Lapis Transport

Fungsi Lapis Transport Transport Layer Fungsi umum Memungkinkan multi aplikasi dapat dikomunikasikan melalui jaringan pada saat yang sama dalam single device. Memastikan agar, jika diperlukan, data dapat diterima dengan handal

Lebih terperinci

ATM (ASYNCHRONOUS TRANSFER MODE)

ATM (ASYNCHRONOUS TRANSFER MODE) ATM (ASYNCHRONOUS TRANSFER MODE) 1988 industri telekomunkasi mulai mengembangkan sebuah konsep yang disebut Broadband Integrated Service Digital Network- atau B-ISDN. B-ISDN digambarkan sebagai carrier

Lebih terperinci

BAB III TOPOLOGI JARINGAN FRAME RELAY DAN VPN IP PT. TELKOM INDONESIA

BAB III TOPOLOGI JARINGAN FRAME RELAY DAN VPN IP PT. TELKOM INDONESIA 36 BAB III TOPOLOGI JARINGAN FRAME RELAY DAN VPN IP PT. TELKOM INDONESIA Sebagai penyedia layanan komunikasi data, PT. Telkom Indonesia menawarkan berbagai macam pilihan teknologi komunikasi data terutama

Lebih terperinci

TRANSPORT LAYER. Aplikasi dan Operasi pada TCP dan UDP

TRANSPORT LAYER. Aplikasi dan Operasi pada TCP dan UDP TRANSPORT LAYER Aplikasi dan Operasi pada TCP dan UDP Transport Layer melakukan segmentasi dan menyatukan kembali data yang tersegmentasi menjadi suatu arus data. Layanan-layanan yang terdapat di transport

Lebih terperinci

Memahami cara kerja TCP dan UDP pada layer transport

Memahami cara kerja TCP dan UDP pada layer transport 4.1 Tujuan : Memahami konsep dasar routing Mengaplikasikan routing dalam jaringan lokal Memahami cara kerja TCP dan UDP pada layer transport 4.2 Teori Dasar Routing Internet adalah inter-network dari banyak

Lebih terperinci

adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau lebih titik komputer dalam Komunikasi Data

adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau lebih titik komputer dalam Komunikasi Data adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau lebih titik komputer dalam Komunikasi Data Melakukan deteksi adanya koneksi fisik atau ada tidaknya

Lebih terperinci

Transport Layer. Oleh : Akhmad Mukhammad

Transport Layer. Oleh : Akhmad Mukhammad Transport Layer Oleh : Akhmad Mukhammad Objektif Menjelaskan pentingnya layer Transport. Mendeskripsikan peran dua protokol pada layer Transport : TCP dan UDP. Menjelaskan fungsi-fungis layer Transport

Lebih terperinci

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI DTG1E3 DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI Pengenalan Komunikasi Data dan Klasifikasi Jaringan By : Dwi Andi Nurmantris Dimana Kita? Dimana Kita? Pengertian Komunikasi Data Penggabungan antara dunia komunikasi

Lebih terperinci

TRANSPORT LAYER. Fikri Fadlillah, ST

TRANSPORT LAYER. Fikri Fadlillah, ST TRANSPORT LAYER Fikri Fadlillah, ST Pendahuluan Protokol pada Transport Layer TCP/IP terdiri atas : TCP UDP Pendahuluan UDP TCP Unreliable Connectionless Internet Telephony Reliable Connection-oriented.

Lebih terperinci

JARINGAN KOMPUTER. Disusun Oleh : Nama : Febrina Setianingsih NIM : Dosen Pembimbing : Dr. Deris Stiawan, M.T., Ph.D.

JARINGAN KOMPUTER. Disusun Oleh : Nama : Febrina Setianingsih NIM : Dosen Pembimbing : Dr. Deris Stiawan, M.T., Ph.D. JARINGAN KOMPUTER Disusun Oleh : Nama : Febrina Setianingsih NIM : 09011181419021 Dosen Pembimbing : Dr. Deris Stiawan, M.T., Ph.D. SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA Analisa

Lebih terperinci

MODUL 2 WIRESHARK Protokol TCP

MODUL 2 WIRESHARK Protokol TCP MODUL 2 WIRESHARK TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep pengiriman data dengan TCP 2. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep pengiriman data dengan UDP DASAR TEORI Protokol

Lebih terperinci

TRANSPORT LAYER DEFINISI

TRANSPORT LAYER DEFINISI TRANSPORT LAYER DEFINISI Transport layer merupakan lapisan keempat pada lapisan OSI layer. Lapisan ini bertanggung jawab menyediakan layanan pengiriman dari sumber data menuju ke tujuan data dengan cara

Lebih terperinci

TCP CONGESTION Rico Putra, NIM : 10/307317/PTK/06971 Firma Sahrul B, NIM : 10/309394/PTK/07099 Magister Teknologi Informasi FT UGM, Yogyakarta

TCP CONGESTION Rico Putra, NIM : 10/307317/PTK/06971 Firma Sahrul B, NIM : 10/309394/PTK/07099 Magister Teknologi Informasi FT UGM, Yogyakarta TCP CONGESTION Rico Putra, NIM : 10/307317/PTK/06971 Firma Sahrul B, NIM : 10/309394/PTK/07099 Magister Teknologi Informasi FT UGM, Yogyakarta 1.1 Pendahuluan Persoalan penting dalam sebuah jaringan paket-saklar

Lebih terperinci

BAB III MENGENAL LOCAL AREA NETWORK (LAN) DAN WIDE AREA NETWORK (WAN)

BAB III MENGENAL LOCAL AREA NETWORK (LAN) DAN WIDE AREA NETWORK (WAN) BAB III MENGENAL LOCAL AREA NETWORK (LAN) DAN WIDE AREA NETWORK (WAN) 3.1 Elemen-Elemen Perangkat Keras Jaringan (LAN) Elemen- elemen perangkat keras yang digunakan untuk membuat LAN diantaranya ialah:

Lebih terperinci

MODUL V. Praktikkum Frame Relay. Tujuan. 1. Mengetahui bagaimana cara mengkonfigurasi Frame relay. 2. Mengetahui cara kerja Frame relay

MODUL V. Praktikkum Frame Relay. Tujuan. 1. Mengetahui bagaimana cara mengkonfigurasi Frame relay. 2. Mengetahui cara kerja Frame relay MODUL V Praktikkum Frame Relay Tujuan 1. Mengetahui bagaimana cara mengkonfigurasi Frame relay 2. Mengetahui cara kerja Frame relay 3. implementasi pada topologi Real Pendahuluan Frame relay merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. penghubung (Forouzan, 2003, P1). Node yang dimaksud dapat berupa komputer,

BAB 2 LANDASAN TEORI. penghubung (Forouzan, 2003, P1). Node yang dimaksud dapat berupa komputer, BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Network Network adalah kumpulan dari peralatan (node) yang dihubungkan oleh media penghubung (Forouzan, 2003, P1). Node yang dimaksud dapat berupa komputer, printer,

Lebih terperinci

Modul 10 TCP/IP Lanjutan

Modul 10 TCP/IP Lanjutan Modul 10 TCP/IP Lanjutan Pendahuluan Router menggunakan informasi IP address dalam paket header IP untuk menentukan interface mana yang akan di-switch ke tujuan. Tiap-tiap layer OSI memiliki fungsi sendiri-sendiri

Lebih terperinci

Networking Model. Oleh : Akhmad Mukhammad

Networking Model. Oleh : Akhmad Mukhammad Networking Model Oleh : Akhmad Mukhammad Objektif Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. Mengidentifikasi dan mengatasi problem

Lebih terperinci

SOAL-SOAL UTS JARINGAN KOMPUTER

SOAL-SOAL UTS JARINGAN KOMPUTER SOAL-SOAL UTS JARINGAN KOMPUTER Soal No.1 a. Rancang sebuah MAN dengan criteria sebagai berikut : - Topologi jaringan yang digunakan - Protokol yang dipakai - Alamat IP tiap host dan server - Operating

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut hanya berada dalam satu lokasi maka akan lebih mudah dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut hanya berada dalam satu lokasi maka akan lebih mudah dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan arus informasi semakin maju akhir-akhir ini dan semakin menuntut kecepatan dari suatu jaringan yang digunakan. Jaringan komputer merupakan solusi yang

Lebih terperinci

Gambar 1 : Simple Data Transfer

Gambar 1 : Simple Data Transfer Berikut ini adalah aliran data pada Internetwork. Gambar 1 : Simple Data Transfer Gambar diatas menunjukan transfer data secara sederhana dan gambar-gambar dibawah akan menjelaskan bagaimana data di proses

Lebih terperinci

Nama : Iqbal Nur Fadhilah Kelas : XII TKJ B No. Absen 12

Nama : Iqbal Nur Fadhilah Kelas : XII TKJ B No. Absen 12 Nama : Iqbal Nur Fadhilah Kelas : XII TKJ B No. Absen 12 HIERARKI WAN From : http://www.ciscotests.org/ccna.php?part=1&page=7 (ditranslatekan) Model hirarki Cisco dapat membantu Anda merancang, mengimplementasikan,

Lebih terperinci

DASAR JARINGAN DAN TELEKOMUNIKASI RESUME MATERI ETHERNET. disusun oleh:

DASAR JARINGAN DAN TELEKOMUNIKASI RESUME MATERI ETHERNET. disusun oleh: DASAR JARINGAN DAN TELEKOMUNIKASI RESUME MATERI ETHERNET disusun oleh: disusun oleh: Aditya Shofwan Zulma 1202144025 KELAS SI-38-01 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Jaringan Komputer dan Komunikasi Data. Agus Aan Jiwa Permana, S.Kom, M.Cs

Jaringan Komputer dan Komunikasi Data. Agus Aan Jiwa Permana, S.Kom, M.Cs Jaringan Komputer dan Komunikasi Data Agus Aan Jiwa Permana, S.Kom, M.Cs Diagram Model Sederhana Sistem Komunikasi Diagram Model Sederhana Sistem Komunikasi Model Komunikasi Source (Sumber) Menghasilkan

Lebih terperinci

TRAFFIC MANAGEMENT (Quality of Service & Congestion Control) Definisi Traffic Management

TRAFFIC MANAGEMENT (Quality of Service & Congestion Control) Definisi Traffic Management TRAFFIC MANAGEMENT (Quality of Service & Congestion Control) Definisi Traffic Management Jenis Koneksi Congestion Control QoS (Quality of Service) Metode Pengendalian Trafik (QoS) Simulasi Traffic Management

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia BAB 4 ANALISA DATA Pada bab ini akan dibahas hasil pengukuran data dari layanan IMS pada platform IPTV baik pada saat pelanggan (user) di home network maupun pada saat melakukan roaming atau berada pada

Lebih terperinci

Rangkuman Bab I Konsep Jaringan. Jaringan adalah kumpulan dari komputer yang saling terhubung dan berkomunikasi. Menurut

Rangkuman Bab I Konsep Jaringan. Jaringan adalah kumpulan dari komputer yang saling terhubung dan berkomunikasi. Menurut Rangkuman Bab I Konsep Jaringan Nama : Akhmad Fariiqun Awwaluddin NRP : 2110165019 Kelas : 1 D4 LJ Teknik Informatika Jaringan adalah kumpulan dari komputer yang saling terhubung dan berkomunikasi. Menurut

Lebih terperinci

BAB II WIDE AREA NETWORK

BAB II WIDE AREA NETWORK BAB II WIDE AREA NETWORK Wide Area Network adalah sebuah jaringan komunikasi data yang mencakup daerah geographi yang cukup besar dan menggunakan fasilitas transmisi yang disediakan oleh perusahaan telekomunikasi.

Lebih terperinci

Protokol Jaringan JARINGAN KOMPUTER. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom

Protokol Jaringan JARINGAN KOMPUTER. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom Protokol Jaringan JARINGAN KOMPUTER Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom Overview Konsep Jaringan Komputer Protokol Jaringan Physical Layer Data Link Layer Konsep Lan Network Layer Ip Address Subnetting Ip Version

Lebih terperinci

Lapisan ini merupakan lapisan yang akan melakukan transmisi data antara perangkat-perangkat jaringan yang saling berdekatan di dalam sebuah wide area

Lapisan ini merupakan lapisan yang akan melakukan transmisi data antara perangkat-perangkat jaringan yang saling berdekatan di dalam sebuah wide area Lapisan ini merupakan lapisan yang akan melakukan transmisi data antara perangkat-perangkat jaringan yang saling berdekatan di dalam sebuah wide area network (WAN), atau antara node di dalam sebuah segmen

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA & JARINGAN KOMPUTER PENDAHULUAN

KOMUNIKASI DATA & JARINGAN KOMPUTER PENDAHULUAN KOMUNIKASI DATA & JARINGAN KOMPUTER PENDAHULUAN DEFINISI DATA Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berwujud suatu keadaan,

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer transport yang digunakan untuk meminta kualitas layanan QoS tinggi transportasi data, untuk sebuah

Lebih terperinci

Materi 7 Layer 4 Transport

Materi 7 Layer 4 Transport Materi 7 Layer 4 Transport Missa Lamsani Hal 1 Transport Layer Missa Lamsani Hal 2 Fungsi Layer Transport (Layer 4) Lapisan transpor atau transport layer adalah lapisan keempat dari model referensi jaringan

Lebih terperinci

Dosen Pengampu : Muhammad Riza Hilmi, ST.

Dosen Pengampu : Muhammad Riza Hilmi, ST. Model OSI DAN TCP/IP PROTOKOL Konsep Dasar Komunikasi Data Konsep Protokol Jaringan OSI Model Enkapsulasi dan Dekapsulasi TCP/IP Model Protocol Suite TCP/IP Dosen Pengampu : Muhammad Riza Hilmi, ST. Email

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN. 4.1 Perancangan dan Analisa Skenario

BAB 4 PERANCANGAN. 4.1 Perancangan dan Analisa Skenario BAB 4 PERANCANGAN 4.1 Perancangan dan Analisa Skenario Pada BAB ini akan dibahas analisis tentang performan jaringan IP pada switch cisco 2950 Untuk aplikasi video call dengan protocol UDP, analisis yang

Lebih terperinci

Bab 7. Data Link Control

Bab 7. Data Link Control Bab 7. Data Link Control 1/total Outline Konsep Data Link Control Flow Control Error Detection Error Control High Level Data Link Control Protokol DLC Lain (Frame Relay dan ATM) 2/total Control Aliran

Lebih terperinci

diperoleh gambaran yang lebih baik tentang apa yang terjadi di jaringan dan dapat segera diketahui penyebab suatu permasalahan.

diperoleh gambaran yang lebih baik tentang apa yang terjadi di jaringan dan dapat segera diketahui penyebab suatu permasalahan. 8 diperoleh gambaran yang lebih baik tentang apa yang terjadi di jaringan dan dapat segera diketahui penyebab suatu permasalahan. header 20 bytes lebih besar daripada paket IPv4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan VPN Untuk menghubungkan jaringan PT. Finroll dan perusahaan relasinya maka perlu adanya proses tunneling antar perusahaan tersebut. Dikarenakan

Lebih terperinci

Protokol dan Arsitekturnya

Protokol dan Arsitekturnya Protokol dan Arsitekturnya Karakteristik Langsung atau tidak langsung Monolitik atau terstruktur Simetrik atau tidak simetrik Standar atau tidak standar Langsung atau Tidak Langsung Langsung Sistem terkait

Lebih terperinci

Merupakan gabungan dua teknik yang berbeda yaitu Perpaduan Teknik Komunikasi dan Pengolahan Data

Merupakan gabungan dua teknik yang berbeda yaitu Perpaduan Teknik Komunikasi dan Pengolahan Data KOMUNIKASI DATA Merupakan gabungan dua teknik yang berbeda yaitu Perpaduan Teknik Komunikasi dan Pengolahan Data Pengertian Komunikasi Data: Penggabungan antara dunia komunikasi dan komputer, - Komunikasi

Lebih terperinci

Cara kerja Ethernet Card berdasarkan broadcast network yaitu setiap node dalam suatu jaringan menerima setiap transmisi data yang dikirim oleh suatu

Cara kerja Ethernet Card berdasarkan broadcast network yaitu setiap node dalam suatu jaringan menerima setiap transmisi data yang dikirim oleh suatu 1 Cara kerja Ethernet Card berdasarkan broadcast network yaitu setiap node dalam suatu jaringan menerima setiap transmisi data yang dikirim oleh suatu node yang lain. Setiap Ethernet card mempunyai alamat

Lebih terperinci

TUGAS KEAMANAN JARINGAN OSI LAYER DIDIET RISTHA ARDIANSYAH NRP

TUGAS KEAMANAN JARINGAN OSI LAYER DIDIET RISTHA ARDIANSYAH NRP TUGAS KEAMANAN JARINGAN OSI LAYER DIDIET RISTHA ARDIANSYAH NRP. 2103137045 PROGRAM STUDI D3 PJJ TEKNIK INFORMATIKA DEPARTEMEN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA 2016

Lebih terperinci

Bab 1. Pengenalan. William Stallings Komunikasi Data dan Komputer

Bab 1. Pengenalan. William Stallings Komunikasi Data dan Komputer William Stallings Komunikasi Data dan Komputer Diterjemahkan oleh Andi Susilo E-mail: andi.susilo@mail.com Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Elektro, Peminatan Teknik Komunikasi Universitas Krisnadwipayana,

Lebih terperinci

OSI LAYER. Komunikasi Data STMIK AMIKOM Yogyakarta Khusnawi, S.Kom, M.Eng

OSI LAYER. Komunikasi Data STMIK AMIKOM Yogyakarta Khusnawi, S.Kom, M.Eng OSI LAYER Komunikasi Data STMIK AMIKOM Yogyakarta Khusnawi, S.Kom, M.Eng Pendahuluan Model referensi OSI (Open System Interconnection) menggambarkan bagaimana informasi dari suatu software aplikasi di

Lebih terperinci

Pertemuan 3. Dedy Hermanto/Jaringan Komputer/2010

Pertemuan 3. Dedy Hermanto/Jaringan Komputer/2010 Pertemuan 3 Local Area Network (LAN) Metropolitan Area Network (MAN) Wide Area Network (WAN) Jaringan Tanpa Kabel (Wireless) LAN Adalah : Suatu jaringan komputer yang terbatas dalam jarak atau area setempat

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Packet Tracer adalah sebuah perangkat lunak (software) simulasi jaringan

BAB III LANDASAN TEORI. Packet Tracer adalah sebuah perangkat lunak (software) simulasi jaringan BAB III LANDASAN TEORI Pada bab tiga penulis menjelaskan tentang teori penunjang kerja praktik yang telah di kerjakan. 3.1 PACKET TRACER Packet Tracer adalah sebuah perangkat lunak (software) simulasi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Spesifikasi Sistem Berikut adalah spesifikasi perangkat keras yang akan digunakan dalam rancangan jaringan sesuai acuan topologi external network perusahaan.

Lebih terperinci

Bab III Prinsip Komunikasi Data

Bab III Prinsip Komunikasi Data Bab III Prinsip Komunikasi Data Teknologi Jaringan yang menghubungkan beberapa Komputer baik dalam area kecil maupun besar mempunyai aturan aturan baku atau Prinsip prinsip baku dalam komunikasi data.

Lebih terperinci

JARINGAN KOMPUTER JARINGAN KOMPUTER

JARINGAN KOMPUTER JARINGAN KOMPUTER JARINGAN KOMPUTER JARINGAN KOMPUTER Topologi jaringan adalah : hal yang menjelaskan hubungan geometris antara unsur-unsur dasar penyusun jaringan, yaitu node, link, dan station. Jenis Topologi jaringan

Lebih terperinci

B A B IV A N A L I S A

B A B IV A N A L I S A 76 B A B IV A N A L I S A 4.1 Analisa Utilisasi Pada sisi akses, parameter yang berkaitan dengan transfer data selain bandwidth juga dikenal dengan parameter throughput. Throughput adalah jumlah bit-bit

Lebih terperinci

Bab 5: Lapisan Transport

Bab 5: Lapisan Transport Bab 5: Lapisan Transport Jaringan Komputer Heribertus Yulianton 2013 Cisco and/or its affiliates. All rights reserved. Cisco Public 1 Kerangka Bab 1 Protokol Lapisan Transport 2 TCP dan UDP 2013 Cisco

Lebih terperinci

MODEL KOMUNIKASI DATA STANDAR MODEL OSI

MODEL KOMUNIKASI DATA STANDAR MODEL OSI MODEL KOMUNIKASI DATA STANDAR MODEL OSI 1 Protokol Komunikasi Protokol adalah aturan yang berlaku dalam komunikasi antar lapisan yang sama, disebut juga dengan komunikasi peer-to-peer atau komunikasi horizontal

Lebih terperinci

Materi 1. Pendahuluan

Materi 1. Pendahuluan Jaringan Komputer Materi 1. Pendahuluan Missa Lamsani Hal 1 Outline Konsep dan Model Komunikasi Jaringan Komputer Teknik Switching Konsep Protokol Arsitektur Protokol Model OSI dan TCP/IP Organisasi dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN HASIL DATA

BAB IV ANALISIS DAN HASIL DATA 39 BAB IV ANALISIS DAN HASIL DATA Pada bab pengujian dan analisa akan menjelaskan tentang hasil dan berbandingan terhadap quality of service pada jaringan ASTInet yang digunakan di Head Office PT. Trans

Lebih terperinci

Lapisan Transport. Menjamin komunikasi yang handal antara dua buah komputer yang terhubung Terdiri atas :

Lapisan Transport. Menjamin komunikasi yang handal antara dua buah komputer yang terhubung Terdiri atas : TCP & UDP Lapisan Transport Menjamin komunikasi yang handal antara dua buah komputer yang terhubung Terdiri atas : TCP (Transmission Control Protocol) UDP (User Datagram Protocol) Keluarga Protocol TCP/IP

Lebih terperinci

Karakteristik. Protokol dan Arsitekturnya. Langsung atau Tidak Langsung. Monolitik atau Terstruktur. Simetrik atau asimetrik

Karakteristik. Protokol dan Arsitekturnya. Langsung atau Tidak Langsung. Monolitik atau Terstruktur. Simetrik atau asimetrik Protokol dan Arsitekturnya Tugino, ST MT Karakteristik Langsung atau tidak langsung Monolitik atau terstruktur Simetrik atau tidak simetrik Standar atau tidak standar Jurusan teknik Elektro STTNAS Yogyakarta

Lebih terperinci

dalam bentuk analog. Munculnya digital IC (Integrated Circuit) dan membutuhkan. Pengguna atau user memerlukan player, yaitu aplikasi khusus

dalam bentuk analog. Munculnya digital IC (Integrated Circuit) dan membutuhkan. Pengguna atau user memerlukan player, yaitu aplikasi khusus Video telah menjadi media yang sangat penting untuk komunikasi dan hiburan selama puluhan tahun. Pertama kali video diolah dan ditransmisikan dalam bentuk analog. Munculnya digital IC (Integrated Circuit)

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA TRANSMISSION CONTROL PROTOCOL PADA JARINGAN WIDE AREA NETWORK

ANALISIS KINERJA TRANSMISSION CONTROL PROTOCOL PADA JARINGAN WIDE AREA NETWORK ANALISIS KINERJA TRANSMISSION CONTROL PROTOCOL PADA JARINGAN WIDE AREA NETWORK Henra Pranata Siregar, Naemah Mubarakah Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Jl. Almamater,

Lebih terperinci

BAB 3: PROTOCOL. Introduction to Networks

BAB 3: PROTOCOL. Introduction to Networks BAB 3: PROTOCOL Introduction to Networks OVERVIEW Overview: OSI Layer TCP/IP Layer OSI (Open System Interconnection) Tentang OSI Layer digunakan untuk menjelaskan cara kerja jaringan komputer secara logika.

Lebih terperinci

Monitoring Jaringan. Rijal Fadilah, S.Si

Monitoring Jaringan. Rijal Fadilah, S.Si Monitoring Jaringan Rijal Fadilah, S.Si Monitoring Jaringan Memahami bentuk-bentuk segmen TCP dan UDP ygadaditransport Layer. UntukmelihatbentuksegmenTCP danudp yg adadalamjaringankitamemerlukantools yakni

Lebih terperinci

TASK 5 JARINGAN KOMPUTER

TASK 5 JARINGAN KOMPUTER TASK 5 JARINGAN KOMPUTER Disusun oleh : Nama : Ilham Kholfihim M NIM : 09011281419043 JURUSAN SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016 ANALISIS PERBANDINGAN CAPTURING NETWORK TRAFFIC

Lebih terperinci

JENIS-JENIS JARINGAN. Jaringan yang memiliki ruang lingkup yang sangat luas, karena radiusnya mencakup sebuah negara dan benua.

JENIS-JENIS JARINGAN. Jaringan yang memiliki ruang lingkup yang sangat luas, karena radiusnya mencakup sebuah negara dan benua. 7 OSI LAYER JENIS-JENIS JARINGAN LAN (Local Area Network) Jaringan yang dibatasi oleh area yang relatif kecil, namun pada umumnya dibatasi oleh suatu area lingkungan seperti sebuah lab atau perkantoran

Lebih terperinci

Referensi Model OSI & TCP/IP

Referensi Model OSI & TCP/IP 03 Referensi Model OSI & TCP/IP Jaringan Komputer, ST http://afenprana.wordpress.com Sub Pokok Bahasan Latar Belakang Kenapa Perlu Standard Lapisan Model OSI Model TCP/IP 2 Latar Belakang Masalah ketidak

Lebih terperinci