Ada dugaan, kepopuleran Kartini sebagai penggerak emansipasi wanita Indonesia di-setting oleh kolonial Belanda.
|
|
- Widyawati Kusnadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Ada dugaan, kepopuleran Kartini sebagai penggerak emansipasi wanita Indonesia di-setting oleh kolonial Belanda. Bocah-bocah kecil bersanggul dan berkebaya, melanggak-lenggok di panggung atau berkarnaval di jalan raya. Polesan make up plus gincu merah tak mampu menutupi keluguan dan kepolosannya. Lucu dan menggemaskan. Itulah pemandangan yang kerap kita saksikan setiap 21 April yang diperingati sebagai Hari Kartini. Pada momentum ini selalu didengung-dengungkan kembali akan jasa-jasa perjuangan Kartini yang dinobatkan sebagai pahlawan wanita nasional, pejuang emansipasi alias kesetaraan perempuan sebanding dengan laki-laki. Entahlah, apakah penanaman nilai-nilai emansipasi itu melekat di benak anak-anak TK atau SD itu. Semoga saja tidak. Pasalnya, apa yang ditanamkan sejak dini itu adalah nilai-nilai yang salah. Nilai-nilai yang bertentangan dengan Islam. Yakni, bahwa perempuan itu harus setara, sejajar dan bahkan bisa lebih dari laki-laki. Sudah terlalu sering kita mendengar ungkapan bahwa perempuan saat ini tidak kalah loh dengan laki-laki, bahkan bisa lebih hebat. Lihat saja, sekarang perempuan juga bisa jadi doktor, profesor, direktur, menteri, hingga presiden. Perempuan juga bisa jadi pilot, petinju, pembalap, pemain bola, rocker dll yang biasanya digeluti laki-laki. Itu dianggap sebagai bukti keberhasilan perjuangan Kartini. Benarkah? Bukan Kesetaraan Selama ini, Kartini diidentikkan dengan pejuang emansipasi, persamaan hak perempuan setara dengan laki-laki. Padahal bukan itu yang diperjuangkan. Sebagaimana diketahui, Kartini yang selalu identik dengan kebaya dan sanggulnya adalah priyayi (bangsawan) Jawa yang hidup dalam lingkungan keluarga pejabat yang ketat adat istiadat dan etika. 1 / 5
2 Meski priyayi, karena perempuan, ia tidak mendapat akses pendidikan terbaik. Sekolahnya hanya setingkat Sekolah Rendah (SR) di zaman penjajahan Belanda. Tetapi potensi dasar Kartini yang cerdas dan kritis tak terbendung. Ia pun protes mengapa perempuan tidak boleh sekolah lebih tinggi. Hal itu dicurahkannya dalam surat yang ditulis Kartini kepada Prof Anton dan Nyonya, 4 Oktober 1902: Kami di sini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak perempuan, bukan sekali-kali karena kami menginginkan anak-anak perempuan menjadi saingan laki-laki dalam perjuangan hidupnya, tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibanya, kewajiban yang diserahkan alam sendiri ke dalam tangannya, menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama. Ya, akses pendidikan inilah yang dituntut Kartini. Ia ingin perempuan memiliki bekal ilmu untuk mendukung tugas kodrati sebagai ibu rumah tangga dan pendidik anak-anak. Itu saja. Tidak lebih. Jika perempuan sekolah tinggi, sekali-kali bukan untuk merebut kiprah dunia laki-laki. Pemikiran Kartini itu terpengaruh oleh ajaran Alquran yang sempat dipelajarinya meski dalam tempo singkat. Ini dari penuturannya yang terus menerus mengulang kalimat minazh zhulumaati ilan nuur dalam surat-suratnya. Kalimat berbahasa Arab itu diperolehnya dari bacaan surat Al-Baqarah: 257 yang artinya: Allah SWT menegaskan: Allah pemimpin orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya. Dan orang-orang kafir pemimpinnya adalah setan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya ke kegelapan. Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. Pemahaman Islam Kartini juga tampak dari perubahan sikapnya: dari semula memuja peradaban Barat menjadi mengecamnya teramat pedas. Dari membenci kitab suci Alquran karena dianggap terlalu suci dan tidak dimengerti maknanya, menjadi memuji Islam sebagai agama yang layak menjadi pedoman hidup. Dari penentang keras poligami, menjadi menerima dan bahkan mengamalkannya (Kartini menikah sebagai istri ketiga bagi suaminya). 2 / 5
3 Dari sini muncullah klaim bahwa Kartini sejatinya memperjuangkan nilai-nilai Islam yang diyakininya. Tapi, oleh perempuan masa kini, pemahaman Kartini justru dijungkirbalikkan. Lihatlah, katanya Kartini dijadikan teladan, tapi mengapa peradaban Barat yang dibenci Kartini justru dipuja setengah mati? Mengapa Islam yang dicintai Kartini, justru dicaci dan bahkan ditinggalkan perempuan masa kini? Mengapa peran ibu yang dicontohkan Kartini, diabaikan perempuan modern kini? Mengapa pula poligami yang dipraktikkan Kartini, ditentang mati-matian perempuan yang ngakunya penggiat emansipasi? Kepentingan Politik Kartini telanjur dijadikan titik tolak perjuangan kesetaraan perempuan Indonesia, sejak Abendanon membukukan surat-suratnya. Doktrin itu melekat sampai kini. Tidak ada satupun yang mengritik, apalagi meluruskan sejarah, mengapa Kartini yang dijadikan pahlawan pejuang hak-hak perempuan? Mengapa bukan tokoh lainnya? Padahal tanpa menafikan perjuangan Kartini jika ukuran emansipasi adalah kiprah perempuan yang sukses di segala bidang, maka sebenarnya banyak perempuan-perempuan di masa lalu yang memiliki kiprah tak kalah dan bahkan lebih hebat dibanding Kartini. Perempuan yang hidup di zaman lebih dahulu darinya. Misalnya, pada zaman Majapahit, ada dua perempuan yang memimpin kerajaan, yakni Tribhuwanatunggadewi ( M) dan Kusuma Wardhani ( M). Lalu di zaman Kerajaan Kalingga pada abad VII M, tersohorlah Ratu Sima yang sukses mewujudkan kemakmuran dan keadilan. Hal itu ditandai dengan pembangunan gapura penerang di setiap persimpangan jalan yang bertatahkan emas, tanpa ada yang mencuri. Bahkan ketika Raja Ta-Che mengirim mata-mata dengan meletakkan kantong emas di pinggir jalan dekat pasar, tiga tahun lamanya tak ada yang menyentuh atau mengambilnya. Tokoh perempuan lain di nusantara yang sempat mengukir prestasi spektakuler sebagai the change of social agent adalah Martha Christina Tiahahu yang gigih berjuang bersama Pattimura di Maluku, Cut Nyak Dien dan Cut Muthia dua srikandi dari Nanggroe Aceh Darussalam yang tak kenal menyerah untuk mengusir pendudukan pasukan Kape (Belanda) di bumi persada. Tak ketinggalan Herlina Efendi yang membebaskan Irian Barat dari pendudukan kolonial Belanda. 3 / 5
4 Lalu ada sosok Colli Pujie yang mengumpulkan serpihan Kitab Lontara karangan legendaris Lagaligo yang sangat mashur dalam dunia kesusastraan kuno. Karya sangat monumental di seantero dunia. Di Sulsel ada Emmy Saelan yang bersama RW Monginsidi melumpuhkan Belanda dengan taktik berpura-pura menyerah. Setelah itu, saat 8 atau 9 serdadu Belanda menghampiri untuk menangkapnya dan seketika itu pula, Emmy Saelan meledakkan granat tangan yang menewaskan para penangkap dan dirinya. Sosok lain yang tak kalah perjuangannya dan juga tersohor adalah Dewi Sartika di Jawa Barat dan Rohana Kudus sang pionir jurnalis perempuan dari Sumatera Barat. Tapi, mengapa nama mereka tak pernah disebut-sebut dalam setiap episode gerakan emansipasi wanita di Indonesia? Ada dugaan, kepopuleran Kartini sebagai penggerak emansipasi wanita Indonesia di-setting oleh kolonial Belanda. Popularitas Kartini sangat menonjol akibat promosi Belanda. Dari sinilah kaum perempuan hendaknya sadar untuk tidak terlampau mengagung-agungkan sosok Kartini dengan doktrin emansipasinya. Doktrin yang Kartini pun bahkan tidak membutuhkannya. Kembali ke Islam Sebagai Muslimah, kita juga tidak perlu berlebihan menokohkan Kartini. Apalagi sampai berebut klaim, Kartini pejuang Muslimah atau justru pejuang emansipasi? Jadi, kita tidak perlu gamang untuk menjadikan Kartini panutan atau bukan. Tak perlu pula bingung memilih, tokoh perempuan mana sebagai sumber inspirasi dan motivasi perjuangan kita. Cukuplah sebagai Muslimah, kita kembali pada Islam, Alquran dan Sunah Rasulullah SAW sebagai sumber inspirasi. Kembali menelisik hak-hak dan kewajiban muslimah sesuai tatanan Islam. Hak dan kewajiban pada kodrat alami yang dititahkan Allah SWT. Kodrat yang telah digariskan pada kaum perempuan, yakni menjadi ibu dan pendidik anak-anak. Toh dengan tugas mulia itu, perempuan sangat dihormati. Sejak zaman Rasulullah SAW kaum perempuan sangat dijunjung tinggi. Jadi sebenarnya Muslimah di Indonesia atau di manapun tidak memerlukan ikon-ikon emansipasi, siapapun dan bagaimanapun kiprahnya. [] Kholda 4 / 5
5 5 / 5
BAB I PENDAHULUAN. masyarakat biasa adalah mahkluk yang lemah, harus di lindungi laki-laki,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perempuan adalah mahkluk ciptaan Tuhan yang sederajat dengan laki-laki hanya saja terdapat perbedaan fisik dan kodrat. Sebagai sesama manusia, laki laki dan perempuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Obyek. Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan sejarah dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Obyek Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan sejarah dan kebudayaan. Di setiap provinsi memiliki sejarah dan kebudayaannya masingmasing, sehingga menciptakan
Lebih terperinciMengapa Kartini, bukan Cut Nyak Dhien?
Mengapa Kartini, bukan Cut Nyak Dhien? http://lintasgayo.co/2015/04/20/mengapa-kartini-bukan-cut-nyak-dhien Oleh : Win Wan Nur Pasca reformasi, terutama sejak maraknya media sosial. Menjelang 21 April,
Lebih terperinciPERAN PENDIDIKAN MUSLIMAH DALAM MENGEMBANGKAN KEBUDAYAAN, PENDIDIKAN DAN SOSIAL DALAM MASYARAKAT ISLAM 1
PERAN PENDIDIKAN MUSLIMAH DALAM MENGEMBANGKAN KEBUDAYAAN, PENDIDIKAN DAN SOSIAL DALAM MASYARAKAT ISLAM 1 Oleh: Prof. Dr. Hj. Masyitoh, M.Ag Perempuan; Antara yang Kodrati dan Konstruk Sosial Kajian tentang
Lebih terperinciMAKNA PERJUANGAN R. A. KARTINI
MAKNA PERJUANGAN R. A. KARTINI Oleh Indriyanto Selamat memperingati hari Kartini yang ke-52 pada tanggal 21 April 2016 bagi seluruh warga Negara Indonesia. Memperingati hari Kartini pada hakikatnya adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberian materi pembelajaran sejarah bangsa sejak belia dapat menumbuhkan semangat nasionalisme sejak dini. Berdasarkan pendapat Nuraeni dikutip Gemari edisi 88 (2008
Lebih terperinciArtikel HARI IBU 22 DESEMBER Mengobarkan Semangat Perjuangan Kaum Perempuan. Drs. Mardiya
Artikel HARI IBU 22 DESEMBER Mengobarkan Semangat Perjuangan Kaum Perempuan Drs. Mardiya Peringatan Hari Ibu (PHI) ke-82 tahun ini yang secara nasional jatuh pada hari Rabu, 22 Desember 2010 akan sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah yang diungkapkan oleh Ir. Soekarno untuk mengenang dan menghargai jasa jasa
Lebih terperinciPotensi Muslimah Muslimah Berpotensi
31 Agustus 2005 Potensi Muslimah Muslimah Berpotensi Orang tua kita yang telah menyekolahkan anaknya mencapai tingkat pendidikan tinggi, dalam menanggapi putrinya yang lebih memilih aktif di rumah setelah
Lebih terperinciBUPATI PADANG LAWAS BISMILLAHIRROHMANIRROHIM ASSALAMU ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH WAKIL BUPATI PADANG LAWAS YANG SAYA HORMATI
1 BUPATI PADANG LAWAS SAMBUTAN BUPATI PADANG LAWAS PADA PELANTIKAN PENGURUS PIMPINAN CABANG MUSLIMAT NAHDLATUL ULAMA KABUPATEN PADANG LAWAS PERIODE 2015-2020 DAN PERINGATAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW 1437
Lebih terperinci??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????
Nikah Beda Agama Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????
Lebih terperinciDisusun Oleh : Kelompok 5. 1.Alma Choirunnisa (02) 2.Anjar Kumala Rani (03) 3.Sesario Agung Bagaskara (31) 4.Umi Milati Chanifa (35) XI MIPA 5
Disusun Oleh : Kelompok 5 1.Alma Choirunnisa (02) 2.Anjar Kumala Rani (03) 3.Sesario Agung Bagaskara (31) 4.Umi Milati Chanifa (35) XI MIPA 5 LATAR BELAKANG TOKOH PEMIMPIN KRONOLOGIS PETA KONSEP PERLAWANAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia di jajah oleh bangsa Eropa kurang lebih 350 tahun atau 3.5 abad, hal ini di hitung dari awal masuk sampai berakhir kekuasaannya pada tahun 1942. Negara eropa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Emansipasi adalah suatu gerakan yang di dalamnya memuat tentang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Emansipasi adalah suatu gerakan yang di dalamnya memuat tentang perjuangan seorang perempuan yang ingin memperjuangkan perempuan lain, agar mendapatkan haknya. Tujuan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA A. Tinjauan Pustaka. 1. Konsep Proses. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, proses memiliki arti antara lain runtunan perubahan ( peristiwa ), perkembangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian dari penelitian
1 I. PENDAHULUAN Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian dari penelitian mengenai citra perempuan
Lebih terperinci( aql) dan sumber agama (naql) adalah hal yang selalu ia tekankan kepada
130 BAB V ANALISA ATAS PANDANGAN SHAIKH MUHAMMAD AL-GHAZAli> memang tidak akan mungkin dilupakan dalam dunia pemikiran Islam. Karena
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Quran 1430 H, Senin, 07 September 2009
Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Quran 1430 H, 07-9-09 Senin, 07 September 2009 Â SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Â PADA ACARA PERINGATAN NUZULUL QURAN 1430 H DI ISTANA BOGOR, JAWA BARAT,
Lebih terperinciDi Ujung Pantai Gelap, Pasti Ada Mercusuar
Di Ujung Pantai Gelap, Pasti Ada Mercusuar Nasrullah Taufik MC16-2B 2012-16- 1313 London School of Public Relations - Jakarta Habis gelap, terbitlah terang. Itulah kutipan dari Raden Ajeng Kartini yang
Lebih terperinciSambutan Presiden RI Pd Silaturahmi dg Peserta Musabaqah Hifzil Quran, tgl 14 Feb 2014, di Jkt Jumat, 14 Pebruari 2014
Sambutan Presiden RI Pd Silaturahmi dg Peserta Musabaqah Hifzil Quran, tgl 14 Feb 2014, di Jkt Jumat, 14 Pebruari 2014 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA SILATURAHMI DENGAN PARA PESERTA MUSABAQAH
Lebih terperinciRANCANGAN QANUN ACEH NOMOR.. TAHUN 2009 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA
RANCANGAN QANUN ACEH NOMOR.. TAHUN 2009 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, Menimbang : a. bahwa perempuan sebagai
Lebih terperinciMENGHAYATI PERAN ISTRI
MENGHAYATI PERAN ISTRI Perhiasan yang paling indah Bagi seorang abdi Allah Itulah ia wanita shalehah Ia menghiasi dunia.. --------------------------------------------------------------------- Ada yang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. Pengetahuan tentang peran wanita. Oleh karena perbedaan fisik dan psikis, maka
BAB IV ANALISIS DATA Dari data yang disajikan oleh peneliti dapat dianalisis lebih lanjut dengan mengemukakan persamaan dan perbedaan peran yang ada dalam agama Islam dan Hindu. Wanita dalam pandangan
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN
BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Pusat Perawatan Kecantikan dan Kebugaran Wanita di Bali ini menerapkan sebuah konsep yang terinspirasi dari metafora kombinasi wanita Bali dari cara berpakaian dan perilakunya
Lebih terperinciGUBERNUR SULAWESI TENGAH
GUBERNUR SULAWESI TENGAH SAMBUTAN PENJABAT GUBERNUR SULAWESI TENGAH PADA ACARA PEMBUKAAN SEMINAR PENELUSURAN DAN PENYUSUNAN BUKTI SEJARAH PERJUANGAN PERGERAKAN PEREMPUAN DALAM RANGKA HARI KARTINI KAMIS,
Lebih terperinciHari Kartini Di Mata Faika Putri. Oleh : Yeni Herliani Rabu, 22 April :42
KOPI - Emansipasi prestasi, itulah yang ditekankan Faika Putri dalam memaknai perayaan hari Kartini kali ini. Di jumpai saat penganugerahan Top Eksekutif Muslimah 2015, di Sasana Krida Ballroom TMII, Jakarta,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Margakaya pada tahun 1738 Masehi, yang dihuni masyarakat asli suku Lampung-
1 I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pringsewu adalah salah satu kabupaten di Provinsi Lampung, Indonesia. Sejarah Pringsewu diawali dengan berdirinya sebuah perkampungan (tiuh) yang bernama Margakaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konotasi dan simbolisasi emansipasi wanita, yaitu pandangan orang tentang tuntutan para
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era sekarang ini, jika kita membicaraan tentang gender rasanya kuno. Pandangan itu tidak sepenuhnya salah. Karena perspektif gender dalam pemikiran banyak
Lebih terperinciGender dalam Persfektif Nilai Lokal Indonesia
Gender dalam Persfektif Nilai Lokal Indonesia Gayes Mahestu, S.S., M.Ikom SASANA ADIRASA TAMAN MINI INDONESIA INDAH JAKARTA 4 APRIL 2016 Wanita dijajah pria sejak dulu dijadikan perhiasan sangkar madu
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. melainkan juga dalam literatur Barat (Portugis, Belanda, Inggris, dan. Semeriramis istri dari Raja Babilonia
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Kerajaan Aceh, pernah melahirkan seorang Laksamana wanita, bernama Keumalahayati yang namanya dikenal tidak saja dalam literatur Indonesia, melainkan juga dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bicara tentang tokoh pendidikan ataupun pelopor perjuangan kaum
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LatarBelakang Bicara tentang tokoh pendidikan ataupun pelopor perjuangan kaum perempuan, sebagian besar masyarakat tentu lebih mengenal R.A Kartini. Memang, banyak tokoh perempuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah adalah kejadian yang terjadi pada masa lampau, disusun berdasarkan peninggalan-peninggalan yang terdapat dimasa kini. Perspektif sejarah selalu menjelaskan ruang,
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Perempuan di berbagai belahan bumi umumnya dipandang sebagai manusia yang paling lemah, baik itu oleh laki-laki maupun dirinya sendiri. Pada dasarnya hal-hal
Lebih terperinciMODUL 02 MEMAHAMI KEAGUNGAN AL-QUR AN DAN HIDUP BAHAGIA DENGAN AL-QUR AN
MODUL 02 MEMAHAMI KEAGUNGAN AL-QUR AN DAN HIDUP BAHAGIA DENGAN AL-QUR AN Drs. M. Subkhy Hasby, M.Ag. Universitas Brawijaya/ UIN Malang A. Ikhtisar Al-Qur an adalah Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi
Lebih terperinciDAFTAR PARA PEREMPUAN2 TERHEBAT INDONESIA
DAFTAR PARA PEREMPUAN2 TERHEBAT INDONESIA Perempuan adalah pria yang tak lengkap," kata Aristoteles. Menurut filsuf Yunani Kuno itu, secara fisik dan psikologis, perempuan lemah, emosional, dan tak mandiri.
Lebih terperinciPAHLAWAN ADALAH PROBLEM SOLVER!!!
PAHLAWAN ADALAH PROBLEM SOLVER!!! Oleh: Ilham Ibrahim Si genius adalah julukan warga Yunani kuno bagi Odisseus. Ketika Troya mempunyai benteng yang tidak bisa ditembus oleh kekuatan, ia mempunyai ide yang
Lebih terperinciSikap Kepahlawanan dan
Bab 6 Sikap Kepahlawanan dan Patriotisme Pernahkah kamu menonton film tentang peperangan? Bagaimana usaha para prajurit untuk memperjuangkan sebuah kemenangan? Mereka tentu berusaha keras dan rela berkorban
Lebih terperinciTata Upacara Pernikahan Sipil
Tata Upacara Pernikahan Sipil 1 Penyerahan calon mempelai oleh wakil keluarga K Romo yang kami hormati. Atas nama orang tua dan keluarga dari kedua calon mempelai, perkenankanlah kami menyerahkan putra-putri
Lebih terperinciEMANSIPASI WANITA KINI TIDAK HANYA SEBATAS TEMBOK RUMAH
Modern Indonesian Women" (Wanita Indonesia Masa Kini) Commemorating Kartini's Day. EMANSIPASI WANITA KINI TIDAK HANYA SEBATAS TEMBOK RUMAH Pia Annisa Putri 2011 15 1091 London School of Public Relations
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi sebuah perubahan. Perlawanan budaya merupakan sebuah perjuangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perlawanan budaya merupakan perjuangan hak yang bertentangan agar terjadi sebuah perubahan. Perlawanan budaya merupakan sebuah perjuangan untuk melakukan perubahan
Lebih terperinciRahasia Perempuan http://meetabied.wordpress.com Tempat Belajar Melembutkan Hati 1 PERBEDAAN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN Berikut ini beberapa perbedaan laki-laki dan perempuan yang saya ambil dari buku : Perempuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kumpulan surat Habis gelap Terbitlah Terang ditulis oleh R.A Kartini pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kumpulan surat Habis gelap Terbitlah Terang ditulis oleh R.A Kartini pada tahun 1911. Kumpulan surat tersebut pertama kali dibukukan oleh sahabat pena R.A Kartini yang
Lebih terperinciBAB IV MAKNA KEBANGKITAN NASIONAL SEBAGAI TONGGAK PERGERAKAN NASIONAL PADA AWAL ABAD KE XX. 4.1 Kebangkitan Nasional dan Pergerakan Nasional
BAB IV MAKNA KEBANGKITAN NASIONAL SEBAGAI TONGGAK PERGERAKAN NASIONAL PADA AWAL ABAD KE XX 4.1 Kebangkitan Nasional dan Pergerakan Nasional Kebangkitan Nasional adalah tonggak sejarah bangsa Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. biologis melainkan merupakan fungsi dari kondisi sosial budaya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Laki laki dan perempuan adalah dua manusia yang berbeda satu sama lain. Perbedaan antara keduanya nyata dari perbedaan hakiki antara fisik laki-laki dan perempuan,hal
Lebih terperinciPerkawinan Sesama Jenis Dalam Persfektif Hukum dan HAM Oleh: Yeni Handayani *
Perkawinan Sesama Jenis Dalam Persfektif Hukum dan HAM Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 24 Oktober 2015; disetujui: 29 Oktober 2015 Perilaku seks menyimpang hingga saat ini masih banyak terjadi
Lebih terperinciMATERI Bahan Ajar Penyiaran Radio Pendidikan BPMR
MATERI Bahan Ajar Penyiaran Radio Pendidikan BPMR IDENTIFIKASI NASKAH 1. Nama Program : Apresiasi Sastra 2. Topik : Feminisme dalam Novel 3. Judul Karya yang Diulas : Novel Geni Jora, Namaku Teweraut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus informasi dan teknologi yang canggih yang menuntut masyarakat untuk lebih berperan aktif
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pada Peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW, Jakarta, 30 Juni 2011 Kamis, 30 Juni 2011
Sambutan Presiden RI pada Peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW, Jakarta, 30 Juni 2011 Kamis, 30 Juni 2011 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERINGATAN ISRA' MI'RAJ NABI MUHAMMAD SAW TANGGAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan pada saat ini telah berkembang sangat pesat di Indonesia.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan pada saat ini telah berkembang sangat pesat di Indonesia. Pembangunan tersebut meliputi berbagai aspek, baik di bidang sosial, politik, ekonomi,
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH
UNDANG-UNDANG NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa sejarah panjang perjuangan rakyat Aceh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra memuat perilaku manusia melalui karakter tokoh-tokoh cerita. Hadirnya tokoh dalam suatu karya dapat menghidupkan cerita dalam karya sastra. Keberadaan
Lebih terperinciCahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama
Cahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.
Lebih terperinciSTUDI KOMPARATIF KONSEP PENDIDIKAN PEREMPUAN MENURUT RADEN AJENG KARTINI DAN PENDIDIKAN ISLAM
STUDI KOMPARATIF KONSEP PENDIDIKAN PEREMPUAN MENURUT RADEN AJENG KARTINI DAN PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Oleh: RIMA RAHMAWATI ASH-SHIDDIEQY NIM: 243 00 2075 Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI AGAMA RI PADA ANNUAL CONFERENCE ON ISLAMIC STUDIES VIII TANGGAL 3 NOVEMBER 2008 DI PALEMBANG
SAMBUTAN MENTERI AGAMA RI PADA ANNUAL CONFERENCE ON ISLAMIC STUDIES VIII TANGGAL 3 NOVEMBER 2008 DI PALEMBANG Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Yth. Gubernur Sumatera Selatan; Yth. Ketua DPRD
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perbuatan yang bernilai ibadah adalah perkawinan. Shahihah, dari Anas bin Malik RA, Ia berkata bahwa Rasulullah SAW
BAB I PENDAHULUAN Allah SWT menciptakan manusia terdiri dari dua jenis, pria dan wanita. dengan kodrat jasmani dan bobot kejiwaan yang relatif berbeda yang ditakdirkan untuk saling berpasangan dan saling
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Jakarta, 7 November 2012 Rabu, 07 November 2012
Sambutan Presiden RI pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Jakarta, 7 November 2012 Rabu, 07 November 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA UPACARA PENGANUGERAHAN GELAR PAHLAWAN
Lebih terperinciSaudara-saudara sebangsa, setanah air Indonesia, terutama ibu-ibu yang tercinta.
Assalamu alailcum Warahmatullahi Wabarakaatuh. Saudara-saudara sebangsa, setanah air Indonesia, terutama ibu-ibu yang tercinta. Hari ini tepatnya tanggal 21 April tahun. yang semua lapisan bangsa Indonesia
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. identik dengan bacaan-bacaan liar dan cabul yang mempunyai corak realisme-sosialis.
BAB IV PENUTUP Kesimpulan Kemunculan karya sastra Indonesia yang mengulas tentang kolonialisme dalam khazanah sastra Indonesia diprediksi sudah ada pada masa sastra Melayu Rendah yang identik dengan bacaan-bacaan
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN. Historiografi komunitas seniman-priyayi Kemlayan adalah. kekuasaan Jawa, baik Keraton Kasunanan maupun pemerintah Republik
BAB VI KESIMPULAN Historiografi komunitas seniman-priyayi Kemlayan adalah historiografi komunitas yang terhempas dalam panggung sejarah kekuasaan Jawa, baik Keraton Kasunanan maupun pemerintah Republik
Lebih terperinciPERGESERAN PERAN WANITA KETURUNAN ARAB DARI SEKTOR DOMESTIK KE SEKTOR PUBLIK
PERGESERAN PERAN WANITA KETURUNAN ARAB DARI SEKTOR DOMESTIK KE SEKTOR PUBLIK (Studi Kasus di Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Provinsi Jawa Tengah) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI pada Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2015
SAMBUTAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI pada Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2015 Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Di hari yang membahagiakan ini, ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Lebih terperinciMengukir Masa dengan Tulisan
Mengukir Masa dengan Tulisan -Aulia Rahim- Jika kau bukan anak raja atau bangsawan dan bukan anak ulama besar besar, maka menulislah. (Imam Al Ghazali) Menulis merupakan suatu aktivitas yang mulia. Aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rasakan atau yang mereka alami. Menurut Damono (2003:2) karya sastra. selama ini tidak terlihat dan luput dari pengamatan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan salah satu bentuk media yang digunakan untuk menerjemahkan ide-ide pengarang. Di dalam karya sastra, pengarang merefleksikan realitas yang ada
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Suatu pengkajian tentang wanita dan kerja perlu dihubungkan dengan keadaan masyarakat pada umumnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu sama lain. Plautus, Filsuf dari Roma mengatakan wanita tanpa kosmetik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wanita dan kosmetik adalah sahabat sejati, keduanya saling melengkapi satu sama lain. Plautus, Filsuf dari Roma mengatakan wanita tanpa kosmetik bagaikan sayur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu gejala positif yang seharusnya dilakukan oleh para sastrawan,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu gejala positif yang seharusnya dilakukan oleh para sastrawan, penikmat sastra ataupun masyarakat Indonesia secara umum, adalah membaca, mempelajari, bahkan menulis
Lebih terperinciPEMBUKAAN MUSABAQAH TILAWATIL QURAN TINGKAT NASIONAL XXII, 17 JUNI 2008, DI SERANG, PROPINSI BANTEN Selasa, 17 Juni 2008
PEMBUKAAN MUSABAQAH TILAWATIL QURAN TINGKAT NASIONAL XXII, 17 JUNI 2008, DI SERANG, PROPINSI BANTEN Selasa, 17 Juni 2008 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PEMBUKAAN MUSABAQAH TILAWATIL QURAN
Lebih terperinci2015 PERANAN PEREMPUAN DALAM POLITIK NASIONAL JEPANG TAHUN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Jepang merupakan negara maju yang terkenal dengan masyarakatnya yang giat bekerja dan juga dikenal sebagai negara yang penduduknya masih menjunjung tinggi
Lebih terperinciBAB IV MAKNA IDEAL AYAT DAN KONTEKSTUALISASINYA
BAB IV MAKNA IDEAL AYAT DAN KONTEKSTUALISASINYA A. Relefansi Masa Turunnya Ayat dengan Masa Kini Ayat 15 dari surat Al-Ahqaf tersebut merupakan ayat makiyah. Sebelum al-qur an diturunkan, di daerah Makkah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari tulisan-tulisan ilmiah. Tidak juga harus masuk ke dalam masyarakat yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengetahui pandangan budaya dalam suatu masyarakat, tidak hanya didapatkan dari tulisan-tulisan ilmiah. Tidak juga harus masuk ke dalam masyarakat yang bersangkutan,
Lebih terperinciPANDANGAN TIGA TOKOH UTAMA WANITA TENTANG EMANSIPASI DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO
PANDANGAN TIGA TOKOH UTAMA WANITA TENTANG EMANSIPASI DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Sasrjana Sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebudayaan dan tradisinya masing-masing. Syari at Islam tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya, adat istiadat serta tradisi. Jika dilihat, setiap daerah memiliki kebudayaan dan tradisinya masing-masing.
Lebih terperinciKeutamaan Kalimat Tauhid dan Syarat-Syaratnya
Keutamaan Kalimat Tauhid dan Syarat-Syaratnya Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup seluruh umat manusia, sejak zaman dahulu hingga kini. Perkawinan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan adalah perilaku makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa agar kehidupan di alam dunia berkembang biak. 1 Perkawinan merupakan kebutuhan hidup seluruh umat manusia,
Lebih terperinciYang saya hormati, Saudara-saudara pimpinan SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kulonprogo, Saudara-saudara peserta upacara yang saya banggakan.
BUPATI KULONPROGO SAMBUTAN PADA ACARA UPACARA BENDERA 17 APRIL 2011 TINGKAT KABUPATEN KULONPROGO Wates, 17 April 2011 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita semua. Yang saya hormati, Saudara-saudara
Lebih terperinciRevelation 11, Study No. 13 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 13, oleh Chris
Revelation 11, Study No. 13 in Indonesian Language Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 13, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bekerja adalah bagian dari ibadah dan jihad jika sang pekerja bersikap konsisten terhadap peraturan Allah, suci dalam niat dan tidak melupakan-nya 1. adengan
Lebih terperinciSAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA DIES NATALIS KE-62 HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI) TAHUN 2009
SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA DIES NATALIS KE-62 HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI) TAHUN 2009 Ballroom Hotel Sahid Jakarta, 16 Februari 2009 Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu alaikum Warahmatullahi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Praktek sirkumsisi pada perempuan sudah menjadi tradisi disekelompok
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktek sirkumsisi pada perempuan sudah menjadi tradisi disekelompok masyarakat tertentu. Tujuan utamanya untuk mengontol dorongan seksual pada perempuan. Ada anggapan
Lebih terperinciBarat mungkin membiarkan Muslimah tertutup pakaiannya tapi pemikirannya serba terbuka.
Barat mungkin membiarkan Muslimah tertutup pakaiannya tapi pemikirannya serba terbuka. Muslimah berjilbab atau sekadar berkerudung, sekarang pemandangan biasa. Kiprahnya juga ada di mana-mana. Jadi guru,
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Siti Aisyah We Tenriolle (diangkat menjadi Datuk atau Raja kerajaan Tanette, Sulawesi Selatan
16 Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sejak awal abad ke-19, beberapa perempuan Indonesia secara perorangan telah tampil di panggung sejarah untuk membela Tanah Air dan Bangsanya, misalnya Siti Aisyah
Lebih terperinciXII. Diunduh dari. Bab. Keluarga Kristen Menjadi Berkat Bagi Lingkungan
Bab XII A. Pengantar Bernyani Kucinta Keluarga Tuhan Kucinta k luarga Tuhan, terjalin mesra sekali semua saling mengasihi betapa s nang kumenjadi k luarganya Tuhan Keluarga Kristen Menjadi Berkat Bagi
Lebih terperinci2015 RELEVANSI PEMIKIRAN R.A. KARTINI TENTANG PENDIDIKAN WANITA INDONESIA DALAM KEMAJUAN BANGSA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional, sebagai salah satu sektor pembangunan nasional dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan
Lebih terperinci[95] Ketika Peran Ibu Diperangi Friday, 18 January :09
Meski disebut hari ibu, namun arah perjuangan perempuan yang diinginkan ternyata bukan pada penguatan dan pengoptimalkan peran strategis seorang ibu, melainkan justru mencerabut peran itu dari diri perempuan.
Lebih terperinciUJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran
UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran 2008 2009 L E M B A R S O A L Mata pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kelas : 7 Hari / tanggal : Waktu : 60 menit PETUNJUK UMUM : 1. Tulislah nama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tapi juga dalam kehidupan bermasyarakat. Perkawinan merupakan suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perempuan Indonesia tidak hanya memiliki pengaruh dalam keluarga, tapi juga dalam kehidupan bermasyarakat. Perkawinan merupakan suatu peristiwa penting dalam
Lebih terperinciRENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order
RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order HARI 1 JEJAK-JEJAK PEMURIDAN DALAM SURAT 1-2 TIMOTIUS Pendahuluan Surat 1-2 Timotius dikenal sebagai bagian dari kategori Surat Penggembalaan. Latar belakang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Definisi wanita menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999) ialah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Definisi wanita menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999) ialah perempuan dewasa yang berada pada rentang umur 20-40 tahun dalam penjabaran yang secara teoritis
Lebih terperinciRAMADAN Oleh Nurcholish Madjid
c 1 Ramadan d 5 RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir, (Q 12:87). Ibadat puasa sebagaimana
Lebih terperinciDAKWAH AMAR MA RUF NAHYI MUNKAR DAN JIHAD. Presented By : Saepul Anwar, M.Ag.
DAKWAH AMAR MA RUF NAHYI MUNKAR DAN JIHAD Presented By : Saepul Anwar, M.Ag. Urgensi Amar Ma ruf Nahyi Munkar Telah dilaknat orang-orang kafir dari Bani Israil melalui lisan Nabi Daud dan Isa putra Maryam.
Lebih terperinciBAB IV PARADIGMA SEKUFU DI DALAM KELUARGA MAS MENURUT ANALISIS HUKUM ISLAM
BAB IV PARADIGMA SEKUFU DI DALAM KELUARGA MAS MENURUT ANALISIS HUKUM ISLAM A. Hal-Hal Yang Melatarbelakangi Paradigma Sekufu di dalam Keluarga Mas Kata kufu atau kafa ah dalam perkawinan mengandung arti
Lebih terperinciSAMBUTAN PADA ACARA MALAM TASYAKURAN PERINGATAN HUT KE-71 PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI TAHUN 2016
1 SAMBUTAN PADA ACARA MALAM TASYAKURAN PERINGATAN HUT KE-71 PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI TAHUN 2016 TANGGAL 16 AGUSTUS 2016 Assalamu'alaikum Wr. Wb. Salam Sejahtera bagi kita semua Merdeka!!! Yang saya hormati:
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI
SAMBUTAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI Pada Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2015 Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Di hari yang berbahagia ini, kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih,
Lebih terperinciANALISIS NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA.A. SARDJONO (KAJIAN RELATIVISME) Rahmat Kartolo 1. Abstrak
ANALISIS NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA.A. SARDJONO (KAJIAN RELATIVISME) Rahmat Kartolo 1 Abstrak Pandangan ketiga tokoh utama wanita tentang emansipasi dalam novel Tiga Orang Perempuan ada yang
Lebih terperinciPEDOMAN PENYELENGGARAAN PERINGATAN HARI IBU (PHI) KE-89 TAHUN 2017
PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERINGATAN HARI IBU (PHI) KE-89 TAHUN 2017 KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK Jl. Medan Merdeka Barat Nomor 15, Jakarta 10110 Telepon/Faksimile (021) 3805542
Lebih terperinciTeks Sejarah (Pengertian,Ciri - Ciri, Jenis, Struktur, Kaidah, Mengabstraksi, Menulis, Menganalisis, dan Contoh)
Teks Sejarah (Pengertian,Ciri - Ciri, Jenis, Struktur, Kaidah, Mengabstraksi, Menulis, Menganalisis, dan Contoh) Pengertian Teks Sejarah Teks Sejarah merupakan teks yang didalamnya menjelaskan/menceritakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan gambaran tentang kehidupan yang ada dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan gambaran tentang kehidupan yang ada dalam masyarakat. Kehidupan sosial, kehidupan individu, hingga keadaan psikologi tokoh tergambar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (KBBI:2005). Sebagai kitab suci, Alquran terjamin akan. sebagaimana yang terdapat di dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat kedua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran adalah kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad dengan perantara malaikat Jibril untuk dibaca, dipahami, dan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA. Berdasarkan pembahasan pada bab II dan III, maka dapat diperoleh beberapa
BAB IV ANALISA Berdasarkan pembahasan pada bab II dan III, maka dapat diperoleh beberapa persamaan dan perbedaan, kelebihan dan kekurangan serta latar belakang pemikiran penetapan kepemimpinan dalam agama
Lebih terperinciSejumlah ulama berpendapat bahwa menjalankan shalat berjamaah mengandung banyak nilai kebaikan, diantaranya berikut;
Kkeberkahan puasa yang bentuk konkretnya bisa kita saksikan di bulan Ramadhan. Saat bulan itu ada ibadah shalat Tarawih dan kecendenderungan umat untuk bersemangat menjalankan shalat berjamaah. Kebaikan
Lebih terperinci