bib yang pandai disini, luka Sumoay ini asalkan dia sendiri yang turun tangan mengobatinya, apakah yang dikuatirkan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "bib yang pandai disini, luka Sumoay ini asalkan dia sendiri yang turun tangan mengobatinya, apakah yang dikuatirkan"

Transkripsi

1 bib yang pandai disini, luka Sumoay ini asalkan dia sendiri yang turun tangan mengobatinya, apakah yang dikuatirkan tidak menjadi sembuh? Hanya dikuatirkan yang tabib ini akan timbul penyakit lamanya pula. Dengan tertawa Cu-kat Beng lalu menjawab : "Sekalipun orang ini tabiatnya sangat aneh, tapi terhadapku dia mempunyai perhubungan dan kesan-kesan yang baik, asal saja aku pergi menjumpainya dan memohon bantuannya, dia pasti akan meluluskannya. Begitulah kedua orang ini lalu naik kuda, sedangkan Souw Eng Swat dibawa dengan naik kereta. Mereka melakukan perjalanan siang malam, untuk memburu waktu pergi kekota Keng-san, dipropinsi Ouw-pak, untuk menjumpai dan meminta bantuan Sun-ie atau tabib sakti yang bernama Louw Ciang, yang tinggal diluar kota tersebut. Tabiat Louw Ciang ini sesungguhnya sangat aneh sekali, jika orang yang tidak berjodoh untuk diobatinya, sekalipun mati dihadapannya, dia tak mau menolongnya. Tabib itu mempunyai ilmu pengobatan, juga mempunyai kepandaian silat pula, yaitu ilmu silat biasa saja. Tapi dalam hal mengobati orang sakit, ia harus dipuji luar biasa sekali pandainya, gembong-gembong ternama dikalangan Kangouw yang telah berhutang budi kepadanya, boleh dikatakan tidak sedikit jumlahnya. Tapi juga tidak sedikit orang yang tidak menyukai tindak-tanduknya, meski dalam hal itu mereka tidak berdaya sama sekali terhadapnya. Cu-kat Beng yang menunggang kuda lalu menghampiri kereta yang dinaiki Sumoaynya. Pada saat itu matahari sudah hendak kembali

2 keperaduannya diarah Barat. Malam tiba, hawa dimusim semi sekalipun tidak terlampau panas, tapi karena mereka melakukan perjalanan secara tergesa-gesa, muka mereka basah penuh dengan keringat. Sebentar-bentar mereka mengeluarkan saputangan untuk menyeka keringat itu. Waktu mereka sampai pada sebuah hutan bambu, ditengah-tengah mana tampak sebuah pekarangan yang dikitari dinding bilik, tidak terasa lagi semangat mereka jadi terbangun. Ie It Hui lalu menunjuk dengan perasaan yang girang sekali dan berkata : "Nun disana disebelah muka kita, adalah rumah si tabib itu. Cu-kat Beng pun lalu menganggukkan kepalanya sambil berkata : "Benar. Kedua orang ini lalu menarik tali les kudanya sambil berkata pada kusir kereta : "Lekas jalan. Begitulah kereta yang ditarik dua ekor kuda itu lalu mempercepat jalannya menuju kehutan bambu tersebut. Waktu mereka sampai dimuka hutan itu, kereta dan kuda lalu dihentikan. Cu-kat Beng berkata : "Baiklah kita masuk dengan berjalan kaki saja, untuk menghindarkan kumatnya tabiat orang tua yang aneh itu. Ie It Hui pun lalu turun dari kudanya, kemudian dari dalam kereta itu dia memboyong keluar tubuh Souw Eng Swat. Pada saat itu wajah nona itu yang sangat cantik telah berubah menjadi pucat sekali. Pipinya yang biasanya sangat montok dan berwarna merah dadu, kini sudah cekung. Dalam hatinya Ie It Hui merasa sangat kasihan sekali, hingga dia sudah ingin sekali memeluk dan merangkulnya saja. Cu-kat Beng disebelah sanapun buru-buru menghampiri dan mengulurkan tangan kanannya untuk memegang

3 tangan kiri Souw Eng Swat. Dengan terpaksa Ie It Hui tertawa, begitulah mereka berdua dengan masing-masing memegang sebelah tangan sang Sumoay berjalan masuk kehutan bambu tersebut. Dalam hutan itu jalannya terbuat daripada batu-batu, terus langsung menuju kerumah Tabib Sakti yang tinggal dalam beberapa rumah yang dibuat daripada alang-alang. Keadaan disekitarnya sangat sunyi, hingga disitu hanya terdengar suara kicauan burung-burung dan bunyi kutukutu saja. Waktu kaki mereka menginjak batu dari jalanan tersebut, lalu menerbitkan suara keresekan. Diatas dinding rumah yang dibuat daripada bambu itu, debu-debu menempel sangat tebalnya, sedangkan diatas debu-debu tersebut terdapat binatang-binatang yang merayap, kelihatannya sangat tak sedap dipandang mata. Lalu mereka mengetuk pintu rumah tersebut perlahanlahan. Tiga sampai lima puluh kali ketukan pintu telah dilakukan mereka, tapi dari dalam rumah itu tak terdengar suatu suarapun yang menyahut. Ie It Hui lalu berkata : "Apakah barangkali Louw Sinshe sedang keluar berpergian? Cu-kat Beng menggelengkan kepalanya sambil berkata : "Tidak mungkin, selama sepuluh tahun ini, aku belum pernah mendengar dia keluar berpergian. Lalu mereka memandang keadaan sekelilingnya. "Kau tengoklah, pintu besar ini sama sekali tidak dikunci, sekalipun benar dia sudah pergi, dalam rumah tersebut pasti ada orang yang menjaganya, kata Cu-kat Beng lagi. Oleh karena itu, mereka lalu mengetok kembali pintu tersebut. Setelah mengetuk beberapa kali lagi, pintu besar tersebut

4 barulah terdengar terkuak. Tampaknya pintu besar itu memang tidak dikunci orang. "Loo Jie, bagaimana kiranya jika kita masuk saja untuk melihat-lihat? Cu-kat Beng coba menanyakan pikiran adik seperguruannya. Tapi meski Ie It Hui menyatakan mupakat berjalan sampai dipekarangan rumah tersebut, tetap saja tak terdengar suara orang sama sekali, hingga Cu-kat Beng lalu berteriak dengan suara nyaring : "Apakah Louw Loo Sinshe ada dirumah? Tapi, kecuali suara burung yang berkicau, tidak ada suara lainnya yang menjawab pertanyaannya. Tidak terasa lagi dia mulai merasa curiga, sambil memandang pada Ie It Hui dia berkata : "Kau dan Sumoay boleh tunggu disini dahulu, aku akan pergi melihat keadaan disebelah dalam. Aku harap kau dapat menjaga Sumoay dengan sempurna, sehingga tak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan oleh kita sekalian. Perkataan ini belum lagi habis diucapkan Cu-kat Beng, ketika dengan sekonyong-konyong dari dalam rumah tersebut terdengar suara yang menyeramkan dari seorang yang membentak : "Enyahlah kalian dari sini! Sekalipun hanya empat patah kata saja yang dikatakan orang tersebut, tapi suaranya jelas mengandung penghinaan bagi mereka. Cu-kat Beng yang mendengar suara orang tersebut, ternyata beda sekali dengan suara Tabib Sakti yang berbahasa daerah provinsi Ouw Pak itu, maka ia lalu berkata : "Tuan siapa gerangan? Kami 'Kong Tong Sam Coat Kiam', sengaja datang kesini untuk mengunjungi Louw Sinshe. Dia mengira, dengan menyebutkan gelar 'Kong Tong

5 Sam Coat Kiam' itu akan dapat menarik perhatian orang tersebut, tidak disangka-sangka bahwa orang itu malah berlaku semakin adem dan membentak pula : "Telah kukatakan supaya kalian segera angkat kaki dari sini, apakah kalian tidak mendengar? Kemudian disusul dengan suara "brak dari terpentangnya pintu jendela yang dekat pekarangan tersebut, dari mana segera kelihatan muncul kepala orang yang tidak tampak darahnya, sehingga muka orang itu tampak sangat pucat melebihi kepucatan muka Souw Eng Swat. Melihat wajah orang tersebut, Ie It Hui dan Cu-kat Beng tidak terasa lagi menjadi menggigil dan dengan serentak mereka berseru : "Kau siapa? Orang itu lalu tertawa dengan suara yang panjang dan nyaring, sinar matanya yang sangat tajam disapukan kearah mereka dan kemuka Souw Eng Swat, kemudian dengan penuh keangkuhan dia berseru : "Sungguh cantik sekali si nona itu! Cu-kat Beng dan Ie It Hui menjadi gusar sekali melihat sikap orang tersebut yang tidak memandang sebelah matapun pada mereka. Dan setelah melihat muka Souw Eng Swat sekilas lagi, lalu dia berkata pula : "Kalian yang berdiri disana mau menunggu apa lagi? Sekarang Louw Loo-thauw-cu tidak mempunyai waktu untuk mengobati kamu. Enyahlah kamu sekalian! Sudah tiga kali berturut-turut dia mengusir mereka pergi, maka dengan penuh kemarahan Ie It Hui lalu berkata : "Kawan ini orang dari golongan mana? Silahkan kau suka menerangkan namamu pada kami. Tapi orang itu lalu tertawa mengejek dan berkata kaku : "Akan kuhitung sampai sepuluh. Jika kalian masih belum

6 juga pergi, aku tak akan berlaku segan-segan pula terhadap kalian! Sejurus kemudian dengan bersikap seolah-olah disampingnya tidak ada orang, dia segera mulai menghitung dengan lambat-lambat: "Satu, dua, tiga... Muka Ie It Hui jadi beringas, tapi karena memandang pada Souw Eng Swat yang sedang menyenderkan badannya ditangannya, dengan suara yang perlahan dia berkata pada kakak seperguruannya : "Suheng, marilah kita keluar segera. Cu-kat Beng pun sambil memandang pada luka yang sedang diderita oleh Souw Eng Swat dan demi menjaga keselamatan adik seperguruannya, buru-buru mereka meninggalkan tempat itu. Baru saja mereka sampai diluar pekarangan, orang tersebut habis menghitung sampai sepuluh. Sehabis menghitung, kedengaran orang tersebut tertawa terbahak-bahak. Cu-kat Beng dan Ie It Hui selama hidupnya belum pernah menerima penghinaan sebesar demikian. Kemudian Ie It Hui berkata : "Siauw-tee akan pergi sebentar melihat keadaan disebelah dalam. Dia yakin bahwa orang yang berada didalam rumah itu, pastilah seorang lawan yang tangguh, maka dia segera mencabut pedangnya, yang telah dia gunakan untuk melatih diri selama beberapa puluh tahun lamanya. Apa lagi ia telah mahir dalam gaya 'Siauw-yang-kiu-it-sek' dari

7 jurus partai Kong Tong, yang sudah terkenal dan menjagoi dengan itu diseluruh dunia Kang-ouw. Dengan adanya pedang ditangan, semangatnya menjadi bertambah besar, maka sambil melompat sekali saja badannya sudah memasuki kembali pekarangan tersebut. Tenaga dalamnyapun kuat, maka waktu badannya jatuh ketanah, tidak terdengar suara apapun. Tak disangkasangka dalam sekejap mata saja, orang yang menyuruhnya pergi itu sudah meloncat keluar melalui jendela. Kepandaian ilmu meringankan tubuh orang tersebut tampaknya jauh melebihi kepandaian Ie It Hui sendiri. It Ie Hui menjadi amat terkejut. Orang itu sambil tertawa dibuat-buat lalu berkata : "Apakah kau pernah dengar ada lawan yang meloloskan dirinya dari tangan Thian-mo Kim Ie dengan masih bernyawa? Tian-mo Kim Ie ini benar-benar telah membuat Ie It Hui menjadi tertegun, maka dia berpikir pada dirinya sendiri : "Ternyata orang ini adalah Tian-mo Kim Ie! Kemudian mukanya tampak berubah menjadi sangat gugup. Tian-mo Kim Ie berkata lagi : "Karena aku sangat memandang, maka hari ini baru kaulah orang pertama yang masih bernyawa dan dapat berlaku tanpa cedera dari hadapanku. Sekarang segeralah kau pergi dari sini! perintahnya. Sekalipun Ie It Hui terkenal dengan sifat sombongnya selama ini, tapi pada saat berhadapan dengan orang ini, dia merasa agak kuatir juga. Setelah berpikir-pikir sejurus lamanya, lalu dengan terpaksa dia berlari juga keluar dari situ. Dimuka Tian-mo Kim Ie mengucur terlalu banyak keringat, karena ia menderita kesakitan yang sangat.

8 Kemudian sambil balik kembali kejendela dengan pergerakan badannya yang sangat lamban itu, ia menghapus keringat dengan tangannya. Diatas sebuah bangku panjang dalam rumah itu, tampak seorang tua yang bermuka amat pucat sekali, tidur bersandar pada bangku itu. Dan orang ini tampaknya sedikitpun tidak menghiraukan peristiwa yang baru saja terjadi diluar rumah tempat ia berbaring itu. Tian-mo Kim Ie menghampiri orang tua itu dan lalu berkata kepadanya : "Orang she Louw, kau harus berlaku sedikit lebih cerdik. Kau tentu mengetahui bagaimana letaknya jalan darah 'Pek-hwee-hiat'. Didunia tidak ada orang lain yang dapat membuka totokanku ini. Jika kau belum juga mau meluluskan permintaanku, hidupmu akan kutamatkan dalam waktu beberapa jam lagi, sekalipun aku orang she Kim sendiri akan menemui ajalku pula! Ternyata Tian-mo Kim Ie yang telah menggunakan kesempatan melarikan diri selagi orang bermain kucingkucingan dengan Thio Ceng, dengan dibelakangnya Tong Pin, Tong Leng dan Tong Yan masih terus-menerus mengejarnya. Tapi karena Tong Pin dan kawan-kawannya tak dapat menandingi ilmu meringankan tubuh Tian-mo Kim Ie ini, maka dalam waktu sedetik saja Tian-mo Kim Ie telah berhasil melenyapkan diri dari kejaran lawanlawannya. Tian-mo Kim Ie setelah melarikan diri sebentar, terasa bagian dada dan perutnya sangat

9 sakit, bahkan pernapasannyapun menjadi tidak teratur dan tidak sempurna jalannya. Ternyata dadanya yang terkena pukulan Lie Siauw Hiong, pada saat itu sakitnya mulai terasa, apa lagi ia telah menderita luka-luka pula. Karena dia telah berlari sedemikian pesatnya, maka dalam tempo yang tidak berapa lama pula membuat luka-lukanya menjadi lebih parah keadaannya. Sejurus antaranya dalam larinya itu, sesekali ia coba menoleh kebelakang, tapi ternyata keluarga Tong itu sudah tidak berhasil mengejarnya. Pada sebuah pohon besar ia berhenti untuk beristirahat sebentar, sambil menoleh kekirikanan dan bersembunyi disitu. Setelah mengatur jalan pernapasannya, tulang-tulang persambungan antara kaki dan tangannya terasa seperti hendak terlepas satu sama lainnya, dia menjadi sangat terkejut sekali, dalam hatinya diam-diam dia berpikir : "Ternyata pukulan bocah she Lie ini bukan main lihaynya. Ia insyaf bahwa pukulan Lie Siauw Hiong ini adalah pukulan seorang ahli tenaga dalam, maka bila tidak lekaslekas diobati, dikuatirkan untuk selama-lamanya dia tak akan dapat sembuh lagi. Dalam kegugupannya ini, tiba-tiba dia terpikir akan seorang tabib pandai, yaitu Louw Ciang. Tanpa membuang-buang tempo lagi, dia lalu berangkat dengan tergopoh-gopoh ke Keng-san untuk memohon pertolongan tabib itu. Waktu tabib ini mendengar nama Kim Ie, dengan tegas dia berkata bahwa dia tidak mau mengobatinya. Tian-mo Kim Ie tentu saja menjadi sangat geram, hingga akhirnya mereka berdua bertempur dengan amat serunya. Sekalipun Tian-mo Kim Ie bertarung dengan badan sedang

10 menderita luka-luka, tapi tabib sakti itu bukanlah tandingannya yang setimpal. Maka dalam tiga atau lima jurus saja dia sudah berhasil menotok jalan darah 'Pekhwee-hiat ditubuh tabib tersebut, hingga kemudian dia mendudukkan tabib itu diatas pembaringannya. Tian-mo Kim Ie ingin menggunakan pengaruhnya untuk memaksa tabib itu akan mengobatinya, tapi sitabib hanya duduk diam saja, sepatah katapun tidak dia ucapkan. Oleh sebab itu, tidaklah heran jika Kim Ie semakin geram. Dalam pada itu, 'Kong Tong Sam Coat Kiam' pun datang pula kesitu, hingga diam-diam Tian-mo Kim Ie menghela napas, karena dia tahu benar, bahwa pada saat menderita luka-luka yang parah itu dia bukan lawan yang setimpal dari 'Kong Tong Sam Coat Kiam'. Bila sampai terjadi dia harus turun tangan terhadap mereka, luka-luka dalam tubuhnya pasti akan bertambah parah lagi. Begitulah ketika dengan sepatah dua kata dia telah berhasil mengusir pergi Ie It Hui, barulah dalam hatinya diam-diam dia merasa girang sekali. Tapi tabib she Louw ini biar apapun yang Kim Ie katakan, namun dia tidak mau juga mengobatinya. Oleh karena itu, Tian-mo Kim Ie jadi semakin bingung. Kalau lukanya itu hanya luka didalam yang biasa saja, dia bisa mengobati sendiri, tapi luka yang dia derita sekarang, kekuatannya jauh melebihi tenaga pukulan biasa. Maka dari itu, tak sembarangan orang dapat menyembuhkannya. Ie It Hui yang sudah berlari keluar pagar pekarangan rumah Tabib Sakti itu, lalu berkata pada Cu-kat Beng : "Orang itu adalah Tian-mo Kim Ie, Suheng, coba kau katakan, kita harus berbuat bagaimana baiknya? Cu-kat Beng berdiam sejurus, kemudian ia lalu berkata :

11 "Tian-mo Kim Ie hari ini datang mencari Tabib Sakti untuk keperluan apakah. sebenarnya? Aku kira dia sendiripun luka pula. "Loo Jie, baik kita letakkan dulu Sumoay dalam hutan bambu, kemudian kita berdua masuk kembali kedalam rumah untuk menyelidiki Tian-mo Kim Ie. Karena meski dia mempunyai tiga kepala dan enam tangan, mustahil amat kita berdua tak mampu melawannya? sambung Cukat Beng. Ie It Hui menyatakan mupakat dan lalu meletakkan Souw Eng Swat diatas rumput tebal dekat sebuah rumpun pohon bambu yang besar sekali. Cu-kat Beng lalu memberi isyarat dengan tangannya, untuk mengajak adik seperguruannya masuk kembali kedalam pekarangan rumah tabib she Louw tersebut. Dengan melalui jendela rumah itu mereka melongok kedalam. Tampak oleh mereka, Tian-mo Kim Ie sedang duduk diatas sebuah kursi sedang berpikir. Setelah itu Cu-kat Beng lalu melontarkan batu Hui-hongciok pada lawannya. Kong Tong adalah salah satu pemimpin dikalangan Kang-ouw, Li Gok tidak suka menggunakan senjata rahasia. Diantara murid-murid partai Kong Tong yang dapat menggunakan senjata rahasia, boleh dikatakan sedikit sekali, sedangkan senjata yang dipergunakannya hanya sebangsa batu Hui-hong-ciok saja. Hal itu membuktikan bahwa partai tersebut sangat menjunjung tinggi nama partainya. Dikalangan Kang-ouw Hui-hong-ciok hanya termasuk senjata rahasia yang sangat umum, oleh karena itu, sambitan tersebut tentu saja tak dapat mengenai Tian-mo

12 Kim Ie yang sudah termasuk seorang ahli jempolan dalam kalangan rimba persilatan. Dengan hanya mengibaskan sedikit saja tangannya, ia dapat memukul hingga batu Huihong-ciok itu terpental ketempat yang jauh sekali. Tapi pergerakannya itu sama sekali tidak menandakan bahwa badannya bergerak barang sedikitpun dari tempat duduknya semula. Sesaat kemudian perasaan sakit yang amat telah menyerang pada dadanya, hingga bernafas pun dirasakannya agak sukar. Cu-kat Beng yang melepaskan batu Hui-hong-ciok ini, tidak mengharapkan batu tersebut betul-betul menemui sasarannya. Dan jika ia berbuat juga begitu, ialah sematamata untuk mengagetkan dan memancing Tian-mo Kim Ie, agar dia dapat keluar melalui jendela rumah itu. Tapi ketika menyaksikan lawan itu tidak menunjukkan aksi sesuatu, mereka menjadi bertambah heran. Hati Ie It Hui tiba-tiba bergerak, maka dengan perlahanlahan dia lalu berkata pada Cu-kat Beng : "Kenapa setan ini rupanya datang kemari untuk mencari si Tabib Sakti, berhubung dia sendiripun telah dilukakan oleh pihak lawannya. Dia bergerakpun tampaknya tidak mampu, maka bila kita ingin mengalahkan kepadanya, saat ini adalah waktu yang paling tepat. Tapi bagaimana pendapat Suheng pribadi? Cu-kat Beng berpikir sejurus dan lalu berkata lagi : "Tampaknya hari ini kita tak dapat tidak turun tangan melakukan suatu pertempuran yang menentukan. Keadaan luka Sumoay kita sangat mengkhawatirkan dan harus mendapat pengobatan secepat mungkin. Tidak perduli apakah dia itu terluka ataupun tidak, kesemuanya adalah sama saja, hanya...

13 "Hanya kenapa? tanya Ie It Hui tiba-tiba. "Hanya bila kita harus melangsungkan pertempuran dalam rumah tersebut, aku kuatirkan dapat membuat kejadian perbuatan kita ini menyinggung perasaan si tabib itu, dengan sendirinya diapun tidak mau pula mengobati Sumoay kita, bukan? Dengan begitu tidakkah berarti kita membuat keadaan menjadi lebih kacau saja? jawab Cu-kat Beng pula. Mendengar kakak seperguruannya berkata demikian, Ie It Hui pun merasa hal itu memang masuk diakal juga. Maka sekalipun dia sendiri tidak kenal dengan tabib tersebut, tapi dia memang pernah mendengar tentang adat tabib yang sangat aneh dan luar biasa itu. Pendeknya, orang yang berdekatan dengannya pasti baru mengetahui benar sifat-sifat tabib itu. Setelah berdiam diri sejurus lamanya, Ie It Hui berkata pula : "Bila demikian halnya, cara bagaimana kita barus bertindak sebaiknya? Kita meninggalkan Sumoay seorang diri dalam hutan bambu itu, apakah ini tidak berbahaya? Ie It Hui sangat memperhatikan keselamatan Souw Eng Swat, maka pada waktu mendengar perkataan Suteenya ini, dalam hati Cu-kat Beng timbul rasa cemburunya. Dengan berpura-pura menunjukkan sikap yang besar hati ia menjawab : "Aku kira tidak akan terjadi sesuatu yang boleh dikhawatirkan, tapi bila kau tidak merasa tenteram, pergilah kau mengawasinya. Ie It Hui merasa tidak enak, maka didalam hatinya ia berkata : "Mengapa kau harus mencemburui aku? "Kalau begitu baiklah, sahutnya kemudian. "Silahkan Suheng menunggu disini. Bila keadaan mengijinkan, barulah kau campur tangan. Aku akan pergi keluar dulu

14 melihat Sumoay. Sehabis berkata begitu, lalu Ie It Hui pergi keluar. Tiba-tiba Cu-kat Beng menyesalkan dirinya sendiri, mengapa dia mengijinkan Ie It Hui pergi seorang diri saja menengok Souw Eng Swat, Ia dan Ie It Hui memang sedang berlomba-lomba untuk memperebutkan sang Sumoay ini. Pada hal Souw Eng Swat tidak barang sedikitpun mencintai mereka, bahkan kadang-kadang dia merasa jemu terhadap Ie It Hui dan Cu-kat Beng ini. Justeru disinilah letak keanehan seorang gadis. Bila seseorang senantiasa gampang saja menunjukkan rasa cintanya, maka sigadis menganggap bahwa orang yang menyatakan cintanya dengan terang-terangan itu sebenarnya tidak bersungguh-sungguh cinta terhadapnya. Tapi bila seseorang itu pura-pura tidak mencintainya, maka dia akan berbalik menyukai orang itu. Tian-mo Kim Ie merasakan keadaan badannya mulai tidak sempurna, hingga napasnyapun sudah mulai tidak teratur lagi. Maka waktu dia melihat tabib tersebut masih saja duduk diatas ranjangnya, sudah barang tentu pertolongan yang diharapkannya takkan berhasil, dan hal itu akan merupakan harapan yang sia-sia belaka. Sudah itu, sekarang ditambah lagi dengan 'Kong Tong Sam Coat Kiam' yang tampak menghadang dihadapannya. Hatinya yang memang

15 sangat kejam itu, diperlihatkannya bila dia hendak mengerjakan sesuatu. Bila belum tercapai maksudnya, dia tidak akan berhenti sampai disitu saja. Sedangkan ayah dan ibu kandungnya senjri dia sampai hati membunuhnya, apalagi terhadap jiwa orang lain, dimanalah dia mau memandang sebelah matapun? Pada saat itu nafsu membunuhnya telah mulai memuncak pula, maka dengan diam-diam dia berpikir : "Sitabib bangsat ini rupanya tidak mau mengobatiku, dari itu, akan kubikin dia tidak mampu pula mengobati orang untuk selama-lamanya! Begitulah setelah mengambil suatu ketetapan, lalu dia tertawa kecut. Yang menjadi tertawaannya itu ialah karena dia yakin, bahwa tindakan liarnya itu pasti menggagalkan juga segala maksud kedatangan 'Kong Tong Sam Coat Kiam'. Kemudian dia bayangkan bahwa dikemudian hari orangorang dikalangan Kang-ouw yang menjadi cidera tentu tak akan ada orang yang dapat menyembuhkannya. Oleh karena itu, maka hatinya menjadi girang dan puas sekali dengan rencananya ini. Diam-diam dia berkata pada dirinya sendiri : "Bila aku berbuat demikian, sudah pasti dapat mengakibatkan banyak orang turut merasakan juga akibatnya. Begitulah sambil menahan sakit yang dideritanya, dia lalu bangun berdiri, dengan cepat sekali dia menghampiri ranjang dimana tabib itu berbaring, kemudian terdengar suara 'pak' yang nyaring sekali. Suara itu adalah suara sesuatu yang dipukulkannya kearah batok kepala tabib

16 tersebut. Sesudah melakukan perbuatan kejam itu, Tian-mo Kim Ie lalu meloncat keluar melalui jendela dan bayangannyapun dalam seketika saja hilang lenyap entah kemana perginya. Cu-kat Beng dari luar jendela tiba-tiba tidak melihat pula Kim Ia selain tabib itu yang tampak lagi berbaring diatas pembaringan. Setelah berselang sejurus, dengan perasaan yang sangat terkejut dia bertanya : "Louw Loo-sinshe, kau kenapa? Dengan lemah sekali tabib tersebut membuka matanya, pandangannya pada saat itu sudah sangat kabur sekali, maka dengan memaksakan diri dia berkata : "Lekas kau tolong ambilkan obat yang terletak dipara-para sebelah kanan, botol ketiga yang berwarna hijau itu. Lekas, lekas! Cu-kat Beng buru-buru pergi kepara-para sebelah kanan dan mengambil botol hijau yang bentuknya sudah sangat kuno dan menyerahkannya kepada tabib itu. Sekalipun pukulan Kim Ie dikepala Tabib Sakti akan membawa kematiannya, tapi hal itu justeru telah membuka jalan darahnya. Namun dia masih dapat berbicara, sedang kaki dan tangannyapun masih dapat bergerak-gerak. Sejurus kemudian Louw Ciang menyuruh Cu-kat Beng mengambil 3 butir pil dan memasukkan kedalam mulutnya. Cu-kat Beng lalu membuka tutup botol obat itu dan mengambil tiga butir pil yang bening dan harum baunya, lalu diberikannya pada tabib itu. Dalam hatinya ia berpikir : "Obat ini tentu obat yang paling mujarab untuk menyembuhkan luka-luka didalam tubuh yang bernama Tui-hun-tan itu. Obat 'Tui-hun-tan' dari Tabib Sakti ini, adalah obat istimewa untuk menyembuhkan luka-luka dibahagian

17 dalam tubuh yang khasiatnya sangat mujarab sekali. Orangorang dikalangan Kang-ouw banyak yang mengetahui, bahwa obat buatan tabib she Louw ini bukan main mustajabnya. Juga obat ini bukanlah sembarangan orang dapat memintanya. Setelah Cu-kat Beng memasukkan tiga butir 'Tui-hun-tan' itu kemulut tabib tersebut, lalu dengan diam-diam dia memasukkan botol pil tersebut kedalam saku baju didadanya. Setelah obat pil ini ditelan semangat tabib tersebut tampak menjadi lebih baik, maka dengan segala daya dia telah memaksakan dirinya untuk duduk dengan mata dipejamkan. Sesaat kemudian sambil menarik nafas panjang dia membuka matanya. Dengan perasaan simpati Cu-kat Beng segera bertanya : "Apakah Louw Loo-sinshe merasa baikan? Tabib Sakti itu lalu menarik nafas panjang dan menggelengkan kepalanya sambil berkata : "Tian-mo Kim Ie adalah seorang ahli silat yang sangat tangguh, dalam segala hal ini terbukti setelah menderita luka-luka berat, dia masih mempunyai tenaga pukulan yang demikian kuatnya. Kemudian dia menarik nafas lagi berulang-ulang dan lalu berkata pula : "Kepalaku telah dipukulnya satu kali dengan pukulan yang membahayakan sekali, maka pada saat ini walaupun aku menggunakan obat dewa, tidak urung jiwaku sukar dapat ditolong pula! Cu-kat Beng lalu menghiburnya sambil berkata : "Tidak mungkin... Sekonyong-konyong dengan amat marahnya tabib itu telah membentaknya : "Apa yang tidak mungkin, akulah

18 yang lebih tahu daripadamu! Begitu dia marah, serta merta keadaan badannya menjadi tergoncang. Tiba-tiba dia batuk-batuk panjang selama beberapa menit. Setelah batuknya berhenti, dia melanjutkan perkataannya : "Aku tidak... tidak mungkin, ai, hanya disayangkan yang ilmu tabibku ini tidak ada... Baru saja dia habis mengucapkan perkataannya 'da', tiba-tiba kedua matanya terbalik, sedangkan pernafasannya pun berhenti seketika itu juga. Ternyata dia telah menghembuskan napasnya yang penghabisan! Rupanya pukulan Tian-mo Kim Ie yang mengenai kepala tabib ini, betul-betul menggegerkan otaknya sehingga ia mendadak jatuh semaput. Tak seorang pun dapat menahan tenaga pukulan Kim Ie yang sangat luar biasa ini. Tabib Sakti itu hanya dapat mempertahankan dirinya hingga beberapa menit saja lamannya. Dia sendiri sehari-harian selalu merawat dirinya dengan sempurna, dan meski tenaga dalamnya bagaimana hebat sekalipun, juga biarpun ia menelan tiga butir 'Tuihun-tan' yang seperti obat dewa itu, tidak urung tak dapat menolong jiwanya sendiri. Begitu dia mati, Cu-kat Beng menjadi sangat gugup sekali, hingga diam-diam dia berpikir pada dirinya sendiri : "Tidak disangka begitu aku sampai, jiwanya pun lantas melayang. Sungguh sial sekali! Cu-kat Beng betul-betul mempunyai kepribajan yang sangat tipis sekali. Melihat matinya Tabib Sakti tersebut, sedikitpun dia tak mempunyai perasaan sedih atau simpati, bahkan sebaliknya dia hanya merasa dirinya saja yang bernasib malang! Pada saat itu diluar rumah terdengar suara ketrikan jari

19 orang yang datangnya dari dalam hutan bambu. Mendengar hal itu, Cukat Beng sadar bahwa Ie It Hui tentu memanggilnya karena timbul sesuatu yang tidak diharapkan. Sebelum ia meninggalkan rumah itu, ia menoleh kearah para-para obat tersebut. Disebelah kanan para-para itu masih terdapat beberapa botol yang berwarna hijau. Waktu dia hendak pergi, dia ingin mengambil botol-botol obat itu, tapi tiba-tiba dia berpikir : "Sekalipun aku ambil obat-obat ini, aku tidak tahu obat-obat ini untuk menyembuhkan penyakit apa. Lagi pula aku tak tahu cara bagaimana untuk menggunakannya. Oleh karena itu, dia tidak jadi mengambilnya dan lantas dia lari keluar menuju kehutan bambu tersebut. Baru saja dia melewati pagar rendah yang terbuat daripada bambu, hatinya menjadi sangat terkejut sekali, karena didapatinya diluar pagar dihutan bambu tersebut selain Ie It Hui dan Souw Eng Swat, tampak pula tiga orang yang lainnya. Dua orang diantaranya memakai jubah Toosu yang berwarna biru, sedangkan yang seorang lagi memakai baju biasa, tampak menyandarkan tubuhnya kebadan kedua orang Too-su yang tampaknya dalam keadaan luka. Oleh karena itu, dengan segera dia melompat keluar menuju kearah Ie It Hui. Waktu matanya memandang, ternyata pihak lawannya itu adalah Leng Hong Tojin dari

20 Bu-tong-pay, dan yang satu lagi ialah murid keturunan kesembilan dari partai tersebut, sedangkan yang terluka itu adalah Sin-ho Tam Peng. Ternyata Sin-ho Tam Peng yang kena pukulan Ie It Hui, keadaan lukanya cukup berat, sekalipun dia sudah lama beristirahat digunung Bu-tong-san dan menelan entah berapa banyak obat yang manjur-manjur, tapi keadaan lukanya sedikitpun tidak berubah. Oleh karena itu, mereka datang kesitu untuk meminta pertolongan dan pengobatan dari Tabib Sakti ini. Pada saat itu dan ditempat yang sama, mereka kedua belah pihak bertemu pula, hati masing-masing sangat benci dan dendam. Begitupun masing-masing pihak sama-sama mengetahui, bahwa kedatangan mereka kesana pun sematamata untuk meminta obat. Setelah masing-masing pihak saling memandang sesaat lamanya, Leng Hong Too-jin tanpa mengucapkan sepatah katapun, lalu membimbing tangan Sin-ho Tam Peng masuk kerumah Tabib Sakti tersebut, maka tiba-tiba Cu-kat Beng berkata dengan suaranya yang bernada rendah : "Mari kita segera pergi. Ie It Hui melihat wajah Cu-kat Beng bersungguhsungguh, dia yakin telah terjadi sesuatu yang tak diinginkan, maka sambil buru-buru mendukung Souw Eng Swat, lekas-lekas ia pergi keluar dari hutan bambu itu. Dia merasakan bahwa nafas Souw Eng Swat sangat berat sekali, tampaknya sudah kembung-kempis saja, maka tidak terasa lagi dia bertanya dengan gugup : "Luka Sumoay bagaimana dirawatnya? Cu-kat Beng menjawab : "Jangan khawatir, aku telah mengambil satu botol obat mujarab dari Tabib Sakti

21 tersebut. Ie It Hui dengan perasaan ragu-ragu lalu berpikir pada dirinya sendiri : "Kenapakah Tabib Sakti ini sekarang dengan secara tiba-tiba menjadi begitu dermawan sekali dan mau menyerahkan obat 'Tui-hun-tan'-nya pada Cu-kat Beng? Sekonyong-konyong dia berseru : "Sumoay! Lalu dia ulurkan tangannya meraba hidung Souw Eng Swat, dan dengan perasaan kaget sekali dia berkata : "Celaka, pernafasan Sumoay agaknya sudah berhenti menghembus! Pada saat itu mereka sudah melampaui hutan bambu tersebut. Sambil berjalan disamping kereta mereka. Cu-kat Beng lalu memandang kebelakang sambil mengeluarkan sebotol obat yang berwarna hijau dan berkata : "Tui-hun-tan ini baik ditelankan kemulut Sumoay sebanyak tiga butir, obat ini pasti akan menolongnya. Belum lagi perkataan ini habis diucapkannya, dari dalam hutan bambu tersebut berkelebat satu bayangan manusia, yang sekonyong-konyong berhenti dimuka mereka. Dengan tertawa dingin orang tersebut berkata : "Sungguh kejam sekali kamu 'Kong Tong Sam Coat Kiam'! Ternyata kalian telah membunuh mati Tabib Sakti itu! Lalu dengan ekor matanya dia melirik kearah botol obat yang sedang dipegang oleh Cu-kat Beng, dengan mana ia melanjutkan perkataannya : "Bahkan kalian telah mencuri juga obat 'Tui-hun-tan' pula. Hmmm! Ternyata ahli pedang seluruh jagat telah menghasilkan murid yang sangat baik sekali! Waktu Ie It Hui mendengar bahwa Tabib Sakti itu sudah meninggal dunia, dia menjadi sangat terkejut juga. Cu-kat

22 Beng pun sambil tertawa hambar lalu berkata : "Too-su dari Bu-tong-pay pun ternyata lihay juga, ya? Tanpa membedakan hijau merah ataupun putih lagi, lalu sembarangan saja menuduh orang! Leng-Hong Tojin tertawa pula sambil berkata : "Bagus, aku telah menuduhmu. Sehabis berkata begitu, lalu dia kembali masuk kedalam hutan bambu itu. Kemudian Cukat Beng memandang pada Ie It Hui, yang tampaknya sangat curiga terhadapnya dan berkata : "Lekas naik kereta, sebentar lagi akan aku jelaskan duduknya perkara yang sebenar-benarnya. Ternyata para too-su dari Bu-tong-pay sekalipun ribut mulut dengan Cu-kat Beng, tapi masing-masing pihak mementingkan untuk menolong kawannya lebih dahulu, oleh karena itu, lalu mereka mengambil jalan sendirisendiri. Hal ini, baiklah untuk sementara kita tinggalkan dahulu. Sekarang kita balik meninjau pemuda Lie Siauw Hiong. Pada saat dia ditawan musuhnya, ternyata dia tidak kehilangan ingatan. Dia tidak bisa berbicara... kaki dan tangannyapun tidak dapat digerakkannya, karena ia dikempit dan dibawa pergi oleh Biu Chit Nio. Hanya disamping badannya, dia merasa angin menghembus amat kencangnya. Pada saat itu lawannya melarikannya dengan amat cepatnya. Tadinya dia merasa bahwa ilmu kepandaian meringankan tubuhnya, 'Am-eng-pu-hiang' sudah terlatih sempurna, tapi tak disangka-sangka kepandaian lawannya ini jauh melebihi kepandaiannya sendiri. Kini ia insyaf, bahwa ilmu tersebut tidak dapat dipelajari sampai pada sesuatu batas tertentu, karena bila seseorang mempunyai kepandaian yang sangat

23 tinggi, maka pasti ada lain orang yang dapat melebihi kepandaiannya. Begitulah orang didunia ini dalam menuntut ilmu selalu atas mengatasi tanpa habis-habisnya. Kemudian Lie Siauw Hiong berpikir tentang keselamatan dirinya, maka diam-diam dia berpikir : "Apakah kesalahan yang telah kuperbuat terhadap orang aneh dan luar biasa ini? Mengapa dia secara mendadak sekali mengancamku? Lie Siauw Hiong hanya dapat mengeluh saja, tapi pada saat itu bernafaspun dirasakannya agak sulit. Kaki dan tangannya mulai merasa agak kesemutan. Penderitaannya pada saat itu adalah suatu pengalaman pahit getir yang tak dapat dilukiskannya dengan kata-kata. Begitulah untuk pertama kalinya Lie Siauw Hiong merasa dirinya terkena totok orang, maka dalam kegugupan serta kemarahannya, membuat perasaan membenci lawannya tidak terhingga besarnya. "Sekali ini bila aku dapat melarikan diri, aku akan berlatih lebih giat lagi, kemudian setelah sempurna, akan kupertunjukkan hasil godokan ilmuku itu pada Biu Chit Nio ini. Tapi tak tahu ia siapakah orang yang telah menotoknya itu. Laki-lakikah, atau perempuankah ia itu? Tapi hidungnya segera menangkap bebauan yang harum

24 sekali. Bau itu bersumber dari badan Biu Chit Nio. Begitu dia menyedot dalam-dalam hawa tersebut, diam-diam dia berpikir : "Bau ini ternyata tidak jauh bedanya dengan bau yang dipancarkan oleh Leng Moay-moay. Kembali dia menghisap hawa tersebut sambil memikirkan diri Kim Bwee Leng : "Sekarang mungkin Kim Bwee Lang sudah mati karena menanggung perasaan kesal. Karenanya, pikiran Lie Siauw Hiong menjadi gundah gulana dan kacau-balau. Tiba-tiba ia merasa angin disamping badannya berbenti berhembus, cepat dia memusatkan seluruh perhatiannya. Sambil memandang keempat penjuru, ternyata dia sudah berada dalam satu ruangan dari sebuah kapal pula. Hatinya bertambah gusar, akhirnya dia berpikir : "Mengapa kini aku berada didaerah perairan? Dan diatas kapal siapakah aku gerangan? Biu Chit Nio telah membantingkan tubuh Lie Siauw Hiong dilantai kapalnya. Si pemuda yang dibantingkannya itu tulang tubuhnya merasa seakan-akan hancur luluh dan tak terperikan sakitnya. Nafasnya sengal-sengal. Pada saat itu selain kehilangan kebebasannya, diapun tak bisa bergerak. Tubuhnya terbaring dilantai kapal tersebut, berkeluk berpangku lutut, hingga amat tak sedap dipandang mata. Bu Heng Seng yang sudah banyak mengerahkan tenaganya itu, kelihatan dipantai tersebut bulak-balik dua kali, membuat air sungai tersebut bergolak-golak, tapi ia tak juga berhasil menemukan bayangan orang yang sedang dicari-carinya itu. Maka dengan penuh kemarahan dan kemendongkolan lalu kembali kekapalnya. Sewaktu dia tiba kekapalnya, ternyata orang yang sedang dicari dan hendak

25 ditangkapnya itu sudah berada disitu. Biu Chit Nio sambil tertawa berkata pada Bu Heng Seng : "Biasanya kau mengatakan aku seorang bodoh, tapi sekarang justeru adalah giliranku untuk menyebut kaulah yang bodoh, bukan? Sambil tertawa getir Bu Heng Seng menyahut : "Anak ini ternyata sangat cerdik sekali. Thio Ceng waktu melihat 'pemuda yang bermata besar ini' kena tertangkap oleh ibunya, kembali hatinya kaget bercampur gembira, kagetnya ialah entah apa gerangan yang hendak dilakukan terhadap pemuda ini oleh ayah dan ibunya, gembiranya ialah karena dia dapat berjumpa kembali dengan pemuda ini. Biu Chit Nio lalu berkata kepada Bu Heng Sang : "Apakah kau sudah menanyakan dengan sejelas-jelasnya mengenai saputangan itu? Bu Heng Seng menjawab : "Saputangan itu benar kepunyaannya, dan dia sendiripun telah mengakuinya. Biu Chit Nio dengan suara yang sangat benci dan gemas lalu berkata : "Aku ingin membawanya pulang kepulau kita, untuk membawa dia kemakam Kiu Moay, kemudian barulah aku membunuh dia untuk dijadikan barang sajian, sebagai balasan atas kekejamannya dahulu. Dengan gugup Thio Ceng berkata : "Kenapakah kita harus kembali kepulau? Kemudian dengan suaranya yang perlahan dia berkata pula : "Aku tidak mau turut! Bukankah ayah pernah meluluskan permintaanku, untuk bermain-main sepuas-puasnya ditempat ini? Sekarang belum lagi aku dapat bermain-main dengan puas, tapi mengapa mendadak sontak hendak pulang kembali kepulau kita yang amat kecil itu? Sungguh-sungguh membuat aku

26 mati berulam jantung karena kesal dan kesepian disana! Dengan tertawa Bu Hang Seng berkata : "Apa yang kau katakan, pulau Bu-khek-too kita tidak enak untuk bermainmain? Orang-orang dikalangan Kang-ouw diseluruh dunia ingin pergi kepulau kita itu, dan orang-orang biasa kesana sengaja untuk berparawisata. Dengan perasaan yang amat terkejut, Lie Siauw Hiong berpikir : "Ternyata orang ini adalah pemilik dari pulau Bukhek-too, kenapakah aku hendak dibawanya kesana? Dan apakah kesalahan yang telah kuperbuat terhadap Tong Hay Sam Sian (Tiga Dewa dari Lautan Timur) ini? Segala-galanya ini hanya Yang Maha Esalah yang tahu. Sambil memonyongkan mulutnya dan dengan suara yang amat merdu, Thio Ceng lalu berkata : "Mereka ingin datang adalah urusan mereka sendiri, aku... Sambil mengerutkan keningnya Bu Heng Seng membentak : "Jangan kau banyak cakap! Jika ingin pergi bermain-main di Tiong-Goan, waktunya masih banyak dikemudian hari. Tapi kini kita harus kembali kepulau sekarang juga. Mata Thio Ceng menjadi merah, air matanya mulai jatuh berderai-derai. Biu Tihit Nio lalu memeluk anaknya Thio Ceng ini kedadanya sambil berkata dengan lemah-lembut : "Anak goblok, kau mengapa harus berlaku begitu kesusu? Ayah dan ibumu tentu saja tidak hendak memaksa kau berdiam seumur hidup dipulau Bu-khek-too. Dikemudian hari kau

27 harus menikah dan bila kau sudah menikah, kau boleh pergi kemana kau suka untuk bermain-main. Coba kau katakan, benar tidak? Saking merasa malu, muka Thio Ceng menjadi merah saga. Tanpa disadarinya apa sebabnya, dia selalu terkenang pada 'pemuda bermata besar' yang sedang terbaring dilantai kapalnya ini. Dia berpikir : "Asal saja dikemudian hari dia dapat menemani aku bermain-main, alangkah baiknya. Tapi bila mereka sudah kembali kepulau, dia pasti akan dihukum oleh ayah dan ibuku. Oleh karena berpikir begitu, tidak terasa lagi hal ini menjadi pukulan bathinnya yang sangat hebat. Biu Chit Nio lalu mengusap-usap rambut anaknya yang sangat bagus itu, dan sambil menunjuk kearah tubuh Lie Siauw Hiong dia berkata : "Tapi kau dikemudian hari jangan sekali-kali menikah dengan orang semacam dia ini. Dia adalah she Bwee, namanya San Bin. Ah-iepun justeru karena kesal terhadapnya, sehingga menyebabkan dia sampai meninggal dunia. Ibumu akan membunuhnya, untuk membalaskan sakit hati Ah-iemu! Pada saat itu Lie Siauw Hiong merasa sangat terkejut, setelah mendengar ibu Thio Ceng yang menjelaskan halnya tadi. Barulah sekarang dia insyaf, apa maksud orang ini sebenarnya menangkapnya mati-matian. "Oh, ternyata urusan ini bersangkut-paut dengan urusan Siok-siok. Ia menganggap aku Bwee San Bin, alangkah malang dan celakanya nasibku ini. Tapi sebaliknya bila tidak ada Bwee Siok-siok, aku mana bisa mempunyai hari depan seperti hari ini? Tentu lama sebelumnya mungkin aku sudah mati dipuncak gunung Ngo-hoa-san. Sekarang aku mewakilkan

28 dia untuk mati. Hal itu aku tidak berkeberatan untuk sekedar guna membalas budinya. Kemudian dia melanjutkan perasaan hatinya : "Tapi cara kematianku ini sungguh-sungguh terlampau tidak berharga dan keterlaluan. Apakah yang telah diperbuat Bwee Sioksiok terhadap 'Kiu Ah-ie' ini? Dan apakah barangkali Bwee Siok-siok telah menganiaya Kiu Ah-ie ini, sehingga akhirnya dia mengalami kematiannya? Sekonyong-konyong dia teringat pada hari pertama waktu pertama kalinya dia tiba dirumahnya Bwee San Bin. Pada saat itu dirungan depan dia mendengar 'Hauw Jie Siok'-nya pernah mengatakan hal itu kepadanya, tapi pada waktu itu dia sama sekali tidak mengerti persoalannya. Tetapi sekarang hal ini sudah menjadi terang benderang baginya, hingga diam-diam dia berpikir : "'Kiu Ah-ie' ini mungkin juga setelah mendengar Bwee Siok-sioknya telah meninggal dunia, lantas dia pergi menuntut balas, tapi akhirnya diapun binasa, entah kenapa tidak diketahui. Apa lagi pemilik pulau Bu-khek-too ini mempunyai ilmu kepandaian silat yang sangat tinggi sekali, tapi meskipun demikian orangnya sangat sembrono. Karena belum lagi dia menyelidiki duduk perkara sebenarnya mengenai kematian Ah-ie ini, dan belum pula bertanya secara cermat pada orang yang bersangkutan, dia mengira Lie Siauw Hiong adalah Bwee Siok-sioknya sendiri yang telah mencelakai dia. Ai, bukankah hal ini merupakan satu kekeliruan yang besar sekali? Kendatipun hatinya berpendapat demikian, tapi ia tak dapat mengatakannya. Dan saking gugupnya, dahinya menjadi basah dengan keringat. Dengan tertawa dingin Biu Chit Nio lalu berkata : "Kau

29 ternyata takut mati juga, ya? Lalu Biu Chit Nio bertepuk tangan, kemudian datang dua pemuda yang berbadan tegap. Mereka ini adalah kelasikelasi. Biu Chit Nio lalu memerintahkan mereka sambil berkata : "Putar haluan ke Timur, kita akan pulang kembali. Kedua kelasi tersebut dengan berlaku hormat sekali menyatakan menurut perintah. Dan bersamaan dengan itu, Biu Chit Nio pun berkata lagi : "Lekas bawa orang ini ketempat simpanan barang-barang dibagian belakang dari ruangan kapal kita ini. Setiap hari beri dia makan sedikit bubur, jangan biarkan dia mati kelaparan ditengah perjalanan. Karena marahnya, dari tujuh anggota badan Lie Siauw Hiong seolah-olah mengeluarkan asap. Dia dapat membedakan orang dengan baik sekali. Tidak perduli apakah orang itu berbudi ataukah bermusuhan dengan dia, dia pandang hal tersebut dengan sama pentingnya. Bagi orang yang baik terhadapnya, dia akan berusaha untuk membalas kebaikan terhadap orang itu, dan jika orang itu berlaku jahat terhadapnya, diapun akan berikhtiar pula untuk membalasnya. Maka disaat itu kebenciannya mencapai puncaknya terhadap Biu Chit Nio. "Asal saja aku tidak mati, aku akan memberi pelajaran terhadap perempuan itu, pikirnya. Setelah dia mengambil keputusan ini, diapun akan

30 berdaya-upaya untuk membalasnya. Kemudian dia merasakan tubuhnya seakan-akan sehelai papan saja, dilemparkan kesana-kemari seenaknya dilantai kapal. Tapi waktu tubuhnya hendak dibawa keluar, dia melihat muka gadis cilik yang berbaju putih itu tengah memandang kepadanya dengan pandangan yang menunjukkan rasa kasihan terhadapnya. Hal ini membuat hatinya merasa terharu sekali. Namun pandangan Lie Siauw Hiong ini sebentar saja, karena tubuhnya sudah dibawa keluar. Kedua kelasi ini memperlakukannya sangat kasar sekali, dia tidak menganggap Lie Siauw Hiong seperti orang, melainkan seperti barang saja. Dia melihat dilangit sebuah sinar terkilas, sewaktu dia dilemparkan keruangan kapal yang amat gelap gulita itu. Dia seperti orang yang sudah mati saja, berbaring diruangan kapal yang gelap itu. Sekian kali badannya dilemparkan agak jauh, sekian kali pula dia merasa badannya semakin sakit. Diruangan kapal dimana terakhir ia dilemparkan, ia mencium bau busuk yang sangat menusuk hidung dan sukar dapat ditahan hingga kepalanya dirasakan sangat pusing sekali. Sedikitpun Lie Siauw Hiong tidak pernah menduga,

31 bahwa dirinya akan mengalami peristiwa sepahit itu. Saking marahnya, seakan-akan dia hendak muntahkan darah saja rasanya. Tapi biar bagaimanapun ia tidak berdaya sama sekali, apalagi ilmu totokkan pemilik pulau Bu-khek-too ini dapat membikin orang yang tertotok sukar bernafas. Ilmu totokan tersebut ternyata lebih lihay daripada totokan partai Tiam Cong yang disebut ilmu 'Chit-coattiong-ciu'. Sekarang baru dia tahu bahwa dirinya telah mengalami kekalahan, hingga kini terpaksa dia berlaku tenang dan tidak ingin melakukan pergerakan apa-apa. Entah sudah berapa lama waktu sudah berlalu, kelasi yang kasar itu berjalan masuk, lalu dengan menggunakan mangkok besar yang berisikan bubur mereka membuka mulut Lie Siauw Hiong, kemudian menuangkan semua isi bubur itu ketenggorokan si pemuda. Bubur itu sedang panas-panasnya, sehingga tenggorokan Siauw Hiong terasa melepuh. Penderitaannya ini membuat hatinya serasa ditusuk-tusuk dan diiris-iris dengan sembilu. Karena bila dia tidak mau, dia tidak berdaya sama sekali, maka orang-orang tersebut merasa lebih senang lagi dapat memperlakukan pemuda ini dengan cara demikian berulang-ulang, dan tidak lama kemudian dia datang lagi dengan membawa pula sebuah mangkok berisikan bubur panas. Begitulah dalam waktu yang pendek sekali, dia sudah memberi makan bubur pada pemuda itu beberapa kali. Akhirnya Lie Siauw Hiong merasa perutnya sudah kembung, sehingga dia tidak berdaya untuk mencegahnya. Setelah menelan bubur itu sebanyak enam atau tujuh mangkok, dia sesungguhnya sudah tidak tahan lagi.

32 Perbuatan ini lebih kejam daripada hukuman apapun jua, apa lagi bubur tersebut masih panas sekali. Waktu masuk kekerongkongannya, terasa olehnya sakit sekali, maka dapat dibayangkan betapa hebatnya penderitaannya lahir-batin yang ditanggungkannya dewasa itu. Kesemuanya ini membuat dia semakin bertambah benci saja terhadap Biu Chit Nio. Sekonyong-konyong terdengar suara langkah kaki orang yang mendatangi lagi. Mendengar ini Lie Siauw Hiong tambah mengeluh. Dia mengira bahwa mereka yang sedari tadi bertubi-tubi memberi makan bubur panas kepadanya, kini mendatangi lagi. Ia terpaksa memejamkan matanya rapat-rapat. Pada saat itu dirasakannya ada sebuah tangan yang licin dan halus mengusap-usap mukanya. Tangan tersebut bukanlah tangan yang berbulu, tapi licin dan putih halus melebihi batu giok layaknya. Lagi pula orang tersebut membawa bau badan yang sangat harum sekali. (Oo-dwkz-oO) Jilid 13 Lie Siauw Hiong lalu membuka matanya. Selama sepuluh tahun dia melatih diri dikamar batunya, dia sudah biasa melihat barang-barang ditempat gelap dengan tak ubahnya seperti disiang hari saja, maka pada saat itu tentu saja dia dengan mudah dapat melihat sebuah wajah yang

33 sangat cantik jelita. Wajah yang dilihatnya itu lalu tertawa, sehingga dikedua pipinya kelihatan lesung pipitnya yang manis menggiurkan, seakan-akan sekuntum bunga yang sedang mekar. Perasaan hatinya menjadi sangat sedap. Bahkan sejak lahir, dia sudah mempunyai perasaan yang sangat berkesan dan memuji akan 'kecantikan', apa lagi dibawah pimpinan Bwee San Bin yang sedemikian lamanya, maka perasaan ini dengan sendirinya semakin berkembang segar saja. Perasaan mana, bukanlah setiap orang dapat mangertinya. Hal itu baru didapatkannya setelah mangalami banyak hal-hal yang bersangkutan dengan kecantikan yang sangat mahal sekali nilainya ini. Pada saat itu ketika melihat kecantikan yang luar biasa ini, dalam hati Siauw Hiong tidak pernah timbul perasaan yang bukanbukan, selain merasa dirinya lebih dekat kepada orang yang bersangkutan itu. Waktu Thio Ceng merasa dirinya dipandang begitu rupa oleh Lie Siauw Hiong, diapun lalu tertawa dengan manisnya dan dalam hatinya dia telah mengambil keputusan yang pasti, yaitu : "Melepaskan Lie Siauw Hiong

34 supaya dia dapat melarikan diri. Sekalipun dalam hatinya dia merasa serba salah, tapi dia tahu asal saja dia dapat melepaskan 'pemuda bermata besar ini' untuk melarikan dirinya, maka dikuatirkannya dikemudian hari dia tak mempunyai kesempatan lagi untuk saling berjumpa kembali dengannya. Tapi dia tak sampai hati akan ayah dan ibunya sampai membunuh pemuda ini, sekalipun pemuda ini telah membuat kesalahan, yang menurut perkiraannya, kesalahan Lie Siauw Hiong itu belum patut mendapat ganjaran hukuman mati. Gadis yang masih murni ini sangat besar sekali perasaan kasihnya terhadap pemuda ini. Perasaan 'cinta' dan 'benci' dari pemuda ini jauh lebih besar bila dibandingkan dengan perasaan 'benar' dan 'salah', perasaan mana dirasakan juga Thio Ceng pada saat itu. Dengan suara yang perlahan dia berkata : "Aku akan melepaskan kau. Kapal ini berjarak dekat sekali dengan pantai, kau pasti dapat melarikan dirimu. Kau harus lekaslekas melarikan diri, bila tidak ingin diketahui oleh orang tuaku. Jempol kanannya lalu menekan jalan darah 'Bun-hianghiat' dibawah hidungnya, lantas tangannya dengan cepat menepuk dua kali didada dan perut pemuda itu, maka pada saat itu juga tubuh Lie Siauw Hiong yang kaku itu segera dapat bergerak kembali dengan leluasa. Kini dengan sedikit gerakan saja, ia lalu berdiri dihadapan Thio Ceng, yang pada saat itu juga hidungnya dapat menangkap bau-bauan yang wangi dari tubuh pemudi itu. Pada saat itu seakan-akan dunia ini penuh oleh wangi-

35 wangian yang semerbak baunya. Mereka merasakan bahwa dunia ini seolah-olah tiada berpenghuni, selain mereka berdua saja. Mereka seakan-akan dapat mendengar debaran jantung masing-masing. Lie Siauw Hiong berdiri terpaku seketika, otaknya terasa sangat kosong, hingga dia tidak tahu lagi perkataan apa yang baik yang harus diucapkannya dihadapan pemudi itu. Setelah berselang lama juga dengan penuh kegugupan, Thio Ceng berkata : "Kau lekas lari, kalau sampai ketahuan oleh ayah, pasti hal ini tidak mungkin dapat kau lakukan! Dimulut ia berkata begitu, tetapi dalam hati sebenarnya dia tak ingin ditinggalkan oleh pemuda yang bermata besar ini. Lie Siauw Hiong sambil menekan perasaan hatinya yang rindu, segera menggerakkan kaki dan tangannya mencelat keluar dari dalam kapal bagaikan seekor burung kepinis gesitnya. Sementara Thio Ceng lalu mengantarkan bayangan Lie Siauw Hiong dengan didalam hatinya berpikir : "Perpisahan pada kali ini, bilamanakah kiranya dapat berjumpa lagi? Diluar kapal yang sedang berlabuh dengan tenangnya itu, keadaan sangat gelap sekali. Jarak kapal dari pantai tak seberapa jauh, tepat seperti apa yang dikatakan oleh Thio Ceng tadi, yang kalau diukur jaraknya, kurang lebih tujuh atau delapan tombak jauhnya. Jarak sejauh itu bagi Lie Siauw Hiong bukanlah merupakan suatu halangan yang sulit. Maka dengan sekali mencelat saja, tubuhnya sudah melayang sejauh lima tombak lebih, kemudian lalu digerakkannya tubuhnya kembali, untuk dapat melayang mencapai daratan. Keadaan disana-sini sunyi-senyap, hingga hanya suara

36 air mengalir saja yang terdengar, tapi dalam kesunyian malam itu tiba-tiba terdengar suara dingin yang berkata : "Bagus! Sekalipun suara itu kaku, tetapi gemanya jelas terdengar diudara. Sewaktu baru saja kakinya menginjak pantai, sekonyongkonyong dari sampingnya berkelebat satu bayangan orang, ternyata dihadapannya berdiri seorang yang memakai pakaian yang berwarna putih. Dalam waktu sekejap itu saja, hatinya tiba-tiba berpikir : "Mustahilkah dia tidak mengijinkan aku melarikan diri, lalu dia datang mengejar lagi? Ketika dia menatapkan matanya memandang dengan cermat, tidak terasa lagi semangatnya melayang keudara. Orang yang berdiri dimukanya adalah seorang anak sekolah yang berpakaian putih, yaitu pemimpin pulau Bukek-too. Tadinya Lie Siauw Hiong menduga, bahwa orang tersebut adalah gadis Thio Ceng adanya. Dengan suara yang dingin Bu Heng Seng berkata : "Apakah kau pikir kau akan dapat melarikan diri? Lie Siauw Hiong tahu kekuatan dirinya sendiri dan dia tahu pula bahwa dirinya pasti tidak dapat melarikan diri dengan bebas, karena biar bagaimanapun dia tidak dapat memenangkan orang ini, maka dia berkata : "Tuan telah menduga banyak hal-hal yang keliru terhadap diriku, aku... Dengan suara tertawanya yang tajam dia memutuskan perkataan pemuda itu, lalu dia mengulurkan sepuluh jarinya yang mirip sepit itu. Dari tangan kanannya yang terdiri dari jari telunjuk, tengah, dan jempol menotok jalanjalan darah 'Tian-cong', 'Kian-ceng' dan 'Giok-cin' ditubuh lawannya. Sedangkan jari-jari tangan kirinya menotok jalan

Pertama Kali Aku Mengenalnya

Pertama Kali Aku Mengenalnya 1 Pertama Kali Aku Mengenalnya Aku berhasil menjadi kekasihnya. Laki-laki yang selama 4 tahun sudah aku kagumi dan cintai. Aku pertama kali bertemu dengannya ketika aku duduk di bangku SMP. Saat itu hidupku

Lebih terperinci

Raja Langit, Raja Bumi, dan Putri Bulan Kisah dari Sulawesi Selatan

Raja Langit, Raja Bumi, dan Putri Bulan Kisah dari Sulawesi Selatan Raja Langit, Raja Bumi, dan Putri Bulan Kisah dari Sulawesi Selatan Kisah ini mengajarkan dua hal: Pertama, bahwa setiap peperangan yang dikobarkan oleh rasa iri dan benci hanya akan menghancurkan semua

Lebih terperinci

LUCKY_PP UNTUKMU. Yang Bukan Siapa-Siapa. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

LUCKY_PP UNTUKMU. Yang Bukan Siapa-Siapa. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com LUCKY_PP UNTUKMU Yang Bukan Siapa-Siapa Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com UNTUKMU Yang Bukan Siapa-Siapa Oleh: Lucky_pp Copyright 2014 by Lucky_pp Desain Sampul: Ii dan friend Diterbitkan

Lebih terperinci

Kura-kura dan Sepasang Itik

Kura-kura dan Sepasang Itik Kura-kura dan Sepasang Itik Seekor kura-kura, yang kamu tahu selalu membawa rumahnya di belakang punggungnya, dikatakan tidak pernah dapat meninggalkan rumahnya, biar bagaimana keras kura-kura itu berusaha.

Lebih terperinci

Yang Mencinta dalam Diam

Yang Mencinta dalam Diam Yang Mencinta dalam Diam Aku melihat sebuah abstrak dengan gambar batu-batu cantik menyerupai sebuah rumah, lengkap dengan air-air jernih dibatu-batu tersebut, mereka mengalir dan bergerak sebebas-bebasnya,

Lebih terperinci

Sebuah kata teman dan sahabat. Kata yang terasa sulit untuk memasuki kehidupanku. Kata yang mungkin suatu saat bisa saja meninggalkan bekas yang

Sebuah kata teman dan sahabat. Kata yang terasa sulit untuk memasuki kehidupanku. Kata yang mungkin suatu saat bisa saja meninggalkan bekas yang Prolog Seorang teman atau bahkan lebih dari sekedar teman, ya tepatnya adalah sahabat? Apa yang kalian tau tentang teman ataupun sahabat? Dua kata yang hampir serupa, namum mempunyai arti begitu berbeda

Lebih terperinci

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan. 1st Spring Hujan lagi. Padahal ini hari Minggu dan tak ada yang berharap kalau hari ini akan hujan. Memang tidak besar, tapi cukup untuk membuat seluruh pakaianku basah. Aku baru saja keluar dari supermarket

Lebih terperinci

Sayang berhenti menangis, masuk ke rumah. Tapi...tapi kenapa mama pergi, Pa? Masuk Sayang suatu saat nanti pasti kamu akan tahu kenapa mama harus

Sayang berhenti menangis, masuk ke rumah. Tapi...tapi kenapa mama pergi, Pa? Masuk Sayang suatu saat nanti pasti kamu akan tahu kenapa mama harus SATU Love is that condition in which the happiness of another person is essential to your own - ROBERT A. HEINLEIN Kenapa Mama harus pergi? tanya seorang anak berusia sekitar delapan tahun. Mama harus

Lebih terperinci

Pantang Menyerah. Nasution 1. Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011

Pantang Menyerah. Nasution 1. Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011 Nasution 1 Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011 Pantang Menyerah Saya berjalan di tengah kota, cuaca begitu indah. Dagangan di kota tampaknya telah terjual semua.

Lebih terperinci

PATI AGNI Antologi Kematian

PATI AGNI Antologi Kematian PATI AGNI Antologi Kematian Ita Nr. KATA PENGANTAR PATI AGNI Antologi Kematian Dalam Bahasa Sansekerta, Pati berarti mati, Agni berarti api. Pati Agni adalah mematikan api (kehidupan). Semua makhluk hidup

Lebih terperinci

Yui keluar dari gedung Takamasa Group dengan senyum lebar di wajahnya. Usaha kerasnya ternyata tak sia-sia. Dia diterima berkerja di perusahaan itu

Yui keluar dari gedung Takamasa Group dengan senyum lebar di wajahnya. Usaha kerasnya ternyata tak sia-sia. Dia diterima berkerja di perusahaan itu PROLOG Yui mengerjapkan matanya yang berat dan menggerakan tubuhnya turun dari ranjangnya. Seluruh badannya terasa remuk, dan kepalanya terasa amat pening. Mungkin karena aku terlalu banyak minum semalam,

Lebih terperinci

elah menunjukkan dirinya dengan segala kesaktiannya. Karena takutnya, mereka lalu menjatuhkan dirinya berlutut. Mereka para

elah menunjukkan dirinya dengan segala kesaktiannya. Karena takutnya, mereka lalu menjatuhkan dirinya berlutut. Mereka para elah menunjukkan dirinya dengan segala kesaktiannya. Karena takutnya, mereka lalu menjatuhkan dirinya berlutut. Mereka para nelayan yang pencaharian sehari-harinya bersumber dari air, sangat mementingkan

Lebih terperinci

yang paling tidak pernah luput dari kematian adalah cairan ini. Wanita itu meringis ngilu. Semua yang menimpanya kini sudah jelas bagian dari

yang paling tidak pernah luput dari kematian adalah cairan ini. Wanita itu meringis ngilu. Semua yang menimpanya kini sudah jelas bagian dari PROLOG Queenstown Singapore, 1970 Apartemen setinggi ratusan kaki itu mustahil akan membuatnya mudah turun dan keluar. Dia ada di lantai paling atas. Bersama tiga nyawa yang telah hilang dengan beragam

Lebih terperinci

Kalau kau mendengar sesuatu, itu akan hanya memudar dan menjadi bagian dari latar belakang.

Kalau kau mendengar sesuatu, itu akan hanya memudar dan menjadi bagian dari latar belakang. Induksi Jika aku mengatakan kepadamu, lihatlah seekor burung merah, dapatkah kau melihatnya untukku? Lihatlah setangkai bunga kuning. Lihatlah sebuah mobil biru. Lihatlah seekor anjing dan seekor kucing.

Lebih terperinci

Mata Tomi terbelalak, ketika menyadari dia berada

Mata Tomi terbelalak, ketika menyadari dia berada Petualangan Tomi di Negeri Glourius Oleh: Desi Ratih Mata Tomi terbelalak, ketika menyadari dia berada di tempat yang begitu asing baginya. Suasana gelap dan udara yang cukup dingin menyelimuti tempat

Lebih terperinci

2. Gadis yang Dijodohkan

2. Gadis yang Dijodohkan 2. Gadis yang Dijodohkan Burung-burung berkicau merdu di tengah pagi yang dingin dan sejuk. Dahan-dahan pohon bergerak melambai, mengikuti arah angin yang bertiup. Sebuah rumah megah dengan pilar-pilar

Lebih terperinci

Bagian 1 : Tak Kan Kubiarkan Kau Merebutnya Dariku!

Bagian 1 : Tak Kan Kubiarkan Kau Merebutnya Dariku! Bagian 1 : Tak Kan Kubiarkan Kau Merebutnya Dariku! Mesin mobil sudah mati beberapa menit yang lalu, tapi Zhara masih duduk diam dibelakang kemudi. Sibuk menenangkan debar jantungnya, berusaha untuk bisa

Lebih terperinci

CINTA 2 HATI. Haii...! Tiara terkejut, dan menatap pada pria itu. Pada saat itu, ternyata pria itu juga menatap kearah Tiara. Mereka saling menatap.

CINTA 2 HATI. Haii...! Tiara terkejut, dan menatap pada pria itu. Pada saat itu, ternyata pria itu juga menatap kearah Tiara. Mereka saling menatap. CINTA 2 HATI Udara sore berhembus semilir lembut,terasa sejuk membelai kulit.kira kira menunjukan pukul 16.45 WIB. Seorang gadis yang manis dan lugu sedang berjalan didepan rumahnya itu. Tiba tiba seorang

Lebih terperinci

Diceritakan kembali oleh: Rachma www.dongengperi.co.nr 2008 Cerita Rakyat Sumatera Utara Di tepi sebuah hutan kecil yang hijau, sebuah danau yang berair jernih berkilau disapa mentari pagi. Permukaannya

Lebih terperinci

Air mataku berlinang-linang sewaktu dokter mengatakan

Air mataku berlinang-linang sewaktu dokter mengatakan Bagian I 1 2 Air mataku berlinang-linang sewaktu dokter mengatakan keputusasaannya untuk mengobatiku. Aku ingat benar bagaimana harapanku dulu untuk sembuh di dalam rawatannya seperti pasien-pasien yang

Lebih terperinci

SATU. Plak Srek.. Srek

SATU. Plak Srek.. Srek SATU Plak Srek.. Srek Kertas coklat bertuliskan WANTED itu terlepas dari dinding tempat ia tertempel tadi. Tejatuh ke lantai yang juga terbuat dari kayu. Sehingga gambarnya orang bertopi besar mirip pembungkus

Lebih terperinci

Perlu waktu bagi anak anak itu untuk menjadi bagian dari kegelapan sebelum pohon pohon terlihat lebih jelas. Sebelum semak semak tinggi terlihat

Perlu waktu bagi anak anak itu untuk menjadi bagian dari kegelapan sebelum pohon pohon terlihat lebih jelas. Sebelum semak semak tinggi terlihat Perlu waktu bagi anak anak itu untuk menjadi bagian dari kegelapan sebelum pohon pohon terlihat lebih jelas. Sebelum semak semak tinggi terlihat lebih jelas. Sebelum batang pohon terlihat seperti batang

Lebih terperinci

PROLOG. Wow, lihat! Dia datang. Kata Ronald sambil bersiul.

PROLOG. Wow, lihat! Dia datang. Kata Ronald sambil bersiul. PROLOG Frankfurt, Germany. Nick umur 9 tahun. Aku berlarian di padang rumput. Mengitari lapangan yang seperti permadani hijau. Rumput-rumputnya sudah mulai meninggi. Tingginya hampir melewati lututku.

Lebih terperinci

SYAIR KERINDUAN. Genre: Puisi-puisi cinta, sahabat, keluarga semuanya tentang CINTA dan CITA-CITA.

SYAIR KERINDUAN. Genre: Puisi-puisi cinta, sahabat, keluarga semuanya tentang CINTA dan CITA-CITA. Judul buku: SYAIR KERINDUAN Penulis: Gunawan Tambunsaribu Jlh. Hal: : 251 halaman Genre: Puisi-puisi cinta, sahabat, keluarga semuanya tentang CINTA dan CITA-CITA. Ada rasa SUKA. KEBENCIAN, SEDIH, BAHAGIA,

Lebih terperinci

Dan ia baru menyadari betapa salahnya dirinya. Disana, muncul dari sebelah kirinya, ia merasakan gerakan udara yang cepat. Angin yang berhembus

Dan ia baru menyadari betapa salahnya dirinya. Disana, muncul dari sebelah kirinya, ia merasakan gerakan udara yang cepat. Angin yang berhembus SATU Kalau manusia didesain untuk memiliki lebih dari dua kaki oleh sang Pencipta, ia akan sangat bersyukur saat ini. Ia adalah seorang pria; kegelapan malam menutupi wujudnya. Kegelapan itu merupakan

Lebih terperinci

"Jika saya begitu takut maka biarlah saya mati malam ini". Saya takut, tetapi saya tertantang. Bagaimanapun juga toh akhirnya kita harus mati.

Jika saya begitu takut maka biarlah saya mati malam ini. Saya takut, tetapi saya tertantang. Bagaimanapun juga toh akhirnya kita harus mati. Malam di Perkuburan Diposkan pada 03 Januari 2016 Sebelumnya saya tidak pernah tinggal di tanah perkuburan. Dan tak ingin tinggal di sana. Namun suatu saat saya mengajak seorang pa-kow. Ketika saya sampai

Lebih terperinci

Belajar Memahami Drama

Belajar Memahami Drama 8 Belajar Memahami Drama Menonton drama adalah kegiatan yang menyenangkan. Selain mendapat hiburan, kamu akan mendapat banyak pelajaran yang berharga. Untuk memahami sebuah drama, kamu dapat memulainya

Lebih terperinci

AKU AKAN MATI HARI INI

AKU AKAN MATI HARI INI AKU AKAN MATI HARI INI Cerpen Ardy Kresna Crenata AKU BELUM TAHU DENGAN CARA APA AKU AKAN MATI. Apakah mengiris nadi dengan pisau akan menyenangkan? Atau memukul-mukul tengkorak dengan batu akan jauh lebih

Lebih terperinci

ONIMUSHA Written by REZA FAHLEVI ( )

ONIMUSHA Written by REZA FAHLEVI ( ) ONIMUSHA Written by REZA FAHLEVI ( 09.12.3843 ) Copyright 2011 Reza Fahlevi All Right Reserved SINOPSIS adalah seorang anak laki-laki dari pasangan Yusaku Matsuda dan dari desa kecil bernama Chikuya di

Lebih terperinci

Semalam Aldi kurang tidur. Hujan deras ditambah. Rahasia Gudang Tua

Semalam Aldi kurang tidur. Hujan deras ditambah. Rahasia Gudang Tua Rahasia Gudang Tua Semalam Aldi kurang tidur. Hujan deras ditambah suara petir yang silih berganti membuatnya susah memejamkan mata. Hiasan gantung di luar jendela kamarnya selalu bergerak ditiup angin

Lebih terperinci

Anak laki-laki itu segera mengangkat kakinya. Maaf, ujarnya, sementara si anak

Anak laki-laki itu segera mengangkat kakinya. Maaf, ujarnya, sementara si anak PROLOG S eorang anak laki-laki berjalan menuju rumahnya dengan lemas. Padahal ini adalah hari pertamanya masuk SD, seharusnya dia merasa senang. Dia juga termasuk anak lakilaki yang pemberani karena dia

Lebih terperinci

Eliora. orang yang sedang menjalaninya. 1 Artinya, seberat-berat kami melihat sesuatu terjadi, lebih menyakitkan lagi bagi

Eliora. orang yang sedang menjalaninya. 1 Artinya, seberat-berat kami melihat sesuatu terjadi, lebih menyakitkan lagi bagi 1 Nadia Eliora Yuda Putri Bahasa Indonesia 7 13 September 2012 Pelarian Jauh Di Hutan Duarr! Bunyi ledakan bom tentara-tentara Jepang. Setelah ledakan pertama itu, orang-orang di desaku menjadi kalang

Lebih terperinci

Tukang Grafir. Dari Kumpulan Cerpen "Keberanian Manusia"

Tukang Grafir. Dari Kumpulan Cerpen Keberanian Manusia Dari Kumpulan Cerpen "Keberanian Manusia" Tukang Grafir Hanya ada satu tukang grafir di kota kami dan kebetulan dia adalah paman saya. Kalau dia bercakap dengan saya akhir-akhir ini, dia takkan bercerita

Lebih terperinci

BAB II RINGKASAN CERITA. sakit dan mengantarkan adik-adiknya ke sekolah. Karena sejak kecil Lina

BAB II RINGKASAN CERITA. sakit dan mengantarkan adik-adiknya ke sekolah. Karena sejak kecil Lina BAB II RINGKASAN CERITA Ada dua kewajiban yang paling di benci Lara yang harus di lakukannya setiap pagi. Lara harus mengemudi mobil ayahnya yang besar dan tua ke rumah sakit dan mengantarkan adik-adiknya

Lebih terperinci

Marwan. Ditulis oleh Peter Purwanegara Rabu, 01 Juni :25

Marwan. Ditulis oleh Peter Purwanegara Rabu, 01 Juni :25 Ellen hanya berdiri termangu melihat tubuh Marwan yang kaku terbujur yang tiga perempat tubuhnya tertutup oleh kain putih. Hanya kelihatan kepalanya saja. Ellen hanya ingin melihat wajah Marwan terakhir

Lebih terperinci

Trainers Club Indonesia Surabaya Learning Forum episode 28. Rabu 29 Juli 2009 WILLEM ISKANDAR

Trainers Club Indonesia Surabaya Learning Forum episode 28. Rabu 29 Juli 2009 WILLEM ISKANDAR WILLEM ISKANDAR Willem Iskandar adalah penulis terkenal dari Sumatra Utara, Indonesia. Ia menulis puisi dan buku-buku sekolah. Ia tertarik untuk mengajar dan belajar. Ia adalah seorang Sumatra pertama

Lebih terperinci

- Sebuah Permulaan - - Salam Perpisahan -

- Sebuah Permulaan - - Salam Perpisahan - - Sebuah Permulaan - - Salam Perpisahan - Aku bertemu denganmu lengkap dengan salam perkenalan. Senyummu membaur dengan karamel panas yang kau suguhkan. Katamu cuaca cukup dingin jika hanya duduk diam

Lebih terperinci

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika 1 Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika Kepada yang kekasih saudara-saudari saya seiman di Tesalonika yaitu kalian yang sudah bersatu dengan Allah Bapa dan Tuhan kita Kristus Yesus: Salam

Lebih terperinci

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com MEMBILAS PILU Oleh: Dipa Tri Wistapa Copyright 2014 by Dipa Tri Wistapa Penerbit Dipa Tri Wistapa Website dipoptikitiw@gmail.com

Lebih terperinci

Kilat masih terus menyambar dan menyilaukan mata. Cahaya terangnya masuk melalui celah-celah jendela dan ventilasi udara. Suara petir terus menderu

Kilat masih terus menyambar dan menyilaukan mata. Cahaya terangnya masuk melalui celah-celah jendela dan ventilasi udara. Suara petir terus menderu Kisah Satu (Oktra) Mendamba Angin Malam Hidup adalah tentang berkorban, atau bahkan mengorbankan orang lain untuk hidup kita. Hidup memberikan makna-makna tersirat yang harus kita artikan sendiri sebagai

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. 1. Ada 81 buah idiom yang digunakan dalam novel Ayah karya Andrea

BAB IV PENUTUP. 1. Ada 81 buah idiom yang digunakan dalam novel Ayah karya Andrea BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis data, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan. 1. Ada 81 buah idiom yang digunakan dalam novel Ayah karya Andrea Hirata, yaitu 1) gurat nasib, 2) kucing

Lebih terperinci

Entahlah, suamiku. Aku juga tidak pernah berbuat jahat dan bahkan selalu rajin beribadah, jawab sang isteri sambil menahan air mata.

Entahlah, suamiku. Aku juga tidak pernah berbuat jahat dan bahkan selalu rajin beribadah, jawab sang isteri sambil menahan air mata. Hikayat Cabe Rawit Alkisah, pada zaman dahulu hiduplah sepasang suami-isteri di sebuah kampung yang jauh dari kota. Keadaan suami-isteri tersebut sangatlah miskin. Rumah mereka beratap anyaman daun rumbia,

Lebih terperinci

Awal, Sosok Sang pembunuh Aaarrrrrggghh terdengar suara guraman keras aahhhh, tolong aku teriakan seorang wanita. Ternyata ada demon yang mencoba

Awal, Sosok Sang pembunuh Aaarrrrrggghh terdengar suara guraman keras aahhhh, tolong aku teriakan seorang wanita. Ternyata ada demon yang mencoba Awal, Sosok Sang pembunuh Aaarrrrrggghh terdengar suara guraman keras aahhhh, tolong aku teriakan seorang wanita. Ternyata ada demon yang mencoba memakan jiwa seorang wanita, wanita itu terduduk lemas

Lebih terperinci

My Love Just For You vol1

My Love Just For You vol1 My Love Just For You vol1 By Sita Yang Penerbit Lotus Publisher My Love Just For You Vol1 Oleh: Sita Yang Copyright 2013 by Sita Yang Penerbit Lotus Publisher lotuspublisher.blogspot.com E-mail: lotuspublisher88@gmail.com

Lebih terperinci

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Lampiran Ringkasan Novel KoKoro Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Kamakura menjadi sejarah dalam kehidupan keduanya. Pertemuannya dengan sensei merupakan hal yang

Lebih terperinci

Seorang gadis sedang berjalan bahagia di

Seorang gadis sedang berjalan bahagia di Chapter I: The First Meeting Seorang gadis sedang berjalan bahagia di sepanjang jalan pada malam yang cerah. Ia melihat ke sekelilingnya dengan senyum ceria. Ia berharap hal aneh itu tidak akan muncul

Lebih terperinci

JUDUL FILM: Aku Belum Mati tapi Tidak Hidup

JUDUL FILM: Aku Belum Mati tapi Tidak Hidup JUDUL FILM: Aku Belum Mati tapi Tidak Hidup 1. EXT. Pinggrian Rel Kereta Api (Siang) BEJO, seorang anak laki-laki berusia 24 tahun, berjalan menyusuri rel sepulang dari bekerja mengais rupiah di jalanan,

Lebih terperinci

TEMAN KESUNYIAN BUKU PUISI BAGUS EKO SAPUTRO

TEMAN KESUNYIAN BUKU PUISI BAGUS EKO SAPUTRO TEMAN KESUNYIAN BUKU PUISI BAGUS EKO SAPUTRO TEMAN KESUNYIAN Bagus Eko Saputro Copyright 2016 by Bagus Eko Saputro Desain Sampul: Agung Widodo Diterbitkan Secara Mandiri melalui: www.nulisbuku.com 2 Daftar

Lebih terperinci

gat geram sekali dan ter-gopoh2 dia turun kebawah loteng. Sambil tertawa dingin Ie It Hui berkata : "Tidak disangka

gat geram sekali dan ter-gopoh2 dia turun kebawah loteng. Sambil tertawa dingin Ie It Hui berkata : Tidak disangka gat geram sekali dan ter-gopoh2 dia turun kebawah loteng. Sambil tertawa dingin Ie It Hui berkata : "Tidak disangka murid Bu-tong yang namanya terkenal itu, tidak lebih dari seorang pengecut yang memalukan

Lebih terperinci

TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN. Naskah Film Dan Sinopsis. Ber Ibu Seekor KUCING

TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN. Naskah Film Dan Sinopsis. Ber Ibu Seekor KUCING TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN Naskah Film Dan Sinopsis Ber Ibu Seekor KUCING DISUSUN OLEH : INDRA SUDRAJAT 09.12.3831 09-S1SI-05 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012

Lebih terperinci

Dari jarak sepuluh meter bisa kukenali siapa lelaki yang duduk menundukkan kepalanya dan bertumpu pada lengannya yang ia letakkan di atas lutut.

Dari jarak sepuluh meter bisa kukenali siapa lelaki yang duduk menundukkan kepalanya dan bertumpu pada lengannya yang ia letakkan di atas lutut. Dari jarak sepuluh meter bisa kukenali siapa lelaki yang duduk menundukkan kepalanya dan bertumpu pada lengannya yang ia letakkan di atas lutut. Aku putuskan duduk di sebelahnya. Ia sadar ada orang yang

Lebih terperinci

Cinta, bukan satu hal yang patut untuk diperjuangkan. Tapi perjuangan untuk mendapatkan cinta, itulah makna kehidupan. Ya, lalu mengapa...

Cinta, bukan satu hal yang patut untuk diperjuangkan. Tapi perjuangan untuk mendapatkan cinta, itulah makna kehidupan. Ya, lalu mengapa... 6 Cinta, bukan satu hal yang patut untuk diperjuangkan. Tapi perjuangan untuk mendapatkan cinta, itulah makna kehidupan. Ya, lalu mengapa... OooOooOooO "Hye..." "Hhmmm..." "Aku mencintaimu..." "Nado. Aku

Lebih terperinci

Cermin. Luklukul Maknun

Cermin. Luklukul Maknun Cermin Luklukul Maknun Orang-orang terkekeh-kekeh setelah melihat dirinya di cermin. Mereka tersenyum, memerhatikan dirinya, lalu tersenyum lagi. Setelah itu, mereka mencatat sesuatu di buku. Mereka memerhatikan

Lebih terperinci

Angin senja terasa kencang berembus di antara

Angin senja terasa kencang berembus di antara Bab I Angin senja terasa kencang berembus di antara gedung-gedung yang tinggi menjulang. Di salah satu puncak gedung tertinggi, terlihat sebuah helikopter berputar di tempat, berusaha untuk mempertahankan

Lebih terperinci

Wonderheart ditinggali oleh manusia-manusia yang memiliki kepribadian baik. Tidak hanya itu, hampir semua dari mereka nampak cantik dan

Wonderheart ditinggali oleh manusia-manusia yang memiliki kepribadian baik. Tidak hanya itu, hampir semua dari mereka nampak cantik dan Bab 1 Wonderheart Di suatu titik di alam semesta ini, terdapat sebuah galaksi yang begitu mirip dengan galaksi Bimasakti. Di dalamnya terdapat sebuah planet yang juga memiliki kehidupan mirip seperti Bumi.

Lebih terperinci

YUNUS. 1 7/15/15 Yunus 1. Yunus menolak perintah Allah untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe

YUNUS. 1 7/15/15 Yunus 1. Yunus menolak perintah Allah untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe 1 7/15/15 Yunus 1 YUNUS Yunus menolak perintah Allah untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe 1 Pada jaman dahulu, ada seorang nabi di Israel yang bernama Yunus. Ayahnya bernama Amitai. ALLAH memberi

Lebih terperinci

berada dan segera sadar kalau dia tanpa sengaja tertidur di lantai dua. Semua masih sama pada posisinya, sofa-sofa itu masih ada di sana,

berada dan segera sadar kalau dia tanpa sengaja tertidur di lantai dua. Semua masih sama pada posisinya, sofa-sofa itu masih ada di sana, Tetapi tetap tidak ada jawaban. Aku mencoba mengeluarkan diriku dari tumpukan kertas ini. Kau tahu adegan dimana ada sebuah perahu yang bocor di tengah lautan dan orangorang di dalam perahu mencoba mengeluarkan

Lebih terperinci

KOMPETENSI 5 CERITA MENARIK. Standar Kompetensi Memahami isi berbagai teks bacaan sastra dengan membaca.

KOMPETENSI 5 CERITA MENARIK. Standar Kompetensi Memahami isi berbagai teks bacaan sastra dengan membaca. KOMPETENSI 5 CERITA MENARIK A. MEMBACA CERITA Standar Kompetensi Memahami isi berbagai teks bacaan sastra dengan membaca. Kompetensi Dasar Menceritakan kembali cerita anak yang dibaca. Indikator 1. Mampu

Lebih terperinci

Rangkuman Kata Mutiara Tentang Waktu

Rangkuman Kata Mutiara Tentang Waktu Rangkuman Kata Mutiara Tentang Waktu Ambillah waktu untuk berfikir, itu adalah sumber kekuatan. Ambillah waktu untuk bermain, itu adalah rahasia dari masa muda yang abadi. Ambillah waktu untuk berdoa,

Lebih terperinci

hangat hangat hangat hanyut hanyut hanyut haus haus haus

hangat hangat hangat  hanyut hanyut hanyut  haus haus haus hangat (a) panas Ayah membasuh cawan itu menggunakan air yang hangat meriah, sambutan hebat Pertandingan nyanyian itu mendapat sambutan hangat daripada orang ramai hanyut (a) dibawa mengalir oleh air Bangkai

Lebih terperinci

Ketika mimpi menjadi sebuah bayangan, aku menanyakan "kapan ini akan terwujud?" Mungkin nanti, ketika aku telah siap dalam segalagalanya

Ketika mimpi menjadi sebuah bayangan, aku menanyakan kapan ini akan terwujud? Mungkin nanti, ketika aku telah siap dalam segalagalanya Live is a dream Mengertikah engkau saat purnama datang menjelang? Entah apa yang ku maksud saat ini aku pun tak mengerti Tetapi yang jelas aku berusaha untuk memulihkan semua rasa yang ada sebelumnya ketika

Lebih terperinci

Lalu Yesus bertanya kepada mereka: Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini? 16. Maka jawab Simon Petrus: Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!

Lalu Yesus bertanya kepada mereka: Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini? 16. Maka jawab Simon Petrus: Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup! Xc3 Kunjungan ke Kaisarea Filipi 96 Petrus Mengakui untuk Kedua-kalinya bahwa Yesus adalah Mesias 88 Matius 16:13-20, Mar kus 8:27-30, Lukas 9:18-21 13 Setelah Yesus beserta murid-muridnya berangkat ke

Lebih terperinci

Suatu hari, saat liburan semester pertama mereka pergi ke sebuah pantai. Disana mereka menghabiskan waktu hanya bertiga saja. ``Aku mau menuliskan

Suatu hari, saat liburan semester pertama mereka pergi ke sebuah pantai. Disana mereka menghabiskan waktu hanya bertiga saja. ``Aku mau menuliskan Sahabat yang Pergi Kisah ini diawali dari tiga anak laki-laki yang sudah berteman sejak mereka masih duduk di bangku SD. Mereka adalah Louis William, Liam Payne, dan Harry Styles. Louis tinggal bersama

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.6

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.6 SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.6 1. Merpati, Elang, dan Bangau akan pamer kecepatan. Setelah semua siap, Rajawali memberi aba-aba. Tapi belum hitungan ketiga,

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.7

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.7 SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.7 1. Aduh, Kaka, kalau rambutmu kau sisir model begitu kau kelihatan lebih tua. Kau seperti nenek-nenek! Alah kau ini hanya sirik,

Lebih terperinci

(Cintaku) Bait Pertama. Angin senja begitu halus berhembus. Sore itu, di

(Cintaku) Bait Pertama. Angin senja begitu halus berhembus. Sore itu, di Bait Pertama (Cintaku) Angin senja begitu halus berhembus. Sore itu, di atas panggung yang terletak di tengah bangunan mal yang terbuka. Tommy sedang melakukan cek sound untuk penampilannya. Deru suara

Lebih terperinci

[CERITA DARI FASCHEL-SECANGKIR RINDU] August 27, Secangkir Rindu

[CERITA DARI FASCHEL-SECANGKIR RINDU] August 27, Secangkir Rindu Secangkir Rindu Kalena sudah tahu kalau Fandro akan mencarinya. Bukan hanya karena dulu mereka sangat dekat, tapi karena Fandro sudah berjanji untuk menemui Kalena bila dia punya kesempatan datang ke Faschel

Lebih terperinci

Kisah Dari Negeri Anggrek

Kisah Dari Negeri Anggrek Kisah Dari Negeri Anggrek By Eryani Widyastuti SATU Pernahkah kalian mendengar kisah ini? Kisah dari Negeri Anggrek yang damai, indah, dan udaranya dipenuhi oleh bau harum-manis bebungaan anggrek. Negeri

Lebih terperinci

Bab 1 : Lerodia, Desa Penambang Pharite

Bab 1 : Lerodia, Desa Penambang Pharite Bab 1 : Lerodia, Desa Penambang Pharite Sore yang cerah di sebuah bukit tidak jauh dari sebuah desa terlihat dua orang yang sedang melakukan aktivitas. Orang pertama seorang pria berumur sekitar tigapuluh

Lebih terperinci

Musim Semi Buku harian untuknya Satu Hari bolong

Musim Semi Buku harian untuknya Satu Hari bolong Musim Semi Hari ini untuk pertama kalinya aku bertemu dengan Aiko. Setelah sekitar mungkin 7tahun lebih aku tak pernah melihatnya. Aku percaya mungkin dengan cara aku berpura pura sebagai dirimu, dia masih

Lebih terperinci

Dengan berhati-hati dan waspada Kyai Singoprono mengelilingi sawahnya, dan Kyai Singoprono merasa tentram, sebab tanamannya tak satupun yang rusak.

Dengan berhati-hati dan waspada Kyai Singoprono mengelilingi sawahnya, dan Kyai Singoprono merasa tentram, sebab tanamannya tak satupun yang rusak. ASAL MULA NAMA SIMO Sawah dan ladang milik Kyai Singoprono subur dengan hasil melimpah ruah, namun kesemuanya itu merupakan hasil kerja keras dan doa yang senantiasa menghiasinya. Suatu malam yang cerah,

Lebih terperinci

[Fanfic] Sebuah gambar aneh menarik perhatianmu. Gambar itu jelek, tapi memiliki sesuatu yang membuatmu penasaran. Cast : Kalian yang membaca~

[Fanfic] Sebuah gambar aneh menarik perhatianmu. Gambar itu jelek, tapi memiliki sesuatu yang membuatmu penasaran. Cast : Kalian yang membaca~ DOODLE [Fanfic] Sebuah gambar aneh menarik perhatianmu Gambar itu jelek, tapi memiliki sesuatu yang membuatmu penasaran Cast : Kalian yang membaca~ Part 1: Coretan Gambar Aku melihatnya lagi Gambar itu

Lebih terperinci

LAMPIRAN RINGKASAN CERITA

LAMPIRAN RINGKASAN CERITA LAMPIRAN RINGKASAN CERITA Kauai menerima surat undangan untuk menghadiri upacara minum teh yang diselenggarakan oleh Kurimoto Chikako, seorang gundik ayahnya. Isi surat itu mengingatkannya pada kenangan

Lebih terperinci

Andalah Yang Bertanggung Jawab (You Are Responsible!) Oleh: K. Sri Dhammananda

Andalah Yang Bertanggung Jawab (You Are Responsible!) Oleh: K. Sri Dhammananda Andalah Yang Bertanggung Jawab (You Are Responsible!) Oleh: K. Sri Dhammananda Sebagaimana sudah menjadi sifat manusia, kita semuanya cenderung menyalahkan orang-orang lain untuk kekurangan-kekurangan

Lebih terperinci

BAGIAN PERTAMA. Kumpulan Kisah-Kisah Hikmah

BAGIAN PERTAMA. Kumpulan Kisah-Kisah Hikmah BAGIAN PERTAMA Kumpulan Kisah-Kisah Hikmah 2 MOTIVASI HIKMAH 1 Cinta Sang Wanita Penghibur Apakah ada di dunia ini orang tua yang rela menghancurkan hidup anak kandungnya? Apa kau tahu rasanya hidup terkatung-katung

Lebih terperinci

Sarah mengemas barangnya dengan cemberut. Entah yang keberapa. kalinya Dia harus pindah. Dari Jakarta ke Jogja lalu ke Makassar dan kali ini dia

Sarah mengemas barangnya dengan cemberut. Entah yang keberapa. kalinya Dia harus pindah. Dari Jakarta ke Jogja lalu ke Makassar dan kali ini dia 1 Sarah mengemas barangnya dengan cemberut. Entah yang keberapa kalinya Dia harus pindah. Dari Jakarta ke Jogja lalu ke Makassar dan kali ini dia harus on the way ke Korea. Korea? Huh, bahkan dia pun tak

Lebih terperinci

BAB 1. *** Seoul International High School

BAB 1. *** Seoul International High School BAB 1 당신때문에 Ingin aku mengabaikanmu laksana angin bertiup dan berlalu. Mengusirmu yang bertahta selaksa raja. Membisikan pada hatiku bahwa kau hanyalah orang asing yang tersesat dalam hidupku. Namun, apa

Lebih terperinci

Di Unduh dari : Bukupaket.com

Di Unduh dari : Bukupaket.com bab 5 kejujuran gambar 5.1 tesa sedang berkumpul dengan teman temannya lihatlah gambar di atas tesa sedang berkumpul dengan teman temannya tentu kalian juga sering melakukannya setiap hari kita bergaul

Lebih terperinci

Dongeng Jepang Cerita berasal dari Kojiki (Legenda Jepang)

Dongeng Jepang Cerita berasal dari Kojiki (Legenda Jepang) Dongeng Jepang Cerita berasal dari Kojiki (Legenda Jepang) Diterjemahkan oleh : Ani Anipah & Fauziah Maulida Ulfah DONGENG JEPANG Dongeng terdapat di berbagai Negara. Dongeng merupakan cerita dimulainya

Lebih terperinci

SHIN HAIDO THE FINNEGANS SHADOWS #1. Penerbit FD Company IVAN DE FINNEGAN

SHIN HAIDO THE FINNEGANS SHADOWS #1. Penerbit FD Company IVAN DE FINNEGAN SHIN HAIDO THE FINNEGANS SHADOWS #1 IVAN DE FINNEGAN Penerbit FD Company The Finnegans Shadows #1 Ivan De Finnegan Oleh: Shin Haido Copyright 2013 by Shin Haido Penerbit FD Company Desain Sampul: Picture

Lebih terperinci

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.9

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.9 SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.9 1. Di suatu siang yang terik, seekor burung pipit tengah asik menikmati buah Delima kesukaannya. Tiba-tiba ia dikejutkan oleh teriakan

Lebih terperinci

László Hankó: Kebahagiaan Marina

László Hankó: Kebahagiaan Marina 1 László Hankó: Kebahagiaan Marina Terjemahan: Mentari Siahaan Dahulu kala hiduplah seorang wanita muda dan cantik bernama Marina. Dia tinggal di sebuah gubuk kecil di tepi pantai bersama suaminya yang

Lebih terperinci

Hey, sedang apa kamu di situ teriak Very yang mengetahui ada orang didaerah kekuasaannya.

Hey, sedang apa kamu di situ teriak Very yang mengetahui ada orang didaerah kekuasaannya. H ijaunya dedaunan masih bisa dirasakan, bersihnya udara masih bisa dihirup dengan bebas. Anak-anak kecil berlarian kesana-kemari tanpa memikirkan makan apa besok? Orangorang masih bisa menikmati setiap

Lebih terperinci

Segera jemput dia di bandara! Dan bawa kemari! Awas, jika dia melarikan diri! Siap, Pak! ~1~ Bandara Soekarno Hatta, am. Pesawat dari Singapura

Segera jemput dia di bandara! Dan bawa kemari! Awas, jika dia melarikan diri! Siap, Pak! ~1~ Bandara Soekarno Hatta, am. Pesawat dari Singapura Segera jemput dia di bandara! Dan bawa kemari! Awas, jika dia melarikan diri! Siap, Pak! ~1~ Bandara Soekarno Hatta, 11.30 am. Pesawat dari Singapura baru saja mendarat. Kau tahu siapa yang kita tunggu?

Lebih terperinci

DI BALIK DINDING. Apa ya, yang berada di balik dinding itu?, selalu dan selalu dia bertanya-tanya

DI BALIK DINDING. Apa ya, yang berada di balik dinding itu?, selalu dan selalu dia bertanya-tanya Apa ya, yang berada di balik dinding itu?, selalu dan selalu dia bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Hingga akhirnya suatu hari, dia pun memberanikan diri untuk mengintip. Terlihat seorang bocah lelaki

Lebih terperinci

Aku Tidak Mengerti Orang Biasa

Aku Tidak Mengerti Orang Biasa 5 Aku Tidak Mengerti Orang Biasa Setelah pertengkaran aneh beberapa minggu lalu, aku berhasil mendapatkan hari libur minggu yang menyenangkan. Kali ini tanpa Siska ataupun ketua yang merencanakan menyusun

Lebih terperinci

Suzy melangkahkan kaki memasuki lift gedung tempatnya bekerja. Beberapa orang wanita yang tidak ia kenal akrab mengikutinya dari belakang.

Suzy melangkahkan kaki memasuki lift gedung tempatnya bekerja. Beberapa orang wanita yang tidak ia kenal akrab mengikutinya dari belakang. Suzy melangkahkan kaki memasuki lift gedung tempatnya bekerja. Beberapa orang wanita yang tidak ia kenal akrab mengikutinya dari belakang. Sepertinya mereka adalah rekan kerja satu ruangan di lantai 12,

Lebih terperinci

"Maafin gue Na, hari ini gue banyak melakukan kesalahan sendiri" Tutur Towi yang mengimbangi langkah Leana.

Maafin gue Na, hari ini gue banyak melakukan kesalahan sendiri Tutur Towi yang mengimbangi langkah Leana. Bahkan sang juara sejati sekali pun pasti pernah mengalami kegagalan. Itu wajar dalam setiap perjalanan hidup manusia, karena terbentuknya mental sang juara yang sesungguhnya adalah ketika orang itu pernah

Lebih terperinci

Pergi Tak Kembali. Oleh: Firmansyah

Pergi Tak Kembali. Oleh: Firmansyah 1 Pergi Tak Kembali Oleh: Firmansyah Lima tahun berlalu tanpa terasa. Tanpa terasa? Tidak juga, lima tahun itu juga Dam dan istrinya menunggu. Beruntung saat mereka mulai merencanakan banyak terapi hamil,

Lebih terperinci

PENJAGAL ANGIN. Tri Setyorini

PENJAGAL ANGIN. Tri Setyorini PENJAGAL ANGIN Tri Setyorini Awal yang ku lihat adalah abu putih yang berterbangan. Pikirku itu adalah salju yang menyejukkan. Namun ternyata bukan karena abu ini justru terasa panas dan membakar telapak

Lebih terperinci

Ayo, minum, katanya seolah mengajaknya ikut minum bersamanya.

Ayo, minum, katanya seolah mengajaknya ikut minum bersamanya. Keledai Cerpen Dedy Tri Riyadi (Koran Tempo, 6 April 2014) LELAKI tua itu memandang ke arah jalan yang ramai di luar jendela. Di jalanan, entah karena apa, banyak sekali orang seperti sedang menunggu sesuatu

Lebih terperinci

Mata ini sulit terpejam dan pendar-pendar rasa sakit di hati tidak dapat hilang menusuk dan menancap keras.

Mata ini sulit terpejam dan pendar-pendar rasa sakit di hati tidak dapat hilang menusuk dan menancap keras. Sahabat Lama 19:52, Sebuah kafe di Jakarta Selatan, Mata ini sulit terpejam dan pendar-pendar rasa sakit di hati tidak dapat hilang menusuk dan menancap keras. Mencintai orang lain? tanyaku lemah. Farel

Lebih terperinci

Aira Arsitha THE DARKA LAIA. Pertarungan Belum Selesai. Penerbit Gia Book Community

Aira Arsitha THE DARKA LAIA. Pertarungan Belum Selesai. Penerbit Gia Book Community Aira Arsitha THE DARKA LAIA Pertarungan Belum Selesai Penerbit Gia Book Community Prolog Auranya... Kau lihat..??? Dia yang disapa itu memicingkan mata. Tatapannya menghujam ke arah gadis kecil berkuncir

Lebih terperinci

Tidak Ada Ajahn Chan. Kelahiran dan Kematian

Tidak Ada Ajahn Chan. Kelahiran dan Kematian Tidak Ada Ajahn Chan Kelahiran dan Kematian Latihan yang baik adalah bertanya kepada diri Anda sendiri dengan sungguh-sungguh, "Mengapa saya dilahirkan?" Tanyakan diri Anda sendiri dengan pertanyaan ini

Lebih terperinci

Mengapa hidupku jadi seperti ini Tuhan? Aku takkan bisa menikmati kebebasanku seperti dulu lagi.

Mengapa hidupku jadi seperti ini Tuhan? Aku takkan bisa menikmati kebebasanku seperti dulu lagi. Hari ini adalah hari dimana aku dan James akan menikah. Ya Tuhan, aku benar-benar tidak pernah berpikir untuk menikah secepat ini. Tidak, sebelum aku menjadi seorang dokter. Ya, minimal aku lulus dari

Lebih terperinci

Sepasang Sayap Malaikat

Sepasang Sayap Malaikat Sepasang Sayap Malaikat Mereka sepasang sayap terbang ke awan-awan ingatan pemiliknya memilih menapak tanah, menikah dengan gadis pujaan. Setahun lalu, ia bertemu seorang gadis di sebuah kebun penuh air

Lebih terperinci

KOPI DI CANGKIR PELANGI..

KOPI DI CANGKIR PELANGI.. KOPI DI CANGKIR PELANGI.. Irama detik menuju menit yang semakin jelas terdengar, menandakan sunyi telah memonopoli malam. Malam memang selalu berdampingan dengan sunyi, dan kemudian memadu kasih untuk

Lebih terperinci

Aku memeluk Ayah dan Ibu bergantian. Aroma keringat menusuk hidungku. Keringat yang selama ini menghiasi perjuangan mereka membesarkanku. Tanpa sadar

Aku memeluk Ayah dan Ibu bergantian. Aroma keringat menusuk hidungku. Keringat yang selama ini menghiasi perjuangan mereka membesarkanku. Tanpa sadar PULANG Aku kembali di sebuah desa yang lebih pantas kusebut kampung halaman. Hamparan sawah menyambutku yang telah lama meninggalkan tempat ini sejak melepas seragam putih abu-abu. Kini, setelah mendapat

Lebih terperinci

INSPIRATIF

INSPIRATIF INSPIRATIF HTTP://IPHINCOW.WORDPRESS.COM 1 COBALAH UNTUK MERENUNG Sediakan beberapa menit dalam sehari untuk melakukan perenungan. Lakukan di pagi hari yang tenang, segera setelah bangun tidur. Atau di

Lebih terperinci

Hidup adalah sebuah pilihan. Hiduplah

Hidup adalah sebuah pilihan. Hiduplah Chapter 1 Hidup adalah sebuah pilihan. Hiduplah dengan baik saat ini, agar kelak masa depan yang baik menjelangmu. Tanita berjalan ditengah gelapnya malam, ketika itu jam sudah menunjukan pukul 23.35 wib.

Lebih terperinci