Bab II Tinjauan Pustaka

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab II Tinjauan Pustaka"

Transkripsi

1 Bab II Tinjauan Pustaka II.1 II.1.1 Corporate Information Factory Ekosistem Informasi dan Corporate Information Factory Ekosistem informasi merupakan suatu sistem dengan komponenkomponen berbeda, yang masing-masing melayani komunitas (divisi kerja) tertentu sekaligus bekerja sama dengan komponen lain untuk menghasilkan lingkungan informasi yang kohesif [6]. Selama tiga dekade terakhir, ekonomi berjalan dengan proses bisnis manual. Hal ini tentu saja tidak cukup untuk bersaing di pasar saat ini. Untuk dapat memenangkan persaingan, perusahaan harus mampu membangun kekuatan dan kemampuan dalam menyediakan solusi bisnis dan manajemen [6]. Saat ini, perusahaan mulai menerapkan teknologi informasi demi kelangsungan bisnisnya. Divisi teknologi informasi kemudian dituntut untuk dapat menerapkan arsitektur informasi, teknologi, metodologi, dan perangkat lainnya, khususnya dalam pemrosesan data dan pengolahan informasi. Namun penerapan berbagai elemen pemroses data pada saat yang bersamaan akan menimbulkan kebingungan dan mengakibatkan inefisiensi. Untuk itu dibutuhkan suatu model yang mengkombinasikan elemen-elemen tersebut menjadi suatu ekosistem yang selaras dengan kebutuhan bisnis. Ekosistem informasi dibutuhkan untuk memandu penggunaan berbagai teknologi dan konstruksi informasi, serta menggambarkan jalur komunikasi dan kerja sama dalam pertukaran data, proses, dan pengetahuan. Ekosistem informasi adalah suatu model yang mendukung semua pemrosesan informasi perusahaan. Bentuk fisik dari ekosistem informasi adalah corporate information factory (CIF). CIF merupakan 5

2 suatu struktur generik dan unik terhadap setiap perusahaan, serta dibentuk oleh kultur, iklim politik, ekonomi dan teknologi perusahaan tersebut [6]. Secara definitif, corporate information factory (CIF) dinyatakan sebagai suatu arsitektur logis yang bertujuan untuk menghasilkan kemampuan intelegensia bisnis dan manajemen bisnis yang berasal dari data yang dihasilkan operasional bisnis perusahaan [4]. CIF dibangun dari beberapa komponen. Komponen-komponen yang berbeda dalam CIF menciptakan dasar bagi penyampaian informasi dan aktivitas pengambilan keputusan yang dapat terjadi di komponen manapun dalam CIF. Sebagian besar aktivitas tersebut dijalankan dalam bentuk sistem pendukung pengambilan keputusan (decision-support systems, DSS) yang menyediakan aplikasi yang mudah digunakan bagi user, perangkat sederhana untuk memperoleh informasi dari data [6]. II.1.2 Komponen Corporate Information Factory Komponen kunci dari CIF dijelaskan dalam Gambar II.1. Gambar II.1 Struktur dasar CIF. 6

3 a. Data warehouse Data warehouse merupakan struktur arsitektural yang mendukung pengelolaan data yang subject-oriented, terintegrasi, time-variant, nonvolatile dan berisi data summary maupun detil [6]. Komponen arsitektural yang paling penting dalam CIF adalah data warehouse. Data warehouse merupakan landasan bagi semua pemrosesan pengambilan keputusan strategis. Data warehouse ada untuk mendukung keputusan manajemen, dengan kata lain mendukung proses perencanaan strategis perusahaan. Data warehouse sering kali menjadi tempat pertama di mana data terintegrasi dan tempat yang tepat bagi data historis perusahaan. Data mengalir ke data warehouse dari Operational Data Store (ODS) dan Integration and Trasformation (I&T) layer. Aliran data keluar dari data warehouse menuju data mart [6]. Setiap aliran data yang masuk dan keluar data warehouse memiiki karakteristik tertentu. Gambar II.2 menggambarkan posisi data warehouse dalam konteks CIF. Gambar II.2 Data warehouse dalam konteks CIF. 7

4 b. Data mart Data mart adalah sekumpulan data yang dipersiapkan untuk kebutuhan pemrosesan DSS pada departemen tertentu. Data mart merupakan subset dari DWH yang dikostumisasi untuk memenuhi kebutuhan departemen [6]. Data mart berisi sebagian kecil data detil dan sebagian besar data summary. Data tersebut tidak terlalu banyak mengandung data historis, seperti data dalam DWH. Peran Data mart dalam CIF [6]. - Kontrol. Dengan adanya data mart, departemen memegang kendali menyeluruh terhadap data dan pemrosesan yang terkait dengan departemennya. - Biaya. Suatu departemen hanya ingin menganalisa bagian data tertentu dari data warehouse. Biaya dan waktu yang dibutuhkan untuk penyimpanan dan pemrosesan akan lebih sedikit jika departemen tersebut memindahkan data yang diperlukan ke tempat pemrosesan tersendiri. - Kostumisasi. Data yang mengalir dari data warehouse ke data mart sebelumnya telah dikostumisasi untuk memenuhi kebutuhan departemen tertentu. Kunci utama dari data mart adalah fleksibilitas dan aksesibilitas [6]. Dikarenakan data pada data mart jauh lebih sedikit dari data di DWH, data mart mampu mengakomodasi query-query dalam berbagai jenis dan ukuran. c. Operational Data Store Operational data store (ODS) adalah sekumpulan data yang berisi data detil untuk tujuan memenuhi kebutuhan operasional perusahaan secara kolektif dan terintegrasi. Secara umum, karakteristik ODS dapat dijabarkan sebagai berikut [6] : - volatile, berarti ODS dapat berubah seperti pemrosesan lainnya, 8

5 - aktual, ODS umumnya berisi data periodik (harian, mingguan, bulanan), - detil, ODS hanya berisi data detil dan tidak mengandung data historis, - subject-oriented, dan - terintegrasi Kelas ODS Data yang mengalir ke ODS berasal dari I&T layer. ODS dapat dikategorikan menjadi tiga jenis, berdasarkan sifat data yang masuk dari I&T layer. Suatu ODS dikategorikan pada kelas I jika data yang masuk bersifat asynchronous [6]. Dengan kata lain, hanya dibutuhkan waktu yang sangat sedikit untuk merefleksikan perubahan data akibat transaksi dari aplikasi ke ODS. Pada kelas ini, tidak ada proses serius yang dilakukan di I&T layer. Kelas II besifat storeand-forward, dibutuhkan waktu satu sampai dua jam sejak transaksi dilakukan dari sisi aplikasi sampai transaksi tersebut terefleksi di ODS [6]. Ada kemungkinan dibutuhkan waktu sampai satu hari untuk melihat perubahan akibat suatu transaksi di ODS, ODS jenis ini masuk kategori kelas III. Hal ini disebabkan banyak sekali proses integrasi yang dilakukan di I&T layer [6]. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan jenis kelas ODS, antara lain [6] : kecepatan aliran data menuju ODS, volume data yang mengalir, volume data yang harus disimpan, serta update data dan integritas dari proses transaksi. Proses dalam ODS ODS merupakan lingkungan yang sangat riskan, karena terdapat beberapa elemen dari berbagai proses yang harus disinergikan [6]. - Loading Salah satu proses yang dilakukan oleh ODS adalah proses loading data. Secara umum, proses load ini sangat kompleks baik dalam pengembangan 9

6 maupun maintenance. Tantangan yang dihadapi terkait dengan seberapa canggih teknologi yang diterapkan. - Update Meskipun perubahan langsung jarang sekali terjadi, namun ODS harus mengakomodasi proses update. - Pengaksesan Terdapat pengguna ODS dengan karakteristik tertentu yang meminta pelayanan cepat. Proses pengaksesan merupakan proses dominan dalam ODS dan umumnya jenis aksesnya adalah meminta data, tidak melakukan perubahan terhadap data. - Analisa DSS Analis DSS umumnya meminta proses yang rumit yang melibatkan banyak record data. Analis DSS berbeda juga memiliki kecenderungan yang berbeda pula. Untuk itu, perancang ODS harus mengakomodasi proses ini. d. Integration and Transformation Layer Integration and Transformation layer (I&T layer) merupakan tempat dimana data yang tidak terintegrasi dari berbagai aplikasi dikombinasikan (diintegrasi) dan ditransformasi [6]. Selanjutnya data tersebut akan di alirkan menuju data warehouse dan ODS untuk pemrosesan lebih lanjut. I&T layer sangat tidak stabil, sering kali berubah. Hal ini dikarenakan aplikasi selalu berubah, sehingga dengan sendirinya I&T layer juga akan berubah setiap terjadi perubahan pada aplikasi. Selain itu, data warehouse dibangun secara inkremental dan iteratif. Hal ini memaksa I&T layer untuk menyesuaikan diri dengan data yang dibutuhkan data warehouse. Selain kompleksitas pemrosesan, hal yang menjadi perhatian pada I&T layer adalah kecepatan dan volume aliran data yang melewatinya. 10

7 Secara umum, dalam I&T layer data melalui proses pembacaan, transformasi (pengkodean, pemformatan dan substitusi), pemetaan ke DWH dan ODS, dan pembuatan file intermediate (untuk selanjutnya digunakan oleh program lain) [6]. Proses Transformasi dalam I&T layer [6] - Struktur Pengkodean. Logika pada antar muka integrasi dan transformasi diperlukan untuk membuat representasi standard dalam pengkodean data di DWH dan ODS. - Pemformatan. Pemformatan ulang diperlukan untuk kepentingan konsistensi data. Salah satu contoh pemformatan yang umum adalah standardisasi penulisan tanggal. - Konversi Matematis. Konversi matematis dilakukan untuk menangani perbedaan mata uang, perubahan kurs nilai, dan lain-lain. e. Aplikasi Aplikasi telah ada sejak sistem pertama kali dibangun. Siklus pengembangan aplikasi, operasional sehari-hari, dan pemeliharaan yang berjalan umumnya terdokumentasi sehingga komponen aplikasi sangat familiar di lingkungan CIF. Dalam CIF, aplikasi dianggap sebagai sekumpulan tempat pemasukan data yang bertanggung jawab terhadap pengumpulan data detil, interaksi dengan user, audit dan edit data [6]. Integrasi antar Aplikasi Selama ini aplikasi yang dibangun dan dijalankan tidak terintegrasi satu sama lain. Hal ini merupakan akibat dari pembangunan aplikasi yang dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan kelompok pekerja tertentu, aplikasi dibuat terpisah -inhouse maupun out-source. 11

8 Kurangnya integrasi menyebabkan banyak masalah inkonsistensi, seperti inkonsistensi struktur data dan pengkodean. Kurangnya integrasi antar aplikasi juga mempengaruhi kredibilitas dan agilitas sistem, untuk itu banyak perusahaan yang kemudian bermigrasi mengintegrasikan sistemnya. Berikut adalah beberapa langkah kunci yang umum dilakukan dalam merekayasa ulang aplikasi [6] : - definisikan visi bisnis strategis, - definisikan arsitektur informasi yang dibutuhkan untuk mendukung visi bisnis strategis, - lakukan assessment terhadap aplikasi saat ini dan apakah aplikasi yang ada sejalan dengan visi bisnis strategis, - kembangkan rencana migrasi yang mendefinisikan dan menyusun prioritas dalam tiga sampai empat bulan pertama, dan - eksekusi rencana migrasi. Aliran Data Aliran data masuk dan keluar aplikasi sangat sederhana. Data masuk ke aplikasi langsung dari end-user dan data dari aplikasi mengalir ke I&T layer untuk kemudian ditransformasikan untuk pemrosesan selanjutnya. f. Metadata - Metadata didefinisikan sebagai semua informasi yang dibutuhkan data dalam pengelolaan dan penggunaannya. Dengan kata lain, metadata adalah data tentang data. Metadata sangat penting dalam CIF, metadata adalah perekat yang mengikat keseluruhan arsitektur. Tanpa metadata, komponen berbeda dalam CIF akan berdiri sendiri-sendiri tanpa relasi satu sama lain. Dengan metadata, suatu komponen dapat berkomunikasi dengan komponen lain [6]. Data tentang data yang tersimpan dalam metadata, antara lain [6] : tampilan data, konten, indeks, penjadwalan refreshment, penggunaan, Referential Integrity, dan dokumentasi umum. 12

9 II.2 Arsitektur Informasi Perusahaan Arsitektur Informasi Perusahaan (Enterprise Information Architecture) merupakan sekumpulan rancangan artefak, representasi deskriptif (dokumen) yang relevan untuk menggambarkan perusahaan saat ini dan yang akan datang, untuk digunakan dalam mencapai tujuan perusahaan dan dipelihara selama diperlukan [2]. Artifak atau dokumen dalam Arsitektur Informasi Perusahaan dapat berupa statemen visi dan misi, proses bisnis, proses kerja, organisasi (peran & tanggung jawab), kebijakan (aturan bisnis), informasi (entitas data), aplikasi (logika bisnis), teknologi (komponen teknologi), jaringan (komponen teknologi jaringan), dan keamanan (komponen keamanan). Arsitektur Informasi Perusahaan dapat merupakan suatu representasi roadmap untuk mencapai misi organisasi melalui kinerja optimal proses bisnisnya dalam suatu lingkungan teknologi informasi yang efisien. Dengan demikian Arsitektur Informasi Perusahaan pada dasarnya adalah suatu cetak biru (blueprint) yang secara sistematis dan lengkap mendefinisikan teknologi informasi yang sedang berjalan dan lingkungan teknologi informasi yang diinginkan. Faktor utama pendorong pengembangan dan penggunaan sebuah Arsitektur Informasi Perusahaan pada suatu organisasi adalah [2] : 1. alignment (keselarasan) --memastikan realisasi atau pelaksanaan perusahaan sesuai dengan keinginan manajemen, 2. integration (integrasi) --memastikan konsistensi pelaksanaan aturan bisnis dan kebijakan di seluruh unit organisasi di mana data dan penggunaannya aman, antar muka dan arus informasi sesuai standard, dan konektivitas dan interoperabilitas dikelola di semua unit organisasi, 13

10 3. change (perubahan) --menyediakan fasilitas dan pengelolaan perubahan untuk semua aspek perusahaan, 4. time-to-market --melakukan pengurangan pengembangan sistem, pembuatan program, pembaharuan timeframe dan kebutuhan sumber daya, 5. convergence (konvergensi), menuju standardisasi produk teknologi infomasi. Manfaat dari arsitektur informasi adalah sebagai berikut [2] : 1. keselarasan --menciptakan keselarasan antara lingkungan TI dengan kebutuhan bisnis perusahaan, 2. integrasi --standard antar muka dan aliran informasi. 3. time-to-market --mengurangi siklus pengembangan aplikasi dan sistem, 4. konvergensi --mengusahakan portfolio produk-produk TI standard, 5. meningkatkan kompatibilitas antar berbagai solusi yang dikembangkan masingmasing departemen/unit, 6. memungkinkan penggunaan ulang solusi yang telah dibuat, sehingga mengurangi biaya investasi TI, 7. memberikan metode dan proses bersama, 8. meningkatkan produktivitas dan mengurangi learning curve dari developer dan user, 9. meningkatkan komunikasi antar pengguna TI dengan developer, dan 10. membantu mengidentifikasi keahlian yang dibutuhkan. Keluaran yang dihasilkan akan bermanfaat bagi: 1. eksekutif perusahaan, dalam mendeskripsikan proses bisnis, 2. manager, dalam memahami proses bisnis dengan menggunakan diagram yang standard, 3. manajer TI, dalam mendeskripsikan aplikasi TI dan merencanakan infrastruktur software dan hardware yang sesuai dengan visi, misi dan strategi bisnis perusahaan, 14

11 4. software developer, dalam mengembangkan dan merancang perangkat lunak dengan menggunakan diagram defacto standard, 5. software implementator, dalam mengimplementasikan perangkat lunak yang dirancang oleh software developer, 6. Hardware planner, dalam merencanakan infrastruktur perangkat keras TI, dan 7. Vendor, dalam mengajukan solusi software dan hardware. II.3 Kerangka Kerja Zachman Arsitektur Informasi Perusahaan mengandung banyak informasi dan memahami seluruh informasi yang banyak bukanlah pekerjaan yang mudah. Oleh karenanya dibutuhkan apa yang disebut dengan kerangka kerja Arsitektur Informasi Perusahaan. Dengan menggunakan kerangka kerja (framework), kita akan lebih mudah mengerti berbagai informasi dalam Arsitektur Informasi Perusahaan sehingga kita dapat memutuskan seberapa banyak informasi yang diperlukan dan bagaimana menggunakannya. Kerangka kerja Zachman populer digunakan dalam pembangunan Arsitektur Informasi Perusahaan karena memberikan gambaran yang lengkap dan menetapkan nama yang unik untuk setiap sel dalam kerangka kerja. Kerangka kerja Zachman merupakan logika terstruktur untuk pengklasifikasian dan pengorganisasian tipe-tipe dokumen, rancangan atau model yang merepresentasikan sebuah perusahaan [17]. Kerangka kerja Zachman memiliki aturan sebagai berikut [5] : 1. kolom yang ada tidak tersusun dalam suatu urutan tertentu, 2. masing-masing kolom merupakan model dasar sederhana, 3. model dasar dari tiap kolom harus unik, 4. setiap baris menggambarkan sebuah pandangan jelas dan lengkap, 5. setiap sel dalam suatu baris dan kolom harus unik, dan 6. gabungan sel dalam suatu baris merupakan deskripsi lengkap dari perspektif pada baris tersebut. 15

12 Gambar II.3 Kerangka kerja Zachman untuk arsitektur perusahaan. Keenam baris pada Gambar II.3 menyajikan enam pandangan (perspektif), sebagaimana yang dipandang oleh perencana, pemilik, perancang, pembangun, dan functioning enterprise. Penjelasannya adalah sebagai berikut [5] : 1. perencana --yang menetapkan obyek dalam pembahasan; latar belakang, lingkup, dan tujuan enterprise, 2. pemilik --penerima atau pemakai produk/jasa akhir dari enterprise, 3. perancang --perantara antara apa yang diinginkan (pemilik) dan apa yang dapat dicapai secara teknis dan fisik, 4. pembangun --pengawas/pengatur dalam menghasilkan produk/jasa akhir, 5. subkontraktor --bertanggung jawab membangun dan merakit bagianbagian dari produk/jasa akhir, dan 6. functioning enterprise --wujud nyata dari produk/jasa akhir. 16

13 Keenam kolom pada Gambar II.3 menyajikan fokus (abstraksi atau topik) dari arsitektur enterprise, yaitu: data, fungsi, jaringan, manusia, waktu, dan motivasi. Enam fokus ini masing-masing berkaitan dengan pertanyaan dasar: apa, bagaimana, di mana, siapa, kapan, dan mengapa. Pertemuan antara baris dan kolom pada Gambar II.3 disebut sebagai sel. Isi dari setiap sel dapat berupa satu atau beberapa artefak (obyek atau deskripsi penyajian arsitektural) yang berhubungan dengan baris dan kolom yang terkait [5]. Kerangka kerja Zachman adalah pendekatan klasifikasi artefak arsitektur perusahaan yang diterima sebagai standard de-facto. Kerangka kerja ini disanjung karena keunikannya dalam klasifikasi arsitektur dalam perspektif perusahaan. Walaupun kerangka kerja Zachman merupakan standar de-facto untuk klasifikasi artefak arsitektur perusahaan dan mudah dipahami, harus disadari bahwa kerangka kerja ini tidak mengandung metodologi dan tidak ada cara standard untuk mempopulasikannya. Kerangka kerja Zachman sendiri bukanlah metodologi untuk mengembangkan arsitektur perusahaan (meskipun banyak yang cenderung memandangnya sebagai metodologi). Kerangka kerja Zachman hanyalah kerangka kerja untuk mengkategorikan artefak arsitektur perusahaan. Kerangka kerja Zachman dapat dimanfaatkan untuk menentukan apakah suatu metodologi meliputi semua aspek dalam arsitektur perusahaan atau aspek apa saja yang dicakup oleh suatu metodologi. II.4 Data Mining II.4.1 Definisi Secara sederhana, data mining mengacu pada ekstraksi atau menambang pengetahuan dari data dalam jumlah banyak [3]. 17

14 Data mining telah menarik perhatian kalangan industri informasi dalam beberapa tahun ini, seiring dengan ketersediaan data dalam jumlah yang sangat besar dan kebutuhan menjadikan data tersebut menjadi informasi dan pengetahuan yang bermanfaat. Informasi dan pengetahuan yang dihasilkan dapat digunakan untuk aplikasi analisa pasar, deteksi fraud, untuk kendali produksi dan eksplorasi ilmu pengetahuan [3]. Data mining dapat dipandang sebagai hasil evolusi alamiah dari teknologi informasi. Industri sistem basis data telah mengalami evolusi perkembangan fungsionalitas: pengumpulan data dan pembuatan basis data, pengelolaan data, dan analisa data lanjut. Secara singkat, perkembangan awal mekanisme dari pengumpulan data dan pembuatan basis data bertindak sebagai syarat pengembangan lebih lanjut dari mekanisme penyimpanan dan pengambilan data, dan pemrosesan query dan transaksi. Dengan banyaknya sistem basis data menawarkan pemrosesan query dan transaksi sebagai fungsi umum, analisa data secara natural menjadi target selanjutnya [3]. Banyak orang menamakan data mining dengan istilah Knowledge Discovery from Data (KDD). Ada juga yang memandang data mining sebagai tahap penting dari proses penemuan pengetahuan. Penemuan pengetahuan sebagai proses terdiri dari serangkaian tahapan [3] : 1. data cleaning (untuk menghilangkan noise dan data yang tidak konsisten), 2. data integration (di mana data dari berbagai sumber dikombinasikan), 3. data selection (data yang relevan untuk aktivitas analisa diambil dari basis data), 4. data transformation (dimana data ditransformasikan atau dikonsolidasikan menjadi bentuk yang sesuai), 5. data mining (proses penting di mana metode intelijen diterapkan untuk mengekstrak pola data), 6. data evaluation (untuk mengidentifikasi pola yang menyajikan pengetahuan), dan 7. knowledge presentation (di mana teknologi visualisasi digunakan untuk menampilkan pengetahuan kepada pengguna). 18

15 Gambar II.4 Data mining dalam proses penemuan pengetahuan [3]. II.4.2 Fungsionalitas Data Mining Fungsionalitas data mining digunakan untuk menspesifikasi jenis pola yang akan ditemukan. Secara umum, data mining dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori: deskriptif dan prediktif. Data mining deskriptif menjelaskan properti umum dari data di basis data. Data mining prediktif melakukan kajian pada data yang ada untuk menghasilkan prediksi. [3]. 19

16 1. Frequent Patterns, Asosiasi, dan Korelasi [3]. Frequent patterns merupakan pola-pola yang muncul secara frekuen dari data. Terdapat banyak pola yang sering muncul, termasuk itemset, subsekuen, dan substruktur. Sebuah frequent itemset umumnya mengacu pada sekumpulan item yang sering muncul secara bersamaan pada kumpulan data transaksional. Subsekuen yang sering muncul misalnya pola pembelian pelanggan dimana pembelian suatu produk kemudian diikuti oleh pembelian produk lain. Sebuah substruktur dapat mengacu pada bentuk struktural yang berbeda, seperti graf atau tree, yang dapat dikombinasikan dengan itemset atau subsekuen. Jika suatu substruktur muncul secara frekuen, maka disebut (frequent) structured pattern. Frequent pattern akan menghasilkan penemuan asosiasi dan korelasi menarik yang ada dari suatu data. Umumnya, aturan asosiasi tidak digunakan karena dianggap tidak menarik jika tidak memenuhi batas minimum support dan minimum confidence. Analisa tambahan dapat dilakukan untuk mengongkap korelasi statistik antara hubungan atribut dan nilainya. 2. Klasifikasi dan Prediksi [3]. Klasifikasi merupakan proses menemukan suatu model (atau fungsi) yang menjelaskan dan membedakan konsep dan kelas data. Tujuannya adalah agar model yang dibuat dapat digunakan untuk memprediksi kelas dari objek yang label kelasnya tidak diketahui. Model yang dihasilkan didapat berdasarkan analisa dari data pelatihan. Model yang dihasilkan dapat disajikan dalam berbagai bentuk, seperti aturan klasifikasi (IF THEN), decision tree, formula matematik, atau jaringan syaraf tiruan. Decision tree adalah diagram alur berstruktur pohon, di mana setiap simpul melakukan pengecekan terhadap nilai atribut, setiap cabang mewakili hasil 20

17 dari pengecekan tersebut, dan setiap daun mewakili kelas-kelas atau distribusi kelas. Decision tree dapat dengan mudah diubah menjadi aturan klasifikasi. Sebuah jaringan syaraf tiruan, jika digunakan untuk klasifikasi, umumnya merupakan sekumpulan unit pemrosesan dengan hubungan berbobot antar unit. Terdapat banyak metode lain untuk membangun model klasifikasi, seperti naïve Bayesian classification, support vector machines, dan k-nearest neighbor. Model prediksi juga mencakup identifikasi distribusi tren berdasarkan data yang ada. 3. Cluster [3]. Tidak seperti klasifikasi dan prediksi, yang menganalisa objek data dengan kelas berlabel, clustering menganalisa objek data tanpa melihat label kelas. Secara umum, label kelas tidak muncul pada data pelatihan karena tidak diketahui dari awal. Clustering dapat digunakan untuk membuat label tersebut. Objek-objek di-cluster atau dikelompokkan berdasarkan prinsip memperbesar kemiripan intra kelas dan memperkecil kemiripan antar kelas (maximizing the intraclass similarity and minimizing the interclass similarity). Dengan begitu, kumpulan-kumpulan objek terbentuk sehingga objek-objek dalam suatu cluster memiliki kemiripan yang tinggi satu sama lain, tapi sebaliknya, sangat tidak mirip dengan objek pada cluster yang lain. Setiap cluster yang terbentuk dapat dilihat sebagai sebuah kelas objek. 21

Bab III Analisa dan Kerangka Usulan

Bab III Analisa dan Kerangka Usulan Bab III Analisa dan Kerangka Usulan III.1 Perencanaan Strategis dalam Pengembangan CIF III.1.1 Kendala Pengembangan CIF Pembangunan dan pengembangan CIF tentunya melibatkan banyak sekali aspek dan kepentingan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada tinjauan pustaka ini membahas tentang landasan teori yang medukung pembahasan yang berhubungan dengan sistem yang akan dibuat. 2.1 Data Mining Data mining adalah kegiatan menemukan

Lebih terperinci

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang ABSTRAK Arsitektur enterprise merupakan suatu upaya memandang

Lebih terperinci

PERSYARATAN PRODUK. 1.1 Pendahuluan Latar Belakang Tujuan

PERSYARATAN PRODUK. 1.1 Pendahuluan Latar Belakang Tujuan BAB 1 PERSYARATAN PRODUK Bab ini membahas mengenai hal umum dari produk yang dibuat, meliputi tujuan, ruang lingkup proyek, perspektif produk, fungsi produk dan hal umum yang lainnya. 1.1 Pendahuluan Hal

Lebih terperinci

PERTEMUAN 14 DATA WAREHOUSE

PERTEMUAN 14 DATA WAREHOUSE PERTEMUAN 14 DATA WAREHOUSE Data Warehouse Definisi : Data Warehouse adalah Pusat repositori informasi yang mampu memberikan database berorientasi subyek untuk informasi yang bersifat historis yang mendukung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. yang tepat. Sistem data mining mampu memberikan informasi yang tepat dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. yang tepat. Sistem data mining mampu memberikan informasi yang tepat dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Sistem data mining akan lebih efektif dan efisiensi dengan komputerisasi yang tepat. Sistem data mining mampu memberikan informasi yang

Lebih terperinci

Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Fakulas Ilmu Komputer Program Studi Teknik Informatika. Knowledge Discovery in Databases (KDD)

Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Fakulas Ilmu Komputer Program Studi Teknik Informatika. Knowledge Discovery in Databases (KDD) Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Fakulas Ilmu Komputer Program Studi Teknik Informatika Knowledge Discovery in Databases (KDD) Knowledge Discovery in Databases (KDD) Definisi Knowledge Discovery

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. yang akan diteliti. Pemanfaatan algoritma apriori sudah cukup banyak digunakan, antara lain

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. yang akan diteliti. Pemanfaatan algoritma apriori sudah cukup banyak digunakan, antara lain BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian ini menggunakan beberapa sumber pustaka yang berhubungan dengan kasus yang akan diteliti. Pemanfaatan algoritma apriori sudah cukup

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas tentang konsep dasar dan teori-teori pendukung yang berhubungan dengan sistem yang akan dibangun.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas tentang konsep dasar dan teori-teori pendukung yang berhubungan dengan sistem yang akan dibangun. BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas tentang konsep dasar dan teori-teori pendukung yang berhubungan dengan sistem yang akan dibangun. 2.1. Data Mining Data mining adalah suatu istilah yang digunakan

Lebih terperinci

Abidah Elcholiqi, Beta Noranita, Indra Waspada

Abidah Elcholiqi, Beta Noranita, Indra Waspada Abidah Elcholiqi, Beta Noranita, Indra Waspada PENENTUAN BESAR PINJAMAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM DENGAN ALGORITMA K-NEAREST NEIGHBOR (Studi Kasus di Koperasi Simpan Pinjam BMT Bina Insani Pringapus) Abidah

Lebih terperinci

PENERAPAN DATA MINING UNTUK EVALUASI KINERJA AKADEMIK MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA NAÏVE BAYES CLASSIFIER

PENERAPAN DATA MINING UNTUK EVALUASI KINERJA AKADEMIK MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA NAÏVE BAYES CLASSIFIER PENERAPAN DATA MINING UNTUK EVALUASI KINERJA AKADEMIK MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA NAÏVE BAYES CLASSIFIER I. PENDAHULUAN Mahasiswa merupakan salah satu aspek penting dalam evaluasi keberhasilan penyelenggaraan

Lebih terperinci

2.2 Data Mining. Universitas Sumatera Utara

2.2 Data Mining. Universitas Sumatera Utara Basis data adalah kumpulan terintegrasi dari occurences file/table yang merupakan representasi data dari suatu model enterprise. Sistem basisdata sebenarnya tidak lain adalah sistem penyimpanan-record

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penambangan Data (Data Mining) Pengertian data mining, berdasarkan beberapa orang: 1. Data mining (penambangan data) adalah suatu proses untuk menemukan suatu pengetahuan atau

Lebih terperinci

APLIKASI DATA MINING ANALISIS DATA TRANSAKSI PENJUALAN OBAT MENGGUNAKAN ALGORITMA APRIORI (Studi Kasus di Apotek Setya Sehat Semarang)

APLIKASI DATA MINING ANALISIS DATA TRANSAKSI PENJUALAN OBAT MENGGUNAKAN ALGORITMA APRIORI (Studi Kasus di Apotek Setya Sehat Semarang) Hapsari Dita Anggraeni, Ragil Saputra, Beta Noranita APLIKASI DATA MINING ANALISIS DATA TRANSAKSI PENJUALAN OBAT MENGGUNAKAN ALGORITMA APRIORI (Studi Kasus di Apotek Setya Sehat Semarang) Hapsari Dita

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan di dalam database. Data mining adalah proses yang menggunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan di dalam database. Data mining adalah proses yang menggunakan 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Data Mining Data mining adalah suatu istilah yang digunakan untuk menguraikan penemuan pengetahuan di dalam database. Data mining adalah proses yang menggunakan

Lebih terperinci

6.2 Pendekatan Database Untuk Pengelolaan Data

6.2 Pendekatan Database Untuk Pengelolaan Data 6.2 Pendekatan Database Untuk Pengelolaan Data Database adalah sekumpulan data yang diorganisasikan untuk melayani berbagai aplikasi secara efisien dengan memusatkan data dan mengurangi penggandaan data.

Lebih terperinci

PERENCANAAN CORPORATE INFORMATION FACTORY PADA PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA DENGAN MENGADOPSI PENDEKATAN ARSITEKTUR INFORMASI

PERENCANAAN CORPORATE INFORMATION FACTORY PADA PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA DENGAN MENGADOPSI PENDEKATAN ARSITEKTUR INFORMASI PERENCANAAN CORPORATE INFORMATION FACTORY PADA PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA DENGAN MENGADOPSI PENDEKATAN ARSITEKTUR INFORMASI Yanuar Firdaus Arie Wibowo 1, Kusuma Ayu Laksitowening 2, Amarilis Putri Yanuarifiani

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI Pada tinjauan pustaka ini akan dibahas tentang konsep dasar dan teori-teori yang mendukung pembahasan yang berhubungan dengan sistem yang akan dibuat. 2.1 Basis Data (Database) Database

Lebih terperinci

Database dan DBMS DBMS adalah perangkat lunak sistem yang memungkinkan para pemakai membuat, memelihara, mengontrol, dan mengakses basis data dengan

Database dan DBMS DBMS adalah perangkat lunak sistem yang memungkinkan para pemakai membuat, memelihara, mengontrol, dan mengakses basis data dengan Database dan DBMS Database adalah : suatu pengorganisasian sekumpulan data yang saling terkait sehingga memudahkan aktifitas untuk memperoleh informasi. semua data yang disimpan pada sumberdaya berbasis

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya 2.2 Arsitektur Enterprise

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya 2.2 Arsitektur Enterprise II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Secara umum penelitian penggunaan dan pemanfaatan Perencanaan Arsitektur Enterprise yang dilakukan ditujukan untuk studi kasus atas organisasi yang bergerak

Lebih terperinci

Arsitektur Sistem Informasi. Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom.

Arsitektur Sistem Informasi. Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom. Arsitektur Sistem Informasi Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom. Arsitektur Teknologi Informasi Arsitektur teknologi informasi adalah seluruh aspek meliputi piranti keras, piranti lunak, perangkat jaringan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang akan dibuat adalah sebagai berikut : Sistem Monitoring Pertumbuhan Balita Berbasis Web. Wahyuningsih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang akan dibuat adalah sebagai berikut : Sistem Monitoring Pertumbuhan Balita Berbasis Web. Wahyuningsih BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Penelitian Penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan sistem informasi yang akan dibuat adalah sebagai berikut : Wahyuningsih (2011) telah melakukan penelitian yang

Lebih terperinci

- PERTEMUAN 1 - KNOWLEGDE DISCOVERY

- PERTEMUAN 1 - KNOWLEGDE DISCOVERY DATA WAREHOUSE - PERTEMUAN 1 - KNOWLEGDE DISCOVERY in DATABASE (KDD) Penemuan Pengetahuan di Database Tujuan : Mahasiswa Dapat memahami konsep KDD yang merupakan tujuan akhir dari Data Warehouse dan Data

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data Mining Data Mining adalah proses yang mempekerjakan satu atau lebih teknik pembelajaran komputer (machine learning) untuk menganalisis dan mengekstraksi pengetahuan (knowledge)

Lebih terperinci

Basis Data. Bab 1. Sistem File dan Basis Data. Sistem Basis Data : Perancangan, Implementasi dan Manajemen

Basis Data. Bab 1. Sistem File dan Basis Data. Sistem Basis Data : Perancangan, Implementasi dan Manajemen Bab 1 Sistem File dan Sistem : Perancangan, Implementasi dan Manajemen Pengenalan Konsep Utama Data dan informasi Data - Fakta belum terolah Informasi - Data telah diproses Manajemen data Basis data Metadata

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada tinjauan pustaka ini akan dibahas tentang konsep dasar dan teori-teori yang mendukung pembahasan yang berhubungan dengan sistem yang akan dibuat. 2.1 Basis Data (Database) Database

Lebih terperinci

Manajemen Data. Dosen : Dr. Yan Rianto Rini Wijayanti, M.Kom Nama : Yoga Prihastomo NIM :

Manajemen Data. Dosen : Dr. Yan Rianto Rini Wijayanti, M.Kom Nama : Yoga Prihastomo NIM : Manajemen Data Dosen : Dr. Yan Rianto Rini Wijayanti, M.Kom Nama : Yoga Prihastomo NIM : 1011601026 MAGISTER ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS BUDI LUHUR 2011 DIT TI / DJHKI SKPL-DJHKI-01.04.2011.xx Halaman 0

Lebih terperinci

Pemodelan Data dan Proses Pengembangan Database

Pemodelan Data dan Proses Pengembangan Database Pemodelan Data dan Proses Pengembangan Database Tri Suswanto Saptadi 1 Model Data Menyatakan hubungan antardata dalam database Ada tiga macam model data dasar Hierarkis Jaringan Relasional 2 1 Model Hierarkis

Lebih terperinci

Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan. Caca E. Supriana, S.Si.,MT.

Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan. Caca E. Supriana, S.Si.,MT. Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan Caca E. Supriana, S.Si.,MT. caca.e.supriana@unpas.ac.id Data Data adalah sumber daya berharga yang dapat menerjemahkan menjadi

Lebih terperinci

Perancangan Cetak Biru Teknologi Informasi

Perancangan Cetak Biru Teknologi Informasi Perancangan Cetak Biru Teknologi Informasi Budi Daryatmo STMIK MDP Palembang budi_daryatmo@yahoo.com Abstrak: Pengelolaan TI perlu direncanakan dan dituangkan dalam bentuk cetak biru TI sehingga organisasi

Lebih terperinci

I.1 Latar Belakang Masalah Seiring berjalannya waktu dan perkembangan teknologi media penyimpanan elektronik, setiap organisasi dapat menyimpan

I.1 Latar Belakang Masalah Seiring berjalannya waktu dan perkembangan teknologi media penyimpanan elektronik, setiap organisasi dapat menyimpan BAB. I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Seiring berjalannya waktu dan perkembangan teknologi media penyimpanan elektronik, setiap organisasi dapat menyimpan datanya secara elektronik dan bersifat

Lebih terperinci

Enterprise Architecture. Muhammad Bagir, S.E., M.T.I

Enterprise Architecture. Muhammad Bagir, S.E., M.T.I Enterprise Architecture Muhammad Bagir, S.E., M.T.I Enterprise Architecture Sebuah blueprint yang menjelaskan bagaimana semua elemen TI dan manajemen bekerja bersama dalam satu kesatuan dan memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi (TI) pada saat ini berkembang dengan cepat dan mempengaruhi kegiatan usaha manusia dibidang bisnis. Tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN BASIS DATA SAAT INI

PERKEMBANGAN BASIS DATA SAAT INI PERKEMBANGAN BASIS DATA SAAT INI Sejak tahun 1960-an penggunaan basis data sudah digunakan untuk bidang komersial, dimana pemrosesan file-nya masih berbasis manajemen file tradisional. Perkembangan komputer

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, perkembangan teknologi telah memberikan pengaruh yang sangat besar di dalam kehidupan manusia. Salah satu pengaruh tersebut di bidang informasi yaitu dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan teknologi informasi, dunia bisnis yang didukungnya juga turut

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan teknologi informasi, dunia bisnis yang didukungnya juga turut 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini teknologi informasi berkembang dengan sangat pesat. Hampir semua aspek kehidupan saat ini tidak dapat dilepaskan dari peranan teknologi informasi. Hal

Lebih terperinci

SOFTWARE TESTING. Ratna Wardani

SOFTWARE TESTING. Ratna Wardani SOFTWARE TESTING Ratna Wardani Capaian Memahami pentingnya Software Testing Memahami teknik dalam Software Testing Dasar-dasar Software Testing Teknik-teknik dalam Software Testing Here we go... Dasar-dasar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu bagian dari pasar keuangan, di samping pasar uang, yang sangat penting peranannya bagi pembangunan nasional pada umumnya dan bagi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat turut memacu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat turut memacu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat turut memacu perkembangan pada dunia bisnis untuk mampu mengikuti perubahan yang terjadi dan menjadi lebih maju

Lebih terperinci

Arsitektur Enterprise

Arsitektur Enterprise Arsitektur Enterprise Kualitas Informasi Usefull Completness Correctness Security Up to date Sistem Informasi Enterprise Enterprise membutuhkan perencanaan Sistem Informasi yang bersifat menyeluruh dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Teori teori yang digunakan sebagai landasan dalam desain dan. implementasi dari sistem ini adalah sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI. Teori teori yang digunakan sebagai landasan dalam desain dan. implementasi dari sistem ini adalah sebagai berikut : BAB II LANDASAN TEORI Teori teori yang digunakan sebagai landasan dalam desain dan implementasi dari sistem ini adalah sebagai berikut : 2.1. Sistem Informasi Manajemen Sistem Informasi Manajemen adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan. Sampai saat ini PT. XYZ masih belum memiliki pendefinisian

BAB I PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan. Sampai saat ini PT. XYZ masih belum memiliki pendefinisian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Penelitian PT. XYZ adalah sebuah perusahaan dalam bidang jasa fabrikasi sheetmetal. Dimana dalam setiap proses bisnisnya, pengelolaan terhadap data dan informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang terdiri dari komponen-komponen atau sub sistem yang berorientasi untuk

BAB II LANDASAN TEORI. yang terdiri dari komponen-komponen atau sub sistem yang berorientasi untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Menurut Gondodiyoto (2007), sistem adalah merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari komponen-komponen atau sub sistem yang berorientasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk menganalisa perancangan sistem adalah framework Zachman yang akan dijabarkan dalam masing-masing kolomnya yang terdiri dari What,

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) Nama Mata Kuliah : Pemodelan Kode Mata Kuliah : TI 015 Bobot Kredit : 3 SKS Semester Penempatan : III Kedudukan Mata Kuliah : Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan Mata Kuliah

Lebih terperinci

BUSINESS INTELLIGENCE. Management Database & Informasi

BUSINESS INTELLIGENCE. Management Database & Informasi BUSINESS INTELLIGENCE Management Database & Informasi Pengorganisasian data di lingkungan file tradisional vs Pendekatan database Dasar-dasar Business Intellegence Basis Data Vs Pemrosesan File Tradisional

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. karyawan, jumlah jam kerja dalam seminggu, nomor bagian persediaan, atau

BAB II LANDASAN TEORI. karyawan, jumlah jam kerja dalam seminggu, nomor bagian persediaan, atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data, Informasi, dan Pengetahuan Menurut Stair (2010:5), data adalah fakta atau kenyataan, contoh: nomor karyawan, jumlah jam kerja dalam seminggu, nomor bagian persediaan, atau

Lebih terperinci

jumlah keluarga, dan jumlah rumah. Data diambil dari hasil sensus potensi desa yang dilakukan BPS tahun 1996, 1999, 2003, dan 2006.

jumlah keluarga, dan jumlah rumah. Data diambil dari hasil sensus potensi desa yang dilakukan BPS tahun 1996, 1999, 2003, dan 2006. 1 Latar Belakang PENDAHULUAN Kemajuan teknologi komputer semakin memudahkan proses penyimpanan dan pengolahan data berukuran besar. Namun demikian, seringkali data yang sudah tersimpan belum dimanfaatkan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Keywords : Arsitektur Interprise, Zachman Framework, Arsitektur Teknologi Informasi

ABSTRAK. Keywords : Arsitektur Interprise, Zachman Framework, Arsitektur Teknologi Informasi Judul Pembimbing I Pembimbing II Penyusun : Perancangan Arsitektur Teknologi Informasi Di Laboratorium Pengembangan Dan Penerapan Teknologi Informasi Teknik Informatika, UPN Veteran Jatim Menggunakan Zachman

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Mata Kuliah : Pemodelan Bobot Mata Kuliah : 3 Sks GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Deskripsi Mata Kuliah : Unified Modelling Language; Use Case Diagram; Class Diagram dan Object Diagram; Activity

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN TEKNIK DATAMINING DALAM PENGIMPLEMENTASIAN DAN PENGEMBANGAN MODEL ACTIVE LEARNING DENGAN METODE KELOMPOK

ANALISIS PENERAPAN TEKNIK DATAMINING DALAM PENGIMPLEMENTASIAN DAN PENGEMBANGAN MODEL ACTIVE LEARNING DENGAN METODE KELOMPOK ANALISIS PENERAPAN TEKNIK DATAMINING DALAM PENGIMPLEMENTASIAN DAN PENGEMBANGAN MODEL ACTIVE LEARNING DENGAN METODE KELOMPOK Dody Herdiana, S.T., M. Kom. Dosen PNS DPK pada Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PEMODELAN DATA )

MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PEMODELAN DATA ) MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PEMODELAN DATA ) Disusun Oleh : MUKHAMAT JAFAR 41813120014 MATA KULIAH : REKAYASA PERANGKAT LUNAK DOSEN : WACHYU HARI HAJI, S.KOM, MM UNIVERSITAS MERCUBUANA 2015 Mukhamat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Manajemen Mcleod R dan Schell G, (2004) membagi sumber daya menjadi dua bagian yaitu sumberdaya fisikal dan sumberdaya konseptual. Sumber daya fisikal terdiri

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI. Oleh Iwan Sidharta, MM NFORMASI

SISTEM INFORMASI. Oleh Iwan Sidharta, MM NFORMASI SISTEM INFORMASI Oleh Iwan Sidharta, MM NFORMASI Jenis-jenis Keputusan Menurut Herbert A. Simon, ahli manajemen pemenang Nobel dari Carnegie-Mellon University, keputusan berada pada suatu rangkaian kesatuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap peran sistem informasi dalam perusahaan sebagai bagian dari produktivitas.

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap peran sistem informasi dalam perusahaan sebagai bagian dari produktivitas. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi telah mampu mengubah persepsi manusia terhadap peran sistem informasi dalam perusahaan sebagai bagian dari produktivitas.

Lebih terperinci

PRINSIP DAN KONSEP DESAIN

PRINSIP DAN KONSEP DESAIN PRINSIP DAN KONSEP DESAIN Pokok Bahasan dalam RPL : Desain PL dan Rekayasa PL Prinsip Desain Konsep Desain Desain Modular Afektif Model Desain Dokumentasi Desain TUJUAN PRINSIP DAN KONSEP DESAIN Memahami

Lebih terperinci

MEMBANGUN DATA WAREHOUSE

MEMBANGUN DATA WAREHOUSE MEMBANGUN DATA WAREHOUSE A. Menentukan Bentuk Data Warehouse Data warehouse memiliki berbagai macam bentuk yang sering digunakan. Jadi sebelum membangun suatu data warehouse kita harus memutuskan bentuk

Lebih terperinci

Judul. Deskripsi dan Spesifikasi Kebutuhan Sistem Berbasis Komputer. Oleh: Tim Dit. TIK UPI

Judul. Deskripsi dan Spesifikasi Kebutuhan Sistem Berbasis Komputer. Oleh: Tim Dit. TIK UPI Judul Deskripsi dan Spesifikasi Kebutuhan Sistem Berbasis Komputer Oleh: Tim Dit. TIK UPI 1 Tujuan Memperkenalkan konsep kebutuhan user dan Sistem Menggambarkan kebutuhan fungsional dan nonfungsional Menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Masalah Teknologi Informasi dan Konsep Avatar sebagai Solusi

BAB I PENDAHULUAN Masalah Teknologi Informasi dan Konsep Avatar sebagai Solusi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Masalah Teknologi Informasi dan Konsep Avatar sebagai Solusi Konsep teknologi informasi khususnya Internet telah menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Pertumbuhan pasar swalayan dewasa ini telah meningkat dengan pesat di

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Pertumbuhan pasar swalayan dewasa ini telah meningkat dengan pesat di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan pasar swalayan dewasa ini telah meningkat dengan pesat di Indonesia, ditandai dengan semakin banyak dan menjamurnya pasar swalayan di berbagai tempat.

Lebih terperinci

REKAYASA PERANGKAT LUNAK MATERI TM 10

REKAYASA PERANGKAT LUNAK MATERI TM 10 MATA KULIAH: REKAYASA PERANGKAT LUNAK MATERI TM 10 DESAIN PERANGKAT LUNAK DAN REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PRINSIP DAN KONSEP DESAIN) NAMA : RAHMAT JAENURI NIM : 41814120237 Rekayasa Perangkat Lunak Page

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penentuan dosen pembimbing tugas akhir masih dilakukan secara manual di Jurusan Teknik Informatika UMM yang hanya mengandalkan pengetahuan personal tentang spesialisasi

Lebih terperinci

Nama : Rendi Setiawan Nim :

Nama : Rendi Setiawan Nim : Nama : Rendi Setiawan Nim : 41813120188 Pemodelan Data Pemodelan Data dalam rekayasa perangkat lunak adalah proses menciptakan sebuah model data dengan menerapkan model deskripsi formal data menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Data Mining Dengan perkembangan pesat teknologi informasi termasuk diantaranya teknologi pengelolaan data, penyimpanan data, pengambilan data disertai kebutuhan pengambilan

Lebih terperinci

BAB II. 2.1 Model Data High Level Data Model (Conceptual Data Model)

BAB II. 2.1 Model Data High Level Data Model (Conceptual Data Model) BAB II PENGEMBANGAN SISTEM BASIS DATA Bab ini akan membahas lebih lanjut mengenai arsitektur sistem basis data dan pengembangan sistem basis data. Sistem basis data tidak berdiri sendiri, tetapi selalu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak bisa dipisahkan dari proses bisnis, bahkan tidak jarang teknologi informasi menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak bisa dipisahkan dari proses bisnis, bahkan tidak jarang teknologi informasi menjadi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, teknologi informasi telah menjadi salah satu bagian penting yang tidak bisa dipisahkan dari proses bisnis, bahkan tidak jarang teknologi informasi menjadi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Pihak-pihak yang terkait dengan transaksi transfer: a. Remitter/Applicant, yaitu pemilik dana (pengirim) yang akan

BAB III LANDASAN TEORI. Pihak-pihak yang terkait dengan transaksi transfer: a. Remitter/Applicant, yaitu pemilik dana (pengirim) yang akan 12 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Transfer Bank Transfer adalah pemindahan dana antar rekening di suatu tempat ke tempat yang lain, baik untuk kepentingan nasabah atau untuk kepentingan bank itu sendiri. Pihak-pihak

Lebih terperinci

III. METODE KONVENS IONAL 11. REKAYASA SISTEM BERBASIS KOMPUTER

III. METODE KONVENS IONAL 11. REKAYASA SISTEM BERBASIS KOMPUTER III. METODE KONVENS IONAL 11. REKAYASA SISTEM BERBASIS KOMPUTER 11.1 Sistem Berbasis Komputer (Computer-based System) Sistem berbasis komputer bertujuan untuk mendukung berbagai fungsi bisnis atau untuk

Lebih terperinci

APLIKASI DATA MINING UNTUK MENAMPILKAN INFORMASI TINGKAT KELULUSAN MAHASISWA

APLIKASI DATA MINING UNTUK MENAMPILKAN INFORMASI TINGKAT KELULUSAN MAHASISWA APLIKASI DATA MINING UNTUK MENAMPILKAN INFORMASI TINGKAT KELULUSAN MAHASISWA Yuli Asriningtias, Rodhyah Mardhiyah Program Studi Teknik Informatika Fakultas Bisnis & Teknologi Informasi, Universitas Teknologi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Basis Data 2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban (2003, p2), data ialah fakta yang belum diolah atau gambaran dari transaksi yang ditangkap, direkam, disimpan dan diklasifikasikan.

Lebih terperinci

BASIS DATA MODEL BASIS DATA

BASIS DATA MODEL BASIS DATA BASIS DATA MODEL BASIS DATA APA ITU MODEL BASIS DATA? Model database menunjukkan struktur logis dari suatu basis data, termasuk hubungan dan batasan yang menentukan bagaimana data dapat disimpan dan diakses.

Lebih terperinci

KOMPONEN DSS IRA PRASETYANINGRUM

KOMPONEN DSS IRA PRASETYANINGRUM KOMPONEN DSS IRA PRASETYANINGRUM 6 alasan mengapa perusahaanperusahaan utama memulai DSS dalam skala besar: Kebutuhan akan informasi yang akurat. DSS dipandang sebagai pemenang secara organisasi. Kebutuhan

Lebih terperinci

PERANCANGAN CORPORATE INFORMATION FACTORY MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA ZACHMAN : STUDI KASUS PT TELEKOMUNIKASI Tbk. TESIS

PERANCANGAN CORPORATE INFORMATION FACTORY MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA ZACHMAN : STUDI KASUS PT TELEKOMUNIKASI Tbk. TESIS PERANCANGAN CORPORATE INFORMATION FACTORY MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA ZACHMAN : STUDI KASUS PT TELEKOMUNIKASI Tbk. TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut

Lebih terperinci

Pertemuan 9 PRINSIP DAN KONSEP DESAIN

Pertemuan 9 PRINSIP DAN KONSEP DESAIN Pertemuan 9 PRINSIP DAN KONSEP DESAIN Pokok Bahasan dalam RPL : Desain PL dan Rekayasa PL Prinsip Desain Konsep Desain Desain Modular Afektif Model Desain Dokumentasi Desain Buku Referensi : Pressman,

Lebih terperinci

Konsep Business Inteligence. (Bag. 2) Ade Sarah H., M.Kom

Konsep Business Inteligence. (Bag. 2) Ade Sarah H., M.Kom Konsep Business Inteligence (Bag. 2) Ade Sarah H., M.Kom Data, informasi dan pengetahuan Arsitektur BI Komponen utama BI Siklus analisis BI Tahap pengembangan sistem BI Sebuah organisasi memiliki data

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka Pemanfaatan enterprise Architecture planning (EAP) untuk perencanaan system informasi melibatkan pemahaman dan kejelasan beberapa definisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Data Mining 2.1.1 Pengertian Data Mining Dengan semakin besarnya jumlah data dan kebutuhan akan analisis data yang akurat maka dibutuhkan metode analisis yang tepat. Data mining

Lebih terperinci

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #4 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS)

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #4 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #4 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan bahasa, pedoman, dan visualisasi yang digunakan sebagai dasar pembuatan sebuah pemodelan arsitektur

Lebih terperinci

Tugas Data Warehouse. Kebutuhan Bisnis untuk Gudang Data. (Warehouse)

Tugas Data Warehouse. Kebutuhan Bisnis untuk Gudang Data. (Warehouse) Tugas Data Warehouse Kebutuhan Bisnis untuk Gudang Data (Warehouse) Ricky Renaldo 1562004 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS ATMA JAYA MAKASSAR 2017 KEBUTUHAN BISNIS

Lebih terperinci

Data Warehouse, Data Mart, OLAP, dan Data Mining CHAPTER 6

Data Warehouse, Data Mart, OLAP, dan Data Mining CHAPTER 6 1 Data Warehouse, Data Mart, OLAP, dan Data Mining CHAPTER 6 Data Warehouse 2 Data warehouse adalah basis data yang menyimpan data sekarang dan data masa lalu yang berasal dari berbagai sistem operasional

Lebih terperinci

PERANCANGAN ARSITEKTUR ENTERPRISE DENGAN METODE ZACHMAN FRAMEWORK (STUDI KASUS : PT. MAJATERA)

PERANCANGAN ARSITEKTUR ENTERPRISE DENGAN METODE ZACHMAN FRAMEWORK (STUDI KASUS : PT. MAJATERA) PERANCANGAN ARSITEKTUR ENTERPRISE DENGAN METODE ZACHMAN FRAMEWORK (STUDI KASUS : PT. MAJATERA) IMELDA Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi Universitas Komputer Indonesia Abstrak Setiap organisasi/enterprise

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Dr. Lily Wulandari

Disusun Oleh : Dr. Lily Wulandari PENGEMBANGAN SISTEM Disusun Oleh : Dr. Lily Wulandari LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN SISTEM Kebutuhan Pengembangan g Sistem Terstruktur Proses Konstruksi Sistem 1. Mengidentifikasi masalah besar TI untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka Pada penelitian sebelumnya yang berjudul Pengembangan Model Arsitektur Enterprise Untuk Perguruan Tinggi dilakukan pengembangan model arsitektur enterprise untuk

Lebih terperinci

MAKALAH DESAIN PERANGKAT LUNAK. NAMA : RANI JUITA NIM : DOSEN : WACHYU HARI HAJI. S.Kom.MM

MAKALAH DESAIN PERANGKAT LUNAK. NAMA : RANI JUITA NIM : DOSEN : WACHYU HARI HAJI. S.Kom.MM MAKALAH DESAIN PERANGKAT LUNAK NAMA : RANI JUITA NIM : 41813120165 DOSEN : WACHYU HARI HAJI. S.Kom.MM JURUSAN SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2015 A. DESAIN PERANGKAT

Lebih terperinci

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #2 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS)

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #2 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #2 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan bahasa, pedoman, dan visualisasi yang digunakan sebagai dasar pembuatan sebuah pemodelan arsitektur

Lebih terperinci

PENGUKURAN KESENJANGAN DAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN TOGAF (Studi Kasus : Politeknik Surabaya)

PENGUKURAN KESENJANGAN DAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN TOGAF (Studi Kasus : Politeknik Surabaya) PENGUKURAN KESENJANGAN DAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN TOGAF (Studi Kasus : Politeknik Surabaya) Agus Hermanto [9112205310] Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Hari Ginardi, M.Kom PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Perkembangan teknologi informasi sudah semakin pesat, sehingga memudahkan pekerjaan yang ada pada suatu organisasi serta kemudahan mengakses informasi yang di butuhkan

Lebih terperinci

SEKILAS TENTANG DATABASE

SEKILAS TENTANG DATABASE SEKILAS TENTANG DATABASE Oleh : Sri Setiyowati, S.Kom Abstraksi Suatu gerakan menarik yang sedang berlangsung dalam hal database adalah KDD. Knowledge Discovery in Database (KDD) adalah istilah besar yang

Lebih terperinci

BAB 1 KONSEP DATA MINING 2 Gambar 1.1 Perkembangan Database Permasalahannya kemudian adalah apa yang harus dilakukan dengan data-data itu. Sudah diket

BAB 1 KONSEP DATA MINING 2 Gambar 1.1 Perkembangan Database Permasalahannya kemudian adalah apa yang harus dilakukan dengan data-data itu. Sudah diket Bab1 Konsep Data Mining POKOK BAHASAN: Konsep dasar dan pengertian Data Mining Tahapan dalam Data Mining Model Data Mining Fungsi Data Mining TUJUAN BELAJAR: Setelah mempelajari materi dalam bab ini, mahasiswa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang dengan sangat cepat dan pesat, terutama pada bidang teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang dengan sangat cepat dan pesat, terutama pada bidang teknologi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin maju ini, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan sangat cepat dan pesat, terutama pada bidang teknologi informasi. Kebutuhan

Lebih terperinci

Prinsip dan Konsep Desain Perangkat Lunak

Prinsip dan Konsep Desain Perangkat Lunak Prinsip dan Konsep Desain Perangkat Lunak Desain adalah salah satu langkah dalam fase pengembangan bagi setiap produk atau sistem yang direkayasa. Desain dapat didefinisikan berbagai proses aplikasi berbagai

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat yang terjadi dewasa ini menuntut manusia untuk mampu beradaptasi dengan perkembangan tersebut. Upaya adaptasi yang dilakukan

Lebih terperinci

TUGAS 6 ANALISA DAN PERANCANGAN JARINGAN Tentang Ringkasan Bab 7 D I S U S U N OLEH :

TUGAS 6 ANALISA DAN PERANCANGAN JARINGAN Tentang Ringkasan Bab 7 D I S U S U N OLEH : TUGAS 6 ANALISA DAN PERANCANGAN JARINGAN Tentang Ringkasan Bab 7 D I S U S U N OLEH : YOHANA ELMATU CHRISTINA (011140020) TEKNIK INFORMATIKA / KELAS MALAM SEMESTER 3 2015 BAB 7 Tinjauan Umum Analisis,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Internet sebagai jaringan komputer skala global telah mendorong pertambahan jumlah informasi digital. Pada sistem yang bersifat terbuka seperti internet, pertambahan informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. harus bersaing secara ketat dengan perusahaan lain. Berbagai tantangan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. harus bersaing secara ketat dengan perusahaan lain. Berbagai tantangan dan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Abad ini adalah era informasi, dimana keberhasilan datang dari ide-ide inovatif dan penggunaan informasi secara tepat. Perusahaan pada era informasi harus bersaing

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Investasi merupakan penanaman sejumlah dana dalam bentuk uang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Investasi merupakan penanaman sejumlah dana dalam bentuk uang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan penanaman sejumlah dana dalam bentuk uang ataupun barang yang diharapkan akan memberikan hasil yang lebih dikemudian hari. Investasi dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis telah melakukan penelitian di sebuah cafe yang bernama Treehouse

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis telah melakukan penelitian di sebuah cafe yang bernama Treehouse 25 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penulis telah melakukan penelitian di sebuah cafe yang bernama Treehouse Cafe. Dari penelitian yang telah dilakukan maka si penulis dapat mendeskrpsikan

Lebih terperinci

ANALISIS, DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI

ANALISIS, DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI ANALISIS, DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI Cobalah untuk tidak menjadi seorang orang yang sukses, tetapi menjadi seorang yang bernilai, Albert Einstein Dosen: Heru Prasetyo, Mkom DEFINISI DATA:

Lebih terperinci

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #9 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS)

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #9 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #9 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan dasar, prinsip, struktur dan poin kunci framework TOGAF sebagai pendekatan arsitektur enterprise

Lebih terperinci

RANCANGAN MODEL ARSITEKTUR TEKNOLOGI INFORMASI SISTEM PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA TOGAF

RANCANGAN MODEL ARSITEKTUR TEKNOLOGI INFORMASI SISTEM PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA TOGAF RANCANGAN MODEL ARSITEKTUR TEKNOLOGI INFORMASI SISTEM PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA TOGAF Ibrahim 1, Lela Nurpulaela 2 1,2 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Singaperbangsa Karawang

Lebih terperinci