PERBEDAAN PENGGUNAAN METODE MEMBACA PEMAHAMAN SQ3R DENGAN METODE MEMBACA PEMAHAMAN KRITIS SISWA KELAS V SD SKRIPSI
|
|
- Vera Lesmono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERBEDAAN PENGGUNAAN METODE MEMBACA PEMAHAMAN SQ3R DENGAN METODE MEMBACA PEMAHAMAN KRITIS SISWA KELAS V SD (Penelitian Kuasi Eksperimen Pada Siswa di SDN Cibenda 3 dan SDN Cibenda 4 Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh ASEP YANA SEPTIANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KAMPUS CIBIRU UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2015
2
3
4
5 PERBEDAAN PENGGUNAAN METODE MEMBACA PEMAHAMAN SQ3R DENGAN METODE MEMBACA PEMAHAMAN KRITIS SISWA KELAS V SD (Penelitian Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas di Cibenda 3 dan SDN Cibenda 4 Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran) Oleh ASEP YANA SEPTIANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar Asep Yana Septiana 2015 Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2015 Hak Cipta dilindungi undang-undang. Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
6
7 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul PERBEDAAN PENGGUNAAN METODE MEMBACA PEMAHAMAN SQ3R DENGAN METODE MEMBACA PEMAHAMAN KRITIS ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan dan ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini. Bandung, Agustus 2015 Yang membuat pernyataan, Asep Yana Septiana
8
9 PERBEDAAN PENGGUNAAN METODE MEMBACA PEMAHAMAN SQ3R DENGAN METODE MEMBACA PEMAHAMAN KRITIS (Penelitian Kuasi Eksperimen pada Siswa di Cibenda 3 dan SDN Cibenda 4 Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran) ASEP YANA SEPTIANA ABSTRAK Latar belakang penelitian ini adalah adanya permasalahan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar terutama dalam kemampuan membaca pemahaman. Siswa kesulitan dalam menemukan ide pokok paragraf bacaan dan ketika menceritakan kembali apa yang telah dibacanya siswa tersebut lupa. Adapun tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa menggunakan metode SQ3R, mengetahui peningkatan kemampuan membaca siswa menggunakan metode membaca kritis, perbedaan kemampuan membaca pemahaman menggunakan metode SQ3R dengan metode membaca kritis. Penelitian dilakukan di kelas V SDN Cibenda 3 dan SDN Cibenda 4 dengan jumlah masing-masing siswa 15 dan 20. Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain kuasi eksperimen pretes-postes yang terdiri dari empat pembelajaran. Kelas eksperimen diberikan treatment berupa metode SQ3R, sedangkan kelas kontrol treatment berupa metode membaca kritis. sebelum diberikan treatment kedua kelas diberikan pretes. Instrumen penelitian yang digunakan berupa instrument respons produk, sedangkan teknik pengumpulan datanya berupa pretes dan postes. Skor rata-rata pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol 48,60 dan 50,65. Skor rata-rata postes kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 65,60 dan 61,40. Peningkatan hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan gain ternormalisasi adalah 0,32 dan 0,19 dengan interpretasi peningkatan sedang dan rendah. Berdasarkan hasil uji-t postes kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh nilai signifikansi 0,268 dengan keputusan tolak Ho apabila sig. < 0,05, maka Ho diterima sehingga diperoleh kesimpulan tidak terdapat perbedaan kemampuan membaca pemahaman menggunakan metode SQ3R dengan membaca kritis. Kata Kunci: kemampuan membaca pemahaman, metode SQ3R, Metode membaca kritis, pembelajaran bahasa Indonesia i
10 KATA PENGANTAR Bismillahirrohmaanirohim Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul PERBEDAAN PENGGUNAAN METODE MEMBACA PEMAHAMAN SQ3R DENGAN METODE MEMBACA PEMAHAMAN KRITIS SISWA KELAS V SD. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada jungjungan kita, nabi besar, Nabi Muhammad SAW, kepada para keluarganya, para sahabatnya dan kepada kita selaku umatnya hingga akhir zaman. Aamiin. Skripsi ini diajukan sebagai sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada program S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Pendidikan Indonesia. Skripsi ini berisikan tentang penelitian yang dilakukan pada siswa kelas V SDN Cibenda 3 dan SDN Cibenda 4 kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran, karena adanya permasalahan yaitu rendahnya siswa dalam kemampuan membaca pemahaman. Penulis menggunakan metode SQ3R dan metode membaca kritis sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada siswa kelas V. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Meskipun demikian, penulis telah berusaha untuk menyelesaikan dan mencapai hasil yang terbaik dengan bantuan pembimbing. Selain itu dalam penulisan skripsi ini banyak bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada; 1) Dra. Ernalis, M.Pd. selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu, memberikan arahan, dorongan serta nasehat kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini; 2) Yeni Yuniarti, M.Pd. selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu, memberikan arahan, dorongan serta nasehat kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini; 3) Dr. Asep Herry Hermawan, M.Pd. Selaku Direktur UPI Kampus Cibiru;
11 4) Dr. Yunus Abidin, M.Pd selaku ketua program studi PGSD yang telah memberikan motivasi selama perkuliahan; 5) Kepala sekolah SDN Cibenda 3 dan Ibu Nurhayati, S.Pd. selaku wali kelas 5 yang selalu memberikan motivasi serta telah memberikan bantuan selama penelitian; 6) Kepala Sekolah SDN Cibenda 4 dan Ibu Ikah Sri Rostika, S.Pd. selaku wali kelas 5 yang selalu memberikan motivasi serta telah memberikan bantuan selama penelitian; 7) ayahanda Udin dan ibunda tercinta Rosih yang selalu memberikan bantuan do a, materil, dan tidak letihnya memberikan nasehat serta motivasi yang membuat penulis tegar dan mampu menghadapi semua masalah; 8) satpam Upi Cibiru yang telah memberikan motivasi dan dukungan agar penulis cepat lulus; 9) sahabat OLENG tersayang Elsa Rahmatika Lestari, Intan Purnama Alam, Agus Wahyudi, Ismaniar Trisnawati dan Andi Mohamad Maulana yang telah memberikan motivasi dan dukungan dalam pengerjaan skripsi ini; 10) saudara Iip Miftahudin dan Irfan Anshory yang telah membantu dan memberikan motivasi kepada penulis dalam penulisan skripsi ini; 11) pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah membantu penulis baik secara moril dan materil dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini memberikan manfaat. Semoga segala bimbingan, dorongan, dukungan dan bantuan yang telah penulis dapatkan mendapatkan balasan terbaik dari Allah SWT. Aamiin. Bandung, Agustus 2015 Penulis iii
12 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI HAK CIPTA LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i ii iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian... 1 B. Rumusan Maasalah Penelitian... 4 C. Tujuan Penelitian... 4 D. Manfaat Signifikasi Penelitian... 4 E. Struktur Organisasi Skripsi... 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Membaca Pengertian Membaca Tujuan Membaca Manfaat Membaca Prinsip-prinsip Membaca B. Jenis-jenis Membaca Membaca Nyaring dan Membaca dalam Hati Membaca Ekstensif a. Membaca Survey b. Membaca Sekilas c. Membaca Dangkal Membaca Intensif a. Membaca Teliti b. Membaca Pemahaman c. Membaca Kritis iv
13 d. Membaca Ide C. Pengertian, Prinsip-prinsip, dan Prosedur Pembelajaran Membaca Pemahaman Pengertian Membaca Pemahaman Prinsip-prinsip Pembelajaran Membaca Pemahaman Prosedur Pembelajaran Membaca Pemahaman D. Metode Membaca SQ3R Pengertian Metode Membaca SQ3R Tujuan Metode SQ3R Tahapan Metode SQ3R Penerapan Metode SQ3R dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman E. Metode Membaca Kritis Pengertian Metode Membaca Kritis Tujuan Metode Membaca Kritis Tahapan Metode Membaca Kritis Penerapan Metode Membaca Kritis dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman F. Penelitian yang Relevan G. Hipotesis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian B. Populasi dan Sampel Penelitian C. Definisi Operasional D. Instrumen Penelitian E. Teknik Pengumpulan Data F. Teknik Analisis Data Uji Normalitas Uji Homogenitas Uji Perbedaan Dua Rerata Uji Gain Ternormalisasi BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Eksperimen Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Kontrol Deskripsi Analisis Data a. Data Hasil Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ) Skor Pretes Kelas Eksperimen ) Skor Pretes Kelas Kontrol ) Uji Normalitas Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol v
14 4) Uji Homogenitas Skor Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ) Uji Perbedaan Dua Rerata Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol b. Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ) Skor Postes Kelas Eksperimen ) Skor Postes Kelas Kontrol ) Uji Normalitas Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ) Uji Homogenitas Skor Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ) Uji Perbedaan Dua Rerata Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.. 51 c. Uji Gain Ternormalisasi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol B. Pembahasan BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan B. Implikasi C. Rekomendasi DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN vi
15 DAFTAR TABEL Tabel 3.1. Format Penilaian Menceritakan Kembali Tabel 3.2. Rubrik Penilaian Isi Tulisan Tabel 3.3. Rubrik Penilaian Organisasi Tulisan Tabel 3.4. Rubrik Penilaian Bahasa Tulisan Tabel 3.5. Rubrik Penilaian Teknik Penulisan Tabel 3.6. Interval Signifikansi Uji Gain Ternormalisasi Tabel 4.1. Nilai Statistik Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Tabel 4.2. Frekuensi Skor Pretes Kelas Eksperimen Tabel 4.3. Frekuensi Skot Pretes Kelas Kontrol Tabel 4.4. Uji Normalitas Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Tabel 4.5. Hasil Uji Homogenitas Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Tabel 4.6. Hasil Uji Perbedaan Dua Rerata Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Tabel 4.7. Nilai Statistik Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Tabel 4.8. Frekuensi Skor Postes Kelas Eksperimen Tabel 4.9. Frekuensi Skor Postes Kelas Kontrol Tabel Hasil Uji Normalitas Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Tabel Hasil Uji Homogenitas Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Tabel Hasil Uji Perbedaan Dua Rerata Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Tabel Nilai Gain Ternormalisasi Kelas Eksperimen dan Kontrol vii
16 DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1. Histogram Frekuensi Skor Pretes Kelas Eksperimen Gambar 4.2. Histogram Frekuensi Skor Pretes Kelas Kontrol Gambar 4.3. Histogram Frekuensi Skor Postes Kelas Eksperimen Gambar 4.4. Histogram Frekuensi Nilai Postes Kelas Kontrol Gambar 4.5. Diagram Rata-rata Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol viii
17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk berinteraksi. Indonesia merupakan negara yang memiliki beragam suku, budaya, dan bahasa. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pemersatu bangsa yang telah disepakati para pemuda dari Sabang sampai Merauke dalam sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober Pentingnya penggunaan bahasa baik dalam segi komunikasi maupun memahami informasi, maka peserta didik perlu mempelajari dan mengembangkan keterampilan berbahasa yang dimilikinya. Sehingga peserta didik mampu memahami dan menyerap informasi yang mereka dapatkan dari berbagai media massa. Keterampilan berbahasa ada empat, yaitu keterampilan menyimak/mendengarkan, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Tarigan (2008, hlm. 1) mengatakan bahwa menyimak dan berbicara dipelajari sebelum masuk sekolah, sedangkan membaca dan menulis dipelajari di sekolah. Hal tersebut sejalan dengan tahap perkembangan perkembangan anak, yaitu mendengar. Kemudian setelah anak mendengar/menyimak bahasa anak mulai belajar bebicara, dan kemudian anak belajar membaca dan menulis di sekolah. Dari salah satu keterampilan berbahasa, membaca merupakan elemen penting karena berbagai macam informasi dan pengetahuan didapat dari membaca. Membaca juga menjadi hal yang penting dalam kehidupan bermasyarakat, karena dalam kehidupan bermasyarakat banyak sekali aspek yang melibatkan membaca, seperti membaca simbol-simbol rambu-rambu lalu lintas di jalan yang dipasang di sekitar jalan raya untuk memberitahukan arahan kepada para pengguna jalan serta aturan lalu lintas. Masyarakat juga dapat mengetahui perkembangan terkini dari surat kabar seperti koran untuk mengetahui perkembangan harga harga sembako dan perkembangan dunia tentang harga 1
18 2 minyak bumi. Rahim (2009, hlm. 2) mengemukakan bahwa kemampuan membaca merupakan tuntutan realitas kehidupan sehari-hari manusia. Beribu judul buku dan koran diterbitkan setiap hari. Guru mencari informasi dengan membaca buku untuk memberikan materi ajar kepada siswa, sedangkan siswa membaca buku untuk menambah wawasan dan menguatkan pengetahuan mereka yang didapat dari bacaan. Berdasarkan hal tersebut penulis menjadikan kemampuan membaca pemahaman sebagai fokus dalam penelitian ini. Hingga kini kegiatan membaca masih dianggap kegiatan yang kurang digemari dan membosankan. Ditambah lagi pembelajaran membaca yang asal-asal semakin mengurangi minat siswa dalam kegiatan membaca. Tidak diterapkannya strategi membaca yang tepat menyebabkan rata-rata siswa membaca secara monoton, sehingga dalam kegiatan membaca siswa tidak tahu cara praktis dalam memahami bacaan. Kegiatan membaca di sekolah yang monoton, yakni kegiatan membaca hanya ditujukan untuk kepentingan praktis agar siswa mampu menjawab pertanyaan bacaan. Hal di atas menyebabkan kemampuan membaca siswa dan tingkat pemahamannya terhadap teks bacaan yang dibacanya rendah. Menurut Abidin (2012, hlm.10) mengatakan bahwa Kegagalan pembelajaran membaca sebenarnya bermula pada ketidakjelasan peran guru dalam proses pembelajaran membaca. Anggapan ini muncul karena mitos keliru yang diyakini guru bahwa dalam pembelajaran membaca tidak banyak yang harus dilakukan guru. Karena hal demikian guru hanya menugasbacakan siswa dan selanjutnya mengetesnya dengan pertanyaan yang ada di dalam teks bacaan. Selain itu ada beberapa hal keliru yang dilakukan guru selama proses pembelajaran membaca, seperti membaca nyaringkan wacana yang seharusnya dibaca dalam hati, memulai pembelajaran dengan menyajikan ringkasan yang seharusnya dicari siswa, dan menerjemahkan kata-kata sulit.. Peneliti menemukan permasalahan serupa yang peneliti temukan di SDN 3 Cibenda kelas V. Permasalahannya yaitu siswa kelas V masih kesulitan menemukan ide pokok paragraf bacaan dan ketika menceritakan kembali apa yang telah dibacanya siswa tersebut lupa. Siswa tersebut juga mengalami kesulitan dalam membuat ringkasan cerita yang telah ia baca. Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti merekomendasikan alternatif metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran membaca pemahaman. Metode tersebut adalah metode pembelajaran survey, question,read,
19 review, and recite (SQ3R) dan metode membaca Kritis. SQ3R merupakan metode yang sangat baik untuk kepentingan membaca secara intentsif dan rasional. Metode pembelajaran ini terdiri atas lima langkah yakni, survey, question, read, recite, dan, review yang sangat cocok untuk digunakan sebagai metode membaca bahan bacaan ilmu-ilmu sosial. Tujuan utama penerapan metode ini adalah untuk meningkatkan pemahaman atas isi bacaan, dan mempertahankan pemahaman tersebut dalam jangka waktu yang lebih panjang. Dalam perencanaan pembelajarannya guru mengajak siswa untuk melakukan survei terhadap bacaan untuk mendapatkan gambaran umum dari suatu bacaan dengan cara meneliti judul, bagian permulaan, dan akhir. Setelah menyurvei buku, siswa merumuskan pertanyaan yang ingin ditanyakannya terkait dengan bacaan tersebut. Hal tersebut akan membantu dan menuntun siswa memahami bacaan. Dengan pertanyaan tersebut kemudian siswa membaca teks bacaan. Pertanyaan siswa tersebut merupakan hal yang dapat membantu siswa mendapatkan informasi yang diinginkannya. Pada tahap ini siswa tidak harus melihat setiap kata atau setiap baris dari semua paragraf, melainkan menggunakan aktivitas membaca lompat, membaca layap, dan mengulang membaca bahan yang dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan. Selanjutnya setelah siswa menemukan jawaban untuk setiap pertanyaan, siswa menyusun ringkasan bacaan berdasarkan jawaban yang dibuatnya dengan bahasa sendiri. Untuk dapat mengingat informasi penting, sebaiknya siswa menulis tiap ide pokok paragraf yang terdapat dalam bacaan, dan di akhir siswa melihat kembali bahan bacaan dan membandingkan tulisannya dengan bahan bacaan yang sebenarnya. Membaca kritis adalah kegiatan membaca untuk memahami makna yang disampaikan oleh penulis melalui karya tulisnya baik secara tersirat maupun tersurat. Seperti yang telah dikemukakan Abidin (2012, hlm. 102) metode membaca kritis adalah serangkaian upaya yang dilakukan pembaca guna mampu memahami makna tersurat dan makna tersirat yang terkandung dalam sebuah bacaan untuk selanjutnya mampu memberikan respons dan evaluasi atas makna dan ide yang disusun penulis dalam teksnya tersebut. Metode membaca tersebut
20 4 juga sangat cocok untuk meningkatkan pemahaman siswa membaca teks yang dibacanya dengan analisis yang cermat. Berdasarkan paparan di atas, peneliti bermaksud untuk mengetahui perbedaan kemampuan menggunakan metode pembelajaran SQ3R dengan metode pembelajaran membaca kritis. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis kemukakan penulis mengemukakan rumusan masalah sebagai berikut. 1. Bagaimana peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa dengan menggunakan metode pembelajaran SQ3R? 2. Bagaimana peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa dengan menggunakan metode pembelajaran membaca kritis? 3. Apakah terdapat perbedaan kemampuan membaca pemahaman siswa menggunakan metode pembelajaran SQ3R dengan metode pembelajaran membaca kritis? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui; 1. peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa dengan menggunakan metode pembelajaran SQ3R; 2. peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa dengan menggunakan metode pembelajaran membaca kritis; 3. perbedaan kemampuan membaca pemahaman menggunakan metode pembelajaran SQ3R dengan model pembelajaran membaca kritis. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berada dalam dunia pendidikan, terutama bagi guru dan siswa kelas V SD yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran dan penelitian. Adapun secara sederhana manfaat penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut: 1. Untuk peneliti, selain berguna untuk menyelesaikan tugas akhir skripsi penelitian ini juga bermanfaat untuk;
21 a) mengembangkan pembelajaran membaca pemahaman khususnya dengan menggunakan SQ3R; b) menambah pengalaman dalam kegiatan pembelajaran di SD. 2. Bagi guru metode yang peneliti gunakan dapat diterapkan dalam pembelajaran membaca pemahaman, dan bermanfaat pula untuk; a) meningkatkan kreativitas guru dalam mengembangkan proses pembelajaran di sekolah dasar; b) menambah wawasan guru dalam menyajikan pembelajaran yang inovatif dan cocok untuk dalam pembelajaran membaca pemahaman. 3. Siswa lebih aktif dalam kegiatan membaca pemahaman, dan berguna untuk; a) membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman; b) menambah minat siswa terhadap kegiatan membaca. E. Struktur Organisasi Skripsi Skripsi yang penulis susun terdiri dari 5 bab, yakni bab I Pendahuluan yang terdiri dari 5 sub bab yaitu latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi. Pada sub bab latar belakang penelitian, berisi tentang alasan yang melatarbelakangi penulis mengadakan penelitian kuasi eksperimen dengan membandingkan metode membaca SQ3R dengan metode membaca kritis. Alasan peneliti menggunakan metode tersebut karena kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V SDN Cibenda masih relatif rendah. Pada sub bab rumusan masalah penelitian berisi tentang permasalahan yang ditemukan oleh peneliti yang berkaitan dengan objek yang akan diteliti. Pada sub bab tujuan penelitian berisi tentang tujuan yang ingin penulis capai dalam penelitian yang akan ditelitinya. Pada sub bab manfaat penelitian berisi tentang manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian yang peneliti tulis. Pada sub bab struktur organisasi skripsi berisi tentang uraian sistematika skripsi yang dibuat. Kemudian pada bab II, yakni kajian pustaka terdiri dari 8 sub bab, yaitu membaca, jenis-jenis membaca, prinsip-prinsip dan prosedur membaca pemahaman, metode membaca SQ3R, metode membaca kritis, kerangka berpikir, penelitian yang relevan, dan hipotesis penelitian. Pada sub bab kajian pustaka penulis mencantumkan teori-teori yang berhubungan dengan belajar dan membaca
22 6 pemahaman. Pada sub bab jenis-jenis membaca, peneliti menguraikan secara jelas mengenai jenis-jenis membaca berdasarkan tujuan dan cakupan bahan bacaan yang dibaca. Pada sub bab prinsip-prinsip dan prosedur membaca peneliti menjelaskan prinsip-prinsip dasar membaca pemahaman serta kegiatan yang dilakukan saat pembelajaran membaca pemahaman. Selanjutnya pada sub bab metode membaca SQ3R, peneliti menjelaskan pengertian metode, tujuan, tahapan, dan penerapannya dalam pembelajaran. Pada sub bab metode membaca kritis, peneliti menjelaskan pengertian metode, tujuan, tahapan, dan penerapannya dalam pembelajaran. Pada bab III, yakni metode penelitian terdiri dari 6 sub bab, yaitu desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, prosedur penelitian, dan teknik analisis data. Pada sub bab desain penelitian, peneliti menggunakan desain kuasi eksperimen pretes-postes. Desain ini diawali dengan melakukan pretes terlebih dahulu untuk melihat kemampuan membaca siswa sebelum diberikan perlakuan. Setelah itu peneliti memberikan perlakuan berupa pengguanaan metode SQ3R yang nantinya akan diujikan hasilnya melalui postes. Pada sub bab populasi dan sampel, populasi penelitian berasal dari populasi SD di kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran. Sampel yang peneliti ambil berasal dari SD N Cibenda 3 dan SD N Cibenda 4. Sampel yang peneliti ambil pada penelitian ini tidak menggunakan random sample. Pada sub bab definisi operasional berisi tentang uraian variable yang diteliti secara operasional yang tergambar melalui indikator tiap variable yang diteliti. Pada sub bab instrumen penelitian berisi tentang jenis instrument penelitian yang digunakan. Pada bagian ini dijelaskan kisi-kisi instrument yang terdiri dari indikator, subindikator, serta pedoman penilaiannya. Selanjutnya pada sub bab prosedur penelitian berisi tentang langkah-langkah yang ditempuh dalam melakukan penelitian serta cara pengoperasian penelitian yang dilakukan. Pada sub bab teknik analisis data menjelaskan tentang teknik analisis statistik yang digunakan oleh penulis beserta software yang digunakan untuk melakukan analisis terhadap data yang diperoleh. Pada bab IV, yakni temuan dan pembahasan terdiri dari dua sub bab, yaitu temuan penelitian dan pembahasan. Pada sub bab temuan penelitian berisi tentang
23 hasil penelitian yang diperoleh penulis selama melakukan penelitian. Sedangkan pada suba bab pembahasan ini berisi tentang hal yang penulis lakukan selama penelitian serta hasil yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan. Pada bab V, yakni simpulan, implikasi dan rekomendasi terdiri dari dua sub bab, yaitu simpulan, implikasi dan rekomendasi. Pada sub bab simpulan berisi tentang simpulan yang telah diperoleh penulis dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Pada sub bab implikasi dan rekomendasi berisi tentang rekomendasi dari peneliti mengenai penelitian yang telah dilakukan.
24 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Membaca 1. Pengertian Membaca Membaca adalah salah satu kegiatan yang dilakukan untuk menemukan informasi. Harjasujana (1986, hlm. 4) mengemukakan membaca bukanlah proses yang tunggal melainkan sintesis dari berbagai proses yang kemudian berakumulasi pada suatu perbuatan tunggal. Sejalan dengan pendapat beliau Anderson (dalam Tarigan, 2008, hlm. 7) mengemukakan bahwa dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi ( a recording and decoding proses). Abidin sendiri mengemukakan pengertian membaca secara sederhana. Beliau berpendapat bahwa membaca secara sederhana dapat dikatakan sebagai proses membunyikan lambang bahasa tertulis (Abidin, 2012, hlm. 59). Senada dengan beliau Syafi ie (dalam Somadayo, 2011, hlm. 9) mengatakan bahwa membaca pada hakikatnya adalah suatu proses membangun pemahaman wacana tulis. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa membaca adalah proses yang melibatkan kemampuan visual, kognisi, dan fisik (pita suara) yang bertujuan untuk memperoleh informasi. Dalam kegiatan membaca tentunya ada dua hal yang dilibatkan yaitu pembaca dan teks yang dibacanya. Sebagaimana Kridalaksana mengemukakan bahwa dalam kegiatan membaca melibatkan dua hal, yaitu (1) pembaca yang berimplikasi adanya pemahaman, dan (2) teks yang berimplikasi adanya penulis. Jadi kegiatan membaca tidak akan terjadi apabila salah satu komponen tersebut tidak ada. 2. Tujuan Membaca Setiap orang yang membaca pastilah punya tujuan, meskipun tujuannya beragam seperti untuk hiburan atau untuk menemukan sejumlah informasi yang terdapat dalam bacaan. Dengan adanya tujuan dalam membaca, pembaca akan lebih mudah untuk memhami bacaan dan menemukan sejumlah informasi yang ingin diperoleh. Dalam kaitannya dengan tujuan membaca, Abidin (2010, hlm. 9) mengemukakan tujuan membaca yaitu membaca untuk pengetahuan, membaca 8
25 untuk menghasilkan, membaca untuk hiburan. Tarigan (2008, hlm. 9) juga berpendapat bahwa tujuan utama membaca adalah untuk memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Lebih dalam lagi Anderson (1972, hlm. 214) mengemukakan hal-hal penting pada tujuan membaca antara lain; a. membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for detail or fact); b. membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas); c. membaca urusan atau susunan, organsisasi cerita (reading for sequence or organization); d. membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for inference); e. membaca untuk mengelompokan (reading for classify); f. membaca untuk mengevaluasi (reading to evaluate); g. membaca untuk membandingkan atau mempertentangkan (reading to compare or contrast). Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan membaca setiap orang berbeda-beda tergantung dari maksud serta kebutuhan yang ingin diperoleh pembaca. Dalam kegiaatan membaca kita harus mempunyai tujuan yang jelas agar kita lebih tahu dan memahami apa yang kita baca, karena tidak semua teks yang ada dalam bacaan kita baca semua apabila kita hanya ingin mengetahui informasi-infomasi tertentu saja. Dalam melakukan kegiatan membaca carilah tujuan yang paling mudah dan sederhana agar kita dapat memperoleh tujuan minimal kita. Maksud dan tujuan seseorang dalam membaca menentukan kemampuan terhadap materi bacaannya. 3. Manfaat Membaca Ada pepatah mengatakan Buku adalah jendela dunia, kuncinya adalah membaca. Dari kata bijak tersebut bisa kita ketahui bahwa membaca itu merupakan hal yang sangat penting untuk kita lakukan, apalagi bagi seorang pelajar. Setidaknya seorang pelajar pasti memiliki buku-buku ataupun sumber bacaan lainnya sebagai penunjang dalam bidang pendidikan. Kegiatan membaca bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja, karena sesungguhnya kita tidak pernah terlepas dari kegiatan membaca. Misalnya, seorang pengemudi kendaraan yang sedang melakukan perjalanan dari Pangandaran ke Bandung, untuk sampai
26 10 ditujuan si pengemudi tersebut setidaknya membaca arah mana yang mengantarkannya ke Bandung, jalan mana yang harus dilewati dan yang tidak harus dilewati. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi kegiatan membaca menjadi hal yang sangat penting. Rahim (2009, hlm. 1) mengemukakan bahwa membaca semakin penting dalam kehidupan masyarakat yang semakin kompleks. Setiap aspek kehidupan melibatkan membaca. Hal tersebut berarti bahwa apabila kita kurang membaca, kita akan ketinggalan informasi. Di era globalisasi ini, membaca tidak hanya berfokus pada buku bacaan saja. Banyak sumber-sumber informasi yang dapat diakses melalui internet. Membaca merupakan hal yang penting dalam kehidupan sehari-hari, karena tidak semua informasi bisa kita dapatkan melalui media televisi. Hal tersebut bukan berarti bahwa kita harus membaca semua informasi, tetapi jenis bacaan dan informasi yang kita inginkan perlu untuk di baca (Rahim, 2009, hlm. 2). 4. Prinsip-prinsip Pengajaran membaca Sebelum melakukan pembelajaran membaca kita harus tahu terlebih dahulu prinsip-prinsip pengajaran membaca. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan keberhasilan dalam pembelajaran membaca. Nuttal (dalam Abidin, 2012, hlm. 13) mengemukakan prinsip-prinsip umum pembelajaran membaca. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut; a) pembelajaran membaca harus dilakukan dengan tujuan membangun kemampuan membaca anak; b) kemampuan baca anak harus dibentuk secara perlahan; c) pengajaran membaca dilakukan melalui interaksi antara guru dan kelas; d) pengajaran membaca harus senantiasa ditunjukan guna membangun kemampuan anak berinteraksi dengan teks; e) pembelajaran harus senantiasa melatihkan siswa berbagai strategi membaca sebelum siswa melakukan kegiatan membaca yang sesungguhnya; f) pembelajaran membaca harus berorientasi ke depan; g) memahami bahwa kemampuan membaca intensif dan membaca ekstensif harus diajarkan secara mendalam.
27 Prinsip-prinsip pengajaran dalam membaca di atas perlu diketahui dan dipahami agar guru dalam melaksanakan pembelajaran membaca dapat memperoleh hasil yang baik. Pada dasarnya kemampuan membaca anak tidak dapat dibentuk sekaligus. Selain itu setiap anak memiliki kemampuan membaca yang berbeda-beda. Untuk itu, dengan memahami prinsip-prinsip pengajaran membaca guru dapat mengetahui apa yang harus dan yang tidak harus dilakukan dalam pengajaran membaca terhadap siswa, khususnya siswa SD. B. Jenis-jenis Membaca Dalam kajian membaca dikenal banyak jenis membaca. Ditinjau dari segi terdengar tidaknya suara si pembaca pada waktu membaca, membaca dapat dibagi atas membaca dalam hati, serta membaca bersuara atau membaca nyaring. Dilihat dari sudut cakupan bahan bacaan yang dibaca, membaca dapat digolongkan ke dalam membaca ekstensif dan membaca intensif. (Mulyati, (t.t.), [online] diakses dari 1. Membaca Nyaring dan Membaca dalam Hati Membaca nyaring merupakan proses mengkomunikasikan isi bacaan (dengan nyaring) kepada orang lain. Karena tujuan utamanya mengkomunikasikan isi bacaan, maka si pembaca bukan hanya dituntut harus mampu melafalkan dengan suara nyaring lambang-lambang bunyi bahasa saja, melainkan juga dituntut harus mampu melakukan proses pengolahan agar pesanpesan atau muatan makna yang terkandung dalam lambang-lambang bunyi bahasa tersebut dapat tersampaikan secara jelas dan tepat oleh orang-orang yang mendengarnya. Tarigan (2008, hlm.23) mengemukakan bahwa, membaca nyaring merupakan alat bagi guru, murid, pembaca, maupun pendengar untuk menangkap suatu informasi. Dalam membaca nyaring pembaca harus terlebih dahulu mengetahui makna, maksud, dan tujuan yang terkandung dalam bacaan. Dengan demikian, jelaslah bahwa proses membaca nyaring sesungguhnya bukanlah hal yang mudah. Dalam membaca nyaring perlu juga diperhatikan lafal serta intonasinya, agar orang yang menyimak pembaca dapat menerima informasi yang disampaikan dengan baik. Dengan demikian membaca nyaring memiliki
28 12 tujuan untuk menambah kefasihan dalam menggunakan kata, jelas pengucapannya dan tidak terbata-bata, serta penggunaan intonasi yang tepat. Berbeda dengan membaca nyaring, membaca dalam hati hanya menggunakan ingatan visual. Budiono (2011, [online] diakses dari mengemukakan bahwa membaca dalam hati adalah kegiatan membaca yang berusaha memahami keseluruhan isi bacaan secara mendalam sambil menghubungkan isi bacaan itu dengan pengalaman maupun pengetahuan yang dimiliki pembaca tanpa diikuti gerak lisan maupun suara, sehingga dalam hal ini yang aktif adalah mata dan ingatan. Pada kegitan membaca dalam hati terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan. Pada umumnya orang yang sudah meninggalkan bangku sekolah dasar mayoritas menggunakan teknik membaca dalam hati. Dalam kegiatan membaca dalam hati terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan agar kegiatan membaca lebih efisien. Berikut ini adalah kebiasaankebiasaan yang harus dihindari ketika melakukan kegiatan membaca dalam hati. a) Membaca dengan suara terdengar. b) Membaca dengan suara berbisik c) Membaca dengan bibir bergerak d) Membaca dengan menunjuk baris bacaan (kata demi kata) dengan jari, pensil, atau alat lainnya. (Tampubolon, 2008, hlm. 11) 2. Membaca Ekstensif Membaca ekstensif bisa dikatakan kegiatan yang dilakukan untuk membaca teks bacaan secara luas. Biasanya membaca ekstensif dilakukan untuk mengetahui pemahaman secara umum mengenai informasi yang diinginkan. Membaca ekstensif dilakukan dalam rangka menumbuhkan kesenangan dan kemauan membaca beragam wacana tulis dengan membaca ekstensif seseorang dapat meningkatkan minat dan kemampuan membacanya. Dalam kaitanya dengan membaca teks secara umum, membaca ekstensif meliputi pula membaca survey, membaca sekilas (skimming), dan membaca dangkal (Tarigan, 2008, hlm.32). a. Membaca Survey Membaca survey merupakan suatu teknik yang digunakan untuk menelaah bahan bacaan yang akan dibaca dengan melihat judul, judul bab yang terdapat
29 dalam buku, bagan dan gambar (jika ada). Syah (1997, hlm. 131) mengungkapkan bahwa tujuan dari survey adalah untuk mengetahui judul bagian, judul sub bagian, dan istilah kata kunci. Dalam melakukan survey kita juga harus memerhatikan kecepatan serta ketepatan dalam mensurvei bahan bacaan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Tarigan (2008, hlm. 33) bahwa, kecepatan serta ketepatan dalam mensurvey bahan bacaan ini sangat penting, hal ini turut menentukan berhasil atau tidaknya seseorang dalam studinya. b. Membaca Sekilas Membaca sekilas (skimming) adalah sejenis membaca cepat yang digunakan untuk menemukan ide-ide penting dalam sebuah teks. Rahim (2009, hlm. 61) mengemukakan bahwa membaca layap (skimming) ialah membaca dengan cepat untuk mengetahui isi umum atau bagian suatu bacaan. Pada waktu melakukan skimming secara cepat mata kita bergerak ke seluruh teks untuk memperoleh gambaran umum mengenai teks. Menurut Haras (dalam Somadayo, 2005 hlm. 43) mengatakan bahwa, skimming merupakan suatu teknik membaca dengan kecepatan tinggi untuk mencari hal-hal yang penting atau mencari pokok dari suatu bacaan. Dalam kegiatan skimming pembaca boleh melewati bagianbagian tertentu yang dianggap kurang penting dan berfokus terhadap informasi yang diinginkan untuk mengetahui gambaran umum bacaan. Ketika kita membaca sekilas kita akan menggerakkan mata kita dari atas ke bawah dengan cepat menyapu seluruh halaman yang dibaca sambil memberi fokus pada informasi yang dicari. Dengan skimming seseorang mencoba untuk mendapatkan inti atau gambaran umum apa yang dibaca bukan mendapatkan gambaran detail seluruh isi teks. c. Membaca Dangkal Membaca dangkal pada dasarnya merupakan kegiatan membaca untuk memperoleh pemahaman yang dangkal atau tidak terlalu mendalam dari bahan bacaan yang dibaca. Membaca jenis ini umumnya dilakukan oleh pembaca untuk mencari kesenangan atau hiburan (Tarigan, 2008, hlm. 36). Clark (2012, [online] diakses dari mengemukakan bahwa Superficial reading is just that you simply read. You don t ponder, and you don t
30 14 stop to look things up. If you don t get something, you don t worry about it. Pada jenis membaca ini tidak diperlukan pemahaman yang mendalam dan tidak dipermasalahkan apabila pembaca tidak mendapatkan sesuatu, karena membaca jenis ini biasanya digunakan untuk membaca teks bacaan yang tergolong ringan, seperti membaca komik, cerpen, dan majalah. 3. Membaca Intensif Membaca intensif atau intensive reading adalah melakukan kegiatan membaca yang dilakukan secara saksama. Intensif reading involves learners reading in detail with specific learning aims and tasks (Tanpa nama, 2008, [online] diakses dari ). Dalam hal ini kegiatan membaca intensif melibatkan peserta didik untuk membaca secara detail dan spesifik mengenai teks bacaan. Selain itu membaca intensif merupakan salah satu upaya untuk menumbuhkan dan mengasah kemampuan membaca siswa secara kritis. Dalam jenis membaca ini terdapat beberapa jenis membaca yang termasuk ke dalam membaca intensif, diantaranya adalah; a) membaca teliti; b) membaca pemahaman; c) membaca kritis; d) membaca ide. (Tarigan, 2008, hlm. 40) Jenis- jenis membaca intensif di atas akan dibahas satu persatu secara terperinci. a. Membaca Teliti Membaca teliti adalah kegiatan membaca yang membutuhkan tingkat pemahaman yang tinggi untuk menelaah teks yang sedang dibaca. Dalam membaca kritis pembaca harus bisa membaca secara seksama dan membaca ulang paragraf-paragraf untuk menemukan kalimat-kalimat dan perincian-perincian penting (Tarigan, 2008, hlm. 41). Membaca teliti bertujuan untuk memahami secara detail gagasan yang terdapat dalam teks bacaan tersebut untuk melihat organisasi penulisan atau pendekatan yang digunakan oleh si penulis. Berdasarkan hal tersebut, pembaca dituntut untuk dapat mengenal dan menghubungkan kaitan antara gagasan yang ada, baik yang terdapat pada kalimat maupun yang terdapat pada tiap paragraf.
31 b. Membaca Pemahaman Membaca pemahaman adalah proses pemerolehan informasi yang dilakukan oleh pembaca yang terkandung dalam bacaan. Tarigan (2008, hlm. 58) mengemukakan bahwa, membaca pemahaman (reading for understanding) merupakan jenis membaca yang bertujuan untuk memahami standar-standar atau norma-norma kesastraan, resensi kritis, drama tulis, dan pola-pola fiksi. Pada kegiatan membaca pemahaman setidaknya dibutuhkan dua keterampilan yaitu keterampilan visual dan kognitif. Dua keterampilan tersebut berfungsi untuk melayapi pokok-pokok kalimat dan memaknai informasi dan pesan yang terdapat dalam teks yang dibaca. Turner (dalam Somadayo, 2011, hlm. 10) juga berpendapat bahwa seseorang pembaca dikatakan memaknai bahan bacaan secara baik apabila pembaca dapat; 1) mengenal kata-kata atau kalimat yang ada dalam bacaan dan mengetahui maknanya, 2) menghubungkan makna dari pengalaman yang dimiliki dengan makna yang ada dalam bacaan, 3) memahami seluruh makna secara kontekstual, dan 4) membuat pertimbangan nilai isi bacaan berdasarkan pengalaman membaca. c. Membaca Kritis Membaca kritis adalah kegiatan membaca guna memahami informasi yang terdapat dalam bacaan baik secara tersurat maupun tersirat, kemudian memberikan respons dan evaluasi atas ide atau maksud dan tujuan yang disusun penulis dalam bacaan. Robinson (dalam Ahuja dan Ahuja, 2004, hlm. 164) mengemukakan bahwa, membaca kritis membaca yang melibatkan penilaian kritis atas ketelitian, kevalidan, kebenaran, atau nilai dari apa yang dibaca, berdasarkan kriteria atau standar mapan yang dikembangkan melalui pengalaman sebelumnya. Dalam membaca kritis pada umumnya menuntut para pembaca untuk memahami maksud penulis, berpikir kritis, memberikan respon dan evaluasi terhadap bacaan.
32 16 d. Membaca Ide Membaca ide adalah sejenis kegiatan membaca yang bertujuan untuk mencari, memperoleh serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat dalam bacaan. Sebagai pembaca yang baik kita harus sadar bahwa sepanjang kehidupan banyak sekali terdapat ide-ide yang dituangkan dalam teks bacaan. Dalam membaca ide agar pembaca dapat mencari, menemukan, serta menemukan manfaat dari ide-ide yang terkandung dalam bacaan, pembaca harus menjadi pembaca yang baik. C. Pengertian, Prinsip-prinsip dan Prosedur Pembelajaran Membaca Pemahaman 1. Pengertian Membaca Pemahaman Membaca pemahaman bisa diartikan sebagai kegiatan membaca untuk mendapatkan informasi secara mendalam. Dalam kaitannya dengan membaca pemahaman Rubin (dalam Somadayo, 2011, hlm. 7) mengatakan bahwa membaca pemahaman adalah proses intelektual yang kompleks yang mencakup dua kemampuan utama yaitu penguasaan makna kata dan kemampuan berpikir tentang konsep verbal. Pendapat tersebut menekankan aktivitas membaca yakni, pembaca secara aktif merespon makna yang ingin disampaikan oleh penulis melalui teks bacaannya. Sejalan dengan pengertian di atas Abidin (2012, hlm. 59) mengatakan bahwa membaca pemahaman merupakan istilah yang digunakan untuk kegiatan membaca yang bertujuan untuk beroleh informasi yang terkandung dalam teks bacaan. Dalam membaca pemahaman melibatkan dua keterampilan dasar membaca yakni keterampilan visual dan kognitif. Keterampilan visual adalah keterampilan yang dimiliki pembaca untuk menguraikan (decoding) teks bacaan dan, keterampilan kognitif untuk memahami apa yang penulis sampaikan melalui teks. (Abidin, 2012) 2. Prinsip-prinsip Pembelajaran Membaca Pemahaman Agar tidak salah dalam melakukan kegiatan pembelajaran pemahaman, seorang guru harus memahami prinsip pembelajaran membaca. Hal tersebut perlu dilakukan agar hasil yang diperoleh selama proses pembelajaran sesuai dengan harapan. Dalam hal ini terdapat prinsip-prinsip dasar dalam mendesain
33 pembelajaran membaca pemahaman. Brown (dalam Abidin, 2012, hlm. 61) menjelaskan prinsip-prinsip yang perlu dipahami oleh guru adalah sebagai berikut. a. Tidak mengabaikan pentingnya merumuskan tujuan pembelajaran membaca secara spesifik. b. Menggunakan teknik/strategi pembelajaran membaca yang membangun motivasi c. Perhatikan keaslian dan keterbacaan wacana yang dipilih d. Menggunakan strategi yang tepat untuk setiap bacaan e. Menggunakan model membaca interaktif selama proses pembelajaran f. Gunakan prinsip strategi membaca membaca pemahaman berikut dalam proses pembelajaran. 1) Mengidentifikasi tujuan membaca (indentify the purpose in reading). 2) Gunakan pola dan aturan grafemis untuk membantu menguraikan bacaan secara bottom-up. 3) Menggunakan tehnik membaca efisien (use efficient silent reading technique) 4) Menggunakan strategi membaca layap untuk menemukan ide-ide pokok (skim the text for main ideas). 5) Memindai bacaan untuk menemukan informasi secara spesifik ( scan the text for specific information). 6) Gunakan peta konsep (use semantic mapping). (Brown, 2000, hlm 306) Berdasarkan penjelasan di atas perlu kita ketahui dan pahami prinsipprinsip serta strategi dalam melaksanakan pembelajaran membaca pemahaman, agar hasil yang diperoleh sesuai dengan apa yang kita harapkan. Hal tersebut dilakukan untuk mengatasi tingkat kemampuan membaca siswa yang berbedabeda. 3. Prosedur Pembelajaran Membaca Pemahaman Dalam kegiatan pembelajaran membaca pemahaman terdapat prosedur umum yang dilakukan selama kegiatan tersebut berlangsung. Prosedur umum tersebut terdiri dari tiga tahapan, yakni tahap prabaca, tahap membaca, dan tahap pasca baca. Berikut ini Hadley (dalam Abidin, 2010 hlm. 133) secara garis besar menjelaskan tahapan-tahapan membaca sebagai berikut.
34 18 a. Tahap prabaca, yaitu tahapan yang dilakukan siswa sebelum membaca. b. Tahap membaca, yaitu tahapan yang dilakukan siswa saat membaca. c. Tahap pascabaca, yaitu tahapan yang dilakukan setelah melakukan kegiatan membaca Pada tahap prabaca, kegiatan yang dilakukan siswa antara lain, melakukan curah pendapat, mempelajari berbagai visualisasi dalam teks, dan membuat prediksi atas isi bacaan. Pada tahap membaca siswa menggunakan teknik membaca memindai (scanning) dan membaca layap (skimming). Tahapan ini dilakukan siswa dengan tujuan untuk menemukan informasi yang diinginkan secara spesifik dan mencari ide-ide pokok bacaan. Pada tahap terakhir yaitu tahap pascabaca, siswa membuktikan pemahaman yang ia peroleh dari hasil membaca yang telah dilakukan. Pada tahapan ini siswa melakukan kegiatan integrasi membaca dengan keterampilan berbahasa yang lain, seperti menulis rangkuman dan menceritakan kembali baik secara lisan maupun tulisan. (Abidin, 2012, hlm. 65) D. Metode Membaca SQ3R 1. Pengertian Metode Membaca SQ3R SQ3R singkatan dari Survey, Question, Read, Recite and Review merupakan metode yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca pemahaman dan mempertahankannya dalam waku yang lama. SQ3R dicetuskan oleh Francis P. Robinson pada tahun Riadi (2013, [online] diakses dari mengatakan SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) merupakan penimbul pertanyaan dan tanya jawab yang dapat mendorong pembaca teks melakukan pengolahan materi secara mendalam dan luas. Metode pembelajaran ini terdiri atas lima langkah yakni, survey, question, read, recite, dan, review yang sangat cocok untuk digunakan sebagai metode membaca bahan bacaan ilmu-ilmu sosial. 2. Tujuan Metode SQ3R Metode yang terdiri dari lima tahap ini mendorong pembaca untuk mengolah materi secara mendalam dan luas serta mempertahan pemahaman yang
35 diperoleh dalam jangka waktu yang lebih lama. Abidin (2012, hlm. 107) mengatakan bahwa SQ3R adalah metode pembelajaran membaca yang terdiri atas lima langkah yakni survey, question, read, recite, dan review yang sangat tepat digunakan sebagai metode membaca bahan bacaan ilmu-ilmu sosial. Tujuan utama penerapan metode ini adalah untuk meningkatkan pemahaman atas isi bacaan, dan mempertahankan pemahaman tersebut dalam waktu yang lebih panjang. 3. Tahapan Metode SQ3R Berdasarkan penjelasan yang telah peneliti jelaskan tadi, metode SQ3R yang memiliki lima tahapan tersebut dapat dikelompokan ke dalam tahapantahapan dalam kegiatan membaca. Tahapan tersebut antara lain, tahap prabaca; (1) siswa melakukan survey untuk meneliti judul, paragraf terakhir, (2) menggunakan informasi yang diperoleh untuk menyusun pertanyaan; tahap membaca (3) melakukan aktivitas membaca lompat, membaca layap, dan membaca fleksibel, (4) menyusun ringkasan isi bacaan berdasarkan jawaban yang dibuatnya dengan bahasa sendiri; tahap pascabaca; (5) melihat kembali bahan bacaan dan membandingkan tulisannya dengan bahan bacaan sebenarnya. (Abidin, 2011, hlm. 108) 4. Penerapan Metode SQ3R dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman Pada pembahasan di atas sudah dijelaskan langkah-langkah menggunakan metode SQ3R. Adapun langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut: a. Guru membagikan teks bacaan yang akan dibaca siswa b. Siswa diberikan waktu 10 menit untuk melakukan survey terhadap teks yang akan dibacanya dengan arahan dari guru c. Siswa membuat pertanyaan (question) berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan d. Setelah siswa menyusun pertanyaan, siswa mulai melakukan kegiatan membaca (read) untuk menemukan informasi e. Setelah kegitan membaca selesai guru melakukan tanya jawab dengan siswa f. Guru membagikan lemabar essay pada para siswa g. Siswa membuat ringkasan (recite) pada lembaran yang telah disediakan oleh guru
36 20 h. Guru memberikan penilaian pada ringkasan yang dibuat siswa i. Siswa melakukan review hasil ringkasan dengan teks sebenarnya kemudian memperbaikinya. E. Metode Membaca Kritis 1. Pengertian Metode Membaca Kritis Membaca kritis adalah kegiatan membaca yang dilakukan guna memberikan respons atas ide-ide yang dituangkan pengarang dalam teks yang ditulisnya (Abidin, 2012, hlm. 101). Berbeda dengan Abidin, Ahuja dan Ahuja (2004, hlm. 163) mengemukakan bahwa membaca kritis adalah selangkah lebih jauh dan berhubungan dengan memaknai apa yang diluarnya, yang tersurat dan tersirat. Berdasarkan pengertian tersebut, metode membaca kritis adalah serangkaian upaya yang dilakukan pembaca guna mampu memahami makna tersurat dan tersirat yang terkandung dalam sebuah bacaan untuk selanjutnya mampu memberikan respon evaluasi atas makna dan ide yang disusun penulis dalam teksnya tersebut. 2. Tujuan Metode Membaca Kritis Membaca kritis adalah metode pembelajaran membaca yang terdiri atas tiga tahapan, yakni membaca baris, membaca antar baris, dan membaca di belakang baris. Membaca baris artinya pembaca harus memahami segala sesuatu yang dikatakan penulis. Artinya pembaca harus mampu memahami isi bacaan secara menyeluruh. Membaca antar baris artinya pembaca harus mampu memahami maksud penulis yang yang tercermin dalam wacana yang ditulisnya. Membaca di balik baris artinya pembaca harus mampu menggambarkan generalisasi isi bacaan dan mampu membuat evaluasi atas isi bacaan tersebut berdasarkan skemata yang dimilikinya. Tujuan metode ini adalah untuk membekali siswa kemampuan (1) memahami makna yang terkandung dalam bacaan, (2) merespons secara aktif sis bacaan, dan (3) mengevaluasi isi bacaan. (Abidin, 2010, hlm. 160)
37 3. Tahapan Metode Membaca Kritis Secara umum dengan menggunakan metode membaca kritis dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut. Tahap prabaca; (1) mempersiapkan bahan bacaan, (2) guru mendemonstrasikan kemampuannya membaca kritis, (3) siswa menyusun hipotesis; tahap prabaca (4) siswa membaca baris, (5) siswa membaca antar baris, (6) siswa membaca di balik baris; tahap pascabaca (7) siswa membuktikan hipotesis, (8) siswa menulis kreatif (Abidin, 2012, hlm. 103) 4. Penerapan Metode Membaca Kritis dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman Adapun langkah-langkah pembelajaran membaca kritis dalam pembelajaran di kelas V SD adalah sebagai berikut: a. Guru memperkenalkan teks bacaan kepada siswa. b. Guru mendemonstrasikan kemampuan membaca kritisnya dan memberikan generalisasi terhadap teks bacaan. c. Siswa menyusun hipotesis mengenai teks yang akan dibacanya. d. Siswa melakukan kegiatan membaca, yaitu membaca baris untuk mengumpulkan sejumlah fakta yang disajikan penulis, membaca antar baris untuk mengetahui maksud dan tujuan teks yang dibuat penulis, dan membaca dibalik baris untuk melakukan evaluasi terhadap teks bacaan, serta mencari beberapa kelemahan opini penulis. e. Siswa membuktikan hipotesis yang telah dibuat. f. Guru membagikan lembar essay kepada para siswa g. Siswa membuat ringkasan teks bacaan yang telah dibaca
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan salah satu pemersatu bangsa. Melalui bahasa manusia dapat berinteraksi dengan manusia lainnya karena manusia merupakan makhluk sosial yang
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis
II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis melalui media
Lebih terperinciMATA KULIAH BAHASA INDONESIA
Modul ke: 05 Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id MATA KULIAH BAHASA INDONESIA MEMBACA UNTUK MENULIS SUPRIYADI, S.Pd., M.Pd. HP. 0815 1300 7353/ 0812 9479 4583 E-Mail:
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dengan menggerakkan sejumlah besar tindakan yang terpisah pisah.aktivitas yang
8 BAB II LANDASAN TEORI A. Membaca 1. Pengertian Membaca Menurut Soedarso (1989: 4) Membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan menggerakkan sejumlah besar tindakan yang terpisah pisah.aktivitas yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. pemberian makna terhadap tulisan, sesuai dengan maksud penulis. Membaca
BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Membaca Menurut Dechant (melalui Zuchdi, 2008:21), membaca adalah proses pemberian makna terhadap tulisan, sesuai dengan maksud penulis. Membaca pada hakikatnya
Lebih terperinciKEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SQ3R MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SQ3R MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Oleh: Bambang Riadi Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teoretis. Membaca merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai oleh
BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoretis 1. Hakikat Membaca Membaca merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai oleh setiap individu. Tarigan (2008: 7), membaca adalah proses yang dilakukan
Lebih terperinciTESIS. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE BIDAK (BANTUAN INDIVIDUAL DALAM KELOMPOK) TESIS Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pelaksanaan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di SMA kini
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pelaksanaan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di SMA kini dititikberatkan pada keterampilan siswa. Berdasarkan kurikulum 2006 siswa dituntut
Lebih terperinciModul ke: BAHASA INDONESIA MEMBACA UNTUK MENULIS. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Drs. SUMARDI, M. Pd. Program Studi MANAJEMEN
Modul ke: BAHASA INDONESIA Fakultas EKONOMI DAN BISNIS MEMBACA UNTUK MENULIS Drs. SUMARDI, M. Pd. Program Studi MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id Definisi Membaca 1.Menurut Kamus Bahasa Indonesia, definisi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal,
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Membaca Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kamaludin Gumilar, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sarana komunikasi bagi manusia, melalui bahasa orang dapat menyampaikan dan menerima informasi. Berbahasa merupakan suatu proses interaktif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Membaca merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang diajarkan sejak peserta didik mengikuti pendidikan formal di bangku sekolah. Membaca
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ida Rahmawati, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua jenis kegiatan yang kita lakukan sehari-hari, baik dalam keluarga maupun di dalam masyarakat, tidak terlepas dari bahasa. Manusia menyadari pentingnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah dasar (SD) ditujukan untuk memberikan pengetahuan dan latihan pada siswa agar mereka mampu
Lebih terperinciMEMBACA UNTUK MENULIS
Modul ke: Fakultas. MEMBACA UNTUK MENULIS Pengertian Membaca, Jenis-jenis Membaca, Tahapantahapan Dalam Membaca, Berbagai Teknik Membaca Cepat, Kecepatan Efektif Membaca (KEM), Hambatanhambatan dalam Membaca
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Risca Olistiani, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki empat keterampilan berbahasa. Dua keterampilan berbahasa reseptif yaitu membaca dan menyimak, dan dua keterampilan
Lebih terperinciMEMBACA INTENSIF. Menentukan
MEMBACA INTENSIF Menentukan STANDAR KOMPETENSI 11. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca ekstensif, membaca intensif, dan membaca nyaring KOMPETENSI DASAR 11.2 Menemukan informasi untuk bahan diskusi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Metode PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) pada Siswa Kelas
7 BAB II LANDASAN TEORI H. Penelitian Relevan Penelitian tindakan kelas tentang kemampuan membaca dengan menggunakan metode PQ4R sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh Lina Indriyani tahun 2012 dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Peranan bahasa dalam kehidupan sehari-hari yaitu sebagai alat komunikasi, bahasa tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang kita pakai sehari-hari dan juga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang kita pakai sehari-hari dan juga bahasa resmi negara kita. Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran yang terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Bahasa Indonesia secara umum mempunyai fungsi sebagai alat komunikasi sosial. Pada dasarnya bahasa erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Manusia sebagai anggota
Lebih terperinciPENGARUH STRATEGI SQ3R TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 MALANG
PENGARUH STRATEGI SQ3R TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 MALANG 1) Faricha Alfin Afdila adalah mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM), Malang. Artikel ini diangkat dari Skripsi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Pendidikan Bahasa Indonesia di SD Pendidikan bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran di semua jenjang pendidikan, termasuk di sekolah dasar (SD). Bahasa Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eka Fanovita Mulyani, 2015
BAB I PENDAHULUAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menganalisis, dan mendeskripsikan langkah-langkah metode SQ3R dan implikasi metode SQ3R untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengidentifikasi
Lebih terperinciPENGARUH TEKNIK SQ3R TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA
PENGARUH TEKNIK SQ3R TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA Elah Nurlaelah Sari, Reni Bakhraeni, Ade Rokhayati Program S-1 PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya 2014 Abstrak Penelitian
Lebih terperinci2015 PENERAPAN METODE PQ4R (PREVIEW QUESTION READ REFLECT RECITE REVIEW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA MEMINDAI SISWA SEKOLAH DASAR
BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan berisi pengantar atau bab untuk mengawali pembahasan penelitian yang akan dilaksanakan. Adapun hal-hal yang akan dibahas pada bab pendahuluan ini, yaitu: A. Latar Belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi, aktivitas membaca tidak hanya kegiatan yang dilakukan para siswa di kelas tetapi juga dilakukan oleh hampir setiap orang. Membaca telah menjadi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ada empat segi keterampilan berbahasa yakni keterampilan menyimak/
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ada empat segi keterampilan berbahasa yakni keterampilan menyimak/ mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Setiap keterampilan tersebut memunyai hubungan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Pada dasarnya membaca merupakan suatu proses. Berikut akan dijelaskan
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Membaca Pada dasarnya membaca merupakan suatu proses. Berikut akan dijelaskan mengenai pengertian membaca. 2.1.1 Pengertian Membaca Membaca adalah proses memahami pesan tertulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sektor yang sangat menentukan kualitas suatu bangsa. Kegagalan pendidikan berimplikasi pada gagalnya suatu bangsa dan keberhasilan pendidikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Hakikat Bahasa Indonesia di SD Hakikat pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar merupakan salah satu bentuk penerapan kurikulum yang berlaku di SD. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu kebutuhan manusia sehingga memegang peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan pada keterampilan
Lebih terperinciMEMBACA DAN PEMBELAJARANNYA 5. MODEL PEMBELAJARAN INTEGRATIF DNGAN
MEMBACA DAN PEMBELAJARANNYA 1. HAKIKAT MEMBACA 2. JENIS MEMBACA 3. KEM 4. STRATEGI MEMBACA CEPAT 5. MODEL PEMBELAJARAN INTEGRATIF DNGAN FOKUS MEMBACA 1. HAKIKAT MEMBACA SBB: A. Proses pengubahan lambang
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini melibatkan siswa sebagai subjek penelitian dalam setting
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini melibatkan siswa sebagai subjek penelitian dalam setting persekolahan. Setiap siswa sudah dikelompokan ke dalam kelas-kelas, sehingga keacakan
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI UNTUK PENINGKATAN KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK TESIS
EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI UNTUK PENINGKATAN KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK TESIS diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena bahasa merupakan alat komunikasi antar manusia. Secara luas dapat diartikan bahwa komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peran media saat ini sangat penting. Media menyajikan beragam informasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peran media saat ini sangat penting. Media menyajikan beragam informasi yang dibutuhkan masyarakat. Melalui media cetak kita dapat menyerap berbagai informasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Riama N Sihombing, 2013
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Proses belajar yaitu proses interaksi antara guru dan siswa dimana saat siswa tidak tahu menjadi tahu atau proses belajar dimana adanya perubahan
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENEMUKAN KALIMAT UTAMA PADA TIAP PARAGRAF
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENEMUKAN KALIMAT UTAMA PADA TIAP PARAGRAF Asep Saiful Alfazr 1, Diah Gusrayani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seorang guru yang berhasil akan selalu memerhatikan tujuan pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Kokom (2014, hlm. 3) pembelajaran didefinisikan
Lebih terperinciMENGANALISIS ASPEK-ASPEK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN MEMBACA. Sumarni. Jurusan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
MENGANALISIS ASPEK-ASPEK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN MEMBACA Sumarni Jurusan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas muhammadiyah Makassar Sumarnisape9@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia memiliki satuan pendidikan berupa kurikulum. Armstrong, dkk (2009, hlm. 172) menyatakan bahwa kurikulum adalah perencanaan yang lengkap
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang keberhasilan dalam. memelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang keberhasilan dalam memelajari
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Pembelajaran Menelaah Struktur dan Kebahasaan Teks Deskripsi sebagai Salah Satu Kegiatan Membaca Pemahaman 1. Pengertian Membaca Pemahaman Membaca merupakan
Lebih terperinciSekar Nurgupita 1, Riana Irawati, 2 Prana Dwija Iswara, 3. Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang 1. 2
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN METODE PQRST (PREVIEW, QUESTION, READ, SUMARY, TEST) DENGAN TEKNIK PERMAINAN AMPLOP WARNA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI CERITA ANAK Sekar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran pada dasarnya dibutuhkan oleh setiap manusia untuk keberlangsungan hidupnya. Seiring berkembangnya zaman pembelajaran di dunia pendidikanpun semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan implementasi pemerintah dalam mencapai tujuan untuk mencerdaskan bangsa. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan Metode Shatred Reading Dalam Pembelajaran Membaca Teks Cerita Anak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya masyarakat yang gemar belajar. Proses belajar yang efektif antara lain dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia hendaknya mengarah pada tujuan pengetahuan bahasa sampai penggunaannya, oleh karena itu harus benar-benar dipahami siswa. Penggunaan
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MEMBACA KRITIS TEKS EDITORIAL DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIN SQ3R PADA SISWA KELAS XI IPA 4 SMAN 14 GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012 MAKALAH
PEMBELAJARAN MEMBACA KRITIS TEKS EDITORIAL DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIN SQ3R PADA SISWA KELAS XI IPA 4 SMAN 14 GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012 MAKALAH Oleh SRI CAHYANA 10.21.0427 PROGRAM STUDI BAHASA DAN
Lebih terperinciPENERAPAN METODE SQ3R DAN PERMAINAN STABILO KALIMAT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DALAM MENYIMPULKAN ISI CERITA ANAK
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN METODE SQ3R DAN PERMAINAN STABILO KALIMAT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DALAM MENYIMPULKAN ISI CERITA ANAK Halimah 1, Dadan Djuanda 2, Ani Nur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Bahasa merupakan sesuatu yang penting untuk dikuasai karena bahasa adalah sarana interaksi dan alat komunikasi antar manusia. Negara Indonesia merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa tidak akan lepas dari dunia pembelajaran. Kita semua sebagai elemen di dalamnya memerlukan bahasa yang baik dan benar dalam proses pembelajaran. Pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik, pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam latar belakang ini, ada beberapa hal yang akan disampaikan penulis. hal tersebut terkait masalah yang diangkat. masalah atau isu yang diangkat tentunya
Lebih terperinciKEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN KEMAMPUAN BERCERITA SISWA KELAS VI SD 03 KALIYOSO KECAMATAN UNDAAN KABUPATEN KUDUS TAHUN AJARAN 2007/2008 SKRIPSI
KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN KEMAMPUAN BERCERITA SISWA KELAS VI SD 03 KALIYOSO KECAMATAN UNDAAN KABUPATEN KUDUS TAHUN AJARAN 2007/2008 SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan dan berlangsung secara terus menerus dari generasi ke generasi. Pendidikan merupakan sesuatu yang universal, bersifat umum karena
Lebih terperinci2015 FAKTOR-FAKTOR PREDIKTOR YANG MEMPENGARUHI KESULITAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN MEMBACA PEMAHAMAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan membaca merupakan modal utama peserta didik. Dengan berbekal kemampuan membaca, siswa dapat mempelajari ilmu, mengkomunikasikan gagasan, dan mengekspresikan
Lebih terperinci2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DENGAN MEDIA KARTU PELENGKAP DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA TEKS CERITA ANAK
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang penting untuk dikuasai. Keterampilan membaca merupakan proses reseptif yang diperlukan sebelum
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN METODE SQ3R PADA SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 2 GATAK, SUKOHARJO
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN METODE SQ3R PADA SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 2 GATAK, SUKOHARJO Isminatun 7 SMP Negeri 2 Gatak Kabupaten Sukoharjo A. PENDAHULUAN Salah satu tujuan membaca
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa asing seperti bahasa Jepang, kita mengenal
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam pembelajaran bahasa asing seperti bahasa Jepang, kita mengenal empat keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dari keempat
Lebih terperinciPrakata. iii. Bandung, September Penulis
Prakata Bahasa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Bahasa digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lain. Bahasa mempunyai fungsi intelektual, sosial, dan emosional. Selain itu,
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH BANGKITAN PERGERAKAN PERMUKIMAN TERHADAP KINERJA RUAS JALAN CIWASTRA KOTA BANDUNG. Oleh HANA KARIMAH
ANALISIS PENGARUH BANGKITAN PERGERAKAN PERMUKIMAN TERHADAP KINERJA RUAS JALAN CIWASTRA KOTA BANDUNG TUGAS AKHIR diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik
Lebih terperinci2015 PENERAPAN METODE GENERATING INTERACTION BETWEEN SCHEMATA AND TEXT (GIST) DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Membaca merupakan salah satu dari empat keterampilan bahasa selain menyimak, menulis, dan berbicara yang bersifat reseptif. Membaca merupakan proses yang
Lebih terperinciPENGARUH TAHAPAN PREDIKSI DAN DISKUSI PADA PEMBELAJARAN BERBASIS LEARNING CYCLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN PENGUASAAN KONSEP
PENGARUH TAHAPAN PREDIKSI DAN DISKUSI PADA PEMBELAJARAN BERBASIS LEARNING CYCLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM SARAF PADA SISWA SMA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciPENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KREATIVITAS SISWA PADA SUB MATERI PENYEPUHAN LOGAM MELALUI ELEKTROLISIS
PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KREATIVITAS SISWA PADA SUB MATERI PENYEPUHAN LOGAM MELALUI ELEKTROLISIS TESIS Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memenuhi
Lebih terperinciPERNYATAAN. Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul Pengaruh Pendekatan
PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul Pengaruh Pendekatan Creative Problem Solving, Problem Solving dan Direct Instruction terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMP
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Bandung, April Penulis
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan karunia-nya penulis telah dapat menyelesaikan skripsi kependidikan ini dengan baik. Tidak lupa, shalawat serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. upaya lapisan masyarakat terhadap setiap gerak langkah dan perkembangan dunia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesadaran tentang pentingnya pendidikan yang dapat memberikan harapan dan kemungkinan yang lebih baik di masa mendatang, telah mendorong berbagai upaya lapisan
Lebih terperinciSamsu Somadayo Universitas Khairun Ternate Jln. Batu Angus Ternate
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PQRST TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DITINJAU DARI MINAT BACA Samsu Somadayo Universitas Khairun Ternate Jln. Batu Angus Ternate e-mail: villasyam@yahoo.co.id ABSTRAK
Lebih terperinciRencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Pertemuan Ke- : 1, 2, 3, 4 Alokasi Waktu : 4 40 menit Standar Kompetensi : Memahami pembacaan puisi Kompetensi Dasar : Menanggapi cara pembacaan puisi 1. mengungkapkan isi puisi 2. menangkap isi puisi
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PERMAINAN TABUNG AJAIB UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PERMAINAN TABUNG AJAIB UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR ABSTRAK Ria Widi Arsih (2015). Proses pendidikan berlangsung
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya, sehingga penulis dapat
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Alloh SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, tidak lupa shalawat
Lebih terperinciTESIS. Oleh R. AHMAD ZAKY EL ISLAMI SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2013
PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA PADA KONSEP LARUTAN ASAM BASA TESIS Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya kemampuan menulis
KATA PENGANTAR Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya kemampuan menulis karangan deskripsi dan berpikir kritis di kalangan siswa kelas IV SD N Sukajadi 8 dan 9, Kota Bandung. Siswa merasa sulit
Lebih terperinciNurdia Artu. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK
Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Penerapan Strategi Survey Questions Reading Recite Review (SQ3R) Nurdia Artu Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. atau berita, fakta, dan pendapat dari seorang penutur kepada pendengar.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa sebagai alat komunikasi dapat digunakan untuk menyampaikan informasi atau berita, fakta, dan pendapat dari seorang penutur kepada pendengar. Komunikasi merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah memotivasi dan memberikan fasilitas kepada peserta didik agar dapat belajar sendiri. Akan tetapi, proses pembelajaran tersebut nyatanya sulit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sejak dahulu pepatah Membaca adalah Jendela Dunia sudah sangat sering
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak dahulu pepatah Membaca adalah Jendela Dunia sudah sangat sering didengungkan. Media massa selalu memuat tentang minat membaca, terutama minat membaca
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Ketika akan melakukan penelitian terdapat beberapa objek yang akan diteliti. Objek yang akan diteliti berupa variabel. Ketika melakukan penelitian akan
Lebih terperinciKEEFEKTIFAN MEDIA TELEPROMPTER DALAM PEMBELAJARAN MEMBACAKAN TEKS BERITA TERHADAP SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 BANDUNG
KEEFEKTIFAN MEDIA TELEPROMPTER DALAM PEMBELAJARAN MEMBACAKAN TEKS BERITA TERHADAP SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 BANDUNG Diki Sumarna Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS, Universitas Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik, dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan pendapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menentukan kelulusan siswa. tentunya sangat penting untuk dikuasai. Saat ini,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Mata pelajaran bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang menentukan kelulusan siswa. tentunya sangat penting untuk dikuasai. Saat ini, dimana paradigma
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan pendapat
Lebih terperinciTranskrip Video Modul 2.2. Kursus Membaca Cepat Online
Transkrip Video Modul 2.2. Kursus Membaca Cepat Online http://www.membacacepat.com Modul 2 Bagian 2 Membaca Aktif dan Kritis Terima kasih Anda telah bergabung kembali bersama saya, Muhammad Noer dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan dilakukannya proses pembelajaran manusia akan mampu berkembang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran bagi manusia sangat penting karena dengan dilakukannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Dengan pendidikan seseorang dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat menjamin kelangsungan kehidupan
Lebih terperinciTabel. 1. Empat Jenis Keterampilan Berbahasa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar berbahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi. Seseorang yang memiliki keterampilan berbahasa secara optimal dalam proses berkomunikasinya
Lebih terperinciAningsih, M.Pd* Icy Putri Jayanty*
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA MELALUI STRATEGI DIRECTED READING THINGKING ACTIVITY (DRTA) DI KELAS III SDBANI SALEH 2 BEKASI PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA Aningsih, M.Pd* Icy
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Membaca 2.1.1 Pengertian Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Hakikat pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di Madrasah Ibtidaiyah
11 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Hakikat pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu bentuk penerapan kurikulum yang berlaku di
Lebih terperinciMEMAHAMI HAKEKAT DAN ASPEK-ASPEK DALAM READING (MEMBACA)
MEMAHAMI HAKEKAT DAN ASPEK-ASPEK DALAM READING (MEMBACA) Riska Aulia Sartika. Pendidikan Bahasa dan Sastra Inggris. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Makassar. riskaauliasartika66@gmail.com.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mohammad Ali (1992:140) menjelaskan bahwa :
41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Mohammad Ali (1992:140) menjelaskan bahwa : Kuasi eksperimen hampir mirip dengan
Lebih terperinciHUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG
HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG Oleh: Mira Elfiza, Andria Catri Tamsin, Zulfikarni Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciEFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK KERJA BENGKEL DI SMKN 4 BANDUNG SKRIPSI
EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK KERJA BENGKEL DI SMKN 4 BANDUNG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar
Lebih terperinciKETERBACAAN Kunci Sukses Membaca Kritis
KETERBACAAN Kunci Sukses Membaca Kritis Setyawan Pujiono, M.Pd. Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Nonilmiah (cerpen, novel, komik, drama, dsb) Semi-ilmiah (artikel populer, berita,
Lebih terperinciPERBANDINGAN EFEKTIVITAS METODE TURNAMEN MEMBACA DAN METODE SHARED READING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN FIKSI ANAK
Antologi UPI, Volume... Nomor Edisi... Juni 2015 1 PERBANDINGAN EFEKTIVITAS METODE TURNAMEN MEMBACA DAN METODE SHARED READING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN FIKSI ANAK Dewi Purnama Sari,
Lebih terperinci2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan dasar bagi pengetahuan manusia. Bahasa juga dikatakan sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap manusia dengan yang lain. Sebagai alat
Lebih terperinci