PENDEKATAN METAFORA DAN TRANSFORMASI PADA PERANCANGAN PROYEK TERMINAL PENGEMBANGAN BANDARA HASANUDDIN - MAKASSAR
|
|
- Ari Makmur
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENDEKATAN METAFORA DAN TRANSFORMASI PADA PERANCANGAN PROYEK TERMINAL PENGEMBANGAN BANDARA HASANUDDIN - MAKASSAR Erna 1 Abstract Hasanuddin Airport in Makassar has an important role as the gate of Eastern Indonesia. Hence, the airport also represents the region's identity. This vision becomes the design concept of the terminal extension of Hasanuddin Airport proposal design by PT. Arkonin and PT. Angkasa Pura Schiphol. This paper discusses the process of designing aesthetical aspect by PT. Arkonin, which is by integrating traditional culture elements, particularly traditional architecture elements, as the region's identity with modern elements as the rational functions of the airport. The author also tries to identify the architectural design method used in the design as metaphor and transformation design methods. Keywords: metaphor, transformation Abstrak Bandara Hasanuddin - Makassar memegang peranan penting sebagai gerbang kawasan timur Indonesia. Dengan demikian bandara ini juga menjadi penunjuk identitas suatu kawasan. Visi ini menjadi dasar filosofi perancangan desain proposal Terminal Pengembangan Bandara Hasanuddin - Makassar oleh PT. Arkonin dan PT. Angkasa Pura Schiphol. Tulisan ini secara khusus membahas proses perancangan aspek 'citra'nya yang dilakukan oleh PT. Arkonin, yaitu dengan memadukan elemen budaya tradisional khususnya arsitektur tradisional sebagai penunjuk identitas kawasan dengan elemen modern untuk menampung aspekaspek rasional. Dari hasil pengamatan, penulis juga mencoba mengkategorikan metode pendekatan perancangan arsitektur yang digunakan yaitu metode metafora dan transformasi.- Kata kunci: metafora, transformasi PENGANTAR Proyek Terminal Pengembangan Bandara Hasanuddin - Makassar merupakan salah satu proyek yang dibantu penulis dalam Tugas Akhir Magang selama bulan Januari - Mei 2005 di PT. Arkonin, Jakarta. Proyek ini diangkat menjadi pembahasan karena lebih menarik bila dibandingkan dengan proyek-proyek komersil lain yang turut dibantu penulis. Proyek Terminal Pengembangan Bandara Hasanuddin - Makassar merupakan desain proposal kerja sama antara PT. Arkonin dengan PT. Angkasa Pura Schiphol yang diajukan dalam proses tender proposal oleh PT. Angkasa Pura I. PT. Angkasa Pura Schiphol bertindak sebagai perencana program dan kebutuhan ruang, sistem operasional, serta sistem sirkulasi dan lalu lintas dalam bangunan terminal, sedangkan PT. Arkonin lebih bertindak sebagai perancang 'citra' bangunan, yaitu bentuk dan tampilan terminal penumpang. Melalui tulisan ini, penulis mengamati bahwa proses perancangan terminal bandara, yang berdasarkan pada penerapan konsep budaya tradisional untuk membentuk identitas bandara sebagai pintu gerbang kawasan timur Indonesia, menggunakan metode ' Asisten Dosen Tidak Tetap Jurusan Arsitektur - FDTP - Universitas Pelita Harapan Alumni Jurusan Arsitektur - FDTP - Universitas Pelita Harapan 46- Jurnal Ilmiah Arsitektur UPH, Vol. 3, No. 1,2006 : 46-55
2 pendekatan metafora dan transformasi. Oleh karena itu, penulis mengambil metode ini sebagai topik bahasan khusus dalam tulisan ini. Tulisan ini dimulai dengan pembahasan singkat tentang latar belakang proyek ini yang mendasari konsep perancangan, kemudian penulis membahas filosofi perancangan dan studi arsitektur tradisional yang dilakukan PT. Arkonin sebagai salah satu elemen budaya tradisional, dan dilanjutkan dengan pembahasan singkat proses perancangan 'citra' terminal penumpang. Dari pembahasan ini, penulis kemudian menghubungkan proses perancangan dengan metode pendekatan perancangan yang ada, yaitu metafora dan transformasi. LATAR BELAKANG PROYEK Saat ini proses pembangunam yang merata di seluruh kawasan Indonesia sangat ditekankan. Proses ini perlu didukung oleh infrastruktur yang memadai. Salah satu jenis infrastruktur penting yang sesuai dengan kondisi geografis Indonesia adalah transportasi udara, yang didukung dengan tersedianya bandara yang memadai. Makassar merupakan ibukota Propinsi Sulawesi Selatan, sekaligus sebagai kota pusat kawasan Indonesia Timur. Oleh karena itu, salah satu prioritas pemerintah dalam pengembangan kawasan ini berupa peningkatan kapasitas Bandara Hasanuddin - Makassar melalui penambahan terminal baru. Bandara Hasanuddin diharapkan dapat menjadi pintu gerbang kawasan ini. Dengan demikian, Bandara Hasanuddin juga menjadi landmark yang berperan penting sebagai penunjuk identitas kawasan. FILOSOFI PERANCANGAN Filosofi perancangan proyek ini didasarkan pada visi Bandara Hasanuddin sebagai pintu gerbang kawasan Indonesia Timur. Dengan demikian bandara ini akan menjadi landmark yang menunjukkan identitas Propinsi Sulawesi Selatan sekaligus kawasan Indonesia Timur di mata internasional. Untuk itu, ada suatu elemen unik yang hanya dimiliki kawasan ini yaitu elemen budaya tradisional. Dari filosofi ini, perancangan 'citra' terminal baru Bandara Hasanuddin - Makassar memadukan elemen budaya tradisional sebagai identitas kawasan dan elemen modern untuk menampung fungsi-fungsi rasional terminal bandara. Langkah pertama yang dilakukan yaitu melakukan studi terhadap budaya tradisional. Studi ini dilakukan terhadap budaya tradisional suku Toraja dan suku Bugis, dua suku yang banyak mendiami wilayah Sulawesi Selatan. Dalam hal ini, studi secara khusus dilakukan terhadap arsitektur tradisional yaitu rumah adat Tongkonan dari suku Toraja dan rumah adat Bola Ugi dari suku Bugis. Rumah adat menjadi studi karena dalam budayanya rumah merupakan pusat organisasi sosial, terutama keluarga. Hal ini sejalan dengan fungsi bandara sebagai pusat interaksi masyarakat dari berbagai wilayah serta titik temu transportasi udara dan transportasi darat. Pendekatan Metafora dan Transformasi (Erna) 47
3 Gambar 1 Gambar 2 Rumah Tongkonan Rumah Bola Ugi (Sumber : The Traditional Architecture of Indonesia) Sang Pencipta U Pendewaan Nenek Moyang B + Kedewaan S Nenek Moyang & Dunia Kemudian Gambar 3 Aksis orientasi Dalam budaya suku Toraja, orientasi rumah mempunyai makna alam semesta. Pada Tongkonan, rumah berorientasi utara - arah yang dihubungkan dengan Sang Pencipta, Puang Matua dan selatan - arah yang dihubungkan dengan nenek moyang dan dunia kemudian, Puya. Sedangkan timur dihubungkan dengan kedewaan, Deata, dan barat dihubungkan dengan nenek moyang yang dalam bentuk didewakan. Bangunan rumah secara vertikal terbagi tiga bagian, yaitu bagian kepala, bagian badan, dan bagian kaki. Bangunan rumah berupa rumah panggung, yang ditinggikan dari tanah. Bagian ini menjadi bagian kaki. Bagian rumah, yang ditinggali, menjadi bagian badan. Atap yang menjulang menjadi bagian kepala. Atap - Kepala Rumah - Badan Panggung - Kaki Gambar 4 Konsep vertikal rumah panggung 48 Jurnal Ilmiah Arsitektur UPH, Vol. 3, No. 1, 2006 : 46-55
4 Umumnya beberapa keluarga yang bertalian darah hidup bersama dalam satu rumah. Oleh karena itu, biasanya pada tengah bagian rumah ada suatu tempat untuk para anggota keluarga berkumpul bersama. Bentuk atap rumah juga cukup khas. Atap rumah berupa semacam atap berbentuk pelana berujung lancip. Atap Tongkonan menjulang miring ke atas pada bagian depan. Sedangkan atap Bola Ugi, berbentuk pelana dengan hiasan pada ujungnya. PROSES PERANCANGAN 'CITRA' Hasil studi terhadap arsitektur tradisional kemudian diterapkan dalam proses perancangan dan dipadukan dengan perencanaan sistem terminal bandara dari PT. Angkasa Pura Schiphol. Bentuk massa bangunan berupa bidang geometris, terdiri dari tiga buah persegi mengadaptasi pola ornamen anyaman Bugis. Tiga buah persegi ini menjadi representasi dari konsep awal zoning makro terminal yaitu check-in area, central area, dan baggage claim area. Persegi-persegi ini kemudian diputar 45 dan diikat oleh sebuah persegi panjang sebagai penyatu. Persegi panjang ini difungsikan sebagai bangunan terminal. Sesuai dengan konsep rumah tradisional yang memiliki ruang komunal untuk berkumpul, bagian tengah dibuat void berbentuk elips sebagai pusat orientasi. Gambar 5 Proses transformasi bentuk dan massa bangunan Bentuk bangunan terminal juga didasarkan pada konsep pembagian vertikal. Bagian entrance bangunan di sisi darat dipertegas dengan adanya bidang yang menjorok keluar. Bagian ini mengambil konsep rumah panggung dengan adanya kolom-kolom di sepanjang area drop off. Bagian ini juga mengadaptasi layout rumah tradisional Bugis, yang memiliki teras di bagian depan rumah, sehingga memiliki teras untuk menyambut Pendekatan Metafora dan Transformasi (Erna) 4<>
5 pengunjung. Bahan kaca digunakan pada bagian ini untuk memberikan kesan pergerakan di dalam bangunan sehingga memperkuat kesan terminal sebagai bangunan transportasi. Bagian ini menjadi bagian kaki. Bangunan terminal berbentuk persegi panjang dan diasosiasikan sebagai bagian badan. Sedangkan bentuk atap merupakan transformasi dari bentuk atap Tongkonan dan Bola Ugi. Bentuk dasarnya menyerupai atap Bola Ugi yang dimodifikasi memanjang menyerupai atap Tongkonan. Bentuk atap ini juga dirancang menyerupai atap terminal eksisting. Bagian ini menjadi bagian kepala. Gambar 6 Rumah panggung Gambar 7 Sketsa tampak landside Gambar 8 Atap Bola Ugi + atap Tongkonan + transformasi 50 Jurnal Ilmiah Arsitektur UPH, Vol. 3, No. 1, 2006 : 46-55
6 Atap bangunan juga merupakan penyederhanaan dari bentuk sayap pesawat terbang. Atap bangunan ini dibuat membentuk suatu skyline yang meninggi ke arah sisi udara terminal, mengesankan pesawat yang akan take ojf. Gambar 9 Atap - sayap pesawat TAKE OFF y** 1 ""-^*t. YLINE LANDING *»n Gambar 10 Skyline atap Gambar 11 Atap terminal eksisting (Sumber : Arsip PT. Arkonin) *» ** <U &»< «**>*» '*«'ni'vtni Gambar 12 Tampak airside BfUkiTi Pendekatan Metafora dan Transformasi (Erna) 51
7 Gambar 13 Tampak landside Sesuai dengan aksis dalam budaya suku Toraja dan suku Bugis, bangunan terminal dapat dibagi menjadi dua aksis. Aksis utara-selatan menghubungkan sisi udara dan sisi darat terminal. Sedangkan aksis barat-timur merupakan aksis pengembangan terminal untuk masa mendatang. UTARA - AIRSIDE BARAT -H:- TIMUR SELATAN - LANDSIDE Gambar 14 Perencanaan aksis Ornamen-ornamen tradisional Toraja dan Bugis digunakan sebagai elemen-elemen dekoratif pada interior bangunan terminal. Dengan demikian elemen tradisional tercermin baik pada eksterior maupun interior bangunan. Gambar 15 Ornamen tradisional Bugis 52 Jurnal Ilmiah Arsitektur UPH, Vol. 3, No. 1, 2006 : 46-55
8 Gambar 16 Interior central area It dasar METAFORA DAN TRANSFORMASI Ada berbagai metode pendekatan dalam melakukan suatu perancangan. Pada perancangan 'citra' proyek ini, penulis mengamati bahwa metode pendekatan yang dipakai lebih ke arah pendekatan metafora dan transformasi. Gambar 17 The Ronchamp Chapel (Sumber: Gambar 18 Gambar 19 Nagakin Tower Kaleva Church (Sumber : Poetics of Architecture) Pendekatan Metafora dan Transformasi (Erna) 53
9 Metafora merupakan suatu metode yang memandang suatu bangunan atau konsep sebagai sesuatu yang berbeda. Salah satu contoh obyek arsitekturnya adalah The Ronchamp Chapel karya Le Corbusier. Bentuk bangunannya yang unik seringkali diinterpretasikan berbeda-beda. Ada yang melihatnya sebagai gaya tangan sedang berdoa, kapal laut, topi pendeta, dsb. Contoh lain yaitu Nagakin Tower karya Kisho Kurokawa yang menyerupai struktur sarang burung merpati. Metafora terbagi lagi menjadi tiga macam yaitu intangible metaphors, tangible metaphors, dan combined metaphors (Antoniades, 1992 : 30). Intangible metaphors yaitu metafora yang berasal dari sesuatu yang tidak dapat diinderai seperti konsep atau ide dari tradisi, budaya, lingkungan, dan sebagainya. Tangible metaphors yaitu metafora yang berasal dari sesuatu yang dapat diinderai atau memiliki suatu bentuk visual, sedangkan combined metaphors merupakan gabungan keduanya. Transformasi merupakan proses perubahan suatu bentuk yang mencapai tahap akhirnya dengan menanggapi berbagai dinamika eksternal dan internal (Antoniades, 1992 : 66). Ada tiga macam proses transformasi yaitu traditional strategy, borrowing strategy, dan deconstruction atau decomposition. Traditional strategy yaitu proses perubahan suatu bentuk tahap demi tahap dengan menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dijumpai. Borrowing strategy yaitu proses perubahan suatu bentuk yang dimulai dengan meminjam suatu bentuk awal dari sumber lain yang kemudian diaplikasikan pada proses perancangan tersebut, sedangkan deconstruction atau decomposition yaitu proses perubahan bentuk dengan merombak seluruh bagian bentuk yang ada dan menyusunnya kembali dengan metode komposisi yang berbeda. Konsep dasar perancangan 'citra' terminal bandara didasarkan pada budaya setempat khususnya arsitektur tradisional suku Toraja dan suku Bugis. Konsepnya juga mengacu pada orientasi kepercayaan masyarakat tradisionalnya sehingga konsep perancangan ini dapat dikategorikan rnenggunakan metode pendekatan metafora khususnya combined metaphors. Kemudiah dalam proses perancangannya, konsep dasar tersebut kemudian dipadukan dengan perencanaan sistem terminal bandara. Terbentuklah suatu massa bangunan yang kemudian disesuaikan lagi dengan potensi lingkungan dan penyelesaian permasalahan-permasalahan yang ada. Di sinilah penulis mengkategorikan proses ini sebagai metode pendekatan transformasi khususnya tipe traditional strategy. Bentuk-bentuk massa bangunan ditransformasikan sedemikian rupa sehingga tercapai bentuk yang paling optimum. KESIMPULAN Tersedianya infrastruktur yang memadai sangat penting dalam menunjang pembangunan di Indonesia. Salah satunya melalui proyek Terminal Pengembangan Bandara Hasanuddin - Makassar. Proyek yang dibahas penulis ini merupakan desain proposal kerja sama PT. Arkonin, tempat penulis melaksanakan Tugas Akhir Magang, dengan PT. Angkasa Pura Schiphol yang diajukan dalam proses tender proposal oleh PT. Angkasa Pura I. Bandara Hasanuddin - Makassar diharapkan menjadi pintu gerbang kawasan timur Indonesia. Dengan demikian bandara ini juga menjadi penunjuk identitas Propinsi Sulawesi Selatan sekaligus kawasan timur Indonesia di mata internasional. Oleh karena itu, konsep dasar perancangan 'citra' terminal pengembangan bandara ini adalah 54 Jumal Ilmiah Arsitektur UPH, Vol. 3, No. 1, 2006 : 46-55
10 perpaduan elemen budaya tradisional sebagai identitas kawasan dengan elemen modern untuk menampung fungsi-fungsi rasional. Melalui pengamatan penulis, proses perancangan terminal bandara ini menggunakan metode metafora tipe combined metaphors dan metode transformasi tipe traditional strategy. Dengan metode ini, proses metafora mengambil konsep budaya yang telah dituangkan dalam bentuk visual berupa rumah adat kemudian melalui proses transformasi yang menyesuaikan kembali dengan keadaan lingkungan dan tuntutan fungsi. DAFTAR PUSTAKA Antoniades, Anthony C.,. POETICS OF ARCHITECTURE : Theory of Design. Canada: John Wiley & Sons, Inc, 1992., Beauty Contest Tender Proposal Terminal Pengembangan Bandara Hasanuddin - Makassar. Jakarta: 2005., Proposal Teknis: Pekerjaan Jasa Konsultansi Rancangan Bangunan Terminal dan Fasilitas Penunjangnya - Proyek Pengembangan Bandara Hasanuddin - Makassar. Jakarta : PT. Arkonin, Dawson, Barry dan Gillow, John, The Traditional Architecture of Indonesia. London: Thames and Hudson Ltd, Pendekatan Metafora dan Transformasi (Erna) 55
Fasilitas Ecomuseum Suku Dayak Kenyah Desa Pampang di Samarinda
JURNAL edimensi ARSITEKTUR, Vol : 1 No. 2 (2013) 225-232 225 Fasilitas Ecomuseum Suku Dayak Kenyah Desa Pampang di Samarinda Penulis : Ivan Sulisthio dan Esti Asih Nurdiah Program Studi Arsitektur, Universitas
Lebih terperinciBentuk Analogi Seni Pertunjukan dalam Arsitektur
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 6, No.2, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) G 70 Bentuk Analogi Seni Pertunjukan dalam Arsitektur Laksmi Dewayani dan Nur Endah Nuffida Departemen Arsitektur, Fakultas
Lebih terperinciBAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN PERENCANAAN BANGUNAN TERMINAL DI BANDARA JAPURA RENGAT
BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN PERENCANAAN BANGUNAN TERMINAL DI BANDARA JAPURA RENGAT IV.1 Data Proyek Nama Proyek Luas Lahan Alamat Proyek Batas Lahan Utara : Selatan : Timur : Barat : : Bangunan Terminal
Lebih terperinciRevitalisasi adalah suatu proses atau cara dan perbuatan untuk menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya terberdaya sehingga revitalisasi berarti
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1! Latar Belakang Sistem transportasi udara di Indonesia semakin berperan dalam pengembangan perekonomian dan merupakan kewenangan transportasi udara untuk dapat melayani seluruh wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bandar Udara Husein Sastranegara merupakan salah satu bandar udara penting di kawasan Barat Indonesia selain Bandar Udara Soekarno Hatta, Jakarta. Keberadaannya
Lebih terperinciPenerapan Budaya Sunda dalam Perancangan Pasar Rakyat Kasus: Pasar Sederhana, Bandung
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Penerapan Budaya Sunda dalam Perancangan Pasar Rakyat Atika Almira (1), Agus S. Ekomadyo (2) (1) Mahasiswa Program Sarjana Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan
Lebih terperinciBAB VI KONSEP PERANCANGAN
BAB VI KONSEP PERANCANGAN 7.1 Konsep Dasar A. Fungsional Menyediakan tempat/sarana yang menawarkan kemudahan, kenyamanan dan keamanan kepada para pengguna jasa transportasi udara. Menawarkan sarana transportasi
Lebih terperinciMetafora Akselerasi dalam Objek Rancang Sirkuit Balap Drag Nasional
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Metafora Akselerasi dalam Objek Rancang Sirkuit Balap Drag Nasional Abu Hasan Asy ari dan Rullan Nirwansyah Jurusan Arsitektur,
Lebih terperinciTERMINAL BANDAR UDARA INTERNASIONAL DI YOGYAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR HIJAU
TERMINAL BANDAR UDARA INTERNASIONAL DI YOGYAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR HIJAU Binsar Siahaan Universitas Atmajaya Yogyakarta, Jl. Babarsari 44 Yogyakarta Abstrak: Daerah Istimewa Yogyakrta merupakan
Lebih terperinciPenerapan Metafora Paramadiwa pada Perancangan Pusat Kesenian Jawa Timur Paramadiwa Surabaya
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 5, No.1, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) G-4 Penerapan Metafora Paramadiwa pada Perancangan Pusat Kesenian Jawa Timur Paramadiwa Surabaya Adinda Sukma Bidari dan Rullan
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP. Tema arsitektur biomorfik menggunakan struktur dari sistem dan anggota
BAB 5 KONSEP 5.1. Konsep Dasar Tema arsitektur biomorfik menggunakan struktur dari sistem dan anggota gerak makhluk hidup sebagai ide bentuk. Dalam setiap karya arsitektur biomorfik, selalu memberikan
Lebih terperinciBAB III ELABORASI TEMA
BAB III ELABORASI TEMA 3.1 Tema Perancangan Metafora Layang layang 3.1.1 Tinjauan Teoritis Tentang Metafora Metafora merupakan bagian dari gaya bahasa yang digunakan untuk menjelaskan sesuatu melalui persamaan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Perancangan desain interior pada suatu perusahaan menjadi hal yang esensial untuk dapat melihat siapakah klien dan apa fungsi sesungguhnya dari suatu ruang atau satu kesatuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Existensi proyek
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Existensi proyek Provinsi Kalimantan Barat merupakan salah satu propinsi yang memiliki keistimewaan. Dikatakan istimewa, karena kota ini adalah salah satu dari beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Semarang merupakan salah satu kota di Jawa Tengah dan merupakan Ibukota Propinsi Jawa Tengah. Kota Semarang memiliki prospek untuk berkembang dari
Lebih terperinciPerancangan Ulang Interior Terminal Keberangkatan Bandar Udara Syamsudin Noor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandar Udara merupakan sarana yang disediakan sebagai tempat keberangkatan dan kedatangan seseorang atau beberapa orang yang berpergian menggunakan transportasi pesawat
Lebih terperinciKata Kunci : Transposrtasi, Bandara, Terminal Penumpang Bandara Pusako Anak Nagari, Ikon Daerah
TERMINAL PENUMPANG BANDARA PUSAKO ANAK NAGARI KAB. PASAMAN BARAT TERMINAL PENUMPANG BANDARA PUSAKO ANAK NAGARI KAB. PASAMAN BARAT Oleh : Ricky Masri, Abdul Malik, Bharoto Keberadaan Bandar Udara Pusako
Lebih terperinciUPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Perancangan desain interior pada suatu perusahaan menjadi hal yang esensial untukdapat melihat siapakah kliendan apa fungsi sesungguhnya dari suatu ruang atau satu kesatuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengembangan Terminal Penumpang Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang Hans Dian Sintong
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Bandar udara merupakan tempat moda pemrosesan penumpang dan bagasi, untuk pertemuan dengan pesawat dan moda transportasi darat. Sebagai instansi yang memberikan fasilitas
Lebih terperinciLINKING CORRIDOR TERMINAL DAN TRANSIT HOTEL BANDARA SOEKARNO - HATTA
Tugas Akhir 110 Periode Februari Juni 2010 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR LINKING CORRIDOR TERMINAL DAN TRANSIT HOTEL BANDARA SOEKARNO - HATTA Diajukan untuk memenuhi sebagian
Lebih terperinciBAB V PENGEMBANGAN RANCANGAN
BAB V PENGEMBANGAN RANCANGAN 5.1 Laporan Perancangan 5.1.1 Rancangan Tapak keputusan Menteri Perhubungan nomor: KP 954 TAHUN 2014 tentang rencana induk bandara baru di provinsi jawa barat, Bandara Internasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan transportasi akan terus bertambah seiring dengan semakin tingginya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan transportasi akan terus bertambah seiring dengan semakin tingginya tingkat mobilitas masyarakat. Mobilitas masyarakat membutuhkan sebuah sarana
Lebih terperinciBAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL YOGYAKARTA
BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL YOGYAKARTA VI.1. Konsep Perencanaan VI.1.1. Konsep Programatik Perencanaan Konsep programatik perencanaan terbagi
Lebih terperinciTERMINAL PENUMPANG PELABUHAN LAUT DI SOFIFI METAFORA; KORA-KORA
TERMINAL PENUMPANG PELABUHAN LAUT DI SOFIFI METAFORA; KORA-KORA Disusun Oleh : Yunus R. Yusuf 1,Surjadi Supardjo 2, Andy Malik 2 Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sam Ratulangi Manado Email
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandar Udara Adisucipto yang berada di Kabupaten Sleman, Yogyakarta merupakan bandar udara yang digunakan sebagai bandara militer dan bandara komersial untuk penerbangan
Lebih terperinciModul 3 TOPIK 2 : Metode Perancangan Arsitektur Sub-Topik 3 : KONSEP
Modul 3 TOPIK 2 : Metode Perancangan Arsitektur Sub-Topik 3 : KONSEP CONCEPT (KONSEP) GAGASAN yang memiliki KARAKTER KHUSUS dan merupakan PEMIKIRAN SPESIFIK sebagai hasil dari suatu pemahaman (Snyder Catanese
Lebih terperinciBandara Internasional Ahmad Yani Semarang
LEMBAR PENGESAHAN Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) BANDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG disusun oleh : MARSYA PARAMITA S NIM L2B006052 Dinyatakan telah memenuhi persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber:
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul REDESAIN TERMINAL BANDARA ATAMBUA SEBAGAI AKSES PENERBANGAN INTERNASIONAL INDONESIA - TIMOR LESTE, dari judul diatas dapat diartikan perkata sebagai berikut: Sumber:
Lebih terperinciBab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang
Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Perkembangan kepariwisataan dunia yang terus bergerak dinamis dan kecenderungan wisatawan untuk melakukan perjalanan pariwisata dalam berbagai pola yang berbeda merupakan
Lebih terperinciBAB V KAJIAN TEORI. Pengembangan Batik adalah arsitektur neo vernakular. Ide dalam. penggunaan tema arsitektur neo vernakular diawali dari adanya
BAB V KAJIAN TEORI 5. V 5.1. Kajian Teori Penekanan /Tema Desain Tema desain yang digunakan pada bangunan Pusat Pengembangan Batik adalah arsitektur neo vernakular. Ide dalam penggunaan tema arsitektur
Lebih terperinciPENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU RIAU
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU RIAU Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar
Lebih terperinciBELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN
BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Medan dewasa ini merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia yang mengalami perkembangan dan peningkatan di segala aspek kehidupan, mencakup bagian dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pengadaan proyek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Latar Belakang Pengadaan proyek Pada saat ini transportasi udara sudah menjadi hal yang penting di dalam kehidupan manusia masa kini. Di Indonesia, transportasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kota merupakan salah satu wilayah hunian manusia yang paling kompleks,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota merupakan salah satu wilayah hunian manusia yang paling kompleks, terdiri dari berbagai sarana dan prasarana yang tersedia, kota mewadahi berbagai macam aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hairul Azhar, 2014 kajian kapasitas terminal penumpang dan apron bandar udara h.as. hanandjoeddintanjungpandan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Belitung yang merupakan bagian dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mempunyai potensi sumber daya alam yang potensial baik di laut maupun di darat. Di antaranya
Lebih terperincilib.archiplan.ugm.ac.id
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang 1.1.1 Transportasi Udara sebagai Pilihan Moda Transportasi yang Paling Efektif di Indonesia Indonesia merupakan negara kepulauan yang area daratannya dipisahkan oleh
Lebih terperinciIdentitas, suatu objek harus dapat dibedakan dengan objek-objek lain sehingga dikenal sebagai sesuatu yang berbeda atau mandiri.
PENDAHULUAN.1 Latar Belakang Dalam memahami citra kota perlu diketahui mengenai pengertian citra kota, elemenelemen pembentuk citra kota, faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan citra kota dan metode
Lebih terperinciKONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Berdasarkan uraian pada analisa sebelumnya yang didasarkan pada teori dan data, maka langkah selanjutnya adalah menjadikan analisa tersebut ke dalam konsep berupa pernyataan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN TERMINAL BANDAR UDARA SULTAN ISKANDAR MUDA NANGGROE ACEH DARUSSALAM (PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR RENZO PIANO)
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN TERMINAL BANDAR UDARA SULTAN ISKANDAR MUDA NANGGROE ACEH DARUSSALAM (PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR RENZO PIANO) Diajukan untuk memenuhi
Lebih terperincisekitarnya serta ketersediaannya yang belum optimal (pada perbatasan tertentu tidak terdapat elemen gate). d. Elemen nodes dan landmark yang
BAB 5 KESIMPULAN 1. Berdasarkan hasil pengamatan dan penilaian secara subyektif (oleh peneliti) dan obyektif (pendapat responden) maka elemen identitas fisik yang membentuk dan memperkuat karakter (ciri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Semarang merupakan ibu kota propinsi Jawa Tengah. Kota
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Semarang merupakan ibu kota propinsi Jawa Tengah. Kota Semarang dapat ditempuh melalui jalan laut, udara dan darat. Namun demikian pelayanan transportasi darat
Lebih terperinciBAB IV. KONSEP PERANCANGAN
BAB IV. KONSEP PERANCANGAN IV. 1 Konsep Citra Pada Ayu Balinese Beauty & Spa ini memilih untuk memberikan kesan citra seperti pada tabel dibawah ini. Bagan 4. 1 Konsep Citra IV. 2 Latar Belakang Pemilihan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Perancangan Konsep dasar yang digunakan dalam Revitalisasi Kawasan Pabrik Gula Krebet Malang ini mencangkup empat aspek yaitu: Standar Perancangan Objek Prinsip-prinsip
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kedaulatan yang ditetapkan oleh Undang-Undang. Berdasarkan letak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan berciri nusantara yang disatukan oleh perairan, darat dan udara dengan batas-batas, hak-hak dan kedaulatan yang ditetapkan oleh
Lebih terperinciBandara Internasional Ahmad Yani Semarang 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sebagai Ibu Kota Propinsi Jawa Tengah, kota Semarang strategis untuk dijadikan sebagai transit point dalam berbagai penyelenggaraan kegiatan yang berskala lokal, regional
Lebih terperinciBAB V KONSEP RANCANGAN. mulai dari konsep dasar, konsep tapak, konsep ruang, dan konsep bentuk.
BAB V KONSEP RANCANGAN Setelah melakukan analisis, akan muncul sebuah konsep perancangan yang berisi tentang alternatif-alternatif desain yang paling sesuai dengan lokasi, obyek, dan tema rancangan Sea
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Semarang merupakan salah satu kota besar di Indonesia dan juga merupakan Ibukota Provinsi Jawa Tengah. Kota dengan julukan Kota Lumpia ini merupakan salah satu
Lebih terperinciSkripsi Museum Keroncong
III.1 Pengertian Metafora BAB III TINJAUAN KHUSUS Dalam bidang arsitektur, metafora berarti mengumpamakan bangunan sebagai sesuatu yang lain. Cara menampilkan perumpamaan tersebut adalah dengan memindahkan
Lebih terperinciKONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center
KONSEP RANCANGAN Latar Belakang Surabaya semakin banyak berdiri gedung gedung pencakar langit dengan style bangunan bergaya modern minimalis. Dengan semakin banyaknya bangunan dengan style modern minimalis
Lebih terperinciLHOKSEUMAWE COMMUTER & CENTRAL STATION ERWIN MUNTAZAR
LHOKSEUMAWE COMMUTER & CENTRAL STATION (METAFORA) LAPORAN PERANCANGAN TKA 490 - TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2010 / 2011 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Oleh
Lebih terperinciMETAPHOR AS THE NEW POWER OF DESIGN ABSTRAK
METAPHOR AS THE NEW POWER OF DESIGN ABSTRAK Dalam dunia perancangan, khususnya arsitektur, dikenal bermacam-macam tema untuk pencarian idenya. Tema merupakan hal yang sangat penting dalam merancang sebuah
Lebih terperinciGambar 1.1 Tampak samping Rumah Tongkonan (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tana Toraja, sebuah kabupaten yang terletak di Provinsi Sulawesi Selatan, merupakan tempat tinggal bagi suku aslinya yaitu Suku Toraja. Kabupaten yang seluruh daerahnya
Lebih terperinciSOEKARNO HATTA INTERNATIONAL AIRPORT TRANSIT HOTEL DENGAN PENEKANAN DESAIN SUSTAINABLE DESAIN
SOEKARNO HATTA INTERNATIONAL AIRPORT TRANSIT HOTEL DENGAN PENEKANAN DESAIN SUSTAINABLE DESAIN Oleh: Destiawan Miftahussalam, Agung Dwiyanto, Indriastjario Bandara Soekarno hatta merupakan bandara utama
Lebih terperincilib.archiplan.ugm.ac.id
HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR HALAMAN PERSEMBAHAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR DIAGRAM ABSTRAK ABSTRACT BAB I LATARBELAKANG DAFTAR ISI i ii iii v vi xii xiii xv xvii xviii
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PP RI No.70 Tahun 2001 tentang Kebandar udaraan, Pasal 1 Ayat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bandar Udara Menurut PP RI No.70 Tahun 2001 tentang Kebandar udaraan, Pasal 1 Ayat 1, bandar udara adalah lapangan terbang yang dipergunakan untuk mendarat dan lepas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahun Berangkat Transit Total % Pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konsep Low Cost Carrier telah merubah aturan main dalam industri penerbangan. Low Cost Carrier adalah konsep di mana maskapai penerbangan memiliki tarif lebih rendah
Lebih terperinciE-Journal Graduate Unpar Part D Architecture
Citra Gerbang Pada Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin 2, Palembang Steven Christian Program Studi Magister Arsitektur, Universitas Katolik Parahyangan. arch_573ve@yahoo.com Abstrak Bandara
Lebih terperinciKARAKTER SPASIAL BANGUNAN STASIUN KERETA API SOLO JEBRES
KARAKTER SPASIAL BANGUNAN STASIUN KERETA API SOLO JEBRES Agustina Putri Ceria, Antariksa, Noviani Suryasari Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan Mayjen Haryono 167, Malang 65145
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Terminal merupakan prasarana transportasi jalan untuk keperluan menurunkan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Terminal merupakan prasarana transportasi jalan untuk keperluan menurunkan dan menaikkan penumpang, perpindahan intra dan atau antar moda transportasi serta mengatur
Lebih terperinciBAB III ANALISA. ±4000 org b. Debarkasi Penumpang
BAB III ANALISA 3.1 Analisa Pengguna Munculnya Kegiatan Pengguna tak dapat lepas dari ragam kegiatan yang akan diwadahi serta pengaruh dai pelaku kegiatan itu sendiri. Berdasarkan hal tersebut nantinya
Lebih terperinciKONSEP DESAIN. WARNA Warna yang digunakan adalah warna khas budaya Toraja yang terdapat pada elemen arsitektural dan motif ornamen.
BENTUK Bentuk yang digunakan dapat berupa transformasi dari bentuk Tongkonan, ragam hias tradisional Makassar dan Toraja, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan budaya Makassar dan Toraja. Untuk menciptakan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep dasar pada perancangan Fashion Design & Modeling Center di Jakarta ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah EKSPRESI BENTUK dengan
Lebih terperinciCitra Lokal Pasar Rakyat pada Pasar Simpang Aur Bukittinggi
TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Citra Lokal Pasar Rakyat pada Pasar Simpang Aur Bukittinggi Gina Asharina, Agus S. Ekomadyo Program Studi Sarjana Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Pada Zaman modern ini alat transportasi sangatlah penting, baik untuk mengangkut barang ataupun manusia. Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. Berdasarkan obyek yang akan dirancang yaitu Perancangan Pusat
BAB III METODE PERANCANGAN Berdasarkan obyek yang akan dirancang yaitu Perancangan Pusat Kreativitas Budaya Kabupeten Ende, sehingga pada metode perancangan menggunakan beberapa aspek dalam perancangannya
Lebih terperinciTERMINAL BANDAR UDARA AHMAD YANI SEMARANG
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TERMINAL BANDAR UDARA AHMAD YANI SEMARANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : ANANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan atau archipelago terbesar di dunia dengan lebih dari 2/3 luasnya terdiri dari wilayah perairan. Indonesia dikenal sebagai negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Kebutuhan manusia akan bergerak dari suatu tempat ke tempat yang lain sudah ada sejak dahulu kala, dapat dikatakan bahwa transportasi berumur setua manusia. Namun
Lebih terperinciBAB VI KONSEP PERENCANAAN
BAB VI KONSEP PERENCANAAN VI.1 KONSEP BANGUNAN VI.1.1 Konsep Massa Bangunan Pada konsep terminal dan stasiun kereta api senen ditetapkan memakai masa gubahan tunggal memanjang atau linier. Hal ini dengan
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Konsep dasar perancangan penulis sebelumnya melihat peruntukan lahannya, sebelum merancang sebuah bangunan rancangan apa yang pantas pada tapak dengan
Lebih terperinciBab 4 ANALISA & PEMBAHASAN
Bab 4 ANALISA & PEMBAHASAN TEKNIK: METODE EVALUASI- KRITERIA SELEKSI TAHAP 1 Menggali atau menemukan identitas kawasan di sepanjang koridor Jalan Mastrip berdasarkan aspek kajian identitas kawasan TAHAP
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORERIKAL PENDEKATAN ARSITEKTUR ORGANIK PADA TATA RUANG LUAR DAN DALAM HOMESTAY DAN EKOWISATA SAWAH
BAB III TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORERIKAL PENDEKATAN ARSITEKTUR ORGANIK PADA TATA RUANG LUAR DAN DALAM HOMESTAY DAN EKOWISATA SAWAH 3.1. Tinjauan Pendekatan Arsitektur Organik 3.1.1. Definisi Arsitektur
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Konsep dasar ini tidak digunakan untuk masing-masing ruang, tetapi hanya pada ruang-ruang tertentu. 1. Memperkenalkan identitas suatu tempat Karena
Lebih terperinciPENERAPAN KONSEP ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR PADA STASIUN PASAR MINGGU
Seminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 2017 ISSN (P) : 2460-8696 Buku 2 ISSN (E) : 2540-7589 PENERAPAN KONSEP ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR PADA STASIUN PASAR MINGGU Ghina Fajrine1), Agus Budi Purnomo2),Jimmy
Lebih terperinciII. EKSPLORASI DAN PROSES RANCANG
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-63 Merepresentasikan Kejutan sebagai Tema dalam Rancangan Galeri Kuliner di Kawasan Tunjungan Surabaya Yuli Indri Ani dan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA AHMAD YANI SEMARANG
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA AHMAD YANI SEMARANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep desain kawasan menggunakan konsep dasar transformasi yang
BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Desaian Kawasan Konsep desain kawasan menggunakan konsep dasar transformasi yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, yaitu konsep perancangan yang mengambil dari sistem sirkulasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lintang Selatan dan Bujur Timur merupakan salah
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang terletak di selatan katulistiwa pada posisi 8 0 12 0 Lintang Selatan dan 118 0 125 0 Bujur Timur merupakan salah satu propinsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tenggara Timur yang terletak di daratan Pulau Flores. Wilayah Kabupaten
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Sikka dengan ibu kotanya bernama Maumere merupakan salah satu kabupaten yang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur yang terletak di daratan
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDARA INTERNASIONAL RADIN INTEN II LAMPUNG
PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDARA INTERNASIONAL RADIN INTEN II LAMPUNG Galih Saprilantu, Tri Yuni Iswati, Amin Sumadyo Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kabupaten Ende dengan ibukotanya bernama Ende merupakan salah satu
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Kabupaten Ende dengan ibukotanya bernama Ende merupakan salah satu kabupaten yang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur yang terletak di daratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lautan 38% : 62%, memiliki pulau, dimana 6000 di antaranya telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dengan perbandingan daratan dan lautan 38% : 62%, memiliki 17.508 pulau, dimana 6000 di antaranya telah bernama dan 1000 pulau
Lebih terperinciPUSAT STUDI PENGEMBANGAN BELUT DI SLEMAN
PUSAT STUDI PENGEMBANGAN BELUT DI SLEMAN Thomas Pater Dimarjati 1 Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl. Babarsari 44 Yogyakarta Email: tpater33@gmail.com Belut merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. BAB V Kesimpulan dan Saran 126
BAB V KESIMPULAN 5.1 KESIMPULAN Manusia memiliki sifat alami untuk selalu bergerak. Pergerakan yang dilakukan dapat bersifat fisik (berpindah tempat) maupun non fisik (perilaku). Bergerak secara fisik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bandar udara atau bandara yang juga populer disebut dengan istilah airport
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandar udara atau bandara yang juga populer disebut dengan istilah airport dari bahasa Inggris merupakan sebuah fasilitas di mana pesawat terbang dapat lepas landas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Latar belakang Belakang pengadaan proyek
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1.1. Latar belakang Belakang pengadaan proyek Bandar udara merupakan sebuah fasilitas tempat pesawat terbang dapat lepas landas dan mendarat. Bandara yang paling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pemilihan Project Pada zaman sekarang ini, manusia selalu memperoleh tekanan untuk bertahan hidup. Tekanan untuk bertahan hidup ini mendorong manusia
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Pertemuan budaya yang ada pada Mesjid Raya Cipaganti dapat terkordinasi dengan baik antara budaya yang satu dengan lainnya. Budaya luar yang masuk telah mengalami
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN
BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Perancangan Wisata Bahari Di Pantai Boom Tuban ini merupakan sebuah rancangan arsitektur yang didasarkan oleh tema Extending Tradition khususnya yaitu dari
Lebih terperinciBAB VI DESAIN PERANCANGAN
BAB VI DESAIN PERANCANGAN 6.1 Identitas Proyek Desain perancangan Redesain Saung Angklung Udjo merupakan aset bagi wilayah kota Bandung pada umumnya dan khususnya bagi pemilik Objek wisata Saung Angklung
Lebih terperinciyang lebih luas1 Dari sarana transportasi udara tersebut, komunikasi dengan bangsa lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan bagian dari negara-negara di dunia yang tersusun dari banyak pulau yang tersebar. Untuk menghubungkan pulau-pulau tersebut, transportasi udara merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian sebagai pendorong, penggerak kemajuan suatu wilayah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi sangat diperlukan bagi kehidupan manusia untuk memenuhi kebutuhannya, transportasi juga merupakan sarana yang sangat penting dalam memperlancar
Lebih terperinciAspek Arsitektur Kota dalam Perancangan Pasar Tradisional
TEMU ILMIAH IPLBI 2013 Aspek Arsitektur Kota dalam Perancangan Pasar Tradisional Agus S. Ekomadyo (1), Kustiani (2), Herjuno Aditya (3) (1) Kelompok Keilmuan Perancangan Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi
Lebih terperinciPenerapan Tema Cablak pada Rancangan Rumah Budaya Betawi
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) G-15 Penerapan Tema Cablak pada Rancangan Rumah Budaya Betawi Alivia Bianca Bella Diena dan Murtijas Sulistijowati Jurusan
Lebih terperinciFasilitas Pernikahan Aquatic di Surabaya
JURNAL edimensi ARISTEKTUR, No. 1 (2012) 1-5 1 Fasilitas Pernikahan Aquatic di Surabaya Handono S dan Ir. ST. Kuntjoro Santoso, M.T. Program Studi Teknik Arsitektur, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. eksternal yang bertujuan untuk membina hubungan harmonis. Humas dalam. mengenai perusahaan dan segala kegiatannya kepada khalayak.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan perkembangan dunia informasi sekarang ini, peranan Humas dalam sebuah organisasi sangat penting, baik dengan publik internal maupun eksternal yang bertujuan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN Transportasi merupakan sebuah kegiatan untuk melakukan perpindahan dari suatu tempat ke tempat yang lain, seiring dengan perkembangan zaman dan pertumbuhan penduduk
Lebih terperinciTERMINAL FERI DOMESTIK SEKUPANG - BATAM (ARSITEKTUR SIMBOLIS) DITA ANDIANI
TERMINAL FERI DOMESTIK SEKUPANG - BATAM (ARSITEKTUR SIMBOLIS) LAPORAN PERANCANGAN TKA 490 TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2010 / 2011 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Lebih terperinciBAB III: TINJAUAN KHUSUS
BAB III: TINJAUAN KHUSUS 3.1. Pengertian Metafora Dalam bidang arsitektur, metafora berarti mengumpamakan bangunan sebagai sesuatu yang lain. Cara menampilkan perumpamaan tersebut adalah dengan memindahkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Bandar Udara dan Sistem Lapangan Terbang. Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization):
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bandar Udara dan Sistem Lapangan Terbang 2.1.1. Bandar udara Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization): Bandar udara adalah area tertentu di daratan
Lebih terperinci