MAKNA PERJUANGAN R. A. KARTINI
|
|
- Suharto Muljana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MAKNA PERJUANGAN R. A. KARTINI Oleh Indriyanto Selamat memperingati hari Kartini yang ke-52 pada tanggal 21 April 2016 bagi seluruh warga Negara Indonesia. Memperingati hari Kartini pada hakikatnya adalah (1) mengenang jasa perjuangan yang telah dilakukan oleh Raden Ajeng Kartini untuk Bangsa dan Negara Indonesia, (2) menghargai perjuangan Beliau untuk mengangkat harkat dan martabat kaum wanita, (3) mengambil hikmah dan mencoba meneladan jiwa nasionalisme, (4) serta sebagai momentum introspeksi mengaktualisasi dan meneruskan cita-cita yang ingin diwujudkan dalam perjuangan R. A. Kartini pada zaman kolonial Belanda. Raden Ajeng Kartini (R. A. Kartini) dilahirkan di kota Jepara, Jawa Tengah pada tanggal 21 April 1879 dan setelah genap berusia 25 tahun 5 bulan Beliau meninggal dunia pada tanggal 17 September 1904 di kota Rembang, Jawa Tengah. Raden Ajeng Kartini merupakan salah satu pahlawan nasional wanita yang gigih memperjuangkan emansipasi wanita. Mengingat jasa perjuangan R. A. Kartini yang besar dan sangat berarti bagi bangsa Indonesia, maka Presiden Soekarno menetapkan R. A. Kartini sebagai Pahlawan Nasional dan sekaligus menetapkan tanggal 21 April (tanggal lahir R. A. Kartini) sebagai Hari Kartini dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 108 Tahun 1964, Tangal 2 Mei Sesungguhnya tidak hanya R. A. Kartini saja yang gigih memperjuangkan harkat dan martabat kaum wanita. Selain R. A. Kartini, masih banyak pahlawan nasional wanita yang telah dikenal, misalnya Dewi Sartika, Cut Mutiah, Cut Nyak Dhien, Nyi Ageng Serang, Nyi Ahmad Dahlan, Martha Christina Tiahahu, Maria Walanda Maramis, dan lain-lain. Mereka itu semua sama kegigihannya dalam berjuang. Mereka semua berjuang di daerah yang berbeda, pada masa atau waktu yang berbeda, serta dengan cara-cara yang berbeda. Para pahlawan nasional tersebut ada yang berjuang dengan mengangkat senjata menuju ke medan perang, ada yang berjuang dengan memajukan pendidikan bangsanya, ada yang berjuang melalui organisasi, ada juga yang berjuang melalui gagasan yang tertuang dalam tulisan-tulisannya, dan ada yang melalui aktivitas karya lainnya. Perlu diketahui bahwa R. A. Kartini berjuang untuk Bangsa dan Negara Indonesia melalui ide-ide atau gagasan yang tertuang dalam tulisan surat-suratnya serta dengan cara mendirikan sekolah untuk anak-anak gadis. Beliau (R. A. Kartini) merupakan sosok wanita yang gigih, rajin belajar dengan membaca berbagai buku, surat kabar, dan majalah. Selain itu, Beliau juga rajin menulis yang beberapa tulisannya dimuat di majalah wanita Belanda De Hollandsche Lelie. Upaya rajin membaca bertujuan agar Beliau bisa meningkatkan ilmu pengetahuan 1
2 dan wawasannya, mengingat pada waktu itu adat istiadat dan aturan dari bangsa penjajah membelenggu keinginan wanita pribumi (bangsa Indonesia) untuk memperoleh pendidikan. Apa yang dialami dan dirasakan langsung oleh R. A. Kartini dan wanita-wanita pribumi lainnya seringkali disampaikan kepada para sahabatnya melalui surat, baik sahabat yang ada di dalam negeri maupun sahabat dari Eropa (khususnya dari Belanda). Beliau sering menulis surat yang berisi keinginannya untuk memajukan wanita pribumi. Melalui surat-suratnya itu, Beliau menunjukkan keinginan untuk mewujudkan cita-cita memajukan wanita pribumi. Beliau berkeinginan agar tidak ada diskriminasi terhadap sesama warga negara, khususnya terhadap wanita dalam hal kesempatan memperoleh pendidikan, serta kesempatan memperoleh persamaan dan kesetaraan dengan pria yang bermartabat. Setelah R. A. Kartini meninggal dunia, kumpulan surat-surat Beliau dijadikan buku oleh Mr. J. H. Abendanon dan diterbitkan dalam bahasa Belanda dengan judul Door Duisternis tot Licht. Buku tersebut telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Armyn Pane dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang. Sebelum R. A. Kartini menikah, Beliau mendirikan sekolah gratis (tanpa biaya) untuk anak-anak gadis di daerah kelahirannya, yaitu di Jepara. Setelah menikah pun, R. A. Kartini mendirikan sekolah gratis untuk anak-anak gadis di daerah Rembang. Langkah R. A. Kartini tersebut ternyata memberikan motivasi kepada wanita-wanita lainnya, terbukti bahwa pada tahun 1913 didirikan sekolah-sekolah untuk anak-anak wanita/perempuan di berbagai kota besar seperti di Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Malang, Madiun, dan di Cirebon. Sekolahsekolah tersebut dinamakan Sekolah Kartini. Di dalam surat R. A. Kartini yang ditujukan kepada sahabatnya bernama Stella pada tanggal 3 Agustus 1900 tertulis kata-kata mutiara bernada seruan untuk kaum wanita yang bunyinya:. Marilah ibu-ibu dan gadis-gadis, bangkitlah, marilah kita bergandengan dan bekerja sama untuk merubah keadaan yang sudah tak tertahankan lagi. Pada pernyataan tersebut, R. A. Kartini berusaha memberi motivasi atau semangat juang kepada kaum wanita agar bangkit dan bersatu untuk merubah keadaan yang serba tertinggal dan serba ketinggalan menuju ke keadaan yang lebih baik. Bahkan R. A. Kartini berusaha mengajak kepada semua masyarakat pribumi untuk bersatu dalam berjuang mengangkat martabat bangsa kita. Hal tersebut diungkapkan dalam surat yang ditujukan kepada Ny. Abendanon pada tanggal 30 September 1901 yang berbunyi:. Kaum muda, wanita, dan pria, seharusnya saling berhubungan/bersatu, mereka seorang demi seorang dapat berbuat sesuatu untuk mengangkat martabat bangsa kita, akan tetapi jika kita semua bersatu, menyatupadukan kekuatan kita dan bekerja sama maka hasil 2
3 pekerjaan kita akan jauh lebih besar. Kata mutiara tersebut bermakna bahwa bersatu dan bekerja sama merupakan kekuatan besar untuk berjuang meraih cita-cita mengangkat martabat bangsa dari tekanan dan diskriminasi kaum penjajah. Gagasan-gagasan R. A. Kartini dalam surat-suratnya dan dalam tulisan-tulisan lain yang telah dipublikasi, serta langkah kongkrit perjuangannya dalam mendirikan sekolah menjadi inspirasi tokoh-tokoh wanita pribumi lainnya untuk memperjuangkan martabat wanita khususnya, dan martabat bangsa Indonesia pada umumnya. Oleh karena itu, kemudian berdirilah banyak organisasi wanita. Organisasi wanita Indonesia yang pertama kali berdiri yaitu Putri Mardika, didirikan di Jakarta pada tahun Beberapa organisasi wanita yang lainnya antara lain: Kartini Fonds, Kautamaan Istri, Kerajinan Amal Setia, Aisyiah, PIKAT (Percintaan Ibu kepada Anak Turunannya), Wanito Mulyo, Wanito Katholik, dan Wanito Utomo, Wanita Taman Siswa, Wanita Rukun Santoso, dan lain-lain. Selain itu, gagasan-gagasan R. A. Kartini yang tertuang dalam surat-suratnya juga menjadi inspirasi bagi para tokoh kebangkitan nasional Indonesia. Sebagai contoh, W. R. Soepratman telah terinspirasi oleh gagasan/pemikiran R. A. Kartini, sehingga berusaha dan telah berhasil menciptakan lagu berjudul Ibu Kita Kartini. Cita-cita R. A. Kartini yang Hakiki Pada dasarnya R. A. Kartini bercita-cita mulia untuk seluruh bangsa Indonesia, baik untuk kemerdekaan kaum pria, wanita, maupun untuk kemerdekaan seluruh bangsa Indonesia. Suatu tahapan proses perjuangan R. A. Kartini tampak pada upaya memajukan pendidikan kaum wanita karena situasi sosial, politik, dan budaya pada saat itu membuat wanita-wanita pribumi (wanita Indonesia) tidak mendapat kesempatan memperoleh pendidikan. Namun, sesungguhnya juga banyak pria pada saat itu tidak dengan mudah memperoleh pendidikan, karena keleluasaan memperoleh pendidikan bagi pria juga bergantung pada masalah ekonomi dan status keningratan. Di zaman penjajahan dan feodalisme, diskriminasi terjadi tampak nyata pada semua orang golongan lemah, termasuk terjadi pada kaum yang saat itu dianggap lemah, yaitu kaum wanita. Kegigihan R. A. Kartini pantang menyerah dalam berjuang, hal ini tampak nyata tertuang dalam kata-kata mutiara yang tertulis pada surat-surat Beliau. Misalnya surat yang ditujukan kepada Ny. Ovink Soer pada awal tahun 1900 terdapat kata mutiara: Kami akan menggoyahkan gedung feodalisme itu dengan segala tenaga yang ada pada kami, dan andaikata hanya ada satu potong batu yang jatuh, kami akan menganggap hidup kami tidak sia-sia. Kemudian surat yang ditujukan kepada Stella pada tanggal 25 Mei 1899 terdapat kata 3
4 mutiara: Aku mau maju, maju terus, bukan pesta-pesta atau memburu kesenangan yang ku inginkan, tetapi tujuanku adalah kemerdekaan. Oleh karena itu, gagasan dan pemikiran R. A. Kartini untuk memerdekakan bangsanya dimulai dengan memperjuangkan persamaan hak, kebebasan, dan kesetaraan hukum antara wanita dan pria. Dengan harapan seluruh bangsa Indonesia, baik pria maupun wanita menjadi maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga bangsa ini bisa meningkatkan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan politiknya demi harapan yang lebih jauh lagi, yaitu meraih kemerdekaan bangsanya. Sekolah yang didirikan R. A. Kartini sangat membantu wanita-wanita gadis untuk memperoleh pendidikan. Wanita-wanita yang sekolah pada saat itu tidak dipungut biaya alias gratis. Di sekolah tersebut, mereka diberi bekal ilmu pengetahuan dan pendidikan akhlak, serta diajarkan keterampilan menjahit, menyulam, berbusana, memasak, dan keterampilan lain-lainnya. Melalui sekolah seperti ini, Beliau berharap kelak wanita-wanita pribumi menjadi wanita yang tangguh dan berakhlak mulia, yaitu wanita yang dalam rumah tangganya bisa menjadi istri yang baik dan benar, serta menjadi ibu yang baik dan benar. Istri yang baik dan benar adalah istri yang bisa mendampingi suaminya agar suaminya memiliki kekuatan untuk menjalankan aktivitas beragama dengan baik dan benar, untuk menjalankan aktivitas kehidupan sebagai suami yang baik dan benar, menjadi suami yang bertanggung jawab kepada keluarganya, serta bisa berbakti kepada nusa dan bangsanya. Wanita yang berilmu pengetahuan dan memiliki keterampilan, tentu saja diharapkan mampu berkarya dan mampu membantu meningkatkan kondisi sosial ekonomi rumah tangganya. Selain itu, wanita atau perempuan harus menjadi ibu yang baik dan benar artinya sebagai seorang ibu yang bisa memenuhi kebutuhan kasih sayang, pemeliharaan, dan pendidikan kepada anakanaknya di rumah. Dengan akhlak yang mulia, wanita diharapkan menjadi teladan (contoh yang baik dan benar) bagi anak-anaknya dan bagi seluruh generasi bangsa. Mau atau tidak mau, sesuai dengan kodratnya, wanita pasti menjadi pendamping pria, wanita pasti menjadi ibu rumah tangga, mejadi ibu bagi anak-anaknya. Oleh kerena itu, R. A. Kartini bercita-cita mengangkat martabat kaum wanita agar mampu menjalankan kodratnya sebagai wanita yang bermartabat. Wanita bermartabat artinya wanita yang mempunyai tingkat harkat (harga diri) kemanusiaan, sehingga memiliki persamaan dengan kaum pria dalam menjalankan kewajiban dan dalam memperoleh hak-haknya dalam kehidupan di keluarga, masyarakat, serta dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Persamaan hak di berbagai aspek kehidupan masyarakat tersebut dinamakan emansipasi 4
5 Emansipasi yang Hakiki Emansipasi adalah pembebasan dari pengekangan hukum untuk memperoleh persamaan hak di berbagai aspek kehidupan masyarakat. Persamaan hak kaum wanita dengan kaum pria di berbagai aspek kehidupan masyarakat dinamakan emansipasi wanita. Emansipasi wanita dimaksudkan untuk membebaskan wanita dari aturan pengekangan yang bersifat diskriminasi terhadap wanita dan membatasi kemungkinan untuk maju. Emansipasi wanita telah diperjuangkan oleh R. A. Kartini pada zaman kehidupannya agar wanita tidak dibedakan dengan kaum pria, terutama dalam memperoleh kesempatan pendidikan yang seluas-luasnya dan menerapkan ilmu pengetahuannya bagi kepentingan keluarga dan masyarakat, serta mendapat kesempatan yang sama luasnya untuk mendapatkan pekerjaan sesuai dengan kemampuannya. Emansipasi wanita tidak dimaksudkan agar wanita memperoleh kesamaan hak secara menyeluruh terhadap pria karena pada dasarnya wanita dan pria itu masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Misalnya, pria secara fisik tentu lebih perkasa dibandingkan wanita, sehingga menjadi tidak elok apabila wanita ingin diakui keperkasaan fisiknya dengan menunjukkan kemampuannya membawa/memikul barang berat. Demikian pula sebagai seorang pria yang secara fisik lebih perkasa dibandingkan wanita, tentunya harus mau membawa barang berat yang layaknya menjadi tugas pria. Selain itu, keperkasaan pria harus bisa menjadikan pria sebagai pelindung yang aman dan nyaman bagi wanita, sehingga menjadi tidak elok apabila pria yang perkasa malah menganiaya wanita yang jelas-jelas secara fisik lebih lemah. Persamaan hak wanita dengan pria itu tidak harus meninggalkan kodratnya. Wanita sebagai istri dan ibu rumah tangga tidak lebih rendah peranannya dibandingkan dengan pria sebagai suami dan ayah yang bekerja di sebuah kantor. Wanita sebagai ibu, sedangkan pria sebagai ayah dalam sebuah rumah tangga, keduanya harus memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan akhlak yang luhur agar bisa mendidik secara baik pada anak-anaknya untuk membentuk karakter yang mulia. Karakter anak dipengaruhi oleh banyak proses pendidikan karakter. Salah satu proses yang menentukan karakter anak adalah pendidikan terhadap anak dalam rumah tangga yang dikerjakan oleh kedua orang tuanya. Apabila kedua orang tua yang berilmu pengetahuan luas dan berakhlak luhur mau mendidik anak-anaknya, maka pasti bisa menghasilkan generasi yang berkualitas. Saat ini kesempatan sangat luas bagi kaum wanita untuk memperoleh pendidikan, pekerjaan, bahkan terbuka kesempatan untuk berkarir dalam pekerjaan maupun dalam bidang politik. Sebagai wanita boleh berkarir, tetapi ingat dan introspeksi apakah peranannya sebagai istri dan ibu dalam rumah tangganya juga dikerjakan dengan baik sebaik karirnya. 5
6 Masih ada wanita yang tidak sempat dan tidak bisa memasak untuk memenuhi kebutuhan makanan dan minuman yang sehat dan bergizi bagi anak-anak dan suaminya. Makanan kan bisa dibeli di rumah makan? Ya, tetapi kualitas makanan dan minuman masakan istri yang berilmu pengetahuan dan berakhlak luhur lebih baik dibandingkan membeli. Seorang istri tentu tahu mana makanan yang halal dan yang haram, bisa dilihat bahan-bahan mentahnya, juga bisa dilihat uang yang dipakai untuk membeli bahan-bahan makanan tersebut. Emansipasi wanita yang diperjuangkan oleh R. A. Kartini memiliki tujuan yang mulia, yaitu agar wanita memperoleh persamaan hak terhadap pria, lalu wanita terangkat martabatnya karena benar-benar menjadi wanita yang bermartabat. Wanita yang bermartabat merupakan wanita yang selalu menjaga keluhuran budi pekertinya. Di sinilah peranan pendikan akhlak. Akhlak akan membawa perilaku seseorang ke jalan yang benar. Berkaitan dengan akhlak, R. A. Kartini menganjurkan hidup dalam kesederhanaan agar orang tidak hanyut dalam kemewahan serta terjerumus ke dalam persoalan yang semakin rumit dan sulit diatasi. Hidup dalam kemewahan dapat mendorong sifat diskriminasi terhadap yang miskin, dapat menimbulkan kesewenang-wenangan karena merasa segalanya bisa diatur dengan uang, serta sulit menjadi orang baik. Sebaliknya, hidup dalam kesederhanaan akan mudah menjadi orang baik karena pengendalian diri dan pengendalian emosinya baik. Surat R. A. Kartini yang disampaikan kepada Ny. Abendanon pada bulan Agustus 1900 memuat kata mutiara sebagai berikut: Bilamana orang hidup dalam lingkungan yang sederhana, maka tidaklah sulit baginya untuk menjadi baik; dengan sendirinya orang menjadi baik. Marilah introspeksi. Masih ada wanita yang tidak mau kalah dengan pria, padahal ukuran kemenangannya tidak mulia. Misalnya, suami berselingkuh dengan wanita lain, kemudian istrinya tidak mau kalah, sehingga si istri ini berselingkuh dengan pria lain, padahal cara yang dilakukan oleh kedua-duanya tidak benar. Wanita ketika melihat pria melakukan korupsi, dia juga tertantang untuk korupsi karena ada kesempatan. Bahkan yang lebih menjerumuskan lagi adalah apabila ada wanita yang mendukung dan mendorong suaminya untuk korupsi. Contoh tindakan lain yang tidak patut dilakukan adalah merokok, minum minuman keras, narkoba, pergaulan bebas, dan lain-lain yang menurut ajaran berbagai agama merupakan perbuatan terlarang. Namun pada kenyataannya masih ada pria maupun wanita yang merokok, minum minuman keras, narkoba, dan pergaulan bebas. Contoh-contoh tersebut bukan merupakan emansipasi yang diperjuangkan oleh R. A. Kartini. Mari kita sebagai bangsa Indonesia, pria maupun wanita, dan sebagai umat beragama menjalankan nilai-nilai kebenaran agamanya masing-masing, serta mengenang perjuangan 6
7 R. A. Kartini untuk mengangkat martabat kaum wanita pada khususnya dan martabat seluruh bangsa Indonesia pada umumnya. Semoga seluruh bangsa Indonesia mampu meneladan kegigihan R. A. Kartini, serta mampu meneruskan perjuangannya untuk mewujudkan cita-cita Kartini yang hakiki; aamiin ya Robbal alamin. SUMBER BACAAN Anonim Biografi R. A. Kartini-Pahlawan Emansipasi Wanita Indonesia. Anonim Organisasi Wanita. Anonim Raden Ajeng Kartini Jepara. Anonim Pejuang Emansipasi Wanita. Anonim Emansipasi di Era Globalilasi. sundarisri68.blogspot.co.id/ Febriansah, A. R Cita-cita Pendidikan R. A. Kartini. Gunawan Cita-cita Raden Ajeng Kartini dalam Dunia Pendidikan. Pemerintah Kabupaten Rembang Kumpulan Kata-kata Mutiara Kartini. 30 p. Pusat Bahasa Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ke-3. Departemen Pendidikan Nasional. Balai Pustaka. Jakarta p. Wikipedia Kartini. Ensiklopedia berbahasa Indonesia. Wikipedia Hari Ibu Berbagai Negara. Ensiklopedia berbahasa Indonesia. 7
Artikel HARI IBU 22 DESEMBER Mengobarkan Semangat Perjuangan Kaum Perempuan. Drs. Mardiya
Artikel HARI IBU 22 DESEMBER Mengobarkan Semangat Perjuangan Kaum Perempuan Drs. Mardiya Peringatan Hari Ibu (PHI) ke-82 tahun ini yang secara nasional jatuh pada hari Rabu, 22 Desember 2010 akan sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat biasa adalah mahkluk yang lemah, harus di lindungi laki-laki,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perempuan adalah mahkluk ciptaan Tuhan yang sederajat dengan laki-laki hanya saja terdapat perbedaan fisik dan kodrat. Sebagai sesama manusia, laki laki dan perempuan
Lebih terperinciBUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERINGATAN HARI KARTINI KE 136 TAHUN 2015 TANGGAL 21 APRIL 2015
BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERINGATAN HARI KARTINI KE 136 TAHUN 2015 TANGGAL 21 APRIL 2015 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera untuk kita semua. Hadirin yang Saya hormati,
Lebih terperinciBUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERINGATAN HARI KARTINI KE 136 TAHUN 2015 TANGGAL 21 APRIL 2015
1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERINGATAN HARI KARTINI KE 136 TAHUN 2015 TANGGAL 21 APRIL 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 2 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan di Minahasa telah dimulai pada abad ke-17 dengan adanya sebuah laporan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Minahasa telah dimulai pada abad ke-17 dengan adanya sebuah laporan yang mengatakan bahwa, pada tahun 1675 di Manado terdapat sebuah sekolah dengan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERENGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERENGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka 1. Meneladani Kepahlawanan Tokoh Kemerdekaan Indonesia diperoleh melalui kerja keras, perjuangan dan pengorbanan
Lebih terperinciSaudara-saudara sebangsa, setanah air Indonesia, terutama ibu-ibu yang tercinta.
Assalamu alailcum Warahmatullahi Wabarakaatuh. Saudara-saudara sebangsa, setanah air Indonesia, terutama ibu-ibu yang tercinta. Hari ini tepatnya tanggal 21 April tahun. yang semua lapisan bangsa Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kumpulan surat Habis gelap Terbitlah Terang ditulis oleh R.A Kartini pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kumpulan surat Habis gelap Terbitlah Terang ditulis oleh R.A Kartini pada tahun 1911. Kumpulan surat tersebut pertama kali dibukukan oleh sahabat pena R.A Kartini yang
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pada Hari Anak Nasional, 23 Juli 2010 Jumat, 23 Juli 2010
Sambutan Presiden RI pada Hari Anak Nasional, 23 Juli 2010 Jumat, 23 Juli 2010 PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA HARI ANAK NASIONAL, TANGGAL 23 JULI 2010 DI TAMAN MINI INDONESIA INDAH (TMII),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberian materi pembelajaran sejarah bangsa sejak belia dapat menumbuhkan semangat nasionalisme sejak dini. Berdasarkan pendapat Nuraeni dikutip Gemari edisi 88 (2008
Lebih terperinciGUBERNUR SULAWESI TENGAH
GUBERNUR SULAWESI TENGAH SAMBUTAN PENJABAT GUBERNUR SULAWESI TENGAH PADA ACARA PEMBUKAAN SEMINAR PENELUSURAN DAN PENYUSUNAN BUKTI SEJARAH PERJUANGAN PERGERAKAN PEREMPUAN DALAM RANGKA HARI KARTINI KAMIS,
Lebih terperinciPotensi Muslimah Muslimah Berpotensi
31 Agustus 2005 Potensi Muslimah Muslimah Berpotensi Orang tua kita yang telah menyekolahkan anaknya mencapai tingkat pendidikan tinggi, dalam menanggapi putrinya yang lebih memilih aktif di rumah setelah
Lebih terperinciMEMAHAMI HAKIKAT HARI PENDIDIKAN NASIONAL
MEMAHAMI HAKIKAT HARI PENDIDIKAN NASIONAL Oleh INDRIYANTO Saya menyampaikan selamat memperingati hari pendidikan nasional yang ke-54 tanggal 2 Mei 2013 kepada seluruh warga Negara Indonesia di manapun
Lebih terperinci2015 RELEVANSI PEMIKIRAN R.A. KARTINI TENTANG PENDIDIKAN WANITA INDONESIA DALAM KEMAJUAN BANGSA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional, sebagai salah satu sektor pembangunan nasional dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan pada saat ini telah berkembang sangat pesat di Indonesia.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan pada saat ini telah berkembang sangat pesat di Indonesia. Pembangunan tersebut meliputi berbagai aspek, baik di bidang sosial, politik, ekonomi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Emansipasi adalah suatu gerakan yang di dalamnya memuat tentang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Emansipasi adalah suatu gerakan yang di dalamnya memuat tentang perjuangan seorang perempuan yang ingin memperjuangkan perempuan lain, agar mendapatkan haknya. Tujuan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Pustaka. 1. Konsep Historis. Menurut H. Roeslan Abdulgani yang dikutip oleh Hugiono dan P.K.
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Historis Menurut H. Roeslan Abdulgani yang dikutip oleh Hugiono dan P.K. Poerwantana mengatakan sejarah adalah Salah satu bidang ilmu yang meneliti
Lebih terperinciJoyopranoto, Rr. Rukmini, dan. Sadikun Tondokusumo. (Kowan, 1978 : 16.) Setelah berdiri organisasi wanita tersebut, ternyata di daerah-daerah lain
PERJUANGAN WANITA Perjuangan emansipasi yang telah dilakukan oleh R.A. Kartini sebenarnya tidak ditujukan untuk kepentingan wanita saja. Apabila dikaji lebih jauh, sebenarnya dengan kemajuan kaum wanita
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. yang terkandung dalam novel tersebut sebagai berikut.
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan analisis data pada Bab IV, dapat disimpulkan bahwa novel Sebelas Patriot merupakan novel yang berlatar belakang kecintaan terhadap tanah air,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 bukanlah peristiwa yang terjadi begitu saja. Peristiwa tersebut adalah sebuah akumulasi sebuah perjuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah yang diungkapkan oleh Ir. Soekarno untuk mengenang dan menghargai jasa jasa
Lebih terperinciResensi Buku JADI KAYA DENGAN BERBISNIS DI RUMAH OLEH NETTI TINAPRILLA * FENOMENA WANITA * WANITA BERBISNIS : ANTARA KELUARGA DAN KARIR
69 Resensi Buku JADI KAYA DENGAN BERBISNIS DI RUMAH OLEH NETTI TINAPRILLA * FENOMENA WANITA * WANITA BERBISNIS : ANTARA KELUARGA DAN KARIR Feryanto W. K. 1 1 Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan
Lebih terperinciMODUL POLA KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA PADA MASA PERGERAKAN NASIONAL HINGGA KEMERDEKAAN MATERI : HUBUNGAN POLITIK ETIS DENGAN PERGERAKAN NASIONAL
MODUL POLA KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA PADA MASA PERGERAKAN NASIONAL HINGGA KEMERDEKAAN MATERI : HUBUNGAN POLITIK ETIS DENGAN PERGERAKAN NASIONAL Fredy Hermanto, S. Pd., M.Pd. PPG DALAM JABATAN Kementerian
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Jakarta, 7 November 2012 Rabu, 07 November 2012
Sambutan Presiden RI pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Jakarta, 7 November 2012 Rabu, 07 November 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA UPACARA PENGANUGERAHAN GELAR PAHLAWAN
Lebih terperinciDi Ujung Pantai Gelap, Pasti Ada Mercusuar
Di Ujung Pantai Gelap, Pasti Ada Mercusuar Nasrullah Taufik MC16-2B 2012-16- 1313 London School of Public Relations - Jakarta Habis gelap, terbitlah terang. Itulah kutipan dari Raden Ajeng Kartini yang
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pd Silaturahim dg Paskibraka, di Jakarta, tgl.18 Agt 2014 Senin, 18 Agustus 2014
Sambutan Presiden RI pd Silaturahim dg Paskibraka, di Jakarta, tgl.18 Agt 2014 Senin, 18 Agustus 2014 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA SILATURAHIM PRESIDEN RI DENGAN PASKIBRAKA, PASUKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya ketidakadilan dan sikap sewenang-wenang terhadap rakyat. Dengan kata lain, gerakan
Lebih terperinciKepala Pepustakaan Nasional RI Dalam Acara Hibah Koleksi Buku Buku dan Foto Foto Almarhum Pamoe Rahardjo
Sambutan Kepala Pepustakaan Nasional RI Dalam Acara Hibah Koleksi Buku Buku dan Foto Foto Almarhum Pamoe Rahardjo Jakarta, 7 September 2006 Yth. Bapak Walikota Blitar beserta jajarannya Yth. Putra putri
Lebih terperinciSMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 2. TEKS BIOGRAFILatihan Soal 2.2
SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 2. TEKS BIOGRAFILatihan Soal 2.2 1. Perjalanan hidup Ki Hajar Dewantara benar-benar ditandai dengan perjuangan dan pengabdian pada kepentingan bangsa dan negara. Ki Hajar
Lebih terperinciyang berhubungan dengan aturan agama Islam. Hal yang wajib dilakukan secara tertib adalah melaksanakan shalat. Shalat merupakan tiang agama Islam
1 NYAI AHMAD DAHLAN Bangsa Indonesia pada umumnya, khususnya keluarga besar Muhammadiyah dan Aisiyah di manapun berada, selayaknyalah menyambut gembira Surat Keputusan Republik Indonesia, Jenderal Soeharto
Lebih terperinciSAMBUTAN BUPATI LEBAK PERINGATAN HARI ULANG TAHUN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA KE-70 TAHUN 2015
SAMBUTAN BUPATI LEBAK PERINGATAN HARI ULANG TAHUN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA KE-70 TAHUN 2015 ASSALAMU ALAIKUM WR. WB. SALAM SEJAHTERA BAGI KITA SEMUA YANG KAMI HORMATI UNSUR MUSPIKA YANG KAMI HORMATI
Lebih terperinciBerilah tanda (X) pada huruf a, b, c, atau d sebagai jawaban yang paling tepat!
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 BERBAH ULANGAN HARIAN 1 KELAS VIII SEMESTER GASAL TAHUN 2016 Waktu: 50 menit Berilah tanda (X) pada huruf a, b, c, atau d sebagai jawaban yang paling tepat! 1. Sikap positif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus informasi dan teknologi yang canggih yang menuntut masyarakat untuk lebih berperan aktif
Lebih terperinciTINJAUAN HISTORIS TENTANG PERJUANGAN MARIA WALANDA MARAMIS DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN DI MINAHASA TAHUN Skripsi. Oleh : WINDAR WATI
TINJAUAN HISTORIS TENTANG PERJUANGAN MARIA WALANDA MARAMIS DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN DI MINAHASA TAHUN 1900-1924 Skripsi Oleh : WINDAR WATI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia (NKRI) tidaklah kecil. Perjuangan perempuan Indonesia dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran kaum perempuan Indonesia dalam menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidaklah kecil. Perjuangan perempuan Indonesia dalam menegakkan NKRI dipelopori
Lebih terperinciBAB IV MAKNA KEBANGKITAN NASIONAL SEBAGAI TONGGAK PERGERAKAN NASIONAL PADA AWAL ABAD KE XX. 4.1 Kebangkitan Nasional dan Pergerakan Nasional
BAB IV MAKNA KEBANGKITAN NASIONAL SEBAGAI TONGGAK PERGERAKAN NASIONAL PADA AWAL ABAD KE XX 4.1 Kebangkitan Nasional dan Pergerakan Nasional Kebangkitan Nasional adalah tonggak sejarah bangsa Indonesia.
Lebih terperinciKajian IPS Mengenai Zaman Pergerakan Nasional
Kajian IPS Mengenai Zaman Pergerakan Nasional Oleh: Didin Saripudin Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Konsep IPS-Sejarah dalam Memaknai Zaman Pergerakan Nasional di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemuda sebagai generasi penerus sebuah bangsa, kader Selakigus aset. pengawasan pelaksanaan kenegaraan hingga saat ini.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemuda sebagai generasi penerus sebuah bangsa, kader Selakigus aset masyarakat. Seseorang atau komunitas manusia muda yang biasa di identikan dengan ke dinamisan
Lebih terperinciBupati Pandeglang SAMBUTAN BUPATI PANDEGLANG PADA UPACARA HARI ULANG TAHUN KE-71 KEMERDEKAN REPUBLIK INDONESIA WIB
Bupati Pandeglang SAMBUTAN BUPATI PANDEGLANG PADA UPACARA HARI ULANG TAHUN KE-71 KEMERDEKAN REPUBLIK INDONESIA HARI / TANGGAL WAKTU TEMPAT : : : RABU, 17 AGUSTUS 2016 09.30 WIB ALUN-ALUN KAB. PANDEGLANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kekalahan jepang oleh sekutu memberikan kesempatan bagi kita untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kekalahan jepang oleh sekutu memberikan kesempatan bagi kita untuk menyatakan diri sebagai Negara yang berdaulat melalui proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945. Kemerdekaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku adalah sebuah media penyambung ilmu yang efektif bagi pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain menambah banyak ilmu pengetahuan,
Lebih terperinciPERSPEKTIF GENDER DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO : TINJAUAN SASTRA FEMINIS
PERSPEKTIF GENDER DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO : TINJAUAN SASTRA FEMINIS SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cerita pahlawan Indonesia melalui sebuah game dengan menggunakan kemampuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan yang ingin dicapai dalam Tugas Akhir ini adalah mengangkat kembali cerita pahlawan Indonesia melalui sebuah game dengan menggunakan kemampuan scan QR Code. Hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah adalah kejadian yang terjadi pada masa lampau, disusun berdasarkan peninggalan-peninggalan yang terdapat dimasa kini. Perspektif sejarah selalu menjelaskan ruang,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan babak baru bagi perjuangan rakyat Indonesia
Lebih terperinciMengapa Kartini, bukan Cut Nyak Dhien?
Mengapa Kartini, bukan Cut Nyak Dhien? http://lintasgayo.co/2015/04/20/mengapa-kartini-bukan-cut-nyak-dhien Oleh : Win Wan Nur Pasca reformasi, terutama sejak maraknya media sosial. Menjelang 21 April,
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pada Silaturahim dengan Para Teladan Nasional, Jakarta, 14 Agustus 2012 Selasa, 14 Agustus 2012
Sambutan Presiden RI pada Silaturahim dengan Para Teladan Nasional, Jakarta, 14 Agustus 2012 Selasa, 14 Agustus 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA SILATURAHIM DENGAN PARA TELADAN NASIONAL,
Lebih terperinciAmanat Presiden RI pd acara Hari Pramuka ke-52 Th 2013, tgl. 14 Agustus 2013, Jakarta Rabu, 14 Agustus 2013
Amanat Presiden RI pd acara Hari Pramuka ke-52 Th 2013, tgl. 14 Agustus 2013, Jakarta Rabu, 14 Agustus 2013 AMANAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERINGATAN HARI PRAMUKA KE-52 TAHUN 2013 TANGGAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai salah satu proses perubahan pada pembentuk sikap, kepribadian dan keterampilan manusia untuk menghadapi masa depan. Dalam proses pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimatangkan oleh berbagai pergerakan yang bersifat nasional di daerah-daerah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah lokal mempunyai fungsi utama untuk menyempurnakan faktafakta yang berguna dalam menyusun sejarah nasional, terutama sejarah perjuangan pergerakan nasional
Lebih terperinci14 주차문장내적합한접사넣기 클립 1 : 동사접사정리
14 주차문장내적합한접사넣기 클립 1 : 동사접사정리 중점학습내용 01 적합한동사형태사용하기 : 1 2 문장구조에따른, 어근동사, ber-, me-, me-kan, me-i, memper-, ke-an, ter-, memperkan, memper-i 등의선택 수동태구문에주의 : di-, di-kan, di-i 3 주어 + 서술어 ( 형용사, 어근동사, ber-,
Lebih terperinciMenjadi manajer di rumah sendiri, jauh lebih terhormat
Menjadi manajer di rumah sendiri, jauh lebih terhormat Perempuan bekerja bukan lagi pemandangan langka. Ada yang bergaji tinggi sebagaimana karyawan kantoran yang berbekal titel, ada pula pegawai rendahan
Lebih terperinciBUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PELAKSANAAN SELEKSI PASKIBRA KABUPATEN SEMARANG TAHAP II TAHUN 2014
1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PELAKSANAAN SELEKSI PASKIBRA KABUPATEN SEMARANG TAHAP II TAHUN 2014 TANGGAL 28 MEI 2014 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 2 Assalamu alaikum
Lebih terperinciBAB 5 RINGKASAN. orang-orang dari negara lain. Perkawinan masyarakat Jepang didasarkan pada konsep ie.
BAB 5 RINGKASAN Sistem perkawinan pada masyarakat Jepang mungkin tampak tidak umum bagi orang-orang dari negara lain. Perkawinan masyarakat Jepang didasarkan pada konsep ie. Di dalam sistem ie ini wanita
Lebih terperinciNyi Ageng Serang Tokoh Wanita Pejuang Bangsa. R. Soelistijanto FIPS IKIP Veteran Semarang
Nyi Ageng Serang Tokoh Wanita Pejuang Bangsa R. Soelistijanto FIPS IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Nyi Ageng Serang is a women noble. She lived and married and then she fought against The Netherland Indies
Lebih terperinciANALISIS NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA.A. SARDJONO (KAJIAN RELATIVISME) Rahmat Kartolo 1. Abstrak
ANALISIS NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA.A. SARDJONO (KAJIAN RELATIVISME) Rahmat Kartolo 1 Abstrak Pandangan ketiga tokoh utama wanita tentang emansipasi dalam novel Tiga Orang Perempuan ada yang
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1 Oleh Drs. H. Syaifuddin, M.Pd.I Pengantar Ketika membaca tema yang disodorkan panita seperti yang tertuang dalam judul tulisan singkat
Lebih terperinciBUPATI KULONPROGO Sambutan Pada Acara UPACARA BENDERA 17 APRIL 2013 TINGKAT KABUPATEN KULONPROGO 17 April 2013
BUPATI KULONPROGO Sambutan Pada Acara UPACARA BENDERA 17 APRIL 2013 TINGKAT KABUPATEN KULONPROGO 17 April 2013 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahera bagi kita semua. Yang saya hormati ; Forum Koordinasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan elemen yang sangat penting dalam perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program pendidikan yang ada diperlukan kerja keras
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Departemen Pendidikan Nasional RI (2003:5) mendefinisikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Departemen Pendidikan Nasional RI (2003:5) mendefinisikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan nasional salah satunya yaitu untuk membentuk akhlak/budi pekerti yang luhur, pembentukan akhlak harus dimulai sejak kecil
Lebih terperinciSAMBUTAN BUPATI KULONPROGO PADA ACARA PELANTIKAN PIMPINAN DAERAH AISYIYAH KABUPATEN KULONPROGO PERIODE Wates, 17 April 2011
SAMBUTAN BUPATI KULONPROGO PADA ACARA PELANTIKAN PIMPINAN DAERAH AISYIYAH KABUPATEN KULONPROGO PERIODE 2010-2015 Assalamu alaikum Wr.Wb. Yang Kami Hormati Wates, 17 April 2011 Unsur Muspida Kabupaten Kulonprogo;
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Obyek. Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan sejarah dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Obyek Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan sejarah dan kebudayaan. Di setiap provinsi memiliki sejarah dan kebudayaannya masingmasing, sehingga menciptakan
Lebih terperinciPengantar Presiden RI pada Hari Pramuka ke-53, di Cibubur, Jakarta, Tgl. 14 Agustus 2014 Kamis, 14 Agustus 2014
Pengantar Presiden RI pada Hari Pramuka ke-53, di Cibubur, Jakarta, Tgl. 14 Agustus 2014 Kamis, 14 Agustus 2014 PENGANTAR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA HARI PRAMUKA KE-53 DI LAPANGAN BUMI PERKEMAHAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Hal ini terlihat dari keberagaman suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI pada Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2015
SAMBUTAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI pada Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2015 Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Di hari yang membahagiakan ini, ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Lebih terperinciPANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017
PANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017 KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA 2017 PANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017 I. LATAR BELAKANG Anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketamansiswaan merupakan kekhususan pendidikan di lingkungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketamansiswaan merupakan kekhususan pendidikan di lingkungan Tamansiswa, yaitu melaksanakan sepenuhnya ketentuan dari sistem pendidikan nasional dengan tetap mengamalkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan Indonesia kearah modernisasi maka semakin banyak peluang bagi perempuan untuk berperan dalam pembangunan. Tetapi berhubung masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aktivitasnya berada di luar lingkup universitas atau perguruan tinggi. Organisasi
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Organisasi ekstra universitas merupakan organisasi mahasiswa yang aktivitasnya berada di luar lingkup universitas atau perguruan tinggi. Organisasi ekstra universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup seluruh umat manusia, sejak zaman dahulu hingga kini. Perkawinan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan adalah perilaku makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa agar kehidupan di alam dunia berkembang biak. 1 Perkawinan merupakan kebutuhan hidup seluruh umat manusia,
Lebih terperinciKamis, 29 November 2012
BUPATI KULON PROGO Sambutan Pada Upacara PERINGATAN HUT KE-41 KORPRI & HUT KE- 67 PGRI KABUPATEN KULONPROGO TAHUN 2012 Kamis, 29 November 2012 Asasalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Salam sejahtera
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rumah tangga. Melalui perkawinan dua insan yang berbeda disatukan, dengan
1 BAB I PENDAHULUAN Perkawinan adalah ikatan yang suci antara pria dan wanita dalam suatu rumah tangga. Melalui perkawinan dua insan yang berbeda disatukan, dengan segala kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu proses pemuliaan diri yang di dalamnya terdapat tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya,
Lebih terperinciBAB II LATAR BELAKANG DOKTER SOEDARSO
A. Lingkungan Keluarga BAB II LATAR BELAKANG DOKTER SOEDARSO Dokter Soedarso adalah seorang Pejuang kemerdekaan di Kalimantan Barat pada masa penjajahan Kolonial Belanda. Dokter Soedarso sebenarnya bukan
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PADA PERINGATAN HARI GURU NASIONAL 2014 TANGGAL 25 NOVEMBER 2014
1 MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PADA PERINGATAN HARI GURU NASIONAL 2014 TANGGAL 25 NOVEMBER 2014 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG
Lebih terperinciKISAH PILU KAUM PEREMPUAN INDONESIA SEPANJANG MASA Jumat, 23 Desember :17 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 23 Desember :20
KISAH PILU KAUM PEREMPUAN INDONESIA SEPANJANG MASA Pada saat ini kondisi kaum perempuan di negeri ini memang telah mengalami perbaikan di bandingkan dengan masa-masa dahulu. Kita dapat melihat bagaimana
Lebih terperinciYang saya hormati, Saudara-saudara pimpinan SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kulonprogo, Saudara-saudara peserta upacara yang saya banggakan.
BUPATI KULONPROGO SAMBUTAN PADA ACARA UPACARA BENDERA 17 APRIL 2011 TINGKAT KABUPATEN KULONPROGO Wates, 17 April 2011 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita semua. Yang saya hormati, Saudara-saudara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini banyak dijumpai pasangan yang lebih memilih untuk melakukan nikah siri
BAB I PENDAHULUAN H. Latar Belakang Nikah sirri zaman sekarang seolah menjadi trend dan gaya hidup. Saat ini banyak dijumpai pasangan yang lebih memilih untuk melakukan nikah siri atau nikah di bawah tangan
Lebih terperinciPERJUANGAN PERGERAKAN BANGSA INDONESIA. Taat, Nasionalisme dan Jatidiri Bangsa,
PERJUANGAN PERGERAKAN BANGSA INDONESIA Budi Utomo Tanda-tanda lahirnya gerakan nasional yang teratur mulai tampak saat Budi Utomo mucul pada tahun 20 Mei 1908. Perkumpulan ini beranggotakan kaum intelektual
Lebih terperinciWAWASAN KEBANGSAAN a) Pengertian Wawasan Kebangsaan
WAWASAN KEBANGSAAN Wawasan kebangsaan lahir ketika bangsa Indonesia berjuang membebaskan diri dari segala bentuk penjajahan, seperti penjajahan oleh Portugis, Belanda, Inggris, dan Jepang. Perjuangan bangsa
Lebih terperinciSikap Kepahlawanan dan
Bab 6 Sikap Kepahlawanan dan Patriotisme Pernahkah kamu menonton film tentang peperangan? Bagaimana usaha para prajurit untuk memperjuangkan sebuah kemenangan? Mereka tentu berusaha keras dan rela berkorban
Lebih terperinciSurat untuk Ibu dan Bapak Guru Dari Mendikbud *
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Surat untuk Ibu dan Bapak Guru Dari Mendikbud * Ibu dan Bapak Guru yang saya hormati dan muliakan, Semoga Ibu dan Bapak Guru dalam keadaan sehat, bahagia,
Lebih terperinciEMANSIPASI WANITA KINI TIDAK HANYA SEBATAS TEMBOK RUMAH
Modern Indonesian Women" (Wanita Indonesia Masa Kini) Commemorating Kartini's Day. EMANSIPASI WANITA KINI TIDAK HANYA SEBATAS TEMBOK RUMAH Pia Annisa Putri 2011 15 1091 London School of Public Relations
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. buku berjudul Door Duisternis Tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang). Kartini
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan untuk menghasilkan produktifitas kinerja yang baik dan mencapai tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengasuhan anak merupakan kebutuhan pokok bagi orang tua dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengasuhan anak merupakan kebutuhan pokok bagi orang tua dalam memenuhi kewajiban maupun tanggung jawab kepada anak-anaknya. Pengasuhan dan pendidikan pertama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia di jajah oleh bangsa Eropa kurang lebih 350 tahun atau 3.5 abad, hal ini di hitung dari awal masuk sampai berakhir kekuasaannya pada tahun 1942. Negara eropa
Lebih terperinciPANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017
PANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017 KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA 2017 PANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017 I. LATAR BELAKANG Anak
Lebih terperinciEdisi April Kartini Modern BAPER
Edisi April 2017 Kartini Modern BAPER Semangat Tahun Baru Rekan-rekan BCL&Ders, Edisi keenam dengan tema merayakan hari Kartini. Dalam edisi kali ini, redaksi akan menyajikan info mengangkat perjuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nilai nasionalisme merupakan jiwa bangsa Indonesia yang akan terus melekat selama bangsa Indonesia masih ada. Nasionalisme bukanlah suatu pengertian yang sempit
Lebih terperinciSAMBUTAN Pada Acara Seminar Kekuatan Perempuan, Inspirasi Perubahan Jakarta, 22 April 2016
SAMBUTAN Pada Acara Seminar Kekuatan Perempuan, Inspirasi Perubahan Jakarta, 22 April 2016 Yang terhormat: - Ketua Umum Dharma Wanita Persatuan Pusat; - Ketua KPK atau yang mewakili; - Para Undangan yang
Lebih terperinciSAMBUTAN KETUA DPRD KABUPATEN KEBUMEN P A D A MALAM TASYAKURAN HARI ULANG TAHUN PROKLAMASI KE 72 TAHUNREPUBLIK INDONESIA Rabu, 16 Agustus 2017
SAMBUTAN KETUA DPRD KABUPATEN KEBUMEN P A D A MALAM TASYAKURAN HARI ULANG TAHUN PROKLAMASI KE 72 TAHUNREPUBLIK INDONESIA Rabu, 16 Agustus 2017 Assalamu alaikum Wr. Wb. Selamat Malam, Salam Sejahtera bagi
Lebih terperinciAda dugaan, kepopuleran Kartini sebagai penggerak emansipasi wanita Indonesia di-setting oleh kolonial Belanda.
Ada dugaan, kepopuleran Kartini sebagai penggerak emansipasi wanita Indonesia di-setting oleh kolonial Belanda. Bocah-bocah kecil bersanggul dan berkebaya, melanggak-lenggok di panggung atau berkarnaval
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERKAWINAN DI INDONESIA. Perkawinan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Perkawinan
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERKAWINAN DI INDONESIA A. Pengertian Perkawinan Perkawinan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Perkawinan nomor 1 Tahun 1974. Pengertian perkawinan menurut Pasal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Proklamasi Kemerdekaan yang dikumandangkan oleh Soekarno Hatta pada
2 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi Kemerdekaan yang dikumandangkan oleh Soekarno Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan momentum bersejarah bagi bangsa Indonesia. Peristiwa tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki tuntutan kebutuhan yang makin maju dan sejahtera, tuntutan tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai mahluk individu, memiliki emosi yang memerlukan perhatian, kasih sayang, harga diri, pengakuan dan tanggapan emosional dari manusia lainnya dalam kebersamaan
Lebih terperinciBAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan
BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA A. Data Umum 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan Secara umum, letak desa Tahunan Baru adalah
Lebih terperinciTata Upacara Pernikahan Sipil
Tata Upacara Pernikahan Sipil 1 Penyerahan calon mempelai oleh wakil keluarga K Romo yang kami hormati. Atas nama orang tua dan keluarga dari kedua calon mempelai, perkenankanlah kami menyerahkan putra-putri
Lebih terperinciMENGHAYATI PERAN ISTRI
MENGHAYATI PERAN ISTRI Perhiasan yang paling indah Bagi seorang abdi Allah Itulah ia wanita shalehah Ia menghiasi dunia.. --------------------------------------------------------------------- Ada yang
Lebih terperinciSAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA DIES NATALIS KE-62 HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI) TAHUN 2009
SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA DIES NATALIS KE-62 HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI) TAHUN 2009 Ballroom Hotel Sahid Jakarta, 16 Februari 2009 Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu alaikum Warahmatullahi
Lebih terperinci