PERAN PERPUSTAKAAN NASIONAL RI DALAM MEMASYARAKATKAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SARANA MEWUJUDKAN MASYARAKAT SADAR INFORMASI 1
|
|
- Djaja Jayadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERAN PERPUSTAKAAN NASIONAL RI DALAM MEMASYARAKATKAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SARANA MEWUJUDKAN MASYARAKAT SADAR INFORMASI 1 Oleh: Gani Gaos Saputra 2 Futurolog terkenal Alvin Toffler, dalam serial bukunya di tahun 1980-an, memprediksi bahwa berkat kemajuan menakjubkan di bidang teknologi komunikasi dan informasi, masyarakat dunia di abad-21 akan berkembang menjadi masyarakat informasi. Karakteristik yang menonjol dari masyarakat informasi adalah kemampuannya dalam menciptakan, mendistribusikan, mendifusikan, menggunakan dan memanipulasi informasi untuk berbagai kebutuhan atau kepentingan hidupnya. Masyarakat informasi juga memiliki ciri-ciri inklusif dan berorientasi pada pembangunan dimana mereka dapat membuat, mengakses, memanfaatkan dan berbagi informasi guna mengembangkan kualitas hidupnya. Menurut Toffler, masyarakat informasi merupakan transisi dari dua peradaban masyarakat sebelumnya, yaitu peradaban masyarakat agraris (8000 SM sampai 1700) dan masyarakat industri (1700 sampai 1970-an). Apa yang diramalkan Toffler tiga dekade lalu kini telah menjadi kenyataan dimana informasi seolah telah menjadi nafas baru dalam kehidupan masyarakat. Laporan PBB dalam World Summit on the Information Society pada Desember 2003 lalu di Geneva, misalnya, menyebutkan bahwa revolusi digital di bidang teknologi komunikasi dan informasi telah menciptakan platform baru bagi aliran informasi, ide dan pengetahuan secara bebas di seluruh dunia. Hal ini dimungkinkan berkat kehadiran internet yang telah menjadi sumberdaya global yang vital baik bagi masyarakat di negara-negara maju maupun negara-negara berkembang. Berkat kehadiran internet, sumberdaya informasi yang berlimpah kini dapat diakses oleh siapa pun melewati batas-batas ruang dan waktu. Tersedianya sumberdaya informasi yang berlimpah seperti saat ini telah membuka peluang bagi mereka yang dapat memanfaatkannya secara cerdas untuk berbagai kepentingan seperti berbisnis, berkarier, meningkatkan pengetahuan, menambah relasi/jaringan atau pendidikan. Namun, bagi sebagian lain sumberdaya tersebut boleh jadi tidak banyak berarti bahkan mungkin membingungkan karena tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan informasi yang membanjir seperti itu. Karenanya, agar bisa survive dan berkembang di era informasi, masyarakat dari semua kalangan dituntut untuk mengembangkan apa yang disebut dengan keterampilan literasi informasi, yaitu kemampuan untuk menyadari kapan informasi dibutuhkan, mengindentifikasi jenis dan sumbersumbernya, menelusuri dan mengakses informasi secara efektif dan efisien, mengevaluasi secara kritis, menata dan mengintegrasikannya ke dalam pengetahuan, menggunakan informasi secara legal dan etis serta mengkomunikasikannya kepada orang lain. Dengan kemampuannya itu, setiap orang berpeluang untuk mampu membuat keputusan yang lebih baik atas berbagai problema yang dihadapinya mulai dari problema pribadi, rumahtangga, karier dan pekerjaan, lingkungan masyarakat sekitar sampai menyangkut hak dan kewajibannya sebagai warga negara dan warga dunia. Istilah literasi informasi mulai digunakan di kalangan pustakawan dan pendidik sejak awal 1990-an seiring dengan pesatnya perkembangan internet. UNESCO menekankan pentingnya mengintegrasikan keterampilan literasi informasi ke dalam tiga keterampilan dasar literasi yang dikenal sebelumnya yaitu: membaca, menulis dan berhitung sehingga keterampilan literasi yang wajib dikuasai oleh setiap orang kini mencakup empat hal, yaitu: membaca (reading), menulis (writing), berhitung (arithmetic) dan meneliti (research). Dengan bekal kemampuan literasi tersebut, setiap orang diharapkan memperoleh kesempatan untuk berpartisipasi aktif dan mendapatkan manfaat dari berkembangnya era informasi saat ini. Seberapa penting kemampuan literasi informasi bermanfaat dalam kehidupan nyata?. Dua kasus di bawah ini kiranya dapat memberikan gambaran. Kasus pertama terkait dengan peristiwa tsunami yang melanda wilayah Asia Tenggara dan Asia Selatan tanggal 26 Desember 2004 lalu, dimana beberapa ratus orang di pantai Phuket Thailand bisa terselamatkan dari bencana tersebut berkat seorang anak kecil yang melek informasi. Tilly Smith, seorang gadis kecil berusia 10 tahun asal Oxshott Inggris, telah menyelamatkan lebih dari 100 jiwa di pantai Phuket Thailand ketika tsunami menghantam wilayah itu berkat kemampuannya membaca tanda-tanda bakal datangnya tsunami yang dia pelajari dalam pelajaran geografi dua minggu sebelumnya. Karena kemampuannya dalam menerapkan infomasi yang diperolehnya, dia mengajak orang-orang sekitarnya menjauh dari pantai sehingga mereka pun lolos dari keganasan tsunami. 1 Disusun dalam rangka mengikuti Lomba National Penulisan Artikel tentang Perpustakaan Nasional RI. Tahun Tenaga Ahli pada PT. Indoprima Consultant.
2 Sementara, kasus kedua menceritakan bagaimana sebuah perusahaan manufaktur di Amerika Serikat harus kehilangan ratusan ribu dollar akibat kelalaiannya dalam memanfaatkan sumberdaya informasi yang ada. Ceritanya, untuk kepentingan proyek riset tertentu, perusahaan tersebut telah memperkerjakan tim riset yang terdiri dari tiga orang ilmuwan dan empat teknisi. Sebagai hasilnya, perusahaan mengklaim telah menghasilkan penemuan yang layak dipatenkan. Namun, sebelum mengabulkan permohonan hak paten, kantor paten meminta jasa pustakawan untuk melakukan penelusuran informasi terkait klaim penemuan tersebut. Akhirnya, sang pustakawan menemukan bahwa inovasi yang diklaim perusahaan tersebut sebenarnya telah ada setahun sebelumnya sehingga permohonan hak paten perusahaan tersebut terpaksa ditolak meskipun perusahaan telah membelanjakan $ untuk proyek tersebut. Pengeluaran tersebut seharusnya dapat dihindarkan jika perusahaan membelanjakan sekitar $300 sebagai biaya yang dibutuhkan untuk mereview literatur terkait dengan proyeknya itu. Kedua ilustrasi di atas menggambarkan betapa pentingnya kemampuan literasi informasi bagi masyarakat baik sebagai individu maupun institusi. Bagi setiap individu, literasi informasi merupakan sarana pemberdayaan pribadi karena dia mampu mencari informasi dan membangun argumentansinya sendiri sehingga tidak mudah didikte oleh pendapat siapa pun termasuk pendapat yang datang dari kalangan yang dianggap pakar sekalipun. Literasi informasi juga mendorong seseorang untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat karena dengan terpuaskannya rasa ingin tahu, dia lebih termotivasi lagi untuk terus mencari pengetahuan. Bahkan dengan adanya interaksi dengan gagasan dan nilai dari budaya lain, seseorang akan terbebas dari kepicikan berpikir sehingga lebih mampu bersikap toleran terhadap berbagai perbedaan. Literasi informasi juga menjadi tuntutan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat baik sosial, ekonomi, politik, budaya dan pendidikan. Dalam dunia bisnis, misalnya, ketersediaan informasi yang akurat merupakan asset yang tidak ternilai, karena memungkinkan para pebisnis membuat keputusan-keputusan bisnis yang tepat pula. Para pemimpin bisnis kini semakin menyadari pula bahwa SDM perusahaan yang memiliki kemampuan literasi informasi tinggi merupakan asset yang berharga bagi perusahaan. Dalam dunia pendidikan, banyak kalangan pakar dan praktisi pendidikan menekan bahwa dunia pendidikan di era informasi membutuhkan model pembelajaran baru yang didasarkan pada pemanfaatan sumberdaya informasi dunia nyata, serta pembelajaran yang aktif dan terintegrasi. Model pembelajaran ini pada gilirannya menuntut interaksi yang lebih erat antara pembelajaran di ruang kelas dengan perpustakaan sebagai sarana penyedia sumberdaya informasi yang terorganisir. Dalam dunia politik, literasi informasi dibutuhkan guna menjamin tegaknya kehidupan demokrasi yang sehat. Warga negara dengan tingkat literasi informasi akan mampu bersikap lebih rasional dalam menentukan pilihan-pilihan politiknya. Sikap warga negara yang rasional pada gilirannya akan berdampak positif bagi partai-partai politik karena untuk merebut hati pemilih mereka akan lebih berorientasi untuk menjual program-programnya ketimbang mengedepankan unsur-unsur primordialisme. Literasi informasi dan peran perpustakaan Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya literasi informasi sebagai suatu tuntutan keterampilan hidup (life skill) di era informasi tidak akan berarti jika hal itu tidak diimbangi oleh kemampuan masyarakat sendiri dalam mengakses informasi yang dibutuhkan. Bagi sebagian kecil masyarakat, kehadiran teknologi informasi dan komunikasi memang telah memudahkan mereka dalam mengakses informasi khususnya melalui jaringan internet. Akan tetapi, bagi sebagian besar lainnya mendapatkan akses informasi nampaknya masih menjadi suatu kemewahan karena sebagian besar mereka belum tersentuh sama sekali oleh kemajuan teknologi tersebut. Fenomena ketimpangan dalam mengakses informasi ini kini telah menjadi salah-satu isu global yang dikenal dengan istilah pembelahan digital (digital divide). Harapan awalnya, ketika internet diperkenalkan kepada masyarakat sekitar satu dekade lalu, teknologi ini dapat memberikan kemudahan akses informasi kepada seluruh lapisan masyarakat. Namun dalam perkembangannya, harapan tersebut terkesan berlebihan, karena dalam kenyataannya teknologi ini hanya dapat dinikmati oleh segelintir elite. Sebagai gambaran, pada tahun 2003 lalu hanya tujuh persen dari 6,4 milyar penduduk dunia yang memiliki akses ke web (NielsenNet Rating, August 2003). Masyarakat pengakses internet juga masih terkonsentrasi di kawasan Amerika Utara, Eropa dan Asia Pasifik, sementara di belahan dunia lainnya terutama di kawasan Afrika, pedesaan India dan wilayah Asia Selatan dan Tenggara aksesnya masih relatif terbatas. Akibatnya, peluang bangsa-bangsa yang lebih miskin untuk mendapatkan Gani Gaos Saputra -2
3 manfaat dari internet menjadi sangat terbatas pula. Di Dunia Ketiga, biaya untuk pengadaan peralatan/fasilitas teknologi informasi umumnya masih jauh dari jangkauan masyarakat, karena pemenuhan kebutuhan untuk itu harus bersaing dengan kebutuhan sumberdaya untuk bertahan hidup. Sebagai negara berkembang, Indonesia termasuk negara yang tidak diuntungkan dalam fenomena ketimpangan digital tersebut. Seperti negara berkembang lainnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan ketimpangan digital masih menghinggapi sebagian besar masyarakat Indonesia, antara lain, standar pendidikan yang relatif rendah, masih tingginya angka buta aksara, minimnya budaya baca dan lebih dominannya tradisi lisan, hambatan bahasa, persaingan ketat untuk mendapatkan anggaran pembangunan yang relatif terbatas, kurangnya staf professional dan teknis yang terampil, serta pasokan listrik yang tidak stabil. Di tengah fenomena ketimpangan digital seperti itu, institusi perpustakaan sebenarnya berpeluang besar untuk memainkan peran sebagai jembatan dalam mengatasi ketimpangan yang ada, karena institusi ini pada dasarnya dibangun untuk melayani kepentingan seluruh masyarakat. Agar institusi perpustakaan dapat menjadi basis bagi berkembangnya masyarakat informasi, maka para pengelola perpustakaan selayaknya mengkaji kembali azas-azas pelayanannya. Dalam hal ini, gagasan yang dikemukakan oleh Craeford dan Gorman seperti dikutip oleh Awcock tentang beberapa prinsip atau asas baru untuk perpustakaan nampaknya layak untuk dipertimbangkan. Menurut kedua tokoh, perpustakaan seharusnya dikelola dengan lima prinsip, yaitu: (1) Perpustakaan melayani seluruh umat manusia; (2) Menghargai semua bentuk pengetahuan dikomunikasikan; (3) Gunakan teknologi secara tepat untuk meningkatkan pelayanan; (4) Lindungi akses bebas terhadap pengetahuan; dan (5) Hormati masa lalu dan ciptakan masa depan. 1. Perpustakaan Melayani Seluruh Umat Manusia. Perpustakaan terutama perpustakaan umum harus terbuka bagi semua kalangan masyarakat tanpa membeda-bedakan latar belakangnya. Kaya dan miskin, tua dan muda, profesional dan pengangguran, kulit berwarna dan putih, pebisnis dan keluarga, terpelajar dan sekedar hobby, dan sebagainya dapat memanfaatkan fasilitas perpustakaan yang tersedia. Bahkan di negara lain, banyak anggota masyarakat miskin dan tidak berpunya mencari tempat yang nyaman untuk sekedar berlindung dari cuaca dingin dan hujan dengan duduk dan membaca surat kabar di dalam perpustakaan. Warga masyarakat yang sedang kebingungan melakukan apa pada hari-hari yang sulit, pergi ke perpustakaan untuk membaca sambil bersantai, dan mungkin secara tidak sengaja mendapatkan gagasan baru untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat. Warga masyarakat dari berbagai etnis yang tidak memiliki latar belakang pengetahuan yang memadai tentang lingkungan tempat tinggalnya dan para wisatawan domestik dari mancanegara yang masih asing terhadap kota atau daerah yang didatanginya, pergi ke perpustakaan umum untuk mendapatkan berbagai informasi yang mereka perlukan. Anggota masyarakat penyandang cacat fisik dapat memanfaatkan perpustakaan umum untuk mendapatkan berbagai informasi yang berguna untuk menambah semangat dan kualitas hidup mereka. 2. Menghargai Semua Bentuk Pengetahuan Dikomunikasikan. Perpustakaan harus memelihara dan menjaga dengan baik berbagai jenis koleksinya mulai dari bahan stensilan sampai dengan multi-media dalam bentuk elektronik atau digital. Berbagai jenis rekaman pengetahuan tersebut dikoleksi dan bahkan dilindungi dengan undang-undang deposit untuk melindungi hasil budaya lokal maupun nasional sepanjang masa. Memang di era digital saat ini, perpustakaan harus berpacu untuk mengumpulkan bahan-bahan yang terekam dalam bentuk digital seperti CD, dan multimedia lailnnya, namun perpustakaan juga tetap harus memelihara rekaman pengetahuan dalam bentuk kertas dan yang lainnya untuk keperluan yang akan datang. 3. Gunakan Teknologi Secara Tepat Untuk Meningkatkan Pelayanan. Penggunaan teknologi terutama teknologi informasi di perpustakaan bukan sesuatu yang baru lagi. Tetapi pemanfaatan teknologi ini pada beberapa perpustakaan terutama di Indonesia nampaknya masih sangat lambat. Teknologi komputer telah banyak digunakan untuk menangani kegiatan rutinitas kerumahtanggaan perpustakaan (library housekeeping) yang mencakup bidang pengadaan, pengatalogan, pengawasan sirkulasi, pengawasan serial dan penyediaan katalog online untuk umum. Pemanfaatan teknologi ini diakui mampu meningkatkan efisiensi pengelolaan perpustakaan dan selanjutnya memberikan kemudahan dan efisiensi bagi pengguna perpustakaan. Disamping itu, pemanfaatan teknologi informasi untuk remote access dan penggunaan bahan-bahan digital yang Gani Gaos Saputra -3
4 semakin banyak dikoleksi oleh perpustakaan juga semakin penting. Penyediaan bahan-bahan referens dalam bentuk CD multimedia dan bahan-bahan interaktif dan tutorial lainnya mengharuskan perpustakaan untuk menyediakan sejumlah komputer dan peralatan lainnya serta prasarana jaringan baik lokal maupun global untuk pendukungnya. 4. Lindungi Akses Bebas Terhadap Pengetahuan. Di negara-negara maju timbul perdebatan tentang apakah pelayanan perpustakaan bisa tetap diberikan secara gratis atau beberapa pelayanan akan dikenakan biaya seperti pelayanan yang menggunakan teknologi komputer. Di Indonesia, sejauh ini pada dasarnya pelayanan perpustakaan umum adalah gratis, meskipun timbul pertanyaan tentang kemungkinan mengutip pembayaran untuk beberapa jenis pelayanan karena terbatasnya pendanaan dari pemerintah. Diharapkan dengan pengutipan biaya tersebut, perpustakaan mampu memperkenalkan beberapa pelayanan baru yang sebelumnya belum bisa diselenggarakan. Marilyn Mason dalam artikelnya yang diterbitkan dalam Library Journal baru-baru ini mengingatkan bahwa sebaiknya perpustakaan dan pemerintah yang demokratis harus selalu bergandengan-tangan untuk memberikan pelayanan dengan prinsip persamaan kepada semua anggota masyarakat. Jika beberapa pelayanan dikutip pembayaran, kemungkinan besar anggota masyarakat dari kalangan miskin dan tidak berpunya tidak mempunyai akses yang sama terhadap sebahagian pelayanan perpustakaan. Penggunaan internet pun harus dipikirkan apakah akan dikenakan pembayaran karena bila hal itu dilakukan maka persamaan hak (equity) terhadap akses pengetahuan tidak bisa berjalan. Dalam hal tertentu dimana pengguna tidak melakukan sendiri penelusuran, tetapi meminta pustakawan untuk melakukannya untuk mereka (seperti peneliti dan pebisnis), kemungkinan pengutipan biaya dapat dilakukan. 5. Hormati Masa Lalu Dan Ciptakan Masa Depan. Prinsip ini merupakan tantangan dan sekaligus peluang terbesar bagi dunia perpustakaan. Perpustakaan memiliki tugas publik untuk melindungi atau memelihara bukti-bukti dokumenter dari peradaban, karena tanpa sumber rekaman masa lalu, ilmu pengetahuan dan pembelajaran modern tidak akan pernah ada dan riset dalam beberapa disiplin tidak mungkin dilakukan. Pelajaran sejarah tidak akan dipelajari dan pengabaian ini akan berlaku dalam setiap bidang usaha manusia. Perpustakaan memegang peranan penting, walaupun sering diabaikan, dalam memberikan sumbangan pada pengembangan masyarakat kita Undang-undang deposit seharusnya melindungi berbagai koleksi termasuk pengetahuan-pengetahuan lokal/tradisional yang hidup dalam masyarakat Indonesia. Koleksi seperti itu merupakan bukti pentingnya masa lalu seperti halnya masa sekarang dan bahkan untuk memprediksi masa yang akan datang. Meskipun ada yang meramalkan penghapusan perpustakaan berkaitan dengan perkembangan dunia elektronik yang dapat diakses oleh setiap orang dari mana saja dan kapan saja, tetapi banyak yang tidak mempercayainya. Pustakawan publik harus berbicara dengan bangga tentang suatu masa depan yang memikat dengan perpustakaan tetap dihati masyarakatnya. Karenanya, perpustakaan harus tetap berdiri tegar sebagai simbol pentingnya pengetahun dan pembelajaran. Peran Perpustakaan Nasional RI Dengan merujuk pada paradigma baru pengelolaan perpustakaan seperti diuraikan di atas tidak berlebihan kiranya bahwa perpustakaan merupakan pusat literasi informasi dan sarana pembelajaran sepanjang hayat bagi masyarakat. Namun, untuk mewujudkan potensi tersebut, ada dua hal penting yang dapat diidentifikasi sebagai tantangan. Tantangan pertama adalah bagaimana meningkatkan kesadaran seluruh lapisan masyarakat mengenai pentingnya keterampilan literasi Gani Gaos Saputra -4
5 informasi bagi mereka. Hal ini penting mengingat sebagian besar masyarakat kita masih belum menyadari besarnya nilai manfaat dari keterampilan literasi informasi dan/atau problema-problema yang harus mereka hadapi akibat minimnya kemampuan di bidang itu. Minimnya kesadaran tersebut bukan hanya ditemukan di kalangan masyarakat akar rumput tetapi juga di kalangan elit. Tantangan kedua adalah bagaimana memberdayakan peran perpustakaan sendiri sehingga mampu menjawab harapan dan kebutuhan masyarakat saat ini. Harus diakui bahwa masih banyak anggota masyarakat yang memandang sebelah mata perpustakaan sebagai tidak lebih dari gudang tempat menyimpan buku yang penuh kotoran, debu dan serangga perusak buku. Persepsi miring ini menjadi tantangan tersendiri bagi institusi perpustakaan dan profesi pustakawan dimana di era informasi saat ini, perpustakaan seharusnya dapat menjadi titik akses bagi masyarakat dari semua kalangan yang ingin mendapatkan informasi baik secara online maupun offline. Sementara, peran pustakawan pun bukanlah sebagai sebatas clerical dunia perpustakaan, tetapi lebih dari itu adalah sebagai mitra bagi masyarakat dalam menemukan informasi terbaik dari berbagai alternatif sumber mulai dari website, buku, media massa, video sampai brosur dan famplet. Terkait dengan kedua tantangan tersebut, Perpustakaan Nasional RI (PERPUSNAS) seharusnya dapat memainkan peran strategis. Pertama, bagaimana meningkatkan kesadaran seluruh lapisan masyarakat tentang pentingnya kemampuan literasi informasi bagi mereka. Kedua, seiring dengan upaya peningkatan kesadaran masyarakat tersebut, bagaimana membina perpustakaanperpustakaan yang ada di tanah air sehingga dapat lebih berperan secara nyata sebagai basis pelayanan masyarakat informasi. Kemampuan PERPUSNAS dalam menjawab kedua tantangan tersebut dapat memberikan kontribusi penting dalam membangun masyarakat Indonesia menuju masyarakat yang semakin sadar informasi. Peran tersebut sejalan dengan visi-misi dari Perpustakaan Nasional RI sendiri dimana visinya adalah memberdayakan potensi perpustakaan dalam meningkatkan kualitas kehidupan bangsa, sedangkan misinya adalah 1) membina, mengembangkan dan mendayagunakan semua jenis Perpustakaan; 2) melestarikan Bahan Pustaka (Karya Cetak dan Karya Rekam) sebagai Hasil Budaya Bangsa; dan 3) menyelenggarakan Layanan Perpustakaan. Salah-satu upaya strategis yang dapat dilakukan oleh PERPUSNAS dalam menjawab kedua tantangan tersebut adalah dengan memprakarsai kegiatan kampanye nasional tentang penyadaran literasi informasi masyarakat dan kaitannya dengan peran perpustakaan dan pustakawan. Kegiatan kampanye ini penting mengingat, pesan-pesan tentang peningkatan kemampuan literasi informasi serta peran perpustakaan dan pustakawan di dalamnya seharusnya dapat disebarluaskan kepada seluruh khalayak dan diharapkan dapat direspon secara positif oleh mereka. Inti pesan yang perlu disampaikan kepada khalayak sasaran dalam kampanye ini, yaitu: Literasi informasi adalah tuntutan keterampilan hidup yang sangat penting di era informasi saat ini. Perpustakaan dan pustakawan dapat membantu khalayak sasaran mengembangkan keterampilan tersebut. Inti pesan tersebut selanjutnya dapat dirumuskan secara spesifik sesuai dengan karakteristik masing-masing khalayak sasaran. Dalam hal ini, khalayak sasaran dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu: khalayak sasaran internal dan eksternal. Khalayak sasaran internal terdiri dari kalangan perpustaan dan pustakawan, sedangkan khalayak sasaran eksternal terdiri kelompok-kelompok masyarakat yang merupakan stakeholder atau berpotensi sebagai stakeholder dari perpustakaan/pustakawan. Tabel berikut ini adalah penjabaran lebih lanjut inti pesan kampanye berdasarkan kelompok sasarannya. Khalayak Sasaran Inti Pesan Respon yang Diharapkan dari Kelompok Sasaran menurut Ranah Pikir, Sikap, dan Tindakan Gani Gaos Saputra -5
6 Kalangan perpustakaan dan pustakawan perpustakaan/ pustakawan sekolah, universitas, umum, perusahaan, instansi pemerintah dll Administratur perpustakaan Pendukung perpustakaan lainnya Teknologi sedang mengubah bagaimana kita hidup, belajar, bekerja dan mengatur/ memerintah. Kalangan perpustakaan dan pustakawan harus berbicara tentang pentingnya literasi informasi dan peran penting perpustakaan dan pustakawan Pikir: Perpustakaan dan pustakawan mempunyai peran penting dalam membantu masyarakat menjadi sadar informasi. Sikap: Dalam lingkungan informasi yang kompleks dan kaya, khalayak sasaran mempunyai peluang unik untuk menunjukkan nilai perpustakaan dan pustakawan. Tindakan: Mengambil peran kepemimpinan dalam mendidik masyarakatnya tentang pentingnya literasi informasi dan peran penting perpustakaan dan pustakawan di dalamnya. Masyarakat bisnis: Para pemimpin bisnis/ceo KADIN Asosiasi-asosiasi bisnis lainnya Para pemimpin/ tokohtokoh masyarakat: Tokoh-tokoh LSM Tokoh-tokoh pendidikan Tokoh-tokoh ORMAS lainnya yang berpengaruh Para pembuat kebijakan: Para pemimpin & pejabat pemerintah di tingkat pusat dan daerah yang berperan dalam mengendalikan dan mendanai perpustakaan Keputusan yang baik tergantung informasi yang baik. Literasi informasi penting untuk tenaga kerja/sdm yang kompetitif Para tokoh masyarakat perlu menyadari pentingnya literasi informasi dan perpustakaan adalah pusat informasi, budaya dan pembelajaran sepanjang hayat Seluruh warga negara membutuhkan keterampilan literasi informasi jika mereka ingin berperan dalam ekonomi informasi global baru. Perpustakaan dan pustakawan memainkan peran penting dalam upaya ini Pikir: Untuk berhasil di abad 21, bisnis harus didukung SDM yang memiliki kemampuan untuk menemukan, menganalisis dan menggunakan informasi. Sikap: Pustakawan adalah mitra penting dalam membangun masyarakat dan angkatan kerja yang melek informasi Tindakan: Bermitra dengan kalangan perpustakaan untuk menciptakan peluang-peluang pembelajaran bagi SDM-nya dan mendorong para calon karyawan memiliki keterampilan literasi informasi yang mereka butuhkan untuk berhasil di dunia kerja. Pikir: Masyarakat kita harus menghadapi tantangan baru dari literasi informasi Sikap: Pustakawan mempunyai kepakaran berharga dalam membangun masyarakat yang melek informasi. Tindakan: Bermitra dengan perpustakaan untuk mengembangkan program dan strategi untuk membantu masyarakatnya menjadi melek informasi Pikir: Perpustakaan adalah inti dari infrastruktur informasi bangsa Sikap: Adalah penting bagi setiap warga negara mempunyai sumberdaya dan keterampilan yang mereka butuhkan untuk berpartisipasi penuh dalam kehidupan demokrasi dan masyarakat informasi global. Tindakan: Meningkatkan pendanaan untuk seluruh tipe perpustakaan dan dukungan kebijakan yang melindungi hak-hak masyarakat atas informasi dalam kerangka demokrasi. Kalangan dunia pendidikan: - Administratur sekolah dan lembaga pendidikan lainnya - Komite /Dewan Sekolah - Para guru Kalangan Pekerja dari Semua Tipe Pengguna dan pengguna potensial perpustakaan: Orangtua, anak-anak, guru, mahasiswa dan pembelajar dari kalangan orang dewasa Literasi informasi penting jika para anak didik ingin ikut ambil bagian dalam masyarakat informasi global Literasi informasi itu penting bagi keberhasilan di pasar tenaga kerja Literasi informasi adalah keterampilan hidup yang penting di era informasi saat ini Pikir: Perpustakaan berperan penting bagi keberhasilan staf, para pelajar dan mahasiswa Sikap: Perpustakaan dan pustakawan adalah mitra penting dalam peningkaran proses belajar dan mengajar. Tindakan: mengintegrasikan literasi informasi ke dalam kurikulum. Mengalokasikan dana untuk menjamin keberadaan dan layanan perpustakaan di lingkungan lembaga pendidikan guna mendukung guru dan siswa menjadi pengguna informasi yang efektif. Pikir: Memahami pentingnya keterampilan literasi informasi agar bisa bersaing di pasar tenaga kerja. Sikap: Menyadari bahwa perpustakaan dan pustakawan merupakan sumberdaya penting untuk pengembangan keterampilan literasi informasi yang mereka butuhkan Tindakan: Memanfaatkan pelayanan dan sumberdaya yang tersedia di berbagai perpustakaan Pikir: Saya (anak-anak saya) harus menjadi melek informasi agar berhasil dalam hidup di era informasi saat ini Sikap: Perpustakaan dan pustakawan dapat membantu saya dan keluarga saya mempelajari keterampilan yang penting ini. Tindakan: Mendukung perpustakaan umum, sekolah, pendidikan tinggi dan lainnya sebagai pusat yang penting untuk literasi informasi dan pembelajaran sepanjang hayat Gani Gaos Saputra -6
7 Setelah kelompok sasaran dan intisari pesan (key-message) dirumuskan, langkah selanjutnya yang harus dipikirkan adalah bagaimana agar pesan-pesan tersebut bisa sampai dan dipahami oleh kelompok sasaran. Secara umum, ada lima pendekatan atau strategi yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tersebut. Kelima pendekatan tersebut adalah komunikasi personal (personal communication), komunikasi massa (mass communication), pendidikan (education), hubungan masyarakat (Public Relations/PR) dan advokasi (advocacy). 1. Komunikasi Personal Pendekatan personal seringkali menjadi cara yang paling efektif untuk menyampaikan pesanpesan terutama jika pendekatan tersebut dilakukan oleh individu atau organisasi yang kredibel seperti PERPUSNAS ini. Melalui pendekatan ini, kelompok sasaran lebih terkoneksi dengan pesan kampanye dan memahami signifikansi pesan tersebut dikaitkan dengan kehidupan dan pekerjaannya. Beberapa contoh pendekatan personal diantaranya: Pemanfaatan pertemuan-pertemuan tatap muka dengan para stakeholder dan masyarakat Forum-forum masyarakat, presentasi dan lokakarya Event-event sosial seperti pameran atau festival. Permainan peran (role plays) Informasi dari mulut ke mulut 2. Komunikasi Massa Komunikasi personal merupakan cara yang sangat efektif dalam kampanye masyarakat untuk lingkup kelompok sasaran terbatas. Namun untuk menjangkau kelompok sasaran yang lebih luas pendekatan ini menjadi kurang efektif sehingga diperlukan pendekatan yang lebih tepat, yaitu dengan menggunakan pendekatan komunikasi massa. Beberapa contoh komunikasi dengan menggunakan pendekatan ini adalah publikasi melalui penggunaan: Bahan-bahan cetak, misalnya, billboard, brosur, kartun, komik, famplet, poster dan buku Sarana audiovisual, seperti kaset, video, CD dan DVD Websites discussion lists dan Web Logs (blogs). Wawancara media, artikel dan pengumuman (announcements) di surat kabar, majalah, publikasi elektronik via internet. Tayangan di radio dan televisi. Penyebaran pesan-pesan SMS via telepon bergerak dan personal digital assistants (PDAs) 3. Pendidikan dan Latihan Meningkatnya kesadaran kelompok sasaran terhadap suatu isu atau topik dalam prakteknya tidak selalu diikuti dengan perubahan-perubahan pada sikap dan tindakannya. Agar kampanye menghasilkan manfaat jangka panjang perlu dipertimbangkan pendekatan lain yang tujuannya adalah untuk membekali kelompok sasaran dengan keterampilan dan insentif untuk berubah. Pendekatan yang relevan untuk maksud tersebut adalah dengan memberikan/ menawarkan kelompok-kelompok sasaran untuk mengikuti kegiatan pendidikan dan latihan (DIKLAT), lokakarya, kunjungan kerja dan sebagainya. 4. Public Relations (PR) Public Relations atau 'PR' terutama dirancang untuk membangun dan menjaga reputasi atau kredibilitas dari pihak penyelenggara kampanye. Lebih jauh, pengertian PR menurut The Chartered Institute of Public Relations di Inggris adalah sebagai upaya terencana dan berkelanjutan untuk membangun dan mempertahankan goodwill dan hubungan timbal balik antara suatu organisasi dengan khalayak dan para stakeholdernya. Dalam konteks program kampanye literasi informasi ini, kegiatan PR dapat mencakup penyelenggaraan konferensi pers oleh PERPUSNAS mengenai pelaksanaan kampanye dan hasil-hasilnya. Selain itu, pelibatan kalangan selebritis dalam penyampaian pesanpesan kepada kelompok sasaran merupakan cara yang efektif pula dalam kampanye melalui pendekatan PR ini. 5. Advokasi dan Lobi Advokasi dan upaya-upaya lobi mungkin agak samar-samar ketika dimasukkan sebagai pendekatan kampanye, namun pendekatan menjadi penting untuk menjamin kesinambungan Gani Gaos Saputra -7
8 dukungan dari pemerintah dan masyarakat. Terkait kampanye literasi informasi ini, beberapa contohcontoh pendekatan advokasi dan lobi yang dapat dilakukan oleh PERPUSNAS adalah: Pembentukan aliansi strategik dengan instansi-instansi pemerintah terkait, organisasiorganisas kemasyarakatan dan organisasi-organisasi komersial. Pendekatan kepada kalangan politisi di semua level dan para pengambil keputusan strategis di pemerintahan terkait penyediaan sumber-sumber untuk meningkatkan kemampuan literasi informasi masyarakat. Masing-masing pendekatan tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri sehingga pelaksanaan program kampanye yang efektif perlu mempertimbangkan penggunaan semua pendekatan tersebut. Penutup Pembukaan UUD 1945 mengamanatkan bahwa salah-tujuan berdirinya republik ini adalah untuk mewujudkan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang cerdas. Cerdas dalam pengertian di sini tentu memiliki makna yang luas. Dikaitkan dengan kemampuan sebagai bangsa, kecerdasan pada prinsipnya adalah modal bagi terciptanya kondisi yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Jadi, kriteria bangsa yang cerdas, dapat berarti: (i) mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupannya; (ii) mampu menghadapi segala tantangan kehidupan secara kreatif dan; (3) mampu untuk memproduksi hal hal yang bernilai dalam masyarakat. Mewujudkan seluruh komponen masyarakat Indonesia sebagai masyarakat yang sadar informasi atau masyarakat yang memiliki kemampuan literasi informasi yang tinggi menjadi sangat relevan dikaitkan dengan amanah konstitusi itu. Sebagai masyarakat sadar informasi, masyarakat Indonesia seharusnya menjadi masyarakat yang menyadari kekuatan di balik informasi/pengetahuan; terdorong dan mampu mencari pengetahuan secara mendalam melalui penggunaan berbagai sumberdaya informasi secara lebih baik; cinta belajar karena mampu mencari dan merasakan kenikmatan dalam proses pembelajaran tersebut; mengetahui kapan mereka membutuhkan informasi dan bagaimana mengumpulkan, melakukan sintesis- analisis, menafisirkan dan mengevaluasi informasi di sekitarnya. Kesadaran ini penting untuk ditanamkan karena di era informasi saat ini, perubahan berlangsung begitu cepat sehingga apa yang dinilai sebagai kemajuan spektakuler saat ini akan cepat menjadi usang dalam beberapa waktu mendatang. Seiring dengan upaya peningkatan kemampuan literasi informasi masyarakat, perpustakaan seharusnya mampu berada di garda terdepan karena institusi ini menyediakan titik akses yang strategis terhadap berbagai informasi yang dibutuhkan masyarakat, baik yang bersumber dari komputer, buku, instansi pemerintah, film atau sejumlah sumberdaya lainnya yang mungkin. Atas pelayanannya itu, masyarakat pun relatif tidak harus mengeluarkan banyak biaya sehingga pelayanan yang tersedia terbuka bagi siapa saja termasuk kalangan yang kurang mampy dari segi ekonomi. Dengan demikian, perpustakaan juga mengemban misi pemerataan informasi bagi masyarakat. Terkait itu semua, Perpustakaan Nasional RI (PERPUSNAS) sebagai institusi yang diberikan mandat oleh bangsa dan negara untuk membina dan mengembangkan institusi perpustakaan yang ada di tanah air dapat memainkan peran strategis dengan berupaya untuk lebih mendekatkan perpustakaan dengan masyarakat luas, antara lain dengan menyelenggarakan kampanye nasional peningkatan literasi informasi masyarakat dikaitkan dengan peran perpustakaan dan pustakawan sebagaimana diusulkan dalam tulisan ini. ooo000ooo Jakarta, 24 Agustus 2007 Referensi:. A Library Advocate s Guide to Building Information Literate Communities. Australian Library and Information Association Alvin Toffler. Gelombang Ketiga (Edisi Terjemahan). Penerbit Pantja Simpati. Jakarta Aiyepeku, W.O Towards a Functional Infoliteracy Campaign in African States. White paper prepared for UNESCO, the U.S. National Commission on Libraries and Information Science, and the National Forum on Information Literacy. See recommended bibliographic citation format at the end of the paper for use when quoting from or reproducing this paper. Gani Gaos Saputra -8
9 Heri Abi. Sosiologi Informasi: Suatu Kajian Tentang Dinamika Informasi dan Dampaknya bagi Masyarakat. Powered by Joomla! Generated: 7 August, 2007, 15:09 Kagan, A. Ed. The Growing Gap Between the Information Rich and The Information Poor, Both Within Countries and Between Countries. A Composite Policy Paper L. Sulistyo-Basuki,Ph.D Professor.A Rethinking of the National Library s Roles in Bibliographic Controlin The ICT Age, with Special Reference to the Region of Southeast Asia Prof. L. Sulistyo-Basuki Dept. Of Library and Information Science Faculty of Humanities Universitas Indonesia Pawit M. Yusup, Drs., M.S. Prosedur Pengadaan koleksi dan sumber-sumber informasi di Perpustakaan. Fikom Unpad Rao, M. Struggling with the Digital Divide: Internet Infrastructure, Content and Culture. E-OTI On the Internet Ridwan Siregar. Peran Perpustakaan Umum Dalam Pemberdayaan Masyarakat. Program Studi Perpustakaan Dan Informasi Universitas Sumatera Utara Sayers, Richard. Principles of awareness-raising: Information literacy, a case study. Bangkok: UNESCO Bangkok, Zdravka Pejova. Information Literacy: An Issue which Requests Urgent Action in Developing Countries and Countries in Transition Head of Information and Library Service International Center for Promotion of Enterprises, Ljubljana, Slovenia, 2002 Gani Gaos Saputra -9
PERAN PERPUSTAKAAN UMUM DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
PERAN PERPUSTAKAAN UMUM DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT A. Ridwan Siregar Abstract Rapid development in many fields today including democratization and globalization in many aspects of our life has encourage
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN
LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN Saya mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara yang sedang melakukan penelitian tentang Evaluasi Kompetensi Pustakawan Pelayanan Referensi di Perpustakaan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran PKn Dalam Mengembangkan Kompetensi (Studi Kasus di SMA Negeri 2 Subang)
Lebih terperinciPERAN PUSTAKAWAN DALAM PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN MANAJEMEN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI DALAM ERA GLOBALISASI INFORMASI
PERAN PUSTAKAWAN DALAM PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN MANAJEMEN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI DALAM ERA GLOBALISASI INFORMASI A. Ridwan Siregar Universitas Sumatera Utara Pendahuluan Perpustakaan perguruan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dila Farida Nurfajriah, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di dunia berkembang sangat pesat dan telah mempengaruhi berbagai bidang kehidupan dan profesi.
Lebih terperinciPENGUATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH. A. Ridwan Siregar Universitas Sumatera Utara Abstrak
PENGUATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH A. Ridwan Siregar Universitas Sumatera Utara ridwan@library.usu.ac.id Abstrak Peran perpustakaan sekolah sangat penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Kondisi perpustakaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Public relations atau humas merupakan suatu kebutuhan dalam masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya bergerak di dalam berbagai
Lebih terperincinegeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan politik di Indonesia saat ini adalah kurangnya kesadaran politik dalam masyarakat khususnya generasi pemuda untuk terlibat dalam partisipasi politik. Tuntutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di sekolah dasar, Ilmu Pengetahuan Alam atau sains merupakan salah satu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di sekolah dasar, Ilmu Pengetahuan Alam atau sains merupakan salah satu pelajaran yang diujikan dalam ujian nasional selain matematika dan bahasa Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi, tantangan yang dihadapi perguruan tinggi di Indonesia semakin besar dan kompleks, baik yang ditimbulkan oleh dinamika internal maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andi Wijaya, 2014 Pemanfaatan Internet Pada Perpustakaan Daerah Kabupaten Karawang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan pada era globalisasi, kini informasi bisa semakin mudah untuk diakses. Salah satu cara aksesnya adalah dengan menggunakan media
Lebih terperinciKOMPETENSI PUSTAKA WAN KHUSUS DI ABAD KE-21 PENGANTAR
KOMPETENSI PUSTAKA WAN KHUSUS DI ABAD KE-21 Dipersiapkan untuk Dewan Asosiasi Pustakawan khusus/sla oleh Komite Khusus mengenai Kompetensi untuk Pustakawan Khusus Joanne Marshall; Linda Moulton; dan Roberta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bukti bahwa sejarah itu perlu. Sejarah merupakan hasil peradaban manusia. Karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah adalah rekonstruksi masa lalu. 1 Yang direkonstruksi ialah apa saja yang sudah dipikirkan, dikatakan, dikerjakan, dirasakan, dan dialami oleh manusia. Kenyataan
Lebih terperinciPerpustakaan umum kabupaten/kota
Standar Nasional Indonesia Perpustakaan umum kabupaten/kota ICS 01.140.20 Badan Standardisasi Nasional Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau seluruh isi
Lebih terperinciINOVASI PERPUSTAKAAN BERBASIS TEKNOLOGI UNTUK LAYANAN INFORMASI, PENELITIAN DAN REKREASI DI STMIK AKAKOM YOGYAKARTA
INOVASI PERPUSTAKAAN BERBASIS TEKNOLOGI UNTUK LAYANAN INFORMASI, PENELITIAN DAN REKREASI DI STMIK AKAKOM YOGYAKARTA Muhammad Abdullah Al Muwahhid, 135410025 A. LATAR BELAKANG Berdasarkan undang undang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi sekarang ini terlihat sangat pesat. Perkembangan ini tidak hanya melahirkan era informasi global tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak pernah lepas dan selalu diwarnai nilai-nilai yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia tidak pernah lepas dan selalu diwarnai nilai-nilai yang lahir dari produk - produk seperti media cetak dan media elektronik. Produkproduk ini menjadi
Lebih terperinciPERAN ARSIP DALAM MEMBENTUK MASYARAKAT INFORMASI DI ERA KOMUNITAS ASEAN Herwati Dwi Utami. FISIP Universitas Terbuka
PERAN ARSIP DALAM MEMBENTUK MASYARAKAT INFORMASI DI ERA KOMUNITAS ASEAN 2015 Herwati Dwi Utami FISIP Universitas Terbuka herwati@ut.ac.id Abstrak Tahun 2015 Indonesia telah memasuki era Komunitas ASEAN.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, diperlukan suatu penyelenggaraan pendidikan yang dapat menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Dalam Pembukaan
Lebih terperinciPerpustakaan umum kabupaten/kota
Standar Nasional Indonesia Perpustakaan umum kabupaten/kota Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Perpustakaan umum kabupaten/kota... 1 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan
Lebih terperinciBERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA)
BERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA) Karina Pinem 100904046 Abstrak Penelitian ini berjudul Literasi Media
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, salah satunya adalah pertukaran informasi guna meningkatkan. ilmu pengetahuan diantara kedua belah pihak.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah bangsa besar adalah bangsa yang memiliki masyarakat yang berilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan bisa diperoleh dari berbagai sumber, misalnya lembaga
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU (KPPG)
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU (KPPG) Materi A2 (Guru Pembelajar dan Literasi) Panitia Sertifikasi Guru Sub Rayon 149 Universitas Ahmad Dahlan PROGRAM GURU PEMBELAJAR 2 PERAN STRATEGIS GURU Pengaruh
Lebih terperinciSEJARAH KOMUNIKASI MASSA
Pengajar : Nuria Astagini SEJARAH KOMUNIKASI MASSA SESI-3 KOMUNIKASI MASSA UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA 2014 Era Komunikasi Lisan Informasi dan Ilmu pengetahuan disebar luaskan melalui ucapan lisan oleh
Lebih terperinciMAKALAH DIGITAL LITERASI DAN MEDIA LITERASI
MAKALAH DIGITAL LITERASI DAN MEDIA LITERASI D I S U S U N OLEH: ASMALINDA 110709007 ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 KATA PENGANTAR Puji dan syukur
Lebih terperinciStrategi Pengembangan Perpustakaan Instansi
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Jl. Tentara Rakyat Mataram No. 29 Yogyakarta. website: bpad.jogjaprov.go.id e-mail: bpad_diy@yahoo.com Jogja Istimewa, Jogja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. miliar giga byte informasi baru di produksi pada tahun 2002 dan 92% dari
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Informasi merupakan satu hal yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan karena dengan adanya informasi kita dapat mengambil keputusan secara tepat. Informasi berkembang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dari suatu organisasi atau perusahaan adalah memiliki citra
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan dari suatu organisasi atau perusahaan adalah memiliki citra (image) yang baik di semua aspek yang terkait atau berhubungan dengan organisasi atau
Lebih terperinciBIMBINGAN PEMUSTAKA UNTUK MAHASISWA BARU STMIK SURABAYA DI ERA DIGITAL. Deasy Kumalawati Perpustakaan STMIK Surabaya
BIMBINGAN PEMUSTAKA UNTUK MAHASISWA BARU STMIK SURABAYA DI ERA DIGITAL Deasy Kumalawati Perpustakaan STMIK Surabaya deasy@stikom.edu ABSTRAK Saat ini perpustakaan sedang berjuang keras untuk melawan suatu
Lebih terperinciSosialisasi Implementasi Gerakan Literasi Sekolah
Sosialisasi Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Oleh: Laila Rahmawati, S.Ag, SS., M.Hum Disampaikan pada: Sosialisasi Sekolah Aman dan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) Program Sekolah Rujukan SMAN 2 Kuala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN Bab I ini terdiri atas enam sub bab, yaitu: latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas Sumber Daya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusianya. Kualitas Sumber Daya Manusia itu sendiri dapat dikembangkan melalui Pendidikan. Pendidikan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan Litbang Pertanian) merupakan lembaga penelitian di bawah Kementerian Pertanian RI yang khusus melakukan riset bidang pertanian
Lebih terperinciBAB III ANALISIS SWOT DAN ASUMSI-ASUMSI
BAB III ANALISIS SWOT DAN ASUMSI-ASUMSI 3.1. Kekuatan 1. STMIK AMIKOM YOGYAKARTA saat ini telah meraih 6 penghargaan dalam bidang penelitian bertaraf internasional, yang dapat meningkatkan reputasi STMIK
Lebih terperinciKEAKTIFAN PUSTAKAWAN DALAM PEMASYARAKATAN PERPUSDOKINFO GUNA MENINGKATKAN PERKEMBANGAN DAN CITRA POSITIF PERPUSTAKAAN
KEAKTIFAN PUSTAKAWAN DALAM PEMASYARAKATAN PERPUSDOKINFO GUNA MENINGKATKAN PERKEMBANGAN DAN CITRA POSITIF PERPUSTAKAAN 1 Ane Dwi Septina 1 Pustakawan Pertama, Perpustakaan R.I Ardi Koesoema Sekretariat
Lebih terperinciTransformasi Masyarakat Informasi di Indonesia Ditinjau dari Aspek Budaya, Teknologi, Sosial dan Ekonomi Nurintan Cynthia Tyasmara
Transformasi Masyarakat Informasi di Indonesia Ditinjau dari Aspek Budaya, Teknologi, Sosial dan Ekonomi Nurintan Cynthia Tyasmara 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Tujuan Masyarakat informasi ditandai
Lebih terperinciPERAN PUSTAKAWAN DALAM LITERASI INFORMASI BAGI PEMUSTAKA. Oleh: Ismanto Pustakawan Penyelia Universitas Islam Indonesia
PERAN PUSTAKAWAN DALAM LITERASI INFORMASI BAGI PEMUSTAKA Oleh: Ismanto Pustakawan Penyelia Universitas Islam Indonesia E-Mail: Ismanto@uii.ac.id Abstrak Dengan derasnya arus informasi di berbagai pusat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kementerian Perdagangan Republik Indonesia merupakan ujung tombak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kementerian Perdagangan Republik Indonesia merupakan ujung tombak ekonomi Indonesia di seluruh pasar global. Terdapat tiga elemen katalisator di balik mesin
Lebih terperinciS A L I N A N. Lampiran : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 03/Kpts/KPU-Kab/ /2012 Tanggal : 7 Mei 2012
Lampiran : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 03/Kpts/KPU-Kab/014.329801/2012 Tanggal : 7 Mei 2012 PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN SOSIALISASI PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM BUPATI DAN
Lebih terperinciPerpustakaan Digital sebagai Wujud Penerapan Teknologi Informasi di Perguruan Tinggi
Perpustakaan Digital sebagai Wujud Penerapan Teknologi Informasi di Perguruan Tinggi Supsiloani Jurusan Sejarah Universitas Negeri Medan Abstract The advantage of information technology is a part of in
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia saat ini, telah sampai pada tahap dimana memberikan
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masyarakat Indonesia saat ini, telah sampai pada tahap dimana memberikan aspirasi atau mengemukakan pendapat merupakan sebuah kebutuhan utama yang harus dipenuhi. Menyampaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, masyarakat kita telah memasuki era masyarakat informasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, masyarakat kita telah memasuki era masyarakat informasi. Istilah ini digunakan untuk mendeskripsikan sebuah masyarakat yang membuat kemungkinan terbaik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perkembangan era komunikasi pada saat ini sudah semakin maju. Masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan era komunikasi pada saat ini sudah semakin maju. Masyarakat mulai mengandalkan segala sesuatu yang serba instan dalam pemenuhan kebutuhan mereka.
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN MINAT BACA DI SEKOLAH
UPAYA MENINGKATKAN MINAT BACA DI SEKOLAH A. Ridwan Siregar Universitas Sumatera Utara I. PENDAHULUAN Minat baca adalah keinginan atau kecenderungan hati yang tinggi (gairah) untuk membaca. Minat baca dengan
Lebih terperinciMEDIA PUBLIC RELATIONS; Pendekatan Studi Kasus Cyber Public Relations Sebagai Metode Kerja PR Digital, oleh Dasrun Hidayat, M.I.Kom. Editor: Dr.
MEDIA PUBLIC RELATIONS; Pendekatan Studi Kasus Cyber Public Relations Sebagai Metode Kerja PR Digital, oleh Dasrun Hidayat, M.I.Kom. Editor: Dr. Atwar Bajari, M.Si. Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana. diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, perpustakaan sebagai
Lebih terperinciPERPUSTAKAAN SEBAGAI TEMPAT BELAJAR SEPANJANG MASA Oleh: Drs. Habib, M.M. 2014
PERPUSTAKAAN SEBAGAI TEMPAT BELAJAR SEPANJANG MASA Oleh: Drs. Habib, M.M. 2014 A. Latar Belakang Dalam dunia pendidikan, kita sering mendengar istilah pendidikan sepanjang masa, pendidikan sepanjang hayat
Lebih terperinciBUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT
BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE, Menimbang: a. bahwa perpustakaan
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN
Lebih terperinciEvaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta
Evaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta Sejarah Kurikulum Prodi Teknik Informatika Hingga saat ini, Program Studi Teknik Informatika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga dapat diperoleh melalui jalur non-formal salah satunya melalui perpustakaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi, pendidikan merupakan sesuatu yang penting bagi semua orang karena pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa. Pendidikan sekarang
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN SEKOLAH DASAR/ MADRASAH IBTIDAIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa dan telah menjadi kebutuhan pokok yang harus dimiliki setiap orang agar bisa menjawab tantangan kehidupan.
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU
PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kecerdasan
Lebih terperinciCHAPTER 3 KETERAMPILAN UNTUK ABAD 21 DIAN PERMATASARI KUSUMA DAYU
CHAPTER 3 KETERAMPILAN UNTUK ABAD 21 DIAN PERMATASARI KUSUMA DAYU Dalam perkembangan teknologi informasi dan komunikasi didunia pendidikan dampaknya sangatlah terasa saat ini dan kedepan. Sehingga orang
Lebih terperinciPENINGKATAN MUTU PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING (BIPA) YANG PROFESIONAL
PENINGKATAN MUTU PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING (BIPA) YANG PROFESIONAL Oleh: Khaerudin Kurniawan FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Ketika tingkat peradaban manusia
Lebih terperinciBUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS
BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN AKSES INFORMASI DAN KOMUNIKASI PUBLIK DI KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIK ( RENSTRA ) PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK TAHUN
RENCANA STRATEGIK ( RENSTRA ) PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK TAHUN 2010-2014 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pada hakekatnya merupakan upaya perubahan yang lebih baik
Lebih terperinciKERANGKA STRATEGIS Jejaring Asia-Pasifik untuk Kepemimpinan Global
KERANGKA STRATEGIS 2012-2015 Jejaring Asia-Pasifik untuk Kepemimpinan Global Pertemuan Tahunan Para Presiden APRU ke 16 Universitas Oregon 27-29 Juni 2012 Draf per 24 Mei 2012 APRU: Sekilas Pandang 42
Lebih terperinciSTANDAR SUASANA AKADEMIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA
STANDAR SUASANA AKADEMIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA MMTC YOGYAKARTA 2015 STANDAR SUASANA AKADEMIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI
Lebih terperinciPerpustakaan khusus instansi pemerintah
Standar Nasional Indonesia Perpustakaan khusus instansi pemerintah ICS 01.140.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3
Lebih terperinciPUSTAKAWAN BERKUALITAS TINGGI: Urgensi Perpustakaan Perguruan Tinggi sebagai fountain of Knowledge
PUSTAKAWAN BERKUALITAS TINGGI: Urgensi Perpustakaan Perguruan Tinggi sebagai fountain of Knowledge Purwani Istiana Pustakawan Perpustakaan Fakultas Geografi UGM nina@ugm.ac.id Abstrak Perpustakaan perguruan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. Humas merencanakan beragam jenis program Corporate Social
BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan penelitian Humas merencanakan beragam jenis program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dikategorikan untuk pelayanan pelanggan loyal yang sangat mengesankan para
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Pendidikan Nasional adalah upaya mencerdasakan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertaqwa dan berahlak mulia
Lebih terperinciPerpustakaan Elektronik: Definisi, Karakteristik dan Penanganannya
Perpustakaan Elektronik: Definisi, Karakteristik dan Penanganannya A. Ridwan Siregar Ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan, dan Kepala Perpustakaan USU Pengantar Perpustakaan elektronik (PE) adalah suatu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Jakarta perkembangan hotel sangat padat dan berkembang, ini dikarenakan sebagai ibu kota negara Republik Indonesia yang merupakan pusat pemerintahan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar negara di dunia termasuk Indonesia. Negara Kesatuan Republik Indonesia sejak reformasi telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu kewajiban
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu kewajiban Negara serta tanggung jawab pemerintah kepada masyarakat dalam memberikan perlindungan sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Divisi Public Relations (PR) diperlukan untuk mengembangkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan Public Relations di Indonesia dewasa ini sangat signifikan. Semakin banyak perusahaan yang memanfaatkan peran dan fungsi Public Relations karena mereka
Lebih terperincimemberikan kepada peradaban manusia hidup berdampingan dengan
INDONESIA VISI 2050 Latar belakang Anggota Dewan Bisnis Indonesia untuk Pembangunan Berkelanjutan (IBCSD) dan Indonesia Kamar Dagang dan Industri (KADIN Indonesia) mengorganisir Indonesia Visi 2050 proyek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa Informasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi kini menjadi hal penting dalam era globalisasi. Beberapa negara bahkan memiliki lembaga formal untuk mengatur segala hal mengenai informasi. Kemajuan teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era reformasi yang sedang berjalan atau bahkan sudah memasuki pasca reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan, politik, moneter, pertahanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. media yang didesain secara khusus mampu menyebarkan informasi kepada
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Media massa adalah istilah yang digunakan sampai sekarang untuk jenis media yang didesain secara khusus mampu menyebarkan informasi kepada masyarakat secara luas.
Lebih terperinciKOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR: 10/Kpts/KPU-Prov-010/2011 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN SOSIALISASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAAN. publiknya baik internal maupun publik eksternal. Dengan pengayatan unit Public
1 BAB I PENDAHULUAAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi yang baik dapat dilihat dari tercapainya maksud dan tujuan yang sesuai dengan apa yang diharapkan dari komunikasi tersebut. Berkaca kembali dari pentingnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media telah menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, bahkan kita tidak akan pernah terlepas dari media. Seiring dengan perkembangan peradaban
Lebih terperinciTUGAS MAKALAH STRATEGI PEMASARAN JASA PERPUSTAKAAN ERA TEKNOLOGI INFORMASI MATA KULIAH MANAJEMEN PEMASARAN DAN JASA DOSEN : IBU.
TUGAS MAKALAH STRATEGI PEMASARAN JASA PERPUSTAKAAN ERA TEKNOLOGI INFORMASI MATA KULIAH MANAJEMEN PEMASARAN DAN JASA DOSEN : IBU.UMI OLEH ISMI PUTRI MERDEKA WATI (07540016) PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Globalisasi sebagai sebuah fenomena saat ini semakin banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi sebagai sebuah fenomena saat ini semakin banyak menimbulkan isu-isu dan permasalahan dalam hubungan antar negara, berbagai macam seperti permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi di instansi pemerintahan umumnya berisi tentang acara kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop
Lebih terperinciKOMISI PEMILIHAN UMUM,
KOMISI PEMILIHAN UMUM PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SOSIALISASI DAN PENYAMPAIAN INFORMASI PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN
Lebih terperinciPERPUSTAKAAN NASIONAL SEBAGAI DEPOSITORI DAN REPOSITORI PENGETAHUAN INDONESIA. Dr. Joko Santoso, M.Hum.
PERPUSTAKAAN NASIONAL SEBAGAI DEPOSITORI DAN REPOSITORI PENGETAHUAN INDONESIA Dr. Joko Santoso, M.Hum. Joko_santoso@perpusnas.go.id DEPOSITORI Karya cetak dan karya rekam merupakan salah satu hasil karya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar yang dideklarasikan dalam WSIS untuk mewujudkan masyarakat informasi antara lain diperlukannya peran pemerintah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat internasional mengusung isu mengenai adanya kesenjangan informasi (informasi gap) dan kesenjangan dijital (digital divide) di dalam sebuah forum yang disebut
Lebih terperinci60 menit tahun. Misi: Kesetaraan Gender. Subjek. Hasil Belajar. Persiapan. Total waktu:
Misi: Kesetaraan Gender P1 Misi: Kesetaraan Gender Freida Pinto Aktris Subjek Geografi, Sains, Pemahaman Bahasa Hasil Belajar Untuk mengetahui definisi kesetaraan gender Untuk mengeksplorasi beberapa penyebab
Lebih terperinciPeran Strategis e-library dalam Pembangunan Infrastruktur Intelektual. Sri Andayani Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY
Peran Strategis e-library dalam Pembangunan Infrastruktur Intelektual Sri Andayani Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY Abstrak Sentuhan elegan teknologi informasi telah mentransformasi perpustakan
Lebih terperinciInteraksi Pustakawan Dan Pemustaka
Interaksi Pustakawan Dan Pemustaka Abstrak : Selain menguasai bidang ilmu perpustakaan, pustakawan diharapkan mampu memahami kondisi pemustaka melalui interaksi sosial. Dalam berinteraksi dengan pemustaka,
Lebih terperinciPerlu menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan berkembangnya potensi atau daya yang dimiliki masyarakat dalam hal membaca.
KEBIJAKAN PEMDA DALAM MENGEMBANGKAN BUDAYA BACA MASYARAKAT Oleh Dardjo Sumardjo Terdapat banyak faktor yang menjadi penyebab sehingga minat dan budaya baca masyarakat kita belum sebagaimana yang diharapkan.
Lebih terperinciKomparasi Literasi Oleh: Mustofa Kamil
Komparasi Literasi Oleh: Mustofa Kamil Mengapa Literasi Penting Menjadi Gerakan Dunia 1. Pasar global menuntut kemajuan yang seimbang antar negara (ekonomi dan teknologi) 2. Niraksara berpengaruh terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 21, manusia memasuki periode di mana teknologi informasi merambah ke hampir
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran internet menandai babak baru sejarah manusia. Sekitar abad ke- 21, manusia memasuki periode di mana teknologi informasi merambah ke hampir seluruh aspek
Lebih terperincinewsletter Terbitan No. 1, Mei 2009
newsletter Terbitan No. 1, Mei 2009 Mengapa Kebudayaan? Tujuan, Komponen Utama Bagaimana cara kerjanya?, Tentang PNPM Mandiri Perdesaan, Kegiatan Kegiatan Mendatang Kegiatan Budaya Meramaikan Pertemuan
Lebih terperinciI. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang I. 1. 1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Batik merupakan gabungan dari dua kata dalam bahasa Jawa yaitu amba yang berarti menulis dan tik yang berarti titik. Batik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat. Perkembangan ini memiliki dampak semakin terbuka dan tersebarnya informasi dan pengetahuan
Lebih terperinciKETENTUAN UMUM Pasal 1 Pengertian Peraturan Penelitian dan Publikasi Ilmiah
KETENTUAN UMUM Pasal 1 Pengertian Peraturan Penelitian dan Publikasi Ilmiah (1) Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: a. Peraturan Penelitian dan Publikasi Ilmiah adalah seperangkat aturan mengenai
Lebih terperinciKebijakan Pengembangan Perpustakaan Khusus
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Jl. Tentara Rakyat Mataram No. 29 Yogyakarta. website: bpad.jogjaprov.go.id e-mail: bpad_diy@yahoo.com Jogja Istimewa, Jogja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. publiknya. Hal ini juga berlaku untuk universitas. Disinilah organisasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi lahir dan tumbuh di tengah-tengah masyarakat. Agar eksistensinya dapat terjaga, organisasi harus mendapat dukungan dari publiknya, dimana dukungan
Lebih terperinciPENGUATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH A. RIDWAN SIREGAR. Program Studi Perpustakaan dan Informasi Universitas Sumatera Utara. Abstract
PENGUATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH A. RIDWAN SIREGAR Program Studi Perpustakaan dan Informasi Universitas Sumatera Utara Abstract The role of school libraries is very important in increasing the quality of
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan diartikan sebagai suatu proses belajar berupa aktivitas yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Manusia tidak dapat lepas
Lebih terperinciPeranan Internet Sebagai Sumber Informasi
Peranan Internet Sebagai Sumber Informasi Sheila Savitri,S.Sos. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta Jalan Raya Ragunan No. 30 Pasar Minggu, Jakarta Selatan - 12540 Pendahuluan Perkembangan teknologi
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat dilakukan melalui pengelolaan strategi pendidikan dan pelatihan, karena itu pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan masyarakat baik pendidikan formal maupun non formal. Prioritas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya mencerdaskan bangsa yang diamanatkan UUD 1945 ditempuh pemerintah dan masyarakat baik pendidikan formal maupun non formal. Prioritas sasaran pendidikan
Lebih terperinci