AYO BERMUSIK (gamelan)
|
|
- Hendri Tan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 AYO BERMUSIK (gamelan) I. MUSIK SEBAGAI MEDIUM BANTU DAN MUSIK MANDIRI. Musik sebagai medium bantu yang dimaksudkan adalah sebuah karya musik yang disajikan untuk mendukung seni yang lain. Misalnya iringan tari, ludruk, wayang, sinetron dan lain sebagainya. Fungsi musik di sini adalah memberikan kekuatan pada seni yang lain. Misalnya pada sebuah karya tari dikatakan bahwa medium pokok dari pada tari adalah gerak. Namun secara umum sebuah karya tari didukung oleh musik, lighting, rias, busana dan lain sebagainya. Sehingga dapat dikatakan bahwa musik, lighting, rias dan busana itu identik sebagai medium bantu, sedangkan medium pokoknya adalah tari itu sendiri. Mengingat fungsinya sebagai medium bantu maka musik dalam proses penciptaannya harus memperhatikan kebutuhan akan tarinya. Musik tidak sepantasnya berbuat semaunya sendiri tanpa memperhatikan kebutuhan tari. Karya musik sebagai medium bantu dalam proses penciptaannya di samping harus memperhatikan akan kebutuhan medium pokoknya, seorang komponis juga harus memperhatikan kebutuhan musik itu sendiri. Artinya kepentingan-kepentingan berolah musik atau aturan-aturan dasar yang ada pada musik tidak boleh ditinggalkan begitu saja. Seorang komponis semestinya diberikan kebebasan pula dalam menginterpretasikan kebutuhan berolah musik. Ia tidak sepantasnya meninggalkan begitu saja kaidah-kaidah yang ada pada musik, walaupun pada kenyataannya tidak menutup kemungkinan sedikit banyak seorang komponis harus meninggalkan kaidah dimaksud. Hal ini biasanya berlangsung dengan mengingat kepentingan yang lebih besar, yaitu kebutuhan unsur seni yang lain sebagai medium pokoknya. Sedangkan yang dimaksud dengan musik mandiri adalah sebuah musik yang disajikan dengan tanpa diikat oleh kebutuhan seni yang lain. Artinya karya musik itu memiliki kebebasan dengan kemandiriannya. Kebebasan yang dimiliki ini memberikan arah pada kebebasan berkarya musik yang tidak tergantung pada seni yang lain. Musik itu diciptakan hanya memperhatikan kebutuhan musik dan Arek SMKN 11 Panji, Situbondo belajar nuthuk gamelan foto: Sab, kaidah-kaidah yang ada pada musik itu sendiri. 1
2 II. KEBERANIAN SEBAGAI WUJUD KEPEDULIAN. Kepedulian dimaksud adalah kepedulian yang diungkapkan lewat keberanian berbuat, namun setidaknya disertai pula dengan sebuah tanggung jawab. Memang berbicara tampaknya lebih mudah, apalagi memerintah untuk berbuat. Biasanya yang lebih berat adalah melaksanakan perintah yang harus disertai sebuah pertanggungjawaban. Dari ungkapan di atas setidaknya saya berharap dan mengajak kita semua untuk berani berbuat, terutama dalam dunia musik berani menciptakan karya musik tanpa adanya rasa keragu-raguan, walaupun pada kenyataannya kita banyak dihadapkan pada banyak permasalahan/faktor di dalam bertindak. Beberapa contoh permasalahan yang mempengaruhi kita di dalam berbuat, antara lain : Kemampuan, Kesempatan, Sarana dan prasarana, Pendanaan, Pengalaman, Keberanian, dan lain sebagainya. 1. Kemampuan. Biasanya kita dibenturkan oleh keragu-raguan akan kemampuan yang kita miliki. Sejauh mana kemampuan yang harus kita miliki?. Dari pertanyaan ini, jawabannya adalah relatif. Siapa yang menentukan bahwa kita sudah mampu atau belum. Kita sewajarnya harus percaya diri, optimis akan kemampuan kita. Selama ada kemauan dan keberanian, kita pasti dapat menghasilkan dan yang terpenting janganlah kita terfokus pada hasil yang diperoleh dalam kategori sempurna. Tak ada karya seni (musik) yang hasilnya sempurna. Yang menjadi permasalahan adalah kita selalu terbayangbayang akan bisa tidaknya kita berbuat, biasanya dihantui oleh kemampuan diri sendiri, hasil yang minim, sarana dan prasarana dan lain-lain. Kondisi ini sangatlah membunuh kita untuk melangkah. Seyogyanyalah kita hapus segala bayang-bayang itu, yang terpenting kita punya modal kemauan yang tinggi. 2. Kesempatan. Alasan klasik bagi diri kita apabila hendak berkarya musik terdapat kendala kesempatan yang tak kunjung tiba. Dan yang lebih parah, tak memiliki waktu yang cukup untuk berpikir ke arah sana, mengingat kesibukan tugas kesehariannya. Jika sudah tidak berbicara akan berkarya musik sebagai salah tugas yang harus diembannya sesuai dengan naluri yang ada pada dirinya, maka sudah tidak perlu ada pembahasan lagi. Akan tetapi bila dilubuk hatinya masih tersirat sebuah keinginan berbuat karya musik, maka waktu yang ada pasti dapat kita manfaatkan. Kita harus bisa membiasakan diri dengan kesempatan atau waktu yang sempit untuk dapat berbuat dan melangkah. Situasi dan kondisi yang lebih tentunya akan dapat kita manfaatkan dengan kapasitas yang lebih, dengan konsentrasi serius diharapkan hasilnya lebih pula. 3. Sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana musik sudah lazim dikategorikan kelompok sarana yang membutuhkan biaya besar. Logiskah jika tidak tersedianya kebutuhan sarana dan prasarana akan membunuh upaya kita berkarya musik. Akan tetapi semua permasalahan pasti terdapat solusi pemecahannya, 2
3 terkecuali permasalahan itu bersifat tak dapat terwakilkan, misalnya kita butuh gitar untuk mengiringi sebuah karya lagu, kita tak dapat membeli karena tak ada dana dan sewa/pinjam tak dapat terlampaui, maka kita batal untuk berkarya. Tetapi perlu kita tengok kembali, apakah gitar pada kesempatan itu menjadi sarana wajib (mutlak), apakah tak dapat terwakilkan oleh alat musik yang lain. Tampaknya perlu kita tinjau kembali akan kepentingan, tujuan dan motifasi kekaryaan. Dan untuk berikutnya alangkah lebih mulyanya bila upaya kekaryaan itu tidak pupus hanya karena sarana dan prasarana yang ada. Dengan kata lain kita mestinya harus mampu berkarya musik tanpa harus tersedianya sarana yang memadai, artinya kita ditantang untuk berbuat karya musik dengan sarana dan prasarana yang ada (terbatas). 4. Pendanaan. Sangat wajar bahwa segala perbuatan dan tindakan pasti diperlukan pendanaan yang cukup. Kita merasa bahagia bila segala kebutuhan yang terkait dengan dana bisa tercukupi, apalagi dapat terealisasi dengan jumlah yang lebih. Kita tidak perlu munafik, bahwa sebenarnya dana akan mempengaruhi segalanya. Baik itu untuk menopang sarana dan prasarana maupun yang lainnya. Pada kesempatan ini saya mengajak pada kita semua, dengan kesadaran tinggi dengan jiwa mulia serta semangat yang membara kondisi dan situasi dana yang dapat dikatakan kurang dari cukup tidak terlalu menjadi hambatan dalam mempengaruhi upaya berkarya musik, apalagi membatalkan upaya berkarya. Tentu saja tidak mengorbankan segala-galanya, artinya kita coba mencarikan solusi terbaik agar tidak menjadikan pupusnya kekaryaan. Bukan hal yang munafik jika dikatakan bahwa dana sangatlah diperlukan dalam menghasilkan sebuah karya yang handal. 5. Pengalaman. Suatu saat saya menunjuk seseorang untuk berkarya musik, sering saya terima jawaban penolakan dengan alasan belum berpengalaman. Rasa ketakutan akan hasil yang dicapai, apa yang harus diperbuat dan lain sebagainya menjadikan sebuah kendala bagi mereka. Mereka tidak sadar bahwa sebuah pengalaman akan lebih menguntungkan dalam perjalanan tugas yang diemban seseorang. Apalagi pengalaman dimaksud disertai perbendaharaan yang lebih luas. Seseorang yang memiliki pengalaman yang luas dan perbendaharaan yang banyak akan lebih mudah mensosialisasikan sebuah tindakan berikutnya. Pernyataan ini bisa diterima, namun pengalaman itu tidak datang dengan sendirinya. Tidak akan pernah dijumpai suatu masalah apabila kita tak pernah mencobanya. Maka pada kesempatan ini, saya mengajak untuk mencoba, mencoba dan mencoba. Jangan ragu akan hasil, dan jangan takut tidak berhasil. Percayalah pada kemampuan saat ini. 6. Keberanian. Dalam kondisi apapun keberanian adalah sebuah tuntutan mutlak. Tentu saja dengan disertai sebuah kemauan dan tanggung jawab. Seseorang yang tidak berani perlu diantar oleh orang lain, namun sebelumnya perlu diantar terlebih dahulu oleh dirinya sendiri. Apa itu?. Kemauan!. 3
4 Dengan dorongan sebuah kemauan, keberanian itu dapat muncul sekaligus akan membentuk motifasi percaya diri yang tinggi. III. ACUAN DASAR Jika kita perhatikan tentang kedua permasalahan fungsi musik sebagai medium bantu dan musik mandiri maka kedua permasalahan itu akan tampak menunjukkan perbedaan yang mendasar pada saat proses berkarya musik. Karena proses karya musik sebagai medium bantu harus terlebih dahulu memperhatikan kebutuhan seni yang lain sebagai medium pokoknya. Sedangkan pada musik mandiri hanya tergantung pada kebutuhan musik itu sendiri. Untuk melaksanakan proses keduanya dipengaruhi pula oleh latar belakang dan kemampuan berpikir senimannya. Permasalahan latar belakang seorang seniman akan mempengaruhi pula kinerjanya dalam berkarya musik. Termasuk di dalamnya kemam puan berpikir kreatif. Kemampuan berpikir kreatif seorang pencipta akan mengantarkan perbedaan arah yang harus diambil atau langkah-langkah yang harus ditempuh dalam berkarya musik. Termasuk didalamnya adalah hasil sebuah pengalaman yang juga Arek SMKN 11 Panji, Situbondo gerak dan vokal foto: Sab, akan menunjukkan langkah yang berbeda. Oleh karenanya seniman yang satu dengan yang lain dimungkinkan memiliki tehnik/cara yang berbeda dalam proses berkarya musik. Seniman yang berprestasi layak kita gunakan untuk kajian/perbendaharaan baik tentang langkah-langkah kekaryaannya maupun hasil yang dicapai. Namun jika kita hanya konsentrasi pada permasalahan latar belakang, pikir kreatif dan adanya unsur pengalaman seseorang, maka akan menjadikan sebuah bumerang bagi diri kita sendiri. Kondisi demikian ini akan membingungkan seorang komponis dalam menciptakan karya musik, terutama sekali bagi komponis pemula. Mereka sulit mendapatkan pijakan berpikir untuk memulai upayanya berbuat dalam menghasilkan karya musik. Dan memang tampaknya sangatlah sulit jika kita perhatikan permasalahan latar belakang, pengalaman dan kemampuan berpikir kreatif seseorang untuk dikemas dijadikan dasar pijakan langkah-langkah yang harus ditempuh seorang komponis lain dalam berkarya musik. Apalagi pada permasalahan yang lebih spesifik. Permasalahan kemampuan berpikir kreatif hendaknya tidak ditunggu kedatangannya, melainkan dilakukan dengan perbuatan. Dari sebuah perbuatan, lambat laun akan dijumpai faktor-faktor atau permasalahan menuju kreatif. Tanpa berbuat akan tertutup peluang menuju kreatif. Kondisi ini biasanya tidak disadari oleh seseorang, walaupun pada dasarnya sifat kreatif itu sudah dimiliki oleh seseorang dengan kapasitas yang berbeda. Kreatif bisa dihadirkan melalui berbagi tindakan atau perbuatan. Dari perbuatan itu akan memunculkan pengalaman. Dari pengalaman akan hadir sebuah tindakan ulang menuju sebuah hasil yang lebih baik. 4
5 Berbuat, mengulang dan selalu menghasilkan sebuah karya merupakan persoalan menuju kreatif. Persoalan ini saya ketengahkan mengingat pentingnya kreativitas dalam dunia musik, seperti diketengahkan oleh Dieter Mack dalam makalah seminarnya Prambanan, 1995: Di Indonesipun komposisi dianggap unsur penting dalam rangka pendidikan musik. Pada buku, Pendidikan Kesenian I (Musik), untuk guru kelas (PGSD) dapat kita baca: Kreativitas murid dalam pelajaran musik ialah kegiatan penyusunan kembali unsur-unsur musik yang telah dikuasai anak kegiatan komponis ialah pengalaman membuat lagu yang berhubungan dengan perencanaan penyusunan unsur-unsur musik menjadi suatu bentuk lagu tertentu,... (Anak-Anak Sebagai Kehidupan Karawitan Masa Depan, Permasalahan komposisi untuk anak-anak) Sebagai gambaran awal pada kesempatan ini saya mengajak kita semua untuk bicara tentang dasar-dasar pijakan yang akan ditempuh seorang komponis dalam berkarya musik. Sasaran yang hendak dicapai sebagai acuan dasar berpikir bagaimana kita berolah musik, dengan menitikberatkan pada permasalahan langkahlangkah yang sebaiknya diambil oleh seorang komponis di dalam menghasilkan sebuah karya musik. Dari pengalaman saya selama ini khususnya dalam dunia musik tradisi Karawitan, dapat saya ketengahkan acuan dasar berkarya musik sebagai berikut di bawah ini. Uraian disajikan dengan pengelompokan frase-frase, dan acuan dasar ini hanyalah sebagai gambaran sekilas suatu upaya seorang komponis dan hanyalah sebagai salah satu perbendaharaan di dalam melakukan proses kerja berkarya musik. Upaya dimaksud antara lain: 1. Menentukan ide garap kekaryaan. Di dalam menentukan ide garap kekaryaan perlu diperjelas terlebih dahulu untuk apa karya di maksud, misalnya dalam rangka festival atau lomba, maka karya musik itu sebaiknya harus berpijak pada juklak dari panitia penyelenggara. Dan jika disajikan dalam even penawaran atau pertunjukan mandiri dan lain sebagainya yang memiliki kebebasan berkarya, maka kita tuangkan sesuai dengan ide garap yang tidak terkait dengan permasalahan yang lain. Dalam menentukan ide garap kekaryaan perlu dimunculkan permasalahan apa yang akan diangkat, termasuk di dalamnya memikirkan corak/warna musik apa yang dimunculkan, motif apa yang dihadirkan dan dimungkinkan adanya permasalahan yang lebih spesifik misalnya tentang ide musikal, dan lain sebagainya. Untuk karya musik sebagai medium bantu seni yang lain, perlu diperjelas terlebih dahulu akan kebutuhan seni yang didukung. Misalnya kebutuhan suasana, karakter, motif kekaryaan dan lain sebagainya. Baru kemudian komponis berangkat ke permasalahan musik itu sendiri dengan kaidah-kaidah yang dimiliki. 2. Menentukan tema dan judul kekaryaan. Tema kekaryaan biasanya dimunculkan bersamaan, mendahului atau setelah ditentukannya ide garap kekaryaan. Namun demikian yang terpenting 5
6 tema dimaksud hendaknya jelas dan tidak terlalu melebar. Hal ini dimaksudkan agar memiliki wacana/isi yang lebih spesifik dan lebih mengena sasaran. Tema dimaksud sebenarnya masuk dalam kategori ide, karena dengan ide sekaligus akan muncul permasalahan tema yang akan diusung. Sedangkan untuk membuat judul masih ada kebebasan dalam menuangkannya. Namun demikian dari judul yang ada diharapkan sedikit banyak sudah mewadahi tema atau ide garap kekaryaan. Sebaiknya dalam menentukan judul lebih mengarah pada permasalahan padat dan berisi, mudah dihafal, tidak berbelit-belit, mudah dimengerti berdasar pada kaidah kebahasan. 3. Memperkirakan durasi yang dibutuhkan. Sebuah sajian seni pertunjukan secara totalitas biasanya berdurasi lebih kurang satu jam (60 menit). Sebenarnya tidak ada batasan, namun lebih dari durasi dimaksud dikhawatirkan membuat jenuh penonton dan akhirnya karya seni tersebut kurang dapat dinikmati. Perkiraan durasi yang dibutuhkan dalam berkarya sebuah karya seni tergantung dari bentuk sajian yang akan diolah. Misalnya karya tari lepas, drama tari, ludruk atau yang lainnya. Tari lepas misalnya, biasanya durasi hanya berkisar antara 5-10 menit, ludruk dengan kemasan pada satu jam dan sebagainya. Ketika kita mengikuti sebuah even, misalnya festival tentu saja durasi yang dibutuhkan mengikuti juklak panitia penyelenggara. Dengan batasan durasi yang ada, dimungkinkan adanya pemikiran di dalam mengemas sajian yang tidak membosankan utamanya tentang persoalan desain dramatis yang menguntungkan. Panjang pendeknya durasi yang akan digunakan tentu saja membuat perbedaan strategi/tehnik garap sajiannya. Utamanya tentang pengemasan desain dramatis kekaryaan dimaksud. 4. Memilih orkestrasi/alat musik yang dibutuhkan. Pemilihan orkestrasi/alat musik dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan alat musik yang dapat mewadahi ide garap, termasuk di dalamnya menentukan warna-warna bunyi. Kita pergunakan seluruh ricikan gamelan yang ada, atau sebagian. Dari langkah ini dimungkinkan perlu adanya tehnik garap secara khusus untuk menghasilkan warna suara tertentu pula. Pemilihan orkestrasi dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai faktor lain, misalnya berapa jumlah pemusiknya; bagaimana kemampuan pemusiknya; dan yang terpenting sesuai ide garap. 5. Menentukan tehnik garap secara umum. Sudah selayaknya kita memperkirakan tehnik garap yang akan kita perbuat, misalnya secara umum kita menggunakan tehnik garap karawitan gaya Jawatimuran, atau Surakarta atau campuran dan lain-lain. Termasuk kita perlu berpikir untuk menentukan motif garapnya. Dalam hal ini perlu dilakukan pengumpulan materi yang biasanya dibedakan berdasarkan garap suasana. Dari materi yang sudah ada dipikirkan garap tehniknya termasuk dengan pengolahan materi ataupun dengan memunculkan materi yang baru. Ketika proses berlangsung dimungkinkan akan muncul berbagai tehnik sebagai pengembangan dari tehnik garap yang lebih spesifik lagi. 6
7 6. Mengatur proses latihan. Pengaturan proses latihan diperlukan pemikiran yang lebih jernih, termasuk di dalamnya menentukan waktu atau jadwal latihan dengan mempertimbangkan keberadaan pendukung/penyaji. Latar belakang, karakter, kesibukan dan faktor-faktor lain yang menyelimuti keberadaan pendukung sangat perlu diperhatikan dalam mengatur jadwal latihan. Sejauh mana kemampuan komponis dapat mengantisipasi kondisi proses latihan agar bisa berjalan lancar menjadikan permasalahan yang secara tidak langsung menentukan berhasil tidaknya subuah karya di maksud. 7. Pengambilan keputusan yang tegas. Seorang komponis dituntut secara tegas dalam pengambilan keputusan yang terkait baik tentang tuntutan materi atau unsur-unsur lain yang terkait dengan kebutuhan materi. Misalnya kebutuhan sarana dan pra sarana yang kurang mewadahi, maka seorang komponis hendaknya dapat mengambil sikap. Sikap dimaksud menunjukkan suatu keputusan dengan tidak terlalu mengorbankan kebutuhan materi. Sejauh mana komponis dapat menuangkan ide garap dengan mempertimbangkan sarana dan pra sarana yang ada tanpa mengorbankan semangat berkarya, dan konsep dari ide garap yang ada. Boleh jadi perlu adanya perubahan ide garap kekaryaan. Termasuk didalamnya dengan memperhatikan kemampuan dan jumlah pendukung yang ada. Kiranya tak sepatutnya komponis terlalu memaksakan kehendak akan kemampuan pendukung dan jumlah yang ada. Sebab dimungkinkan dengan pemaksaan kehendak akan membawa dampak negatif dari sasaran yang hendak dicapai. Sehingga dirasakan lebih menguntungkan apabila komponis bisa mengalihkan permasalahan dengan tetap tidak mengorbankan materi yang hendak dicapai. 8. Merancang desain dramatis. Karya musik dengan durasi yang cukup panjang, biasanya diperlukan pula pengaturan alur dalam sajiannya. Misalnya alur suasana yang terkait dengan pola garap dari masing-masing frase. Hal ini semata-mata mengarah pada permasalahan agar sajian dimaksud tidak membosankan (lihat poin 3). Dalam upayanya menuju sukses, seorang komponis juga tak boleh melepaskan begitu saja permasalahan sound system dan kebutuhan lain yang tak kalah pentingnya dengan proses kerja dari materinya. Baik pada musik iringan maupun musik mandiri. Pada karya musik mandiri yang terkait dengan unsur seni pertunjukkan, hendaknya dipikirkan pula beberapa permasalahan antara lain: - diperlukan pemahaman materi untuk mengekspresikan lewat gerak dan ekspresi wajah penyajinya. - lighting, rias dan busana pendukungnya/penyajinya. - dimungkinkan diperlukan staf produksi untuk suksesnya sebuah pergelaran, dan lain sebagainya. 7
8 IV. PENUTUP : 1. Acuan dasar yang saya ketengahkan tersebut di atas merupakan acuan dasar berkarya musik. Frase-frase yang ada bukanlah berupa urut-urutan yang harus dilakukan oleh seorang komponis, melainkan dapat berubah-ubah berdasarkan kebutuhan, situasi dan kondisi. Bahkan dimungkinkan ada bagian-bagian/frase-frasenya yang tidak dibutuhkan sehingga bisa dikesampingkan. Masing-masing frase tersebut di atas dapat pula dilakukan bersamaan, saling mengisi atau sebaliknya. Oleh karenanya langkah yang diambil oleh komponis satu dengan komponis yang lain pasti memiliki perbedaan. Dan tak kalah pentingnya, saya menghimbau pada calon-calon komponis yang ada untuk berbuat dengan memunculkan karya-karya musik sebanyak mungkin. Modal yang paling hakiki adalah : KEBERANIAN, KEMAUAN DAN KESERIUSAN. Arek-arek cilik nuthuk gamelan Banyuwangi 2. HARAPAN. Ulasan tersebut di atas memang sengaja disajikan dalam kapasitas sempit, terbatas dan semestinya perlu lebih akurat. Saya sadar bahwa secara global permasalahan di atas akan didapatkan hasil yang mendasar pula, paling tidak sebuah keberanian berbuat dengan lebih terfokus berani berkarya musik dalam kondisi siap menghadapi segala kendala yang ada. Akhirnya ada harapan yang perlu saya ketengahkan antara lain: Kita harus sadar bahwa tidak selamanya kita hanya menerima materi yang sudah ada. Coba kita tengok pola-pola pembinaan/pelatihan yang kita terima selama ini. Kecenderungan kita diajak menghafalkan pola-pola yang sudah ada, tanpa disertai langkah-langkah/cara untuk menghasilkan sesuatu. Kecenderungan upaya pembinaan itu lebih mengarah pada 8
9 pencetakan konsumen-konsumen dan bukan mencetak produsen. Walaupun kita sadar bahwa upaya tersebut di atas masih kita perlukan juga. Keberanian akan mengantarkan suatu keberhasilan. Artinya dalam jangka pendek/panjang dengan disertai ketekunan, akan didapat hasil yang diharapkan. Marilah kita berbuat, berkarya dengan meminimaliskan keterbatasan yang ada. Pusatkan pikiran pada sebuah strategi untuk mengatasi kendala yang ada. Dengan keberanian kita berbuat/berkarya musik akan menunjukan sebuah kepedulian kita terhadap dunia musik. Cak Sabar 9
: Ainul Khilmiah, Ella yuliatik, Anis Citra Murti, Majid Muhammad Ardi SMART?: SEBUAH TAFSIR SOLUSI IDIOT ATAS PENGGUNAAN TEKNOLOGI
Ditulis oleh : Ainul Khilmiah, Ella yuliatik, Anis Citra Murti, Majid Muhammad Ardi Pada 08 November 2015 publikasi film SMART? dalam screening mononton pada rangkaian acara Kampung Seni 2015 pukul 20.30
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang merupakan bentuk ungkapan atau ekspresi keindahan. Setiap karya seni biasanya berawal dari ide atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan kesenian yang terjadi di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan kesenian yang terjadi di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah masuknya budaya barat yang ikut mempengaruhi perubahan serta perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu media yang tidak dapat dipisahkan dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan suatu media yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia, sebagai mahluk yang dibekali cipta, rasa dan karsa oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang ditengah-tengah kehidupan manusia, karena pada dasarnya seni
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seni musik merupakan bidang seni yang banyak diminati dikalangan apapun, sebab musik merupakan media yang sangat efektif. Secara umum, musik merupakan kegiatan kesenian
Lebih terperinciPetunjuk Teknis Pelaksanaan AKSARA 2017
Petunjuk Teknis Pelaksanaan AKSARA 2017 A. Deskripsi Aksara Aksara (Ajang Kreasi Seni Budaya Airlangga) terdiri dari 2 kategori lomba yaitu lomba tari dan karawitan berskala Nasional yang diadakan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seni juga mengalami perkembangan. Seni bahkan menyatu dengan kemajuankemajuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah salah satu sarana hiburan bagi masyarakat. Baik itu seni musik, seni rupa, seni tari maupun seni teater. Seiring dengan kemajuan zaman, seni juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pertama ini akan diuraikan secara berturut-turut : (1) latar
1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pertama ini akan diuraikan secara berturut-turut : (1) latar belakang penelitian, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) ruang lingkup penelitian,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN. Pupuh Balakbak Raehan merupakan salah satu pupuh yang terdapat dalam
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Pupuh Balakbak Raehan merupakan salah satu pupuh yang terdapat dalam album rekaman Pupuh Raehan volume 1 sanggian Yus Wiradiredja. Pupuh Balakbak Raehan mulai diperkenalkan
Lebih terperinciTeknik dan Kriteria Evaluasi Pendidikan Seni Tari Dewi Karyati dan Maman Tocharman
Modul IV Teknik dan Kriteria Evaluasi Pendidikan Seni Tari Dewi Karyati dan Maman Tocharman Pendahuluan Penilaian di bidang pendidikan, merupakan salah satu kewajiban mutlak yang harus dilakukan oleh setiap
Lebih terperinciKOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI
SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI KELAS I KOMPETENSI INTI 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan arus informasi yang menyajikan kebudayaan barat sudah mulai banyak. Sehingga masyarakat pada umumnya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Komposisi Musik Musik memiliki lima unsur yaitu: ritme, melodi, harmoni, ekspresi dan bentuk. Pembagian kelima unsur-unsur musik disini sesuai dengan pendapat Jamalus 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah, cepat dan mudah dari berbagai sumber dan tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Kemampuan siswa berkomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pembelajaran merupakan upaya yang diberikan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pembelajaran merupakan upaya yang diberikan untuk mempersiapkan peserta didik agar mampu hidup dan berkembang serta mampu meningkatkan kualitas
Lebih terperinci5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya)
Nama : No HP : Alamat : Pendidikan Terakhir : 1. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya) Pemikiran dan perhatian ditujukan ke dalam,
Lebih terperinciBAB III LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS AKHIR MUSIK GEREJA
BAB III LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS AKHIR MUSIK GEREJA A. Persiapan Tugas Akhir Musik Gereja Pada bab ini penulis akan memaparkan proses berlangsungnya Tugas Akhir Musik Gereja (TAMG). Membuat sebuah ibadah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bumi merupakan tempat tinggal seluruh makhluk di dunia. Makhluk hidup di bumi memiliki berbagai macam bentuk dan jenis yang dipengaruhi oleh tempat tinggal masing-masing
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dapat diungkapkan secara lisan maupun tulisan. Penggunaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa dapat diungkapkan secara lisan maupun tulisan. Penggunaan bahasa perlu memiliki kemahiran dan penguasaan yang baik, agar apa yang disampaikan melalui
Lebih terperinciProposal Bisnis untuk Investor
Proposal Bisnis untuk Investor Modul ke: 06 Widi Wahyudi,S.Kom, SE, MM. Fakultas Desain & Seni Kreatif Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Proposal Bisnis untuk Investor Langkah yang perlu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras dengan irama musik serta mempunyai maksud tertentu. Tari juga merupakan ekspresi jiwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUN. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang terpadu dan
1 BAB I PENDAHULUN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang terpadu dan bertujuan untuk menghasilkan sebuah tulisan. Pada dasarnya kegiatan berbahasa terutama menulis
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP) Sekolah :... Mata Pelajaran : Seni Budaya / Seni Rupa Kelas/Semester : IX ( sembilan ) / 2 (dua) Pertemuan ke : 1 Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Standar Kompetensi
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan atas rumusan masalah
92 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan atas rumusan masalah ditambah penjelasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Apabila
Lebih terperinci2015 MUSIK IRINGAN TARI TEPULOUT DISANGGAR SENI KITE SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pulau Bangka adalah pulau yang terletak di sebelah timur pulau Sumatera, Indonesia dan termasuk ke dalam wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Selain
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
70 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Pada tanggal 4 April 2016 peneliti melakukan penelitian yang pertama. Peneliti datang ke sekolah MTs Darul Hikmah pada pukul 08.30 WIB. Ketika sampai di sekolahan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendukung berupa gagasan, sifat dan warna bunyi. Kendati demikian, dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penciptaan Musik adalah pengungkapan gagasan melalui bunyi, yang unsur dasarnya berupa melodi, irama (ritmik), dan harmoni dengan unsur pendukung berupa gagasan, sifat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Suatu keluarga itu dapat berbeda dari keluarga yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga merupakan suatu sistem sosial terkecil dan unik yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari. Suatu keluarga itu dapat berbeda dari keluarga yang satu dengan yang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Adaptasi dalam Jêmblungan berdampak pada perubahan. garap pertunjukannya sebagai media hiburan. Adalah ngringkês
BAB V KESIMPULAN Adaptasi dalam Jêmblungan berdampak pada perubahan garap pertunjukannya sebagai media hiburan. Adalah ngringkês yang diimplementasikan untuk mengubah bentuk pertunjukan Jêmblungan di atas
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan suatu lembaga. Pendidikan khusus yang mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan suatu lembaga Pendidikan khusus yang mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM)
LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM) SEBAGAI JURI LOMBA MENYANYI LAGU ISLAMI TINGKAT SMP/MTs SE KABUPATEN BANTUL Oleh: Fu adi, S.Sn., M.A JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS BAHASA DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didik (siswa), materi, sumber belajar, media pembelajaran, metode dan lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran sebagai suatu proses merupakan suatu sistem yang melibatkan berbagai komponen antara lain komponen pendidik (guru), peserta didik (siswa), materi,
Lebih terperinciFESTIVAL SENI RELIGIUS DAN KERAKYATAN PROGRAM PENGELOLAAN KERAGAMAN BUDAYA TAHUN 2013 TATA TERTIB PESERTA FESTIVAL SENI RELIGIUS DAN KERAKYATAN 2013
FESTIVAL SENI RELIGIUS DAN KERAKYATAN PROGRAM PENGELOLAAN KERAGAMAN BUDAYA TAHUN 2013 TATA TERTIB PESERTA FESTIVAL SENI RELIGIUS DAN KERAKYATAN 2013 1. Penampilan peserta festival Seni Religius dan Kerakyatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu tolak ukur bagi kehidupan suatu bangsa. Bangsa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu tolak ukur bagi kehidupan suatu bangsa. Bangsa atau negara dapat dikatakan maju, berkembang atau terbelakang dapat dilihat dari sejauh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Alkitab merupakan Kitab Suci Agama Kristen
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kisah Daud dan Goliat merupakan cerita historik yang dicatat dalam Alkitab. 1 Kisah ini dicatat dalam Kitab I Samuel pasal 17 dan dibagi menjadi tiga perikop.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari penilitian skripsi yang berjudul Kesenian Tradisional Mak Yong di
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari penilitian skripsi yang berjudul Kesenian Tradisional Mak Yong di Kabupaten Bintan Tahun 1980-2007 diketahui bahwa kesenian Mak Yong merupakan seni pertunjukan
Lebih terperinci53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A)
53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kreativitas merupakan satu proses pemikiran yang memunculkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kreativitas merupakan satu proses pemikiran yang memunculkan sebuah ide atau gagasan baru. Kreativitas harus ditinjau dari segi pribadi yang kreatif, proses yang kreatif
Lebih terperinciPagelaran Wayang Ringkas
LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT NASIONAL XIV Jakarta, 12 16 Juni 2006 KODE : 33 NAS Bidang Lomba Keahlian Seni Pedalangan Pagelaran Wayang Ringkas Test Project DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT
Lebih terperinciPendidikan Musik di Sekolah Dasar (Menuju Implementasi Kurikulum 2013)
See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/291830599 Pendidikan Musik di Sekolah Dasar (Menuju Implementasi Kurikulum 2013) CONFERENCE
Lebih terperinci1) Nilai Religius. Nilai Nilai Gamelan Semara Pagulingan Banjar Teges Kanginan. Kiriman I Ketut Partha, SSKar., M. Si., dosen PS Seni Karawitan
Nilai Nilai Gamelan Semara Pagulingan Banjar Teges Kanginan Kiriman I Ketut Partha, SSKar., M. Si., dosen PS Seni Karawitan Realisasi pelestarian nilai-nilai tradisi dalam berkesenian, bersinergi dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah bagian dari budaya serta merupakan sarana untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesenian adalah bagian dari budaya serta merupakan sarana untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Selain mengekspresikan rasa keindahan dari dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor hakiki yang membedakan manusia dari makhluk lainnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berkomunikasi dengan orang lain sebagai wujud interaksi. Interaksi tersebut selalu didukung oleh alat komunikasi vital yang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS METODE PEMBELAJARAN BACA TULIS AL QUR AN. (BTQ) PADA SISWA KELAS III MI Al FUTUHIYYAH SUMURKIDANG
BAB IV ANALISIS METODE PEMBELAJARAN BACA TULIS AL QUR AN (BTQ) PADA SISWA KELAS III MI Al FUTUHIYYAH SUMURKIDANG A. Analisis Penerapan Metode Pembelajaran BTQ Siswa Kelas III MI Al Futuhiyyah Sumurkidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian merupakan salah satu unsur kebudayaan yang tidak terlepas dari segi-segi kehidupan manusia. Kesenian juga merupakan cerminan dari jiwa masyarakat. Negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Vita Rosmiati, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 disebutkan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Drama merupakan karya yang memiliki dua dimensi karakter (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran atau seni pertunjukan.
Lebih terperinci: Mizha zhulqurnain NIM : Jurusan : S1.SI.M
Nama : Mizha zhulqurnain NIM : 10.12.5327 Jurusan : S1.SI.M 1.Pendahuluan Harapan untuk diterima di dunia kerja tentunya tidaklah keliru, namun tidak dapat dipungkiri bahwa kesempatan kerja pun sangat
Lebih terperinciGAGAS TEMA DAN LANGKAH PENULISAN ARTIKEL JURNAL OLEH: HERMANTO SP
GAGAS TEMA DAN LANGKAH PENULISAN ARTIKEL JURNAL OLEH: HERMANTO SP Hp 08121575726 email: hermansp@uny.ac.id Staf Ahli PR3 UNY Bid. Penalaran 1 MOTIVASI MEMBUAT KARYA ARTIKEL ILMIAH MEMBIASAKAN DIRI MENYELESAIKAN
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Campursari karya Manthous dapat hidup menjadi musik. industri karena adanya kreativitas dari Manthous sebagai pencipta
BAB V KESIMPULAN Campursari karya Manthous dapat hidup menjadi musik industri karena adanya kreativitas dari Manthous sebagai pencipta produk dan kreativitas dari penyelenggara produk atau produser. Kreativitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tujuan dari pembinaan kesiswaan Pasal 1 (a) Mengembangkan potensi siswa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan ekstrakurikuler di Sekolah Dasar (SD) merupakan salah satu bentuk pembinaan kesiswaan. Berdasarkan Permendiknas No 39 Tahun 2008 tujuan dari pembinaan kesiswaan
Lebih terperinciSILABUS PEMBELAJARAN
Sekolah : SMP Kelas/Semester : IX (sembilan) / I (satu) Mata Pelajaran : Seni Budaya SILABUS PEMBELAJARAN Standar : SENI RUPA 1. Mengapresiasi karya seni rupa 1.1 Mengidentifikasi seni rupa murni yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dituangkan melalui instrumen atau suara dengan unsur dasar melodi,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan salah satu karya seni yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, musik salah satu cabang kesenian yang merupakan sarana dalam menyampaikan
Lebih terperinci1. Bagaimana radio Gema Surya FM berupaya melestarikan kesenian Jawa. 2. Apa tujuan dari program acara kesenian jawa di RGS?
Lampiran 1 KUISIONER 1. Bagaimana radio Gema Surya FM berupaya melestarikan kesenian Jawa di Ponorogo? 2. Apa tujuan dari program acara kesenian jawa di RGS? 3. Program kesenian jawa apa saja yang disiarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak lama seni telah diasumsikan memiliki peranan penting dalam pendidikan, karena fungsinya sebagai media ekspresi, sebagai media komunikasi, sebagai media
Lebih terperinciSTIKOM SURABAYA BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Banyaknya masyarakat miskin di Indonesia menjadikan Indonesia negara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyaknya masyarakat miskin di Indonesia menjadikan Indonesia negara dengan jumlah kemiskinan yang tinggi. Pola pikir masyarakat miskin yang menganggap sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peranan seni budaya sangat penting dan perlu penanganan yang mendalam didunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Peranan seni budaya sangat penting dan perlu penanganan yang mendalam didunia pendidikan. Seni budaya merupakan pelajaran yang mengajarkan tentang kesenian. Pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mendengarkan alunan musik selalu menggerak-gerakan anggota. Tuhan yang diberikan kepada seluruh manusia tanpa membedakan jenis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia ketika mendengar alunan musik mayoritas menyukai. Orang yang mendengarkan alunan musik selalu menggerak-gerakan anggota tubuhnya dan mengikuti irama
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan Film Pendek Passing note merupakan salah satu media Audio Visual yang menceritakan tentang note cinta yang berlalu begitu saja tanpa sempat cinta itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik, dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persoalan lemahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Tari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persoalan lemahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Tari di sekolah, antara lain disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: 1) cara belajar siswa
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian anak, baik di luar dan di dalam sekolah yang berlangsung seumur hidup. Proses
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan lembaga untuk peserta didik. Kurikulum pendidikan sudah beberapa
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada zaman modern ini perkembangan industri musik sangat pesat, khususnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman modern ini perkembangan industri musik sangat pesat, khususnya di Indonesia. Tidak dapat dipungkiri bahwa industri musik dapat memberikan pengaruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu pundi pokok untuk mencapai cita-cita suatu bangsa. Pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mencerdaskan bangsa dan merupakan suatu pundi pokok untuk mencapai cita-cita suatu bangsa. Pendidikan menduduki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang ditransfer dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Musik genteng adalah sebutan musik yang lahir dari kawasan pembuat genting atau akrab disebut genteng dalam bahasa sunda yang berada di Desa Jatisura Kecamatan
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. dijadikan jawaban atas pertanyaan peneliti yang diajukan diawal tentang
BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan, peneliti akan memaparkan kesimpulan dari hasil pembahasan. Terdapat beberapa temuan yang bisa dijadikan jawaban atas pertanyaan peneliti
Lebih terperinciTeknis Penulisan Karya Ilmiah
Modul ke: Teknis Penulisan Karya Ilmiah Silahkan mencoba menulis karya ilmiahsesuai dengan sistematika yang benar Fakultas TEKNIK Drs. Masari, MM Program Studi TEKNIK MESIN http://www.mercubuana.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. film merupakan media massa yang digemari oleh masyarakat di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan film di Indonesia saat ini semakin pesat, hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah film setiap tahunnya yang ada di Indonesia. Dalam website
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bali memiliki daya tarik yang kuat dalam dunia pariwisata, baik dinikmati
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali memiliki daya tarik yang kuat dalam dunia pariwisata, baik dinikmati oleh wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Hasil beberapa penelitian dan survei
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia
Lebih terperinci(Penggalan frase 1, frase 2 dan frase 3 pada bagian A)
DESKRIPSI CIPTA LAGU AKU SIAP LOMBA VOKAL TUNGGAL TINGKAT SD SE-DIY DALAM RANGKA KEGIATAN WISATA KAMPUS Oleh : F. Xaveria Diah K. NIP : 19791222 200501 2 003 A. Pendahuluan Lagu ini dibuat dalam rangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat dibentuk. Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan memiliki peranan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek dalam kehidupan yang sangat penting karena melalui pendidikan watak, tingkah laku serta kepribadian manusia dapat dibentuk.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Taman Kanak-Kanak adalah pendidikan anak usia dini jalur formal
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Taman Kanak-Kanak adalah pendidikan anak usia dini jalur formal yang menyelenggarakan pendidikan anak usia 4-6 tahun. Usia tersebut merupakan masa emas (golden age)
Lebih terperinciSeleksi Siswa Berprestasi Seni
Seleksi Siswa Berprestasi Seni KATA PENGANTAR Membangun masa depan masyarakat, bangsa dan negara tidak bias lepas dari membangun dan menyiapkan anak-anak agar menjadi sumber daya manusia yang handal mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa sekarang menuju masa depan dengan nilai-nilai, visi, misi dan strategi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan sebuah institusi pendidikan yang menjadi wadah dan berlangsungya proses pendidikan, memiliki sistem yang komplek dan dinamis dalam perkembangan
Lebih terperinciTINGKAT KABUPATEN/KOTA BANTEN 2015
FESTIVAL DAN LOMBA SENI SISWA TINGKAT KABUPATEN/KOTA BANTEN 2015 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN M ENENGAH KE URUAN A. Persyaratan Peserta
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif adalah prosedur
BAB III METODE PENELITIAN. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan analisis penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Musisi jalanan yang telah
Lebih terperinciINDIKATOR ESENSIAL Menjelaskan karakteristik peserta. didik yang berkaitan dengan aspek fisik,
NO KOMPETENSI UTAMA KOMPETENSI INTI 1 Pedagogik 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. 2. Menguasai teori belajar dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai suara kedalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik adalah cabang seni yang membahas dan menetapkan berbagai suara kedalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami manusia (Banoe, 2003: 288). Musik
Lebih terperinci2015 PEMBELAJARAN TARI KREASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 45 BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berhasilnya suatu proses kegiatan belajar mengajar itu dapat tercermin salah satunya dari minat belajar siswa mengikuti proses kegiatan tersebut. Sejalan
Lebih terperinciFestival Paduan Suara Bersama Sekolah Musik Cantata
Festival Paduan Suara Bersama Sekolah Musik Cantata Diajukan Oleh : Sekolah Musik Cantata Mall Sunter Lt. III No.5, Sunter Mall - Jakarta Ph. +62 21 65 832 892 / 93 Didukung oleh: I. LATAR BELAKANG Dalam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Keterampilan Menulis Menulis adalah sebuah kegiatan yang sering dilakukan oleh setiap orang, apapun bentuknya. Mendengar kata menulis tidak banyak
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PROSES SIARAN DAKWAH DI RRI (RADIO REPUBLIK INDONESIA) PRO 2 SEMARANG
74 BAB IV ANALISIS PROSES SIARAN DAKWAH DI RRI (RADIO REPUBLIK INDONESIA) PRO 2 SEMARANG 4.1. Analisis Proses Siaran Dakwah Pada Program Acara Zona Religi di RRI (Radio Republik Indonesia) Pro 2 Semarang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan suatu kegiatan yang mempunyai hubungan dengan proses berpikir, serta keterampilan ekspresi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini banyak kebudayaan yang sudah mulai ditinggalkan, baik kebudayaan daerah dan luar negeri. Karena
Lebih terperinciKIAT SUKSES BERBISNIS
KIAT SUKSES BERBISNIS Nama : Zhera Amalia NIM : 10.11.4372 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ( S1 TI ) SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER Yogyakarta 2010 ABSTRAK Kita semua ada dalam bisnis penjualan,
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP 2 )
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP 2 ) Satuan Pendidikan : SMP Negeri 3 Pakem Mata Pelajaran : Seni Budaya ( Seni Tari ) Kelas / Semester Alokasi Waktu : VIII / I : 2 x 40 menit A. Standar Kompetensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemasan Sisingaan Pada Grup Setia Wargi Muda Kabupaten Subang Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jawa Barat atau yang lebih dikenal dengan etnis Sunda sangat kaya dengan berbagai jenis kesenian. Kesenian itu sendiri lahir dari jiwa manusia dan gambaran masyarakatnya
Lebih terperinciGURU BAHASA INDONESIA, GURU SASTRA ATAU SASTRAWAN
GURU BAHASA INDONESIA, GURU SASTRA ATAU SASTRAWAN MENGAJARKAN SASTRA Tiurnalis Siregar Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Karya Sastra merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan guru untuk meningkatkan
Lebih terperinciRentang perhatian pada anak pra-sekolah sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya
TINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR ANAK Konsentrasi adalah bagaimana anak fokus dalam mengerjakan atau melakukan sesuatu sehingga pekerjaan itu mampu dikerjakan dalam waktu tertentu. Kemampuan anak berkonsentrasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memberikan teladan terhadap guru SD Negeri 71/1 Kembang Seri Kabupaten
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Berdasarkan observasi peran kepemimpinan kepala sekolah dalam memberikan teladan terhadap guru SD Negeri 71/1 Kembang Seri Kabupaten Batang Hari,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk sebagai kesenian tradisional Jawa Timur semakin terkikis. Kepopuleran di masa lampau seakan hilang seiring
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERAN LEMBAGA KURSUS PENDIDIKAN (LKP) BINA MULIA BATANG DALAM MENUMBUHKAN KETERAMPILAN DASAR CALISTUNG PADA ANAK
BAB IV ANALISIS PERAN LEMBAGA KURSUS PENDIDIKAN (LKP) BINA MULIA BATANG DALAM MENUMBUHKAN KETERAMPILAN DASAR CALISTUNG PADA ANAK Setelah peneliti mengumpulkan data dari hasil penelitian yang diperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan istilah seniman. Pada umumnya, seorang seniman dalam menuangkan idenya menjadi sebuah karya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi yang saat ini tengah berlangsung, banyak sekali memunculkan masalah bagi manusia. Manusia dituntut untuk meningkatkan kualitas dirinya agar
Lebih terperinci