TELAAH IMPLEMENTASI PETTY CASH (STUDI KASUS PADA UMKM DI KOTA MAKASSAR) HARRY YULIANTO STIE YPUP MAKASSAR ABSTRACT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TELAAH IMPLEMENTASI PETTY CASH (STUDI KASUS PADA UMKM DI KOTA MAKASSAR) HARRY YULIANTO STIE YPUP MAKASSAR ABSTRACT"

Transkripsi

1 33 TELAAH IMPLEMENTASI PETTY CASH (STUDI KASUS PADA UMKM DI KOTA MAKASSAR) HARRY YULIANTO STIE YPUP MAKASSAR ABSTRACT An aim of this study was to review implementation of petty cash accounting at Medium, Small, and Micro Enterprise in Makassar. Type research in this study was descriptive with cross sectional design, and there were eight object research. Data analysis using descriptive technique. Result of this study show that most of Medium, Small, and Micro Enterprise in Makassar using petty cash for small expenditure and suddenly needed for operational day to day. But, there were most of Medium, Small, and Micro Enterprise not use accounting system to write petty cash expenditure as intern controlling system. Keywords: accounting, petty cash, and Medium, Small, and Micro Enterprise. Latar Belakang PENDAHULUAN Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan usaha yang bermodalkan kurang lebih atau sama dengan Rp yang sering disebut sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia, karena jumlahnya yang cukup banyak di Indonesia. Peran UMKM yang besar ditunjukkan oleh kontribusinya terhadap produksi nasional, jumlah unit usaha dan pelaku usaha, penyerapan tenaga kerja dan kontribusinya terhadap perekonomian nasional. UMKM merupakan sektor usaha yang paling banyak menyerap tenaga kerja di Indonesia hingga mencapai 97% tenaga kerja Indonesia. Potensi UMKM hingga sejauh ini, belum terkelola secara maksimal, sebaliknya banyak pelaku kegiatan UMKM (pemilik) justru sering mengalami masalah internal, sehingga sulit untuk berkembang dan bersaing, baik antara sesama UMKM maupun dengan dengan produsen besar. Pengelolaan keuangan merupakan salah satu permasalahan yang sering ditemui di dalam dunia UMKM. Umumnya, pelaku kegiatan UMKM memulai usaha mereka dengan bermodal seadanya tanpa bekal dengan rencana permodalan jangka panjang maupun kemampuan dan pengetahuan manajerial yang dibutuhkan dalam berwirausaha. Selain itu, masalah keterbatasan akses kredit UMKM karena tidak adanya informasi yang dapat digunakan oleh manajemen, calon investor ataupun kreditor dalam menilai dan memantau perkembangan UMKM. Pihak bank (kreditur) tidak melihat adanya perbedaan antara usaha besar dengan UMKM, sehingga semuanya diwajibkan untuk memenuhi persyaratan, termasuk harus menyediakan laporan keuangan untuk dapat dijadikan dasar dalam memberikan pinjaman kepada calon debitor. Oleh karena itu, sangat penting praktik pengelolaan akuntasi bagi pelaku usaha, dimana UMKM belum menyelenggarakan dan menggunakan informasi akuntansi secara maksimal dalam pengelolaan usahanya, yang ditunjukkan dengan masih rendahnya kualitas laporan keuangan UMKM.

2 34 Peran akuntansi bagi UMKM diantaranya adalah menyediakan informasi yang lebih lengkap dan terstruktur terkait usaha dan posisi keuangan. Informasi akuntansi dapat menjadi dasar bagi pengambilan keputusan dalam pengelolaan UMKM, seperti: keputusan penetapan harga, pengembangan pasar, maupun keputusan investasi. Penggunaan informasi akuntansi dalam pengambilan keputusan akan mempengaruhi prestasi atau kinerja UMKM sebagai upaya mendukung ketepatan wirausaha dalam mempertimbangkan konsekuensi keuangan atas keputusan yang diambil oleh pelaku usaha. Kota Makassar sebagai salah satu pintu gerbang Indonesia timur memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan apabila dibandingkan dengan wilayah lainnya. Perkembangan ekonomi tersebut ikut membawa dampak terhadap peningkatan jumlah UMKM di Kota Makassar. Berdasarkan data Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sulawesi Selatan menunjukkan bahwa perkembangan UMKM di Kota Makassar mengalami perkembangan yang signifikan, sebagaimana diilustrasikan pada gambar 1. Gambar 1 Perkembangan UMKM di Kota Makassar Jumlah Seluruh UMKM Jumlah Usaha Mikro Sumber: Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sulawesi Selatan (2013). Secara umum, akuntansi pada aktivitas UMKM tidak berbeda jenis skala apapun, yaitu bahwa akuntansi harus mampu membuat informasi keuangan dengan melalui proses akuntansi yang benar. Proses tersebut dapat dibuatkan secara terperinci maupun secara sederhana. Untuk UMKM, akuntansi harus disesuaikan dengan karakteristik usaha, dimana aktivitasnya yang tidak terlalu banyak cukup digunakan akuntansi dengan proses yang sederhana, yang penting laporan keuangan yang disajikan nantinya bisa ditelusuri kebenaran dan kewajarannya sampai pada bukti transaksi. Dengan menggunakan akuntansi yang sederhana, perusahaan dengan skala usaha kecil harus mampu membuat penilaian, pengukuran dan pelaporan atas kejadian/transaksi yang berhubungan dengan usaha. Pemilik perusahaan harus mampu memisahkan antara kepemilikan perusahaan dengan kepemilikan pribadi, sehingga perusahaan dapat diukur secara riil kinerja atau perkembanganya dari aktiva yang dimiliki perusahaan tersebut. Akuntansi harus digunakan sebagai alat untuk mengendalikan aktivitas usaha, agar bisa mendukung perkembangan usaha secara kontinyu (going concern), selain fungsi utamanya menghasilkan informasi keuangan. Kas merupakan suatu harta lancar yang meliputi uang logam, uang kertas, dan pos-pos lain yang dapat dipergunakan sebagai media tukar dan mempunyai dasar pengukuran akuntansi. Pembayaran kas yang harus dilakukan dengan cepat dan pembayaran-pembayaran

3 35 yang terlalu kecil untuk dibuatkan cek dapat dilakukan dari suatu dana kas kecil. Hal tersebut untuk mempermudah dilakukannya pembayaran. Dana kas kecil (petty cash) biasanya tersedia di setiap perusahaan (termasuk UMKM), karena banyak kebutuhan-kebutuhan yang sifatnya kecil yang tidak praktis jika dibayar dengan menggunakan cek. Kas sebagai suatu pos yang penting dalam laporan keuangandan kas paling banyak terlibat transaksi-transaksi perusahaan, meskipun kas tidak secara langsung terlibat dalam suatu transaksi namun memberikan dasar pengukuran dan akuntansi untuk semua pos lainnya. Praktik akuntansi pada UMKM di Indonesia masih rendah, sehingga menyebabkan belum optimalnya pemanfaatan informasi akuntansi dalam pengembangan UMKM. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: persepsi terhadap urgensi keberadaan informasi akuntansi bagi UMKM, pengetahuan akuntansi pemilik/staf UMKM, pertimbangan biayamanfaat bagi UMKM serta ukuran UMKM. Tidak terselenggarakannya praktik akuntansi dan tidak termanfaatkannya informasi akuntansi secara optimal pada UMKM selama ini bukanlah kesalahan ataupun kekurangan para pelaku UMKM, tetapi karena belum optimalnya peran serta pemerintah dan masyarakat dalam mendorong dan memfasilitasi praktik akuntansi di UMKM. Berdasarkan kondisi tersebut, maka penulis akan melakukan telaah implementasi petty cash dengan studi kasus pada UMKM di Kota Makassar. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalah dalam studi ini adalah bagaimanakah implementasi akuntansi petty cash pada UMKM di Kota Makassar? Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana implementasi akuntansi petty cash pada UMKM di Kota Makassar. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini, yaitu: 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dan masukan bagi manajemen UMKM mengenai penerapan akuntansi petty cash yang diimplementasikan UMKM, sehingga dapat meminimalkan kecurangan atau penyelewengan dana. 2. Hasil penelitian ini sebagai bahan referensi, sehingga dapat menerapkan perpaduan yang tepat antara praktik dan keadaan teoritis, khususnya bidang akuntansi. Kas TINJAUAN PUSTAKA Kas (cash) adalah segala sesuatu (baik yang berbentuk uang atau bukan) yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai alat pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya (Soemarso, 2004). Banyak transaksi perusahaan, baik langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi penerimaan dan pengeluaran kas. Kas tidak hanya terbatas pada uang tunai yang tersedia di dalam perusahaan saja, melainkan meliputi semua jenis aktiva yang dapat dipergunakan dengan segera untuk membiayai seluruh kegiatan perusahaan. Adapun, fungsi kas sebagai alat tukar atau alat bayar dalam jumlah besar atau kecil; alat yang diterima

4 36 sebagai setoran oleh bank sebesar nilai nominalnya; serta digunakan untuk investasi baru dalam aktiva tetap (Hery, 2014). Dalam kehidupan sehari-hari, kas hanya diartikan sebagai mata uang yang digunakan sebagai alat pembayaran dan alat pertukaran. Namun dalam pengertian akuntansi, kas mencakup uang dan alat pembayaran lain yang disamakan dengan uang atau pembayaran untuk mempermudah jalannya suatu transaksi. Disamping itu, kas juga sebagai aktiva yang mudah diselewengkan dan digunakan tidak dengan semestinya oleh karyawan, karena kas merupakan aktiva yang paling mudah dipindahtangankan. Kas merupakan aktiva paling liquid, karena dapat digunakan sebagai alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan, sehingga kas disajikan pada urutan pertama dari aktiva. Hal tersebut disebabkan karena hampir semua transaksi perusahaan, baik secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi posisi dan perputaran kas. Pembelian tunai barang-barang akan menyebabkan terjadinya pengeluaran kas, sedangkan penjualan tunai akan mengakibatkan pertambahan kas. Kriteria kas adalah (a) diakui secara umum sebagai alat pembayaran yang sah; (b) dapat dipergunakan setiap saat diperlukan, artinya dapat digunakan kapan saja dan dimana saja; (c) penggunaannya bersifat bebas; serta (d) dikirim sesuai dengan nilai nominalnya (Hery, 2014). Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Sistem akuntansi pengeluaran kas adalah suatu catatan yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan pengeluaran, baik dengan cek maupun dengan uang tunai yang digunakan untuk kegiatan umum perusahaan (Mulyadi, 2010). Pengeluaran uang dalam suatu perusahaan digunakan untuk membayar berbagai macam transaksi, maka prosedur pengawasannya dilakukan dengan cara sebagai berikut: Semua pengeluaran uang yang relatif cukup besar menggunakan cek. Dibuat laporan kas setiap hari. Dipisahkan antara yang menulis cek, menandatangani cek dan yang mencatat pengeluaran perusahaan. Diselenggarakan petty cash untuk pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan yang sifatnya rutin. Diadakan pemeriksaan dalam jangka waktu yang tidak ditentukan. Pengeluaran kas bermacam-macam, ada yang besar dan ada pula yang kecil. Pengeluaran kas yang berskala besar biasa digunakan dengan cek, misalnya pembelian tunai, pembayaran gaji dan pembayaran hutang. Sedangkan, pembayaran yang tidak menggunakan cek, yakni pengeluaran kas yang kecil dan bersifat rutinitas. Pengeluaran kas dapat disebabkan adanya (Mulyadi, 2010): Transaksi pembelian saham dan obligasi sebagai investasi jangka pendek maupun investasi jangka panjang serta adanya pembelian aktiva tetap. Penarikan kembali saham yang beredar maupun adanya pengambilan kas oleh pemilik perusahaan. Pelunasan atau pembayaran angsuran hutang yang jangka pendek maupun jangka panjang. Pembelian barang dengan secara tunai, adanya biaya operasi yang meliputi upah/gaji, pembelian alat kantor, pembayaran sewa, bunga, premi angsuran, persekot-persekot biaya maupun persekot pembelian. Pengeluaran kas untuk pembayaran deviden, pajak, denda dan lain-lain.

5 37 Prinsip pengendalian intern dalam sistem akuntansi pengeluaran kas sebagai berikut (Baridwan, 2002): Sebelum faktur pembelian disetujui untuk dibayar, harus dilakukan pemeriksaan perhitungan-perhitungan dalam faktur dan dokumen-dokumen pendukungnya. Semua hutang dibayar dalam periode potongan, sehingga didapatkan potongan-potongan pembelian. Jumlah saldo-saldo dalam buku pembantu hutang harus cocok dengan saldo rekening kontrolnya dengan surat pernyataan piutang dari penjual (kreditur). Semua pengeluaran uang harus dengan cek kecuali untuk pengeluaran-pengeluaran petty cash. Dibentuk petty cash dengan imprest system. Penandatanganan cek harus dipisahkan dari orang yang memegang buku cek. Petugas yang menandatangani cek dibedakan dari petugas yang menyetujui pengeluaran kas dan sedapat mungkin keduanya harus menyerahkan uang jaminan. Harus ada pertanggungjawaban dari pemegang buku cek tentang nomor-nomor cek yang diinginkan untuk membayar dana yang dibatalkan. Tanggungjawab penerima uang harus dipisahkan dari tanggung jawab atas pengeluran uang. Prinsip ini tidak berlaku untuk lembaga-lembaga keuangan seperti Bank. Petugas pengeluaran uang harus dipisahkan dari petugas yang mengerjakan keuangan kas. Rekonsiliasi laporan bank dilakukan oleh petugas yang tidak menandatangani cek atau menyetujui pengeluaran. Persetujuan pengeluaran uang yang harus didukung dengan faktur dari penjual yang sudah disetujui dan dokumen pendukung lainnya. Cek untuk pengisian petty cash dan gaji harus dibuat atas nama penerima. Sesudah dibayar, semua pendukung harus dicap lunas atau dilubangi agar tidak digunakan lagi. Dilakukan cuti berkala untuk petugas-petugas pengeluaran uang. Transfer uang antara bank harus dengan izin khusus dan dibuatkan rekening perantara. Petty Cash Sistem akuntansi yang biasanya digunakan untuk melaksanakan pengeluaran kas, yaitu: sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek, serta sistem akuntansi pengeluaran kas dengan melalui dana kas kecil (petty cash). Pada umumnya, perusahaan membagi kas menjadi dua bagian, yaitu (Hery, 2014): kas di bank (cash in bank) dan kas kecil (petty cash/cash on hand). Kas di bank merupakan uang kas yang dimiliki perusahaan yang tersimpan di bank dalam bentuk giro atau bilyet. Kas di bank dipergunakan untuk pembayaran yang jumlahnya besar dengan menggunakan cek. Didalam suatu perusahaan sering terjadi pengeluaran uang yang jumlahnya relatif kecil, tetapi frekuensinya sering digunakan. Untuk pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil, tidak praktis jika perusahaan menggunakan cek untuk membayar pengeluaran kecil, seperti perangko. Namun, pengeluaran kecil mungkin cukup sering terjadi, sehingga totalnya juga cukup besar. Oleh karena itu, pengeluaran-pengeluaran tersebut perlu dikendalikan. Untuk itu dibentuk dana kas khusus oleh perusahaan yang disebut dana kas kecil (petty cash). Petty cash merupakan uang kas yang disediakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan tidak ekonomis apabila dibayar dengan cek (Baridwan, 2002). Petty cash memiliki karakteristik, sebagai berikut: Jumlahnya dibatasi, sehingga tidak lebih atau tidak kurang dari suatu jumlah tertentu yang telah ditentukan oleh manajemen perusahaan.

6 38 Digunakan untuk mendanai transaksi kecil yang bersifat rutin setiap hari. Disimpan di tempat khusus, misalnya di kotak kecil yang biasa disebut petty cash box atau di dalam sebuah amplop. Ditangani oleh seorang petugas keuangan di tingkat pemula (junior cashier). Seperti halnya biaya transport atau unit keperluan sehari-hari, dimana pembayaran dengan cek untuk hal-hal yang sekecil akan mengakibatkan pekerjaan menjadi tertunda, dan beban pencatatannya mahal. Petty cash diserahkan kepada kasir petty cash yang bertanggung jawab untuk membayar biaya yang relatif kecil dan meminta pengisian kembali dari kas besar (Sofyan, 2014). Contoh penggunaan petty cash seperti: pembelian perlengkapan kantor, pembelian makan direksi, pembelian bahan bakar kendaraan, jamuan tamu, dan lain sebagainya. Tujuan dibentuknya petty cash, diantaranya (Baridwan, 2002): Menangani masalah perlengkapan/perbekalan kantor yang dialami oleh suatu bagian di kantor. Menghindari cara pembayaran yang tidak ekonomis juga tidak praktis atas pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan mendadak. Meringankan beban staf karyawan dalam memberikan pelayanan secara maksimal kepada pelanggan juga termasuk kepada relasi bisnis pimpinan. Mempercepat aktivitas atasan yang menggunakan dana secara mendadak dan juga tidak terencana sebelumnya. Besarnya petty cash tergantung pada jumlah, besaran dan frekuensi pengeluaran lainlain. Tentu saja, petty cash perusahaan multinasional akan jauh lebih besar dibandingkan petty cash pada UMKM. Perusahaan menghendaki petty cash yang lumayan besar, sehingga tidak perlu sering diisi ulang, namun juga tidak terlalu besar, sehingga menggoda tindakan penyelewengan (Warren, Reeve & Fess, 2005). Apabila jumlah nominal uang yang terdapat dalam akun petty cash telah menipis, maka pengisian petty cash dilakukan dengan cara sebagai berikut: Pemegang petty cash mengajukan permintaan kepada bendahara kas Pemegang petty cash menyiapkan daftar pengeluaran yang telah dilampiri bukti transaksi atas pengeluaran petty cash. Jika telah sesuai dengan ketentuan, bendahara kas memberikan tanda persetujuan kepada formulir permintaan tersebut dan memberi dana sebesar jumlah nominal petty cash yang sudah dikeluarkan. Menurut Baridwan (2002), penyelenggaraan petty cash untuk memungkinkan pengeluaran kas dengan uang tunai dapat diselenggarakan dengan 2 (dua) cara, yaitu: sistem saldo berfluktuasi (fluctuating fund balance system) dan sistem dana tetap (imprest fund system). Sistem saldo berfluktuasi yaitu sistem yang menentukan petty cash dalam jumlah yang tidak selalu konstan, melainkan memberikan kemungkinan untuk selalu berubah-ubah (berfluktuasi). Penyelenggaraan dana petty cash dengan sistem saldo berfluktuasi dilakukan dengan prosedur sebagai berikut: Prosedur pembentukan petty cash Pembentukan petty cash dicatat dengan mendebit rekening petty cash. Prosedur permintaan dan pertanggungjawaban pengeluaran petty cash Pengeluaran petty cash dicatat dengan mengkredit rekening petty cash, sehingga setiap saat saldo rekening ini berfluktuasi.

7 39 Prosedur pengisian kembali petty cash Pengisian kembali petty cash dilakukan dengan jumlah sesuai dengan keperluan, dan dicatat dengan mendebit rekening petty cash. Dalam metode fluktuasi, saldo rekening petty cash berfluktuasi dari waktu ke waktu. Biasanya pengisian uang dari kas besar ke petty cash tidak dikaitkan dengan jangka waktu tertentu. Ketika dana habis, pada petty cash menggunakan tersebut untuk pembayaran yang menjadi wewenangnya. Apabila sisa uang dalam petty cash sudah hampir habis, kasir pemegang petty cash dapat menerima dropping tambahan kepada kas besar. Jumlah dropping tersebut tidak selamanya sama dengan jumlah pembayaran yang telah dilakukan melalui petty cash. Sistem dana tetap adalah sistem yang menentukan jumlah petty cash yang selalu konstan dan tidak berubah (Baridwan, 2002). Penyelenggaraan petty cash dilakukan sebagai berikut: Pembentukan petty cash dilakukan dengan cek dan dicatat dengan mendebit rekening petty cash. Saldo rekening petty cash tidak boleh berubah dari yang telah ditetapkan sebelumnya, kecuali jika saldo tersebut dinaikkan atau dikurangi. Pengeluaran petty cash tidak dicatat dalam jurnal. Pengisian kembali petty cash dilakukan dengan cek dan dicatat dengan mendebit rekening Biaya dan mengkredit rekening Kas. Biasanya petty cash diisi (dari kas besar) sejumlah uang tertentu untuk keperluan pembayaran-pembayaran selama jangka waktu tertentu, misalnya untuk satu minggu, dua minggu, dan seterusnya. Jika sisa saldo uang dalam petty cash sudah hampir habis atau jika pada saat pengisian kembali petty cash sudah tiba, kuitansi (bukti) pembayaran tersebut dikeluarkan dengan uang kepada pemegang kas besar. Desain Penelitian METODE PENELITIAN Jenis penelitian pada studi ini adalah deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan sesuatu hal atau permasalahan sesuai dengan topik penelitian (Arikunto, 2006), khususnya penerapan petty cash pada UMKM di Kota Makassar. Sedangkan, desain risetnya menggunakan cross sectional, yaitu penelitian hanya dilakukan sekali sesuai dengan waktu yang ditentukan oleh peneliti (Sugiyono, 2013). Tempat dan Waktu Penelitian Studi ini dilakukan pada UMKM di Kota Makassar dengan waktu penelitian bulan Maret 2016 Mei Pelaku UMKM yang menjadi obyek penelitian ini, yaitu: warung kopi, makanan bakso, bengkel motor, usaha jualan buah, makanan siomay, pencucian kendaraan bermotor, salon dan laundry. Pengambilan sampel pada studi ini menggunakan metode convenience sampling. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini, yaitu: 1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung oleh penulis dari objek penelitian dengan cara wawancara, dan data yang diambil dari UMKM seperti buku kas umum dan buku petty cash.

8 40 2. Data sekunder, yaitu data yang berasal dari sumber atau pengamatan lain, seperti buku atau literatur yang digunakan sebagai acuan, jurnal penelitian yang berkaitan dengan akuntansi petty cash. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dan informasi pada studi ini, yaitu (Indriantoro & Supomo, 1999): 1. Penelitian lapangan (field research method). Dalam melakukan riset lapangan, penulis mengambil data-data langsung dari sumber data, sebagai pembanding untuk memproses keterangan dan kenyataan yang sebenarnya. Penelitian lapangan dilakukan dengan cara: a. Pengamatan (observasi), yaitu dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian yang merupakan sumber data, sehingga data yang diperoleh benar-benar bersifat objektif. b. Wawancara (interview), yaitu dengan cara mewawancarai pimpinan dan pegawai yang ada, guna mendapatkan data yang benar dan jelas. 2. Penelitian kepustakaan (library research method). Dalam melakukan riset menggunakan data-data kepustakaan yaitu buku-buku cetak yang berkaitan dengan penerapan akuntansi petty cash dan jurnal-jurnal, guna menyempurnakan penelitian. Prosedur Penelitian Prosedur yang dilakukan untuk menganalisa data pada studi ini, adalah (Pangkey, Tinangon & Sabijono, 2015): 1. Mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan penelitian, yaitu buku petty cash. 2. Menganalisis pembentukan dan pencatatan petty cash. 3. Membandingkan penerapan akuntansi petty cash pada UMKM dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. 4. Menarik kesimpulan dan memberikan saran. Teknik Analisis Data Pada studi ini, metode analisisnya menggunakan teknik deskriptif yang digunakan untuk melakukan analisa data dengan cara menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa ada tujuan membuat kesimpulan untuk generalisasi (Sugiyono, 2010). HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN Petty cash memiliki peranan penting dalam kegiatan operasional usaha dan digunakan dalam transaksi kecil yang terjadi setiap hari. Tabel 1 menunjukkan hasil temuan implementasi petty cash pada usaha, seperti: warung kopi, makanan bakso, bengkel motor, usaha jualan buah segar, makanan siomay, pencucian kendaraan bermotor, salon dan laundry. Tabel 1 Hasil Temuan Jenis Usaha Warung Kopi Peruntukan Pengeluaran Petty Cash - Biaya sewa tempat - Biaya listrik - Biaya internet Hasil Temuan - Petty cash dipegang oleh satu orang yaitu kasir yang juga merangkap sebagai bagian keuangan - Kasir langsung mencatat jika terjadi pengeluaran petty cash

9 41 Jenis Usaha Makanan bakso Bengkel motor Usaha jualan buah segar Makanan siomay Pencucian kendaraan bermotor Peruntukan Pengeluaran Petty Cash - Biaya bahan - Biaya bahan - Biaya bahan bakar - Biaya listrik - Peralatan - Biaya sewa tempat - Biaya retribusi - Biaya angkut - Biaya pembelian - Biaya bahan - Biaya bahan bakar - Biaya rupa-rupa - Biaya listrik - Biaya air - Peralatan Hasil Temuan - Kasir mencatat petty cash dalam jurnal: Kas [K] - Kasir mencatat pengeluaran petty cash dengan jurnal: Biaya [K] - Kasir mencatat pengisian petty cash dengan jurnal: Kas [K] - Petty cash dipegang oleh satu orang yaitu kasir yang juga merangkap sebagai bagian keuangan - Kasir langsung mencatat jika terjadi pengeluaran petty cash - Kasir tidak mencatat petty cash dalam jurnal - Kasir tidak mencatat pengeluaran petty cash dalam jurnal - Kasir tidak mencatat pengisian petty cash dalam jurnal - Petty cash dipegang oleh satu orang yaitu kasir yang juga merangkap sebagai bagian keuangan - Kasir langsung mencatat jika terjadi pengeluaran petty cash - Kasir tidak mencatat petty cash dalam jurnal - Kasir tidak mencatat pengeluaran petty cash dalam jurnal - Kasir tidak mencatat pengisian petty cash dalam jurnal - Petty cash dipegang oleh satu orang yaitu penjual - Penjual langsung mencatat jika terjadi pengeluaran petty cash - Penjual tidak mencatat petty cash dalam jurnal - Penjual tidak mencatat pengeluaran petty cash dalam jurnal - Penjual tidak mencatat pengisian petty cash dalam jurnal - Petty cash dipegang oleh satu orang yaitu penjual - Penjual langsung mencatat jika terjadi pengeluaran petty cash - Penjual tidak mencatat petty cash dalam jurnal - Penjual tidak mencatat pengeluaran petty cash dalam jurnal - Penjual tidak mencatat pengisian petty cash dalam jurnal - Petty cash dipegang oleh satu orang yaitu kasir yang juga merangkap sebagai bagian keuangan - Kasir langsung mencatat jika terjadi pengeluaran petty cash - Kasir tidak mencatat petty cash dalam jurnal - Kasir tidak mencatat pengeluaran petty cash dalam jurnal - Kasir tidak mencatat pengisian petty cash dalam jurnal

10 42 Salon Jenis Usaha Laundry Sumber: data primer diolah. Peruntukan Pengeluaran Petty Cash - Biaya listrik - Biaya air - Peralatan - Biaya bahan - Biaya rupa-rupa - Biaya sewa tempat - Biaya listrik - Biaya telepon - Biaya bahan bakar - Biaya bahan - Biaya rupa-rupa Hasil Temuan - Petty cash dipegang oleh satu orang yaitu kasir yang juga merangkap sebagai pemilik usaha - Kasir langsung mencatat jika terjadi pengeluaran petty cash - Kasir mencatat petty cash dalam jurnal: Kas [K] - Kasir mencatat pengeluaran petty cash dengan jurnal: Biaya [K] - Kasir mencatat pengisian petty cash dengan jurnal: Kas [K] - Petty cash dipegang oleh satu orang yaitu kasir yang juga merangkap sebagai pemilik usaha - Kasir langsung mencatat jika terjadi pengeluaran petty cash - Kasir mencatat petty cash dalam jurnal: Kas [K] - Kasir mencatat pengeluaran petty cash dengan jurnal: Biaya [K] - Kasir mencatat pengisian petty cash dengan jurnal: Kas [K] Berdasarkan tabel 1 dapat ditelaah sebagai berikut: 1. Penggunaan pengeluaran petty cash pada UMKM per bulan berupa: biaya peralatan, biaya telepon, biaya sewa tempat, biaya rupa-rupa, biaya retribusi, biaya pembelian, biaya listrik, biaya internet, biaya gaji, biaya bahan bakar, biaya bahan, biaya angkut dan biaya air. Gambar 2 menunjukkan penggunaan pengeluaran petty cash pada UMKM. Gambar 2 Penggunaan Pengeluaran Petty Cash Pada UMKM Warung Kopi Makanan Bakso Bengkel Motor Jualan Buah Makanan Siomay Pencucian Kendaraan Salon Laundry

11 43 2. Sebagian besar petugas yang mencatat petty cash adalah satu orang dan dirangkap tugasnya dengan operasional sehari-hari, seperti: kasir, penjual maupun pemilik usaha. Sesuai akuntansi, petty cash dipegang oleh petugas atau karyawan yang khusus menangani pengeluaran yang berkaitan dengan petty cash, yang disebut kasir mencatat petty cash. Namun, berdasarkan hasil interview dengan pemilik usaha bahwa apabila ada orang khusus yang mencatat petty cash, maka akan berpengaruh terhadap penambahan karyawan sehingga juga berdampak pada biaya gajinya. Rangkap jabatan tersebut, bagi pemilik diharapkan adanya efisiensi dalam penggajian karyawan. Padahal berdasarkan konsep pengendalian intern dalam sistem akuntansi pengeluaran kas, mengharuskan pemisahan fungsi akuntansi dari fungsi penyimpanan, agar data akuntansi yang dicatat dalam catatan akuntansi dijamin keandalannya. Dengan adanya pemisahaan fungsi tersebut, maka catatan akuntansi yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi dapat berfungsi sebagai pengawas semua mutasi kas yang disimpan oleh fungsi penyimpanan kas, serta untuk menghindari kerugian akibat penyelewengan mencatat petty cash yang dilakukan oleh karyawan. 3. Petugas yang menangani petty cash biasanya langsung mencatat setiap pengeluaran yang berkaitan dengan operasional usaha. Sesuai akuntansi, pencatatan pengeluaran petty cash secara langsung termasuk dalam kategori fluctuating fund system, dimana jumlah pengisian kembali petty cash dilakukan sesuai dengan keperluan seharihari yang sifatnya berfluktuasi dari waktu ke waktu. 4. Jumlah dan waktu pengisian petty cash tidak ditentukan. Sesuai akuntansi, penentuan jumlah dan waktu pengisian petty cash biasanya telah ditentukan batas maksimalnya setiap terjadi pengeluaran dan kapan waktu pengisian petty cash. Jika kas yang ada di tangan dan kas yang ada di perjalanan jumlahnya relatif besar, sehingga diperkirakan akan timbul kerugian yang besar jika terjadi pencurian. Oleh karena itu, perlu adanya jumlah dan waktu pengisian petty cash agar meringankan beban karyawan dalam memberikan pelayanan secara maksimal kepada pelanggan serta menghindari cara pembayaran yang tidak ekonomis juga tidak praktis atas pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan mendadak. 5. Karyawan tidak melakukan dokumentasi (slip atau bukti kas pengeluaran) terhadap pengeluaran yang berkaitan dengan petty cash. Sesuai akuntansi, dokumen tersebut dibuat oleh pemakai petty cash untuk mempertanggung jawabkan pengeluaran dengan petty cash. Dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan petty cash, penghitungan fisik kas dilakukan terhadap jumlah kas dengan berdasarkan pada dokumen transaksi pengeluaran. Besarnya saldo petty cash yang dihitung harus sama dengan saldo petty cash yang dibentuk, kemudian dikurangi dengan jumlah petty cash yang telah dikeluarkan sesuai dengan bukti yang ada. Gambar 3 Hasil Pencatatan Petty Cash Dalam Jurnal Ya Tidak Pencatatan dalam jurnal Pencatatan pengeluaran petty cash dalam jurnal Pencatatan pengisian petty cash dalam jurnal

12 44 6. Sebagian karyawan sudah mencatat pengeluaran yang berkaitan dengan petty cash kedalam jurnal (gambar 3). Berdasarkan teori akuntansi, catatan tersebut digunakan untuk mencatat pengeluaran kas dalam pembentukan petty cash dan pengisian kembali petty cash. Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya unsur sistem pengendalian intern pengeluaran petty cash sudah dilakukan oleh sebagian pelaku usaha (UMKM), meskipun masih ada sebagian besar UMKM yang belum melakukan pencatatan transaksi secara akuntansi, sebagaimana ditunjukkan pada tabel 2. Tabel 2 Hasil Telaah Keterangan Petugas pencatat petty cash Pencatatan pengeluaran Jumlah dan waktu pengisian petty cash Slip atau bukti pengeluaran Pencatatan dalam jurnal Pencatatan pengeluaran petty cash dalam jurnal Pencatatan pengisian petty cash dalam jurnal Kesimpulan Warung Kopi Sesuai dengan teori Makanan Bakso Bengkel Motor Jualan Buah Makanan Siomay Pencucian Kendaraan Salon Laundry Sesuai dengan Sesuai dengan Sesuai dengan Sesuai dengan Sesuai dengan Sesuai dengan Sesuai dengan teori teori teori teori teori teori teori Sesuai dengan teori Sesuai dengan teori Sesuai dengan teori KESIMPULAN DAN SARAN Sesuai dengan Sesuai dengan teori teori Sesuai dengan Sesuai dengan teori teori Sesuai dengan Sesuai dengan teori teori Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Petty cash yang dibentuk oleh UMKM disiapkan untuk menghindari cara pembayaran yang tidak ekonomis juga tidak praktis atas pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan mendadak. 2. Peruntukan pengeluaran petty cash pada UMKM berupa: biaya peralatan, biaya telepon, biaya sewa tempat, biaya rupa-rupa, biaya retribusi, biaya pembelian, biaya listrik, biaya internet, biaya gaji, biaya bahan bakar, biaya bahan, biaya angkut dan biaya air. 3. Petugas yang mencatat petty cash hanya satu dan merangkap jabatan dan biasanya langsung mencatat setiap pengeluaran yang berkaitan dengan operasional usaha. 4. Jumlah dan waktu pengisian petty cash tidak ditentukan, sehingga tidak bisa dikategorikan dalam fluctuating fund system, selain itu petugas juga tidak melakukan dokumentasi (slip atau bukti kas pengeluaran) terhadap pengeluaran yang berkaitan dengan petty cash. 5. Sebagian karyawan sudah mencatat pengeluaran yang berkaitan dengan petty cash kedalam jurnal, sebagai sistem pengendalian intern pengeluaran petty cash. Saran Beberapa saran yang dapat menjadi bahan masukan bagi UMKM di Kota Makassar dalam mengelola petty cash sebagai berikut: 1. Petty cash yang dibayarkan atau dikeluarkan sebaiknya menggunakan bukti atau slip pembayaran supaya tidak terjadi kecurangan ataupun penyelewengan. 2. Seharusnya diadakan pemisahan tugas dan tanggung jawab antara kasir selaku pemegang seluruh kegiatan keuangan dan karyawan yang memegang petty cash.

13 45 3. Dalam hal pengisian kembali petty cash, pemilik usaha harus mengadakan pengawasan terhadap saldo petty cash supaya dapat diketahui jika sudah mencapai minimum dan dapat dilakukan pengisian kembali petty cash, karena keterlambatan pengisian kembali dapat mempersulit kebutuhan operasional usaha. 4. Sebaiknya UMKM menyelenggarakan petty cash dengan sistem dana tetap (imprest fund system) karena pencatatan dan pengendalian terhadap petty cash dengan peruntukan yang sudah diketahui sebelumnya. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Baridwan, Z Sistem Akuntansi (Penyusunan, Prosedur dan Metode). Yogyakarta: BPFE. Hery Pengendalian Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama. Jakarta: Kencana. Indriantoro, N, & Supomo, B Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE. Mulyadi Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat. Pangkey, P., Tinangon, J., & Sabijono, H Evaluation of Application of Accounting For Small Cash in Sinar Pure Foods Bitung. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi. 15 (4): Soemarso Akuntansi Suatu Pengantar. Buku Kesatu. Jakarta: Salemba Empat. Sofyan, M Penerapan Sistem Pengeluaran Kas Pada Rumah Sakit Sri Pamela. Jurnal Ilmiah Accounting Changes. 2 (2): Sugiyono Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Penerbit Alfabeta. Warren, C., Reeve, M.J., & Fess, P.E Accounting. Buku Kedua. Edisi Terjemahan. Jakarta: Salemba Empat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Prosedur Pengertian prosedur menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul Sistem Akuntansi menyatakan bahwa: Prosedur adalah suatu kegiatan yang melibatkan beberapa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kas Hampir semua transaksi perusahaan akan melibatkan uang kas, baik itu merupakan transaksi penerimaan maupun pengeluaran kas dan transaksitransaksi yang lain akan berakhir

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. maupun sebagai investasi dalam perusahaan tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI. maupun sebagai investasi dalam perusahaan tersebut. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kas Setiap perusahaan memerlukan kas dalam menjalankan aktivitas usahanya baik sebagai alat tukar dalam memperoleh barang atau jasa maupun sebagai investasi dalam perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kas 2.1.1. Definisi Kas Setiap perusahaan pasti memiliki alat tukar transaksi yang berlaku resmi di Negara dimana perusahaan tersebut berlokasi, maupun yang berlaku secara internasional.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kas dan Pengelolaan Kas BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1. Pengertian Kas Menurut Dwi (2012) kas adalah aset keuangan yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan. Kas merupakan aset yang paling

Lebih terperinci

Pengertian Kas Kecil atau Definisi Petty Cash

Pengertian Kas Kecil atau Definisi Petty Cash Pengertian Kas Kecil atau Definisi Petty Cash Pengertian Kas kecil atau petty cash adalah uang yang dicadangkan oleh entitas bisnis/perusahaan untuk pembayaran pengeluaran-pengeluaran yang bersifat rutin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Manoppo (2013) dalam analisis sistem pengendalian internal atas pengeluaran kas pada PT. Sinar Galesong Prima cabang Manado masih belum efektif,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kas Kas merupakan harta yang paling likuid dan media pertukaran baku dan dasar bagi pegukuran akuntansi untuk semua pos lainnya. Kas umumnya diklasifikasikan sebagai

Lebih terperinci

Pengendalian Kas Sistem pengendalian intern terhadap kas pada umumnya memisahkan fungsi-fungsi : - Penyimpanan - Pelaksana - Pencatatan

Pengendalian Kas Sistem pengendalian intern terhadap kas pada umumnya memisahkan fungsi-fungsi : - Penyimpanan - Pelaksana - Pencatatan KAS dan BANK KAS Kas adalah alat pembayaran yang sah di Indonesia dan barang-barang lain yang dapat segera diuangkan sebesar nilai nominalnya dan dapat digunakan untuk membayar kewajiban jangka pendek.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi Menurut Mulyadi (2008: 5) Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian dan Tujuan Akuntansi Dalam dunia bisnis akuntansi merupakan salah satu elemen yang sangat penting untuk menjalankan suatu bisnis. Tanpa adanya akuntansi pengelolaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu BAB II LANDASAN TEORITIS A. TEORI - TEORI 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas a. Sistem Informasi Akuntansi Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu memberikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem.

BAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem. BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Secara umum, pengendalian internal merupakan bagian dari masingmasing sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman

Lebih terperinci

Pengantar Akuntansi 2 PENGENDALIAN INTERNAL DAN AKUNTANSI KAS

Pengantar Akuntansi 2 PENGENDALIAN INTERNAL DAN AKUNTANSI KAS Pengantar Akuntansi 2 PENGENDALIAN INTERNAL DAN AKUNTANSI KAS Tahap/Proses Akuntansi: Transaksi Jurnal Buku Besar Neraca Saldo * Jurnal Penyesuaian Neraca N. Saldo Penutup Lajur N. Saldo Stlh Disesuaikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang setidak-tidaknya sebagian bersifat

BAB II LANDASAN TEORI. peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang setidak-tidaknya sebagian bersifat 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Akuntansi Akuntansi adalah seni dari pencatatan, penggolongan dan peringkasan daripada peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang setidak-tidaknya sebagian bersifat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Sistem Akuntansi.1.1 Pengertian Sistem Suatu perusahaan, dalam sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengolahan data akuntansi untuk menghasilkan informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Kas Pada umumnya kas dikenal juga dengan uang tunai yang didalam neraca kas masuk dalam golongan aktiva lancar yang sering mengalami perubahan akibat transaksi keuangan

Lebih terperinci

BAB 3 KAS. A. Pendahuluan. B. Pengertian Kas

BAB 3 KAS. A. Pendahuluan. B. Pengertian Kas BAB 3 KAS A. Pendahuluan Aset merupakan sumberdaya penting yang diperlukan oleh perusahaan untuk menjalankan aktivitas usahanya. Kas merupakan jenis aset yang paling cepat dapat dikonversi menjadi aset

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. PENGELOLAAN ADMINISTRASI DANA KAS KECIL. 1. Kas berarti tempat menyimpan uang. 2. Kas berarti uang ( uang tunai )

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. PENGELOLAAN ADMINISTRASI DANA KAS KECIL. 1. Kas berarti tempat menyimpan uang. 2. Kas berarti uang ( uang tunai ) BAB II LANDASAN TEORI 2.1. PENGELOLAAN ADMINISTRASI DANA KAS KECIL 2.1.1. PENGERTIAN KAS Kata kas atau cash memiliki berbagai pengertian, antara lain : 1. Kas berarti tempat menyimpan uang 2. Kas berarti

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kas merupakan suatu aktiva lancar (Current Assets) yang meliputi uang logam, uang

BAB II LANDASAN TEORI. Kas merupakan suatu aktiva lancar (Current Assets) yang meliputi uang logam, uang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Kas dan Kas Kecil 2.1.1 Definisi Kas Kas merupakan suatu aktiva lancar (Current Assets) yang meliputi uang logam, uang kertas atau sejenisnya yang bisa digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Sistem Akuntansi Sistem akuntansi yang diterapkan secara memadai sangat membantu manajemen dalam menghadapi masalah yang muncul. Berikut ini akan diuraikan beberapa definisi tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut. Oleh karena itu, setiap perusahaan baik itu swasta maupun pemerintah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut. Oleh karena itu, setiap perusahaan baik itu swasta maupun pemerintah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prosedur 2.1.1 Pengertian Prosedur Dalam melakukan suatu kegiatan, organisasi memerlukan suatu acuan untuk mengatur dan mengontrol semua aktivitas yang terjadi pada perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Proses Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Proses adalah rangkaian tindakan, pembuatan, atau pengolahan yang menghasilkan produk. Menurut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu proses yang di pengaruhi oleh dewan direksi

Lebih terperinci

KAS dan INVESTASI JANGKA PENDEK 1. M. Rezeki Apriliyan, SE., MM.

KAS dan INVESTASI JANGKA PENDEK 1. M. Rezeki Apriliyan, SE., MM. KAS dan INVESTASI JANGKA PENDEK 1 M. Rezeki Apriliyan, SE., MM. 1 Kas adalah alat pertukaran yang dapat diterima untuk pelunasan utang, dan dapat diterima sebagai suatu setoran ke bank dengan jumlah sebesar

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. diperlukan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak pihak

BAB II DASAR TEORI. diperlukan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak pihak BAB II DASAR TEORI A. Deskripsi Teori 1. Sistem Akuntansi Kebutuhan terhadap informasi keuangan dari suatu perusahaan sangat diperlukan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak pihak di luar

Lebih terperinci

SAK Alat pembayaran yang bebas digunakan untuk membiayai kegiatan umum

SAK Alat pembayaran yang bebas digunakan untuk membiayai kegiatan umum KAS (CASH) PENGERTIAN SAK Alat pembayaran yang bebas digunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan Zaki Baridwan suatu alat pertukaran dan digunakan sebagai satuan ukuran dalam akuntansi Kas yaitu

Lebih terperinci

Handling Petty Cash. Administrasi Niaga Semester 2 Evada El Ummah Khoiro, S.AB., M. AB.

Handling Petty Cash. Administrasi Niaga Semester 2 Evada El Ummah Khoiro, S.AB., M. AB. Handling Petty Cash Administrasi Niaga Semester 2 Evada El Ummah Khoiro, S.AB., M. AB. Kas Kecil (Petty Cash) Sejumlah uang kas atau uang tunai yang disediakan oleh perusahaan untuk membayar pengeluaran

Lebih terperinci

BAB 1 KAS DAN INVESTASI PADA EFEK TERTENTU

BAB 1 KAS DAN INVESTASI PADA EFEK TERTENTU BAB 1 KAS DAN INVESTASI PADA EFEK TERTENTU 1. PENGERTIAN KAS DAN SETARA KAS dan investasi adalah bagian dari aset lancar yang ada di neraca. Aset lancar adalah aset yang dapat berubah jadi kas dalam waktu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran atau pertukaran yang siap dan bebas digunakan untuk

Lebih terperinci

Pengertian Kas PENGERTIAN KAS

Pengertian Kas PENGERTIAN KAS Pengertian Kas Menurut Munawir (1983:14), pengertian kas adalah sebagai berikut: Kas merupakan uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan, termasuk dalam pengertian kas adalah cek

Lebih terperinci

M. Setiadi. Hartoko, SE.MM ProDi Komputerisasi Akuntansi Politeknik LP3I Jakarta

M. Setiadi. Hartoko, SE.MM ProDi Komputerisasi Akuntansi Politeknik LP3I Jakarta ISSN-P 2407-2184 Jurnal Akuntansi Politeknik Sekayu ( ACSY ) Volume IV, No. 1, Februari 2016, h. 12-22 PENGELUARAN KAS ( STUDI KASUS DI POLITEKNIK LP3I JAKARTA KAMPUS PASAR MINGGU ) M. Setiadi. Hartoko,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk menyelesaikan suatu aktivitas. Menurut Mulyadi (2001 : 5), Prosedur adalah suatu urutan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk menyelesaikan suatu aktivitas. Menurut Mulyadi (2001 : 5), Prosedur adalah suatu urutan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Prosedur adalah suatu tahap kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktivitas. Menurut Mulyadi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang 2.1.1 Definisi Piutang Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) adalah: Menurut sumber terjadinya, piutang digolongkan dalam dua kategori

Lebih terperinci

Untuk kepentingan perlakukan akuntansi kas dibagi menjadi dua kelompok, yaitu : 1. Kas kecil (petty cash / cash on hand) 2. Kas di bank (cash in bank)

Untuk kepentingan perlakukan akuntansi kas dibagi menjadi dua kelompok, yaitu : 1. Kas kecil (petty cash / cash on hand) 2. Kas di bank (cash in bank) CASH DAN REKONSILIASI BANK Pengertian Kas : 1. Kas merupakan suatu aktiva lancar yang meliputi uang logam, uang kertas, dan pospos lain yang dapat digunakan sebagai alat tukar dan mempunyai dasar pengukuran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. sudah dilaksanakan dengan kriteria, norma norma, standar atau rencana rencana yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. sudah dilaksanakan dengan kriteria, norma norma, standar atau rencana rencana yang 6. BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1. Pengertian Pengendalian Febriani, (2005:11) yang mengatakan bahwa : pada pokoknya pengendalian adalah keseluruhan dari pada kegiatan yang membandingkan atau mengukur apa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan entitas.laporan keuangan menunjukan hasil pertanggung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dan berfungsi dengan tujuan yang sama. saling berintegritas satu sama lain.

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dan berfungsi dengan tujuan yang sama. saling berintegritas satu sama lain. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Pengertian Sistem menurut Hall (2009:6), Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan dan berfungsi dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Salah satu fungsi akuntansi adalah mencatat transaksi-transaksi yang terjadi serta pengaruhnya terhadap aktiva, utang modal,

Lebih terperinci

KAS (CASH) A. PENGERTIAN

KAS (CASH) A. PENGERTIAN KAS (CASH) A. PENGERTIAN adalah aktiva yang paling likuid, merupakan media pertukaran standard dan dasar pengukuran serta akuntansi untuk semua pos-pos lainnya. memiliki, memiliki 2 kriteria, yaitu: 1.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. informasi disajikan dalam laporan keuangan.

BAB II LANDASAN TEORI. informasi disajikan dalam laporan keuangan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Landasan Teori Akuntansi pada dasarnya merupakan sistem pengolahan informasi yang menghasilkan keluaran yang berupa informasi akuntansi. Sistem akuntansi mengajarkan sistem pengolahan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Setiap perusahaan memiliki alat tukar transaksi yang berlaku resmi di masing-masing negara perusahaan tersebut. Tanpa memiliki alat tukar transaksi, perusahaan tidak

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS FUNGSI PENERIMAAN KAS DAN PENGELUARAN KAS PADA P.T. SARANA HACHERY ABADI

SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS FUNGSI PENERIMAAN KAS DAN PENGELUARAN KAS PADA P.T. SARANA HACHERY ABADI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS FUNGSI PENERIMAAN KAS DAN PENGELUARAN KAS PADA P.T. SARANA HACHERY ABADI Nur Aisyah STIE Tri Dharma Nusantara Makassar Email : nuraisyah.se.mak@gmailcom ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Dalam melakukan suatu kegiatan, organisasi memerlukan suatu acuan untuk mengatur dan mengontrol semua aktivitas yang terjadi pada perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sistem akuntansi merupakan suatu alat yang sangat penting bagi manajemen dalam merencanakan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan organisasi perusahaan

Lebih terperinci

II.LANDASAN TEORI. terjadi demi berlangsungnya hidup perusahaan. Tanggung jawab atas keamanan aktiva perusahaan, kesalahan-kesalahan dan

II.LANDASAN TEORI. terjadi demi berlangsungnya hidup perusahaan. Tanggung jawab atas keamanan aktiva perusahaan, kesalahan-kesalahan dan 5 II.LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pengendalian Intern Berdirinya sebuah perusahaan harus disertai dengan terbentuknya manajemen yang handal dan dapat menjamin lancarnya operasional, baik itu pengamanan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. hal ini disebabkan karena para ahli meninjau pengertian dari sudut

BAB II LANDASAN TEORI. hal ini disebabkan karena para ahli meninjau pengertian dari sudut BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pengelolaan Pengelolaan diartikan sebagai suatu rangkaian pekerjaan atau usaha yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk melakukan serangkaian kerja dalam mencapai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. (2012:4) akuntansi memegang peranan penting dalam entitas karena akuntansi

BAB II LANDASAN TEORI. (2012:4) akuntansi memegang peranan penting dalam entitas karena akuntansi BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi Menurut James M. Reevee, dkk (2009:9) akuntansi dapat diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai aktivitas

Lebih terperinci

AKUNTANSI DANA KAS KECIL PADA PT. AGRONAS MANDIRI. SYEFTIARINI/ Pembimbing: Dr. Sri Supadmini

AKUNTANSI DANA KAS KECIL PADA PT. AGRONAS MANDIRI. SYEFTIARINI/ Pembimbing: Dr. Sri Supadmini AKUNTANSI DANA KAS KECIL PADA PT. AGRONAS MANDIRI SYEFTIARINI/46211993 Pembimbing: Dr. Sri Supadmini Latar Belakang Masalah Dalam suatu perusahaan yang bergerak dibidang jasa, perdagangan maupun manufaktur

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS UNTUK MENINGKATKAN PENGENDALIAN INTERN PADA BENGKEL PUMP JAYA DIESEL PEMATANGSIANTAR

ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS UNTUK MENINGKATKAN PENGENDALIAN INTERN PADA BENGKEL PUMP JAYA DIESEL PEMATANGSIANTAR ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS UNTUK MENINGKATKAN PENGENDALIAN INTERN PADA BENGKEL PUMP JAYA DIESEL PEMATANGSIANTAR Oleh: Lores Susmia S1 Akuntansi Parman Tarigan, Jubi, Ady Inrawan

Lebih terperinci

BAB II KAJUAN PUSTAKA

BAB II KAJUAN PUSTAKA BAB II KAJUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur - Menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul Sistem Akuntansi (2000:5) menyatakan bahwa: Prosedur adalah suatu kegiatan yang melibatkan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA A. Pengertian Pengendalian dan Pengawasan Intern Sebelum membicarakan unsur-unsur pengawasan

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN AKUNTANSI KAS KECIL PADA PT. PAIAN GLOBAL PERKASA

EVALUASI PENERAPAN AKUNTANSI KAS KECIL PADA PT. PAIAN GLOBAL PERKASA EVALUASI PENERAPAN AKUNTANSI KAS KECIL PADA PT. PAIAN GLOBAL PERKASA Nama : Cichi Inryani Sari Marpaung NPM : 22214398 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Dr. Syntha Noviyana, SE., MMSI Pendahuluan

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT. BINTANG REZEKI UTAMA DENGAN METODE IMPREST

PERANCANGAN APLIKASI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT. BINTANG REZEKI UTAMA DENGAN METODE IMPREST Majalah Ilmiah INTI, Volume 12, Nomor 2, Mei 217 ISSN 2339-21X PERANCANGAN APLIKASI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT. BINTANG REZEKI UTAMA DENGAN METODE IMPREST Devi Yunita Mahasiswa Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Sistem dan Definisi Sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Sistem dan Definisi Sistem BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem dan Definisi Sistem Menurut Yogianto (1995:1) yang mengutip dari Jerry Fritz Gerald dan Warren D. Stalling, pendekatan sistem yang lebih

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV. Barezky Total CV. Barezky Total adalah termasuk dalam Usaha Mikro, Kecil,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Kas, Penggolongan Kas, dan Kegunaan Kas. berfungsi sangat aktif sebagai dasar pengelola fungsi-fungsi manajemen

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Kas, Penggolongan Kas, dan Kegunaan Kas. berfungsi sangat aktif sebagai dasar pengelola fungsi-fungsi manajemen BAB II LANDASAN TEORITIS A. Kas, Penggolongan Kas, dan Kegunaan Kas 1. Pengertian Kas Kas merupakan suatu bagian yang penting dalam perusahaan. Tanpa adanya kas maka tidak ada laporan keuangan. Didalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan menurut Kasmir (2012:7), laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.

Lebih terperinci

Kas: adalah alat pembayaran yang sah, memiliki 2 kriteria, yaitu:

Kas: adalah alat pembayaran yang sah, memiliki 2 kriteria, yaitu: Kas: adalah alat pembayaran yang sah, memiliki 2 kriteria, yaitu: 1. Tersedia; berarti kas harus adadandimilikisertadapat digunakan sehari-hari sebagai alat pembayaran untuk kepentingan perusahaan 2. Bebas;

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut. Definisi ini mengandung dua pengertian, yakni:

BAB 2 LANDASAN TEORI. tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut. Definisi ini mengandung dua pengertian, yakni: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Akuntansi American Accounting Association mendefinisikan akuntansi sebagai:..proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan

Lebih terperinci

APLIKASI KAS KECIL MENGGUNAKAN MICROSOFT VISUAL BASIC GUNA MENINGKATKAN AKUNTANBILITAS PERUSAHAAN. Oleh : Nana Suarna Dosen di STMIK IKMI Cirebon

APLIKASI KAS KECIL MENGGUNAKAN MICROSOFT VISUAL BASIC GUNA MENINGKATKAN AKUNTANBILITAS PERUSAHAAN. Oleh : Nana Suarna Dosen di STMIK IKMI Cirebon APLIKASI KAS KECIL MENGGUNAKAN MICROSOFT VISUAL BASIC GUNA MENINGKATKAN AKUNTANBILITAS PERUSAHAAN Oleh : Nana Suarna Dosen di STMIK IKMI Cirebon Abstrak Sebuah sistem merupakan suatu kesatuan yang terdiri

Lebih terperinci

DANA KAS KECIL. Kamis Oleh: Aning Drastari (09) Putri Ekasari (10)

DANA KAS KECIL. Kamis Oleh: Aning Drastari (09) Putri Ekasari (10) DANA KAS KECIL Kamis 10-12 Oleh: Aning Drastari (09) Putri Ekasari (10) MENGELOLA ADMINISTRASI DANA KAS KECIL Pengertian Kas kas adalah alat pembayaran tunai yang setiap saat dapat digunakan untuk membiayai

Lebih terperinci

Analisis Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Pada PT. BPR PMU

Analisis Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Pada PT. BPR PMU Analisis Sistem Akuntansi Pengeluaran Pada PT. BPR PMU Nopi Kusmiyati Program Studi Akuntansi STIE STEMBI, nopi.kusmiyati@yahoo.co.id Abstrak Tujuan_ Dengan adanya suatu sistem dan prosedur akuntansi pengeluaran

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT KURNIA MULIA CITRA LESTARI IV. 1. PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN AUDIT

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT KURNIA MULIA CITRA LESTARI IV. 1. PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN AUDIT BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT KURNIA MULIA CITRA LESTARI IV. 1. PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN AUDIT Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan. Sistem berasal dari bahasa yunani system yang artinya adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan. Sistem berasal dari bahasa yunani system yang artinya adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2001:1), menyatakan bahwa sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya yang berfungsi bersama-sama

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Prosedur 2.1.1.1 Pengertian Prosedur Dalam melakukan suatu kegiatan, organisasi memerlukan suatu acuan untuk mengatur dan mengontrol

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA 22 BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA A. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Kas Pengertian Kas Dalam bahasa sehari-hari

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS (Studi pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KP-RI) Harapan Plumpang - Tuban)

EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS (Studi pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KP-RI) Harapan Plumpang - Tuban) EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS (Studi pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KP-RI) Harapan Plumpang - Tuban) ANIS YULIATI Drs. Muhammad Saifi, M.Si Nila Firdausi Nuzula, S.Sos,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Ada beberapa pengertian sistem menurut para ahli melalui bukunya, yaitu disebutkan dibawah ini. Sistem menurut Krismiaji (2010:1) Sistem merupakan rangkaian komponen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori 1. Pengertian Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu memberikan yang bermanfaat bagi para pemakainya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi bahwa, Undang Undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian menyatakan Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

ASSETS = LIABILITIES + EQUITY

ASSETS = LIABILITIES + EQUITY PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI (ACCOUNTING EQUATION ) Bentuk Persamaan Dasar Akuntansi Setiap perusahaan pasti memiliki harta (aktiva/asset), yang terdiri dari harta bergerak dan tidak bergerak, harta berwujud

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Pengertian Bank berdasarkan pasal 1 UU No.10 tahun 1998 tentang Perbankan menyatakan bahwa: Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut James A Hall, menjelaskan sistem adalah sekelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang berhubungan untuk melayani tujuan umum (Hall 2013).

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. saling berhubungan dan berfungsi dengan tujuan yang sama. dikordinasikan sedemikian rupa untuk melaksanakan suatu fungsi demi

BAB II LANDASAN TEORI. saling berhubungan dan berfungsi dengan tujuan yang sama. dikordinasikan sedemikian rupa untuk melaksanakan suatu fungsi demi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Pengertian sistem menurut Hall ( 2011 : 6 ), Sistem adalah kelompok kelompok dari dua atau lebih komponenatau subsistem yang saling berhubungan dan berfungsi

Lebih terperinci

Bab XII Proses Transaksi Akuntansi

Bab XII Proses Transaksi Akuntansi Bab XII Proses Transaksi Akuntansi Sinopsis: Bab ini menyediakan pengetahuan dan keterampilan tentang akuntansi dasar; beberapa konsep mengenai keuangan dan akuntansi seperti cek, giro, bilyet, cek perjalanan,

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Prosedur 1.

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Prosedur 1. 22 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori 3.1.1 Pengertian Prosedur Di dalam kehidupan sehari-hari sering terdapat aspek pengaturan dan pengorganisasian dari berbagai prosedur sedemikian rupa untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Menurut Krismiadji (2002;4) suatu sistem informasi akuntansi sering disebut juga sebagai sistem informasi adalah suatu kombinasi dari personalia, catatan-catatan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI tentang perbankan, adalah sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI tentang perbankan, adalah sebagai berikut : BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian, Fungsi dan Jenis Bank 2.1.1 Pengertian Bank Pengertian bank menurut pasal 1 Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang perbankan, adalah sebagai berikut : Bank adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan.

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Akuntansi Pengertian sistem akuntansi (Mulyadi:2010) adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi dan Prosedur 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi Informasi suatu perusahaan, terutama informasi keuangan dibutuhkan oleh pihak ekstern dan intern.

Lebih terperinci

BAB II BAB II KAJIAN PUSTAKA. biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departement atau lebih,

BAB II BAB II KAJIAN PUSTAKA. biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departement atau lebih, BAB II BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Prosedur Menurut Mulyadi (2010:5) prosedur adalah suatu kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departement

Lebih terperinci

PENERAPAN SISTEM PENGELUARAN KAS PADA RUMAH SAKIT SRI PAMELA

PENERAPAN SISTEM PENGELUARAN KAS PADA RUMAH SAKIT SRI PAMELA PENERAPAN SISTEM PENGELUARAN KAS PADA RUMAH SAKIT SRI PAMELA Muhammad Sofyan, SE STIE Bina Karya Tebing Tinggi ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem pengeluaran kas pada Rumah Sakit

Lebih terperinci

Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com

Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com Kas : Uang tunai yang paling likuid sehingga pos ini biasanya ditempatkan pada urutan teratas dari aset. Yang termasuk dalam kas adalah : o o Uang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Pengertian sistem Pada dasarnya sistem digunakan untuk menangani suatu permasalahan atau pekerjaan agar mencapai tujuan perusahaan. Dalam melaksanakan

Lebih terperinci

Materi 2: INTERNAL CONTROL & CASH. Dosen: Afifudin, SE., M.SA., Ak.

Materi 2: INTERNAL CONTROL & CASH. Dosen: Afifudin, SE., M.SA., Ak. Materi 2: INTERNAL CONTROL & CASH Dosen: Afifudin, SE., M.SA., Ak. 3/1/2017 TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menggambarkan sistem pengendalian internal 2. Menggambarkan sifat dasar dari kas dan pentingnya kontrol

Lebih terperinci

ekonomi Sesi PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI A. AKUN a. Akun Riil

ekonomi Sesi PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI A. AKUN a. Akun Riil ekonomi KELAS XII IPS - KURIKULUM 2013 04 Sesi PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI A. AKUN Persamaan akuntansi merupakan hal yang paling mendasar dari struktur akuntansi karena pencatatan transaksi hingga berbentuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Sistem Dalam kehidupan sehari-hari orang sering menyamankan makna istilah sistem dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti penempatan atau mengatur.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas 2.1.1. Definisi Sistem Akuntansi Setiap sistem terdiri dari struktur dan proses. Struktur sistem merupakan unsur-unsur yang membentuk sistem sistem

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak di luar perusahaan,

BAB II LANDASAN TEORI. berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak di luar perusahaan, 5 BAB II LANDASAN TEORI Informasi dari suatu perusahaan, terutama informasi keuangan, di butuhkan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak di luar perusahaan, seperti kreditur, calon

Lebih terperinci

PENGENDALIAN INTERN DAN AKUNTANSI UNTUK KAS

PENGENDALIAN INTERN DAN AKUNTANSI UNTUK KAS PENGENDALIAN INTERN DAN AKUNTANSI UNTUK KAS 1. PENGERTIAN KAS merupakan aktiva/asset perusahaan yang paling likuid dan paling rentan terjadi penyelewengan, penipuan dan pencurian ( Slamet sugiri, 2009

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Bidang pelaksanaan Kuliah Kerja Praktek yang dilaksanakan selama satu bulan di mulai tanggal 15 Juli 15 Agustus 2013

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. atau penghasilan bruto sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak yang terutang

BAB II KAJIAN TEORI. atau penghasilan bruto sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak yang terutang BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Metode Pencatatan 2.1.1 Pengertian dan Metode Pencatatan Pencatatan yaitu pengumpulan data secara teratur tentang peredaran bruto atau penghasilan bruto sebagai dasar untuk menghitung

Lebih terperinci

a. Bagian akuntansi personilnya dari lulusan akuntasi minimal D3. Penerapan struktur pengendalian intern tersebut kemudian akan di

a. Bagian akuntansi personilnya dari lulusan akuntasi minimal D3. Penerapan struktur pengendalian intern tersebut kemudian akan di a. Bagian akuntansi personilnya dari lulusan akuntasi minimal D3. b. Manajer akunting dijabat oleh karyawan yang telah berpengalaman dalam bidangnya selama min. 3 tahun dan berpendidikan minimal S1 akuntansi.

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Pada pelaksanaan kerja praktek ini, penulis ditempatkan pada bagian akuntansi. Dalam pelaksanaan kerja praktek tersebut, penulis diberikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses kegiatan pencatatan akuntansi yang memberikan informasi mengenai perkembangan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Akuntansi 1. Pengertian Sistem Akuntansi Pendekatan sistem memberikan banyak manfaat dalam memahami lingkungan kita. Pendekatan sistem berusaha menjelaskan sesuatu dipandang

Lebih terperinci

Sistem Pengendalian Internal Kas Pada PT. Pos Indonesia (Persero)

Sistem Pengendalian Internal Kas Pada PT. Pos Indonesia (Persero) Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-08 Sistem Pengendalian Internal Kas Pada PT. Pos

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Sistem Untuk mencapai tujuan suatu perusahaan dibutuhkan suatu sistem akuntansi yang dapat membantu perusahaan dalam mengelola sumber data keuangannya. Namun sebelum

Lebih terperinci