Mekanisme Pelaksanaan Pemberian Sertifikasi Dosen di Universitas Malikussaleh

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Mekanisme Pelaksanaan Pemberian Sertifikasi Dosen di Universitas Malikussaleh"

Transkripsi

1 JURNAL NANGGROE ISSN Volume 4 Nomor 1 (April 2015) Bagian Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh HASIL PENELITIAN Mekanisme Pelaksanaan Pemberian Sertifikasi Dosen di Universitas Malikussaleh Sutia Fadli 1 Correspondence: sutiafadli@gmail.com 1. Mahasiswa Pasca Sarjana Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh Abstract Kualitas dari seorang dosen yang profesionalisme dapat dilihat kemampuannya menghasilkan sumber daya alam yang juga berkualitas. Pemerintah menyediakan sertifikasi sebagai tunjangan serta penghargaan terhadap profesionalisme seorang dosen. Pemerintah memberikan Sertifikasi kepada dosen untuk menilai profesionalisme dosen guna meningkatkan kinerja dosen dalam melaksanakan tugas, melindungi profesi dosen sebagai agen pembelajaran di Perguruan Tinggi (PT), meningkatkan proses dan hasil Pendidikan dan mempercepat terwujudnya tujuan Pendidikan nasional. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 37 tahun 2009 tentang dosen menjelaskan beberapa tahap yang menjadi persyaratan khusus untuk memperoleh sertifikasi. Tulisan ini akan membahas tentang mekanisme pelaksanaan pemberian sertifikasi dosen di lingkungan Universitas Malikussaleh. Keywords: Mekanisme Pelaksanaan, Sertifikasi, Dosen, Universitas Malikussaleh Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 2 (Agustus 2015) 95

2 LATAR BELAKANG Pasal 1 Ayat (1) Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD RI 1945), menyatakan bahwa Indonesia adalah negara kesatuan berbentuk republik. Definisi Negara kesatuan menurut C.F Strong adalah: Bentuk Negara adalah yang berwenang legislatif tertinggi dipusatkan dalam suatu badan legislatif Nasional/Pusat. Kekuasaan terletak pada pemerintah pusat dan tidak ada pemerintah daerah. Pemerintah pusat mempunyai wewenang untuk menyerahkan sebagian kekuasaannya kepada daerah berdasarkan hak otonomi (Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi). 1 Negara Indonesia adalah Negara hukum. 2 Hal ini menandakan bahwa segala aspek kehidupan Bangsa Indonesia diatur oleh hukum, tidak terkecuali dibidang Pendidikan. Ketentuan tersebut sejalan dengan Qanun Aceh Nomor 5 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Pendidikan. Sebuah kebanggaan yang dimiliki provinsi dengan landasan hukum tersendiri memiliki otonomi untuk bersenergi dalam hal mencerdaskan anak bangsa. 3 Pendidikan adalah laksana eksperimen yang tidak pernah selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini. Dikatakan demikian, karena Pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia yang terus berkembang. Hal ini sejalan dengan pembawaan manusia yang memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupan. Pendidikan di Indonesia adalah seluruh Pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia, baik itu secara terstruktur maupun tidak terstruktur. Secara terstruktur, Pendidikan di Indonesia menjadi tanggung jawab Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 1 Elidar sari dalam bukunya, 2007, Kedudukan dan fungsi tiga lembaga daerah dalam penyelenggaran otonomi khusus di provinsi nanggroe aceh darussalam (kajian atas UU Nomor 44 Tahun 1999), Unimal press, Lhokseumawe, hlm Pemerintah Indonesia, Undang- Undang-Dasar Negara republik Indonesia Tahun 1945, Pasal 1. 3 Pemerintahan Aceh, Qanun Aceh Nomor 5 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan. Pendidikan. Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 2 (Agustus 2015) 96

3 Republik Indonesia (Kemendikbud), di Indonesia, semua penduduk wajib mengikuti program wajib belajar Pendidikan Dasar selama sembilan tahun, yaitu enam tahun di sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah dan tiga tahun Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah Tsanawiyah (MTs). Saat ini, Pendidikan di Indonesia diatur melalui Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas). 4 Bersamaan dengan berjalannya perubahan kondisi di Indonesia, pemerintahan mulai mempersiapkan sistem Pendidikan Nasional sesuai amanat UUD sejak Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) menetapkan UUD 1945 sebagai konstitusi negara yang di dalamnya memuat Pancasila, implikasinya bahwa sejak saat itu Dasar sistem Pendidikan Nasional kita adalah Pancasila dan UUD Proses Pendidikan di perguruan tinggi, dosen memegang tugas ganda yaitu sebagai pengajar dan pembimbing. Sebagai pengajar dosen bertugas menuangkan sejumlah materi ajar kepada mahasiswa, sedangkan sebagai pembimbing, dosen bertugas membimbing mahasiswa agar individu kreatif, dan mandiri. Baik mengajar maupun membimbing merupakan tugas dan tanggung jawab dosen sebagai tenaga profesional. Oleh sebab itu, tugas yang berat dari seorang dosen ini pada dasarnya hanya dapat dilaksanakan oleh dosen yang memiliki kompetensi profesional yang tinggi. Mahasiswa memegang peranan sentral dalam pembelajaran, itu dikarenakan mahasiswa adalah sosok yang penting untuk bisa berlangsungnya pembelajaran. Mahasiswa sebagai subyek pembelajaran, yang perlu diarahkan untuk belajar secara aktif membangun pengetahuan dan keterampilannya dengan cara 4 Statistik Pendidikan RI tik/thn04-05/tk_0405.hlm. diakses tanggal 3 Juni Http//:pendidikanindonesia. blogspot.com. diakses tanggal 3 juni 2013 Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 2 (Agustus 2015) 97

4 bekerjasama dan berkolaborasi dengan berbagai pihak terkait. 6 Dengan adanya Undang- Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen diharapkan adanya perubahan di dalam Perguruan Tinggi (PT) umumnya, dan adanya perubahana dalam pembelajaran di Universitas Malikussaleh baik itu peningkatan kualitas kinerja dosen maupun kualitas dari mahasiswa itu sendiri, karena kompetensi dosen menentukan kualitas pelaksanaa Tridharma Perguruan Tinggi(TPT) sebagaimana yang ditunjukkan dalam kegiatan profesional dosen. Dosen yang kompeten untuk melaksanakan tugasnya secara profesional, yang memiliki kompetensi, kompetensi profesional, kepribadian dan sosial yang diperlukan dalam praktek Pendidikan, Penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Mahasiswa, teman sejawat dan atasan dapat menilai tingkat penguasaan kompetensi dosen. Kualitas dari seorang dosen yang profesionalisme dapat kita lihat dengan diberikannya sertifikasi pendidik kepada dosen, Pemerintah menyediakan sebagai tunjangan serta maslahat yang tekait dengan profesionalisme seorang dosen. 7 Pemerintah memberikan Sertifikasi kepada dosen untuk menilai profesionalisme dosen guna meningkatkan kinerja dosen dalam melaksanakan tugas, melindungi profesi dosen sebagai agen pembelajaran di Perguruan Tinggi (PT), meningkatkan proses dan hasil Pendidikan dan mempercepat terwujudnya tujuan Pendidikan nasional, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen, Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 6 Unit Pengembangan Materi dan Proses pembelajaran di Perguruan Tinggi, DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Buku Pedoman Sertifikasi Pendidik Bagi Dosen 2010; Buku 1. hlm 8-9 Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 2 (Agustus 2015) 98

5 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 8 Pemberian sertifikasi secara khusus diatur dalam Peraturan Mendiknas Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009 tentang Sertifikasi Pendidik Untuk Dosen dan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 108/P/2009 tentang Perguruan Tinggi Penyelenggara Sertifikasi Pendidik Untuk Dosen. 9 Pemberian sertifikasi dosen dapat melalui beberapa proses, proses sertifikasi itu sendiri dilakukan oleh sertifikator, atau asesor, yang diusulkan oleh perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi dosen setelah mengikuti pembekalan sertifikasi, dan mendapatkan pengesahan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Sertifikasi dosen bertujuan untuk menilai profesionalisme dosen, guna meningkatkan mutu Pendidikan dalam sistem Pendidikan tinggi. Pengakuan profesionalisme dinyatakan dalam bentuk pemberian sertifikat pendidik. Di samping itu, penguasaan kompetensi dosen juga merupakan persyaratan penentu kewenangan mengajar. Sertifikasi dosen merupakan program yang dijalankan berdasar pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang- Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 42 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Dosen. 10 Program sertifikasi dosen dengan segala kelengkapannya, seperti peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen, dan juga Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2009 tentang Pemberian Tunjangan Sertifikasi, tentu akan menjadi salah satu instrumen penting untuk melakukan usaha peningkatan kualitas dosen tersebut, terutama dalam kaitannya dengan upaya 8 Sciences/Education/ Dasar- Hukum-Sertifikasi- Dosen/#Ixzz2n1tizk1e. diakses tanggal 23 Juni Buku Pedoman Sertifikasi Pendidik Bagi Dosen 2010; Buku I 10 Dirjen Dikti Nomor 02/KSG- DIKTI/2007 tanggal 22 Oktober Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 2 (Agustus 2015) 99

6 meningkatkan kualitas Pendidikan di negeri ini melalui kinerja yang baik dan bertangung jawab dari para dosen. 11 Seorang profesional sejati akan selalu berusaha menghasilkan karya yang berkualitas tinggi dan kinerja yang maksimal. 12 Pemberian sertifikasi pendidik bagi dosen dilakukan melalui sebuah proses pembuktian penguasaan kompetensi dosen atau uji sertifikasi dosen yang bahwa dosen tersebut sudah sangat profesional dalam melaksanakan tugasnya. 13 Sementara itu untuk meningkatkan kualitas dosen, masih banyak yang bisa diupayakan oleh pimpinan perguruan tinggi, seperti mendorong dosen-dosen untuk studi lanjut bagi yang masih S2 dengan pengaturan yang baik sehingga tidak akan mengganggu proses belajar mengajar di perguruan tinggi tersebut. Demikian juga dapat ditempuh dengan memberikan dorongan dan sekaligus kesempatan kepada para dosen untuk mengikuti berbagai training dan short course (kursus singkat), baik di dalam meupun di luar negeri, dan baik secara mandiri maupun melalui beasiswa yang ditawarkan oleh beberapa funding (pendanaan). Berbicara mengenai perguruan tinggi, memang harus ditingkatkan lagi kualitasnya demi mencetak anak bangsa yang cerdas dan tidak mudah dibodohi bangsa asing. Perguruan tinggi yang ada di seluruh nusantara baiknya berlomba-lomba untuk meningkatkan mutu Pendidikannya, yang Tidak lain dan Tidak bukan tujuannya adalah menciptakan lulusan yang berguna bagi bangsa dan negara. 14 Dari pemaparan di atas yang dapat dijadikan permasalahan ialah bahwa kualitas dari seorang dosen itu bisa dilihat dengan diberikannya sertifikasi kepada 11 Muhibbin, Peningkatan Mutu dan Kualitas Dosen, Semarang, diunggah pada tanggal 17 Juli 2013, jam 21: Artikel Motivasi - Achievement Motivator Haryanto Kandani. 13 Dirjen Dikti Nomor 02/KSG- DIKTI/2007 tanggal 22 Oktober /09/Universitasterbaikdiindone sia2013.html Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 2 (Agustus 2015) 100

7 dosen yang sekurang-kurangnya telah lulus S2 dan umur mencapai 60 tahun atau telah memiliki beban kerja tetap di Perguruan Tinggi sekurang-kurangnya 2 tahun. 15 Untuk menjadi Universitas yang Nomor 1 tentunya diperlukan dosen yang memiliki kualitas luar biasa. Selain itu pemerintah sendiri telah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 dimana dalam UU tersebut telah diatur berbagai macam fasilitas dan juga prasarana untuk dosen, salah satunya ialah diberikannya sertifikasi kepada dosen. Maka dari itu penelitian ini diharapkan adanya gambaran yang bisa dijadikan bahan diskusi di tingkat Nasional terhadap kinerja dosen yang bersertifikasi dalam membangun mahasiswa yang berakhlak dan beretika dan juga dapat bersaing dengan Universitas- Universitas terbaik di Indonesia. PERMASALAHAN Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana mekanisme pelaksanaan pemberian Sertifikasi Dosen di Universitas Malikussaleh? METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodelogi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. 16 Metode kualitatif adalah suatu cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif analisis, yaitu apa yang dinyatakan oleh Informan secara tertulis atau lisan, dan juga perilakunya yang nyata, diteliti dan dipelajari sebagai suatu yang utuh. 17 Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini 15 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2009, tentang Dosen. 16 Saepudin, Metode Penelitian Kualitatif, om/metode-penelitian-kualitatif/, tanggal 24 Juli Akses tanggal 7 Desember Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, 1986, hlm Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 2 (Agustus 2015) 101

8 adalah penelitian hukum empiris atau penelitian hukum yuridis sosiologis, yaitu data yang didapat langsung dari masyarakat sebagai sumber pertama dengan melalui kegiatan penelitian lapangan, dan selanjutnya dilakukan dengan observasi, dan wawancara. 18 DOSEN DAN SERTIFIKASI DOSEN Secara umum Dosen tergolong sebagai pendidik. Menurut Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dalam Pasal 39 Ayat (2) mengatakan bahwa Pendidik merupakan profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan Penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 1, Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidik, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. 19 Dosen merupakan Pegawai Negeri Sipil yang bekerja pada instansi Pendidikan tinggi atau Perguruan Tinggi yang merupakan Pegawai Negeri Sipil(PNS) pusat. Dikatakan sebagai pegawai negeri sipil pusat yaitu karena bekerja pada Departemen Pendidikan yaitu dimana seluruh pegawai ngeri sipil yang bekerja pada departemen dianggap sebagai pegawai negeri sipil pusat dan gajinya di ambil dari APBN. 20 Berbeda dengan PNS daerah, PNS daerah bekerja didaerah Otonom seperti daerah provinsi/kabupaten/kota dan gajinya dibebankan pada Anggaran Pendapan Belanja Daerah (APBD) dan dipekerjakan pada pemerintah daerah maupun dipekerjakan diluar instansi induknya Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh, Buku Pedoman Tugas Akhir, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. 20 Id. M. Wikipedia. Org/Wiki/Pegawai_Negeri. Diakse pada tanggal 23 januari Ibid Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 2 (Agustus 2015) 102

9 Profesi dapat didefinisikan secara singkat sebagai jabatan seseorang kalau profesi tersebut tidak bersifat komersial, mekanis, pertanian dan sebagainya. 22 Untuk itu, dalam Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 45, dikatakan bahwa Dosen wajib memilik kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, dan memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan Pendidikan tinggi tempat bertugas, serta memiliki kemapuan untuk mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional. Secara umum dapat dikatakan bahwa, pemerintah melalui UU RI Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 46, mengharuskan setiap dosen memiliki kualifikasi akademik minimum sebagai berikut: (1) Lulusan program magister untuk dosen program diploma atau program sarjana; (2) Lulusan program doktor untuk dosen program pascasarjana. 23 Dosen mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang Pendidikan tinggi yang diangkat sesuai dengan peraturan Perundang-undangan memiliki kedudukan sebagai dosen sebagaimana dijelaskan dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Dosen Pasal (3) yaitu: 1. Dosen mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang Pendidikan tinggi yang diangkat sesuai dengan peraturan Perundangundangan. 2. Pengakuan kedudukan dosen sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibuktikan dengan sertifikasi Nasional. 24 Kedudukan dosen sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran dosen sebagai agen pembelajaran, pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta pengabdian kepada masyarakat berfungsi untuk meningkatkan mutu Pendidikan Nasional. 22 Ibid. hlm Ibid., Pasal 3 23 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru Dan Dosen Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 2 (Agustus 2015) 103

10 Kedudukan dosen sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pengembangan Pendidikan Nasional dan mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Sertifikasi dapat diartikan sebagai proses pemberian sertifikat pendidik kepada dosen yang telah memenuhi persyaratan tertentu, yaitu memilki kualifikasi akademik, kompetensi, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional, yang dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan yang layak. 25 Menurut PP Nomor37 tahun 2009 Pasal 1 ayat 4 sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk dosen. 26 Sedangkan Sertifikat dosen adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada dosen sebagai tenaga profesional. 27 Sertifikasi Dosen (Serdos) adalah suatu prosedur yang diterapkan oleh pemerintah untuk mengevaluasi dan menilai profesionalisme dosen dalam menjalankan tugas pengajaran dan pembelajaran di Perguruan Tinggi. Pengakuan profesionalisme dosen dinyatakan dalam bentuk pemberian Serdos. Di mana dalam pelaksanaanya, Serdos Departemen Pendidikan Nasional, baik dari segi instrumen, mekanisme, pemetaan prioritas dosen yang disertifkasi. Sertifikasi dosen merupakan pro gram yang dijalankan berdasar pada UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pen didikan Nasional, UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah R.I Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen dan Peraturan Mendiknas RI 25 Sudarwan, Danim. Agenda Pembaruan Sistem Pendidikan. Pustaka Pelajar, Yogyakarta Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 2009 tentang Dosen, Pasal 1, Angka (5) 27 Ibid., Ayat 5 Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 2 (Agustus 2015) 104

11 Nomor 47 Tahun 2009 tentang Sertifikasi Pendidik Untuk Dosen. 28 Dosen adalah salah satu komponen esensial dalam suatu sistem Pendidikan diperguruan tinggi. Peran, tugas, dan tanggung jawab dosen sangat penting dalam mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan Bangsa, meningkatkan kualitas manusia Indonesia, meliputi kualitas iman, akhlak mulia, dan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta mewujudkan masyarakat Indonesia yang maju, adil, makmur, dan beradab. Untuk Melaksanakan fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat strategis tersebut, diperlukan dosen yang profesional. Setifikasi dosen bertujuan untuk menilai profesionalisme dosen, guna meningkatkan mutu Pendidikan dalam sitem Pendidikan tinggi, Pengembangan profesionalisme, dan penerapan dalam pengelolaan pembelajaran bagi mahasiswa, merupakan matarantai-penghubung sertifikasi dosen dengan antara mutu Pendidikan di PT. Ini menjadi tanggung jawab pribadi dosen yang telah lulus sertifikasi untuk terus meningkatkan profesionalnya melalui kegiatan pembelajaran. Profesionalismenya melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang dimaksud adalah: a. Menemukan kekurangan kompetensi pada diri sendiri melalui self evaluasion dan refleksi; b. Menyusun rencana pengembangan diri; c. Melaksanakan rencana pengembangan diri; d. Mengevaluasi hasil pengembangan diri, baik dalam segi peningkatan profesionalisme diri maupun danmpaknya pada kualitas pengelolaan pembelajaran dikelas; e. Menetapkan tindakan lanjut. Kewajiban Perguruan Tinggi sesuai dengan Pasal 26 dan 27 PP Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen ialah Perguruan Tinggi wajib memfasilitasi kegiatan pengembangan prfesionalisme dosen dengan cara menye diakses pada tanggal 26 Maret 2014 Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 2 (Agustus 2015) 105

12 lenggarakan program-program tahunan yang menunjang. 29 Menurut Peraturan Pemerintah Pasal 1, 4 dan 5: Ayat (1) Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk dosen, Ayat (2) Sertifikat Pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada Dosen sebagai tenaga profesional Kewajiban Serdos yang terdapat di ayat (1) Undang- Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 45 (2) PP Nomor 37 tahun 2009 tentang Dosen Pasal 2 Bunyinya dosen wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, Sertifikat Pendidik, sehat jasmani dan rohani, dan memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan Satuan Pendidikan Tinggi tempat bertugas, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional. 30 Menurut pasa 2 ayat (1) Peraturan Menteri RI Nomor 42 Tahun 2007 Sertifikasi dosen dilaksanakan melalui uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat pendidik. Uji kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam bentuk penilaian portofolio. PENGATURAN HUKUM TENTANG SERTIFIKASI DOSEN Berbicara tentang sertifikasi dosen tidak terlepas dari Historis perjuangan bangsa Indonesia dalam memajukan Pendidikan di Indonesia, Secara formal Pendidikan di Indonesia diawali sejak Proklamasi 17 Agustus 1945, namun keberadaannya tidak bisa dipisahkan dengan cita-cita dan praktek Pendidikan masa sebelumnya. Majunya suatu negara sangat tergantung pada Pendidikan anak bangsa dan Pendidikan anak bangsa yang dimaksud adalah nnantinya akan menajadi sumber danya manusia yang mampu membawa bangsa menjadi lebih maju. Sumber danya manusia yang dimaksut sangat 29 Moh.Murudin.Mukharom, Perancangan dan Pembuatan Sistem Sertifikasi Dosen Pada Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Menggunakan Ajax, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, 2010, hlm Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor. 37 tahun 2009 tentang Dosen Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 2 (Agustus 2015) 106

13 tergantung pada instansi Pendidikan yang memiliki para pendidik yang handanl dan profesional. 31 Pendidikan Nasional Indonesia adalah Pendidikan yang membina bangsa Indonesia yang ber- Pancasila dan melaksanakan Undang-Undang Dasar 1945, sosialisme Indonesia, Demokrasi terpimpin, Kepribadian Indonesia, dan merealisir ketiga kerangka tujuan revolusi Indonesia sesuai dengan manipol, yaitu membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia berwilayah Sabang sampai Marauke, menyelenggarakan suatu masyarakat sosialis Indonesia yang adil dan makmur lahir batin, melenyapkan kolonialisme, mengusahakan susunan dunia baru tanpa penjajahan, penindansan dan penghisapan, kearah perdanmaian, persahabatan Internasional yang sejati dan abadi. Pelaksanaan Pendidikan diatur dalam Undangundang Nomor 4 Tahun 1950 dan mulai 18 Maret 1954 diperbarui menjadi Undang-undang Nomor 12 Tahun 1954, diberlakukan untuk seluruh Indonesia. Pendidikan tidak terlepas dari peran Perguruan tinggi dalam memajukan anak bangsa, Undangndang Nomor 22/1961 tentang PT (Perguruan Tinggi) menetapkan halhal sebagai berikut: 1) PT adalah lembaga ilmiah yang bertugas menyelenggarakan Pendidikan & pengajaran di atas perguruan menengah dan berdasarkan Kebudayaan kebangsaan Indonesia. 2) Tujuan PT adalah membentuk manusia susila yang berjiwa Pancasila, bertanggung jawab akan terwujudnya masyarakat sosialis Indonesia yang adil dan makmur, menyiapkan tenaga yang cakap untuk memangku jabatan, melakukan penelitian dan usaha kemajuan ilmu pengetahuan, Kebudayaan dan kehidupan masyarakat. 3) Perguruan Tinggi terdiri atas Universitas, Institut, Sekolah Tinggi, Akademi dan bentuk lain yang ditetapkan dengan peraturan Pemerintah. Universitas tersusun atas Dasar kesatuan beberapa ilmu pengetahuan, sekurang-kurangnya 4 Fakultas yang meliputi keagamaan, ilmu budanya, ilmu sosial, ilmu eksakta dan teknik. Institut, memberi Pendidikan dan pengajaran 31 See more at: sejarah-ringkas-pendidikan di.html#sthash.vh5vcsxd.dpuf Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 2 (Agustus 2015) 107

14 tinggi dan melakukan penelitian dalam beberapa cabang ilmu pengetahuan yang sejenis. Sekolah Tinggi, memberi Pendidikan dan pengajaran tinggi, melakukan penelitian dalam satu cabang ilmu pengetahuan. Akademik, memberi Pendidikan dan pengajaran yang ditunjukkan kepada keahlian khusus. 4) Penyelenggaraan PT dilakukan oleh Pemerintah dan badan Hukum Swasta (PTS). Menurut kedudukannya PT swasta terdiri atas, PTS terdanftar, PTS diakui dan PTS disamakan. Berbicara PT (Perguruan Tinggi) tentu tidak terlepas dari tanggung jawab dosen, dosen di Perguruan Tinggi sangat berperan aktif dalam mewujudkan Universitas yang bisa bersaing dan didorong oleh ambisi untuk menjadi kelas dunia, 32 Universitas pemerintah sendiri juga telah melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan kualitas PT, mulai dari pemberian sertifikasi dosen hingga tunjangan unutk mensejahterakan dosen, Undang- Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen merupakan suatu peningkatan untuk memajukan Pendidikan bangsa Indonesia, namun Undang-Undang ini masih kurang efektif dalam penerapannya sehingga pemerintah megkhususkan kinerja dosen dalam Peraturan Mendiknas Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009 tentang Sertifikasi Pendidik Untuk Dosen, 33 Dengan diterapkannya Peraturan Menteri Nomor 47 tahun 2009 sertifikasi Pendidik Untuk Dosen tersebut tentunya pemerintah mengharapkan kinerja dosen yang sempurna dalam mendidik mahasiswa, Dengan diberikannya Sertifikasi untuk dosen merupakan salah satu upaya dari Pemerintah untuk mewujudkan Pendidikan yang bisa mencerdaskan anak bangsa dan masyarakat Indonesia. Dasar hukum mengenai sertifikasi dosen yaitu selain dari Undang-Undang Guru dan Dosen juga merupakan Dasar dari Pendidikan yang telah diakui oleh Bangsa yang beradab, contohnya PP RI Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen, UUD 32 Margono Slamet, Mengelola Universitas Yang Sukses, Prosiding Lokakarya, Jakarta, 2006, hlm-4 33 Andi Pangerang Moenta, Departemen Pendidikan Nasional, Biro Hukum Dan Organisasi, Tanggal 11 Agustus Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 2 (Agustus 2015) 108

15 1945, UU RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 108/P/2009 tentang Perguruan Tinggi Penyelenggara Sertifikasi Pendidik Untuk Dosen, 34 yang ketentuan tersebut sudah merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintahan yang berkuasa. Sertifikasi sudah sering sekali kita dengar di Indonesia, Aceh merupakan salah satu yang menjadi pusat perhatian dari Pemerintah Pusat. Provinsi Aceh merupakan salah satu daerah di Indonesia yang diberikan kekhususan untuk mengelola sendiri pemerintahannya, namun tidak begitu efektif dalam menjalankan Pendidikan yang khaffah, Pendidikan di Aceh sendiri masih sangat membutuhkan bantuan dari Pemerintah Pusat, dengan berbagai bantuan dari pemerintah pusat salah satunya diberikannya sertifikasi tersebut akan membangun semangat dari dosen-dosen di Aceh umunya dan dosen UNIMAL khususnya. Berbagai upaya peningkatan kualitas dosen telah dilakukan pemerintah, salah satunya adalah diterapkan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan pemerintah juga menerapkan program sertifikasi Dosen. Sukses Universitas dalam satu hal merupakan momentum yang baik untuk mendorong sukses berikutnya dalam hal-hal yang lain. Institutional management merupakan satu faktor yang kesuksesannya akan mendorong pada sukses-sukses lainnya dalam kehidupan Universitas. Manajemen Universitas perlu dibangun agar dapat memicu kesuksesan faktorfaktor Universitas Lainnya. 35 Berdasarkan Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 2009, sertifikasi pendidik untuk dosen dilaksanakan melalui uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat pendidik. Uji kompetensi ini dilakukan dalam bentuk penilaian portofolio, yang merupakan penilaian pengalaman akademik dan profesional dengan menggunakan portofolio dosen. Penilaian 34 Diktjen Dikti, Buku Pedoman Sertifikasi Pendidik Bagi Dosen, Jakarta, 2010; Buku 1. hlm Margono Slamet., Op Cit, hlm 4. Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 2 (Agustus 2015) 109

16 portofolio dosen dilakukan untuk memberikan pengakuan atas kemampuan profesional dosen. 36 Portofolio menurut PP RI Nomor 37/2009 adalah kumpulan dokumen yang terdiri dari (1) kualifikasi akademik dan unjuk kerja tridharma perguruan tinggi; (2) persepsi dari atasan, sejawat, mahasiswa dan diri sendiri tentang kepemilikan kompetensi pedangogik, profesional, sosial dan kepribadian; dan (3) pernyataan diri tentang kontribusi dosen yang bersangkutan dalam pelaksanaan dan pengembangan tridharma perguruan tinggi. 37 Penilaian dilakukan secara persepsional oleh mahasiswa, teman sejawat, atasan dan diri sendiri. Mahasiswa diminta menilai kompetensi dosen yang mengajarnya, karena mahasiswa dianggap sebagai pihak yang langsung merasakan sejauh mana dosen memiliki kompetensi yang diperlukan untuk dapat mengajar dengan baik. Teman sejawat diminta menilai, karena kompetensi dosen dapat dirasakan dalam rapat-rapat resmi program studi atau jurusan, atau dalam perbincangan seharihari. Atasan diminta menilai, karena diyakini mereka dapat merasakan sejauh mana dosen memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugasnya. Diri sendiri juga diminta menilai, karena diri sendirilah yang seharusnya paling tahu tentang kompetensinya. Selain secara persepsional, dosen juga harus menilai kontribusi yang telah diberikannya dalam pelaksanaan dan pengembangan Tridharma perguruan tinggi. Secara personal/pribadi dosen diminta mendeskripsikan dalam instrumen deskripsi diri. Diharapkan ia jujur dalam menyampaikannya, karena penyampaian pernyataan ini adalah dalam rangka mendeskripsikan, bukan memamerkan jasa atau kemampuan. 38 Sertifikasi dosen berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen 36 Buku Pedoman Sertifikasi Pendidik Bagi Dosen 2010; Buku I, hlm Ibid. 38 Ibid. Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 2 (Agustus 2015) 110

17 menjelaskan hak dan kewajiban dari seorang dosen untuk meningkatkan kualitas mahasiswa dan kinerja dari dosen itu sendiri yaitu menjamin kesejahteraan social, memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan intelektual, memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan menentukan kelulusan peserta didik. 39 Sementara itu ketentuan lebih lanjut tentang sertifikasi dan tugas dari seorang dosen diatur dalam Peraturan Menteri Nomor 47 Tahun 2009 tentang Sertifikasi Pendidik untuk Dosen, Sertifikasi dosen dilaksanakan melalui uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat pendidik. 40 Artinya bahwa dalam meperoleh sertifikasi tersebut harus melalui uji kompetensi dalam bentuk portofolio, ini dilakukan untuk menentukan pengakuan atas kemampuan profesional dosen, dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen yang mendiskripsikan dilakukan untuk menentukan pengakuan atas kemampuan profesional dosen, dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen. Pemberian tunjangan sertifikasi ini sangat berpengaruh dalam meningkatkan kinerja dosen, walaupun masih kurang efektif namun pemberian sertifikasi ini berdampak positif terhadap produktifitas dosen dalam menghasilkan karya ilmiah dan penelitian, artinya bahwa dengan tunjangan sertifikasi tersebut dosen yang bersertifikasi sangat berperan penting di Universitas. Pengaturan hukum tentang sertifikasi mulai tahun 2005 diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005, Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 42 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Dosen, dalam peraturan ini mengkhususkan mengatur tentang sertifikasi dosen mulai dari pemberian Serdos, yang berhak memperoleh Serdos sampai tugas setelah memperoleh Serdos. Kemudin terkait Serdos diatur dalam 39 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Pasal 51 (Ayat 1). 40 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009 tentang Sertifikasi Pendidik Untuk Dosen. Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 2 (Agustus 2015) 111

18 peraturan di atasnya seperti Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 tahun 2008 tentang Perguruan Tinggi Penyelenggara Sertifikasi Dosen. Tahun 2009 dikeluarkan peraturan baru yaitu PERMENDIKNAS Nomor 47 tahun 2009 tentang Sertifikasi Pendidik Untuk Dosen. Sementara itu, di tahun 2013 dikeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2013 tentang Pemberian Tunjangan Profesi dan Tunjangan Kehormatan bagi Dosen yang Menduduki Jabatan Akademik Profesor. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 84 Tahun 2013 tentang Pengangkatan Dosen Tetap Non Pegawai Negeri Sipil Pada Perguruan Tinggi Negeri dan Dosen Tetap Pada Perguruan Tinggi Swasta, serta Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 48/D3/Kep/1983 tentang Beban Tugas Tenaga Pengajar Pada Perguruan Tinggi menjadi landasan teknis pelaksanaan Sertifikasi. MEKANISME PELAKSANAAN SERTIFIKASI DOSEN BERDASARKAN PP NOMOR 37 TAHUN 2009 Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 37 tahun 2009 tentang dosen menjelaskan beberapa tahap yang menjadi persyaratan khusus untuk memperoleh sertifikasi. Antara lain seperti yang dijelaskan dalam Pasal 2 PP Nomor 37 tahun 2009 tentang dosen yaitu Dosen wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, dan memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan Pendidikan tinggi tempat bertugas, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan Pendidikan nasional. Dalam Pasal 3 juga menjelaskan lebih lanjut mengenai sertifikasi dosen. Dalam Pasal 3 dan Pasal 4 juga menjelaskan lebih lanjut mengenai sertifikasi bisa Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 2 (Agustus 2015) 112

19 diperoleh oleh seorang dosen yaitu antara lain sebagai berikut: 41 a. memiliki pengalaman kerja sebagai pendidik pada perguruan tinggi sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun; b. memiliki jabatan akademik sekurang-kurangnya asisten ahli; dan c. lulus sertifikasi yang dilakukan oleh perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pengadaan tenaga kependidikan pada perguruan tinggi yang ditetapkan oleh Pemerintah. d. Sertifikasi pendidik untuk dosen dilaksanakan melalui uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat pendidik. e. Uji kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam bentuk penilaian portofolio. f. Penilaian portofolio sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan penilaian pengalaman akademik dan profesional dengan menggunakan portofolio dosen. g. Penilaian portofolio dosen sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan untuk menentukan pengakuan atas kemampuan profesional dosen, dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen yang mendeskripsikan: 1. kualifikasi akademik dan unjuk kerja tridharma perguruan tinggi; 2. persepsi dari atasan, sejawat, mahasiswa dan diri sendiri tentang kepemilikan kompetensi pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian; dan 3. pernyataan diri tentang kontribusi dosen yang bersangkutan dalam pelaksanaan dan pengembangan tridharma perguruan tinggi. h. Dosen yang lulus penilaian portofolio sebagaimana dimaksud pada ayat (3) mendapat sertifikat pendidik. i. Dosen yang tidak lulus penilaian portofolio melakukan kegiatankegiatan pengembangan profesionalisme guna memenuhi kelengkapan dokumen portofolionya untuk dinilai kembali dalam program sertifikasi periode berikutnya. Ketentuan lebih lanjut mengenai sertifikasi pendidik untuk dosen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (6) diatur dengan Peraturan Menteri. MEKANISME PELAKSANAAN SERTIFIKASI DOSEN DI UNIVERSITAS MALIKUSSALEH Mekanisme Penyelenggaraan Serdos merupakan kerjasama antar lembaga-lembaga baik itu Direktorat 41 Lihat Pasal 3 dan 4 PP Nomor 37 tahun 2009 tentang dosen. Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 2 (Agustus 2015) 113

20 Jenderal Pendidikan Tinggi maupun Universitas yang ada di Indonesia seperti Universitas Gajdah Mada, Universitas Hasanuddin, Universitas Indonesia dan masih banyak Universitas lain yang ikut bekerjasama. 42 Penyelenggara sertifikasi adalah lembaga Pendidikan tinggi yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional berdasarkan syarat-syarat yang telah ditetapkan. Lembaga Pendidikan tinggi tersebut diberi nama Perguruan Tinggi Penyelenggara Sertifikasi Dosen (PTP-Serdos). Untuk tahun 2009 PTP- Serdos mengacu kepada Permendiknas Nomor 19 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Sertifikasi Dosen, sedangkan untuk tahun selanjutnya akan diadakan seleksi dan penetapan kembali. Direktorat Jenderal Pendidkan Tinggi Kementerian Pendidikan dan kebudayaan adalah kementerian dalam Pemerintahan Indonesia yang membidangi urusan Pendidikan dan kebudayaan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dipimpin oleh seorang Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang sejak tanggal 22 Oktober 2009 dijabat oleh Mohammad Nuh. Perubahaan nama Kementerian ini menjadi "Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan" disetujui oleh DPR pada 18 Oktober Dalam memimpin Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dibantu oleh 2 (dua) Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yakni Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan dan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Kebudayaan. 44 Dalam bidang Pendidikan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi berperan penting dalam memajukan Pendidikan dan 42 Ibid 43 nterian_pendidikan_dan_kebudaya an_indonesia., diakses pada tanggal 1 Maret Permendikbud No. 01 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sertifikasi, Pasal 2 Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 2 (Agustus 2015) 114

21 Pendidikan tinggi serta kualitas dosen, Pendidikan Tinggi adalah wahana utama dalam mempersiapkan sumberdaya manusia yang unggul dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam persaingan untuk kemajuan suatu bangsa, peran Pendidikan tinggi bermutu sangat strategis, sehingga lembaga perguruan tinggi harus terus menata diri dan mengikuti perkembangan untuk menghindari praktik-prajtik Pendidikan yang tidak sesuai dengan norma dan ketentuan yang berlaku. 45 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dalam hal Pendidikan memiliki tanggung jawab untuk menyelenggarakan sertifikasi dosen, penyelenggara sertifikasi merupakan lembaga Pendidikan tinggi yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas). 46 Selain tugas menyelenggarakan sertifikasi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi juga bertugas: 2) Memberikan Nomor Induk Registrasi Asesor (NIRA); dan 3) Memberikan Nomor sertifikasi. Asesor Asesor adalah seseorang yang mempunyai kualifikasi dan kompetensi untuk melaksanakan asesmen Akreditasi Pendidikan Non Formal. Asesor direkrut, dilatih dan lulus uji kompetensi melalui rangkaian Pelatihan Kompetensi Asesor yang diselenggarakan Badan Akreditasi Nasional(BAN)- Sekolah/Madrasah) Pendidikan Non Formal(PNF). Untuk mendukung pelaksanaan akreditasi program dan satuan PNF, diperlukan Asesor yang kompeten, profesional dan berintegritas Persyaratan Asesor Untuk menjadi Asesor harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Menguasai dan memahami program PNF b. Memiliki pengalaman sebagai praktisi di bidang PNF 1) Menetapkan peserta sertifikasi yang diusulkan oleh PT-Pengusul; 45 Ibid 46 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi., Manajemen Pelaksanaan Sertifikasi Dosen dan Pengelolaan Data. Buku III, Jakarta, 2009, hlm 25 Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 2 (Agustus 2015) 115

22 c. Lulus pelatihan asesor dan memiliki sertifikat kompetensi sebagai asesor akreditasi BAN-PNF Rekruitmen Asesor Rekruitmen asesor dilaksanakan secara terbuka, melalui pengumuman di website resmi BAN-PNF untuk memperoleh asesor yang memenuhi kriteria dan persyaratan yang telah ditentukan. Pelatihan Asesor Pelatihan asesor dilakukan oleh BAN PNF dengan mengacu pada pedoman yang berlaku. Pelatihan Asesor untuk memastikan para Asesor memiliki kompetensi: a. Kompetensi Profesional (Teknik Asesmen dan Pelaporannya dengan TIK) b. Kompetensi Kepribadian c. Kompetensi Sosial Peringkat Asesor Untuk menjamin kualitas (quality assurance) akreditasi PNF diperlukan asesor yang kredibel, akuntabel, dan profesional sehingga seorang asesor dikategorikan ke dalam 3 (tiga) peringkat sebagai berikut: a. Asesor Kepala (Lead Assessor) b. Asesor Madya/Pelaksana (Implementing Assessor) c. Asesor Muda/Magang (Apprenticed Assessor) Peringkat asesor didasarkan atas pengalaman dalam melaksanakan asesmen akreditasi PNF dan kelulusan dalam uji kompetensi pada Pelatihan Peningkatan Kompetensi Asesor BAN-PNF. Peringkat asesor diatur dalam pedoman pembinaan yang dikelola oleh Komisi Peningkatan Kompetensi Asesor (KPKA) BAN-PNF. Hingga Tahun 2013 BAN-PNF telah memiliki 980 Asesor yang tersebar di 33 Provinsi di seluruh Indonesia. 47 Namun dalam sertifikasi dosen, assesor memiliki kewenangan penuh untuk menilai kelayakan dosen dalam memperoleh sertifikasi tersebut, dan juga kewenangan untuk Menyelenggarakan Sertifikasi Dosen (PSD) tersebut, ini tidak terlepas dari aturan-aturan yang telah diterapkan ataupun ditetapkan 47 Diakses pada tanggal 2 Februari 2014 Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 2 (Agustus 2015) 116

23 oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. diberlakukan di tingkat Perguruan Tinggi. Kementerian Pendidikan Nasional menetapkan kuota secara nasional. Kuota nasional ini kemudian dijabarkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menjadi kuota untuk masing-masing Perguruan Tinggi (PT-Pengusul). Khusus untuk Perguruan Tinggi swasta distribusinya diserahkan kepada Kopertis. 48 Perguruan Tinggi Pengusul Pada PT-Pengusul kuota diproses menjadi daftar calon peserta sertifikasi dosen melalui pertimbangan Fakultas, jurusan maupun program studi. PT-Pengusul dalam menangani proses sertifikasi ini disarankan untuk membentuk Panitia Sertifikasi Dosen (PSD) di tingkat PT-Pengusul. Penetapan daftar calon peserta Sertifikasi Dosen di PT Pengusul diurutkan atas dasar: (1) jabatan akademik, (2) Pendidikan terakhir, dan (3) daftar urut kepangkatan atau yang sejenisnya. Rambu-rambu ini PSD pada PT-Pengusul berkonsultasi dengan Fakultas/ jurusan/ prodi untuk menentukan (1) 5 orang mahasiswa, (2) 3 orang teman sejawat, dan (3) seorang atasan dosen untuk masing-masing calon peserta Sertifikasi Dosen yang akan melakukan penilaian persepsional. Penilaian Persepsional Panitia Sertifikasi Dosen (PSD) kemudian memberikan blangko isian kepada (1) mahasiswa, (2) teman sejawat, (3) atasan dosen yang akan menilai, dan (4) dosen yang diusulkan untuk memberikan penilaian persepsional. Selain penilaian persepsional, dosen yang diusulkan melakukan penilaian personal. Hasil semua penilaian diserahkan kembali ke PSD. Namun dari hasil Penelitian dilapangan bahwa yang memberi blanco ataupun form penilaian dari mahasiswa yaitu diberikan langsung 48 Muchlas Samani., dkk, Buku III., Manajemen Pelaksanaan Sertifikasi Dosen dan pengelolaan Data. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Jakarta, 2009, hlm Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 2 (Agustus 2015) 117

24 oleh dosen yang mengikuti sertifikasi, tetapi dari prosedur sertifikasi semestinya form penilaian tersebut diberikan oleh PSD kepada mahasiswa untuk dimint penilaian. 49 Penilaian Portofolio Istilah portofolio berasal dari kata kerja potare berarti membawa dan kata benda bahasa latin folio, yang berarti lembaran atau kertas kerja, 50 portofolio banyak digunakan pada berbagai bidang, misalnya bidang keuangan/ perbankan, politik dan pemerintahan, manajemen dan pamasaran, seni, dan bidang Pendidikan. Oleh karena itu pengertian portofolio sangat tergantung pada bidang apa istilah portofolio tersebut digunakan. Dalam bidang Pendidikan, portofolio diartikan sebagai sekumpulan informasi pribadi yang merupakan catatan dan dokumentasi atas pencapaian prestasi seseorang dalam Pendidikannya. Portofolio dalam bidang Pendidikan sangat berguna untuk berbagai keperluan seperti akreditasi pengalaman seseorang, pencarian kerja, melanjutkan Pendidikan, pengajuan sertifikat kompetensi, dan lain-lain. Dalam konteks sertifikasi dosen, portofolio adalah bukti fisik (dokumen) yang menggambarkan pengalama dan berkarya/ prestasi yang dicapai selama menjalankan tugas profesi sebagai dosen dalam interval waktu tertentu. Portofolio ini terkait dengan unsur pengalaman, karya, dan prestasi selama dosen yang bersangkutan menjalankan peran sebagai agen pembelajaran. Keefektifan pelaksanaan peran sebagai agen pembelajaran tergantung pada tingkat kompetensi dosen yang bersangkutan, yang mencakup kompetensi kepribadian, kompetensi pedangogik, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. 51 Fungsi portofolio dalam sertifikasi dosen dalam jabatan adalah untuk menilai kompetensi dosen sebagai pendidik dan agen pembelajaran. Kompetensi 49 Ibid 50 com/2009/07/23/pengertianportofolio/ /07/23/pengertian-portofolio/ Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 2 (Agustus 2015) 118

25 pedangogik dinilai antara lain melalui bukti fisik kualifikasi akademik, Pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial dinilai antara lain melalui bukti fisik penilaian dari atasan dan pengawas. Kompetensi profesional dinilai antara lain melalui bukti fisik kualifikasi akademik, Pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, prestasi akademik, dan karya pengembangan profesi. Secara lebih spesifik dalam kaitan dengan sertifikasi dosen, portofolio dosen berfungsi sebagai: a. Wahana dosen untuk menampilkan dan/atau membuktikan unjuk kerjanya yang meliputi produktivitas, kualitas, dan relevansi melalui karya-karya utama dan pendukung; b. Informasi/data dalam memberikan pertimbangan tingkat kelayakan kompetensi seorang dosen, bila dibandingkan dengan standanr yang telah ditetapkan; c. Dasar menentukan kelulusan seorang dosen yang mengikuti 52 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Pedoman Penyusunan Portofolio, Ditjen Dikti, sertifikasi (layak mendapatkan sertifikat Pendidikan atau belum); dan d. Dasar memberikan rekomendansi bagi peserta yang belum lulus untuk menentukan kegiatan lanjutan sebagai representasi kegiatan pembinaan dan pemberdanyaan dosen. 52 Portofolio menurut PP RI Nomor. 37/2009 tentang Dosen, 53 adalah kumpulan dokumen yang terdiri dari (1) kualifikasi akademik dan unjuk kerja tridharma perguruan tinggi; (2) persepsi dari atasan, sejawat, mahasiswa dan diri sendiri tentang kepemilikan kompetensi pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian; dan (3) pernyataan diri tentang kontribusi dosen yang bersangkutan dalam pelaksanaan dan pengembangan Tridharma Perguruan Tinggi. Adapun tata cara penilaian potofolio adalah sebagai berikut: 1. PTP-Serdos mengumpulkan asesor pada satu tempat dan membuat perencanaan penilaian portofolio di tempat tersebut; 2. Setiap portofolio dosen yang diusulkan diberikan kepada dua orang ases or dengan berita acara pada Lampiran; Kementerian Pendidikan Nasional hlm Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor. 37 Tahun 2009 Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 2 (Agustus 2015) 119

26 3. Asesor menilai portofolio tersebut secara individual, dan hasil penilaian dimasukkan dalam Format-C masing-masing ; 4. Pada akhir penilaian kedua asesor melakukan verifikasi nilai, bila tidak ada kesepakatan PSD dapat menetapkan asesor ketiga atau membuat skor rata-rata sebagai hasil akhir dan menyepakati keputusan akhir LULUS atau BELUM LULUS. Keputusan akhir ini kemudian dituangkan dalam berita acara. 54 Berdasarkan hasil ini kemudian Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menerbitkan Nomor registrasi (khusus) bagi yang lulus dan dikirim ke PTP-Serdos untuk pembuatan sertifikat. Bagi yang belum lulus diserahkan kembali kepada PT-Pengusul untuk pembinaan. Peserta ini dapat diusulkan kembali oleh PT- Pengusul sesudah masa pembinaan minimal satu tahun. Sehingga untuk peserta yang belum lulus pada tahun 2009 dapat diusulkan kembali pada tahun Setelah melalui beberapa tahap, barulah Sertifikat tersebut diserahkan ke PTP-Pengusul. 55 Pelaksanaan pemberian sertifikasi dilaksanakan berdasarkan Program sertifikasi pendidik yang diamanatkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen, Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 108/P/2009 Tentang Perguruan Tinggi Penyelenggara Sertifikasi Pendidik Untuk Dosen, Peraturan Mendiknas Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009 tentang Sertifikasi Pendidik Untuk Dosen, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standanr Nasional Pendidikan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 54 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Buku III - Manajemen Pelaksanaan Sertifikasi Dosen dan Pengolahan Data, Jakrata, 2010, hlm Ibid Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 2 (Agustus 2015) 120

27 bahwa: Sumiadi juga menambahkan Kini dengan kebijakan baru tersebut, portofolio dosen untuk sertifikasi dosen wajib dilengkapi dengan tiga syarat tersebut untuk sertifikasi dosen mulai tahun Ada beberapa implikasi dari kebijakan baru tersebut, terutama bagi dosen yang berkeinginan memperoleh sertifikasi dosen. Kebijakan tersebut jelas akan mempersulit dosen memperoleh sertifikasi dosen. Ketiga syarat tambahan tersebut bisa menjadi indikator mutu yang lebih terukur dibandingkan portofolio dosen sebelumnya yang lebih bersifat subyektif, khususnya pada penilaian deskripsi diri. 56 Hal serupa juga dibenarkan oleh Wahyudin yang merupakan dekan Fakultas ekonomi, wahyudin mejelaskan bahwa: Syarat yang makin ketat tersebut akan mendorong dosen meningkatkan produktifitas penelitian dan publikasi ilmiah, setidaknya bagi dosen yang tetap berharap mendapat tunjangan dari pemerintah sebagai bentuk apresiasi terhadap dosen yang lulus sertifikasi dosen. Sebenarnya, kewajiban dosen idealnya memang seperti itu, yang sudah termaktub dalam kewajiban Tridharma Perguruan Tinggi. Jika syarat tersebut dianggap terlalu berat, calon peserta sertifikasi dosen pada tahun 2013 diperkirakan menurun. 57 Wahyudin juga menambahkan bahwa kebijakan ini senada dengan kebijakan sebelumnya, yaitu kewajiban unggah karya ilmiah bagi dosen, kewajiban publikasi ilmiah bagi lulusan perguruan tinggi, atau persyaratan kenaikan kepangkatan yang juga makin ketat. Semua kebijakan tersebut bisa meningkatkan publikasi karya ilmiah dosen yang memang tergolong masih rendah dibandingkan dengan Universitas lain. 58 Artinya bahwa Universitas juga turut ikut mendorong para dosen untuk lebih menigkatkan kualitas sebagai pengajar yang profesional, terbukti dengan beberapa lembaga yang bekerjasama dalam proses pemberian Sertifikasi Dosen (Serdos), Universitas adalah salah satu dari beberapa lembaga yang 56 Sumiadi., Dekan Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh, Wawancara, tanggal 18 Februari Wahyudin., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh, Wawancara, tanggal 17 Februari Ibid Jurnal Hukum Tata Negara NANGGROE: Volume 4 Nomor 2 (Agustus 2015) 121

Tatacara Sertifikasi Dosen

Tatacara Sertifikasi Dosen Tatacara Sertifikasi Dosen Permendiknas No 42/2007: Pasal 2 ayat 1: Sertifikasi dosen dilaksanakan melalui uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat pendidik. Pasal 2 ayat 2: Uji kompetensi sebagaimana

Lebih terperinci

SERTIFIKASI GURU DAN DOSEN TAHUN 2009: DASAR HUKUM DAN PELAKSANAANNYA 1

SERTIFIKASI GURU DAN DOSEN TAHUN 2009: DASAR HUKUM DAN PELAKSANAANNYA 1 SERTIFIKASI GURU DAN DOSEN TAHUN 2009: DASAR HUKUM DAN PELAKSANAANNYA 1 Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. 2 PENDAHULUAN Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang RI

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional dalam bidang pendidikan

Lebih terperinci

PEDOMAN SERTIFIKASI PENDIDIK UNTUK DOSEN TERINTEGRASI (Buku 1)

PEDOMAN SERTIFIKASI PENDIDIK UNTUK DOSEN TERINTEGRASI (Buku 1) 1 PEDOMAN SERTIFIKASI PENDIDIK UNTUK DOSEN TERINTEGRASI (Buku 1) TIM SERTIFIKASI DOSEN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2012 2 TUJUAN SERDOS 1. Menilai profesionalisme

Lebih terperinci

SOSIALISASI SERDOS 2015 TIM SERDOS DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2015

SOSIALISASI SERDOS 2015 TIM SERDOS DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2015 SOSIALISASI SERDOS 2015 TIM SERDOS DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2015 MENGAPA PERLU SOSIALISASI?? Berdasarkan fakta empiris penyebab ketidaklulusan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2009 TENTANG SERTIFIKASI PENDIDIK UNTUK DOSEN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2009 TENTANG SERTIFIKASI PENDIDIK UNTUK DOSEN SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2009 TENTANG SERTIFIKASI PENDIDIK UNTUK DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

REGULASI DAN IMPLEMENTASI ASESMEN BEBAN KERJA DOSEN DALAM TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI

REGULASI DAN IMPLEMENTASI ASESMEN BEBAN KERJA DOSEN DALAM TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI PENYAMAAN PERSEPSI REGULASI DAN IMPLEMENTASI ASESMEN BEBAN KERJA DOSEN DALAM TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI Materi Satu TIM BKD Rev Batam, 6 Des 2017 KEMENTERIAN RISTEK DAN DIKTI DIREKTORAT JENDERAL SUMBER

Lebih terperinci

PROSEDUR SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

PROSEDUR SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN PROSEDUR SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN riaumandiri.co I. PENDAHULUAN Tujuan pemerintah negara Indonesia sebagaimana dituangkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

REGULASI DAN IMPLEMENTASI BEBAN KERJA DOSEN DALAM TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI

REGULASI DAN IMPLEMENTASI BEBAN KERJA DOSEN DALAM TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI PENYAMAAN PERSEPSI REGULASI DAN IMPLEMENTASI BEBAN KERJA DOSEN DALAM TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI Materi Satu TIM BKD KEMENTERIAN RISTEK DAN DIKTI DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA IPTEK DAN DIKTI 2017 1 TIM

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2013 TENTANG PENGANGKATAN DOSEN TETAP NON PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA PERGURUAN TINGGI NEGERI DAN DOSEN TETAP PADA PERGURUAN

Lebih terperinci

REGULASI DAN IMPLEMENTASI ASESMEN BEBAN KERJA DOSEN DALAM TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI

REGULASI DAN IMPLEMENTASI ASESMEN BEBAN KERJA DOSEN DALAM TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI PENYAMAAN PERSEPSI REGULASI DAN IMPLEMENTASI ASESMEN BEBAN KERJA DOSEN DALAM TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI Materi Satu TIM BKD Rev Batam, 6 Des 2017 KEMENTERIAN RISTEK DAN DIKTI DIREKTORAT JENDERAL SUMBER

Lebih terperinci

SOSI ALI SASI SERTI FI KASI PENDI DI K UNTUK DOSEN

SOSI ALI SASI SERTI FI KASI PENDI DI K UNTUK DOSEN SOSI ALI SASI SERTI FI KASI PENDI DI K UNTUK DOSEN TIM SERDOS DIREKTORAT KARIER DAN KOMPETENSI SDM KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2016 MENGAPA PERLU SOSI ALI SASI?? Berdasarkan fakta

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 76, Tambahan Lembaran

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 76, Tambahan Lembaran No.1689, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. DosenUNHAN. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG DOSEN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional dalam bidang pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2017 TENTANG SERTIFIKASI PENDIDIK UNTUK DOSEN

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2017 TENTANG SERTIFIKASI PENDIDIK UNTUK DOSEN SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2017 TENTANG SERTIFIKASI PENDIDIK

Lebih terperinci

Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul

Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul Panduan Penulisan Rencana Implementasi Daftar Isi Daftar Isi Pendahuluan 1 Latar Belakang 1 Tujuan Error! Bookmark not defined. Kebutuhan dan Penyediaan

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR SERTIFIKASI DOSEN

MANUAL PROSEDUR SERTIFIKASI DOSEN MANUAL PROSEDUR SERTIFIKASI DOSEN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013 MANUAL PROSEDUR Sertifikasi Dosen Fakultas Ilmu Budaya UNIVERSITAS BRAWIJAYA Kode : 0120007053 Revisi : 1 Tanggal

Lebih terperinci

DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen 3. Per

DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen 3. Per SERTIFIKASI DOSEN TAHUN 2008 TIM SERTIFIKASI DOSEN DITJEN DIKTI DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan

Lebih terperinci

DRAFT UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DRAFT UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DRAFT UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional dalam bidang pendidikan adalah upaya

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194, Tambahan Lembaran

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194, Tambahan Lembaran BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1739, 2017 KEMENDIKBUD. Sertifikasi Guru. Tahun 2015. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2017.. TAHUN 2017 TENTANG SERTIFIKASI

Lebih terperinci

SERTIFIKASI DOSEN DALAM RANGKA PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN TINGGI INDONESIA

SERTIFIKASI DOSEN DALAM RANGKA PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN TINGGI INDONESIA SERTIFIKASI DOSEN DALAM RANGKA PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN TINGGI INDONESIA Okezone.com I. PENDAHULUAN Rendahnya daya saing tenaga kerja Indonesia di bursa kerja internasional, terus menjadi perhatian

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional dalam bidang pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 47 ayat (3),

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 47 ayat (3),

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 47 ayat (3),

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43/PERMEN-KP/2017 TENTANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEMIMPIN DAN PENDIDIK PADA SATUAN PENDIDIKAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2016 TENTANG PENDIRIAN, PERUBAHAN,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PENDIRIAN, PERUBAHAN,

Lebih terperinci

Sistem Pendidikan Nasional

Sistem Pendidikan Nasional Sistem Pendidikan Nasional Oleh : M.H.B. Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

Lebih terperinci

PANDUAN P2M STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENGANTAR

PANDUAN P2M STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENGANTAR PENGANTAR Buku panduan standar pendidik dan tenaga kependidikan ini dibuat dengan maksud dan tujuan untuk memenuhi kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikat keahlian dosen, ratio dosen mahasiswa

Lebih terperinci

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA Imam Gunawan Tiap tiap negara memiliki peraturan perundang undangan sendiri. Negara Kesatuan Republik Indonesia mempunyai peraturan perundang udangan yang bertingkat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan di bidang pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR :... TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRA JABATAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR :... TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRA JABATAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR :... TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRA JABATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

TIM SERDOS DIREKTORAT KARIER DAN KOMPETENSI SDM KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2017

TIM SERDOS DIREKTORAT KARIER DAN KOMPETENSI SDM KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2017 SOSIALISASI SERTIFIKASI PENDIDIK UNTUK DOSEN TIM SERDOS DIREKTORAT KARIER DAN KOMPETENSI SDM KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2017 PEMBAHARUAN SERDOS 2 POTENSI AKADEMIK REKAM JEJAK PRESTASI

Lebih terperinci

- 2 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

- 2 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, - 2 - PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERIAN TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendidikan bagi bangsa yang sedang membangun seperti bangsa Indonesia merupakan kebutuhan wajib yang harus dikembangkan, sejalan dengan tuntutan perkembangan pembangunan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1000, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Tugas Belajar. Kesehatan. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut: Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PENGELOLA UNIVERSITAS PADJADJARAN

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PENGELOLA UNIVERSITAS PADJADJARAN PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PENGELOLA UNIVERSITAS PADJADJARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN, Menimbang

Lebih terperinci

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DASAR & FUNGSI Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini ternyata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini ternyata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini ternyata membawa perubahan yang signifikan dan menyeluruh terhadap kehidupan manusia tidak terkecuali

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG TUNJANGAN PROFESI GURU DAN DOSEN, TUNJANGAN KHUSUS GURU DAN DOSEN, SERTA TUNJANGAN KEHORMATAN PROFESOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam tatanan hidup berbangsa dan bernegara di Republik Indonesia, pendidikan telah diatur dalam berbagai peraturan perundangundangan seperti yang tercantum di dalam

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PEDOMAN PENERIMA TANDA KEHORMATAN SATYALENCANA PENDIDIKAN BAGI PENGAWAS SEKOLAH TAHUN 2016

PEDOMAN PENERIMA TANDA KEHORMATAN SATYALENCANA PENDIDIKAN BAGI PENGAWAS SEKOLAH TAHUN 2016 PEDOMAN PENERIMA TANDA KEHORMATAN SATYALENCANA PENDIDIKAN BAGI PENGAWAS SEKOLAH TAHUN 2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT PEMBINAAN TENAGA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan pendidikan yang memadai seseorang akan mampu menjawab tantangan-tantangan global dalam kehidupan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan pengganti dari Undang-Undang No.2 Tahun 1989, Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan pengganti dari Undang-Undang No.2 Tahun 1989, Tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang merupakan pengganti dari Undang-Undang No.2 Tahun 1989, Tujuan pendidikan nasional adalah

Lebih terperinci

DEVELOPPING OF TEACHERS HP

DEVELOPPING OF TEACHERS HP DEVELOPPING OF TEACHERS PROFESSIONALLITY By R. Gunawan S. Drs., S.E., M.M. M HP 08127922967 Tujuan Pembelajaran 1. Mengetahui pengertian guru, profesional, kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikasi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi kedepan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi kedepan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Memasuki abad-21, tugas guru tidak akan semakin ringan. Tantangan yang dihadapi kedepan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi yang sangat

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1301, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Pendidikan. Agama. Madrasah. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG KEPALA MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sarana penting dalam keseharian hidup manusia di dunia. Tak ada satu halpun yang dilakukan oleh manusia yang tidak berhubungan

Lebih terperinci

Pendirian, Perubahan Bentuk, dan Pembukaan Program Studi Perguruan Tinggi Swasta

Pendirian, Perubahan Bentuk, dan Pembukaan Program Studi Perguruan Tinggi Swasta Prosedur Pendirian PTS dan Penyelenggaraan Program StPPudi PTS 0 PERSYARATAN DAN PROSEDUR Pendirian, Perubahan Bentuk, dan Pembukaan Program Studi Perguruan Tinggi Swasta Kementerian Riset, Teknologi,

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Regulasi utama dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia adalah Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang RI

Lebih terperinci

Oleh: Pembantu Rektor II UB

Oleh: Pembantu Rektor II UB Oleh: Pembantu Rektor II UB 1 Dosen : Pendidik profesional dan ilmuwan * Tugas utama : Mentransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan IPTEK dan Seni melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian

Lebih terperinci

BEBAN KERJA DOSEN DAN EVALUASI PELAKSANAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI

BEBAN KERJA DOSEN DAN EVALUASI PELAKSANAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI BEBAN KERJA DOSEN DAN EVALUASI PELAKSANAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI Oleh Tim Direktorat Ketenagaan, Ditjen Dikti PP NO 41 TAHUN 2009 Pasal 3 ayat 1, guru dan dosen yang telah memiliki sertifikat pendidik

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEMIMPIN DAN PENDIDIK PADA SATUAN PENDIDIKAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan besar dalam memberikan kontribusi terhadap pembangunan dan kemajuan bangsa. Pendidikan merupakan kunci utama sebagai fondasi untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI UNTUK PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI DOSEN DI INDONESIA. Yeni Nuraeni

PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI UNTUK PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI DOSEN DI INDONESIA. Yeni Nuraeni PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI UNTUK PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI DOSEN DI INDONESIA Yeni Nuraeni Program Studi Teknik Informatika, Universitas Paramadina, Jakarta, Indonesia yeninur@hotmail.com Abstrak Sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. formal atau nonformal. Kedua pendidikan ini jika ditempuh dan dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. formal atau nonformal. Kedua pendidikan ini jika ditempuh dan dilaksanakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kunci untuk mencapai kesejahteraan, tentunya langkah utama harus diawali dengan belajar lebih giat baik melalui pendidikan formal atau

Lebih terperinci

REV 20 FEBRUARI 2015 RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENELITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

REV 20 FEBRUARI 2015 RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENELITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENELITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa penguasaan, pemanfaatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada abad XXI yang dikenal sebagai abad informasi, teknologi, komunikasi, dan globalisasi di mana persaingan antar bangsa semakin ketat, dibutuhkan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No.5510 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI PENDIDIKAN. Pendidikan Tinggi. Universitas Sumatera Utara. Statuta. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 42) PENJELASAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 47 ayat (3),

Lebih terperinci

2011, No Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 76, Tambahan Lembaran Ne

2011, No Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 76, Tambahan Lembaran Ne BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.349, 2011 KEMENTERIAN AGAMA. Organisasi. Tata Kerja. Institut Agama Islam Negeri Surakarta. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI

Lebih terperinci

2 Menetapkan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014 tentang Perubahan Kelima Atas Peraturan Pre

2 Menetapkan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014 tentang Perubahan Kelima Atas Peraturan Pre BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1290, 2014 KEMENDIKBUD. Program Studi. Perguruan Tinggi. Akreditasi. Pencabutan. MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria administratif, yaitu memiliki ijazah yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria administratif, yaitu memiliki ijazah yang sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Guru yang profesional, secara ideal, adalah seorang guru yang telah memenuhi kriteria administratif, yaitu memiliki ijazah yang sesuai dengan ketentuan Undang-undang

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN SERTIFIKASI JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN SERTIFIKASI JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN SERTIFIKASI JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG TUNJANGAN PROFESI GURU DAN DOSEN, TUNJANGAN KHUSUS GURU DAN DOSEN, SERTA TUNJANGAN KEHORMATAN PROFESOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Setiap orang, terutama warga negara Indonesia memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN Jalan Dr. Radjiman No. 6 Tlp fax Bandung 40171

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN Jalan Dr. Radjiman No. 6 Tlp fax Bandung 40171 PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN Jalan Dr. Radjiman No. 6 Tlp. 022-426481112 fax. 022-4264881 Bandung 40171 PEMILIHAN GURU BERPRESTASI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2006 Materi : Wawasan Pendidikan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVESITAS GUNADARMA Nomor : 06.1/SK/REK/UG/2016

KEPUTUSAN REKTOR UNIVESITAS GUNADARMA Nomor : 06.1/SK/REK/UG/2016 KEPUTUSAN REKTOR UNIVESITAS GUNADARMA Nomor : 06.1/SK/REK/UG/2016 Tentang ORGANISASI, TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB UNIVERSITAS GUNADARMA Menimbang Mengingat : 1. Bahwa penyelenggaraan dan pelaksanaan pendidikan

Lebih terperinci

SERTIFIKASI GURU MERUPAKAN PERLINDUNGAN PROFESI. Sugeng Muslimin Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK

SERTIFIKASI GURU MERUPAKAN PERLINDUNGAN PROFESI. Sugeng Muslimin Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK SERTIFIKASI GURU MERUPAKAN PERLINDUNGAN PROFESI Sugeng Muslimin 1 1. Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK Profesi guru adalah profesi yang terhormat, tidak semua orang dapat menjadi guru. Untuk menjadi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa pembukaan Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

2013, No Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-U

2013, No Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-U No.132, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PENDIDIKAN. Kedokteran. Akademik. Profesi. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5434) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENGANGKATAN DOSEN TETAP BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN NEGERI DAN DOSEN TETAP PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN SWASTA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan bangsa, pendidikan merupakan salah satu aspek penting

I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan bangsa, pendidikan merupakan salah satu aspek penting I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam pembangunan bangsa, pendidikan merupakan salah satu aspek penting karena pendidikan merupakan pondasi pembangunan suatu bangsa. Jika pendidikan tidak berjalan dengan

Lebih terperinci

2 pendidikan tinggi harus memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan pera

2 pendidikan tinggi harus memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan pera TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI PENDIDIKAN. Pendidikan Tinggi. Universitas Diponegoro. Statuta. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 170). PENJELASAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

DASAR DAN TEKNIK PENETAPAN KUOTA PESERTA SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2009

DASAR DAN TEKNIK PENETAPAN KUOTA PESERTA SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2009 DASAR DAN TEKNIK PENETAPAN KUOTA PESERTA SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2009 Disajikan dalam Workshop Penetapan Peserta Sertifikasi Guru Tahun 2009 yang diselenggarakan oleh Lembaga Penjaminan Mutu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad 21 ini adalah bagaimana menyiapkan manusia Indonesia yang cerdas, unggul dan berdaya

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2014 PENDIDIKAN. Pelatihan. Penyuluhan. Perikanan. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5564) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BUKU I NASKAH AKADEMIK

BUKU I NASKAH AKADEMIK BUKU I NASKAH AKADEMIK DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2008 KATA PENGANTAR Sertifikasi dosen adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk dosen. Program ini merupakan

Lebih terperinci

STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN Universitas Respati Yogyakarta Jln. Laksda Adi Sucipto KM 6.3 Depok Sleman Yogyakarta Telp : 0274-488 781 ; 489-780 Fax : 0274-489780 B A D A N P E N J A M I N

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PROFESI GURU ( PPG ) SEBUAH CATATAN PENINGKATAN KUALITAS GURU

PENDIDIKAN PROFESI GURU ( PPG ) SEBUAH CATATAN PENINGKATAN KUALITAS GURU PENDIDIKAN PROFESI GURU ( PPG ) SEBUAH CATATAN PENINGKATAN KUALITAS GURU Oleh : Dwi Yunanto Abstrak Pendidikan di Indonesia pada umumnya di artikan sebagai sebuah proses untuk memanusiakan manusia, sebagaimana

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2016 Direktur Karier dan Kompetensi SDM. Bunyamin Maftuh NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2016 Direktur Karier dan Kompetensi SDM. Bunyamin Maftuh NIP KATA PENGANTAR Pemilihan Pengelola Keuangan Berprestasi yang baru mulai diselenggarakan pada tahun 2010 ini diharapkan menjadi pendorong pada budaya menghargai karya prestasi yang dilakukan oleh para pengelola

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa pembukaan Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI DENGAN

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt Menimbang : jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Kopertis Wilayah VIII Tahun 2015

Kopertis Wilayah VIII Tahun 2015 Badan penyelenggara pendidikan tinggi se-provinsi bali Pimpinan PTS se-provinsi Bali Pengurus inti Aptisi Wilayah A (Bali), Wilayah B (NTB), wilayah C (NTT) Kopertis Wilayah VIII Tahun 2015 1 Agenda :

Lebih terperinci

Implikasi Regulasi Pendidikan Tinggi. Direktorat Kelembagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Mei 2015

Implikasi Regulasi Pendidikan Tinggi. Direktorat Kelembagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Mei 2015 Implikasi Regulasi Pendidikan Tinggi Direktorat Kelembagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Mei 2015 Agenda Paparan Jati Diri Tujuan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kebijakan Pokok Pembangunan

Lebih terperinci