BAB IV HASIL PENELITIAN. kecemburuan dan semangat dalam menjalankan pekerjaan (Sanguiwon) di. dirilis pada tanggal 24 Desember 2014.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN. kecemburuan dan semangat dalam menjalankan pekerjaan (Sanguiwon) di. dirilis pada tanggal 24 Desember 2014."

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sinopsis Film Royal Tailor Film Royal Tailor adalah bercerita tentang kehidupan cinta, kecemburuan dan semangat dalam menjalankan pekerjaan (Sanguiwon) di bidang departemen yang bertanggung jawab akan pakaian kerajaan di zaman dinasti Josoen. Film Royal Tailor yang disutradarai oleh Lee Won- Suk berdurasi 127 menit ini pengambilan gambarnya dimulai pada tanggal 21 Febuari 2014 selesai diproduksi pada tanggal 02 Juli 2014 dan juga dirilis pada tanggal 24 Desember The Sanguiwon bertanggung jawab atas pakaian yang dikenakan oleh royalti. Dol-Seok (Han Suk-Kyu) adalah yang terbaik tukang penjahit yang bertanggung jawab penuh atas pakaian kerajaan. Dia memandang set aturan yang penting untuk pekerjaannya. Kong-Jin (Ko Soo) adalah seorang jenius seperti desainer, lahir dengan ketangkasan dan rasa yang sangat baik. Ia dibawa ke istana oleh bangsawan atau petinggi kerajaan Pan-Soo (Ma Dong-Seok) yang pertama kali melihat bakatnya merekomendasikan kepada Ratu di kerajaan tersebut (Park Shin Hye) untuk membuat baju kerajaan yang diberikan oleh Raja (Yoo Yeon-Seok) yang rusak dalam satu hari, dikarenakan Dol-Seok tukang jahit kerajaan 51

2 52 tidak dapat membuatnya lagi dalam satu hari saja dikarenakan masih banyak baju yang akan dibuat untuk Raja. Ratu adalah cinta pertama sang Raja tetapi Ratu adalah istri dari kakanya sang Raja sebelum ia wafat. Setelah sang kaka wafat maka Raja (Yoo Yeon-Seok) dinaikan tahtanya untuk memimpin kerajaan. Jadi status Ratu adalah istri dari kakanya sang Raja. Kong-Jin akhirnya bisa menyelesaikan baju tersebut dalam satu hari dan Raja sangat puas juga senang karena baju tersebut sangat pas untuknya yang dibuat oleh Kong-Jin. Pada hari itu juga Kong-Jin dipekerjakan di istana untuk membantu Dol-Seok membuat baju kerajaan. Disaat itulah Kong-Jin dan Ratu sering berjumpa dan menimbulkan rasa cinta kepada sang Ratu, dengan membuatkan baju khusus kerajaan untuk Ratu dan Raja. Konflik di film Royal Tailor ini adalah saat Kong-Jin mengetahui bahwa Ratu akan diturunkan tahtanya dan Raja akan menikah lagi dengan selir yang lebih muda juga cantik yaitu anak dari petinggi kerajaan yang setidaknya bisa memberikan keturunan untuk Raja, agar bisa memimpin kerajaan setelah dia, tetapi rasa cinta Kong-Jin terhadap Ratu ini tidak bisa membiarkan Ratu turun tahta begitu saja karena tidak bisa memberikan keturunan untuk Raja, maka di buatkanlah baju yang mewah untuk menarik perhatian sang Raja dan mencintainya kembali walaupun dulu Ratu adalah istri dari kaka sang Raja tetapi mereka pernah saling suka agar tidak menikahi selir lainnya. Sang Raja-pun tidak jadi menikahi selir itu

3 53 dan terpanah kembali akan kecantikan sang Ratu dan mencintainya kembali, tetapi sang Raja cemburu karena mengetahui kedekatan Kong-Jin dan Ratu dan Kong-Jin di fitnah oleh Dol-Seok karna membuat baju kerajaan khususnya Ratu supaya Ratu terpanah dengan Kong-Jin dengan menggunakan jarum yang beracun. Karena rasa cinta Kong-Jin kepada Ratu dia rela berkorban agar Ratu bisa mendapatkan impiannya yang bisa di cintai kembali oleh Raja, maka Kong-Jin rela di hukum mati. Adapun pemain dalam film Royal Tailor: 51 Gambar Diakses melalui Website pada tanggal 11 April 2015 pukul: WIB

4 Penokohan Dalam Film Royal Tailor Dalam film ini ada karakter utama maupun pembantu untuk membuat film ini lebih berjalan alur ceritanya, sehingga menjadi sebuah karya film yang baik dalam segala aspek. Berikut ini penjelasannya: 1. Dol-Seok Dol-Seok adalah Tukang jahit di kerajaan yang bertanggung jawab penuh terhadap pakaian-pakaian Raja dan Ratu. Dol-Seok memiliki sifat yang baik, displin, terampil, tegas, tetapi licik karena Raja dan Ratu serta semua orang lebih mempercayakan pembuatan busana untuk kerajaan kepada Kong-Jin. 2. Kong-Jin Kong-jin adalah rakyat biasa yang mempunyai keterampilan menjahit busana yang bagus. Dia juga bekerja di salah satu tempat wanita penghibur yang disebut Gisaeng dan membuatkan beberapa pakaian untuk Gisaeng untuk menarik perhatian para pelanggan datang. Kong-Jin mempunyai sifat yang baik, ramah, percaya diri, pintar, humoris, tetapi kurang displin terhadap peraturan saat dia dipekerjakan di kerajaan untuk membuatkan busana Raja dan Ratu.

5 55 3. Cung Tian Niang-Niang atau Ratu Adalah Ratu di kerajaan yang terakhir memiliki wajah yang Cantik, berwibawa, tegas, anggun dalam setiap tindakan sepeti bejalan, pada saat makan dan juga berbicara sopan, serta mempunyai sifat penyayang, serta lembut dan halus dalam setiap tindakannya, yang sangat mencitai Raja tetapi tidak bisa memberikan keturunan untuk sang Raja. 4. Raja Raja adalah orang yang sangat Keras, cemburuan, tegas, keturunan terakhir kerajaan yang dinaikan tahtanya sebagai Raja terakhir dikarenakan Raja yang sebelumnya adalah kakanya sendiri telah wafat. 5. Pan Soo Pan Soo adalah petinggi di kerajaan. Dia yang membawa Kong-Jin dan mempercayakannya kepada Ratu untuk membuat busana Raja yang rusak dalam kurang lebih satu hari. Mempunyai sifat Humoris, baik, percaya diri, dan juga ramah. 6. Selir Kerajaan atau Su-ci Niang-Niang Adalah selir kerajaan yang ingin merebut tahta sang Ratu dikarenakan tidak bisa memberikan sang Raja keturunan yang akan melanjutkan tugas Raja jika sang Raja wafat, mempunyai wajah yang cantik, licik, egois, kasar, agresif.

6 56 7. Wol-Hyang Wol-Hyang adalah teman dari Kong-Jin yang sangat perduli terhadap Kong-Jin, baik, cantik, anggun dan juga menawan. Dia juga bekerja di tempat yang sama dengan Kong-Jin. Diam-diam Wol-Hyang menyimpan perasaan terhadap Kong-Jin.

7 Hasil Penelitian Penelitian ini merujuk pada sebuah hasil yang dapat dijabarkan ke dalam beberapa gambar di bawah dan mendapatkan sebuah gambaran tentang Hanbok pada budaya korea yang ada di film Royal Tailor sebagai objek utama dalam penelitian ini. Tabel (a) Seminar Kebudayaan Korea (b) REPRESENTAMEN Sinsign Pada tabel gambar (a) dimana zaman modern masyarakat Korea sudah terbiasa menggunakan pakaian jas dan kemeja saat hadir dalam acara formal. Seperti yang terlihat pada gambar di atas, terdapat seorang pembicara sedang berdiri di hadapan banyak orang dengan menggunakan baju formal seperti yang di gunakan masyarakat Eropa. Tabel Gambar (b) menjelaskan terlihat dua orang di dalam gambar tersebut adalah seperti penjaga saat acara seminar berlangsung. Tapi pada zaman Dinasti

8 58 Joseon, dua orang yang berpakaian merah, memakai topi/gat dan membawa tongkat adalah penjaga kerajaan atau istana pada saat itu. Legisign Yang terdapat pada tabel gambar (a) dan (b) adalah pada zaman modern saat acara formal sangat di anjurkan menggunakan pakaian yang rapih seperti menggunakan jas dan kemeja berdasi karena pakaian tersebut menunjukkan bahwa berada di lingkungan yang resmi serta memperlihatkan status sosial dan etika santun dalam berbusana. Qualisign Pada gambar (a) acara formal seperti gambar di atas, memperlihatkan dominasi penggunaan warna pada jas selalu hitam, ini dikarenakan warna hitam dikarenakan warna hitam pas jas yang dipakai terlihat lebih sopan untuk acaraacara penting dan resmi atau formal seperti pertemuan dengan pejabat-pejabat negara, seminar, dan lain-lain dan pada gambar (b) terlihat bahwa pada gambar diatas adalah bentuk raut muka yang tegang, dikarenakan pada zaman Dinasti Joseon, dua orang di gambar tersebut adalah penjaga kerajaan yang harus waspada dan focus pada setiap kondisi di kerajaan. OBJECT Symbol Yang terdapat pada gambar (a) terdapat sebuah microphone yang menunjukkan bahwa si pembicara tersebut sedang berbicara di depan audience dan pada gambar (b) memperlihatkan dua orang yang berpaikan Hanbok. Busana tersebut dipakai pada zaman Dinasti Joseon sebagai penjaga kerajaan lengkap dengan tongkat dan

9 59 Gat/topi pelindung dari sinar matahari. Icon Pada gambar (a) di atas, si pembicara terlihat berbusana seperti bangsa Eropa yang selalu menggunakan jas dan kemeja berdasi pada saat acara formal berlangsung dan pada gambar (b) penjaga yang berada pada ruangan tersebut mengunakan pakaian Hanbok yang sama persis seperti pakaian penjaga istana atau kerajaan di zaman kerajaan Korea terlihat dari topi, model pakaian dan tongkatnya. Index Yang memperlihatkan pada gambar (a) di atas, terlihat seorang pembicara sedang menjadi pembicara di sebuah seminar untuk memberi tahukan kepada audiens tentang sejarah dan kebudayaan korea terutama pada busana Korea yang disebut Hanbok itu bertujuan untuk mengajak para warga Korea melestarikan budaya berpakaian menggunakan hambok kembali agar tetap terlestarikan budaya asli korea dalam berbusana. Pada gambar (b) diruangan seminar terdapat dua orang yang berpakaian seperti penjaga kerajaan pada Dinasti Joseon, meraka diturut sertakan pada seminar untuk memperlihatkan secara langsung busana Hambok di hadapan audience. INTERPRETANT Rheme Gambar (a) menafsirkan si pembicara memberikan informasi tentang sejarah busana Hanbok pada zaman Dinasti Joseon yang dijahit oleh mantan penjahit kerajaan dan pada gambar (b) Orang yang menggunakan baju Hanbok pada

10 60 gambar diatas menunjukan karakter kaku dan keras terlihat dari struktur wajah. Decisign Gambar (a) menjelaskan bahwa Korea sudah memasuki zaman atau perkembangan budaya yang dimana warga Korea sudah tidak memakai busana Hanbok untuk kesehariannya seperti yang di jelaskan pada film ini tentang busana pada zaman Dinasti Joseon. Terlihat dari busana yang dipakai adalah jas berwarna hitam, kemeja putih, dan juga memakai dasi tidak di jelaskan pada film Royal Tailor. Pada gambar (b) menjelaskan bahwa Korea sudah memasuki zaman atau perkembangan budaya yang dimana warga Korea sudah tidak memakai busana Hanbok untuk kesehariannya seperti yang di jelaskan pada film ini tentang busana pada zaman Dinasti Joseon. Terlihat dari busana yang dipakai adalah jas berwarna hitam, kemeja putih, dan juga memakai dasi. Pakain Hanbok terlihat sangat minim atau tidak digunakan lagi pada seminar atau acara penting lainnya. Argument Pada gambar (a) merujuk pada alasan si pembicara menunjukkan busana Hanbok pada kebudayaan Korea saat Dinasti Joseon yang dipakai Ratu saat itu adalah kekayaan budaya Korea yang harus selalu dilestarikan dan juga pada gambar (b) menjelaskan bahwa orang Korea pada zaman ini memakai busana Hanbok pada saat acara-acara tertentu saja. Misalnya seminar tentang kebudayaan busana Korea, pernikahan, kematian, dan acara-acara festival. Di karenakan Korea sudah memasuki perkembangan zaman modern terhadap busana atau adanya campuran budaya lain dengan budaya Korea tanpa menghilangkan budaya asli Korea.

11 61 Tabel Busana Hanbok Yang Dipakai oleh Rakyat Biasa REPRESENTAMEN Sinsign Pada gambar diatas, dua orang tersebut adalah rakyat kecil atau biasa yang memakai busana Hanbok yang terbuat dari bahan sutra yang kualitasnya rendah, memakai topi/gat yang terbuat dari bambu rotan serta memakai ikat kepala. Legisign Gambar diatas terkandung pada norma sosial, yang dijelaskan pada gambar diatas adalah busana Hanbok yang dipakai oleh dua orang rakyat kecil. Gambar ini menunjukkan busana yang dipakainya adalah status kelas sosialnya yang rendah. Qualisign Terlihat raut muka dari kedua orang tersebut adalah raut muka yang pasrah yang

12 62 menunjukkan akan keadaan hidupnya yang serba berkecukupan dan warna putih pada busana Hanbok merupakan simbol kemurnian jiwa dan warna ini yang paling umum dan biasa digunakan oleh warga biasa. OBJECT Icon Topi/gat yang dipakai terbuat bahan bambu rotan sama dengan topi/gat yang dipakai oleh status sosialnya tinggi hanya berbeda jenis bahan yang digunakan. Symbol Gambar diatas menjelaskan dua orang rakyat biasa dan beberapa orang dibelakangnya yang memakai busana yang sama yang disebut Hanbok. Index Pada gambar diatas menjelaskan busana Hanbok yang digunakan oleh kedua orang tersebut yang menunjukkan kejelasan dari busana yang dipakainya bahwa busana Hanbok tersebut biasa dipakai oleh rakyat yang status sosialnya rendah. INTERPRETANT Rheme Gambar di atas menafsirkan busana Hanbok yang sederhana dengan beberapa aksesoris Hanbok yang dipakai terlihat bahwa ke dua orang tua tersebut ada di status sosial yang rendah atau rakyat kecil. Decisign Busana Hanbok yg dipakai menjelaskan status kelas sosial rakyat pada zaman Dinasti Joseon. Hanbok yang terbuat dari bahan sutra berkualitas tanpa hiasan mewah atau perpaduan warna hanya didasarkan warna putih ini menjelaskan

13 63 kemurnian jiwa dan warna ini yang paling umum dan biasa digunakan oleh warga biasa. Argument Gambar diatas adalah Hanbok yang memberikan alasan bahwa Hanbok bisa di bedakan jenis dan status sosialnya pada zaman Dinasti Joseon.

14 64 Tabel Busana Hanbok Petinggi-Petinggi di Kerajaan REPRESENTAMEN Sinsign Gambar diatas menjelaskan bahwa orang-orang tersebut adalah petinggi-petingi kerajaan pada Dinasti Joseon. Legisign Pada gambar di atas norma yang terkandung pada busana Hanbok petinggi kerajaan yang disebut dalryeongpo adalah norma sosial yang menjelaskan level para petinggi kerajaan. Qualisign Ada berbagai warna busana yang terdapat pada busana petinggi kerajaan atau yang disebut dalryeongpo itu dengan tergantung dari level status : merah untuk rank 1 senior sampai rank 3 senior, biru untuk rank 3 junior sampai 6 junior, dan

15 65 hijau untuk 7 junior samapi 9 junior. OBJECT Index Busana yang dipakai oleh pejabat-pejabat petinggi kerajaan ini dibuat dan dibedakan warnanya dikarenakan untuk membedakan status sosial mereka di dalam kerjaraan, agar bisa lebih mematuhi peraturan di dalam kerajaan, dan mempunyai tugas masing-masing dengan status pekerjaan mereke dan berperilaku baik menurut level status pada busana yang dipakai. Icon Pada busana dalryeongpo sulaman pada pola awan dan binatang yang terdapat pada busana dalryeongpo di dada adalah: derek untuk petugas sipil dan hopyo (harimau-macan tutul) untuk petugas militer. Symbol Terlihat dari busana yang dipakainya hampir semuanya sama hanya warnanya saja yang berbeda. Jubah sehari-hari para pejabat juga di kenal dengan nama dalryeongpo dan Samo adalah aksesoris kepala atau sebuah topi yang dikenakan bersama dengan dalryeongpo dan aksesoris ikat pinggangnya di namakan gakdae. INTERPRETANT Rheme Busana Hanbok dalryeongpo menafsirkan perbedaan level status dan pekerjaan pada busana yang dipakai oleh para petinggi kerajaan. Decisign Busana Hanbok yang dipakai oleh Pan-Soo dan pejabat petinggi kerajaan lainnya

16 66 membuktikan dengan perbedaan warna tersebut adanya level status seseorang dalam kerajaan. Argument Selama masa awal dinasti Joseon satu warna jubah hanya merefleksikan satu level status tapi kemudian dalam perkembangannya mereka mengadaptasi dari dinasti di China.

17 67 Tabel Topi/Gat Yang Menunjukkan Status Sosialnya Tinggi REPRESENTAMEN Sinsign Terlihat dari gambar diatas, topi yang dipakai oleh ketiga orang di gambar tersebut adalah Gat atau topi tradisional Korea. Legisign Gambar diatas terkandung dalam status sosial dimana topi/gat yang dipakai oleh Pan-Soo dan petinggi kerjaan lainnya dan hanya orang yang bekerja di kerajaanlah yang boleh memakai topi/gat tersebut dari bahan rambut kuda. Qualisign Pada gambar diatas terlihat Pan-Soo dan 2 orang petinggi kerajaan lainya yang sedang asik mengobrol juga minum teh bersama yang sedang membicarakan pekerjaanya masing-masing.

18 68 OBJECT Icon Merujuk pada sebuah topi yang digunakan oleh Pan-Soo dan teman-teman petinggi kerajaaannya. Index Gambar diatas topi/gat yang pada zaman Dinasti Joseon ini dibuat sebagai aksessoris kepala juga bisa dipakai untuk pelindung dari cuaca panas Symbol Topi/Gat pada gambar diatas terbuat dari rambut kuda atau juga dari jaring ini memiliki variasi model dan bentuk sesuai dengan status atau kelas pemakainya. INTERPRETANT Rheme Menafsirkan gambar diatas sebagai bahwa topi/gat adalah aksesoris kepala pada busana Hanbok. Decisign Kenyataan dari gambar tersebut bahwa topi/gat yang digunakan oleh pria pada saat keluar rumah atau menghadiri acara-acara penting. Argument Topi/Gat adalah tanda yang memberikan alasan bahwa aksesoris kepala pada busana Hanbok tersebut dipakai atau digunakan hanya untuk menandakan status sosial seseorang tinggi dikarenakan topi tersebut hanya bisa dipakai untuk orangorang penting saja.

19 69 Tabel Busana Hanbok Keseharian Ratu di Kerajaan REPRESENTAMEN Sinsign Gambar di atas menjelaskan sang Ratu datang dan di sambut oleh beberapa dayang pengiring kerajaan. Legisign Terlihat gambar di atas, Dayang yang mengiring sang Ratu juga punya jubah tersendiri yang di sebut gungnyeo. Mereka biasanya memakai dangui, jaket seperti punya ratu atau putri atau Ratu tapi tanpa geumbak atau pola emas. Warna dan gaya rambut berbeda tergantung dari level status. Yang paling tinggi di sebut sanggung. Gaya rambut mereka mirip dengan ratu atau ibu suri atau

20 70 wanita Joseon yang sudah menikah. Qualisign Qualitas pada gambar diatas menjelaskan bahwa sang Ratu memasuki sebuah ruangan yang dipenuhi dengan dayang-dayang yang mengiri sang Ratu untuk memperlihatkan busana yang baru dibuatkan oleh Kong-Jin OBJECT Symbol Hanbok yang paling sering dipakai oleh para wanita istana ini disebut dangui. Icon Gambar yang terdapat pada busana hanbok di bagian depan-belakang dan bahu yang berpola emas seperti gambar naga atau bisa juga harimau. Itu menjelaskan bahwa bahwa dangui yang dibiasa dipakai oleh Ratu dan Gonryongpo adalah baju keseharian di kerajaan Index Gambar di atas menjelaskan bahwa baju keseharian yang dipakai oleh Ratu membedakan dari wanita kebanyakan yang menunjukkan level status sosial mereka. INTERPRETANT Rheme Menafsirkan bahwa busana Hanbok tersebut yang dipakai oleh Ratu boleh beraneka ragam warna hanya yang membedakan adalah geumbak atau pola emas yang ada di bahu, depan-belakang dangui. Decisign

21 71 merupakan tanda adalah suatu kenyataan dimana busana dangui di karakteristikan dari bagain depan dan belakang yang rendah, seperti lingkaran dengan bagian yang runcing mempunyai geumbak atau pola emas pada busana dan ada lambang naga yang terjahit di bahu, depan dan belakang dangui mereka. Argument Hanbok tersebut meberikan sebenarnya bagian dari pakaian ceremony atau jaket, tapi oleh para ratu dan putri itu di adaptasi menjadi pakaian sehari-hari.

22 72 Tabel Gaya Rambut Seorang Ratu REPRESENTAMEN Sinsign Menjelaskan sang Ratu yang memakai wig/gatche dan hiasan rambutnya dan warna Hanbok yang dipakainya. Legisign Gaya rambut yang dipakai oleh gambar di atas menunjukkan statusnya sebagai Ratu Qualisign Qualitas pada raut muka Ratu menggambarkan wajah yang kaget saat Ratu meminta pendapat pada Kong-Jin karena Ratu ingin memberikan sebuat hadiah

23 73 untuk Raja, dan Kong-Jin memberikan saran kepada Ratu untuk membuatkan Raja pakaian dalam dikarenakan mereka adalah suami-istri. OBJECT Index Gambar diatas menjelaskan busana Hanbok yang dipakai oleh Ratu berwana kuning ke-emasan adalah menunjukkan bahwa Rakyat biasa dilarang mengggunakan hanbok dengan warna kuning merupakan simbol pusat alam semesta, digunakan untuk pakaian kebesaran keluarga kerajaan. Icon Pada hiasana rambut yang disebut dengan Tteoljam, mempunyai dua ornamen bulat yang terbuat dari logam berbentuk bunga atau kupu-kupu adalah hiasan yang di pakai untuk jenis gaya rambut eoyeo meori. Symbol Gambar diatas adalah aksesoris kepala yang disebut Tteoljam atau gaya rambut yang disebut eoyeo meori yang dipakai seorang Ratu dalam kerajaan zaman Dinasti Joseon di film Royal Tailor. INTERPRETANT Decisign Ratu biasanya memakai gaya rambut bulat yang di kenal dengan nama eoyeo meori, juga disebut gaya rambut kerajaan karena hanya wanita anggota kerajaan yang boleh memakai gaya rambut ini. Tteoljam, mempunyai dua ornamen bulat yang terbuat dari logam berbentuk bunga atau kupu-kupu adalah hiasan yang di pakai untuk jenis gaya rambut ini.

24 74 Rheme Menafsirkan gambar di atas adalah bahwa Ratu pada scene ini akan membuatkan pakaian sebagai hadiah untuk Raja yang akan dibuatnya sendiri. Argument Gambar di atas memberikan alasan aksesoris rambut yang disebut dengan Tteoljam dan gaya rambut yang disebut dengan eoyeo meori hanya boleh dipakai oleh anggota kerajaan saja.

25 75 Tabel Busana Hanbok Berburu Raja REPRESENTAMEN Sinsign Terlihat dari gambar diatas bahwa terlihat dari rawut wajahnya sang Raja yang senang dengan baju berburunya kali ini. Legisign Lambang ohjoeryongbo atau naga dengan lima jari di depan-belakang dan lengan kanan-kirinya menjelaskan bahwa dia adalah Raja Qualisign Dialog sang Raja menjelaskan bahwa dia senang sekali atas pekerjaan Kong-Jin yang membuatkannya baju berburu yang bagus. OBJECT Index

26 76 Hanbok yang dipakai Raja dibuat untuk berburu ini terlihat agak membentuk pas badan sang Raja, guna mempermudah dalam berburu. Icon Lambang ohjoeryongbo atau naga dengan lima jari menjelaskan bahwa lambing naga juga ada pada baju keseharian Raja yang disebut dengan Gonryongpo. Symbol Gambar diatas menjelaskan busana Hanbok Raja pada saat berburu dengan pola harimau pada bagian depan-belakang dan lengan kanan-kirinya sama saja disebut dengan Gonryongpo yang sama saja dengan baju keseharian Raja di kerajaan. INTERPRETANT Rheme Busana berburu raja ini adalah salah satu dari busana Raja yang lainnya ini menunjukkan keistimewaan busana yang dipakai dan dibuat khusus untuk Raja. Decisign Perbedaan baju keseharian dan untuk berburu ini ada pada ikat pinggang dan juga baju Hanbok yang biasanya dipakai lebih besar dan tidak membentuk badan ini karena untuk memudahkan saat berburu. Argument Hanbok yang dipakai tidak selalu sama fungsinya secara terus menerus. Yang membedakan busana Hanbok yang dipakai adalah pada aksesorismya. Berbeda waktu, tempat, dan kejadian berbeda pula busana yang dipakai oleh Raja.

27 77 Tabel Busana Hanbok Raja Untuk Acara Upacara Kebesaran REPRESENTAMEN Sinsign Eksistensi aktual pada gambar diatas adalah sang Raja sedang mencoba sebuah busana untuk hari upacara kebesaran di kerajaan. Legisign Busana upacara kebesaran atau penobatan kenaikan tahta ini dibuat sedemikian rupa, yang terlihat seperti kebesaran menutupi tangan agar terlihat sopan, berwibawa, dan disegani oleh petinggi kerajaan lainnya. Qualisign Merujuk pada busana Hanbok yang dipakai Raja dikarenakan busana ini adalah busana turun-temurun dari Raja yang sebelumnya.

28 78 OBJECT Index Menunjukkan suatu kebanggaan untuk para penjahit kerajaan membuatkan baju Raja untuk acara upacara kebesaran ini, sebagai hadiahnya Kong-Jin di hadiahi sebuah kaos kaki yang dipakai oleh Raja atas tanda terima kasihnya karena sudah membuatnya yang lebih nyaman dipakai untuk Raja. Symbol Gambar diatas adalah busana Hanbok Raja untuk upacara kebesaran atau acaraacara penting di kerajaan yang disebut gujangbok karena ada sembilan jenis simbol yang tersulam di jubah. Icon Naga yang terdapat pada busana gujangbok ini menjelaskan naga di kedua bahu, gunung di belakang, api, burung, lambang barel anggur harimau di kelima lengan; yang di sebut ojang, artinya untuk yang. Untuk roknya (pasangan jubah) ada biji padi, kapak dan api; yang di sebut sajang, artinya untuk ying. INTERPRETANT Rheme Busana yang dipakai oleh sang Raja menunjukkan busana yang mewah serta aksesoris kepala yang disebut ikseongwan untuk acara-acara penting, baju resmi, rapat dan lain-lain. Karena fungsi dari busana Hanbok yang dibuatkan untuk Raja berbeda-beda.

29 79 Decisign Pada kenyataanya busana Hanbok yang dipakai oleh Raja ini adalah pada saat acara pernikahan, upacara kebesaran, dan penobatan kenaikan tahta. Argument Busana upacara kebesaran dibuat dengan teliti dan benar karena busana Hanbok ini menjelaskan busana kebesaran sang Raja untuk memimpin kerajaannya.

30 80 Tabel Aksesoris Tusuk Konde Ratu / Binyeo REPRESENTAMEN Sinsign Gambar diatas adalah sebuah benda yang diberikan Ratu kepada Kong-Jin sebagai rasa terima kasinya. Legisign Binyeo atau tusuk konde yang biasa digunakan oleh putri kerajaan atau Ratu kerajaan ini digunakan selain untuk mempercantik diri juga untuk status sosial. Qualisign Gambar di atas menjelaskan tanda rasa terima kasih dari Ratu untuk Kong-Jin dan memberikan hadiah kepada Kong-Jin dan tidak melupakan jasanya yang sudah membuatkan busana kerajaan untuk Ratu dan Raja.

31 81 OBJECT Symbol Gambar diatas menunjukan sebuah benda yang disebut dengan tusuk konde atau binyeo. Index Binyeo adalah Sebuah jepit rambut yang digunakan untuk menahan mahkota atau wig dan menahan kepangan atas pada rambut. Icon Tusuk konde yg berbentuk naga yang disebut yongjam, untuk ratu berarti bahwa setiap keinginan akan jadi kenyataan. INTERPRETANT Rheme Menafsirkan biasanya tusuk konde atau binyeo ini diberikan kepada Ratu sebagai hadiah turun temurun dari Ratu yang sebelumnya. Tusuk konde atau binyeo ini juga terbuat dari emas dan bernilai tinggi harganya. Decisign Bahan pembuatan tusuk konde/binyeo tersebut bervariasi sesuai dengan kedudukan sosial pemakainya. Argument Tusuk konde/binyeo ini tergantung pada nama spesifiknya Tusuk konde naga atau yongjam di pakai untuk ratu dan ibu suri. Tusuk konde berbentuk phoenix disebut bongjam, di pakai oleh selir dan para putri.

32 82 Tabel Busana Hanbok Ratu Saat Upacara Kebesaran REPRESENTAMEN Sinsign Eksistensi aktual pada peristiwa di atas adalah Ratu yang baru saja datang untuk menghadiri upacara kebesaran kenaikan tahta selir Su-Ci yang akan di jadikan Ratu selanjutnya. Legisign Busana Hanbok yang di pakai Ratu menjelaskan norma kelas sosial yang tinggi, yang patut di segani oleh rakyatnya karena busana yang dibuat oleh Kong-Jin ini menjelaskan Hanbok yang dasarnya pada zaman Dinasti Joseon ini adalah status sosial seseorang.

33 83 Qualisign Gambar di atas menjelaskan qualitas pada raut wajah sang Ratu yang menunjukkan keanggunan dan kewibawaan sang Ratu bahwa dia masih berhak menjadi Ratu dikarenakan dia adalah Ratu dari Raja sebelumnya yang sudah wafat yaitu kakanya sang Raja bukan berarti dia tidak bisa menjadi Ratu untuk Raja yang sekarang. Karena pada dulunya Ratu dan Raja pernah saling menyayangi. Dan Raja yang sebelumnya mengetahui bawa adiknya mencintai wanita ini maka kaka sang Raja menikahi wanita yang dicintai adiknya. OBJECT Icon Busana Hanbok yang dipakai oleh Ratu ini adalah busana pesta atau upacara kebesaran untuk bertemu dengan pejabat-pejabat petinggi di Korea. Symbol Gaya rambut yang paling sering di pakai oleh Ratu dan putri pada gambar diatas adalah gaya rambut wanita yang telah menikah di sebut jjeokjin meori, dimana gulungan kepangan rambut yang di ikat jadi semacam sanggul, dengan tusuk konde panjang yang disebut binyeo. Binyeo atau tusuk konde yang dipakai oleh Ratu adalah simbol kebesaran sang Ratu dan pemberian turuntemurun dari Ratu yang sebelumnya. Index Pada gambar di atas merujuk pada sebab dan akibat sang Ratu memakai busana Hanbok pada saat upacara kebesaran dikarenakan untuk menarik perhatian para

34 84 petinggi kerajaan dan yang utama adalah untuk Raja dengan menunjukkan busana Hanbok yang dipakaikan sebagai tanda kebesaran sang Ratu karena pada saat itu sebenarnya sang Ratu akan diturunkan tahtanya dan Selir Su-Ci akan di naikkan tahtanya untuk menggantikan sang Ratu dikarenakan sang Ratu Cun Tian tidak bisa memberikan keturunan untuk Raja. INTERPRETANT Rheme Gambar diatas menafsirkan karena busana Hanbok tersebut membuat dan membantu Ratu Cun Tian tetap menduduki tahtanya sebagai Ratu di kerajaan dan selir Su-Ci tidak jadi menggambil gelarnya sebagai Ratu pengganti. Decisign Busana Hanbok yang dipakai Ratu adalah Busana pesta atau upacara kebesaran ini adalah busana yang termewah di kerajaan pada zaman Dinasti Joseon. Hingga sekarang busana Hanbok ini di museumkan di Korea untuk melestarikan busana yang dipakai oleh sang Ratu. Argument Busana Hanbok pesta atau untuk upacara kebesaran yang mewah ini dibuat untuk menunjukkan dialah Ratu di kerajaannya.

35 85 Tabel Hanbok adalah Cerminan Status Sosial Seseorang REPRESENTAMEN Sinsign Dialog Dol-Seok yang menjelaskan busana Hanbok yang dibuat oleh penjahit kerajaan. Legisign Gambar diatas menjelaskan bahwa setiap busana Hanbok yang dibuat pada zaman Dinasti Joseon mencerminkan taat peraturan dan memperlihatkan status sosial seseorang. Qualisign Terlihat pada gambar di atas, dialog dan raut muka Dol-Seok begitu pasrah dan kecewa saat menjelaskan busana Hanbok yang dibuat Kong-Jin adalah melanggar pertaturan kerajaan.

36 86 OBJECT Index Gambar di atas menjelaskan pada saat terjadinya konflik dimana Kong-Jin penjahit kerajaan membuatkan pekerja dikerajaan busana yang sama persis modelnya oleh Ratu untuk menarik perhatian sang Raja. Dol-Seok marah karena Kong-Jin melanggar peraturan dikerajaan yang menjelaskan bahwa busana Ratu tidak bisa dipakai oleh sembarang orang Kong-Jin pun mendapatkan hukuman oleh Raja yaitu hukuman mati. Icon Gambar di atas menjelaskan pada dialog Dol-Seok untuk semua busana yang di buat oleh penjahit kerajaan. Symbol Busana yang ada dalam dialog Dol-Seok ini menjelaskan setiap busana yang dibuat oleh penjahit kerajaan memiliki aturan saat membuatnya dan tidak hanya semata-mata membuatkan saja, karena disetiap unsur busana Hanbok yang dibuat oleh penjahit kerajaan ada arti yang khusus untuk Busana Hanbok yang dipakai oleh Raja dan Ratu. INTERPRETANT Rheme Menafsirkan bahwa dialog Dol-Seok ini menjelaskan aturan berbusana ini sudah ada sejak lama dikarenakan Dol-Seok sudah lama bekerja di kerajaan hingga 30 tahun lebih.

37 87 Decisign Kenyataan dialog diatas terlihat dalam film Royal Tailor benar adanya hukuman yang melanggar aturan berbusana dikerajaan. Argument Gambar diatas adalah tanda yang memberikan suatu alasan. Dialog tersebut menggambarkan alasan Hanbok yang dibuat dan dipakai pada zaman Dinasti Joseon menggambarkan status sosial seseorang karna busana tersebut menjelaskan status sosial seseorang jadi tidak boleh membuatkan busana kepada sembarang orang dan

38 Pembahasan Pada poin ini peneliti akan menjabarkan pembahasan tentang penelitian yang telah dijabarkan dari awal sampai hasilnya. Pembahasan ini bertujuan untuk mendapatkan hasil yang lebih dalam lagi untuk lebih menggambarkan Hanbok pada budaya Korea yang ada di film Royal Tailor menurut Charles Sanders Peirce. Berdasarkan apa yang telah di bahas pada Bab III, penelitian yang telah dianalisis sesuai dengan metode penelitian dengan menggunakan segitiga makna Charles Sanders Peirce mengenai sign, object, dan interpretant memberikan pengertian bahwa tanda-tanda yang ada di dalam film Royal Tailor terdapat makna komunikasi verbal dan nonverbal pada Hanbok. Tanda yang dibentuk melalui adegan-adegan yang telah di capture sebagai sign, lalu dihubungkan dengan object sehingga menimbulkan interpretant yang digunakan penulis untuk menemukan tanda komunikasi verbal dan nonverbal psikopat dalam film Royal Tailor. Pada tabel (a) adalah gambar dimana seseorang berpakaian rapih, memakai jas berwarna hitam, kemeja putih, dan juga dasi. Ini menunjukkan kemajuan busana di Korea yang pada dasarnya adalah pakaian Korea pada dahulunya adalah Hanbok dan dipakai sehari-hari tetapi terlihat di gambar tersebut tidak digunakan lagi. Berarti budaya busana Korea saat ini adanya kemajuan atau perpaduan era modern yang masuk ke negara Korea. Dan juga tabel (b) terdapat scene yang menjelaskan busana Hanbok yang dipakai oleh dua orang seperti busana yang dipakai oleh penjaga kerajaan pada acara seminar

39 89 atau sebuah acara penting saja. Hal ini menunjukkan bahwa busana Hanbok pada zaman ini sudah tidak digunakan untuk keseharian lagi melainkan hanya untuk acara penting saja, seperti pernikahan, kematian, festival, seminar-seminar yang berhubungan dengan kebudayaan Korea, dan juga pertemuan-pertemuan dengan pejabat penting atau Presiden-presiden di penjuru dunia. Busana Hanbok yang putih polos berbahan sutra yang kualitasnya rendah tanpa hiasan atau aksesoris yang mewah hanya ikat kepala dan topi atau Gat yang terbuat dari bambu rotan seperti pada tabel biasanya digunakan oleh rakyat kecil atau miskin yang status kelas sosialnya rendah. Selain itu busana Hanbok yang dipakai oleh para petinggi kerajaan seharihari yang disebut dalryeongpo dan Samo adalah aksesoris kepala atau sebuah topi yang dikenakan bersama dengan dalryeongpo. Seperti pada tabel busana ini mempunyai beberapa level status di kerajaan. Aksesoris kepala yang biasa dipakai oleh laki-laki ini disebut dengan Gat. Gat pada gambar sangat bervariasi bentuknya, ini menjelaskan tentang status kelas sosialnya. Topi ini atau Gat terbuat dari rambut kuda atau jaring yang berfungsi untuk melindungi dari sinar matahari dan dipakai pada saat acara-acara penting saja. Busana hanbok yang dipakai oleh Ratu untuk keseharian saat di kerajaan berbeda dengan wanita yang lain dari bagain depan dan belakang yang rendah, seperti lingkaran dengan pola emas pada bagian bahu, depan dan belakang yang dijelaskan pada tabel Busana Hanbok tersebut hanya di pakai oleh keluarga kerajaan.

40 90 Wig atau Gatche adalah gaya rambut Ratu yg disebut eoyeo meori pada tabel hanya boleh dipakai oleh wanita kerajaan yang berarti status kelas sosialnya tinggi yang memakai gaya rambut seperti ini. Dan aksesoris dirambutya disebut Tteoljam yang terbuat dari logam dan berbentuk seperti bunga biasanya hiasan ini dipakai untuk gaya rambut eoyeo meori. Pada tabel dan menjelaskan eksistensi aktual pada busana Hanbok Raja dari beberapa busana Raja yang lainnya. Sebenarnya Raja dan Ratu memiliki bermacam-macam busana seperti, busana berburu, berkuda, upacara kebesaran seperti pernikahan, penobatan kenaikan tahta, busana keseharian dikerajaan, dan lain-lain dan juga bermacam-macam aksesoris untuk busananya. tabel adalah busana untuk berburu yang dibuat sedemikian rupa membentuk tubuh Raja untuk memudahkan saat berburu. Pada tabel adalah busana Hanbok untuk acara upacara kebesaran dan aksesoris mahkota yang disebut ikseongwan dan ikat pinggang yang disebut gakdae. Baju keseharian Raja dan Ratu biasanya bergambar naga atau harimau yang berada di bagian lengan kanan dan kiri, depan dan belakang busana Hanbok yang berpola dari benang emas. Busana Hanbok Pada tabel dan yang dibuat dari bahan sutra yang berkualitas tinggi, yang menjulang panjang kebelakang yang berwarna putih ke-emasan ini sangatlah menawan dan mewah. Busana ini adalah busana yang menujukkan status sosial kelas tinggi. Dengan gaya rambut yang disebut isjjeokjin meori, dimana gulungan kepangan rambut yang di ikat jadi semacam sanggul. Tusuk konde atau binyeo yang berbentuk naga yang disebut yongjam, berarti bahwa setiap keinginan akan jadi kenyataan.

41 91 Busana kerajaan yang dibuat untuk Raja dan Ratu tidak dibuat untuk sembarangan orang, karena busana yang dikenakan oleh Raja dan Ratu tidaklah boleh dipakai atau ditiru oleh orang biasa, fungsi dari busana itu sendiri adalah taatnya peraturan berbusana dan juga busana menunjukan status sosial seseorang. Jadi, pada tabel dalam pembuatan busana Hanbok tidaklah semata-mata hanya untuk mempercantik diri saja. Berbeda dengan zaman sekarang Hanbok bukanlah busana yang dipakai untuk keseharian. Jadi, model Hanbok zaman sekarang tidak membedakan status sosial seseorang. Semua tanda-tanda dalam film Royal Tailor ini menunjukkan adanya gambaran Hanbok dari setiap scene yang peneliti amati. Dalam film ini dapat dilihat secara langsung bagaimana Hanbok yang dibuat oleh Dol-Seok yang diperankan Han Suk-Kyu dan Kong-Jin yang diperankan oleh Ko-Soo menjelaskan tujuan peneliti yaitu untuk mengetahui dan memberikan informasi atau pengetahuan kepada pembaca bahwa setiap busana Hanbok memiliki perbedaan kelas sosial disetiap busananya dan juga menunjukkan budaya busana Korea pada zaman Dinasti Joseon untuk selalu dilestarikan.

BAB IV KESIMPULAN. Skripsi yang berjudul Makna Motif dan Warna Hollyebok ( 혼례복 ) dalam

BAB IV KESIMPULAN. Skripsi yang berjudul Makna Motif dan Warna Hollyebok ( 혼례복 ) dalam BAB IV KESIMPULAN Skripsi yang berjudul Makna Motif dan Warna Hollyebok ( 혼례복 ) dalam Pakaian pada Pernikahan Korea ini membahas mengenai pakaian pernikahan tradisional hollyebok yang dikenakan oleh keluarga

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 60 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 60 TAHUN 2007 TENTANG Menimbang : a. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 60 TAHUN 2007 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL Dl LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Busana tidak hanya terbatas pada pakaian yang dipakai sehari-hari seperti

BAB I PENDAHULUAN. Busana tidak hanya terbatas pada pakaian yang dipakai sehari-hari seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Busana tidak hanya terbatas pada pakaian yang dipakai sehari-hari seperti rok, dress, atau pun celana saja, tetapi sebagai suatu kesatuan dari keseluruhan yang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PAKAIAN DINAS DAN ATRIBUT PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan kepribadian seseorang. Tidak hanya pakaian sehari-hari saja

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan kepribadian seseorang. Tidak hanya pakaian sehari-hari saja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak orang mengatakan bahwa pakaian yang dipakai dapat mencerminkan kepribadian seseorang. Tidak hanya pakaian sehari-hari saja namun pakaian tradisional juga dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penutup atau pelindung anggota tubuh. Pakaian digunakan sebagai pelindung

BAB I PENDAHULUAN. penutup atau pelindung anggota tubuh. Pakaian digunakan sebagai pelindung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pengertiannya yang paling umum, pakaian dapat diartikan sebagai penutup atau pelindung anggota tubuh. Pakaian digunakan sebagai pelindung tubuh terhadap hal-hal

Lebih terperinci

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK

Lebih terperinci

2018, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Penyelenggara Pemil

2018, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Penyelenggara Pemil No.183, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DKPP. Logo, Pataka dan Pakaian Dinas. PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG LOGO, PATAKA, DAN

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI PAPUA

GUBERNUR PROVINSI PAPUA GUBERNUR PROVINSI PAPUA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI PAPUA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL Dl LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI PAPUA Lampiran : 2 (dua) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diutarakan oleh Dedy N Hidayat, sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diutarakan oleh Dedy N Hidayat, sebagai berikut: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Paradigma konstruktifitis dapat dijelaskan melalui empat dimensi seperti diutarakan oleh Dedy N Hidayat, sebagai berikut: 1. Ontologis: relativism, realitas

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA 1 BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA SALINAN NOMOR : 11 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PAKAIAN DINAS BUPATI, WAKIL BUPATI DAN KEPALA DESA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 67 TAHUN 2009 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BERAU BUPATI BERAU,

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 67 TAHUN 2009 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BERAU BUPATI BERAU, PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 67 TAHUN 2009 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BERAU BUPATI BERAU, Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksanaan Peraturan Menteri Dalam

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG tusan adalah norma hukum yang menetapkan, dan subnsinya s \it/khusus.. berlaku sekali saja, bersifat KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG PAKAIAN DINAS

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG. PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL Dl LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG. PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL Dl LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL Dl LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA 1 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang Mengingat : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dilestarikan dan dikembangkan terus menerus guna meningkatkan ketahanan

I. PENDAHULUAN. dilestarikan dan dikembangkan terus menerus guna meningkatkan ketahanan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara kesatuan yang memiliki beranekaragam kebudayaan. Budaya Indonesia yang beraneka ragam merupakan kekayaan yang perlu dilestarikan dan dikembangkan

Lebih terperinci

PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA -1- DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILU REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG LOGO, PATAKA, DAN PAKAIAN DINAS DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

Kajian Perhiasan Tradisional

Kajian Perhiasan Tradisional Kajian Perhiasan Tradisional Oleh : Kiki Indrianti Program Studi Kriya Tekstil dan Mode, Universitas Telkom ABSTRAK Kekayaan budaya Indonesia sangat berlimpah dan beragam macam. Dengan keanekaragaman budaya

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO 2.1 Sejarah Kumihimo Kumihimo dikenal mulai sejak zaman Edo. Kumihimo pertama kali diciptakan oleh suatu bentuk jari loop mengepang. Kemudian alat takaida seperti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kehidupan dengan sabar. Bagi Musa, hidup itu adalah sebuah pilihan. Musa memiliki semangat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kehidupan dengan sabar. Bagi Musa, hidup itu adalah sebuah pilihan. Musa memiliki semangat BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Film Animasi Battle Of Surabaya Battle Of Surabaya menceritakan kisah pemuda yang memiliki jiwa spontan, berani dan bertanggung jawab yang bernama Musa.

Lebih terperinci

2017, No Nomor 177, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4925); 2. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2010 tentang Badan Nasio

2017, No Nomor 177, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4925); 2. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2010 tentang Badan Nasio No.887, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPP. Pakaian Dinas Pegawai. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGINN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BADAN PERTANAHAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KIMONO PADA MASYARAKAT JEPANG. Dulunya kimono adalah salah satu dari 2 jubah formal yang biasa

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KIMONO PADA MASYARAKAT JEPANG. Dulunya kimono adalah salah satu dari 2 jubah formal yang biasa BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KIMONO PADA MASYARAKAT JEPANG 2.1. Sejarah Kimono di Jepang Dulunya kimono adalah salah satu dari 2 jubah formal yang biasa digunakan di pengadilan Cina. Kemudian berevolusi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Menurut Keraf (1998:14) etika berasal dari kata Yunani ethos, yang dalam bentuk jamaknya berarti adat istiadat atau kebiasaan. Dalam pengertian ini etika berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan manusia dan memiliki peran yang besar didalam kegiatan bisnis,

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan manusia dan memiliki peran yang besar didalam kegiatan bisnis, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi saat ini telah memasuki setiap dimensi aspek kehidupan manusia dan memiliki peran yang besar didalam kegiatan bisnis, organisasi,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 8 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK. PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 8 TAHUN 2016

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 8 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK. PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 8 TAHUN 2016 BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 8 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK. PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PAKAIAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA DEPOK Diperbanyak oleh :

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUKAMARA

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUKAMARA BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUKAMARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA, Menimbang

Lebih terperinci

dia tak pernah melepas cadar yang menutupi wajah cantiknya.

dia tak pernah melepas cadar yang menutupi wajah cantiknya. PRINCESS Cerita ini diinspirasi oleh sebuah mimpi yang ku alami tahun 2007, tentang sebuah kerajaan islam di Indonesia. Namun masih ragu, benarkah ada cerita seperti dalam mimpi saya? Daripada salah dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini banyak kebudayaan yang sudah mulai ditinggalkan, baik kebudayaan daerah dan luar negeri. Karena

Lebih terperinci

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) 2 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pakaian Dinas Kepala Daerah, Wakil Kepala Daerah dan Kepala Desa; 8. Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. silat Indonesia yang baru diluncurkan oleh produser produser saat ini cukup. banyak yang minat untuk mengembangi film silat.

BAB I PENDAHULUAN. silat Indonesia yang baru diluncurkan oleh produser produser saat ini cukup. banyak yang minat untuk mengembangi film silat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena film laga atau silat dalam beberapa tahun belakangan ini bergairah kembali. Terbukti bermunculnya film persilatan, baik yang Berjaya di kandang sendiri

Lebih terperinci

MODEL, BENTUK, PENGGUNAAN, UKURAN, ATRIBUT, DAN KELENGKAPAN PAKAIAN DINAS PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

MODEL, BENTUK, PENGGUNAAN, UKURAN, ATRIBUT, DAN KELENGKAPAN PAKAIAN DINAS PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL MODEL, BENTUK, PENGGUNAAN, UKURAN, ATRIBUT, DAN KELENGKAPAN I. PAKAIAN DINAS A. PDH PAKAIAN DINAS PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL 1. PDH WARNA KHAKI a. PDH Warna Khaki Pria LAMPIRAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Etika Profesi 2.1.1 Definisi Etika Etika menurut Rini dan Intan (2015:3), berasal dari kata Yunani Ethos (Ta Etha) berarti adat istiadat atau kebiasaan. Dalam pengertian ini

Lebih terperinci

TATA TERTIB PESERTA POSTER 2016

TATA TERTIB PESERTA POSTER 2016 TATA TERTIB PESERTA POSTER 2016 1. Peserta wajib datang tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah ditentukan (06.00 WIB). 2. Peserta yang terlambat mendapatkan sanksi dari Komisi Disiplin. 3. Peserta

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 7 TAHUN 2014

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 7 TAHUN 2014 GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 7 TAHUN 2014 T E N T A N G STANDARISASI PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL Dl LINGKUP PEMERINTAH PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: PECINTA BUDAYA BAJU BATIK MODERN REMAJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BUDAYA BANGSA BIDANG KEGIATAN

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: PECINTA BUDAYA BAJU BATIK MODERN REMAJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BUDAYA BANGSA BIDANG KEGIATAN USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: PECINTA BUDAYA BAJU BATIK MODERN REMAJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BUDAYA BANGSA BIDANG KEGIATAN PKM-KEWIRAUSAHAAN Di Usulkan Oleh: 1.RINA ANJARSARI

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 68 TAHUN 2012 TENTANG

- 1 - PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 68 TAHUN 2012 TENTANG - 1 - SALINAN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 68 TAHUN 2012 TENTANG PAKAIAN DINAS BUPATI, WAKIL BUPATI, DAN KEPALA DESA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 45 Tahun : 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 45 Tahun : 2016 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 45 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Busana Thailand Berbentuk Celemek Panggul, Kaftan atau Tunika

Gambar 3.1 Busana Thailand Berbentuk Celemek Panggul, Kaftan atau Tunika BAHAN AJAR BAGIAN III SEJARAH MODE PERKEMBANGAN BENTUK DASAR BUSANA DI NEGARA TIMUR A. Thailand Thailand adalah salah satu negara tetangga Indonesia sehingga busan antara kedua negara tersebut terdapat

Lebih terperinci

BAHAN PERKULIAHAN BUSANA PENGANTIN (BU 474) BUSANA PENGANTIN KOREA. Disusun Oleh : Mila Karmila, S.Pd, M.Ds NIP

BAHAN PERKULIAHAN BUSANA PENGANTIN (BU 474) BUSANA PENGANTIN KOREA. Disusun Oleh : Mila Karmila, S.Pd, M.Ds NIP BAHAN PERKULIAHAN BUSANA PENGANTIN (BU 474) BUSANA PENGANTIN KOREA Disusun Oleh : Mila Karmila, S.Pd, M.Ds NIP. 19720712 200112 2 001 PRODI PENDIDIKAN TATA BUSANA JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan arus informasi yang menyajikan kebudayaan barat sudah mulai banyak. Sehingga masyarakat pada umumnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dan metode analisis semiotika dengan paradigma konstruktivis. Yang merupakan suatu bentuk penelitian

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Desain Title Untuk desain Title penulis menggunakan dua font yaitu Blessed Day pada kata Faylynn yang dianggap dapat mencerminkan tokoh utama dalam film ini yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan

BAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan berkembangnya zaman, fungsi busana mengalami sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi

Lebih terperinci

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL Dl LINGKUNGAN BADAN

Lebih terperinci

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya PENERAPAN DESAIN DALAM RANGKAIAN BUNGA SEBAGAI PELENGKAP DEKORASI RUANG Arita Puspitorini PKK Abstrak, Bunga sejak dulu hingga kini memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, karena bunga dirangkai

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG 1 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG LOGO DAN PATAKA PENGAWAS PEMILU SERTA PAKAIAN DINAS PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakatnya, terutama pada kaum perempuan. Sebagian besar kaum perempuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakatnya, terutama pada kaum perempuan. Sebagian besar kaum perempuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menururt Waspodo (2014) Negara Indonesia merupakan negara muslim terbesar di dunia, meskipun hanya 88% penduduknya beragama Islam. Besarnya jumlah pemeluk agama Islam

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : Mengingat

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI KOLAKA TIMUR PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI KOLAKA TIMUR NOMOR TAHUN 2014 TENTANG

- 1 - BUPATI KOLAKA TIMUR PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI KOLAKA TIMUR NOMOR TAHUN 2014 TENTANG - 1 - BUPATI KOLAKA TIMUR PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI KOLAKA TIMUR NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KOLAKA TIMUR DENGAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. International yaitu produsen rokok terkemuka di dunia.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. International yaitu produsen rokok terkemuka di dunia. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1 Sejarah PT. HM Sampoerna PT. Hanjaya Mandala Sampoerna salah satu produsen rokok terkemuka di Indonesia, PT. HM Sampoerna

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO

PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR TAHUN 0 TENTANG PAKAIAN DINAS WALIKOTA, WAKIL WALIKOTA DAN APARATUR SIPIL NEGARA DI PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI KEDIRI PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI KEDIRI NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI KEDIRI PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI KEDIRI NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG 1 S A SALINAN L I N A N BUPATI KEDIRI PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI KEDIRI NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PAKAIAN DINAS PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 51

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 51 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 51 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG PAKAIAN DINAS BAGI APARATUR PEMERINTAH DESA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANJARNEGARA

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 67 TAHUN 2009 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BERAU BUPATI BERAU,

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 67 TAHUN 2009 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BERAU BUPATI BERAU, PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 67 TAHUN 2009 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BERAU BUPATI BERAU, Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksanaan Peraturan Menteri Dalam

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BULUNGAN.

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BULUNGAN. SALINAN BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BULUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

Keindahan Desain Kalung Padu Padan Busana. Yulia Ardiani (Staff Teknologi Komunikasi dan Informasi Institut Seni Indonesia Denpasar) Abstrak

Keindahan Desain Kalung Padu Padan Busana. Yulia Ardiani (Staff Teknologi Komunikasi dan Informasi Institut Seni Indonesia Denpasar) Abstrak Keindahan Desain Kalung Padu Padan Busana Yulia Ardiani (Staff Teknologi Komunikasi dan Informasi Institut Seni Indonesia Denpasar) Abstrak Pemakaian busana kini telah menjadi trend di dunia remaja, dengan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM. 72 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM. 72 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM. 72 TAHUN 2014 TENTANG PAKAIAN DINAS HARIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 743/MENKES/PER/VI/2010 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL KANTOR KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari busana itu sendiri. Lebih dari itu, pemenuhan kebutuhan akan busana

BAB I PENDAHULUAN. dari busana itu sendiri. Lebih dari itu, pemenuhan kebutuhan akan busana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Busana merupakan kebutuhan primer bagi manusia. Ini artinya busana merupakan kebutuhan pokok manusia. Seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, kegiatan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KANTOR KESEHATAN PELABUHAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KANTOR KESEHATAN PELABUHAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KANTOR KESEHATAN PELABUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN

Lebih terperinci

!$ 3.2 Sifat dan Jenis Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis semiotika dari Char

!$ 3.2 Sifat dan Jenis Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis semiotika dari Char BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivis. Menurut paradigma konstruktivisme, realitas sosial yang diamati

Lebih terperinci

4. Simbol dan makna tari

4. Simbol dan makna tari 4. Simbol dan makna tari Pernahkah Anda mengalami kondisi, melihat tari dari awal sampai akhir, tetapi tidak dapat mengerti maksud dari tari yang Anda amati?. Kondisi tersebut dapat terjadi karena dua

Lebih terperinci

4. WAJIB, tidak memakai aksesoris apapun kecuali penunjuk waktu yang digunakan dipergelangan tangan.

4. WAJIB, tidak memakai aksesoris apapun kecuali penunjuk waktu yang digunakan dipergelangan tangan. 1. Rambut Putra : Rambut warna asli. WAJIB rapi dan standar (tidak boleh model punk, Mohawk, dsb). Untuk putra, rambut tidak boleh menyentuh alis, telinga, dan kerah baju. Putri : Untuk putri yang tidak

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 226 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN PAKAIAN SERAGAM ANGGOTA GERAKAN PRAMUKA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 226 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN PAKAIAN SERAGAM ANGGOTA GERAKAN PRAMUKA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 226 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN PAKAIAN SERAGAM ANGGOTA GERAKAN PRAMUKA Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Menimbang : a. bahwa Musyawarah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PAKAIAN DINAS KEPALA DAERAH, WAKIL KEPALA DAERAH DAN KEPALA DESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PAKAIAN DINAS KEPALA DAERAH, WAKIL KEPALA DAERAH DAN KEPALA DESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PAKAIAN DINAS KEPALA DAERAH, WAKIL KEPALA DAERAH DAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa. Negara Indonesia di masa yang lampau sebelum. masa kemerdekaan media massa belum bisa dinikmati oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa. Negara Indonesia di masa yang lampau sebelum. masa kemerdekaan media massa belum bisa dinikmati oleh semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Masalah Media massa sudah menjadi bagian hidup bagi semua orang. Tidak dikalangan masyarakat atas saja media massa bisa diakses, akan tetapi di berbagai kalangan masyarakat

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SINJAI

BUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SINJAI BUPATI SINJAI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan disiplin

Lebih terperinci

DESKRIPSI TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA TEDUNG AGUNG

DESKRIPSI TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA TEDUNG AGUNG DESKRIPSI TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA TEDUNG AGUNG Produksi ISI Denpasar pada Pembukaan Pesta Kesenian Bali XXXII Di Depan Gedung Jaya Sabha Denpasar 12 Juni 2010 Oleh: I Gede Oka Surya Negara, SST.,M.Sn.

Lebih terperinci

diciptakan oleh desainer game Barat umumnya mengadopsi dari cerita mitologi yang terdapat di Di dalam sebuah game karakter memiliki

diciptakan oleh desainer game Barat umumnya mengadopsi dari cerita mitologi yang terdapat di Di dalam sebuah game karakter memiliki ABSTRACT Wimba, Di dalam sebuah game karakter memiliki menjadi daya tarik utama dalam sebuah game, menjadi teman bagi pemain, juga dapat berperan sebagai atau dari sebuah game sekaligus menjadi elemen

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI PAPUA

GUBERNUR PROVINSI PAPUA GUBERNUR PROVINSI PAPUA Lampiran : 2 (dua) PERATURAN GUBERNUR PROVINSI PAPUA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PAKAIAN DINAS KEPALA DAERAH, WAKIL KEPALA DAERAH DAN KEPALA KAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

MODEL, ATRIBUT DAN KELENGKAPAN PAKAIAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN

MODEL, ATRIBUT DAN KELENGKAPAN PAKAIAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI PONOROGO NOMOR : TAHUN 2016 TANGGAL : MODEL, ATRIBUT DAN KELENGKAPAN PAKAIAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN A. PAKAIAN DINAS HARIAN (PDH) WARNA KHAKI 1. Pegawai Negeri

Lebih terperinci

Kreativitas Busana Pengantin Agung Ningrat Buleleng Modifikasi

Kreativitas Busana Pengantin Agung Ningrat Buleleng Modifikasi Kreativitas Busana Pengantin Agung Ningrat Buleleng Modifikasi Oleh: Nyoman Tri Ratih Aryaputri Mahasiswa Program Studi Seni Pasca Sarjana Institut Seni Indonesia Denpasar Email: triratiharyaputri3105@gmail.com

Lebih terperinci

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini bersifat Interpretatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif interpretatif yaitu suatu metode yang memfokuskan

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Dalam perancangan produk clothing ini penulis melakukan analisa pada masing-masing produk yang akan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DATA. Berikut ini penulis akan memaparkan mengenai analisisis unsur westernisasi

BAB 3 ANALISIS DATA. Berikut ini penulis akan memaparkan mengenai analisisis unsur westernisasi BAB 3 ANALISIS DATA Berikut ini penulis akan memaparkan mengenai analisisis unsur westernisasi pada mode busana Gothic Lolita yang didasarkan pada jenis-jenis busana Gothic Lolita modern. 3.1 Westernisasi

Lebih terperinci

- Penerapan konsep energi gerak

- Penerapan konsep energi gerak IPA NO KOMPETENSI DASAR MATERI INDIKATOR 1 Menyimpulkan hasil pengamatan bahwa gerak benda di pengaruhi oleh bentuk dan ukuran - Gerak benda - Siswa dapat menjelaskan gerak benda yang berbentuk bulat -

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. bahwa film ini banyak merepresentasikan nilai-nilai Islami yang diperankan oleh

BAB V PENUTUP. bahwa film ini banyak merepresentasikan nilai-nilai Islami yang diperankan oleh BAB V PENUTUP 5.1. Simpulan Setelah dilakukan penelitian, kajian pustaka dan analisis data film Cinta Subuh mengenai nilai-nilai Islami di dalam film tersebut, maka dapat dikatakan bahwa film ini banyak

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI WALIKOTA YOGYAKARTA,

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI WALIKOTA YOGYAKARTA, W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa untuk mengoptimalkan kinerja pegawai sebagai

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PAKAIAN DINAS APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR

Lebih terperinci

KAJIAN KOMPARATIF DESAIN BUSANA NASIONAL WANITA INDONESIA KARYA BARON DAN BIYAN DENGAN KARYA ADJIE NOTONEGORO

KAJIAN KOMPARATIF DESAIN BUSANA NASIONAL WANITA INDONESIA KARYA BARON DAN BIYAN DENGAN KARYA ADJIE NOTONEGORO KAJIAN KOMPARATIF DESAIN BUSANA NASIONAL WANITA INDONESIA KARYA BARON DAN BIYAN DENGAN KARYA ADJIE NOTONEGORO Oleh Suciati, S.Pd, M.Ds Prodi Pendidikan Tata Busana JPKK FPTK UPI I. PRINSIP DASAR BUSANA

Lebih terperinci

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR TAHUN 0 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL Dl LINGKUNGAN BADAN NASIONAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kata songket. Tanjung Pura Langkat merupakan pusat Pemerintahan Kesultanan

BAB I PENDAHULUAN. kata songket. Tanjung Pura Langkat merupakan pusat Pemerintahan Kesultanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata songket memiliki banyak definisi dari beberapa beberapa para ahli yang telah mengadakan penelitian dan pengamatan terhadap kain songket. Menurut para ahli

Lebih terperinci

2017, No Indonesia Tahun 2008, Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 32 Tah

2017, No Indonesia Tahun 2008, Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 32 Tah No.850, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Kader Bela Negara. Pakaian Seragam, Atribut dan Kelengkapan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PAKAIAN SERAGAM,

Lebih terperinci

PERATURAN PKKMB FIK UNESA 2017 TATA TERTIB PKKMB

PERATURAN PKKMB FIK UNESA 2017 TATA TERTIB PKKMB PERATURAN PKKMB FIK UNESA 2017 TATA TERTIB PKKMB 1. Membawa peralatan dan perlengkapan sesuaidengan ketentuan. 2. Menjaga kebersihan selama kegiatan berlangsung. 3. Memperhatikan materi yang disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia selain papan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia selain papan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia selain papan dan pangan, hal tersebut sangat penting bagi manusia untuk menutup bagian bagian tubuh manusia. Perkembangan

Lebih terperinci

NOMOR : 12 TAHUN 2010

NOMOR : 12 TAHUN 2010 BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA SALINAN NOMOR : 12 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Nako terdiri dari 7 orang pengrajin kemudian kelompok ketiga diketuai oleh Ibu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Nako terdiri dari 7 orang pengrajin kemudian kelompok ketiga diketuai oleh Ibu 37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Kain Karawo Di Desa Tabongo Barat Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo terdapat empat kelompok pengrajin, kelompok pertama diketuai oleh Ibu Sarta Talib terdiri

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 31.A 2016 SERI : E Menimbang PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 31.A TAHUN 2016 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya mengundang kekaguman pria. M.Quraish Shihab hlm 46

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya mengundang kekaguman pria. M.Quraish Shihab hlm 46 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jilbab berasal dari bahasa Arab yang jamaknya jalaabiib yang artinya pakaian yang lapang atau luas. Pengertiannya adalah pakaian yang lapang dan dapat menutup

Lebih terperinci

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2016/2017

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2016/2017 TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2016/2017 Nama Siswa :... Sekolah Asal :... A. Kegiatan Pembelajaran 1. Peserta didik sudah harus hadir di sekolah sebelum

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PAKAIAN DINAS HARIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI SUMATERA

Lebih terperinci

PERATURAN PESERTA OSMARU COR 2015

PERATURAN PESERTA OSMARU COR 2015 PERATURAN PESERTA OSMARU COR 2015 BAB I KEHADIRAN Pasal 1 : Seluruh Peserta WAJIB hadir dalam rangkaian kegiatan Osmaru 2015 sesuai dengan ketentuan waktu, jadwal, serta tugas masing-masing dengan tertib

Lebih terperinci

2014, No PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL KANTOR KESEHATAN PELABUHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

2014, No PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL KANTOR KESEHATAN PELABUHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN 2014, No.313 6 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 77 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 743/MENKES/PER/VI/2010 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL KANTOR

Lebih terperinci

LAMBANG PEMASYARAKATAN

LAMBANG PEMASYARAKATAN LAMBANG PEMASYARAKATAN GRIYA WINAYA JAMNA MIWARGA LAKSA DHARMMESTI Rumah untuk pendidikan Manusia yang salah Jalan agar patuh kepada Hukum dan berbuat baik (Kepmenkeh RI No. M.09.KP.10.10 Tahun 1997) TANDA

Lebih terperinci