BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH"

Transkripsi

1 BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi dan Demografi Wilayah Administrasi Kabupaten Nagan Raya merupakan salah satu kabupaten di wilayah pantai barat-selatan Provinsi Aceh dengan ibukotanya Suka Makmue. Kabupaten ini terbentuk secara definitif berdasarkan Undang-undang Nomor , tepatnya tanggal 2 Juli 2002 sebagai hasil pemekaran Kabupaten Aceh Barat. Luas wilayah Kabupaten Nagan Raya sebesar 3.544,91 km 2 (354,491 ha), atau sekitar 6,25 persen dari luas wilayah Provinsi Aceh. Di awal pembentukannya, Kabupaten Nagan Raya terdiri atas 5 kecamatan, yakni Beutong, Darul Makmur, Kuala, Seunagan, dan Seunagan Timur. Sejalan dengan kebutuhan daerah dan tuntutan pelayanan kepada masyarakat, pemekaran kecamatan merupakan keharusan. Hingga akhir tahun 2012, Kabupaten Nagan Raya terdiri atas 10 kecamatan, 222 desa, dan 30 mukim, dengan batas-batas administrasi sebagai berikut : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Aceh Barat; 2. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Barat; 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Aceh Barat Daya dan Samudera Indonesia; 4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Gayo Lues serta Kabupaten Aceh Barat Daya. Kecamatan yang ada di Kabupaten Nagan Raya, meliputi Darul Makmur, Kuala, Kuala Pesisir, Tadu Raya, Beutong, Seunagan, Suka Makmue, Seunagan Timur, Beutong Ateuh Banggalang dan Tripa Makmur. Luas wilayah antarkecamatan bervariasi. Kecamatan yang paling luas PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 1 -

2 wilayahnya adalah Darul Makmur dan Kecamatan Beutong. Luas wilayah Darul Makmur dan Beutong masing-masing mencapai 30,38 persen dan 28,70 persen dari luas wilayah Kabupaten Nagan Raya. Luas wilayah yang relatif kecil adalah Kecamatan Suka Makmue sebesar 1,45 persen dan Kecamatan Seunagan 1,60 persen. Secara rinci luas wilayah setiap Kecamatan di Kabupaten Nagan Raya tersaji pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Luas Wilayah Kabupaten Nagan Raya Menurut Kecamatan 2012 No Kecamatan Ibukota Kecamatan Luas Wilayah (Km 2 ) Luas Wilayah (%) Jarak Dari Kota Kec Ke Ibu Kota Kab (Km) 1 Kuala Pesisir Padang Rubek 7, Kuala Ujong Fatihah 8, Suka Makmue Lueng Baro 5, Seunagan Jeuram 5, Seunagan Timur Keude Linteng 25, Beutong Babussalam 101, Beutong Ateuh Banggalang Kuta Teungoh 40, Tadu Raya Alue Bata 38, Tripa Makmur Kabue 14, Darul Makmur Alue Bili 107, Jumlah 354, Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Nagan Raya, Kondisi Geografis Secara geografis, wilayah Kabupaten Nagan Raya termasuk kedalam zona dataran rendah atau datar yang berada pada titik kordinat antara 03º40-03º38 Lintang Utara dan 96º11-96º48 Bujur Timur. Dengan posisi ini, Kabupaten Nagan Raya berbatasan langsung dengan 4 kabupaten PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 2 -

3 lainnya, yaitu Aceh Barat, Aceh Tengah, Gayo Lues, dan Aceh Barat Daya. Lebih lanjut, kabupaten ini berada pada ketinggian 0 sampai dengan 800 meter dari permukaan laut. Penyebaran desa relatif merata antarkecamatan. Kecamatan Darul Makmur merupakan kecamatan yang memiliki jumlah desa terbanyak, yaitu sebanyak 40 desa (18,01 persen). Disusul Kecamatan Seunagan sebanyak 35 (15,77 persen) desa dan Kecamatan Seunagan Timur sebanyak 34 desa (15,31 persen). Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang memiliki jumlah desa paling sedikit, yaitu hanya 4 desa. Lebih jelasnya tentang jumlah kemukiman dan gampong/desa di Kabupaten Nagan Raya dapat dilihat pada tabel 2.2. Tabel 2.2 Jumlah Kemukiman dan Gampong/Desa menurut Kecamatan di Kabupaten Nagan Raya 2012 No Kecamatan Kemukiman Gampong/Desa 1 Kuala Pesisir Kuala Suka Makmue Seunagan Seunagan Timur Beutong Beutong Ateuh Banggalang Tadu Raya Tripa Makmur Darul Makmur 5 40 Jumlah Sumber: Nagan Raya Dalam Angka, 2012 PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 3 -

4 Gambar 2.1 Jumlah Desa/Gampong Menurut Kecamatan Kabupaten Nagan Raya 2012 Kecamatan Kuala Pesisir Kuala Suka Makmue Seunagan Seunagan Timur Beutong Beutong ateuh Banggalang Tadu Raya Ttripa Makmur Darul Makmur Gampong/Desa Sumber: Nagan Raya Dalam Angka, Struktur Tanah Struktur tanah merupakan suatu parameter dinamis yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan dalam suatu musim pertanaman dan merupakan faktor anthropogenic dimana dapat dijelaskan dalam jangka beberapa tahun, dekade atau abad. struktur tanah mengendalikan sifat fisik tanah seperti ketersediaan air untuk tanaman, aerasi, dan temperatur yang sangat berhubungan dengan perkembangan tanaman. Struktur tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman, tergantung pada adanya agregat yang berdiameter 1 sampai 10 mm yang cukup stabil terhadap pembasahan. Tanah disebut mempunyai struktur yang bagus, jika total pori sebanyak 60 % dan total pori makro pada saat kapasitas lapang sebanyak 20 % berdasarkan volume tanah. Tanah di Kabupaten Nagan Raya secara umum telah mengalami proses perkembangan yang berlanjut secara intesif sehingga terbentuknya lapisan tanah yang datar. Bila dilihat dari struktur dan jenis tanah di Kabupaten Nagan Raya, terdiri dari jenis tanah podzolit coklat, Alluvial, Podzolit merah kuning, PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 4 -

5 Andosol, Rock Out Croups, Renzina, Litosol, Mediteran dan beberapa jenis tanah lainnya. Jenis tanah yang ada diwilayah Kabupaten Nagan Raya berpengaruh besar terhadap pengembangan sektor pertanian dan perkebunan serta jenis tanaman yang cocok di kembangkan Topografi Kabupaten Nagan Raya termasuk dataran rendah memiliki variasi ketinggian antara 0-12 m di atas permukaan laut (dpl). Sebagian Topografi Kabupaten Nagan Raya adalah dataran rendah dimana sebagian besar desa yang ada di Kabupaten Nagan Raya berada di wilayah dataran rendah, yaitu sebanyak 168 desa atau 76,17 persen. Sisanya merupakan desa yang terletak dipinggir pantai, lembah dan lereng. Kecamatan yang langsung berhadapan dengan Samudera Indonesia ada tiga Kecamatan yaitu Kecamatan Darul Makmur, Kecamatan Kuala Pesisir dan Kecamatan Tadu Raya. Untuk lebih jelasnya tentang topografi Kabupaten Nagan Raya dapat dilihat pada tabel 2.3 dan 2.4. Tabel 2.3 Jumlah Desa Menurut Letak Desa Berdasakan Kecamatan Kabupaten Nagan Raya 2012 Letak Topografi No Kecamatan Lembah/ Jumlah Lereng Dataran Das Total 1 Darul Makmur Kuala Kuala Pesisir Tadu Raya Beutong Seunagan Suka Makmue Seunagan Timur Beutong ateuh Banggalang Ttripa Makmur Jumlah Sumber : BPS, Nagan Raya Dalam Angka 2012 PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 5 -

6 Tabel 2.4 Jumlah Desa dan Letak Desa Berdasakan Kecamatan Kabupaten Nagan Raya 2012 Letak Desa No Kecamatan Berbatasan dengan Laut Tidak Berbatasan dengan Laut Jumlah Total 1 Darul Makmur Kuala Kuala Pesisir Tadu Raya Beutong Seunagan Suka Makmue Seunagan Timur Beutong ateuh Banggalang Ttripa Makmur Jumlah Total Sumber : BPS, Nagan Raya Dalam Angka 2012 Kelas kemiringan lahan 0-3 % menempati areal seluas 6,49%, bergelombang dengan kemiringan 8-15 % menepati areal seluas 18,07%, kecuraman dengan lereng 20-40% dengan luas areal sebesar 11,2% dan kemiringan diatas 40% menempati areal seluas 0,73% Untuk lebih jelasnya tentang Topografi Kabupaten Nagan Raya dapat dilihat pada tabel 2.5. Tabel 2.5 Kemiringan lahan Menurut Kelasnya/Jenisnya dan Persentase Luas Areal Kabupaten Nagan Raya 2012 No Uraian Kemiringan Lahan (%) Luas Areal (%) 1 Kelas Kemiringan Wilayah Berombak Wilayah Bergelombang Wilayah Hampir Curam Wilayah Curam Wilayah Kemiringan > Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Nagan Raya 2012 PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 6 -

7 Gambar 2.2 Peta Kelas Lereng Kabupaten Nagan Raya Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Nagan Raya 2012 Secara topografi Kabupaten Nagan Raya merupakan daerah dataran, di mana untuk Kecamatan seperti: Darul Makmur, Kuala Pesisir dan Tadu Raya berada di pesisir pantai selat Samudra Indonesia. Secara keseluruhan Kabupaten Nagan Raya rawan terhadap banjir dan erosi. Wilayah utara dari Kabupaten Nagan Raya merupakan distribusi hutan lindung, diantaranya Kecamatan Beutong merupakan kawasan hutan lindung terbesar dan sebagian kecil terdapat di Kecamatan Darul Makmur, Tadu Raya dan Seunangan Timur, sehingga kawasan hutan lindung yang sudah ditetapkan tersebut tidak boleh di alih fungsi atau perambahan untuk fungsi-fungsi lain karena akan dapat berpotensi untuk terjadinya erosi. Kabupaten Nagan Raya juga merupakan daerah dataran yang memiliki daerah lebih besar dari daerah pesisir pantai. Dilihat dari jenis tanah, Kabupaten Nagan Raya memilki jenis tanah Podzolit merah kuning yang terluas dibandingkan dengan jenis tanah lainnya. Pengelompokan dan Bobot jenis tanah atas kepekaan tanah terhadap erosi. Jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Nagan Raya PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 7 -

8 sangat beragam. Sebagian besar merupakan jenis tanah Kambisol yang bercampur dengan jenis tanah lainnya, seperti: Gleisol, regosol, andosol, alluvial, dan podsolik Klimatologi Kabupaten Nagan Raya memiliki suhu udara minimum 21,7-19,2 sampai dengan suhu maksimum 30, Selama ini curah hujan paling tinggi terjadi pada bulan Agustus, sedangkan curah hujan tetap terjadi pada bulan September dan Desember. Walaupun kebiasaan musim hujan di daerah dimulai dari September hingga Desember namun bila di lihat dari rata-rata curah hujan dan hari hujan selama periode Januari sampai dengan Desember 2011 masing-masing mm dan 16 hari Hujan (hh)dan selama musim kemarau Januari sampai Agustus 2010 rata-rata curah hujan masingmasing 389,31 mm dan 18,50 hari Hujan (hh). Curah hujan tertinggi pada tahun 2011 yaitu pada bulan Agustus 774,3 mm/bulan dan hari hujan tertinggi yaitu bulan desember 22 hari. Sedangkan curah hujan terendah pada bulan Mei 136,1 mm/bulan hari hujan terendah pada bulan Juli yaitu 8 hari, umumnya diwilayah pesisir seperti ditunjukkan pada tabel 2.6 dan 2.7 berikut ini. Bulan Tabel 2.6 Perkembangan Curah Hujan menurut Bulan Kabupaten Nagan Raya Curah Hujan Januari 289,7 479,3 203,1 529, Februari 254,3 184,9 98,8 280,9 171 Maret ,2 235,8 537, April 56, ,9 596, Mei 218,5 116,6 337,4 393, Juni 377,4 518,5 104,8 367, Juli 229,7 151,5 185, Agustus 173,7 402,1 397,4 125, PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 8 -

9 September 337,2 139, , Oktober 606, ,9 542, Nopember 452,4 442,5 679, Desember 366,6 428,1 263, Jumlah Total 3603,3 4415,2 3132,3 5023, Rata-Rata 300,3 367,9 261,0 418, Sumber : BPS, Nagan Raya Dalam Angka 2012 Tabel 2.7 Jumlah Hari Hujan menurut Bulan Kabupaten Nagan Raya Bulan Hari Hujan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Jumlah Total Rata-Rata Sumber : BPPS, Dalam Angka Kabupaten Nagan Raya 2012 Penilaian faktor iklim digambarkan dalam bentuk curah hujan, karena curah hujan sangat berpengaruh terhadap kondisi tanah, baik terhadap kesuburan maupun kerusakan tanah. Klasifikasi curah hujan menurut Kepmentan No.837/Kpts/UM/II/1980 ditunjukkan pada tabel 2.8 PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 9 -

10 Tabel 2.8 Intensitas Hujan harian Rata-Rata No Intensitas Hujan Tingkat Kepekaan Nilai Bobot 1 < 13,6 mm/hari Tidak peka mm/hari Tidak peka mm/hari Tidak peka mm/hari Peka 60 5 > 34.8 mm/hari Sangat Peka 75 Sumber : Kepmentan No.837/Kpts/UM/II/1980 Selanjutnya bila ke tiga faktor yaitu: kemiringan lahan, kepekaan tanah, dan intensitas curah hujan dijumlahkan bobotnya. Maka nilai bobot ke tiga faktor tersebut <124 mempunyai kesesuaian lahan untuk Hutan Produksi Biasa (HPB) atau Hutan Produksi Konversi (HPK), nilai bobot mempunyai kesesuaian lahan untuk Hutan Produksi Terbatas (HPT), dan nilai bobot >175 mempunyai kelas kesesuaian lahan untuk Hutan Lindung. Berdasarkan studi, iklim di Kabupaten Nagan Raya dipengaruhi oleh angin Monson (Monson Trade) dan Gelombang La Nina (El Nino). Bila saat musim penghujan tiba (September s.d Desember) cuaca didominasi oleh angin barat (dari samudra indonesia) yang bergabung dengan angin dari Asia yang melewati Laut Cina Selatan. Sedangkan Musim kemarau (Juni s.d Agustus cuaca didominasi oleh angin timur yang menyebabkan Kabupaten Nagan Raya mengalami kekeringan terutama di wilayah bagian utara terlebih lagi bila berlangsung El Nino. Suhu udara di Kabupaten Nagan Raya berkisar antara 21,5 0 C 31,2 0 C. Pada daerah pantai, suhu udara maksimum bisa mencapai 29,5 0 C 31,2 0 C, sedangkan di daerah pegunungan suhu minimum dapat mencapai hingga 20,4 0 C 21,5 0 C. Kabupaten Nagan Raya memiliki curah hujan antara 3132,3 5023,8 mm per tahun dengan rata-rata curah hujan 418,7 mm dan mempunyai 217 hari hujan per tahun serta memiliki tekanan udara rata-rata 1.009,6 milibar. PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 10 -

11 2.1.6 Hidrologi Kabupaten Nagan Raya memiliki potensi sumber daya air sungai dan anak-anak sungainya yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan dari darat ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan. Kondisi sungai pada umumnya panjang, berliku dan melebar di daerah daratan bagian hilir. Kabupaten Nagan Raya memiliki 5 (lima) sungai besar yaitu Krueng Beutong, Krueng Tripa, Krueng Seunagan, Krueng Tadu, dan Krueng Seumanyam sedangkan anak-anak sungai berjumlah 10 (sepuluh) yang terdiri dari sungai krueng Cut, Krueng Neuang, Krueng Trang, Krueng Agam, Krueng Isep, Krueng Ukam, Krueng Buloh, Krueng Mangkom, Krueng Baro dan Krueng Kila Banyak sungai di Kabupaten Nagan Raya yang memiliki topografi, morfologi dan ketersediaan air sungai yang berpotensi untuk dibangun waduk atau embung sebagai prasarana yang dapat menjamin ketersediaan air baku domestik, pertanian dan industri. sampai saat ini Kabupaten Nagan Raya memiliki 1 (satu) bendungan besar yaitu bendungan irigasi Jeuram yang bisa mengaliri di 4 (empat) Kecamatan yaitu Kecamatan Beutong, Kecamatan Seunagan, Kecamatan Seunagan Timur dan Kecamatan Kuala. Sistem jaringan irigasi di Kabupaten Nagan Raya yaitu berasal dari 5 aliran sungai besar yang masih alami, dan di daerah ini terdapat sebuah bangunan bendungan irigasi tepatnya didaerah Jeurama yang masih perlu untuk dikembangkan agar mampu mengairi seluruh daerah pertanian di wilayah Kabupaten Nagan Raya guna terwujudnya percepatan pertumbuhan ekonomi daerah. Secara umum banjir dan genangan air dikabupaten Nagan Raya dapat digolongkan sebagai banjir kiriman, banjir local dan banjir pasang, khususnya kawasan yang berada sepanjang garis pantai. Wilayah Kabupaten PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 11 -

12 Nagan Raya memiliki air tanah yang bersifat payau dan tawar. Daerah dengan air tanah payau terdapat pada bagian selatan yang merupakandaerah pesisir, sedangkan daerah yang memilki air tanah tawar berada di bagian barat, timur dan utara. Kabupaten Nagan Raya dialiri oleh 5 aliran sungai utama Krueng Beutong, Krueng Tripa, Krueng Seunagan, Krueng Tadu, dan Krueng Seumanyam, sungai sungai ini merupakan sumber air utama bagi kebutuhan masyarakat sekitarnaya untuk bercocok tanam sebagai air minum atau air baku. Tabel 2.9 Daerah Aliran Sungai (DAS) Berdasarkan Prioritas Pengelolaan Kabupaten Nagan Raya 2012 NO. DAS/SUB DAS DAS PRIORITAS 1 Krueng Beutong DAS Prioritas 2 Krueng Nagan DAS Prioritas 3 Krueng Lamie DAS Prioritas 4 Krueng Seumayam DAS Prioritas 5 Krueng Isep DAS Prioritas Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Nagan Raya 2012 Keterangan : DAS Prioritas (Berdasarkan SK Menhut Nomor 284/Kpts/II/1999, tanggal 7 Mei 1999). Prioritas 1: Prioritas 2: Prioritas 3: Prioritas 4: Wilayah DAS yang berdasarkan lahan, hidrologi, sosial ekonomi, investasi dan kebijakan pembangunan wilayah tersebut mempunyai prioritas tertinggi untuk di Rehabilitasi; Wilayah DAS yang berdasarkan lahan, hidrologi, sosial ekonomi, investasi dan kebijakan pembangunan wilayah tersebut mempunyai prioritas kedua untuk di Rehabilitasi; Wilayah DAS yang berdasarkan lahan, hidrologi, sosial ekonomi, investasi dan kebijakan pembangunan wilayah tersebut mempunyai prioritas ketiga untuk di Rehabilitasi; Wilayah DAS yang berdasarkan lahan, hidrologi, sosial ekonomi, investasi dan kebijakan pembangunan wilayah tersebut tidak perlu diberikan prioritas dalam penanganannya. PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 12 -

13 2.1.7 Geologi Geologi yang menyusun wilayah Nagan Raya terdiri dari batuan sedimen kuarter dan tersier yang berada di bagian utara Nagan Raya serta batuan sedimen pra tersier yang umumnya berada di bagian Timur Nagan Raya. Susunan formasi batuan dan endapan yang menyusun wilayah Nagan Raya terdiri dari aluvium, campuran estuarin dan marin yang masih muda, aluvium sungai muda, gambut yang berada di bagian tengah Nagan Raya (di sepanjang jalan arteri), aluvium, endapan laut yang muda (pasir-pasir pantai, kerikil) yang berada di bagian utara Nagan Raya serta formasi batuan basalt, andesit, tefra berbutir halus dan tefra berbutir kasar yang berada di bagian selatan Nagan Raya Penggunaan Lahan Penggunaan lahan di Kabupaten Nagan Raya terbagi atas beberapa bagian atau fungsi yaitu daerah daratan yang berfungsi sebagai daerah pemukiman dan lahan perkebunan serta pertanian, dan daerah rawa terdapat di sepanjang pantai. Pemanfaatan lahan cenderung ke arah bagian utara, terutama kegatan budidaya pertanian (tanaman pangan, perkebunan, perikanan/tambak), pemukiman penduduk serta perdagangan dan jasa. Secara morfologi wilayah Nagan Raya terbagi pada tiga wilayah yaitu: wilayah pantai, wilayah tengah dan wilayah pedalaman. Kawasan pemukiman perkotaan yang tumbuh dan berkembang di Wilayah Kabupaten Nagan Raya lebih banyak terkonsentrasi di pusat Ibukota Kecamatan, terutama yang dilintasi oleh jalan negara dari barat ke timur atau sebaliknya. Berdasarkan kondisi eksisting, dengan tujuan untuk mempercepat perkembangan Kabupaten Nagan Raya, Khususnya Ibu Kota Kabupaten. Data-data tersebut akan membawa kepada usaha agar dapat mempertahankan lahan untuk kegiatan tersebut, konsep Agribisnis menjadi konsep orientasi Nagan Raya ke depan. Untuk itu dari beberapa hal di atas, PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 13 -

14 perlu dibuat rencana terpadu yang sesuai dengan kebutuhan terhadap perkembangan Kabupaten Nagan Raya. Kawasan penggunaan lahan campuran (mix use are) akan semakin jelas terealisasi, kemudian asumsi terhadap penurunan lahan pertanian akan terjadi setiap tahun dan akan mempengaruhi pendapatan masyarakat dan daerah, sehingga konsepkonsep yang berbasis agro perlu dilakukan. Penggunaan di Kabupaten Nagan Raya didominasi oleh hutan, perkebunan dan pertanian lahan kering. Pada 2012, penggunaan lahan untuk bandara sebesar 103,25 Ha atau 0,03 %, danau sebesar 115,56 Ha atau 0,03 %, hutan sebesar ,49 Ha atau 47,54 %, industri sebesar 82,35 Ha atau 0,02, untuk perkebunan sebesar Ha atau 12,37 %, untuk perkebunan masayarakat 1.308,45 Ha atau 0,37 %, untuk pemukiman sebesar atau 1,94 %, untuk pertanian lahan kering ,66 atau 29,36 %, untuk rawa sebesar 13, Ha atau 3,72 %, untuk sawah 8, Ha atau 2,50 %, untuk sungai 2, Ha atau 0,74 % dan untuk tanah terbuka 4, Ha atau 1,36 %, dari luas wilayah Kabupaten Nagan Raya. Penggunaan lahan eksisting di Kabupaten Nagan Raya untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 2.10 berikut ini. No Keterangan Tabel 2.10 Penggunaan Lahan Eksisting Kabupaten Nagan Raya 2012 Luas Lahan (Ha) Persentase Luas Lahan (%) 1 Bandara Danau Hutan 168, Industri Perkebunan 43, Perkebunan Masyarakat 1, Pemukiman 6, Pertanian Lahan Kering 104, Rawa 13, Sawah 8, PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 14 -

15 11 Sungai 2, Tanah Terbuka 4, Jumlah 354, Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Nagan Raya Pengelolaan Kawasan Lindung Pola pemanfaatan ruang kawasan lindung bertujuan untuk mewujudkan kelestarian lingkungan hidup, meningkatkan daya dukung lingkungan dan menjaga keseimbangan ekosistem antara wilayah guna mendukung proses pembangunan berkelanjutan. Berdasarkan pertimbangan tersebut, rencana pemanfaatan kawasan lindung di Kabupaten Nagan Raya bertujuan untuk: a) Mengarahkan fungsi kawasan lindung yang meliputi rencana pemanfaatan ruang kawasan yang memberikan perlindungan bagi kawasan di bawahnya, kawasan suaka alam, kawasan perlindungan setempat dan kawasan bencana; b) Mempertahankan kawasan-kawasan resapan air atau kawasan yang berfungsi hidrologis untuk menjamin ketersediaan sumber air;s c) Mengendalikan pemanfatan ruang di luar kawasan hutan sehingga tetap berfungsi lindung. Berdasarkan pertimbangan tersebut, rencana pemanfaatan kawasan lindung di Kabupaten Nagan Raya seluas Ha adalah: a) Kawasan lindung Kawasan hutan lindung di Kabupaten Nagan Raya terdapat wilayah Kecamatan Seunagan Timur seluas ,35 Ha, Kecamatan Beutong seluas ,35 Ha, Kecamatan Beutong Ateuh Benggalang seluas ,04 Ha dan Kecamatan Darul Makmur seluas ,45 Ha. b) Kawasan perlindungan setempat Kawasan perlindungan setempat di wilayah Kabupaten Nagan Raya dibagi dalam tiga jenis yaitu kawasan sempadan pantai seluas 329,44 PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 15 -

16 Ha, kawasan sempadan sungai seluas 9.596,88 dan kawasan sekitar danau 210,01 Ha Pengelolaan Kawasan Budidaya Pengembangan kawasan pemanfaatan ruang pada kawasan budidaya bertujuan untuk menjaga kualitas daya dukung Kabupaten Nagan Raya di lingkungan wilayah perencanaan menciptakan lapangan kerja, terciptanya keserasian dengan rencana struktur ruang yang dikembangkan. Adapun kawasan budidaya meliputi kawasan pemukiman, kawasan pertanian tanaman pangan, kawasan tanaman tahunan/perkebunan, kawasan peternakan, kawasan perikanan dan kawasan pariwisata, kawasan Pengembangan hutan rakyat, kawasan industri, kawasan lahan basah, kawasan lahan kering dan transmigrasi. Luas area budidaya perikanan menurut Kecamatan tahun 2012 di Kabupaten Nagan Raya sebagai mana pada tabel Tabel 2.11 Luas Kawasan Lindung dan Budidaya Kabupaten Nagan Raya 2012 No Uraian Luas Areal Kawasan Lindung (Ha) Kawasan Hutan Lindung 1 Kawasa Hutan Lindung 126, Kawasan Yang Memberi Perlindungan Kawasan Bawahnya 1 Kawasan Rawa gambut 4, Kawasan Perlindungan Setempat 1 Kawasan Spamdan Pantai Kawasan Spamdan Sungai 9, Kawasan sekitar Danau Kawasan Hutan Produksi 1 Hutan Produksi 15, Hutan Produksi Terbatas 4, Hutan Produksi Koversi 4, Kawasan Rawan Bencana Alam 1 Kawsan Rawan Longsor 16, Kawsan Rawan Pasang dan Abrasi 15, PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 16 -

17 3 Kawsan Rawan Kebakaran 1, Kawasan Rawan Banjir 92, Kawasan Pertanian 1 Kawasan Lahan Basah 11, Kawasan Lahan Kering 69, Kawasan Perkebunan 1 Perkebunan Besar 83, Perkebunan Rakyat 2, Kawasan Peternakan 1 Peternakan Besar Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Nagan Raya 2012 Tabel 2.11 di atas memperlihatkan luas pemanfaatan lahan Kabupaten Nagan Raya pada Luas lahan tersebut memberikan gambaran perbandingan terhadap lahan kawasan lindung dan kawasan budidaya. Status Penguasaan Lahan di wilayah Kabupaten Nagan Raya saat ini yang terindentifikasi dapat digolongkan menjadi dua yaitu: Hak Guna tanah (HGU) dan Hak Milik. Penggunaan lahan yang termasuk status HGU diantaranya Hak Penguasaan Hutan (HPH), Perkebunan Besar dan Hutan Tanaman Industri (HTI). Pemanfaatan lahan juga untuk berbagai kegiatan pemukiman, pertanian, perkebunan, perdagangan dan jasa serta perkantoran. Tabel 2.12 Luas Kawasan Hutan Lindung dan Budidaya Menurut Kecamatan di Kabupaten Nagan Raya Kawasan Kawasan Hutan Lindung No Kecamatan Budidaya (Ha) (%) (Ha) (%) 1 Darul Makmur 21, , Kuala Kuala Pesisir Tadu Raya Beutong 72, , Seunagan Suka Makmue Seunagan Timur 2, , Beutong ateuh Banggalang 30, Ttripa Makmur Jumlah 126, , Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Nagan Raya 2012 PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 17 -

18 Kawasan Rawan Bencana Alam Berdasarkan faktor penyebab terjadinya bencana dapat dibedakan dalam tiga kelompok, yaitu bencana alam, bencana non-alam dan bencanan sosial. Bencana yang disebabkan oleh faktor alam (Bencana Alam) antara lain berupa gempa bumi, tsunami, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor. Berdasarkan kondisi geografis, geologi, hidrologis dan demografi bahwa wilayah Kabupaten Nagan Raya memiliki kondisi yang memungkinkan terjadinya bencana alam yang dapat berakibat timbulnya korban jiwa, timbulnya kerusakan lingkungan dan dampak psikologis bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Nagan Raya yaitu dapat menghambat estafet pembangunan yang akan dilaksanakan. Secara geologis daerah Kabupaten Nagan Raya merupakan salah satu wilayah di Aceh yang rawan terhadap bencana alam, potensi bencana alam yang berkaitan dengan bahaya geologi. Jika mengacu pada data geologi wilayah Kabupaten Nagan Raya termasuk daerah yang berada di zona patahan aktif, jalur penujaman pertemuan lempeng Asia dan Australia yang membelah pulau sumatera dari Aceh sampai sulat sunda yang dikenal dengan patahan semangko. Zona tersebut terdapat diwilayah bagian tengah bersamaan dengan kapupaten lainnya dipropinsi Aceh. Wilayah Kabupaten Nagan Raya juga berpotensi terjadi banjir karena banyaknya sungai sungai besar yang berada di wilayah Kabupaten Nagan Raya. Umummya penyebab terjadinya banjir di Kabupaten Nagan Raya akibat perusakan hutan di daerah aliran sungai, tidak berfungsinya drainase dengan baik dan banyaknya pengalihan fungsi lahan tanpa memperhatikan kelestatrian hutan. Bencana lainya yang berpotensi terjadi adalah bersumber dari prilaku manusia yang disebabkan kurangnya pengetahuan dan kelalaian masyarakat dan lainnya, seperti kebakaran, konflik social dan pencemaran lingkungan. Sementara itu penambangan, pasir, batu gunung, batu kerikil, penambangan batu bara, penambangan emas dan pengalian serta penambangan PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 18 -

19 penambangan liar yang banyak terjadi kemungkinan besar dimasa yang akan menimbulkan masalah baru terhadap lingkungan dan berpotensi menimbulkan bencan untuk itu pemerintah Kabupaten Nagan Raya diperlukan membuat kebijakan kebijakan dan upaya yang secara berkesinambungan dalam menanggulangi bencana di kawasan kawan yang rawan bencana. Pengembangan kawasan rawan bencana merupakan usaha untuk menjaga keseimbangan terhadap kondisi alam yang rawan terjadinya perubahan. Perubahan itu terjadi karena banjir, tanah longsor, angin puting beliung dan gempa bumi serta perubahan lainnya. Kawasan rawan bencana tersebut harus dilindungi dari pemukiman penduduk melalui berbagai perencanaan yaitu membentuk sistem penanggulangan dampak bencana dan daerah terbuka hijau sehingga dapat meminimalisir terjadinya dampak dari perubahan kondisi tersebut. Daerah yang rawan bencana yaitu daerah pesisir laut, perbukitan dan pinggiran sungai (DAS) Adapun jenis bencana dan Daerah-Derah yang rawan terjadi bencana dapat dilihat pada tabel 2.13 berikut: No Kecamatan Tabel 2.13 Lokasi Rawan Bencana Menurut Kecamatan Kabupaten Nagan Raya 2012 Banjir Kebakaran Jenis Bencana Tanah Longsor Gempa Bumi Angin Puting Beliung 1 Darul Makmur Banjir Kebakaran - Gempa Bumi Angin Puting Beliung 2 Kuala Gempa Bumi Angin Puting Beliung 3 Kuala Pesisir - Kebakaran - Gempa Bumi - 4 Tadu Raya Banjir Kebakaran - Gempa Bumi Angin Puting Beliung 5 Beutong - Kebakaran - Gempa Bumi Angin Puting Beliung 6 Seunagan Banjir - - Gempa Bumi Angin Puting Beliung 7 Suka Makmue Banjir - - Gempa Bumi Angin Puting Beliung PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 19 -

20 8 9 Seunagan Timur Beutong ateuh Banggalang Banjir - - Gempa Bumi - - Tanah Longsor Gempa Bumi 10 Ttripa Makmur Banjir Kebakaran - Gempa Bumi Angin Puting Beliung Angin Puting Beliung Sumber: Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Nagan Raya Demografi Masalah kependudukan antara lain meliputi jumlah, komposisi, dan distribusi penduduk, merupakan salah satu masalah yang perlu diperhatikan dalam proses pembangunan. Jumlah penduduk yang besar dapat menjadi potensi tetapi dapat pula menjadi beban dalam proses pembangunan jika berkualitas rendah. Oleh sebab itu untuk menunjang keberhasilan pembangunan nasional, dalam menangani permasalahan penduduk, Pemerintah tidak saja mengarahkan pada upaya pengendalian jumlah penduduk tapi juga menitik beratkan pada peningkatan kualitas sumber daya manusianya. Karenanya, program perencanaan pembangunan manusia harus mendapat prioritas utama yang berguna untuk peningkatan kesejahteraan penduduk. Jumlah penduduk Kabupaten Nagan Raya pada 2007 sebesar (penduduk laki-laki sebesar jiwa dan perempuan sebesar jiwa), pada 2008 sebesar jiwa (penduduk laki-laki sebesar jiwa dan perempuan sebesar jiwa). Pada tahun 2012 jumlah penduduk Kabupaten Nagan Raya sebesar jiwa (penduduk laki-laki sebesar jiwa dan perempuan sebesar jiwa) atau meningkat sebesar 4,34 % dari 2008 dengan rata rata laju pertumbuhan pada tahun sebesar 0,85 % per tahun. Gambaran lebih lanjut mengenai jumlah penduduk sebagaimana terlihat pada Tabel PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 20 -

21 Tabel 2.14 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Rata-Rata Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Nagan Raya N o JENIS Kelamin Rata-Rata Laju Petumbuhan Penduduk ( ) 1 Laki-laki 69,815 70,975 71,069 71,922 73,300 74, Perempuan 70,326 71,984 73,150 73,123 73,308 74, Jumlah 140, , , , , , Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Nagan Raya tahun 2012 Sejak tahun 2008, laju pertumbuhan penduduk Kabupaten ini terus bertambah. Laju pertumbuhan penduduk pada periode 2007 tercatat mencapai 2,01 persen. Pada periode 2012 laju pertumbuhannya sebesar 1,74 persen. Penurunan ini merupakan salah satu keberhasilan pembangunan kependudukan. Disamping keberhasilan keluarga berencana yang pada mulanya untuk mengendalikan jumlah penduduk, peranserta dan kesadaran masyarakat akan pentingnya kualitas sumberdaya manusia (dalam hal ini anak) telah tumbuh akibat kemajuan pembangunan. Sehingga menuju keluarga berkualitas merupakan pencapaian yang diinginkan pembangunan kependudukan selanjutnya. Penyebaran penduduk antar Kecamatan dapat dilihat terbanyak di Kecamatan Darul Makmur yaitu sebanyak jiwa, sedangkan jumlah penduduk terendah berada di Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang yaitu sebanyak jiwa untuk lebih jelas dapat dilihat sebagaimana pada tabel 2.15 berikut. PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 21 -

22 Tabel 2.15 Jumlah Rumah Tangga, Penduduk, dan Rasio Jenis Kelamin Menurut Kecamatan Kabupaten Nagan Raya 2012 No Kecamatan Rumaht angga Laki-laki Jenis Kelamin Perempuan Rasio Jenis Kelamin 1 Darul Makmur Tripa Makmur Kuala Kuala Pesisir Tadu Raya Beutong Beutong Ateuh Baggalang Seunagan Suka Makmue Seunagan Timur Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Nagan Raya tahun 2012 Gambaran jumlah penduduk menjadi penting, jika dilihat dari perkembangan dan laju pertumbuhan penduduk dan persebaran penduduk antar Kecamatan di Kabupaten Nagan Raya masih timpang, sehingga kepadatan untuk masing-masing Kecamatan belum merata. Kepadatan penduduk terpusat di daerah perkotaan yang umumnya memiliki segala fasilitas yang dibutuhkan oleh penduduk sehingga mengundang penduduk wilayah perdesaan untuk berusaha di daerah perkotaan. Masalah yang sering timbul akibat kepadatan penduduk terutama mengenai perumahan, kesehatan, dan keamanan. Oleh karena itu, distribusi penduduk harus menjadi perhatian khusus pemerintah dalam melaksanakan pembangunan, seperti memprioritaskan pembangunan di daerah-daerah yang masih kekurangan sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan perekonomian masyarakat setempat serta sarana lainnya seperti sekolah dan sarana kesehatan. Hal ini sekaligus harus berkaitan dengan daya dukung lingkungan dan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal serta menciptakan lapangan kerja yang luas bagi penduduk setempat, sehingga dapat memperlambat arus urbanisasi. PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 22 -

23 Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk di Kabupaten Nagan Raya terus mengalami peningkatan dari 37 jiwa per kilometer persegi pada tahun 2007 meningkat menjadi 40 jiwa per kilometer persegi pada tahun Kepadatan penduduk di Kecamatan Kuala dari 227 jiwa pada 2007 dan menurun menjadi 157 jiwa per km 2 pada Sementara tingkat kepadatan terbesar pada 2011 di Kecamatan seunagan yaitu sebanyak 261 jiwa per km 2 dan kepadatan penduduk terendah berada di Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang 4 jiwa per km 2 pada Gambaran lebih lanjut mengenai penyebaran/kepadatan penduduk tiap-tiap kecamatan dapat dilihat sebagaimana Tabel NO Tabel 2.16 Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Nagan Raya Kecamatan Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) Darul Makmur Kuala Kuala Pesisir Tadu Raya Beutong Seunagan Suka Makmue Seunagan Timur Beutong ateuh Banggalang Ttripa Makmur Jumlah Total Sumber : BPS, Nagan Raya Dalam Angka 2012 Distribusi penduduk belum dapat ditabulasi dengan baik dan hal ini merupakan fakta yang ditemui dilapangan. Dari Tabel 2.16, di atas menunjukkan rata-rata kepadatan penduduk Kabupaten Nagan Raya adalah 39 jiwa/km2. Kepadatan penduduk yang tertinggi berada di Kecamatan PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 23 -

24 Seunagan dan yang terkecil yaitu di Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang, hal ini disebabkan wilayah Kecamatan yang sangat luas. 2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat Indeks Pembangunan Manusia Ukuran kemajuan pembangunan manusia yang tercermin dari Human Development Index (HDI) atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Nagan Raya telah memperlihatkan kemajuan yang menggembirakan. IPM dipakai untuk mengukur tingkat pencapaian manusia yang merupakan indeks gabungan dari komponen pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Nagan Raya terus mengalami peningkatan selama kurun waktu , Pada tahun 2007 IPM Kabupaten Nagan Raya adalah 67,64, angka ini termasuk pada golongan IPM menengah atas yang memiliki nilai batas 65-80, sehingga dibutuhkan beberapa peningkatan di bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi untuk menuju IPM tinggi yang memiliki nilai batas Pada tahun 2011, IPM Kabupaten Nagan Raya mencapai 69,68 atau mengalami kenaikan sebesar 2,04 persen dari IPM tahun Kenaikan ini terjadi akibat peningkatan komponen IPM pada tahun 2011 yaitu Indeks Usia Harapan Hidup sebesar 0,39 persen dari 69,31 (pada tahun 2007), Rata rata lama sekolah sebesar 0,43 persen dari 7,32 (pada tahun 2007) serta kenaikan indeks daya beli sebesar 3,18 persen dari 59,7 (pada tahun 2005). Jika dibandingkan dengan IPM Provinsi Aceh, IPM Kabupaten Nagan Raya pada tahun 2010 lebih rendah sebesar 2,27, dan IPM Kabupaten Nagan Raya mempunyai rata-rata laju pertumbuhan lebih rendah sebesar 0,33 persen dibanding rata-rata pertumbuhan IPM Provinsi Aceh. Gambaran umum mengenai IPM dan Komponenya dapat terlihat pada Tabel 2.17 dan Gambar 2.3 berikut ini. PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 24 -

25 Tabel 2.17 IPM beserta Komponennya Kabupaten Ngan Raya No Uraian Laju Pertumbuhan () IPM Kabupaten Nagan Raya 66,88 67,64 68,47 68,74 69,18 69,68 2 Usia harapan hidup 69,20 69,31 69,42 69,53 69,64 69,7 3 Rata rata lama sekolah 6,70 7,32 7,32 7,34 7,57 7,75 4 Pengeluaran perkapita 586,23 589,38 599,28 601,67 604,08 608,3 5 IPM Provinsi Aceh 69,41 70,35 70,76 71,31 71,70 72,16 Sumber: BPS, Inkesra Kabupaten Nagan Raya 2012 Gambar 2.3 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Nagan Raya IPM Provinsi Aceh IPM Kabupaten Nagan Raya 70,35 70,76 71,31 71,70 72,16 67,64 68,47 68,74 69,18 69, Sumber: BPS, Inkesra Kabupaten Nagan Raya 2012 PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 25 -

26 Gambar 2.4 Usia Harapan Hidup, Pengeluaran Perkapita dan Rata-Rata Lama Sekolah Kabupaten Nagan Raya Sumber: Badan Pusat Statistik, Kabupaten Nagan Raya 2012 Dari gambar 2.7 diatas terlihat bahwa pada tahun 2011 usia harapan hidup sebesar 69,68 dengan rata-rata pertumbuhan dari tahun sebesar 0,31 persen per tahun. Sementara dalam tahun yang sama rata rata lama sekolah 7,75 dan pengeluaran perkapita sebesar Rp.608,27 ribu Angka Kemiskinan Perkembangan kesejahteraan masyarakat dapat tercermin juga dari angka kemiskinan yang merupakan salah satu persoalan serius dan tidak diharapkan oleh semua pemerintah daerah. Ukuran kemiskinan dapat dilihat dari jumlah penduduk miskin atau prosentase penduduk miskin/angka garis kemiskinan. Selama kurun waktu tahun , prosentase penduduk PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 26 -

27 miskin di Kabupaten Nagan Raya cenderung mengalami penurunan, hal ini menunjukkan ada keberhasilan pemerintah dalam penanganan kemiskinan. Pada tahun 2007 persentase penduduk miskin sebesar 33,61 persen dan pada tahun 2011 menjadi 23,38 persen atau secara persentase berkurang 10,23 persen. Untuk lebih jelasnya gambaran umum mengenai angka kemiskinan di Kabupaten Nagan Raya Tabel 2.18 dan Gambar 2.5. No dapat terlihat sebagaimana Tabel 2.18 Jumlah, Persentase Perkembangan Penduduk Miskin (P 0 ), Indeks Kedalaman Kemiskinan (P 1 ) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P 2 ) Kabupaten Nagan Raya Jumlah Penduduk miskin Persentase Penduduk Miskin Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) , , , , ,277 23,38 Sumber: Badan Pusat Statistik, Inkesra Kabupaten Nagan Raya 2012 Gambar.2.5 Indeks Kedalaman (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Kabupaten Nagan Raya Indeks Keparahan dan Kedalaman Kemiskinan ,00 10,00 2,40 2,55 2,26 8,00 6,00 4,00 8,01 7,75 7,62 1,47 5,12 1,15 4,43 Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) 2,00 - Sumber: BPS, Inkesra Kabupaten Nagan Raya PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 27 -

28 Dari gambar Indeks Kedalaman (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) diatas dapat dilihat tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan (P 1 dan P 2 ), di Kabupaten Nagan Raya, pada tahun 2006 kedalaman kemiskinan mencapai 8,01. P 1 merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap batas miskin. Makin besar indeks ini, maka makin besar rata-rata kesenjangan pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Sedangkan P 2 pada waktu yang sama sebesar 2,40. P 2 memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin. Pada tahun 2010 terjadi perbaikan sehingga P1 tercatat 4,43 dan P 2 sebesar 1,15. Peliknya masalah kemiskinan mendesak pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah untuk segera melakukan langkah-langkah nyata dalam penanggulangannya, sehingga dalam pelaksanaan pembangunan nasional maupun daerah, penanggulangan kemiskinan menjadi salah satu prioritas. Hal tersebut sejalan dengan komitmen pemerintah dalam mendorong percepatan pencapaian tujuan pembangunan milenium (MDGs) pada tahun Guna dapat memenuhi harapan dan pencapaian target tersebut, penanggulangan kemiskinan diarahkan untuk membantu penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan dan mencegah terjadinya kemiskinan baru. Program utama yang dicanangkan untuk itu meliputi penyediaan kebutuhan pokok untuk keluarga miskin dan pengembangan budaya usaha masyarakat miskin. Namun mengingat kemiskinan merupakan masalah yang kompleks dan multidimensi, maka dalam menanggulangi kemiskinan dibutuhkan strategi penanggulangan yang komprehensif yang meliputi kebijakan makro dan lintas sektor secara berkelanjutan. PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 28 -

29 2.3 Aspek Pelayanan Umum Kinerja pembangunan pada aspek pelayanan umum merupakan gambaran dan hasil dari pelaksanaan pembangunan selama periode tertentu terhadap kondisi pelayanan umum. Aspek pelayanan umum Pemerintah Kabupaten Nagan Raya dapat digambarkan dari layanan urusan wajib dan urusan pilihan Layanan Urusan Wajib Layanan urusan wajib Pemerintah Kabupaten Nagan Raya tahun terdiri dari 25 (Dua Puluh Lima) urusan, di antaranya yaitu : A. Urusan Pendidikan Urusan Pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam menentukan tingkat kualitas sumber daya manusia. Pendidikan merupakan urusan strategis yang masih menjadi kewenangan negara, namun karena keistimewaan dan kekhususan daerah, Pemerintah Kabupaten Nagan Raya salah satu Kabupaten yang berada di Propinsi Aceh dalam penyelenggaraan pendidikan juga sesuai dengan karakteristik, potensi, dan kebutuhan masyarakat Kabupaten Nagan Raya, yaitu pendidikan yang Islami sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Qanun Aceh Nomor tentang Penyelenggaraan Pendidikan, yang kemudian direvisi menjadi Qanun No tentang Penyelenggaraan Pendidikan. Pengembangan sektor pendidikan di Kabupaten Nagan Raya merupakan prioritas utama pembangunan yang perlu perhatian yang maksimal dan komprehensif sehingga dengan penetapan anggaran dibidang pendidikan dapat meningkatkan kualitas dan kemajuan peradaban daerah dan bangsa Indonesia secara umumnya. Pemerintah kabupaten Nagan Raya terus berupaya meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan serta mewujudkan pemerataan pendidikan melalui leding sektor terkait dengan bidang Pendidikan. PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 29 -

30 Pembangunan dan perkembangan urusan pendidikan dapat dilihat dari beberapa indikator berikut : a) Angka Partisipasi Sekolah (APS) Untuk mengetahui banyaknya penduduk usia sekolah yang bisa memanfaatkan fasilitas pendidikan dapat dilihat dari persentase penduduk yang masih bersekolah pada umur tertentu yang lebih dikenal dengan angka partisipasi sekolah. Meningkatnya angka partisipasi sekolah menunjukkan adanya keberhasilan di bidang pendidikan, terutama yang berkaitan dengan upaya memperluas jangkauan pelayanan pendidikan bagi seluruh penduduk. Dari Tabel 2.18, terlihat bahwa angka partisipasi sekolah anak-anak usia 7-12 pada 2011 telah mencapai 98,06 persen. Bila dilihat menurut jenis kelamin, tampak bahwa angka partisipasi sekolah anak perempuan usia 7-12 tahun sedikit lebih tinggi dibandingkan anak laki-iaki pada usia yang sama. Pada tahun yang sama angka partisipasi sekolah anak usia di Kabupaten Nagan Raya mencapai 97,84 persen, dimana 97,74 persen untuk anak laki-laki dan untuk anak perempuan 97,84 persen. Terlihat bahwa angka partisipasi sekolah untuk anak perempuan usia lebih tinggi daripada anak laki-laki pada usia yang sama. Hal demikian juga terjadi pada kelompok usia 16-18, dimana angka partisipasi sekolah anak laki-laki 77,79 persen lebih rendah daripada angka partisipasi sekolah anak perempuan 86,68 persen. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 2.19 berikut ini. PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 30 -

31 Tabel 2.19 Angka Partisipasi Sekolah Menurut Usia Sekolah Kabupaten Nagan Raya 2011 NO Kelompok Umur Jenjang Pendidikan Laki-Laki (L) Jenis Kelamin Perempuan (P) Jumlah (L)+(P) SD/MI 97,84 98,33 98, SMP/MTS 97,74 97,95 97, SMA/MA 77,79 86,68 81, Universitas 23,11 28,91 25,83 Jumlah Total 296,48 311,87 302,92 Sumber: BPS, Inkesra Kabupaten Nagan Raya 2012 Gambaran tersebut di atas memperlihatkan bahwa semakin tinggi usia penduduk, angka partisipasi sekolahnya semakin rendah. Hal ini dapat dimengerti mengingat biaya dan sarana pendidikan belum menyentuh masyarakat secara keseluruhan. Sehingga kelompok masyarakat yang kurang beruntung secara ekonomi harus memendam keinginan untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Sementara kesadaran menempuh pendidikan bagi kaum perempuan semakin baik, hingga angka partisipasi sekolah penduduk perempuan lebih baik daripada laki-laki. b) Angka Partisipasi Kasar (APK) Angka partisipasi sekolah kasar untuk tingkat sekolah dasar di Kabupaten Nagan Raya pada 2012 mencapai 105,16 persen. Pada jenjang pendidikan SLTP 2012 mencapai sebesar 96,94 persen dan pada jenjang SLTA sebesar 86,16 persen. Gambaran lebih lanjut mengenai Angka Partisipasi Kasar (APK) sekolah dapat terlihat pada Tabel PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 31 -

32 NO 1 SD/MI Tabel.2.20 Perkembangan Angka Partisipasi Kasar(APK) Kabupaten Nagan Raya Jenjang Pendidikan Laju Pertumbuhan rata-rata (%) 1.1. Jumlah siswa yang bersekolah di jenjang pendidikan SD/MI 18,204 17,485 18, jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun 17,382 17,209 17, APK SD/MI (Persen) SMP/MTs 2.1. Jumlah siswa yang bersekolah di jenjang pendidikan 7,734 8,140 8, SMP/MTs 2.2. Jumlah penduduk kelompok usia tahun 8,015 8,208 8, APK SMP/MTs (Persen) SMA/MA/SMK 3.1. Jumlah siswa yang bersekolah di jenjang pendidikan SMA / 5,997 6,326 6, MA / SMK 3.2. Jumlah penduduk kelompok usia tahun 5,025 7,391 7, APK SMA/MA/SMK (Persen) Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Nagan Raya 2012 c) Angka Partisipasi Murni (APM) Angka partisipasi sekolah murni untuk tingkat sekolah dasar di Kabupaten Nagan Raya pada 2012 mencapai 88,28 persen. Pada jenjang pendidikan SLTP 2012 mencapai sebesar 69,59 persen dan pada jenjang SLTA sebesar 61,27 persen. Angka partisipasi tersebut pada umumnya lebih rendah daripada angka partisipasi sekolah (kasar) seperti yang telah dibahas sebelumnya. Hal ini terjadi karena ada diantara kelompok PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 32 -

33 umur tersebut bersekolah tidak sesuai jenjang pendidikan dan umurnya. Seperti ada anak berumur 12 tahun yang telah duduk di bangku SLTP atau sebaliknya, ada anak usia tahun tetapi masih duduk di bangku sekolah dasar. Terdapat kecenderungan menurunnya Angka Partisipasi Sekolah pada kelompok umur sekolah SD, SLTP, dan SLTA. Hal tersebut terjadi baik pada anak laki-laki maupun perempuan. Tabel 2.21 Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) Kabupaten Nagan Raya NO 1 SD/MI Jenjang Pendidikan Laju Pert. rata-rata (%) Jumlah siswa yang bersekolah di jenjang pendidikan SD/MI Jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun 15,904 15,088 15, ,382 17,209 17, APK SD/MI (Persen) SMP/MTs Jumlah siswa yang bersekolah di jenjang pendidikan SMP/ MTs Jumlah penduduk kelompok usia tahun 7,094 5,957 5, ,015 8,208 8, APK SMP/MTs (Persen) SMA/MA/SMK Jumlah siswa yang bersekolah di jenjang pendidikan SMA/MA / SMK jumlah penduduk kelompok usia tahun 5,025 4,484 4, ,363 7,391 7, APK SMA/MA/SMK Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Nagan Raya 2012 Untuk meningkatkan angka partisipasi sekolah, khususnya untuk jenjang pendidikan SD dan SLTP semestinya juga diikuti dengan peningkatan PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 33 -

34 kualitas dan kuantitas fasilitas pendidikan, terutama mengenai daya tampung ruang kelas, sehingga program wajib belajar sembilan tahun yang dicanangkan oleh pemerintah dapat berhasil. d) Fasilitas Pendidikan Guna mengatasi kekurangan daya tampung, Pemerintah perlu menyiapkan sarana dan prasarana pendidikan seperti menambah pembangunan unit gedung baru dengan prioritas pada daerah yang angka partisipasi sekolahnya masih rendah dan daerah terpencil, dan merehabilitasi gedung-gedung SD dan SLTP dengan prioritas gedung yang rusak berat serta mengangkat guru kontrak untuk ditempatkan pada sekolah yang kekurangan guru. - Perkembangan Sekolah dan Ruang Kelas Menurut Jenjang Pendidikan Perkembangan jumlah sekolah menurut jenjang pendidikan selama lima terakhir di Kabupaten Nagan dari tahun mengalami peningkatan baik pendidikan umum maupun pendidikan Agama. Untuk pendidikan umum dimana jenjang pendidikan SD pada tahun 2007 terdapat 122 sekolah dan menjadi 135 sekolah pada tahun Untuk jenjang pendidikan SMP pada tahun 2007 terdapat 27 sekolah dan pada tahun 2012 menjadi 36 sekolah, untuk jenjang pendikan SMA pada tahun 2007 terdapat 13 sekolah dan pada tahun 2012 menjadi 18 sekolah dan untuk jenjang SMK pada tahun 2007 terdapat 2 sekolah dan pada tahun 2012 mengalami penambahan satu sekolah yaitu menjadi 3 sekolah. Untuk penddikan agama dilihat berdasarkan jenjang pendidikan MI, MTS, dan MA dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2012 hanya bertambah dua sekolah untuk jenjang pendidkan MTS. Untuk lebih jelas gambaran perkembangan sekolah menurut jenjang pendidikan dapat dilihat pada tabel PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 34 -

35 NO Tabel.2.22 Perkembangan Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan Kabupaten Nagan Raya Jenjang Pendidikan Pendidikan Umun 1 TK Sekolah Dasar (SD) Sekolah Menengah Pertama (SMP) Sekolah Menengah Atas (SMA) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pendidikan Agama 1 RA Maddrasah Ibtidaiyah (MI) Madrasah Tsanawiyah (MTS) Madrasah Aliah (MA) Sumber: BPS, Nagan Raya Dalam Angka dan Dinas Pendidikan Kabupaten Nagan Raya Perkembangan ruang kelas sekolah menurut jenjang pendidikan baik pendidikan umum maupun pendidikan agama selama lima tahun terakhir di Kabupaten Nagan Raya terus mengalami peningkatan seperti terlihat pada tabel Pada tahun 2007 ruang kelas yang tersedia untuk jenjang pendidikan SD sebanyak 660 ruang kelas dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 952 ruang kelas, tahun 2007 untuk jenjang SMP ruang kelas yang terdedia sebanyak 185 ruang kelas dan tahun 2012 meningkat menjadi 285 ruang kelas. Untuk jenjang SMA ruang kelas yang tersidia pada tahun 2007 sebanyak 109 ruang kelas dan meningkat menjadi 187 ruang kelas dan ruang kelas yang tersedia untuk jenjang SMK tahun 2007 sebanyak 17 ruang kelas dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 32 ruang kelas. Untuk lebih jelas gambaran perkembangan ruang kelas sekolah menurut jenjang pendidikan dapat dilihat pada tabel PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 35 -

36 NO Tabel.2.23 Perkembangan Ruang Kelas Menurut Jenjang Pendidikan Kabupaten Nagan Raya Jenjang Pendidikan Pendidikan Umun 1 TK 2 SD SMP SMA SMK Pendidikan Agama 1 RA MI MTS MA Sumber: BPS, Nagan Raya Dalam Angka dan Dinas Pendidikan Kabupaten Nagan Raya Perkembangan Peserta Didik dan Tenaga Pendidik (Guru) Menurut Jenjang Pendidikan. Perkembangan peserta didik selama lima tahun terakhir rata rata mengalami peningkatan. Perkembangan peserta didik perserta didik pada jenjang pendidikan umum untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) pada tahun 2007 sebanyak siswa dan pada tahun 2012 menurut menjadi siswa. Untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) tahun 2007 sebanyak siswa dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 6,997 siswa, untuk tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) tahun 2007 sebanyak siswa dan meningkat menjadi siswa pada tahun 2012 sedangkan untuk tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pada tahun 2007 sebanyak 416 siswa dan meningkat menjadi 538 siswa pada tahun Bila dilihat berdasarkan laju pertumbuhan rata rata pertahun tertinggi berada pada jenjang pendidikan SMA yaitu sebannyak 7,38 % per tahun. Perkembangan peserta didik perserta didik pada jenjang pendidikan Agama untuk tingkat Maddrasah Ibtidaiyah (MI) tahun 2007 sebanyak 2,524 PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 36 -

37 siswa dan meningkat menjadi siswa pada tahun 2012, untuk jenjang pendidikan Maddrasah Tsanawiyah (MTS) 837 siswa tahun 207 dan meningkat menjdi 1038 siswa tahun 2012, sedangkat untuk tingkat Maddrasah Aliah (MA) tahun 2007 sebanyak 418 siswa dan meningkat menjadi 493 siswa pada tahun Bila dilihat berdasarkan laju pertumbuhan rata rata pertahun tertinggi berada pada jenjang pendidikan MTS yaitu sebannyak 4,42% pertahun. Gambaran lebih lanjut perkembangan perserta didik dan laju pertumbuhan rata-rata pertahun menurut jejang pendidikan di Kabupaten Nagan Raya dapat dilihat di tabel Tabel Perkembangan Peserta Didik dan Laju Pertumbuhan Rata-Rata Menurut Jenjang Pendidikan Kabupaten Nagan Raya NO Jenjang Pendidi kan Laju Pert, rata-rata (%) Pendidikan Umun 1 TK ,795 1,811 1, SD 17,156 19,211 16,769 15,626 15,643 15, SMP 6,918 7,164 6,460 6,562 6,721 6, SMA 3,626 4,341 4,341 4,721 4,878 5, SMK Pendidikan Agama 1 RA MI 2,524 2,715 2,831 2,578 2,571 2, MTS 837 1,166 1,104 1,172 1,097 1, MA Sumber: BPS, Nagan Raya Dalam Angka dan Dinas Pendidikan Kabupaten Nagan Raya Laju pertumbuhan rata-rata pertahun tenaga pendidik (Guru) menurut jenjang pendidikan di Kabupaten Nagan Raya seperti terlihat pada tabel 2.24 untuk jenjang pendidikan umum, tingkat pendidikan SD rata-rata pertumbuhan tenaga pendidik pertahun sebesar 4,97 %, SMP 15,09 %, SMA PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 37 -

38 15,43 % dan SMK sebesar 38,34 % pertahun. Untuk Jenjang pendidikan Agama tingkat pendidikan MI 9,93 % pertahun, MTS 11,12 % pertahun dan MA sebanyak 8,13 % pertahun. Gambaran lebih lanjut perkembangan tenaga pendidik (Guru) dan laju pertumbuhan rata-rata pertahun menurut jejang pendidikan di Kabupaten Nagan Raya dapat dilihat di tabel Tabel.2.25 Perkembangan Tenaga Pendidik (Guru) dan Laju Pertumbuhan Rata-Rata Menurut Jenjang Pendidikan Kabupaten Nagan Raya N O Jenjang Pendidikan Satuan Pendidikan Umum Laju Pertumbuhan rata-rata (%) 1 SD Orang 1,467 1,133 1,188 1,667 1,852 1, SMP Orang SMA Orang SMK Orang Pendidikan Agama 1 MI Orang MTs Orang MA Orang Sumber: BPS, Nagan Raya Dalam Angka dan Dinas Pendidikan Kabupaten Nagan Raya Perkembangan Rasio Tenaga Pendidik (Guru) dengan Murid dan Rasio Murid dengan Ruang Kelas Menurut Jenjang Pendidikan Perkembangan rasio tenaga pendidik (Guru) dengan murid selama lima tahun terakhir disajikan pada Tabel Pada tahun ajaran 2007 untuk jenjang pendidikan SD, seorang guru mengawasi dan membimbing sekitar 12 orang murid dan pada tahun 2012 jumlah murid SD yang diawasi seorang guru menjadi 8 murid. Ini merupakan peningkatan yang signifikan, karena semakin sedikit jumlah murid yang diawasi oleh seseorang guru, maka PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 38 -

39 diharapkan kegiatan pembelajaran dan pendidikan yang dilakukan semakin berhasil dengan baik. Perkembangan rasio murid terhadap guru pada Pendidikan Umum, untuk jenjang pendidikan SLTP pada tahun 2007 seorang guru mengawasi/mendidik 19 murid dan pada tahun 2012 menurun secara signifikan menjadi 10 murid diawasi oleh seorang guru. Pada jenjang pendidikan SLTA pada tahun ajaran 2007 jumlah murid yang diawasi seorang guru adalah 16 murid, kemudian pada tahun ajaran 2012 seorang guru menangani 16 murid. Untuk jenjang SMK pada tahun 2007 seorang guru mengawasi 31 Murid pada tahun 2012 juga terjadi penurunan yang sangat signifikan dimana seorang guru mengawasi/membimbing 7 murid. Perkembangan rasio murid terhadap guru pada Pendidikan Agama juga mengalami perubahan dimana untuk jenjang pendidikan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada tahun 2007 seoarang guru membimbing/mengawasi 23 murid dan pada tahun 2012 menurun menjadi 15 murid di bimbing seorang guru. Pada jenjang pendidikan Maddrasah Tsanawiyah (MTS) tahun 2007 seorang guru membimbing 23 murid dan tahun 2012 menurun seorang guru membimbing 17 murid. Pada jenjang pendidikan Maddrasah Aliah (MA) tahun 2007 seorang guru membimbing 18 murid dan tahun 2012 menurun menjadi seorang guru membimbing 15 murid. Untuk perkembangan Rasio Murid dengan Ruang Kelas juga menunjukkan penurunan yang signifikan selama lima tahun terakhir dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2012 terutama pada kelompok sekolah umum. Untuk jenjang SD tahun 2007 satu ruang kelas di isi oleh 27 siswa pada tahun 2012 menurun menjadi 17 siswa begitu juga dengan tingkat SLTP, SMA juga mengalami penurunan yang sigifikan dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2012, sedangkan untuk pendidikan agama jenjang pendidkan Maddrasah Aliah (MA) dari 2007 sampai dengan tahun 2012 tidak mengalami penurunan dimana dalam satu ruang kelas di isi oleh 35 orang siswa seperti tergambar pada tabel PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 39 -

40 Perkembangan rasio murid terhadap guru pada pendidikan umum dan pendidikan Agama, menunjukan peningkatan jumlah guru terutama pada kelompok pendidikan umum, yaitu Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Pertama (SLTP), SLTA dan SMK mengindikasikan terjadi pertambahan jumlah guru yang cukup besar sejak tahun ajaran 2007 hingga tahun Secara keseluruhan rasio siswa-guru saat ini sangat rendah hal ini menunjukkan bahwa lebih banyak guru dari yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dan efisien. Angka ini di bawah rata-rata Indonesia, khusus untuk sekolah dasar satu guru melayani 20,1 siswa. Bila dilihat dari segi perbandingan antara jumlah ruang kelas yang di isi murid juga terjadi penurunan, sehingga pembelajaran seorang murid lebih terawasi oleh pengajar atau guru dan dengan adanya penurunan jumlah siswa yang mengisi ruang kelas akan berdampak pada kenyamanan para siswa dalam mengikuti pelajaran dikelas. Untuk lebih jelas mengenai pekembangan rasio tanaga pendidik (Guru) dengan murid dan rasio murid dengan ruang kelas dapat dilihat pada tabel 2.26 dan Tabel.2.26 Perkembangan Rasio Tenaga Pendidik (Guru) dengan Murid Menurut Jenjang Pendidikan Kabupaten Nagan Raya Jenjang No Satuan Pendidikan Pendidikan Umum 1 TK Orang 2 SD Orang SMP Orang SMA Orang SMK Orang Pendidikan Agama 1 RA Orang 2 MI Orang MTs Orang MA Orang Sumber: BPS, Nagan Raya Dalam Angka dan Dinas Pendidikan Kabupaten Nagan Raya PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 40 -

41 NO Tabel Perkembangan Rasio Murid dengan Ruang Kelas Kabupaten Nagan Raya Jenjang Pendidikan Pendidikan Umun 1 SD SMP SMA SMK Pendidikan Agama 1 MI MTS MA Sumber: BPS, Nagan Raya Dalam Angka dan Dinas Pendidikan Kabupaten Nagan Raya e) Angka Melek Huruf Angka melek huruf adalah persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang bisa membaca dan menulis. Kemampuan baca tulis penduduk merupakan ukuran yang sangat mendasar dari tingkat pendidikan, yang tercermin dari data angka melek huruf, yaitu persentase penduduk usia 15 tahun keatas yang dapat membaca dan menulis huruf latin dan lainnya. Angka Melek Huruf (AMH) Kabupaten Nagan Raya terus mengalami peningkatan dari 89,70 % pada tahun 2007 hingga mencapai 93,65 pada tahun 2010 persen, sisanya sebanyak 6,35 persen adalah penduduk usia 15 tahun keatas yang tidak dapat membaca atau buta huruf dan pada tahun 2011 menjadi 93,77 %, sisanya sebanyak 2,33 persen adalah penduduk usia 15 tahun keatas yang tidak dapat membaca atau buta huruf. Selama tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 persentase penduduk Kabupaten Nagan Raya yang mampu membaca dan menulis terus mengalami peningkatan, dimana dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 persentase penduduk Kabupaten Nagan Raya yang mampu membaca dan menulis meningkat PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 41 -

42 sebesar 4,07 Persen sedang propinsi Aceh dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 persentase penduduk propinsi aceh yang mampu membaca dan menulis hanya meningkat sebesar 1,02 Persen. Bahkan angka ini bila dibandingkan dengan propinsi Aceh tidak berbeda jauh, seperti terlihat pada gambar 2.6 dibawah ini. Gambar 2.6 Angka Melek Huruf Penduduk Penduduk Usia 15 Keatas Kabupaten Nagan Raya dan Propinsi Aceh Sumber:Badan Pusat Statistik Kabupaten Nagan Raya dan BAPPEDA, Rencana Kerja Pemerintah Aceh 2012 f) Angka Rata-Rata Lama Sekolah Rata-rata lama sekolah adalah rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk berusia 15 tahun ke atas untuk menempuh semua jenis pendidikan. Berdasarkan gambar 2.13, menunjukkan bahwa angka rata-rata lama sekolah Kabupaten Nagan Raya dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 mengalami peningkatan. Pada tahun 2007 angka rata-rata lama sekolah adalah 7,32 tahun dan menjadi 7,75 tahun pada tahun Bila dibandingkan dengan provinsi Aceh angka rata-rata lama sekolah Kabupaten Nagan Raya lebih rendah. Pada tahun 2007 menunjukkan bahwa angka rata- PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 42 -

43 rata lama sekolah propinsi Aceh 8,50 tahun dan pada tahun 2011 mengalami peningkatan menjadi 8,90 tahun. Gambaran lebih jelas angka rata-rata lama sekolah Kabupaten Nagan Raya dan Provinsi Aceh dapat dilihat pada gambar 2.7. Gambar 2.7 Angka Rata-Rata Lama Sekolah Kabupaten Nagan Raya dan Propinsi Aceh Kabupaten Nagan Raya Propinsi Aceh % 7,80 7,70 7,60 7,50 7,75 7,57 8,90 8,81 7,40 8,63 7,30 7,20 7,34 7,32 8,50 7,10 2 Sumber: BPS, Inkesra Kabupaten Nagan Raya dan Indeks Pembangunan Manusia Propinsi Aceh 2012 Gambaran mengenai peningkatan sumber daya manusia dapat dilihat dari kualitas tingkat pendidikan penduduk usia 10 tahun keatas. Persentase penduduk usia 10 tahun ke atas yang sudah menamatkan sekolah pada jenjang minimal SLTP sebanyak 46,44 persen pada tahun Disini juga terlihat perbedaan pendidikan antara laki-laki dengan perempuan. Proporsi laki-laki yang menamatkan pendidikan setara SLTP keatas lebih besar daripada perempuan. Sejalan dengan program pemerintah mengenai wajib belajar, maka diharapkan pada tahun-tahun mendatang angka ini mengalami peningkatan, tidak hanya dari segi kuantitas melainkan juga kualitasnya. PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 43 -

44 Gambaran lebih lanjut mengenai Jumlah Persentase Penduduk 10 tahun keatas Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dapat terlihat padatabel Tabel 2.29 Jumlah Persentase Penduduk 10 tahun keatas Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Kabupaten Nagan Raya 2011 NO Jenjang Pendidikan Satuan Laki-Laki (L) Jenis Kelamin Perempuan (P) Jumlah (L)+(P) 1 Belum/Tdk Tamat SD Persentase SD Persentase SLTP Persentase SLTA Persentase D1/D2/D3 Persentase D4/S1 Persentase S2/S3 Persentase SLTP+ Persentase Sumber: Badan Pusat statistik, Inkesra Kabupaten Nagan Raya 2012 Lebih jauh terlihat bahwa proporsi penduduk perempuan yang belum/tidak tamat SD atau hanya menamatkan SD jauh lebih besar dari pada laki-laki. Akan tetapi, pada sisi lainnya proporsi perempuan yang menamatkan pendidikan tinggi (diploma hingga sarjana) lebih besar daripada laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran sudah mulai tumbuh dalam masyarakat yang juga mementingkan pendidikan kaum perempuan. g). Angka Putus Sekolah Angka putus sekolah yang mencerminkan anak-anak usia sekolah yang sudah tidak bersekolah lagi atau yang tidak menamatkan suatu jenjang pendidikan tertentu sering digunakan sebagai ukuran dari tingkat pendidikan. Penduduk yang putus sekolah/belum pernah sekolah menurut kelompok jenjang pendidikan berbeda nyata pada tahun Pada jenjang sekolah dasar, persentase anak usia sekolah yang putus sekolah sebesar 1,94 PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 44 -

45 persen, sedangkan untuk jenjang pendidikan SLTP membesar menjadi 2,16 persen. Anak putus sekolah untuk jenjang pendidikan SLTA jauh lebih tinggi yaitu mencapai 18,81 persen. Gambaran lembih lanjut angka putus sekolah penduduk Kabupaten Nagan Raya dapat dilihat pada tabel Tabel 2.30 Persentase Penduduk Putus Sekolah atau Belum Pernah Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan Kabupaten Nagan Raya 2011 Jenis Kelamin Jenjang No Satuan Pendidikan Laki-Laki Perempuan Jumlah (L) (P) (L)+(P) 1 Sekolah Dasar Persentase 2,16 1,67 1,94 2 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Persentase 2,26 2,05 2,16 3 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Persentase 22,21 13,32 18,81 Sumber: Badan Pusat statistik, Inkesra Kabupaten Nagan Raya 2012 h) Pendidikan Berbasis Nilai Islami Pemerintah Kabupaten Nagan Raya terus berupaya meningkatkan pendidikan berbasis nilai Islami antara lain dengan melakukan pembinaanpembinaan kepada guru-guru yang nantinya bisa ditransfer kepada siswa di setiap jenjang sekolah. Khusus untuk murid Sekolah Dasar telah dilaksanakan pengajian Al-Qur an sebagai kegiatan ekstrakurikuler dalam rangka meningkatkan kemampuan baca tulis Al Qur an dan pemahaman isi kandungannya. Selain itu penambahan jam pelajaran agama Islam pada tingkat SD, SMP, dan SMA/SMK adalah merupakan upaya untuk meningkatkan pemahaman nilai-nilai Islam di kalangan siswa. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Nagan Raya sesuai dengan visi dan misi kabupaten Ngan Raya. Dalam upaya penerapan pendidikan berbasis nilai nilai Islami, Pemerintah Kabupaten Nagan Raya terus melakukan upaya penyediaan akses layanan pendidikan berbasis PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 45 -

46 syariah baik formal maupun non formal bagi masyarakat dalam berbagai aspek kehidupannya. B. Urusan Kesehatan Salah satu aspek penting kesejahteraan adalah kualitas fisik penduduk yang dapat dilihat dari derajat kesehatan penduduk. Pembangunan Kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan Undang- Undang Dasar 1945 pasal 28 ayat (1) dan Undang-Undang Nomor dan No tentang Kesehatan. Pembangunan Kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia, yang antara lain diukur dengan Index Pembangunan Manusia (IPM). Dalam hal ini untuk melihat gambaran tentang kemajuan upaya peningkatan dan status kesehatan masyarakat dapat dilihat dari indikator penolong persalinan bayi, ketersediaan sarana kesehatan dan jenis pengobatan yang dilakukan. Oleh karena itu usaha untuk meningkatkan dan memelihara mutu pelayanan kesehatan melalui pemberdayaan sumber daya manusia secara berkelanjutan dan sarana prasarana dalam bidang medis termasuk ketersediaan obat yang dapat dijangkau oleh masyarakat perlu mendapat perhatian utama. Capain kinerja Urusan Kesehatan dapat terlihat pada beberapa inikator berikut ini : a) Derajat dan Status Kesehatan Penduduk Salah satu aspek penting kesejahteraan adalah kualifikasi fisik penduduk yang dapat dilihat dari derajat kesehatan penduduk. Indikator utama yang digunakan untuk melihat derajat kesehatan penduduk adalah angka kematian bayi dan angka harapan hidup. Selain itu aspek penting lainnya yang turut mempengaruhi kualitas fisik penduduk adalah status kesehatan yang antara lain diukur melalui angka kesakitan dan rata-rata PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 46 -

47 lama sakit. Berdasarkan indikator kesejahtraan bidang kesehatan Kabupaten Nagan Raya tabel 2.30 menunjukkan Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran hidup di Kabupaten Nagan Raya pada tahun 2009 sebanyak 15 orang per seribu kelahiran dan pada tahun 2012 menurun menjadi 13 orang perseribu kelahiran. Jumlah kelahiran bayi di Kabupaten Nagan Raya mengalami peningkatan yang signifikan hal ini terlihat dari jumlah kelahiran bayi pada tahun 2010 berjumlah orang dan pada tahun 2012 meningkat menjadi orang. Untuk kasus balita gizi buruk di kabupaten Nagan Raya pada tahun 2009 sebanyak 110 orang atau 1,07 % balita menderita gizi buruk dan pada tahun 2012 mengalami penurunan yang signifikan menjadi 32 orang atau 0,02 % balita menderita gizi buruk. Gambaran lebih lanjut mengenai capaian indikator kinerja Urusan Kesehatan dapat terlihat pada Tabel Tabel 2.31 Indikator kesejahteraan bidang kesehatan Kabupaten Nagan Raya No Indikator Satuan Angka Kematian Bayi (IMR) per kelahiran hidup Jumlah kematian bayi Jumlah kelahiran bayi Orang Orang Orang ,780 2,970 2,895 5 Balita Gizi Buruk % Jumlah Balita Gizi Buruk 0.02 Orang Jumlah Balita Orang 6,246 8,099 10,249 10,647 19,770 18, Angka Harapan Hidup Kab Nagan Raya Angka Harapan Hidup prov Aceh Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Nagan Raya 2012 PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 47 -

48 Angka harapan hidup penduduk Provinsi Aceh secara umum lebih rendah daripada penduduk Kabupaten Nagan Raya. Pada tahun 2007 harapan hidup penduduk provinsi Aceh adalah 68,4 tahun dan di Nagan Raya 69,3 tahun. Begitu pula pada tahun 2011 masing-masing 68,8 tahun dan 69,7 tahun. Dengan demikian kualitas hidup kesehatan penduduk Nagan Raya di atas rata-rata penduduk Provinsi Aceh, seperti terlihat pada Gambar 2.8 di bawah. Gambar 2.8 Angka Harapan Hidup Penduduk KabupatenNagan Raya dan Provinsi Aceh ,00 AHH Provinsi Aceh AHH Kabupaten Nagan Raya 69,50 69,31 69,42 69,53 69,64 69,70 69,00 68,50 68,40 68,50 68,60 68,70 68,80 68,00 67, Sumber: Dinas Kesehatan dan BPS, Inkesra Kabupaten Nagan Raya 2012 Angka harapan hidup 69,7 tahun menunjukkan bahwa seseorang bayi yang dilahirkan pada tahun 2011 di Kabupaten Nagan Raya, mempunyai peluang hidup sampai 69,7 tahun. Berarti hampir satu tahun lebih panjang usianya daripada rata-rata penduduk Aceh. Status kesehatan penduduk memberikan gambaran mengenai kondisi kesehatan penduduk dan biasanya dapat dilihat melalui indikator angka kesakitan, yaitu persentase penduduk PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 48 -

49 yang mengalami gangguan kesehatan selama sebulan sebelum pencacahan hingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Tabel 2.32 Angka Kesakitan dan Rata-rata Lamanya Sakit Kabupaten Nagan Raya NO Indikator Kesehatan Satuan Angka Kesakitan Persentase 32,96 30,65 2 Rata-Rata Lama Sakit Hari 6,11 6,23 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Nagan Raya 2012 Berdasarkan Tabel 2.32, Capaian Kinerja dibidang Kesehatan di Kabupaten Nagan Raya dilihat dari segi angka kesakitan dan rat-rata lamanya sakit, menunjukkan bahwa persentase penduduk yang mengalami keluhan kesehatan dan merasa terganggu aktivitasnya pada tahun 2011 mengalami penurunan dibanding keadaan tahun 2010, yaitu dari 32,96 persen menjadi 30,65 persen. Dilihat dari rata-rata lamanya sakit dan terganggu kesehatannya sehingga menyebabkan terganggunya aktivitas sehari-hari hampir tidak terjadi perubahan, yaitu menderita sakit selama 6,11 hari menjadi 6,23 hari pada b. Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan Untuk mewujudkan peningkatan derajat dan status kesehatan penduduk, ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas dan sarana kesehatan merupakan salah satu faktor penentu utama. Puskesmas dan puskesmas pembantu merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan karena dapat menjangkau penduduk sampai di pelosok. Namun ketersediaannya masih dirasakan sangat kurang dibandingkan dengan jumlah penduduk saat ini. Selama periode ketersediaan sarana kesehatan tidak mengalami perubahan yang berarti. Jumlah rumah sakit umum 1 (Satu) buah, puskesmas 13 (Tiga Belas) buah, puskesmas pembantu 44 (Empatpuluh PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 49 -

50 Empat) buah dan jumlah Polindes 53 (Limapuluh Tiga) buah selama periode hampir tidak mengalami perubahan kecuali penambahan sebuah Polindes. Sementara sarana penunjang kesehatan lainnya seperti apotek juga harus tersedia. Tercatat 6 apotek di Kabupaten Nagan Raya pada tahun Gambaran lebih lanjut sarana dan prasarana kesehatan Kabupaten Nagan Raya dapat dilihat pada Tabel, Tabel 2.33 Sarana dan Prasarana Kesehatan Kabupaten Nagan Raya No Uraian Satuan Rumah Sakit Umum Unit Rumah sakit Swasta Unit Puskesmas Unit Puskesmas Pembantu Unit Pulindes Unit Posyandu Unit Apotek Unit Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Nagan Raya 2012 Jumlah dokter yang melayani masyarakat semakin bertambah, demikian pula tenaga medis lain seperti bidan dan perawat tercatat 8 (Delapan) dokter umum dan 1 (Satu) dokter gigi yang bekerja dikabupaten Nagan Raya, pada tahun 2012 menjadi 45 orang dokter umum dan 6 orang dokter gigi. Gamabaran Jumlah tenaga medis dan non medis Kabupaten Nagan Raya dapat dilihat pada Tabel PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 50 -

51 Tabel 2.34 Jumlah tenaga medis dan non medis Kabupaten Nagan Raya No Uraian Satuan Dokter Spesialis Orang Dokter Umum Orang Dokter Gigi Orang Bidan Orang Perawat Orang Tenaga Gizi Orang Tenaga Kesehatan Masyarakat Orang Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Nagan Raya 2012 Rasio sarana, prasarana dan tenaga kesehatan di Kabupaten Nagan Raya seperti terlihat pada tabel Pada tahun 2008 rasio seorang dokter di Kabupeten Nagan Raya mesti melayani penduduk dan pada tahun 2012 rasio seorang dokter mesti melayani 2,925 penduduk merupakan hal yang memprihatinkan dan menunjukkan jumlah dokter yang ada di Kabupaten Nagan Raya masih sangat kurang dan hal ini menyebabkan pelayanan kesehatan masyarakat tidak maksimal dan mungkin dapat terabaikan. Pada tahun 2008 rasio satu Puskesmas di Kabupaten Nagan Raya melayani 14,296 Penduduk dan pada tahun 2012 mengalami penurunan satu Puskesmas melayani 11,474 penduduk hal ini terjadi karena adanya penambahan 3 (Tiga) Puskesmas antara tahun Rasio Pustu perpenduduk antara tahun 2008 sampai 2012 tidak terjadi penurunan yang signifikan rasio pelayanan tiap satu Pustu perpenduduk di mana pada tahun 2008 satu pustu melayani penduduk dan pada tahun 2012 menurun menjadi satu pustu melayani penduduk. Gambaran lebih lanjut Rasio Sarana, Prasarana dan Tenaga Kesehatan Kabupaten Nagan Raya dapat dilihat pada tabel PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 51 -

52 Tabel 2.35 Rasio Sarana, Prasarana dan Tenaga Kesehatan Kabupaten Nagan Raya No Uraian Satuan Jumlah Penduduk Orang 142, , , , ,164 Rasio Dokter per 2 penduduk Orang 15,884 9,014 3,920 3,962 2,925 Rasio Puskesmas 3 per Penduduk Orang 14,296 11,094 11,157 11,278 11,474 Rasio Pustu per 4 Penduduk Orang 3,249 3,434 3,296 3,332 3,390 Rasio Polindes per 5 Penduduk Orang 2,749 2,773 2,737 2,766 2,814 Rasio Puskesmas 6 per Penduduk Persen Rasio Pustu per 7 Penduduk Persen Rasio Polindes per 8 Penduduk Persen Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Nagan Raya 2012 Ketersediaan pelayanan kesehatan reproduksi yang diupayakan agar persalinan dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan dan tenaga kesehatan lainnya). Pada tahun 2010 sebanyak 52,11 persen persalinan dilakukan oleh tenaga kesehatan, lalu menurun pada tahun 2011 menjadi 45,93 persen. Indikator Tabel 2.36 Persentase Penolong Persalinan Bayi Kabupaten Nagan Raya Satuan Tenaga Kesehatan % 52,11 45,93 Dokter % 5,03 6,34 Bidan % 47,89 54,07 Tenaga paramedis lain % 0,64 0 Bukan tenaga Kesehatan % ,59 Dukun Tradisional % 46,43 39,59 PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 52 -

53 Famili % 0 0 Lainnya % 0 0 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Nagan Raya 2012 Berdasarkan Tabel 2.37 di atas terlihat capaian kinerja dibidang kesehatan yang berhubungan dengan persalinan dimana, mayoritas persalinan yang dibantu oleh bidan terjadi peningkatan selama Persalinan yang dibantu oleh dokter juga mengalami peningkatan dari 5,03 persen tahun 2010 menjadi 6,34 persen pada tahun Hal ini menunjukkan keberhasilan pemerintah dalam membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan keselamatan ibu dan anak pada persalinan sehingga memilih bidan dan dokter sebagai penolong bersalin. Sementara itu persentase persalinan yang dibantu oleh bukan tenaga kesehatan tahun 2010 sebesar 46,43 persen. Penolong persalinan ini umumnya dilakukan dengan bantuan dukun tradisional pada saat pasien setelah pulang kerumah. Hal ini terjadi kemungkinan karena kemampuan masyarakat membayar tenaga kesehatan, atau mungkin akibat ketidaktahuan terhadap besarnya risiko melahirkan yang tidak ditangani oleh tenaga profesional, serta kepercayaan masyarakat terhadap dukun bayi tradisional. Pada tahun 2011 penolong persalinan dukun tradisional menurun menjadi mencapai 39,59 persen. c. Pemberian ASI Balita Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang paling penting bagi pertumbuhan dan kesehatan bayi karena selain mengandung nilai gizi yang cukup tinggi juga mengandung zat pembentuk kekebalan tubuh terhadap penyakit. Pada tahun 2011 rata-rata lamanya bayi usia bulan disusui selama 18,48 bulan. Sementara itu bayi tersebut pada umumnya hanya mengkonsumsi ASI saja (ASI eksklusif) selama sekitar 4,27 bulan. Pendeknya pemberian konsumsi ASI saja menunjukkan kegiatan pemberian ASI eksklusif PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 53 -

54 bagi bayi selama 6 bulan masih belum mengenai sasaran. Oleh sebab itu sosialisasi dan penyuluhan kepada ibu-ibu hamil sebaiknya digalakkan kembali. Untuk lebih jelas rata-rata lama balita mendapat asi dapat dilihat pada Tabel Tabel 2.37 Rata-rata Lama Balita Usia Bulan Mendapat ASI Kabupaten Nagan Raya 2011 Rata-Rata Lama Disusui (bulan) ASI 20,12 18,48 ASI saja 6,77 4,27 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Nagan Raya 2012 d. Kondisi Kesehatan lingkungan Menilai keadaan lingkungan sehat ada 4 (empat) indikator yaitu (1) persentase keluarga yang memiliki persediaan air minum sehat, (2) keluarga yang memiliki jamban sehat, (3) persentase keluarga yang mengelola sampah dan (4) keluarga yang mengelola air limbahnya dengan baik. Keadaan ini masih jauh dari yang diharapkan karena situasi lingkungan yang kurang sehat dan perilaku hidup sehat yang masih perlu mendapat perhatian serta kerusakan lingkungan akibat bencana yang demikian parah sehingga indikator keberhasilan program ini belum mencapai target. Sampai tahun 2011 pembenahan kondisi ini terus dilakukan dengan penyuluhan, pergerakan masyarakat serta peningkatan sarana dan prasarana yang memadai, dengan demikian diharapkan akan terbentuk desa sehat sekaligus sebagai cikal bakal kabupaten/kota sehat. Berdasarkan Tabel 2.38 dibawah terlihat bahwa Air bersih merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi rumahtangga dalam kehidupan seharihari. Ketersediaan dalam jumlah yang cukup terutama untuk keperluan minum dan masak merupakan tujuan dari program penyediaan air bersih PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 54 -

55 yang terus menerus diupayakan pemerintah. Pada tahun yang sama rumahtangga yang menggunakan air minum bersih mencapai 78,91 persen. Tabel 2.38 Persentase Rumahtangga Menurut Beberapa Fasilitas Perumahan dan Daerah Tempat Tinggal Kabupaten Nagan Raya Indikator Kualitas Perumahan Persentase Rumahtangga dengan: Air Minum Bersih *) 75,37 78,91 Jamban Sendiri dengan Tangki Septik 46,15 40,81 Sumber: BPS, Inkesra Kabupaten Nagan Raya 2012 Sistem pembuangan kotoran/air besar manusia sangat erat kaitannya dengan kondisi lingkungan dan risiko penularan suatu penyakit, khususnya penyakit saluran pencemaan. Klasifikasi sarana pembuangan dilakukan berdasarkan atas tingkat risiko pencemaran yang mungkin ditimbulkan. Masalah kondisi lingkungan dengan tempat pembuangan kotoran manusia tidak terlepas dari aspek kepemilikan terhadap sarana yang digunakan, terutama dikaitkan dengan tanggung jawab dalam pemeliharaan dan kebersihan sarana fasilitas rumah tinggal adalah ketersediaan jamban sendiri dengan tangki septik. Masih pada tahun yang sama, rumahtangga di Kabupaten Nagan Raya yang mempunyai fasilitas jamban sendiri dan mempunyai tangki septik sebesar 40,81 persen. C. Urusan Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Perkembangan indutri kecil selama lima tahun teraakhir terlihat bahwa rata-rata pertumbuhan untuk industri kecil sebesar 20% pertahun pada tahun 2007 sebanyak 393 unit, menjadi 716 unit pada tahun 2012, dan usaha mikro tahun 2007 sebanyak 78 unit, menjadi 1044 unit pada tahun PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 55 -

56 2012. Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Usaha Kecil Menengah di kabupaten Nagan Raya terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.39 berikut. Tabel 2.39 Jumlah Industri, Usaha Mikro Kecil Menengah, Tenaga Kerja dan Omset/Bulan Kabupaten Nagan Raya No Uraian Satuan Rata-Rata Pertumbuhan (%) % Industri 1 Jumlah Industri Kecil Unit 393 1, Industri Menengah Unit Industri Besar Unit - UMKM Jumlah Usaha 1 Unit , Mikro Tenaga Kerja Industri, UMKM & Omset Jumlah Tenaga 1,84 1,82 1 Kerja pada Orang 816 1,933 1,841 1, Industri Jumlah Tenaga 2 Orang Kerja pada UMKM Jumlah Omset Rp UMKM/bulan (juta) Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kabupaten Nagan Raya 2012 Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.40 berikut Tabel 2.40 Capaian Kinerja Urusan Koperasi Kabupaten Nagan Raya N o Uraian Satuan I Jumlah Koperasi 1 Jumlah Koperasi Unit Jumlah Koperasi Unit PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 56 -

57 3 3 4 Aktif Jumlah Koperasi Tidak Aktif Jumlah Koperasi yang dibina Jumlah Anggota Koperasi Unit Unit Orang 3,983 4,097 4,831 4,976 5,654 6,282 II Persentase Jumlah Koperasi 1 Jumlah Koperasi Aktif % Jumlah Koperasi Tidak Aktif % Jumlah Koperasi Aktif yang dibina % Jumlah Pertumbuhan Koperasi % Jumlah Pertumbuhan Anggota Koperasi % Jumlah Pertumbuhan Omzet Koperasi % , Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kabupaten Nagan Raya 2012 Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Koperasi seperti tergambar pada tabel 2.40 diatas. Pada tahun 2007 jumlah koperasi sebanyak 153 unit koperasi dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 202 unit koperasi dan jumlah koperasi yang aktif pada tahun 2012 sebanyak 62 unit koperasi sedangkan koperasi yang tidak aktif pada tahun yang sama yaitu sebanyak 140 unit koperasi, hal ini menunjukkan 69 % koperasi yang ada di Kabupaten Nagan Raya tidak aktif. D. Urusan Seni Budaya dan Pemuda dan Olah Raga Terkait dengan bidang olahraga, sampai dengan tahun 2012, Pemerintah Kabupaten Nagan Raya telah membangun dan mengembangkan sarana olahraga. Fasilitas olahraga tersebut tersebar di kecamatan dan ibu kota Kabupaten Nagan Raya dengan jumlah lapangan/sarana Olahraga pada tahun 2007 berjumlah 20 unit dan pada tahun 2012 meningkat 100% PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 57 -

58 menjadi 40 Unit. Sedangkan jumlah klub olahraga yang menjadi wadah dalam pengembangan kegiatan olahraga di Kabupaten Nagan Raya sampai tahun 2012 adalah sebanyak 197 klub olah raga dengan jumlah cabang olah raga sebanyak 10 cabang. Dalam focus seni dan budaya jumlah kegiatan pagelaran seni dan budaya yang telah diselenggarakan sangat sedikit hal ini seperti terlihat pada tabel dibawah dimana pada tahun 2012 hanya satu kali begitu juga dengan organisasi dibidang seni hanya sedikit. Pemerintah Kabupaten Nagan Raya masih perlu mendorong pengembangan kegiatan seni dan budaya kearah yang lebih berkembang sehingga kegiatan seni tersebut dapat berkontribusi dalam mendukung kemajuan sektor pariwisata. Pelaksanaan pembangunan urusan kebudayaan juga perlu diarahkan untuk pencapaian sasaran terwujudnya pengembangan nilai budaya dan pengelolaan keragaman serta kekayaan budaya yang ada di Kabupaten Nagan Raya. Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan seni dan budaya dan Pemuda Dan Olah Raga terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.41 berikut. N o Uraian 1 Jumlah lapangan /sarana olahraga Tabel.2.41 Capaian Kinerja Urusan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Nagan Raya Satuan unit Jumlah Klub Olah raga 3 Jumlah cabang Olah raga 4 Jumlah kegiatan pagelaran seni klub buah buah PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 58 -

59 dan budaya 5 Jumlah Organisasi kepemudaan buah Jumlah Pemuda orang 36,004 36,780 37,521 38,296 39,026 39,860 7 Jumlah organisasi di bidang budaya orang Sumber: Dinas Kebudayaan Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Nagan Raya 2012 E. Urusan Penanaman Modal Daerah Urusan penanaman modal daerah sangat ditentukan oleh Keamanan dan ketertiban serta peran pemerintah dalam melakukan promosi terhadap potensi-potensi daerah yang didukung oleh data dan informasi yang lengkap. Pemerintah Kabupaten Nagan Raya terus melakukan promosi potensi Daerah baik di tingkat lokal maupun Nasional. Ketersediaan data dan iformasi tentang potensi daerah di Kabupaten Nagan Raya masih belum memadai, untuk mendukung data informasi yang lengkap pemerintah terus melakukan upaya pembenahan dan melakukan kajian kajian akademis yang dapat mendukung informasi potensi daerah kabupaten Nagan Raya. Pemerintah Kabupaten Nagan Raya untuk memudahkan akses informasi akan melakukan publikasi secara online. Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Penanaman Modal Daerah terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.42 berikut. Tabel 2.42 Capaian Kinerja Urusan Penanaman Modal Daerah Kabupaten Nagan Raya NO Uraian Satuan 1 Meningkatnya promosi potensi daerah % PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 59 -

60 Tersedianya data 2 dan informasi sarana dan prasarana daerah % Sumber: BAPPEDA, Kabupaten Nagan Raya 2012 F. Urusan Ketenagakerjaan Ketenagakerjaan merupakan salah satu aspek penting tidak hanya untuk mencapai kepuasan individu, tetapi juga untuk memenuhi perekonomian rumah tangga dan kesejahteraan seluruh masyarakat. Indikator ketenagakerjaan merupakan indikator penting dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan, baik di bidang ekonomi maupun di bidang sosial. Indikator ketenagakerjaan misalnya dapat memberikan gambaran tentang daya serap ekonomi terhadap pertumbuhan penduduk dan produktivitas tenaga kerja. Apabila perekonomian tidak dapat menyerap pertumbuhan tenaga kerja yang ada, maka tentu saja akan terjadi peningkatan pengangguran yang selanjutnya dapat mengakibatkan masalah-masalah sosial. Urusan ketenaga kerjaan ditinjau dari berbagai aspek sebagai berikut: a. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) adalah proporsi penduduk usia kerja yang termasuk ke dalam angkatan kerja, yakni mereka yang bekerja dan mencari pekerjaan. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) adalah proporsi penduduk mencari pekerjaan terhadap jumlah angkatan kerja. Mereka yang mencari pekerjaan atau yang termasuk kelompok pengangguran adalah mereka yang aktif mencari pekerjaan, mereka yang sedang mempersiapkan usaha, mereka yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi belum mulai bekerja, atau mereka yang tidak mencari kerja karena putus asa dan menerima tawaran pekerjaan. Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Ketenagakerjaan terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.43 menyajikan kedua indikator tersebut yakni TPAK dan TPT serta TKK (Tingkat PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 60 -

61 Kesempatan Kerja) Kabupaten Nagan Raya tahun TKK adalah proporsi angkatan kerja yang saat ini bekerja terhadap seluruh angkatan kerja. Tabel 2.43 Capaian Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, Tingkat Pengangguran Terbuka, dan Tingkat Kesempatan Kerja Kabupaten Nagan Raya No Indikator Ketenagakerjaan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) Sumber: BPS, Inkesra Kabupaten Nagan Raya Pada periode TPAK cenderung stabil, walaupun mengalami fluktuasi. Perubahan tersebut menunjukkan bahwa penduduk usia kerja yang terlibat dalam kegiatan ekonomi mengalami perubahan. Jika diperhatikan lebih mendalam ternyata TPT di kabupaten ini mengalami penurunan yang signifikan, namun kembali meningkat drastis pada Tercatat pada 2008 TPT sebesar 5 persen menjadi 3,94 persen pada 2010, kemudian melonjak menjadi 7,13 persen. Kondisi yang sebaliknya terjadi pada proporsi penduduk yang bekerja terhadap angkatan kerja (TKK) untuk periode yang sama, seperti terlihat pada tabel. Perubahan TPAK dan TPT setidaknya memberi gambaran, jika berkurangnya penduduk yang aktif dalam dunia kerja disebabkan oleh semakin banyaknya penduduk yang bersekolah. Sementara penduduk yang tidak bekerja mengalami pasang surut, kadangkala mereka memperoleh pekerjaan, di lain waktu mereka menganggur. Barangkali dibutuhkan jalan keluar seperti pekerjaan sampingan atau pekerjaan alternatif jika pekerjaan utamanya terhenti. PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 61 -

62 Tabel 2.44 menunjukkan proporsi pengangguran terbuka menurut ijazah tertinggi yang dimiliki. Secara umum, tingkat jumlah penganggur terbuka lebih banyak yang berpendidikan tinggi. Tercatat 78,27 persen penganggur telah menamatkan SLTP/sederajat. Sedangkan penganggur yang tidak punya ijazah atau paling tinggi tamat SD atau sederajat mencapai 21,73 persen. Tabel Proporsi Pengangguran Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan Kabupaten Nagan Raya NO Ijazah Tertinggi yang Dimiliki Satuan Paling tinggi SD persentase 12,78 21,73 2 SLTP keatas persentase 87,22 78,27 Sumber: BPS, Inkesra Kabupaten Nagan Raya 2012 b. Lapangan Usaha dan Status Pekerjaan Kabupaten Nagan Raya merupakan daerah yang cukup sedang berbenah dalam pembangunan dan kegiatan ekonominya, sehingga dapat berpisah dari Kabupaten Aceh Barat menjadi daerah otonomi yang berdiri sendiri. Salah satu ciri daerah yang telah maju adalah struktur perekonomiannya ditopang oleh sektor tersier atau jasa-jasa, sedangkan sektor pertanian mulai berkurang peranannya. Tabel 2.45 menunjukkan bahwa proporsi penduduk yang bekerja di sektor jasa-jasa sebesar 34,82 persen pada tahun Sektor pertanian masih memegang peranan cukup besar dengan penduduk yang di sektor ini mencapai 56,82 persen. Sektor industri atau sekunder paling sedikit menyerap tenaga kerja yaitu hanya 8,36 persen. PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 62 -

63 TabeI 2.45 Komposisi Penduduk yang Bekerja Menurut Kelompok Lapangan Usaha Kabupaten Nagan Raya No Kelompok Lapangan Usaha Satuan Pertanian Persentase 57,03 56,82 2 Industri Persentase 8,12 8,36 3 Jasa-Jasa Persentase 34,84 34,82 Sumber: BPS, Inkesra Kabupaten Nagan Raya 2012 Tabel 2.46 menyajikan distribusi persentase penduduk yang bekerja menurut status pekerjaan. Proporsi penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja sebagai buruh/karyawan sebesar 22,44 persen pada tahun Penduduk yang berusaha dibantu pekerja tak dibayar mencapai 32,27 persen pada tahunyang sama. Sementara penduduk yang bekerja dengan status berusaha sendiri sebesar 14,42 persen. Tabel Komposisi Penduduk yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Kabupaten Nagan Raya No Status Pekerjaan Satuan Berusaha sendiri % 16,85 14,42 2 Berusaha dibantu pekerja tak dibayar % 26,50 32,27 3 Berusaha dibantu buruh tetap % 2,76 3,56 4 Buruh/karyawan % 31,31 22,44 5 Pekerja bebas pertanian % 2,85 1,41 6 Pekerja bebas nonpertanian % 0,65 1,57 7 Pekerja tidak dibayar % 19,08 24,35 PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 63 -

64 Sumber: BPS, Inkesra Kabupaten Nagan Raya 2012 G. Urusan Perhubungan Sarana dan prasarana perhubungan di Kabupaten Nagan Raya meliputi angkutan darat, jaringan jalan, dan terminal penumpang. Sektor angkutan umum untuk pengangkutan orang atau umum di dukung oleh akses lintas barat timur yang merupakan status jalan nasional. Untuk mempercepat arus pengangkutan umum pemerintah perlu melakukan penataan jalan kabupaten untuk pembuatan jalan tembus dan memperpendek jarak tempuh dengan membuka akses jalan baru melalui jalan-jalan kawasan transmigrasi dan jalan perkebunan sehingga arus transportasi umum dapat tembus sampai kekawasan pedalaman sehingga pengangkutan barang barang hasil produksi masyarkat dapat terangkut dengan lancar. Berdasarkan Tabel 2.47 jumlah orang yang terangkut dengan angkutan umum pada 2007 sebanyak orang dan pada 2012 meningkat menjadi orang atau meningkat 95,60 persen bila dibandingkan dengan Untuk jumlah barang yang terangkut dengan angkutan umum pada 2007 sebanyak ton dan pada 2012 meningkat menjadi ton atau meningkat 97,12 persen bila dibandingkan dengan 2007, terjadinya peningkatan baik jumlah orang maupun jumlah barang karena lancarnya arus transportasi seiring perbaikan lintas jalan nasional jalur barat selatan dan adanya perbaikan jalan Kabupaten yang berdampak pada mulai tumbuhnya kegiatan pembangunan serta ekonomi masyarakat diberbagai sektor sehingga kebutuhan masyarakat untuk pengangkutan umum semakin tinggi. Untuk lebih jelas yang berhubungan dengan perkembangan jumlah orang dan penumpang yang terangkut dengan akungkutan umum dapat dilihat Tabel 2.47 dan 2.48 berikut. PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 64 -

65 Tabel.2.47 Jumlah Orang/Barang yang Terangkut Angkutan Umum Kabupaten Nagan Raya N o Uraian Satuan Jumlah orang 2 Jumlah Barang Orang Ton 5,679 10,800 15, , , ,000 Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informasi Kabupaten Nagan Raya 2012 Sarana dan prasarana untuk mendukung adanya jalur angkutan perairan/laut perlu menjadi perhatian pemerintah, hal ini dikarenakan jalur pengangkutan yang tersedia terutama untuk pengangkutan barang hanya lewat darat sehingga untuk mendukung pengembagan Kabupaten Nagan Raya sebagai Kawasan Agro Industri maka pembangunan infrastruktur seperti pelabuhan juga fasilitas lainya yang dapat mendukung hadirnya tranportasi laut terutama untuk pengankutan barang, perlu menjadi perhatian pemerintah. Jalan sebagai bagian prasarana transportasi mempunyai peran penting dalam bidang ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup, politik, pertahanan dan keamanan. Jalan sebagai prasarana distribusi barang dan jasa merupakan urat nadi kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor tentang jalan, maka jalan dikelompokkan menurut sistem, fungsi, status, dan kelas. kondisi jalan kabupaten di Kabupaten Nagan Raya ditunjukkan pada Tabel 2.48 PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 65 -

66 Tabel.2.48 Panjang Jalan Jumlah kendaraan dan Izin Trayek Kabupaten Nagan Raya No Uraian Satuan Panjang Jalan KM Kabupaten 2 Panjang Jalan Propinsi KM Panjang 3 Jalan Negara KM Panjang 4 Jalan KM Kecamatan 5 Jumlah Kendaraan Unit Penumpang 6 Jumlah Kendaraan Unit 631 1,200 1,700 1,800 2,100 2,800 Barang 7 Jumlah Bus Unit Izin Trayek 1 Izin Trayek perkotaan Unit Izin Trayek perdesaan Unit Jumlah Izin Trayek unit Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informasi Kabupaten Nagan Raya 2012 Berdasarkan Tabel 2.48, statusnya, jalan yang ada di Kabupaten Nagan Raya terdiri dari jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten, dan jalan Kecamatan. Total panjang jalan kabupaten di Kabupaten Nagan Raya pada 2012 lebih kurang 642,90 km, atau meningkat sebesar 49,09 persen jika dibandingkan dengan panjang jalan Kabupaten pada 2007 sepanjang 327 KM. Panjang jalan propinsi sepanjang 117,60 KM sedangkan PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 66 -

67 jalan Nasional yang melintasi daerah Kabupaten Nagan Raya sepanjangk 82 KM begitu juga dengan jalan Kecamatan sampai dengan 2012 sudah memiliki panjang jalan sepanjang 127,3 KM. Untuk jalan Kecamatan dari 2007 sampai dengan 2012 mengalami peningkatan sepanjang 68,6 KM. Jaringan jalan Kecamatan berfungsi menghubungkan antar kawasan dan/atau permukiman di dalam Kecamatan atau desa. H. Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Salah satu upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam rangka penanggulangan kemiskinan adalah melalui program pemberdayaan masyarakat. Kebijakan tersebut diarahkan untuk mengembangkan kemampuan masyarakat, membangunan perilaku, serta pengorganisasian masyarakat. Program kegiatan penanganan kemiskinan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Nagan Raya dari tahun ke tahun belum menunjukan hasil yang cukup baik, hal ini tercermin dari jumlah prosentase Kepala Keluarga (KK) miskin yang masih tinggi di kabupaten Nagan Raya walaupun dari ketahun terus menunjukan penurunan angka kemiskinan. Pemberdayaan masyarakat terus dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Nagan Raya melalui pembinaan terhadap kelembagaan yang ada di masyarakat. Berdasarkan Tabel 2.49, kelembagaan PKK hingga 2012 berjumlah 222 lembaga. Begitu juga dengan kelompok Kepemudaan berjumlah 222 Kelompok dan Desa Swadaya berjumlah 222 Desa seperti terlihat pada Tabel Program pemberdayaan masyarakat dan Kepemudaan saat ini belum terkoordinir secara optimal, baik pada tingkat nasional, provinsi, maupun kabupaten/kota. Rendahnya partisipasi masyarakat, dunia usaha, dan organisasi-organisasi kepemudaan dalam peningkatan SDM dan produktivitas pemuda menyebabkan fokus pemberdyaan pemuda belum mengarah pada peningkatan keterampilan hidup (life skill) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 67 -

68 kelangsungan hidup (livelihood). Pembinaan-pembinaan yang selama ini dilakukan baik oleh lembaga pemerintah maupun non pemerintah masih bersifat parsial (satu aspek saja) dan belum menyeluruh (holistic). Pemerintah perlu mrancang program pemberdyaan secara berkelanjutan terutama untuk pemberdyaan pemuda, karena pemuda merupakan komponen bangsa yang sering dijadikan indicator keberhasilan ataupun kemunduran suatu Daerah atau Bangsa karena pemuda merupakan pelopor perubahan (tranformation agent) dalam pembangunan suatu suatu Daerah. Tabel Jumlah kelembagaan masyarakat (LPM, PKK aktif) Kabupaten Nagan Raya NO Uraian LPM PKK Kelompok Pemuda Sumber: Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Keluarga Berencana Kabupaten Nagan Raya 2012 Tabel Jumlah kelembagaan masyarakat (LPM, PKK) yang dibina Kabupaten Nagan Raya NO Uraian LPM PKK Kelompok Pemuda Sumber: Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Keluarga Berencana Kabupaten Nagan Raya 2012 PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 68 -

69 Tabel Jumlah Desa menurut Status Desa Kabupaten Nagan Raya NO Status Desa Desa Swadaya Desa Swakarya Desa Swasembada Sumber: Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Keluarga Berencana Kabupaten Nagan Raya 2012 Salah satu masalah dalam melakukan pemberdayan masyarakat terkait dengan penanggulangan kemiskinan adalah lemahnya data base tentang KK atau penduduk miskin itu sendiri. Hal ini terlihat dari adanya selisih jumlah KK miskin berdasar data dari Dinas Sosial dan KB dengan data dari BPS. Hal ini bisa terjadi karena metode pengambilan data yang berbeda dan indikator tentang kemiskinan yang berbeda. Walau demikian data dari Dinas Sosial dan data dari BPS jumlah KK dan penduduk miskin pada tahun 2012 mengalami penurunan dibanding I. Urusan Kebudayaan Pengembangan sektor kebudayan di Kabupaten Nagan Raya masih belum optimal hal ini terlihat dari Tabel 2.52 jumlah gedung kesenian yang ada di Kabupaten Nagan Raya berjumlah 1 Unit, Kegiatan Pergelaran seni dan budaya pada tahun 2012 hanya satu kali dilaksanakan seerta organisasi yang berkipral bidang seni di Kabupaten Nagan Raya hanya 1 oranisasi. PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 69 -

70 Untuk lebih jelas kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Kebudayaan terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.52 berikut. Tabel.2.52 Capaian Kinerja Urusan Seni, Budaya Kabupaten Nagan Raya No Uraian Satuan Group Kesenian Unit Gedung Kesenian Unit Kegiatan pagelaran seni dan budaya Buah Organisasi di bidang budaya orang Sumber: Dinas Kebudayaan Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Nagan Raya 2012 Pemerintah perlu memberikan perhatian terhadap pengembangan dan pelestarian kebudayaan karena sektor kebudayaan akan dapat menunjang sektor pariwisata di Kabupaten Nagan Raya. Hal ini disebabkan karena pilar pariwisata bertumpu pada wisata budaya dan wisata alam. Potensi bidang kebudayaan di Kabupaten Nagan Raya akan terjaga kelestariannya bila adanya lembaga budaya yang terus menerus melaksanakan peran pelestarian. J. Urusan Kearsipan Permasalahan pengemabangan Sumber daya Manusia tidak hanya menyangkut penyediaan layanan pendidikan formal bagi peserta didik, tetapi juga harus didukung oleh fasilitas perpustakaan yang memadai. Dalam mendukungkung pemberantasan buta aksara (illiteracy) dan upaya untuk mencerdaskan seluruh rakyat serta mendukung pembelajaran sepanjang hidup (life long learning) maka pemerintah perlu melakukan upaya PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 70 -

71 penyediaan sarana perpustakaan yang memadai disetiap kecamatan dan perlu membudayakan kepada masyarakat budaya membaca dari tabel dibawah terlihat jumlah pengunjung pustaka masih sangat terbatas yaitu hanya 145 orang pada tahun 2012, hal ini juga disebab kan oleh keterserdiaan buku maupun fasilaitas lainya dipustaka belum memadai. Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Kearsipan terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.53 dan 2.54 berikut. Tabel 2.53 Jumlah Pustaka Daerah Menurut Kecamatan Kabupaten Nagan Raya (unit) No Kecamatan Seunagan Beutong Seunagan Timur Suka Makmue Kuala Kuala Pesisir Tadu Raya Darul Makmur Tripa Makmur BeutongAteuh Banggalang Jumlah Sumber: Badan Kearsipan dan Kepustakaan Kabupaten Nagan Raya tahun 2012 Tabel 2.54 Perkembangan jumlah Pengunjung Pustaka Kabupaten Nagan Raya Satuan Jumlah Pengunjung 2008 Orang Orang Orang 55 PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 71 -

72 2011 Orang Orang 115 Sumber: Badan Kearsipan dan Kepustakaan Kabupaten Nagan Raya tahun 2012 K. Urusan Komunikasi dan Informatika Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Komunikasi dan Informatika terlihat dari jumlah Desa yang memiliki akses telephone seluler hampir seluruh desa di Kabupaten Nagan Raya sudah memiliki akses jaringan telekomunikasi dimana dari 222 Desa yang ada di Kabupaten Nagan Raya 181 Desa sudah memiliki akses jaringan telephone begitu juga halnya dengan jaringan Internet hampir seluruh Kecamatan di Kabupaten Nagan Raya sudah memiliki akses. Untuk mempercepat akses masyarakat terhadap informasi publik terhadap informasi yang berhubungan dengan kebijakan pemerintah maka pemerintah Kabupaten Nagan Raya perlu menyediakan sarana dan prasarana informasi teknologi yang memadai baik ditingkat Kecamatan maupun untuk setiap SKPD yang ada di Kabupaten Nagan Raya. L. Urusan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Pelayanan urusan Kesatuan Bangsa Politik dan perlindungan masyarakat di Kabupaten Nagan Raya dilihat dari segi jumlah personil Linmas mengalami penurunan dimana pada 2007 berjumlah 920 orang dan pada tahun 2012 menjadi 852 orang, dilihat dari segi jumlah pos kamling yang ada di Kabupaten Nagan Raya mengalami peningkatan dimana pada tahun 2007 berjumlah 27 unit dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 84 unit. Jumlah lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) pada tahun 2007 berjumlah 3 unit dan pada tahun 2012 jumlah LSM tumbuh sangat pesat yaitu sebanyak 53 unit dengan berbagai bidang kegiatan. Untuk partai politik yang akatik di Kabupaten Nagan Raya sebanyak 13 partai Politik dimana 10 Partai Nasional dan 3 Partai lokal. Kinerja pembangunan pada pelayanan PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 72 -

73 urusan Kesatuan Bangsa Politik dan perlindungan masyarakat terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.55, 2.56 dan 257 berikut. Tabel Jumlah Linmas dan Pos Siskamling Kabupaten Nagan Raya Jumlah Linmas Jumlah NO (Orang) Pos Siskamling Sumber: Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Nagan Raya 2012 Tabel 2.56 Jumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Kabupaten Nagan Raya NO Jumlah LSM Jumlah LSM Aktif Sumber: Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Nagan Raya 2012 Tabel 2.57 Jumlah Partai Politik Kabupaten Nagan Raya NO Jumlah Partai Jumlah Partai Politik Nasional Politik Lokal PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 73 -

74 Sumber: Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Nagan Raya 2012 M. Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Berdasarkan metode/alat KB yang digunakan, tampaknya metode suntik dan pil KB masih menjadi pilihan utama. Pada tahun 2011 suntik KB digunakan oleh 68,95 persen akseptor dan pil KB digunakan oleh 31,05 persen pengguna. Alat ini digunakan karena kepraktisan dan kemudahannya dan kemungkinan masih dominan digunakan akseptor sampai beberapa waktu mendatang. Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.58 berikut. Tabel 2.58 Persentase Perempuan Berusia 10 Ke Atas dan Pernah Kawin Menurut Metode Kontrasepsi yang Digunakan, No Metode Kontrasepsi Suntik KB 73,15 68,95 2 Pil KB 20,82 31,05 3 Lainnya 6,03 0,00 4 Persentase perempuan berumur tahun dan berstatus kawin dan sedang menggunakan alat/cara KB 47,64 48,59 Sumber: Indeks Kesejahteraan Rakyat BAPPEDA Kab.Nagan Raya 2012 N. Urusan Pemerintahan Umum Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Pemerintahan Umum terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana berikut. a) Urusan Syariat Islam Pelaksanaan Syari`at Islam secara kaffah merupakan periotas utama Pemerintah Kabupaten Nagan Raya, sehingga persoalan syariat Islam PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 74 -

75 menjadi bagian integral dalam pelaksanaan Pemerintahan di Kabupaten Nagan Raya. Karena pelaksanaan pelayanan urusan syariat islam dinilai belum memadai. Hal ini terlihat dari belum optimalnya pemanfaatan tempat peribadatan, kurangnya tenaga pelayanan baik dalam kualitas maupun kuantitas, sedangkan Persoalan lain yang dihadapi saat ini adalah kurangnya pemahaman peran dan fungsi Teugku Imuem dalam pelaksanaan Sayariat Islam dan juga disebabkan belum semua unsur perangkat pemerintahan gampong dan mukim diatur dengan peraturan yang setara dan sinergi. Dalam kegiatan kemasyarakatan peran unsur-unsur pemerintahan gampong seperti Teungku Imuem dalam meningkatkan pelayanan dibidang peribadatan dan kemasyarkatan memiliki peran yang sangat penting baik dalam membudayakan kembali menghidupkan meunasah dengan shalat berjamaah dan pengajian, membimbing dan mengawasi kegiatan warga masyarakat agar sesuai dengan syariat Islam, serta menyelesaikan sengketa dalam keluarga dan masyarakat berdasarkan syari`at yang telah menyatu dengan adat. Dalam upaya mempercepat implementasi Syariat Islam secara Kaffah hingga ke tingkat pemerintahan paling rendah (gampong) diwilayah Kabupaten Nagan Raya didukung oleh kehidupan beragama masyarakat kabupaten Nagan Raya yang sudah berjalan dengan baik dan adat istiadat masyarakat yang masih terpelihara dengan baik sehingga bila pemerintah dapat mengelola dengan baik maka akan menjadi potensi untuk dapat menyukseskan pelaksanaan syariat islam dengan kaffah dimasyarakat. Pemerintah Kabupaten Nagan Raya saat ini terus berupaya menata kembali pemerintahan gampong baik sarana maupun prasarana untuk mendukung pelaksanaan syariat islam. Untuk terlaksananya syariat islam secara kaffah tersebut berdasarkan data fasilitas peribadatan di Kabupaten Nagan Raya sangat mendukung untuk terealisasinya syariat Islam. Kinerja PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 75 -

76 pembangunan pada pelayanan urusan Syariat Islam terlihat pada fasilitas peribadatan dan dayah sebagaimana Tabel 2.59 berikut. No Tabel.2.59 Jumlah sarana dan prasarana Ibadah Kabupaten Nagan Raya Sarana dan Satuan Prasarana Masjid unit Meunasah unit Musalla unit Dayah unit Jumlah unit Sumber: Dinas Syariat Islam Kabupaten Nagan Raya 2012 Dalam upaya mempercepat implementasi Syariat Islam hingga ke tingkat pemerintahan paling rendah (gampong), yang perlu dilakukan adalah pelaksanaan syariat secara konsisten dan berkesinambungan serta perlu menjadi perhatian semua pihak terkait terutama pihak eksekutif dan legislatif di Kabupaten Nagan Raya dengan segera dapat merampungkan Qanun yang dapat mendukung pelaksanaan syariat sapai ketingkat Pemerintahan Gampong, meskipun untuk sementara pemerintah Kabupaten menggunakan Qanun syariat yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Aceh. Secara umum masyarakat Nagan Raya menyikapi dengan antusias agar pelaksanaan syariat dapat dilaksanakan dengan baik sampai ketingkat gampong. Pada tahun 2007 sudah beberapa pelanggar syariat yang telah memberlakukan pelaksanaan sanksi. Pelaksanaan sanksi syariat terhadap pelanggar sudah berjalan walaupun belum maksimal. Gambaran mengenai pelanggaran Syariat Islam dapat dilihat pada tabel Tabel.2.60 Pelanggaran Syariah Islam PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 76 -

77 No Kabupaten Nagan Raya Sarana dan Satuan prasarana Pelanggaran Qanun No 14 thn 2003 Khalawat/Mesum Orang Sumber: Dinas Syariat Islam Kabupaten Nagan Raya 2012 b) Urusan Ketahanan Pangan Kebijakan Pemerintah Kabupaten Nagan Raya dalam bidang ketahanan pangan mengacu pada sistem ketahanan pangan secara komprehensif meliputi empat subsistem, yaitu: (i) ketersediaan pangan dalam jumlah dan jenis yang cukup untuk seluruh penduduk, (ii) distribusi pangan yang lancar dan merata, (iii) konsumsi pangan setiap individu yang memenuhi kecukupan gizi seimbang, yang berdampak pada (iv) status gizi masyarakat. Dengan demikian, sistem ketahanan pangan tidak hanya menyangkut soal produksi, distribusi, dan penyediaan pangan ditingkat makro tetapi juga menyangkut aspek mikro, yaitu akses pangan di tingkat rumah tangga dan individu serta status gizi anggota rumah tangga, terutama anak dan ibu hamil dari rumah tangga miskin. Dalam upaya mengatasi kerawanan pangan di Kabupaten Nagan pemerintah terus berupaya meneingkatkan sawah sawah produktif disetiap kecamatan yang ada di Kabupaten Nagan Raya, dari tabel 2.61 dibawah terlihat luas lahan sawah untuk tiap kecamatan dikabupaten Nagan Raya dimana Kecamatan Kuala mempunyai luas lahan sawah terbesar yaitu sebanyak 3,708 Ha atau 18, 97% dari Luas Lahan Sawah Kabupaten sebanyak 19,544 Ha sedangkan Kecamatan Tadu Raya Kecamatan merupakan kecamatan yang memiliki area persawahan dikabupaten Nagan Raya yaitu hanya seluas 831 Ha atau 4,25 % dari total luas lahan sawah Kabupaten. Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Ketahanan Pangan terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2,61 dan 2,62 berikut. PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 77 -

78 Tabel 2.61 Luas Lahan Sawah Menurut Kecamatan Kabupaten Nagan Raya 2012 NO Kecamatan Luas Lahan Sawah Persentase Luas (Ha) (%) 1 Beutong 3, Beutong Banggalang* Seunangan Timur 2, Seunangan 1, Suka Mankmue 2, Kuala 3, Kuala Pesisir 1, Darul Makmur 2, Tripa Makmur* Tadu Raya Jumlah Total 19, Sumber: Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Nagan Raya 2012 Catatan=Tripa Makmur* Data masih di Kecamatan Induk. Tabel 2.62 Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Padi Sawah Intensifikasi Menurut Kecamatan di Kabupaten Nagan Raya 2011 No Kecamatan Tanam Lua (Ha) Panen Produksi (Ton) Rata-Rata Produksi (Ton/Ha) 1 Darul Makmur 2,087 2,087 9, Kuala 3,533 3,533 20, Kuala Pesisir , Tadu Raya , Beutong 2,736 2,736 18, Seunagan 1,957 1,957 12, Suka Makmue 2,721 2,721 16, Seunagan Timur 2,400 2,400 16, PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 78 -

79 9 Beutong ateuh Banggalang Ttripa Makmur Jumlah 16,744 16,744 96, Sumber: Nagan Raya Dalam Angka BPS Nagan Raya Layanan Urusan Pilihan Layanan urusan pilihan Pemerintah Kabupaten Nagan Raya tahun terdiri dari 8 (delapan) urusan, yaitu: A. Pertanian Potensi sektor pertanian di wilayah Kabupaten Nagan Raya beraneka ragam dan tersebar diseluruh Kecamatan dalam wilayah Kabupaten Nagan Raya merupakan potensi besar dalam mendukung proses ketahanan pangan. Potensi sektor pertanian ini sangat menjajanjikan karena didukung oleh luasnya area pertanian yang masih tersedia di Kabupaten Nagan Raya sehingga untuk mempercepat pengembangan sektor pertanian pemerintah Kabupaten Nagan harus memfokuskan pengembangan infrastruktur pertanian yang memadai dan meningkatkan pemamfaatan teknologi pra dan pasca panen. Karena permasalahan utama pengembagan sektor pertanian di wilayah Kabupaten Nagan Raya terutama untuk sub sektor tanaman pangan belum didukung oleh irigasi tehnis yang memadai dan masih lemahnya pemahaman masyarakat dalam pemamfaatan teknologi pra dan pasca panen. Bidang pertanian unggulan meliputi tanaman pangan, perkebunan, perkebunan, peternakan dan prikanan. Tanaman pangan unggulan di Kabupaten Nagan Raya padi dengan jumlah produksi sebanyak 190,440 Ton pada tahun 2012 dan rata-rata produksi per Ha, 5 Ton, jagung dengan jumlah produksi 1,853 Ton, kedelai dengan jumlah produksi 3,299, kacang tanah dengan jumlah produksi 475 Ton, ubi kayu jumlah produksi 3,213 dsn ubi jalar dengan jumlah produksi sebanyak 2,032 Ton pada PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 79 -

80 Sedangkan tanaman holtikultura unggulan Rambutan luas area sebesar 933 Ha, dengan jumlah produksi 7,464 Ton pada tahun 2012, Durian luas areal 641 Ha dengan jumlah produksi 16,640 Ton pada tahun 2012, Pisang luas area sebesar 222 Ha dengan jumlah produksi sebesar 40,294 Ton pada Peningkatan produktivitas pertanian pangan dan hortikultura menjadi prioritas pemerintahan Kabupaten Nagan Raya ke depan dalam mendukung pengembangan kabupaten Nagan Raya sebagai Kawasan Agro Industri, dimana dengan peningkatan produktivitas yang tinggi akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani ke arah yang lebih baik. Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan pertanian terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.63, 2.64 dan 2.65 berikut. Tabel.2.63 Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Padi di Kabupaten Nagan Raya 2012 No Jenis Lahan Luas Areal (Ha) Luas (Ha) Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Rata-Rata Produksi (Ton/Ha) 1 Sawah Basah 32,715 32, , Sawah Kering 2,412 2,405 7,236 3 Jumlah 35,127 35, ,440 5 Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kab Nagan Raya 2012 Tabel 2.64 Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Komoditas Palawija, Kabupaten Nagan Raya 2012 No Komoditas Luas Areal (Ha) Luas (Ha) Produksi (Ton) Rata-Rata Produksi (Ton/Ha) 1 Jagung 909 1, Kedelai 3,218 3, Kacang tanah 3, Kacang hijau Ubi kayu 169 3, Ubi jalar 100 2, Jumlah 7,738 11, PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 80 -

81 Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kab Nagan Raya 2012 Tabel.2.65 Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Komoditas Hortikultura di Kabupaten Nagan Raya 2012 No Komoditas Luas Areal (Ha) Luas (Ha) Produksi (Ton) Rata-Rata Produksi (Ton/Ha) 1 Mangga 270 2, Rambutan 933 7, Jeruk Manis 210 2, Langsat 241 1, Sawo Durian , Jambu Nenas Pisang , Pepaya Jumlah 2,726 71, Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kab Nagan Raya 2012 Permasalahan yang sangat substansial dalam pengembangan komoditi pangan dan hortikultura adalah permasalahan ketersediaan bibit/benih unggul dan pemasaran. Penggunaan varietas unggul sering menjadi kendala dimana petani masih sangat tergantung dari bantuan pemerintah akibat belum tersedianya unit produksi bibit/benih unggul yang representatife dan mudah diakses oleh masyarakat. Selama ini sebagian besar kebutuhan bibit/benih unggul masih didatangkan dari luar daerah dengan harga yang mahal sehingga penggunaan bibit/benih unggul oleh petani masih sangat minim dan cendrung bergantung dari bantuan pemerintah. Untuk mengatasi permasalahn tersebut maka sangat diperlukan ketersediaan unit produksi bibit dengan kapasitas modern dan didukung oleh Sumberdaya yang handal PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 81 -

82 sehingga tidak tergantung lagi dari daerah lain dan dapat menjadi sentral penghasil bibit varietas unnggul untuk petani kawasan barat selatan. Jenis lembaga pertanian yang ada di wilayah Kabupaten Nagan Raya beragam dimana diantaranya lembaga lembaga tani yang ada di Kabupaten Nagan Raya yang paling banyak jumlahnya yaitu Kelompok Tani yaitu sebanyak 739 Kelompok yang tersebar di seluruh kecamatan yang ada dalam wilayah Nagan Raya. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada table 2.66 dibawah ini. Tabel 2.66 Jenis Kelembagaan Pertanian di Kabupaten Nagan Raya 2012 No Jenis Kelembagaan Satuan Jumlah 1 BBU Unit 2 2 Koperasi Tani Unit 10 3 UPJA Unit 51 4 Badan Penyuluh Pertanian (BPP) Unit 5 5 Kios Pertanian Unit 16 6 Kelompok Tani Unit Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Unit 14 Jumlah 837 Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kab Nagan Raya 2012 B. Kehutanan dan Perkebunan Sektor kehutanan dan perkebunan sebagai salah satu sektor unggulan yang dapat memberikan kontribusi positif terhadap proses pengembangan Kabupaten Nagan Raya. Maka untuk itu diperlukan pengelolaan yang tepat dan optimal dalam pengembangannya terkait dengan pemamfaatan keseluruhan sektor Kehutanan dan perkebunan yang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat secara berkelanjutan. Dalam pengembagan kawasan hutan pemerintah Kabupaten Nagan Raya telah menetapkan kawasan hutan lindung dan pengelolaan kawasan PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 82 -

83 hutan dengan tujuan untuk memilihara daya dukungnya agar bermamfaat bagi masyrakat, melindungi kawasan kawasan yang memiliki potensi sumber air dan resapan air serta melindungi kawasan hutan lindung untuk tidak beralih fungsi menjadi kawasan budidaya serta mencari terobosan baru dalam mendapatkan kompensansi dari pemamfaatan hutan lindung sehingga kelestarian lingkungan dapat terus terjaga. Sektor perkebunan telah memberikan sumbangan yang cukup berarti terhadap perekonomian daerah Kabupaten Nagan Raya termasuk sumber pendapatan masyarakat. Sedangkan dari sisi aspek sosial, usaha perkebunan telah mampu memberikan lapangan pekerjaan yang cukup luas bagi masyarakat dimana secara langsung ikut mengurangi pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarkat. Kabupaten Nagan Raya mempunyai potensi areal yang luas untuk pengembangan perkebunan mencapai Ha. Kawasan perkebunan di Kabupen Nagan Raya saat ini di kelola oleh masyarakat dan Perusahaan Swasta. Jenis tanaman perkebunan yang dominan dikelola oleh masyarakat saat ini adalah kelapa sawit, karet, kelapa dalam, kelapa hibrida, pinang, kakau, kopi, cengkeh,pala, jahe,kunyit, lada, dan kemiri sedangkan jenis tanaman perkebunan yang dikelola perusahaan perkebunan adalah kelapa sawit. Pengembangan perkebunan rakyat mencakup seluruh kecamatan di Kabupaten Nagan Raya sedangkan untuk pengembangan kawasan perkebunan perusahaan dipusatkan pada Kecamatan Darul Makmur dan Tadu Raya. Luas areal perkebunan pada tahun 2007 di Nagan Raya mencapai 32,962 Ha, mengalami peningkatan pada tahun 2012, menjadi 58,638 Ha dimana hal ini cenderung disebabkan karena semakin kondusifnya keamanan dan lancarnya arus transportasi darat di lintas barat selatan. Peningkatan luas areal tertinggi terjadi pada komoditi kelapa sawit dimana pada tahun 2007 seluas 13,822 Ha mengalami kenaikan sebesar 39,322 Ha atau sebesar 65 % pada kemudian diikuti oleh karet seluas 9,155 Ha pada PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 83 -

84 tahun 2007 meningkat menjadi Ha atau 21% pada Kelapa Sawit masih mendominasi luas areal perkebunan di Kabupaten Nagan Raya, yakni 58,638 Ha Ha yang diikuti oleh Karet Ha dan Kakau 5,372 Ha serta Kelapa Dalam 1,350 Ha. Lebih jelas mengenai luas areal berbagai komoditi unggulan perkebunan di Kabupaten Nagan Raya tahun 2007 sampai dengan tahun 2012 disajikan dalam Tabel.2.67 Tabel 2.67 Luas Areal Tanaman Perkebunan Rakyat dan Besar Menurut Komoditi Kabupaten Nagan Raya No Komoditas Satuan Luas Tanam Kelapa sawit Ha 13,822 14,052 27,435 2 Karet Ha 9,155 9,861 10,269 3 Kelapa Ha 2,873 3,055 1,259 4 Kopi Ha 1,360 1, Kakao Ha 3,328 4,033 4,051 6 Nilam Ha Pinang Ha Pala Ha Sagu Ha 1,271 1, Kapuk/Randu Ha Kemiri Ha Aren Ha Kunyit Ha Jumlah 32,962 35,106 44,089 No Komoditas Satuan Luas Tanam 1 Kelapa sawit Ha 37,444 38,649 39,322 2 Karet Ha 10,293 10,870 11,549 3 Kelapa Ha 1,352 1,351 1,350 4 Kopi Ha Kakao Ha 4,993 5,052 5,372 6 Nilam Ha Pinang Ha Pala Ha Sagu Ha PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 84 -

85 10 Kapuk/Randu Ha Kemiri Ha Aren Ha Kunyit Ha Jumlah 55,246 57,010 58,638 Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab Nagan Raya 2012 Jumlah produksi berbagai komoditi perkebunan di Kabupaten Nagan Raya pada tahun 2012 untuk komoditi sawit, kemiri, kakau dan pinang mengalami kenaikan yang signifikan jika dibandingkan dengan tahun 2007, dimana komoditi sawit mengalami kenaikan produksi sebesar 70%, komoditi kemiri 84 persen, komoditi pinang 59 persen, dan komoditi kakau 57 persen sedangkan beberapa komoditi lain pada tahun 2012 tidak mengalami peningkatan signifikan, bahkan ada beberapa komoditi yang mengalami penurunan jumlah produksi jika dibandingkan dengan tahun Komoditi karet pada tahun 2012 mengalami penurunan jumlah produksi sebanyak 16 persen jika dibandingkan dengan tahun Pertumbuhan produksi tertinggi terjadi pada komoditi kemiri yaitu 84 persen yang diikuti oleh sawit 70 persen, pinang 59 persen, dan kakau 56 persen sedangkan terendah terjadi pada komoditi sagu sebesar -92,50 persen kemudian di ikuti oleh kopi sebesar -91,50 persen dan kapuk 89 persen. Produksi kelapa sawit masih merupakan yang tertinggi diantara komoditi perkebunan lainnya yaitu sebesar 144,980 ton TBS atau (96,17 persen), dari total jumlah produksi perkebunan rakyat dan besar menurut komoditi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Tabel 2.68 dan Tabel 2.68 Produksi Perkebunan Rakyat dan Besar Menurut Komoditi Kabupaten Nagan Raya No Komoditas Satuan Kelapa sawit Ton 43,983 49,980 83,088 2 Karet Ton 3,988 3,929 3,307 3 Kelapa Ton 1,239 1, PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 85 -

86 4 Kopi Ton Kakao Ton ,343 6 Nilam Ton Pinang Ton Pala Ton Sagu Ton Kapuk/Randu Ton Kemiri Ton Aren Ton Kunyit No Komoditas Satuan Kelapa sawit Ton 130, , ,980 2 Karet Ton 3,304 3,322 3,431 3 Kelapa Ton Kopi Ton Kakao Ton 1,415 1,331 1,335 6 Nilam Ton Pinang Ton Pala Ton Sagu Ton Kapuk/Randu Ton Kemiri Ton Aren Ton Kunyit Ton Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab Nagan Raya 2012 Tabel 2.69 Rata-Rata Produksi Perkebunan Rakyat dan Besar Menurut Komoditi Kabupaten Nagan Raya No Komoditas Satuan Luas Tanam 1 Kelapa sawit Ton/Ha Karet Ton/Ha Kelapa Ton/Ha Kopi Ton/Ha Kakao Ton/Ha Nilam Ton/Ha Pinang Ton/Ha Pala Ton/Ha PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 86 -

87 9 Sagu Ton/Ha Kapuk/Randu Ton/Ha Kemiri Ton/Ha Aren Ton/Ha Kunyit Ton/Ha Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab Nagan Raya 2012 Pengembangan komoditi perkebunan di Nagan Raya terutama untuk perkebunan rakyat selama ini masih menghadapi beberapa permasalahan substansial yang hampir sama dengan permasalahan di sektor pertanian pangan dan hortikultura, yaitu permasalahan ketersediaan bibit unggul dan penanganan pasca panen. Sebagian besar bibit unggul masih harus didatangkan dari daerah lain dan sulit diakses oleh petani, serta harga yang relative mahal. Akibatnya petani cenderung menggunakan bibit yang bukan klon/varietas anjuran sehingga berimbas pada rendahnya produktivitas perkebunan rakyat terutama jika dibandingkan dengan perkebunan besar. Permasalahan pasca panen terutama berkaitan dengan masih rendahnya harga komoditi di tingkat petani sehingga hasil kebun tidak dimanfaatkan secara optimal. Rendahnya harga komoditi perkebunan ditingkat petani disebabkan oleh beberapa hal diantaranya yang terpenting adalah akibat rendahnya kualitas pengolahan hasil panen, lemahnya sistim kelembagaan petani, dan minimnya ketersediaan unit pengolahan hasil perkebunan. Perkembangan jumlah Rumah Tangga Petani perkebunan di Kabupaten Nagan Raya dapat dilihat pada Tabel 2.70 Tabel.2.70 Perkembangan Jumlah Rumah Tangga Petani perkebunan Kabupaten Nagan Raya No Uraian Satuan Jumlah Petani Perkebunan 1 Suka Makmue Orang Seunagan Orang 4,360 3,907 3,311 3,270 3,313 3,405 3 Seunagan Timur Orang 3,544 3,451 2,755 2,930 2,464 2,647 4 Beutong Orang 2,981 2,820 7,627 8,182 8,174 3,592 5 Beutong Orang Banggalang PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 87 -

88 6 Kuala Orang 15,555 11,456 3,631 3,691 3,857 3,941 7 Kuala Pesisir Orang - 3,027 4,594 4,859 4,855 5,001 8 Tripa Makmur Orang ,849 4,133 9 Tadu Raya Orang - 3,715 5,285 5,563 5,584 6, Darul Makmur Orang 9,588 10,457 17,407 18,691 15,283 15,387 Jumlah 36,028 39,775 45,505 48,101 48,792 45,850 Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab Nagan Raya 2012 C. Pariwisata Potensi pariwisata Kabupaten Nagan Raya secara umum cukup menarik, dan memiliki potensi wisata bahari, Lokasi suaka alam dan objek wisata alam serta situs-situs sejarah yang terdapat di Kabupaten Nagan Raya dapat dikembangkan untuk di jadikan obyek wisata lokal, nasional dan mungkin ke internasional. Sebaran obyek dan daya tarik wisata di Kabupaten Nagan Raya untuk lebih jelas dapat dilihat sebagaimana Tabel 2.71 berikut. Tabel Objek wisata Kabupaten Nagan Raya 2012 No Kecamatan Jenis objek wisata 1 Beutong 2 Kuala Pesisir Wisata Alam Krueng Isep Panorama Singgah Mata Bendungan Irigasi Jeuram Wisata Pantai Indah Naga Wisata Pantai Seunagan Jumlah Objek Wisata 3 Tripa Makmur Wisata Pantai Suak Dama 1 4 Tadu Raya Danau Laut Tedu 1 5 Seunagan Timur Makam Habib Muda Seunangan 1 6 Mesjid Jamik Syaikhunna Gudang Kuala Buloh 1 Jumlah 9 Sumber: Dinas Kebudayaan Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Nagan Raya Pengembangan obyek wisata dan daya tarik wisata di Kabupaten Nagan Raya belum dikelola dengan baik. Hal ini terlihat dari Beberapa kawasan wisata yang sudah dijadikan tujuan wisata, belum didukung oleh sarana dan prasaran yang memadai yang dapat menununjang sektor PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 88 -

89 pariwisata begitu juga dengan promosi wisata belum dikemas dengan baik oleh Pemerintah Kabupaten Nagan Raya. Jika sektor pariwisata dikembangkan dengan baik maka akan memberikan dampak yang cukup besar bagi pengembangan ekonomi daerah dan dapat mendorong tumbuhnya sektor sektor jasa lainnya. Pemerintah Kabupaten Nagan Raya kedepan akan mengupayakan pengembangan sektor wisata secara terpadu antara wisata sungai, pantai, dan danau serta wisata religi. Pemerintah juga perlu mengupayakan kerja sama lintas sektor dalam mengemas sektor wisata baik promosi, pemasaran serta kerja sama pengembangan atau pengelolaan sektor wisata dengan pihak swasta. Jumlah ketersediaan akomodasi berupa hotel sebagai pendukung pariwisata di Kabupaten Nagan Rayal hanya 1 unit. Hotel bintang hampir tidak ada di temui di wilayah Kabupaten Nagan Raya. Kalau melihat kondisi yang ada saat ini, wisatawan tidak terlalu mementingkan apakah hotel tersebut bintang ataupun non bintang tapi yang paling utama sarana pendukung dikawasan wisata memadai. Jumlah sarana dan fasilitas pariwisata dapat dilihat pada Tabel Tabel 2.72 Jumlah Sarana/fasilitas pariwisata (unit) Kabupaten Nagan Raya No Jenis sarana Satuan TAHUN Hotel Unit Rumah makan / Unit Restoran 3 Warung kopi/cafe Unit Sumber: Dinas Kebudayaan Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Nagan Raya 2012 D. Kelautan dan Perikanan Kabupaten Nagan Raya memiliki wilayah sepanjang pantai yang berhadapan langsung dengan Samudra indonesia, dengan kewenangan PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 89 -

90 pengelolaan pantai sejauh 4 mil laut dari tepi garis pantai pasang surut dan tergolong sebagai daerah lahan basah memiliki potensi yang sangat besar untuk pengembangan sektor prikanan baik prikanan air tawar maupun laut. Bidang perikanan tawar dapat dikembangkan dengan memamfaatkan lahanlahan rawa tanpa merusak rawa, juga dapat dikembangkan di kawasan Danau Tadu. Danau yang keberadaannya berhampiran dengan laut atau rawa sangat cocok dikembangkan ikan bandeng, ikan nila, kerapu, udang dan kepiting. Sedangkan untuk danau yang tanpa terpengaruh denagan air laut sangat cocok dikembangkan ikan lele, ikan mas, ikan nila, ikan jurong serta ikan khambulan. Produksi perikanan di Kabupaten Nagan Raya selama lima tahun terakhir mengalami pertumbuhan baik pada jenis perikanan tangkap maupun perikanan budidaya. Pada tahun 2007 total produksi perikanan Nagan Raya adalah sebesar 169 ton dan pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar ton atau mengalami peningkatan sebesar 312,83 persen dari produksi tahun Luas lahan perikanan darat pada tahun 2007 seluas 356 Ha dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 433 Ha atau mengalami peningkatan 20,26 persen dari luas lahan tahun Pertumbuhan nilai produksi tahun 2012 sebesar 21,58 persen sedangkan pertumbuhan lahan perikanan darat tahun 2012 hanya 4,12 persen pertahun. Untuk lebih jelas kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Kelautan dan perikanan dapat dilihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.73 berikut. Tabel.2.73 Produksi Budidaya Perikanan Darat, Nilai Produksi, dan Luas Areal Kabupaten Nagan Raya N o Uraian Satuan Jumlah Produksi Ton Nilai Produksi Rp 4,271,500,000 5,271,750,000 7,608,500,000 3 Luas Lahan Budidaya Perikanan Darat Ha Rata-Rata Produksi (Ton/Ha) Ton PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 90 -

91 5 6 7 Pertumbuhan Jumlah Produksi Pertahun % Pertumbuhan Nilai Produksi % Pertahun Pertumbuhan Luas Lahan Budidaya Perikanan Darat pertahun % N o Uraian Satuan Jumlah Produksi Ton ,120 2 Nilai Produksi Rp 11,528,500,000 23,024,250,000 27,992,500,000 3 Luas Lahan Budidaya Perikanan Darat Ha Rata-Rata Produksi (Ton/Ha) Ton Pertumbuhan Jumlah Produksi Pertahun Pertumbuhan Nilai Produksi Pertahun Pertumbuhan Luas Lahan Budidaya Perikanan Darat pertahun % % % Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Nagan Raya 2012 Untuk produksi perikanan darat yaitu budidaya tambak di Kabupaten Nagan Raya selama lima tahun terakhir mengalami pertumbuhan Pada tahun 2007 total produksi budidaya tambak wilayah Nagan Raya adalah sebesar 6, 3 ton dan pada tahun 2012 mengalami peningkatan menjadi 79,5 ton atau mengalami peningkatan sebesar 92,08 persen dari produksi tahun Luas lahan budidaya tambak pada tahun 2007 seluas 13,5 Ha dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 30 Ha atau mengalami peningkatan 55 % persen dari luas lahan tahun Pertumbuhan nilai produksi tahun 2012 sebesar 38,26 persen. Untuk lebih jelas produksi budidaya tambak, nilai produksi, dan luas areal dapat dilihat pada Tabel 2.74 dan 276 berikut. Tabel.2.74 Produksi Budidaya Tambak, Nilai Produksi, dan Luas Areal Kabupaten Nagan Raya No Uraian Satuan PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 91 -

92 1 2 Jumlah Produksi Budidaya Tambak Nilai Produksi Budidaya Tambak 2009 Ton Rp 157,500, ,500, ,000, Luas areal Tambak Ha Rata-Rata Produksi Ton Pertumbuhan Jumlah Produksi Pertahun Pertumbuhan Nilai Produksi Pertahun Pertumbuhan Luas Lahan Budidaya Perikanan Darat pertahun % % % N o 1 2 Uraian Jumlah Produksi Budidaya Tambak Nilai Produksi Budidaya Tambak Satuan Ton Rp 500,000, ,437,500, ,987,500, Luas areal Tambak Ha Rata-Rata Produksi Ton Pertumbuhan Jumlah Produksi Pertahun Pertumbuhan Nilai Produksi Pertahun Pertumbuhan Luas Lahan Budidaya Perikanan Darat pertahun % % % Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kab Nagan Raya 2012 Untuk produksi perikanan budidaya kolam di Kabupaten Nagan Raya selama lima tahun terakhir mengalami pertumbuhan yang signifikan pada tahun 2007 total produksi budidaya kolam wilayah Nagan Raya adalah sebesar 158,9 ton dan pada tahun 2012 mengalami peningkatan menjadi 1.008, 2 ton atau mengalami peningkatan sebesar 84,24 persen dari produksi tahun Luas lahan budi daya kolam pada tahun 2007 seluas 340,5 Ha dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 398,5 Ha atau mengalami peningkatan 15 % persen dari luas lahan tahun Untuk lebih jelas Produksi Budidaya PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 92 -

93 kolam, Nilai Produksi, dan Luas Areal dapat dilihat pada Tabel 2.75 dan 276 berikut. Tabel.2.75 Produksi Budidaya Kolam, Nilai Produksi, dan Luas Areal Kabupaten Nagan Raya No Uraian Satuan Jumlah Produksi Budidaya Kolam Ton Nilai Produksi Budidaya Kolam Rp 3,972,500,000 4,904,250,000 7,091,000,000 3 Luas areal Kolam Ha No Uraian Satuan Jumlah Produksi Budidaya Kolam Ton , Nilai Produksi Budidaya Kolam Rp 10,828,500,000 20,812,000,000 25,205,000,000 3 Luas areal Kolam Ha Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kab Nagan Raya 2012 Tabel.2.76 Jumlah dan Nilai Produksi Prikanan Menurut Jenis Kabupaten Nagan Raya Jumlah Produksi Perikanan Menurut Jenis Budidaya Sat No Uraian uan 1 Laut Ton 1, , , , Air payau/ Tambak Air Tawar / Kolam Perairan Umum Ton Ton , Ton Jumlah Total Ton 1, , , , , , Nilai Produksi Perikanan Menurut Jenis Budidaya Satu No Uraian an PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 93 -

94 1 Laut Rp 36,430,000 5,275,952 5,275,952 2,064,390 8,902,200-2 Air payau Rp 157,500, ,500, ,000, ,000,000 1,437,500,000 1,987,500,000 3 Air Tawar Rp 3 Perairan Umum 3,972,500,0 00 4,904,250,000 7,091,000,000 10,828,500,000 20,812,000,000 25,205,000,000 Rp 87,500,0 150,000, ,500, ,000, ,750,00 800,000,000 Jumlah Total Rp 4,253,930 5,277,025,952 7,613,775,952 11,530,564,390 23,033,152,200 27,992,500,000 Jumlah Produksi Perikanan Tangkap No Uraian Sat uan Laut * Ton Air payau Ton Air Tawar Ton Jumlah Total Ton Nilai Produksi Perikanan Tangkap No Uraian Sat uan Laut Rp 1,356,300,000 1,417,800,000 1,485,000,000 1,465,800,000 1,230,900,000 1,379,100,000 2 Air payau Rp 90,400,000 99,800, ,400,000 88,200, ,200, ,800,000 3 Air Tawar Rp 1,610,100,000 1,674,450,000 1,935,750,000 1,909,950,000 2,625,750,000 2,950,050,000 Jumlah Total Rp 3,056,800,000 3,192,050,000 3,538,150,000 3,463,950,000 3,956,850,000 4,433,950,000 Sumber : BPS dan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Nagan Raya 2012 Perkembangan jumlah kelompok nelayan dan pembinaan nelayan yang dilakukan pemerintah dengan instansi terkait dikabupaten Nagan Raya sebagaimana terlihat pada Tabel 2.77 dibawah. Dimana jumlah nelayan tetap meningkat dari 120 orang pada tahun 2007 dan meningkat menjadi 313 orang di tahun 2012, jumlah kelompok nelayan pada tahun 2007 sebanyak 18 kelompok dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 28 kelompok atau meningkat sebesar 35,71 persen pada tahun 2012, jumlah nelayan yang dibina pada tahun 2012 sebanyak 78 orang atau meningkat sebanyak 61,54 persen dari tahun 2007 yang hanya 30 orang nelayan yang dibina. Untuk PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 94 -

95 lebih jelas Jumlah Nelayan, Kelompok dan Pembinaan Nelayan Kabupaten Nagan Raya dapat dilihat pada Tabel 2.77 berikut. Tabel.2.77 Jumlah Nelayan, Kelompok dan Pembinaan Nelayan Kabupaten Nagan Raya No Uraian Satuan Nelayan Tetap (Orang) Orang Nelayan Tidak Tetap Orang Jumlah Petambak Orang Jumlah Petani Ikan Kolam Orang Jumlah Petani Ikan Peraian Umum Orang Kelompok Nelayan Kelompok Jumlah Nelayan yang dibina Jumlah Petambak yang dibina Jumlah Kelompok Nelayan yang dibina Jumlah petani ikan yang dibina Jumlah kelompok Budidaya Ikan Jumlah kelompok pengolahan Ikan Jumlah Kelompok pengolahan ikan yang dibina Orang Orang Kelompok Orang Kelompok Kelompok Kelompok Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kab Nagan Raya 2012 Tabel PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 95 -

96 Jumlah Alat Tangkap Ikan dan Jumlah Armada Penangkapan Ikan Kabupaten Nagan Raya N Jenis Alat Satuan o Tangkap 1 Purseine Unit Pukat Pantai Unit Jaring Insang Unit Jaring Udang Unit Pancing Unit Serok Unit Bubu Unit Seser Unit Jumlah Armada Penangkapan Ikan ( Unit) N o Jenis Satuan Perahu Motor Unit Kapal Motor Unit Perahu Tidak Bermotor Unit Sumber : BPS dan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Nagan Raya 2012 Jumlah Alat Tangkap Ikan dan Jumlah Armada Penangkapan Ikan sebagaimana tergambar pada tabel 2.78 di atas untuk pukat pantai pada tahun 2007 sebanyak 6 unit dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 16 unit, jaring ingsang pada tahun 2007 sebanyak 210 unit dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 358 unit, sedangkan untuk armada penangkapan ikan perahu motor pada tahun 2007 sebanyak 69 unit mengalami penurunan pada tahun 2012 menjadi 60 unit, untuk kapal motor pada tahun 2007 sebanyak 60 unit dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 88 unit. Fasilitas pendukung perikanan dan kelautan tempat pelelangan ikan pada tahun 2012 yang tersedia di Kabupaten Nagan Raya sebanyak 4 unit berkurang satu unit dari tahun 2007, jumlah pasar ikan pada tahun 2007 PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 96 -

97 sebanyak 6 unit dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 9 unit sedangkan untuk balai benih ikan terdapat 2 unit, untuk unit pembenihan rakyat mengalami penurunan dimana pada tahun 2007 terdapat 6 unit dan pada tahun 2012 menunurun menjadi 5 unit. Untuk lebih gambaran fasilitas pendukung sektor prikanan dan kelautan di Kabupaten Nagan Raya dapat dilihat Pada Tabel Tabel.2.79 Fasilitas pendukung perikanan dan kelautan ( Unit) Kabupaten Nagan Raya No Jenis Fasilitas Satuan Pusat Pelelangan Ikan Tempat Pelelangan Ikan Unit Unit Jumlah Pasar ikan Unit Jumlah Balai Benih Ikan (BBI) Jumlah Unit Pembenihan Rakyat Unit Unit Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Nagan Raya 2012 Jumlah prasarana yang tersedia di sektor Kelautan dan Perikanan masih sangat minim bila dibandingkan dengan potensi perikanan Kabupaten Nagan Raya. Kondisi ini mencerminkan bahwa pengembangan sektor perikanan di Kabupaten Nagan Raya ini belum didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai. Untuk itu kedepan perlu pengembangan sarana dan prasarana kelautan dan perikanan seperti pelabuhan perikanan, pengembangan balai benih ikan, pengembangan sarana tangkap serta motorisasi armada perikanan dalam upaya meningkatkan daya jelajah dan produktivitas nelayan. Tabel.2.80 Kondisi Hutan Bakau Kabupaten Nagan Raya PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 97 -

98 No Uraian Satuan Luas areal hutan Bakau Ha Luas areal kerusakan hutan Bakau Ha Sumber : BPS dan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Nagan Raya 2012 Perlarindungan terhadap sepadan pantai dengan melakukan rehabilisasi hutan bakau dikawasan pantai untuk melindungi wilayah pantai dan kelestarian fungsi pantai. Luas areal hutan bakau yang terdapat di wilayah Kabupaten Nagan Raya sebagaimana tergambar pada Tabel 2.80 yaitu seluas 362,16 Ha dan jumlah kerusakan hutan bakau di kabupaten Nagan Raya seluas 187,84 Ha atau sebesar 48,13 persen dari total luas hutan bakau yang ada di kabupaten Nagan Raya, hal ini mnenunjukkan tingkat kerusakan hutan bakau di Kabupaten Nagan Raya sudah sangat parah. Kerusakan hutan bakau ini berakibat pada terjadinya abrasi pantai, menurunnya wilayah pelestarian biota laut, juga akan berdampak pada penurunan tangkapan dilaut. Untuk mengamankan kembali kawasan pantai dan mengurangi kerusakan hutan bakau yang tingkat kerusakannya sudah sangat parah mulai dari pantai bagian barat sampai bagian selatan di wilayah Kabupaten Nagan Raya maka pemerintah perlu bertidak cepat untuk melakukan upaya rehabilisasi kembali dengan penanaman kembali hutan bakau sesuai dengan potensi lahan yang tersedia sehingga kawasan pantai tetap terjaga dari abrasi dan dapat berfungsi sebagai kawasan penyangga pantai serta meningkatnya wilayah pelestarian biota laut. h. Urusan Industri dan Perdagangan Industri kecil dan menengah merupakan salah satu kekuatan ekonomi Kabupaten Nagan Raya yang sudah teruji ketangguhannya. Hal ini terbukti PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 98 -

99 pada saat krisis ekonomi dan gempa bumi di Kabupaten Nagan Raya sektor industri masih mampu bertahan. Sektor industri di Kabupaten Nagan Raya didominasi oleh industry kecil dan menengah. Jumlah industri kecil yang terus meningkat dari tahun ketahun dengan penggunaan teknologi sederhana mampu menjadi penyerap tenaga kerja yang sangat tinggi. Pengembangan industri dan perdagangan sangat ditentukan oleh Komitmen pemerintah Kabupaten Nagan Raya untuk selalu mengembangkan industri kecil dan menengah diantaranya melalui pemberian kemudahan ijin usaha dan pembinaan kepada Industri Kecil dan Menengah (IKM), penyusunan kebijakan industri terkait dengan industri penunjang IKM, pelatihan dan akses permodalan, serta pengembangan sentra-sentra industri potensial. sehingga Industri Kecil dan Menengah (IKM)i terus berkembang dan tumbuh menjadi salah satu kekuatan ekonomi dan memberi kontribusi terhadap PDRB. Populasi industri kabupaten Nagan Raya didominasi oleh industri kecil. Jumlah usaha industri kecil terus mengalami perkembangan dimana pada tahun 2007 industri kecil berjumlah 393 unit dan pada tahun 2012 meningkat mencapai 716 unit dengan rata-rata pertumbuhan 16,67 persen pertahun. Sementara itu, jumlah usaha mikro juga mengalami peningkatan yang signifikan dimana pada tahun 2007 berjumlah 78 unit dan pada tahun 2012 meningkat menjadi unit dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 16,67 persen pertahun. Peningkatan yang signifikan tersebut disebabkan oleh tumbuh dan berkembangnya industri kecil dan mikro. Sedangkan jumlah industri besar sampai tahun 2012 mengalami stagnasi atau dengan kata lain tidak mengalami peningkatan unit usaha. Perkembangan Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan industri terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.81 berikut. PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II- 99 -

100 Tabel 2.81 Jumlah Industri, Usaha Mikro Kecil Menengah, Tenaga Kerja Omset/Bulan dan Rata Rata Pertumbuhan Kabupaten Nagan Raya No Uraian Satuan Rata-Rata (%) % Industri 1 Jumlah Industri Kecil Unit 393 1, Industri Menengah Unit Industri Besar Unit UMKM 1 Jumlah Usaha 1,04 Unit Mikro Tenaga Kerja Industri, UMKM & Omset Jumlah Tenaga Kerja pada Orang 816 1,933 1,845 1,823 1,841 1, Industri 2 Jumlah Tenaga Kerja pada UMKM Orang Jumlah Omset UMKM / bulan Rp (Juta) Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kabupaten Nagan Raya 2012 Kondisi sektor industri tahun 2012 di Nagan Raya didominasi oleh usaha kecil dan mikro, dengan jumlah tenaga kerja pada sektor industri kecil tahun 2007 sebanyak 816 orang dan meningkat signifikan pada tahun 2012 sebanyak orang dengan rasio pertumbuhan rata-rata pertahun PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II

101 sebesar 16,67 persen begitu juga dengan jumlah tenaga kerja pada sektor UMKM dimana pada tahun 2007 berjumlah 96 orang dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 865 orang dengan rasio pertumbuhan rata-rata sebesar 16,67 persen. Sektor industri Kecil Menengah merupakan bagian yang cukup penting dan strategis terhadap pembangunan ekonomi Nagan Raya. Peran strategis tersebut terkait dengan jumlah, sebaran dan potensi yang dimiliki bahkan perannya dapat menciptakan lapangan kerja yang cukup memadai serta menjadi faktor utama pendorong sektor riil. Komitmen pemerintah untuk mendorong tumbuhnya sektor industri terutama yang berhubungan dengan sektor unggulan perkebunan di Nagan Raya yaitu kelapa sawit memiliki peluang yang besar untuk dikembangkan di wilayah Kabupaten Nagan Raya seperti industri pengolahan minyak goreng dan industri pengolahan CPO. Disamping itu juga pemerintah dapat meningkatkan pemberdayaan terhadap industri rumah tangga yang pada akhirnya dapat berkembangnya pelaku kewirausahaan dan memiliki keungulan kompetitif usaha kecil menengah di Kabupaten Nagan Raya. i. Urusan Ketransmigrasian Dalam pengembangan kawasan transmigrasi Pemerintah Kabupaten Nagan Raya telah melakukan pengaturan kawasan transmigrasi secara terrencana dan memasukkan kawasan transmigrasi dalam rencana tata ruang daerah dengan memprioritaskan lokasi transmigrasi di wilayah-wilayah kecamatan baru yang masih terbelakang hal ini dilakukan untuk mendorong berkembangnya daerah daerah terpencil, penyebaran pemukiman penduduk dan untuk meningkatkan pemamfaatan lahan-lahan di daerah daerah terpecil yang lahannya masih tersedia luas belum dimamfaatkan sehingga dengan adanya transmigrasi dapat tumbuh daerah pertanian atau perkebunan baru serta dapat menumbuhkan kegiatan-kegiatan ekonomi baru yang dapat lebih PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II

102 menyebar tidak terkonsentrasi pada satu kawasan atau wilayah tertentu saja. Jumlah lokasi transmigrasi dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2012 sebanyak 13 lokasi dengan jumlah kepala keluarga pada tahun 2007 sebanyak orang dan pada tahun 2012 bertambah menjadi sebanyak Orang atau bertambah sebanyak 15,34 persen dari tahun Jumlah kepala keluarga terbanyak pada tahun 2012 di lokasi transmigrasi UPT.I. Seneuam Gampong Blang Luah sebanyak 361 orang kepala keluarga pada UPT.I. Seneuam Gampong Blang Luah terjadi penurunan jumlah kepala keluarga sebanyak 58 kepala keluarga jika dibandingkan dengan tahun 2007 yang berjumlah sebanyak 419 orang kepala keluarga, kemudian di ikuti UPT.V. Lamie Gampong Krueng Itam sebanyak 340 orang kepala keluarga dilokasi ini terjadi peningkatan jumlah kepala keluarga sebanyak 208 orang kepala keluarga jika dibandingkan dengan tahun 2007 yang berjumlah sebanyak 132 kepala keluarga sedangkan lokasi transmigrasi yang paling sedikit ditempati di UPT.III. Seneuam Gampong Sumber Makmur sebanyak 87 orang kepala keluarga pada tahun 2012 dan bertambah 7 kepala keluarga jika dibandingkan dengan tahun 2007 yang berjumlah sebanyak 80 Orang kepala keluarga. Untuk lebih jelas Lokasi Transmigrasi dan Jumlah Kepala Keluarga di Kabupaten Nagan Raya sebagaimana terlihat pada Tabel 2.82 berikut. Tabel 2.82 Lokasi Transmigrasi dan Jumlah Kepala Keluarga Kabupaten Nagan Raya No Lokasi Satuan Jumlah kepala Keluarga (KK) 1 2 UPT.I. Krueng Tadu Gampong Simpang Jaya UPT.II. Krueng Tadu Gampong Batu Raya Orang Orang PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II

103 3 UPT.III. Krueng Tadu Gampong Sember Orang Daya 4 UPT.IV. Krueng Tadu Gampong Bumi Sari Orang UPT.V. Lamie Gampong Krueng Itam Orang UPT.VI. Lamie Gampong Rantau Orang Selamat 7 UPT.VII. Lamie Gampong Lamie Gagak Orang UPT.I. Seneuam Gampong Blang Luah Orang UPT.II. Seneuam Gampong Makarti Jaya Orang UPT.III. Seneuam Gampong Sumber Orang Makmur 11 UPT.IV. Seneuam Gampong Sumber Orang Bakti 12 UPT.Despot Alue Siron Gampong Alue Siron Orang UPT. Beutong Ateuh Blang Puuk Orang Jumlah Orang 3,901 4,302 4,415 4,506 4,607 4,608 Sumber: Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kabupaten Nagan Raya Aspek Daya Saing Daerah Daya saing daerah merupakan salah satu tujuan penyelenggaraan pemerintah daerah yang didasarkan pada potensi, kekhasan dan keunggulan suatu daerah. Suatu daya saing (competitiveness) merupakan merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan pembangunan ekonomi dalam mencapai tingkat kesejahteraan dan keberlanjutan. Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan aspek daya saing daerah dapat dilihat dari beberapa aspek diantaranya kemampuan ekonomi daerah, fasilitas wilayah/infrastruktur, iklim berinvestsai dan sumber daya manusia. PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II

104 2.4.1 Kemampuan Ekonomi Daerah Kemampuan ekonomi daerah atau kapasitas ekonomi daerah harus memeiliki daya tarik (attractiveness) bagi pelaku ekonomi yang akan masuk dan telah berada pada suatu daerah untuk menciptakan multiflier effect bagi peningkatan daya saing daerah. Sektor pertanian merupakan tulang punggung perekonomian daerah di Provinsi Aceh. Demikian pula halnya di Kabupaten Nagan Raya. Bahkan proporsi sektor pertanian di kabupaten ini lebih besar dua kali lipat daripada sumbangan sektor pertanian pada perekonomian Provinsi Aceh. Sekitar 58,83 persen kegiatan ekonomi Kabupaten Nagan Raya disumbangkan oleh sektor primer itu. Meskipun berangsur menurun dalam beberapa tahun terakhir, peran sektor primer ini masih dominan di Kabupaten Nagan Raya. Subsektor tanaman perkebunan dan subsektor tanaman bahan makanan menjadi primadona perekonomian daerah, karena keduanya masing-masing menyumbang 26,64 persen dan 17,13 persen terhadap kegiatan ekonomi di wilayah itu. Sektor perdagangan menyumbang 17,23 persen terhadap kegiatan ekonomi daerah. Sedangkan sektor bangunan dan sektor jasa masingmasing menyumbang 7,20 persen dan 5,74 persen. Penduduk yang menggantungkan penghidupan pada mata pencaharian pertanian juga sangat besar, yakni persen. Sektor lain yang menjadi sandaran utama kehidupan penduduk adalah sektor jasa dan sektor perdagangan yang masing-masing tercatat sebesar 16,49 persen dan 7,75 persen. Gambar.2.9 Distribusi Persentase PDRB Sektor Pertanian dan Nonpertanian, Kabupaten Nagan Raya PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA II

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN 2.1 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH Kabupaten Nagan Raya merupakan salah satu Kabupaten dari 23 Kabupaten/Kota

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Percepatan Sanitasi Permukiman (PPSP) merupakan program pembangunan sanitasi yang menyeluruh dan terintegrasi dari tingkat pusat hingga daerah, dimana pembangunan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 39 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57-3º

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas

Lebih terperinci

KONDISI UMUM BANJARMASIN

KONDISI UMUM BANJARMASIN KONDISI UMUM BANJARMASIN Fisik Geografis Kota Banjarmasin merupakan salah satu kota dari 11 kota dan kabupaten yang berada dalam wilayah propinsi Kalimantan Selatan. Kota Banjarmasin secara astronomis

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Situasi Wilayah Letak Geografi Secara geografis Kabupaten Tapin terletak antara 2 o 11 40 LS 3 o 11 50 LS dan 114 o 4 27 BT 115 o 3 20 BT. Dengan tinggi dari permukaan laut

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Administrasi Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6º56'49'' - 7 º45'00'' Lintang Selatan dan 107º25'8'' - 108º7'30'' Bujur Timur

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27 Lintang Selatan dan 110º12'34 - 110º31'08 Bujur Timur. Di IV. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai lima Kabupaten dan satu Kotamadya, salah satu kabupaten tersebut adalah Kabupaten Bantul. Secara geografis,

Lebih terperinci

KABUPATEN NAGAN RAYA RINGKASAN PERUBAHAN APBK MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2014

KABUPATEN NAGAN RAYA RINGKASAN PERUBAHAN APBK MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2014 Lampiran II : QANUN KABUPATEN NAGAN RAYA Nomor : XXX Tahun 2009 Tanggal : 1 Oktober 2009 KABUPATEN NAGAN RAYA RINGKASAN APBK MENURUT DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2014 Halaman: 1 KODE 1 WAJIB 896,344,195,698

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik 4.1.1 Wilayah Administrasi Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak pada 6 o 49 58 hingga 6 o 58 38 Lintang Selatan dan 107 o 32 32 hingga

Lebih terperinci

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 92 IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 4.1. Kota Bekasi dalam Kebijakan Tata Makro Analisis situasional daerah penelitian diperlukan untuk mengkaji perkembangan kebijakan tata ruang kota yang terjadi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Meureudu, 28 Mei 2013 Bupati Pidie Jaya AIYUB ABBAS

KATA PENGANTAR. Meureudu, 28 Mei 2013 Bupati Pidie Jaya AIYUB ABBAS KATA PENGANTAR Sesuai Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Pasal 11 ayat (2), mengamanatkan pemerintah daerah kabupaten berwenang dalam melaksanakan penataan ruang wilayah kabupaten

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah 2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI BAB II 2.1. Tinjauan Umum Sungai Beringin merupakan salah satu sungai yang mengalir di wilayah Semarang Barat, mulai dari Kecamatan Mijen dan Kecamatan Ngaliyan dan bermuara di Kecamatan Tugu (mengalir

Lebih terperinci

BAB III PUSAT STUDI PENGEMBANGAN BELUT DI SLEMAN

BAB III PUSAT STUDI PENGEMBANGAN BELUT DI SLEMAN BAB III PUSAT STUDI PENGEMBANGAN BELUT DI SLEMAN 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Sleman 3.1.1 Kondisi Geografis Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak Geografis, Topografi, Curah Hujan, dan Jenis Tanah Secara geografis wilayah Kabupaten Serang terletak diantara 5 50' - 6 21' Lintang Selatan dan 105 7' 106

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen... I-7 1.4.

Lebih terperinci

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Mengacu kepada Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Akhir Masa Jabatan 2007 2012 PemProv DKI Jakarta. Provinsi DKI Jakarta

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso KATA PENGANTAR Sebagai upaya mewujudkan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif, efisien dan sistematis guna menunjang pembangunan daerah dan mendorong perkembangan wilayah

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Wilayah Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Wilayah Joglosemar terdiri dari kota Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kota Semarang. Secara geografis ketiga

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN LOKASI. 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek

BAB III TINJAUAN LOKASI. 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek BAB III TINJAUAN LOKASI 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek 3.1.1 Kondisi Administratif Kabupaten Kulon Progo Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu kabupaten dari

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI Administrasi Secara administrasi pemerintahan Kabupaten Sukabumi dibagi ke dalam 45 kecamatan, 345 desa dan tiga kelurahan. Ibukota Kabupaten terletak di Kecamatan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian ini meliputi wilayah Kota Palangkaraya, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Geografis Kabupaten Bone merupakan salah satu kabupaten di pesisir timur Propinsi Sulawesi Selatan yang berjarak sekitar 174 km dari Kota Makassar. Mempunyai garis

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah provinsi di Indonesia, yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon KONDISI UMUM LOKASI Gambaran Umum Kabupaten Cirebon Letak Administrasi Kabupaten Cirebon Kabupaten Cirebon merupakan salah satu wilayah yang terletak di bagian timur Propinsi Jawa Barat. Selain itu, Kabupaten

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Kabupaten Lampung Selatan Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar pokok Undang-Undang Dasar 1945. Dalam Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5. Kecamatan Leuwiliang Penelitian dilakukan di Desa Pasir Honje Kecamatan Leuwiliang dan Desa Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan pertanian

Lebih terperinci

BAB II FAKTOR PENENTU KEPEKAAN TANAH TERHADAP LONGSOR DAN EROSI

BAB II FAKTOR PENENTU KEPEKAAN TANAH TERHADAP LONGSOR DAN EROSI BAB II FAKTOR PENENTU KEPEKAAN TANAH TERHADAP LONGSOR DAN EROSI Pengetahuan tentang faktor penentu kepekaan tanah terhadap longsor dan erosi akan memperkaya wawasan dan memperkuat landasan dari pengambil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan 3 (tiga) lempeng tektonik besar yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Pada daerah pertemuan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH

KEADAAN UMUM WILAYAH 40 IV. KEADAAN UMUM WILAYAH 4.1 Biofisik Kawasan 4.1.1 Letak dan Luas Kabupaten Murung Raya memiliki luas 23.700 Km 2, secara geografis terletak di koordinat 113 o 20 115 o 55 BT dan antara 0 o 53 48 0

Lebih terperinci

Gambar 2 Peta administrasi DAS Cisadane segmen hulu.

Gambar 2 Peta administrasi DAS Cisadane segmen hulu. 25 IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak dan luas DAS Cisadane segmen Hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Cisadane secara keseluruhan terletak antara 106º17-107º BT dan 6º02-6º54 LS. DAS Cisadane segmen hulu berdasarkan

Lebih terperinci

Tema : Ketidaksesuaian Penggunaan Lahan

Tema : Ketidaksesuaian Penggunaan Lahan Tema : Ketidaksesuaian Penggunaan Lahan 3 Nilai Tanah : a. Ricardian Rent (mencakup sifat kualitas dr tanah) b. Locational Rent (mencakup lokasi relatif dr tanah) c. Environmental Rent (mencakup sifat

Lebih terperinci

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI BAB I KONDISI FISIK A. GEOGRAFI Kabupaten Lombok Tengah dengan Kota Praya sebagai pusat pemerintahannya merupakan salah satu dari 10 (sepuluh) Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara

Lebih terperinci

2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG

2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Dalam melaksanakan kegiatannya, manusia selalu membutuhkan air bahkan untuk beberapa kegiatan air merupakan sumber utama.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota merupakan wilayah yang didominasi oleh permukiman, perdagangan, dan jasa. Perkembangan dan pertumbuhan fisik suatu kota dipengaruhi oleh pertambahan penduduk,

Lebih terperinci

BAB III DATA LOKASI. Perancangan Arsitektur Akhir Prambanan Hotel Heritage & Convention. 3.1 Data Makro

BAB III DATA LOKASI. Perancangan Arsitektur Akhir Prambanan Hotel Heritage & Convention. 3.1 Data Makro BAB III DATA LOKASI 3.1 Data Makro 3.1.1 Data Kawasan wilayah Kabupaten Sleman yaitu : Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Magelang (Provinsi Jawa Tengah) Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

KONDISI W I L A Y A H

KONDISI W I L A Y A H KONDISI W I L A Y A H A. Letak Geografis Barito Utara adalah salah satu Kabupaten di Propinsi Kalimantan Tengah, berada di pedalaman Kalimantan dan terletak di daerah khatulistiwa yaitu pada posisi 4 o

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Kondisi Wilayah Kabupaten Gorontalo Kabupaten Gorontalo terletak antara 0 0 30 0 0 54 Lintang Utara dan 122 0 07 123 0 44 Bujur Timur. Pada tahun 2010 kabupaten ini terbagi

Lebih terperinci

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1. Letak Geografis dan Administrasi Pemerintahan Propinsi Kalimantan Selatan memiliki luas 37.530,52 km 2 atau hampir 7 % dari luas seluruh pulau Kalimantan. Wilayah

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Sejarah Kota Bekasi Berdasarkan Undang-Undang No 14 Tahun 1950, terbentuk Kabupaten Bekasi. Kabupaten bekasi mempunyai 4 kawedanan, 13 kecamatan, dan 95 desa.

Lebih terperinci

PROFIL SANITASI SAAT INI

PROFIL SANITASI SAAT INI BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI Tinjauan : Tidak ada narasi yang menjelaskan tabel tabel, Data dasar kemajuan SSK sebelum pemutakhiran belum ada ( Air Limbah, Sampah dan Drainase), Tabel kondisi sarana

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Kondisi Geografis Luas wilayah Kota Bogor tercatat 11.850 Ha atau 0,27 persen dari luas Propinsi Jawa Barat. Secara administrasi, Kota Bogor terdiri dari 6 Kecamatan, yaitu

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB III TINJAUAN WILAYAH BAB III TINJAUAN WILAYAH 3.1. TINJAUAN UMUM DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Pembagian wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) secara administratif yaitu sebagai berikut. a. Kota Yogyakarta b. Kabupaten Sleman

Lebih terperinci

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

Gambar 9. Peta Batas Administrasi IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Letak Geografis Wilayah Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6 56'49'' - 7 45'00'' Lintang Selatan dan 107 25'8'' - 108 7'30'' Bujur

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim Provinsi Banten secara geografis terletak pada batas astronomis 105 o 1 11-106 o 7 12 BT dan 5 o 7 50-7 o 1 1 LS, mempunyai posisi strategis pada lintas

Lebih terperinci

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar Bupati Murung Raya Kata Pengantar Perkembangan daerah yang begitu cepat yang disebabkan oleh semakin meningkatnya kegiatan pambangunan daerah dan perkembangan wilayah serta dinamisasi masyarakat, senantiasa

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Wilayah Propinsi Lampung 1. Geografi Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau Sumatera dengan luas wilayah 35.288,35 Km 2. Propinsi

Lebih terperinci

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN PERTEMUAN 10 SUMBERDAYA LAHAN Sumberdaya Lahan Lahan dapat didefinisikan sebagai suatu ruang di permukaan bumi yang secara alamiah dibatasi oleh sifat-sifat fisik serta bentuk

Lebih terperinci

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis 2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik A. Kondsi Geografis Kabupaten Bolaang Mongondow adalah salah satu kabupaten di provinsi Sulawesi Utara. Ibukota Kabupaten Bolaang Mongondow adalah Lolak,

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Secara Geografis Kota Depok terletak di antara 06 0 19 06 0 28 Lintang Selatan dan 106 0 43 BT-106 0 55 Bujur Timur. Pemerintah

Lebih terperinci

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 21 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Umum Fisik Wilayah Geomorfologi Wilayah pesisir Kabupaten Karawang sebagian besar daratannya terdiri dari dataran aluvial yang terbentuk karena banyaknya sungai

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Fisik Kabupaten Lampung Timur Kabupaten Lampung Timur dibentuk berdasarkan Undang Undang Nomor 12 Tahun 1999, diresmikan pada tanggal 27 April 1999 dengan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Memperoleh pangan yang cukup merupakan suatu hal yang sangat penting bagi manusia agar berada dalam kondisi sehat, produktif dan sejahtera. Oleh karena itu hak untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI Kabupaten Kendal terletak pada 109 40' - 110 18' Bujur Timur dan 6 32' - 7 24' Lintang Selatan. Batas wilayah administrasi Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak dan Luas DAS/ Sub DAS Stasiun Pengamatan Arus Sungai (SPAS) yang dijadikan objek penelitian adalah Stasiun Pengamatan Jedong yang terletak di titik 7 59

Lebih terperinci

BAB III KONDISI EKSISTING DKI JAKARTA

BAB III KONDISI EKSISTING DKI JAKARTA BAB III KONDISI EKSISTING DKI JAKARTA Sejalan dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk kota Jakarta, hal ini berdampak langsung terhadap meningkatnya kebutuhan air bersih. Dengan meningkatnya permintaan

Lebih terperinci

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) WALANAE, SULAWESI SELATAN. Oleh Yudo Asmoro, Abstrak

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) WALANAE, SULAWESI SELATAN. Oleh Yudo Asmoro, Abstrak DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) WALANAE, SULAWESI SELATAN Oleh Yudo Asmoro, 0606071922 Abstrak Tujuan dari tulisan ini adalah untuk melihat pengaruh fisik dan sosial dalam mempengaruhi suatu daerah aliran sungai.

Lebih terperinci

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG Menggantikan UU No. 24 Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Profil Perusahaan PT. Cipta Kridatama didirikan 8 April 1997 sebagai pengembangan dari jasa penyewaan dan penggunaan alat berat PT. Trakindo Utama. Industri tambang Indonesia yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Otonomi daerah sudah dilaksanakan sejak tahun 2001. Keadaan ini telah memberi kesadaran baru bagi kalangan pemerintah maupun masyarakat, bahwa pelaksanaan otonomi tidak bisa

Lebih terperinci

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG Menggantikan UU No. 24 Tahun 1992 gg Tentang Penataan Ruang 1 Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN MUNA

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN MUNA IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN MUNA 4.1 Letak Geografis dan Kondisi Alam Kabupaten Muna merupakan daerah kepulauan yang terletak diwilayah Sulawesi Tenggara. Luas wilayah Kabupaten Muna adalah 488.700 hektar

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU 75 GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU Sumatera Barat dikenal sebagai salah satu propinsi yang masih memiliki tutupan hutan yang baik dan kaya akan sumberdaya air serta memiliki banyak sungai. Untuk kemudahan dalam

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KECAMATAN GUNUNGPATI

BAB III GAMBARAN UMUM KECAMATAN GUNUNGPATI BAB III GAMBARAN UMUM KECAMATAN GUNUNGPATI Pada bab ini akan dijelaskan gambaran umum mengenai Kecamatan Gunungpati yang mencakup letak administratif Kecamatan Gunungpati, karakteristik fisik Kecamatan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

KAJIAN UMUM WILAYAH Wilayah Administrasi, Letak Geografis dan Aksesbilitas

KAJIAN UMUM WILAYAH Wilayah Administrasi, Letak Geografis dan Aksesbilitas KAJIAN UMUM WILAYAH Pengembangan Kota Terpadu Mandiri (KTM) di Kawasan Transmigrasi dirancang dengan kegiatan utamanya pertanian termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI II-1 BAB II 2.1 Kondisi Alam 2.1.1 Topografi Morfologi Daerah Aliran Sungai (DAS) Pemali secara umum di bagian hulu adalah daerah pegunungan dengan topografi bergelombang dan membentuk cekungan dibeberapa

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas wilayah Kabupaten Kuningan secara keseluruhan mencapai 1.195,71

Lebih terperinci

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian Penataan Ruang Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian Kawasan peruntukan hutan produksi kawasan yang diperuntukan untuk kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 16 ayat (2) Undangundang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam Siswanto (2006) mendefinisikan sumberdaya lahan (land resource) sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dalam Siswanto (2006) mendefinisikan sumberdaya lahan (land resource) sebagai A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Sumberdaya lahan merupakan suatu sumberdaya alam yang sangat penting bagi mahluk hidup, dengan tanah yang menduduki lapisan atas permukaan bumi yang tersusun

Lebih terperinci

PETA SUNGAI PADA DAS BEKASI HULU

PETA SUNGAI PADA DAS BEKASI HULU KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Sub DAS pada DAS Bekasi Hulu Berdasarkan pola aliran sungai, DAS Bekasi Hulu terdiri dari dua Sub-DAS yaitu DAS Cikeas dan DAS Cileungsi. Penentuan batas hilir dari DAS Bekasi

Lebih terperinci

KONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok

KONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok IV. KONDISI UMUM 4.1 Lokasi Administratif Kecamatan Beji Secara geografis Kecamatan Beji terletak pada koordinat 6 21 13-6 24 00 Lintang Selatan dan 106 47 40-106 50 30 Bujur Timur. Kecamatan Beji memiliki

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ruang wilayah negara kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti secara geografis terletak pada koordinat antara sekitar 0 42'30" - 1 28'0" LU dan 102 12'0" - 103 10'0" BT, dan terletak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, keadaan dan mahluk termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan

Lebih terperinci

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Umum Kabupaten Tanggamus 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus Secara geografis wilayah Kabupaten Tanggamus terletak pada posisi 104 0 18 105 0 12 Bujur Timur dan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN 3.1. Tinjauan Umum Kota Yogyakarta Sleman Provinsi Derah Istimewa Yogyakarta berada di tengah pulau Jawa bagian selatan dengan jumlah penduduk 3.264.942 jiwa,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya yang sangat penting untuk kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya yang sangat penting untuk kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan sumber daya yang sangat penting untuk kehidupan makhluk hidup khususnya manusia, antara lain untuk kebutuhan rumah tangga, pertanian, industri dan tenaga

Lebih terperinci

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Sukabumi 4.1.1 Letak geografis Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Provinsi Jawa Barat dengan jarak tempuh 96 km dari Kota Bandung dan 119 km

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Studi dan Waktu Penelitian Lokasi Studi

METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Studi dan Waktu Penelitian Lokasi Studi III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Studi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Studi Daerah Irigasi Way Negara Ratu merupakan Daerah Irigasi kewenangan Provinsi Lampung yang dibangun pada tahun 1972 adapun

Lebih terperinci