BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. melalui media pengangkut seperti air yang mengalir, angin, es, dan gelombang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. melalui media pengangkut seperti air yang mengalir, angin, es, dan gelombang"

Transkripsi

1 6 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Tentang Erosi Permukaan Tanah Erosi merupakan suatu perpindahan partikel tanah dari suatu tempat ke tempat lainnya yang melibatkan proses secara alamiah atau oleh aktifitas manusia melalui media pengangkut seperti air yang mengalir, angin, es, dan gelombang atau arus. Erosi tanah merupakan permasalahan yang sangat vital pada tanah, terutama bagi para petani. Erosi tanah menyebabkan tanah yang tadinya sangat subur berubah menjadi tidak subur, dikarenakan mineral-mineral yang dikandung tanah tersebut telah ter-erosi, dimana unsur hara yang dibutuhkan tanaman telah hilang. Dari hal ini, permasalahan erosi tanah menjadi perhatian utama bagi para petani, terutama lapisan-lapisan tanah yang berada di tempat-tempat yang berlereng dan ditempat-tempat yang terbuka tanpa ada vegetasi (Noor, 2006: 74). Menurut Lihawa (2011: 10) mengemukakan bahwa erosi tanah terjadi melalui tiga tahapan yaitu meliputi tahapan pelepasan partikel tanah, tahapan pengangkutan oleh media yang erosif seperti aliran air dan angin, serta berakhir dengan pengendapan. a. Tahap Pelepasan: Terjadi oleh jatuhnya air hujan yang memiliki energi kinetik dan energi potensial serta menjadi energi mekanik, dimana yang mempengaruhi proses pelepasan dan terjadinya erosi ini yaitu vegetasi penutup tanahnya, berupa semak belukar, serta rumput-rumput penutup tanah.

2 7 b. Pengangkutan: Pada proses ini, yang mengangkut yaitu air yang mengalir pada permukaan tanah melalui aliran permukaan tanah sehingga mengakibatkan terjadinya limpasan permukaan yang mengangkut partikel-pertikel tanah. c. Pengendapan: Terjadi jika total partikel tanah yang terlepas melalui aliran permukaan yang menghasilkan limpasan permukaan lebih besar dari kapasitas pengangkutan sehingga terjadi pengendapan (sedimentasi). Menurut Kartasapoetra, dkk (2005: 36) di Indonesia umumnya merupakan daerah tropis yang lembab, terjadinya erosi terutama disebabkan karena penghanyutan-penghanyutan oleh air (rata-rata curah hujan melebihi : mm/ tahun) sedangkan di daerah-daerah tropis yang kering, anginlah yang merupakan faktor penyebab erosi yang utama. Erosi yang disebabkan oleh air hujan dapat dibedakan dalam berbagai bentuk, yaitu erosi percik (splash erosion), erosi lembar (sheet washing), erosi alur (rill erosion), dan erosi parit (gully erosion), Lihawa (2011: 10). a. Erosi Percik (splash erosion) Erosi percik disebabkan oleh energi kinetik air hujan yang mengenai langsung pada permukaan air tanah. b. Erosi Lembar (sheet washin) Erosi lembar terjadi akibat berlangsungnya hujan yang terus menerus dan melebihi kapasitas infiltrasi tanah sehingga akan terjadi aliran permukaan (overland flow) dan limpasan permukaan yang kemudian mengangkut lapisan tanah dari suatu permukaan bidang tanah.

3 8 c. Erosi Alur (rill erosion) Erosi alur terbentuk ke arah bawah lereng pada jarak tertentu sebagai akibat terkonsentrasinya aliran permukaan dan limpasan permukaan sehingga terbentuk alur-alur kecil. Dari hal ini kemudian akan membentuk alur-alur yang lebih dalam lagi. Erosi alur dapat dilihat dari alurnya yang sangat dangkal akan tetapi melebar. d. Erosi Parit (gully erosion) Proses terbentuknya erosi parit sama dengan pada erosi alur, sehingga erosi parit merupakan perkembangan lanjut dari erosi alur. Proses pembentukan parit dimulai dengan pembentukan depresi (depression) pada lereng sebagai akibat adanya bagian lahan yang gundul. Alian permukaan terkonsentrasi pada bagian ini sehingga depresi semakin besar dan beberapa depresi menyatu membentuk saluran baru. Erosi terkonsentrasi pada pusat depresi dimana dinding yang hampir tegak yang dilewati oleh aliran kritis terbentuk. Partikel tanah mulai tererosi pada bagian ini dan terjadi penggerusan pada bagian dasarnya. Kedalaman dapat bertambah dan dinding (headwall) mulai runtuh, akibatnya dinding makin bergeser pada bagian hulu. Menurut Manan, dalam Ariesca (2004: 6) mengemukakan bahwa erosi dimulai oleh pukulan (impact),pemecahan (breaking), pengangkutan (buoyant lifting), dan pelapukan kimiawi. Ada dua macam erosi yang disebabkan oleh air yaitu :

4 9 a. Erosi permukaan (surface erosion), merupakan pelepasan dan pemindahan bahan-bahan melalui permukaan tanah. b. Erosi dibawah permukaan (supsurface erosion), merupakan elutriasi lapisan penutup bumi (earth mantle), oleh air dibawah permukaan tanah. Biasanya berbentuk mineral-mineral yang dilarutkan Tinjauan Mengenai Erosi Permukaan Kebanyakan kasus yang ditemukan pada erosi oleh air yaitu terjadi erosi pada permukaan tanah, yang mana terjadi oleh proses pengikisan air pada bidang permukaan tanah. Erosi permukaan merupakan suatu erosi yang terjadi pada bidang permukaan tanah oleh pengaruh aliran permukaan yang menyebabkan terjadinya limpasan permukaan. Erosi permukaan pada mulanya sulit sekali dilihat dengan pandangan mata, seakan-akan tidak terjadi perubahan-perubahan pada keadaan atau bentuk lahan, ini tidak lain karena berlangsungnya pengangkutan atau pemindahan tanah demikian merata pada seluruh permukaan tanah. Bentuk erosi permukaan sejak terjadinya sesungguhnya telah dapat dirasakan, yaitu dengan menurunnya hasil dari tanaman yang kita kembangkan pada lahan tersebut, selain itu daun-daunan pada tanaman yang kita kembangkan mengalami perubahan warna, dimana tanaman-tanaman yang tumbuh di puncak dan bagian tengah lereng berwarna agak pucat dibandingkan dengan yang tumbuh pada lahan di bagian kaki bukit atau lereng. Demikian pula warna tanah bagian kaki bukit (lereng) akan memiliki warna yang agak tua dibandingkan dengan warna tanah bagian tengah dan puncak bukit (lereng).

5 10 Perbedaan warna demikian dikarenakan bahan-bahan organik dan zat haranya dibagian kaki bukit (lereng) masih belum terhanyutkan dan kemungkinan terjadinya pengendapan-pengendapan partikel yang terhanyutkan atau terpindahkan dari bagian puncak dan pertengahan bukit (lereng) (Kartasapoetra, dkk. 2005: 49) Tinjauan Mengenai Aliran Permukaan Menurut Noor (2006: 69), mengemukakan bahwa air permukaan atau yang biasa dikenal dengan surface run off adalah air yang mengalir di permukaan bumi (daratan). Air permukaan pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh presipitasi tahunan (curah hujan tahunan), intensitas curah hujan (dihitung dalam volume persatuan waktu), kecepatan evapotranspirasi, kedalaman muka air tanah (water table), permeabilitas tanah/ batuan, tutupan lahan, kecuraman lereng, karakteristik sungai, dan aktifitas dari manusia. Gejolak atau turbulensi yang terjadi sewaktu air mengalir di permukaan tanah merupakan peristiwa yang sangat berpengaruh sebagai penyebab erosi (Arsyad, dalam Santoso, 2011: 3). Arsyad, dalam Ariesca (2004: 6) menyatakan aliran permukaan (surface run off) adalah air yang mengalir di atas permukaan tanah dan merupakan bentuk aliran yang penting sebagai penyebab erosi karena mengangkut bagian-bagian tanah. Asdak, dalam Ariesca (2004: 6) menambahkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi aliran permukan dapat dikelompokan ke dalam faktor-faktor yang berhubungan dengan curah hujan (lamanya waktu hujan, intensitas dan penyebaran hujan) dan yang berhubungan dengan karakteristik DAS (bentuk, ukuran, topografi, geologi dan tata guna lahan). Ziliwu (2002: 10)

6 11 mengemukakan bahwa aliran permukaan merupakan sebagian dari air hujan yang mengalir di atas permukaan tanah. Jumlah air yang menjadi aliran permukaan ini sangat bergantung kepada jumlah air hujan persatuan waktu (intensitas), keadaan penutupan tanah, topografi (terutama kemiringan lereng), jenis tanah, dan ada tidaknya hujan yang terjadi sebelumnya (kadar air tanah sebelum terjadi hujan). Hujan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya erosi dan berpeluang dalam hal melarutkan unsur-unsur hara melalui aliran permukaan yang terjadi pada permukaan tanah. Kandungan unsur hara yang berada pada lapisan tanah atas akan ikut terbawa oleh peristiwa erosi permukaan, sehingga, akan berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah yang diperuntukan sebagai lahan pertanian Tinjauan Mengenai Pengaruh Erosi Pada Kesuburan Tanah dan Tanaman Bagi tanaman fungsi pertama tanah sebagai media tumbuh adalah sebagai tempat akar berfenetrasi (sifat fisik) yang selama cadangan nutrisi (hara) masih tersedia didalam benih, hanya air yang diserap oleh akar-akar muda, kemudian bersama dengan makin berkembangnya perakaran cadangan makanan ini menipis, untuk melengkapi pertumbuhannya maka akar-akar ini mulai pula menyerap nutrisi baik berupa ion-ion anorganik seperti N, P, K dan lainnya, senyawa organik sederhana, serta zat-zat pemacu tumbuh seperti vitamin, hormon dan asam anorganik (sifat fisik, kimia dan biologis tanah) Hanafiah (2012: 59-60). Hal ini memberikan pandangan bahwa tanah mempunyai peran penting terhadap tanaman, khususnya terhadap penyediyaan ion-ion anorganik N, P, K dan ion-ion lainnya yang dikategorikan sebagai sifat kimia tanah. Tubuh tanah

7 12 merupakan medium tempat berjangkarnya perakaran tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh tegak dan kokoh, sebagai wadah dan sumber anasir hara dan air, dan sebagai pengendali keadaan-keadaan lain yang diperlukan untuk menunjang pertumbuhan tanaman. Menurut (Zubaidah, 2004: 12) tanah yang subur atau yang produktivitasnya tinggi, yaitu tanah yang dapat menyediakan unsur hara yang sesuai bagai kebutuhan tanaman tertentu, sehingga produktivitasnya tinggi. Unsur hara tanaman paling banyak terdapat pada lapisan atas atau lapisan olah tanah. Sarief dalam Zubaidah (2004: 12) mengemukakan bahwa unsur hara dalam tanah dapat berkurang karena terangkut pada waktu panen, pencucian, dan terangkutnya pada waktu peristiwa erosi. Apabila erosi berjalan terus-menerus pada permukaan tanah, maka dengan sendirinya akan terangkut kompleks liat dan humus serta partikel tanah lainnya yang kaya akan unsur hara yang diperlukan oleh tanaman. Menurut Ramdhon dalam Kartasapoetra, dkk. (2005: 125) Erosi Penyebab dan Pengendalinya, menyatakan bahwa L. Jung sekitar tahun 1953 telah melakukan penelitian yang telah membuktikan tentang adanya penghanyutan bahan organik yang diakibatkan erosi. Hal ini memberikan makna bahwa aliran permukaan yang terjadi pada bidang tanah dapat mengangkut partikel tanah bersama dengan bahan organik sebagai penyubur tanah dan tanaman Tinjauan Tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Erosi Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya erosi yaitu iklim (dilihat dari intensitas hujannya), karakteristik tanah, topografi, vegetasi

8 13 penutup tanah, penggunaan lahan, dan faktor sosial ekonomi masyarakat (Summerfield, Ritter, Asdak, Suripin) dalam (Lihawa, 2011: 11). a. Iklim Pada daerah tropis faktor iklim yang paling besar pengaruhnya terhadap laju erosi permukaan adalah curah hujan. Hujan yang jatuh di atas permukaan tanah melalui tanaga kinetisnya dapat mengakibatkan terlepasnya butiran-butiran tanah, melaui aliran permukaan, butiran-butiran tanah ini terangkut dan terjadi pengendapan. Karakteristik hujan yang berpengaruh terhadap erosi permukaan dan sedimen adalah jumlah curah hujan, intensitas, dan lamanya hujan (Ritter, dkk. dalam Lihawa, 2011: 11). Dengan demikian lamanya hujan dan intensitas curah hujan sangat penting dalam terjadinya banjir ataupun erosi (Noor, 2006: 69). b. Tanah Sifat-sifat tanah yang penting pengaruhnya terhadap erosi adalah kemampuannya untuk menginfiltrasikan air hujan yang jatuh serta ketahanannya terhadap pengaruh pukulan butir-butir hujan dan aliran permukaan. Tanah dengan agraret yang mudah di dispersikan oleh air dan daya infiltrasinya kecil serta dengan ukuran butir tanah halus, tanah ini peka terhadap erosi. Tanah dengan pori-pori yang besar dan struktur yang baik akan memiliki kecepatan infiltrasi besar, sehingga aliran permukaan yang terjadi akan semakin kecil (Lihawa, 2011: 12). Ziliwu, 2002: 19 mengemukakan bahwa, sifat-sifat tanah yang mempengaruhi kepekaan erosi adalah :

9 14 1. Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi laju peresapan (infiltasi), permeabilitas dan kapasitas tanah menahan air. 2. Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi ketahanan struktur tanah terhadap dispersi dalam pengikisan oleh butiran-butiran hujan dan limpasan permukaan. Dengan demikian sifat-sifat tanah yang mempengaruhi erosi adalah tekstur, struktur, kandungan bahan organik dan permeabilitas. Tanah dengan kandungan debu yang tinggi, liat yang rendah dan bahan organik yang sedikit mempunyai kepekaan erosi yang tinggi. Kepekaan erosi ini disebut erodibilitas tanah (K) yang mengindikasikan mudah tidaknya tanah itu tererosi. Semakin tinggi nilai erodibilitas semakin mudah tanah itu tererosi dan sebaliknya. c. Topografi Kemiringan dan panjang lereng adalah dua unsur topografi yang paling berpengaruh terhadap aliran permukaan dan erosi. Erosi akan meningkat dengan bertambahnya panjang lereng pada intensitas hujan tinggi, tetapi erosi akan menurun dengan bertambahnya panjang lereng pada intensitas hujan yang rendah. Menurut (Lihawa 2009 dalam Lihawa 2011: 12) dalam penelitian pada DAS Alo- Pohu Propinsi Gorontalo menunjukan adanya pengaruh yang signifikan dari faktor kemiringan lereng terhadap besarnya erosi permukaan. Pada lereng landai akan terjadi peningkatan erosi permukaan sebesar 38,4 % dibandingkan pada erosi dengan lereng datar. Pada lereng agak curam peningkatan erosi sebesar 63,6 % dan pada lereng curam peningkatan sebesar 69,1 %, yang mana hal ini

10 15 menunjukan bahwa semakin besar kemiringan lereng, maka semakin besar pula tingkat erosi permukaan. Dilihat dari peta lereng wilayah Desa Ulanta Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango, Desa Ulanta memiliki empat klasifikasi tingkat kemiringan lereng yang terdiri dari lereng 0-8%, 8-15%, 15-25%, 25-40%. Dasar klasifikasi tingkat kemiringan lereng yang diambil ditunjukan pada tabel 1 di bawah ini: Tabel 1. Klasifikasi Tingkat Kemiringan Lereng Kemiringan Lereng (%) Kriteria 0 8 Datar 8 15 Landai Agak Curam Curam 40 Sangat Curam Sumber: Depertemen Kehutanan Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial. BP DAS Bone Bolango Provinsi Gorontalo Limboto, Februari Adapun peta keadaan lereng Wilayah Desa Ulanta, Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango dapat dilihat pada Lampiran 8. d. Vegetasi Vegetasi merupakan lapisan pelindung atau penyangga antara atmosfer dan tanah. Suatu vegetasi penutup tanah yang baik seperti rumput yang tebal atau rimbah yang lebat akan menghambat pengaruh hujan yang menyebabkan aliran permukaan dan limpasan permukaan terhadap proses erosi. Menurut Lihawa

11 16 (2011: 13), mengemukakan bahwa tingkat erosi permukaan yang terjadi pada lahan pertanian kering akan lebih rendah 38,1%, pada semak belukar erosi berkurang 98,2%, dan pada hutan primer erosi berkurang 103,6% jika dibandingkan dengan erosi pada lahan tanpa vegetasi. Dari hal ini maka pada lahan tidak disertakan vegetasi penutup tanah memiliki tingkat erosi yang lebih besar dibandingkan dengan lahan yang memiliki vegetasi penutup tanah, hal ini dikarenakan butiran hujan akan lebih mudah melepaskan partikel-partikel tanah tanpa vegetasi penutup tanah. Dari hasil opservasi lapangan, Desa Ulanta memiliki kondisi vegetasi yang cukup baik dilihat dari vegetasi penutup tanah yang terdapat pada wilayah tersebut, dimana banyak terdapat semak/ belukar dan rerumputan yang tubuh menyatu bersama tanaman-tanaman pokok masyarakat pada daerah Desa Ulanta tersebut. Selain semak/ belukar dan rerumputan, masyarakat lebih dominan menggunakan tanaman kacang sebagai tanaman pokok sekaligus penutup tanah, dimana hal ini dapat berpengaruh terhadap besar kecilnya tingkat erosi permukaan yang terjadi pada lahan-lahan pertanian oleh masyarakat. e. Penggunaan Lahan Penggunaan lahan berpengaruh terhadap perubahan penggunaan lahannya, semakin besar perubahan penggunaan lahannya maka semakin besar aliran permukaan dan limpasan permukaan yang terjadi pada lahan tersebut. Dilihat dari peta penggunaan lahan yang terdapat pada Desa Ulanta, Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango bahwa jenis penggunaan lahan yang terdapat pada Desa Ulanta yaitu terdiri dari lahan pertanian tanaman jagung,

12 17 lahan pertanian tanaman jagung campur kacang, lahan pertanian tanaman jagung campur kelapa, lahan pertanian tanaman kacang, lahan pertanian tanaman kelapa, lahan pertanian tanaman kelapa campur semak, lahan pertanian tanaman rica, semak belukar, dan lahan kosong, dimana masyarakat dalam pemanfaatan lahannya lebih dominan banyak mencampurkan berbagai macam tanaman pokok serta tanaman penutup tanah pada satu lahan yang diolah. Adapun peta penggunaan lahan wilayah Desa Ulanta, Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango dapat dilihat pada Lampiran 9. f. Faktor Sosial Masyarakat Menurut Ishak dalam Lihawa (2011: 13) mengemukakan bahwa laju kehilangan massa tanah yang terjadi di lahan pertanian berdasarkan hasil simulasi WEPP adalah sangat tinggi, terutama dipicu oleh aktivitas manusia melalui pengelolahan tanah dan tanaman pada lahan-lahan dengan kemiringan lereng 3-15%. Hasil penelitian di atas menunjukan bahwa manusia dalam aktivitasnya sangat berpengaruh terhadap tingkat bahaya erosi, baik itu dilihat dari aspek pertanian yang dilakukan maupun aspek-aspek lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang tidak mengindahkan konservasi tanah. 2.2 Tinjauan Tentang Kandungan Unsur Hara Tanah Tanah adalah bahan rombakan yang berasal dari proses pelapukan batuan, dengan demikian, mineral-mineral yang dikandung oleh tanah sangat ditentukan oleh batuan asalnya. Suatu tanaman dapat hidup dengan subur apabila jenis tanahnya mengandung mineral-mineral yang sesuai dengan kebutuhan tanaman tersebut (Noor, 2006: 74).

13 18 Permasalahan yang sangat vital pada tanah adalah erosi tanah, terutama bagi para petani. Erosi tanah dapat menyebabkan tanah yang tadinya sangat subur berubah menjadi tidak subur dikarenakan mineral-mineral yang dikandung tanah tersebut telah tererosi, sehingga unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman telah hilang. Oleh karna itu permasalahan erosi tanah menjadi perhatian utama bagi para petani, terutama pada lapisan-lapisan tanah yang berada di tempattempat yang berlereng curam dan di tempat-tempat yang terbuka tanpa ada vegetasi. Dalam proses erosi, tanah yang terkikis dan terangkut adalah lapisan tanah atas yang merupakan sumber kehidupan tanaman karena hanya pada lapisan ini tanaman dapat memperoleh hara yang cukup. Dengan terangkutnya bahan organik dan partikel tanah yang halus oleh erosi, maka terjadi perubahan sifat tanah. Erosi tidak hanya berpengaruh terhadap kandungan organik lapisan tanah atas tetapi juga kandungan N, P, Ca, Mg, K, dan lain sebagainya (Arsyad, dalam Ariesca, 2004: 10). Menurut (Hanafiah, 2005: 254) mengemukakan bahwa tidak semua unsur yang diserap tanaman merupakan hara, banyak yang diserap tanaman hanya karena tersedia dalam tanah. Serapan beberapa unsur hara oleh beberapa tanaman pangan, bebuahan, sayuran dan industri dapat disimpulkan secara kuantitatif sebagai berikut: a. Unsur N paling banyak dibutuhkan oleh tanaman sebagai komponen produksi, kecuali untuk tanaman yang produksinya berupa buah berair atau umbi/ akar.

14 19 b. Pada kelompok kedua ini, yang paling banyak dibutuhkan adalah unsur K, yang juga merupakan kelompok terbesar dari jerami tanaman. c. Unsur P lebih banyak menyusun bagian produksi dibanding bagian jerami tanaman. d. Unsur P ini berlawanan dengan unsur Ca, Mg, dan S yang lebih banyak menyusun bagian jerami dibanding bagian produksi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur hara yang lebih banyak diserap tanaman untuk proses pertumbuhan dan produksi yang baik adalah Unsur N, P, dan K. Berikut adalah faedah atau kegunaan unsur-unsur hara N, P, dan K bagi tanaman: a. Nitrogen Peran utama Nitrogen (N) bagi tanaman adalah untuk merangsang pertumbuhan secara keseluruhan, khususnya batang, cabang, dan daun. Selain itu nitrogen berperan penting dalam pembentukan hijau daun yang sangat berguna dalam proses fotosintesis. Nitrogen yang ada didalam tanah dapat hilang karena terjadi penguapan, pencucian oleh air atau terbawa bersama tanaman pada saat panen (Novisan, dalam Ariesca, 2004: 10-11). Menurut (Zubaidah, 2004: 18) mengatakan bahwa unsur nitrogen (N) merupakan salah satu unsur penting bagi tumbuhan organisme dan merupakan salah satu unsur utama pembentuk protein. Menurut (Hardjowigeno, dalam Ariesca, 2004: 11) mengemukakan bahwa kekurangan nitrogen pada tanaman akan menyebabkan tanaman akan menjadi

15 20 kerdil, pertumbuhan akar terbatas, daun berwarna kuning dan gugur, sedangkan kelebihan nitrogen pada tanaman akan memperlambat kematangan tanaman, batang mudah roboh dan mudah terserang penyakit. Terdapat variasi dalam hal kandungan N tanah antara daerah-daerah yang berbeda topografinya. Daerah-daerah dengan kemiringan lereng yang relatif tinggi akan lebih rendah kandungan unsur haranya. Hal ini diakibatkan oleh erosi yang mengikis lapisan permukaan tanah. Aliran permukaan akan menimbulkan erosi pada permukaan tanah yang biasanya mempunyai kandungan N tertinggi (Nyakpa. dkk, dalam Sugiono 2007: 12). b. Phospor Phospor terdapat dalam seluruh sel hidup tanaman. Unsur Phospor (P) bagi tanaman untuk merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih dan tanaman muda. Apabila terjadi kekurangan phospor pertumbuhan maka tanaman terhambat, karena pembelahan sel terganggu, daun-daun menjadi ungu dan coklat mulai dari ujung daun (Hardjowigeno, dalam Ariesca, 2004: 11). Novizan dalam Ariesca (2004: 11) menambahkan bahwa kekurangan phospor pada tanaman juga akan mengkibatkan perkembangan akar terhambat, pematangan buah terhambat, perkembagan bentuk dan warna buah buruk serta biji berkembang tidak normal. Menurut Sugiono (2007: 13) mengatakan bahwa pada umumnya unsur P (phospor) dan K (kalium) berasal dari pelarutan mineral-mineral tanah yang terkandung dalam bahan induk tanah, dan sedikit penambahan dari bahan organik bila tererosi. Tanah yang subur atau produktivitasnya tinggi, yaitu tanah yang

16 21 dapat menyediakan unsur hara yang sesuai bagi kebutuhan tanaman tertentu sehingga produktivitas kesuburan tanamannya tinggi. c. Kalium Kalium (K) berperan dalam memperkuat tubuh tanaman agar daun, bunga, dan buah tidak mudah gugur. Kalium merupakan sumber kekuatan bagi tanaman dalam menghadapi kekeringan dan penyakit. Persediyaan kalium di dalam tanah dapat berkurang karena tiga hal, yaitu pengambilan kalium oleh tanaman, pencucian kalium oleh air dan erosi tanah. Kekurangan kalium pada tanaman akan meyebabkan daun terlihat lebih tua, batang dan cabang lemah dan mudah rebah, muncul warna kuning di pinggir dan diujung daun yang sudah tua yang akhirnya mengering dan rontok, daun mengerut (kriting) dimulai dari daun tua serta biji buah menjadi kisut (Novizan, dalam Ariesca, 2004: 11). Menurut Sugiono (2007: 13) mengatakan bahwa kalium (K) sebenarnya dapat diperlukan pada tanah kering, karena pada tanah ini banyak kation K + yang hilang dan terangkut oleh tanah melalui pencucian air hujan maupun erosi. Kandungan K di dalam tanah berbeda-beda keberadaannya tergantung dari bahan induk tanah dan derajat pelapukan. Tanah idealnya dapat menyediakan sejumlah unsur hara penting yang dibutuhkan oleh tanaman. Penyerapan unsur hara oleh tanaman mestinya dapat segera diperbaharui sehingga kandungan unsur hara di dalam tanah tetap seimbang. Pengambilan unsur hara oleh ribuan jenis tumbuhan diimbangi dengan pelapukan bahan organik yang menyuplai hara bagi tanah.

17 22 Tabel 2. Kisaran Normal Kadar Unsur Hara Nitrogen (N),Phospor (P), dan Kalium (K) Dalam Tanah dan Tanaman Unsur Unsur Tanah ( Total ) Tanah Terekstrak ( ppm) Tanaman P 0,05-0,25% P 2 O 3 0, ,03 1,0 % K 0,01 4 % K 2 O ,2 10,0% Ca 2,5% CaO ,1 10,0% Mg 0,1 2% MgO ,05 2 % S 0,05 0,4% SO ,1 1% Fe 0,1 8% Fe 2 O ppm Mn 0 0,5% MnO ppm Cu ( ) ppm 0, ppm Zn ppm ppm, ( ) ppm B ppm 0, ppm, ( ) ppm Mo 0,2 5% 0,5 10 0,01 25 ppm Angka di antara kurung (), adalah kisaran yang pernah dilaporkan 2.3 Tinjauan Tentang Hubungan Erosi Permukaan Terhadap Kandungan Unsur Hara Tanah Erosi adalah salah satu penyebab kerusakan lahan, sebagai akibat dari pengelolahan lahan yang kurang memperhatikan karakteristik lahan, dalam hal ini tidak memperhatikan aspek-aspek dalam konservasi lahan. Erosi permukaan merupakan erosi yang terjadi pada bidang permukaan tanah oleh pengaruh aliran permukaan yang mengakibatkan terjadinya limpasan permukaan pada tanah melalui suatu proses alam berupa hilangnya lapisan permukaan tanah bagian atas, baik disebabkan oleh pergerakkan air maupun angin. Proses ini dapat

18 23 mengakibatkan merosotnya tingkat produktivitas dan daya dukung tanah untuk produksi pertanian dan lingkungan hidup (Rahim,dalam Zubaidah, 2004: 2). Erosi permukaan tanah juga mengakibatkan hilangnya kandungan bahan organik yang diperlukan oleh tanaman untuk tumbuh dan berproduksi dengan baik, serta berkurangnya kemampuan tanah untuk menyerap dan menahan air. Analisis ini tentunya memberikan penapsiran bahwa proses erosi permukaan tanah berpengaruh terhadap hilangnya kandungan-kandungan yang berada pada bagian permukaan tanah yang berakibat pada ketidakstabilan produktivitas tanah, sehinggga hal ini juga berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah dan tanaman. Menurut Noor, (2006: 74) mengatakan bahwa suatu tanaman dapat hidup dengan subur apabila jenis tanahnya mengandung mineral-mineral yang sesuai dengan kebutuhan tanaman tersebut. (Noor, 2006: 74) juga mengatakan bahwa erosi tanah dapat menyebabkan tanah yang tadinya sangat subur berubah menjadi tidak subur dikarenakan mineral-mineral yang dikandung tanah tersebut telah tererosi, dimana unsur-unsur hara yang diperlukan tanaman telah hilang. Hal ini juga berarti bahwa, aliran permukaan dan limpasan permukaan pada bidang permukaan tanah sebagai bentuk dari erosi permukaan sangat berpengaruh terhadap salah satu bentuk hilangnya kandungan unsur hara pada tanah, oleh karena aliran permukaan dan limpasan permukaan sangat berperan terhadap proses timbulnya erosi permukaan.

19 Kerangka Berfikir (Dalam Bentuk Diagram) Tabel 3. Skema Kerangka Berfikir Pengaruh Erosi Permukaan Terhadap Kandungan Unsur Hara N, P, K Tanah Pada Lahan Pertanian Jagung. Penjelasan Kerangka Berfikir Hubungan Antara Erosi Permukaan Terhadap Kandungan Unsur Hara N, P, K Tanah Hubungan antara erosi permukaan terhadap kandungan unsur hara tanah pada lahan pertanian jagung yaitu dilihat dari dampak yang ditimbulkan dari proses pengangkutan partikel-partikel tanahnya, aspek pertama yang berperan dalam hal terangkutnya partikel-partikel tanah pada lahan pertanian jagung yaitu faktor iklim berupa kondisi curah hujan yang jatuh pada bidang permukaan tanah dan faktor topografi berupa tingkat kemiringan dan panjang lereng. Faktor iklim yang paling menentukan laju erosi adalah hujan yang dinyatakan dalam nilai indeks erosivitas hujan, curah hujan yang jatuh secara

20 25 langsung dan tidak langsung dapat mengikis permukaan tanah secara perlahan dengan pertambahan waktu dan akumulasi intensitas hujan tersebut akan mendatangkan erosi. Umumnya erosi meningkat dengan meningkatnya panjang lereng untuk hujan yang intensitasnya besar, sehingga dapat dikaitkan bahwa faktor iklim yaitu hujan dengan intensitasnya yang besar dapat berpengaruh terhadap timbulnya erosi pada bagian permukaan tanah yang memiliki tingkat panjang dan lereng yang besar. Sifat-sifat tanah yang mencangkup tektur, struktur dan kandungan bahan organik serta permeabilitas merupakan faktor kedua yang mengindikasikan mudah tidaknya tanah tererosi, dimana tanah dengan kandungan debu tinggi, liat rendah dan kandungan bahan organik rendah mempunyai kepekaan erosi yang tinggi. Proses erosi ini dapat dipercepat jika intensitas hujan lebih besar dari laju infiltrasi sehingga kelebihan air mulai berakumulasi sebagai cadangan permukaan, yang kemudian menjadi aliran permukaan bila intensitas curah hujan terus meningkat. Pada lahan pertanian jagung dengan kondisi curah hujan yang tinggi dan besarnya tingkat kemiringan lereng, serta tidak mampunya tanah untuk menyerap air yang jatuh pada permukaannya membuat air hujan yang jatuh pada bidang permukaan tanah pada lahan pertanian jagung ini dapat meningkatkan aliran permukaan yang menimbulkan limpasan permukaan, yang mengakibatkan partikel-partikel tanah pada lapisan atas terangkut oleh proses pengikisan bersama bahan-banan organik tanah yaitu kandungan mineral-mineral yang ada dalam tanah dan kemudian terendapkan.

21 26 Hal inilah salah satu yang mengakibatkan turunnya produktivitas tanah pada lahan pertanian jagung, yang mana diakibatkan karena pada tanah lapisan atas lahan pertanian yang tererosi mengandung bahan-bahan organik yang kaya akan mineral-mineral sebagai penyubur tanaman yaitu kandungan unsur hara yang terdapat didalamnya, sehingga produktivitas tanah menjadi menurun terhadap tingkat kesuburan tanah dan tanaman khususnya pada lahan pertanian dengan tanaman pokok jagung, sebagai bentuk hilangnya kandungan unsur hara tanah dari proses erosi pada permukaan tanah. 2.5 Hipotesis Adapun hipotesis dalam penelitian ini yakni terdapat pengaruh erosi permukaan terhadap kandungan unsur hara N, P, K tanah pada lahan pertanian jagung.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengamatan dalam 5 kali periode hujan pada lahan pertanian jagung dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengamatan dalam 5 kali periode hujan pada lahan pertanian jagung dengan 55 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Erosi Permukaan dan Unsur Hara Tanah Hasil pengukuran erosi permukaan dan kandungan unsur hara N, P, K tanah yang ikut terbawa oleh aliran permukaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Erosi Erosi adalah hilangnya atau terkikisnya tanah dari suatu tempat ke tempat lain melalui media air atau angin. Erosi melalui media angin disebabkan oleh kekuatan angin sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan akan lahan untuk berbagai kepentingan manusia semakin lama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan akan lahan untuk berbagai kepentingan manusia semakin lama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan lahan untuk berbagai kepentingan manusia semakin lama semakin meningkat. Seiring dengan semakin meningkatnya populasi manusia. Dengan kata lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kebutuhan manusia akibat dari pertambahan jumlah penduduk maka

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kebutuhan manusia akibat dari pertambahan jumlah penduduk maka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumberdaya lahan merupakan komponen sumberdaya alam yang ketersediaannya sangat terbatas dan secara relatif memiliki luas yang tetap serta sangat bermanfaat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Uraian Umum Embung merupakan bangunan air yang selama pelaksanaan perencanaan diperlukan berbagai bidang ilmu guna saling mendukung demi kesempurnaan hasil perencanaan. Bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hujan memiliki peranan penting terhadap keaadaan tanah di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Hujan memiliki peranan penting terhadap keaadaan tanah di berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hujan memiliki peranan penting terhadap keaadaan tanah di berbagai tempat terutama daerah tropis khususnya di daerah pegunungan yang nantinya akan sangat berpengaruh

Lebih terperinci

EROSI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OLEH: MUH. ANSAR SARTIKA LABAN

EROSI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OLEH: MUH. ANSAR SARTIKA LABAN EROSI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OLEH: MUH. ANSAR SARTIKA LABAN Quis 1. Jelaskan pengertian erosi. 2. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi erosi. 3. Apakah erosi perlu dicegah/dikendalikan?

Lebih terperinci

EROSI DAN SEDIMENTASI

EROSI DAN SEDIMENTASI EROSI DAN SEDIMENTASI I. PENDAHULUAN Konservasi tanah dalam arti yang luas adalah penempatan setiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukannya sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak awal kehidupan manusia, sumberdaya alam sudah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak awal kehidupan manusia, sumberdaya alam sudah merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak awal kehidupan manusia, sumberdaya alam sudah merupakan sumber kehidupan manusia dan sebagai pendukung kelangsungan hidup manusia sekaligus merupakan sumberdaya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. erosi, tanah atau bagian-bagian tanah pada suatu tempat terkikis dan terangkut

TINJAUAN PUSTAKA. erosi, tanah atau bagian-bagian tanah pada suatu tempat terkikis dan terangkut TINJAUAN PUSTAKA Erosi Erosi adalah peristiwa pindahnya atau terangkutnya tanah atau bagianbagian tanah dari suatu tempat ke tempat lain oleh media alami. Pada peristiwa erosi, tanah atau bagian-bagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Umum Sedimentasi dapat didefinisikan sebagai pengangkutan, melayangnya (suspensi) atau mengendapnya material fragmental oleh air.sedimentasi merupakan akibat dari adanya

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 35 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Curah Hujan Data curah hujan yang terjadi di lokasi penelitian selama 5 tahun, yaitu Januari 2006 hingga Desember 2010 disajikan dalam Gambar 5.1. CH (mm) 600 500 400

Lebih terperinci

MENENTUKAN LAJU EROSI

MENENTUKAN LAJU EROSI MENENTUKAN LAJU EROSI Pendahuluan Erosi adalah proses berpindahnya massa batuan dari satu tempat ke tempat lain yang dibawa oleh tenaga pengangkut yang bergerak di muka bumi. Tenaga pengangkut tersebut

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit semula merupakan tanaman yang tumbuh liar di hutan-hutan maupun daerah semak belukar tetapi kemudian dibudidayakan. Sebagai tanaman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Degradasi Lahan Pada sistem pertanian lahan kering yang kurang efektif mengendalikan aliran permukaan dapat mempercepat kehilangan bahan organik yang sangat ringan dan mudah

Lebih terperinci

Kata kunci : Erosi Permukaan, Kandungan Unsur Hara Nitrogen (N), Phospor (P), Kalium (K) Tanah, Lahan Pertanian Jagung.

Kata kunci : Erosi Permukaan, Kandungan Unsur Hara Nitrogen (N), Phospor (P), Kalium (K) Tanah, Lahan Pertanian Jagung. PENGARUH EROSI PERMUKAAN TERHADAP KANDUNGAN UNSUR HARA N, P, K TANAH PADA LAHAN PERTANIAN JAGUNG DI DESA ULANTA KECAMATAN SUWAWA KABUPATEN BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO Boris Vandolly Tambun, Fitryane

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang 1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Erosi adalah proses terkikis dan terangkutnya tanah atau bagian bagian tanah oleh media alami yang berupa air. Tanah dan bagian bagian tanah yang terangkut dari suatu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Kopi Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi merupakan tanaman dengan perakaran tunggang yang mulai berproduksi sekitar berumur 2 tahun

Lebih terperinci

TANAH / PEDOSFER. OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd

TANAH / PEDOSFER. OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd TANAH / PEDOSFER OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd 1.Definisi Tanah adalah kumpulan dari benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horizon-horizon, terdiri dari campuran bahan mineral organic, air, udara

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Parameter pertumbuhan yang diamati pada penelitian ini adalah diameter batang setinggi dada ( DBH), tinggi total, tinggi bebas cabang (TBC), dan diameter tajuk.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Degradasi lahan atau kerusakan lahan merupakan faktor utama penyebab

I. PENDAHULUAN. Degradasi lahan atau kerusakan lahan merupakan faktor utama penyebab I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Degradasi lahan atau kerusakan lahan merupakan faktor utama penyebab menurunnya produktivitas suatu lahan. Degradasi lahan adalah kondisi lahan yang tidak mampu menjadi

Lebih terperinci

geografi Kelas X PEDOSFER III KTSP & K-13 H. SIFAT KIMIA TANAH a. Derajat Keasaman Tanah (ph)

geografi Kelas X PEDOSFER III KTSP & K-13 H. SIFAT KIMIA TANAH a. Derajat Keasaman Tanah (ph) KTSP & K-13 Kelas X geografi PEDOSFER III Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami sifat kimia tanah. 2. Memahami vegetasi tanah. 3. Memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Menurut Bocco et all. (2005) pengelolaan sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Menurut Bocco et all. (2005) pengelolaan sumber daya alam BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sumber daya alam merupakan suatu bentuk kekayaan alam yang pemanfaatannya bersifat terbatas dan berfungsi sebagai penunjang kesejahteraan makhluk hidup khususnya manusia

Lebih terperinci

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala Geografi Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala TANAH Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Erodibilitas. jumlah tanah yang hilang setiap tahunnya per satuan indeks daya erosi curah

TINJAUAN PUSTAKA. Erodibilitas. jumlah tanah yang hilang setiap tahunnya per satuan indeks daya erosi curah TINJAUAN PUSTAKA Erodibilitas Indeks kepekaan tanah terhadap erosi atau erodibilitas tanah merupakan jumlah tanah yang hilang setiap tahunnya per satuan indeks daya erosi curah hujan pada sebidang tanah

Lebih terperinci

TUGAS TEKNOLOGI KONSERVASI SUMBER DAYA LAHAN

TUGAS TEKNOLOGI KONSERVASI SUMBER DAYA LAHAN TUGAS TEKNOLOGI KONSERVASI SUMBER DAYA LAHAN Penanggulangan Kerusakan Lahan Akibat Erosi Tanah OLEH: RESTI AMELIA SUSANTI 0810480202 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Proses erosi karena kegiatan manusia kebanyakan disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Proses erosi karena kegiatan manusia kebanyakan disebabkan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Erosi merupakan proses penghancuran dan pengangkutan partikel-partikel tanah oleh tenaga erosi (presipitasi, angin) (Kusumandari, 2011). Erosi secara umum dapat disebabkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. adanya erosive transport agent seperti air dan angin Pada daerah beriklim tropika. gleytser kurang begitu dominan (Nursa ban, 2006).

TINJAUAN PUSTAKA. adanya erosive transport agent seperti air dan angin Pada daerah beriklim tropika. gleytser kurang begitu dominan (Nursa ban, 2006). TINJAUAN PUSTAKA Erosi Erosi menggambarkan pelapukan yang terjadi dipermukaan tanah yang bersifat merusak. Meskipun tidak selamanya erosi yang terjadi dapat menimbulkan kerugian. Pada prinsipnya erosi

Lebih terperinci

Teknik Konservasi Waduk

Teknik Konservasi Waduk Teknik Konservasi Waduk Pendugaan Erosi Untuk memperkirakan besarnya laju erosi dalam studi ini menggunakan metode USLE (Universal Soil Loss Equation) atau PUKT (Persamaan umum Kehilangan Tanah). USLE

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Daerah Aliran Sungai adalah suatu daerah atau wilayah dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Daerah Aliran Sungai adalah suatu daerah atau wilayah dengan TINJAUAN PUSTAKA Daerah Aliran Sungai Daerah Aliran Sungai adalah suatu daerah atau wilayah dengan kemiringan lereng yang bervariasi yang dibatasi oleh punggung-punggung bukit atau yang dapat menampung

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. merupakan manfaat yang dirasakan secara tidak langsung (intangible). Selain itu,

TINJAUAN PUSTAKA. merupakan manfaat yang dirasakan secara tidak langsung (intangible). Selain itu, TINJAUAN PUSTAKA Hutan dan Fungsinya Hutan memiliki fungsi sebagai pelindung, dalam hal ini berfungsi sebagai pengaturan tata air, pencegahan banjir, pencegahan erosi, dan pemeliharaan kesuburan tanah.

Lebih terperinci

VIII. KONSERVASI TANAH DAN AIR

VIII. KONSERVASI TANAH DAN AIR VIII. KONSERVASI TANAH DAN AIR KONSERVASI TANAH : Penggunaan tanah sesuai dengan kelas kemampuan tanah dan memperlakukan tanah tersebut agar tidak mengalami kerusakkan. Berarti : 1. menjaga tanah agar

Lebih terperinci

Erosi. Rekayasa Hidrologi

Erosi. Rekayasa Hidrologi Erosi Rekayasa Hidrologi Erosi adalah suatu proses atau peristiwa hilangnya lapisan permukaan tanah atas, baik disebabkan oleh pergerakan air maupun angin. Erosi merupakan tiga proses yang berurutan, yaitu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Erosi adalah suatu proses atau peristiwa hilangnya lapisan permukaan tanah atas, baik disebabkan oleh pergerakan air maupun angin (Suripin 2004). Erosi merupakan tiga proses

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Metode USLE

BAB III LANDASAN TEORI. A. Metode USLE BAB III LANDASAN TEORI A. Metode USLE Metode Universal Soil Loss Equation (USLE) merupakan model empiris yang dikembangkan di Pusat Data Aliran Permukaan dan Erosi Nasional, Dinas Penelitian Pertanian,

Lebih terperinci

dampak perubahan kemampuan lahan gambut di provinsi riau

dampak perubahan kemampuan lahan gambut di provinsi riau dampak perubahan kemampuan lahan gambut di provinsi riau ABSTRAK Sejalan dengan peningkatan kebutuhan penduduk, maka kebutuhan akan perluasan lahan pertanian dan perkebunan juga meningkat. Lahan yang dulunya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Siklus Hidrologi dan Neraca air Menurut Mori (2006) siklus air tidak merata dan dipengaruhi oleh kondisi meteorologi (suhu, tekanan atmosfir, angin, dan lain-lain) dan kondisi

Lebih terperinci

PEDOSFER BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X SEMESTER GENAP

PEDOSFER BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X SEMESTER GENAP PEDOSFER BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X SEMESTER GENAP PENGERTIAN TANAH Pedosfer berasal dari bahasa latin yaitu pedos = tanah, dan sphera = lapisan. Pedosfer yaitu lapisan kulit bumi yang tipis yang letaknya

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan nitrogen tanah bervariasi dari satu tempat ke tempat lainnya. Variasi kandungan nitrogen dalam tanah terjadi akibat perubahan topografi, di samping pengaruh iklim, jumlah

Lebih terperinci

2.1.1 Pengertian Erosi Tanah

2.1.1 Pengertian Erosi Tanah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Erosi Tanah 2.1.1 Pengertian Erosi Tanah Erosi tanah adalah suatu proses atau peristiwa hilangnya lapisan permukaan tanah atas, baik disebabkan oleh pergerakan air maupun angin.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Temanggung terletak di tengah-tengah Propinsi Jawa Tengah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Temanggung terletak di tengah-tengah Propinsi Jawa Tengah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Temanggung terletak di tengah-tengah Propinsi Jawa Tengah dengan bentangan Utara ke Selatan 34,375 Km dan Timur ke Barat 43,437 Km. kabupaten Temanggung secara

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KONSERVASI LAHAN TERHADAP EROSI PARIT/JURANG (GULLY EROSION) PADA SUB DAS LESTI DI KABUPATEN MALANG

PENGEMBANGAN KONSERVASI LAHAN TERHADAP EROSI PARIT/JURANG (GULLY EROSION) PADA SUB DAS LESTI DI KABUPATEN MALANG Konservasi Lahan Sub DAS Lesti Erni Yulianti PENGEMBANGAN KONSERVASI LAHAN TERHADAP EROSI PARIT/JURANG (GULLY EROSION) PADA SUB DAS LESTI DI KABUPATEN MALANG Erni Yulianti Dosen Teknik Pengairan FTSP ITN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Geomorfologi merupakan ilmu yang mempelajari bentuklahan dan proses proses yang mempengaruhinya serta menyelidiki hubungan timbal balik antara bentuklahan dan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsi utama, yaitu sebagai sumber unsur hara bagi tumbuhan dan sebagai matriks

BAB I PENDAHULUAN. fungsi utama, yaitu sebagai sumber unsur hara bagi tumbuhan dan sebagai matriks BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponenkomponen padat, cair dan gas, dan mempunyai sifat serta perilaku yang dinamik (Arsyad, 1989).

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hubungan Curah Hujan dengan Koefisien Regim Sungai (KRS) DAS Ciliwung Hulu Penggunaan indikator koefisien regim sungai pada penelitian ini hanya digunakan untuk DAS Ciliwung

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. unsur-unsur utamanya terdiri atas sumberdaya alam tanah, air dan vegetasi serta

TINJAUAN PUSTAKA. unsur-unsur utamanya terdiri atas sumberdaya alam tanah, air dan vegetasi serta TINJAUAN PUSTAKA Daerah Aliran Sungai Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang unsur-unsur utamanya terdiri atas sumberdaya alam tanah, air dan vegetasi serta sumberdaya manusia

Lebih terperinci

PETA SATUAN LAHAN. Tabel 1. Besarnya Indeks LS menurut sudut lereng Klas lereng Indeks LS 0-8% 0,4 8-15% 1, % 3, % 6,8 >40% 9,5

PETA SATUAN LAHAN. Tabel 1. Besarnya Indeks LS menurut sudut lereng Klas lereng Indeks LS 0-8% 0,4 8-15% 1, % 3, % 6,8 >40% 9,5 PETA SATUAN LAHAN Pembuatan Satuan Lahan Lereng Faktor lereng sangat mempengaruhi erosi yang terjadi. Pengaruh lereng pada proses terjadinya erosi yaitu mempengaruhi besarnya energi penyebab erosi. Karakteristik

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Hujan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Hujan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Hujan Curah hujan adalah volume air yang jatuh pada suatu areal tertentu (Arsyad, 2010). Menurut Tjasyono (2004), curah hujan yaitu jumlah air hujan yang turun pada

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pertumbuhan Penduduk dan Dampaknya terhadap Perkembangan Suatu Wilayah

II. TINJAUAN PUSTAKA Pertumbuhan Penduduk dan Dampaknya terhadap Perkembangan Suatu Wilayah 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertumbuhan Penduduk dan Dampaknya terhadap Perkembangan Suatu Wilayah Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu dibandingkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aliran Permukaan dan Erosi Tanah

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aliran Permukaan dan Erosi Tanah 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aliran Permukaan dan Erosi Tanah Aliran permukaan adalah air yang mengalir diatas permukaan tanah atau bumi dan bentuk aliran inilah yang paling penting sebagai penyebab erosi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang banyak digunakan,

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang banyak digunakan, 4 TINJAUAN PUSTAKA Erosi Tanah Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang banyak digunakan, salah satunya menjadi media bagi tanaman untuk tumbuh dan berkembang. Berbagai gaya mempengaruhi tanah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemanenan air dengan mulsa vertikal Pemanenan air (water harvesting) adalah tindakan menampung air hujan dan aliran permukaan untuk disalurkan ke tempat penampungan sementara

Lebih terperinci

dan penggunaan sumber daya alam secara tidak efisien.

dan penggunaan sumber daya alam secara tidak efisien. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan komponen penting bagi proses kehidupan di bumi karena semua organisme hidup membutuhkan air dan merupakan senyawa yang paling berlimpah di dalam sistem

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. tingkat produktivitas yang rendah atau tidak produktif sama sekali bagi kegiatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. tingkat produktivitas yang rendah atau tidak produktif sama sekali bagi kegiatan 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Degradasi Tanah Degradasi tanah atau degradasi lahan didefinisikan sebagai lahan yang memiliki tingkat produktivitas yang rendah atau tidak produktif sama sekali bagi kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lahan merupakan salah satu sumberdaya alam yang dibutuhkan umat

BAB I PENDAHULUAN. Lahan merupakan salah satu sumberdaya alam yang dibutuhkan umat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahan merupakan salah satu sumberdaya alam yang dibutuhkan umat manusia. Pengertian lahan dari FAO (1976) yang dikutip oleh Sitorus (1998), yaitu : Lahan merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Model

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Model BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Model Model merupakan representasi dari realita. Tujuan pembuatan model adalah untuk membantu mengerti, menggambarkan, atau memprediksi bagaimana suatu fenomena bekerja di dunia

Lebih terperinci

mampu menurunkan kemampuan fungsi lingkungan, baik sebagai media pula terhadap makhluk hidup yang memanfaatkannya. Namun dengan

mampu menurunkan kemampuan fungsi lingkungan, baik sebagai media pula terhadap makhluk hidup yang memanfaatkannya. Namun dengan Latar Belakang Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang utama memegang posisi penting dalam kelestarian lingkungan. Kemerosotan kemampuan tanah yang ditunjukkan dengan meningkatnya laju erosi dari

Lebih terperinci

BAB II FAKTOR PENENTU KEPEKAAN TANAH TERHADAP LONGSOR DAN EROSI

BAB II FAKTOR PENENTU KEPEKAAN TANAH TERHADAP LONGSOR DAN EROSI BAB II FAKTOR PENENTU KEPEKAAN TANAH TERHADAP LONGSOR DAN EROSI Pengetahuan tentang faktor penentu kepekaan tanah terhadap longsor dan erosi akan memperkaya wawasan dan memperkuat landasan dari pengambil

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA Aliran Permukaan

2. TINJAUAN PUSTAKA Aliran Permukaan 3 2. TINJAUAN PUSTAKA Aliran Permukaan Aliran permukaan merupakan bagian dari hujan yang tidak diserap tanah dan tidak tergenang di permukaan tanah, tetapi bergerak ke tempat yang lebih rendah dan akhirnya

Lebih terperinci

II. PEMBENTUKAN TANAH

II. PEMBENTUKAN TANAH Company LOGO II. PEMBENTUKAN TANAH Dr. Ir. Mohammad Mahmudi, MS Arief Darmawan, S.Si., M.Sc Isi A. Konsep pembentukan tanah B. Faktor pembentuk tanah C. Proses pembentukan tanah D. Perkembangan lapisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang unsur-unsur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang unsur-unsur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang unsur-unsur utamanya terdiri atas sumberdaya alam tanah, air dan vegetasi serta sumberdaya

Lebih terperinci

KAJIAN EROSI DAN ALIRAN PERMUKAAN PADA BERBAGAI SISTEM TANAM DI TANAH TERDEGRADASI SKRIPSI. Vivin Alviyanti NIM

KAJIAN EROSI DAN ALIRAN PERMUKAAN PADA BERBAGAI SISTEM TANAM DI TANAH TERDEGRADASI SKRIPSI. Vivin Alviyanti NIM KAJIAN EROSI DAN ALIRAN PERMUKAAN PADA BERBAGAI SISTEM TANAM DI TANAH TERDEGRADASI SKRIPSI Diajukan Guna Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Menyelesaikan Program Studi Ilmu Tanah (

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lingkungan hidup menyediakan sumberdaya alam bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lingkungan hidup menyediakan sumberdaya alam bagi kelangsungan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lingkungan hidup menyediakan sumberdaya alam bagi kelangsungan hidup manusia, berupa sumberdaya hutan, tanah, dan air. Antara manusia dan lingkungan hidupnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan zat gizi yang lengkap dalam menu makanan yang sehat dan seimbang

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan zat gizi yang lengkap dalam menu makanan yang sehat dan seimbang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sayuran bagi manusia sangat erat hubungannya dengan kesehatan, sebab sayuran banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh terutama adanya

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kondisi Umum Saat Ini Faktor Fisik Lingkungan Tanah, Air, dan Vegetasi di Kabupaten Kutai Kartanegara Kondisi umum saat ini pada kawasan pasca tambang batubara adalah terjadi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Daerah Aliran Sungai (DAS) didefinisikan sebagai suatu wilayah yang

TINJAUAN PUSTAKA. Daerah Aliran Sungai (DAS) didefinisikan sebagai suatu wilayah yang TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Daerah Aliran Sungai Daerah Aliran Sungai (DAS) didefinisikan sebagai suatu wilayah yang dibatasi oleh batas batas topografi secara alami sehingga setiap air hujan yang jatuh dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Tanaman selada (Lactuca sativa L.) merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili Compositae. Kedudukan tanaman selada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pangan saat ini sedang dialami oleh masyarakat di beberapa bagian belahan dunia.

BAB I PENDAHULUAN. pangan saat ini sedang dialami oleh masyarakat di beberapa bagian belahan dunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehidupan manusia senantiasa berkembang dari masa ke masa, konsekuensinya kebutuhan primer semakin bertambah terutama pangan. Krisis pangan saat ini sedang dialami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lahan merupakan sumberdaya yang sangat penting untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lahan merupakan sumberdaya yang sangat penting untuk memenuhi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lahan merupakan sumberdaya yang sangat penting untuk memenuhi segala kebutuhan hidup, sehingga dalam pengelolaannya harus sesuai dengan kemampuannya agar tidak menurunkan

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. produk tanaman yang diinginkan pada lingkungan tempat tanah itu berada.

I. TINJAUAN PUSTAKA. produk tanaman yang diinginkan pada lingkungan tempat tanah itu berada. I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesuburan Tanah Kesuburan tanah adalah kemampuan suatu tanah untuk menghasilkan produk tanaman yang diinginkan pada lingkungan tempat tanah itu berada. Produk tanaman tersebut dapat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang TINJAUAN PUSTAKA Sifat dan Ciri Tanah Ultisol Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang tersebar luas di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya serta sebagian kecil di pulau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sifat Kimia Hasil analisis sifat kimia tanah sebelum diberi perlakuan dapat dilihat pada lampiran 2. Penilaian terhadap sifat kimia tanah yang mengacu pada kriteria Penilaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidrologi di suatu Daerah Aliran sungai. Menurut peraturan pemerintah No. 37

BAB I PENDAHULUAN. hidrologi di suatu Daerah Aliran sungai. Menurut peraturan pemerintah No. 37 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hujan adalah jatuhnya air hujan dari atmosfer ke permukaan bumi dalam wujud cair maupun es. Hujan merupakan faktor utama dalam pengendalian daur hidrologi di suatu

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Sifat Fisik Tanah Sifat fisik tanah yang di analisis adalah tekstur tanah, bulk density, porositas, air tersedia, serta permeabilitas. Berikut adalah nilai masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang terletak di daerah tropis dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang terletak di daerah tropis dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara agraris yang terletak di daerah tropis dengan lahan pertanian yang cukup besar, sebagaian besar penduduk Indonesia hidup pada hasil

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penggunaan Lahan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penggunaan Lahan 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penggunaan Lahan Menurut Lillesand dan Kiefer (1997) penggunaan lahan berkaitan dengan kegiatan manusia pada bidang lahan tertentu. Penggunaan lahan juga diartikan sebagai setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Hampir semua sektor pembangunan fisik memerlukan lahan,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Hampir semua sektor pembangunan fisik memerlukan lahan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahan merupakan sumber daya alam yang strategis bagi segala pembangunan. Hampir semua sektor pembangunan fisik memerlukan lahan, seperti sektor pertanian,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sifat Umum Latosol

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sifat Umum Latosol 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sifat Umum Latosol Tanah Latosol adalah tipe tanah yang terbentuk melalui proses latosolisasi. Proses latosolisasi memiliki tiga proses utama, yaitu (1) pelapukan intensif yang

Lebih terperinci

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA UNSUR HARA MAKRO UTAMA N P K NITROGEN Phosfat Kalium UNSUR HARA MAKRO SEKUNDER Ca Mg S Kalsium Magnesium Sulfur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Tanah Tanah adalah kumpulan benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara,

Lebih terperinci

IV. PEMBUKAAN DAN KONSERVASI LAHAN

IV. PEMBUKAAN DAN KONSERVASI LAHAN IV. PEMBUKAAN DAN KONSERVASI LAHAN A. Pembukaan Lahan Budidaya tanaman dapat dilakukan pada berbagai macam lahan berupa tanah hutan, padang alang-alang, rawa, dan kebun tua. 1. Tanah Hutan Pembukaan tanah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengolahan tanah adalah salah satu kegiatan persiapan lahan (Land

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengolahan tanah adalah salah satu kegiatan persiapan lahan (Land II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Olah Tanah Pengolahan tanah adalah salah satu kegiatan persiapan lahan (Land preparation) yang bertujuan untuk menciptakan kondisi lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Vegetasi Hutan Hutan merupakan ekosistem alamiah yang sangat kompleks mengandung berbagai spesies tumbuhan yang tumbuh rapat mulai dari jenis tumbuhan yang kecil hingga berukuran

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Hutan tropis di Indonesia meliputi areal seluas 143 juta hektar dengan berbagai tipe dan peruntukan (Murdiyarso dan Satjaprapdja, 1997). Kerusakan hutan (deforestasi) masih

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 16 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Pertanaman Sayuran Lahan sayuran merupakan penggunaan lahan dominan di Desa Sukaresmi Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Tanaman sayuran yang diusahakan antara lain

Lebih terperinci

Manfaat Penelitian. Ruang Lingkup Penelitian

Manfaat Penelitian. Ruang Lingkup Penelitian 2 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian adalah sebagai berikut : 1. Menjadi panduan untuk petani dalam pengelolaan air hujan dan aliran permukaan di kebun pala untuk menekan penurunan hasil akibat kekurangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Bayam Bayam (Amaranthus sp.) merupakan tanaman semusim dan tergolong sebagai tumbuhan C4 yang mampu mengikat gas CO 2 secara efisien sehingga memiliki daya adaptasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu TINJAUAN PUSTAKA Survei dan Pemetaan Tanah Tujuan survey dan pemetaan tanah adalah mengklasifikasikan dan memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu satuan peta tanah yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Padi Gogo

TINJAUAN PUSTAKA Padi Gogo 3 TINJAUAN PUSTAKA Padi Gogo Padi gogo adalah budidaya padi di lahan kering. Lahan kering yang digunakan untuk tanaman padi gogo rata-rata lahan marjinal yang kurang sesuai untuk tanaman. Tanaman padi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Metode MUSLE

BAB III LANDASAN TEORI. A. Metode MUSLE BAB III LANDASAN TEORI A. Metode MUSLE Metode MUSLE (Modify Universal Soil Loss Equation) adalah modifikasi dari metode USLE (Soil Loss Equation), yaitu dengan mengganti faktor erosivitas hujan (R) dengan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays PENDAHULUAN Latar Belakang Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays saccharata Sturt) merupakan tanaman pangan yang memiliki masa produksi yang relatif lebih cepat, bernilai ekonomis

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. yang merupakan kesatuan ekosistem dengan sungai dan anak-anak sungainya

TINJAUAN PUSTAKA. yang merupakan kesatuan ekosistem dengan sungai dan anak-anak sungainya 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Daerah Aliran Sungai dan Permasalahannya Daerah Aliran Sungai (DAS) didefinisikan sebagai suatu wilayah daratan yang merupakan kesatuan ekosistem dengan sungai dan anak-anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam daur hidrologi, energi panas matahari dan faktor faktor iklim

BAB I PENDAHULUAN. Dalam daur hidrologi, energi panas matahari dan faktor faktor iklim BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam daur hidrologi, energi panas matahari dan faktor faktor iklim lainnya menyebabkan terjadinya proses evaporasi pada permukaan vegetasi tanah, di laut atau badan-

Lebih terperinci

geografi Kelas X PEDOSFER I KTSP & K-13 A. PROSES PEMBENTUKAN TANAH

geografi Kelas X PEDOSFER I KTSP & K-13 A. PROSES PEMBENTUKAN TANAH KTSP & K-13 Kelas X geografi PEDOSFER I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami proses dan faktor pembentukan tanah. 2. Memahami profil,

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PEMANFAATAN LAHAN MARGINAL KAWASAN PESISIR

TEKNOLOGI PEMANFAATAN LAHAN MARGINAL KAWASAN PESISIR TEKNOLOGI PEMANFAATAN LAHAN MARGINAL KAWASAN PESISIR Oleh : Sunarto Gunadi *) Abstrak Lahan pesisir sesuai dengan ciri-cirinya adalah sebagai tanah pasiran, dimana dapat dikategorikan tanah regosal seperti

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak dan Luas DAS/ Sub DAS Stasiun Pengamatan Arus Sungai (SPAS) yang dijadikan objek penelitian adalah Stasiun Pengamatan Jedong yang terletak di titik 7 59

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Letak dan Ciri-ciri Lintasan Sepeda Gunung Letak lintasan sepeda gunung di HPGW disajikan dalam Gambar 5. Ciricirinya disajikan dalam Tabel 9. Tabel 9 Keadaan plot penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Daerah Aliran Sungai Dalam konteksnya sebagai sistem hidrologi, Daerah Aliran Sungai didefinisikan sebagai kawasan yang terletak di atas suatu titik pada suatu sungai yang oleh

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Analisis Vegetasi 5.2 Model Arsitektur Pohon

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Analisis Vegetasi 5.2 Model Arsitektur Pohon 31 BAB V PEMBAHASAN 5.1 Analisis Vegetasi Analisis vegetasi dilakukan dengan tahapan : menghitung nilai kerapatan relatif (KR), frekuensi relatif (FR), dan dominasi relatif (DR) yang penjumlahannya berupa

Lebih terperinci