BAB I PENDAHULUAN. adalah komunikasi. Karenanya komunikasi merupakan kebutuhan yang mutlak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. adalah komunikasi. Karenanya komunikasi merupakan kebutuhan yang mutlak"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah inti semua hubungan sosial, apabila orang telah mengadakan hubungan tetap, maka sistem komunikasi yang telah mereka lakukan akan menentukan apakah sistem tersebut dapat mempererat atau mempersatukan mereka, mengurangi ketegangan atau melenyapkan persengketaan apabila muncul. Manusia sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial, memiliki dorongan ingin tahu, ingin maju dan berkembang, maka salah satu sarananya adalah komunikasi. Karenanya komunikasi merupakan kebutuhan yang mutlak bagi kehidupan manusia. Melalui komunikasi orang dapat merencanakan masa depannya, membentuk kelompok dan lain-lain. Dengan komunikasi, manusia dapat menyampaikan informasi, opini, ide, konsepsi, pengetahuan, perasaan, sikap, perbuatan dan sebagainya kepada sesamanya secara timbal balik, baik sebagai penyampai maupun penerima komunikasi. Sehingga dengan demikian, terbinalah perkembangan kepribadiannya baik sebagai pribadi maupun kemasakan sosial, serta tercapai pula kehidupan bersama dan bermasyarakat. Komunikasi menyentuh segala aspek kehidupan kita. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa 70% waktu bangun kita digunakan untuk berkomunikasi. Komunikasi kita membentuk saling pengertian, menumbuhkan persahabatan, memelihara kasih sayang, menyebarkan pengetahuan, dan melestarikan peradaban. Tetapi dengan komunikasi kita juga menyuburkan 1

2 2 perpecahan, menghidupkan permusuhan, menanamkan kebencian, merintangi kemajuan, dan menghambat pemikiran. Begitu penting, begitu meluas, dan begitu akrab komunikasi dengan diri kita. Kualitas hidup kita, hubungan kita dengan sesama manusia dapat ditingkatkan dengan memahami dan memperbaiki komunikasi yang kita lakukan. 1 Sudah menjadi keyakinan umum bahwa bila seseorang dapat memilih kata yang tepat, mempersiapkannya jauh sebelumnya, dan mengemukakannya dengan tepat pula, maka hasil komunikasi yang sempurna dapat dipastikan. Namun banyak orang menganggap bahwa komunikasi itu mudah dilakukan, semudah bernafas. Hanya bila orang memasuki suatu pengalaman di mana proses komunikasi yang biasa ia lakukan rusak atau macet, ia baru menyadari bahwa komunikasi itu tidak mudah. Sangat miris jika seorang yang berpredikat mahasiswa, namun masih kesulitan dalam berkomunikasi. Mahasiswa, merupakan bagian dari civitas akademika yang sedang menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi. Mahasiswa yang berada pada jenjang pendidikan ini memiliki otoritas yang lebih besar karena sebagai seorang mahasiswa, mereka dianggap telah mampu mengatur dan melaksanakan tanggung jawabnya sendiri. Golongan yang selama ini diunggulkan di dalam masyarakat, sehingga dituntut mampu dan mahir berkomunikasi untuk mencurahkan pemikirannya. Seorang mahasiswa memiliki kesempatan untuk dapat mengasah keterampilannya dalam berbagai aspek sesuai dengan keinginan dan kemampuan yang dimiliki selama berada di vii. 1 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), hlm.

3 3 Perguruan Tinggi. Mahasiswa Jurusan Tarbiyah PAI STAIN Pekalongan diharapkan dapat menjadi bagian dari agent of change yang berprestasi secara akademik maupun non-akademik, sehingga mahasiswa tidak hanya memiliki intelektualitas yang tinggi, tetapi juga mampu menerapkan ilmu pengetahuannya di masyarakat. Kemampuan berkomunikasi yang baik bagi mahasiswa memegang peranan penting, karena sebagai pribadi yang hidup di lingkungan pendidikan, mahasiswa perlu juga memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik untuk berbaur dengan teman, dosen, pegawai, dan masyarakat pada umumnya. Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam berkomunikasi dan bekerjasama bagi mahasiswa adalah mutlak dilakukan, karena hal ini akan melatih berkembangnya kecerdasan emosional mahasiswa. Mampu berkomunikasi dan bekerjasama adalah tiket sebuah kesuksesan jangka panjang anda sebagai mahasiswa. Setiap orang yang berada dalam lingkungan akan saling berkomunikasi dan bekerjasama untuk mencapai sebuah tujuan bersama. Dalam hal belajar di kampus mahasiswa tidak mungkin sendiri, selalu ada orang lain yang anda butuhkan untuk meningkatkan kemampuan anda. Sebuah kerjasama yang baik akan terwujud jika setiap orang mampu berkomunikasi secara efektif dalam lingkungannya. Bentuk komunikasi dan kerjasama yang paling membantu perkembangan mahasiswa adalah kerjasama dan komunikasi dengan teman satu kelas. Teman satu kelas ibarat sebuah keluarga yang duduk dalam satu

4 4 rumah, yang harus saling memotivasi dan mengingatkan, sehingga terbentuk suasana kelas yang menyenangkan. Tidak boleh ada mahasiswa egois yang merasa paling pintar diantara yang lain, saling bermusuhan dan saling menjatuhkan. Pahamilah masingmasing teman anda, jadikanlah mereka sebagai partner dalam kemajuan anda ke depan. Tidaklah dibenarkan ketika ada temannya presentasi di depan kelas, audiens malah tidak memperhatikan, mereka terkesan tidak peduli. Meskipun tidak dipungkiri bahwa terkadang ada teman yang memang tidak menarik ketika presentasi, namun jangan itu dijadikan alasan untuk tidak menghargai teman anda. Kasus lain juga sering terlihat ada mahasiswa yang selalu mendominasi kelas, seakan-akan ia tidak mau memberikan kesempatan kepada teman yang lain untuk berbicara hanya untuk mendapatkan penilaian yang baik di mata dosen. Tidak hanya itu sering kali mahasiswa yang menjadi aktivis di organisasi kampus terlihat lebih berani mengemukakan pendapat atau pemikirannya ketimbang mahasiswa yang bukan aktivis karena mereka sudah terbiasa berbicara di depan forum diskusi, mahasiswa yang bukan aktivis juga masih merasa malu untuk bertanya kepada dosen tentang materi kuliah yang belum bisa ia pahami, mereka seakan-akan acuh atau tidak mau tahu dan tidak mempermasalahkan hal itu. Sebuah perilaku-perilaku yang seharusnya tidak ditunjukkan oleh mahasiswa yang ingin membangun kesuksesan di masa yang akan datang. Dalam menciptakan suasana lingkungan kelas yang menyenangkan mulailah

5 5 dari cara berkomunikasi yaitu berkomunikasi yang berdasarkan etika komunikasi Islam. Melatih kemampuan berkomunikasi yang baik tentu juga terdapat tahapan atau proses pembelajarannya. Seorang mahasiswa mulai belajar cara berkomunikasi yang baik dimulai dari kelompok terkecil yaitu dimulai di dalam kelas. Dengan pembiasaan yang baik untuk berkomunikasi terutama etika berkomunikasi secara Islami, secara perlahan mahasiswa akan mahir tata bahasa dalam berkomunikasi yang baik. Selain itu, mental atau keberaniannya juga akan terbentuk dengan sendirinya. Bidang komunikasi mempunyai ruang lingkup sangat luas. Dilihat dari segi bentuknya, komunikasi meliputi bentuk; Komunikasi personal, Komunikasi Kelompok, Komunikasi Massa, dan komunikasi Medio. 2 Dalam berkomunikasi seseorang haruslah tunduk pada etika dan norma yang berlaku. Persoalan etika menjadi sangat penting diperhatikan. Bagi umat Islam etika yang dijadikan dasar adalah nilai-nilai moral yang terdapat dalam kitab suci Al-Quran dan Sunnah Rasul Allah. Al-Quran sebagai wahyu Allah telah memberikan prinsip dasar yang melandasi etika komunikasi. Tetapi sejauhmanakah dasar-dasar itu memberikan bimbingan, maka diperlukan penggalian ke dalam Al-Quran. Bagi seorang muslim, ketaatan kepada nilai-nilai moral dan etika merupakan suatu kewajiban, karena berasaskan tata nilai Islami. Tanpa memperhatikan tata nilai Islam dalam berkomunikasi, maka akan terjadi 2 Mafri Amir, Etika Komunikasi Massa dalam Pandangan Islam Cet. Ke-2 (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm. 12.

6 6 kekacauan dalam komunikasi seperti menebarkan dusta, kebohongan, dan pelecehan. Perilaku itu akan mengundang bahaya yang sangat besar seperti terjadinya kekacauan informasi. Berangkat dari sinilah peneliti tertarik untuk meneliti lebih jauh berdasarkan latar belakang di atas dengan judul Perbedaan Kemampuan Komunikasi Islami Antara Mahasiswa Aktivis dengan Mahasiswa Bukan Aktivis (Studi Kasus Di HMPS PAI STAIN Pekalongan). Adapun alasannya sebagai berikut: 1. Komunikasi adalah bagian penting yang tidak pernah lepas dari kehidupan manusia. Karena itu kita perlu mengembangkan kemampuan kita dalam berkomunikasi. 2. Sebagai mahasiswa yang memegang peranan penting, dan juga sebagai pribadi yang hidup di lingkungan pendidikan, mahasiswa perlu juga memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik untuk berbaur dengan teman, dosen, pegawai, serta masyarakat luas pada umumnya. 3. Sebagai mahasiswa Tarbiyah haruslah memperhatikan tata cara berkomunikasi yang baik yaitu dengan menggunakan prinsip atau etika komunikasi yang terdapat dalam alqur an dan hadist (Komunikasi Islam). B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka peneliti merumuskan masalah yang berkaitan dengan judul penelitian ini, sebagai berikut:

7 7 1. Bagaimana kemampuan komunikasi Islami mahasiswa Tarbiyah PAI STAIN Pekalongan yang menjadi aktivis? 2. Bagaimana kemampuan komunikasi Islami mahasiswa Tarbiyah PAI STAIN Pekalongan yang bukan aktivis? 3. Bagaimana perbedaan kemampuan komunikasi Islami mahasiswa Tarbiyah PAI STAIN Pekalongan antara yang menjadi aktivis dengan yang bukan aktivis? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah di atas maka peneliti mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui kemampuan komunikasi Islami mahasiswa Tarbiyah PAI STAIN Pekalongan yang menjadi aktivis. 2. Untuk mengetahui kemampuan komunikasi Islami mahasiswa Tarbiyah PAI STAIN Pekalongan yang bukan aktivis. 3. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan komunikasi Islami mahasiswa Tarbiyah PAI STAIN Pekalongan antara yang menjadi aktivis dengan yang bukan aktivis. D. Kegunaan Penelitian Adapun yang ingin peneliti capai dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut: 1. Kegunaan Teoritis a) Memberikan informasi bagaimana kemampuan komunikasi Islami mahasiswa jurusan Tarbiyah PAI STAIN Pekalongan.

8 8 b) Memberikan kontribusi pemikiran tentang pentingnya peran organisasi mahasiswa dalam menunjang kemampuan komunikasi Islami. c) Sebagai dasar teoritis dalam pengembangan untuk penelitian lebih lanjut. 2. Kegunaan Praktis a) Menjadikan mahasiswa kependidikan supaya berusaha meningkatkan kemampuan komunikasi Islami. b) Memberikan sumbangan pemikiran bagi Jurusan Tarbiyah PAI mengenai pemecahan masalah dalam hal kemampuan mahasiswa dalam berkomunikasi Islami. E. Tinjauan Pustaka 1. Kerangka Teori Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication sesungguhnya berasal dari bahasa Latin communicatio yang bersumber dari kata communis dengan arti sama. Kata sama yang dimaksud di sini ialah kesamaan makna. Jika dua orang terlibat dalam komunikasi, maka komunikasi tersebut berlangsung dengan baik, selama ada kesamaan makna antara satu sama lainnya. 3 Manusia telah berkomunikasi selama puluhan ribu tahun. Sebagian besar waktu jaga manusia digunakan untuk berkomunikasi. Meskipun demikian, ketika manusia dilahirkan ia tidak dengan sendirinya dibekali dengan kemampuan untuk berkomunikasi yang baik. Kemampuan seperti itu bukan bawaan melainkan dipelajari. Seperti yang dikatakan Miller dan 3 Mafri Amir, op. cit., hlm. 19.

9 9 rekan-rekannya yang dikutip Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss dalam buku HUMAN COMUNICATION bahwa sedikit saja kita diajari oleh budaya kita bagaimana membina hubungan dengan sesama manusia sehingga kita dapat mewujudkan potensinya secara penuh. 4 Seperti yang dikutip oleh Ludwig Suparmo, Habernas mengemukakan bahwa komunikasi bermaksud menciptakan saling pengertian, menciptakan konsensus, secara intelektual dan melalui kolaborasi yang sah. Secara sederhana, di dalam komunikasi keseharian empat pokok berikut dapat diterima, yaitu (1) komunikasi ada ketergantungannya dengan makna yang ingin disampaikan, (2) komunikasi didorong untuk saling menjawab, (3) komunikasi melibatkan cara berpikir, harus dapat dipercaya, disampaikan secara tulus, dan (4) komunikasi berlaku menurut sopan santun dan norma sosial. Karena itu kompetensi berkomunikasi diperlukan untuk berkomunikasi secara efektif. Kompetensi komunikasi mencakup pengetahuan menggunakan bahasa dan pembicaraan secara benar dan tepat agar mencapai sasaran. 5 Komunikasi menurut Islam adalah komunikasi yang sesuai dengan Al- Quran dan Sunah. Al-Quran dan Sunah mengatur kapan seorang muslim harus bicara dan kapan seorang muslim harus diam. Dasar komunikasi versi Islam berbeda 180 derajat dengan dasra komunikasi versi barat. Teori Islam mengajarkan untuk hifdzul lisan 4 Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss, Human Communication Prinsip-prinsip Dasar Cet. Ke-2, alih bahasa Deddy Mulyana dan Gembirasari (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000), hlm. ix. 5 Ludwig Suparmo, Aspek Ilmu Komunikasi Cet. Ke-2 (Jakarta: Indeks, 2011), hlm

10 10 (menahan atau menjaga lisan), sedangkan teori Barat mengajarkan untuk banyak berbicara atau banyak menyampaikan pesan. Hifdzul lisan itu bukan diam, melainkan menahan dari berbicara yang tidak sesuai syariat (Al- Quran dan Sunah) dan tidak diperlukan oleh orang yang mendengar sehingga menyebabkan orang berhati-hati dalam berbicara, tidak boleh semaunya. 6 Dari Abu Hurairah ra., sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda, Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia berkata baik atau diam. (HR. Bukhari dan Muslim) Imam Syafi i rh. Berkata, Kalau berkata tanpa Al-Quran dan Sunah pasti berasal dari setan. Fondasi kebenaran pesan dalam Islam adalah syariat (Al-Quran dan Sunah), maslahat yang syar i (kebaikan yang sesuai dengan Al-Quran dan Sunah), serta bermanfaat bagi diri sendiri dan orang yang mendengar. Seorang ulama tabi in, Atha bin Abi Rabbah rh. Berkata, Sesungguhnya pada zaman dahulu (zaman para sahabat) tidak suka katakata sisa atau yang berlebih. Kemudian ada yang bertanya, Apa kata-kata yang sisa atau berlebih itu?. Atha bin Abi Rabbah rh. Menjawab, Dahulu mereka (para sahabat) menghitung segala ucapan-ucapan itu tidak bermanfaat kecuali: 1. Kitabullah (Al-Quran), bagaimana membaca dan memahaminya; 2. Hadis Rasulullah saw., bagaimana meriwayatkan dan memahaminya; 6 Thorik Gunara, Komunikasi Rasulullah Indahnya Berkomunikasi Ala Rasulullah (Bandung: Simbiosa Reka Tama, 2009), hlm. 3.

11 11 3. Memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran; 4. Ilmu yang dapat mendekatkan kepada Allah swt.; 5. Berbicara sesuai kebutuhanmu atau mau tidak mau harus dibicarakan. POLA BICARA DALAM ISLAM Keinginan Berbicara Apakah sesuai dengan pondasi? 1. Syariat (Al-Quran dan Sunah) 2. Maslahat yang syar i (kebaikan yang tidak menyelisihi Al-Quran dan Sunah) 3. Bermanfaat bagi diri sendiri dan orang yang mendengar Diam Bicara Ciri khas komunikasi Islam adalah menyebarkan (menyampaikan) informasi kepada pendengar, pemirsa atau pembaca tentang perintah dan larangan Allah Swt (Al-Qur an dan Hadits Nabi). Secara umum semua macam komunikasi memiliki ciri-ciri yang sama atau serupa, misalnya proses, model, dan pengaruh pesannya. Yang membedakan komunikasi Islam dengan teori komunikasi umum adalah terutama latar belakang filosofinya, komunikasi Islam mempunyai filosofi Al-Qur an dan Hadits Rasullulah, aspek-aspek komunikasi Islam juga didasarkan pada Al-Qur an dan Hadits. Etika komunikasi Islam secara umum hampir sama dengan

12 12 etika komunikasi umum, isi perintah dan larangannya sama yang membedakan adalah sanksi dan pahala. 7 Dalam proses komunikasi ada sesuatu yang sangat penting, yaitu etika. Etika komunikasi menentukan berbobot tidaknya alur komunikasi. Etika komunikasi membingkai komunikasi dengan adab, kepatuhan, dan keluhuran. Perihal etika komunikasi, dapat kita jumpai dalam Al-Quran. Beberapa istilah yang ditemui adalah qawlan ma rufan, qawlan sadidan, qawlan balighan, qawlan karima, qawlan maisuran, dan qawlan layinan Penelitian yang Relevan Skripsi karya Saudari Nurul Ilmi Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan 2010, yang berjudul Pengaruh Komunikasi Positif Menurut Islam Antara Pendidik dengan Peserta didik Terhadap Konsep Diri Peserta Didik (Studi Kasus Siswa Kelas VI SDN Ambukulon Kec. Comal). Penalitian ini adalah penelitian lapangan dan berbentuk penelitian kuantitatif. Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi positif yang sangat kuat antara komunikasi positif dan konsep diri. Skripsi karya Saudari Ulva Rizkillah Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan 2014, yang berjudul Pengaruh Interaksi Remaja Sebaya Terhadap Etika Komunikasi Islami Remaja Di Desa Kalisalak Kecamatan Limpung Kabupaten Batang. Penalitian ini adalah penelitian lapangan dan berbentuk penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik analisis regresi. Berdasarkan penelitian diperoleh kesimpulan bahwa terdapat 7 digilib.uinsby.ac.id/9723/3/bab%202.pdf (Diakses tanggal 10 September 2015). 8 Mafri Amir, op. cit., hlm. 85.

13 13 pengaruh yang signifikan interaksi teman sebaya terhadap etika komunikasi Islami remaja di desa Kalisalak Kecamatan Limpung Kabupaten Batang. Penelitian yang akan dilakukan peneliti ini berbeda dengan penelitian di atas. Penelitian ini memfokuskan penelitiannya pada perbandingan kemampuan komunikasi Islami antara mahasiswa aktivis dengan mahasiswa bukan aktivis dengan objek penelitian Mahasiswa Jurusan Tarbiyah PAI STAIN Pekalongan angkatan 2013 dan angkatan 2014 yang tergabung dalam organisasi HMPS PAI STAIN Pekalongan. 3. Kerangka Berfikir Mahasiswa diharapkan dapat menjadi bagian dari agent of change yang berprestasi secara akademik maupun non-akademik, sehingga mahasiswa tidak hanya memiliki intelektualitas yang tinggi, tetapi juga mampu menerapkan ilmu pengetahuannya dimasyarakat. Semua mahasiswa memiliki hak dan kewajiban yang sama yaitu mengembangkan kemampuannya, salah satunya yaitu kemampuan berkomunikasi yang baik. Tidak hanya mahasiswa yang aktif dalam organisasi, mahasiswa yang bukan aktivis juga memiliki hak yang sama untuk mengembangkan kemampuannya dalam berkomunikasi. Mahasiswa yang memiliki kemampuan intelektual yang tinggi tidaklah menjadi jaminan kesuksesan dalam karirnya. Karena percuma saja memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi namun tidak bisa berkomunikasi yang baik (komunikasi Islam).

14 14 Keterampilan dalam berkomunikasi merupakan kemampuan dasar dalam keberhasilan membina hubungan. Individu sulit mendapatkan apa yang diinginkannya dan sulit juga mengembangkan rasa percaya diri dalam bersosial dan akan sukses dalam bidang apapun. MAHASISWA KOMUNIKASI ISLAMI 1. Teman 2. Dosen 3. Pegawai 4. Masyarakat Keberhasilan Membina Hubungan Percaya Diri dalam Mengembangkan Diri 4. Hipotesis Hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu penelitian yang kabenarannya masih lemah (belum tentu kebenarannya) sehingga harus diuji secara empiris. 9 Dalam penelitian ini peneliti mengajukan hipotesis bahwa terdapat perbedaan kemampuan komunikasi Islami antara mahasiswa aktivis dengan mahasiswa bukan aktivis. 9 Erwan Agus Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti, Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Administrasi Publik Dan Masalah-masalah Sosial (Jogjakarta: Gava Media, 2011), hlm. 137.

15 15 F. Metode Penelitian 1. Desain Penelitian a. Pendekatan Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. b. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan adalah penelitian yang dilakukan di tempat terjadinya gejala-gejala yang diselidiki Variabel Penelitian Variabel dalam penelitiam ini bersifat tunggal yaitu komunikasi Islami. Dengan indikator: a. Qawlan Sadidan yaitu perkataan yang benar dan baik secara redaksi b. Qawlan Balighan yaitu kata-kata yang efektif dan mengesankan c. Qawlan Ma rufan yaitu perkataan yang baik dan pantas d. Qawlan Kariman yaitu perkataan yang dibarengi dengan rasa hormat e. Qawlan Layinan yaitu lemah lembut f. Qawlan Maysuran yaitu mudah dimengerti dan melegakan perasaan Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi penelitian adalah keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek- 10 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm Mafri Amir, op. cit., hlm. 85.

16 16 objek ini dapat menjadi sumber data penelitian. 12 Dalam hal ini yang menjadi populasi adalah mahasiswa reguler jurusan Tarbiyah PAI STAIN Pekalongan angkatan 2013 dan angkatan b. Sampel Sampel adalah suatu prosedur pengambilan data di mana hanya sebagian populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari suatu populasi. 13 Dalam penelitian ini yang menjadi sampel penelitian adalah mahasiswa reguler jurusan Tarbiyah PAI angkatan 2013 dan angkatan 2014 yang tergabung dalam organisasi HMPS PAI. Penelitian ini bersifat perbandingan. Oleh karena itu, jumlah sampel yang diperbandingkan harus memiliki perbandingan yang sama. Adapun pembagian sampelnya adalah mahasiswa aktivis sebanyak 28 mahasiswa dan mahasiswa yang bukan aktivis sebanyak 28 mahasiswa. Dengan rincian mahasiswa angkatan 2013 sebanyak 10 mahasiswa aktivis dan 10 mahasiswa bukan aktivis. Mahasiswa angkatan 2014 sebanyak 18 mahasiswa aktivis dan 18 mahasiswa bukan aktivis. 4. Sumber dan Jenis Data Sumber primer dari penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Tarbiyah PAI STAIN Pekalongan angkatan 2013 dan angkatan M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian kuantitatif, Cet. Ke-8 (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014), hlm Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif, Cet. Ke-2 (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014), hlm. 30.

17 17 Adapun sumber sekunder dari penelitian ini adalah buku-buku teori tentang komunikasi Islami serta sumber-sumber lain yang mendukung penelitian ini. Adapun jenis adata yang dipergunakan yaitu: a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh dari jawaban responden melalui instrumen penelitian berupa angket, yakni angket tentang kemampuan berkomunikasi Islami mahasiswa. b. Data Sekunder Data sekunder adalah data penunjang dari data primer yang meliputi data-data tentang kemampuan berkomunikasi Islami mahasiswa STAIN Pekalongan jurusan Tarbiyah angkatan 2013 dan angkatan Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah mahasiswa STAIN Pekalongan jurusan Tarbiyah PAI angkatan 2013 dan angkatan Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Random sampling. Teknik tersebut di dalam pengambilan sampelnya, peneliti mencampur subjek-subjek di dalam populasi sehingga semua subjek dianggap sama. Dengan demikian peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan (chance) dipilih menjadi sampel Suharsimi Arikunto, op. cit., hlm. 134.

18 18 Kriteria yang dijadikan responden adalah sebagai berikut: mahasiswa reguler jurusan Tarbiyah PAI STAIN Pekalongan angkatan 2013 dan angkatan 2014 yang tergabung dalam organisasi HMPS PAI STAIN Pekalongan. 6. Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang diperlukan, peneliti menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut: a. Metode Observasi Metode observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit. 15 Metode observasi yang peneliti gunakan untuk mengumpulkan data yang berkenaan dengan keadaan organisasi HMPS PAI STAIN Pekalongan periode b. Metode Wawancara Wawancara atau interviu adalah sebuah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman(guide) wawancara. 16 Metode ini digunakan untuk mendapatkan informasi profil HMPS PAI STAIN Pekalongan dan data-data lain yang mendukung. 15 Burhan Bungin, Metodologi Peneliitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, Dan Keebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya,Cet.ke-3 (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005), hlm Ibid., hlm. 126.

19 19 c. Metode Angket Metode angket adalah daftar pertanyan yang dikirim kepada responden baik secara langsung atau tidak langsung (melalui pos atau perantara). 17 Metode ini digunakan untuk menggali atau mengetahui tentang kemampuan komunikasi Islami antara mahasiswa aktifis dan bukan aktifis, angket ditujukan kepada responden, dalam hal ini adalah mahasiswa jurusan Tarbiyah PAI angkatan 2013 dan angkatan 2014 STAIN Pekalongan. 7. Metode Analisis Data Dalam penelitian ini penelliti menggunakan field research, sehingga data yang dihasilkan terdiri dari data kuantitatif. Untuk data yang bersifat kuantitatif, metode analisis data yang digunakan adalah analisis data statistik dan untuk rumus yang digunakan peneliti adalah rumus statistik t. Test t merupakan salah satu tes statistik yang digunakan pada analisis komparasi. 18 Adapun langkah-langkah yang digunakan sebagai berikut: a. Mencari Mean X dengan rumus: M 1 = b. Mencari Mean Y dengan rumus: M 2 = 17 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metode Penelitian Sosial (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), hlm Salafuddin, statistik Terapan untuk Penelitian Sosial, (Pekalongan: STAIN Press, 2005), hlm.168.

20 20 c. Mencari Deviasi Standar Skor dengan rumus: SD 1 = d. Mencari Deviasi Standar Skor Y dengan rumus: SD 2 = e. Mencari Standar Skor Mean X dengan rumus: SEm 1 = f. Mencari Standar Skor Mean Y dengan rumus: SEm 2 = g. Mencari Standar Skor Mean perbedaan antara X dan Mean Y dengan rumus: SEm 1 - m 2 = h. Mencari t o dengan rumus: t o = i. Analisis Lanjutan Untuk menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis tersebut di atas dengan membandingkan besarnya hasil perhitungan (t o ) dan t yang tercantum pada tabel t dengan telebih dahulu menetapkan degree of fredomnya atau derajat kebebasan dengan rumus: df atau db = (N 1 + N 2 ) 2

21 21 N 1 adalah jumlah mahasiswa Tarbiyah PAI yang menjadi aktifis di HMPS PAI STAIN Pekalongan, sedangkan N 2 adalah jumlah mahasiswa Tarbiyah PAI yang bukan aktifis di HMPS PAI STAIN Pekalongan. Dengan diperolehnya df atau db, maka dapat dicari harga t t pada taraf signifikan 5% atau 1%. Jika t o lebih besar dari pada t t maka H o ditolak. Jika t o lebih kecil dari pada t t maka H o diterima. G. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan pemahaman dan penelaahan pokok masalah yang akan dibahas, maka peneliti menyusun sistematika penulisan skripsi ini sebagai berikut: Bab I: PENDAHULUAN: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika pembahasan. Bab II Landasan Teori, berisi tentang: Komunikasi Islam, yang terdiri dari: Pengertian komunikasi, Pengertian komunikasi Islam, Pengertian komunikasi Islami, dan Ciri-ciri komunikasi Islam. Etika Komunikasi Islam, yang terdiri dari: Pengertian etika dan Prinsip-prinsip komunikasi Islam. Komunikasi Rasulullah, yang terdiri dari: Rasulullah berbicara sesuai dengan akal manusia dan Setiap berbicara, Rasulullah selalu memulainya dengan Bismillah. Bab III: KEMAMPUAN KOMUNIKSAI ISLAMI ANTARA MAHASISWA AKTIVIS DENGAN MAHASISWA BUKAN AKTIVIS, berisi dua bab. Pertama, melaporkan hasil studi di lapangan meliputi gambaran

22 22 umum, sejarah singkat, lokasi kantor pengurusan organisasi HMPS PAI STAIN Pekalongan, visi dan misi, struktur organisasi, sarana dan prasarana, serta keadaan kepengurusan HMPS PAI STAIN Pekalongan. Bagian kedua tentang kemampuan komunikasi Islami mahasiswa aktivis dan kemampuan komunikasi Islami mahasiswa bukan aktivis. Bab IV: Perbedaan Kemampuan Komunikasi Islami Antara Mahasiswa Aktivis dengan Mahasiswa Bukan Aktivis meliputi: Kemampuan Berkomunikasi Islami Mahasiswa Aktivis dan Kemampuan Komunikasi Mahasiswa Bukan Aktivis. Bab V: Penutup meliputi: kesimpulan dan saran-saran. Daftar Pustaka Lampiran-lampiran

BAB II KOMUNIKASI ISLAM. sesungguhnya berasal dari bahasa Latin communicatio yang bersumber dari

BAB II KOMUNIKASI ISLAM. sesungguhnya berasal dari bahasa Latin communicatio yang bersumber dari BAB II KOMUNIKASI ISLAM A. Pengertian Komunikasi Islam 1. Pengertian Komunikasi Istilah komunikasi dalam bahasa Inggris communication sesungguhnya berasal dari bahasa Latin communicatio yang bersumber

Lebih terperinci

serta ilmu-ilmu sosial lainnya, hlm.33 2 Abdurrahmat Fathoni, Metode Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta: Rineka cipta, 2006), hlm.

serta ilmu-ilmu sosial lainnya, hlm.33 2 Abdurrahmat Fathoni, Metode Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta: Rineka cipta, 2006), hlm. BAB III Metode Penelitian A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif lapangan dimana penelitian ini membutuhkan data tentang keadaan Madrasah Tsanawiyah NU 01 Banyuputih. Penggunaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah rancangan penelitian yang meliputi prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data, serta dengan cara apa data tersebut

Lebih terperinci

BAB IV PERBEDAAN KEMAMPUAN KOMUNIKSAI ISLAMI ANTARA MAHASISWA AKTIVIS DENGAN MAHASISWA BUKAN AKTIVIS

BAB IV PERBEDAAN KEMAMPUAN KOMUNIKSAI ISLAMI ANTARA MAHASISWA AKTIVIS DENGAN MAHASISWA BUKAN AKTIVIS BAB IV PERBEDAAN KEMAMPUAN KOMUNIKSAI ISLAMI ANTARA MAHASISWA AKTIVIS DENGAN MAHASISWA BUKAN AKTIVIS A. Analisis Kemampuan Komunikasi Islami Mahasiswa Aktivis (X) Hasil pengumpulan data nilai angket kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama sebagai dasar pijakan umat manusia memiliki peran yang sangat besar dalam proses kehidupan manusia. Agama telah mengatur pola hidup manusia baik dalam hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun ke lapangan. Penelitian ini mengambil lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Keguruan dan Jurusan Sastra Arab Fakultas Adab IAIN IB Padang.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Keguruan dan Jurusan Sastra Arab Fakultas Adab IAIN IB Padang. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai Juni 2017 yang bertempat di kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam Bonjol Padang pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. 1 Sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN. memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. 1 Sedangkan BAB III METODE PENELITIAN Agar dapat memperoleh data yang dapat menunjang validitas penelitian ini, maka diperlukan adanya metode penelitian. Hasan dan Koentjaraningrat mengemukakah bahwa metode adalah

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S 1 ) dalam Ilmu Tarbiyah.

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S 1 ) dalam Ilmu Tarbiyah. PENGARUH BACAAN FIKSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN 02 PEGADEN TENGAH WONOPRINGGO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberbagai belahan dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang banyak

BAB I PENDAHULUAN. diberbagai belahan dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan yang begitu pesat akibat dari pengaruh globalisasi yang melanda diberbagai belahan dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang banyak menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prestasi akademik yang dicapai seseorang, akan tetapi harus di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. prestasi akademik yang dicapai seseorang, akan tetapi harus di imbangi dengan BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Kualitas sumber daya manusia yang berkarakter bukan hanya dilihat dari prestasi akademik yang dicapai seseorang, akan tetapi harus di imbangi dengan meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan segala aspek kehidupan manusia. Ajaran-ajarannya begitu. telah mencapai peradaban dan kebudayaan yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan segala aspek kehidupan manusia. Ajaran-ajarannya begitu. telah mencapai peradaban dan kebudayaan yang baik. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Quran merupakan kitab suci seluruh umat manusia, sebagai pedoman hidup menuju kebahagian dunia dan akhirat, yang tidak diragukan lagi mengenai kandungannya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Untuk menjawab permasalahan yang ada serta untuk membuktikan hipotesa yang penulis ajukan, diperlukan data yang akurat sehingga menghasilkan data yang signifikan sebagai jawaban

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan subjek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Aspek kehidupan yang harus dan pasti dijalani oleh semua manusia di muka bumi sejak kelahiran, selama masa pertumbuhan dan perkembangannya sampai mencapai kedewasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Usaha tersebut bisa optimal jika sekolah sebagai pusat belajar

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Usaha tersebut bisa optimal jika sekolah sebagai pusat belajar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai institusi pendidikan pada dasarnya untuk mempersiapkan anak didik menghadapi kehidupan masa depan dengan cara mengembangkan prestasi yang dimilikinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4.

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar pada dasarnya merupakan proses usaha aktif seseorang untuk memperoleh sesuatu sehingga terbentuk perilaku baru menuju arah yang lebih baik. Kenyataannya,

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. PENERAPAN METODE THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DALAM PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI PABELAN 01 KARTASURA SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun Untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. secara ilmiah dalam suatu bidang tertentu untuk mendapatkan fakta-fakta dalam

BAB III METODE PENELITIAN. secara ilmiah dalam suatu bidang tertentu untuk mendapatkan fakta-fakta dalam 46 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan maupun mencoba secara ilmiah dalam suatu bidang tertentu untuk mendapatkan fakta-fakta dalam upaya pencapaian suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah cara menurut sistem aturan tertentu untuk mengarahkan suatu kegiatan praktis agar terlaksana secara rasional guna mencapai hasil yang optimal. 1 Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan persoalan penting bagi semua manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan persoalan penting bagi semua manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan persoalan penting bagi semua manusia. Pendidikan selalu menjadi tumpuan harapan untuk mengembangkan individu dan masyarakat. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Algensindo, 2005, hlm Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Bandung, Sinar Baru

BAB I PENDAHULUAN. Algensindo, 2005, hlm Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Bandung, Sinar Baru BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah upaya manusia untuk memanusiakan manusia. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lain-nya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa kurang fokus terhadap perkuliahan, dikarenakan tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa kurang fokus terhadap perkuliahan, dikarenakan tidak bisa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam dunia perkuliahan tentu tidak jauh dengan dunia organisasi, selain menjadi mahasiswa seseorang juga dapat berperan ganda menjadi seorang aktivis. Menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah field research (penelitian lapangan), yang hakekatnya merupakan metode untuk menemukan secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan memperoleh jawaban untuk

BAB III METODE PENELITIAN. disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan memperoleh jawaban untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Rancangan penelitian adalah rencana dan sruktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Dari permasalahan yang penulis temukan di atas, penelitian ini bertujuan: 1. Mengetahui perbedaan kemampuan manghafalkan doa sehari-hari antara anak-anak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian atau metodologi penelitian adalah berasal dari kata metode yang artinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu. Dan logos yang artinya ilmu atau pengetahuan.

Lebih terperinci

Alquran adalah kitab suci yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. yang mengandung petunjuk-petunjuk bagi umat manusia dan menjadi pedoman

Alquran adalah kitab suci yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. yang mengandung petunjuk-petunjuk bagi umat manusia dan menjadi pedoman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alquran adalah kitab suci yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW yang mengandung petunjuk-petunjuk bagi umat manusia dan menjadi pedoman hidup mereka yang ingin mencapai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis,

III. METODE PENELITIAN. oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, 34 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara atau kegiatan pelaksaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. meneliti hubungan antar variabel. Variabel- variabel ini diukur (biasanya

BAB III METODE PENELITIAN. meneliti hubungan antar variabel. Variabel- variabel ini diukur (biasanya BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan metode untuk menguji teori- teori tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung menempatkan institusi ini sebagai salah satu institusi sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung menempatkan institusi ini sebagai salah satu institusi sosial yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan masyarakat modern dewasa ini, tidak mungkin dapat dicapai tanpa kehadiran institusi pendidikan sebagai organisasi yang menyelenggarakan pendidikan secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsipprinsip

BAB III METODE PENELITIAN. ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsipprinsip BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. 1

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan masalah yang kompleks karena setiap individu yang belajar melibatkan aspek kepribadiannya, baik fisik maupun mental sehingga akan terjadi perubahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Metode penelitian memerlukan sebuah pendekatan yang digunakan sebagai pijakan dari serangkaian pelaksanaan kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 53 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah upaya dalam ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati, dan sistematis untuk mewujudkan

Lebih terperinci

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN KEPATUHAN SISWA MENTAATI TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SD N 01 GEDONGAN TAHUN 2014/2015

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN KEPATUHAN SISWA MENTAATI TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SD N 01 GEDONGAN TAHUN 2014/2015 PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN KEPATUHAN SISWA MENTAATI TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SD N 01 GEDONGAN TAHUN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Oleh: FITRI MAHAYU WATI A510110020 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif untuk sampel yang akan dilihat hasilnya. Penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi dilengkapi dengan perangkat lain yang menunjang segala kehidupan makhluk- Nya di muka bumi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Menurut Sumadi Suryabrata, variabel sering diartikan gejala yang menjadi obyek pengamatan penelitian. Sering pula dinyatakan variabel penelitian itu sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian survei yaitu penelitian yang menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Kuesioner merupakan lembaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual; Refleksi Sosial Seorang Cendekiawan Muslim,

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual; Refleksi Sosial Seorang Cendekiawan Muslim, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zaman modern ini pendidikan keluarga merupakan pendidikan informal yang berperan sangat penting membentuk kepribadian peserta didik untuk menunjang pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah upaya dalam ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan sistematis untuk mewujudkan

Lebih terperinci

Berdasarkan uraian diatas, maka yang dimaksud dalam judul skripsi ini adalah sebuah kajian yang akan fokus mengenai

Berdasarkan uraian diatas, maka yang dimaksud dalam judul skripsi ini adalah sebuah kajian yang akan fokus mengenai BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Untuk menghindari kesalah pahaman dalam memahami maksud judul skripsi ini, terlebih dahulu akan diuraikan arti dari beberapa istilah yang ada dalam judul skripsi Sewa-Menyewa

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Modul ke: Pendidikan Agama Islam Kesalehan Sosial Fakultas EKONOMI Dr. Saepudin S.Ag. M.Si. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN KESALEHAN SOSIAL Kesalehan sosial adalah suatu perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilaksanakan untuk mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan dan pengajaran untuk masa yang akan datang. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kumai Kabupaten Kotawaringin Barat ini direncanakan selama 6 bulan. dengan tahapan rencana sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. Kumai Kabupaten Kotawaringin Barat ini direncanakan selama 6 bulan. dengan tahapan rencana sebagai berikut: BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian tentang pengaruh prestasi belajar PAI terhadap akhlak siswa kelas V SDN I Pangkalan Satu Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan tidak akan pernah hilang selama kehidupan manusia berlangsung. Karena pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang harus dididik dan dapat dididik.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian survai. Penelitian survai adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan dinamika peradaban yang dinamis.

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan dinamika peradaban yang dinamis. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang urgen bagi kehidupan manusia. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan. Untuk itu manusia berpacu

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA

BAB III PENYAJIAN DATA 47 BAB III PENYAJIAN DATA Upaya Pembimbing Dalam Mengatasi Perilaku Menyimpang Pada Anak Asuh Dipanti Asuhan Ar-Rahim Kota Pekanbaru. Sesuai dengan judul skripsi yang diajukan dalam Bab ini, penulis akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keharusan dan keberhasilan pendidikan tersebut akan ditentukan oleh beberapa

BAB I PENDAHULUAN. keharusan dan keberhasilan pendidikan tersebut akan ditentukan oleh beberapa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengingat pentingnya peran pendidikan bagi suatu Negara, maka pemerintah Indonesia berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam rangka menciptakan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan Islam. Islam adalah nama agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. Islam berisi seperangkat ajaran tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. suatu gejala yang ada yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat dilakukan. 1

BAB III METODE PENELITIAN. suatu gejala yang ada yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat dilakukan. 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Pola atau Jenis Penelitian Dilihat dari sudut rancangannya penelitian ini termasuk penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 4 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Bila ditinjau dari pendekatan yang digunakan, penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian tentang Studi komparasi motivasi belajar PAI antara yang menggunakan moving class (SMA N 8 Semarang) dan yang tidak menggunakan moving

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik individu maupun kolektif. Agama memberi sumbangan bagi sistem sosial,

BAB I PENDAHULUAN. baik individu maupun kolektif. Agama memberi sumbangan bagi sistem sosial, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama merupakan realitas yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan, baik individu maupun kolektif. Agama memberi sumbangan bagi sistem sosial, dalam arti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergaul satu sama lain. Dalam pergaulan di masyarakat, interaksi sesama manusia

BAB I PENDAHULUAN. bergaul satu sama lain. Dalam pergaulan di masyarakat, interaksi sesama manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Secara fitrah manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang saling bergantung satu sama lain. Dengan fitrah tersebut, maka manusia akan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELETIAN. Metode merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam kegiatan

BAB III METODELOGI PENELETIAN. Metode merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam kegiatan 53 BAB III METODELOGI PENELETIAN Metode merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam kegiatan penelitian. Metode penelitian adalah srtategi umum yang capai dalam mengumpulkan datat yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif yang berbentuk korelasional, artinya penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif yaitu pendekatan yang tidak menggunakan perhitungan, akan tetapi dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari manusia pasti mengadakan hubungan interaksi dengan orang lain, serta dalam

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari manusia pasti mengadakan hubungan interaksi dengan orang lain, serta dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sejak dilahirkan sudah berkomunikasi dengan lingkungannya, gerak dan tangis yang pertama saat dia dilahirkan adalah suatu tanda komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm. 293.

BAB I PENDAHULUAN. dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm. 293. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam sejarah peradaban manusia merupakan salah satu komponen yang paling urgen. Aktivitas ini telah dimulai sejak manusia pertama ada di dunia sampai

Lebih terperinci

BAB III. berupa angka-angka kemudian ditabulasi dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

BAB III. berupa angka-angka kemudian ditabulasi dalam bentuk tabel distribusi frekuensi BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pola analisis statistika yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Semakin baik pendidikan suatu bangsa, semakin baik pula kualitas bangsa, itulah asumsi secara umum terhadap program pendidikan suatu bangsa. Pendidikan menggambarkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Prinsip-prinsip Pemahaman Qaulan dalam Al-Qur an sebagai Komunikasi Pendidikan Akhlak pada Anak

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Prinsip-prinsip Pemahaman Qaulan dalam Al-Qur an sebagai Komunikasi Pendidikan Akhlak pada Anak 83 BAB IV ANALISIS A. Analisis Prinsip-prinsip Pemahaman Qaulan dalam Al-Qur an sebagai Komunikasi Pendidikan Akhlak pada Anak Dari apa yang telah diuraikan, pemahaman qaulan dalam al-qur an memiliki beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan kemajuan peradaban. Kemajuan suatu bangsa salah satunya dapat dilihat dari lembaga-lembaga pendidikannya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2011:2). Sedangkan peneliti lain mengatakan

III. METODE PENELITIAN. dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2011:2). Sedangkan peneliti lain mengatakan 23 III. METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2011:2). Sedangkan peneliti lain mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan syari ah mapun lembaga keuangan syari ah pada akhir-akhir

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan syari ah mapun lembaga keuangan syari ah pada akhir-akhir BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perbankan syari ah mapun lembaga keuangan syari ah pada akhir-akhir ini tergolong cepat. Salah satu alasannya adalah keyakinan yang kuat di kalangan masyarakat

Lebih terperinci

ABSTRAK. : Ice breaking, Motivasi diri siswa dalam mengikuti pelajaran. matematika

ABSTRAK. : Ice breaking, Motivasi diri siswa dalam mengikuti pelajaran. matematika ABSTRAK Noer Haryati. PENGARUH ICE BREAKING TERHADAP MOTIVASI DIRI SISWA DALAM MENGIKUTI PELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VII SMP N 17 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016.Skripsi. Surakarta: Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. termasuk penelitian lapangan yang merupakan jenis penelitian yang berorientasi

BAB III METODE PENELITIAN. termasuk penelitian lapangan yang merupakan jenis penelitian yang berorientasi BAB III METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Metode penelitian adalah teknik atau cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. 48 Adapun bentuk penelitian ini termasuk penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yakni penelitian yang langsung dilakukan di lapangan atau pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai permasalahan dalam kegiatan pembelajaran di kelas dan akan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai permasalahan dalam kegiatan pembelajaran di kelas dan akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kompetensi merupakan salahsatu kualifikasi pendidikan yang terpenting. Diantara kompetensi yang harus dimiliki oleh pendidik adalah menguasai bidang studi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif yang mempunyai tujuan untuk menguji hipotesa dari data-data yang dikumpulkan sesuai teori

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN1

BAB III METODE PENELITIAN1 BAB III METODE PENELITIAN1 A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian ini field research, yaitu penelitian yang dilakukan di lapangan atau di lingkungan tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya guna serta hasil guna yang relatif cukup tinggi, termasuk didalamnya

BAB I PENDAHULUAN. daya guna serta hasil guna yang relatif cukup tinggi, termasuk didalamnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sesuai kodrat yang dimiliki oleh manusia, maka pada diri manusia tumbuh suatu kecenderungan untuk selalu menggunakan segala sesuatu dengan daya guna serta hasil

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Salah satu hikmah

I. PENDAHULUAN. bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Salah satu hikmah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami-isteri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh di lokasi penelitian. Adapun jenis penelitian ini dikategorikan

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh di lokasi penelitian. Adapun jenis penelitian ini dikategorikan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data adalah bahan keterangan tentang sesuatu objek penelitian yang diperoleh di lokasi penelitian. Adapun jenis penelitian ini dikategorikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pendidikan. Di sekolah, guru hadir untuk

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pendidikan. Di sekolah, guru hadir untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru merupakan unsur manusia dalam pendidikan. Guru adalah figur manusia yang merupakan sumber yang menempati posisi dan memegang peranan penting dalam pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I. Aaditama, 1998), hlm Nasruddin Razak, Dienul Islam, (Bandung: PT. Al-Ma arif, 1989), hlm. 15

BAB I. Aaditama, 1998), hlm Nasruddin Razak, Dienul Islam, (Bandung: PT. Al-Ma arif, 1989), hlm. 15 BAB I A. Latar Belakang Masalah Kecemasan adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa ayat di dalam al-quran. Penanaman nilai-nilai akhlak mulia menjadi

BAB I PENDAHULUAN. beberapa ayat di dalam al-quran. Penanaman nilai-nilai akhlak mulia menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu kewajiban anak kepada orang tua adalah memperlakukan orang tua dengan akhlak yang baik. Lebih dari itu seorang anak juga mempunyai kewajiban untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data, yang dikembangkan untuk memperoleh pengetahuan dengan menggunakan prosedur yeng terpercaya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank Islam merupakan suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah penggunaan cara-cara ilmiah dalam sebuah

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah penggunaan cara-cara ilmiah dalam sebuah 41 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah penggunaan cara-cara ilmiah dalam sebuah aktivitas menjawab rasa ingin tahu, tidak saja memerhatikan kebenaran ilmiah (scientific truth), akan tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Jakarta : Logos. Wacana Ilmu, 2009), hlm. 140.

BAB I PENDAHULUAN Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Jakarta : Logos. Wacana Ilmu, 2009), hlm. 140. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Proses pembelajaran Akidah Akhlak merupakan pembelajaran yang lebih menekankan penguasaan teori dan praktik, karena mata pelajaran Akidah Akhlak berhubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field study research) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field study research) yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field study research) yang bermaksud mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang

Lebih terperinci

mencatat merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporannya. 2 pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip

mencatat merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporannya. 2 pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian atau metodologi penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam mengumpulkan dan menganalisis data yang diperlukan, guna menjawab persoalan yang dihadapi.

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi STUDI TENTANG PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI FASILITAS BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP MATA KULIAH DASAR AKUNTANSI KEUANGAN I PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa peserta didik telah memiliki bakat, fitrah minat, motivasi dan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. bahwa peserta didik telah memiliki bakat, fitrah minat, motivasi dan nilai-nilai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam upaya meneruskan nilai- nilai moral melalui pendidikan, ada pandangan yang berpendapat bahwa pendidikan yang bertolak dari asumsi bahwa peserta didik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi ini ikut menuntut kemajuan dalam segala sektor. Hal ini terlihat dengan adanya persaingan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Dalam rancangan penelitian ini dijelaskan mengenai jenis penelitian yang dilaksanakan ditinjau dari segi tujuan dan sifatnya. Dilihat dari judul penelitian

Lebih terperinci

B. Tempat dan Waktu Penelitian Dalam rangka mengumpulkan data penelitian, penulis mengambil tempat dan waktu penelitian sebagai berikut:

B. Tempat dan Waktu Penelitian Dalam rangka mengumpulkan data penelitian, penulis mengambil tempat dan waktu penelitian sebagai berikut: BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Dimana penelitian kuantitatif merupakan metode yang digunakan untuk meneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan merupakan sesuatu yang urgen bagi kehidupan manusia. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai orang tua kadang merasa jengkel dan kesal dengan sebuah kenakalan anak. Tetapi sebenarnya kenakalan anak itu suatu proses menuju pendewasaan dimana anak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil dari beberapa variabel yang telah ditetapkan melalui statistik.

BAB III METODE PENELITIAN. hasil dari beberapa variabel yang telah ditetapkan melalui statistik. 53 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pendekatan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, penulis gunakan pendekatan ini karena penelitian ini hendak mengukur

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode merupakan suatu hal yang sangat penting demi tercapainya suatu tujuan penelitian, karena metode mempelajari dan membahas tentang cara-cara yang ditempuh dengan setepat-tepatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. mencerminkan sosok manusia berkarakter. Beliau membawa misi risalahnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. mencerminkan sosok manusia berkarakter. Beliau membawa misi risalahnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nabi Muhammad SAW merupakan nabi dan rasul terakhir yang mencerminkan sosok manusia berkarakter. Beliau membawa misi risalahnya untuk seluruh umat manusia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan yang bersifat ilmiah melalui prosedur yang telah ditentukan. Penelitian ini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang potensial dibidang pembangunan. 1. mempunyai pola asuh tertentu untuk membesarkan buah hatinya.

BAB I PENDAHULUAN. yang potensial dibidang pembangunan. 1. mempunyai pola asuh tertentu untuk membesarkan buah hatinya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial dibidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berwawasan, hal ini tentu dilatarbelakangi oleh mutu Pendidikan. yang terus berkembang sesuai tuntutan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berwawasan, hal ini tentu dilatarbelakangi oleh mutu Pendidikan. yang terus berkembang sesuai tuntutan zaman. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan yang begitu cepat telah melahirkan manusia yang berwawasan, hal ini tentu dilatarbelakangi oleh mutu Pendidikan yang terus berkembang sesuai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan variabel. Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai, misalnya variabel model kerja, keuntungan, biaya

Lebih terperinci