Vivin Ariestania, drg, Sp.Pros* Dian Valentina *

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Vivin Ariestania, drg, Sp.Pros* Dian Valentina *"

Transkripsi

1 PENGARUH DIMENSI VERTIKAL TERHADAP FUNGSI KUNYAH PENGGUNA GIGI TIRUAN LENGKAP DI KLINIK PROSTODONSIA RSGMP UNIVERSITAS HANG TUAH PERIODE TAHUN Vivin Ariestania, drg, Sp.Pros* Dian Valentina * * Departement Prosthodonsia * Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Hang Tuah Surabaya * Koresponden: vivinariestaniadrg@gmail.com ABSTRACT In the process of making prosthetic tooth, such as full denture, the exact vertical dimension measurement is needed to complete the rifht function of chewing. The wrong measurement can cause the bad effect, such as disturbance of chewing function of the full denture user. Respondents were patients from the Prosthodontic Department of Hang Tuah University, Surabaya from September 2009 until January From 28 patients, 11 were chosen for this study. All of data in this study is analyzed using cross tabulation and chi square effect testing. Result showed: here is an effect between the vertical dimension and chewing function of full denture user. Key words: vertical dimension, full denture, chewing function. PENDAHULUAN Gigi tiruan lengkap merupakan suatu piranti yang dibuat tidak hanya untuk menggantikan seluruh gigi yang hilang, beserta jaringan sekitarnya, akan tetapi juga dapat memperbaiki fungsi kunyah, estetik, serta fonetik penderita (Neill & Nairn, 2990) Pemakaian gigi tiruan lengkap dapat digunakan sebagai alat bantu dalam memperbaiki defisiensi pengunyahan serta memperbaiki nutrisi pada penderita. Oleh karena itu, salah satu kriteria yang menentukan keberhasilan pembuatan gigi tiruan lengkap, adalah gigi tiruan tersebut dapat memperbaiki dan meningkatkan fungsi kunyah (Neill & Nairn, 1990). Salah satu keluhan yang sering dijumpai pada pasien gigi tiruan lengkap diantaranya adalah kesulitan pada saat mengunyah. Hal ini dapat dikarenakan

2 adanya kesalahan dalam tahap pembuatan gigi tiruan lengkap, salah satunya pada tahap penentuan dimensi (Harshanur, 1996). Kesalahan dalam pengukuran dimensi pada pengguna gigi tiruan lengkap, dapat memberikan efek yang buruk terhadap sistem pengunyahan makanan pada pengguna gigi tiruan lengkap (Harshanur, 1996). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh dimensi terhadap fungsi kunyah pengguna gigi tiruan lengkap. BAHAN DAN METODE Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional. Populasi dalam penelitian ini adalah penderita pengguna gigi tiruan lengkap yang dirawat di Klinik Prostodonsia Fakultas Kedokteran Gigi RSGMP Universitas Hang Tuah Surabaya, pada periode September 2009-Januari Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sejumlah 11 orang penderita, dengan teknik pengambilan total sampling, serta memenuhi criteria, yaitu: penderita tidak mempunyai kelainan sistemik, sudah memakai gigi tiruan lengkap ( RA/RB atau kombinasi RA dan RB) pada saat kontrol, tidak ada deformitas rahang, relasi rahang normal, dan penderita dapat serta bersedia untuk diwawancarai. Hasil pengukuran dimensi dan pengambilan data dalam bentuk kuesioner, dilakukan minimum 2 bulan setelah insersi. Pengukuran dimensi dengan metode Niswonger (Physiologic Rest Position Test) dilakukan dengan mengukur jarak titik subnasion ke titik gnasion pada saat rahang pasien berada dalam posisi istirahat. Pengukuran ke- 2 titik ini dilakukan 2 kali, yaitu saat penderita tanpa menggunakan gigi tiruan lengkap serta pada saat penderita menggunakan gigi tiruan lengkap. Di dalam penelitian ini, jarak free way space ditentukan sebesar 2-4 mm. Setelah mendapatkan hasil pengukuran dimensi, misalnya x mm (tanpa menggunakan gigi tiruan lengkap) dan y mm (menggunakan gigi tiruan lengkap), maka peneliti dapat menentukan dimensi penderita tersebut dikatakan: normal, terlalu tinggi, atau terlalu rendah. Pengukuran terhadap fungsi kunyah penderita dapat diketahui melalui pengisian kuesioner, yang meliputi ada tidaknya rasa sakit pada Temporo Mandibular Joint, kelelahan pada otot-otot pengunyahan, kesulitan saat mengunyah, serta kenyamanan terhadap penggunaan gigi tiruan lengkap. Makin banyak gangguan terhadap fungsi kunyah, maka fungsi kunyah dikatakan buruk. Hasil penelitian pengukuran dimensi vertical dan fungsi kunyah, selanjutnya akan diuji dengan uji korelasi Chi-Square. HASIL Tabel 1. Frekuensi Dimensi Vertikal Pengguna gigi Tiruan Lengkap

3 Dimensi Vertikal Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Terlalu Tinggi Normal Terlalu rendah Total Berdasarkan hasil pada tabel ke-1, didapatkan 7 penderita mempunyai dimensi yang normal, 3 penderita mempunyai dimensi yang terlalu tinggi, dan 1 penderita mempunyai dimensi yang terlalu rendah. Tabel 2. Frekuensi Fungsi Kunyah Pengguna gigi Tiruan Lengkap Fungsi Kunyah Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Buruk Baik Total Berdasarkan tabel ke-2, peneliti mendapatkan dari 11 orang penderita pengguna gigi tiruan lengkap, didapatkan 6 orang penderita memiliki fungsi kunyah yang baik dan 5 penderita lainnya memiliki fungsi kunyah yang buruk. Tabel 3. Uji Korelasi Chi-Square antara Dimensi Vertikal dan Fungsi Kunyah Pengguna Gigi Tiruan Lengkap Fungsi Kunyah Buruk Baik Total Signifik ansi Chi Square Dimensi Terlalu Tinggi Count p=0,023 within Dimensi Normal Count within Dimensi Terlalu Count 1 0 1

4 rendah within Dimensi Total Count within Dimensi Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan uji korelasi Chi- Square, didapatkan hasil berupa adanya pengaruh dimensi terhadap fungsi kunyah pengguna gigi tiruan lengkap, dengan p<0,05/ p=0,023. PEMBAHASAN Penderita yang memiliki dimensi lebih besar atau lebih kecil dari free way space (2-4 mm) berarti terdapat kesalahan pada saat penentuan dimensi. Pada Dimensi Vertikal yang terlalu tinggi, penderita akan mengalami gangguan fungsi kunyah, berupa: ketegangan pada otot maseter dan kelelahan pada saat pengunyahan makanan. Hal ini ditunjang oleh pendapat Watt & Mac Gregor (1992) dan Zarb et al (2002) bahwa penderita yang memiliki dimensi terlalu tinggi akan menyebabkan perpanjangan dimensi wajah, sehingga pada saat posisi istirahat, bibir akan terbuka. Otot pembuka dan penutup mulut yang berperan dalam fungsi pengunyahan tidak dapat mencapai posisi istirahat dengan benar sehingga berdampak pada ketidaknyamanan penderita pada gigi tiruan lengkap tersebut (Saleh, 2006). Dimensi yang terlalu rendah akan menyebabkan berkurangnya efisiensi pengunyahan makanan, karena gigi-gigi rahang atas dan bawah belum berkontak pada saat otot-otot selesai berkontraksi untuk mengunyah makanan, sehingga ketika gigi-gigi tersebut bertemu pada saat mengunyah makanan, daya kunyah yang terjadi sudah jauh berkurang. Selain itu, tekanan pada daerah persendian dan ligamen pada saat mengunyah makanan akan lebih besar apabila dimensi terlalu rendah. Hal ini menyebabkan rasa sakit pada Temporo Mandibular Joint (Harshanur, 1996 dan Saleh 2006). Oleh karena itu, berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dimensi dan fungsi kunyah dengan menggunakan tabulasi silang, serta dilakukan uji korelasi Chi-Square, didapatkan adanya pengaruh antara dimensi terhadap fungsi kunyah pengguna gigi tiruan lengkap, dengan signifikansi Chi-Square lebih kecil dari 0,05 (p<0,05/ p=0,023), dimana pada penetapan dimensi yang salah, dapat menyebabkan gangguan fungsi kunyah. KESIMPULAN Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara dimensi vertical terhadap fungsi kunyah pengguna gigi tiruan lengkap.

5 SARAN Peneliti berharap agar dapat memperbanyak jumlah sample yang dibutuhkan untuk memperoleh hasil yang lebih maksimal.. REFERENSI 1. Boucher RM, Davenport JC, Tomlin HR: Prosthodontic Treatment For Edentulous patients, 7 th edition. St Louis: The Mosby Co.,1975: Fillion L, Kilcast D: Food Texture and Eating Difficulties In The Elderly. United Kingdom: Leatherhead Food Research Association. 3. Harshanur IW: Geligi Tiruan Lengkap Lepas, edisi ke-3. Jakarta: EGC. 1996: Neill DJ, Nairn RI: Complete Denture Prosthetics, 3rd edition. London: Wright. 1990:1-2, Saleh S: Dimensi Vertikal, Kesalahan pengukuran dan Akibatnya, Ceril No. XV!!!, 2006: Watt DM, Mac Gregor AR: membuat Desain Gigi Tiruan lengkap, edisi ke-2. Jakarta: Hipokrates. 1992: Yanuarini: Dimensi Vertikal Fisiologis dengan Metode Physiologic Rest Position dan Teori Leonardo Da Vinci I serta II pada Laki-laki dan Perempuan (Kajian pada Kelompok Usia tahun). Skripsi, Universitas Indonesia, Surabaya Zarb GA, Bolender CL, Hickey JC, Carlsson GE: Buku Ajar Prostodonti untuk Pasien Tak Bergigi Menurut Boucher, edisi 10. Jakarta: EGC. 2002: ,237 Dimensi yang benar

6 Gambar: Dimensi yang normal (sebesar 75mm) pada pasien usia 55 tahun. A= sebelum menggunakan gigi tiruan lengkap (65mm) dan B= sesudah menggunakan gig tiruan lengkap (75mm) Dimensi yang terlalu tinggi (over opening) pada saat menggunakan gigi tiruan lengkap

7 Dimensi yang terlalu tinggi pada pasien usia 81 tahun pada saat A= sebelum menggunakan gigi tiruan lengkap (65 mm) dan B= setelah menggunakan gigi tiruan lengkap (75mm)

8 Dimensi yang terlalu rendah pada pasien usia 65 tahun, yaitu pada saat A= sebelum menggunakan gigi tiruan lengkap (75mm) dan B= sesudah menggunakan gigi tiruan lengkap (70mm)

9

Gambaran kemampuan mastikasi pada pasien pengguna gigi tiruan penuh di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Sam Ratulangi Manado

Gambaran kemampuan mastikasi pada pasien pengguna gigi tiruan penuh di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Sam Ratulangi Manado Jurnal e-gigi (eg), Volume 4 Nomor 2, Juli-Desember2016 Gambaran kemampuan mastikasi pada pasien pengguna gigi tiruan penuh di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Sam Ratulangi Manado 1 Yuniar P. Panjaitan

Lebih terperinci

HUBUNGAN RAHANG PADA PEMBUATAN GIGI- TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN

HUBUNGAN RAHANG PADA PEMBUATAN GIGI- TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN 1 HUBUNGAN RAHANG PADA PEMBUATAN GIGI- TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN Hubungan rahang disebut juga dengan relasi vertikal/dimensi vertikal. Pengertian relasi vertikal : Jarak vertikal rahang atas dan rahang bawah

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN GIGI TIRUAN PADA LANSIA

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN GIGI TIRUAN PADA LANSIA PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN GIGI TIRUAN PADA LANSIA Bintang H Simbolon* *Dosen Jurusan Teknik Gigi Poltekkes Tanjungkarang Menurut WHO, salah satu ukuran derajat kesehatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penting dalam perawatan prostodontik khususnya bagi pasien yang telah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penting dalam perawatan prostodontik khususnya bagi pasien yang telah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penentuan dimensi vertikal maxillomandibular merupakan satu tahapan penting dalam perawatan prostodontik khususnya bagi pasien yang telah kehilangan gigi-geligi

Lebih terperinci

Penetapan Gigit pada Pembuatan Gigi Tiruan Lengkap

Penetapan Gigit pada Pembuatan Gigi Tiruan Lengkap Tugas Paper Penetapan Gigit pada Pembuatan Gigi Tiruan Lengkap Aditya Hayu 020610151 Departemen Prostodonsia Universitas Airlangga - Surabaya 2011 1 I. Sebelum melakukan penetapan gigit hendaknya perlu

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian studi deskriptif analisis, dengan rancangan penelitian Studi Potong Lintang (Cross Sectional Study). 4.2

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Distribusi Usia pada Pengukuran Dimensi Vertikal Fisiologis Pada penelitian ini menggunakan subjek penelitian sebanyak 170 sampel yang memenuhi kriteria penelitian. Pengambilan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehilangan gigi merupakan masalah gigi dan mulut yang sering ditemukan. Kehilangan gigi dapat disebabkan oleh dua faktor secara umum yaitu, faktor penyakit seperti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 6 Evaluasi pasca perawatan penting untuk mendeteksi penyebab

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 6 Evaluasi pasca perawatan penting untuk mendeteksi penyebab BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehilangan seluruh gigi merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami kehilangan seluruh gigi aslinya. Kehilangan seluruh gigi adalah parameter umum yang digunakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan penduduk lanjut usia (lansia) di dunia diprediksi akan meningkat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan penduduk lanjut usia (lansia) di dunia diprediksi akan meningkat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk lanjut usia (lansia) di dunia diprediksi akan meningkat cepat di masa yang akan datang. Pada tahun 2002 terdapat sekitar 600 juta orang berusia

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Hasil Analisis Univariat Analisis Statistik Deskriptif Lama Kehilangan, Usia dan Ekstrusi Gigi Antagonis

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Hasil Analisis Univariat Analisis Statistik Deskriptif Lama Kehilangan, Usia dan Ekstrusi Gigi Antagonis BAB 5 HASIL PENELITIAN Pada penelitian ini, jumlah sampel yang memenuhi kriteria penelitian adalah sebanyak 40 sampel. Sampel pada penelitian ini berupa model studi pasien gigi tiruan sebagian (GTS) dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gigi geligi dan struktur yang menyertainya dari suatu lengkung gigi rahang atas

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gigi geligi dan struktur yang menyertainya dari suatu lengkung gigi rahang atas I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gigi tiruan lengkap adalah protesa gigi lepasan yang menggantikan seluruh gigi geligi dan struktur yang menyertainya dari suatu lengkung gigi rahang atas dan rahang bawah

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN BAB 5 HASIL PENELITIAN Pada penelitian perubahan lengkung oklusal akibat kehilangan gigi posterior ini, didapat sebanyak 103 jumlah sampel kemudian dipilih secara purposive sampling dan didapat sebanyak

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dimensi Vertikal Menurut The Glossary of Prosthodontic Terms, pengertian dimensi vertikal adalah jarak antara 2 tanda anatomis (biasanya 1 titik pada ujung hidung dan titik lainnya

Lebih terperinci

TINGKAT KEPUASAN PASIEN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER

TINGKAT KEPUASAN PASIEN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER TINGKAT KEPUASAN PASIEN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER Dewi Kristiana, Amiyatun Naini, Achmad Gunadi Bagian Prostodonsia FKG Universitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN KEPUASAN PASIEN PEMAKAI GIGI TIRUAN LENGKAP

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN KEPUASAN PASIEN PEMAKAI GIGI TIRUAN LENGKAP HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN KEPUASAN PASIEN PEMAKAI GIGI TIRUAN LENGKAP Daniel Budi Santoso *, Esti Tjahjanti **, dan Heriyanti amalia K ** *Program Studi Prostodonsia, Program Pendidikan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: persepsi, minat, remaja, alat ortodontik cekat, maloklusi

ABSTRAK. Kata kunci: persepsi, minat, remaja, alat ortodontik cekat, maloklusi ABSTRAK Persepsi adalah suatu proses menerima dan menginterpretasikan data. Persepsi tentang penggunaan alat ortodontik cekat dapat dilihat dari aspek estetik dan aspek fungsional. Bagi remaja, salah satu

Lebih terperinci

HUBUNGAN UMUR DAN SIKAP MENGENAI GIGI TIRUAN DENGAN LAMA PENGGUNAAN GIGI TIRUAN PADA PASIEN DI KLINIK GIGI ILHAM BANJARMASIN 2016

HUBUNGAN UMUR DAN SIKAP MENGENAI GIGI TIRUAN DENGAN LAMA PENGGUNAAN GIGI TIRUAN PADA PASIEN DI KLINIK GIGI ILHAM BANJARMASIN 2016 HUBUNGAN UMUR DAN SIKAP MENGENAI GIGI TIRUAN DENGAN LAMA PENGGUNAAN GIGI TIRUAN PADA PASIEN DI KLINIK GIGI ILHAM BANJARMASIN 2016 1 Akhmad Fauzan, SKM., M.Kes 2 M. Bahrul Ilmi, SKM., M.Kes 1 Jl. Adhyaksa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepuasan pasien merupakan konsep multidimensi. Dimensi kepuasan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepuasan pasien merupakan konsep multidimensi. Dimensi kepuasan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepuasan pasien merupakan konsep multidimensi. Dimensi kepuasan perawatan gigi termasuk manajemen nyeri, kualitas perawatan gigi, biaya, ketersediaan dan aksesibilitas.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. Dimensi Vertikal Dimensi vertikal, DV (vertical dimension) merupakan salah satu komponen penting dalam perawatan gigi tiruan. Hal ini disebabkan karena fungsi mastikasi, berbicara,

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENILAIAN KLINIS TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN PEMAKAI GIGI TIRUAN PENUH DI RSGMP FKG USU

HUBUNGAN PENILAIAN KLINIS TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN PEMAKAI GIGI TIRUAN PENUH DI RSGMP FKG USU HUBUNGAN PENILAIAN KLINIS TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN PEMAKAI GIGI TIRUAN PENUH DI RSGMP FKG USU SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. retak), infeksi pada gigi, kecelakaan, penyakit periodontal dan masih banyak

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. retak), infeksi pada gigi, kecelakaan, penyakit periodontal dan masih banyak I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hilangnya gigi bisa terjadi pada siapa saja dengan penyebab yang beragam antara lain karena pencabutan gigi akibat kerusakan gigi (gigi berlubang, patah, retak), infeksi

Lebih terperinci

BPM BLOK OROMAKSILOFASIAL 2 BUKU PANDUAN MAHASISWA SEMESTER VI TAHUN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

BPM BLOK OROMAKSILOFASIAL 2 BUKU PANDUAN MAHASISWA SEMESTER VI TAHUN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI BPM BUKU PANDUAN MAHASISWA OROMAKSILOFASIAL 2 SEMESTER VI TAHUN AKADEMIK 2013-2014 BLOK 3.6.12 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 1 BUKU PANDUAN MAHASISWA BLOK

Lebih terperinci

LAPORAN P E N E L I T I A N. O I eh. Drg. ISNANIAH MALIK NIP

LAPORAN P E N E L I T I A N. O I eh. Drg. ISNANIAH MALIK NIP P E N E L I T I A N LAPORAN O I eh Drg. ISNANIAH MALIK NIP 130809279 Dilaksanakan Atas Biaya Dari Dana SPP/DPP Universitas Padjadjaran Dengan Surat Kontrak No, 378/PI06,H8/LP/N187 Tgl, 18 Nopember 1987

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Edentulus penuh merupakan suatu keadaan tak bergigi atau tanpa gigi di dalam mulut. 1 Edentulus penuh memberikan pengaruh pada kesehatan fisik dan mental yang berhubungan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA DIMENSI VERTIKAL FISIOLOGIS DENGAN METODE PHYSIOLOGIC REST POSITION DAN TEORI LEONARDO DA VINCI I SERTA II PADA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN (KAJIAN PADA KELOMPOK USIA 18-23 TAHUN) SKRIPSI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. sehingga apabila kehilangan gigi akan memilih menggunakan gigi tiruan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. sehingga apabila kehilangan gigi akan memilih menggunakan gigi tiruan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Gigi merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, sehingga apabila kehilangan gigi akan memilih menggunakan gigi tiruan (McCabe, 2008). Gigi mempunyai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kehilangan gigi geligi disebabkan oleh faktor penyakit seperti karies dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kehilangan gigi geligi disebabkan oleh faktor penyakit seperti karies dan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Faktor Penyebab Kehilangan Gigi Kehilangan gigi geligi disebabkan oleh faktor penyakit seperti karies dan penyakit periodontal. Faktor bukan penyakit seperti gaya hidup dan faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki permasalahan pada gigi dan mulut sebesar 25,9%,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki permasalahan pada gigi dan mulut sebesar 25,9%, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehilangan gigi merupakan salah satu perubahan jaringan rongga mulut. Jika gigi yang hilang tidak segera diganti dapat menimbulkan kesulitan bagi pasien sendiri, seperti

Lebih terperinci

DALAM PEMILIHAN JENIS GIGITIRUAN DI PULAU KODINGARENG SKRIPSI PRAPRIMADANI MURSYID J

DALAM PEMILIHAN JENIS GIGITIRUAN DI PULAU KODINGARENG SKRIPSI PRAPRIMADANI MURSYID J FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PASIEN DALAM PEMILIHAN JENIS GIGITIRUAN DI PULAU KODINGARENG SKRIPSI PRAPRIMADANI MURSYID J 111 08 129 UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI MAKASSAR 2011 FAKTOR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lansia dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia. Seiring dengan bertambahnya usia seseorang, proses penuaan tidak dapat dihindari. Menurut

Lebih terperinci

PERBEDAAN KUALITAS HIDUP PASIEN GERIATRI DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG YANG MENDAPAT PERAWATAN GIGI DAN TIDAK MENDAPAT PERAWATAN GIGI

PERBEDAAN KUALITAS HIDUP PASIEN GERIATRI DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG YANG MENDAPAT PERAWATAN GIGI DAN TIDAK MENDAPAT PERAWATAN GIGI PERBEDAAN KUALITAS HIDUP PASIEN GERIATRI DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG YANG MENDAPAT PERAWATAN GIGI DAN TIDAK MENDAPAT PERAWATAN GIGI LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cepat dibandingkan kelompok umur lainya. 1 Badan Pusat Statistik (BPS)

BAB I PENDAHULUAN. cepat dibandingkan kelompok umur lainya. 1 Badan Pusat Statistik (BPS) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di negara berkembang, proporsi jumlah penduduk lanjut usia (lansia) terus berkembang. Kelompok penduduk lansia berkembang lebih cepat dibandingkan kelompok umur lainya.

Lebih terperinci

Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Overlay Pasca Perawatan Sendi Temporomandibula

Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Overlay Pasca Perawatan Sendi Temporomandibula Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Overlay Pasca Perawatan Sendi Temporomandibula Helmi Siti Aminah*, Erna Kurnikasari** *Peserta PPDGS Prostodontia FKG Universitas Padjdjaran ** Bagian Prostodontia FKG Universitas

Lebih terperinci

Persepsi pengguna gigi tiruan lepasan terhadap fungsi estetik dan fonetik di komunitas lansia Gereja International Full Gospel Fellowship Manado

Persepsi pengguna gigi tiruan lepasan terhadap fungsi estetik dan fonetik di komunitas lansia Gereja International Full Gospel Fellowship Manado Persepsi pengguna gigi tiruan lepasan terhadap fungsi estetik dan fonetik di komunitas lansia Gereja International Full Gospel Fellowship Manado 1 Joshua D. G. Tulandi 2 Lydia Tendean 3 Krista V. Siagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi tubuh. Fungsi gigi berupa fungsi fonetik, mastikasi dan. ataupun yang hilang bisa berdampak pada kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. bagi tubuh. Fungsi gigi berupa fungsi fonetik, mastikasi dan. ataupun yang hilang bisa berdampak pada kesehatan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gigi merupakan salah satu organ tubuh yang memiliki fungsi yang penting bagi tubuh. Fungsi gigi berupa fungsi fonetik, mastikasi dan estetik (Fernatubun dkk., 2015).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehilangan gigi dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti karies dan penyakit periodontal, trauma, penyakit yang menyerang pulpa, periradikular, dan berbagai penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada saluran pencernaan disamping fungsi psikis dan sosial (Tampubolon,

BAB I PENDAHULUAN. pada saluran pencernaan disamping fungsi psikis dan sosial (Tampubolon, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Indonesia memanfaatkan pelayanan kesehatan di bidang kedokteran gigi salah satunya yaitu pencabutan gigi. Pencabutan gigi dilakukan apabila gigi telah rusak

Lebih terperinci

Lampiran 1 Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Lampiran 1 Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN Lampiran 1 Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN Selamat Pagi/Siang Bapak/Ibu Saya Shinta Agustina, mahasiswa FKG USU yang sedang menjalani penelitian

Lebih terperinci

SINDROM KOMBINASI MAKALAH

SINDROM KOMBINASI MAKALAH SINDROM KOMBINASI MAKALAH Disusun oleh: Drg. LISDA DAMAYANTI, Sp. Pros. NIP: 132206506 BAGIAN PROSTODONSIA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2009 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR

Lebih terperinci

Dwi Tj. Putranti & Helly Chandra: Persepsi masyarakat terhadap pemakaian gigitiruan 1

Dwi Tj. Putranti & Helly Chandra: Persepsi masyarakat terhadap pemakaian gigitiruan 1 Dwi Tj. Putranti & Helly Chandra: Persepsi masyarakat terhadap pemakaian gigitiruan 1 Rendahnya persepsi masyarakat terhadap pemakaian gigitiruan di Desa Ujung Rambung, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data dasar yang diperoleh dari subyek meliputi jenis gigi tiruan, jenis. Tabel 1. Karakteristik Subyek Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data dasar yang diperoleh dari subyek meliputi jenis gigi tiruan, jenis. Tabel 1. Karakteristik Subyek Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN Penelitian yang telah dilakukan mendapatkan subyek sebanyak 81 orang. Data dasar yang diperoleh dari subyek meliputi jenis gigi tiruan, jenis kelamin, usia,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkat. Hal tersebut menyebabkan kemungkinan penurunan kondisi tidak

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkat. Hal tersebut menyebabkan kemungkinan penurunan kondisi tidak I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tingkat kesadaran masyarakat tentang kesehatan gigi saat ini semakin meningkat. Hal tersebut menyebabkan kemungkinan penurunan kondisi tidak bergigi dan meningkatnya

Lebih terperinci

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA. Dwika Suryaningdyah. Abstrak

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA. Dwika Suryaningdyah. Abstrak HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA Dwika Suryaningdyah Abstrak Partus yang berulang kali dan terjadi terlampau sering merupakan faktor utama terjadinya prolapsus

Lebih terperinci

Kata kunci: gigi tiruan, tingkat perilaku, lansia.

Kata kunci: gigi tiruan, tingkat perilaku, lansia. ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN TINGKAT PERILAKU PEMELIHARAAN KEBERSIHAN GIGI TIRUAN LEPASAN AKRILIK PADA LANSIA DI DESA PENATAHAN KABUPATEN TABANAN BALI Kehilangan gigi saat memasuki fase

Lebih terperinci

The Concept of Recurring Esthetic Dental (RED) Proportion Among. Deutro Melayu Race (Study On Dental Students at University of

The Concept of Recurring Esthetic Dental (RED) Proportion Among. Deutro Melayu Race (Study On Dental Students at University of The Concept of Recurring Esthetic Dental (RED) Proportion Among Deutro Melayu Race (Study On Dental Students at University of Indonesia) Adeka Julita Sari, Sitti Fardaniah, Farisza Gita Corresponding address

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tiruan segera setelah pencabutan gigi (Watt dan MacGregor, 1992). Menurut Elias

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tiruan segera setelah pencabutan gigi (Watt dan MacGregor, 1992). Menurut Elias BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagian besar masyarakat sulit menerima hilangnya gigi setelah pencabutan, khususnya gigi anterior apabila tanpa dilakukan penggantian gigi (Basker dkk., 1994). Keadaan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Tabel Distribusi Frekuensi Frequency Table

LAMPIRAN. Tabel Distribusi Frekuensi Frequency Table LAMPIRAN Tabel Distribusi Frekuensi Frequency Table Umur Penderita Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid < 15 tahun 8 3.1 3.1 3.1 15-54 tahun 155 59.8 59.8 62.9 > 54 tahun 96 37.1 37.1

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memberikan estetik wajah yang kurang baik (Wong, dkk., 2008). Prevalensi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memberikan estetik wajah yang kurang baik (Wong, dkk., 2008). Prevalensi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Maloklusi adalah hubungan yang tidak benar antara lengkung di setiap bidang spatial atau posisi gigi yang abnormal (Sumawinata, 2004). Maloklusi dapat mengakibatkan fungsi

Lebih terperinci

Farmaka Volume 15 Nomor 3 96

Farmaka Volume 15 Nomor 3 96 Volume 15 Nomor 3 96 PENGUKURAN KEPUASAN PELAYANAN INSTALASI FARMASI UNTUK PASIEN TUBERKULOSIS SALAH SATU RUMAH SAKIT DI BANDUNG Safitri Yuniasih, Ranpal Singh, Angga Prawira Kautsar Fakultas Farmasi Universitas

Lebih terperinci

Aulia, et al., Hubungan Pengetahuan Pemeliharaan Gigi Tiruan Lengkap Terhadap Kebersihan Gigi

Aulia, et al., Hubungan Pengetahuan Pemeliharaan Gigi Tiruan Lengkap Terhadap Kebersihan Gigi Hubungan Pengetahuan Pemeliharaan Gigi Tiruan Lengkap Terhadap Kebersihan Gigi Tiruan Pasca Insersi (Relation Between Knowledge Of Full Denture Maintenance Toward Denture Hygiene Post Insertion) Dyah Kurnia

Lebih terperinci

Lampiran 1. KUESIONER PENILAIAN STRES KERJA PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) RANTAUPRAPAT

Lampiran 1. KUESIONER PENILAIAN STRES KERJA PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) RANTAUPRAPAT Lampiran 1. KUESIONER PENILAIAN STRES KERJA PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) RANTAUPRAPAT I. KARAKTERISTIK RESPONDEN No. Responden : Umur : Tahun Jenis Kelamin : Laki-Laki/Perempuan Masa

Lebih terperinci

Penilaian penempatan implan sebelum dan sesudah pemasangan implan gigi dengan pemeriksaan radiografi periapikal

Penilaian penempatan implan sebelum dan sesudah pemasangan implan gigi dengan pemeriksaan radiografi periapikal 88 Penilaian penempatan implan sebelum dan sesudah pemasangan implan gigi dengan pemeriksaan radiografi periapikal Barunawaty Yunus*, Dharmautama** *Bagian Radiologi **Bagian Prostodonsia Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

BAHAN AJAR Pertemuan ke 9

BAHAN AJAR Pertemuan ke 9 UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI Jl. Denta No.1 Sekip Utara Yogyakarta BAHAN AJAR Pertemuan ke 9 ASUHAN KEPERAWATAN ORTODONSIA I Semester V/ 1 SKS (1-0) /KKG 5313 Oleh: drg. Christnawati,

Lebih terperinci

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2) ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2) Abstrak :Peranan tenaga kesehatan dalam penyelenggarraan pelayanan

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian observasional cross sectional. 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di klinik

Lebih terperinci

49

49 48 49 50 51 52 53 Lembar Permohonan Menjadi Responden Lampiran 6 Sehubungan dengan program penulisan skripsi yang diadakan Program Studi Ners Fakultas Keperawatan & Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia,

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PENCABUTAN GIGI OLEH DOKTER GIGI MUDA DI RSGMP UMY

KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PENCABUTAN GIGI OLEH DOKTER GIGI MUDA DI RSGMP UMY KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PENCABUTAN GIGI OLEH DOKTER GIGI MUDA DI RSGMP UMY Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran

Lebih terperinci

* Merupakan pertanyaan yang digunakan untuk mengukur kepatuhan

* Merupakan pertanyaan yang digunakan untuk mengukur kepatuhan KUESIONER No. identitas responden : I. Jawablah pertanyaan dengan memberi tanda silang ( X ) 1. Apakah anda pernah lupa untuk minum obat?* 2. Apakah anda pernah melewatkan jadwal pengambilan obat untuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN STATUS EKONOMI DENGAN SIKAP PASIEN TERHADAP PERAWATAN GIGI TIRUAN

HUBUNGAN STATUS EKONOMI DENGAN SIKAP PASIEN TERHADAP PERAWATAN GIGI TIRUAN HUBUNGAN STATUS EKONOMI DENGAN SIKAP PASIEN TERHADAP PERAWATAN GIGI TIRUAN Timothy Tuerah 1), Vonny N.S Wowor 1), Damajanty H.C Pangemanan 1) 1) Prodi Studi Pendidikan Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dengan perlekatan yang merupakan hubungan antara mukosa dan gigi tiruan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dengan perlekatan yang merupakan hubungan antara mukosa dan gigi tiruan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Retensi dan stabilisasi suatu gigi tiruan saling berkaitan. Retensi berkenaan dengan perlekatan yang merupakan hubungan antara mukosa dan gigi tiruan, sedangkan stabilisasi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden 55 Lampiran 2. Surat Keterangan Ijin Penelitian dari Fakultas Kedokteran Unika Widya Mandala Surabaya 56 Lampiran 3. Surat Keterangan Melakukan Penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. humor. Apapun emosi yang terkandung didalamnya, senyum memiliki peran

BAB 1 PENDAHULUAN. humor. Apapun emosi yang terkandung didalamnya, senyum memiliki peran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Senyum adalah salah satu bentuk ekspresi wajah yang paling penting dalam mengekspresikan keramahan, persetujuan, dan penghargaan. Sebuah senyuman biasanya terjadi apabila

Lebih terperinci

HASIL PENGOLAHAN DATA DENGAN PERANGKAT SPSS

HASIL PENGOLAHAN DATA DENGAN PERANGKAT SPSS HASIL PENGOLAHAN DATA DENGAN PERANGKAT SPSS 1. KARAKTERISTIK DATA PENELITIAN Statistics WAKTU WAKTU WAKTU TINGGAL BAK TINGGAL BAK WAKTU TINGGAL BAK KUALITAS DEBIT LIMBAH SEDIMEN AWAL ANAEROB TINGGAL BAK

Lebih terperinci

LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN. pendidikan dokter gigi di Universitas Sumatera Utara. Saya ingin memberitahukan

LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN. pendidikan dokter gigi di Universitas Sumatera Utara. Saya ingin memberitahukan LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN Selamat pagi adik-adik semua, Perkenalkan nama saya Tika Elmayanti Purba, saat ini saya sedang menjalani pendidikan dokter gigi di. Saya ingin memberitahukan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: kecemasan dental, pencabutan gigi, mahasiswa program profesi pendidikan dokter gigi, rumah sakit gigi dan mulut maranatha.

ABSTRAK. Kata kunci: kecemasan dental, pencabutan gigi, mahasiswa program profesi pendidikan dokter gigi, rumah sakit gigi dan mulut maranatha. ABSTRAK Tindakan pencabutan gigi merupakan salah satu perawatan gigi yang dilaksanakan di Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Maranatha. Prosedur pencabutan sering menjadi pencetus terjadinya kecemasan dental.

Lebih terperinci

PERSEPSI MASYARAKAT KECAMATAN TOMPASO TERHADAP PEMAKAIAN GIGI TIRUAN

PERSEPSI MASYARAKAT KECAMATAN TOMPASO TERHADAP PEMAKAIAN GIGI TIRUAN Jurnal e-gigi (eg), Volume 3, Nomor 2, Juli-Desember 2015 PERSEPSI MASYARAKAT KECAMATAN TOMPASO TERHADAP PEMAKAIAN GIGI TIRUAN 1 Maureen M. Mamesah 2 Vonny N. S. Wowor 2 Krista V. Siagian 1 Kandidat Skripsi

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Saya yang bernama Fatimah / adalah mahasiswi D-IV Bidan

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Saya yang bernama Fatimah / adalah mahasiswi D-IV Bidan Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Saya yang bernama Fatimah / 095102070 adalah mahasiswi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang Hubungan

Lebih terperinci

ABSTRAK HUBUNGAN POSISI KERJA DOKTER GIGI TERHADAP LOW BACK PAIN DI RSKGM KOTA BANDUNG

ABSTRAK HUBUNGAN POSISI KERJA DOKTER GIGI TERHADAP LOW BACK PAIN DI RSKGM KOTA BANDUNG ABSTRAK HUBUNGAN POSISI KERJA DOKTER GIGI TERHADAP LOW BACK PAIN DI RSKGM KOTA BANDUNG Rizki Ramadan,2014. Pembimbing I : Ignatius Setiawan, drg., MM. Pembimbing II: Pinandjojo Djojosoewarno, Drs., dr.,

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUTUSAN MEMILIH PIL KB DI KELURAHAN TANJUNG SELAMAT KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN TAHUN 2014

KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUTUSAN MEMILIH PIL KB DI KELURAHAN TANJUNG SELAMAT KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN TAHUN 2014 KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUTUSAN MEMILIH PIL KB DI KELURAHAN TANJUNG SELAMAT KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN TAHUN 2014 A. Identitas Responden 1. Nama :... 2. Umur :... Tahun

Lebih terperinci

Kata Kunci : Variasi Makanan, Cara Penyajian Makanan, Ketepatan Waktu Penyajian Makanan, Kepuasan Pasien

Kata Kunci : Variasi Makanan, Cara Penyajian Makanan, Ketepatan Waktu Penyajian Makanan, Kepuasan Pasien FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN PADA PENYELENGGARAAN MAKANAN DI BLU IRINA C. RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO R. B Purba*, Grace Kandou*, Alfa C. Laode*

Lebih terperinci

KUISIONER PENELITIAN

KUISIONER PENELITIAN Lampiran 1 : KUISIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN ORANG TUA TERHADAP PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT ANAK PRASEKOLAH DI TK ISLAM AN-NIZAM MEDAN TAHUN 2015 Oleh : Syarifah Fatimah (NIM. 131021019)

Lebih terperinci

The Relations of Knowledge and The Adherence to Use PPE in Medical Service Employees in PKU Muhammadiyah Gamping Hospital.

The Relations of Knowledge and The Adherence to Use PPE in Medical Service Employees in PKU Muhammadiyah Gamping Hospital. The Relations of Knowledge and The Adherence to Use PPE in Medical Service Employees in PKU Muhammadiyah Gamping Hospital. Hubungan Pengetahuan Dengan Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Pelayanan Kesehatan Peran PMO : - Pengetahuan - Sikap - Perilaku Kesembuhan Penderita TB Paru Gambar 3.1 Kerangka Konsep B. Hipotesis 1. Terdapat hubungan pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai masalah karies dan gingivitis dengan skor DMF-T sebesar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai masalah karies dan gingivitis dengan skor DMF-T sebesar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan gigi dan mulut masih banyak dialami oleh penduduk Indonesia. Menurut Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013, 25,9% penduduk Indonesia mempunyai

Lebih terperinci

Correlation Analysis between Patient Characteristic with Patient Satisfactory Level in RSGMP UMY

Correlation Analysis between Patient Characteristic with Patient Satisfactory Level in RSGMP UMY Correlation Analysis between Patient Characteristic with Patient Satisfactory Level in RSGMP UMY Analisa Hubungan Karakteristik Pasien dengan Tingkat Kepuasan Pasien di RSGMP UMY Ike Primalia Alveonita

Lebih terperinci

SURAT PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN

SURAT PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN 57 Lampiran 4 SURAT PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN Berdasarkan penjelasan dan permohonan penulis yang sudah disampaikan kepada saya bahwa akan dilakukan penelitian tentang Hubungan Komunikasi Terapeutik

Lebih terperinci

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN DAN KARAKTERISTIK YANG DIBUAT OLEH MAHASISWA KEPANITERAAN KLINIK PROSTODONSIA RSGMP FKG USU

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN DAN KARAKTERISTIK YANG DIBUAT OLEH MAHASISWA KEPANITERAAN KLINIK PROSTODONSIA RSGMP FKG USU HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN DAN KARAKTERISTIK PASIEN TERHADAP KEBERSIHAN GIGITIRUAN PENUH YANG DIBUAT OLEH MAHASISWA KEPANITERAAN KLINIK PROSTODONSIA RSGMP FKG USU SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan secara cross-sectional untuk mengetahui prevalensi Kandidiasis Eritematosa

Lebih terperinci

ABSTRAK KORELASI ANTARA BENTUK WAJAH DAN BENTUK GIGI INSISIVUS SENTRAL MAKSILA PADA ETNIS TIONGHOA USIA TAHUN

ABSTRAK KORELASI ANTARA BENTUK WAJAH DAN BENTUK GIGI INSISIVUS SENTRAL MAKSILA PADA ETNIS TIONGHOA USIA TAHUN ABSTRAK KORELASI ANTARA BENTUK WAJAH DAN BENTUK GIGI INSISIVUS SENTRAL MAKSILA PADA ETNIS TIONGHOA USIA 18 25 TAHUN Latar Belakang. Bentuk gigi merupakan hal yang esensial untuk estetika. Sisi estetik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehilangan gigi menyebabkan pengaruh psikologis, resorpsi tulang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehilangan gigi menyebabkan pengaruh psikologis, resorpsi tulang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gigi merupakan salah satu organ tubuh yang memiliki fungsi yang penting bagi tubuh. Gigi yang rusak, tidak teratur susunannya, ataupun yang hilang bisa berdampak

Lebih terperinci

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN DENGAN KEPUASAN DAN MINAT KUNJUNGAN ULANG PASIEN DI RSGM UNIVERSITAS JEMBER

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN DENGAN KEPUASAN DAN MINAT KUNJUNGAN ULANG PASIEN DI RSGM UNIVERSITAS JEMBER HUBUNGAN MUTU PELAYANAN DENGAN KEPUASAN DAN MINAT KUNJUNGAN ULANG PASIEN DI RSGM UNIVERSITAS JEMBER SKRIPSI Oleh Nita Rupirda Primatika NIM 091610101061 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER 2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memeliki beberapa fungsi, diantaranya yaitu mastikasi atau pengunyahan, estetik,

BAB I PENDAHULUAN. memeliki beberapa fungsi, diantaranya yaitu mastikasi atau pengunyahan, estetik, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gigi adalah bagian keras yang terdapat didalam rongga mulut. Gigi memeliki beberapa fungsi, diantaranya yaitu mastikasi atau pengunyahan, estetik, dan fungsi

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Copy lembar permohonan surat pengantar menuju RS Paru Surabaya

LAMPIRAN. Lampiran 1. Copy lembar permohonan surat pengantar menuju RS Paru Surabaya LAMPIRAN Lampiran 1. Copy lembar permohonan surat pengantar menuju RS Paru Surabaya 44 Lampiran 2. Copy lembar permohonan ijin kepada RS Paru Surabaya 45 Lampiran 3. Copy ethical clearance 46 Lampiran

Lebih terperinci

"KAJIAN KEBUTUHAN MASYARAKAT AKAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI SEBAGAI DASAR PERTIMBANGAN REVISI STANDAR PENDIDIKAN-STANDAR KOMPETENSI DOKTER GIGI"

KAJIAN KEBUTUHAN MASYARAKAT AKAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI SEBAGAI DASAR PERTIMBANGAN REVISI STANDAR PENDIDIKAN-STANDAR KOMPETENSI DOKTER GIGI "KAJIAN KEBUTUHAN MASYARAKAT AKAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI SEBAGAI DASAR PERTIMBANGAN REVISI STANDAR PENDIDIKAN-STANDAR KOMPETENSI DOKTER GIGI" Dibutuhkan STANDAR KOMPETENSI lulusan profesi dan STANDAR

Lebih terperinci

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP TERJADINYA DRY MOUTH PADA PEROKOK FILTER DI KELURAHAN SUKAWARNA BANDUNG

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP TERJADINYA DRY MOUTH PADA PEROKOK FILTER DI KELURAHAN SUKAWARNA BANDUNG ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP TERJADINYA DRY MOUTH PADA PEROKOK FILTER DI KELURAHAN SUKAWARNA BANDUNG Effi Sihaloho,2014. Pembimbing I: Riani Setiadhi, drg., Sp. PM Pembimbing II:

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa program akademik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia tahun 2005-2008,

Lebih terperinci

KUALITAS HIDUP MASYARAKAT KELURAHAN BATU KOTA YANG MEMAKAI GIGI TIRUAN

KUALITAS HIDUP MASYARAKAT KELURAHAN BATU KOTA YANG MEMAKAI GIGI TIRUAN KUALITAS HIDUP MASYARAKAT KELURAHAN BATU KOTA YANG MEMAKAI GIGI TIRUAN Herliyanti 1), Krista Veronica Siagian 1), Vonny N.S. Wowor 1) 1) Program studi pendidikan dokter gigi, Fakultas Kedokteran, UNSRAT

Lebih terperinci

Kata kunci: lebar mesiodistal gigi, indeks Bolton, maloklusi kelas I Angle, overjet, overbite, spacing, crowding

Kata kunci: lebar mesiodistal gigi, indeks Bolton, maloklusi kelas I Angle, overjet, overbite, spacing, crowding ABSTRAK Rasio lebar mesiodistal gigi dapat ditentukan melalui perhitungan analisis Bolton yang selalu dilakukan sebelum perawatan ortodontik karena rasio Bolton mempengaruhi besarnya overjet, overbite,

Lebih terperinci

Dentofasial, Vol.11, No.3, Oktober 2012: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin Makassar, Indonesia

Dentofasial, Vol.11, No.3, Oktober 2012: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin Makassar, Indonesia 156 Perbedaan ukuran dan bentuk lengkung gigi antara laki-laki dan perempuan suku Bugis, Makassar, dan Toraja Difference of size and shape of dental arch between male and female of Buginese, Makassarese,

Lebih terperinci

GAMBARAN KEPUASAN PELAYANAN PERAWATAN GIGI TIRUAN LEPASAN BERBASIS AKRILIK PADA MASYARAKAT KELURAHAN MOLAS

GAMBARAN KEPUASAN PELAYANAN PERAWATAN GIGI TIRUAN LEPASAN BERBASIS AKRILIK PADA MASYARAKAT KELURAHAN MOLAS GAMBARAN KEPUASAN PELAYANAN PERAWATAN GIGI TIRUAN LEPASAN BERBASIS AKRILIK PADA MASYARAKAT KELURAHAN MOLAS 1 Chandra Chuanda 2 Vonny N. S. Wowor 2 Christy Mintjelungan 1 Kandidat Skripsi Program Studi

Lebih terperinci

SURAT PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN Berdasarkan permintaan dan permohonan serta penjelasan peneliti yang sudah disampaikan kepada saya bahwa akan dilakukan penelitian tentang Hubungan Manajemen Keperawatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KELELAHAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEMETIK TEH DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV BAH BUTONG KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2014

HUBUNGAN KELELAHAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEMETIK TEH DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV BAH BUTONG KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2014 Lampiran 1 Lembar Pengukuran HUBUNGAN KELELAHAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEMETIK TEH DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV BAH BUTONG KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2014 Karakteristik Responden Nama :

Lebih terperinci

LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN

LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN LAMPIRAN 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN Selamat Pagi/Siang, Saya Rina Silvia Srg, mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan dokter gigi di Fakultas Kedokteran Gigi. Saya akan melakukan penelitian

Lebih terperinci

PEMBUATAN GIGI TIRUAN PENUH

PEMBUATAN GIGI TIRUAN PENUH PEMBUATAN GIGI TIRUAN PENUH Pembuatan Gigi Tiruan Penuh dimaksudkan untuk memperbaiki fungsi mastikasi (pengunyahan), fonetik (pengucapan kata), estetik (penampilan), menghilangkan rasa sakit, memelihara

Lebih terperinci

GAMBARAN KESEHATAN JARINGAN PERIODONTAL (PLAK INDEKS) PASIEN PRA-PENGGUNA GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN MENURUT JENIS KELAMIN

GAMBARAN KESEHATAN JARINGAN PERIODONTAL (PLAK INDEKS) PASIEN PRA-PENGGUNA GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN MENURUT JENIS KELAMIN KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KESEHATAN JARINGAN PERIODONTAL (PLAK INDEKS) PASIEN PRA-PENGGUNA GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN MENURUT JENIS KELAMIN (Kajian di RSGM UMY) Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Lebih terperinci

LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBYEK PENELITIAN

LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBYEK PENELITIAN 0 Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBYEK PENELITIAN Selamat Pagi, Nama saya Michiko, NIM 110600131, alamat saya di jalan Majapahit no 69, nomor telepon 08126223933. Saya adalah mahasiswi di Program

Lebih terperinci

KUESIONER PENGARUH FAKTOR PREDISPOSISI, PEMUNGKIN DAN KEBUTUHAN TERHADAP PEMANFAATAN PELAYANAN JAMPERSAL DI PUSKESMAS PARONGIL KABUPATEN DAIRI

KUESIONER PENGARUH FAKTOR PREDISPOSISI, PEMUNGKIN DAN KEBUTUHAN TERHADAP PEMANFAATAN PELAYANAN JAMPERSAL DI PUSKESMAS PARONGIL KABUPATEN DAIRI Lampiran 1 KUESIONER PENGARUH FAKTOR PREDISPOSISI, PEMUNGKIN DAN KEBUTUHAN TERHADAP PEMANFAATAN PELAYANAN JAMPERSAL DI PUSKESMAS PARONGIL KABUPATEN DAIRI Petunjuk Pengisian - Mohon angket ini diisi oleh

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT DIABETES MELLITUS

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT DIABETES MELLITUS HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT DIABETES MELLITUS (Studi Pada Pasien Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dokter Soekardjo Tasikmalaya) Andina Dea Priatna 1) Nur Lina dan Siti Novianti

Lebih terperinci

BAGIAN ILMU BIOLOGI ORAL FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAGIAN ILMU BIOLOGI ORAL FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA LAMPIRAN 1 BAGIAN ILMU BIOLOGI ORAL FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UKURAN LENGKUNG GIGI RAHANG ATAS DAN RAHANG BAWAH MAHASISWA SUKU BATAK MANDAILING DI FKG USU KUISIONER IDENTITAS

Lebih terperinci