LAPORAN KKP TAHUN 2011 DESA SIRNAJAYA KECAMATAN CISURUPAN KABUPATEN GARUT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN KKP TAHUN 2011 DESA SIRNAJAYA KECAMATAN CISURUPAN KABUPATEN GARUT"

Transkripsi

1 LAPORAN KKP TAHUN 2011 DESA SIRNAJAYA KECAMATAN CISURUPAN KABUPATEN GARUT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DENGAN MEMANFAATKAN SUMBER DAYA DAN TEKNOLOGI LOKAL Oleh : Barry Wicaksono Andika Adityawarman Adisti Rizkyarti Mario Delau Debby Nurfariza Putri Rosanna Kushargita Nursyarifah A A A A I I I FAKULTAS PERTANIAN DAN EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

2 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DENGAN MEMANFAATKAN SUMBER DAYA DAN TEKNOLOGI LOKAL Oleh : Barry Wicaksono Andika Adityawarman Adisti Rizkyarti Mario Delau Debby Nurfariza Putri Rosanna Kushargita Nursyarifah A A A A I I I Dosen Pembimbing Lapang Faperta Dosen Pembimbing Lapang Fema Dr. Ir. Gede Suastika, M.Sc Dr. Ir. Dwi Hastuti, M.Sc NIP NIP Disetujui, Dekan Fakultas Pertanian Dekan Fakultas Ekologi Manusia Dr. Ir. Ernan Rustandi, M. Agr Dr. Ir. Arif Satria, M. Si NIP NIP FAKULTAS PERTANIAN DAN EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 ii

3 RINGKASAN Kuliah Kerja Profesi (KKP) yang kami lakukan berjudul Pemberdayaan Masyarakat Desa dengan Memanfaatkan Sumber Daya dan Teknologi Lokal. Adapun lokasi dari kegiatan KKP ini bertempat di Desa Sirna Jaya Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat. Kegiatan ini berlangsung selama enam minggu, dimulai tanggal 4 Juli 2011 dan berakhir pada tanggal 12 Agustus Desa Sirnajaya yang memilliki luas 480 Ha merupakan salah satu sentra produksi pertanian dengan 90% penduduknya bermata pencaharian sebagai petani padi. Pertanian di Desa Sirnajaya mengalami beberapa masalah, diantaranya adalah serangan hama, penggunaan pestisida dan pupuk anorganik yang masih tinggi, serta sampah organik dan kotoran sapi yang belum dimanfaatkan secara optimal. Demikian halnya dengan kelembagaan desa, diperlukan penguatan kelembagaan desa serta penataan dan pembenahan ulang struktur demi tercapainya stabilitas dan kualitas desa. Sejalan dengan permasalahan yang ada program yang kami lakukan menyentuh aspek tersebut diatas dengan fokus pada empat bidang yaitu pertanian, kesehatan, pendidikan dan kelembagaan. Adapun program yang kami lakukan antara lain: praktek pembuatan kompos, lubang resapan biopori, vertikultur dan pekarangan sehat, penyuluhan teknologi hidroponik sistem terapung, gizi sehat, PHBS, diversifikasi pangan, serta penguatan kelembagaan desa (Karang Taruna). Tujuan dari kegiatan ini adalah membantu petani menghadapi masalah pertanian di Desa Sirnajaya, memperkenalkan kegiatan pertanian, kesehatan, pendidikan, dan kelembagaan secara lebih terpadu dan berkelanjutan. Kegiatan yang telah dilakukan berjalan dengan lancar dan mendapat respon yang positif baik dari aparat pemerintah desa, para petani, siswa maupun guru masing-masing sekolah dasar, ibu-ibu PKK dan para pengurus Karang Taruna. Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan informasi mengenai kompos, biopori, vertikultur, pekarangan sehat, PHBS, melek gizi, menanamkan kebersihan sejak dini, serta memperkuat pengetahuan dan keterampilan para pengurus Karang Taruna yang dapat dikatakan sebagai penguatan kelembagaan.

4 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan nikmat yang diberikan kami dapat mengikuti dan menyelesaikan rangkaian kegiatan Kuliah Kerja Profesi Fakultas Pertanian dan Ekologi Manusia IPB 2011 yang berlokasi di Desa Sirna Jaya, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat. Dalam pelaksanaannya, tak sedikit kendala atau hambatan yang dihadapi. Namun tak sedikit pula pengalaman-pengalaman menarik yang kami dapatkan. Terlaksananya program KKP FAPERTA-FEMA IPB ini juga tidak terlepas dari kerja keras, dukungan dan bimbingan dari Panitia KKP FAPERTA-FEMA IPB, Dosen Pembimbing, dan semangat dari tim KKP FAPERTA-FEMA IPB Desa Sirna Jaya itu sendiri. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada: 1. Panitia KKP FEMA IPB atas terlaksananya program KKP 2. Dosen Pembimbing KKP FAPERTA-FEMA IPB Kabupaten Garut yang telah memberikan bimbingan selama berlangsungnya KKP 3. Kepala Desa Sirna Jaya atas segala bantuan yang diberikan baik materi, tenaga maupun pikiran serta komitmen yang dibangun bersama. 4. Seluruh masyarakat Desa Sirna Jaya yang sangat menerima kami dengan segala kekurangan dan menjadikan kami bagian dari masyarakat. Harapan kami, semoga laporan KKP FAPERTA-FEMA IPB 2011 ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Amin Garut, Agustus 2011 Penulis

5 DAFTAR ISI Uraian Halaman RINGKASAN... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vi PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Tujuan... 1 Rujukan yang Tersedia di Daerah... 2 Potensi Unggulan Wilayah Desa... 2 Potensi wilayah berdasarkan pengamatan sendiri... 2 Permasalahan Umum dan Khusus... 3 PROGRAM DAN PELAKSANAAN... 5 Lokakarya... Error! Bookmark not defined. Pembuatan Bank Kompos dan Biopori... 6 Pengenalan system bertanam THST (Teknologi Hidroponik Sistem Terapung)... 8 Program Pemberdayaan Sumber Daya Pekarangan melalui P2KP... 9 Program Penyuluhan MP-ASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu) Program Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Vertikultur Penguatan Kelembagaan Karang Taruna PEMBAHASAN UMUM KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran LAMPIRAN a. Tabel Jurnal Kegiatan b. Peta Wilayah c. Foto kegiatan d. Anggaran Biaya Kegiatan e. Lampiran lain... 45

6 PENDAHULUAN Latar Belakang Desa Sirnajaya Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat, merupakan salah satu sentra produksi pertanian dengan luas pertanaman baik pangan maupun perkebunan seluas 480 Ha. Desa Sirnajaya adalah salah satu penghasil padi, hortikultura dan peternakan terbesar dengan ± 90% penduduknya bermata pencaharian sebagai petani padi. Pertanian di Desa Sirnajaya mengalami beberapa masalah, diantaranya adalah serangan hama, penggunaan pestisida dan pupuk anorganik yang masih tinggi dan air irigasi yang kurang baik serta sering mengalami kekeringan. Di bidang kesehatan dan kelembagaan juga belum menunjukkan pemanfaatan sumber daya lokal secara optimal. Kurangnya pengetahuan, informasi serta kesadaran petani dan warga merupakan salah satu kendala yang menyebabkan sulitnya mengatasi permasalahan yang ada di Desa Sirnajaya. Oleh karena itu, diperlukan suatu penyampaian informasi, salah satunya adalah program penyuluhan dan praktek lapang. Institut Pertanian Bogor diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam hal kegiatan pemberdayaan masyarakat ini. Salah satu bentuk kegiatan pemberdayaan masyarakat oleh mahasiswa IPB (dibawah bimbingan Dosen) adalah dalam bentuk kegiatan Kuliah Kerja Profesi (KKP) sebagai kegiatan intrakurikuler. Tujuan Tujuan dari kegiatan Kuliah Kerja Profesi (KKP) ini adalah: 1. Membantu petani menghadapi masalah pertanian di Desa Sirnajaya. 2. Memfasilitasi dalam pengembangan desa baik di pertanian, kesehatan maupun kelembagaan. 3. Memperkenalkan kegiatan pertanian baru. 4. Memanfaatkan pekarangan warga sebagai pekarangan sehat dan vertikultur. 5. Memberdayakan masyarakat desa agar lebih mandiri dan berkelanjutan. 6. Mempersiapkan mahasiswa menjadi sarjana penerus pembangunan yang mampu menghayati permasalahan yang kompleks di masyarakat dan belajar menanggulangi permasalahan tersebut secara pragmatis dan terpadu. 7. Mendekatkan perguruan tinggi dengan masyarakat, pemerintah daerah dan instansi lain yang terkait.

7 POTENSI WILAYAH DAN PERMASALAHAN Rujukan yang Tersedia di Daerah Nama Wilayah Desa : Sirnajaya Luas Wilayah Desa : 480 Ha Jumlah RW dan RT dalam Wilayah Desa : 5 RW 52 RT Mata Pencaharian Penduduk a. Petani : 209 b. Buruh Tani : c. Jasa : 7 d. Nelayan : - e. Pensiunan : - f. PNS/TNI/POLRI : 4 g. Pengusaha : 10 h. Wiraswasta : 13 i. Pedagang : 100 Kelembagaan yang terdapat di desa terdiri dari PKK, Linmas, Karang Taruna, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD). POTENSI UNGGULAN WILAYAH DESA 1. Sektor Pertanian dan Peternakan - Lokasi Potensi Unggulan : Desa Sirnajaya - Luas Potensi Unggulan : 265 Ha - Hasil Potensi Unggulan : Padi ( 5 Kwintal / Ha GKP ) - Pemilik : Swasta / Pemerintah 2. Sektor Perkebunan dan Kehutanan - Lokasi Potensi Unggulan : RW 03 dan 04 - Luas Potensi Unggulan : 119 Ha - Hasil Potensi Unggulan : Teh dan Kopi - Pemilik : Swasta / Pemerintah Potensi Wilayah Berdasarkan Pengamatan Sendiri Potensi wilayah Garut khususnya Kecamatan Cisurupan, Desa Sirnajaya adalah komoditi hortukultura dan pangan berupa padi. Untuk peternakan, beberapa petani memiliki ternak sapi perah dan domba. Berdasarkan pengamatan yang telah dilihat beberapa komoditi hortikultura yang diusahakan sebagai tanaman produksi keluarga hingga untuk dijual kembali. Adapun komoditi tersebut, antara lain:

8 1. Cabai, di daerah ini sangat dikenal dengan nama cabai Inul warna putih dan harganya cukup mahal. Cabai tersebut sebagian ditanam sebagai kebun halaman rumah, dan terdapat pula khusus dipasarkan. Hasilnya lebih banyak digunakan untuk dijual dan penjualan dilakukan lewat tengkulak. Sistem tanamnya juga ada yang ditumpang sarikan, satu lahan ditanam berseling per baris. Jenis cabai keriting merah juga ada disini tapi tidak sebanyak penaneman cabe Inul 2. Sayur kol, sayur tersebut paling banyak diusahakan didaerah sini hampir beberapa lahan dipenuhi sayuran ini. 3. Padi, tanaman yang juga banyak dilahan desa Sirnajaya. Pengolahan tanah juga masih menggunakan masih kerbau. 4. Teh, sebagian lahan diusahakan komoditi ini, dan lahan yang diusahakan tidak terlalu besar. 5. Tembakau, hanya ada dibeberapa tempat saja 6. Tomat, terdapat disetiap penanaman cabai, ada yang ditumpangsarikan dan ada pula yang ditanam di lahan khusus sehingga hanya tomat saja yang ditanam, seperti tomat milik Pesantren Miftahul Huda yang bekerja sama dengan LM Bawang (daun bawang, bawang merah ) lahan yang digunakan di paling bawah tempatnya dan diproduksi dalam skala kecil. 8. Jagung, ditanam disekitar sawah atau pemanfaatan tanah yang aada, jarang ditanam dalam satu lahan khusus jagung 9. Tanaman hias, jarang ditemukan petani yang membudidayakan tanaman hias di daerah ini. Tanaman hias hanya dijadikan tanaman pekarangan mereka, terutama bunga Euphorbia. Permasalahan Umum dan Khusus Permasalahan umum yang terjadi untuk pertanian disini antara lain hama dan penyakit serta air irigasi. Hama dan Penyakit yang sering timbul di daerah pertnaian khususnya padi sawah adalah tikus sawah dan siput. Persawahan sering kali diganggu tikus apalagi ketika musim panen sehingga produksi hasil panen padi menjadi menurun. Sedangkan untuk siput seringkali sawah diganggu dengan banyaknya siput yang muncul saat sawah diairi atau ketika diberi irigasi sehingga mengganggu pertumbuhan padi dengan memakannya. Permasalahan umum lainnya adalah irigasi, seringkali petani hanya mengandalkan musim untuk mengairi sawahnya. Irigasi disini terhambat dikarenakan terputusnya aliran air dari kawah gunung Papandayan akibat meletusnya gunung Papandayan. Air di Cisurupan dibagi menjadi lima jenis dan yang dapat dipakai untuk pertanian hanya salah satu dari lima jenis tersebut. Permasalahan khusus yang dihadapi mengenai lingkungan hidup seperti sampah rumah tangga, perencanaan desa, kurangnya penerapan gizi seimbang, minimnya pengetahuan makanan pendamping asi, kurangnya pemanfaatan sumber 3

9 daya lokal untuk makanan sehari-hari, dan kurangnya penerapan PHBS (perilaku hidup bersih sehat). Sampah rumah tangga di desa Sirnajaya lebih banyak dihilangkan dengan cara dibakar sedangkan sampah tersebut dapat diddaur ulang menjadi pupuk cair organik, yang dapat digunakan untuk pertanian. Begitupun dengan pemanfaatan kembali sampah pertanian seperti jerami dan kotoran ternak (sapi dan domba). Sedangkan untuk perencanaan desa, kurangnya koordinasi antar petani mengenai program desa. Desa Sirna Jaya merupakan desa yang dikatakan cukup aktif dalam membuat sebuah organisasi. Organisasi dibuat untuk membangun Desa Sirna Jaya ke arah yang lebih baik dalam bidang pemerintahan yang mencakup masalah keamanan, kesehatan, keterampilan, sampai kesejahteraan sosial. Sebagai desa yang memiliki banyak generasi muda, tentu saja organisasi Karang Taruna tidak dapat diabaikan peranannya. Namun, di desa ini Karang Taruna baru dibuat sekitar bulan Mei 2011 setelah vakum beberapa tahun. Sementara itu, untuk permasalahan di bidang keluarga dan gizi, banyak sekali pengetahuan mengenai kebersihan dan pola makan yang tidak diterapkan untuk anak di desa Sirnajaya oleh para orang tuanya. Sehingga, terdapat 4 orang yang tercatat sebagai anak gizi kurang di desa Sirnajaya. Banyak orang tua beralasan anaknya susah makan sehingga menderita gizi kurang ketika dilakukan pemeriksaan di posyandu. Kebersihan anak juga salah satu permasalahan di desa ini, banyak anak yang tidak mandi, gosok gigi, kebersihan tangan dan kaki atau bahkan kebersihan kuku. Sumber daya lokal seperti sayuran yang ditanam di banyak tempat di desa ini juga tidak dipergunakan sebaik-baiknya untuk menambah asupan gizi anak ke dalam makanannya. 4

10 PROGRAM DAN PELAKSANAAN Beberapa program sesuai proposal maupun program tambahan yang dijalankan ketika KKP (Kuliah Kerja Profesi) antara lain : 1. Lokakarya Deskripsi kegiatan Pada saat melaksanakan program KKP, kami tidak langsung serta merta memberikan semua program yang telah kami rencanakan. Kami mencoba memetakan masalah yang terjadi pada masyarakat agar program KKP yang akan dilaksanakan di masyarakat bukan sebuah program yang top down yang selama ini terjadi melainkan sebuah program bottom up yakni program dari, oleh, dan untuk masyarakat Desa Sirna Jaya. Kegiatan yang dilakukan sebelum pelaksanaan suatu program ini biasa disebut dengan lokakarya. Oleh karena itu indikator keberhasilan dari kegiatan ini adalah para peserta dapat memetakan, mencari, dan mengungkapkan permasalahan yang ada di desa, dan menemukan solusinya. Setelah mendapatkan data dan informasi hasil dari wawancara dan pengamatan, kami melakukan musyawarah desa dan diskusi kelompok terfokus (FGD) bersama masyarakat untuk mengidentifikasi masalah dari masyarakat secara langsung.. Di awal musyawarah desa kami meminta masyarakat untuk memetakan masalah yang ada dirasakan melalui pembuatan transek dan kalender musim. Kemudian ketika FGD kami memfailitasi para peserta untuk mengeluarkan pendapat mengenai permasalahan yang dirasakan masyarakat seputar persoalan kesehatan, pendidikan, pemerintahan desa, kelembagaan desa sarana dan prasarana desa, fasilitas umum milik desa, dan pertanian. Setelah mendapatkan informasi dari masyarakat, kami mengajukan temuan kami mengenai permasalahan yang ada di desa untuk kemudian dicocokan dengan permasalahan yang dirasakan masyarakat. Kemudian setelah mendapatkan permasalahan yang disepakati oleh seluruh peserta, kami mengajak seluruh peserta untuk mencari solusi bersama dari setiap permasalahan yang ada. Solusi yang disampaikan oleh peserta dipadukan dengan beberapa usulan dari kami dan didapat kesepakatan mengenai solusi dari setiap permasalahan. Solusi tersebut adalah pembuatan lubang biopori, pembuatan bank kompos, pembuatan vertikultur dan pekarangan, penyuluhan hidroponik, penyuluhan MP-ASI, penyuluhan PHBS, dan penyuluhan P2KP. Melalui solusi yang dikemukakan tersebut kami mempresentasikan program yang akan dilaksanakan dan dapat diketahui oleh masyarakat, pemangku kepentingan (stakeholders) serta pihak-pihak terkait. Sehingga dapat dikatakan bahwa tujuan diadakannya lokakarya adalah untuk mengetahui permasalahan dan mensosialisasikan berbagai program KKP yang akan dilaksanakan di Desa Sirna Jaya sebagai salah satu solusi dari permasalahan yang ada.

11 Target awal Lokakarya akan dilaksanakan pada minggu pertama pelaksanaan KKP. Kegiatan ini akan dilakukan di Aula Kantor Desa Sirnajaya. Sasaran utama dari program ini yaitu aparat pemerintahan desa, tokoh masyarakat, dan warga Desa Sirnajaya. Realisasi Lokakarya di Desa Sirnajaya Waktu Pelaksanaan : Selasa, 12 Juli 2011 Sasaran : Warga Desa Sirnajaya Analisis Waktu pelaksanaan lokakarya terlambat satu minggu dengan target awal, dikarenakan pengurusan izin untuk lokakarya dan penentuan jadwal yang cocok dengan warga undangan. Respon warga terhadap kegiatan ini cukup baik. Warga cukup antusias dalam menghadiri acara lokakarya ini, dalam lokakarya masalah dan potensi desa dikemukakan oleh masyarakat dan dicari solusi secara bersamasama. 2. Pembuatan Bank Kompos dan Biopori Deskripsi kegiatan kompos Pembuatan bank kompos bertujuan untuk memanfaatkan sampah organik menjadi pupuk kompos sehingga sampah organik dapat bermanfaat. Pembuatan bank kompos dilakukan agar masyarakat dapat membuat kompos dengan alat yang sederhana. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan kompos disediakan oleh warga. Dalam pelaksanaannya warga dan mahasiswa saling bekerja sama. Pembuatan kompos ini dapat membantu petani agar dapat memanfaatkan apa yang ada di sekitar tanpa merusak lingkungan. Kontrol kompos dilakukan seminggu sekali. Kontrol berupa pembolakbalikan kompos dan pemantauan. Kegiatan ini diawali dengan melakukan penyuluhan kepada para petani, tokoh masyarakat, dan aparat pemerintah desa mengenai keuntungan dari pembuatan bank kompos, untuk kemudian disebarkan kepada masyarakat lain. Kemudian dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan bank kompos secara bersamasama. Adapun indikator keberhasilan dari program ini adalah adanya peningkatan pengetahuan dan minat masyarakat untuk menerapkannya. Target awal Pembuatan kompos akan dilaksanakan pada minggu ketiga pelaksanaan KKP, setelah forum diskusi kelompok. Kegiatan ini akan dilakukan di sekitar kantor desa sebagai demplot contoh. Sasaran utama dari program ini yaitu petani dan warga Desa Sirnajaya. 6

12 Realisasi Pembuatan Kompos di Desa Sirnajaya Waktu Pelaksanaan : Rabu, 20 Juli 2011 Sasaran : Petani dan warga Desa Sirnajaya Analisis Waktu pelaksanaan pembuatan kompos sudah sesuai dengan target awal, tetapi terdapat kendala dalam mengumpulkan bahan dan alat untuk pembuatan bank kompos serta bahan pengomposan. Respon para petani dan warga terhadap kegiatan ini sangat baik. Mereka antusias dalam membuat kompos, karena sebelumnya mereka belum pernah praktek secara langsung, namun hanya sebatas tahu secara teori. Deskripsi kegiatan lubang resapan biopori Lubang biopori merupakan teknologi tepat guna ramah lingkungan untuk mengatasi banjir dan sampah dengan cara, meningkatkan daya resapan air, mengubah sampah organik menjadi kompos, memanfaatkan peran aktifitas fauna tanah dan akar tanaman, mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh genangan air seperti penyakit demam berdarah dan malaria, menjaga kelestarian air di bawah tanah dan sebagai carbon sink untuk membantu mencegah terjadinya pemanasan global. Kegiatan ini diawali dengan melakukan penyuluhan kepada para petani, tokoh masyarakat, dan aparat pemerintah desa mengenai pentingnya pembuatan lubang resapan biopori, untuk kemudian disebarkan kepada masyarakat lain. Kemudian dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan lubang resapan biopori dan penerapannya pada salah satu lahan warga secara bersamasama. Adapun indikator keberhasilan dari program ini adalah adanya peningkatan pengetahuan dan minat masyarakat untuk menerapkannya Target awal Pembuatan lubang biopori akan dilaksanakan pada minggu ketiga pelaksanaan KKP, setelah forum diskusi kelompok terarah. Kegiatan ini akan dilakukan di pekarangan sebagai demplot contoh. Sasaran utama dari program ini yaitu warga Desa Sirnajaya. Realisasi Pembuatan Kompos di Desa Sirnajaya Waktu Pelaksanaan : Jumat, 29 Juli 2011 Sasaran : Warga Desa Sirnajaya Analisis Waktu pelaksanaan pembuatan lubang biopori terlambat satu minggu dengan target awal, dikarenakan pengurusan izin untuk pekarangan yang akan 7

13 digunakan. Respon warga terhadap kegiatan ini cukup baik. Warga cukup antusias dalam membuat lubang resapan biopori, karena rata-rata pekarangan masih sering mengalami kekeringan dan banyak sampah serasah daun yang dapat dimanfaatkan. 3. Pengenalan dan Penyuluhan Sistem Bertanam THST (Teknologi Hidroponik Sistem Terapung) Deskripsi kegiatan Hidroponik merupakan salah satu cara bertanam dengan menggunakan media air untuk pertumbuhan tanaman. Cara hidroponik kini sudah banyak diterapkan di kawasan perkotaan sebagai salah satu contoh penanaman lahan sempit. Hidroponik yang akan diterapkan disini adalah hidroponik terapung, yang cukup berbeda dengan hidroponik khusus kawasan kota. Hidroponik terapung menggunakan bak atau wadah besar yang digunakan untuk menyimpan air sebagai media tumbuh tanaman tersebut. Tanaman yang akan digunakan sebagai bahan hidroponik antara lain tanaman sayuran daun, seperti kangkung, bayam, caisin dan selada. Kegiatan ini diawali dengan melakukan penyuluhan kepada para petani, tokoh masyarakat, dan aparat pemerintah desa mengenai keuntungan dari pembuatan THST, untuk kemudian disebarkan kepada masyarakat lain. Kemudian dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan THST dan penerapannya pada salah satu balong warga secara bersama-sama. Adapun indikator keberhasilan dari program ini adalah adanya peningkatan pengetahuan dan minat masyarakat untuk menerapkannya. Target awal Pembuatan THST akan dilaksanakan pada minggu keempat pelaksanaan KKP. Kegiatan ini akan dilakukan di balong warga sebagai demplot contoh. Sasaran utama dari program ini yaitu petani dan warga Desa Sirnajaya. Realisasi Pembuatan THST di Desa Sirnajaya Waktu Pelaksanaan : Jumat, 29 Juli 2011 Sasaran : Petani dan warga Desa Sirnajaya Analisis Waktu pelaksanaan penyuluhan sudah sesuai dengan target awal, tetapi terdapat kendala dalam menyiapkan bahan dan alat untuk pembuatan hidroponik terapung tersebut serta bahan tanam. Respon para petani dan warga terhadap kegiatan ini sangat baik. Mereka juga antusias dalam membuat THST, karena sebelumnya mereka belum pernah praktek secara langsung, dan sedikit yang mengetahui sistem hidroponik yang dilakukan dengan pemanfaatan balong. 8

14 4. Program Pemberdayaan Sumber Daya Pekarangan melalui P2KP Deskripsi kegiatan Kegiatan ini merupakan penerapan kebijakan yang telah dirancang pemerintah berkaitan dengan pangan bergizi, berimbang, beragam, dan aman yaitu P2KP (Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan). Tujuan P2KP adalah meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran dan keterampilan masyarakat dalam pengembangan pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman yang berbasis sumberdaya lokal. Bila berlangsung secara optimal, diharapkan sasaran yang dicapai adalah terwujudnya pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman yang dicerminkan oleh tercapainya skor Pola Pangan Harapan (PPH) rata-rata nasional sekurangkurangnya 85 pada tahun 2009 dan mendekati 100 pada tahun Kegiatan yang dapat dilakukan adalah memberdayakan kelompok potensial sebagai titik awal dan pengungkit dalam pengembangan pola pangan beragam, bergizi seimbang dan aman, memberikan pengetahuan anak sejak usia dini tentang pola makan, beragam, bergizi seimbang dan aman, mengembangkan pemanfaatan pekarangan sebagai sumber penyedia pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman bagi keluarga. Penduduk Desa Sirnajaya rata-rata menanam singkong di pekarangan rumah namun selama ini kurang begitu dimanfaatkan sebagai salah satu bahan pangan. Pengolahannya yang termasuk sederhana misalnya hanya direbus atau digoreng, mencoba ditingkatkan dengan membuat inovasi menjadi donat singkong dan bubur campur. Oleh sebab itu kelompok potensial yaitu wanita (ibu hamil, ibu menyusui, ibu punya anak balita (bawah lima tahun) dan wanita pasangan (usia subur) diharapkan dapat melakukan penganekaragaman konsumsi pangan dengan indikator keberhasilan berupa peningkatan pengetahuan dan minat para peserta. Indikator keberhasilan program ini adalah peningkatan pengetahuan dari warga yang mengikuti program P2KP. Target awal Pelaksanaan program P2KP akan dilaksanakan pada minggu kedua dan minggu keempat pelaksanaan KKP, setelah forum diskusi kelompok. Kegiatan ini akan dilakukan di posyandu, PKK dan rumah warga yang dijadikan pekarangan contoh. Sasaran utama dari program ini yaitu warga, ibu-ibu dan anak-anak Desa Sirnajaya. Realisasi Program P2KP di Desa Sirnajaya Waktu Pelaksanaan : Jum at 15 Juli 2011, Jumat, 29 Juli 2011, dan Sabtu, 30 Juli 2011 Sasaran : warga, ibu-ibu dan anak-anak Desa Sirnajaya. 9

15 Analisis Waktu pelaksanaan praktek program P2KP sudah sesuai dengan target awal, tetapi terdapat kendala dalam menyiapkan bahan dan alat untuk pembuatan papan pekarangan sehat. Respon ibu-ibu PKK dan anak-anak terhadap kegiatan ini sangat baik. Mereka antusias dalam pembuatan donat singkong, bubur campur dan pekarangan gizi karena sebelumnya mereka belum pernah mengetahui bahwa bahan baku dari singkong dapat dibuat berbagai macam panganan dan mereka juga belum pernah mengetahui secara rinci manfaat dari tanaman yang selama ini banyak disekitar kita. Kendala dari program ini hanya sebagian kecil anggota PKK yang hadir karena lokasi desa yang terlalu luas sisanya adalah masyarakat sekitar rumah ibu lurah. 5. Program Ayo, Melek Gizi Deskripsi kegiatan Program Ayo, Melek Gizi merupakan program kerja sama Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan Sari Husada mengenai konsumsi pangan seimbang. Sasaran program ini adalah ibu-ibu yang memiliki balita berumur 2-5 tahun. Program ini terbagi menjadi dua kegiatan yaitu pengukuran berat serta tinggi badan balita serta penyuluhan pangan seimbang pada ibu-ibu balita yang diukur tersebut. Pengukuran berat serta tinggi badan balita dilakukan sebelum dan sesudah penyuluhan. Sebanyak 4 balita yang teridentifikasi mengalami gizi kurang atau buruk, diberi intervensi berupa bubuk Gizi Kita. Gizi Kita adalah sumplemen multivitamin dan mineral yang membantu mencukupi kebutuhan zat gizi mikro balita gizi kurang atau buruk tersebut. Pemberian Gizi Kita dilakukan dibarengi dengan pemantauan berat badan dan tinggi badan balita gizi kurang dan buruk setiap hari selama 30 hari. Indikator keberhasilan program ini dilihat dari hasil pretest dan posttest. Target awal Penyuluhan Ayo Melek Gizi akan dilaksanakan pada minggu ketiga dan minggu keempat pelaksanaan KKP, setelah forum diskusi kelompok. Kegiatan ini akan dilakukan di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Sasaran utama dari program ini yaitu ibu-ibu dan anak-anak yang bersekolah di PAUD Desa Sirnajaya. Realisasi Penyuluhan Ayo Melek Gizi di Desa Sirnajaya Waktu Pelaksanaan : Selasa, 19 Juli 2011 dan Kamis, 28 Juli 2011 Sasaran : Anak-anak PAUD dan Ibu yang anaknya bersekolah di PAUD 10

16 Analisis Akibat kendala dalam mengumpulkan para ibu-ibu dalam satu kesempatan, maka lokasi dan sasaran menjadi di dua PAUD. Kendala lainnya yaitu pada saat penyampaian materi karena ada beberapa ibu-ibu mengalami buta huruf sehingga sulit dalam menjawab soal pretets maupun posttest. Murid PAUD tersebut masih masuk usia Posyandu sehingga tetap dapat dijadikan sasaran program ini. Penyuluhan dilaksanakan di dua PAUD untuk mencapai target minimal pencapaian program yaitu 50 orang anak. Ibu-ibu murid PAUD diundang untuk mengikuti kegiatan penyuluhan dan jumlah kehadirannya mencapai 100%. Orang tua anak gizi kurang yang diintervensi Gizi Kita tergolong kooperatif dalam mengikuti kegiatan pendampingan selama 1 bulan. 6. Program Penyuluhan MP-ASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu) Deskripsi kegiatan Kegiatan ini mengambil lokasi pada pelaksanaan Posyandu sebagai salah satu fasilitas pemeliharaan kesehataan balita dengan sasaran ibu balita anggota Posyandu itu sendiri. Penyuluhan ini menitikberatkan pentingnya pemberian makanan pendamping untuk balita yang masih menyusui pada masa penyapihan. Masa penyapihan adalah masa peralihan makanan bayi dari ASI menjadi makanan biasa atau keluarga. Kegiatan ini juga dibarengi dengan demo memasak contoh resep makanan pendamping sehingga ibu balita dapat mempelajari secara langsung cara pembuatan makanan pendamping tersebut. Indikator keberhasilan dari program ini adalah kemauan ibu-ibu dalam menerapkan materi penyuluhan. Target awal Penyuluhan MP-ASI akan dilaksanakan pada minggu kedua pelaksanaan KKP, setelah forum diskusi kelompok. Kegiatan ini akan dilakukan di Posyandu. Sasaran utama dari program ini yaitu Ibu hamil, menyusui dan ibu yang memiliki anak balita. Realisasi Penyuluhan MP-ASI di Desa Sirnajaya Waktu Pelaksanaan : Jumat, 15 Juli 2011 Sasaran : Ibu hamil, menyusui dan ibu yang memiliki anak balita di Desa Sirnajaya Analisis Waktu pelaksanaan penyuluhan sudah sesuai dengan target awal, tetapi terdapat kendala dalam komunikasi antara bidan dan kader PKK sehingga waktu pelaksanaan menjadi mendadak. Respon ibu hamil dan menyusui terhadap kegiatan ini sangat baik. Mereka antusias dalam penyuluhan MP-ASI, karena 11

17 sebelumnya mereka belum pernah mendapatkan resep makanan pendamping yang bahannya mudah didapat di desa. 7. Program Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Deskripsi kegiatan Kegiatan ini berupa sosialisasi mengenai perilaku hidup bersih dan sehat terutama di lingkungan sekolah. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran anak-anak SD di desa Sinar Jaya agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Kegiatan ini mencakup cuci tangan sebelum dan sesudah makan, sosialisasi gosok gigi sebelum tidur, membuang sampah pada tempatnya, makan buah dan sayur setiap hari, dan jajanan sehat. Target awal Penyuluhan PHBS akan dilaksanakan pada minggu kedua, keempat dan kelima pelaksanaan KKP, setelah forum diskusi kelompok. Kegiatan ini akan dilakukan di sekolah-sekolah dasar. Sasaran utama dari program ini yaitu muridmurid sekolah dasar. Realisasi Penyuluhan PHBS di Desa Sirnajaya Waktu Pelaksanaan : Kamis, 14 dan 28 Juli 2011 dan Rabu, 10 Agustus 2011 Sasaran : Murid SDN 01 dan SDN 03 di Desa Sirnajaya Analisis Waktu pelaksanaan PHBS sudah sesuai dengan target awal, tetapi pada SDN 01 tidak sesuai target awal pada minggu kelima karena pada minggu kelima seluruh SD di Desa Sirnajaya libur. Respon siswa dan guru terhadap kegiatan ini sangat baik. Mereka antusias dalam menerima penyuluhan, karena dengan penyuluhan dapat memberikan contoh yang baik bagi siswa dan guru dalam berprilaku sehat dan bersih. 8. Penyuluhan Pembuatan Vertikultur dan Pemanfaatan Pekarangan Deskripsi kegiatan Vertikultur diambil dari istilah verticulture dalam bahasa lnggris (vertical dan culture) artinya sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat. Cara bercocok tanam secara vertikultur ini sebenarnya sama saja dengan bercocok tanam di kebun atau di sawah. Perbedaannya terletak pada lahan yang digunakan. Misalnya, lahan 1 meter mungkin hanya bisa untuk menanam 5 batang tanaman. Dengan sistem vertikal bisa untuk 20 batang tanaman. Banyak sedikitnya tanaman yang akan kita budidayakan bergantung pada model wadah yang kita gunakan. 12

18 Khusus untuk tanaman yang memerlukan banyak sinar matahari, seperti cabai, tomat, terong, dan sawi hendaknya diletakkan di posisi bagian atas. Sedangkan tanaman ginseng, kangkung, dan seledri bisa di bagian tengah atau bawah. Sistem vertikultur ini sangat cocok diterapkan bagi petani atau perorangan yang mempunyai lahan sempit, namun ingin menanam tanaman sebanyakbanyaknya. Selain tanaman sayuran, kita bisa juga menanam tanaman hias. Untuk memulai budidaya tanaman secara vertikultur sebenarnya tidak perlu direpotkan dengan peralatan dan bahan yang akan menghabiskan biaya yang besar, yang penting wadah yang dipakai dapat menyediakan ruang tumbuh yang baik bagi tanaman. Hal inilah yang dibutuhkan oleh sebagian besar warga Desa Sirna Jaya untuk memanfaatkan pekarangan yang sempit dan dapat menatanya menjadi lebih indah. Kegiatan ini diawali dengan melakukan penyuluhan kepada para petani, tokoh masyarakat, dan aparat pemerintah desa mengenai keuntungan dari pembuatan vertikultur dan pekarangan sehat, untuk kemudian disebarkan kepada masyarakat lain. Kemudian dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan vertikultur dan penerapan vertikulutur serta memanfaatkan pekarangan salah satu rumah warga secara bersama-sama. Target awal Pembuatan vertikultur akan dilaksanakan pada minggu keempat pelaksanaan KKP, setelah forum diskusi kelompok terarah. Kegiatan ini akan dilakukan di Pekarangan warga sebagai demplot contoh. Sasaran utama dari program ini yaitu petani dan warga Desa Sirnajaya. Vertikuktur dimaksudkan untuk membantu kebutuhan rumah tangga dalam skala kecil dan memanfaatkan pekarangan warga. Realisasi Pembuatan Vertikultur di Desa Sirnajaya Waktu Pelaksanaan : Jumat, 29 Juli 2011 Sasaran : Petani dan warga Desa Sirnajaya Analisis Waktu pelaksanaan pembuatan vertikultur sudah sesuai dengan target awal, tetapi terdapat kendala dalam mengumpulkan bahan dan alat untuk pembuatan vertikltur serta bahan tanam. Respon para petani dan warga terhadap kegiatan ini sangat baik. Mereka antusias dalam membuat vertikultur, karena dapat dimanfaatkan dipekarangan mereka. 13

19 9. Penguatan Kelembagaan Karang Taruna Deskripsi kegiatan Desa Sirna Jaya merupakan desa yang dikatakan cukup aktif dalam membuat sebuah organisasi. Organisasi dibuat untuk membangun Desa Sirna Jaya ke arah yang lebih baik dalam bidang pemerintahan yang mencakup masalah keamanan, kesehatan, keterampilan, sampai kesejahteraan sosial. Sebagai desa yang memiliki banyak generasi muda, tentu saja organisasi Karang Taruna tidak dapat diabaikan peranannya. Namun, Karang Taruna di desa ini baru dibuat sekitar bulan Mei 2011 setelah vakum beberapa tahun. Ketika Ketua Karang Taruna Desa Sirna Jaya terpilih telah dilantik, Ketua Karang Taruna beserta jajarannya dalam keadaan kurang kapasitas dan pengetahuan mereka terhadap tugas dan tanggungjawabnya masing-masing. Untuk itu diperlukan penataan kembali pengorganisasian Karang Taruna agar segala urusan organisasi remaja desa dapat berjalan dengan baik. Idealnya dalam menjalankan kinerja Karang Taruna, Ketua Karang Taruna dibantu oleh perangkat dibawahnya yang meliputi Bagian Pengembangan Sumber Daya Manusia, Bagian Usaha Kesejahteraan Sosial, Bagian Pengembangan Ekonomi Skala Kecil dan Koperasi, Bagian Pengembangan Kegiatan Kerohanian dan Pembinaan Mental, Bagian Pengembangan Kegiatan Olahraga dan Seni Budaya, Bagian Lingkungan Hidup dan Pariwisata, Bagian Hukum, Advokasi dan HAM, Bagian Organisasi dan Pengembangan Hubungan Kerjasama Kemitraan, serta Bagian Hubungan Masyarakat, Publikasi dan Pengembangan Komunikasi dengan tugas dan tanggungjawabnya masing-masing. Karang Taruna Desa Sirna Jaya dapat dikatakan sebagai potret dari organisasi desa yang masih jauh dari kondisi ideal sebuah organisasi sosial yang merupakan wadah pengembangan generasi muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat terutama generasi muda di wilayah Desa Sirna Jaya dan terutama bergerak di bidang usaha kesejahteraan sosial. Organisasi Karang Taruna Desa Sirna Jaya belum berjalan efektif karena kurangnya pengetahuan mengenai tugas dan fungsi dari setiap bagian di dalamnya. Oleh karena itu diperlukan usaha untuk meningkatan kapasitas para pengurus organisasi Karang Taruna berupa pelatihan mengenai kelembagaan, organisasi, dan kepemimpinan serta fungsi dan tugas masing-masing agar tidak terjadi tumpang tindih antar masing-masing jabatan dan setiap anggota dapat bekerja sesuai porsinya dan diwujudkan dalam pembuatan program kerja selama satu periode kepengurusan. Kemudian untuk menambah keterampilan para pengurus Karang Taruna dalam memanfaatkan sumber daya lokal, diberikan pula pengetahuan dan pelatihan program pertanian yang telah disampaikan pada saat lokakarya demi membangun Desa Sirna Jaya yang lebih baik. Organisasi Karang Taruna Desa Sirna Jaya belum berjalan efektif karena kurangnya pengetahuan mengenai tugas dan fungsi dari setiap bagian di 14

20 dalamnya. Oleh karena itu diperlukan usaha untuk meningkatan kapasitas para pengurus organisasi Karang Taruna berupa pelatihan mengenai kelembagaan, organisasi, dan kepemimpinan serta fungsi dan tugas masing-masing agar tidak terjadi tumpang tindih antar masing-masing jabatan dan setiap anggota dapat bekerja sesuai porsinya dan diwujudkan dalam pembuatan program kerja selama satu periode kepengurusan. Kemudian untuk menambah keterampilan para pengurus Karang Taruna dalam memanfaatkan sumber daya lokal, diberikan pula pengetahuan dan pelatihan program pertanian yang telah disampaikan pada saat lokakarya demi membangun Desa Sirna Jaya yang lebih baik. Langkah yang kami lakukan untuk menghasilkan sasaran adalah dengan melakukan kegiatan (aktivitas) berupa pendekatan kepada perangkat desa untuk menjelaskan tujuan kami melakukan pelatihan, menetapkan materi pelatihan dan merancang kegiatan pelatihan para pengurus Karang Taruna. Materi pelatihan dibuat menurut kebutuhan yang dirasakan oleh para pengurus Karang Taruna berdasarkan penuturan ketua Karang Taruna, yakni berupa pelatihan mengenai kelembagaan, organisasi, dan kepemimpinan serta peenyuluhan pembuatan proposal. Adapun indikator keberhasilan dari program ini adalah mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik para pengurus Karang Taruna, yaitu mengetahui tugas pokok dan fungsi jabatan antar pengurus Karang Taruna, menumbuhkan sikap saling percaya dan mendukung antar pengurus karang Taruna, dan para pengurus desa mengaplikasikan tugas pokok dan fungsi jabatan untuk meningkatkan kinerjanya. Melalui program ini pula, kami mengupayakan adanya sinergitas antara aparat pemerintahan desa, Karang Taruna, dan masyarakat setempat demi terciptanya partnership internal yang dapat bermanfaat bagi seluruh warga Desa Sirna Jaya. Target Awal Pelatihan Karang Taruna (KT) akan dilaksanakan pada minggu keempat pelaksanaan KKP, setelah wawancara mendalam pada informan kunci. Kegiatan ini akan dilakukan di Aula Kantor Desa Sirna Jaya. Sasaran utama dari program ini yaitu para pengurus KT dan pemuda Desa Sirna Jaya. Realisasi Penguatan Kelembagaan Karang Taruna di Desa Sirnajaya Waktu Pelaksanaan : Sabtu, 06 Agustus 2011 Sasaran : Para Pengurus KT dan Pemuda Desa Sirnajaya Analisis Waktu pelaksanaan penguatan kelembagaan Karang Taruna tidak sesuai dengan target awal, sebab kegiatan ini baru terlaksana di minggu kelima karena sebagian besar dari pengurus KT sedang mengikuti kegiatan pelatihan pertanian di Kota Garut. Respon para pengurus KT dan pemuda terhadap kegiatan ini sangat 15

21 baik. Mereka antusias dalam menerima pelatihan dengan mengajukan beberapa pertanyaan serta berdiskusi diantara satu sama lain terkait dengan materi pelatihan. 16

22 PEMBAHASAN UMUM Desa Sirna Jaya merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Cisurupan yang memiliki potensi baik di bidang pertanian. Masalah utama yang dihadapi Desa Sirna Jaya di bidang pertanian adalah masalah pengairan, pemupukan dan pemanfaatan lahan. Masalah pengairan tersebut sangat berpengaruh terhadap produktivitas lahan pertanian yang merupakan potensi utama dari Desa Sirna Jaya,.sedangkan masalah gizi dan kesehatan yaitu gizi kurang. Sejatinya apabila pertanian yang ada dapat dimanfaatkan secara maksimal gizi masyarakat akan terpenuhi. Selain itu kelembagaan desa khususnya untuk organisasi Karang Taruna yang ada di desa tersebut belum berjalan sebagaimana fungsinya. Untuk memaksimalkan seluruh potensi yang ada di Desa Sirna Jaya sesungguhnya dapat diupayakan dengan adanya pengetahuan yang disertai dengan pengimplemetasian yang tepat. Untuk itu berbagai profesi yang ada dalam Kuliah Kerja Profesi (KKP) di desa ini, yaitu Arsitektur Lanskap, Agronomi dan Hortikultura, Manajemen Sumberdaya Lahan, Gizi Masyarakat, dan Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat berperan aktif dalam membangun Desa Sirna Jaya melalui berbagai program yang dibutuhkan oleh masyarakat. Adapun pembahasan keprofesian masing-masing diuraikan sebagai berikut: A. Departemen Manajemen Sumberdaya Lahan Program Kompos dan Biopori Departemen Manajemen Sumberdaya Lahan dalam Kuliah Kerja Profesi (KKP) ini umumnya membantu masyarakat dan petani pada khususnya untuk menambah pupuk organik melalui pemanfaatan limbah organik yang banyak tersedia dan menanggulangi masalah kekeringan air melalui penyuluhan, pelatihan, dan pembuatan lubang resapan biopori. Salah satu program yang kami tawarkan adalah penyuluhan, pelatihan, dan pembuatan bank kompos serta lubang resapan biopori. Praktek pembuatan kompos dilakukan oleh perwakilan warga desa dari setiap RW dan RT di Desa Sirnajaya. Pembuatan kompos ini dapat membantu petani agar dapat memanfaatkan apa yang ada di sekitar tanpa merusak lingkungan. Pembuatan kompos ini ditujukan karena di desa memiliki potensi sampah organik yang cukup banyak dan ada peternak sapi dalam jumlah besar sehingga kotoran sapi menjadi limbah yang mengganggu apabila tidak ditangani Dalam kegiatan pembuatan lubang resapan biopori dilakukan oleh mahasiswa KKP di demplot contoh pada pekarangan perumahan warga di Desa Sirnajaya. Dalam pelaksanaannya mahasiswa mendemonstrasikan pembuatan lubang resapan biopori. Pembuatan lubang resapan biopori ini dapat membantu warga desa agar dapat memanfaatkan lubang resapan biopori untuk membantu penyimpanan air tanah dan menjadi mulsa vertikal. Setelah kegiatan ini pengetahuan untuk para petani meningkat, para peserta memiliki keinginan untuk

23 melakukan pembuatan kompos dan biopori berdasarkan penuturan mereka.sementara itu, dari sisi psikomotorik terlihat bahwa sebagian dari peserta menerapkan pembuatan kompos dan biopori di lahan mereka. Dengan adanya kegiatan ini, para peserta penyuluhan yang dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan bank kompos dan lubang resapan biopori memiliki peningkatan pengetahuan terbukti dari diskusi kami yang berlangsung dengan baik. Respon para peserta sangat baik dengan banyaknya pertanyaan mengenai hal-hal yang mereka belum tahu dan ketika kami tanya kembali mengenai materi pelatihan, para peserta dapat menjawabnya dengan benar. Kemudian ketika penyuluhan dan pelatihan telah usai, terlontar pernyataan dari para peserta yang menyatakan bahwa mereka memiliki keinginan untuk membuat vertikultur di pekarangan dan lahan mereka. B. Departemen Agronomi dan Hortikultura Program Pekarangan Sehat Departemen Agronomi dan Hortikultura dalam Kuliah Kerja Profesi (KKP) ini umumnya membantu masyarakat dan petani pada khususnya untuk menambah produktivitas hasil pertanian melalui pemanfaatan balong melalui penyuluhan, pelatihan, dan pembuatan teknologi hidroponik sistem terapung. Hidroponik merupakan salah satu cara bertanam dengan menggunakan media air untuk pertumbuhan tanaman. Cara hidroponik kini sudah banyak diterapkan di kawasan perkotaan sebagai salah satu contoh penanaman lahan sempit. Hidroponik yang akan diterapkan disini adalah hidroponik terapung, yang cukup berbeda dengan hidroponik khusus kawasan kota. Hidroponik terapung menggunakan bak atau wadah besar yang digunakan untuk menyimpan air sebagai media tumbuh tanaman tersebut. Tanaman yang akan digunakan sebagai bahan hidroponik antara lain tanaman sayuran daun, seperti kangkung, bayam, caisin dan selada. Kegiatan ini diawali dengan melakukan penyuluhan kepada para petani, tokoh masyarakat, dan aparat pemerintah desa mengenai keuntungan dari pembuatan THST, untuk kemudian disebarkan kepada masyarakat lain. Kemudian dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan THST dan penerapannya pada salah satu balong warga secara bersama-sama. Adapun indikator keberhasilan dari program ini adalah adanya peningkatan pengetahuan dan minat masyarakat untuk menerapkannya. Kegiatan penyuluhan teknologi hidroponik sistem terapung ini dilakukan karena di Desa Sirnajaya memiliki potensi berupa kolam ikan (balong) dengan luasan yang cukup luas dan jumlah yang cukup banyak. Adanya penyuluhan dimaksudkan agar warga dapat memanfaatkan balong yang dimiliki secara lebih efektif. Kegiatan dilakukan dengan membuat demplot contoh untuk warga. Dengan adanya kegiatan ini, para peserta penyuluhan yang dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan THST memiliki peningkatan pengetahuan terbukti 18

24 dari diskusi kami yang berlangsung dengan baik. Respon para peserta sangat baik dengan banyaknya pertanyaan mengenai hal-hal yang mereka belum ketahui dan ketika kami tanya kembali mengenai materi pelatihan, para peserta dapat menjawabnya dengan benar. Kemudian ketika penyuluhan dan pelatihan telah usai, terlontar pernyataan dari para peserta yang menyatakan bahwa mereka tertarik untuk membuat teknologi hidroponik sistem terapung di balong mereka C. Departemen Arsitektur Lanskap Departemen Arsitektur Lanskap dalam Kuliah Kerja Profesi (KKP) ini umumnya membantu masyarakat dan petani pada khususnya untuk memanfaatkan pekarangan atau lahan mereka yang sempit untuk tetap dapat berproduksi. Salah satu program yang kami tawarkan adalaha penyuluhan, pelatihan, dan pembuatana vertikulutur. Vertikultur berasal dari istilah verticulture dalam bahasa lnggris (vertical dan culture) yang artinya merupakan sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat. Cara bercocok tanam secara vertikultur ini sebenarnya sama saja dengan bercocok tanam di kebun atau di sawah. Perbedaannya terletak pada lahan yang digunakan. Misalnya, lahan 1 meter mungkin hanya bisa untuk menanam 5 batang tanaman. Dengan sistem vertikal bisa untuk 20 batang tanaman. Dengan demikian, maka produktivitas petani akan meningkat berkali lipat. Banyak sedikitnya tanaman yang akan dibudidayakan bergantung pada model wadah yang digunakan. Khusus untuk tanaman yang memerlukan banyak sinar matahari, seperti cabai, tomat, terong, dan sawi hendaknya diletakkan di posisi bagian atas. Sedangkan tanaman ginseng, kangkung, dan seledri bisa di bagian tengah atau bawah. Sistem vertikultur ini sangat cocok diterapkan bagi petani atau perorangan yang mempunyai lahan sempit, namun ingin menanam tanaman sebanyakbanyaknya. Selain tanaman sayuran, kita bisa juga menanam tanaman hias. Untuk memulai budidaya tanaman secara vertikultur sebenarnya tidak perlu direpotkan dengan peralatan dan bahan yang akan menghabiskan biaya yang besar, yang penting wadah yang dipakai dapat menyediakan ruang tumbuh yang baik bagi tanaman. Hal inilah yang dibutuhkan oleh sebagian besar warga Desa Sirna Jaya untuk memanfaatkan pekarangan yang sempit dan dapat menatanya menjadi lebih indah. Dengan adanya kegiatan ini, para peserta penyuluhan yang dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan vertikultur dan pekarangan memiliki peningkatan pengetahuan terbukti dari diskusi kami yang berlangsung dengan baik. Respon para peserta sangat baik dengan banyak bertanya hal-hal yang mereka belum tahu dan ketika kami tanya kembali mengenai materi pelatihan, para peserta dapat menjawabnya dengan benar. Kemudian ketika penyuluhan dan pelatihan telah usai, terlontar penyataan dari para peserta yang menyatakan bahwa mereka tertarik untuk membuat vertikultur di pekarangan dan lahan mereka. 19

25 D. Departemen Gizi Masyarakat Departemen Gizi Mayarakat dalam Kuliah Kerja Profesi (KKP) ini umumnya membantu masyarakat, ibu-ibu dan anak-anak pada khususnya untuk dapat menerapkan pola hidup sehat. Berbagai program yang kami tawarkan adalah sebagai berikut: Program Pemberdayaan Sumber Daya Pekarangan melalui P2KP Sebagian besar penduduk di desa Sirnajaya menanam singkong di pekarangan. Singkong tersebut belum dimanfaatkan secara optimal sebagai bahan pangan sehingga perlu ditingkatkan dengan pemberdayaan singkong tersebut menjadi bentuk yang berbeda. Singkong yang biasanya diolah dengan direbus atau digoreng oleh masyarakat Sirnajaya, kali ini diperkenalkan kepada mereka dalam bentuk donat dan bubur campur. Selain menambah kandungan gizi pangan, modifikasi ini sekaligus dapat meningkatkan nilai jual singkong itu sendiri. Kegiatan ini dapat dikatakan sebagai diversifikasi pangan. Pembuatan donat singkong dilakukan di hadapan ibu-ibu PKK, bertempat di kediaman ibu lurah. Pada kesempatan tersebut, diperagakan mulai dari pembuatan adonan, penggorengan, dan terakhir penyajian. Ibu-ibu PKK yang berjumlah lebih dari 15 orang ikut serta secara aktif pada proses pembuatan donat singkong dan setiap peserta yang hadir juga diberikan resep donat singkong untuk dapat diperagakan di rumah. Resep donat singkong dapat dilihat pada lampiran. Bubur campur yang menggunakan bahan singkong sendiri diperagakan pembuatannya saat Posyandu sebagai Makanan Pendamping ASI. Program ini dapat dikatakan berhasil dilihat dari rasa donat singkong dan bubur campur yang dapat diterima oleh ibu-ibu dan anak-anaknya. Serta keinginan yang besar dari seluruh ibu-ibu yang mengikuti penyuluhan ini untuk membuatnya dan beberapa ibu-ibu telah menerapkannya. Program Ayo, Melek Gizi Kegiatan penyuluhan mengenai pangan seimbang ini dilaksanakan pada tanggal 19 Juli dan 28 Juli bertempat di PAUD (Pendidikan Anak Usia Dasar) yang ada di desa Sirnajaya yaitu Khoirunnisa dan Darul Huda. Alasan pemilihan PAUD sebagai sasaran penyuluhan adalah karena keseragaman usia dan kemudahan dalam mengumpulkan peserta penyuluhan yaitu orang tua murid PAUD. Pertama-tama, anak-anak diukur tinggi dan berat badan untuk kemudian ditentukan status gizinya. Orang tua murid yang anaknya diukur tersebut selanjutnya diberi penyuluhan mengenai pangan seimbang. Peserta diminta mengisi pre test dan post test untuk mengukur peningkatan pengetahuan. Peningkatan pengetahuan peserta yang terjadi hampir mencapai angka 50% dari nilai post test dari pre test yang menunjukkan bahwa pengetahuan peserta mengenai pangan seimbang menjadi lebih baik. Materi penyuluhan sendiri terdiri 20

26 dari pengertian pangan seimbang, jenis-jenis zat gizi, sumbernya serta manfaatnya, dan beberapa perilaku sehat seperti mencuci bahan makanan sebelum diolah. Media yang digunakan adalah flip chart dan poster. Pengukuran tinggi dan berat badan diulangi kemudian dengan anak yang sama. Murid PAUD yang sekaligus anggota Posyandu yang status gizinya tergolong kurang atau buruk kemudian diberi intervensi Gizi Kita yang memenuhi 50% kebutuhan zat gizi mikro balita selama 30 hari. Selama itu pula dilakukan pemantauan berat badan terhadap keempat anak tersebut setiap harinya. Ketiga balita mengalami peningkatan berat badan sementara satu balita hanya mengalami peningkatan nafsu makan saja. Program Penyuluhan MP-ASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu) MP-ASI merupakan hal penting dalam mencukupi kebutuhan gizi balita yang memasuki masa penyapihan. Pemberian MP-ASI memiliki tujuan yaitu mencukupi kebutuhan gizi bayi yang tidak dapat dicukupi lagi hanya dengan ASI saja, membiasakan saluran pencernaan bayi, dan mengenalkan bayi akan makanan keluarga. Mengingat pentingnya MP-ASI maka dilakukan penyuluhan MP-ASI pada ibu-ibu anggota Posyandu. Penyuluhan pada tanggal 15 Juli ini diawali dengan presentasi singkat mengenai pengertian, tujuan, bentuk-bentuk, dan syarat MP-ASI yang dapat diberikan pada bayi. Media yang digunakan adalah poster. Ibu-ibu diberikan salah satu contoh MP-ASI yaitu Bubur Campur yang resepnya dapat dilihat pada Lampiran. Resep ini menggunakan bahan-bahan lokal desa Sirna Jaya yang terdapat di pekarangan atau kebun seperti singkong, bayam, dan wortel. Kegiatan selanjutnya adalah peragaan cara memasak Bubur Campur agar ibu-ibu lebih paham dan terakhir, diberikan Bubur Campur yang sudah jadi sebagai contoh. Beberapa ibu yang menerima penyuluhan menerapkan resep yang diberikan dan beberapa anak menyatakan suka terhadap Bubur Campur tersebut. Program Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Kegiatan ini dilakukan di sekolah dasar yang ada di desa Sirna Jaya. Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang diambil ada tiga yaitu gosok gigi setelah makan dan sebelum tidur, cuci tangan sebelum dan sesudah makan, serta makan buah dan sayur. Sasaran penyuluhan adalah kelas tiga untuk gosok gigi dan cuci tangan sementara makan buah dan sayur dilakukan pada siswa kelas lima. Penyuluhan cuci tangan dan gosok gigi dilakukan tanggal 14 Juli di SDN 3 Sirnajaya. Media yang digunakan adalah flip chart dan. Peserta diminta mengisi pre dan post test. Materi yang disampaikan antara lain teknik, waktu, dan manfaat cuci tangan serta sikat gigi. Ditekankan pula bahwa manfaat dari cuci tangan yang paling utama antara lain sebagai pencegahan cacingan. Pengetahuan siswa meningkat sebanyak 38%. Tanggal 10 Agustus kembali dilakukan penyuluhan yang sama di SDN 1 Sirnajaya, yang dilakukan bersama dengan pembuatan pot 21

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI, Menimbang

Lebih terperinci

Penganekaragaman Konsumsi Pangan Proses pemilihan pangan yang dikonsumsi dengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan, tetapi terhadap

Penganekaragaman Konsumsi Pangan Proses pemilihan pangan yang dikonsumsi dengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan, tetapi terhadap Penganekaragaman Konsumsi Pangan Proses pemilihan pangan yang dikonsumsi dengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan, tetapi terhadap bermacam-macam bahan pangan. TUJUAN PEMANFAATAN PEKARANGAN 10.3

Lebih terperinci

M-KRPL MENGHIAS RUMAH DENGAN SAYURAN DAN UMBI- UMBIAN, SEHAT DAN MENGUNTUNGKAN

M-KRPL MENGHIAS RUMAH DENGAN SAYURAN DAN UMBI- UMBIAN, SEHAT DAN MENGUNTUNGKAN M-KRPL MENGHIAS RUMAH DENGAN SAYURAN DAN UMBI- UMBIAN, SEHAT DAN MENGUNTUNGKAN Menghias rumah tinggal dengan tanaman hias? Itu sudah biasa. Lain halnya yang dilakukan para ibu anggota Kelompok Wanita Tani

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber matapencaharian dari mayoritas penduduknya, sehingga sebagian besar penduduknya menggantungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kawasan industri, perumahan dan gedung- gedung. perkebunan dapat meningkatkan penghasilan penduduk. Apabila ditinjau dari

BAB I PENDAHULUAN. kawasan industri, perumahan dan gedung- gedung. perkebunan dapat meningkatkan penghasilan penduduk. Apabila ditinjau dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki tanah yang sangat subur dan bisa dimanfaatkan untuk pertanian dan perkebunan, seperti padi, jagung, kopi, teh, cengkeh dan lain

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DENGAN BUDIDAYA TANAMAN SAYURAN DALAM POT DI BOJONGGEDE JAWA BARAT

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DENGAN BUDIDAYA TANAMAN SAYURAN DALAM POT DI BOJONGGEDE JAWA BARAT LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT SEBAGIAN DIDANAI OLEH UNIVERSITAS NASIONAL PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DENGAN BUDIDAYA TANAMAN SAYURAN DALAM POT DI BOJONGGEDE JAWA BARAT Oleh Ir.Yenisbar,

Lebih terperinci

POTENSI PERTANIAN PEKARANGAN*

POTENSI PERTANIAN PEKARANGAN* POTENSI PERTANIAN PEKARANGAN* Muhammad Fauzan, S.P., M.Sc Dosen Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta) I. PENDAHULUAN Pertanian pekarangan (atau budidaya tanaman

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang kaya dengan ketersediaan pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu padi-padian, umbi-umbian,

Lebih terperinci

PROPOSAL KEGIATAN PROGRAM KULIAH KERJA PROFESI ( KKP) DESA CIPETUNG, KECAMATAN PAGUYANGAN KABUPATEN BREBES

PROPOSAL KEGIATAN PROGRAM KULIAH KERJA PROFESI ( KKP) DESA CIPETUNG, KECAMATAN PAGUYANGAN KABUPATEN BREBES PROPOSAL KEGIATAN PROGRAM KULIAH KERJA PROFESI ( KKP) DESA CIPETUNG, KECAMATAN PAGUYANGAN KABUPATEN BREBES FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 LEMBAR PENGESAHAN PROGRAM KERJA KKP 2010 KABUPATEN

Lebih terperinci

PELESTARIAN LINGKUNGAN MELALUI TATAJER

PELESTARIAN LINGKUNGAN MELALUI TATAJER PELESTARIAN LINGKUNGAN MELALUI TATAJER Anitarakhmi Handaratri, Yuyun Yuniati Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ma Chung Email: anita.hand@gmail.com, yuyun.yuniati@machung.ac.id

Lebih terperinci

Lingkup program/kegiatan KKP untuk meningkatkan ketahanan pangan rumahtangga berbasis sumberdaya lokal

Lingkup program/kegiatan KKP untuk meningkatkan ketahanan pangan rumahtangga berbasis sumberdaya lokal Lingkup program/kegiatan KKP untuk meningkatkan ketahanan pangan rumahtangga berbasis sumberdaya lokal Yayuk FB Pembekalan KKP Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB 14 Mei 2011 CONTOH : Hasil identifikasi

Lebih terperinci

M.Yazid, Nukmal Hakim, Guntur M.Ali, Yulian Junaidi, Henny Malini Dosen Fakutas Pertanian Universitas Sriwijaya ABSTRAK

M.Yazid, Nukmal Hakim, Guntur M.Ali, Yulian Junaidi, Henny Malini Dosen Fakutas Pertanian Universitas Sriwijaya ABSTRAK PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI PEMBUATAN DAN APLIKASI PESTISIDA NABATI PADA DEMPLOT SAYURAN ORGANIK DI KELURAHAN TALANG KERAMAT KABUPATEN BANYUASIN M.Yazid, Nukmal Hakim, Guntur M.Ali,

Lebih terperinci

BUDIDAYA PEPAYA BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN DENGAN TEKNOLOGI KOMPOS AKTIF. (Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi) 2

BUDIDAYA PEPAYA BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN DENGAN TEKNOLOGI KOMPOS AKTIF. (Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi) 2 BUDIDAYA PEPAYA BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN DENGAN TEKNOLOGI KOMPOS AKTIF 1 M. Syarif, 2 Wiwaha Anas Sumadja dan 1 H. Nasution 1 (Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi) 2 (Staf Pengajar Fakultas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB. I. PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan sektor pertanian adalah

Lebih terperinci

Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur

Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP. Menyempitnya lahan-lahan pertanian ternyata bukan suatu halangan untuk mengusahakan budidaya tanaman sayuran. Sistem vertikultur

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Faktor yang berkontribusi terhadap kejadian BGM di Provinsi Lampung

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Faktor yang berkontribusi terhadap kejadian BGM di Provinsi Lampung BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 KESIMPULAN 1. Faktor yang berkontribusi terhadap kejadian BGM di Provinsi Lampung adalah asupan energi, asupan protein, ASI eksklusif, MP-ASI, ISPA, umur balita, pemantauan

Lebih terperinci

LAPORAN VERIFIKASI PROKLIM

LAPORAN VERIFIKASI PROKLIM LAPORAN VERIFIKASI PROKLIM LOKASI DESA : BOJONGSARI (RW 03 DAN RW 04) KECAMATAN : BOJONGSOANG KABUPATEN : BANDUNG PROVINSI : JAWA BARAT DEPUTI III MENLH BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN DAN PERUBAHAN

Lebih terperinci

SCHOOL GARDEN AJARKAN ANAK CINTA MAKAN SAYUR

SCHOOL GARDEN AJARKAN ANAK CINTA MAKAN SAYUR AgroinovasI SCHOOL GARDEN AJARKAN ANAK CINTA MAKAN SAYUR Sayuran dan buah merupakan satu dari empat pilar pangan berimbang selain biji-bijian, protein dan sedikit susu yang dianjurkan dalam pemenuhan gizi

Lebih terperinci

RUMAH PANGAN LESTARI ORGANIK SEBAGAI SOLUSI PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA

RUMAH PANGAN LESTARI ORGANIK SEBAGAI SOLUSI PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA 65 Jurnal Akses Pengabdian Indonesia Vol 1 No 1: 65 72, 2016 RUMAH PANGAN LESTARI ORGANIK SEBAGAI SOLUSI PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA Amir Hamzah dan Sri Umi Lestari Fakultas Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN RUMAH SECARA VERTICULTURE SEBAGAI SARANA UNTUK BUDIDAYA SAYURAN DI DUSUN PANJANG KECAMATAN TANAH TUMBUH KABUPATEN BUNGO

PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN RUMAH SECARA VERTICULTURE SEBAGAI SARANA UNTUK BUDIDAYA SAYURAN DI DUSUN PANJANG KECAMATAN TANAH TUMBUH KABUPATEN BUNGO PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN RUMAH SECARA VERTICULTURE SEBAGAI SARANA UNTUK BUDIDAYA SAYURAN DI DUSUN PANJANG KECAMATAN TANAH TUMBUH KABUPATEN BUNGO Ahmad Agus.W, Nurkayati, Ico Silvia.S, Ardiansyah dan

Lebih terperinci

Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur

Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur Oleh Liferdi Lukman Balai Penelitian Tanaman Sayuran Jl. Tangkuban Perahu No. 517 Lembang Bandung 40391 E-mail: liferdilukman@yahoo.co.id Sesuai dengan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Manfaat dalam melakukan kegiatan pembuatan lubang biopori antara lain :

KATA PENGANTAR. Manfaat dalam melakukan kegiatan pembuatan lubang biopori antara lain : PROGRAM KERJA LPM STIMA IMMI DALAM RANGKA MELAKSANAKAN KEGIATAN PEDULI LINGKUNGAN BERSAMA-SAMA DENGAN WARGA SEKITAR BERUPA PEMBUATAN LUBANG BIOPORI DI KOMPLEK PERUMAHAN DEPARTEMEN KEUANGAN RW 05 CILANDAK

Lebih terperinci

BUDI DAYA. Kelas VII SMP/MTs. Semester I

BUDI DAYA. Kelas VII SMP/MTs. Semester I BUDI DAYA 122 Peta Materi IV Budi daya Tanaman Sayuran Jenis-Jenis Tanaman Sayuran Alternatif Media Tanam Tanaman Sayuran Tujuan Pembelajaran Prakarya 123 Bab IV Budi Daya Tanaman Sayuran Gambar 4.1 Tanaman

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah: : Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah: : Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Desa Banjarsari terletak di Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pustekom, 2005 bahwa Indonesia merupakan daerah yang mempunyai curah hujan yang relatif tinggi yaitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pustekom, 2005 bahwa Indonesia merupakan daerah yang mempunyai curah hujan yang relatif tinggi yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pustekom, 2005 bahwa Indonesia merupakan daerah yang mempunyai curah hujan yang relatif tinggi yaitu 2000 3000 mm/tahun. Namun ironisnya dibeberapa tempat masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dekade ini termasuk di Indonesia. Berdasar Undang-undang Nomor 18 tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. dekade ini termasuk di Indonesia. Berdasar Undang-undang Nomor 18 tahun 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan (food security) telah menjadi isu global selama dua dekade ini termasuk di Indonesia. Berdasar Undang-undang Nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan disebutkan

Lebih terperinci

ANALISIS SITUASI DAN PERMASALAHAN PETANI MISKIN

ANALISIS SITUASI DAN PERMASALAHAN PETANI MISKIN 45 ANALISIS SITUASI DAN PERMASALAHAN PETANI MISKIN Karakteristik Petani Miskin Ditinjau dari kepemilikan lahan dan usaha taninya, petani yang ada di RT 24 Kelurahan Nunukan Timur dapat dikategorikan sebagai

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 ANALISIS SITUASI

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 ANALISIS SITUASI BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 ANALISIS SITUASI Kelurahan Tegalgede merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember yang berjarak sekitar 2 km dari kampus UNEJ. Batas-Batas wilayah Kelurahan

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA PROBOLINGGO WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 34 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL KOTA PROBOLINGGO DENGAN

Lebih terperinci

IPTEKS BAGI WILAYAH (IbW) KOTA SUNGAI PENUH. Trias Novita, Hanibal dan M. Sugihartono Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi

IPTEKS BAGI WILAYAH (IbW) KOTA SUNGAI PENUH. Trias Novita, Hanibal dan M. Sugihartono Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi IPTEKS BAGI WILAYAH (IbW) KOTA SUNGAI PENUH Trias Novita, Hanibal dan M. Sugihartono Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi Abstrak Kegiatan program Ipteks Bagi Wilayah (IbW) Kota Sungai Penuh

Lebih terperinci

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Proses experiential learning yang dilakukan oleh anggota KWT dalam

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Proses experiential learning yang dilakukan oleh anggota KWT dalam BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN 8.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan ditarik beberapa kesimpulan, sebagai berikut : 1. Proses experiential learning yang dilakukan oleh anggota KWT dalam

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI PROGRAM KOMPOSTING RUMAH TANGGA

BAB V IMPLEMENTASI PROGRAM KOMPOSTING RUMAH TANGGA BAB V IMPLEMENTASI PROGRAM KOMPOSTING RUMAH TANGGA 5.1 Latar Belakang Program Setiap rumah tangga adalah produsen sampah, baik sampah organik maupun sampah anorganik. Cara yang paling efektif untuk mengatasi

Lebih terperinci

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013, ISSN:

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013, ISSN: PEMANFAATAN LIMBAH DRUM CAT MENJADI DEKOMPOSTER SISTEM KIPAS SEBAGAI TEKNOLOGI UNTUK MENGOLAH LIMBAH PERTANIAN 1 Elis Kartika, Made Deviani Duaja, Lizawati, Gusniwati and Arzita 2 ABSTRAK Tujuan dari penyuluhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian memegang peranan penting dalam struktur ekonomi nasional. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang tidak hanya berperan dalam pembentukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian masih merupakan prioritas pembangunan secara nasional maupun regional. Sektor pertanian memiliki peran penting untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk

Lebih terperinci

KKN-Tematik IPB 2016 Desa Kaliombo

KKN-Tematik IPB 2016 Desa Kaliombo Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Institut Pertanian Bogor (LPPM IPB) mempunyai berbagai macam kegiatan pengabdian kepada masyarakat, salah satunya yaitu Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T)

Lebih terperinci

Renja BP4K Kabupaten Blitar Tahun

Renja BP4K Kabupaten Blitar Tahun 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN R encana kerja (RENJA) SKPD Tahun 2015 berfungsi sebagai dokumen perencanaan tahunan, yang penyusunan dengan memperhatikan seluruh aspirasi pemangku kepentingan pembangunan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA CIA (CIHIDEUNG ILIR IN ACTION): GERAKAN CINTA LINGKUNGAN DAN KEBERSIHAN SITU CIHIDEUNG ILIR

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA CIA (CIHIDEUNG ILIR IN ACTION): GERAKAN CINTA LINGKUNGAN DAN KEBERSIHAN SITU CIHIDEUNG ILIR LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA CIA (CIHIDEUNG ILIR IN ACTION): GERAKAN CINTA LINGKUNGAN DAN KEBERSIHAN SITU CIHIDEUNG ILIR BIDANG KEGIATAN : PKM-M Disusun oleh: Syahrul Mustopa Hermanto Ayu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketersediaan pangan dalam jumlah yang cukup sepanjang waktu merupakan keniscayaan yang tidak terbantahkan. Hal ini menjadi prioritas pembangunan pertanian nasional dari

Lebih terperinci

PERTANYAAN PENELITIAN KETERAMPILAN BIDANG BOGA PADA PELAKSANAAN KKN POSDAYA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BOGA

PERTANYAAN PENELITIAN KETERAMPILAN BIDANG BOGA PADA PELAKSANAAN KKN POSDAYA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BOGA PERTANYAAN PENELITIAN KETERAMPILAN BIDANG BOGA PADA PELAKSANAAN KKN POSDAYA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN Identitas Responden Angkatan : Desa dan Kecamatan Lokasi KKN : Daftar Pertanyaan 1. Setelah

Lebih terperinci

Pemberdayaan Lingkungan untuk kita semua. By. M. Abror, SP, MM

Pemberdayaan Lingkungan untuk kita semua. By. M. Abror, SP, MM Pemberdayaan Lingkungan untuk kita semua By. M. Abror, SP, MM Tema utama Pengolahan sampah Program kali bersih Biopori Lahan sempit dan lahan tidur Pengembangan desa wisata Lingkungan adalah???????????

Lebih terperinci

30% Pertanian 0% TAHUN

30% Pertanian 0% TAHUN PERANAN SEKTOR TERHADAP PDB TOTAL I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Julukan negara agraris yang kerap kali disematkan pada Indonesia dirasa memang benar adanya. Pertanian merupakan salah satu sumber kehidupan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DODOL WORTEL DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR

PENGEMBANGAN DODOL WORTEL DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR PENGEMBANGAN DODOL WORTEL DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR Setyowati dan Fanny Widadie Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta watikchrisan@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB VI PROSES PENDAMPINGAN PEREMPUAN WONOREJO. selaku RW 01 Wonorejo. Pendamping memperkenalkan diri dan

BAB VI PROSES PENDAMPINGAN PEREMPUAN WONOREJO. selaku RW 01 Wonorejo. Pendamping memperkenalkan diri dan BAB VI PROSES PENDAMPINGAN PEREMPUAN WONOREJO A. Proses Pendampingan Awal mula pendamping datang ke Kampung Wonorejo ini yaitu bermaksud untuk bertemu dengan perangkat Kampung Wonorejo. Pada hari Sabtu

Lebih terperinci

KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA

KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA 94 KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA KARAKTERISTIK KELUARGA Nomor Responden : Nama Responden (Inisial)

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA DESA KECAMATAN SINTOGA KABUPATEN PADANG PARIAMAN. (Sabtu, Tanggal 10 Mei 2015)

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA DESA KECAMATAN SINTOGA KABUPATEN PADANG PARIAMAN. (Sabtu, Tanggal 10 Mei 2015) LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM.PERTAMINAFLip DESA DESA KECAMATAN SINTOGA KABUPATEN PADANG PARIAMAN (Sabtu, Tanggal 10 Mei 2015) FOTO IKON KAWASAN PRA KEM FOTO IKON KAWASAN PASCA KEM Lahan awal Lahan sayuran

Lebih terperinci

POTENSI KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG SEBAGAI SENTRA PERTANIAN ORGANIK MELALUI KEGIATAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK WANITA TANI

POTENSI KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG SEBAGAI SENTRA PERTANIAN ORGANIK MELALUI KEGIATAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK WANITA TANI POTENSI KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG SEBAGAI SENTRA PERTANIAN ORGANIK MELALUI KEGIATAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK WANITA TANI Dewi Mustikaningtyas 1, Wiyanto 2, Noor Aini Habibah 3 1,3 Jurusan Biologi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ternyata memiliki sebuah potensi besar yang luput terlihat. Salah satu limbah yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ternyata memiliki sebuah potensi besar yang luput terlihat. Salah satu limbah yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Limbah sering dianggap sebagai sesuatu yang kotor, menimbulkan bau yang tidak sedap dan mengundang penyakit. Manusia seringkali memandang sebelah mata pada limbah. Tanpa

Lebih terperinci

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN 23 Gambaran penelitian yang dimuat dalam bab ini merupakan karakteristik dari sistem pertanian yang ada di Desa Cipeuteuy. Informasi mengenai pemerintahan

Lebih terperinci

PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT MELALUI USAHA KOMPOS BOKASHI, BUDIDAYA SAYUR DAN JAMUR MERANG ABSTRAK

PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT MELALUI USAHA KOMPOS BOKASHI, BUDIDAYA SAYUR DAN JAMUR MERANG ABSTRAK PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT MELALUI USAHA KOMPOS BOKASHI, BUDIDAYA SAYUR DAN JAMUR MERANG Mariati, Rosita Sipayung, Riswanti, dan Era Yusraini Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Sumatera

Lebih terperinci

Tahun Bawang

Tahun Bawang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Komoditas hortikultura merupakan komoditas yang sangat prospektif untuk dikembangkan melalui usaha agribisnis, mengingat potensi serapan pasar di dalam negeri dan pasar

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 34 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Profil Desa Cibunian 4.1.1 Keadaan Alam dan Letak Geografis Desa Cibunian merupakan salah satu desa di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Secara

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN Sektor pertanian terdiri dari beberapa sub sektor, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan, dimana keempat sub sektor tersebut mempunyai peranan

Lebih terperinci

PENGESAHAN PROPOSAL PKM

PENGESAHAN PROPOSAL PKM PENGESAHAN PROPOSAL PKM iv iii DAFTAR ISI Lembar Pengesahan... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel dan Gambar... iii Ringkasan... iv BAB 1. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah...

Lebih terperinci

VII. PERAN KELEMBAGAAN TERHADAP KEMANDIRIAN, KESEJAHTERAAN PETANI, DAN KEBERLANJUTAN PERTANIAN STRAWBERRY

VII. PERAN KELEMBAGAAN TERHADAP KEMANDIRIAN, KESEJAHTERAAN PETANI, DAN KEBERLANJUTAN PERTANIAN STRAWBERRY VII. PERAN KELEMBAGAAN TERHADAP KEMANDIRIAN, KESEJAHTERAAN PETANI, DAN KEBERLANJUTAN PERTANIAN STRAWBERRY 7.1. Karakteristik Responden 7.1.1. Tingkat Umur Tingkat umur responden berkisar antara 40-60 tahun.

Lebih terperinci

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR LAPORAN AKHIR PKM-M ALTERNATIF MATA PENCAHARIAN BARU UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN BULANAN MELALUI PEMBINAAN PRAKTEK USAHA BUDIDAYA JAMUR PANGAN DI KAMPUNG PARUNG LEUNGSIR BOGOR Disusun oleh: Ketua : Mamun

Lebih terperinci

PERATURAN DESA BOJONGGENTENG KECAMATAN JAMPANGKULON KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 8 TAHUN 2017

PERATURAN DESA BOJONGGENTENG KECAMATAN JAMPANGKULON KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 8 TAHUN 2017 PERATURAN DESA BOJONGGENTENG KECAMATAN JAMPANGKULON KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DESA BOJONGGENTENG NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG GERAKAN MEMBANGUN DESA MANGGATANG UTUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MURUNG RAYA, Menimbang

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PEMANFAATAN PEKARANGAN DI DESA BABAKAN, KECAMATAN CISAAT, KABUPATEN SUKABUMI

OPTIMALISASI PEMANFAATAN PEKARANGAN DI DESA BABAKAN, KECAMATAN CISAAT, KABUPATEN SUKABUMI Media Pengabdian kepada Masyarakat Qardhul Hasan ISSN 2442 3726 Volume 1 Nomor 1, April 2015 31 OPTIMALISASI PEMANFAATAN PEKARANGAN DI DESA BABAKAN, KECAMATAN CISAAT, KABUPATEN SUKABUMI OPTIMALISATION

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Agribisnis Cabai Merah

II. TINJAUAN PUSTAKA Agribisnis Cabai Merah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Agribisnis Cabai Merah Cabai merah (Capsicum annuum) merupakan tanaman hortikultura sayursayuran buah semusim untuk rempah-rempah, yang di perlukan oleh seluruh lapisan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi Kuliah Kerja Nyata - Pembelajaran Pemberdayaan asyarakat (KKN-PP) merupakan salah satu wadah mahasiswa untuk dapat melatih diri dalam proses belajar pendewasaan dan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi 5.2. Jumlah Kepala Keluarga (KK) Tani dan Status Penguasaan Lahan di Kelurahan Situmekar

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi 5.2. Jumlah Kepala Keluarga (KK) Tani dan Status Penguasaan Lahan di Kelurahan Situmekar V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49 29 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 1

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 1 PERATURAN DAERAH BANJARNEGARA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANJARNEGARA, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 827 Tahun : 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, Menimbang

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum dan Geografis Penelitian dilakukan di Desa Lebak Muncang, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung. Desa Lebak Muncang ini memiliki potensi yang baik dalam

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PANEN PADI HIBRIDA TAHUN 2015

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PANEN PADI HIBRIDA TAHUN 2015 1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PANEN PADI HIBRIDA TAHUN 2015 TANGGAL 5 PEBRUARI 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 2 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Pembangunan pertanian di Indonesia dianggap penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tema Kegiatan 1.2 Lokasi Kegiatan 1.3 Bidang Kegiatan 1.4 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tema Kegiatan 1.2 Lokasi Kegiatan 1.3 Bidang Kegiatan 1.4 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tema Kegiatan Pengembangan Taraf Hidup dan Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pendidikan, Kesehatan, dan Peningkatan Produktivitas di Desa Pemuteran. 1.2 Lokasi Kegiatan Kuliah Kerja

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sayuran terutama sawi. Hal ini terjadi karena sawi memiliki kandungan gizi yang

I. PENDAHULUAN. sayuran terutama sawi. Hal ini terjadi karena sawi memiliki kandungan gizi yang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia yang semakin bertambah, serta meningkatnya kesadaran akan kebutuhan gizi menyebabkan bertambahnya permintaan akan sayuran terutama sawi. Hal

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Demografi Desa Citeko, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor Desa Citeko merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Cisarua. Desa Citeko memiliki potensi lahan

Lebih terperinci

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG 78 VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG 7.1. Perumusan Strategi Penguatan Kelompok Tani Karya Agung Perumusan strategi menggunakan analisis SWOT dan dilakukan melalui diskusi kelompok

Lebih terperinci

LAPORAN VERIFIKASI PROKLIM

LAPORAN VERIFIKASI PROKLIM LAPORAN VERIFIKASI PROKLIM LOKASI DESA KECAMATAN KABUPATEN PROVINSI : GEKBRONG : GEKBRONG : CIANJUR : JAWA BARAT DEPUTI III MENLH BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN DAN PERUBAHAN IKLIM KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BUDIDAYA SAYURAN. Paramita Cahyaningrum Kuswandi Program Pengabdian Masyarakat Jur. Pend. Biologi FMIPA UNY 2014

BUDIDAYA SAYURAN. Paramita Cahyaningrum Kuswandi   Program Pengabdian Masyarakat Jur. Pend. Biologi FMIPA UNY 2014 BUDIDAYA SAYURAN Paramita Cahyaningrum Kuswandi Email : paramita@uny.ac.id Program Pengabdian Masyarakat Jur. Pend. Biologi FMIPA UNY 2014 Budidaya Tanaman Sayuran Langkah-langkah yang perlu dilakukan

Lebih terperinci

BADAN KETAHANAN PANGAN PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN Disampaikan pada : Pertemuan Sinkronisasi Kegiatan dengan Kabupaten/Kota

BADAN KETAHANAN PANGAN PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN Disampaikan pada : Pertemuan Sinkronisasi Kegiatan dengan Kabupaten/Kota BADAN KETAHANAN PANGAN PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 Disampaikan pada : Pertemuan Sinkronisasi Kegiatan dengan Kabupaten/Kota Bukittinggi, Maret 2016 BIDANG PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN (PKP)

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DESA/ KEL.. KECAMATAN... Jalan... No... Telp.(0341)... CONTOH. KEPUTUSAN DESA/ KELURAHAN... Nomor : 180/ /421.

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DESA/ KEL.. KECAMATAN... Jalan... No... Telp.(0341)... CONTOH. KEPUTUSAN DESA/ KELURAHAN... Nomor : 180/ /421. PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DESA/ KEL.. KECAMATAN... Jalan... No... Telp.(0341)... CONTOH KEPUTUSAN DESA/ KELURAHAN... Nomor : 180/ /421.629/2012 TENTANG TIM PEMBINA/ POKJA POS PELAYANAN TERPADU DESA/

Lebih terperinci

IBM KELOMPOK IBU-IBU PKK : PENERAPAN TEKNOLOGI BIOPORI YANG DIPERKAYA INOKULAN MIKROBA DI PERUMAHAN BANYUMANIK SEMARANG

IBM KELOMPOK IBU-IBU PKK : PENERAPAN TEKNOLOGI BIOPORI YANG DIPERKAYA INOKULAN MIKROBA DI PERUMAHAN BANYUMANIK SEMARANG IBM KELOMPOK IBU-IBU PKK : PENERAPAN TEKNOLOGI BIOPORI YANG DIPERKAYA INOKULAN MIKROBA DI PERUMAHAN BANYUMANIK SEMARANG S. Utami, R. Rahadian, L. K. Perwati Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007 Menimbang + PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, : a. bahwa sebagai

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KOORDINASI PENYULUHAN

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KOORDINASI PENYULUHAN - 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KOORDINASI PENYULUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 98 BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bagian ini akan dikemukakan hasil temuan studi yang menjadi dasar untuk menyimpulkan keefektifan Proksi Mantap mencapai tujuan dan sasarannya. Selanjutnya dikemukakan

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN ORGANISASI LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 16 TAHUN 2011

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 16 TAHUN 2011 BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara Agraris yang memiliki keanekaragaman tumbuh-tumbuhan maupun buah-buahan. Sehingga sebagian masyarakat Indonesia berprofesi sebagai

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KABUPATEN PATI

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KABUPATEN PATI SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KABUPATEN PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang

Lebih terperinci

VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN

VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN Program Promosi Kesehatan adalah upaya meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Kegagalan dalam memenuhi kebutuhan pokok akan dapat menggoyahkan. masa yang akan datang IPB, 1998 (dalam Wuryaningsih, 2001).

I PENDAHULUAN. Kegagalan dalam memenuhi kebutuhan pokok akan dapat menggoyahkan. masa yang akan datang IPB, 1998 (dalam Wuryaningsih, 2001). I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian pangan khususnya beras, dalam struktur perekonomian di Indonesia memegang peranan penting sebagai bahan makanan pokok penduduk dan sumber pendapatan sebagian

Lebih terperinci

BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH

BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH 3.1 Program Berdasarkan permasalahan yang telah diidentifikasi, selanjutnya masalah tersebut ditindaklanjuti dengan berupaya memberikan solusi atau pemecahan masalah

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 1149 TAHUN 2014 TENTANG ALOKASI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN GARUT TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN, Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 08 TAHUN 2017 TENTANG PENGANEKARAGAMAN PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

2. METODE Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian Cara Pemilihan Responden

2. METODE Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian Cara Pemilihan Responden 5 2. METODE Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah quasi experimental nonequivalent groups design. Penelitian ini mengacu pada penelitian payung Khomsan et al. (2011-2013) bekerjasama

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 71 TAHUN 2009 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 71 TAHUN 2009 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 71 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR

Lebih terperinci

D. Kerangka Konsep 1. Infrastruktur 2. Pertanian 3. Pendidikan 4. Kesehatan 5. Ekonomi DIFUSI MODEL PRE

D. Kerangka Konsep 1. Infrastruktur 2. Pertanian 3. Pendidikan 4. Kesehatan 5. Ekonomi DIFUSI MODEL PRE DIFUSI INOVASI TEKNOLOGI MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN EKONOMI, KETAHANAN PANGAN, DAN STATUS KESEHATAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL DALAM RANGKA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Oleh

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU,

Lebih terperinci

VII. Pola Hubungan dalam Lembaga APKI di Kecamatan Kahayan Kuala Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah

VII. Pola Hubungan dalam Lembaga APKI di Kecamatan Kahayan Kuala Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah VII. Pola Hubungan dalam Lembaga APKI di Kecamatan Kahayan Kuala Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah Kecamatan Kahayan Kuala merupakan salah satu wilayah Kecamatan di Kabupaten Pulang Pisau yang sangat

Lebih terperinci

GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT KOTA BOGOR

GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT KOTA BOGOR GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT KOTA BOGOR Saat ini Kota Bogor merupakan salah satu kota di Indonesia yang turut menghadapi masalah kesehatan triple burden, yaitu masih adanya penyakit infeksi, meningkatnya

Lebih terperinci

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PANEN RAYA PADI DI DESA SENAKIN KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PANEN RAYA PADI DI DESA SENAKIN KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK 1 SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PANEN RAYA PADI DI DESA SENAKIN KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK Yang terhormat: Hari/Tanggal : Senin /11 Pebruari 2008 Pukul : 09.00 WIB Bupati

Lebih terperinci

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BINTAN, Menimbang:

Lebih terperinci