OPTIMALISASI PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS DALAM PENYELAMATAN ARSIP DI PUSDIKLAT MIGAS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "OPTIMALISASI PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS DALAM PENYELAMATAN ARSIP DI PUSDIKLAT MIGAS"

Transkripsi

1 FORUM MANAJEMEN Vol. 5 No. OPTIMALISASI PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS DALAM PENYELAMATAN ARSIP DI PUSDIKLAT MIGAS Oleh : Sri Yuliati, SST (Arsiparis Penyelia) ABSTRAK Suatu organisasi dikatakan eksis apabila masih terciptanya arsip sebagai dampak adanya suatu kegiatan dalam organisasi, baik kelompok atau individu yang merupakan informasi dari keseluruhan proses dalam organisasi. Sesuai amanat UU nomor : 43 Tahun 9 tentang Kearsipan bahwa penyelenggaraan kearsipan adalah keseluruhan kegiatan meliputi penetapan kebijakan, pembinaan kearsipan, dan pengelolaan arsip dalam suatu sistem kearsipan nasional yang didukung oleh sumber daya manusia, prasarana dan sarana, serta sumber daya lainnya. Oleh karena itu arsip perlu dikelola dengan baik dan benar dengan memanfaatkan sumberdaya yang diperlukan dengan tujuan arsip yang masih memiliki nilai guna akan dapat terselamatkan dan mampu telusur dengan baik sehingga diperoleh efektifitas dan efisiensi dalam pelayanan kearsipan yaitu terlaksananya pemberian informasi dan arsip yang dibutuhkan kepada yang berhak secara akurat, lengkap dan tepat waktu. Sebagai upaya optimalisasi pengelolaan arsip dinamis di Pusdiklat Migas diperlukan optimalisasi pula terhadap sumber daya yang dimiliki terutama faktor SDM dan sarana serta prasarana kearsipan, oleh karena itu dalam hal ini perlu dilakukan analisis terhadap kinerja pengelolaan arsip dinamis di lingkungan Pusdiklat Migas sehingga dapat diperoleh beberapa rancangan strategi untuk melakukan optimalisasi pengelolaan arsip dinamis dalam penyelamatan arsip di Pusdiklat Migas. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis SWOT dengan mengidentifikasi berbagai faktor internal maupun eksternal secara sistematis dan didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (St rengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Berdasarkan data responden yang berjumlah 3 orang terdiri dari pejabat eselon 4, pengawas dan seluruh sekretaris/administrasi sub bidang/sub bagian dan bidang di Pusdiklat Migas, diperoleh hasil penelitian yang dituangkan dalam matrik space dengan titik perpotongan berada pada posisi kelemahan (Weaknessses) yaitu titik X = -,5 dan posisi ancaman (Threats) yaitu titik Y = -,3. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi kegiatan pengelolaan kearsipan berada pada kuadran IV, dimana untuk mengoptimalkan kegiatan tersebut diperlukan rancangan strategi devensi (bertahan) yaitu dengan strategi mengurangi kelemahan dan menghindari ancaman. Sedangkan posisi kelemahan yang paling tinggi nilainya dan perlu mendapat perhatian adalah tentang sarana dan prasarana kearsipan yang masih kurang menunjang pada kegiatan kearsipan dengan nilai scor -,6 dari 9 point pernyataan, dan posisi ancaman yang paling tinggi nilainya dan perlu mendapatkan perhatian adalah tentang kaderisasi tenaga fungsional arsiparis yang perlu dilakukan sedini mungkin memperoleh nilai scor -,3 dari 3 point pernyataan.

2 FORUM MANAJEMEN Vol. 5 No. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diusulkan rancangan langkah konkret melalui strategi devensi yaitu mengurangi kelemahan tentang permasalahan sarana dan prasarana kearsipan dan menghindari ancaman tentang kaderisasi tenaga fungsional arsiparis.. Latar Belakang Suatu organisasi dikatakan eksis adalah apabila masih terciptanya arsip sebagai dampak suatu kegiatan atau aktifitas organisasi, sehingga diperlukan pengelolaan arsip dengan baik dan benar. Hal ini dibuktikan dengan adanya sejarah organisasi Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi yang telah mengalami beberapa kali perubahan organisasi yang diharuskan adanya pembuktian otentik berupa arsip tentang organisasi tersebut. Sesuai dengan amanat UU nomor : 43 Tahun 9 tentang Kearsipan, bahwa penyelenggaraan kearsipan adalah keseluruhan kegiatan meliputi penetapan kebijakan, pembinaan kearsipan, dan pengelolaan arsip dalam suatu sistem kearsipan nasional yang didukung oleh sumber daya manusia, prasarana dan sarana, serta sumber daya lainnya yang bertujuan untuk : a. menjamin terciptanya arsip dari kegiatan yang dilakukan oleh lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan, serta ANRI sebagai penyelenggara kearsipan nasional. b. menjamin ketersediaan arsip yang autentik dan terpercaya sebagai alat bukti yang sah c. menjamin terwujudnya pengelolaan arsip yang andal dan pemanfaatan arsip sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan d. menjamin perlindungan kepentingan Negara dan hak-hak keperdataan rakyat melalui pengelolaan dan pemanfaatan arsip yang autentik dan terpercaya e. mendinamiskan penyelenggaraan kearsipan nasional sebagai suatu system yang komprehensif dan terpadu f. menjamis keselamatan dan keamanan arsip sebagai bukti pertanggungjawaban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara g. menjamin keselamatan asset nasional dalam bidang ekonomi, social, politik, budaya, pertahanan, serta keamanan sebagai identitas dan jati diri bangsa h. meningkatkan kualitas pelayanan public dalam pengelolaan dan pemanfaatan arsip yang autentik dan terpercaya. Pengelolaan arsip yang baik akan mendukung terciptanya suatu kondisi yang memenuhi standard mutu dibidang administrasi/ manajemen dibidang arsip, sehingga akan mendukung terciptanya efektifitas dan efisiensi suatu organisasi. Sebagai upaya optimalisasi pengelolaan arsip dinamis di Pusdiklat Migas diperlukan optimalisasi pula terhadap sumber daya yang dimiliki terutama faktor SDM dan sarana serta fasilitas, oleh karena itu dalam hal ini perlu dilakukan analisis terhadap kinerja pengelolaan arsip dinamis di lingkungan Pusdiklat Migas sehingga dapat diperoleh beberapa strategi untuk melakukan optimalisasi pengelolaan arsip dinamis dalam penyelamatan arsip di Pusdiklat Migas. Pendekatan yang akan digunakan adalah dengan menggunakan analisis situasi atau popular disebut analisis SWOT dengan mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis dan didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses)

3 FORUM MANAJEMEN Vol. 5 No. dan ancaman (Threats). Dalam mencapai upaya tahapan tersebut, maka peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dengan Judul Optimalisasi Pengelolaan Kearsipan Dalam Penyelamatan Arsip Di Pusdiklat Migas Cepu.. Perumusan Masalah Perumusan masalah yang akan dianalisis dengan menggunakan pendekatan analisis situasi atau SWOT kearsipan yaitu :. Bagaimana kekuatan dan kelemahan internal terhadap optimalisasi pengelolaan kearsipan di Pusdiklat Migas Cepu.. Bagaimana peluang dan tantangan eksternal terhadap optimalisasi pengelolaan kearsipan di Pusdiklat Migas Cepu. 3. Bagaimana strategi optimalisasi pengelolaan kearsipan di Pusdiklat Migas Migas Cepu. 3. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dalam hal ini adalah apabila arsip dikelola dengan baik dan benar dengan memanfaatkan sumberdaya yang diperlukan maka arsip yang masih memiliki nilai guna akan dapat terselamatkan dan mampu telusur dengan baik sehingga diperoleh efektifitas dan efisiensi dalam pelayanan kearsipan, yaitu terlaksananya pemberian informasi dan arsip yang dibutuhkan kepada yang berhak secara akurat, lengkap dan tepat waktu, sehingga alur berpikir digambarkan berikut : UU RI NOMOR : 43 TAHUN 9 TENTANG KEARSIPAN PERMEN ESDM NOMOR : 5 TAHUN 6 TENTANG TATA PERSURATAN DINAS DAN KEARSIPAN ANALISIS KEGIATAN PENGELOLAAN KEARSIPAN DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MINYAK DAN GAS BUMI OPTIMALISASI PENGELOLAAN KEARSIPAN DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MINYAK DAN GAS PENYELAMATAN ARSIP BERNILAI GUNA DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MINYAK DAN GAS BUMI 4. Metodologi Penelitian Metodologi penelitian merupakan suatu cara yang digunakan untuk melakukan kegiatan berupa penyelidikan secara hatihati, kritis, terencana, terarah dengan tujuan untuk mengumpulkan data yang relevan guna memecahkan suatu permasalahan. Adapun yang akan digunakan dalam metodologi penelitian ini adalah : a. Jenis Penelitian ini merupakan pendekatan naturalistik/kualitatif yang menurut tingkat eksplanasi atau penjelasannya dengan penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan terhadap variabel mandiri, tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variable yang 3

4 FORUM MANAJEMEN Vol. 5 No. lain dengan menggunakan bentuk data kualitatif yang diangkakan dengan skala pengukuran. b. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai Pusdiklat Migas Cepu, sedangkan pemilihan sampel adalah pejabat eselon IV, pengawas dan sekretaris/ administrator di lingkungan Pusdiklat Migas Cepu. c. Metoda Pengumpulan Data menggunakan 3 (tiga) cara yaitu : ) Metode Kuesioner atau angket yaitu dengan membagikan daftar pertanyaan kepada para responden tentang obyek yang diteliti. ) Metode wawancara yaitu melakukan wawancara dengan beberapa pegawai yang menangani arsip dinamis di lingkungan Pusdiklat Migas Cepu. 3) Metode dokumentasi yaitu mencari data tentang hal-hal atau variabel melalui bentuk catatan, transkrip, agenda, rapat, notulen, buku dan lain sebagainya yang ada pada dokumen Pusdiklat Migas Cepu dengan langkah-langkah yang ditempuh sebelum pengumpulan data antara lain : menentukan jumlah responden, menetapkan jumlah soal (tiap -tiap identifikasi minimal 3, maksimal soal), menentukan jumlah skor (terdiri dari 4 skor untuk 4 jawaban), dan menentukan interval kelas skor (4, 3,, ) d. Analisis Data menggunakan analisis SWOT yaitu salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah dalam organisasi yang berdasarkan pada faktor internal (Strenghts dan Weaknesses) dan faktor eksternal (Opportunities dan Threats) sehingga akan diperoleh strategi untuk optimalisasi pengelolaan kearsipan. Analisis SWOT terdiri dari 4 (empat) faktor, yaitu : Strenghts (kekuatan) merupakan kondisi kekuatan pada kegiatan pengelolaan kearsipan yang dimiliki oleh Pusdiklat Migas. Weaknesses (kelemahan) merupakan kondisi kelemahan pada kegiatan pengelolaan kearsipan yang ada di Pusdiklat Migas. Opportunities (peluang) merupakan kondisi peluang berkembang dimasa mendatang terkait dengan kegiatan pengelolaan kearsipan. Threats (ancaman) merupakan kondisi yang mengancam keberadaan kegiatan pengelolaan kearsipan dari pihak luar Pusdiklat Migas. Menuangkan hasil perhitungan ke dalam matrik space sesuai dengan posisi dari hasil perhitungannya, yaitu : - Kwadran I : sebelah kanan atas merupakan posisi (Peluang + Kekuatan) menunjukkan strategi agresif (Growth) - Kwadran II : sebelah kanan bawah merupakan posisi (Kekuatan + Ancaman) menunjukkan strategi diversifikasi - Kwadran III : sebelah kiri atas merupakan posisi (Peluang + Kelemahan) menunjukkan strategi rasionalisasi (turn around) - Kwadran IV : sebelah kiri bawah merupakan (Kelemahan + Ancaman) menunjukkan strategi defensif. Seperti terlihat pada gambar Matrik Space berikut ini : 4

5 FORUM MANAJEMEN Vol. 5 No. D Peluang A KUADRAN III KUADRAN I Kelemahan (WO STRATEGI RASIONALISASI) (SO STRATEGI AGRESIF GROWTH) Kekuatan C KUADRAN IV (WT Gambar STRATEGI.. Matrik Space Analisis (ST STRATEGI SWOT DEVENSIF) DIVERSIFIKASI) Ancaman KUADRAN II B Untuk membantu menentukan posisi yang tepat dari titik perpotongan, digunakan rumus Persamaan I dan rumus Persamaan II : - Persamaan I = Garis AC Y Y X X Y Y X X - Persamaan II = Garis BD Y Y X X Y Y X X Keterangan : Y = sumbu vertikal (peluang dan ancaman) X = sumbu horizontal (kekuatan dan kelemahan) Y = Peluang ; Y = Ancaman X = Kekuatan ; X = Kelemahan 5. Diskripsi Hasil Identifikasi SWOT Kearsipan A. Diskripsi Hasil Identifikasi Strenghts (Kekuatan) NO PERTANYAAN / PERNYATAAN ( KEKUATAN ) SS S KS TS Tenaga fungsional arsiparis yang ada di Pusdiklat Migas (5 orang) merupakan kekuatan untuk melakukan pengelolaan kearsipan di Pusdiklat Migas Akreditasi ISO 9-8 Pusdiklat Migas berpengaruh pada pengelolaan arsip yang baik di tempat kami 64,5) 9 (9,3) 4 (77,4) 3 (54,84) () 3 (9,68) 5

6 FORUM MANAJEMEN Vol. 5 No. 3 Pedoman Tata Persuratan Dinas dan Kearsipan yang berlaku membantu dalam melakukan pengelolaan kearsipan ditempat kami (35,48) 64,5) () () 4 Diklat dibidang Kearsipan yang diselenggarakan oleh Pusdiklat Migas diperlukan dalam membantu kegiatan pengelolaan arsip ditempat kami 5 (48,39) 6 (5,6) () () 5 Pengembangan SDM administrasi dibidang kearsipan ditempat kami sudah dilakukan 8 (58,6) (3,6) 6 Sistem Informasi Diklat (SID) di Pusdiklat Migas membantu kegiatan pengelolaan arsip ditempat kami 5 (6,3) 64,5) 6 (9,35) () 7 Jumlah pegawai yang cukup banyak di Pusdiklat Migas akan berpengaruh pada kinerja pengelolaan kearsipan 6 (9,35) 64,5) 3 (9,68) 8 Pelayanan kearsipan di Pusdiklat Migas sudah dilaksanakan sesuai prosedur yang ditetapkan 5 (48,39) 3 (54,84) B. Diskripsi Hasil Identifikasi Weaknesses (Kelemahan) NO PERTANYAAN / PERNYATAAN ( KELEMAHAN ) SS S KS TS Pusdiklat Migas belum memiliki software pengelolaan kearsipan, diperlukan untuk menunjang pelaksanaan tugas. (35,48) 8 (58,6) Pengembangan tenaga fungsional arsiparis di Pusdiklat Migas masih perlu diarahkan secara fokus 8 (58,6) (38,7) () 3 Pelayanan Kearsipan ditempat kami belum memiliki standar pelayanan 4 (,9) 4 (77,4) () 3 (9,68) 4 Di lingkungan kami TPDK belum diimplementasikan secara optimal 4 (,9) (64,5) 7 (,58) () 5 Sarana dan prasarana kearsipan untuk menunjang pelaksanaan tugas di tempat kami masih kurang menunjang 7 (,58) (64,5) 3 (9,68) 6 Di Pusdiklat Migas perlu didesain visi dan misi tentang kearsipan lembaga (3,6) 9 (6,9) () 7 Di lingkungan kami dukungan pimpinan tentang kegiatan kearsipan masih kurang () 3 (74,9) 7 (,58) 8 Anggaran pengelolaan arsip perlu diberikan alokasi cukup dan tidak digabung dengan mata anggaran lainnya sehingga akan efektif dan mempermudah pengawasannya (3,6) 3 (54,84) 7 (,58) 9 Jadwal Retensi Arsip Fasilitatif perlu segera disusun, disyahkan dan diberlakukan di Pusdiklat Migas sehingga memudahkan penyusutan arsip 3 (54,84) 8 (58,6) () () C. Diskripsi Hasil Identifikasi Opportunities (Peluang) NO PERTANYAAN / PERNYATAAN ( PELUANG ) SS S KS TS 6

7 FORUM MANAJEMEN Vol. 5 No. Pusdiklat Migas perlu memperluas layanan kearsipan sehingga akan dapat eksis di tingkat nasional Dalam rangka era globalisasi, Pusdiklat Migas perlu mengembangkan teknologi informasi kearsipan yang terintegrasi dengan ANRI 3 Untuk menambah wawasan kearsipan, tenaga fungsional arsiparis dan administrasi perlu melakukan studi banding ke luar negeri tentang kearsipan sehingga akan dapat berkompetisi 4 Untuk memasarkan diklat dan layanan dibidang kearsipan perlu didesain profil kearsipan lembaga Pusdiklat Migas 5 Pusdiklat Migas perlu turut serta dalam pameran kearsipan, sehingga akan lebih dikenal keberadaaannya dalam bidang kearsipan 6 Tenaga Fungsional Arsiparis Pusdiklat Migas secara periodik perlu memberikan penyuluhan kearsipan kepada masyarakat sekitar Cepu sebagai bentuk pengabdian masyarakat dibidang kearsipan 9 (9,3) 4 (45,6) 3 (9,68) 8 (5,8) 8 (5,8) 5 (6,3) 5 (48,39) 6 (5,6) 5 (6,3) (67,74) 9 (6,9) 6 (5,6) 5 (6,3) () (67,74) 4 (,9) 9 (9,3) () () D. Diskripsi Hasil Identifikasi Threats (Ancaman/Tantangan) NO PERTANYAAN / PERNYATAAN ( ANCAMAN / TANTANGAN ) Lingkungan Pusdiklat Migas sering mengalamai ancaman bencana alam terutama banjir, oleh karena itu perlu antisipasi terhadap penyelamatan arsipnya. Kaderisasi tenaga fungsional arsiparis perlu dilakukan sedini mungkin, sehingga kegiatan pengelolaan kearsipan akan kondusif 3 Pusdiklat Migas perlu melakukan akuisisi arsip dan program arsip vital secara berkala untuk menunjang eksistensi kelembagaan SS (38,7) 6 (5,6) 8 (5,8) S 7 (54,84) 5 (48,39) (7,9) KS () TS () () () 6. Matrik SWOT Kearsipan Berdasarkan tabulasi hasil jawaban responden, dapat diuraikan dan digambarkan matrik S (Strenght/Kekuatan), W (Weakness/ Kelemahan), O (Oppoutunity/Peluang) dan T (Threath/Ancaman) sebagai berikut : SKOR KEKUATAN,9 Sebagai X SKOR KELEMAHAN -3,5 Sebagai X SKOR PELUANG 3,6 Sebagai Y SKOR ANCAMAN -3,36 Sebagai Y Skor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dimasukkan dalam matrik Space SWOT sebagai berikut : 7

8 FORUM MANAJEMEN Vol. 5 No. Matrik tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : Garis AC adalah garis yang menghubungkan titik A (,9 ; 3,6) dengan titik C (-3,5 ; -3,36) Garis DB adalah garis yang menghubungkan titik D ( -3,5 ; 3,6) dengan titik B (,9 ; -3,36) Untuk menentukan posisi yang tepat, maka digunakan rumus persamaan sebagai berikut : Persamaan I : Garis AC Y Y Y Y X X X X Persamaan I I : Garis BD Y Y Y Y X X X X Gambar : Matrik SWOT Kearsipan Y = Sumbu vertikal (peluang dan ancaman) X = Sumbu horisontal (kekuatan dan kelemahan 8 Y = Peluang Y = Ancaman X = Kekuatan X = Kelemahan Persamaan I : Y 3,6 3,36 3,6 Y 3,6 6,4 X,9 3,5,9 X,9 6,43 6,43Y 9,68 6,4X 8,68 6,43Y 6,4X, Persamaan II : Persamaan I

9 FORUM MANAJEMEN Vol. 5 No. Y 3,36 3,6 3,36 Y 3,36 6,4 X,9 3,5,9 X,9 6,43 6,43Y,6 6,4X 8,68 6,43Y 6,4X, 9 6,43Y 6,4X, 6,43Y 6,4X, 9,84X,9 X,9,84 6,43Y 6,4X,5, 6,43Y 6,4 (,5) 6,43Y,96 6,43Y,96, Y,96 6,43,3,, Persamaan II Persamaan I Persamaan II Sehingga berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui bahwa titik potong dari dua garis AC dan garis BD terletak pada titik ( Y -,3 ; X -,5) seperti pada kurva yang menunjukkan posisi secara tepat. Dari gambar matrik space SWOT diatas dapat disimpulkan bahwa kondisi kegiatan dan penunjang kearsipan di Pusdiklat Migas berada pada posisi Kuadran IV. Pada posisi kuadran IV adalah menunjukkan angka pada kelemahan dan angka pada ancaman yang mendukung strategi defensif, dimana kondisi ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, dan kearsipan Pusdiklat Migas dianggap menghadapi berbagai ancaman dan memiliki kelemahan internal itu sendiri. Kondisi ancaman adalah hal yang terkadang selalu terlewat dikarenakan banyak yang ingin mencoba untuk kontroversi atau out of stream (melawan arus). 6. Rancangan Strategi Devensif Dari hasil perhitungan terhadap SWOT kearsipan beraada pada posisi kuadran IV, maka strategi yang mendukung adalah dengan strategi defensif yaitu dengan mengurangi kelemahan dan menghindari ancaman. Untuk mengurangi kelemahan, maka dicari nilai skor negative yang paling tinggi pada identifikasi kelemahan kegiatan keaarsipan yang perlu mendapat perhatian adalah pernyataan pada point (5) yang menyatakan tentang sarana dan prasarana kearsipan masih kurang menunjang dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan kearsipan yaitu dengan nilai scor -,6 berdasarkan jawaban responden dengan pembobotan nilai, dari 9 pertanyaan, sedangkan nilai skor negative yang paling tinggi pada identifikasi kemungkinan ancaman terhadap kegiatan kearsipan adalah pernyataan pada point () yang menyatakan bahwa kaderisasi tenaga fungsional arsiparis perlu dilakukan sedini mungkin, sehingga kegiatan pengelolaan kearsipan akan lebih kondusif yaitu dengan nilai scor -,3 dengan pembobotan nilai,35 dari 3 pertanyaan. Pada permasalahan sarana dan prasarana kearsipan yang masih kurang menunjang bahwa sebagian besar administrator atau sekretaris terkendala pada keberadaan sarana dan prasarana kearsipan, sedangkan sesuai dengan Peraturan Kepala ANRI nomor Tahun tentang Pedoman Pengelolaan Unit Kearsipan pada Lembaga Negara pada Bab II, bahwa komponen pengelolaan Unit Kearsipan dalam penyelenggaraan kearsipan pada lembaga negara, unit kearsipan harus mempunyai komponen yang meliputi : Sistem Pengelolaan Arsip, 9

10 FORUM MANAJEMEN Vol. 5 No. Sumber Daya Manusia, Pendanaan Kearsipan, Prasarana dan Sarana Kearsipan, dan dalam pengelolaan arsip inaktif, unit kearsipan bertanggung jawab menyediakan prasarana dan sarana berdasarkan standard prasarana dan sarana kearsipan yang telah ditetapkan, meliputi : a. Gedung penyimpanan arsip, yang terdiri dari : ruang transit arsip, ruang pengolahan, ruang penyimpanan, ruang restorasi, dan ruang pelayanan. b. Standar pengamanan gedung dari bencana (faktor alam, non alam, dan sosial) ; c. Peralatan kearsipan (rak, boks, folder, guide, out indicator, tickler file, roll o pack); dan d. Sarana bantu penemuan arsip (daftar arsip aktif, daftar arsip inaktif, daftar berkas, daftar isi berkas). Oleh karena itu dalam rangka optimalisasi pengelolaan kearsipan untuk penyelamatan arsip di Pusdiklat Migas, diperlukan langkah-langkah yang konkret terkait dengan penyediaan sarana dan prasarana kearsipan sehingga kelemahan ini akan menjadi kekuatan pada kegiatan kearsipan dimasa mendatang, antara lain :. Mengalokasikan anggaran kegiatan kearsipan yang meliputi pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana kearsipan serta pengembangan SDM kearsipan secara rutin pada tiap-tiap tahun dengan cara menggali input dari masing-masing bidang/bagian terhadap kebutuhan sarana dan fasilitas yang dibutuhkan dalam rangka penyelenggaraan kearsipan.. Dalam rangka penyelamatan arsip yang memiliki nilai guna dan memenuhi pelayanan kearsipan yang cepat, lengkap dan akurat, perlu segera diadakan software dan hardware arsip elektronik beserta sarana dan perlengkapannya. 3. Melakukan evaluasi setiap triwulan terhadap efektifitas pemanfaatan sarana dan fasilitas kearsipan yang dilakukan oleh manajemen melalui eselon IV, arsiparis, dan sekretaris atau administrator pada masing-masing bidang/ bagian. 4. Dalam rangka tertib administrasi terhadap pengelolaan sarana dan prasarana kearsipan, perlu dibentuk sistem pengendalian internal yang melibatkan pejabat fungsional arsiparis terkait sarana dan prasarana kearsipan sehingga rangkaian kegiatan kearsipan dapat dimonitor dan dilaporkan secara periodik. Pada permasalahan kaderisasi Sumber Daya Manusia fungsional arsiparis yang perlu dilakukan sedini mungkin untuk mengantisipasi kekosongan tenaga fungsional arsiparis yang saat ini memiliki 5 (lima) tenaga fungsional arsiparis, sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Kepala ANRI nomor Tahun tentang Pedoman Pengelolaan Unit Kearsipan pada Lembaga Negara pada Bab II bahwa Sumber Daya Manusia Kearsipan Unit kearsipan harus didukung oleh sumber daya manusia kearsipan yang melakukan pengelolaan unit kearsipan terdiri atas pejabat struktural di bidang kearsipan dan Arsiparis. Arsiparis adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan kearsipan pada instansi pemerintah, tidak termasuk kegiatan mengurus, memberkaskan dan mengelola arsip-arsip aktif. Sedangkan Arsiparis unit kearsipan mempunyai tugas dan tanggungjawab melakukan pengelolaan arsip mulai dari penilaian arsip, pendataan, pengolahan,

11 FORUM MANAJEMEN Vol. 5 No. penataan, pemeliharaan, pelayanan, pembuatan SOP, pembinaan, pengawasan, dan evaluasi. Oleh karena itu dalam rangka menunjang optimalisasi pengelolaan kearsipan untuk penyelamatan arsip di Pusdiklat Migas, perlu dilakukan langkah konkret untuk menghindari ancaman kekosongan tenaga fungsional arsiparis melalui rencana strategi devensif, antara lain : a. Sub Bagian Kepegawaian melakukan analisis beban kerja secara periodik terutama untuk kegiatan administrasi sehingga dapat diperoleh kebutuhan pegawai fungsional arsiparis untuk menangani arsip, terutama arsip in aktif dan arsip vital karena untuk arsip aktif akan otomatis ditangani oleh administrasi masing-masing. b. Sub Bagian Kepegawaian perlu memberikan saran tertulis yang bersifat mandatory ke seluruh pegawai yang sudah pernah mengikuti diklat penciptaan arsiparis agar segera membuat surat permohonan menjadi arsiparis dan Daftar Usul Penilaian Angka Kredit, sehingga kader tenaga arsiparis dapat terisi sesuai kebutuhan. Dengan melakukan strategi devensif tersebut diharapkan pada penelitian minimal lima tahun kedepan dengan identifikasi yang sama akan menghasilkan matrik space yang berbeda pada posisi kuadran yang lebih baik. Dan semua ini sangat tergantung pada komitmen manajemen dan konsistensi pengelola kearsipan itu sendiri. IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4. Kesimpulan Sesuai dengan amanat UU nomor : 43 Tahun 9 tentang Kearsipan, bahwa penyelenggaraan kearsipan adalah keseluruhan kegiatan meliputi penetapan kebijakan, pembinaan kearsipan, dan pengelolaan arsip dalam suatu sistem kearsipan nasional yang didukung oleh sumber daya manusia, prasarana dan sarana, serta sumber daya lainnya. Sebagai upaya optimalisasi pengelolaan arsip dinamis di Pusdiklat Migas maka diperlukan optimalisasi pula terhadap sumber daya yang dimiliki terutama faktor SDM dan sarana serta fasilitas. Melalui penelitian yang dilakukan dengan analisis SWOT diharapkan akan dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Dari perhitungan diperoleh hasil penelitian dengan titik perpotongan berada pada posisi kelemahan yaitu titik X = -,5 dan posisi ancaman yaitu titik Y = -,3. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi kegiatan pengelolaan kearsipan berada pada kuadran IV, dimana untuk mengoptimalkan kegiatan tersebut diperlukan strategi divensi (bertahan) yaitu dengan strategi mengurangi kelemahan dan menghindari ancaman. Adapun yang perlu memperoleh perhatian pada posisi kelemahan dan ancaman adalah sebagai berikut :. Pada posisi kelemahan yang paling tinggi nilainya dan perlu mendapat perhatian adalah tentang sarana dan prasarana kearsipan yang masih kurang menunjang pada kegiatan kearsipan dengan nilai scor -,6 dari 9 point pernyataan lainnya.. Pada posisi ancaman yang paling tinggi nilainya dan perlu mendapatkan perhatian adalah tentang kaderisasi tenaga fungsional arsiparis yang perlu dilakukan sedini mungkin memperoleh nilai scor -,3 dari 3 point pernyataan lainnya. 4. Saran

12 FORUM MANAJEMEN Vol. 5 No. Dari kesimpulan berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan dengan menggunakan analisis SWOT tersebut, maka tim peneliti kearsipan ini menyampaikan beberapa saran yang merupakan tindak lanjut langkah konkret sebagai upaya mencapai optimalisasi pengelolaan kearsipan dalam penyelamatan arsip yaitu sebagai berikut : a. Mengalokasikan anggaran kegiatan kearsipan yang meliputi pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana kearsipan serta pengembangan SDM kearsipan secara rutin pada tiap-tiap tahun dengan cara menggali input dari masing-masing bidang/bagian terhadap kebutuhan sarana dan fasilitas yang dibutuhkan dalam rangka penyelenggaraan kearsipan. b. Dalam rangka penyelamatan arsip yang memiliki nilai guna dan memenuhi pelayanan kearsipan yang cepat, lengkap dan akurat, perlu segera diadakan software dan hardware arsip elektronik beserta sarana dan perlengkapannya. c. Melakukan evaluasi setiap triwulan terhadap efektifitas pemanfaatan sarana dan fasilitas kearsipan yang dilakukan oleh manajemen melalui pejabat eselon IV, arsiparis, dan sekretaris atau administrator pada masing-masing bidang/ bagian. d. Dalam rangka tertib administrasi terhadap pengelolaan sarana dan prasarana kearsipan, perlu dibentuk sistem pengendalian internal yang melibatkan pejabat fungsional arsiparis terkait sarana dan prasarana kearsipan sehingga rangkaian kegiatan kearsipan dapat dimonitor dan dilaporkan secara periodik. e. Sub Bagian Kepegawaian melakukan analisis beban kerja secara periodik terutama untuk kegiatan administrasi kearsipan sehingga dapat diperoleh kebutuhan pegawai fungsional arsiparis untuk menangani arsip, terutama arsip in aktif dan arsip vital karena untuk arsip aktif akan otomatis ditangani oleh administrasi masing-masing. f. Sub Bagian Kepegawaian segera membuat nota dinas mandatory ke seluruh pegawai yang sudah pernah mengikuti diklat penciptaan arsiparis agar segera membuat surat permohonan menjadi arsiparis dan Daftar Usul Penilaian Angka Kredit, sehingga kader tenaga arsiparis akan dapat diperoleh sesuai kebutuhan. DAFTAR PUSTAKA Undang-Undang nomor : 43 Tahun 9 tentang Kearsipan Peraturan Kepala ANRI nomor Tahun tentang Pedoman Pengelolaan Unit Kearsipan pada Lembaga Negara Manurung, AE., Drs, MPd., /, Bahan Ajar Metoda Riset : PTK Akamigas L. Riyatno, Drs, /, Bahan Ajar Strategi Pemasaran : PTK Akamigas ;Suharsini, 4, Analisis SWOT 4, Optimalisasi:

WALI KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BANDUNG,

WALI KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BANDUNG, SALINAN WALI KOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA BANDUNG NOMOR 1299 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN UNIT KEARSIPAN PADA PERANGKAT DAERAH, BADAN USAHA MILIK DAERAH DAN LEMBAGA

Lebih terperinci

1/6 KOMPUTERISASI ARSIP KEPEGAWAIAN DI KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL

1/6 KOMPUTERISASI ARSIP KEPEGAWAIAN DI KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL 1/6 KOMPUTERISASI ARSIP KEPEGAWAIAN DI KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL Nama Diklat : Diklatpim Tingkat IV Angkatan XCIII Tahun : 2017 Ruang lingkup inovasi : Kecamatan Cluster inovasi : Komunikasi

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT LD. 6 2013 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang

Lebih terperinci

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN GEOLOGI PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN GEOLOGI PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN GEOLOGI PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI RENCANA STRATEGIS PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2006-2009 Oleh Tim Renstra PMG 1. UU No. 25 Tahun 2004 Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG GERAKAN NASIONAL SADAR TERTIB ARSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG GERAKAN NASIONAL SADAR TERTIB ARSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG GERAKAN NASIONAL SADAR TERTIB ARSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN UNIT KEARSIPAN PADA LEMBAGA NEGARA

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN UNIT KEARSIPAN PADA LEMBAGA NEGARA Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN UNIT KEARSIPAN PADA LEMBAGA NEGARA

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN UNIT KEARSIPAN PADA LEMBAGA NEGARA Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.894, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Arsip. Dokumentasi. Informasi Publik. Pengelola. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

- 1 - PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, - 1 - PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1499, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Arsip. Penyusutan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM.94 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUTAN ARSIP

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Kelompok Tani Kelompok tani diartikan sebagai kumpulan orang-orang tani atau petani yang terdiri atas

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI SERTA INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 7 TAHUN TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 7 TAHUN TENTANG BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 10230 PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2011 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pengembangan Pariwisata Sekitar Pantai Siung Berdasarkan Analisis SWOT Strategi pengembangan pariwisata sekitar Pantai Siung diarahkan pada analisis SWOT.

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN I. UMUM Dalam rangka mewujudkan

Lebih terperinci

Oleh : Dra. Anna Nunuk Nuryani

Oleh : Dra. Anna Nunuk Nuryani KEWAJIBAN PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS DI PEMERINTAH DAERAH Oleh : Dra. Anna Nunuk Nuryani ( Arsiparis Madya BPAD DIY) Pendahuluan Arsip dinamis merupakan rekaman informasi yang masih digunakan sebagai berkas

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Visi adalah cara pandang jauh ke depan kemana instansi atau organisasi harus dibawa agar tetap eksis, antisipatif dan inovatif.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

DAFTAR INFORMASI PUBLIK

DAFTAR INFORMASI PUBLIK DAFTAR INFORMASI PUBLIK INFORMASI YANG WAJIB DISEDIAKAN DAN DIUMUMKAN SECARA BERKALA INFORMASI TENTANG PROFIL BADAN PUBLIK 1. KEDUDUKAN, DOMISILI DAN ALAMAT LENGKAP - Kantor Arsip dan Perpustakaan berkedudukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ditujukan untuk mengelola segala dokumen-dokumen yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang ditujukan untuk mengelola segala dokumen-dokumen yang ada dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengelolaan kearsipan pada dasarnya merupakan salah satu kegiatan yang ditujukan untuk mengelola segala dokumen-dokumen yang ada dalam suatu organisasi atau

Lebih terperinci

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA BUKITTINGGI NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BUKITTINGGI, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB IV VISI MISI SASARAN DAN TUJUAN

BAB IV VISI MISI SASARAN DAN TUJUAN BAB IV VISI MISI SASARAN DAN TUJUAN 4.1. VISI DAN MISI Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan, yang mencerminkan harapan yang ingin dicapai dilandasi oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga April 2013. Dengan tahapan pengumpulan data awal penelitian dilaksanakan pada Bulan

Lebih terperinci

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BOGOR dan BUPATI BOGOR

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BOGOR dan BUPATI BOGOR SALINAN Menimbang Mengingat BUPATI BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR, : a. bahwa

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN Mohon masukan dan saran dapat disampaikan melalui email : hukum@anri.go.id atau hukumperundangundangan@yahoo.com draft tim perumus 16 Maret 2011 RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN I. UMUM Bahwa arsip yang dimiliki daerah merupakan sumber informasi dan bahan pertanggungjawaban

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN KEARSIPAN DINAMIS BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN KEARSIPAN DINAMIS BADAN NARKOTIKA NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN KEARSIPAN DINAMIS BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, Menimbang : a.

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mempertahankan Negara Kesatuan Republik

Lebih terperinci

BAB III. Metodologi Penelitian

BAB III. Metodologi Penelitian BAB III Metodologi Penelitian 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penilitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE, Menimbang: a. bahwa arsip

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang a. bahwa arsip yang dimiliki

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa dalam rangka mempertahankan Negara Kesatuan Republik

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR... TAHUN... TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR... TAHUN... TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 Lampiran II : Surat Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 4010/-075.61 Tanggal 27 September 2016 RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR... TAHUN... TENTANG KEARSIPAN DENGAN

Lebih terperinci

EKSISTENSI KEARSIPAN DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

EKSISTENSI KEARSIPAN DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA EKSISTENSI KEARSIPAN DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Endar Hidayati, Dra Sekretaris BPAD Provinsi DIY A. PENDAHULUAN Keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

Lebih terperinci

BAB III METODE KAJIAN

BAB III METODE KAJIAN BAB III METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kerangka yang digunakan untuk mengukur efektivitas pengelolaan penerimaan daerah dari sumber-sumber kapasitas fiskal. Kapasitas fiskal dalam kajian ini dibatasi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP KABUPATEN TEGAL. 4.1 Sejarah Singkat Kantor Perpustakaan Dan Arsip Kabupaten Tegal

BAB IV GAMBARAN UMUM KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP KABUPATEN TEGAL. 4.1 Sejarah Singkat Kantor Perpustakaan Dan Arsip Kabupaten Tegal BAB IV GAMBARAN UMUM KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP KABUPATEN TEGAL 4.1 Sejarah Singkat Kantor Perpustakaan Dan Arsip Kabupaten Tegal Keberadaan Kantor Perpustakaan Dan Arsip Kabupaten Tegal sangat diperlukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Strategi Pemasaran Strategi Pemasaran ialah paduan dari kinerja wirausaha dengan hasil pengujian dan penelitian pasar sebelumnya dalam mengembangkan keberhasilan strategi

Lebih terperinci

B. Identifikasi Kelemahan (Weakness). Sedangkan beberapa kelemahan yang ada saat ini diidentifikasikan sebagai berikut: Sektor air limbah belum

B. Identifikasi Kelemahan (Weakness). Sedangkan beberapa kelemahan yang ada saat ini diidentifikasikan sebagai berikut: Sektor air limbah belum B. Identifikasi Kelemahan (Weakness). Sedangkan beberapa kelemahan yang ada saat ini diidentifikasikan sebagai berikut: Sektor air limbah belum menjadi prioritas. Belum ada strategi pengelolaan air limbah

Lebih terperinci

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN BAB. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil merupakan unsur pelaksanaan Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 10 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Gunung Pawon dan Gunung Masigit (Gambar 3) yang terletak di Desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat, Padalarang, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data 13 BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu Kegiatan ini dibatasi sebagai studi kasus pada komoditas pertanian sub sektor tanaman pangan di wilayah Bogor Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP URUSAN KEARSIPAN

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP URUSAN KEARSIPAN SALINAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di perusahaan Tyas Orchid yang berkantor di Bukit Cimanggu City Blok Q6 No 19 Jl. KH. Sholeh Iskandar, Bogor. Pemilihan objek

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode yang bertujuan membantu memecahkan masalah yang bertujuan membantu memecahkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 31 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga Agustus 2013 di kelompok pembudidaya Padasuka Koi Desa Padasuka, Kecamatan Sumedang Utara

Lebih terperinci

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 93 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PEMERINTAH DAERAH

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 93 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PEMERINTAH DAERAH BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 93 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI KULON PROGO,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.426, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KPU. Arsip. Dinamis. Pengelolaan. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS KOMISI PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.505, 2014 BNN. Kearsipan. Dinamis. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN KEARSIPAN DINAMIS BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGARAAN KEARSIPAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. wawancara di lokasi penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Dusun

BAB III METODE PENELITIAN. wawancara di lokasi penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Dusun BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian adalah tempat dimana seorang peneliti melakukan penelitiannya dari proses survei, pengambilan atau pencarian data, dan wawancara

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mempertahankan Negara Kesatuan Republik

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mempertahankan Negara Kesatuan Republik

Lebih terperinci

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK

Lebih terperinci

PENYELENGGARAAN KEARSIPAN 2013 PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN 47 HLM, LD Nomor 3 TAHUN 2013

PENYELENGGARAAN KEARSIPAN 2013 PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN 47 HLM, LD Nomor 3 TAHUN 2013 PENYELENGGARAAN KEARSIPAN 2013 PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN 47 HLM, LD Nomor 3 TAHUN 2013 ABSTRAK : - bahwa arsip yang dimiliki daerah merupakan sumber

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 76 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN KEARSIPAN PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 76 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN KEARSIPAN PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 76 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN KEARSIPAN PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

2017, No d. kearsipan untuk mendukung tata kelola organisasi yang baik; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huru

2017, No d. kearsipan untuk mendukung tata kelola organisasi yang baik; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huru No.598, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KPK. Pedoman Kearsipan. PERATURAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN KEARSIPAN DI LINGKUNGAN KOMISI PEMBERANTASAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BIG. Arsip. Klasifikasi Keamanan. Hak Akses. Sistem.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BIG. Arsip. Klasifikasi Keamanan. Hak Akses. Sistem. No.327, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BIG. Arsip. Klasifikasi Keamanan. Hak Akses. Sistem. PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM KLASIFIKASI KEAMANAN DAN

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN

BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa arsip

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN KEARSIPAN DI DAERAH : SEBUAH GAGASAN

STRATEGI PENGEMBANGAN KEARSIPAN DI DAERAH : SEBUAH GAGASAN STRATEGI PENGEMBANGAN KEARSIPAN DI DAERAH : SEBUAH GAGASAN Oleh Rusidi* A. PENDAHULUAN Siapa yang menguasai informasi, dialah yang akan mengusai dunia, artinya dalam kehidupan ini informasi memegang peranan

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN 1 BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa arsip merupakan

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 81 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 81 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 81 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA UNIT PERPARKIRAN PADA DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Ta

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Ta No.1401, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. Tata Kearsipan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG TATA KEARSIPAN KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR 38 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR 38 TAHUN 2001 TENTANG PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR 38 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN ARSIP PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan: PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS KOMISI PEMILIHAN UMUM. BAB I KETENTUAN UMUM

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan: PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS KOMISI PEMILIHAN UMUM. BAB I KETENTUAN UMUM -2- MEMUTUSKAN : Menetapkan: PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS KOMISI PEMILIHAN UMUM. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Komisi Pemilihan

Lebih terperinci

METODOLOGI KAJIAN. deskriptif dengan survey. Menurut Whitney (1960) dalam Natsir (1999), metode

METODOLOGI KAJIAN. deskriptif dengan survey. Menurut Whitney (1960) dalam Natsir (1999), metode III. METODOLOGI KAJIAN 3.1. Jenis Kajian Ditinjau dari aspek tujuan penelitian, kajian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan survey. Menurut Whitney (1960) dalam Natsir (1999), metode deskriptif

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA A. Objek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Dalam penelitian ini, lokasi yang dipilih adalah Objek Wisata Air Terjun Lepo, Desa Dlingo, Kecamatan Dlingo,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kawasan Kampung Wisata Ekologis (KWE) Puspa Jagad yang berada di Desa Semen, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar pada

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 48 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 48 TAHUN 2017 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 48 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ARSIP INAKTIF DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BLITAR NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BLITAR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS TAHUNAN KANTOR ARSIP DAERAH KABUPATEN SLEMAN

LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS TAHUNAN KANTOR ARSIP DAERAH KABUPATEN SLEMAN LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS TAHUNAN KANTOR ARSIP DAERAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat limpahan dan rahmat serta hidayah-nya,

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Desain yang digunakan untuk penelitian ini adalah desain penelitian pengembangan. Sugiyono (2011) menyatakan bahwa penelitian pengembangan merupakan metode

Lebih terperinci

P a g e 12 PERENCANAAN KINERJA. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lingga BAB. II

P a g e 12 PERENCANAAN KINERJA. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lingga BAB. II BAB. II PERENCANAAN KINERJA Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Dalam system akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan fungsi organisasi. Dalam setiap organisasi sangat memerlukan data dan

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan fungsi organisasi. Dalam setiap organisasi sangat memerlukan data dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Permasalahan Keberadaan arsip dalam suatu organisasi menjadi faktor penting bagi pelaksanaan fungsi organisasi. Dalam setiap organisasi sangat memerlukan data dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Lokasi penelitian merupakan suatu tempat dimana peneliti akan memperoleh atau mencari suatu data yang berasal dari responden yang akan diteliti oleh

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASAMAN BARAT Menimbang

Lebih terperinci

KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia. Telp. (62) (21) 7805851 Fax. (62) (21) 7810280, 7805812, http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data 19 III. METODE KAJIAN Kajian ini dilakukan di unit usaha Pia Apple Pie, Bogor dengan waktu selama 3 bulan, yaitu dari bulan Agustus hingga bulan November 2007. A. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data

Lebih terperinci

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling METODE Metode yang digunakan dalam memperoleh dan menganalisis data adalah kombinasi antara pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan metode survei kepada

Lebih terperinci

- 1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

- 1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, - 1- PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 23/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN ARSIP DINAMIS KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam kajian ini adalah metode deskriptif analisis yaitu suatu metode yang meneliti suatu objek pada masa sekarang (Nazir,

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Wisata Agro Tambi yang terletak di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada CV Salim Abadi (CV SA), yang terletak di Jalan Raya Punggur Mojopahit Kampung Tanggul Angin, Kecamatan Punggur,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 25 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 25 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 25 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, TATA KERJA DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN KANTOR ARSIP DAN

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN EVALUASI KEARSIPAN TAHUN ANGGARAN 2018

KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN EVALUASI KEARSIPAN TAHUN ANGGARAN 2018 KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN EVALUASI KEARSIPAN TAHUN ANGGARAN 2018 A. PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Arsip mempunyai fungsi yang sangat penting dalam suatu organisasi dan pemerintahan, karena arsip sebagai

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 41 TAHUN 2000 TENTANG BADAN ARSIP PROPINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 41 TAHUN 2000 TENTANG BADAN ARSIP PROPINSI JAWA TIMUR PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 41 TAHUN 2000 TENTANG BADAN ARSIP PROPINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KLASIFIKASI KEAMANAN DAN AKSES ARSIP DINAMIS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada kawasan Objek Wisata Alam Talaga Remis di Desa Kadeula Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Kegiatan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ' KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ' KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI (BPPT) PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 09y TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TATA KEARSIPAN BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LAKIP )

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LAKIP ) LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LAKIP ) KANTOR ARSIP DAERAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2011 1 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i DAFTAR ISI... ii IKHTISAR EKSEKUTIF... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, informasi menjadi kebutuhan mutlak bagi setiap instansi, baik instansi pemerintah maupun swasta. Keseluruhan kegiatan instansi pada dasarnya membutuhkan

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lemba

2017, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lemba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 39, 2017 KEMENKES. Akses Arsip Dinamis. Sistem Klasifikasi Keamanan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM KLASIFIKASI KEAMANAN

Lebih terperinci