BAB II KAJIAN PUSTAKA
|
|
- Handoko Kusumo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hasil Belajar Gagne (dalam Siddiq, 2008) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses dimana suatu organisma berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Tiga unsur pokok dalam belajar yaitu: 1) Proses : Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan merasakan; 2) Perubahan perilaku : Seseorang yang belajar akan berubah atau bertambah perilakunya; 3) Pengalaman : Belajar adalah mengalami interaksi antara individu dan lingkungan sosial. Belajar pada hakekatnya merupakan salah satu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan perilaku yang relatif dalam aspek kognitif, efektif, maupun psikomotorik yang diperoleh malalui interaksi individu dengan lingkungannya. Belajar adalah sikap perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai akibat suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Morgan dalam (Purwanto, 1997 : 84). Menurut William James, John Dewey, James Cartel dan Edwart (dalam Winata Putra, 2007) belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam competencies, skills and attitude. Kemampuan (competencies), Ketrampilan (Skills) dan sikap (Attitude) tersebut diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui rangkaian belajar sepanjang hayat. Menurut Skiner (dalam Suhartinah, 2007) belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Proses adaptasi akan mendapatkan hasil yang optimal apabila diberi penguatan (Reinforce). Muhibbin (dalam Suhartinah, 2007) belajar adalah perubahan yang terjadi pada seseorang yang disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi perilaku orang tersebut. Slameto (dalam Kurnia, 2007; 1-3) merumuskan belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku secara
2 6 keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan Winkel (dalam Kurnia, 2007; 1-3) merumuskan belajar sebagai suatu proses kegiatan mental pada diri seseorang yang berlangsung dalam interaksi aktif individu dengan lingkungannya sehingga menghasilkan perubahan yang relative menetap bertahan dalam kemampuan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Berbagai pengertian yang telah diutarakan beberapa peneliti diatas peneliti mengambil kesimpulan bahwa belajar hakekatnya merupakan salah satu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan perilaku dalam aspek kognitif, afektif, psikomotorik untuk memperoleh jatidiri seseorang yang diperoleh melalui interaksi individu dengan lingkungannya. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar terjadi secara sadar, bersifat kontinyu, relative menetap dan mempunyai tujuan terarah pada kemajuan yang progresif. Pengertian Hasil Belajar : Hasil belajar sering disebut prestasi belajar. Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie kemudian dalam bahasa Indonesia disebut prestasi yang artinya hasil usaha. Kata prestasi juga berarti kemampuan ketrampilan, sikap seseorang dalam menyelesaikan sesuatu (Arifin I, 1999:78). Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh setelah mengalami aktifitas belajar (Tri Anni, 2004:4) 2.2 Ilmu Pengetahuan Alam Adalah pengetahuan yang rasional dan obyektif tentang alam semesta dengan segala isinya (Kaligis dan Hendro, 1991) Menurut Sri Sulistyorini (2000) IPA dapat dipandang dari segi produk, proses dan dari segi pengembangan sikap, artinya belajar IPA memiliki dimensi proses, dimensi hasil (produk) dan dimensi pengembangan sikap. Ilmu Pengetahuan Alam berarti Ilmu tentang pengetahuan alam. Ilmu artinya suatu pengetahuan yang benar, pengetahuan yang benar artinya pengetahuan yang di benarkan menurut tolak ukur kebenaran ilmu, yaitu rasional obyektif, rasional artinya masuk akal atau logis, diterima oleh akal sehat. Sedangkan obyektif artinya sesuai dengan obyeknya, sesuai dengan kenyataannya, atau sesuai dengan pengalaman pengamatan melalui panca indra. Pengetahuan alam artinya
3 7 pengetahuan tentang alam semesta dengan segala isinya. Adapun pengetahuan itu sendiri artinya segala sesuatu yang diketahui oleh manusia. Jadi secara singkat IPA adalah pengetahuan yang rasional dan obyektif tentang alam semesta dengan segala isinya (kaligis dan hendro, dalam Runingsih 2011). IPA merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahun, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkai proses ilmiah antara lain penyalidikan, penyusunan dan penyajian gagasan (Depdiknas,1999: 1) IPA merupakan cara mencari tau tentang alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsipprinsip, proses penemuan dan memiliki sikap ilmiah (pepdiknas, 2004 : 6) Menurut Leo Sutrisno (2007) IPA merupakan usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat (correct) pada sasaran, serta menggunakan prosedur yang benar (true) dan dijelaskan dengan penalaran yang sahih (valid) sehingga dihasilkan kesimpulan yang betul (truth). Beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa hakekat IPA adalah hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan. Menurut Sri Sulistyarini ( 2007 ) IPA dapat dipandang dari segi produk, proses, dan dari segi pengembangan, sikap. Artinya belajar IPA memiliki dimensi proses, dimensi hasil produk dan dimensi pengembangan sikap. Ketiga dimensi tersebut bersifat saling terkait. Ini berarti bahwa proses belajar mengajar IPA seharusnya mengandung ketiga dimensi yaitu: 1. IPA sebagai proses. IPA sebagai proses merujuk suatu aktifitas ilmiah yang dilakukan oleh para ahli IPA. Setiap aktifitas ilmiah mempunyai cirri rasional, kognitif dan bertujuan. Aktifitas dalam mencari ilmu memang menggunakan kemampuan pikiran untuk menalarkannya. Dalam melaksanakan aktifitas ilmiah yang merupakan kegiatan kognitif, anda harus memiliki tujuan, yaitu mencari kebenaran, mencari penjelasan yang terbaik. Aktifitas semacam ini dipayungi oleh sesuatu kegiatan yang disebut penelitihan.
4 8 2. IPA sebagai prosedur. Pengetahuan IPA dibangun melalui penalaran refrensi berdasarkan data yang tersedia. Kebenarannya diuji lewat pengamatan nyata. Bagi yang Belum memenuhi syarat dengan sendirinya gugur atau direvisi ulang. Semua temuan IPA memerlukan uji oleh teman sejawat dan juga perlu di replikasi. Semakin sederhana penjelasannya semakin diterima oleh masyarakat IPA. Lihatlah hokum grafitasi Newmon, teori mekatifus khusus Einstein, kebelumpastian Heisenberg dsb. 3. IPA sebagai produk ilmiah. IPA sebagai produk ilmiah dapat berupa pengetahuan. IPA yang dapat ditemukan dalam buku-buku ajar, majalah-majalah, buku-buku teks, artikel ilmiah yang terbit pada jurnal, serta pernyataan-pernyataan para ahli IPA. Secara umum produk ilmiah pengetahuan itu dapat dibagi menjadi : fakta, konsep, lambang, konsep/penjelasan dan teori. Ketika para ilmiawan yang mengamati suatu fenomena alam, mereka memperoleh sejumlah fakta dan informasi tentang hal-hal terkait dengan fenomena tersebut. Selanjutnya mereka membangun konsep-konsep IPA berupa sebuah kata atau lebih, misalnya : panas, suhu, massa, panas jenis, volume, masa jenis, gerak berubah beraturan, gerak lurus berubah beraturan. Beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa hakekat IPA adalah hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan. Dalam IPA mengandung tiga (3) hal ; Proses (usaha manusia memahami alam semesta), Prosedur (Pengamatan yang tepat dan prosedurnya benar), dan Produk (kesimpulan betul) Hakekat Perkembang biakan Tumbuhan. Perkembangbiakan tumbuhan adalah proses penambahan species melalui proses penurunan (henriditas). Bagian tumbuhan yang ditanam untuk memperoleh tumbuhan baru disebut alat perkembangbiakan. Perkembangbiakan tumbuhan dapat melalui biji, tunas, cangkok, dan stek.
5 9 Tumbuhan dan cara berkembang biaknya: Perkembangbiakan dengan bagian tumbuh-tumbuhan atau tanpa melalui perkawinan disebut juga perkembangbiakan cara vegetatif. Perkembangbiakan dengan biji disebut perkembangbiakan dengan cara generatif. Perkembangbiakan tumbuhan dibedakan menjadi dua cara yaitu dengan cara vegetatif dan generative. Perkembangbiakan Secara Vegetatif : Bagian tubuh induk tumbuhan yang dijadikan tumbuhan baru disebut alat perkembangbiakan vegetatif. Memperbanyak tumbuhan dengan alat perkembangbiakan vegetatif disebut pembiakan vegetatif. Ada dua macam pembiakan vegetatif yaitu pembiakan vegetatif alami dan pembiakan vegetatif buatan. Pembiakan Vegetatif Alami : Pembiakan vegetatif tanpa bantuan manusia disebut pembiakan vegetatif alami. Alat pembiakannya tumbuh dengan sendirinya dari tumbuhan melalui tunas, umbi, spora, dan rhizoma. 1) Tunas : Pada tanaman cocor bebek pada tepi dan ujung daun yang telah tua terdapat tunas. Jika ditanam, tunas itu akan tumbuh menjadi tanaman baru. Tunas itu disebut tunas adventif. Tanaman lain yang berkembang biak dengan tunas, yaitu pisang, cemara, bambu, sukun, dan tebu. Pada tanaman ini tunas adventif tumbuh pada akar. 2) Spora : Jenis tanaman paku-pakuan sering ditanam orang sebagai tanaman hias, contohnya suplir. Pada bagian bawah daunnya terdapat titik-titik berwarna cokelat yang disebut spora. Spora berfungsi sebagai alat perkembangbiakan. Jika spora jatuh ke tanah, akan tumbuh tanaman baru. 3) Umbi : Umbi ada yang berupa umbi batang, umbi akar, dan umbi lapis. Jika tanaman yang berkembang biak dengan umbi, dari umbi keluar akar dan tunas sehingga tumbuh tanaman baru. Umbi yang ditanam menjadi sumber makanan bagi pertumbuhan tanaman sebelum mengisap makanan sendiri dari tanah. Contoh tanaman yang berkembang biak dengan umbi: Umbi batang : kentang Umbi lapis : bawang merah, bawang putih. Umbi akar : wortel, umbi jalar. 4) Rhizoma : Amati kencur, lengkuas, dan kunyit yang ada di rumahmu. Kamu akan menemukan ruas-ruas batang. Jika ruas-ruas itu ditanam akan tumbuh tanaman baru. Tumbuhan tersebut berkembang biak dengan rhizoma. Rhizoma disebut
6 10 juga akar tunggal atau akar tongkat. Rhizoma sebenarnya adalah batang yang tumbuh di dalam tanah. Pembiakan Vegetatif buatan yaitu pembiakan tumbuhan dengan stek, cangkok, dan mengenten sengaja dilakukan oleh manusia. Oleh karena itu, pembiakan yang demikian disebut pembiakan vegetatif buatan : 1) Stek : adalah cara pembiakan dengan menanam bagian dari tanaman, misalnya batang. Contoh pembiakan dengan stek, misalnya pada ketela pohon dan tebu. Bagaimana cara pembiakan dengan stek Keuntungan pembiakan secara cangkok adalah tanaman baru akan cepat besar dan berbuah, serta memiliki sifat induknya. Artinya, jika buah induknya besar-besar dan manis, maka sifat buah hasil cangkokan akan sama, yaitu buahnya besar dan manis. Sebaliknya, pembiakan dengan biji, tumbuhan akan lama menjadi besar dan lama berbuahnya, serta sifatsifatnya dapat berbeda dengan induknya Berkembang Biak dengan Cara Generatif Ada berbagai tumbuhan yang berkembang biak menggunakan biji. Biji terbentuk dari hasil penyerbukan dan pembuahan. Penyerbukan dan pembuahan terjadi pada tanaman yang memiliki bunga. Perkembangbiakan ini dinamakan perkembangbiakan generatif. Bagian bunga yang merupakan alat untuk berkembang biak adalah benang sari dan putik. Benang sari merupakan alat kelamin jantan, putik merupakan alat kelamin betina. Penyerbukan terjadi apabila serbuk sari jatuh pada kepala putik. Selanjutnya akan terjadi pembuahan dalam bakal buah. Pembuahan, yaitu bersatunya sel kelamin jantan dengan sel kelamin betina membentuk individu baru. Setelah terjadi pembuahan, akan menjadi buah yang di dalamnya mengandung biji. Pada biji terdapat bakal calon tumbuhan baru. Jika biji telah masak dapat ditanam dan akan tumbuh menjadi tanaman baru. Biji merupakan hasil penyerbukan dan pembuahan, serta menjadi alat berkembang biak. Faktor Pembantu Penyerbukan: Lebah dapat membantu penyerbukan. Penyerbukan akan terjadi setelah bunga itu masak. Penyerbukan dapat dibantu oleh angin, hewan, dan manusia. Hewan lain yang dapat membantu penyerbukan, misalnya kupu-kupu dan burung. Serbuk sari yang kena tubuh hewan dapat mengenai putik
7 11 sehingga serbuk sari menempel pada putik karena kepala putik mengandung semacam perekat. Tanaman yang pernyerbukannya dibantu hewan misalnya jeruk, belimbing, dan kapuk randu. Berbagai jenis tumbuhan seperti jagung, padi, dan rumput-rumputan, serbuk sarinya terbawa dengan perantaraan angin. Untuk meningkatkan produksi pertanian, proses penyerbukan dapat dilakukan oleh manusia untuk memperoleh bibit unggul. Contohnya, tanaman anggrek dan buahbuahan. Macam-Macam Penyerbukan: Tumbuhan banyak sekali macamnya. Penyerbukannya pun bermacam-macam. Penyerbukan di bedakan menjadi 3 jenis. 1. Penyerbukan sendiri, artinya serbuk sari yang jatuh ke kepala putik berasal dari bunga sendiri. 2. Penyerbukan silang, artinya serbuk sari berasal dari tumbuhan lain, tetapi yang sejenis. 3. Penyerbukan buatan, artinya manusia dengan sengaja menyerbukkan. Hal ini sengaja dilakukan untuk mendapatkan tanaman jenis baru. Misalnya pada tumbuhan vanili. Berdasarkan asal serbuk sarinya, tumbuhan dibagi menjadi 2 macam yaitu tumbuhan berumah satu dan tumbuhan berumah dua. Tumbuhan berumah satu, artinya pada satu pohon terdapat bunga jantan dan bunga betina, misalnya, tumbuhan jagung dan ketimun. Tumbuhan berumah dua, artinya bunga jantan dan bunga betina terpisah pada pohon lain. Satu pohon hanya mempunyai bunga jantan saja atau betina saja. Misalnya, tumbuhan salak dan pakis haji. ( 2.4 Hakekat Pendekatan Kontekstual Pendekatan kontekstual berlatar belakang bahwa siswa belajar lebih bermakna dengan melalui kegiatan mengalami sendiri dalam lingkungan alamiah, Belum hanya sekedar mengetahui, mengingat dan memahami. Hakekat pembelajaran kontekstual adalah konsep yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif (Yasa, Doantara Contextual Teaching and Learning) dalam friendly school blogspot.com.
8 12 Pembelajaran tidak hanya berorientasi pada target penguasaan materi, agar tidak gagal membekali siswa untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya. Dengan demikian proses pembelajaran lebih diutamakan dari pada hasil belajar, sehingga guru dituntut untuk merencanakan strategi pembelajaran yang berfariatif, memberdayakan dengan prinsip membelajarkan siswa, bukan mengajar siswa. Prinsip pembelajaran semacam itu, pengetahuan bukan lagi seperangkat fakta, konsep dan aturan yang siap diterima siswa, melainkan harus dikonstruksi sendiri oleh siswa dengan fasilitas dari guru. Siswa belajar dengan mengalami sendiri, mengkonstruksi pengetahuan, kemudian memberi makna kepada pengetahuan itu. Siswa harus tahu makna belajar dan menyadarinya, sehingga ketrampilan dan pengetahuan yang diperolehnya dapat dipergunakan untuk bekal kehidupannya. Disinilah tugas guru untuk mengatur strategi pembelajaran dengan membantu menghubungkan pengetahuan lama dan dengan yang baru serta memanfaatkannya. Siswa menjadi subjek belajar sebagai pemain dan guru berpesan sebagai pengatur kegiatan pembelajaran (sutradara) dan fasilitator. Pembelajaran dengan cara tersebut merupakan pembelajaran dengan Pendekatan Kontekstual (contextualteaching and learning) yaitu dengan cara guru memulai pembelajaran dikaitkan dengan dunia nyata yaitu diawali dengan bercerita atau Tanya jawab lisan tentang kondisi actual dalam kehidupan siswa (daily lafe), kemudian diarahkan melalui modeling agar siswa termotivasi (questioning) agar siswa berfikir, construksivism agar siswa membangun pengertian, inquiry agar siswa menemukan konsep dengan bimbingan guru. Learning community agar siswa bisa berbagi pengetahuan dan pengalaman serta terbiasa berkolaborasi, reflektion agar siswa bisa merevue kembali pengalaman belajarnya, serta authentic ussermart agar penilaian yang diberikan menjadi sangat objektif. Jadi pendekatan kontekstual mempunyai tujuh komponen utama yaitu konstruktivisme, inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, permodelan, refleksi dan penilaian sederhana. Hakekat pembelajaran kontekstual adalah konsep yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan
9 13 penerapan dalam kehidupan sehari-hari dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif (Jasa Doantoro, 2008 : Contextual Teaching and Learning) dalam freindlyschool.blogspot.com. Pembelajaran dalam sebuah kelas dikatakan menggunakan pendekatan kontekstual jika menerapkan ketujuh komponen tersebut, ini Belum sulit kalau sudah terbiasa. CTL dapat diterapkan di dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja dan kelas bagaimanapun keadaannya. Depdiknas (dalam Trianto, 2007 ; 106). CTL dapat diterapkan di kelas secara sederhana, yaitu : 1. Konstruktifisme: Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan, nilai dan ketrampilan barunya; 2. Inkuiri: Laksanakan kegiatan inkuiri untuk semua topic sekiranya mungkin; 3. Pertanyaan: Kembangkan sifat ingin tau siswa dengan bertanya; 4. Masyarakat belajar: Ciptakan Masyarakat belajar melalui belajar secara kelompok; 5. Modeling: Hadirkan Model sebagai contoh pembelajaran; 6. Refleksi: Lakukan refleksi pada setiap akhir pertemuan kelas; 7. Penilaian otentik: Lakukan penilaian otentik dengan berbagai cara. Langkah-langkah pembelajaran dengan langkah-langkah pendekatan pembelajaran kontektual : 1. Mengkaji materi pelajaran yang akan diajarkan; 2. Mengkaji kontek kehidupan siswa sehari-hari; 3. Memilih materi pelajaran yang dapat dikaitkan dengan kontek kehidupan siswa; 4. Menyusun persiapan proses belajar; 5. Melaksanakan proses pembelajaran; 6. Melakukan penilaian otentik
10 14 Menurut Wayan (2005) penelitian yang berjudul Model Pembelajaran langsung Dengan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Aktifitas Dan Hasil Belajar Konsepsi Fisika Siswa SMAN 13 Bandar Lampung menyimpulkan bahwa : 1) Aktifitas belajar siswa sangat baik. Setiap kegiatan belajar fisika hanya sebagian kecil siswa yang melakukan kegiatan menyimpang, 2). Konsepsikonsepsi siswa terhadap konsep fisika jika dibandingkan penguasaan konsep awal siswa meningkat dari siklus kesiklus. Penelitian Ahmad Azhar (2002) yang berjudul Peranan Pendekatan Kontekstual Pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam menyimpulkan bahwa ; 1) Pendekatan kontekstual adalah pendekatan yang digunakan pada proses belajar mengajar dimana materi kegiatannya berhubungan erat dengan pengalaman nyata siswa di luar sekolah. 2) Peranan kontekstual pada dasarnya perpaduan antara berbagai macam kegiatan yang digunakan pada pembelajaran IPA yang telah ada sebelumnya, menyeimbangkan kreatifitas dan mental siswa dan membantu guru dalam mengaitkan isi atau materi pelajaran IPA dengan dunia nyata pada proses pembelajaran. 3) Pendekatan kontekstual adalah pengembangan diri cara pembelajaran yang telah ada. 2.5 Kerangka Berpikir Optimalisasi pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya faktor metode atau teknik mengajar guru. Guru dapat menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi sehingga siswa merasa dalam pembelajaran menjadi lebih bermakna atau memiliki manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kegiatan pembelajaran guru harus mampu memberikan kesempatan pada anak didik untuk aktif serta menumbuhkan inovasi dan kreatifitas serta penggunaan waktu yang effektif dalam proses pembelajaran sehingga anak merasa senang dan merasa tertantang untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru harus dapat melibatkan siswa dalam proses pembelajaran atau pembelajaran partisipatif. Peserta didik dibantu oleh pendidik dalam melibatkan diri untuk mengembangkan atau memodifikasi kegiatan pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Dalam proses ini mencakup kegiatan untuk menyiapkan fasilitas atau alat bantu pembelajaran,
11 15 menerima informasi tentang materi/bahan belajar dan saling melakukan tukar pengalaman dan pendapat dalam membahas materi atau memecahkan masalah. Paulson dan Faust (2002) Berkaitan dengan model-model pembelajaran active and creative learning mengemukakan bahwa apapun model yang digunakan dalam pembelajaran disekolah yang penting adalah keterlibatan intelektual dan emosional siswa. Model pembelajaran kontektual dengan langkah-langkah pembelajaran jigsaw learning. Model Jigsaw merupakan salah satu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pendekatan kontekstual (CTL). Model pembelajaran jigsaw ( gergaji ) ini dapat diartikan sebagai model pembelajaran berbentuk zig-zag artinya siswa dibagi menjadi beberapa kelompok masing-masing kelompok beranggotakan empat atau lima siswa untuk mengerjakan tugas yang dibagi menjadi beberapa subtugas sesuai dengan jumlah anggota tiap kelompok sebagai kelompok asal. Kemudian pecahlah kelompok asal membentuk kelompok baru berdasarkan tugas sejenis untuk saling bertemu menjadi kelompok ahli untuk mendiskusikan tugas mereka dan membagi kesimpulan dan hasil mereka.ketika semua anggota kelompok memiliki kesempatan untuk berbagi pengalaman, berdiskusi dan memodifikasi kesimpulan, kembalikan ke kelompok masing-masing yaitu ke kelompok asal. Setiap anggota kelompok menginformasikan rekan- rekan sekelompok mereka sesuai dengan tanggung jawab masing-masing. Dengan penerapan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran perkembangbiakan tumbuhan di kelas VI SDN Ketanggan 02 diharapkan pembelajaran lebih menjadi bermakna dan dapat mengatasi masalah dalam pembelajaran IPA di Kelas VI SD Negeri 02 Ketanggan Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang, karena siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran serta lebih mudah bagi guru dalam memberikan penjelasan sehingga diharapkan terjadi peningkatan pada hasil belajar siswa tentang perkembang biakan tumbuhan. Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas Tersebut akan lebih mudah dipahami melalui skema berikut :
12 16 PERENCANAAN PELAKSANAAN KONDISI AWAL SIKLUS I EVALUASI REFLEKSI Tuntas 65 (82,35 %) Belum tuntas<65 (17,65) SIMPULAN PERENCANAAN PELAKSANAAN SIKLUS II EVALUASI KONDISI AKHIR REFLEKSI Tuntas 65 (100 %) Belum tuntas<65 (0 %) Simpulan dilakukan dengan jalan membandingkan kondisi awal dengan kondisi akhir. Bagan 3.1 Kerangka Berpikir
BAB II KAJIAN PUSTAKA
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Dalam kajian pustaka ini dipaparkan berbagai macam teori tentang Hasil Belajar, Ilmu Pengetahuan Alam, Pembelajaran IPA itu sendiri serta Langkahlangkah pembelajaran
Lebih terperinciCara Perkembangbiakan Tumbuhan
Cara Perkembangbiakan Tumbuhan Kompetensi Dasar :2.1 Mengidentifikasi cara perkembangbiakan tumbuhan dan hewan Tumbuhan Dapat Berkembang Biak Secara Generatif Maupun Vegetatif 1. Tumbuhan Berkembang Biak
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SIKLUS I. B. Kompetensi Dasar : 2.3. Mengidentifikasi cara perkembangbiakan tumbuhan dan hewan
38 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SIKLUS I Satuan pendidikan : Sekolah Dasar Negeri Ketanggan 02 Kelas/Semester : VI/2 Materi Pokok : Perkembangbiakan tumbuhan waktu : 2 x 35 menit ( pertemuan
Lebih terperinciPERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN. By Luisa Diana Handoyo, M.Si.
PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN By Luisa Diana Handoyo, M.Si. Perkembangbiakan merupakan salah satu ciri kehidupan untuk mempertahankan jenisnya. Oleh karena itu berkembangbiak merupakan ciri yang melekat pada
Lebih terperinci3. Arbei dan rumput teki berkembang biak secara vegetative alami menggunakan
SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 9. PERKEMBANGBIAKAN DAN PENYESUAIANDIRI MAKHLUK HIDUPLatihan soal 9.1 1. Amuba dan bakteri berkembangbiak dengan cara Vivipar Ovipar Fregmentasi Membelah diri Kunci
Lebih terperinciBioteknologi kultur jaringan dikembangkan karena adanya sifat khusus yang dimiliki oleh sel-sel tumbuhan, sifat tersebut adalah...
SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 19. PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN DAN HEWANLatihan Soal 19.1 1. Perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif yang menghasilkan individu yang seragam adalah.... Stek dan cangkok Menempel
Lebih terperinciBAB 1I KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL)
BAB 1I 2.1. Kajian Teori KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi pembelajaran
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori Dalam Bab II ini akan diuraikan kajian teori yang merupakan variabel dalam penelitian yang dilakukan yaitu hasil belajar, pendekatan CTL, dan alat peraga. 2.1.1 Hasil
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)
10 BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL) Menurut Suprijono Contextual Teaching and Learning (CTL)
Lebih terperinciSMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 19. PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN DAN HEWANLATIHAN SOAL BAB 19. Cangkok. Stek. Okulasi. Mengenten
SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 19. PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN DAN HEWANLATIHAN SOAL BAB 19 1. Perkembangbiakan tanaman dengan menempelkan mata tunas dari suatu tanaman ke batang tanaman lainnya yang sejenis
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA di SD Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran Belajar adalah sesuatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Kegiatan belajar dapat berlangsung di mana-mana,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sendiri. Sedangkan Sinaga dan Hadiati (2001:34) mendefenisikan kemampuan
9 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakekat Kemampuan Menurut Zain (dalam Milman Yusdi, 2010:10) mengartikan bahwa Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan
Lebih terperinciPEMBELAJARAN KONTEKSTUAL. contextual teaching and learning
PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL contextual teaching and learning Strategi Pembelajaan Kontekstual Strategi pembelajaran CTL (contextual teaching and learning) merupakan strategi yang melibatkan siswa secara penuh
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pengajaran dan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran kontekstual Pengajaran dan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and learning (CTL) merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengkaitkan konten mata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan sikap serta tingkah laku. Di dalam pendidikan terdapat proses belajar,
- 1 - BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangatlah penting bagi manusia karena didalam pendidikan, maka akan mendapatkan berbagai macam pengetahuan, keterampilan, dan perubahan sikap
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. dapat diketahui hasilnya melalui penilaian proses dan penilaian hasil. Hasil
9 BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Tentang Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Segala upaya yang dilakukan seorang guru dalam proses pembelajaran dapat diketahui hasilnya melalui penilaian proses
Lebih terperinci1) Contoh pembelajaran yang saya pilih sesuai jenjang kelas yang diajarkan di sekolah. : Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup
Nama : Diyah Ismawati NIM : 836764313 Pokjar : Gantiwarno Klaten 1) Contoh pembelajaran yang saya pilih sesuai jenjang kelas yang diajarkan di sekolah. Pembelajaran IPA dengan Teori Ausubel: Kelas Judul
Lebih terperinciBAB II PEMBELAJARAN CONTEXTUAL, PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA, MATERI MENYELESAIKAN MASALAH BERKAITAN DENGAN PECAHAN
8 BAB II PEMBELAJARAN CONTEXTUAL, PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA, MATERI MENYELESAIKAN MASALAH BERKAITAN DENGAN PECAHAN A. Kajian Pustaka Dalam suatu penelitian, kajian pustaka sangat penting guna memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pendidikan tidak hanya dipengaruhi oleh siswa namun guru juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tugas dan peran guru sebagai pendidik profesional sesungguhnya sangatlah kompleks, tidak terbatas pada saat berlangsungnya interaksi edukatif di dalam kelas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Standar Nasional pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk
8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui bahasa tulis.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang makhluk hidup, mulai dari makhluk hidup tingkat rendah hingga makhluk
Lebih terperinciI. TINJAUAN PUSTAKA. tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara
I. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar Menurut Gegne dalam Suprijono (2009 : 2), belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Pengertian Belajar Para pakar pendidikan mengemukakan pengertian yang berbeda antara satu dengan yang lainnya mengenai pengertian belajar, namun demikian
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Belajar merupakan aktivitas
7 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme Belajar merupakan komponen penting dalam setiap usaha penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Belajar merupakan aktivitas
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Belajar Slameto (2010:2) dengan bukunya yang berjudul: Belajar dan faktorfaktor yang mempengaruhi Menurutnya, pengertian belajar adalah: Suatu proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan sains dan teknologi yang begitu pesat dewasa ini tidak lepas dari peranan matematika. Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua
Lebih terperinciSMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 5. Kelangsungan hidup makhluk hidup melalui adaptasi, seleksi alam, dan perkembangbiakanlatihan Soal 5.3.
SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 5. Kelangsungan hidup makhluk hidup melalui adaptasi, seleksi alam, dan perkembangbiakanlatihan Soal 5.3 1. Jenis organisme dan cara reproduksi yang tepat adalah... Jahe -Stolon
Lebih terperinciFISIOLOGI TUMBUHAN 5 Reproduksi Tumbuhan. Delayota Science Club April 2011
FISIOLOGI TUMBUHAN 5 Reproduksi Tumbuhan Delayota Science Club April 2011 Reproduksi Tumbuhan Tumbuhan melakukan perkembangbiakan (reproduksi) sebagai bagian dari siklus hidupnya. Reproduksi tumbuhan dibagi
Lebih terperinciYANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat Kab.Kediri
PENINGKATAN EFEKTIFITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA INDIKATOR KEBUTUHAN MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS III SDN NGLETIH KABUPATEN KEDIRI YANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Belajar Seseorang dapat dikatakan belajar jika dalam diri orang tersebut terjadi suatu aktifitas yang mengakibatkan perubahan tingkah laku yang dapat diamati dalam waktu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan guru dalam mengembangkan kemampuan siswa SD khususnya. bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sangat diperlukan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adanya tuntutan peningkatan kualitas lulusan SD untuk melanjutkan belajar ke jenjang yang lebih tinggi maupun untuk mengembangkan dan menumbuhkan bakat, minat,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pandang mereka masing-masing. Berikut ini kutipan pendapat beberapa ahli
1 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Pengertian Belajar Banyak ahli pendidikan yang mengungkapkan pengertian belajar menurut sudut pandang mereka masing-masing. Berikut ini kutipan pendapat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada
Lebih terperinciMENINGKATKAN MINAT BELAJAR SAINS (IPA) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)
MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SAINS (IPA) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) Diah Nugraheni Fakultas Ilmu Pendidikan, IKIP Veteran Semarang email: diah_fisika@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB. Perkembangbiakan Makhluk Hidup
BAB 2 Perkembangbiakan Makhluk Hidup Pada suatu hari, Leo berjalan-jalan di taman bersama keluarganya. Leo dan keluarganya sangat menikmati kegiatan tersebut. Selain menyehatkan tubuh, kegiatan tersebut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Belajar Banyak ahli pendidikan yang mengungkapkan pengertian belajar menurut sudut pandang mereka masing-masing. Berikut ini kutipan pendapat beberapa ahli pendidikan tentang
Lebih terperinciRumusan masalahan. Tujuan Penelitian. Kajian Teori. memahaminya. Demikian pula dengan siswa kelas IX SMP Negeri 1 Anyar masih
memahaminya. Demikian pula dengan siswa kelas IX SMP Negeri 1 Anyar masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal soal yang berkaitan dengan menghitung luas selimut tabung, kerucut dan bola, sehingga
Lebih terperinciBab II Landasan Teori
Bab II Landasan Teori 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam Dalam Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi disebutkan bahwa : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi du arah, mengajar dilakukan oleh
7 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran IPA di SD 1. Pembelajaran Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori Hasil Belajar. Sudjana, (2004:22) berpendapat hasil Belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1. Hasil Belajar. Sudjana, (2004:22) berpendapat hasil Belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai
Lebih terperincikata kunci: bimbingan teknis, pendekatan kontekstual, dan mutu guru.
UPAYA PENINGKATAN MUTU GURU MATA PELAJARAN IPS TERPADU DALAM MENERAPKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI BIMBINGAN TEKNIS DI SEKOLAH SMP NEGERI 2 KOTA BIMA Sri Aswati dan Ihyaudin Dinas Dikpora Kota Bima
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) SDN 2 Gunungputri yang di dalamnya terdapat program pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, guru di tuntut untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam pembentukan kualitas sumber daya manusia yang mampu menghadapi berbagai perubahan serta kemajuan di sekitarnya.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model Pembelajaran CTL 2.1.1.1 Pengertian Model Pembelajaran CTL Peneliti memilih model pembelajaran CTL, dengan alasan model pembelajaran CTL mampu memfasilitasi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar 1. Pengertian Belajar Perubahan seseorang yang asalnya tidak tahu menjadi tahu merupakan hasil dari proses belajar. Belajar merupakan berbuat, memperoleh pengalaman tertentu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di sekolah memegang peranan penting dalam pembangunan bangsa. Oleh karena itu, masalah pendidikan selalu mendapat perhatian dari berbagai pihak. Pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses panjang dalam rangka mengantarkan manusia menjadi seseorang yang memiliki kekuatan intelektual, emosional, dan spiritual sehingga
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Prestasi Belajar IPA 2.1.1.1 Pembelajaran IPA Gagne (1992:3) menyimpulkan bahwa pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya
Lebih terperinciPENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ENERGI PANAS
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ENERGI PANAS Eneng Siti Fatimah Nurlela 1, Atep Sujana
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1.Pengertian Belajar dan Pembelajaran Menurut Sudjana ( 1989 : 28 ) belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Belajar Proses belajar mengajar merupakan kegiatan paling pokok dalam seluruh proses pendidikan di sekolah. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu
Lebih terperinciSMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 21. KELANGSUNGAN HIDUP MAKHLUK HIDUPLatihan Soal 21.3
SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 21. KELANGSUNGAN HIDUP MAKHLUK HIDUPLatihan Soal 21.3 1. Kemampuan organisme untuk menghasilkan keturunan disebut.... Tingkat reproduksi Reproduksi Tingkat reproduksi sexual Tingkat
Lebih terperinciHj. Saufiah Sekolah Dasar Negeri 1 Tanjung Tabalong Kalimantan Selatan
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERKEMBANGBIAKAN MAKHLUK HIDUP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING SISWA KELAS VI SDN 1 TANJUNG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Hj. Saufiah Sekolah Dasar Negeri 1 Tanjung
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Secara umum pengertian pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Hakekat Pembelajaran 1. Pengertian Pembelajaran Secara umum pengertian pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang mempengaruhi peserta didik sedemikian rupa sehingga peserta
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu dalam bentuk tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A.2014/2015 Martogi Bangun Sianturi Guru Mata Pelajaran Fisika SMA
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), menurut Permendiknas RI No. 22 Tahun
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Konsep Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku melalui interaksi dengan lingkungan. Hamalik
Lebih terperinciMeningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Siwalempu Melalui Pendekatan
Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Siwalempu Melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Arif Abdul Karim Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas
Lebih terperinciLAMPIRAN 01 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS 1
LAMPIRAN 01 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS 1 Nama Sekolah : SD Negeri Bandar 02 Mata Pelajaran : IPA ( Ilmu Pengetahuan Alam ) Kelas / Semester : IV / 1 Alokasi Waktu : 5 X 35 menit A. Standar
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. belajar. Membelajarkan siswa yaitu membimbing kegiatan siswa belajar,
1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan belajar merupakan kegiatan paling pokok dalam proses pendidikan disekolah. Proses belajar menentukan berhasil tidaknya pencapaian tujuan belajar. Membelajarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai intelektual yang tinggi, sikap ilmiah dan dapat merancang serta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berkaitan denga garis pembangunan bidang pendidikan diantaranya dapat menjadikan peserta didik mempunyai intelektual
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut seseorang untuk dapat menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu kemampuan memperoleh, memilih
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan pengamatan melalui langkah-langkah metode ilmiah dan proses
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. setelah mengalami pengalaman belajar. Dalam Sudjana (2008:22), hasil belajar
BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hasil Belajar Hasil belajar merupakan perubahan perilaku secara keseluruhan dari siswa setelah mengalami pengalaman belajar. Dalam Sudjana (2008:22), hasil
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah suatu proses penyampaian maksud pembicara kepada orang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP perlu diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi, baik secara lisan maupun tertulis. Komunikasi yang dimaksud
Lebih terperinciKata kunci : Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) SISWA KELAS VIIID SMP NEGERI 1 MLATI Oleh: Riza Dyah Permata 11144100098 Fakultas Keguruan
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS INKUIRI DAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN INKUIRI BERBASIS KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS XA SMA NEGERI PASIRIAN LUMAJANG Intan Fitriani 1, Dewi Iriana 2,
Lebih terperinciA. Struktur Akar dan Fungsinya
A. Struktur Akar dan Fungsinya Inti Akar. Inti akar terdiri atas pembuluh kayu dan pembuluh tapis. Pembuluh kayu berfungsi mengangkut air dari akar ke daun. Pembuluh tapis berfungsi mengangkut hasil fotosintesis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Pendidikan diyakini akan dapat mendorong memaksimalkan potensi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pada kajian teori dijabarkan berbagai landasan sebagai pendukung penelitian, permasalahan dan variabel penelitian yang diteliti semua ditulis pada kajian teori. Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bantu memecahkan masalah dalam berbagai bidang ilmu. Salah satu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika adalah ilmu dasar yang dapat digunakan sebagai alat bantu memecahkan masalah dalam berbagai bidang ilmu. Salah satu karakteristik matematika yaitu mempunyai
Lebih terperinciBAB I. kedewasaan. Purwanto (2007: 10) menyatakan pendidikan ialah pimpinan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan ialah segala usaha orang dewasa dalam pergaulanya dengan anak anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan. Purwanto
Lebih terperinciPENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)
PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.) 1. PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENDIDIKAN IPS DI SMP 1.1. Latar Belakang Pembelajaran Kontekstual Ada kecenderungan dewasa ini utnuk
Lebih terperinciBAB. II KAJIAN PUSTAKA
7 BAB. II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktivitas Belajar Pengertian aktivitas adalah semua kegiatan seseorang dalam mengikuti suatu kegiatan baik secara kelompok maupun perorangan atau individu. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu mata pelajaran dalam KTSP adalah IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). IPA adalah pengetahuan yang rasional dan obyektif tentang alam semesta dengan segala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pendidikan dan teknologi menuntut pengembangan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pendidikan dan teknologi menuntut pengembangan kemampuan siswa SD dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang sangat diperlukan untuk melanjutkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar IPA 2.1.1.1 Hakikat IPA IPA tidak hanya merupakan kumpulan-kumpulan pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup, tetapi merupakan cara kerja,
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA Oleh: Muslim Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga manusia mampu menghadapi setiap perubahan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menggali berbagai potensi dan kebenaran secara ilmiah.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar bahkan sangat menentukan berhasil tidaknya peserta didik dalam belajar.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keluaran ( Output ) dengan kompetensi tertentu. Proses belajar dan pembelajaran
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar dan pembelajaran merupakan dua kegiatan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Keterkaitan belajar dan pembelajaran dapat digambarkan dalam sebuah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. baik dari segi kognitif, psikomotorik maupun afektif.
6 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Belajar Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu teori belajar yang cukup dikenal dan banyak implementasinya dalam
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kontekstual Salah satu teori belajar yang cukup dikenal dan banyak implementasinya dalam proses pembelajaran adalah teori belajar konstruktivisme. Piaget (Suherman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukan oleh manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini memiliki peranan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dinamis yang senantiasa. dari kemajuan ilmu dan teknologi yang menuntut lembaga-lembaga untuk
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses yang dinamis yang senantiasa berkembang dari waktu ke waktu. Perkembangan pendidikan sebagai akibat dari kemajuan ilmu dan teknologi yang
Lebih terperinciBagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya IPA SD Kelas IV
Materi Pembelajaran Ringkasan Materi: Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya IPA SD Kelas IV Berikut ini adalah pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk Sekolah Dasar kelas IV yaitu tentang bagian-bagian
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru dalam interaksi dengan
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan kontekstual bukan merupakan suatu konsep baru. Penerapan pendekatan
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendekatan Kontekstual Pendekatan kontekstual bukan merupakan suatu konsep baru. Penerapan pendekatan kontekstual di kelas kelas yang diselenggarakan di Amerika pertama- tama
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI 1. Pembelajaran Matematika a. Pembelajaran Matematika di SD Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting
Lebih terperinciPENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)
PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) Pengertian Pembelajaran Kontekstual 1. Merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya peningkatan mutu pendidikan secara keseluruhan. Upaya peningkatan mutu pendidikan adalah
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS II SD NEGERI TEBING TINGGI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS II SD NEGERI 163086 TEBING TINGGI Helmina Siagian Surel: hrmnsiagian@gmail.com ABSTRACT This aim of this
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu bidang studi yang ada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu bidang studi yang ada pada setiap jenjang pendidikan dan memegang peranan penting dalam membentuk siswa menjadi siswa yang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Pembelajaran Problem Posing Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa adalah menggunakan pendekatan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.2 Hasil Belajar IPA 2.2.1 Hakekat Hasil Belajar Dimyati dan Mudjiono (2009:20) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan suatu puncak proses hasil belajar. Hasil
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR. Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK Salah satu masalah yang dihadapi dalam pembelajaran matematika adalah
Lebih terperinci