BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai percepatan uang, atau ada juga yang mengartikan percepatan perputaran

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai percepatan uang, atau ada juga yang mengartikan percepatan perputaran"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Velocity of Money Pengertian Velocity of Money Dalam beberapa buku, velocity of money atau sering dilambangkan dengan huruf V, sering diartikan sebagai perputaran uang, ada juga yang mendefinisikan sebagai percepatan uang, atau ada juga yang mengartikan percepatan perputaran uang. Menurut Drs. M. Manullang (1977) dalam bukunya yang berjudul Pengantar Teori Ekonomi Moneter, yang dimaksud dengan V adalah kecepatan rata-rata tiap rupiah dalam sesuatu jangka waktu tertentu, jadi menyatakan berapa kali tiap-tiap rupiah dalam sesuatu jangka waktu tertentu berpindah dari tangan yang satu ke tangan yang lainnya. Dalam bukunya juga dinyatakan bahwa perobahan jumlah uang (M) member arah pengaruh yang sama dengan perobahan cepatnya peredaran uang (V) terhadap nilai uang dan harga barang. Bertambah cepatnya peredaran uang berarti berkurangnya permintaan terhadap uang, sebaliknya semakin lambatnya peredaran uang berarti naiknya permintaan terhadap uang. Velocity of money (percepatan perputaran uang) adalah rata-rata jumlah berapa kali per tahun (perputaran) dari satu unit mata uang digunakan untuk membeli total barang dan jasa yang diproduksi dalam perekonomian. (Miskhin, 2008). Sedangkan dalam bukunya yang berjudul Makroekonomi, Mankiw (2006), mendefinisikan velocity of money dalam dua jenis, yaitu :

2 a. Perputaran uang transaksi (transactions velocity of money), yang diartikan sebagai berapa kali uang berpindah tangan dalam periode waktu tertentu dan mengukur tingkat dimana uang bersikulasi dalam perekonomian. b. Perputaran pendapatan uang (income velocity of money), yang menyatakan bahwa berapa kali uang masuk ke dalam pendapatan seseorang dalam periode waktu tertentu. Dalam kamus Bank Indonesia, velocity of money (kecepatan perputaran uang) didefinisikan sebagai besarnya kecepatan perputaran uang dalam perekonomian; merupakan cara untuk mengukur pendapatan nasional dibandingkan dengan perilaku pembelian dengan menggambarkan hubungan antara uang, pembelian barang, dan jasa; hal tersebut biasanya dinyatakan dalam bentuk perbandingan antara pendapatan nasional bruto terhadap uang yang tesedia untuk pembelian (persediaan uang) Teori Kuantitas Uang Persamaan Kuantitas Salah satu tujuan seseorang memegang uang adalah untuk membeli jasa atau barang atau bisa disebut bertransaksi. Dalam bukunya Mankiw(2006) berpendapat bahwa semakin banyak uang yang dibutuhkan untuk bertransaksi, semakin banyak uang yang akan dipegang. Jadi, kuantitas uang dalam suatu perekonomian sangat erat kaitannya dengan jumlah uang yang digunakan dalam bertransaksi. Hubungan antara uang dan transaksi ditunjukkan dalam persamaan berikut: Uang x Perputaran = Harga x Transaksi M x V = P x T

3 Persamaan disebut juga Persamaan Kuantitas. Sisi kanan dari persamaan identitas tersebut mencerminkan transaksi yang terjadi di dalam suatu perekonomian, dimana P adalah harga rata-rata (average price) dan T adalah jumlah transaksi yang terjadi di dalam perekonomian selama periode tertentu. Sisi kiri dari persamaan di atas mencerminkan jumlah uang yang digunakan untuk melakukan transaksi yang dilakukan di dalam suatu perekonomian selama periode tertentu. M adalah kuntitas uang, sedangkan V adalah perputan uang transaksi (transaction velocity of money) untuk mengukur tingkat dimana uang bersikulasi dalam perekonomian. Persamaan kuantitas adalah sebuah identitas: definisi dari empat variable membuatnya benar. Persamaan ini berguna karena menunjukan bahwa jika satu dari variabel-variabel itu berubah, satu atau lebih variable juga harus berubah untuk menjaga persamaan (Mankiw,2006). Akan tetapi persamaan diatas mempunyai permasalahan, yaitu bahwa transaksi sulit untuk diukur. Maka Mankiew berpendapat bahwa untuk memecahkan permasalahan ini, jumlah transaksi T diganti menjadi menjadi output total dari perekonomian Y. Transaksi dan output berkaitan dikarenakan semakin banyak perekonomian berproduksi maka semakin banyak pula barang/jasa dibeli atau dijual, namun keduanya tidaklah sama. Maka persamaanya menjadi : Uang x Perputaran = Harga x Output M x V = P x Y

4 Karena Y juga merupakan pendapatan total, maka V dalam persamaan kuntitas versi ini menjadi perputaran pendapatan uang (income velocity of money). Perputaran pendapatan uang menyatakan berapa kali uang masuk ke dalam pendapatan seseorang dalam periode waktu tertentu Fungsi Permintaan Uang Fungsi permintaan uang adalah persamaan yang menunjukkan apa yang menentukan kuantitas keseimbangan uang riil yang ingin ditahan orang. Sedangkan keseimbangan uang riil M/P (Real Money Balances) merupakan salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur (menganalisa) peranan uang di dalam perekonomian atau untuk mengukur daya beli uang di dalam perekonomian. Fungsi permintaan uang sederhana adalah (M/P) d = ky, Diman k adalah konstanta yang menyatakan berapa banyak uang yang ingin ditahan orang untuk setiap pendapatannya. Fungsi permintaan uang ini menawarkan cara lain untuk memandang persamaan kuantitas. Untuk melihat hal ini, tambahkan kondisi yang menyebabkan keseimbangan uang riil (M/P) d harus sama dengan jumlah beredarnya M/P ke dalam fungsi permintaan uang. Karena itu, M/P = ky Lalu persamaan diubah menjadi, M(1/k) = PY Atau dapat juga ditulis menjadi, MV = PY

5 dimana V=1/k. Persamaan ini menunjukkan bahwa ada keterkaitan antara permintaan terhadap uang/fungsi permintaan uang terhadap perputaran uang(velocity of money). Ketika banyak orang ingin menahan banyak uang dari pendapatannya (k semakin besar), uang tidak sering berpindah tangan (V semakin kecil). Sebaliknya, ketika orang ingin sedikit menahan/memegang uang dari pendapatannya (k semakin kecil), maka uang akan sering berpindah tangan (V semakin besar) Teori Velocity of Money Ada perbedaan pendapat mengenai velocity of money antara kaum klasik dan antara kaum Keynesian, yaitu: Teori Kaum Monetarists/Klasik Kelompok ini diwakilkan oleh Irving Fisher, ekonom yang berasal Amerika. Irving Fisher membahas keterkaitan antara jumlah uang beredar M dan total pengeluaran dari barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam perekonomian P x Y, dimana P adalah tingkat harga dan Y adalah output agregat (pendapatan). Konsep yang memfasilitasi keterkaitan antara M dan P x Y disebut sebagai percepatan uang atau Velocity of Money. Percepatan uang (velocity of money) dinyatakan secara lebih jelas sebagai pendapatan nominal (P x Y) dibagi dengan jumlah uang (M): V = P x Y M Dengan mengalikan kedua sisi persamaan dengan M, kita mendapatkan persamaan pertukaran (equation of change), yang menghubungkan pendapatan nominal(pxy) dengan jumlah uang (M) dan percepatan (V) : M x V = P x Y

6 Persamaan pertukaran menyatakan bahwa jumlah uang dikalikan dengan jumlah berapa kali uang ini deigunakan dalam satu tahun tertentu harus sama dengan pendapatan nominal. Irving Fisher beralasan bahwa percepatan ditentukan oleh intitusi di dalam perekomian yang memengaruhi cara individu di dalam perekonomian yang memengaruhi cara individu melakukan transaksi. Kalau masyarakat menggunakan kartu debit dan kartu kredit untuk melakukan transaksinya, maka penggunaan uang menjadi berkurang ketika melakukan pembelian, maka semakin sedikit uang yang dibutuhkan untuk melakukan transaksi yang dihasilkan oleh pendapatan nominal dan percepatan akan naik. Sebaliknya, kalau dalam pembelian lebih mudah menggunakan uang tunai atau cek, maka lebih banyak uang yang digunakan untuk melakukan transaksi yang dihasilkan oleh jumlah pendapatan nominal yang sama, dan percepatan akan turun. Fisher berpendapat bahwa bentuk institusi dan teknologi dari suatu perekonomian hanya akan memengaruhi percepatan secara lambat sepanjang waktu, sehingga percepatan biasanya konstan dalam jangka pendek Teori Kaum Keynesian John M. Keynes mengabaikan pandangan kaum klasik mengenai percepatan adalah konstan dan mengembangkan teori permintaan uang yang dia sebut sebagai teori preferensi likuiditas. Dalam teori tersebut Keynes merumuskan ada tiga motif di balik permintaan akan uang ; motif transaksi, motif berjaga-jaga dan motif spekulasi.

7 Keynes juga menuliskan persamaan permintaan akan uang yang dikenal senagai fungsi preferensi likuiditas, yang menyatakan bahwa permintaan akan saldo uang riil Md/P adalah fungsi dari i dan Y : Md P = f (i, Y) Dengan menurunkan fungsi preferensi likuiditas untuk percepatan PY/M, dapat dilihat bahwa teori Keynes mengenai permintaan akan uang mengimplikasikan bahwa percepatan tidaklah konstan, tetapi berfluktuasi dengan pergerakan suku bunga (Mishkin, 2008). Persamaan preferensi likuiditas dapat juga dituliskan sebagai : P Md = 1 f(i, Y) Dengan juga mengalikan kedua sisi persamaan dengan Y dan mengganti Md dengan M karena keduanya sama pada saat keseimbangan pasar uang, dan diperoleh persamaan untuk percepatan sebagai berikut : V = PY M = Y f(i, Y) Teori preferensi likuiditas menunjukkan bahwa kenaikan suku bunga akan menyebabkan percepatan juga akan naik. Model permintaan uang Keynes mempunyai implikasi penting bahwa percepatan tidaklah konstan, tetapi berhubungan positif dengan suku bunga, yang berfluktuasi secara signifikan. Teori Keynes juga menolak bahwa percepatan adalah konstan, karena perubahan perkiraan masyarakat mengenai tingkat suku bunga normal akan menyebabkan pergeseran dalam permintaan akan uang yang juga dapat menyebabkan pergeseran percepatan (Mishkin, 2008).

8 2.2 Uang Pengertian Uang Beberapa tokoh atau penulis ekonomi pada masa lampau mendefinisikan uang sebagai alat pembayar atau penukar. Dalam bukunya, Drs. M. Manullang (1977) menjabarkan definisi uang dari beberapa tokoh, antara lain: a. Robertson : Money is something which is widely accepted in payments for goods ; yang artinya, Uang adalah segala sesuatu yang umum diterima dalam pembayaran barang-barang. b. A. C. Pigou : money are those things that are widely used as a media for exchange ; yang artinya : uang adalah segala sesuatu yang umum dipergunakan sebagai alat penukar. c. R. S. Sayers : money is something that is widely accepted for the settlements of debts ; yang artinya uang adalah segala sesuatu yang umum diterima sebagai pembayar utang. d. Rollin G. Thomas : money is something that is good, services, and other valuaber assets, and for the payment of debts ; yang artinya : uang adalah segala sesuatu yang siap sedia dan pada umumnya diterima umum dalam pembayaran pembelian barang-barang, jasa-jasa dan untuk pembayar hutang. Dan akhirnya Drs. M. Manullang memberi definisi uang sebagai berikut: uang adalah segala sesuatu yang umum diterima sebagai alat penukar dan sebagai alat pengukur nilai, yang pada waktu bersamaan bertindak sebagai alat penimbun kekayaan.

9 Dari definisi ini, beliau mengatakan bahwa segala sesuatu yang sudah memenuhi definisi ini sudah dianggap uang, baik itu terbuat dari logam, kertas atau benda lainnya yang sudah diterima oleh masyarakat sebagai alat penukar, pengukur nilai dan sebagai alat penimbun kekayaan. Seiring perkembangan uang yang semakin pesat, definisi uang mempengaruhi jenis-jenis uang apa saja yang masuk dalam definisi tersebut (Sri Mulyani, 1988). Miskhin (2008) mengungkapkan bahwa ekonom mendefinisikan uang sebagai sesuatu yang sacara umum diterima dalam pembayaran barang dan jasa atau pembayaran atas utang. Tetapi definisi ini masih sangat sederhana. Diperlukan definisi yang lebih kompleks dan lebih luas. Sedangkan menurut Mankiw (2006), uang adalah persediaan asset yang dapat dengan segera digunakan untuk melakukan transaksi Uang Beredar Menurut Mankiw (2006), pengertian jumlah uang beredar (JUB) secara sederhana ialah jumlah uang yang tersedia. Dalam perekonomian yang menggunakan uang komoditas, jumlah uang beredar adalah jumlah dari komoditas itu. Dalam perekonomian yang menggunakan uang atas-unjuk, seperti sebagain perekonomian dewasa ini, pemerintah mengendalikan jumlah uang beredar: peraturan resmi memberi pemerintah hak untuk memonopoli pencetakan uang. Kontrol atas jumlah uang beredar disebut kebijakan moneter. Di Indonesia, kebijakan moneter didelegasikan kepada Bank Indonesia sebagai bank sentral di Indonesia.

10 Para ekonom klasik (tapi tidak semua) condong untuk mengartikan uang beredar sebagai currency, karena uang inilah yang benar-benar merupakan daya beli yang langsung bisa digunakan (dibelanjakan) dan oleh karena itu langsung mempengaruhi harga-harga barang. Yang termasuk dalam pengertian currency sebagai uang beredar bahkan tidak semua uang kertas dan uang logam, tetapi hanya uang kertas dan uang logam yang ada di tangan masyarakat umum (di luar bank dan kas negara). Alasannya adalah bahwa hanya uang tunai yang dipegang masyarakat umumlah yang biasanya langsung dibelanjakan barang dan jasa, sedangkan uang tunai di lemari besi bank maupun di kantor-kantor kas negara tidak terkait langsung dengan pasar barang. Pengertian uang beredar sebagai uang kartal tersebut sudah semakin ditinggalkan dengan semakin berkembangnya peranan bank dalam perekonomian. Sekarang sudah banyak dari masyarakat umum yang menyimpan uang tunainya di bank-bank, demi keselamatan atau untuk kemudahan-kemudahan lain, dalam bentuk rekening koran atau rekening giro. Bagi si pemilik rekening koran/giro tersebut, sebenarnya tidak ada bedanya antara uang kertas yang ia pegang dan uang yang ia simpan di bank berupa saldo rekening koran/giro, karena sewaktuwaktu ia bisa mengambil kembali uang tersebut untuk dibelanjakan barang dan jasa yang dibutuhkannya hanya dengan menulis cek. Di negara-negara maju sebagian besar dari pembelian barang dan jasa dibayar dengan cek. Oleh sebab itu, saldo rekening koran/giro mempunyai status yang sama dengan currency dan haruslah dimasukkan dalam pengertian uang beredar. Saldo rekening koran/giro yang dimiliki oleh masyarakat disebut uang giral atau demand deposits. Sedang uang beredar yang didefinisikan sebagai uang kartal plus uang giral (atau currency

11 plus demand deposits) disebut uang dalam arti sempit atau narrow money, dan untuk ini biasanya digunakan simbol M1. M1 = currency (uang kartal) + Demand deposit (uang giral) Seperti halnya dengan definisi uang beredar dalam arti yang paling sempit yaitu currency, maka uang giral hanya mencakup saldo rekening koran/giro milik masyarakat umum yang disimpan di bank. Sedangkan saldo rekening koran milik bank pada bank lain atau pada bank sentral ataupun saldo rekening koran milik pemerintah pada bank atau bank sentral tidak dimasukkan dalam definisi demand deposits. Di beberapa Negara, cek bagi para pelancong, yang disebut traveller s checks, yang dipegang oleh masyarakat dimasukkan ke dalam definisi M1. Di berbagai negara maju, dan mulai kelihatan pula di kota-kota besar di Indonesia, sekarang sudah dipakai apa yang disebut kartu kredit atau credit cards. Kartu kredit ini secara prinsip seharusnya juga termasuk dalam M1. Dalam praktek jumlahnya masih kecil dan disamping itu masih sulit untuk memonitor perkembangan plafond kartu kredit. Pengertian M1 bahwa uang beredar adalah daya beli yang langsung bisa digunakan untuk pembayaran bisa diperluas dan mencakup alat-alat pembayaran yang mendekati uang, misalnya deposito berjangka (time deposits) dan simpanan tabungan (savings deposits) pada bank-bank. Uang yang disimpan dalam bentuk deposito berjangka dan tabungan ini sebenarnya adalah juga daya beli potensial bagi pemiliknya, meskipun tidak semudah uang tunai atau cek untuk menggunakannya. Sekarang, kebanyakan ekonom berpendapat bahwa selain M1, harus pula diamati perkembangan M2, yang diartikan sebagai M1 plus deposito

12 berjangka dan saldo tabungan milik masyarakat pada bank-bank, karena perkembangan M2 ini juga bisa mempengaruhi perkembangan harga, produksi dan keadaan ekonomi pada umumnya. M2 = M1 + Time Deposit + Savings Deposits Masyarakat menempatkan uangnya dalam time deposits atau saving deposits karena simpanan ini memberikan bunga. M2 juga disebut uang beredar dalam arti luas atau broad money. Sebenarnya ada beberapa variasi mengenai definisi M2 ini. Di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, hanya time deposits yang kecil saja yang dimasukkan dalam M2, sedang yang besar tidak (time deposits yang kecil adalah yang besarnya kurang dari $ ). Definisi M2 yang berlaku umum untuk semua negara tidak ada, karena hal-hal khas masing-masing negara perlu dipertimbangkan. Di Indonesia, M2 biasanya mencakup semua tipe deposits dan saving deposit Rupiah pada bank-bank (tidak tergantung besar kecilnya simpanan), tetapi tidak mencakup time deposits dan saving deposits mata uang asing (Dolar). Definisi uang beredar yang lebih luas lagi adalah M3, yang mencakup semua tipe deposits dan saving deposits, besar-kecil, Rupiah atau dollar milik penduduk pada bank atau lembaga keuangan non-bank. Seluruh time deposits dan saving deposits ini disebut uang kuasi atau quasi money. M3 = M1 + quasi money Di negara yang menganut sistem devisa bebas (artinya setiap orang boleh memiliki dan memperjualbelikkan devisa secara bebas), seperti di Indonesia,

13 memang sedikit sekali perbedaan antara time deposits dan saving deposits dalam Rupiah dan dalam dolar Fungsi Uang Ada 4 fungsi uang pada umumnya : a) Uang sebagai alat tukar Fungsi uang sebagai alat tukar memudahkan masyarakat untuk melaksanakan transaksi. Fungsi ini menghilangkan perlunya ada kesamaan keinginan dalam transaksi barter. Unsur kepercayaan sangatlah penting karena melandasi pemilihan barang apa yang bisa digunakan sebagai uang. b) Uang sebagai alat penyimpan nilai/daya beli Fungsi ini terkait usaha manusia dalam mengumpulkan kekayaan. Pemegangan uang merupakan salah satu cara untuk menyimpan kekayaan. Syarat utama untuk ini adalah bahwa uang harus bisa menyimpan daya beli atau nilai. Karena pada saat inflasi tinggi, nilai merosot cepat, maka orang pun enggan memegang uang. c) Uang sebagai standar/satuan nilai Fungsi ini,memungkinkan seluruh barang/jasa dinilai dengan satuan uang. Dengan demikian masyarakat tidak perlu lagi menghafal sampai ribuan nilai tukar yang dilakukan pada masa perekonomian barter. Fungsi ini tidak dapat dipisahkan dari fungsi sebagai alat tukar, tetapi hanya dapat dibedakan.

14 d) Uang sebagai standar pembayaran di masa mendatang Fungsi ini terkait dengan pinjam-meminjam atau transaksi kredit. Dalam hubungan ini, uang merupakan salah satu cara menghitung pembayaran masa depan Jenis-jenis Uang Jenis-jenis uang dibagi dalam berdasarkan nilai, bahan, kawasan, dan lembaga penerbit Jenis uang berdasarkan Nilai a. Uang bernilai penuh (full bodied money), merupakan uang yang nilai intrinsiknya sama dengan nilai nominalnya, misalnya uang logam. b. Uang Tidak Bernilai Penuh (representative full bodied money), merupakan uang yang nilai intrinsiknya lebih kecil dari nominalnya, seperti uang kertas. Uang jenis ini sering disebut uang bertanda atau token money Jenis Uang Berdasarkan Bahan a. Uang Logam, merupakan uang dalam bentuk koin yang terbuat dari logam, misalnya aluminium, emas, perak, perunggu, dan bahan lainnya. b. Uang Kertas, merupakan uang yang terbuat dari kertas, plastik, atau bahan lainnya. Uang jenis ini biasanya bernominal tinggi, dan berkualitas tinggi sehingga tidak mudah robek dan luntur Jenis Uang Berdasarkan Kawasan a. Uang Lokal, berlaku di suatu Negara tertentu, seperti Rupiah di Indonesia atau Ringgit di Malaysia. b. Uang Regional, berlaku di kawasan tertentu yang lebih luas dari uang lokal, misalnya uang Euro yang berlaku di benua Eropa.

15 c. Uang Internasional, merupakan uang yang berlaku antarnegara dan menjadi standard pembayaran internasional, seperti US dollar Jenis Uang Berdasarkan Lembaga Penerbit a. Uang Kartal, merupakan uang yang diterbitkan oleh Bank Sentral, baik uang logam maupun uang kertas. b. Uang Giral, merupakan uang yang diterbitkan oleh Bank Umum, seperti cek, bilyet giro, traveler s check, atau credit card Motif Memegang Uang Menurut Keynes, ada 3 motif mengapa orang memegang uang, antara lain: a. Motif Transaksi, yaitu kebutuhan uang untuk meningkatkan transaksi dan memenuhi kebutuhan hidup artinya semakin tinggi tingkat transaksi maka semakin tinggi kebutuhan masyarakat akan uang. b. Motif Berjaga-jaga, yaitu mengantisipasi keadaan masa depan yang penuh ketidakpastian (uncertainty), maka perlu mempersiapkan dengan sejumlah uang untuk berjaga-jaga seandainya menghadapi masalah seperti sakit, meninggal, kecelakaan, bencana alam dan sebagainya. c. Motif Spekulasi, yaitu mengambil pilihan bentuk kekayaan yang memberikan keuntungan baik secara finansial maupun sosial Evolusi Sistem Pembayaran Fungsi dan bentuk uang mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Hal ini dapat kita lihat melalui evolusi sistem pembayaran (payments system). Dalam bukunya, Miskhin berpendapat bahwa evolusi sistem pembayaran yang dimaksud ialah cara bagaimana transaksi dilakukan dalam perekonomian. Sistem pembayaran telah berubah sepanjang waktu, demikian pula dengan bentuk uang.

16 Pada awalnya, emas digunakan sebagai alat pembayaran utama kemudian asset kertas seperti cek dan uang kertas mulai digunakan untuk sistem pembayaran dan dianggap sebagai uang. Miskhin juga berpendapat bahwa sistem pembayaran berujung pada memiliki makna penting terhadap bagaimana uang akan didefinisikan di masa mendatang. Diawali dari uang komoditas (commodity money), dimana uang terbuat dari logam berharga atau komoditas berharga lainnya; misal, emas atau perak. Dari zaman dahulu uang komoditas dijadikan sebagai alat pembayaran utama di kalangan masyarakat kecuali masyarakat yang primitif. Tentu terdapat kelemahan atau permasalahan yang muncul dari uang komoditas ini. Selain berat, uang komoditi juga sulit untuk dibawa dalam jumlah besar. Terlebih kalau terjadi transaksi yang mempunyai nilai besar. Kemudian muncullah uang berbentuk kertas yang dinamakan uang fiat (fiat money). Uang fiat berarti uang kertas yang dikeluarkan oleh pemerintah sebagai alat pembayaran yang sah tetapi tidak dapat dikonversikan ke dalam bentuk koin atau logam berharga. Kelebihan dari uang koin adalah bentuknya yang lebig ringan. Tetapi uang kertas dapat diterima sebagai alat pembayaran jika ada kredibilitas dari otoritas yang menerbitkan uang kertas tersebut. Sama seperti uang koin, kelemahan dari uang kertas adalah mudah dicuri dan cukup mahal untuk dibawa dalam jumlah besar. Maka untuk mengatasi permasalahan dari kelemahan-kelemahan alat pembayaran sebelumnya, muncullah cek, yaitu suatu tahapan baru dalam evolusi sistem pembayaran. Cek juga merupakan suatu hasil dari perkembangan perbankan modern.

17 Pengertian cek sendiri adalah suatu instruksi dari pihak pertama ke Bank pihak pertama untuk mengirimkan uang dari rekening pihak pertama ke rekening pihak kedua ketika pihak kedua tersebut menyetorkan cek yang diterimanya. Cek menutupi kelemahan uang logam dan uang kertas, yaitu mahalnya jika dibawa dalam jumlah besar. Bentuk cek hanya sehelai kertas yang dapat memungkinkan terjadinya transaksi dalam jumlah besar tanpa harus membawa sejumlah besar mata uang. Penemuan cek adalah suatu inovasi yang dapat meningkatkan efisiensi sistem pembayaran. Keuntungan lain dari cek adalah dapat mengurangi kerugian seandainya cek tersebut dicuri, dan karena cek memberikan bukti pembelian dengan nyaman. Tetapi terdapat juga permasalahan/kelemahan dari cek. Pertama, dibutuhkannya waktu untuk memberikan cek dari pihak pertama ke pihak kedua jika mereka berada di tempat yang berbeda, terlebih dengan kondisi membutuhkan pembayaran dengan cepat. Kedua, tingginya biaya administrasi dalam proses pencairan cek. Tahapan evolusi sistem pembayaran berikutnya adalah pada zaman teknologi yang sudah mulai maju dan berkembang, yaitu pada saat ini. Meluasnya penggunaan internet dan juga semakin murahnya computer memunculkan pembayaran secara elektronik. Apalagi biayanya tidaklah terlalu mahal dan sangat efisien. Beberapa bentuk dari pembayaran secara elektronik adalah E-Banking dan E-money. E-banking memudahkan nasabah dalam bertransaksi. Tidak perlu ngantri di kantor cabang, tidak perlu biaya prangko untuk mengirim cek. Nasabah hanya tinggal membuka computer dan meng-klik saja, maka transaksi sudah

18 selesai. Terlebih sekarang muncul yang disebut dengan SmartPhone, jadi bisa melakukan transaksi dimana saja dan kapan saja. Bentuk kedua dari pembayaran secara elektronik ialah e-money (uang elektronik). Uang elektronik akan menggantikan posisi dari uang tunai dari sistim pembayaran. Bentuk dari e-money adalah kartu yang terdapat chips di dalamnya. Uang elektronik memudahkan masyarakat untuk berbelanja tanpa harus membawa uang tunai dalam jumlah besar. Hanya tinggal membawa kartu, menggesek maka transaksi selesai. Tidak perlu ada kembalian, karena jumlah pembelian langsung dipotong dari saldo yang ada di kartu. Tetapi terdapat kelemahan dari alat pembayaran e-money yang berakibat uang tunai masih dipakai di masyarakat, yaitu pertimbangan pribadi masyarakat akan keamanan, baik keamanan dari uang yang didalamnya maupun data atau informasi dari nasabah. Karena sekarang ini sudah banyak kejahatan berbasis teknologi yang disebut cyber crime. 2.3 Electronik Money Pengertian Elektronik Money Menurut pengertian yang dikeluarkan Bank for International Settlement (BIS) dalam suatu Kajian E-money oleh Siti Hidayati dkk(2006), stored-value or prepaid products in which a record of the funds or value available to a consumer is stored on an electronic device in the consumer s possession (produk stored-value atau prepaid dimana sejumlah nilai uang disimpan dalam suatu media elektronis yang dimiliki seseorang). Menurut Peraturan Bank Indonesia NOMOR: 11/12/PBI/2009, Elektronik Money adalah alat pembayaran yang memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:

19 a. diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor terlebih dahulu oleh pemegang kepada penerbit; b. nilai uang disimpan secara elektronik dalam suatu media seperti server atau chip; c. digunakan sebagai alat pembayaran kepada pedagang yang bukan merupakan penerbit uang elektronik tersebut; dan d. nilai uang elektronik yang disetor oleh pemegang dan dikelola oleh penerbit bukan merupakan simpanan sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai perbankan Ketentuan lain E-money Beberapa ketentuan-ketentuan lain dari e-money yang terdapat di Peraturan Bank Indonesia (PBI) NOMOR: 11/12/PBI/2009 TENTANG UANG ELEKTRONIK (ELECTRONIC MONEY) a. Nilai Uang Elektronik adalah nilai uang yang disimpan secara elektronik pada suatu media yang dapat dipindahkan untuk kepentingan transaksi pembayaran dan/atau transfer dana. b. Prinsipal adalah Bank atau Lembaga Selain Bank yang bertanggung jawab atas pengelolaan sistem dan/atau jaringan antar anggotanya, baik yang berperan sebagai penerbit dan/atau acquirer, dalam transaksi Uang Elektronik yang kerjasama dengan anggotanya didasarkan atas suatu perjanjian tertulis. c. Penerbit adalah Bank atau Lembaga Selain Bank yang menerbitkan Uang Elektronik.

20 d. Acquirer adalah Bank atau Lembaga Selain Bank yang melakukan kerja sama dengan pedagang, yang dapat memproses data Uang Elektronik yang diterbitkan oleh pihak lain. e. Pemegang adalah pihak yang menggunakan Uang Elektronik. f. Pedagang (merchant) adalah penjual barang dan/atau jasa yang menerima transaksi pembayaran dari Pemegang. g. Pengisian Ulang adalah penambahan Nilai Uang Elektronik pada Uang Elektronik. h. Dana Float adalah seluruh Nilai Uang Elektronik yang diterima Penerbit atas hasil penerbitan Uang Elektronik dan/atau Pengisian Ulang yang masih merupakan kewajiban Penerbit kepada Pemegang dan Pedagang. i. Tarik Tunai adalah fasilitas penarikan tunai atas Nilai Uang Elektronik yang dapat dilakukan setiap saat oleh Pemegang. j. Penyelenggara Kliring adalah Bank atau Lembaga Selain Bank yang melakukan perhitungan hak dan kewajiban keuangan masing-masing Penerbit dan/atau Acquirer dalam rangka transaksi Uang Elektronik. k. Penyelenggara Penyelesaian Akhir adalah Bank atau Lembaga Selain Bank yang melakukan dan bertanggungjawab terhadap penyelesaian akhir atas hak dan kewajiban keuangan masing-masing Penerbit dan/atau Acquirer dalam rangka transaksi Uang Elektronik berdasarkan hasil perhitungan dari Penyelenggara Kliring.

21 2.3.3 Kelebihan dan kelemahan E-money Beberapa kelebihan dari Uang Elektronik(e-money) a. Cepat dan nyaman. Dibandingkan dengan uang tunai, tentu e-money lebih cepat dan lebih nyaman khususnya untuk transaksi yang bernilai kecil. Nasabah tidak perlu lagi membawa uang pas dan menyimpan kembalian. b. Proses transaksi lebih singkat daripada menggunakan kartu kredit ataupun kartu debit karena prosesnya tidak memerlukan otorisasi on-line, tanda tangan maupun PIN. Juga menghemat biaya komunikasi karena proses offline. c. Pengisian ulang electronic value ke dalam kartu e-money dapat dilakukan dalam berbagai sarana yang disediakan oleh issuer. Sedangkan kelemahan/resiko dari e-money antara lain : a. Keamanan. Berkembangnya teknologi, juga dimanfaatkan oleh para penjahat teknologi (cyber crime). Uang yang terdapat dalam kartu e-money dapat hilang karena dicuri. Hilangnya uang elektronik tidak menjadi tanggung jawab penerbit. b. Resiko kebingungan. Belum semua nasabah/pengguna memahami dengan jelas pnggunaan uang elektronik dikarenakan rumitnya peraturan yang mengaturnya. 2.7 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian yang menggunakan variabel e-money ataupun velocity of money telah banyak dilakukan antara lain : 1. Tammy dan Michael Parker (2008) mengadakan penelitian tentang elektronik banking di Finlandia dan pengaruhnya terhadap velocity of

22 money. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat dampak terhadap velocity atas kemajuan teknologi perbankan yang terjadi di Finlandia. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa terjadi penurunan terhadap kecepatan perputaran uang (velocity of money) atas kemajuan teknologi perbankan. Ini diakibatkan masyarakat masih nyaman dan merasa lebih efisien untuk memegang uang tunai ataupun giro. 2. Abednego Priyatama dan Apriansah (2010) mengadakan penelitian tentang hubungan korelasi antara e-money dengan velocity of money. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antaratingkat penggunaan uang elektronik, jumlah uang beredar dan bagaimana pengaruh terhadap perputaran uang. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa rasio penggunaan uang tunai masih lebih tinggi dari uang elektonik. Dan terjadi peningkatan terhadap kecepatan perputaran uang akibat peningkatan penggunaan uang elektronik. 3. Claudio Sardoni dan Alessandro Verde (2002) dengan judul penelitiannya THE IT REVOLUTION AND THE MONETARY SYSTEM: ELECTRONIC MONEY AND ITS EFFECTS ( Revolusi Teknologi Informasi dan Sistem Moneter: Uang Elektronik dan dampaknya). Penelitian ini berfokus kepada peran dan pengaruh uang elektronik terhadap sistem kebijakan moneter. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa dampak uang elektronik sebagai bagian dari revolusi teknologi informasi menjadi ancaman serius bagi Bank Sentral dan kebijakan moneter, maka dari itu diperlukan semacam pembaharuan terhadap karakteristik uang elektronik. Penelitian ini juga berpendapat bahwa penggunaan uang konvensional masih memegang peranan yang penting dalam perekonomian.

23 4. Dr. Zeinab Mohamed El-Gawady melakukan penelitian tentang E-money dan hubungannya dengan kebijakan palitik di Mesir dengan judul penelitian RELATIONSHIP BETWEEN E-MONEY AND MONETARY POLICY IN EGYPT. Penelitian ini bertujuan menguji bagaimana meluasnya penggunaan uang digital dapat mempengaruhi bank sentral di berbagai bidang seperti kebijakan moneter, pengawasan perbankan dari sistem pembayaran, dan stabilitas sistem keuangan. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa penyebaran E-money yang bergantung pada pertumbuhan dan peningkatan kemajuan teknologi akan berdampak langsung terhadap control kebijakan moneter bank sentral kecuali bank sentral memasukkan e-money kedalam agregat moneter dan mengatur pertumbuhan dan penggunaanya. 2.8 Kerangka Konseptual Secara teoritis, pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dalam penelitian ini adalah : 1. Peningkatan PDB menandakan meningkatnya pendapatan di masyarakat. Dan adanya peningkatan pendapatan masyarakat mengakibatkan meningkatnya pendapatan perseorangan. 2. Meningkatnya pendapatan masyarakat memancing keingintahuan masyarakat untuk memahami produk keuangan, misalnya: kartu kredit, Visa, e-money, dll. 3. Bank Indonesia sebagai lembaga yang mengambil kebijakan moneter, merespon kebutuhan masyarakat akan produk keuangan yang up to date dengan melihat bermunculannya produk keuangan yang baru di masyarakat. Respon ini berupa pengadaan produk keuangan yang

24 disebut e-money (electronic money) atau dapat didefinisikan sebagai uang eektronik. 4. Uang elektronik dapat digunakan untuk bertransaksi dimana para pelaku transaksi tidak harus membawa uang tunai. Hanya menggunakan kartu yang diberi chip dan bisa langsung digunakan. Semakain banyak masyarakat yang menggunakan produk keuangan ini tentu berakibat pada menurunnya peredaran uang tunai(uang kartal) di masyarakat. 5. Penurunan uang kartal (uang tunai) dan meningkatnya pendapatan masyarakat yang dilihat lewat peningkatan PDB akan menyebabkan velositas atau kecepatan perputaran uang semakin tinggi. Karena nilai velositas didapat dari membagikan nilai PDB dengan jumlah uang beredar, yang dalam penelitian ini menggunakan M1.

25 Adapun gambarannya dalam bentuk bagan sebagai berikut: Peningkatan pendapatan masyarakat Pemahaman masyarakat akan produk keuangan Pengadaan produk keuangan E-money Variasi produk keuangan Berkurangnya jumlah uang beredar (M1) Meningkatnya Velocity of money Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.6 Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pemasalahan penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut: 1. Bahwa trend penggunaan uang elektronik (e-money) di Indonesia dari tahun meningkat. 2. JUB (M1) mempunyai pengaruh positif terhadap permintaan uang elektronik di Indonesia

26 3. PDB mempunyai pengaruh positif terhadap permintaan uang elektronik di Indonesia. 4. Velocity of money mempunyai pengaruh positif terhadap uang elektronik di Indonesia. 5. Terdapat hubungan dua (2) arah antara permintaan e-money terhadap velocity of money.

ekonomi K-13 PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG K e l a s A. KONSEP DASAR a. Sejarah Uang Tujuan Pembelajaran

ekonomi K-13 PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG K e l a s A. KONSEP DASAR a. Sejarah Uang Tujuan Pembelajaran K-13 ekonomi K e l a s XI PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Menguasai konsep dan teori uang. 2. Menentukan

Lebih terperinci

Teori Klasik tentang Permintaan Uang

Teori Klasik tentang Permintaan Uang Keseimbangan pasar uang tercapai ketika terjadi keseimbangan antara permintaan uang dengan penawaran uang (Md = Ms). Dari keseimbangan tersebut akan terbentuk kurva LM yang mencerminkan titik-titik keseimbangan

Lebih terperinci

Uang EKO 2 A. PENDAHULUAN C. NILAI DAN JENIS-JENIS UANG B. FUNGSI UANG. value).

Uang EKO 2 A. PENDAHULUAN C. NILAI DAN JENIS-JENIS UANG B. FUNGSI UANG. value). A. PENDAHULUAN Uang adalah suatu benda atau alat tukar yang diterima oleh masyarakat umum untuk melakukan kegiatan pertukaran barang dengan barang atau lainnya. Ciri-ciri uang agar penggunaannya efisien:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan uang sangat penting dalam perekonomian. Seluruh barang dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan perkembangan perekonomian atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya.

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem ekonomi adalah suatu sistem yang memiliki spesialisasi yang tinggi. Hal ini berarti tidak ada seorangpun yang mampu memproduksi semua apa yang dikonsumsinya

Lebih terperinci

PEMBAYARAN NON TUNAI. Reza Kurniawan. Abstrak.

PEMBAYARAN NON TUNAI. Reza Kurniawan. Abstrak. PEMBAYARAN NON TUNAI Reza Kurniawan Reza.kurniawan@raharja.info Abstrak Kehadiran alat pembayaran non tunai memberikan manfaat peningkatan efisiensi dan produktifitas keuangan yang mendorong pertumbuhan

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN di PASAR UANG. Minggu 11

KESEIMBANGAN di PASAR UANG. Minggu 11 KESEIMBANGAN di PASAR UANG Minggu 11 Pendahuluan Keseimbangan pasar uang tercapai ketika terjadi keseimbangan antara permintaan uang dengan penawaran uang (Md = Ms). Dari keseimbangan tersebut akan terbentuk

Lebih terperinci

Uang Dalam Perekonomian

Uang Dalam Perekonomian Uang Dalam Perekonomian Pengertian Uang Uang adalah sesuatu yang dapat dipergunakan untuk melakukan transaksi Uang memiliki dua nilai, yaitu nilai nominal dan nilai riil. Nilai nominal adalah nilai yang

Lebih terperinci

UANG DAN INFLASI. Sumber: 1. Mankiw 2. Ari Sudarman. By. Henny Oktavianti

UANG DAN INFLASI. Sumber: 1. Mankiw 2. Ari Sudarman. By. Henny Oktavianti UANG DAN INFLASI Sumber: 1. Mankiw 2. Ari Sudarman By. Henny Oktavianti Apakah Uang itu? Persediaan aset yang dapat segera digunakan untuk melakukan transaksi Uang yang dipegang (yang ada di tangan) mayarakat

Lebih terperinci

PERTEMUAN VII TEORI JUMLAH UANG BEREDAR

PERTEMUAN VII TEORI JUMLAH UANG BEREDAR PERTEMUAN VII TEORI JUMLAH UANG BEREDAR PENGERTIAN Uang dalam Arti Sempit (narrow money): daya beli yang langsung bisa digunakan untuk pembayaran atau dapat diperluas mencakup alat-alat pembayaran yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jauh sebelum dikenalnya uang sebagai alat pembayaran, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jauh sebelum dikenalnya uang sebagai alat pembayaran, masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jauh sebelum dikenalnya uang sebagai alat pembayaran, masyarakat melakukan perdagangan dengan sistem barter, yaitu suatu sistem perdagangan dengan pertukaran antara

Lebih terperinci

UANG dalam perekonom ian

UANG dalam perekonom ian UANG dalam perekonom ian RUANG LINGKUP Ekonomi moneter merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari tentang sifat, fungsi, serta pengaruh uang terhadap kegiatan ekonomi Tujuan Mempelajari Ekonomi

Lebih terperinci

1.Peran mata uang 2.Lembaga Keuangan. PIEw9 1

1.Peran mata uang 2.Lembaga Keuangan. PIEw9 1 Uang dan Lembaga Keuangan 1.Peran mata uang 2.Lembaga Keuangan PIEw9 1 Sejarah Timbulnya Uang Perekonomian tradisional sistem barter ada masalah mencari kesesuaian antara orang yang membutuhkan dan orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Uang memiliki fungsi yang sangat besar dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. Uang memiliki fungsi yang sangat besar dalam kehidupan sehari-hari. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Uang memiliki fungsi yang sangat besar dalam kehidupan sehari-hari. Layaknya fungsi uang sebagai alat pembayaran dalam transaksi ekonomi, uang tidak terlepas dari

Lebih terperinci

UANG DAN INSTITUSI KEUANGAN PENAWARAN UANG PROGDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG

UANG DAN INSTITUSI KEUANGAN PENAWARAN UANG PROGDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG UANG DAN INSTITUSI KEUANGAN PENAWARAN UANG PROGDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG Pendahuluan Pada jaman dahulu, perdagangan dilakukan oleh masyarakat dengan

Lebih terperinci

EKONOMI MONETER (EM) OK--OK

EKONOMI MONETER (EM) OK--OK EKONOMI MONETER (EM) OK--OK Catatan : Dengan pertimbangan kemudahan pemahaman, materi dalam bahan kuliah ini diambil dari kombinasi berbagai literatur tentang Ekonomi Moneter, khususnya buku Ekonomi Moneter

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan perkembangan teknologi yang canggih. Kemajuan teknologi dalam sistem

I. PENDAHULUAN. dengan perkembangan teknologi yang canggih. Kemajuan teknologi dalam sistem 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pembayaran dalam transaksi ekonomi mengalami kemajuan yang pesat seiring dengan perkembangan teknologi yang canggih. Kemajuan teknologi dalam sistem pembayaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Settlement (CPSS/BIS) yaitu lembaga internasional yang menerbitkan acuan best

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Settlement (CPSS/BIS) yaitu lembaga internasional yang menerbitkan acuan best BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pembayaran 2.1.1 Defenisi Committee for Payment and Settlement Systems/ Bank for International Settlement (CPSS/BIS) yaitu lembaga internasional yang menerbitkan acuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Ekonomi Indonesia tidak terlepas dari keterlibatan sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Ekonomi Indonesia tidak terlepas dari keterlibatan sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Ekonomi Indonesia tidak terlepas dari keterlibatan sektor moneter. Sektor moneter melalui kebijakan moneter digunakan untuk memecahkan masalah-masalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi dan Fungsi Uang Uang merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari denyut kehidupan ekonomi masyarakat. Stabilitas ekonomi dan pertumbuhan ekonomi suatu negara ditentukan

Lebih terperinci

UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN

UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN Sejarah Perkembangan Uang I BARANG BARANG II BARANG UANG ---- BARANG Sejarah Perkembangan Uang I BARANG BARANG II BARANG UANG BARANG BARANG III BARANG UANG BARANG CONTOH BARTER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan

Lebih terperinci

sesuatu yang dapat diterima secara umum sebagai alat pembayaran dalam suatu

sesuatu yang dapat diterima secara umum sebagai alat pembayaran dalam suatu sesuatu yang dapat diterima secara umum sebagai alat pembayaran dalam suatu wilayah tertentu atau sebagai alat pembayaran hutang atau sebagai alat untuk melakukan pembelian barang dan jasa. Mempermudah

Lebih terperinci

BAB 10 Permintaan dan Penawaran Uang serta Kebijakan Moneter

BAB 10 Permintaan dan Penawaran Uang serta Kebijakan Moneter BAB 10 Permintaan dan Penawaran Uang serta Kebijakan Moneter Satuan Acara Perkuliahan 10 Sub Pokok Bahasan: Teori Permintaan Uang Teori Penawaran Uang Keseimbangan Pasar Uang (Kurva LM) Kebijakan Moneter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan kemajuan teknologi dan kompetisi yang tinggi di sektor keuangan khususnya perbankan telah mendorong munculnya inovasi keuangan yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Tinjauan Literatur 2. 1. 1 Definisi Uang Masyarakat mengenal uang sebagai uang tunai yang terdiri atas uang kertas dan uang giral dengan kata lain uang yang berada ditangan masyarakat

Lebih terperinci

ekonomi Kelas X SISTEM PEMBAYARAN DAN ALAT PEMBAYARAN K-13 A. Pengertian Sistem Pembayaran Tujuan Pembelajaran

ekonomi Kelas X SISTEM PEMBAYARAN DAN ALAT PEMBAYARAN K-13 A. Pengertian Sistem Pembayaran Tujuan Pembelajaran K-13 Kelas X ekonomi SISTEM PEMBAYARAN DAN ALAT PEMBAYARAN Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan sistem pembayaran

Lebih terperinci

EKONOMI UANG DAN BANK

EKONOMI UANG DAN BANK EKONOMI UANG DAN BANK Pertemuan ke-1 --- UANG Ratih Kurniasih DEFINISI UANG Uang adalah sesuatu yang secara umum diterima di dalam pembayaran barang-barang dan jasa-jasa serta untuk pembayaran utang-utang.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Mankiw, 2006: 145). Ini tidak berarti bahwa harga harga berbagai macam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Mankiw, 2006: 145). Ini tidak berarti bahwa harga harga berbagai macam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Inflasi Salah satu peristiwa modern yang sangat penting dan yang selalu dijumpai dihampir semua negara di dunia adalah inflasi. Definisi singkat dari inflasi adalah

Lebih terperinci

POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA TUGAS 5 KONSEP TEKNOLOGI Disusun oleh : Nama : Syamsul Arifin Jurusan : D4 T. Elektro Industri 1A NRP : 1310151021 Dosen : Dr. Arman Jaya Prodi : Teknik Elektro Industri Departemen : Teknik Elektro POLITEKNIK

Lebih terperinci

1. Tahap sebelum barter. 2. Tahap Barter. Tahap Perkembangan Uang

1. Tahap sebelum barter. 2. Tahap Barter. Tahap Perkembangan Uang Bagaimana Cara Orang Bertransaksi Pada Saat Ini! UANG hasanurrohimkp@yahoo.co.id Tahap Perkembangan Uang 1. Tahap sebelum barter 1.Tahap 2.Tahap 3.Tahap 4.Tahap 5.Tahap 6.Tahap Terjadi pada zaman purba,

Lebih terperinci

c. Sukar dibagi menjaadi bagian yang lebih kecil d. Kebanyakan uang barang tidak tahan lama e. Nilai uang barang tidak tetap.

c. Sukar dibagi menjaadi bagian yang lebih kecil d. Kebanyakan uang barang tidak tahan lama e. Nilai uang barang tidak tetap. Uang dan Perbankan 1. Sejarah munculnya uang - Masa barter Pada zaman purba atau pada masyarakat yang masih sangat sederhana, orang belum bisa menggunakan uang. Perdagangan dilakukan dengan cara langsung

Lebih terperinci

9. UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN

9. UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN 9. UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN Uang dan Lembaga Keuangan Sistem Keuangan di Indonesia Fungsi Uang Komponen uang beredar (Mo,M1, M2, M3) Peran Bank Sentral Perkembangan terbaru kasus uang dan perbankan (Indonesian

Lebih terperinci

Teori Ekonomi Keynes: Pasar Uang dan Pasar Tenaga Kerja

Teori Ekonomi Keynes: Pasar Uang dan Pasar Tenaga Kerja Teori Ekonomi Keynes: Pasar Uang dan Pasar Tenaga Kerja Pertemuan Ke-4 Dr. Muh. Yunanto, MM. Uang berperan sebagai penyimpan nilai, unit hitung, dan media pertukaran. Kemudahan uang dikonversi menjadi

Lebih terperinci

GIRO. Alat atau sarana yang digunakan dalam lalu lintas pembayaran giral, yaitu surat berharga atau surat dagang seperti: 1.

GIRO. Alat atau sarana yang digunakan dalam lalu lintas pembayaran giral, yaitu surat berharga atau surat dagang seperti: 1. GIRO Giro adalah simpanan dari pihak ketiga yang penarikannya dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, surat perintah pembayaran lainnya atau dengan pemindah bukuan. Sedangkan menurut Undang-undang

Lebih terperinci

BAB 11 LANDASAN TEORI

BAB 11 LANDASAN TEORI BAB 11 LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Inflasi Definisi singkat dari inflasi adalah kecenderungan harga-harga untuk menaik secara umum dan terus-menerus. Ini tidak berarti bahwa harga-harga berbagai macam

Lebih terperinci

Menurut Talcote Parsons, uang tidak hanya sebagai instrument ekonomi tetapi juga bahasa simbolik yang terbagi, ini bukan komoditi melainkan penanda.

Menurut Talcote Parsons, uang tidak hanya sebagai instrument ekonomi tetapi juga bahasa simbolik yang terbagi, ini bukan komoditi melainkan penanda. Definisi uang Dalam Ekonomi Tradisional Uang didefinisikan Sebagai setiap alat tukar yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu berupa benda apa saja yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terkait. Uraian dari masing-masing hal tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terkait. Uraian dari masing-masing hal tersebut akan dijelaskan sebagai berikut. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Di dalam tinjauan pustaka iniakan dikemukakan tentang definisi uang, teori-teori permintaan uang, suku bunga, pendapatan nasinonal, dan literatur/studi terkait. Uraian dari masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Uang didefinisikan sebagai alat pertukaran (medium of exchange) yaitu suatu

BAB I PENDAHULUAN. Uang didefinisikan sebagai alat pertukaran (medium of exchange) yaitu suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Uang didefinisikan sebagai alat pertukaran (medium of exchange) yaitu suatu barang atau bentuk kekayaan riil (tangible asset) yang secara umum diterima sebagai pembayaran.

Lebih terperinci

Bab 4 TEORI MONETER (Lanjutan)

Bab 4 TEORI MONETER (Lanjutan) Bab 4 TEORI MONETER (Lanjutan) 1. Teori Jumlah Uang Beredar Mempelajari Teori Jumlah Uang Beredar, berarti mempelajari teori moneter dari sisi penawaran, dan ini merupakan perkembangan baru dalam Teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang dituangkan dalam Undang Undang Bank Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang dituangkan dalam Undang Undang Bank Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pembayaran merupakan sistem yang berkaitan dengan pemindahan sejumlah nilai uang dari satu pihak ke pihak lain. Media yang digunakan untuk pemindahan nilai uang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (non cash), yang diawali dengan alat pembayaran menggunakan kertas (paper

BAB I PENDAHULUAN. (non cash), yang diawali dengan alat pembayaran menggunakan kertas (paper BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang semakin maju, mendorong pergerakan kegiatan ekonomi untuk bergerak semakin cepat. Untuk mendukung kegiatan ekonomi tersebut di perlukan

Lebih terperinci

RENCANA PERSIAPAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PERSIAPAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PERSIAPAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMK Taruna Terpadu 2 Mata Pelajaran : Ekonomi Kelas / Semester : X / 2 Pertemuan : 2 Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit A. STANDAR KOMPETENSI 7. Memahami Uang

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERBANKAN. By : Angga Hapsila, SE. MM

MANAJEMEN PERBANKAN. By : Angga Hapsila, SE. MM MANAJEMEN PERBANKAN By : Angga Hapsila, SE. MM BAB II UANG DAN BANK SENTRAL DI INDONESIA 1. DEFINISI UANG 2. SYARAT UANG 3. PERAN/ FUNGSI UANG 4. NILAI WAKTU DARI UANG 5. BANK SENTRAL DI INDONESIA 1. DEFINISI

Lebih terperinci

ekonomi Kelas X KEBIJAKAN MONETER KTSP A. Kebijakan Moneter Tujuan Pembelajaran

ekonomi Kelas X KEBIJAKAN MONETER KTSP A. Kebijakan Moneter Tujuan Pembelajaran KTSP Kelas X ekonomi KEBIJAKAN MONETER Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami instrumen kebijakan moneter. 2. Memahami kebijakan

Lebih terperinci

Hubungan antara Inflasi dan Jumlah Uang Beredar

Hubungan antara Inflasi dan Jumlah Uang Beredar Hubungan antara Inflasi dan Jumlah Uang Beredar Paper ini mengulas hubungan antara inflasi dan jumlah uang beredar. Bagian pertama mengulas teori yang menjadi dasar paper ini, yaitu teori kuantitas uang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat dan tidak menyalurkan kredit seperti bank umum dan BPR, akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat dan tidak menyalurkan kredit seperti bank umum dan BPR, akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peranan Bank Sentral di Indonesia Bank Sentral merupakan suatu bank yang tidak menerima simpanan masyarakat dan tidak menyalurkan kredit seperti bank umum dan BPR, akan tetapi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh

I. PENDAHULUAN. Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh masyarakat. Dalam kehidupannya, manusia memerlukan uang untuk melakukan kegiatan ekonomi, karena uang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank didefinisikan sebagai lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Bank didefinisikan sebagai lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank didefinisikan sebagai lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat dalam bentuk kredit serta

Lebih terperinci

melindamelindo.wordpress.com Page 1

melindamelindo.wordpress.com Page 1 BAB 10. Uang - Uang adalah alat pembayaran yang sah yang digunakan untuk melakukan transaksi pembayaran A. Fungsi Uang a. Fungsi Asli Uang 1. Alat Tukar Sebagai alat tukar, uang mempermudah manusia dalam

Lebih terperinci

SMAM 3 LHOKSEUMAWE ALAT PEMBAYARAN TUNAI & NON JUDUL MATERI LAT. SELESAI TUNAI. Indikator: Alat pembyrn tunai & non tunai

SMAM 3 LHOKSEUMAWE ALAT PEMBAYARAN TUNAI & NON JUDUL MATERI LAT. SELESAI TUNAI. Indikator: Alat pembyrn tunai & non tunai ALAT PEMBAYARAN TUNAI & NON & non TUNAI Pengertian Uang Menurut Para Ahli & non a. TRI KUNAWANGSIH & ANTO PRACOYO Uang merupakan alat tukar yang diterima pleh masyarakat sebagai alat pembayaran yang sah

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. sependapat dalam buku Bunga Rampai Hukum Ekonomi Dan Hukum

BAB I PENGANTAR. sependapat dalam buku Bunga Rampai Hukum Ekonomi Dan Hukum 1 BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Bank adalah salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peran sangat besar dalam perekonomian, dimana peranan Bank adalah sebagai penyimpan dana dan penyalur dana. Peran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Bank Bank pada dasarnya dikenal dan diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatannya adalah menghimpun dana dari masyarakat baik dalam bentuk giro, tabungan maupun

Lebih terperinci

PERANAN KLIRING DALAM LALU LINTAS PEMBAYARAN GIRAL DI BANK INDONESIA CABANG SURAKARTA

PERANAN KLIRING DALAM LALU LINTAS PEMBAYARAN GIRAL DI BANK INDONESIA CABANG SURAKARTA PERANAN KLIRING DALAM LALU LINTAS PEMBAYARAN GIRAL DI BANK INDONESIA CABANG SURAKARTA Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas

Lebih terperinci

Kelangkaan Uang Logam Disebabkan Penggunaan. Uang Elektronik Dan Uang Giral

Kelangkaan Uang Logam Disebabkan Penggunaan. Uang Elektronik Dan Uang Giral Kelangkaan Uang Logam Disebabkan Penggunaan Uang Elektronik Dan Uang Giral 1. Latar Belakang Masalah Uang merupakan alat pembayaran yang berlaku untuk semua transaksi jual-beli baik secara langsung maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Menurut Peraturan Bank Indonesia yang menjelaskan mengenai Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu (APMK). APMK adalah alat pembayaran yang berupa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. guna memenuhi suatu kewajiban yang timbuk dari suatu kegiatan ekonomi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. guna memenuhi suatu kewajiban yang timbuk dari suatu kegiatan ekonomi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Sistem Pembayaran Bank Indonesia dalam Undang-undang No. 23 Tahun 1999 menjelaskan sistem pembayaran adalah suatu sistem yang mencakup seperangkat

Lebih terperinci

Jenis-jenis Uang dan Contohnya Tugas Pokok Bank Umum IPS. Oleh : Nashra Kautsari IX

Jenis-jenis Uang dan Contohnya Tugas Pokok Bank Umum IPS. Oleh : Nashra Kautsari IX Jenis-jenis Uang dan Contohnya Tugas Pokok Bank Umum IPS Oleh : Nashra Kautsari IX A. Bentuk-Bentuk Uang Disertai Arti Definisi / Pengertian 1. Uang Fiat / Uang Token Uang fiat adalah uang yang nilai nominalnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipahami melalui pendekatan Flows atau Turn Overs dari jumlah uang beredar. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. dipahami melalui pendekatan Flows atau Turn Overs dari jumlah uang beredar. Jumlah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang. Peranan uang dalam perekonomian nasional suatu negara dapat dilihat dan dipahami melalui pendekatan Flows atau Turn Overs dari jumlah uang beredar. Jumlah uang beredar

Lebih terperinci

ekonomi Kelas X BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Tujuan Pembelajaran

ekonomi Kelas X BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 Kelas X ekonomi BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan produk bank

Lebih terperinci

Pendapatan Rumah Tangga; Upah/gaji, Bunga, Sewa, Keuntungan. Faktor produksi rumah tangga: Tenaga kerja, Modal, Tanah, Kewirausahaan

Pendapatan Rumah Tangga; Upah/gaji, Bunga, Sewa, Keuntungan. Faktor produksi rumah tangga: Tenaga kerja, Modal, Tanah, Kewirausahaan Bab 1 Ekonomi Uang dan Bank I Priyo Purwanto Uang Dalam Perekonomian -. Proses Pertukaran dan Sejarah perkembangan Uang, Perkembangan Pertukaran Perdagangan dengan media Barter Uang Barang dan Uang Modern

Lebih terperinci

UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN KD : Mendeskripsikan uang dan lembaga keuangan.

UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN KD : Mendeskripsikan uang dan lembaga keuangan. UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN KD : Mendeskripsikan uang dan lembaga keuangan. Disusun Oleh : Dwi Hatmoko, S.Pd http://dwihatmoko.wordpress.com A. Uang 1. Pengertian Uang uang adalah benda yang merupakan alat

Lebih terperinci

INSTRUMEN PEMBAYARAN. Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran Biro Pengembangan Sistem Pembayaran Nasional

INSTRUMEN PEMBAYARAN. Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran Biro Pengembangan Sistem Pembayaran Nasional INSTRUMEN PEMBAYARAN Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran Biro Pengembangan Sistem Pembayaran Nasional 1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI...1 INSTRUMEN PEMBAYARAN...2 I. TUNAI/CASH...2 II. NON-TUNAI/CASHLESS...2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertahanan, keamanan, dan penegakan hukum. 1 Salah satu dampak

BAB I PENDAHULUAN. pertahanan, keamanan, dan penegakan hukum. 1 Salah satu dampak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh globalisasi dengan penggunaan sarana teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah pola hidup masyarakat, dan berkembang dalam tatanan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tranformasi sistem pembayaranpun juga semakin berkembang. Salah

BAB I PENDAHULUAN. tranformasi sistem pembayaranpun juga semakin berkembang. Salah BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seiring dengan perkembangan teknologi yang tumbuh pesat, tranformasi sistem pembayaranpun juga semakin berkembang. Salah satunya adalah sistem pembayaran dengan kartu

Lebih terperinci

TUGAS REVIEW KULIAH UMUM

TUGAS REVIEW KULIAH UMUM PENDIDIKAN DAN KEWARGANEGARAAN TUGAS REVIEW KULIAH UMUM OLEH : CLARENITA F.P. 1130106 / KP B FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SURABAYA 2014 Sekilas Sistem Pembayaran Pembayaran adalah perpindahan nilai antara

Lebih terperinci

Pasar Uang Dan Kurva LM

Pasar Uang Dan Kurva LM Pasar Uang Dan Kurva LM, SE., MM. 1 Permintaan Dan Penawaran Uang Uang Segala sesuatu yg dapat dipakai sebagai alat pembayaran yg sah. Fungsi uang Sebagai satuan pengukur nilai, alat tukar dan penimbun

Lebih terperinci

PERMINTAAN UANG. Adil Fadillah dan Mumuh Mulyana Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan

PERMINTAAN UANG. Adil Fadillah dan Mumuh Mulyana Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan PERMINTAAN UANG Adil Fadillah dan Mumuh Mulyana Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Pendahuluan Uang telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan, terlebih pada aspek perekonomian. Begitu pentingnya

Lebih terperinci

BAB II KONDISI PERUSAHAAN. 2.1 Pengertian, Fungsi, Jenis, Peran dan Usaha Bank

BAB II KONDISI PERUSAHAAN. 2.1 Pengertian, Fungsi, Jenis, Peran dan Usaha Bank BAB II KONDISI PERUSAHAAN 2.1 Pengertian, Fungsi, Jenis, Peran dan Usaha Bank 2.1.1 Pengertian dan Tujuan Bank Definisi Bank menurut Undang-undang RI Nomor 10 Tahun 1998 adalah badan usaha yang menghimpun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Uang sebagai sistem pembayaran tidak dapat dipisahkan dari fungsinya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Uang sebagai sistem pembayaran tidak dapat dipisahkan dari fungsinya untuk digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ekonomi di Indonesia mendorong masyarakat memperoleh segala sesuatu secara praktis dan aman dalam melakukan transaksi keuangan. Uang sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional

I. PENDAHULUAN. perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan sektor perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional dalam mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kasmir (2008), mendefinisikan bank sebagai lembaga keuangan yang kegiatan

BAB II LANDASAN TEORI. Kasmir (2008), mendefinisikan bank sebagai lembaga keuangan yang kegiatan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Kasmir (2008), mendefinisikan bank sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I PERBANKAN. BI. Uang Rupiah. Pembayaran dan Pengelolaan. Sistem (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 106). PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anggapan, uang adalah darah -nya perekonomian, karena dalam mekanisme

BAB I PENDAHULUAN. anggapan, uang adalah darah -nya perekonomian, karena dalam mekanisme BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Uang merupakan alat pertukaran yang sah dalam transaksi jual beli. Uang sudah menjadi bagian terpenting dalam kehidupan kita sehari-hari. Bahkan ada anggapan, uang adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Pada perkembangan perekonomian saat ini bank banyak dikenal oleh masyarakat sebagai lembaga keuangan yang kegiatanya tidak terlepas dari transaksi keuangan. Sebagian

Lebih terperinci

Mekanisme transmisi. Angelina Ika Rahutami 2011

Mekanisme transmisi. Angelina Ika Rahutami 2011 Mekanisme transmisi Angelina Ika Rahutami 2011 the transmission mechanism Seluruh model makroekonometrik mengandung penjelasan kuantitatif yang menunjukkan bagaimana perubahan variabel nominal membawa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN LITERATUR BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1 Kebijakan Moneter Kebijakan moneter adalah kebijakan yang diambil oleh otoritas moneter untuk mempengaruhi langkah dan arah aktivitas ekonomi secara keseluruhan. Tujuan utama

Lebih terperinci

1.Pengertian, Perkembangan & Fungsi UANG

1.Pengertian, Perkembangan & Fungsi UANG 1.Pengertian, Perkembangan & Fungsi UANG Dr. Lana Sularto Sejarah Uang 1. Barter 2. Ternak, tembakau, kulit, bulu,minyak, alkohol, besi tembaga, emas, perak, intan berlian, mutiara, kerang 3. Logam dibentuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembayaran yang digunakan oleh masyarakat. Seiring dengan semakin tingginya

BAB 1 PENDAHULUAN. pembayaran yang digunakan oleh masyarakat. Seiring dengan semakin tingginya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini ikut mempengaruhi perkembangan alat pembayaran yang digunakan oleh masyarakat. Seiring dengan semakin tingginya tingkat ketergantungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis 1. Pengertian Inflasi Inflasi adalah suatu proses ketidakseimbangan (disequilibrium) yang dinamis yaitu tingkat harga yang terus - menerus mengalami kenaikan

Lebih terperinci

ekonomi Kelas X UANG KTSP A. Definisi dan Syarat Uang Tujuan Pembelajaran

ekonomi Kelas X UANG KTSP A. Definisi dan Syarat Uang Tujuan Pembelajaran KTSP Kelas X ekonomi UANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami konsep dasar uang. 2. Memahami fungsi uang bagi masyarakat

Lebih terperinci

- 3 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal I Angka 1 Pasal 1 Cukup jelas.

- 3 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal I Angka 1 Pasal 1 Cukup jelas. PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 8 /PBI/2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/12/PBI/2009 TENTANG UANG ELEKTRONIK (ELECTRONIC MONEY) I. UMUM Seiring perkembangan

Lebih terperinci

Oleh: Disusun ( ) ( ) Misbahul Munir

Oleh: Disusun ( ) ( ) Misbahul Munir MAKALAH DISKUSI KELAS KELEMAHAN TEORI MONETER MILTON FRIEDMAN Makalah ini disusun guna memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Ekonomika Moneter Dosen Pengampu: Teguh Sihono, M.M. & Supriyanto,

Lebih terperinci

SEJARAH BANK INDONESIA : SISTEM PEMBAYARAN Periode

SEJARAH BANK INDONESIA : SISTEM PEMBAYARAN Periode SEJARAH BANK INDONESIA : SISTEM PEMBAYARAN Periode 1997-1999 Cakupan : Halaman 1. Sekilas Sejarah Bank Indonesia di Bidang Sistem Pembayaran 2 Periode 1997-1999 2. Arah Kebijakan 1997-1999 3 3. Langkah-Langkah

Lebih terperinci

Peranan Uang dalam Perekonomian

Peranan Uang dalam Perekonomian Modul 1 Peranan Uang dalam Perekonomian Prof. Dr. F.X. Sugiyanto, M.S. Dr. Etty Puji Lestari, M.Si. P PENDAHULUAN asar uang, sebagaimana pasar yang lain mencakup tiga unsur pasar yakni untuk penawaran,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Sistem pembayaran telah mengalami evolusi selama beberapa abad, sejalan dengan perubahan sifat dan penggunaan uang sebagai alat pembayaran. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu studi yang masih menimbulkan kontroversi hingga saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu studi yang masih menimbulkan kontroversi hingga saat ini, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu studi yang masih menimbulkan kontroversi hingga saat ini, khususnya dibidang moneter adalah tentang permintaan uang. Kontroversi tersebut berawal dari dua

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Uang, Fungsi Uang dan Jenis Uang. Dalam kehidupan sehari-hari, uang mememiliki pengertian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Uang, Fungsi Uang dan Jenis Uang. Dalam kehidupan sehari-hari, uang mememiliki pengertian yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Uang, Fungsi Uang dan Jenis Uang Dalam kehidupan sehari-hari, uang mememiliki pengertian yang bermacam-macam. Secara sederhana uang diartikan sebagai alat pertukaran

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/12/PBI/2009 TENTANG UANG ELEKTRONIK (ELECTRONIC MONEY) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/12/PBI/2009 TENTANG UANG ELEKTRONIK (ELECTRONIC MONEY) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA, -1- PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/12/PBI/2009 TENTANG UANG ELEKTRONIK (ELECTRONIC MONEY) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa perkembangan alat pembayaran

Lebih terperinci

Permintaan dan Penawaran Uang

Permintaan dan Penawaran Uang Permintaan dan Penawaran Uang Teori Permintaan Uang 1. Quantity Theory of Money 2. Liquidity Preference Theory 3. Milton Friedman Theory Quantity Theory of Money...1 Dikembangkan oleh Irving Fisher Menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam ilmu ekonomi, keseimbangan pasar (market equilibrium) terjadi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam ilmu ekonomi, keseimbangan pasar (market equilibrium) terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam ilmu ekonomi, keseimbangan pasar (market equilibrium) terjadi ketika orang bersedia untuk membeli (permintaan) sama dengan jumlah orang yang bersedia

Lebih terperinci

II. KERANGKA PEMIKIRAN. Uang didefinisikan sebagai sesuatu yang diterima secara umum dalam

II. KERANGKA PEMIKIRAN. Uang didefinisikan sebagai sesuatu yang diterima secara umum dalam II. KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Konsep dan Fungsi Uang Uang didefinisikan sebagai sesuatu yang diterima secara umum dalam pembayaan barang dan jasa (Mishkin, 2001). Uang seringkali

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian bank menurut Muchdarsyah Sinungan (2003;3) dalam bukunya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian bank menurut Muchdarsyah Sinungan (2003;3) dalam bukunya 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bank Pengertian bank menurut Muchdarsyah Sinungan (2003;3) dalam bukunya Manajemen Dana Bank yaitu: Bank adalah suatu lembaga keuangan, yaitu suatu badan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian para peneliti dan telah ditelaah secara lebih mendalam di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. perhatian para peneliti dan telah ditelaah secara lebih mendalam di berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pentingnya jumlah uang beredar dalam suatu fungsi produksi menjadi perhatian para peneliti dan telah ditelaah secara lebih mendalam di berbagai literatur selama dua

Lebih terperinci

BAB VI INFLATION, MONEY GROWTH & BUDGET DEFICIT

BAB VI INFLATION, MONEY GROWTH & BUDGET DEFICIT BAB VI INFLATION, MONEY GROWTH & BUDGET DEFICIT A. INFLASI Adalah kecederungan tingkat perubahan harga secara terus menerus, sementara tingkat harga adalah akumulasi dari inflasi inflasi terdahulu. π =

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi namun faktor-faktor ini di luar kontrol

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi namun faktor-faktor ini di luar kontrol BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kebijakan Moneter Menurut Nopirin (1987: 51) kebijakan moneter merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut ini adalah terdapat beberapa jenis bank yang di Indonesia :

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut ini adalah terdapat beberapa jenis bank yang di Indonesia : 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Jenis Fungsi dan Peranan Perbankan A. Jenis Bank Berikut ini adalah terdapat beberapa jenis bank yang di Indonesia : 1. Bank Sentral Bank sentral adalah suatu institusi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengatur dan mengawasi perbankan, serta menjalankan fungsi sebagai lender of

BAB I PENDAHULUAN. mengatur dan mengawasi perbankan, serta menjalankan fungsi sebagai lender of 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank Indonesia merupakan lembaga negara yang mempunyai wewenang untuk mengeluarkan alat pembayaran yang sah, merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneter,

Lebih terperinci

MODUL AKUNTANSI SMA KELAS X

MODUL AKUNTANSI SMA KELAS X MODUL AKUNTANSI SMA KELAS X JULIA INDAH P.S Seri Pengembangan Bahan Ajar Pendekatan Saintifik PENGANTAR DAN TUJUAN MODUL Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia- Nya

Lebih terperinci

Analisis Struktur Industri Bisnis Uang Elektronik (Electronic Money) di Indonesia

Analisis Struktur Industri Bisnis Uang Elektronik (Electronic Money) di Indonesia Analisis Struktur Industri Bisnis Uang Elektronik (Electronic Money) di Indonesia BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Uang elektronik (electronic money) telah diselenggarakan di negara-negara maju, baik

Lebih terperinci